SlideShare a Scribd company logo
EVALUASI KETERAMPILAN MENULIS
Yuli Astuti
Nim (1907215)
A. Pendahuluan
Pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi dalam empat kemampuan berbahasa.
Ke- empat kemampuan berbahasa tersebut, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan
berbicara, keterampilan membaca, keterampilan menulis. Keempat kemampuan tersebut
dilandasi oleh kemampuan berfikir. Keterampilan tersebut saling menunjang dan tidak
terpisahkan. Dalam pembelajaran di kelas, keterampilan berbahasa tersebut
diintegrasikan dalam satu kesatuan. Namun untuk kepentingan pembinaan keterampilan
berbahasa siswa, setiap kemampuan berbahasa dapat dipilah sebagai fokus-fokus
pembelajaran, misalnya untuk mengembangkan kemampuan menulis para siswa,
pembelajaran dapat dikonsentrasikan pada pengembangan keterampilan menulis.
Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang paling kompleks karena di
dalamnya tercakup beberapa kemampuan yang harus dimiliki secara sekaligus, seperti
kemampuan memilih tema, mengembangkan tema menjadi karangan tulis, dan
mengembangkannya menjadi sebuah tulisan yang lengkap. Selain itu, tentu diperlukan
juga kemampuan kebahasaan, seperti tata bahasa (struktur kata dan kalimat), diksi,
ejaan, serta tanda baca. Penguasaan terhadap aspek-aspek tersebut merupakan
indicator keberhasilan menulis. Penguasaan terhadap indicator keterampilan menulis
merupakan prasyarat dalam merancang dan menyusun tes keterampilan menulis.
Tes keterampilan menulis yang akan dibahas dalam tulisan ini meliputi konsep
keterampilan menulis, ruang lingkup bahan tes keterampilan menulis, kisi-kisi tes, bentuk-
bentuk dan contoh soal beserta pedoman penilaian dan validitas tes menulis.
B. Keterampilan Menulis
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang dianggap paling sulit
sehingga kurang disukai. Hal ini dapat kita saksikan dalam proses pembelajaran di
sekolah. Peserta didik lebih menyukai pembelajaran keterampilan menyimak, berbicara
atau membaca dibandingkan dengan keterampilan menulis. Aktivitas menulis menempati
peringkat paling rendah. Kalaupun aktivitas menulis dilakukan oleh peserta didik itu
terbatas pada menulis status di media sosial. Tentu hal ini masih jauh dari keterampilan
menulis yang diharapkan. Akhaidah (1997:2) menjelaskan tiga penyebab kurangnya
perhatian orang terhadap keterampilan menulis, yaitu: (1) lingkungan keluarga yang
minat baca-tulisnya rendah, (2) kurangnya kesadaran tentang pentingnya menulis bagi
pengembangan diri, dan (3) pengalaman menulis di sekolah yang kurang
menyenangkan. Penjelasan tersebut memberikan gamabaran bahwa selain motivasi diri
berupa kesadaran untuk meningkatkan keterampilan menulis, ternyata faktor lingkungan
keluarga, serta suasana pembelajaran menulis di sekolah juga akan berdampak pada
keterampilan menulis setiap orang.
Menurut Henry Guntur Tarigan, keterampilan menulis adalah salah satu keterampilan
berbahasa yang produktif dan eksprensif yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara
tidak langsung dan tidak secara tatap muka dengan pihak lain. Sedangkan menurut
Byrne, keterampilan menulis karangan atau mengarang adalah menuangkan buah
pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimat yang dirangkai secara utuh dan jelas
sehingga dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil.
Menulis memiliki fungsi sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat
penting bagi pendidikan untuk memudahkan para pelajar berpikir secara kritis. Dengan
menulis dapat memudahkan pelajar merasakan dan menikmati hubungan-hubungan,
memperdalam daya tanggap atau persepsi, memecahkan masalah-masalah yang
sedang hadapi, menyusun urutan bagi pengalaman.
Berdasarkan bentuknya, Weayer dalam Tarigan (2008: 28) membuat klasifikasi
tulisan sebagai berikut. 1. Eksposisi yang mencangkup definisi dan analisis. 2. Deskripsi
yang mencakup deskripsi ekspositori dan deskripsi literer. 3. Narasi yang mencangkup
urutan waktu, motif, konflik, titik pandangan, dan pusat minat. 4. Argumentasi yang
mencangkup induksi dan deduksi (Weayer, 1957).
Klasifikasi Weayer hampir bersamaan dengan adalah klasifikasi yang dibuat oleh
Morris beserta rekan-rekannya dalam Tarigan (2008: 29) sebagai berikut. 1. Eksposisi
yang mencakup 6 metode analisis yaitu, klasifikasi, definisi, eksemplifikasi, sebab dan
akibat, komparasi dan kontras, proses. 2. Argumen yang mencakup argumen formal
(deduksi dan induksi) dan persuasi informal. 3. Deskripsi yang meliputi deskripsi
ekspositori dan deskripsi artistic/literer. 4. Narasi yang meliputi narasi informatif dan
narasi artistic/literer. (Morris, 1964).
Brooks dan Warren dalam Tarigan (2008: 29), juga berdasarkan bentuk, membuat
klasifikasi sebagai berikut. Eksposisi, Persuasi , Argumentasi, dan Deskripsi.
Berdasarkan tujuannya, Rusyana (1986: 5) membedakan tulisan atas deskripsi, narasi,
bahasan, argumentasi, dialog, dan surat. Sedangkan Llamzon (dalam Suyoto dan
Rahmina, 1997: 3) membagi tulisan menjadi lima jenis, yaitu naratif, procedural,
hortatorik, ekspositorik, dan deskriptif.
Setiap tulisan mengandung beberapa tujuan. Hugo Hartig merangkum tujuan
penulisan sesuatu tulisan sebagai berikut: (1) Assigmen purpose (tujuan penugasan)t
ujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis menulis
sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri. (2) Altruistic purpose (tujuan
altruistic), penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan
kedukaan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai
perasaan dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih
menyenangkan dengan karya penulis. (3) Persuasive purpose (tujuan persuasif) tulisan
yang bertujuan menyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang
diutarakan.(4) Informational purpose (tujuan informasional, tujuan penerangan), tulisan
yang bertujuan memberi informasi atau keterangan/penerangan kepada para pembaca.
(5) Self-expressive purpose (tujuan pernyataan diri), tulisan yang berujuan
memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada para pembaca. (6)
Creative purpose (tujuan kreatif), tujuan kreatif disini melebihi pernyataan diri, dan
melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai norma artistik, seni yang ideal, atau seni
idaman. Tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistik dan nilai-nilai kesenian. (7)
Problem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah), dalam tulisan seperti ini sang
penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapi. Sang penulis ingin menjelaskan,
menjernihkan, menjelajahi serta meneliti secara cermat pikiran- pikiran dan gagasannya
sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh para pembaca.
C. Tes Keterampilan Menulis
a. Ruang Lingkup bahan
Ruang lingkup dalam menilai keterampilan menulis menurut Mahmoed meliputi (1)
kualitas ruang lingkup isi, (2) oraganisasi dan penyajian isi, (3) gaya dan bentuk bahasa,
(4) mekanik, tata bahasa, ejaan, tanda baca, kerapian tulisan, dan kebersian, dan (5)
respon afektif guru terhadap karya tulis. Menurut Heaton (1975: 138) ruang lingkup
keterampilan menulis mencakup: (1) kemampuan gramatikal, yaitu kemampuan menulis
kalimat dengan benar, (2) stilistik, yaitu kemampuan menyusun kalimat dan
menggunakan bahasa dengan benar, (3) keterampilan mekanikal, seperti pungtuasi dan
ejaan, dan (4) kemampuan mengungkapkan gagasan: register, relevansi, dan organisasi.
Menurut Haris (dalam Nurgiantoro, 2009:306), bahan tes menulis meliputi: content
(isi, gagasan yang dikemukakan), form (organisasi isi), grammar (tata bahaas dan pola
kalimat), style (gaya: pilihan struktur dan kosa kata), dan mechanics (ejaan). Sejalan
dengan pendapat di atas, Bowen, dkk (1985: 373) mengemukakan lima materi tes
keterampilan menulis, yaitu: (1) struktur, (2) peguasaan leksikal, (3) pengetahuan
mekanikal, (4) ketepatan diksi, dan (5) kemampuan menggunakan sarana retorika.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, ruang lingkup keterampilan menulis pada
dasarnya meliputi: (1) isi/ gagasan/ide yang dikemukakan, (2) organisasi isi, (3) gramatika
(bentukan kata dan kalimat), (4) penggunaan gaya, dan (5) kmampuan mekanikal
(pungtuasi dan ejaan).
b. Menyusun Alat Ukur Keterampilan Menulis
a) Menyusun Kisi-kisi
Kisi-kisi adalah suatu format berbentuk matriks yang memuat informasi untuk
dijadikan pedoman dalam menulis soal atau merakit soal menjadi tes. Penyusunan kisi-
kisi merupakan langkah penting yang harus dilakukan sebelum penulisan soal. Kisi-kisi
disusun berdasarkan tujuan penggunaan tes. Hal yang harus diperhatikan adalah tidak
ada satupun kisi-kisi yang dapat digunakan untuk semua tujuan tes. (Surapranata, 2005
: 50)
Kisi-kisi tes berfungsi sebagai pedoman dalam penulisan soal dan perakitan tes.
Dengan adanya panduan ini, penulis soal dapatmenghasilkan soal-soal yang sesuai
dengan tujuan tes dan perakit tes dapat menyusun perangkat tes dengan mudah. Dengan
demikian, jika tersedia sebuah kisi-kisi yang baik, maka penulis soal yang berbeda akan
dapat menghasilkan perangkat soal yang relatif sama, baik dari tingkat kedalaman
maupun cakupan materi yang ditanyakan.
Kisi-kisi disusun setelah ditetapkan terlebih dahulu tujuan tes keterampilan menulis
tersebut. Setelah menetapkan tujuan, langkah berikutnya adalah menentukan jenis/
bentuk alat ukur yang akan digunakan. Keterampilan menulis dapat diukur dengan teknik
tes, baik tes objektif maupun tes nonobjektif.
Jika bentuk tes yang ditetapkan adalah tes nonobjektif (misalnya tes mengarang
bebas), kisi-kisi tes tidak terlalu diperlukan, yang diperlukan adalah menyusun pedoman
penilaiannya. Akan tetapi, jika bentuk tesnya adalah objektif, kisi-kisi akan sangat
membantu dalam penyusunan tes. Dalam menyusun kisi-kisi hal yang harus ada adalah:
(1) bahan yang akan diteskan, (2) perimbangan jumlah soal untuk tiap-tiap bahan dan
jumlah seluruh soal, (3) waktu personal dan jumlah waktu, dan (4) bobot dan skor tiap-
tiap soal.
b) Bentuk Tes Keterampilan Menulis
Setelah menyusun kisi-kisi, kegiatan berikutnya adalah menyusun alat ukur
keterampilan menulis. Alat ukur keterampilan menulis dapat berbentuk tes objektif dan
tes subjektif. Harris (dalam Suyoto dan Rahmina, 1997: 7, 21) menggunakan istilah
metode langsung untuk tes subjektif dan metode tidak langsung untuk tes objektif.
1) Tes Subjektif
Tes Subjektif merupakan sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban
yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata. Ciri-ciri pertanyaannya didahului
dengan kata-kata seperti; uraikan, jelaskan, mengapa, bagaimana, dan sebagainya.
Soal-soal bentuk ini menuntut kemampuan siswa untuk dapat mengorganisir,
menginterpretasi, menghubungkan pengertian yang telah dimiliki. Dengan singkat dapat
dikatakan bahwa tes ini menuntut siswa untuk dapat mengingat-ingat dan mengingat
kembali, dan terutama harus mempunyai daya kreativitas yang tinggi.
Tes jenis ini mempunyai beberapa kelebihan dan juga kelemahan, namun demikian
tetap harus diperhatikan beberapa hal yang perlu dilakukan oleh seorang guru sebelum
membuat soal-soal tes ini untuk menghindari munculnya beberapa faktor yang akan
memengaruhi dalam pengambilan keputusan pada penilaian siswa.
Tes bentuk ini menurut Djiwandono (1996: 73) dapat dilaksanakan dalam tiga model,
yaitu (1) menceritakan gambar/ mengarang berdasarkan gambar, (2) membuat
singkatan/ ringkasan, dan (3) menulis bebas.
Berikut ini disajikan dua contoh tes subjektif, yang pertama mengarang berdasarkan
gambar dan yang kedua mengarang bebas untuk jenjang sekolah menengah atas.
Contoh 1:
Tes Keterampilan Menulis
1. Pengantar
1.1 Tujuan Tes
Tes ini dimaksudkan untuk mengukur kemampuan Kalian dalam menulis.
Kemampuan yang diukur meliputi:
a) Ketepata/ kesesuaian isi karangan;
b) Keserasian pengorganisasian karangan;
c) Ketepatan, kecermatan menggunakan bentuk kata dan kalimat;
d) Ketepatan menggunakan kosakata; dan
e) Ketepatan/ kecermaatn menggunakan tanda baca dan ejaan
1.2 Petunjuk Penulisan
a) Tulislah identitas Anda terlebih dahulu (nama lengkap, dan kelas} di kolom yang telah
disediakan pada halaman pertama kertas jawaban
b) Waktu yang disediakan untuk menulis/ mengarang adalah 90 menit.
c) Tuliskan judul dan topic karangan berdasarkan gambar yang Anda lihat
1.3 Soal
Perhatikan gambar di bawah ini dengan saksama, kemudian buatlah sebuah cerita
berdasarkan gambar tersebut!
Contoh 2:
Tes Keterampilan Menulis
1. Pengantar
1.1 Tujuan Tes
Tes ini dimaksudkan untuk mengukur kemampuan Kalian dalam menulis.
Kemampuan yang diukur mencakupi:
a) Ketepata/ kesesuaian isi karangan;
b) Keserasian pengorganisasian karangan;
c) Ketepatan, kecermatan menggunakan bentuk kata dan kalimat;
d) Ketepatan menggunakan kosakata; dan
e) Ketepatan/ kecermaatn menggunakan tanda baca dan ejaan
1.2 Petunjuk Penulisan
a) Tulislah identitas Anda terlebih dahulu (nama lengkap, dan kelas} di kolom yang telah
disediakan pada halaman pertama kertas jawaban
b) Waktu yang disediakan untuk menulis/ mengarang adalah 90 menit.
c) Tuliskan judul berdasarkan topic yang dipilih
d) Panjang karangan minimal satu halaman folio, termasuk judul
e) Lembaran tes ini diserahkan kembali bersama hasil tulisan/ karangan
1.4 Soal
Pilih salah satu topic karangan di bawah ini, kemudian kembangkan menjadi sebuah
tulisan yang baik.
a) Pengaruh pendemik Corona terhadap dunia pendidikan di Indonesia
b) Penghijauan dan polusi udara
c) Manfaat pembelajaran berbasis online
d) Pengaruh narkoba terhadap generasi muda
e) Kedisiplinan sebagai faktor penentu keberhasilan dalam belajar
Langkah selanjutnya yang harus dilakukan dalam tes menulis dengan bentuk
subjektif adalah menyusun pedoman penilaian sesuai dengan indikatir kemampuan
menulis.
Contoh:
Kriteria Penilaian Tes Kemampuan Menulis
Aspek yang dinilai Skala Penilaian Bobot Skor
1. Kesesuaian Isi dengan Judul 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 3
2. Organisasi Isi 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2
3. Gramatika 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 3
4. Diksi 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 1
5. Ejaan dan Tanda Baca 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 1
Jumlah 10
(Sumber: Suyoto dan rahmina, 1997: 7, 24)
2) Tes Objektif
Tes objektif adalah tes yang semua informasi yang diperlukan peserta tes untuk
memberikan respon telah disediakan oleh penyusun tes, sehingga peserta tes tinggal
memilihnya. Tes objektif yang sering digunakan adalah bentuk pilihan ganda, benar
salah, menjodohkan, uraian objektif, dan wacana rumpang (cloze).
Tes objektif dipergunakan untuk memperkirakan kemampuan menulis siswa secara
tidak langsung. Bahan tes menulis meliputi: (1) isi gagasan, (2) organisasi isi, (3)
gramatika, (4) diksi, dan (5) ejaan dan tanda baca.
Di bawah ini disajikan beberapa contoh soal kemampuan menulis untuk sekolah
menengah atas.
Tes Keterampilan Menulis
1. Pengantar
Tes ini dimaksudkan untuk mengukur kemampuan siswa dalam hal penyusunan isi
karangan, pengorganisasian isi, struktur kata dan kalimat, kosakat/ diksi, serta ejaan dan
tanda baca; yang diharapkan dapat menunjang kemampuan menulis siswa yang
bersangkutan. Kemampuan menulis siswa yang bersangkutan. Tes ini terdiri dari 50 butir
soal, yang disajikan dalam bentuk pilihan ganda dan teknik wacana rumpang (teknis
cloze).
2. Petunjuk Penulisan
a) Tulislah identitas Anda terlebih dahulu (nama lengkap, dan kelas} di kolom yang telah
disediakan pada kertas jawaban
b) Semua jawaban ditulis pada lembar jawaban yang disediakan.
c) Waktu yang disediakan untuk mengerjakan soal 120 menit
d) Untuk soal pilhan ganda, pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memilih a, b, c,
d, atau e.
e) Untuk soal wacana rumpang, tuliskanlah kata yang Anda anggap benar untuk tiap-
tiap nomor bagian yang dihilangkan.
f) Untuk soal mengenai ejaan dan tanda baca, bubuhkanlah ejaan atau tanda baca
yang Anda anggap tepat pada tiap-tiap lingkaran.
g) Lembar tes ini diserahkan kembali bersama dengan lembar jawaban.
3. Soal
1. Cermatilah paragraf tersebut dengan seksama!
Kata berimbuhan yang tepat untuk melengkapi paragraf tersebut adalah ....
A. mengkritik, menyeleksi , kritikan
B. mengeritik, menseleksi, kritik
C. mengeritik, menyeleksi, kritikan
D. mengkritik, menyeleski, berkritik
E. mengkritik, menseleksi, dikritik
2. Bacalah paragraf berikut dengan saksama!
Dia ... setiap saran yang disampaikan temannya dalam rapat itu. Tampaknya, dia
tidak ... dulu apa yang patut dikritiknya dari saran-saran tersebut. Karena itu,
teman-temannya jadi kesal dan membalas pula dengan ... tajam sehingga dia tidak
berkutik lagi.
Sekolah sebaiknya mempunyai program yang dirancang secara...untuk
membiasakan siswa mengunjungi dan membaca buku di perpustakaan. ....nya
sekolah menyediakan buku- buku yang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.
Untuk memperkaya....buku pepustakaan, para lulusan suatu sekolah diharapkan
......nya dengan memberikan sebuah buku untuk perpustakaan sekolah tersebut.
Kata-kata baku yang tepat untuk melengkapi paragraf tersebut adalah ....
A. sistematik, konsekwensi, koleksi, kontributor.
B. sistematis, konsekuensi, koleksi, kontribusi
C. sistematis, konsekwensi, koleksi, kontributor
D. sistematik, konsekwensi, koleksi, kontribusi
E. sistematik, konsekuensi, kolektor, kontribusi
3. Perhatikan susunan kalimat berikut dengan cermat!
Urutan kalimat tersebut yang tepat agar menjadi paragraf eksposisi yang padu
adalah ....
A. 1,2, 3, 4, 5 D. 2, 3, 4, 1,5
B. 1,2,4,5,3 E, 4, 3, 2, 1, 5
C. 4, 3, 5, 2, 1
4. Bacalah kalimat berikut!
Antara bekerja dengan kesehatan manusia saling berhubungan bahkan saling
berpengaruh.
Kalimat argumentasi yang tepat untuk mendukung pendapat tersebut adalah...
A. Seorang menjadi lebih sehat bila ia bekerjadaripadatidakbekerja.
B. Bekerja tidak sesuai dengan im- balan atau upah yang diharapkan menjadikan
tidaksehat.
C. Pekerjaan yang tidak sesuai deng- an karakter yang dimiliki akan menimbulkan
berbagai dampak.
D. Setiap orang berhak memiliki karakter dan kemampuan yang berbeda-beda dalam
memilih pekerjaan.
E. Setiap orang ingin selalu dapat bekerja setiapsaat.
5. Cermatilah paragraf berikut dengan seksama!
Sering orang tua agak suka dengan kasih sayang yang berlebih dengan memberikan
(1) Paspor dikeluarkan oleh kantor imigrasi yang ada dihampir setiap kota.
(2) Visa ditempelkan padapasporitu.
(3) Paspor adalah buku kecil yang berisi foto dan informasi identitas diri seseorang.
(4) Untuk memperoleh visa , seseorang harus mempunyai paspor terlebih dahulu.
(5) Paspor berfungsi sebagai KTP inter- nasional.
semua yang diinginkan anak supaya si buah hati tidak kecewa. Memanjakan anak
dengan cara ini bisa memeroleh berbagai masalah dan kesulitan dalam kehidupan
mereka di masa mendatang seperti terjebak dalam narkoba, rokok, dan minuman keras,
memperoleh nilai yang buruk di sekolah, bolos,sertamencontek saatujian.
Frasa yang tepat untuk mengganti frasa bercetak miring adalah ...
A. akansenang, akan menjadi
B. suka sekali, dapat menimbulkan
C. tidaksadar, akanmengakibatkan
D. sangat perhatian, bisa menjadikan
E. amat peduli, dapat berdampak
6. Tentukan tanda baca yang tepat untuk tiap-tiap lingkaran pada wacana di bawah ini!
Keberagaman manusi dapat ditinjau dari sifat-sifat pribadi manusia ( ) Sifat ( ) sifat
pribadi tersebut antara lain sikap ( ) watak ( ) kelakuan, temperamen dan hasrat ( )
Selain individu, terdapat juga keragaman social. Jika keragaman individu terletak
pada perbedaan secara individu atau perorangan, keragaman sosial terletak pada
keragaman dari masyarakat dengan masyarakat lainnya ( )
7. Bacalah paragraph di bawah ini dengan sakasama! Lengkapi kalimat rumpang yang
terdapat dalam paragraf tersebut dengan kata serapan yang tepat!
“Dancing Beijing” adalah ...hasrat China untuk sukses di Olimpiade, baik sebagai ... maupun
penyelenggara, sebagai tim, China sudah bersiap dengan super serius sejak beberapa
tahun lalu, salah satu... yang menjadi persiapan sementara kontingen negeri tirai
bambu adalah AsianGames tahun mendatang.
8. Bacalah kutipan cerpen berikut ini, kemudian ubahlah ke dalam bentuk teks drama.
Sejak sore hingga menjelang dini hari ini Surad kelelahan menemani Pak Akla
mencari rajungan. Rasanya ia belum lama merebahkan tubuh dan teriakan keras Pak
Akla sudah membuatnya tersentak bangun.
“Bersiaplah!” Teriak Pak Akla seraya bergerak membelah air menuju perahu. Dua
keranjang bambu yang diikat menyatu tampak penuh rajungan. Hewan-hewan bercapit
itu menggeliat saling bertindihan. “Bangunlah!” Ulang Pak Akla menaiki perahunya.
Surad melilitkan sarung ke leher. “Ada apa, Ama?”
“Tidurmu seperti ular, sampai-sampai tak kau dengar suara gemuruh dari tanjung.”
“Apa?” Surad kaget setengah mati. “Jangan main-main, Ama!”
“Ambil dayungmu! Kita ke kampung laut sekarang juga!” Surad mengangkat
dayungnya. Tanpa buang waktu mereka mengayuh perahu ramping itu secepat mungkin.
Pak Akla sigap mengendalikan perahu dengan dayung pada dinding kayu buritan. Belum
dua menit, peluh sudah membasahi punggung Surad.
c. Validitas dan Reliabilitas Tes
a) Validitas
Validitas tes biasa juga disebut sebagai kesahihan suatu tes adalh mengacu pada
kemampuan suatu tes untuk mengukjur karakteristik atau dimensi yang dimaksudkan
untuk diukur. Konstruksi tes yang baik harus memenuhi sayarat validitas dan reliabilitas,
sehingga tes itu mampu memberikan gambaran yang sebenarnya terhadap kondisi siswa
(testee) yang diuji.
Sifat valid diperlihatkan oleh tingginya validitas hasil ukur suatu tes. Suatu alat ukur
yang tidak valid akan memberikan informasi yang keliru mengenai keadaan subjek atau
individu yang dikenai tes. Apabila informasi yang keliru itu dengan sadar atau tidak
dengan sadar digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam mengambil suatu
keputusan, maka keputusan itu tentu bukan merupakan suatu keputusan yang tepat.
Validitas sebuah alat ukur dapat diketahui dari pemikiran dan pengalaman. Hal yang
pertama menghasilkan validitas logis dan yang kedua menghasilkan validitas empiris.
Selanjutnya, validitas logis dibedakan atas validitas isi dan validitas konstruksi;
sedangkan validitas empiris dibagai atas validitas sejalan dan validitas prediksi
(Nurgiantoro, 2001: 103-106; Arikunto, 1997: 64).
Validitas isi sangat tergantug pada penilaian subjektif individu. Dikarenakan estimasi
validitas ini tidak melibatkan komputasi statistik, melainkan hanya dengan analisis
rasional maka tidak diharapkan bahwa setiap orang akan sependapat dan sepaham
dengan ketercapaian validitas ini. Validitas isi terbagi menjadi dua tipe, yaitu face validity
(validitas muka) dan logical validity (validitas logis).
Validitas isi diperoleh apabila alat tes itu mempunyai kesejajaran dengan tujuan tes
dan deskripsi bahan pelajarnan yang diajarkan, sedangkan validitas konstruksi diperoleh
apabila butir-butir soal dalam suatu tes mengukur setipa aspek berpikir seperti yang
disebutkan dalam tuuan pembelajaran. Kefua validitas ini dapat diketahui dengan
memasangkan setiap butir soal dengan aspek dalam tujuan pembelajaran.
Validitas empiris diperoleh dengan membandingkan hasil tes suatu kriterium
pembanding. Kriterium pembanding bisa berupa skor tes yang lalu (concuret validity) dan
dapat juga skor tes yang kemudia (predivtive validity). Teknik yang digunakan untuk
mengetahui kesejajaran, misalnya teknik korelasi product moment yang dikemukakan
oleh Pearson. Hasil perhitungan dengan rumus tersebut dibandingkan dengan table
harga kritik r product moment. Jika hasil perhitungan lebih kcil dari harga kritik dalam
table, berarti korelasi tes tersebut tidak signifikan. Ini berarti perangkat soal tersebut tidak
valid. Jika sebaliknya, berarti perangkat soal tersebut valid. Teknik penentuan validitas
ini cocok untuk soal yang berbentuk objektif atau pilihan ganda.
b) Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu konsistensi sebuah tes dalam mengukur atau mengamati
sesuatu menjadi objek ukur. Sugiono (2005) menyatakan bahwa reliabilitas adalah
serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi jika
pengukuran yang dilakukan degan alat bukur itu dilakukan secara berulang. Realiabilitas
tes, merupakan tingkat konsistensi suatu tes, dapat mengukur tingkat kepercayaan untuk
menghasilkan skor yang konsisten, relatif tidak berubah meskipun diteskan pada situasi
yang berbeda. Menurut Arikunto (1997: 87) uatu tes dapat dikatakan reliable jika tes itu
memberikan hasil yang relative tetap meskipun ditekan pada waktu yang berlainan.
Teknik yang dapat digunakan untuk menetapkan reliabilitas tes (terutama tes objektif)
yaitu tteknik tes ulang (test retest), tes parallel, dan teknik belah dua (split half). Rumusa
yang dapat digunakan untuk menganalisis hasil diantaranya dapat dengan korelasi
product moment, Flanagan, Rulon, K-R 20, K-R 21, dan Hoyt.
Rumus Cronbach Alpha dapat digunakan untuk soal uraian atau esai. Selain itu,
reliabilitas untuk menulis/ mengarang dapat ditentukan dengan melibatkan beberapa
penilai. Karena dinilai oleh beberapa penimbang, reliabilitas tes menulis (mengarang
bebas) biasa disebut dengan reliabilitas antarpenimbang (Suyoto dan Rahmina, 1997: 7,
40)
D. Simpulan
Salah satu keterampilan berbahasa adalah menulis. Menulis merupakan kegiatan
komunikasi dalam bentuk tulisan. Sebuah tulisan yang komunikatif dapat ditentukan oleh
aspek kebahasaan, seperti struktur kata dan kalimat, kosakata, tanda baca, dan ejaan,
tidak ditunjang oleh apek nonkebahasaan seperti ekspresi, gerak tubuh, mimic, dan
intonasi. Penggunaan unsur kebahasaan yang cermat akan mempengaruhi tingkat
kekomunikatifan suatu tulisan. Aspek kebahasaan merupakan salah satu indicator dalam
menentukan kemampuan menulis seseorang. Aspek lain yang juga penting untuk
diperhatikan adalah kemampuan mengemukakan ide/ gagasan dan pengorganisasian
tulisan.
Kemampuan menulis seseorang dapat diukur. Alat ukur yang tepat untuk mengukur
kemampuan menulis adalah tes, baik tes objektif ( tes tidak langsung) maupun tes
subjektif (tes langsung).
Daftar Pustaka
Ahadiah,s.,& dkk.(1997). Buku MateriPokokMenukisI. Jakarta: UniversitasTerbuka.
Arikunto,S.(1997). Dasar-DasrEvaluasiPendidikan . Jakarta:Bumi Aksara.
Bowen,J.D., & dkk.(1985). TESOL Techniquesand Procedures. Cambridge:NewburyHouse Publishers.
Djiwandono,M.(1996). Tes Bahasa dalamPengajaran. Bandung:ITB.
Heaton,J. B. (1975). Writing English LanguageTest. London:Longman.
Keraf,G. (1997). Terampil Berbahasa Indonesia 2:untukSekolah MenengahUmumKelas2. Jakarta:
Balai Pustaka.
Mahdijaya.(2016). Tes KeterampilanMenulis. LateralisasiJurnalBahasa dan Satra Indonesia,108-113.
Nurgiantoro,B.(2001). Penilaian dalamPengajaran Bahasadan sastra . Yogyakarta:BPFE.
Nurgiyantoro,B.(2009). Penilaian Pengajaran Bahasa. Yogyakarta:BPFE.
Purwo,B. K.(1992). PragmatikdalamPengajaranbahasaIndonesia.InM.S. (Ed), BerbagiPendekatan
dalamPengajaran bahasadan Sastra. Jakarta:SinarHarapan.
Rusyana,Y. (1986). Keterampilan Menulis. Jakarta:Balai Pustaka.
Suyoto,P.,& Rahmina,I.(1997). EvaluasiPengajaran Bahasa Indonesia. Jakarta:UniversitasTerbuka.
Tarigan,H. G. (1984). Menulis sebagaiSuatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:Angkasa.

More Related Content

What's hot

Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatif
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatifContoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatif
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatif
Muhammad Alfiansyah Alfi
 
Desain penililitian kuantitatif non eksperimen
Desain penililitian kuantitatif non eksperimenDesain penililitian kuantitatif non eksperimen
Desain penililitian kuantitatif non eksperimen
Rahmadi Pribadi Muclis
 
Bidang garapan manajemen pendidikan
Bidang garapan manajemen pendidikanBidang garapan manajemen pendidikan
Bidang garapan manajemen pendidikan
Indra Arrohman
 
Perkembangan sosial anak usia sd
Perkembangan sosial anak usia sdPerkembangan sosial anak usia sd
Perkembangan sosial anak usia sd
Shinta Nz
 
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikapTeknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
Achmad Anang Aswanto
 
Penulisan soal uraian 2019 puspendik
Penulisan soal uraian 2019 puspendik Penulisan soal uraian 2019 puspendik
Penulisan soal uraian 2019 puspendik
Mushlihatun Syarifah
 
Bab 4(PENYUSUNAN INSTRUMEN DAN TEKNIK PENSKORAN) 27/12/13
Bab 4(PENYUSUNAN INSTRUMEN DAN TEKNIK PENSKORAN) 27/12/13Bab 4(PENYUSUNAN INSTRUMEN DAN TEKNIK PENSKORAN) 27/12/13
Bab 4(PENYUSUNAN INSTRUMEN DAN TEKNIK PENSKORAN) 27/12/13
mujahidah khilafah (Shintia Minandar)
 
PPT MATERI DAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SD
PPT MATERI DAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SDPPT MATERI DAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SD
PPT MATERI DAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SD
Fitriadina1
 
Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
e. hardiyanto
 
6. Asesmen , Pengolahan dan Pelaporan hasil Asesmen.pptx
6. Asesmen , Pengolahan dan Pelaporan hasil Asesmen.pptx6. Asesmen , Pengolahan dan Pelaporan hasil Asesmen.pptx
6. Asesmen , Pengolahan dan Pelaporan hasil Asesmen.pptx
absensismpn2situbond
 
Rumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajarRumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajar
Adelaide Australia
 
Skala sikap
Skala sikapSkala sikap
Skala sikap
Pristiadi Utomo
 
Konsep pembelajaran seni terpadu (lengkap) ok 1
Konsep pembelajaran seni terpadu (lengkap) ok 1Konsep pembelajaran seni terpadu (lengkap) ok 1
Konsep pembelajaran seni terpadu (lengkap) ok 1
saeful_4h13
 
Presentasi Tes dan Non Tes
Presentasi Tes dan Non Tes Presentasi Tes dan Non Tes
Presentasi Tes dan Non Tes
Rizqiana Yogi Cahyaningtyas
 
RANCANGAN TUGAS MAHASISWA
RANCANGAN TUGAS MAHASISWARANCANGAN TUGAS MAHASISWA
RANCANGAN TUGAS MAHASISWA
Universitas Nahdlatul Wathan Mataram
 
Kajian teori-dan-hipotesis-tindakan-dalam-ptk
Kajian teori-dan-hipotesis-tindakan-dalam-ptkKajian teori-dan-hipotesis-tindakan-dalam-ptk
Kajian teori-dan-hipotesis-tindakan-dalam-ptk
gusty_21
 
Model dan strategi pembelajaran bagi siswa berbakat
Model dan strategi pembelajaran bagi siswa berbakatModel dan strategi pembelajaran bagi siswa berbakat
Model dan strategi pembelajaran bagi siswa berbakat
MichaelLee1007
 
Metode penelitian eksperimental
Metode penelitian eksperimentalMetode penelitian eksperimental
Metode penelitian eksperimental
Ainur
 

What's hot (20)

Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatif
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatifContoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatif
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatif
 
Desain penililitian kuantitatif non eksperimen
Desain penililitian kuantitatif non eksperimenDesain penililitian kuantitatif non eksperimen
Desain penililitian kuantitatif non eksperimen
 
Bidang garapan manajemen pendidikan
Bidang garapan manajemen pendidikanBidang garapan manajemen pendidikan
Bidang garapan manajemen pendidikan
 
Perkembangan sosial anak usia sd
Perkembangan sosial anak usia sdPerkembangan sosial anak usia sd
Perkembangan sosial anak usia sd
 
Skala bertingkat
Skala bertingkatSkala bertingkat
Skala bertingkat
 
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikapTeknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
 
Penulisan soal uraian 2019 puspendik
Penulisan soal uraian 2019 puspendik Penulisan soal uraian 2019 puspendik
Penulisan soal uraian 2019 puspendik
 
Bab 4(PENYUSUNAN INSTRUMEN DAN TEKNIK PENSKORAN) 27/12/13
Bab 4(PENYUSUNAN INSTRUMEN DAN TEKNIK PENSKORAN) 27/12/13Bab 4(PENYUSUNAN INSTRUMEN DAN TEKNIK PENSKORAN) 27/12/13
Bab 4(PENYUSUNAN INSTRUMEN DAN TEKNIK PENSKORAN) 27/12/13
 
PPT MATERI DAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SD
PPT MATERI DAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SDPPT MATERI DAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SD
PPT MATERI DAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SD
 
Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
 
6. Asesmen , Pengolahan dan Pelaporan hasil Asesmen.pptx
6. Asesmen , Pengolahan dan Pelaporan hasil Asesmen.pptx6. Asesmen , Pengolahan dan Pelaporan hasil Asesmen.pptx
6. Asesmen , Pengolahan dan Pelaporan hasil Asesmen.pptx
 
Rumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajarRumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajar
 
Skala sikap
Skala sikapSkala sikap
Skala sikap
 
Konsep pembelajaran seni terpadu (lengkap) ok 1
Konsep pembelajaran seni terpadu (lengkap) ok 1Konsep pembelajaran seni terpadu (lengkap) ok 1
Konsep pembelajaran seni terpadu (lengkap) ok 1
 
Presentasi Tes dan Non Tes
Presentasi Tes dan Non Tes Presentasi Tes dan Non Tes
Presentasi Tes dan Non Tes
 
RANCANGAN TUGAS MAHASISWA
RANCANGAN TUGAS MAHASISWARANCANGAN TUGAS MAHASISWA
RANCANGAN TUGAS MAHASISWA
 
Kajian teori-dan-hipotesis-tindakan-dalam-ptk
Kajian teori-dan-hipotesis-tindakan-dalam-ptkKajian teori-dan-hipotesis-tindakan-dalam-ptk
Kajian teori-dan-hipotesis-tindakan-dalam-ptk
 
Model dan strategi pembelajaran bagi siswa berbakat
Model dan strategi pembelajaran bagi siswa berbakatModel dan strategi pembelajaran bagi siswa berbakat
Model dan strategi pembelajaran bagi siswa berbakat
 
Metode penelitian eksperimental
Metode penelitian eksperimentalMetode penelitian eksperimental
Metode penelitian eksperimental
 
Rpp ips kelas 3 tematik
Rpp ips kelas 3 tematikRpp ips kelas 3 tematik
Rpp ips kelas 3 tematik
 

Similar to Evaluasi Keterampilan Menulis

Pendalaman materi bahasa indonesia sd
Pendalaman materi bahasa indonesia sdPendalaman materi bahasa indonesia sd
Pendalaman materi bahasa indonesia sdgendilo
 
kemahiran menulis
kemahiran menuliskemahiran menulis
kemahiran menulis
PAKLONG CIKGU
 
Kemahiran menulis sek.rendah 2
Kemahiran menulis sek.rendah 2Kemahiran menulis sek.rendah 2
Kemahiran menulis sek.rendah 2
Jospher Joanes
 
20091012121001topik8 120205123633-phpapp01
20091012121001topik8 120205123633-phpapp0120091012121001topik8 120205123633-phpapp01
20091012121001topik8 120205123633-phpapp01Azmi Aminudin
 
Materisoalb.indonesia
Materisoalb.indonesiaMaterisoalb.indonesia
Materisoalb.indonesia
benipurnama
 
Modul 1
Modul 1Modul 1
Modul 1
Ahmad Arief
 
Faktor2
Faktor2Faktor2
Artikel PTK
Artikel PTKArtikel PTK
Artikel PTK
Fakhrudin Sujarwo
 
Makalah bindo
Makalah bindoMakalah bindo
Makalah bindo
taufiq99
 
makalah keterampilan menulis
makalah keterampilan menulismakalah keterampilan menulis
makalah keterampilan menulis
tyaarahman
 
Tulisan dalam aktivitas kebahasaan
Tulisan dalam aktivitas kebahasaanTulisan dalam aktivitas kebahasaan
Tulisan dalam aktivitas kebahasaan
mdrrizaldy
 
Rangkuman Modul 14.pptx
Rangkuman Modul 14.pptxRangkuman Modul 14.pptx
Rangkuman Modul 14.pptx
MUHAMMADKHAFIDZ41122
 
Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) dalam Pembelajaran Menulis Narasi Bahasa I...
Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) dalam Pembelajaran Menulis Narasi Bahasa I...Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) dalam Pembelajaran Menulis Narasi Bahasa I...
Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) dalam Pembelajaran Menulis Narasi Bahasa I...
Titin Agustini
 
SIDANG RITA PURNAMA SARI.pptx
SIDANG RITA PURNAMA SARI.pptxSIDANG RITA PURNAMA SARI.pptx
SIDANG RITA PURNAMA SARI.pptx
RitaPurnamaSari9
 
Kaherudin kurniawan (1)
Kaherudin kurniawan (1)Kaherudin kurniawan (1)
Kaherudin kurniawan (1)
Operator Warnet Vast Raha
 
Bab tentang penggolongan karangan
Bab tentang penggolongan karanganBab tentang penggolongan karangan
Bab tentang penggolongan karangan
Ibnu Khoiry
 
Bab tentang penggolongan karangan
Bab tentang penggolongan karanganBab tentang penggolongan karangan
Bab tentang penggolongan karangan
Ibnu Khoiry
 
Bab tentang penggolongan karangan
Bab tentang penggolongan karanganBab tentang penggolongan karangan
Bab tentang penggolongan karanganIbnu Khoiry
 

Similar to Evaluasi Keterampilan Menulis (20)

Pendalaman materi bahasa indonesia sd
Pendalaman materi bahasa indonesia sdPendalaman materi bahasa indonesia sd
Pendalaman materi bahasa indonesia sd
 
kemahiran menulis
kemahiran menuliskemahiran menulis
kemahiran menulis
 
Kemahiran menulis sek.rendah 2
Kemahiran menulis sek.rendah 2Kemahiran menulis sek.rendah 2
Kemahiran menulis sek.rendah 2
 
20091012121001topik8 120205123633-phpapp01
20091012121001topik8 120205123633-phpapp0120091012121001topik8 120205123633-phpapp01
20091012121001topik8 120205123633-phpapp01
 
Materisoalb.indonesia
Materisoalb.indonesiaMaterisoalb.indonesia
Materisoalb.indonesia
 
Modul 1
Modul 1Modul 1
Modul 1
 
Faktor2
Faktor2Faktor2
Faktor2
 
Artikel PTK
Artikel PTKArtikel PTK
Artikel PTK
 
Makalah bindo
Makalah bindoMakalah bindo
Makalah bindo
 
Metode penulisan
Metode penulisanMetode penulisan
Metode penulisan
 
makalah keterampilan menulis
makalah keterampilan menulismakalah keterampilan menulis
makalah keterampilan menulis
 
Tulisan dalam aktivitas kebahasaan
Tulisan dalam aktivitas kebahasaanTulisan dalam aktivitas kebahasaan
Tulisan dalam aktivitas kebahasaan
 
Rangkuman Modul 14.pptx
Rangkuman Modul 14.pptxRangkuman Modul 14.pptx
Rangkuman Modul 14.pptx
 
Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) dalam Pembelajaran Menulis Narasi Bahasa I...
Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) dalam Pembelajaran Menulis Narasi Bahasa I...Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) dalam Pembelajaran Menulis Narasi Bahasa I...
Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) dalam Pembelajaran Menulis Narasi Bahasa I...
 
SIDANG RITA PURNAMA SARI.pptx
SIDANG RITA PURNAMA SARI.pptxSIDANG RITA PURNAMA SARI.pptx
SIDANG RITA PURNAMA SARI.pptx
 
Kaherudin kurniawan (1)
Kaherudin kurniawan (1)Kaherudin kurniawan (1)
Kaherudin kurniawan (1)
 
Kaherudin kurniawan
Kaherudin kurniawanKaherudin kurniawan
Kaherudin kurniawan
 
Bab tentang penggolongan karangan
Bab tentang penggolongan karanganBab tentang penggolongan karangan
Bab tentang penggolongan karangan
 
Bab tentang penggolongan karangan
Bab tentang penggolongan karanganBab tentang penggolongan karangan
Bab tentang penggolongan karangan
 
Bab tentang penggolongan karangan
Bab tentang penggolongan karanganBab tentang penggolongan karangan
Bab tentang penggolongan karangan
 

Recently uploaded

Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
maulatamah
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
mukminbdk
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
ananda238570
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
RUBEN Mbiliyora
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
MashudiMashudi12
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
inganahsholihahpangs
 
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
ahyani72
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
AqlanHaritsAlfarisi
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Sosdiklihparmassdm
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
irvansupriadi44
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Mutia Rini Siregar
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
esmaducoklat
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
 

Recently uploaded (20)

Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
 
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
 

Evaluasi Keterampilan Menulis

  • 1. EVALUASI KETERAMPILAN MENULIS Yuli Astuti Nim (1907215) A. Pendahuluan Pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi dalam empat kemampuan berbahasa. Ke- empat kemampuan berbahasa tersebut, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, keterampilan menulis. Keempat kemampuan tersebut dilandasi oleh kemampuan berfikir. Keterampilan tersebut saling menunjang dan tidak terpisahkan. Dalam pembelajaran di kelas, keterampilan berbahasa tersebut diintegrasikan dalam satu kesatuan. Namun untuk kepentingan pembinaan keterampilan berbahasa siswa, setiap kemampuan berbahasa dapat dipilah sebagai fokus-fokus pembelajaran, misalnya untuk mengembangkan kemampuan menulis para siswa, pembelajaran dapat dikonsentrasikan pada pengembangan keterampilan menulis. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang paling kompleks karena di dalamnya tercakup beberapa kemampuan yang harus dimiliki secara sekaligus, seperti kemampuan memilih tema, mengembangkan tema menjadi karangan tulis, dan mengembangkannya menjadi sebuah tulisan yang lengkap. Selain itu, tentu diperlukan juga kemampuan kebahasaan, seperti tata bahasa (struktur kata dan kalimat), diksi, ejaan, serta tanda baca. Penguasaan terhadap aspek-aspek tersebut merupakan indicator keberhasilan menulis. Penguasaan terhadap indicator keterampilan menulis merupakan prasyarat dalam merancang dan menyusun tes keterampilan menulis. Tes keterampilan menulis yang akan dibahas dalam tulisan ini meliputi konsep keterampilan menulis, ruang lingkup bahan tes keterampilan menulis, kisi-kisi tes, bentuk- bentuk dan contoh soal beserta pedoman penilaian dan validitas tes menulis. B. Keterampilan Menulis Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang dianggap paling sulit sehingga kurang disukai. Hal ini dapat kita saksikan dalam proses pembelajaran di sekolah. Peserta didik lebih menyukai pembelajaran keterampilan menyimak, berbicara
  • 2. atau membaca dibandingkan dengan keterampilan menulis. Aktivitas menulis menempati peringkat paling rendah. Kalaupun aktivitas menulis dilakukan oleh peserta didik itu terbatas pada menulis status di media sosial. Tentu hal ini masih jauh dari keterampilan menulis yang diharapkan. Akhaidah (1997:2) menjelaskan tiga penyebab kurangnya perhatian orang terhadap keterampilan menulis, yaitu: (1) lingkungan keluarga yang minat baca-tulisnya rendah, (2) kurangnya kesadaran tentang pentingnya menulis bagi pengembangan diri, dan (3) pengalaman menulis di sekolah yang kurang menyenangkan. Penjelasan tersebut memberikan gamabaran bahwa selain motivasi diri berupa kesadaran untuk meningkatkan keterampilan menulis, ternyata faktor lingkungan keluarga, serta suasana pembelajaran menulis di sekolah juga akan berdampak pada keterampilan menulis setiap orang. Menurut Henry Guntur Tarigan, keterampilan menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang produktif dan eksprensif yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dan tidak secara tatap muka dengan pihak lain. Sedangkan menurut Byrne, keterampilan menulis karangan atau mengarang adalah menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimat yang dirangkai secara utuh dan jelas sehingga dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil. Menulis memiliki fungsi sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan untuk memudahkan para pelajar berpikir secara kritis. Dengan menulis dapat memudahkan pelajar merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi, memecahkan masalah-masalah yang sedang hadapi, menyusun urutan bagi pengalaman. Berdasarkan bentuknya, Weayer dalam Tarigan (2008: 28) membuat klasifikasi tulisan sebagai berikut. 1. Eksposisi yang mencangkup definisi dan analisis. 2. Deskripsi yang mencakup deskripsi ekspositori dan deskripsi literer. 3. Narasi yang mencangkup urutan waktu, motif, konflik, titik pandangan, dan pusat minat. 4. Argumentasi yang mencangkup induksi dan deduksi (Weayer, 1957). Klasifikasi Weayer hampir bersamaan dengan adalah klasifikasi yang dibuat oleh Morris beserta rekan-rekannya dalam Tarigan (2008: 29) sebagai berikut. 1. Eksposisi yang mencakup 6 metode analisis yaitu, klasifikasi, definisi, eksemplifikasi, sebab dan akibat, komparasi dan kontras, proses. 2. Argumen yang mencakup argumen formal
  • 3. (deduksi dan induksi) dan persuasi informal. 3. Deskripsi yang meliputi deskripsi ekspositori dan deskripsi artistic/literer. 4. Narasi yang meliputi narasi informatif dan narasi artistic/literer. (Morris, 1964). Brooks dan Warren dalam Tarigan (2008: 29), juga berdasarkan bentuk, membuat klasifikasi sebagai berikut. Eksposisi, Persuasi , Argumentasi, dan Deskripsi. Berdasarkan tujuannya, Rusyana (1986: 5) membedakan tulisan atas deskripsi, narasi, bahasan, argumentasi, dialog, dan surat. Sedangkan Llamzon (dalam Suyoto dan Rahmina, 1997: 3) membagi tulisan menjadi lima jenis, yaitu naratif, procedural, hortatorik, ekspositorik, dan deskriptif. Setiap tulisan mengandung beberapa tujuan. Hugo Hartig merangkum tujuan penulisan sesuatu tulisan sebagai berikut: (1) Assigmen purpose (tujuan penugasan)t ujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri. (2) Altruistic purpose (tujuan altruistic), penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedukaan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karya penulis. (3) Persuasive purpose (tujuan persuasif) tulisan yang bertujuan menyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan.(4) Informational purpose (tujuan informasional, tujuan penerangan), tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan/penerangan kepada para pembaca. (5) Self-expressive purpose (tujuan pernyataan diri), tulisan yang berujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada para pembaca. (6) Creative purpose (tujuan kreatif), tujuan kreatif disini melebihi pernyataan diri, dan melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai norma artistik, seni yang ideal, atau seni idaman. Tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistik dan nilai-nilai kesenian. (7) Problem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah), dalam tulisan seperti ini sang penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapi. Sang penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi serta meneliti secara cermat pikiran- pikiran dan gagasannya sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh para pembaca. C. Tes Keterampilan Menulis
  • 4. a. Ruang Lingkup bahan Ruang lingkup dalam menilai keterampilan menulis menurut Mahmoed meliputi (1) kualitas ruang lingkup isi, (2) oraganisasi dan penyajian isi, (3) gaya dan bentuk bahasa, (4) mekanik, tata bahasa, ejaan, tanda baca, kerapian tulisan, dan kebersian, dan (5) respon afektif guru terhadap karya tulis. Menurut Heaton (1975: 138) ruang lingkup keterampilan menulis mencakup: (1) kemampuan gramatikal, yaitu kemampuan menulis kalimat dengan benar, (2) stilistik, yaitu kemampuan menyusun kalimat dan menggunakan bahasa dengan benar, (3) keterampilan mekanikal, seperti pungtuasi dan ejaan, dan (4) kemampuan mengungkapkan gagasan: register, relevansi, dan organisasi. Menurut Haris (dalam Nurgiantoro, 2009:306), bahan tes menulis meliputi: content (isi, gagasan yang dikemukakan), form (organisasi isi), grammar (tata bahaas dan pola kalimat), style (gaya: pilihan struktur dan kosa kata), dan mechanics (ejaan). Sejalan dengan pendapat di atas, Bowen, dkk (1985: 373) mengemukakan lima materi tes keterampilan menulis, yaitu: (1) struktur, (2) peguasaan leksikal, (3) pengetahuan mekanikal, (4) ketepatan diksi, dan (5) kemampuan menggunakan sarana retorika. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, ruang lingkup keterampilan menulis pada dasarnya meliputi: (1) isi/ gagasan/ide yang dikemukakan, (2) organisasi isi, (3) gramatika (bentukan kata dan kalimat), (4) penggunaan gaya, dan (5) kmampuan mekanikal (pungtuasi dan ejaan). b. Menyusun Alat Ukur Keterampilan Menulis a) Menyusun Kisi-kisi Kisi-kisi adalah suatu format berbentuk matriks yang memuat informasi untuk dijadikan pedoman dalam menulis soal atau merakit soal menjadi tes. Penyusunan kisi- kisi merupakan langkah penting yang harus dilakukan sebelum penulisan soal. Kisi-kisi disusun berdasarkan tujuan penggunaan tes. Hal yang harus diperhatikan adalah tidak ada satupun kisi-kisi yang dapat digunakan untuk semua tujuan tes. (Surapranata, 2005 : 50) Kisi-kisi tes berfungsi sebagai pedoman dalam penulisan soal dan perakitan tes. Dengan adanya panduan ini, penulis soal dapatmenghasilkan soal-soal yang sesuai dengan tujuan tes dan perakit tes dapat menyusun perangkat tes dengan mudah. Dengan
  • 5. demikian, jika tersedia sebuah kisi-kisi yang baik, maka penulis soal yang berbeda akan dapat menghasilkan perangkat soal yang relatif sama, baik dari tingkat kedalaman maupun cakupan materi yang ditanyakan. Kisi-kisi disusun setelah ditetapkan terlebih dahulu tujuan tes keterampilan menulis tersebut. Setelah menetapkan tujuan, langkah berikutnya adalah menentukan jenis/ bentuk alat ukur yang akan digunakan. Keterampilan menulis dapat diukur dengan teknik tes, baik tes objektif maupun tes nonobjektif. Jika bentuk tes yang ditetapkan adalah tes nonobjektif (misalnya tes mengarang bebas), kisi-kisi tes tidak terlalu diperlukan, yang diperlukan adalah menyusun pedoman penilaiannya. Akan tetapi, jika bentuk tesnya adalah objektif, kisi-kisi akan sangat membantu dalam penyusunan tes. Dalam menyusun kisi-kisi hal yang harus ada adalah: (1) bahan yang akan diteskan, (2) perimbangan jumlah soal untuk tiap-tiap bahan dan jumlah seluruh soal, (3) waktu personal dan jumlah waktu, dan (4) bobot dan skor tiap- tiap soal. b) Bentuk Tes Keterampilan Menulis Setelah menyusun kisi-kisi, kegiatan berikutnya adalah menyusun alat ukur keterampilan menulis. Alat ukur keterampilan menulis dapat berbentuk tes objektif dan tes subjektif. Harris (dalam Suyoto dan Rahmina, 1997: 7, 21) menggunakan istilah metode langsung untuk tes subjektif dan metode tidak langsung untuk tes objektif. 1) Tes Subjektif Tes Subjektif merupakan sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata. Ciri-ciri pertanyaannya didahului dengan kata-kata seperti; uraikan, jelaskan, mengapa, bagaimana, dan sebagainya. Soal-soal bentuk ini menuntut kemampuan siswa untuk dapat mengorganisir, menginterpretasi, menghubungkan pengertian yang telah dimiliki. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa tes ini menuntut siswa untuk dapat mengingat-ingat dan mengingat kembali, dan terutama harus mempunyai daya kreativitas yang tinggi. Tes jenis ini mempunyai beberapa kelebihan dan juga kelemahan, namun demikian tetap harus diperhatikan beberapa hal yang perlu dilakukan oleh seorang guru sebelum
  • 6. membuat soal-soal tes ini untuk menghindari munculnya beberapa faktor yang akan memengaruhi dalam pengambilan keputusan pada penilaian siswa. Tes bentuk ini menurut Djiwandono (1996: 73) dapat dilaksanakan dalam tiga model, yaitu (1) menceritakan gambar/ mengarang berdasarkan gambar, (2) membuat singkatan/ ringkasan, dan (3) menulis bebas. Berikut ini disajikan dua contoh tes subjektif, yang pertama mengarang berdasarkan gambar dan yang kedua mengarang bebas untuk jenjang sekolah menengah atas. Contoh 1: Tes Keterampilan Menulis 1. Pengantar 1.1 Tujuan Tes Tes ini dimaksudkan untuk mengukur kemampuan Kalian dalam menulis. Kemampuan yang diukur meliputi: a) Ketepata/ kesesuaian isi karangan; b) Keserasian pengorganisasian karangan; c) Ketepatan, kecermatan menggunakan bentuk kata dan kalimat; d) Ketepatan menggunakan kosakata; dan e) Ketepatan/ kecermaatn menggunakan tanda baca dan ejaan 1.2 Petunjuk Penulisan a) Tulislah identitas Anda terlebih dahulu (nama lengkap, dan kelas} di kolom yang telah disediakan pada halaman pertama kertas jawaban b) Waktu yang disediakan untuk menulis/ mengarang adalah 90 menit. c) Tuliskan judul dan topic karangan berdasarkan gambar yang Anda lihat 1.3 Soal Perhatikan gambar di bawah ini dengan saksama, kemudian buatlah sebuah cerita berdasarkan gambar tersebut!
  • 7. Contoh 2: Tes Keterampilan Menulis 1. Pengantar 1.1 Tujuan Tes Tes ini dimaksudkan untuk mengukur kemampuan Kalian dalam menulis. Kemampuan yang diukur mencakupi: a) Ketepata/ kesesuaian isi karangan; b) Keserasian pengorganisasian karangan; c) Ketepatan, kecermatan menggunakan bentuk kata dan kalimat; d) Ketepatan menggunakan kosakata; dan e) Ketepatan/ kecermaatn menggunakan tanda baca dan ejaan 1.2 Petunjuk Penulisan a) Tulislah identitas Anda terlebih dahulu (nama lengkap, dan kelas} di kolom yang telah disediakan pada halaman pertama kertas jawaban b) Waktu yang disediakan untuk menulis/ mengarang adalah 90 menit. c) Tuliskan judul berdasarkan topic yang dipilih d) Panjang karangan minimal satu halaman folio, termasuk judul e) Lembaran tes ini diserahkan kembali bersama hasil tulisan/ karangan 1.4 Soal Pilih salah satu topic karangan di bawah ini, kemudian kembangkan menjadi sebuah tulisan yang baik. a) Pengaruh pendemik Corona terhadap dunia pendidikan di Indonesia
  • 8. b) Penghijauan dan polusi udara c) Manfaat pembelajaran berbasis online d) Pengaruh narkoba terhadap generasi muda e) Kedisiplinan sebagai faktor penentu keberhasilan dalam belajar Langkah selanjutnya yang harus dilakukan dalam tes menulis dengan bentuk subjektif adalah menyusun pedoman penilaian sesuai dengan indikatir kemampuan menulis. Contoh: Kriteria Penilaian Tes Kemampuan Menulis Aspek yang dinilai Skala Penilaian Bobot Skor 1. Kesesuaian Isi dengan Judul 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 3 2. Organisasi Isi 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3. Gramatika 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 3 4. Diksi 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 1 5. Ejaan dan Tanda Baca 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 1 Jumlah 10 (Sumber: Suyoto dan rahmina, 1997: 7, 24) 2) Tes Objektif Tes objektif adalah tes yang semua informasi yang diperlukan peserta tes untuk memberikan respon telah disediakan oleh penyusun tes, sehingga peserta tes tinggal memilihnya. Tes objektif yang sering digunakan adalah bentuk pilihan ganda, benar salah, menjodohkan, uraian objektif, dan wacana rumpang (cloze). Tes objektif dipergunakan untuk memperkirakan kemampuan menulis siswa secara tidak langsung. Bahan tes menulis meliputi: (1) isi gagasan, (2) organisasi isi, (3) gramatika, (4) diksi, dan (5) ejaan dan tanda baca. Di bawah ini disajikan beberapa contoh soal kemampuan menulis untuk sekolah menengah atas. Tes Keterampilan Menulis 1. Pengantar
  • 9. Tes ini dimaksudkan untuk mengukur kemampuan siswa dalam hal penyusunan isi karangan, pengorganisasian isi, struktur kata dan kalimat, kosakat/ diksi, serta ejaan dan tanda baca; yang diharapkan dapat menunjang kemampuan menulis siswa yang bersangkutan. Kemampuan menulis siswa yang bersangkutan. Tes ini terdiri dari 50 butir soal, yang disajikan dalam bentuk pilihan ganda dan teknik wacana rumpang (teknis cloze). 2. Petunjuk Penulisan a) Tulislah identitas Anda terlebih dahulu (nama lengkap, dan kelas} di kolom yang telah disediakan pada kertas jawaban b) Semua jawaban ditulis pada lembar jawaban yang disediakan. c) Waktu yang disediakan untuk mengerjakan soal 120 menit d) Untuk soal pilhan ganda, pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memilih a, b, c, d, atau e. e) Untuk soal wacana rumpang, tuliskanlah kata yang Anda anggap benar untuk tiap- tiap nomor bagian yang dihilangkan. f) Untuk soal mengenai ejaan dan tanda baca, bubuhkanlah ejaan atau tanda baca yang Anda anggap tepat pada tiap-tiap lingkaran. g) Lembar tes ini diserahkan kembali bersama dengan lembar jawaban. 3. Soal 1. Cermatilah paragraf tersebut dengan seksama! Kata berimbuhan yang tepat untuk melengkapi paragraf tersebut adalah .... A. mengkritik, menyeleksi , kritikan B. mengeritik, menseleksi, kritik C. mengeritik, menyeleksi, kritikan D. mengkritik, menyeleski, berkritik E. mengkritik, menseleksi, dikritik 2. Bacalah paragraf berikut dengan saksama! Dia ... setiap saran yang disampaikan temannya dalam rapat itu. Tampaknya, dia tidak ... dulu apa yang patut dikritiknya dari saran-saran tersebut. Karena itu, teman-temannya jadi kesal dan membalas pula dengan ... tajam sehingga dia tidak berkutik lagi. Sekolah sebaiknya mempunyai program yang dirancang secara...untuk membiasakan siswa mengunjungi dan membaca buku di perpustakaan. ....nya sekolah menyediakan buku- buku yang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. Untuk memperkaya....buku pepustakaan, para lulusan suatu sekolah diharapkan ......nya dengan memberikan sebuah buku untuk perpustakaan sekolah tersebut.
  • 10. Kata-kata baku yang tepat untuk melengkapi paragraf tersebut adalah .... A. sistematik, konsekwensi, koleksi, kontributor. B. sistematis, konsekuensi, koleksi, kontribusi C. sistematis, konsekwensi, koleksi, kontributor D. sistematik, konsekwensi, koleksi, kontribusi E. sistematik, konsekuensi, kolektor, kontribusi 3. Perhatikan susunan kalimat berikut dengan cermat! Urutan kalimat tersebut yang tepat agar menjadi paragraf eksposisi yang padu adalah .... A. 1,2, 3, 4, 5 D. 2, 3, 4, 1,5 B. 1,2,4,5,3 E, 4, 3, 2, 1, 5 C. 4, 3, 5, 2, 1 4. Bacalah kalimat berikut! Antara bekerja dengan kesehatan manusia saling berhubungan bahkan saling berpengaruh. Kalimat argumentasi yang tepat untuk mendukung pendapat tersebut adalah... A. Seorang menjadi lebih sehat bila ia bekerjadaripadatidakbekerja. B. Bekerja tidak sesuai dengan im- balan atau upah yang diharapkan menjadikan tidaksehat. C. Pekerjaan yang tidak sesuai deng- an karakter yang dimiliki akan menimbulkan berbagai dampak. D. Setiap orang berhak memiliki karakter dan kemampuan yang berbeda-beda dalam memilih pekerjaan. E. Setiap orang ingin selalu dapat bekerja setiapsaat. 5. Cermatilah paragraf berikut dengan seksama! Sering orang tua agak suka dengan kasih sayang yang berlebih dengan memberikan (1) Paspor dikeluarkan oleh kantor imigrasi yang ada dihampir setiap kota. (2) Visa ditempelkan padapasporitu. (3) Paspor adalah buku kecil yang berisi foto dan informasi identitas diri seseorang. (4) Untuk memperoleh visa , seseorang harus mempunyai paspor terlebih dahulu. (5) Paspor berfungsi sebagai KTP inter- nasional.
  • 11. semua yang diinginkan anak supaya si buah hati tidak kecewa. Memanjakan anak dengan cara ini bisa memeroleh berbagai masalah dan kesulitan dalam kehidupan mereka di masa mendatang seperti terjebak dalam narkoba, rokok, dan minuman keras, memperoleh nilai yang buruk di sekolah, bolos,sertamencontek saatujian. Frasa yang tepat untuk mengganti frasa bercetak miring adalah ... A. akansenang, akan menjadi B. suka sekali, dapat menimbulkan C. tidaksadar, akanmengakibatkan D. sangat perhatian, bisa menjadikan E. amat peduli, dapat berdampak 6. Tentukan tanda baca yang tepat untuk tiap-tiap lingkaran pada wacana di bawah ini! Keberagaman manusi dapat ditinjau dari sifat-sifat pribadi manusia ( ) Sifat ( ) sifat pribadi tersebut antara lain sikap ( ) watak ( ) kelakuan, temperamen dan hasrat ( ) Selain individu, terdapat juga keragaman social. Jika keragaman individu terletak pada perbedaan secara individu atau perorangan, keragaman sosial terletak pada keragaman dari masyarakat dengan masyarakat lainnya ( ) 7. Bacalah paragraph di bawah ini dengan sakasama! Lengkapi kalimat rumpang yang terdapat dalam paragraf tersebut dengan kata serapan yang tepat! “Dancing Beijing” adalah ...hasrat China untuk sukses di Olimpiade, baik sebagai ... maupun penyelenggara, sebagai tim, China sudah bersiap dengan super serius sejak beberapa tahun lalu, salah satu... yang menjadi persiapan sementara kontingen negeri tirai bambu adalah AsianGames tahun mendatang. 8. Bacalah kutipan cerpen berikut ini, kemudian ubahlah ke dalam bentuk teks drama. Sejak sore hingga menjelang dini hari ini Surad kelelahan menemani Pak Akla mencari rajungan. Rasanya ia belum lama merebahkan tubuh dan teriakan keras Pak Akla sudah membuatnya tersentak bangun. “Bersiaplah!” Teriak Pak Akla seraya bergerak membelah air menuju perahu. Dua keranjang bambu yang diikat menyatu tampak penuh rajungan. Hewan-hewan bercapit itu menggeliat saling bertindihan. “Bangunlah!” Ulang Pak Akla menaiki perahunya. Surad melilitkan sarung ke leher. “Ada apa, Ama?” “Tidurmu seperti ular, sampai-sampai tak kau dengar suara gemuruh dari tanjung.”
  • 12. “Apa?” Surad kaget setengah mati. “Jangan main-main, Ama!” “Ambil dayungmu! Kita ke kampung laut sekarang juga!” Surad mengangkat dayungnya. Tanpa buang waktu mereka mengayuh perahu ramping itu secepat mungkin. Pak Akla sigap mengendalikan perahu dengan dayung pada dinding kayu buritan. Belum dua menit, peluh sudah membasahi punggung Surad. c. Validitas dan Reliabilitas Tes a) Validitas Validitas tes biasa juga disebut sebagai kesahihan suatu tes adalh mengacu pada kemampuan suatu tes untuk mengukjur karakteristik atau dimensi yang dimaksudkan untuk diukur. Konstruksi tes yang baik harus memenuhi sayarat validitas dan reliabilitas, sehingga tes itu mampu memberikan gambaran yang sebenarnya terhadap kondisi siswa (testee) yang diuji. Sifat valid diperlihatkan oleh tingginya validitas hasil ukur suatu tes. Suatu alat ukur yang tidak valid akan memberikan informasi yang keliru mengenai keadaan subjek atau individu yang dikenai tes. Apabila informasi yang keliru itu dengan sadar atau tidak dengan sadar digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, maka keputusan itu tentu bukan merupakan suatu keputusan yang tepat. Validitas sebuah alat ukur dapat diketahui dari pemikiran dan pengalaman. Hal yang pertama menghasilkan validitas logis dan yang kedua menghasilkan validitas empiris. Selanjutnya, validitas logis dibedakan atas validitas isi dan validitas konstruksi; sedangkan validitas empiris dibagai atas validitas sejalan dan validitas prediksi (Nurgiantoro, 2001: 103-106; Arikunto, 1997: 64). Validitas isi sangat tergantug pada penilaian subjektif individu. Dikarenakan estimasi validitas ini tidak melibatkan komputasi statistik, melainkan hanya dengan analisis rasional maka tidak diharapkan bahwa setiap orang akan sependapat dan sepaham dengan ketercapaian validitas ini. Validitas isi terbagi menjadi dua tipe, yaitu face validity (validitas muka) dan logical validity (validitas logis). Validitas isi diperoleh apabila alat tes itu mempunyai kesejajaran dengan tujuan tes dan deskripsi bahan pelajarnan yang diajarkan, sedangkan validitas konstruksi diperoleh apabila butir-butir soal dalam suatu tes mengukur setipa aspek berpikir seperti yang
  • 13. disebutkan dalam tuuan pembelajaran. Kefua validitas ini dapat diketahui dengan memasangkan setiap butir soal dengan aspek dalam tujuan pembelajaran. Validitas empiris diperoleh dengan membandingkan hasil tes suatu kriterium pembanding. Kriterium pembanding bisa berupa skor tes yang lalu (concuret validity) dan dapat juga skor tes yang kemudia (predivtive validity). Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran, misalnya teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson. Hasil perhitungan dengan rumus tersebut dibandingkan dengan table harga kritik r product moment. Jika hasil perhitungan lebih kcil dari harga kritik dalam table, berarti korelasi tes tersebut tidak signifikan. Ini berarti perangkat soal tersebut tidak valid. Jika sebaliknya, berarti perangkat soal tersebut valid. Teknik penentuan validitas ini cocok untuk soal yang berbentuk objektif atau pilihan ganda. b) Reliabilitas Reliabilitas adalah suatu konsistensi sebuah tes dalam mengukur atau mengamati sesuatu menjadi objek ukur. Sugiono (2005) menyatakan bahwa reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi jika pengukuran yang dilakukan degan alat bukur itu dilakukan secara berulang. Realiabilitas tes, merupakan tingkat konsistensi suatu tes, dapat mengukur tingkat kepercayaan untuk menghasilkan skor yang konsisten, relatif tidak berubah meskipun diteskan pada situasi yang berbeda. Menurut Arikunto (1997: 87) uatu tes dapat dikatakan reliable jika tes itu memberikan hasil yang relative tetap meskipun ditekan pada waktu yang berlainan. Teknik yang dapat digunakan untuk menetapkan reliabilitas tes (terutama tes objektif) yaitu tteknik tes ulang (test retest), tes parallel, dan teknik belah dua (split half). Rumusa yang dapat digunakan untuk menganalisis hasil diantaranya dapat dengan korelasi product moment, Flanagan, Rulon, K-R 20, K-R 21, dan Hoyt. Rumus Cronbach Alpha dapat digunakan untuk soal uraian atau esai. Selain itu, reliabilitas untuk menulis/ mengarang dapat ditentukan dengan melibatkan beberapa penilai. Karena dinilai oleh beberapa penimbang, reliabilitas tes menulis (mengarang bebas) biasa disebut dengan reliabilitas antarpenimbang (Suyoto dan Rahmina, 1997: 7, 40)
  • 14. D. Simpulan Salah satu keterampilan berbahasa adalah menulis. Menulis merupakan kegiatan komunikasi dalam bentuk tulisan. Sebuah tulisan yang komunikatif dapat ditentukan oleh aspek kebahasaan, seperti struktur kata dan kalimat, kosakata, tanda baca, dan ejaan, tidak ditunjang oleh apek nonkebahasaan seperti ekspresi, gerak tubuh, mimic, dan intonasi. Penggunaan unsur kebahasaan yang cermat akan mempengaruhi tingkat kekomunikatifan suatu tulisan. Aspek kebahasaan merupakan salah satu indicator dalam menentukan kemampuan menulis seseorang. Aspek lain yang juga penting untuk diperhatikan adalah kemampuan mengemukakan ide/ gagasan dan pengorganisasian tulisan. Kemampuan menulis seseorang dapat diukur. Alat ukur yang tepat untuk mengukur kemampuan menulis adalah tes, baik tes objektif ( tes tidak langsung) maupun tes subjektif (tes langsung).
  • 15. Daftar Pustaka Ahadiah,s.,& dkk.(1997). Buku MateriPokokMenukisI. Jakarta: UniversitasTerbuka. Arikunto,S.(1997). Dasar-DasrEvaluasiPendidikan . Jakarta:Bumi Aksara. Bowen,J.D., & dkk.(1985). TESOL Techniquesand Procedures. Cambridge:NewburyHouse Publishers. Djiwandono,M.(1996). Tes Bahasa dalamPengajaran. Bandung:ITB. Heaton,J. B. (1975). Writing English LanguageTest. London:Longman. Keraf,G. (1997). Terampil Berbahasa Indonesia 2:untukSekolah MenengahUmumKelas2. Jakarta: Balai Pustaka. Mahdijaya.(2016). Tes KeterampilanMenulis. LateralisasiJurnalBahasa dan Satra Indonesia,108-113. Nurgiantoro,B.(2001). Penilaian dalamPengajaran Bahasadan sastra . Yogyakarta:BPFE. Nurgiyantoro,B.(2009). Penilaian Pengajaran Bahasa. Yogyakarta:BPFE. Purwo,B. K.(1992). PragmatikdalamPengajaranbahasaIndonesia.InM.S. (Ed), BerbagiPendekatan dalamPengajaran bahasadan Sastra. Jakarta:SinarHarapan. Rusyana,Y. (1986). Keterampilan Menulis. Jakarta:Balai Pustaka. Suyoto,P.,& Rahmina,I.(1997). EvaluasiPengajaran Bahasa Indonesia. Jakarta:UniversitasTerbuka. Tarigan,H. G. (1984). Menulis sebagaiSuatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:Angkasa.