SlideShare a Scribd company logo
Gangguan Pendengaran
Akibat Kerja
Oleh: Daniel Ivan Sembiring
Pembimbing : dr. Ismiralda Siregar, M. Kes
Latar Belakang
Masalah kondisi lingkungan kerja kurang mendapat
perhatian bahkan dilupakan, seperti risiko jam kerja
yang panjang dan tidak teratur, pekerjaan fisik yang
berat, kebisingan, pencahayaan yang kurang akan
menimbulkan ketidak nyamanan untuk bekerja.
Nilai Ambang Batas (NAB) berdasar Keputusan
Menteri Tenaga Kerja No.Kep.51/Men/1999 adalah
85 dB untuk waktu pemaparan 8 jam sehari dan 40
jam seminggu.
Tuli akibat bising merupakan jenis ketulian
sensorineural akibat kerusakan reseptor
pendengaran Corti pada telinga dalam
Anatomi Telinga Dalam
Fisiologi Pendengaran
Gangguan Pendengaran Akibat Bising Kerja
Definisi
Etiologi
Pathogenesis
Gejala Klinis dan Diagnosis
Penatalaksanaan dan Prognosis
Pencegahan ( Hearing Conservation Program)
Topik Bahasan
Anatomi Telinga
Kerusakan organ :
Organ Corti , membrane,
stereocilia, haircell,
Subceluler organ , stria
vascularis
Fisiologi Pendengaran
Defenisi
Bising adalah suara atau bunyi yang
mengganggu atau tidak dikehendaki
yang dapat menurunkan pendengaran
baik secara kualitatif ( peninggkatan
ambang pendengaran) maupun
secara kualitatif (penyempitan
spectrum pendengaran), berkaitan
dengan factor intensitas, frekuensi,
durasi, dan pola waktu.
Cacat pendengaran akibat kerja ( occupational
deafness / noise induced hearing loss )
Hilangnya sebagian atau seluruh pendengaran seseorang
yang bersifat permanen, mengenai satu atau kedua
telinga yang disebabkan oleh bising terus menerus
dilingkungan tempat kerja. Dalam lingkungan industri,
semakin tinggi intensitas kebisingan dan semakin lama
waktu pemaparan kebisingan yang dialami oleh para
pekerja, semakin berat gangguan pendengaran yang
ditimbulkan pada para pekerja tersebut
Etiologi
1. Intensitas kebisingan
2. Frekuensi kebisingan
3. Lamanya waktu pemaparan bising
4. Kerentanan individu
5. Jenis kelamin
6. Usia
7. Kelainan di telinga tengah
Intensitas dan waktu paparan bising yang
diperkenankan
Noise Intensity
(dBA)
Duration limit
per day ( hour
)
80
82
85
88
91
94
97
100
24
16
8
4
2
1
½
¼
Respon Terhadap Bising
1. Adaptasi
Bila telinga terpapar oleh kebisingan mula-mula telinga akan merasa terganggu
oleh kebisingan tersebut, tetapi lama-kelamaan telinga tidak merasa terganggu
lagi karena suara terasa tidak begitu keras seperti pada awal pemaparan.
2. Peningkatan Ambang Dengar Sementara
Terjadi kenaikan ambang pendengaran sementara yang secara
perlahanlahan akan kembali seperti semula. Keadaan ini berlangsung
beberapa menit sampai beberapa jam bahkan sampai beberapa
minggu setelah pemaparan
3. Peningkatan Ambang Dengar Menetap
Kenaikan terjadi setelah seseorang cukup lama terpapar kebisingan,
terutama terjadi pada frekwensi 4000 Hz. Gangguan ini paling banyak
ditemukan dan bersifat permanen, tidak dapat disembuhkan .
 Sel rambut koklea yang rusakSel rambut koklea yang rusak
 sel rambut koklea normalsel rambut koklea normal
Patogenesis
Gejala Klinis
• Bersifat sensorineural
• Hampir selalu bilateral
• Jarang menyebabkan tuli derajat sangat berat ( profound
hearing loss ) Derajat ketulian berkisar antara 40 s/d 75
dB.
• Apabila paparan bising dihentikan, tidak dijumpai lagi
penurunan pendengaran yang signifikan.
• Kerusakan telinga dalam mula-mula terjadi pada
frekwensi 3000, 4000 dan 6000 Hz, dimana kerusakan
yang paling berat terjadi pada frekwensi 4000 Hz.
• Dengan paparan bising yang konstan, ketulian pada
frekwensi 3000, 4000 dan 6000 Hz akan mencapai
tingkat yang maksimal dalam 10 – 15 tahun.
Diagnosa
Noise Induced Temporary Threshold Shift ( NITTS )
Noise Induced Permanent Threshold Shift ( NIPTS )
Faktor-Faktor yang Dapat Mempeburuk
1. Riwayat timbulnya ketulian dan progresifitasnya.
2. Riwayat pekerjaan, jenis pekerjaan dan lamanya bekerja.
3. Riwayat penggunaan proteksi pendengaran.
4. Meneliti bising di tempat kerja, untuk menentukan
intensitas dan durasi bising yang menyebabkan ketulian.
5. Hasil pemeriksaan audiometri sebelum kerja dan berkala
selama kerja. Pentingnya mengetahui tingkat
pendengaran awal para pekerja dengan melakukan
pemeriksaan audiometri sebelum bekerja adalah bila
audiogram menunjukkan ketulian, maka dapat
diperkirakan berkurangnya pendengaran tersebut akibat
kebisingan di tempat kerja.
6. Identifikasi penyebab untuk menyingkirkan penyebab
ketulian non industrial seperti riwayat penggunaan obat-
obat ototoksik atau riwayat penyakit sebelumnya.
Pemeriksaan Fisik
• Otoskop : Tidak terdapat gangguan pada telinga luar dan
telinga tengah
• Tes Garputala :
Rinne Test : Positif
Weber Test : Lateralisasi Ke telinga yang lebih baik
Schwabach Test : Memendek
Kesan : Tuli Sensorineural
Pemeriksaan Audiologi Khusus
• Audiometri : Tuli Sensorineural dengan takik khas di
frekuensi 4000 Hz atau gambaran sesuai usia,
perbandingan dengan tahun sebelumnya positif
• Pemeriksaan lain : SISI ( Short Increment
Sensitivity Index ), ABLB ( Alternate Binaural
Loudness Balance )
Penatalaksanaan
• Tuli bersifat Irreversibel
• Bila Kesulitan berkomunikasi >> Alat Bantu Dengar (ABD)
• Bila tidak dapat berkomunikasi lagi >> Psikoterapi, lip
reading, auditory training, bahasa isyarat.
Macam Alat Bantu Dengar
Behind The ear In the Ear
In the Canal Completely in the canal
Hearing conservation program
(HCP)
A. Survey Paparan Kebisingan
B. Pengukuran Audiometri Berkala
C. Pengendalian Kebisingan
D. Pelindung Pendengaran
E. Pendidikan Pekerja
F. Pencatatan dan Evaluasi
Personal Protective Equipment
• Earplugs
• Earmuffs
• Helmet
KESIMPULAN
Gangguan pendengaran akibat bising (noise induced
hearing loss) adalah penurunan pendengaran atau tuli
akibat bising yang melebihi nilai ambang batas (NAB)
dilingkungan kerja. Faktor resiko yang berpengaruh pada
derajat parahnya ketulian ialah intesitas bising, frekuensi,
lama pajanan perhari, masa kerja, kepekaan individu,
umur dan faktor lain yang dapat menimbulkan ketulian
berdasarkan hal tersebut dapat dimengerti bahwa jumlah
pajanan energy bising yang diterima akan sebanding
dengan kerusakan yang didapat. Secara klinis pajanan
bising pada organ pendengaran dapat menimbulkan
reaksi adaptasi, peningkatan ambang dengar sementara
(temporary threshold shift) dan peningkatan ambang
dengar menetap ( permanent threshold shift).
KESIMPULAN
Penurunan pendengaran akibat bising bersifat
permanen/irreversible tidak dapat disembuhkan sehingga
tidak dapat diobati dengan terapi medikamentosa. Yang
dapat dilakukan adalah mencegah perburukan penurunan
pendengaran dengan hearing conservation program
(HCP) yaitu dengan cara pengukuran kebisingan
(monitoring), mengurangi faktor resiko kebisingan,
pengukuran audiometri secara berkala, pengendalian
kebisingan, pendidikan pekerja, dan pencatatan untuk
menghindari terjadinya NIHL. Data penelitian
menunjukkan bahwa ada penurunan signifikan pada
angka kejadian NIHL yang diintervensi dengan perilaku
pencegahan.
Gangguan pendengaran

More Related Content

What's hot

Kuliah otologi (1)
Kuliah otologi (1)Kuliah otologi (1)
Kuliah otologi (1)
fikri asyura
 
Cara pembacaan audiometri
Cara pembacaan audiometriCara pembacaan audiometri
Cara pembacaan audiometri
Andi Kristian
 
AUDIOMETRI, dr. Shanti Puji Lestari, Sp.Ok.pptx
AUDIOMETRI, dr. Shanti Puji Lestari, Sp.Ok.pptxAUDIOMETRI, dr. Shanti Puji Lestari, Sp.Ok.pptx
AUDIOMETRI, dr. Shanti Puji Lestari, Sp.Ok.pptx
dyaekakartika
 
Otitis Media Akut
Otitis Media AkutOtitis Media Akut
Otitis Media Akut
Sri Handawati
 
1. faring
1. faring1. faring
1. faring
fikri asyura
 
Dasar dasar nyeri akut, neuropatik dan kronik
Dasar dasar nyeri akut, neuropatik dan kronik Dasar dasar nyeri akut, neuropatik dan kronik
Dasar dasar nyeri akut, neuropatik dan kronik
Department of Anesthesiology, Faculty of Medicine Hasanuddin University
 
Konsep Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1
Konsep Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1Konsep Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1
Konsep Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1
Fhyter DrifacHy DrimeTana
 
variasi nervus laryngeus
variasi nervus laryngeus variasi nervus laryngeus
variasi nervus laryngeus
Antox Utomo
 
tehnik operasi tiroidektomi
tehnik operasi tiroidektomitehnik operasi tiroidektomi
tehnik operasi tiroidektomi
boby-nugroho
 
Makalah spirometri
Makalah spirometriMakalah spirometri
Makalah spirometri
Yabniel Lit Jingga
 
ANATOMI SISTEM RESPIRASI
ANATOMI SISTEM RESPIRASIANATOMI SISTEM RESPIRASI
ANATOMI SISTEM RESPIRASI
Muhammad Khoirul Zed
 
Nyeri pinggang bawah
Nyeri pinggang bawahNyeri pinggang bawah
Nyeri pinggang bawah
regiregene
 
Miastenia Gravis
Miastenia GravisMiastenia Gravis
Bioakustik
BioakustikBioakustik
Penghidu donna
Penghidu donnaPenghidu donna
Penghidu donna
Donna Potter
 
Tanatologi
TanatologiTanatologi
Pemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan
Pemeriksaan Telinga, Hidung dan TenggorokanPemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan
Pemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan
pjj_kemenkes
 

What's hot (20)

Kuliah otologi (1)
Kuliah otologi (1)Kuliah otologi (1)
Kuliah otologi (1)
 
Pe adult
Pe adultPe adult
Pe adult
 
Cara pembacaan audiometri
Cara pembacaan audiometriCara pembacaan audiometri
Cara pembacaan audiometri
 
AUDIOMETRI, dr. Shanti Puji Lestari, Sp.Ok.pptx
AUDIOMETRI, dr. Shanti Puji Lestari, Sp.Ok.pptxAUDIOMETRI, dr. Shanti Puji Lestari, Sp.Ok.pptx
AUDIOMETRI, dr. Shanti Puji Lestari, Sp.Ok.pptx
 
Otitis Media Akut
Otitis Media AkutOtitis Media Akut
Otitis Media Akut
 
1. faring
1. faring1. faring
1. faring
 
Dasar dasar nyeri akut, neuropatik dan kronik
Dasar dasar nyeri akut, neuropatik dan kronik Dasar dasar nyeri akut, neuropatik dan kronik
Dasar dasar nyeri akut, neuropatik dan kronik
 
Konsep Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1
Konsep Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1Konsep Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1
Konsep Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1
 
variasi nervus laryngeus
variasi nervus laryngeus variasi nervus laryngeus
variasi nervus laryngeus
 
tehnik operasi tiroidektomi
tehnik operasi tiroidektomitehnik operasi tiroidektomi
tehnik operasi tiroidektomi
 
Makalah spirometri
Makalah spirometriMakalah spirometri
Makalah spirometri
 
Hepatoma lepas bangsal imam
Hepatoma lepas bangsal imamHepatoma lepas bangsal imam
Hepatoma lepas bangsal imam
 
ANATOMI SISTEM RESPIRASI
ANATOMI SISTEM RESPIRASIANATOMI SISTEM RESPIRASI
ANATOMI SISTEM RESPIRASI
 
Nyeri pinggang bawah
Nyeri pinggang bawahNyeri pinggang bawah
Nyeri pinggang bawah
 
DASAR-DASAR K3
DASAR-DASAR K3DASAR-DASAR K3
DASAR-DASAR K3
 
Miastenia Gravis
Miastenia GravisMiastenia Gravis
Miastenia Gravis
 
Bioakustik
BioakustikBioakustik
Bioakustik
 
Penghidu donna
Penghidu donnaPenghidu donna
Penghidu donna
 
Tanatologi
TanatologiTanatologi
Tanatologi
 
Pemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan
Pemeriksaan Telinga, Hidung dan TenggorokanPemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan
Pemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan
 

Similar to Gangguan pendengaran

Modul Gangguan Pendengaran
Modul Gangguan Pendengaran Modul Gangguan Pendengaran
Modul Gangguan Pendengaran
anggiih
 
Audiologi - Pelatihan Audiometri Nada Murni.pptx
Audiologi - Pelatihan Audiometri Nada Murni.pptxAudiologi - Pelatihan Audiometri Nada Murni.pptx
Audiologi - Pelatihan Audiometri Nada Murni.pptx
AuliandriAndri
 
CBD Gangguan Pendengaran Akibat Bising
CBD Gangguan Pendengaran Akibat BisingCBD Gangguan Pendengaran Akibat Bising
CBD Gangguan Pendengaran Akibat Bising
CoassTHT
 
Bising dan kesan kepada kesihatan
Bising dan kesan kepada kesihatanBising dan kesan kepada kesihatan
Bising dan kesan kepada kesihatan
Hamidi Saidin
 
Assessment of peripheral and central auditory function nova
Assessment of peripheral and central auditory function novaAssessment of peripheral and central auditory function nova
Assessment of peripheral and central auditory function novaAhmad Alqorny
 
Gangguang kebisingan penyakit akibat kerja
Gangguang kebisingan penyakit akibat kerjaGangguang kebisingan penyakit akibat kerja
Gangguang kebisingan penyakit akibat kerjaFionna Pohan
 
FAudiologi dan Njjwjjkskskjsgsvjajajanajaj
FAudiologi dan NjjwjjkskskjsgsvjajajanajajFAudiologi dan Njjwjjkskskjsgsvjajajanajaj
FAudiologi dan Njjwjjkskskjsgsvjajajanajaj
4zqps645qm
 
kebisingan
kebisingankebisingan
kebisingan
Muh Arif Setiawan
 
PPT Referat.pptx
PPT Referat.pptxPPT Referat.pptx
PPT Referat.pptx
AbkariRizalWahid
 
395330012-Ppt-Hazard-Kebisingan.pptx
395330012-Ppt-Hazard-Kebisingan.pptx395330012-Ppt-Hazard-Kebisingan.pptx
395330012-Ppt-Hazard-Kebisingan.pptx
nanangprasetyo12
 
Noise Induced Hearing loss.docx
Noise Induced Hearing loss.docxNoise Induced Hearing loss.docx
Noise Induced Hearing loss.docx
dias263796
 
fixed SMP BINTANG LAUT PENYULUHAN THT dr,Novi..pptx
fixed SMP BINTANG LAUT PENYULUHAN THT dr,Novi..pptxfixed SMP BINTANG LAUT PENYULUHAN THT dr,Novi..pptx
fixed SMP BINTANG LAUT PENYULUHAN THT dr,Novi..pptx
AristiyanLuthfi1
 
Kebisingan_Kesehatan dan keselamatan kerja
Kebisingan_Kesehatan dan keselamatan kerjaKebisingan_Kesehatan dan keselamatan kerja
Kebisingan_Kesehatan dan keselamatan kerja
IbnuNurhayati
 
Noise induce hearing loss
Noise induce hearing lossNoise induce hearing loss
Noise induce hearing loss
AfiAlazhar
 
cupdf.com_audiometri-tht1.ppt
cupdf.com_audiometri-tht1.pptcupdf.com_audiometri-tht1.ppt
cupdf.com_audiometri-tht1.ppt
LennyRajagukguk1
 
Laporan Praktikum Kesehatan Kerja Audiometri.pdf
Laporan Praktikum Kesehatan Kerja Audiometri.pdfLaporan Praktikum Kesehatan Kerja Audiometri.pdf
Laporan Praktikum Kesehatan Kerja Audiometri.pdf
2440018015FIRMANSYAH
 
BLOK Ilmu THT-KL TERBARU LENGKAP NEW.pdf
BLOK Ilmu THT-KL TERBARU LENGKAP NEW.pdfBLOK Ilmu THT-KL TERBARU LENGKAP NEW.pdf
BLOK Ilmu THT-KL TERBARU LENGKAP NEW.pdf
IzazFishalShafa
 

Similar to Gangguan pendengaran (20)

Modul Gangguan Pendengaran
Modul Gangguan Pendengaran Modul Gangguan Pendengaran
Modul Gangguan Pendengaran
 
Audiologi - Pelatihan Audiometri Nada Murni.pptx
Audiologi - Pelatihan Audiometri Nada Murni.pptxAudiologi - Pelatihan Audiometri Nada Murni.pptx
Audiologi - Pelatihan Audiometri Nada Murni.pptx
 
CBD Gangguan Pendengaran Akibat Bising
CBD Gangguan Pendengaran Akibat BisingCBD Gangguan Pendengaran Akibat Bising
CBD Gangguan Pendengaran Akibat Bising
 
Bising dan kesan kepada kesihatan
Bising dan kesan kepada kesihatanBising dan kesan kepada kesihatan
Bising dan kesan kepada kesihatan
 
Assessment of peripheral and central auditory function nova
Assessment of peripheral and central auditory function novaAssessment of peripheral and central auditory function nova
Assessment of peripheral and central auditory function nova
 
Gangguang kebisingan penyakit akibat kerja
Gangguang kebisingan penyakit akibat kerjaGangguang kebisingan penyakit akibat kerja
Gangguang kebisingan penyakit akibat kerja
 
FAudiologi dan Njjwjjkskskjsgsvjajajanajaj
FAudiologi dan NjjwjjkskskjsgsvjajajanajajFAudiologi dan Njjwjjkskskjsgsvjajajanajaj
FAudiologi dan Njjwjjkskskjsgsvjajajanajaj
 
kebisingan
kebisingankebisingan
kebisingan
 
PPT Referat.pptx
PPT Referat.pptxPPT Referat.pptx
PPT Referat.pptx
 
395330012-Ppt-Hazard-Kebisingan.pptx
395330012-Ppt-Hazard-Kebisingan.pptx395330012-Ppt-Hazard-Kebisingan.pptx
395330012-Ppt-Hazard-Kebisingan.pptx
 
Noise Induced Hearing loss.docx
Noise Induced Hearing loss.docxNoise Induced Hearing loss.docx
Noise Induced Hearing loss.docx
 
fixed SMP BINTANG LAUT PENYULUHAN THT dr,Novi..pptx
fixed SMP BINTANG LAUT PENYULUHAN THT dr,Novi..pptxfixed SMP BINTANG LAUT PENYULUHAN THT dr,Novi..pptx
fixed SMP BINTANG LAUT PENYULUHAN THT dr,Novi..pptx
 
Kebisingan_Kesehatan dan keselamatan kerja
Kebisingan_Kesehatan dan keselamatan kerjaKebisingan_Kesehatan dan keselamatan kerja
Kebisingan_Kesehatan dan keselamatan kerja
 
Noise induce hearing loss
Noise induce hearing lossNoise induce hearing loss
Noise induce hearing loss
 
Tinitus AKPER PEMKAB MUNA
Tinitus AKPER PEMKAB MUNA Tinitus AKPER PEMKAB MUNA
Tinitus AKPER PEMKAB MUNA
 
cupdf.com_audiometri-tht1.ppt
cupdf.com_audiometri-tht1.pptcupdf.com_audiometri-tht1.ppt
cupdf.com_audiometri-tht1.ppt
 
Kebisingan,,
Kebisingan,,Kebisingan,,
Kebisingan,,
 
Laporan Praktikum Kesehatan Kerja Audiometri.pdf
Laporan Praktikum Kesehatan Kerja Audiometri.pdfLaporan Praktikum Kesehatan Kerja Audiometri.pdf
Laporan Praktikum Kesehatan Kerja Audiometri.pdf
 
BLOK Ilmu THT-KL TERBARU LENGKAP NEW.pdf
BLOK Ilmu THT-KL TERBARU LENGKAP NEW.pdfBLOK Ilmu THT-KL TERBARU LENGKAP NEW.pdf
BLOK Ilmu THT-KL TERBARU LENGKAP NEW.pdf
 
Anis furunkel AKPER PEMKAB MUNA
Anis furunkel AKPER PEMKAB MUNAAnis furunkel AKPER PEMKAB MUNA
Anis furunkel AKPER PEMKAB MUNA
 

Recently uploaded

PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
muhammadnoorhasby04
 
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...
d1051231039
 
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap EkosistemStudi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
d1051231041
 
001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
LukmanulHakim572233
 
Penetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptx
Penetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptxPenetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptx
Penetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptx
Erma753811
 
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
d1051231072
 
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptxinduksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
AzisRois1
 
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI...KERUSAKAN LAHAN GAMBUT: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI...
d1051231034
 
Sejarah Gunung Merapi dan Catatan Erupsi
Sejarah Gunung Merapi dan Catatan ErupsiSejarah Gunung Merapi dan Catatan Erupsi
Sejarah Gunung Merapi dan Catatan Erupsi
ssuserb357a32
 
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdfPlastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Biotani & Bahari Indonesia
 
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdfAnalisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
BrigittaBelva
 
BAB III. Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
BAB III.  Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.pptBAB III.  Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
BAB III. Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
YUZANAPRATIWI
 

Recently uploaded (12)

PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
 
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...
 
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap EkosistemStudi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
 
001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
 
Penetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptx
Penetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptxPenetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptx
Penetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptx
 
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
 
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptxinduksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
 
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI...KERUSAKAN LAHAN GAMBUT: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI...
 
Sejarah Gunung Merapi dan Catatan Erupsi
Sejarah Gunung Merapi dan Catatan ErupsiSejarah Gunung Merapi dan Catatan Erupsi
Sejarah Gunung Merapi dan Catatan Erupsi
 
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdfPlastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
 
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdfAnalisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
 
BAB III. Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
BAB III.  Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.pptBAB III.  Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
BAB III. Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
 

Gangguan pendengaran

  • 1. Gangguan Pendengaran Akibat Kerja Oleh: Daniel Ivan Sembiring Pembimbing : dr. Ismiralda Siregar, M. Kes
  • 2. Latar Belakang Masalah kondisi lingkungan kerja kurang mendapat perhatian bahkan dilupakan, seperti risiko jam kerja yang panjang dan tidak teratur, pekerjaan fisik yang berat, kebisingan, pencahayaan yang kurang akan menimbulkan ketidak nyamanan untuk bekerja. Nilai Ambang Batas (NAB) berdasar Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.Kep.51/Men/1999 adalah 85 dB untuk waktu pemaparan 8 jam sehari dan 40 jam seminggu. Tuli akibat bising merupakan jenis ketulian sensorineural akibat kerusakan reseptor pendengaran Corti pada telinga dalam
  • 3. Anatomi Telinga Dalam Fisiologi Pendengaran Gangguan Pendengaran Akibat Bising Kerja Definisi Etiologi Pathogenesis Gejala Klinis dan Diagnosis Penatalaksanaan dan Prognosis Pencegahan ( Hearing Conservation Program) Topik Bahasan
  • 5. Kerusakan organ : Organ Corti , membrane, stereocilia, haircell, Subceluler organ , stria vascularis
  • 7. Defenisi Bising adalah suara atau bunyi yang mengganggu atau tidak dikehendaki yang dapat menurunkan pendengaran baik secara kualitatif ( peninggkatan ambang pendengaran) maupun secara kualitatif (penyempitan spectrum pendengaran), berkaitan dengan factor intensitas, frekuensi, durasi, dan pola waktu.
  • 8. Cacat pendengaran akibat kerja ( occupational deafness / noise induced hearing loss ) Hilangnya sebagian atau seluruh pendengaran seseorang yang bersifat permanen, mengenai satu atau kedua telinga yang disebabkan oleh bising terus menerus dilingkungan tempat kerja. Dalam lingkungan industri, semakin tinggi intensitas kebisingan dan semakin lama waktu pemaparan kebisingan yang dialami oleh para pekerja, semakin berat gangguan pendengaran yang ditimbulkan pada para pekerja tersebut
  • 9. Etiologi 1. Intensitas kebisingan 2. Frekuensi kebisingan 3. Lamanya waktu pemaparan bising 4. Kerentanan individu 5. Jenis kelamin 6. Usia 7. Kelainan di telinga tengah
  • 10. Intensitas dan waktu paparan bising yang diperkenankan Noise Intensity (dBA) Duration limit per day ( hour ) 80 82 85 88 91 94 97 100 24 16 8 4 2 1 ½ ¼
  • 11. Respon Terhadap Bising 1. Adaptasi Bila telinga terpapar oleh kebisingan mula-mula telinga akan merasa terganggu oleh kebisingan tersebut, tetapi lama-kelamaan telinga tidak merasa terganggu lagi karena suara terasa tidak begitu keras seperti pada awal pemaparan. 2. Peningkatan Ambang Dengar Sementara Terjadi kenaikan ambang pendengaran sementara yang secara perlahanlahan akan kembali seperti semula. Keadaan ini berlangsung beberapa menit sampai beberapa jam bahkan sampai beberapa minggu setelah pemaparan 3. Peningkatan Ambang Dengar Menetap Kenaikan terjadi setelah seseorang cukup lama terpapar kebisingan, terutama terjadi pada frekwensi 4000 Hz. Gangguan ini paling banyak ditemukan dan bersifat permanen, tidak dapat disembuhkan .
  • 12.  Sel rambut koklea yang rusakSel rambut koklea yang rusak  sel rambut koklea normalsel rambut koklea normal Patogenesis
  • 13. Gejala Klinis • Bersifat sensorineural • Hampir selalu bilateral • Jarang menyebabkan tuli derajat sangat berat ( profound hearing loss ) Derajat ketulian berkisar antara 40 s/d 75 dB. • Apabila paparan bising dihentikan, tidak dijumpai lagi penurunan pendengaran yang signifikan. • Kerusakan telinga dalam mula-mula terjadi pada frekwensi 3000, 4000 dan 6000 Hz, dimana kerusakan yang paling berat terjadi pada frekwensi 4000 Hz. • Dengan paparan bising yang konstan, ketulian pada frekwensi 3000, 4000 dan 6000 Hz akan mencapai tingkat yang maksimal dalam 10 – 15 tahun.
  • 14. Diagnosa Noise Induced Temporary Threshold Shift ( NITTS ) Noise Induced Permanent Threshold Shift ( NIPTS )
  • 15. Faktor-Faktor yang Dapat Mempeburuk 1. Riwayat timbulnya ketulian dan progresifitasnya. 2. Riwayat pekerjaan, jenis pekerjaan dan lamanya bekerja. 3. Riwayat penggunaan proteksi pendengaran. 4. Meneliti bising di tempat kerja, untuk menentukan intensitas dan durasi bising yang menyebabkan ketulian. 5. Hasil pemeriksaan audiometri sebelum kerja dan berkala selama kerja. Pentingnya mengetahui tingkat pendengaran awal para pekerja dengan melakukan pemeriksaan audiometri sebelum bekerja adalah bila audiogram menunjukkan ketulian, maka dapat diperkirakan berkurangnya pendengaran tersebut akibat kebisingan di tempat kerja. 6. Identifikasi penyebab untuk menyingkirkan penyebab ketulian non industrial seperti riwayat penggunaan obat- obat ototoksik atau riwayat penyakit sebelumnya.
  • 16. Pemeriksaan Fisik • Otoskop : Tidak terdapat gangguan pada telinga luar dan telinga tengah • Tes Garputala : Rinne Test : Positif Weber Test : Lateralisasi Ke telinga yang lebih baik Schwabach Test : Memendek Kesan : Tuli Sensorineural
  • 17. Pemeriksaan Audiologi Khusus • Audiometri : Tuli Sensorineural dengan takik khas di frekuensi 4000 Hz atau gambaran sesuai usia, perbandingan dengan tahun sebelumnya positif • Pemeriksaan lain : SISI ( Short Increment Sensitivity Index ), ABLB ( Alternate Binaural Loudness Balance )
  • 18. Penatalaksanaan • Tuli bersifat Irreversibel • Bila Kesulitan berkomunikasi >> Alat Bantu Dengar (ABD) • Bila tidak dapat berkomunikasi lagi >> Psikoterapi, lip reading, auditory training, bahasa isyarat.
  • 19. Macam Alat Bantu Dengar Behind The ear In the Ear In the Canal Completely in the canal
  • 20. Hearing conservation program (HCP) A. Survey Paparan Kebisingan B. Pengukuran Audiometri Berkala C. Pengendalian Kebisingan D. Pelindung Pendengaran E. Pendidikan Pekerja F. Pencatatan dan Evaluasi
  • 21. Personal Protective Equipment • Earplugs • Earmuffs • Helmet
  • 22. KESIMPULAN Gangguan pendengaran akibat bising (noise induced hearing loss) adalah penurunan pendengaran atau tuli akibat bising yang melebihi nilai ambang batas (NAB) dilingkungan kerja. Faktor resiko yang berpengaruh pada derajat parahnya ketulian ialah intesitas bising, frekuensi, lama pajanan perhari, masa kerja, kepekaan individu, umur dan faktor lain yang dapat menimbulkan ketulian berdasarkan hal tersebut dapat dimengerti bahwa jumlah pajanan energy bising yang diterima akan sebanding dengan kerusakan yang didapat. Secara klinis pajanan bising pada organ pendengaran dapat menimbulkan reaksi adaptasi, peningkatan ambang dengar sementara (temporary threshold shift) dan peningkatan ambang dengar menetap ( permanent threshold shift).
  • 23. KESIMPULAN Penurunan pendengaran akibat bising bersifat permanen/irreversible tidak dapat disembuhkan sehingga tidak dapat diobati dengan terapi medikamentosa. Yang dapat dilakukan adalah mencegah perburukan penurunan pendengaran dengan hearing conservation program (HCP) yaitu dengan cara pengukuran kebisingan (monitoring), mengurangi faktor resiko kebisingan, pengukuran audiometri secara berkala, pengendalian kebisingan, pendidikan pekerja, dan pencatatan untuk menghindari terjadinya NIHL. Data penelitian menunjukkan bahwa ada penurunan signifikan pada angka kejadian NIHL yang diintervensi dengan perilaku pencegahan.