126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem sarafnataliaayp
1. Dokumen tersebut membahas pengelompokan obat-obat sistem pencernaan dan sistem saraf berdasarkan cara kerja dan contohnya.
2. Juga dijelaskan mekanisme kerja, indikasi, efek samping dari beberapa jenis obat anestetik, hipnotik, sedative, dan psikofarmaka.
3. Informasi penting lainnya adalah persyaratan obat anestetik lokal dan obat hipnotik serta sedative.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Obat-obat yang bekerja pada saluran pencernaan dibahas, termasuk yang bekerja pada mulut, lambung, dan usus besar. Jenis obat seperti stimulan nafsu makan, antidiare, emetik, dan antasida dijelaskan beserta contoh dan mekanisme kerjanya.
126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem sarafnataliaayp
1. Dokumen tersebut membahas pengelompokan obat-obat sistem pencernaan dan sistem saraf berdasarkan cara kerja dan contohnya.
2. Juga dijelaskan mekanisme kerja, indikasi, efek samping dari beberapa jenis obat anestetik, hipnotik, sedative, dan psikofarmaka.
3. Informasi penting lainnya adalah persyaratan obat anestetik lokal dan obat hipnotik serta sedative.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Obat-obat yang bekerja pada saluran pencernaan dibahas, termasuk yang bekerja pada mulut, lambung, dan usus besar. Jenis obat seperti stimulan nafsu makan, antidiare, emetik, dan antasida dijelaskan beserta contoh dan mekanisme kerjanya.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis obat sistem pencernaan seperti obat ulkus dan gastritis, anti spasmodika, obat diare, digestan, dan obat pencahar beserta indikasi, kontraindikasi, dosis, dan efek sampingnya."
Sistem pencernaan dan obat obat sistem pencernaanMina Audina
Dokumen tersebut membahas tentang sistem pencernaan dan berbagai gangguan yang dapat terjadi pada sistem pencernaan manusia beserta penjelasan mengenai beberapa jenis obat-obatan untuk menangani gangguan tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, penggolongan, dan contoh obat-obat yang digunakan untuk mengobati diare. Obat-obat tersebut dikelompokkan menjadi kemoterapi, obstipansia, spasmolitik, dan adsorben. Contoh obat yang dibahas meliputi loperamid, atropin, tanin, karbon aktif, dan pectin beserta cara kerja masing-masing.
Lambung berfungsi untuk mencampur dan mengosongkan makanan serta melindungi dinding lambung. Gerakannya terdiri dari peristaltik dan pencampuran. Faktor seperti kepenuhan lambung dan hormon gastrin dapat mempengaruhi pengosongannya. Lambung menghasilkan getah yang mengandung asam klorida dan enzim pepsin untuk mencerna makanan, serta melindungi dirinya dengan mukus. Gangguan seperti gastritis dan ulkus pe
Dokumen tersebut membahas faktor-faktor fisiologis yang mempengaruhi absorpsi obat di saluran pencernaan, termasuk komponen dan sifat cairan GI, kosongnya lambung, transit usus, aliran darah, usia, dan kondisi penyakit. Faktor-faktor ini dapat mempengaruhi kecepatan disolusi, transport, dan serapan obat.
Dokumen tersebut membahas tentang pengobatan berbagai gangguan sistem pencernaan seperti gastritis, tukak lambung, dispepsia, dan diare. Secara garis besar dibahas tentang definisi, patofisiologi, gejala, diagnosa, dan pengobatan gangguan-gangguan tersebut.
1. Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi bakteri H. pylori, konsumsi obat antiinflamasi, alkohol, dan stres.
2. Ulkus peptikum merupakan luka pada lambung atau duodenum yang disebabkan oleh interaksi antara faktor agresif seperti asam dan pepsin dengan melemahnya pertahanan mukosa.
3. Faktor risiko utama ulkus pe
Dokumen tersebut membahas tentang saluran pencernaan dan mekanisme kerja obat-obatan yang berkaitan dengan saluran pencernaan, khususnya lambung. Secara singkat, dibahas tentang hiperasiditas lambung, penyebabnya, dan kelompok obat-obatan yang digunakan untuk mengobati hiperasiditas lambung seperti antasida, antagonis reseptor H2, dan pompa proton inhibitor serta mekanisme kerja masing-masing obat tersebut.
Ulkus peptikum adalah kerusakan mukosa lambung dan duodenum akibat asam lambung. Terdapat 4 jenis ulkus gaster berdasarkan lokasi. Faktor risiko termasuk infeksi H. pylori, NSAIDs, merokok, dan alkohol. Diagnosis didasarkan pada gejala dan hasil endoskopi. Pengobatan meliputi diet, obat netralisir asam dan proteksi mukosa, serta operasi untuk komplikasi atau gagal pengobatan.
Dokumen tersebut membahas tentang obat sistem pencernaan yang bekerja pada sistem gastrointestinal, termasuk klasifikasi obat sistem pencernaan, pengobatan ulkus peptikum, mekanisme kerja berbagai golongan obat untuk pengobatan ulkus seperti antasida, antagonis H2, penghambat pompa proton, analog prostaglandin, sukralfat, dan khelat bismut, serta pengobatan gangguan lain seperti anti emetik dan antidiare.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis obat sistem pencernaan seperti obat ulkus dan gastritis, anti spasmodika, obat diare, digestan, dan obat pencahar beserta indikasi, kontraindikasi, dosis, dan efek sampingnya."
Sistem pencernaan dan obat obat sistem pencernaanMina Audina
Dokumen tersebut membahas tentang sistem pencernaan dan berbagai gangguan yang dapat terjadi pada sistem pencernaan manusia beserta penjelasan mengenai beberapa jenis obat-obatan untuk menangani gangguan tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, penggolongan, dan contoh obat-obat yang digunakan untuk mengobati diare. Obat-obat tersebut dikelompokkan menjadi kemoterapi, obstipansia, spasmolitik, dan adsorben. Contoh obat yang dibahas meliputi loperamid, atropin, tanin, karbon aktif, dan pectin beserta cara kerja masing-masing.
Lambung berfungsi untuk mencampur dan mengosongkan makanan serta melindungi dinding lambung. Gerakannya terdiri dari peristaltik dan pencampuran. Faktor seperti kepenuhan lambung dan hormon gastrin dapat mempengaruhi pengosongannya. Lambung menghasilkan getah yang mengandung asam klorida dan enzim pepsin untuk mencerna makanan, serta melindungi dirinya dengan mukus. Gangguan seperti gastritis dan ulkus pe
Dokumen tersebut membahas faktor-faktor fisiologis yang mempengaruhi absorpsi obat di saluran pencernaan, termasuk komponen dan sifat cairan GI, kosongnya lambung, transit usus, aliran darah, usia, dan kondisi penyakit. Faktor-faktor ini dapat mempengaruhi kecepatan disolusi, transport, dan serapan obat.
Dokumen tersebut membahas tentang pengobatan berbagai gangguan sistem pencernaan seperti gastritis, tukak lambung, dispepsia, dan diare. Secara garis besar dibahas tentang definisi, patofisiologi, gejala, diagnosa, dan pengobatan gangguan-gangguan tersebut.
1. Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi bakteri H. pylori, konsumsi obat antiinflamasi, alkohol, dan stres.
2. Ulkus peptikum merupakan luka pada lambung atau duodenum yang disebabkan oleh interaksi antara faktor agresif seperti asam dan pepsin dengan melemahnya pertahanan mukosa.
3. Faktor risiko utama ulkus pe
Dokumen tersebut membahas tentang saluran pencernaan dan mekanisme kerja obat-obatan yang berkaitan dengan saluran pencernaan, khususnya lambung. Secara singkat, dibahas tentang hiperasiditas lambung, penyebabnya, dan kelompok obat-obatan yang digunakan untuk mengobati hiperasiditas lambung seperti antasida, antagonis reseptor H2, dan pompa proton inhibitor serta mekanisme kerja masing-masing obat tersebut.
Ulkus peptikum adalah kerusakan mukosa lambung dan duodenum akibat asam lambung. Terdapat 4 jenis ulkus gaster berdasarkan lokasi. Faktor risiko termasuk infeksi H. pylori, NSAIDs, merokok, dan alkohol. Diagnosis didasarkan pada gejala dan hasil endoskopi. Pengobatan meliputi diet, obat netralisir asam dan proteksi mukosa, serta operasi untuk komplikasi atau gagal pengobatan.
Dokumen tersebut membahas tentang obat sistem pencernaan yang bekerja pada sistem gastrointestinal, termasuk klasifikasi obat sistem pencernaan, pengobatan ulkus peptikum, mekanisme kerja berbagai golongan obat untuk pengobatan ulkus seperti antasida, antagonis H2, penghambat pompa proton, analog prostaglandin, sukralfat, dan khelat bismut, serta pengobatan gangguan lain seperti anti emetik dan antidiare.
Dokumen tersebut membahas tentang penghambat pompa proton (PPI) dan antihistamin. PPI bekerja dengan menghambat enzim pompa proton pada sel parietal lambung untuk menghambat sekresi asam lambung, sedangkan antihistamin bekerja dengan menghambat reseptor histamin. Dokumen ini juga menjelaskan mekanisme kerja, indikasi, efek samping, dan interaksi obat dari beberapa jenis PPI seperti omeprazol, ranitidin,
Dokumen tersebut membahas tentang farmakologi sistem pencernaan, termasuk obat-obat yang bekerja pada lambung dan usus besar. Dibahas mengenai mekanisme kerja dan penggunaan klinis antagonis H2-reseptor, proton pump inhibitor, dan antasida dalam pengobatan ulkus peptik dan refluks esofagus. Juga dibahas mengenai obat-obat yang bekerja pada usus besar untuk mengobati konstipasi dan diare.
Pantoprazole IV memberikan alternatif terapi bagi pasien yang tidak dapat mengonsumsi obat secara oral. Pantoprazole IV memiliki interaksi obat paling minimal dibandingkan PPI lain dan aman digunakan untuk ibu hamil kategori B.
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit dispepsia (dyspepsia), yang merupakan keluhan perut atas berupa nyeri, mual, dan mudah kenyang. Dibahas pula penyebab, gejala, pemeriksaan, dan penatalaksanaannya secara farmakologis dan non-farmokologis.
Tiga penyakit sistem pencernaan yang dijelaskan dalam dokumen tersebut adalah gastritis (peradangan lambung), gastroenteritis (peradangan saluran pencernaan), dan hemoroid (pelebaran pembuluh darah di sekitar anus). Dokumen juga menjelaskan penyebab, gejala, dan pengobatan untuk ketiga penyakit tersebut.
3. Gaster/ Lambung
• Ditutupi di bagian dalam oleh lapisan mukosa
(Selaput lendir), untuk :
– 1. Absorpsi : penyerapan
– 2. Sekresi : pengeluaran larutan (enzim), mukus
(lendir)
– 3. proteksi : perlindungan
Lapisan otot polos utk motilitas (gerakan
memeras/mendorong = peristaltik).
Diatur oleh persarafan simpatis dan parasimpatis
(vagus)
4. Keluhan saluran cerna :
Disfagia
Nyeri dada
Nyeri /rasa panas epigastrium
Kembung
Nausea/mual Sindroma dispepsia
Vomitus/muntah
Cepat kenyang
Colic,mules
Diare
Melena
Hematokezia
konstipasi
5. 5
DISPEPSIA
istilah untuk suatu sindroma/kumpulan dari
beberapa gejala/keluhan, berupa:
– Nyeri di daerah ulu hati (epigastrium)
– Rasa panas di epigastrium
– Rasa tidak nyaman (discomfort) di epigastrium
– Kembung
– Mual – muntah
– Rasa cepat kenyang/perut terasa cepat
penuh/begah
– Rasa seperti menyesak dari ulu hati ke atas
7. 7
Keluhan2 di atas tidak harus ada
semuanya pada seorang pasien
Sindroma Dispepsia
Keluhan bisa episodik atau
menetap
Awam : bila ada keluhan spt di atas
diasumsikan Sakit Maag
Ringan berat RS
22. Gastritis Akut
Stress
Merangsang
saraf simpatis
N.Vagus
Mual,Muntah,
Anoreksia
NYERI
Iritasi lambung
Produksi HCl
meningkat
Perdarahan
(melena,
Hematemesis)
Kerusakan
vaskular
Respon
lambung
aksfollasi, erosi
sel
Vasodilatasi
mukosa
Produksi mukus
berkurang
Iritasi sel epitel
kolumner gaster
Makanan
pedas,asam,alk
ohol,obat
Gastritis kronis
Respon radang
kronis
Desquamasi sel
Menyerang
fundus gaster
Helicobacter
pylory
23. Pemeriksaan Fisik
Disfagia
Penurunan Berat Badan (weight loss),
Bukti perdarahan saluran cerna (hematemesis, melena,
hematochezia, anemia defisiensi besi,atau fecal occult
blood )
Tanda obstruksi saluran cerna atas (muntah, cepat
penuh).
23
24. Pemeriksaan diagnostik
Nilai haemoglobin dan hematokrit untuk menentukan
adanya anemia akibat perdarahan.
Kadar serum gastrin rendah atau normal, atau meninggi
pada gastritis kronik yang berat.
Pemeriksaan rontgen dengan sinar X barium untuk
melihat kelainan mukosa lambung.
Endoskopi dengan menggunakan gastrocopy untuk
melihat kelainan mukosa lambung.
Pemeriksaan asam lambung untuk mengetahui ada atau
tidak peningkatan asam lambung
24
25. 25
PENATALAKSANAAN
NON MEDIKAMENTOSA
Hindari makanan/minum sbg pencetus,
makanan merangsang spt:
– Pedas
– Asam
– tinggi lemak
– mengandung gas
– Kopi
– alkohol dll
Bila muntah hebat, jgn makan dulu
Makan teratur, tidak berlebihan, porsi kecil tapi
sering
Hindari stress
olah raga
26. 26
Terapi Medikamentosa
ANTACIDA :
– penetralisir faktor asam sesaat, pe nyeri sesaat
– Paling umum digunakan
– Study metaanalisis manfaat (-), efektifitas =
plasebo
Penyekat H2 reseptor: pesekresi asam
lambung
– Telah umum juga dikonsumsi
– Study : manfaat 20% diatas plasebo
– Generik : cimetidin, ranitidin, famotidin
27. 27
Penghambat pompa proton /
proton pump inhibitor (PPI)
menghambat produksi asam
lambung :
–Paling efektif dan superior dlm
menghambat produksi asam lambung
–omeprazol, lansoprazol, pantoprazol,
rabeprazol, esomeprazol
–mahal
31. Pendidikan Kesehatan
Makan dengan porsi sedikit tapi sering.
Jika pasien merasa lapar, jangan
langsung minum – minuman yang
mengandung kafein seperti teh, tapi
digantikan dengan air putih hangat.
Bila maag kambuh karena terlambat
makan, jangan langsung makan –
makanan berat misalnya nasi, tapi
digantikan dengan makanan ringan seperti
crackers. 31
32. Makan secara benar, hindari makan –
makanan yang dapat mengiritasi terutama
makanan yang pedas dan asam
Makan dengan jumlah yang cukup, pada
waktunya dan lakukan dengan santai.
Mengunyah makanan sampai benar –
benar lumat.
Minum air putih yang banyak atau dapat
digantikan dengan minuman ber-ion.
Meminum obat sesuai dengan anjuran
dokter.
32
33. Menjaga kebersihan lingkungan seperti
alat – alat makan, tempat tidur,dll.
Hindari untuk meminum alkohol,karena
alkohol dapat mengiritasi dan mengikis
lapisan mukosa dalam lambung serta
dapat mengakibatkan peradangan dan
perdarahan.
Hindari untuk merokok, karena dapat
mengganggu kerja lapisan pelindung
lambung
33
34. Lakukan olahraga secara teratur, misalnya
senam aerobik dapat menstimulasi
aktivitas otot usus sehingga membantu
mengeluarkan limbah makanan dari usus
secara lebih cepat.
Menghindari pemakaian aspirin saat
merasa tidak enak badan, digantikan
dengan istirahat yang cukup.
Hindari pemakaian obat gabungan, untuk
mengurangi efek negatif obat.
34