Makna adalah arti atau maksud yang tersimpul dari suatu kata, jadi makna dengan bendanya sangat bertautan dan saling menyatu. Jika suatu kata tidak bisa dihubungkan dengan bendanya, peristiwa atau keadaan tertentu maka kita tidak bisa memperoleh makna dari kata itu. Kata-kata yang bersal dari dasar yang sama sering menjadi sumber kesulitan atau kesalahan berbahasa, maka pilihan dan penggunaannya harus sesuai dengan makna yang terkandung dalam sebuah kata. Agar bahasa yang dipergunakan mudah dipahami, dimengerti, dan tidak salah penafsirannya, dari segi makna yang dapat menumbuhkan resksi dalam pikiran pembaca atau pendengar karena rangsangan aspek bentuk kata tertentu.
Makna adalah arti atau maksud yang tersimpul dari suatu kata, jadi makna dengan bendanya sangat bertautan dan saling menyatu. Jika suatu kata tidak bisa dihubungkan dengan bendanya, peristiwa atau keadaan tertentu maka kita tidak bisa memperoleh makna dari kata itu. Kata-kata yang bersal dari dasar yang sama sering menjadi sumber kesulitan atau kesalahan berbahasa, maka pilihan dan penggunaannya harus sesuai dengan makna yang terkandung dalam sebuah kata. Agar bahasa yang dipergunakan mudah dipahami, dimengerti, dan tidak salah penafsirannya, dari segi makna yang dapat menumbuhkan resksi dalam pikiran pembaca atau pendengar karena rangsangan aspek bentuk kata tertentu.
RUMUSAN MASALAH sebagai berikut :
- Bagaimana konsep tentang bahasa ?
- Bagaimana sejarah bahasa Indonesia ?
- Bagaimana kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia ?
- Bagaimana bentuk ragam bahasa Indonesia ?
RUMUSAN MASALAH sebagai berikut :
- Bagaimana konsep tentang bahasa ?
- Bagaimana sejarah bahasa Indonesia ?
- Bagaimana kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia ?
- Bagaimana bentuk ragam bahasa Indonesia ?
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
3. Frasa adalah satuan gramatik yang terdiri
dari dua kata atau lebih yang tidak
melampaui batas fungsi unsur klausa.
Pengertian
Frasa
Maksudnya:
frasa selalu terdapat
dalam satu fungsi unsur
klausa yaitu S,P,O,Pel dan
Ket dan gabungan kata
yang terbentuk tidak
menimbulkan makna baru
5. Contoh 2
Presiden Suharto sudah meresmikan jalan tol baru itu kemarin pagi.
Frasa = Subjek Frasa = Predikat Frasa = Objek Frasa = Keterangan
6. 1. Frase endosentrik =frase yang unsur-unsur
pembentuknya mempunyai distribusi yang sama
dengan unsurnya (dapat menggantikan kedudukan
frase itu secara keseluruhan).
Macam – Macam
Frase
Frase Endosentrik
Koodinatif
Atributif
Apositif
Berdasarkan hubungan antar unsur
7. Frase ini terdiri dari unsur-unsur yang setara .
Unsurnya dapat dihubungkan dg kata “dan” atau
“atau”.
Contoh :
Ternyata ayah ibu sudah pergi.
Bisa dipotong menjadi :
-Ternyata ayah sudah pergi.
-Ternyata ibu sudah pergi
-Ternyata ayah dan ibu sudah pergi
Pembuktiannya dengan memasukkan kata hubung
setara yaitu dan.
Frase Endosentrik yang
Koordinatif
8. Endosentris atributif
Frase yg memiliki unsur pusat dan unsur atribut.
Contoh :
Anak itu sedang mengantuk di kelas
S P K.T
Anak itu = Frasa Nominal (FN)
ANAK = Inti = kata benda
sedang mengantuk = Frasa verbal (FV)
mengantuk = inti = kata kerja
inti
atributif
intiD
M
D
atributif
M
9. frase yang memiliki unsur pusat dan unsur aposisi
(keterangan subjek, sebagai bagian dari S dan
dapat menggantikan S, jika S tersebut ditiadakan).
Contoh
Susi, anak Pak Saleh, sangat
pandai.
Susi, …., sangat pandai.
…., anak Pak Saleh sangat pandai.
Frase Endosentrik yang
Aposatif
10. frase yang semua ataupun
salah satu unsurnya tidak
dapat menggantikan
kedudukan frase itu
secara keseluruhan. Frase
eksosentrik biasanya
didahului oleh kata depan
(di,ke,dari)
Frase
Eksosentrik
11. Siswa kelas 1 A sedang bergotong
royong di dalam kelas.
di dalam kelas tidak
mempunyai distribusi yang
sama dengan unsurnya
Kata depan
13. K.benda
Frase yang unsur intinya berupa kata
benda.
Contoh : Ani membeli Baju baru
Frase
nominal
ket
Frasa Nominal
S P O
14. Frase yang unsur intinya berupa kata
kerja.
Contoh :
Gilang sedang membaca di kelas.
Frase
Verbal
Atr UP
15. Frase yang unsur intinya berupa
kata bilangan.
Contoh : dua butir telur,
sepuluh keping
Frase
numeralia
(bilangan)
16. Frase yang berupa kata keterangan.
Contoh :
Tadi malam Ahmad menghadiri
pertemuan keluarga.
Frase
adverbial
(keterangan)
FA (keterangan waktu)
S
17. Frase yang terdiri dari kata depan
sebagai penanda,diikuti oleh kata atau
frase sebagai aksisnya.
Contoh : di sebuah rumah
Frase
Depan
Penanda
Aksisnya
18. Daftar Pustaka
• Ramlan,M.,1987.Sintaksis.Yogyakarta : CV.
Karyono.
• Sastromiharjo, Andoyo dkk,2000.Laras Berbahasa
Indonesia 1. Jakarta : Yudhistira.
• Sastromiharjo, Andoyo dkk,2000.Laras Berbahasa
Indonesia 2. Jakarta : Yudhistira.