Dokumen tersebut membahas evaluasi keterampilan menulis. Secara garis besar, dibahas konsep keterampilan menulis, ruang lingkup tes keterampilan menulis, dan bentuk-bentuk tes keterampilan menulis seperti tes subjektif dan tes objektif.
Teknik tes dan teknik nontes sebagai alat evaluasi hasil belajarKumala Lestari
Evaluasi hasil belajar siswa dapat dilakukan melalui teknik tes dan teknik nontes. Teknik tes meliputi tes awal, akhir, diagnostik, formatif dan sumatif yang bertujuan mengukur kemampuan siswa. Teknik nontes meliputi skala penilaian, kuesioner, daftar cek, wawancara, pengamatan, analisis dokumen dan riwayat hidup untuk mengetahui sikap, pengalaman dan pendapat siswa. Kedua
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyajhesica purba
Dokumen tersebut membahas tentang permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan di sekolah dan alternatif pemecahannya. Beberapa permasalahan yang diidentifikasi adalah kompleksitas tugas kepala sekolah, kurangnya persiapan guru, subjektivitas supervisor, seringnya pergantian kepala sekolah, serta keterbatasan sarana prasarana. Alternatif pemecahannya meliputi peningkatan kompetensi supervisor, pembagian tugas kepala
RPP ini merencanakan pembelajaran kelas rangkap IPA dan IPS untuk siswa kelas III dan IV tentang benda padat, cair, dan gas serta kerja sama. Pembelajaran akan dilaksanakan selama 2x35 menit dengan kegiatan mengamati media, mengerjakan LKS, diskusi kelompok, dan presentasi hasil diskusi. Penilaian dilakukan dengan tes tertulis dan lembar pengamatan proses diskusi kelompok.
Teknik pengumpulan data penelitian eksperimenMuel DJaja
Dokumen tersebut menjelaskan beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif, seperti wawancara, kuesioner, observasi, dokumen, dan focus group discussion. Teknik-teknik tersebut mencakup penjelasan mengenai jenis, prinsip, dan contoh penerapannya.
Teknik tes dan teknik nontes sebagai alat evaluasi hasil belajarKumala Lestari
Evaluasi hasil belajar siswa dapat dilakukan melalui teknik tes dan teknik nontes. Teknik tes meliputi tes awal, akhir, diagnostik, formatif dan sumatif yang bertujuan mengukur kemampuan siswa. Teknik nontes meliputi skala penilaian, kuesioner, daftar cek, wawancara, pengamatan, analisis dokumen dan riwayat hidup untuk mengetahui sikap, pengalaman dan pendapat siswa. Kedua
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyajhesica purba
Dokumen tersebut membahas tentang permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan di sekolah dan alternatif pemecahannya. Beberapa permasalahan yang diidentifikasi adalah kompleksitas tugas kepala sekolah, kurangnya persiapan guru, subjektivitas supervisor, seringnya pergantian kepala sekolah, serta keterbatasan sarana prasarana. Alternatif pemecahannya meliputi peningkatan kompetensi supervisor, pembagian tugas kepala
RPP ini merencanakan pembelajaran kelas rangkap IPA dan IPS untuk siswa kelas III dan IV tentang benda padat, cair, dan gas serta kerja sama. Pembelajaran akan dilaksanakan selama 2x35 menit dengan kegiatan mengamati media, mengerjakan LKS, diskusi kelompok, dan presentasi hasil diskusi. Penilaian dilakukan dengan tes tertulis dan lembar pengamatan proses diskusi kelompok.
Teknik pengumpulan data penelitian eksperimenMuel DJaja
Dokumen tersebut menjelaskan beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif, seperti wawancara, kuesioner, observasi, dokumen, dan focus group discussion. Teknik-teknik tersebut mencakup penjelasan mengenai jenis, prinsip, dan contoh penerapannya.
Dokumen tersebut membahas desain penelitian kuantitatif non eksperimental, yang meliputi penelitian deskriptif, survei, perbandingan kausal, komparatif, korelasional, dan tindakan. Jenis-jenis desain penelitian kuantitatif non eksperimental tersebut bertujuan untuk menggambarkan objek penelitian sesuai fakta, mengidentifikasi hubungan antar variabel, atau memecahkan masalah tertentu tanpa manipulasi variabel bebas
Manajemen pendidikan mencakup berbagai bidang seperti manajemen kurikulum, kesiswaan, dan sarana prasarana. Manajemen kurikulum meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum nasional dan lokal. Manajemen kesiswaan mengatur kegiatan peserta didik mulai dari penerimaan, pengelompokan, hingga mutasi siswa. Manajemen sarana prasarana bertujuan mengelola sarana dan prasarana sekolah secara e
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan sosial anak usia SD yang meliputi pengertian perkembangan sosial, karakteristik perkembangan sosial anak SD, faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta pengaruh perkembangan sosial terhadap tingkah laku anak. Perkembangan sosial anak SD diawali dengan kemampuan berinteraksi sosial sejak usia 6 bulan yang semakin kompleks seiring bertambahnya usia.
Dokumen tersebut membahas tentang teknik dan bentuk instrumen penilaian sikap berdasarkan Kurikulum 2013. Terdapat empat teknik penilaian sikap yaitu observasi, penilaian diri, penilaian antarpeserta didik, dan jurnal. Observasi dilakukan secara langsung maupun tidak langsung menggunakan pedoman berupa daftar cek atau skala penilaian. Penilaian diri menggunakan lembar penilaian diri berupa daftar cek atau sk
Dokumen tersebut membahas tentang penyusunan instrumen tes dan teknik penskorannya. Terdapat beberapa jenis tes yang dibahas seperti tes penempatan, diagnostik, formatif, dan sumatif. Dokumen juga membahas langkah pengembangan tes meliputi menyusun spesifikasi tes, menulis soal, menelaah soal, uji coba tes, dan lainnya. Selain itu dibahas pula bentuk-bentuk tes kognitif seperti tes lisan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini membahas perencanaan pembelajaran yang mencakup penyusunan silabus, penetapan jadwal dan materi, serta penulisan rencana pembelajaran. Peserta akan belajar mengenai komponen-komponen RPP dan cara membuat RPP secara berpasangan melalui diskusi, presentasi, dan penugasan. Materi akan disampaikan selama 2 pertemuan dengan menggunakan berbagai metode seperti tanya jawab, diskusi
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, prinsip, jenis, langkah-langkah perencanaan dan pelaksanaan, serta pelaporan hasil asesmen pembelajaran. Jenis asesmen dibedakan menjadi asesmen awal, formatif, dan sumatif berdasarkan fungsinya dalam mendukung pembelajaran. Prinsip-prinsip asesmen mencakup partisipasi peserta didik dan memberikan umpan balik yang bermanfaat.
Dokumen tersebut merangkum metode penelitian tindakan kelas yang dilakukan untuk meningkatkan pembelajaran tematik dengan menggunakan media realia. Penelitian ini menggunakan desain siklus, meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data dikumpulkan melalui observasi dan tes untuk menilai aktivitas siswa dan pencapaian belajar.
Konsep pembelajaran seni terpadu (lengkap) ok 1saeful_4h13
Dokumen tersebut membahas konsep rencana pembelajaran seni rupa di sekolah dasar dengan pendekatan terpadu. Pembelajaran terpadu dimaksudkan untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna bagi siswa dengan mengaitkan berbagai mata pelajaran melalui tema atau topik tertentu. Pembelajaran seni rupa dapat dilaksanakan secara terpadu dengan memperhatikan unsur-unsur substansial seni seperti kreativitas, apresias
Rangkaian tugas mahasiswa mata kuliah Profesi Keguruan membahas pengajaran bahasa, pembinaan bahasa Indonesia dalam media massa, dan penyuluhan bahasa. Tugas-tugas tersebut bertujuan membantu mahasiswa memahami konsep-konsep tersebut dan diharapkan dapat diterapkan dalam praktik kedepannya.
Dokumen tersebut membahas tentang kajian teori dan hipotesis dalam penelitian tindakan kelas, termasuk penjelasan mengenai kajian teori, penelitian relevan, kerangka berpikir, dan pengajuan hipotesis tindakan."
Model dan strategi pembelajaran bagi siswa berbakatMichaelLee1007
Dokumen tersebut membahas model dan strategi pembelajaran untuk siswa berbakat, termasuk strategi pembelajaran yang berfokus pada belajar bagaimana belajar, menyesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa, dan menekankan pada kemampuan berpikir tingkat tinggi. Juga dibahas model pembelajaran seperti model struktur intelek Guilford dan taksonomi Bloom serta model belajar kreatif Treffinger.
Metode penelitian eksperimen melibatkan manipulasi variabel oleh peneliti dan pengamatan efeknya. Terdapat berbagai desain penelitian eksperimen mulai dari pre-eksperimental, true eksperimental, hingga quasi eksperimental. Desain pre-eksperimental kurang mengendalikan variabel luar. True eksperimental memilih sampel secara acak dan memiliki kelompok kontrol. Quasi eksperimental sulit memilih sampel secara acak namun lebih baik dari
Dokumen tersebut membahas mengenai kemahiran menulis, termasuk definisi, jenis-jenisnya, pendekatan pengajaran, dan peringkat menulis. Secara khusus, dokumen tersebut menjelaskan bahwa terdapat tiga peringkat menulis yaitu pramenulis, mekanis, dan pelahiran, serta beberapa jenis penulisan seperti terkawal, separa terkawal, berpandu, dan bebas.
Dokumen tersebut membahas desain penelitian kuantitatif non eksperimental, yang meliputi penelitian deskriptif, survei, perbandingan kausal, komparatif, korelasional, dan tindakan. Jenis-jenis desain penelitian kuantitatif non eksperimental tersebut bertujuan untuk menggambarkan objek penelitian sesuai fakta, mengidentifikasi hubungan antar variabel, atau memecahkan masalah tertentu tanpa manipulasi variabel bebas
Manajemen pendidikan mencakup berbagai bidang seperti manajemen kurikulum, kesiswaan, dan sarana prasarana. Manajemen kurikulum meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum nasional dan lokal. Manajemen kesiswaan mengatur kegiatan peserta didik mulai dari penerimaan, pengelompokan, hingga mutasi siswa. Manajemen sarana prasarana bertujuan mengelola sarana dan prasarana sekolah secara e
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan sosial anak usia SD yang meliputi pengertian perkembangan sosial, karakteristik perkembangan sosial anak SD, faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta pengaruh perkembangan sosial terhadap tingkah laku anak. Perkembangan sosial anak SD diawali dengan kemampuan berinteraksi sosial sejak usia 6 bulan yang semakin kompleks seiring bertambahnya usia.
Dokumen tersebut membahas tentang teknik dan bentuk instrumen penilaian sikap berdasarkan Kurikulum 2013. Terdapat empat teknik penilaian sikap yaitu observasi, penilaian diri, penilaian antarpeserta didik, dan jurnal. Observasi dilakukan secara langsung maupun tidak langsung menggunakan pedoman berupa daftar cek atau skala penilaian. Penilaian diri menggunakan lembar penilaian diri berupa daftar cek atau sk
Dokumen tersebut membahas tentang penyusunan instrumen tes dan teknik penskorannya. Terdapat beberapa jenis tes yang dibahas seperti tes penempatan, diagnostik, formatif, dan sumatif. Dokumen juga membahas langkah pengembangan tes meliputi menyusun spesifikasi tes, menulis soal, menelaah soal, uji coba tes, dan lainnya. Selain itu dibahas pula bentuk-bentuk tes kognitif seperti tes lisan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini membahas perencanaan pembelajaran yang mencakup penyusunan silabus, penetapan jadwal dan materi, serta penulisan rencana pembelajaran. Peserta akan belajar mengenai komponen-komponen RPP dan cara membuat RPP secara berpasangan melalui diskusi, presentasi, dan penugasan. Materi akan disampaikan selama 2 pertemuan dengan menggunakan berbagai metode seperti tanya jawab, diskusi
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, prinsip, jenis, langkah-langkah perencanaan dan pelaksanaan, serta pelaporan hasil asesmen pembelajaran. Jenis asesmen dibedakan menjadi asesmen awal, formatif, dan sumatif berdasarkan fungsinya dalam mendukung pembelajaran. Prinsip-prinsip asesmen mencakup partisipasi peserta didik dan memberikan umpan balik yang bermanfaat.
Dokumen tersebut merangkum metode penelitian tindakan kelas yang dilakukan untuk meningkatkan pembelajaran tematik dengan menggunakan media realia. Penelitian ini menggunakan desain siklus, meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data dikumpulkan melalui observasi dan tes untuk menilai aktivitas siswa dan pencapaian belajar.
Konsep pembelajaran seni terpadu (lengkap) ok 1saeful_4h13
Dokumen tersebut membahas konsep rencana pembelajaran seni rupa di sekolah dasar dengan pendekatan terpadu. Pembelajaran terpadu dimaksudkan untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna bagi siswa dengan mengaitkan berbagai mata pelajaran melalui tema atau topik tertentu. Pembelajaran seni rupa dapat dilaksanakan secara terpadu dengan memperhatikan unsur-unsur substansial seni seperti kreativitas, apresias
Rangkaian tugas mahasiswa mata kuliah Profesi Keguruan membahas pengajaran bahasa, pembinaan bahasa Indonesia dalam media massa, dan penyuluhan bahasa. Tugas-tugas tersebut bertujuan membantu mahasiswa memahami konsep-konsep tersebut dan diharapkan dapat diterapkan dalam praktik kedepannya.
Dokumen tersebut membahas tentang kajian teori dan hipotesis dalam penelitian tindakan kelas, termasuk penjelasan mengenai kajian teori, penelitian relevan, kerangka berpikir, dan pengajuan hipotesis tindakan."
Model dan strategi pembelajaran bagi siswa berbakatMichaelLee1007
Dokumen tersebut membahas model dan strategi pembelajaran untuk siswa berbakat, termasuk strategi pembelajaran yang berfokus pada belajar bagaimana belajar, menyesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa, dan menekankan pada kemampuan berpikir tingkat tinggi. Juga dibahas model pembelajaran seperti model struktur intelek Guilford dan taksonomi Bloom serta model belajar kreatif Treffinger.
Metode penelitian eksperimen melibatkan manipulasi variabel oleh peneliti dan pengamatan efeknya. Terdapat berbagai desain penelitian eksperimen mulai dari pre-eksperimental, true eksperimental, hingga quasi eksperimental. Desain pre-eksperimental kurang mengendalikan variabel luar. True eksperimental memilih sampel secara acak dan memiliki kelompok kontrol. Quasi eksperimental sulit memilih sampel secara acak namun lebih baik dari
Dokumen tersebut membahas mengenai kemahiran menulis, termasuk definisi, jenis-jenisnya, pendekatan pengajaran, dan peringkat menulis. Secara khusus, dokumen tersebut menjelaskan bahwa terdapat tiga peringkat menulis yaitu pramenulis, mekanis, dan pelahiran, serta beberapa jenis penulisan seperti terkawal, separa terkawal, berpandu, dan bebas.
Dokumen tersebut membahas tentang kemahiran menulis, terdiri dari 3 kalimat:
1) Mendefinisikan konsep kemahiran menulis dan jenis-jenisnya serta pendekatan dan teknik pengajaran kemahiran menulis.
2) Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan berbagai bentuk penulisan.
3) Menerapkan teori pemilihan bahan untuk membangun bahan ajaran karangan.
1. Dokumen tersebut membahas tentang prediksi materi soal sertifikasi guru kelas SD mata pelajaran Bahasa Indonesia. Materi soal tersebut meliputi analisis perkembangan bahasa anak, memilih materi ajar membaca dan menulis, menganalisis jenis wacana, dan menilai karya sastra.
Bab II membahas kajian pustaka tentang menulis dan karangan deskripsi. Pertama, mendefinisikan menulis sebagai komunikasi tidak langsung dengan simbol-simbol yang dapat dibaca. Kedua, menjelaskan tujuan menulis antara lain menginformasikan, membujuk, mendidik, dan menghibur. Ketiga, membahas teknik penilaian hasil karangan secara objektif dan rinci.
Dokumen tersebut membahas tentang tulisan dalam aktivitas kebahasaan. Tulisan ini merupakan tugas mata kuliah Keterampilan Menulis dan membahas pengertian menulis, sumber tulisan, manfaat menulis, jenis-jenis menulis, proses menulis, dan unsur-unsur menulis."
Dokumen tersebut membahas tentang kemampuan menulis karangan eksposisi siswa SMA Negeri 5 Padangsidimpuan dengan menggunakan metode pembelajaran mind mapping. Secara khusus dibahas tentang pengertian menulis karangan eksposisi, langkah-langkah menulisnya, pengertian metode pembelajaran mind mapping, hasil penelitian tentang kemampuan menulis karangan eksposisi siswa sebelum dan sesudah menggunakan metode mind
Model Pengajaran Menulis Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing Tingkat Lanjut menjelaskan tiga hal utama: (1) komponen keterampilan menulis yang terdiri dari penguasaan bahasa tulis, isi karangan, dan jenis tulisan, (2) perbedaan pendekatan pengajaran menulis tradisional dan proses, dan (3) proses kreatif dalam menulis yang terdiri dari empat tahap.
Dokumen tersebut membahas penggolongan karangan berdasarkan bentuk, ragam, dan jenis. Secara bentuk dibedakan menjadi cerita, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi. Ragamnya dibagi menjadi faktual dan khayali. Jenisnya mencakup ilmiah, pendidikan, penelitian, dan informatif.
Dokumen tersebut membahas penggolongan karangan berdasarkan bentuk, ragam, dan jenis. Terdapat beberapa bentuk karangan seperti narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi. Karangan juga dapat dikelompokkan berdasarkan ragamnya menjadi faktual dan khayali. Selain itu, dibahas pula penggolongan karangan berdasarkan jenis, rumpun, dan macamnya.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Evaluasi Keterampilan Menulis
1. EVALUASI KETERAMPILAN MENULIS
Yuli Astuti
Nim (1907215)
A. Pendahuluan
Pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi dalam empat kemampuan berbahasa.
Ke- empat kemampuan berbahasa tersebut, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan
berbicara, keterampilan membaca, keterampilan menulis. Keempat kemampuan tersebut
dilandasi oleh kemampuan berfikir. Keterampilan tersebut saling menunjang dan tidak
terpisahkan. Dalam pembelajaran di kelas, keterampilan berbahasa tersebut
diintegrasikan dalam satu kesatuan. Namun untuk kepentingan pembinaan keterampilan
berbahasa siswa, setiap kemampuan berbahasa dapat dipilah sebagai fokus-fokus
pembelajaran, misalnya untuk mengembangkan kemampuan menulis para siswa,
pembelajaran dapat dikonsentrasikan pada pengembangan keterampilan menulis.
Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang paling kompleks karena di
dalamnya tercakup beberapa kemampuan yang harus dimiliki secara sekaligus, seperti
kemampuan memilih tema, mengembangkan tema menjadi karangan tulis, dan
mengembangkannya menjadi sebuah tulisan yang lengkap. Selain itu, tentu diperlukan
juga kemampuan kebahasaan, seperti tata bahasa (struktur kata dan kalimat), diksi,
ejaan, serta tanda baca. Penguasaan terhadap aspek-aspek tersebut merupakan
indicator keberhasilan menulis. Penguasaan terhadap indicator keterampilan menulis
merupakan prasyarat dalam merancang dan menyusun tes keterampilan menulis.
Tes keterampilan menulis yang akan dibahas dalam tulisan ini meliputi konsep
keterampilan menulis, ruang lingkup bahan tes keterampilan menulis, kisi-kisi tes, bentuk-
bentuk dan contoh soal beserta pedoman penilaian dan validitas tes menulis.
B. Keterampilan Menulis
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang dianggap paling sulit
sehingga kurang disukai. Hal ini dapat kita saksikan dalam proses pembelajaran di
sekolah. Peserta didik lebih menyukai pembelajaran keterampilan menyimak, berbicara
2. atau membaca dibandingkan dengan keterampilan menulis. Aktivitas menulis menempati
peringkat paling rendah. Kalaupun aktivitas menulis dilakukan oleh peserta didik itu
terbatas pada menulis status di media sosial. Tentu hal ini masih jauh dari keterampilan
menulis yang diharapkan. Akhaidah (1997:2) menjelaskan tiga penyebab kurangnya
perhatian orang terhadap keterampilan menulis, yaitu: (1) lingkungan keluarga yang
minat baca-tulisnya rendah, (2) kurangnya kesadaran tentang pentingnya menulis bagi
pengembangan diri, dan (3) pengalaman menulis di sekolah yang kurang
menyenangkan. Penjelasan tersebut memberikan gamabaran bahwa selain motivasi diri
berupa kesadaran untuk meningkatkan keterampilan menulis, ternyata faktor lingkungan
keluarga, serta suasana pembelajaran menulis di sekolah juga akan berdampak pada
keterampilan menulis setiap orang.
Menurut Henry Guntur Tarigan, keterampilan menulis adalah salah satu keterampilan
berbahasa yang produktif dan eksprensif yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara
tidak langsung dan tidak secara tatap muka dengan pihak lain. Sedangkan menurut
Byrne, keterampilan menulis karangan atau mengarang adalah menuangkan buah
pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimat yang dirangkai secara utuh dan jelas
sehingga dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil.
Menulis memiliki fungsi sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat
penting bagi pendidikan untuk memudahkan para pelajar berpikir secara kritis. Dengan
menulis dapat memudahkan pelajar merasakan dan menikmati hubungan-hubungan,
memperdalam daya tanggap atau persepsi, memecahkan masalah-masalah yang
sedang hadapi, menyusun urutan bagi pengalaman.
Berdasarkan bentuknya, Weayer dalam Tarigan (2008: 28) membuat klasifikasi
tulisan sebagai berikut. 1. Eksposisi yang mencangkup definisi dan analisis. 2. Deskripsi
yang mencakup deskripsi ekspositori dan deskripsi literer. 3. Narasi yang mencangkup
urutan waktu, motif, konflik, titik pandangan, dan pusat minat. 4. Argumentasi yang
mencangkup induksi dan deduksi (Weayer, 1957).
Klasifikasi Weayer hampir bersamaan dengan adalah klasifikasi yang dibuat oleh
Morris beserta rekan-rekannya dalam Tarigan (2008: 29) sebagai berikut. 1. Eksposisi
yang mencakup 6 metode analisis yaitu, klasifikasi, definisi, eksemplifikasi, sebab dan
akibat, komparasi dan kontras, proses. 2. Argumen yang mencakup argumen formal
3. (deduksi dan induksi) dan persuasi informal. 3. Deskripsi yang meliputi deskripsi
ekspositori dan deskripsi artistic/literer. 4. Narasi yang meliputi narasi informatif dan
narasi artistic/literer. (Morris, 1964).
Brooks dan Warren dalam Tarigan (2008: 29), juga berdasarkan bentuk, membuat
klasifikasi sebagai berikut. Eksposisi, Persuasi , Argumentasi, dan Deskripsi.
Berdasarkan tujuannya, Rusyana (1986: 5) membedakan tulisan atas deskripsi, narasi,
bahasan, argumentasi, dialog, dan surat. Sedangkan Llamzon (dalam Suyoto dan
Rahmina, 1997: 3) membagi tulisan menjadi lima jenis, yaitu naratif, procedural,
hortatorik, ekspositorik, dan deskriptif.
Setiap tulisan mengandung beberapa tujuan. Hugo Hartig merangkum tujuan
penulisan sesuatu tulisan sebagai berikut: (1) Assigmen purpose (tujuan penugasan)t
ujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis menulis
sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri. (2) Altruistic purpose (tujuan
altruistic), penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan
kedukaan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai
perasaan dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih
menyenangkan dengan karya penulis. (3) Persuasive purpose (tujuan persuasif) tulisan
yang bertujuan menyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang
diutarakan.(4) Informational purpose (tujuan informasional, tujuan penerangan), tulisan
yang bertujuan memberi informasi atau keterangan/penerangan kepada para pembaca.
(5) Self-expressive purpose (tujuan pernyataan diri), tulisan yang berujuan
memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada para pembaca. (6)
Creative purpose (tujuan kreatif), tujuan kreatif disini melebihi pernyataan diri, dan
melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai norma artistik, seni yang ideal, atau seni
idaman. Tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistik dan nilai-nilai kesenian. (7)
Problem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah), dalam tulisan seperti ini sang
penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapi. Sang penulis ingin menjelaskan,
menjernihkan, menjelajahi serta meneliti secara cermat pikiran- pikiran dan gagasannya
sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh para pembaca.
C. Tes Keterampilan Menulis
4. a. Ruang Lingkup bahan
Ruang lingkup dalam menilai keterampilan menulis menurut Mahmoed meliputi (1)
kualitas ruang lingkup isi, (2) oraganisasi dan penyajian isi, (3) gaya dan bentuk bahasa,
(4) mekanik, tata bahasa, ejaan, tanda baca, kerapian tulisan, dan kebersian, dan (5)
respon afektif guru terhadap karya tulis. Menurut Heaton (1975: 138) ruang lingkup
keterampilan menulis mencakup: (1) kemampuan gramatikal, yaitu kemampuan menulis
kalimat dengan benar, (2) stilistik, yaitu kemampuan menyusun kalimat dan
menggunakan bahasa dengan benar, (3) keterampilan mekanikal, seperti pungtuasi dan
ejaan, dan (4) kemampuan mengungkapkan gagasan: register, relevansi, dan organisasi.
Menurut Haris (dalam Nurgiantoro, 2009:306), bahan tes menulis meliputi: content
(isi, gagasan yang dikemukakan), form (organisasi isi), grammar (tata bahaas dan pola
kalimat), style (gaya: pilihan struktur dan kosa kata), dan mechanics (ejaan). Sejalan
dengan pendapat di atas, Bowen, dkk (1985: 373) mengemukakan lima materi tes
keterampilan menulis, yaitu: (1) struktur, (2) peguasaan leksikal, (3) pengetahuan
mekanikal, (4) ketepatan diksi, dan (5) kemampuan menggunakan sarana retorika.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, ruang lingkup keterampilan menulis pada
dasarnya meliputi: (1) isi/ gagasan/ide yang dikemukakan, (2) organisasi isi, (3) gramatika
(bentukan kata dan kalimat), (4) penggunaan gaya, dan (5) kmampuan mekanikal
(pungtuasi dan ejaan).
b. Menyusun Alat Ukur Keterampilan Menulis
a) Menyusun Kisi-kisi
Kisi-kisi adalah suatu format berbentuk matriks yang memuat informasi untuk
dijadikan pedoman dalam menulis soal atau merakit soal menjadi tes. Penyusunan kisi-
kisi merupakan langkah penting yang harus dilakukan sebelum penulisan soal. Kisi-kisi
disusun berdasarkan tujuan penggunaan tes. Hal yang harus diperhatikan adalah tidak
ada satupun kisi-kisi yang dapat digunakan untuk semua tujuan tes. (Surapranata, 2005
: 50)
Kisi-kisi tes berfungsi sebagai pedoman dalam penulisan soal dan perakitan tes.
Dengan adanya panduan ini, penulis soal dapatmenghasilkan soal-soal yang sesuai
dengan tujuan tes dan perakit tes dapat menyusun perangkat tes dengan mudah. Dengan
5. demikian, jika tersedia sebuah kisi-kisi yang baik, maka penulis soal yang berbeda akan
dapat menghasilkan perangkat soal yang relatif sama, baik dari tingkat kedalaman
maupun cakupan materi yang ditanyakan.
Kisi-kisi disusun setelah ditetapkan terlebih dahulu tujuan tes keterampilan menulis
tersebut. Setelah menetapkan tujuan, langkah berikutnya adalah menentukan jenis/
bentuk alat ukur yang akan digunakan. Keterampilan menulis dapat diukur dengan teknik
tes, baik tes objektif maupun tes nonobjektif.
Jika bentuk tes yang ditetapkan adalah tes nonobjektif (misalnya tes mengarang
bebas), kisi-kisi tes tidak terlalu diperlukan, yang diperlukan adalah menyusun pedoman
penilaiannya. Akan tetapi, jika bentuk tesnya adalah objektif, kisi-kisi akan sangat
membantu dalam penyusunan tes. Dalam menyusun kisi-kisi hal yang harus ada adalah:
(1) bahan yang akan diteskan, (2) perimbangan jumlah soal untuk tiap-tiap bahan dan
jumlah seluruh soal, (3) waktu personal dan jumlah waktu, dan (4) bobot dan skor tiap-
tiap soal.
b) Bentuk Tes Keterampilan Menulis
Setelah menyusun kisi-kisi, kegiatan berikutnya adalah menyusun alat ukur
keterampilan menulis. Alat ukur keterampilan menulis dapat berbentuk tes objektif dan
tes subjektif. Harris (dalam Suyoto dan Rahmina, 1997: 7, 21) menggunakan istilah
metode langsung untuk tes subjektif dan metode tidak langsung untuk tes objektif.
1) Tes Subjektif
Tes Subjektif merupakan sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban
yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata. Ciri-ciri pertanyaannya didahului
dengan kata-kata seperti; uraikan, jelaskan, mengapa, bagaimana, dan sebagainya.
Soal-soal bentuk ini menuntut kemampuan siswa untuk dapat mengorganisir,
menginterpretasi, menghubungkan pengertian yang telah dimiliki. Dengan singkat dapat
dikatakan bahwa tes ini menuntut siswa untuk dapat mengingat-ingat dan mengingat
kembali, dan terutama harus mempunyai daya kreativitas yang tinggi.
Tes jenis ini mempunyai beberapa kelebihan dan juga kelemahan, namun demikian
tetap harus diperhatikan beberapa hal yang perlu dilakukan oleh seorang guru sebelum
6. membuat soal-soal tes ini untuk menghindari munculnya beberapa faktor yang akan
memengaruhi dalam pengambilan keputusan pada penilaian siswa.
Tes bentuk ini menurut Djiwandono (1996: 73) dapat dilaksanakan dalam tiga model,
yaitu (1) menceritakan gambar/ mengarang berdasarkan gambar, (2) membuat
singkatan/ ringkasan, dan (3) menulis bebas.
Berikut ini disajikan dua contoh tes subjektif, yang pertama mengarang berdasarkan
gambar dan yang kedua mengarang bebas untuk jenjang sekolah menengah atas.
Contoh 1:
Tes Keterampilan Menulis
1. Pengantar
1.1 Tujuan Tes
Tes ini dimaksudkan untuk mengukur kemampuan Kalian dalam menulis.
Kemampuan yang diukur meliputi:
a) Ketepata/ kesesuaian isi karangan;
b) Keserasian pengorganisasian karangan;
c) Ketepatan, kecermatan menggunakan bentuk kata dan kalimat;
d) Ketepatan menggunakan kosakata; dan
e) Ketepatan/ kecermaatn menggunakan tanda baca dan ejaan
1.2 Petunjuk Penulisan
a) Tulislah identitas Anda terlebih dahulu (nama lengkap, dan kelas} di kolom yang telah
disediakan pada halaman pertama kertas jawaban
b) Waktu yang disediakan untuk menulis/ mengarang adalah 90 menit.
c) Tuliskan judul dan topic karangan berdasarkan gambar yang Anda lihat
1.3 Soal
Perhatikan gambar di bawah ini dengan saksama, kemudian buatlah sebuah cerita
berdasarkan gambar tersebut!
7. Contoh 2:
Tes Keterampilan Menulis
1. Pengantar
1.1 Tujuan Tes
Tes ini dimaksudkan untuk mengukur kemampuan Kalian dalam menulis.
Kemampuan yang diukur mencakupi:
a) Ketepata/ kesesuaian isi karangan;
b) Keserasian pengorganisasian karangan;
c) Ketepatan, kecermatan menggunakan bentuk kata dan kalimat;
d) Ketepatan menggunakan kosakata; dan
e) Ketepatan/ kecermaatn menggunakan tanda baca dan ejaan
1.2 Petunjuk Penulisan
a) Tulislah identitas Anda terlebih dahulu (nama lengkap, dan kelas} di kolom yang telah
disediakan pada halaman pertama kertas jawaban
b) Waktu yang disediakan untuk menulis/ mengarang adalah 90 menit.
c) Tuliskan judul berdasarkan topic yang dipilih
d) Panjang karangan minimal satu halaman folio, termasuk judul
e) Lembaran tes ini diserahkan kembali bersama hasil tulisan/ karangan
1.4 Soal
Pilih salah satu topic karangan di bawah ini, kemudian kembangkan menjadi sebuah
tulisan yang baik.
a) Pengaruh pendemik Corona terhadap dunia pendidikan di Indonesia
8. b) Penghijauan dan polusi udara
c) Manfaat pembelajaran berbasis online
d) Pengaruh narkoba terhadap generasi muda
e) Kedisiplinan sebagai faktor penentu keberhasilan dalam belajar
Langkah selanjutnya yang harus dilakukan dalam tes menulis dengan bentuk
subjektif adalah menyusun pedoman penilaian sesuai dengan indikatir kemampuan
menulis.
Contoh:
Kriteria Penilaian Tes Kemampuan Menulis
Aspek yang dinilai Skala Penilaian Bobot Skor
1. Kesesuaian Isi dengan Judul 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 3
2. Organisasi Isi 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2
3. Gramatika 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 3
4. Diksi 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 1
5. Ejaan dan Tanda Baca 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 1
Jumlah 10
(Sumber: Suyoto dan rahmina, 1997: 7, 24)
2) Tes Objektif
Tes objektif adalah tes yang semua informasi yang diperlukan peserta tes untuk
memberikan respon telah disediakan oleh penyusun tes, sehingga peserta tes tinggal
memilihnya. Tes objektif yang sering digunakan adalah bentuk pilihan ganda, benar
salah, menjodohkan, uraian objektif, dan wacana rumpang (cloze).
Tes objektif dipergunakan untuk memperkirakan kemampuan menulis siswa secara
tidak langsung. Bahan tes menulis meliputi: (1) isi gagasan, (2) organisasi isi, (3)
gramatika, (4) diksi, dan (5) ejaan dan tanda baca.
Di bawah ini disajikan beberapa contoh soal kemampuan menulis untuk sekolah
menengah atas.
Tes Keterampilan Menulis
1. Pengantar
9. Tes ini dimaksudkan untuk mengukur kemampuan siswa dalam hal penyusunan isi
karangan, pengorganisasian isi, struktur kata dan kalimat, kosakat/ diksi, serta ejaan dan
tanda baca; yang diharapkan dapat menunjang kemampuan menulis siswa yang
bersangkutan. Kemampuan menulis siswa yang bersangkutan. Tes ini terdiri dari 50 butir
soal, yang disajikan dalam bentuk pilihan ganda dan teknik wacana rumpang (teknis
cloze).
2. Petunjuk Penulisan
a) Tulislah identitas Anda terlebih dahulu (nama lengkap, dan kelas} di kolom yang telah
disediakan pada kertas jawaban
b) Semua jawaban ditulis pada lembar jawaban yang disediakan.
c) Waktu yang disediakan untuk mengerjakan soal 120 menit
d) Untuk soal pilhan ganda, pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memilih a, b, c,
d, atau e.
e) Untuk soal wacana rumpang, tuliskanlah kata yang Anda anggap benar untuk tiap-
tiap nomor bagian yang dihilangkan.
f) Untuk soal mengenai ejaan dan tanda baca, bubuhkanlah ejaan atau tanda baca
yang Anda anggap tepat pada tiap-tiap lingkaran.
g) Lembar tes ini diserahkan kembali bersama dengan lembar jawaban.
3. Soal
1. Cermatilah paragraf tersebut dengan seksama!
Kata berimbuhan yang tepat untuk melengkapi paragraf tersebut adalah ....
A. mengkritik, menyeleksi , kritikan
B. mengeritik, menseleksi, kritik
C. mengeritik, menyeleksi, kritikan
D. mengkritik, menyeleski, berkritik
E. mengkritik, menseleksi, dikritik
2. Bacalah paragraf berikut dengan saksama!
Dia ... setiap saran yang disampaikan temannya dalam rapat itu. Tampaknya, dia
tidak ... dulu apa yang patut dikritiknya dari saran-saran tersebut. Karena itu,
teman-temannya jadi kesal dan membalas pula dengan ... tajam sehingga dia tidak
berkutik lagi.
Sekolah sebaiknya mempunyai program yang dirancang secara...untuk
membiasakan siswa mengunjungi dan membaca buku di perpustakaan. ....nya
sekolah menyediakan buku- buku yang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.
Untuk memperkaya....buku pepustakaan, para lulusan suatu sekolah diharapkan
......nya dengan memberikan sebuah buku untuk perpustakaan sekolah tersebut.
10. Kata-kata baku yang tepat untuk melengkapi paragraf tersebut adalah ....
A. sistematik, konsekwensi, koleksi, kontributor.
B. sistematis, konsekuensi, koleksi, kontribusi
C. sistematis, konsekwensi, koleksi, kontributor
D. sistematik, konsekwensi, koleksi, kontribusi
E. sistematik, konsekuensi, kolektor, kontribusi
3. Perhatikan susunan kalimat berikut dengan cermat!
Urutan kalimat tersebut yang tepat agar menjadi paragraf eksposisi yang padu
adalah ....
A. 1,2, 3, 4, 5 D. 2, 3, 4, 1,5
B. 1,2,4,5,3 E, 4, 3, 2, 1, 5
C. 4, 3, 5, 2, 1
4. Bacalah kalimat berikut!
Antara bekerja dengan kesehatan manusia saling berhubungan bahkan saling
berpengaruh.
Kalimat argumentasi yang tepat untuk mendukung pendapat tersebut adalah...
A. Seorang menjadi lebih sehat bila ia bekerjadaripadatidakbekerja.
B. Bekerja tidak sesuai dengan im- balan atau upah yang diharapkan menjadikan
tidaksehat.
C. Pekerjaan yang tidak sesuai deng- an karakter yang dimiliki akan menimbulkan
berbagai dampak.
D. Setiap orang berhak memiliki karakter dan kemampuan yang berbeda-beda dalam
memilih pekerjaan.
E. Setiap orang ingin selalu dapat bekerja setiapsaat.
5. Cermatilah paragraf berikut dengan seksama!
Sering orang tua agak suka dengan kasih sayang yang berlebih dengan memberikan
(1) Paspor dikeluarkan oleh kantor imigrasi yang ada dihampir setiap kota.
(2) Visa ditempelkan padapasporitu.
(3) Paspor adalah buku kecil yang berisi foto dan informasi identitas diri seseorang.
(4) Untuk memperoleh visa , seseorang harus mempunyai paspor terlebih dahulu.
(5) Paspor berfungsi sebagai KTP inter- nasional.
11. semua yang diinginkan anak supaya si buah hati tidak kecewa. Memanjakan anak
dengan cara ini bisa memeroleh berbagai masalah dan kesulitan dalam kehidupan
mereka di masa mendatang seperti terjebak dalam narkoba, rokok, dan minuman keras,
memperoleh nilai yang buruk di sekolah, bolos,sertamencontek saatujian.
Frasa yang tepat untuk mengganti frasa bercetak miring adalah ...
A. akansenang, akan menjadi
B. suka sekali, dapat menimbulkan
C. tidaksadar, akanmengakibatkan
D. sangat perhatian, bisa menjadikan
E. amat peduli, dapat berdampak
6. Tentukan tanda baca yang tepat untuk tiap-tiap lingkaran pada wacana di bawah ini!
Keberagaman manusi dapat ditinjau dari sifat-sifat pribadi manusia ( ) Sifat ( ) sifat
pribadi tersebut antara lain sikap ( ) watak ( ) kelakuan, temperamen dan hasrat ( )
Selain individu, terdapat juga keragaman social. Jika keragaman individu terletak
pada perbedaan secara individu atau perorangan, keragaman sosial terletak pada
keragaman dari masyarakat dengan masyarakat lainnya ( )
7. Bacalah paragraph di bawah ini dengan sakasama! Lengkapi kalimat rumpang yang
terdapat dalam paragraf tersebut dengan kata serapan yang tepat!
“Dancing Beijing” adalah ...hasrat China untuk sukses di Olimpiade, baik sebagai ... maupun
penyelenggara, sebagai tim, China sudah bersiap dengan super serius sejak beberapa
tahun lalu, salah satu... yang menjadi persiapan sementara kontingen negeri tirai
bambu adalah AsianGames tahun mendatang.
8. Bacalah kutipan cerpen berikut ini, kemudian ubahlah ke dalam bentuk teks drama.
Sejak sore hingga menjelang dini hari ini Surad kelelahan menemani Pak Akla
mencari rajungan. Rasanya ia belum lama merebahkan tubuh dan teriakan keras Pak
Akla sudah membuatnya tersentak bangun.
“Bersiaplah!” Teriak Pak Akla seraya bergerak membelah air menuju perahu. Dua
keranjang bambu yang diikat menyatu tampak penuh rajungan. Hewan-hewan bercapit
itu menggeliat saling bertindihan. “Bangunlah!” Ulang Pak Akla menaiki perahunya.
Surad melilitkan sarung ke leher. “Ada apa, Ama?”
“Tidurmu seperti ular, sampai-sampai tak kau dengar suara gemuruh dari tanjung.”
12. “Apa?” Surad kaget setengah mati. “Jangan main-main, Ama!”
“Ambil dayungmu! Kita ke kampung laut sekarang juga!” Surad mengangkat
dayungnya. Tanpa buang waktu mereka mengayuh perahu ramping itu secepat mungkin.
Pak Akla sigap mengendalikan perahu dengan dayung pada dinding kayu buritan. Belum
dua menit, peluh sudah membasahi punggung Surad.
c. Validitas dan Reliabilitas Tes
a) Validitas
Validitas tes biasa juga disebut sebagai kesahihan suatu tes adalh mengacu pada
kemampuan suatu tes untuk mengukjur karakteristik atau dimensi yang dimaksudkan
untuk diukur. Konstruksi tes yang baik harus memenuhi sayarat validitas dan reliabilitas,
sehingga tes itu mampu memberikan gambaran yang sebenarnya terhadap kondisi siswa
(testee) yang diuji.
Sifat valid diperlihatkan oleh tingginya validitas hasil ukur suatu tes. Suatu alat ukur
yang tidak valid akan memberikan informasi yang keliru mengenai keadaan subjek atau
individu yang dikenai tes. Apabila informasi yang keliru itu dengan sadar atau tidak
dengan sadar digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam mengambil suatu
keputusan, maka keputusan itu tentu bukan merupakan suatu keputusan yang tepat.
Validitas sebuah alat ukur dapat diketahui dari pemikiran dan pengalaman. Hal yang
pertama menghasilkan validitas logis dan yang kedua menghasilkan validitas empiris.
Selanjutnya, validitas logis dibedakan atas validitas isi dan validitas konstruksi;
sedangkan validitas empiris dibagai atas validitas sejalan dan validitas prediksi
(Nurgiantoro, 2001: 103-106; Arikunto, 1997: 64).
Validitas isi sangat tergantug pada penilaian subjektif individu. Dikarenakan estimasi
validitas ini tidak melibatkan komputasi statistik, melainkan hanya dengan analisis
rasional maka tidak diharapkan bahwa setiap orang akan sependapat dan sepaham
dengan ketercapaian validitas ini. Validitas isi terbagi menjadi dua tipe, yaitu face validity
(validitas muka) dan logical validity (validitas logis).
Validitas isi diperoleh apabila alat tes itu mempunyai kesejajaran dengan tujuan tes
dan deskripsi bahan pelajarnan yang diajarkan, sedangkan validitas konstruksi diperoleh
apabila butir-butir soal dalam suatu tes mengukur setipa aspek berpikir seperti yang
13. disebutkan dalam tuuan pembelajaran. Kefua validitas ini dapat diketahui dengan
memasangkan setiap butir soal dengan aspek dalam tujuan pembelajaran.
Validitas empiris diperoleh dengan membandingkan hasil tes suatu kriterium
pembanding. Kriterium pembanding bisa berupa skor tes yang lalu (concuret validity) dan
dapat juga skor tes yang kemudia (predivtive validity). Teknik yang digunakan untuk
mengetahui kesejajaran, misalnya teknik korelasi product moment yang dikemukakan
oleh Pearson. Hasil perhitungan dengan rumus tersebut dibandingkan dengan table
harga kritik r product moment. Jika hasil perhitungan lebih kcil dari harga kritik dalam
table, berarti korelasi tes tersebut tidak signifikan. Ini berarti perangkat soal tersebut tidak
valid. Jika sebaliknya, berarti perangkat soal tersebut valid. Teknik penentuan validitas
ini cocok untuk soal yang berbentuk objektif atau pilihan ganda.
b) Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu konsistensi sebuah tes dalam mengukur atau mengamati
sesuatu menjadi objek ukur. Sugiono (2005) menyatakan bahwa reliabilitas adalah
serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi jika
pengukuran yang dilakukan degan alat bukur itu dilakukan secara berulang. Realiabilitas
tes, merupakan tingkat konsistensi suatu tes, dapat mengukur tingkat kepercayaan untuk
menghasilkan skor yang konsisten, relatif tidak berubah meskipun diteskan pada situasi
yang berbeda. Menurut Arikunto (1997: 87) uatu tes dapat dikatakan reliable jika tes itu
memberikan hasil yang relative tetap meskipun ditekan pada waktu yang berlainan.
Teknik yang dapat digunakan untuk menetapkan reliabilitas tes (terutama tes objektif)
yaitu tteknik tes ulang (test retest), tes parallel, dan teknik belah dua (split half). Rumusa
yang dapat digunakan untuk menganalisis hasil diantaranya dapat dengan korelasi
product moment, Flanagan, Rulon, K-R 20, K-R 21, dan Hoyt.
Rumus Cronbach Alpha dapat digunakan untuk soal uraian atau esai. Selain itu,
reliabilitas untuk menulis/ mengarang dapat ditentukan dengan melibatkan beberapa
penilai. Karena dinilai oleh beberapa penimbang, reliabilitas tes menulis (mengarang
bebas) biasa disebut dengan reliabilitas antarpenimbang (Suyoto dan Rahmina, 1997: 7,
40)
14. D. Simpulan
Salah satu keterampilan berbahasa adalah menulis. Menulis merupakan kegiatan
komunikasi dalam bentuk tulisan. Sebuah tulisan yang komunikatif dapat ditentukan oleh
aspek kebahasaan, seperti struktur kata dan kalimat, kosakata, tanda baca, dan ejaan,
tidak ditunjang oleh apek nonkebahasaan seperti ekspresi, gerak tubuh, mimic, dan
intonasi. Penggunaan unsur kebahasaan yang cermat akan mempengaruhi tingkat
kekomunikatifan suatu tulisan. Aspek kebahasaan merupakan salah satu indicator dalam
menentukan kemampuan menulis seseorang. Aspek lain yang juga penting untuk
diperhatikan adalah kemampuan mengemukakan ide/ gagasan dan pengorganisasian
tulisan.
Kemampuan menulis seseorang dapat diukur. Alat ukur yang tepat untuk mengukur
kemampuan menulis adalah tes, baik tes objektif ( tes tidak langsung) maupun tes
subjektif (tes langsung).
15. Daftar Pustaka
Ahadiah,s.,& dkk.(1997). Buku MateriPokokMenukisI. Jakarta: UniversitasTerbuka.
Arikunto,S.(1997). Dasar-DasrEvaluasiPendidikan . Jakarta:Bumi Aksara.
Bowen,J.D., & dkk.(1985). TESOL Techniquesand Procedures. Cambridge:NewburyHouse Publishers.
Djiwandono,M.(1996). Tes Bahasa dalamPengajaran. Bandung:ITB.
Heaton,J. B. (1975). Writing English LanguageTest. London:Longman.
Keraf,G. (1997). Terampil Berbahasa Indonesia 2:untukSekolah MenengahUmumKelas2. Jakarta:
Balai Pustaka.
Mahdijaya.(2016). Tes KeterampilanMenulis. LateralisasiJurnalBahasa dan Satra Indonesia,108-113.
Nurgiantoro,B.(2001). Penilaian dalamPengajaran Bahasadan sastra . Yogyakarta:BPFE.
Nurgiyantoro,B.(2009). Penilaian Pengajaran Bahasa. Yogyakarta:BPFE.
Purwo,B. K.(1992). PragmatikdalamPengajaranbahasaIndonesia.InM.S. (Ed), BerbagiPendekatan
dalamPengajaran bahasadan Sastra. Jakarta:SinarHarapan.
Rusyana,Y. (1986). Keterampilan Menulis. Jakarta:Balai Pustaka.
Suyoto,P.,& Rahmina,I.(1997). EvaluasiPengajaran Bahasa Indonesia. Jakarta:UniversitasTerbuka.
Tarigan,H. G. (1984). Menulis sebagaiSuatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:Angkasa.