SlideShare a Scribd company logo
1 of 59
z
FEEDBACK AND
FEEDFORWARD
CONTROL
PENGENDALIAN PROSES
Instrumentasi Sistem Pengendali
z
TOPIK PEMBELAJARAN
 Prinsip Pengendalian Proses
 Feedback Control dan Mekanisme
 Elemen-elemen Pengendali Umpan Balik
 Jenis-jenis Pengendali Umpan Balik
 Perhatikan : Proses pemanasan
dalam alat penukar panas (HE) :
Gambar 1. Proses pemanasan cairan
dalam penukar panas
 Tujuan proses :
Memanaskan aliran minyak
hingga suhu tertentu.
 Minyak dingin masuk ke HE
dan dipanaskan oleh aliran air
panas.
 Suhu minyak keluar
menunjukkan hasil kerja
proses pemanasan.
Prinsip Pengendalian Proses
Gambar 1. Proses pemanasan
cairan dalam penukar panas
Suhu minyak keluar disebut :
 Nilai proses (process value),
 variabel proses (process
variable), atau
 variabel keluaran (output
variable) sistem proses.
Tout
Tin
Pada proses ini :
 Peningkatan suhu minyak dingin
menjadi panas terjadi karena
perpindahan panas dari aliran air
panas ke minyak dingin.
Prinsip Pengendalian Proses (lanjutan…)
Pada proses ini, proses pemanasan
dipengaruhi oleh:
a. laju aliran minyak masuk,
b. suhu minyak masuk,
c. laju alir air panas,
d. suhu air panas, dan
e. kehilangan panas ke lingkungan.
Tout
Tin
 Dengan kata lain, suhu minyak keluar dipengaruhi oleh ke lima
besaran tersebut.
 Ke lima besaran itu disebut : Variabel masukan sistem proses,
yaitu besaran yang mempengaruhi variabel keluaran (suhu minyak
keluar).
Prinsip Pengendalian Proses (lanjutan….)
Gambar 1.3 Diagram blok sistem proses pemanasan minyak
d
y
Proses
m
 Perubahan suhu air panas bersifat
sebagai gangguan murni (bukan
beban proses) karena bertindak
sebagai pemanas.
 Sedangkan laju alir air panas yang
digunakan sebagai pengendali
suhu disebut sebagai variabel
pengendali atau termanipulasi
(manipulated variable).
d y
Controller Mechanism
Controller Final Control
elemen
Proses
Measuring
Device
ySP 

 m
ym
C
Mekanisme pengendalian umpan balik (feedback control). :
 Dimulai dengan mengukur suhu minyak keluar.
 Hasil pengukuran dibandingkan dengan nilai yang diinginkan
(setpoint).
 Berdasar perbedaan keduanya ditentukan tindakan apa yang
akan dilakukan.
− Bila suhu minyak keluar lebih rendah dibanding suhu yang
diinginkan, maka laju aliran air panas diperbesar.
− Dan sebaliknya, laju aliran air panas diperkecil.
 Pada pengendalian otomatik:
 Yang menjalankan mekanisme pengendalian diperankan
oleh instrumen.
 Instrumen yang diperlukan dalam pengendalian suhu :
a. Unit pengukuran suhu (sensor dan transmitter suhu).
b. Pengendali suhu (temperature controller) dan
c. katup kendali (control valve).
 Ketiga komponen ini bersama dengan sistem proses
(penukar panas) membentuk lingkar pengendalian umpan
balik (feedback control loop) atau sistem lingkar tertutup
(closed-loop system).
 Mekanisme pengendalian lingkar tertutup (close loop) dapat dijelaskan
melalui gambar berikut.
 Prinsip pengendalian suhu tersebut di atas berlaku umum
untuk semua pengendalian proses umpan balik.
 Pada pengendalian umpan balik, terdapat empat fungsi
dasar, yaitu:
 mengukur (measurement),
 membandingkan (comparision),
 menghitung (computation, decision, atau evaluation) dan
 mengoreksi (correction atau action).
Mengukur Membandingkan
Suhu T dengan
nilai setpoint
(TSP)
Menghitung Mengoreksi
Suhu Cairan
keluar (T)
Jika T>TSP , perkecil pemanas Perkecil bukaan katup
Jika T<TSP , perbesar pemanas Perbesar bukaan katup
Tabel 1.1. Contoh 4 fungsi dasar pengendalian
 Untuk menyederhanakan presentasi sistem pengendali umpan baik,
digunakan simbol-simbol, sebagai berikut :
 FC : flow control
 PC : pressure control
 LC : liquid-level control
 TC : temperature control
 CC : composition control
Elemen-elemen Pengendali Umpan Balik
1. Proses
Peralatan untuk operasi baik fisika maupun kimia. Misal : tangki, heat
exchanger, reaktor, separator, dll.
2. Instrumen alat ukur atau sensor
 Termokopel : untuk temperatur
 Bellow atau diaphragma : untuk tekanan atau level cairan
 Orifice plat : untuk aliran
 Gas Chromatography atau berbagai jenis spectroscopic analyzer :
untuk komposisi.
1
3
3
4
5
Jenis-jenis Pengendali Umpan Balik
 Unit pengendali merupakan "otak" sistem dalam pengendalian.
 Pengendali adalah piranti yang melakukan perhitungan atau evaluasi
nilai error menurut algoritma kendali.
 Evaluasi yang dilakukan berupa operasi matematika seperti,
penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, integrasi dan
diferensiasi.
 Hasil evaluasi berupa sinyal kendali yang dikirim ke unit kendali
akhir.
 Sinyal kendali berupa sinyal standar yang serupa dengan sinyal
pengukuran.
Algoritma
Kendali
ySP 
−

Variabel proses
C Sinyal kendali
(controller output)
Error
Setpoint
Jenis-jenis Pengendali Umpan Balik
Jenis-jenis Pengendali
Umpan Balik:
1. Proportional Controller
(P-Controller)
2. Proportional-Integral Controller
(PI-Controller)
3. Proportional-Integral-
Differential Controller
(PID-Controller)
1. Proportional Controller (P-Controller)
Output penggeraknya (actuating output) sebanding dengan error
Algoritma
Kendali
ySP 
−

Variabel proses
C Sinyal kendali
(controller output)
Error
Setpoint
    s
C c
t
K
t
c 

 ……………………… (1)
Dengan : KC = proportional gain dari controller
CS = sinyal bias controller (yaitu : actuating signal jika  = 0)
Jenis-jenis Pengendali Umpan Balik
 Suatu Proportional Controller digambarkan dengan nilai proporsional
gainnya (KC) atau ekivalen dengan proportional bandnya (PB) :
C
K
PB
100
  Nilai PB biasanya : 1  PB  500
 Dari pers di atas, Semakin besar nilai Kc semakin kecil nilai PB
 Fungsi transfer dari P-Controller :
Deviasi c*(t) sinyal penggerak (actuating signal) adalah
    s
c
t
c
t
c 


……………………… (2)
   
t
K
t
c C 


Jenis-jenis Pengendali Umpan Balik
 Tranformasi Laplace dari Pers (2) :
……………........….……… (3)
 
   
   
 
t
K
t
K
t
c C
C 




L
L
L .
   
s
K
s
c C 


Pers (3) : Fungsi Transfer dari P-Controller
   
s
K
s
c C 


 
 
 
.
C
C K
s
s
c
s
G 



……………………… (4)
2. Proportional Integral Controller (PI-Controller)
 Biasanya disebut : Proportional – plus – reset controller
 Hubungan antara sinyal penggerak (actuating signal) dengan error
didefenisikan:
      s
t
I
C
C c
dt
t
K
t
K
t
c 



 
0

Dengan : KC = proportional gain dari controller
CS = sinyal bias controller (yaitu : sinyal aktual jika  = 0)
I = konstanta waktu integral (integral time constant) atau
reset time (dalam menit).
Nilainya : 0,1  I  50 menit
…………… (5)
 Sejumlah pabrik tidak menkalibrasi kontrollernya dalam bentuk I ,
tetapi dalam bentuk resiprokal, ( 1/I ) (repeat per-minutes) atau
dikenal dengan “reset rate”.
 Gambar 3.4 menunjukkan respon output controller dari hasil
perhitungan Pers. (4).
 Dari Gambar tsb. Dapat
dilihat bahwa output controller
pada awalnya adalah
sebesar KC  (kontribusi suku
integral = 0).
 Setelah beberapa periode I
(menit), kontribusi suku
integral adalah :
  




 C
I
I
C
I
C
K
K
dt
t
K I




0
………… (6)
 Dari pers. (6), aksi pengendali integral memiliki “perulangan
(repeated)” respon dari aksi proporsional. Perulangan ini berlangsung
setiap I menit dan/ sehingga disebut : Reset Time.
 Reset time adalah: waktu yang dibutuhkan oleh controller untuk
mengulangi aksi proporsional awal akibat perubahan outputnya.
 Aksi intehral menyebabkan output controller, c(t) berubah selama
error masih eksis dalam output proses. Jadi pengendali jenis ini
dapat mengeliminasi setiap error yang kecil.
 Fungsi transfer dari PI-Controller :
Deviasi c*(t) sinyal penggerak (actuating signal) adalah
    s
c
t
c
t
c 


     
     




















t
I
C
C
s
s
t
I
C
C
dt
t
K
t
K
t
c
c
c
dt
t
K
t
K
t
c
0
0


 
   
   









 

t
I
C
C dt
t
K
t
K
t
c
0

L
L
L
     
s
s
K
s
K
s
c
I
C
C





.
.

   
s
s
K
s
c
I
C 










1
1
   
  










s
K
s
s
c
s
G
I
C
C

1
1 ……………….. (6)
 Fungsi transfer dari PI-Controller
:
3. Proportional Integral Derivative Controller (PID-Controller)
 Dalam prakteknya di industri, pengendali jenis ini dikenal sbg :
Proportional – plus – reset plus rate controller
 Output controller ini diberikan dengan persamaan:
      s
D
C
t
I
C
C c
dt
d
K
dt
t
K
t
K
t
c 





  
 0
…......… (7)
Dengan : D = konstanta waktu derivatif (menit)
 Dengan kehadiran suku derivatif (d/dt ), PID controller
mengantisipasi apakah error akan ada dalam waktu dekat dan
menggunakan aksi pengendalian yang sebanding dengan laju
perubahan error
 Kelemahan utama aksi pengendali derivatif antara lain adalah :
1. Untuk respon dengan konstanta error bukan nol menghasilkan
tanpa aksi pengendalian, karena d/dt = 0.
 Fungsi transfer dari PID-Controller :
Dari pers. (7), fungsi transfer PID-Controller adalah :
   
  











s
s
K
s
s
c
s
G P
I
C
C 

1
1 …………….. (8)
 Sensor (elemen perasa atau pengindera) adalah piranti
yang merespon rangsangan fisik.
 Alat/unit ini disebut detecting element (elemen pendeteksi)
atau elemen primer.
 Beberapa jenis alat ukur untuk aplikasi pengendalian proses
dapat dilihat pada Tabel 13.1
4. Alat ukur (Sensor)
 Alat/ unit pengukuran berfungsi mengubah informasi besaran
fisik terukur (variabel proses) menjadi sinyal standar.
 Unit ini terdiri atas dua bagian besar yaitu sensor dan
transmiter.
4. Alat ukur/ Sensor (lanjutan….)
 Transmiter yaitu piranti yang
berfungsi mengubah energi
atau informasi yang datang
dari sensor menjadi sinyal
standar.
 Dua macam sinyal standar
yang sering dapat dipakai
yaitu :
a. sinyal listrik, dan
b. pneumatik.
4. Alat ukur/ Sensor (lanjutan….)
 Dalam beberapa hal, lebih sederhana memasukkan sensor dalam
blok transmiter,
− sehingga dalam arti sempit, transmiter adalah instrumen yang
mengukur besaran fisik dan mengirimkannya dalam bentuk
sinyal pengukuran standar.
 Bila besaran fisik bertambah besar, maka sinyal pengukuran
juga akan bertambah besar (bersifat direct acting).
4. Alat ukur/ Sensor (lanjutan….)
a). Flow Sensor
 Flow sensor yang paling umum digunakan dalam praktek industri
adalah alat yang dapat mengukur gradien tekanan pada penampang
aliran. Contohnya : Orifice plate, Venturi tube dan Dall Flow Tube
 Turbin flow meter menggunakan jumlah revolusi turbin untuk
mengukur laju alir secara cukup akurat.
a). Flow Sensor (lanjutan….)
 Flow sensor memiliki dinamika yang sangat cepat, dan biasanya
dimodelkan dengan persamaan aljabar :
p
Flow 
  …………….……….. (9)
Dengan  = konstanta yang ditentukan oleh karakteristik
konstruksi flow sensor. p = perbedaan tekanan antara titik
pada upstream dan downstream.
4. Alat ukur/ Sensor (lanjutan….)
b). Pressure or pressure-actuated sensors
 Sensor jenis ini digunakan untuk mengukur tekanan suatu
proses atau perbedaan tekanan digunakan untuk menghitung
level cairan atau laju alir (orifice plate, venturi tube).
 Contoh : Variable capacitance differential pressure transducer
(Gambar 11A.2).
 Pada alat ini, perbedaan tekanan menyebabkan pergerakan
sensing diaphragm. Posisi sensing diaphragm dideteksi oleh
plate capacitor yang terdapat pada kedua sisi diaphragma.
 Beda kapasitansi antara sensing diaphragm dan capacitor
plate dikonversi menjadi arus DC.
4. Alat ukur/ Sensor (lanjutan….)
b). Pressure or pressure-actuated sensors (lanjutan…)
 Neraca gaya di sekitar sensing diaphragm mengikuti model orde
kedua :
…………….……….. (10)
4. Alat ukur/ Sensor (lanjutan….)
c). Temperature sensors
 Yang paling umum adalah : Thermocouple, resistance bulb
thermometer, dan thermistor.
 Seluruh peralatan menghasilkan pengukuran dalam bentuk sinyal
listrik.
 Tidak bergantung pada perbedaan konstruksinya, kelakuan dinamik
dasar dapat ditentukan dalam bentuk profil temperatur (Gambar
13.6a dan b.
 Elemen pendeteksi temperatur selalu di dalam thermowell (Gambar
13.7).
4. Alat ukur/ Sensor (lanjutan….)
c). Temperature sensors (lanjutan…)
 Dalam kasus –A (Gambar 13.6a), diasumsikan bahwa tahanan
utama terhadap heat transfer berada pada bagian luar thermowell
casing. Dengan demikian, dapat dimodelkan dengan sistem orde
satu.
…………….……….. (11)
 Dalam kasus –A (Gambar 13.6a), diasumsikan bahwa tahanan
utama terhadap heat transfer berada pada bagian luar thermowell
casing. Dengan demikian, dapat dimodelkan dengan sistem orde
satu.
 Dalam kasus –B (Gambar 13.6b), tahanan utama heat tranfer
adalah tahanan film baik disebelah dalam atau sebelah luar
thermowell casing.
 Nilai ini ekivalen dengan dua tangki kapasitansi yang disusun secara
seri.
 Kelakuan dinamik sistem ini menunjukkan orde-kedua yang
overdamped :
…………….……….. (12)
 Paramter  dan  bergantung pada konstruksi dan karakteristik
bahan peralatan pengukur temperatur.
 Respon model termokopel dengan Pers (12) lebih rendah dibanding
model termokoperl pada Pers. (11).
4. Alat ukur/ Sensor (lanjutan….)
e). Composition Analyzer
 Contoh sensor jenis ini adalah Gas Chromatografi dan berbagai
jenis spectroscopic analyzer.
 Alat ini digunakan untuk mengukur komposisi cairan atau gas atau
dua komponen kunci atau seluruh komponen yang terdapat dalam
aliran proses.
 Gambaran dinamik composition analyzer adalah “time delay (waktu
keterlambatan) dalam responnya yang boleh jadi cukup besar.
 Jadi untuk kolom chromatografi, waktu yang dibutuhkan oleh sampel
untuk berpindah dari aliran proses ke kolom, plus waktu yang
dibutuhkan untuk berpindah dari kolom ke rspon, boleh jadi cukup
besar. Time delay yang lama akan menghasilkan ketidak efektifan
pengendalian.
 Karakteristik lainnya : (1) kehandalan operasinya rendah
(kalibrasinya mudah berubah), dan (2) biaya relatif tinggi.
5. Transmission Line (Garis Transmisi)
 Garis transmisi digunakan untuk membawa sinyal hasil pengukuran ke
controller dan sinyal controller ke final control element (control valve).
 Ada dua jenis transmission line, yaitu : pneumatic (udara atau cairan
terkompresi) dan listrik.
 Biasanya, kelakuan dinamik pneumatic transmission line dapat
diabaikan. Tetapi, jika asumsi di atas tidak berlaku, maka dapat
digunakan persamaan :
….……….. (13)
 Po = tekanan pada outlet, dan Pi = tekanan pada inlet
6. Final Control Elemen (Elemen Pengendali akhir)
 Unit kendali akhir bertugas menerjemahkan sinyal kendali
menjadi aksi atau tindakan koreksi melalui pengaturan
variabel pengendali atau variabel termanipulasi.
 Unit ini terdiri atas dua bagian besar, yaitu actuator dan
elemen regulasi.
 Actuator atau penggerak adalah piranti yang mampu
melakukan aksi fisik.
 Fungsinya mengubah sinyal kendali menjadi pengaturan
fisik untuk pengendalian variabel proses.
 Jenis penggerak yang penting dalam industri proses adalah
pneumatik, elektrik, dan hidrolik.
6. Final Control Elemen (Elemen Pengendali akhir)
 Katup kendali (control valve) merupakan unit kendali akhir yang
paling banyak dipakai di industri kimia.
 Piranti ini terdiri atas penggerak (actuator) dan katup (valve).
 Sebagai energi penggerak adalah udara tekan (pneumatik).
 Meskipun demikian kadang-kadang memakai penggerak listrik,
baik motor listrik (motorized valve) maupun solenoida (solenoide
valve).
 Bukaan katup diatur oleh penggerak.
 Fungsi katup kencali adalah mengatur laju alir.
 Prinsipnya adalah bertindak sebagai penyempitan variabel
(variable restriction) dalam perpipaan proses.
 Dengan mengubah bukaan akan mengubah hambatan,
sehingga laju alir berubah.
 Gambar 2.12 dan 2.13 manampilkan sebuah katup kencali dengan
penggerak pneumatik jenis air-to-close.
 Sinyal kendali 4-20 mA yang berasal dari pengendali elektronik
memerlukan sebuah transduser yang mengubah sinyal arus ke
tekanan udara (I/P) yaitu mengubah sumber udara tekan 20-25
psig (140-170 kPa) menjadi 3-15 psig (20 - 100 kPa).
6. Final Control Elemen (lanjutan…)
 Berdasar aksi katup oleh adanya perubahan tekanan udara,
katup kencali dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
 air-to-open (AO) atau disebut fail-closed (FC) dan
 air-to-close (AC) atau disebut fail-open (FO).
 Pada jenis air-to-open, katup akan membuka jika mendapat
tekanan udara. Atau dengan kata lain, bila terjadi kegagalan
pasokan udara hingga tekanan jatuh ke minimum, katup akan
menutup.
 Sebaliknya, pada jenis air-to close, katup akan menutup jika
mendapat tekanan udara.
 Atau dengan kata lain, bila terjadi kegagalan pasokan
udara hingga tekanan jatuh ke minimum, katup akan
membuka.
 Berdasar aksi katup oleh adanya perubahan tekanan udara,
katup kencali dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
 air-to-open (AO) atau disebut fail-closed (FC) dan
 air-to-close (AC) atau disebut fail-open (FO).
 Pada jenis air-to-open, katup akan membuka jika mendapat
tekanan udara. Atau dengan kata lain, bila terjadi kegagalan
pasokan udara hingga tekanan jatuh ke minimum, katup akan
menutup.
 Sebaliknya, pada jenis air-to close, katup akan menutup jika
mendapat tekanan udara.
 Atau dengan kata lain, bila terjadi kegagalan pasokan
udara hingga tekanan jatuh ke minimum, katup akan
membuka.
THANK YOU

More Related Content

What's hot

Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri AgataMelati
 
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)qlp
 
Larutan Dan Konsentrasi
Larutan Dan KonsentrasiLarutan Dan Konsentrasi
Larutan Dan KonsentrasiIwan Setiawan
 
Analisis Kation Golongan I, II, III, IV dan V
Analisis Kation Golongan I, II, III, IV dan VAnalisis Kation Golongan I, II, III, IV dan V
Analisis Kation Golongan I, II, III, IV dan VUniversitas Negeri Medan
 
Titrasi argentrometri
Titrasi argentrometriTitrasi argentrometri
Titrasi argentrometriandi septi
 
spektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-visspektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-visHafifa Marza
 
Laporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdagangan
Laporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdaganganLaporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdagangan
Laporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdaganganNita Mardiana
 
Bab iv asidi alkalimetri
Bab iv asidi alkalimetriBab iv asidi alkalimetri
Bab iv asidi alkalimetriAndreas Cahyadi
 
kumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gaskumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gasRfebiola
 
Kompleksometri teknik kimia universitas sriwijaya palembang, sumatera selatan...
Kompleksometri teknik kimia universitas sriwijaya palembang, sumatera selatan...Kompleksometri teknik kimia universitas sriwijaya palembang, sumatera selatan...
Kompleksometri teknik kimia universitas sriwijaya palembang, sumatera selatan...Olika Adzalia
 
Reaksi dan-pembuatan-senyawa-kompleks fix
Reaksi dan-pembuatan-senyawa-kompleks fixReaksi dan-pembuatan-senyawa-kompleks fix
Reaksi dan-pembuatan-senyawa-kompleks fixSilvia Marceliana
 
Penentuan energi aktivasi reaksi ionik
Penentuan energi aktivasi reaksi ionikPenentuan energi aktivasi reaksi ionik
Penentuan energi aktivasi reaksi ionikqlp
 
Matematika teknik kimia_2
Matematika teknik kimia_2Matematika teknik kimia_2
Matematika teknik kimia_2Gayuh Permadi
 
Kimia Organik (Alkohol dan eter)
Kimia Organik (Alkohol dan eter) Kimia Organik (Alkohol dan eter)
Kimia Organik (Alkohol dan eter) nailaamaliaa
 
Ppt uji karbohidrat
Ppt uji karbohidratPpt uji karbohidrat
Ppt uji karbohidratpure chems
 

What's hot (20)

Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri
 
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
 
Larutan Dan Konsentrasi
Larutan Dan KonsentrasiLarutan Dan Konsentrasi
Larutan Dan Konsentrasi
 
Analisis Kation Golongan I, II, III, IV dan V
Analisis Kation Golongan I, II, III, IV dan VAnalisis Kation Golongan I, II, III, IV dan V
Analisis Kation Golongan I, II, III, IV dan V
 
Titrasi argentrometri
Titrasi argentrometriTitrasi argentrometri
Titrasi argentrometri
 
Analisis kation
Analisis kation Analisis kation
Analisis kation
 
spektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-visspektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-vis
 
Kimia fisika
Kimia fisikaKimia fisika
Kimia fisika
 
Laporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdagangan
Laporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdaganganLaporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdagangan
Laporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdagangan
 
Bab iv asidi alkalimetri
Bab iv asidi alkalimetriBab iv asidi alkalimetri
Bab iv asidi alkalimetri
 
Ekstraksi pelarut padat cair
Ekstraksi pelarut padat cairEkstraksi pelarut padat cair
Ekstraksi pelarut padat cair
 
kumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gaskumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gas
 
Kompleksometri teknik kimia universitas sriwijaya palembang, sumatera selatan...
Kompleksometri teknik kimia universitas sriwijaya palembang, sumatera selatan...Kompleksometri teknik kimia universitas sriwijaya palembang, sumatera selatan...
Kompleksometri teknik kimia universitas sriwijaya palembang, sumatera selatan...
 
Reaksi dan-pembuatan-senyawa-kompleks fix
Reaksi dan-pembuatan-senyawa-kompleks fixReaksi dan-pembuatan-senyawa-kompleks fix
Reaksi dan-pembuatan-senyawa-kompleks fix
 
Penentuan energi aktivasi reaksi ionik
Penentuan energi aktivasi reaksi ionikPenentuan energi aktivasi reaksi ionik
Penentuan energi aktivasi reaksi ionik
 
Matematika teknik kimia_2
Matematika teknik kimia_2Matematika teknik kimia_2
Matematika teknik kimia_2
 
Kimia Organik (Alkohol dan eter)
Kimia Organik (Alkohol dan eter) Kimia Organik (Alkohol dan eter)
Kimia Organik (Alkohol dan eter)
 
Solution_Kimia Dasar
Solution_Kimia DasarSolution_Kimia Dasar
Solution_Kimia Dasar
 
Ppt uji karbohidrat
Ppt uji karbohidratPpt uji karbohidrat
Ppt uji karbohidrat
 
Reaksi kimia
Reaksi kimiaReaksi kimia
Reaksi kimia
 

Similar to PID

Sistem pengendalian
Sistem pengendalianSistem pengendalian
Sistem pengendalianAika Hartini
 
4 klsisfikasi sistem kontrol otomatis
4 klsisfikasi sistem kontrol otomatis4 klsisfikasi sistem kontrol otomatis
4 klsisfikasi sistem kontrol otomatisgalaksiumat
 
pengantar teknik kendali
 pengantar teknik kendali pengantar teknik kendali
pengantar teknik kendaliRandi Putra
 
Alat kendali untuk final 2011
Alat kendali untuk final 2011Alat kendali untuk final 2011
Alat kendali untuk final 2011Ekaa DC
 
kendalibab1pengantarpengendalianproses.ppt
kendalibab1pengantarpengendalianproses.pptkendalibab1pengantarpengendalianproses.ppt
kendalibab1pengantarpengendalianproses.pptRenzaRifaldi
 
Proses tuning pada pid
Proses tuning pada pidProses tuning pada pid
Proses tuning pada pidSupar Ramah
 
Modul praktikum kendali lanjut
Modul praktikum kendali lanjutModul praktikum kendali lanjut
Modul praktikum kendali lanjutPressa Surya
 
kontrol_PID.pptx
kontrol_PID.pptxkontrol_PID.pptx
kontrol_PID.pptxAnisiaHati
 
Kontroler PID
Kontroler PIDKontroler PID
Kontroler PIDarie eric
 
Kontroler pid
Kontroler pidKontroler pid
Kontroler pidarie eric
 
Dasar_Sistem_Kontrol_dan_pptx.pptxDasar_Sistem_Kontrol_dan_pptx.pptx
Dasar_Sistem_Kontrol_dan_pptx.pptxDasar_Sistem_Kontrol_dan_pptx.pptxDasar_Sistem_Kontrol_dan_pptx.pptxDasar_Sistem_Kontrol_dan_pptx.pptx
Dasar_Sistem_Kontrol_dan_pptx.pptxDasar_Sistem_Kontrol_dan_pptx.pptxremanumyeye
 
Konsep dasar sistem kendali digital konsep dasar sistem kendali digital
Konsep dasar sistem kendali digital konsep dasar sistem kendali digitalKonsep dasar sistem kendali digital konsep dasar sistem kendali digital
Konsep dasar sistem kendali digital konsep dasar sistem kendali digitalroy_massolo
 
Pertemuan 3 Sistem Pengendali Elektronik
Pertemuan 3   Sistem Pengendali ElektronikPertemuan 3   Sistem Pengendali Elektronik
Pertemuan 3 Sistem Pengendali ElektronikAhmad Nawawi, S.Kom
 
Sistem kendali otomatis
Sistem kendali otomatis Sistem kendali otomatis
Sistem kendali otomatis Puti Andini
 
Prinsip kerja PID
Prinsip kerja PIDPrinsip kerja PID
Prinsip kerja PIDSupar Ramah
 
Bab 12 teknik pengaturan otomts
Bab 12   teknik pengaturan otomtsBab 12   teknik pengaturan otomts
Bab 12 teknik pengaturan otomtsEko Supriyadi
 
Meeting I sistem kendali Proses alimuddin agus 2017.ppt
Meeting I sistem kendali Proses alimuddin agus 2017.pptMeeting I sistem kendali Proses alimuddin agus 2017.ppt
Meeting I sistem kendali Proses alimuddin agus 2017.pptFahmiUlhaq1
 

Similar to PID (20)

Sistem pengendalian
Sistem pengendalianSistem pengendalian
Sistem pengendalian
 
4 klsisfikasi sistem kontrol otomatis
4 klsisfikasi sistem kontrol otomatis4 klsisfikasi sistem kontrol otomatis
4 klsisfikasi sistem kontrol otomatis
 
pengantar teknik kendali
 pengantar teknik kendali pengantar teknik kendali
pengantar teknik kendali
 
Alat kendali untuk final 2011
Alat kendali untuk final 2011Alat kendali untuk final 2011
Alat kendali untuk final 2011
 
kendalibab1pengantarpengendalianproses.ppt
kendalibab1pengantarpengendalianproses.pptkendalibab1pengantarpengendalianproses.ppt
kendalibab1pengantarpengendalianproses.ppt
 
Proses tuning pada pid
Proses tuning pada pidProses tuning pada pid
Proses tuning pada pid
 
Modul praktikum kendali lanjut
Modul praktikum kendali lanjutModul praktikum kendali lanjut
Modul praktikum kendali lanjut
 
kontrol_PID.pptx
kontrol_PID.pptxkontrol_PID.pptx
kontrol_PID.pptx
 
Kontroler PID
Kontroler PIDKontroler PID
Kontroler PID
 
Kontroler proporsional
Kontroler proporsionalKontroler proporsional
Kontroler proporsional
 
Kontroler pid
Kontroler pidKontroler pid
Kontroler pid
 
Dasar_Sistem_Kontrol_dan_pptx.pptxDasar_Sistem_Kontrol_dan_pptx.pptx
Dasar_Sistem_Kontrol_dan_pptx.pptxDasar_Sistem_Kontrol_dan_pptx.pptxDasar_Sistem_Kontrol_dan_pptx.pptxDasar_Sistem_Kontrol_dan_pptx.pptx
Dasar_Sistem_Kontrol_dan_pptx.pptxDasar_Sistem_Kontrol_dan_pptx.pptx
 
Konsep dasar sistem kendali digital konsep dasar sistem kendali digital
Konsep dasar sistem kendali digital konsep dasar sistem kendali digitalKonsep dasar sistem kendali digital konsep dasar sistem kendali digital
Konsep dasar sistem kendali digital konsep dasar sistem kendali digital
 
Sistem Kendali.ppt
Sistem Kendali.pptSistem Kendali.ppt
Sistem Kendali.ppt
 
Pertemuan 3 Sistem Pengendali Elektronik
Pertemuan 3   Sistem Pengendali ElektronikPertemuan 3   Sistem Pengendali Elektronik
Pertemuan 3 Sistem Pengendali Elektronik
 
Sistem kendali otomatis
Sistem kendali otomatis Sistem kendali otomatis
Sistem kendali otomatis
 
Prinsip kerja PID
Prinsip kerja PIDPrinsip kerja PID
Prinsip kerja PID
 
Pi d
Pi dPi d
Pi d
 
Bab 12 teknik pengaturan otomts
Bab 12   teknik pengaturan otomtsBab 12   teknik pengaturan otomts
Bab 12 teknik pengaturan otomts
 
Meeting I sistem kendali Proses alimuddin agus 2017.ppt
Meeting I sistem kendali Proses alimuddin agus 2017.pptMeeting I sistem kendali Proses alimuddin agus 2017.ppt
Meeting I sistem kendali Proses alimuddin agus 2017.ppt
 

Recently uploaded

TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxarifyudianto3
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfihsan386426
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdfAnonymous6yIobha8QY
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppttaniaalda710
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfArvinThamsir1
 

Recently uploaded (9)

TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
 

PID

  • 2. z TOPIK PEMBELAJARAN  Prinsip Pengendalian Proses  Feedback Control dan Mekanisme  Elemen-elemen Pengendali Umpan Balik  Jenis-jenis Pengendali Umpan Balik
  • 3.  Perhatikan : Proses pemanasan dalam alat penukar panas (HE) : Gambar 1. Proses pemanasan cairan dalam penukar panas  Tujuan proses : Memanaskan aliran minyak hingga suhu tertentu.  Minyak dingin masuk ke HE dan dipanaskan oleh aliran air panas.  Suhu minyak keluar menunjukkan hasil kerja proses pemanasan. Prinsip Pengendalian Proses
  • 4. Gambar 1. Proses pemanasan cairan dalam penukar panas Suhu minyak keluar disebut :  Nilai proses (process value),  variabel proses (process variable), atau  variabel keluaran (output variable) sistem proses. Tout Tin Pada proses ini :  Peningkatan suhu minyak dingin menjadi panas terjadi karena perpindahan panas dari aliran air panas ke minyak dingin. Prinsip Pengendalian Proses (lanjutan…)
  • 5. Pada proses ini, proses pemanasan dipengaruhi oleh: a. laju aliran minyak masuk, b. suhu minyak masuk, c. laju alir air panas, d. suhu air panas, dan e. kehilangan panas ke lingkungan. Tout Tin  Dengan kata lain, suhu minyak keluar dipengaruhi oleh ke lima besaran tersebut.  Ke lima besaran itu disebut : Variabel masukan sistem proses, yaitu besaran yang mempengaruhi variabel keluaran (suhu minyak keluar). Prinsip Pengendalian Proses (lanjutan….)
  • 6. Gambar 1.3 Diagram blok sistem proses pemanasan minyak d y Proses m  Perubahan suhu air panas bersifat sebagai gangguan murni (bukan beban proses) karena bertindak sebagai pemanas.  Sedangkan laju alir air panas yang digunakan sebagai pengendali suhu disebut sebagai variabel pengendali atau termanipulasi (manipulated variable).
  • 7. d y Controller Mechanism Controller Final Control elemen Proses Measuring Device ySP    m ym C Mekanisme pengendalian umpan balik (feedback control). :  Dimulai dengan mengukur suhu minyak keluar.  Hasil pengukuran dibandingkan dengan nilai yang diinginkan (setpoint).  Berdasar perbedaan keduanya ditentukan tindakan apa yang akan dilakukan. − Bila suhu minyak keluar lebih rendah dibanding suhu yang diinginkan, maka laju aliran air panas diperbesar. − Dan sebaliknya, laju aliran air panas diperkecil.
  • 8.  Pada pengendalian otomatik:  Yang menjalankan mekanisme pengendalian diperankan oleh instrumen.  Instrumen yang diperlukan dalam pengendalian suhu : a. Unit pengukuran suhu (sensor dan transmitter suhu). b. Pengendali suhu (temperature controller) dan c. katup kendali (control valve).  Ketiga komponen ini bersama dengan sistem proses (penukar panas) membentuk lingkar pengendalian umpan balik (feedback control loop) atau sistem lingkar tertutup (closed-loop system).
  • 9.  Mekanisme pengendalian lingkar tertutup (close loop) dapat dijelaskan melalui gambar berikut.
  • 10.  Prinsip pengendalian suhu tersebut di atas berlaku umum untuk semua pengendalian proses umpan balik.  Pada pengendalian umpan balik, terdapat empat fungsi dasar, yaitu:  mengukur (measurement),  membandingkan (comparision),  menghitung (computation, decision, atau evaluation) dan  mengoreksi (correction atau action).
  • 11. Mengukur Membandingkan Suhu T dengan nilai setpoint (TSP) Menghitung Mengoreksi Suhu Cairan keluar (T) Jika T>TSP , perkecil pemanas Perkecil bukaan katup Jika T<TSP , perbesar pemanas Perbesar bukaan katup Tabel 1.1. Contoh 4 fungsi dasar pengendalian
  • 12.
  • 13.
  • 14.
  • 15.
  • 16.
  • 17.  Untuk menyederhanakan presentasi sistem pengendali umpan baik, digunakan simbol-simbol, sebagai berikut :  FC : flow control  PC : pressure control  LC : liquid-level control  TC : temperature control  CC : composition control
  • 18. Elemen-elemen Pengendali Umpan Balik 1. Proses Peralatan untuk operasi baik fisika maupun kimia. Misal : tangki, heat exchanger, reaktor, separator, dll. 2. Instrumen alat ukur atau sensor  Termokopel : untuk temperatur  Bellow atau diaphragma : untuk tekanan atau level cairan  Orifice plat : untuk aliran  Gas Chromatography atau berbagai jenis spectroscopic analyzer : untuk komposisi. 1 3 3 4 5
  • 19. Jenis-jenis Pengendali Umpan Balik  Unit pengendali merupakan "otak" sistem dalam pengendalian.  Pengendali adalah piranti yang melakukan perhitungan atau evaluasi nilai error menurut algoritma kendali.  Evaluasi yang dilakukan berupa operasi matematika seperti, penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, integrasi dan diferensiasi.  Hasil evaluasi berupa sinyal kendali yang dikirim ke unit kendali akhir.  Sinyal kendali berupa sinyal standar yang serupa dengan sinyal pengukuran. Algoritma Kendali ySP  −  Variabel proses C Sinyal kendali (controller output) Error Setpoint
  • 20. Jenis-jenis Pengendali Umpan Balik Jenis-jenis Pengendali Umpan Balik: 1. Proportional Controller (P-Controller) 2. Proportional-Integral Controller (PI-Controller) 3. Proportional-Integral- Differential Controller (PID-Controller)
  • 21. 1. Proportional Controller (P-Controller) Output penggeraknya (actuating output) sebanding dengan error Algoritma Kendali ySP  −  Variabel proses C Sinyal kendali (controller output) Error Setpoint     s C c t K t c    ……………………… (1) Dengan : KC = proportional gain dari controller CS = sinyal bias controller (yaitu : actuating signal jika  = 0) Jenis-jenis Pengendali Umpan Balik
  • 22.  Suatu Proportional Controller digambarkan dengan nilai proporsional gainnya (KC) atau ekivalen dengan proportional bandnya (PB) : C K PB 100   Nilai PB biasanya : 1  PB  500  Dari pers di atas, Semakin besar nilai Kc semakin kecil nilai PB  Fungsi transfer dari P-Controller : Deviasi c*(t) sinyal penggerak (actuating signal) adalah     s c t c t c    ……………………… (2)     t K t c C    Jenis-jenis Pengendali Umpan Balik
  • 23.  Tranformasi Laplace dari Pers (2) : ……………........….……… (3)             t K t K t c C C      L L L .     s K s c C    Pers (3) : Fungsi Transfer dari P-Controller     s K s c C          . C C K s s c s G     ……………………… (4)
  • 24. 2. Proportional Integral Controller (PI-Controller)  Biasanya disebut : Proportional – plus – reset controller  Hubungan antara sinyal penggerak (actuating signal) dengan error didefenisikan:       s t I C C c dt t K t K t c       0  Dengan : KC = proportional gain dari controller CS = sinyal bias controller (yaitu : sinyal aktual jika  = 0) I = konstanta waktu integral (integral time constant) atau reset time (dalam menit). Nilainya : 0,1  I  50 menit …………… (5)
  • 25.  Sejumlah pabrik tidak menkalibrasi kontrollernya dalam bentuk I , tetapi dalam bentuk resiprokal, ( 1/I ) (repeat per-minutes) atau dikenal dengan “reset rate”.  Gambar 3.4 menunjukkan respon output controller dari hasil perhitungan Pers. (4).  Dari Gambar tsb. Dapat dilihat bahwa output controller pada awalnya adalah sebesar KC  (kontribusi suku integral = 0).  Setelah beberapa periode I (menit), kontribusi suku integral adalah :         C I I C I C K K dt t K I     0 ………… (6)
  • 26.  Dari pers. (6), aksi pengendali integral memiliki “perulangan (repeated)” respon dari aksi proporsional. Perulangan ini berlangsung setiap I menit dan/ sehingga disebut : Reset Time.  Reset time adalah: waktu yang dibutuhkan oleh controller untuk mengulangi aksi proporsional awal akibat perubahan outputnya.  Aksi intehral menyebabkan output controller, c(t) berubah selama error masih eksis dalam output proses. Jadi pengendali jenis ini dapat mengeliminasi setiap error yang kecil.  Fungsi transfer dari PI-Controller : Deviasi c*(t) sinyal penggerak (actuating signal) adalah     s c t c t c                                    t I C C s s t I C C dt t K t K t c c c dt t K t K t c 0 0  
  • 27.                       t I C C dt t K t K t c 0  L L L       s s K s K s c I C C      . .      s s K s c I C            1 1                  s K s s c s G I C C  1 1 ……………….. (6)  Fungsi transfer dari PI-Controller :
  • 28. 3. Proportional Integral Derivative Controller (PID-Controller)  Dalam prakteknya di industri, pengendali jenis ini dikenal sbg : Proportional – plus – reset plus rate controller  Output controller ini diberikan dengan persamaan:       s D C t I C C c dt d K dt t K t K t c           0 …......… (7) Dengan : D = konstanta waktu derivatif (menit)  Dengan kehadiran suku derivatif (d/dt ), PID controller mengantisipasi apakah error akan ada dalam waktu dekat dan menggunakan aksi pengendalian yang sebanding dengan laju perubahan error
  • 29.  Kelemahan utama aksi pengendali derivatif antara lain adalah : 1. Untuk respon dengan konstanta error bukan nol menghasilkan tanpa aksi pengendalian, karena d/dt = 0.  Fungsi transfer dari PID-Controller : Dari pers. (7), fungsi transfer PID-Controller adalah :                   s s K s s c s G P I C C   1 1 …………….. (8)
  • 30.  Sensor (elemen perasa atau pengindera) adalah piranti yang merespon rangsangan fisik.  Alat/unit ini disebut detecting element (elemen pendeteksi) atau elemen primer.  Beberapa jenis alat ukur untuk aplikasi pengendalian proses dapat dilihat pada Tabel 13.1 4. Alat ukur (Sensor)  Alat/ unit pengukuran berfungsi mengubah informasi besaran fisik terukur (variabel proses) menjadi sinyal standar.  Unit ini terdiri atas dua bagian besar yaitu sensor dan transmiter.
  • 31.
  • 32.
  • 33. 4. Alat ukur/ Sensor (lanjutan….)  Transmiter yaitu piranti yang berfungsi mengubah energi atau informasi yang datang dari sensor menjadi sinyal standar.  Dua macam sinyal standar yang sering dapat dipakai yaitu : a. sinyal listrik, dan b. pneumatik.
  • 34. 4. Alat ukur/ Sensor (lanjutan….)
  • 35.  Dalam beberapa hal, lebih sederhana memasukkan sensor dalam blok transmiter, − sehingga dalam arti sempit, transmiter adalah instrumen yang mengukur besaran fisik dan mengirimkannya dalam bentuk sinyal pengukuran standar.
  • 36.  Bila besaran fisik bertambah besar, maka sinyal pengukuran juga akan bertambah besar (bersifat direct acting).
  • 37. 4. Alat ukur/ Sensor (lanjutan….) a). Flow Sensor  Flow sensor yang paling umum digunakan dalam praktek industri adalah alat yang dapat mengukur gradien tekanan pada penampang aliran. Contohnya : Orifice plate, Venturi tube dan Dall Flow Tube  Turbin flow meter menggunakan jumlah revolusi turbin untuk mengukur laju alir secara cukup akurat.
  • 38. a). Flow Sensor (lanjutan….)  Flow sensor memiliki dinamika yang sangat cepat, dan biasanya dimodelkan dengan persamaan aljabar : p Flow    …………….……….. (9) Dengan  = konstanta yang ditentukan oleh karakteristik konstruksi flow sensor. p = perbedaan tekanan antara titik pada upstream dan downstream.
  • 39. 4. Alat ukur/ Sensor (lanjutan….) b). Pressure or pressure-actuated sensors  Sensor jenis ini digunakan untuk mengukur tekanan suatu proses atau perbedaan tekanan digunakan untuk menghitung level cairan atau laju alir (orifice plate, venturi tube).  Contoh : Variable capacitance differential pressure transducer (Gambar 11A.2).  Pada alat ini, perbedaan tekanan menyebabkan pergerakan sensing diaphragm. Posisi sensing diaphragm dideteksi oleh plate capacitor yang terdapat pada kedua sisi diaphragma.  Beda kapasitansi antara sensing diaphragm dan capacitor plate dikonversi menjadi arus DC.
  • 40.
  • 41. 4. Alat ukur/ Sensor (lanjutan….) b). Pressure or pressure-actuated sensors (lanjutan…)  Neraca gaya di sekitar sensing diaphragm mengikuti model orde kedua : …………….……….. (10)
  • 42. 4. Alat ukur/ Sensor (lanjutan….) c). Temperature sensors  Yang paling umum adalah : Thermocouple, resistance bulb thermometer, dan thermistor.  Seluruh peralatan menghasilkan pengukuran dalam bentuk sinyal listrik.  Tidak bergantung pada perbedaan konstruksinya, kelakuan dinamik dasar dapat ditentukan dalam bentuk profil temperatur (Gambar 13.6a dan b.  Elemen pendeteksi temperatur selalu di dalam thermowell (Gambar 13.7).
  • 43.
  • 44. 4. Alat ukur/ Sensor (lanjutan….) c). Temperature sensors (lanjutan…)  Dalam kasus –A (Gambar 13.6a), diasumsikan bahwa tahanan utama terhadap heat transfer berada pada bagian luar thermowell casing. Dengan demikian, dapat dimodelkan dengan sistem orde satu. …………….……….. (11)  Dalam kasus –A (Gambar 13.6a), diasumsikan bahwa tahanan utama terhadap heat transfer berada pada bagian luar thermowell casing. Dengan demikian, dapat dimodelkan dengan sistem orde satu.
  • 45.  Dalam kasus –B (Gambar 13.6b), tahanan utama heat tranfer adalah tahanan film baik disebelah dalam atau sebelah luar thermowell casing.  Nilai ini ekivalen dengan dua tangki kapasitansi yang disusun secara seri.  Kelakuan dinamik sistem ini menunjukkan orde-kedua yang overdamped : …………….……….. (12)  Paramter  dan  bergantung pada konstruksi dan karakteristik bahan peralatan pengukur temperatur.  Respon model termokopel dengan Pers (12) lebih rendah dibanding model termokoperl pada Pers. (11).
  • 46.
  • 47. 4. Alat ukur/ Sensor (lanjutan….) e). Composition Analyzer  Contoh sensor jenis ini adalah Gas Chromatografi dan berbagai jenis spectroscopic analyzer.  Alat ini digunakan untuk mengukur komposisi cairan atau gas atau dua komponen kunci atau seluruh komponen yang terdapat dalam aliran proses.  Gambaran dinamik composition analyzer adalah “time delay (waktu keterlambatan) dalam responnya yang boleh jadi cukup besar.  Jadi untuk kolom chromatografi, waktu yang dibutuhkan oleh sampel untuk berpindah dari aliran proses ke kolom, plus waktu yang dibutuhkan untuk berpindah dari kolom ke rspon, boleh jadi cukup besar. Time delay yang lama akan menghasilkan ketidak efektifan pengendalian.  Karakteristik lainnya : (1) kehandalan operasinya rendah (kalibrasinya mudah berubah), dan (2) biaya relatif tinggi.
  • 48. 5. Transmission Line (Garis Transmisi)  Garis transmisi digunakan untuk membawa sinyal hasil pengukuran ke controller dan sinyal controller ke final control element (control valve).  Ada dua jenis transmission line, yaitu : pneumatic (udara atau cairan terkompresi) dan listrik.  Biasanya, kelakuan dinamik pneumatic transmission line dapat diabaikan. Tetapi, jika asumsi di atas tidak berlaku, maka dapat digunakan persamaan : ….……….. (13)  Po = tekanan pada outlet, dan Pi = tekanan pada inlet
  • 49. 6. Final Control Elemen (Elemen Pengendali akhir)  Unit kendali akhir bertugas menerjemahkan sinyal kendali menjadi aksi atau tindakan koreksi melalui pengaturan variabel pengendali atau variabel termanipulasi.  Unit ini terdiri atas dua bagian besar, yaitu actuator dan elemen regulasi.  Actuator atau penggerak adalah piranti yang mampu melakukan aksi fisik.  Fungsinya mengubah sinyal kendali menjadi pengaturan fisik untuk pengendalian variabel proses.  Jenis penggerak yang penting dalam industri proses adalah pneumatik, elektrik, dan hidrolik.
  • 50. 6. Final Control Elemen (Elemen Pengendali akhir)  Katup kendali (control valve) merupakan unit kendali akhir yang paling banyak dipakai di industri kimia.  Piranti ini terdiri atas penggerak (actuator) dan katup (valve).  Sebagai energi penggerak adalah udara tekan (pneumatik).  Meskipun demikian kadang-kadang memakai penggerak listrik, baik motor listrik (motorized valve) maupun solenoida (solenoide valve).  Bukaan katup diatur oleh penggerak.
  • 51.  Fungsi katup kencali adalah mengatur laju alir.  Prinsipnya adalah bertindak sebagai penyempitan variabel (variable restriction) dalam perpipaan proses.  Dengan mengubah bukaan akan mengubah hambatan, sehingga laju alir berubah.  Gambar 2.12 dan 2.13 manampilkan sebuah katup kencali dengan penggerak pneumatik jenis air-to-close.  Sinyal kendali 4-20 mA yang berasal dari pengendali elektronik memerlukan sebuah transduser yang mengubah sinyal arus ke tekanan udara (I/P) yaitu mengubah sumber udara tekan 20-25 psig (140-170 kPa) menjadi 3-15 psig (20 - 100 kPa). 6. Final Control Elemen (lanjutan…)
  • 52.
  • 53.
  • 54.  Berdasar aksi katup oleh adanya perubahan tekanan udara, katup kencali dibedakan menjadi dua macam, yaitu :  air-to-open (AO) atau disebut fail-closed (FC) dan  air-to-close (AC) atau disebut fail-open (FO).  Pada jenis air-to-open, katup akan membuka jika mendapat tekanan udara. Atau dengan kata lain, bila terjadi kegagalan pasokan udara hingga tekanan jatuh ke minimum, katup akan menutup.  Sebaliknya, pada jenis air-to close, katup akan menutup jika mendapat tekanan udara.  Atau dengan kata lain, bila terjadi kegagalan pasokan udara hingga tekanan jatuh ke minimum, katup akan membuka.
  • 55.  Berdasar aksi katup oleh adanya perubahan tekanan udara, katup kencali dibedakan menjadi dua macam, yaitu :  air-to-open (AO) atau disebut fail-closed (FC) dan  air-to-close (AC) atau disebut fail-open (FO).  Pada jenis air-to-open, katup akan membuka jika mendapat tekanan udara. Atau dengan kata lain, bila terjadi kegagalan pasokan udara hingga tekanan jatuh ke minimum, katup akan menutup.  Sebaliknya, pada jenis air-to close, katup akan menutup jika mendapat tekanan udara.  Atau dengan kata lain, bila terjadi kegagalan pasokan udara hingga tekanan jatuh ke minimum, katup akan membuka.
  • 56.
  • 57.
  • 58.