2. Pengertian
Teror fenomena yang cukup tua dalam sejarah
menakut-nakuti, mengancam, memberi kejutan
kekerasan atau membunuh dengan maksud
menyebarkan rasa takut bisa dilakukan oleh negara,
individu atau sekelompok individu ataupun
organisasi.
Makna tetorisme mengalami pergeseran dan perluasan
Crime againt state menjadi crime againt humanity
korban adalah masyarakat yang tidak berdosa,
dilakukan dengan delik kekerasan (kekerasan sebagai
tujuan) dan ancaman kekerasan Tujuan politik
3. T.P. Thornton Terorisme adalah penggunaan teror
sebagai tindakan simbolis yang dirancang untuk
mempengaruhi kebijaksanaan dan tingkah laku politik
dengan cara-cara ektra normal, khususnya dengan
penggunaan kekerasan dan ancaman kekerasan
Penggunaan cara-cara kekerasan dan menimbulkan
ketakutan adalah cara yang sah untuk mencapai tujuan
Proses teror memiliki tiga unsur :
1. Tindakan atau ancaman kekerasan
2. Reaksi emosional terhadap ketakutan yang amat sangat
dari pihak korban atau calon korban
3. Dampak sosial yang mengikut kekerasan atau ancaman
kekerasan dan rasa ketakutan yang muncul kemudian.
4. Penyebab terjadinya terorisme
Menurut Farouk Muhammad :
1. Teror merupakan reaksi jahat terhadap aksi yang
dipandang “lebih jahat” oleh pelaku, sehingga bukan
merupakan kejahatan yang berdiri sendiri
2. Kejahatan balas dendam (hate crimes)
Tujuan teror terwujudnya cita-cita atau apa yang
dikehendaki oleh pelaku Para korban hanya
diposisikan sebagai sasaran antara dari tujuan utama
yang hendak dicaai para teroris.
5. Dimensi Terorisme
Terorisme merupakan kejahatan luar biasa (extraordinary crime) yang
membutuhkan penanganan dengan mendayagunakan cara-cara luar
biasa (extraordinary measure), karena :
1. Merupakan perbuatan yang menciptakan bahaya terbesar terhadap
HAM Hak atas hidup dan bebas dari rasa takut
2. Targetnya bersifat Random yang cenderung mengorbankan orang-
orang tidak bersalah
3. Kemungkinan digunakan senjata-senjata pemusnah massal dengan
kemanfaatan teknologi modern
4. Kecenderungan terjadinya sinergi negatif antar organisasi teroris
nasional dengan organisasi Internasional
5. Kemungkinan kerjasama antara organisasi teroris dengan kejahatan
terorganisir baik yang bersifat nasional maupun transnasional
6. Dapat membahayakan perdamaian dan keamanan Internasional
Terorisme sebagai bagian dari kejahatan Internasional dan
Transnasional
6. Pengaturan TP Terorisme
Pertemuan LBB Tahun 1937 Terorisme adalah segala
bentuk kejahatan yang ditujukan langsung kepada negra
dengan maksud menciptakan bentuk teror terhadap
orang-orang tertentu atau kelompok orang atau
masyarakat luas
Konvensi PBB tahun 1997 tentang Kejahatan Terorisme
Konferensi Wina Tahun 2000 The Prevention of Crime
and the Treatment of Offenders
Perppu No 1 tahun 2002 tentang pemberantasan tindak
pidana terorisme
UU No. 15 tahun 2003 penetapan Perppu menjadi UU
UU No. 9 Tahun 2013 Pendanaan Terorisme
7. Tindak Pidana Terorisme
Tindak pidana murni (mala perse)
Tindak pidana terorisme segala perbuatan yang memenuhi
unsur-unsur tindak pidana sesuai dengan ketentuan dalam
perppu.
Perppu lebih berorientasi pada korban tanpa memperhatikan
kepentingan pelaku Victim and witness protection principle
Pasal 36 dan 37 UU
UU terorisme dapat berlaku surut (retroaktif)
Karakteristik kejahatan terorisme :
1. Dilaksanakan secara sistematis dan meluas
2. Terdapat perekrutan pengantin Indoktrinasi ideologi jihad
Doktrin soft power
3. Perencanaan yang terorgnisir