SlideShare a Scribd company logo
Kelompok
•Annisa Ayu D
•Nabilah Putri Salsabilah
•Nadhira Tasya Ganitri
•Winda Meliani Putri
BAB 3
Medan Magnetik
C. Gaya Magnetik
Gaya Lorentz merupakan nama lain dari gaya magnetik yaitu gaya yang
ditimbulkan oleh medan magnet. Gaya ini akan timbul bila ada interaksi dua
medan magnet, contohnya adalah kawat berarus dalam medan magnet, kawat
sejajar berarus dan muatan yang bergerak dalam medan magnet.
Gaya magnet atau gaya Lorentz merupakan besaran vektor. Arahnya
dapat menggunakan kaedah tangan kanan seperti pada gambar diatas. Ibu jari
sebagai arah I, empat jari lain sebagai arah B dan arah gaya Lorentz sesuai
dengan arah telapak. Besarnya gaya Lorentz sebanding dengan kuat arus I,
induksi magnet B dan panjang kawat l. Jika B membentuk sudut θ terhadap I
akan memenuhi persamaan berikut.
Fl = B . I . l sin θ
1. Gaya Magnetik Pada Muatan Bergerak
Sebuah partikel bermuatan listrik yang bergerak dalam daerah medan
magnet homogen akan mendapatkan gaya. Gaya ini juga dinamakan gaya
Lorentz. Gerak partikel akan menyimpang searah dengan gaya lorentz yang
mempengaruhi.
Arah gaya Lorentz pada muatan yang bergerak dapat juga ditentukan
dengan kaidah tangan kiri
• Ibu jari= sebagai arah gaya Lorentz
• Jari telunjuk = sebagai arah medan magnet
• Jari tengah = sebagai arah arus listrik (untuk muatan positif arah gerak
searah dengan arah arus, sedang untuk muatan negatif arah gerak
berlawanan dengan arah arus )
Arah Gaya Lorentz pada Muatan Listrik bergerak juga dapat ditentukan
dengan kaidah tanagan kanan seperti gambar di bawah ini :
Arah gaya Lorentz pada muatan yang bergerak dapat juga ditentukan
dengan kaidah tangan kanan dari gaya Lorentz (F) akibat dari arus listrik, I dalam
suatu medan magnet B. Ibu jari, menunjukan arah gaya Lorentz . Jari telunjuk,
menunjukkan arah medan magnet ( B ). Jari tengah, menunjukkan arah arus
listrik ( I ). Untuk muatan positif arah gerak searah dengan arah arus, sedang
untuk muatan negatif arah gerak berlawanan dengan arah arus.
Jika besar muatan q bergerak dengan kecepatan v, dan I = q / t maka
persamaan gaya Lorentz untuk kawat dapat dituliskan :
FL = I . ℓ . B sin θ
= q/t . ℓ . B sin θ
= q . ℓ/t . B sin θ
= q . v . B sin θ
Karena ℓ/t = v . Sehingga besarnya gaya Lorentz yang dialami oleh
sebuah muatan yang bergerak dalam daerah medan magnet dapat dicari
dengan menggunakan rumus :
F = q . v . B sin θ
Bila sebuah partikel bermuatan listrik bergerak tegak lurus dengan
medan magnet homogen yang mempengaruhi selama geraknya, maka muatan
akan bergerak dengan lintasan berupa lingkaran. Sebuah muatan positif
bergerak dalam medan magnet B (dengan arah menembus bidang) secara terus
menerus akan membentuk lintasan lingkaran dengan gaya Lorentz yang timbul
menuju ke pusat lingkaran. Demikian juga untuk muatan negatif. Persamaan-
persamaan yang memenuhi pada muatan yang bergerak dalam medan magnet
homogen sedemikian sehinga membentuk lintasan lingkaran adalah :
*Gaya yang dialami akibat medan magnet : F = q . v . B
*Gaya sentripetal yang dialami oleh partikel : Dengan menyamakan kedua
persamaan kia mendapatkan persamaan :
2. Gaya Magnetik Pada Kawat Berarus Listrik
Gejala ini pertama kali dikaji oleh Hans Christian Oersted. Melalui
percobaan, ia berhasil mengungkap hubungan antara listrik dan magnet. Ia
berhasil membuktikan bahwa penghantar yang berarus listrik dapat
menghasilkan medan magnetik.
Kumparan kawat berinti besi yang dialiri listrik dapat menarik besi dan
baja. Hal ini menunjukkan bahwa kumparan kawat berarus listrik dapat
menghasilkan medan magnet. Medan magnet juga dapat ditimbulkan oleh
kawat penghantar lurus yang dialiri listrik. Berdasarkan hasil percobaan
tersebut terbukti bahwa arus listrik yang mengaliri dalam kawat penghantar ini
menghasilkan medan magnetik, atau disekitar kawat berarus listrik terdapat
medan magnetik.
Pada saat arus listrik yang mengalir dalam penghantar diperbesar,
ternyata kutub utara jarum kompas menyimpang lebih jauh. Hal ini berarti
semakin besar arus listrik yang digunakan semakin besar medan magnetik yang
dihasilkan.
Arah medan magnetik di sekitar kawat penghantar lurus berarus listrik
dapat ditentukan dengankaidah tangan kanan. Jika arah ibu jari menunjukkan
arah arus listrik (I), maka arah keempat jari yang lain menunjukkan arah medan
magnetik (B). Kaidah tangan kanan ini juga dapat digunakan untuk menemukan
arah medan magnetik pada penghantar berbentuk lingkaran yang dialiri listrik.
Untuk mengetahui letak kutub utara dan kutub selatan yang terbentuk
pada kumparan berarus listrik, dapat dilakukan dengan cara:
1. Perhatikan arah listrik yang mengalir pada kumparan.
2. Ujung kumparan yang pertama kali mendapat arus listrik dijadikan sebagai
pedoman untuk menentukan letak kutub-kutub magnet.
3. Kemudian, genggam ujung kumparan yang pertama kali teraliri arus listrik
dengan posisi jari tangan kanan sesuai dengan letak kawan pada inti besi.
4. Apabila kawat itu berada di depan inti besi, letakkan telapak tangan
menghadap ke depan, kemudian genggam kumparan yang berinti besi.
5. Letak kutub utara magnet ditunjukkan oleh arah ibu jari, sedangkan
arah sebaliknya menunjukkan kutub selatan.
6. Jika kawat penghantar yang pertama kali teraliri arus listrik berada di
belakang inti besi, maka hadapkan telapak tangan ke belakang,
kemudian genggam kumparan kawat itu.
7. Dengan cara yang sama kita dapat juga menentukan letak kutub utara,
dan kutub selatan magnet.
Ternyata penghantar berarus listrik yang ditempatkan dalam medan
magnet juga mengalami gaya magnet. Hal ini ditemukan pertama kali oleh
Hendrik Antoon Lorentz. Gaya Lorentz terjadi apabila kawat penghantar berarus
listrik berada di dalam medan magnetik. Besar gaya Lorentz bergantung pada
besar medan magnetik, panjang penghantar, dan besar arus listrik yang mengalir
dalam kawat penghantar. Untuk arah aliran arus listrik tegak lurus terhadap arah
medan magnet, gaya Lorentz dapat dinyatakan dengan:
F = B x i x l x sin θ
3. Gaya Magnetik di Antara Dua Kawat Sejajar
Di sekitar kawat berarus timbul induksi magnet. Apa yang akan terjadi
jika kawat berarus lain didekatkan kawat pertama? Keadaan ini berarti ada dua
kawat sejajar. Kawat kedua berada dalam induksi magnet kawat pertama,
sehingga akan terjadi gaya Lorentz. Begitu juga pada kawat kedua akan
menimbulkan gaya Lorentz pada kawat pertama. Gaya itu sama besar dan
memenuhi persamaan berikut :
4. Penerapan Gaya Magnetik
a. Motor Listrik
Motor listrik adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik. Alat yang berfungsi sebaliknya, mengubah energi mekanik menjadi
energi listrik disebut generator atau dinamo. Motor listrik dapat ditemukan pada
peralatan rumah tangga seperti kipas angin, mesin cuci, pompa air dan penyedot
debu.
Dasar kerja motor listrik ini hampir sama dengan dasar kerja sebuah
galvanometer. Apabila arus listrik dialirkanmelalui kumparan, permukaan
kumparan yang bersifat sebagai kutub utara bergerak menghadapselatan
magnet. Permukaan yang bersifat sebagai kutub selatan bergerak menghadap ke
kutubutara magnet. Setelah itu maka kumparan berhenti berputar.Untuk
melanjutkan putaran, tepat pada saat kutub kumparan berhadapan dengan
kutub magnet,arah arus dalam kumparan dibalik.
Dengan terbaliknya arah arus maka kutub utara kumparan berubah
menjadi kutub selatan, kutub selatannya menjadi kutub utara. Sekarang kutub
utarakumparan berhadapan dengan kutub utara magnet. Kutub selatan
kumparan berhadapan dengankutub selatan magnet. Kutub-kutub itu menolak
kumparan berputar setengah putaran sampaikutub utara kumparan berhadapan
dengan kutub selatan magnet dan kutub selatan kumparan berhadapan dengan
kutub utara magnet, pada saat itu arus dalam kumparan dibalik lagi. Akibat
kumparan itu berputar setengah putaran lagi, demikian seterusnya, kumparan
berputar terus, lihat gambar dibawah ini :
b. Alat Ukur Listrik
Berikut adalah alat-alat ukur listrik dan fungsinya yang sering digunakan :
1. Amperemeter
Amperemeter ialah alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus
listrik baik untuk arus DC maupun AC yang terdapat dalam rangkaian tertutup.
Amperemeter biasa dipasang berderet dengan elemen listrik.
2. Voltmeter
Voltmeter ialah alat yang digunakan untuk mengukur besar tegangan
listrik pada sebuah rangkaian listrik tertutup. Voltmeter disusun secara paralel
terhadap letak komponen yang diukur dalam rangkaian. Alat ini terdiri dari tiga
buah lempengan tembaga yang terpasang pada sebuah bakelite yang dirangkai
dalam sebuah tabung kaca atau plastik. Lempengan luar berfungsi sebagai
Anode sedangkan yang di tengah sebagai Katode. Pada Umumnya tabung
tersebut berukuran 15 cm x 10 cm.
3. KWH Meter
Kwh Meter ialah alat yang digunakan oleh pihak PLN untuk
menghitung besarnya penggunaan daya oleh konsumen. Alat ini sangat umum
dijumpai di masyarakat. Bagian utama dari suatu KWH Meter merupakan
kumparan tegangan , kumparan arus , piringan aluminium , magnet tetap yang
bertugas menetralkan piringan aluminium dari induksi medan magnet dan gear
mekanik yang mencatat jumlah perputaran piringan aluminium.
5. Sifat Kemagnetan Bahan
A. Diamagnetik
Diamagnetik adalah sifat suatu benda untuk menciptakan suatu medan
magnet ketika dikenai medan magnet. Sifat ini menyebabkan efek tolak menolak.
Diamagnetik adalah salah satu bentuk magnet yang cukup lemah, dengan
pengecualian superkonduktor yang memiliki kekuatan magnet yang kuat.
B. Ferromagnetik
Ferromagnetik adalah sebuah fenomena dimana sebuah material dapat
mengalami magnetisasi secara spontan, dan merupakan satu dari bentuk
kemagnetan yang paling kuat. Fenomena inilah yang dapat menjelaskan kelakuan
magnet
C. Paramagnetik
Semua zat yang mempunyai susceptibilitas magnetik positif adalah zat
paramagnetik. Dalam zat semacam ini setiap atom atau molekul mempunyai
momen magnetik total yang tak sama dengan nol dalam medan luar yang nol. Hal
ini terjadi pada zat-zat yang subkulitnya tak penuh hingga maksimum. Misalnya :
22Ca hingga 28Ni, 41Ne hingga 25Rh, 57Li hingga 78Pt, 90Tn hingga 92U. Hingga
susceptibilitasnya tergantung temperatur.yang kita jumpai sehari-hari.
D. Antiferromagnetik
Bahan antiferromagnetik dapat digambarkan oleh struktur krital
dengan kisi-kisi yang diisi dengan dua jenis atom dengan momen magnet yang
berlawanan arah (antiparalel). Jika tak ada medan luar, besarnya medan magnet
yang antiparalel seimbang sehingga magnetisasi total sama dengan nol (0).
E. Ferrimagnetik dan Ferrit
Bahan Ferrimagnetik merupakan bahan yang didalamnya terdapat
momen magnetik yang masing-masing atomnya tidak sama, sehingga memiliki
magnetisasi spontan M, walaupun tanpa adanya medan magnet luar.
Contoh Soal
1. Dua buah kawat dengan konfigurasi seperti gambar di bawah!
Tentukan besar dan arah gaya magnetik yang bekerja pada kawat II untuk panjang kawat 0,5
meter!
Pembahasan
Besar gaya magnetik jika dua buah kawat berarus didekatkan adalah :
Arah gaya:
Jika kedua arus memiliki arah yang sama maka kedua kawat akan tarik menarik
Jika kedua arus memiliki arah yang berlawanan maka kedua kawat akan saling tolak
Dengan demikian arah gaya pada kawat II adalah ke kiri (ditarik mendekat ke kawat I)
2. Sebuah elektron yang bermuatan 1,6 x 10−19 C bergerak dengan kecepatan
5 x 105 m/s melalui medan magnet sebesar 0,8 T seperti gambar berikut.
Tentukan :
a) besar gaya magnetik saat elektron berada dalam medan magnet
b) arah gaya magnetik yang bekerja pada elektron
Pembahasan
a) besar gaya magnetik saat elektron berada dalam medan magnet
Gunakan persamaan
F = BQV sin θ
dimana B adalah besarnya medan magnetik (Tesla), Q adalah besarnya muatan
(Coulomb), V adalah kecepatan gerak muatan (m/s) dan θ adalah sudut yang
dibentuk antara arah gerak muatan dengan arah medan magnet. Pada soal
diatas 90° sehingga nilai sinusnya adalah 1.
F = (0,8)(1,6 x 10−19)(5 x 105)(1) = 6,4 x 10−14 Newton
b) arah gaya magnetik yang bekerja pada elektron
Untuk menentukan arah gaya magnetik gunakan kaidah tangan kanan sebagai
berikut:
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Medan & Gaya Magnet (FisikaDasar 2)
Medan & Gaya Magnet (FisikaDasar 2)Medan & Gaya Magnet (FisikaDasar 2)
Medan & Gaya Magnet (FisikaDasar 2)
Khoirul Ummah
 
Medan Magnet
Medan MagnetMedan Magnet
Medan Magnet
SMPN 3 TAMAN SIDOARJO
 
BAB V GAYA LORENTZ
BAB V GAYA LORENTZBAB V GAYA LORENTZ
BAB V GAYA LORENTZ
Khairi Ramdhani
 
Energi Potensial dan Potensial Listrik
Energi Potensial dan Potensial ListrikEnergi Potensial dan Potensial Listrik
Energi Potensial dan Potensial Listrik
Dyah Puspagarini
 
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balikPpt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
windyramadhani52
 
Kemagnetan
KemagnetanKemagnetan
Kemagnetan
home
 
3.1. gelombang mekanik
3.1. gelombang mekanik3.1. gelombang mekanik
3.1. gelombang mekanik
Rachmat Syukur
 
semikonduktor
semikonduktorsemikonduktor
semikonduktor
Fitriyana Migumi
 
Rpp fluida statis
Rpp fluida statisRpp fluida statis
Rpp fluida statis
JamarudinFisika
 
Difraksi franhoufer
Difraksi franhouferDifraksi franhoufer
Difraksi franhoufer
Sulistiyo Wibowo
 
Efek hall ugm2014
Efek hall ugm2014Efek hall ugm2014
Efek hall ugm2014
Erva Eriezt
 
Fisika Refleksi "Pemantulan"
Fisika Refleksi "Pemantulan"Fisika Refleksi "Pemantulan"
Fisika Refleksi "Pemantulan"
Eva Rahma Indriyani
 
Hamburan partikel alfa rutherford
Hamburan partikel alfa rutherfordHamburan partikel alfa rutherford
Hamburan partikel alfa rutherford
Nurochmah Nurdin
 
difraksi cahaya
difraksi cahayadifraksi cahaya
difraksi cahaya
Rozaq Fadlli
 
Efek Doppler
Efek  DopplerEfek  Doppler
Efek Doppler
Liza Yanti
 
Hukum biot savart
Hukum biot savartHukum biot savart
Hukum biot savart
Wes Karni
 
Induksi Medan Magnet
Induksi Medan MagnetInduksi Medan Magnet
Induksi Medan Magnet
Erick Alexander
 

What's hot (20)

Medan & Gaya Magnet (FisikaDasar 2)
Medan & Gaya Magnet (FisikaDasar 2)Medan & Gaya Magnet (FisikaDasar 2)
Medan & Gaya Magnet (FisikaDasar 2)
 
Medan Magnet
Medan MagnetMedan Magnet
Medan Magnet
 
BAB V GAYA LORENTZ
BAB V GAYA LORENTZBAB V GAYA LORENTZ
BAB V GAYA LORENTZ
 
Energi Potensial dan Potensial Listrik
Energi Potensial dan Potensial ListrikEnergi Potensial dan Potensial Listrik
Energi Potensial dan Potensial Listrik
 
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balikPpt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
 
Kemagnetan
KemagnetanKemagnetan
Kemagnetan
 
3.1. gelombang mekanik
3.1. gelombang mekanik3.1. gelombang mekanik
3.1. gelombang mekanik
 
Teori kinetik gas
Teori kinetik gasTeori kinetik gas
Teori kinetik gas
 
semikonduktor
semikonduktorsemikonduktor
semikonduktor
 
Fisika modern
Fisika modernFisika modern
Fisika modern
 
Rpp fluida statis
Rpp fluida statisRpp fluida statis
Rpp fluida statis
 
Difraksi franhoufer
Difraksi franhouferDifraksi franhoufer
Difraksi franhoufer
 
Efek hall ugm2014
Efek hall ugm2014Efek hall ugm2014
Efek hall ugm2014
 
Fisika Refleksi "Pemantulan"
Fisika Refleksi "Pemantulan"Fisika Refleksi "Pemantulan"
Fisika Refleksi "Pemantulan"
 
Hamburan partikel alfa rutherford
Hamburan partikel alfa rutherfordHamburan partikel alfa rutherford
Hamburan partikel alfa rutherford
 
difraksi cahaya
difraksi cahayadifraksi cahaya
difraksi cahaya
 
Efek Doppler
Efek  DopplerEfek  Doppler
Efek Doppler
 
Cermin
CerminCermin
Cermin
 
Hukum biot savart
Hukum biot savartHukum biot savart
Hukum biot savart
 
Induksi Medan Magnet
Induksi Medan MagnetInduksi Medan Magnet
Induksi Medan Magnet
 

Similar to Fisika Kelas 12 Bab 3: Medan Magnetik Oleh Annisa Ayu D, Nabilah Putri Salsabilah, Nadhira Tasya Ganitri, dan Winda Meliani Putri. Kelas 12 MIPA 4 SMAN 7 Kota Tangerang 2017-2018

Aplikasi gaya lorenz
Aplikasi gaya lorenzAplikasi gaya lorenz
Aplikasi gaya lorenz
Tjoetnyak Izzatie
 
GAYA MAGNETIK.ppsx
GAYA MAGNETIK.ppsxGAYA MAGNETIK.ppsx
GAYA MAGNETIK.ppsx
SMAN 1 SUKATANI
 
Pertemuan 5 medan magnetik
Pertemuan 5 medan magnetikPertemuan 5 medan magnetik
Pertemuan 5 medan magnetikadeenurhayati
 
Rpp 3.14 jun
Rpp 3.14 junRpp 3.14 jun
Rpp 3.14 jun
Jun Hidayat
 
Medan Magnet
Medan MagnetMedan Magnet
Medan Magnet
khairunnisak880
 
Presentasi Ipa Kemagnetan
Presentasi Ipa Kemagnetan Presentasi Ipa Kemagnetan
Presentasi Ipa Kemagnetan
raniachairya
 
Kelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentz
Kelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentzKelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentz
Kelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentz
Muhammad Ridlo
 
MATERI KEMAGNETAN FIX.ppt
MATERI KEMAGNETAN FIX.pptMATERI KEMAGNETAN FIX.ppt
MATERI KEMAGNETAN FIX.ppt
MochammadHuseinSPdSM
 
MATERI KEMAGNETAN FIX 2324.ppt
MATERI KEMAGNETAN FIX 2324.pptMATERI KEMAGNETAN FIX 2324.ppt
MATERI KEMAGNETAN FIX 2324.ppt
mohamad husein
 
Medan magnet
Medan magnetMedan magnet
Medan magnet
prihase
 
Ppt medan magnetik
Ppt medan magnetikPpt medan magnetik
Ppt medan magnetik
emri3
 
Gaya lorentz
Gaya lorentzGaya lorentz
Gaya lorentz
hanifulmuttaqin87
 
Contoh Makalah Fisika Magnet
Contoh Makalah Fisika MagnetContoh Makalah Fisika Magnet
Contoh Makalah Fisika Magnet
Hendri saputra
 
Efek medan magnet
Efek medan magnetEfek medan magnet
Efek medan magnet
Ernhy Hijoe
 
magnetostatika.ppt
magnetostatika.pptmagnetostatika.ppt
magnetostatika.ppt
muliani7
 
KEMAGNETAN.pdf
KEMAGNETAN.pdfKEMAGNETAN.pdf
KEMAGNETAN.pdf
AmiliaIndah1
 
IPA-KELAS 9 - KEMAGNETAN (1).pptx
IPA-KELAS 9 - KEMAGNETAN (1).pptxIPA-KELAS 9 - KEMAGNETAN (1).pptx
IPA-KELAS 9 - KEMAGNETAN (1).pptx
BUDIKURNIAWAN699166
 
kemaggnetann dalam kehidupan sehari hari
kemaggnetann dalam kehidupan sehari harikemaggnetann dalam kehidupan sehari hari
kemaggnetann dalam kehidupan sehari hari
ssuserd1acb3
 
Kemagnetan.ppt
Kemagnetan.pptKemagnetan.ppt
Kemagnetan.ppt
DeniEbitNugrohoUINWa
 

Similar to Fisika Kelas 12 Bab 3: Medan Magnetik Oleh Annisa Ayu D, Nabilah Putri Salsabilah, Nadhira Tasya Ganitri, dan Winda Meliani Putri. Kelas 12 MIPA 4 SMAN 7 Kota Tangerang 2017-2018 (20)

Aplikasi gaya lorenz
Aplikasi gaya lorenzAplikasi gaya lorenz
Aplikasi gaya lorenz
 
GAYA MAGNETIK.ppsx
GAYA MAGNETIK.ppsxGAYA MAGNETIK.ppsx
GAYA MAGNETIK.ppsx
 
Pertemuan 5 medan magnetik
Pertemuan 5 medan magnetikPertemuan 5 medan magnetik
Pertemuan 5 medan magnetik
 
Rpp 3.14 jun
Rpp 3.14 junRpp 3.14 jun
Rpp 3.14 jun
 
Medan Magnet
Medan MagnetMedan Magnet
Medan Magnet
 
Presentasi Ipa Kemagnetan
Presentasi Ipa Kemagnetan Presentasi Ipa Kemagnetan
Presentasi Ipa Kemagnetan
 
Kelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentz
Kelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentzKelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentz
Kelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentz
 
MATERI KEMAGNETAN FIX.ppt
MATERI KEMAGNETAN FIX.pptMATERI KEMAGNETAN FIX.ppt
MATERI KEMAGNETAN FIX.ppt
 
MATERI KEMAGNETAN FIX 2324.ppt
MATERI KEMAGNETAN FIX 2324.pptMATERI KEMAGNETAN FIX 2324.ppt
MATERI KEMAGNETAN FIX 2324.ppt
 
Medan magnet
Medan magnetMedan magnet
Medan magnet
 
Ppt medan magnetik
Ppt medan magnetikPpt medan magnetik
Ppt medan magnetik
 
Gaya lorentz
Gaya lorentzGaya lorentz
Gaya lorentz
 
Contoh Makalah Fisika Magnet
Contoh Makalah Fisika MagnetContoh Makalah Fisika Magnet
Contoh Makalah Fisika Magnet
 
Efek medan magnet
Efek medan magnetEfek medan magnet
Efek medan magnet
 
magnetostatika.ppt
magnetostatika.pptmagnetostatika.ppt
magnetostatika.ppt
 
KEMAGNETAN.pdf
KEMAGNETAN.pdfKEMAGNETAN.pdf
KEMAGNETAN.pdf
 
IPA-KELAS 9 - KEMAGNETAN (1).pptx
IPA-KELAS 9 - KEMAGNETAN (1).pptxIPA-KELAS 9 - KEMAGNETAN (1).pptx
IPA-KELAS 9 - KEMAGNETAN (1).pptx
 
Kemagnetan.ppt
Kemagnetan.pptKemagnetan.ppt
Kemagnetan.ppt
 
kemaggnetann dalam kehidupan sehari hari
kemaggnetann dalam kehidupan sehari harikemaggnetann dalam kehidupan sehari hari
kemaggnetann dalam kehidupan sehari hari
 
Kemagnetan.ppt
Kemagnetan.pptKemagnetan.ppt
Kemagnetan.ppt
 

Recently uploaded

RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
maulatamah
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
Annisa Syahfitri
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
YongYongYong1
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
sitispd78
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
DewiInekePuteri
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
sabir51
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
JALANJALANKENYANG
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Mutia Rini Siregar
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
MashudiMashudi12
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
ananda238570
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
inganahsholihahpangs
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
mukminbdk
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 

Recently uploaded (20)

RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 

Fisika Kelas 12 Bab 3: Medan Magnetik Oleh Annisa Ayu D, Nabilah Putri Salsabilah, Nadhira Tasya Ganitri, dan Winda Meliani Putri. Kelas 12 MIPA 4 SMAN 7 Kota Tangerang 2017-2018

  • 1. Kelompok •Annisa Ayu D •Nabilah Putri Salsabilah •Nadhira Tasya Ganitri •Winda Meliani Putri BAB 3 Medan Magnetik
  • 2. C. Gaya Magnetik Gaya Lorentz merupakan nama lain dari gaya magnetik yaitu gaya yang ditimbulkan oleh medan magnet. Gaya ini akan timbul bila ada interaksi dua medan magnet, contohnya adalah kawat berarus dalam medan magnet, kawat sejajar berarus dan muatan yang bergerak dalam medan magnet. Gaya magnet atau gaya Lorentz merupakan besaran vektor. Arahnya dapat menggunakan kaedah tangan kanan seperti pada gambar diatas. Ibu jari sebagai arah I, empat jari lain sebagai arah B dan arah gaya Lorentz sesuai dengan arah telapak. Besarnya gaya Lorentz sebanding dengan kuat arus I, induksi magnet B dan panjang kawat l. Jika B membentuk sudut θ terhadap I akan memenuhi persamaan berikut. Fl = B . I . l sin θ
  • 3. 1. Gaya Magnetik Pada Muatan Bergerak Sebuah partikel bermuatan listrik yang bergerak dalam daerah medan magnet homogen akan mendapatkan gaya. Gaya ini juga dinamakan gaya Lorentz. Gerak partikel akan menyimpang searah dengan gaya lorentz yang mempengaruhi. Arah gaya Lorentz pada muatan yang bergerak dapat juga ditentukan dengan kaidah tangan kiri • Ibu jari= sebagai arah gaya Lorentz • Jari telunjuk = sebagai arah medan magnet • Jari tengah = sebagai arah arus listrik (untuk muatan positif arah gerak searah dengan arah arus, sedang untuk muatan negatif arah gerak berlawanan dengan arah arus )
  • 4. Arah Gaya Lorentz pada Muatan Listrik bergerak juga dapat ditentukan dengan kaidah tanagan kanan seperti gambar di bawah ini : Arah gaya Lorentz pada muatan yang bergerak dapat juga ditentukan dengan kaidah tangan kanan dari gaya Lorentz (F) akibat dari arus listrik, I dalam suatu medan magnet B. Ibu jari, menunjukan arah gaya Lorentz . Jari telunjuk, menunjukkan arah medan magnet ( B ). Jari tengah, menunjukkan arah arus listrik ( I ). Untuk muatan positif arah gerak searah dengan arah arus, sedang untuk muatan negatif arah gerak berlawanan dengan arah arus.
  • 5. Jika besar muatan q bergerak dengan kecepatan v, dan I = q / t maka persamaan gaya Lorentz untuk kawat dapat dituliskan : FL = I . ℓ . B sin θ = q/t . ℓ . B sin θ = q . ℓ/t . B sin θ = q . v . B sin θ Karena ℓ/t = v . Sehingga besarnya gaya Lorentz yang dialami oleh sebuah muatan yang bergerak dalam daerah medan magnet dapat dicari dengan menggunakan rumus : F = q . v . B sin θ
  • 6. Bila sebuah partikel bermuatan listrik bergerak tegak lurus dengan medan magnet homogen yang mempengaruhi selama geraknya, maka muatan akan bergerak dengan lintasan berupa lingkaran. Sebuah muatan positif bergerak dalam medan magnet B (dengan arah menembus bidang) secara terus menerus akan membentuk lintasan lingkaran dengan gaya Lorentz yang timbul menuju ke pusat lingkaran. Demikian juga untuk muatan negatif. Persamaan- persamaan yang memenuhi pada muatan yang bergerak dalam medan magnet homogen sedemikian sehinga membentuk lintasan lingkaran adalah : *Gaya yang dialami akibat medan magnet : F = q . v . B *Gaya sentripetal yang dialami oleh partikel : Dengan menyamakan kedua persamaan kia mendapatkan persamaan :
  • 7. 2. Gaya Magnetik Pada Kawat Berarus Listrik Gejala ini pertama kali dikaji oleh Hans Christian Oersted. Melalui percobaan, ia berhasil mengungkap hubungan antara listrik dan magnet. Ia berhasil membuktikan bahwa penghantar yang berarus listrik dapat menghasilkan medan magnetik. Kumparan kawat berinti besi yang dialiri listrik dapat menarik besi dan baja. Hal ini menunjukkan bahwa kumparan kawat berarus listrik dapat menghasilkan medan magnet. Medan magnet juga dapat ditimbulkan oleh kawat penghantar lurus yang dialiri listrik. Berdasarkan hasil percobaan tersebut terbukti bahwa arus listrik yang mengaliri dalam kawat penghantar ini menghasilkan medan magnetik, atau disekitar kawat berarus listrik terdapat medan magnetik. Pada saat arus listrik yang mengalir dalam penghantar diperbesar, ternyata kutub utara jarum kompas menyimpang lebih jauh. Hal ini berarti semakin besar arus listrik yang digunakan semakin besar medan magnetik yang dihasilkan.
  • 8. Arah medan magnetik di sekitar kawat penghantar lurus berarus listrik dapat ditentukan dengankaidah tangan kanan. Jika arah ibu jari menunjukkan arah arus listrik (I), maka arah keempat jari yang lain menunjukkan arah medan magnetik (B). Kaidah tangan kanan ini juga dapat digunakan untuk menemukan arah medan magnetik pada penghantar berbentuk lingkaran yang dialiri listrik.
  • 9. Untuk mengetahui letak kutub utara dan kutub selatan yang terbentuk pada kumparan berarus listrik, dapat dilakukan dengan cara: 1. Perhatikan arah listrik yang mengalir pada kumparan. 2. Ujung kumparan yang pertama kali mendapat arus listrik dijadikan sebagai pedoman untuk menentukan letak kutub-kutub magnet. 3. Kemudian, genggam ujung kumparan yang pertama kali teraliri arus listrik dengan posisi jari tangan kanan sesuai dengan letak kawan pada inti besi.
  • 10. 4. Apabila kawat itu berada di depan inti besi, letakkan telapak tangan menghadap ke depan, kemudian genggam kumparan yang berinti besi. 5. Letak kutub utara magnet ditunjukkan oleh arah ibu jari, sedangkan arah sebaliknya menunjukkan kutub selatan. 6. Jika kawat penghantar yang pertama kali teraliri arus listrik berada di belakang inti besi, maka hadapkan telapak tangan ke belakang, kemudian genggam kumparan kawat itu. 7. Dengan cara yang sama kita dapat juga menentukan letak kutub utara, dan kutub selatan magnet. Ternyata penghantar berarus listrik yang ditempatkan dalam medan magnet juga mengalami gaya magnet. Hal ini ditemukan pertama kali oleh Hendrik Antoon Lorentz. Gaya Lorentz terjadi apabila kawat penghantar berarus listrik berada di dalam medan magnetik. Besar gaya Lorentz bergantung pada besar medan magnetik, panjang penghantar, dan besar arus listrik yang mengalir dalam kawat penghantar. Untuk arah aliran arus listrik tegak lurus terhadap arah medan magnet, gaya Lorentz dapat dinyatakan dengan: F = B x i x l x sin θ
  • 11. 3. Gaya Magnetik di Antara Dua Kawat Sejajar Di sekitar kawat berarus timbul induksi magnet. Apa yang akan terjadi jika kawat berarus lain didekatkan kawat pertama? Keadaan ini berarti ada dua kawat sejajar. Kawat kedua berada dalam induksi magnet kawat pertama, sehingga akan terjadi gaya Lorentz. Begitu juga pada kawat kedua akan menimbulkan gaya Lorentz pada kawat pertama. Gaya itu sama besar dan memenuhi persamaan berikut :
  • 12. 4. Penerapan Gaya Magnetik a. Motor Listrik Motor listrik adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Alat yang berfungsi sebaliknya, mengubah energi mekanik menjadi energi listrik disebut generator atau dinamo. Motor listrik dapat ditemukan pada peralatan rumah tangga seperti kipas angin, mesin cuci, pompa air dan penyedot debu. Dasar kerja motor listrik ini hampir sama dengan dasar kerja sebuah galvanometer. Apabila arus listrik dialirkanmelalui kumparan, permukaan kumparan yang bersifat sebagai kutub utara bergerak menghadapselatan magnet. Permukaan yang bersifat sebagai kutub selatan bergerak menghadap ke kutubutara magnet. Setelah itu maka kumparan berhenti berputar.Untuk melanjutkan putaran, tepat pada saat kutub kumparan berhadapan dengan kutub magnet,arah arus dalam kumparan dibalik.
  • 13. Dengan terbaliknya arah arus maka kutub utara kumparan berubah menjadi kutub selatan, kutub selatannya menjadi kutub utara. Sekarang kutub utarakumparan berhadapan dengan kutub utara magnet. Kutub selatan kumparan berhadapan dengankutub selatan magnet. Kutub-kutub itu menolak kumparan berputar setengah putaran sampaikutub utara kumparan berhadapan dengan kutub selatan magnet dan kutub selatan kumparan berhadapan dengan kutub utara magnet, pada saat itu arus dalam kumparan dibalik lagi. Akibat kumparan itu berputar setengah putaran lagi, demikian seterusnya, kumparan berputar terus, lihat gambar dibawah ini :
  • 14.
  • 15. b. Alat Ukur Listrik Berikut adalah alat-alat ukur listrik dan fungsinya yang sering digunakan : 1. Amperemeter Amperemeter ialah alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik baik untuk arus DC maupun AC yang terdapat dalam rangkaian tertutup. Amperemeter biasa dipasang berderet dengan elemen listrik.
  • 16. 2. Voltmeter Voltmeter ialah alat yang digunakan untuk mengukur besar tegangan listrik pada sebuah rangkaian listrik tertutup. Voltmeter disusun secara paralel terhadap letak komponen yang diukur dalam rangkaian. Alat ini terdiri dari tiga buah lempengan tembaga yang terpasang pada sebuah bakelite yang dirangkai dalam sebuah tabung kaca atau plastik. Lempengan luar berfungsi sebagai Anode sedangkan yang di tengah sebagai Katode. Pada Umumnya tabung tersebut berukuran 15 cm x 10 cm.
  • 17. 3. KWH Meter Kwh Meter ialah alat yang digunakan oleh pihak PLN untuk menghitung besarnya penggunaan daya oleh konsumen. Alat ini sangat umum dijumpai di masyarakat. Bagian utama dari suatu KWH Meter merupakan kumparan tegangan , kumparan arus , piringan aluminium , magnet tetap yang bertugas menetralkan piringan aluminium dari induksi medan magnet dan gear mekanik yang mencatat jumlah perputaran piringan aluminium.
  • 18. 5. Sifat Kemagnetan Bahan A. Diamagnetik Diamagnetik adalah sifat suatu benda untuk menciptakan suatu medan magnet ketika dikenai medan magnet. Sifat ini menyebabkan efek tolak menolak. Diamagnetik adalah salah satu bentuk magnet yang cukup lemah, dengan pengecualian superkonduktor yang memiliki kekuatan magnet yang kuat. B. Ferromagnetik Ferromagnetik adalah sebuah fenomena dimana sebuah material dapat mengalami magnetisasi secara spontan, dan merupakan satu dari bentuk kemagnetan yang paling kuat. Fenomena inilah yang dapat menjelaskan kelakuan magnet C. Paramagnetik Semua zat yang mempunyai susceptibilitas magnetik positif adalah zat paramagnetik. Dalam zat semacam ini setiap atom atau molekul mempunyai momen magnetik total yang tak sama dengan nol dalam medan luar yang nol. Hal ini terjadi pada zat-zat yang subkulitnya tak penuh hingga maksimum. Misalnya : 22Ca hingga 28Ni, 41Ne hingga 25Rh, 57Li hingga 78Pt, 90Tn hingga 92U. Hingga susceptibilitasnya tergantung temperatur.yang kita jumpai sehari-hari.
  • 19. D. Antiferromagnetik Bahan antiferromagnetik dapat digambarkan oleh struktur krital dengan kisi-kisi yang diisi dengan dua jenis atom dengan momen magnet yang berlawanan arah (antiparalel). Jika tak ada medan luar, besarnya medan magnet yang antiparalel seimbang sehingga magnetisasi total sama dengan nol (0). E. Ferrimagnetik dan Ferrit Bahan Ferrimagnetik merupakan bahan yang didalamnya terdapat momen magnetik yang masing-masing atomnya tidak sama, sehingga memiliki magnetisasi spontan M, walaupun tanpa adanya medan magnet luar.
  • 20. Contoh Soal 1. Dua buah kawat dengan konfigurasi seperti gambar di bawah! Tentukan besar dan arah gaya magnetik yang bekerja pada kawat II untuk panjang kawat 0,5 meter! Pembahasan Besar gaya magnetik jika dua buah kawat berarus didekatkan adalah : Arah gaya: Jika kedua arus memiliki arah yang sama maka kedua kawat akan tarik menarik Jika kedua arus memiliki arah yang berlawanan maka kedua kawat akan saling tolak Dengan demikian arah gaya pada kawat II adalah ke kiri (ditarik mendekat ke kawat I)
  • 21. 2. Sebuah elektron yang bermuatan 1,6 x 10−19 C bergerak dengan kecepatan 5 x 105 m/s melalui medan magnet sebesar 0,8 T seperti gambar berikut. Tentukan : a) besar gaya magnetik saat elektron berada dalam medan magnet b) arah gaya magnetik yang bekerja pada elektron Pembahasan a) besar gaya magnetik saat elektron berada dalam medan magnet Gunakan persamaan F = BQV sin θ
  • 22. dimana B adalah besarnya medan magnetik (Tesla), Q adalah besarnya muatan (Coulomb), V adalah kecepatan gerak muatan (m/s) dan θ adalah sudut yang dibentuk antara arah gerak muatan dengan arah medan magnet. Pada soal diatas 90° sehingga nilai sinusnya adalah 1. F = (0,8)(1,6 x 10−19)(5 x 105)(1) = 6,4 x 10−14 Newton b) arah gaya magnetik yang bekerja pada elektron Untuk menentukan arah gaya magnetik gunakan kaidah tangan kanan sebagai berikut: