Materi Penyuluhan mengenai Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS).
Semoga Bermanfaat.
More Information about Public Health Issues :
https://lutfiimansari.blogspot.com/
Materi Penyuluhan mengenai Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS).
Semoga Bermanfaat.
More Information about Public Health Issues :
https://lutfiimansari.blogspot.com/
juknisDinas Kesehatan Kabupaten/Kota melaporkan cakupan program setiap 3 (tiga) bulan sekali kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur cq Sub Subtansi Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat sesuai format dalam Lampiran. Untuk meningkatkan kemampuan pendamping dalam pendampingan
>> Materi:
Strategi komunikasi pendampingan menggunakan Komunikasi Antar Pribadi (KAP) >> tenaga Promkes
Cara pengukuran antropometri dan aplikasi Buaian >> tenaga Gizi
Cara menentukan ibu hamil anemia >> Bidan
Pelaksanaan skrining TBC terhadap ibu hamil (e-Tibi) >> PJ program TBC
Pelaksanaan skrining Penyakit Tidak Menular pada ibu hamil (Hipertensi = e-Desi) 🡪PJ Program Hipertensi
>> Sasaran: 100 orang kader pendamping
3. Demam Berdarah
Disebabkan oleh virus dengue yang
ditularkan melalui nyamuk Aedes
aegypti.
Ditandai demam mendadak, sakit
kepala, nyeri belakang bola mata, mual,
bintik-bintik merah di kulit, diare,
mimisan, gusi berdarah.
4. Vektor DBD
- Nyamuk Aedes (Tiger mosquito): khas garis-
garis putih di atas tubuhnya yang berwarna
hitam
- Anggota Aedes yang penting: A. aegypty,
A.vittatus dan A. albopictus.
- Nyamuk-nyamuk ini berjumlah sangat banyak
pada musim penghujan
5. Tempat Perkembangbiakan
Nyamuk Aides Aegypti
Berkembang biak di TPA ( Tempat Penampungan Air) bersih
yang tidak berhubungan dengan tanah.
a. Dalam Rumah : bak mandi/WC, tempayan, drum
b. Luar Rumah :
- Barang bekas yg dpt menampung air : kaleng, ban bekas,
pot tanaman air
- Pelepah daun,lubang pohon,potongan bambu, genangan
air di talang.
6. Latar Belakang
• DBD masih menjadi ancaman bagi kesehatan
masyarakat di Wilayah Kecamatan Bumiaji
• DBD berpotensi menimbulkan KLB terutama
pada musim penghujan
• Perlu diintensifkan untuk kegiatan PSN
(Pemberantasan sarang nyamuk) pada
masing2 rumah, instansi, maupun bangunan
lainnya.
8. Kasus DBD di
Kecamatan Bumiaji
2
6
2
0
1
2
3
4
5
6
7
Desember 2022 Januari 2023 Februari sampai hari ini
Penderita Demam Dengue dan
Demam Berdarah Dengue di
Kecamatan Bumiaji
10. Latar Belakang
Hipotiroid Kongenital (HK) adalah salah satu penyakit
yang cukup banyak ditemui diantara penyakit-penyakit yang
dapat dideteksi dengan skrining. HK sangat jarang
memperlihatkan gejala klinis pada awal kehidupan.
Kunci keberhasilan pengobatan adalah dengan deteksi
dini melalui pemeriksaan laboratorium dan pengobatan
sebelum anak berumur 1 bulan.
Pada kasus dengan keterlambatan penemuan dan
pengobatan dini, anak akan mengalami keterbelakangan
mental dengan kemampuan IQ dibawah 70. Hal ini akan
berdampak serius pada masalah sosial anak.
11. Tujuan Skrining Hipotiroid Kongengital
NEXT
Mengetahui sedini mungkin sebelum muncul gejala klinis
muncul.
Terapi / intervensi dini bayi-bayi pengidap Hipotiroid Kongengital
sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara normal.
Menurunkan kerugian ekonomi akibat penyakit baik secara
individu, keluarga, dan masyarakat.
12. Skrining H K di kota batu
1. Setiap bayi yang baru dilahirkan wajib
mendapatkan pemeriksaan HK
2. SHK bisa dilakukan di semua faskes di
Kota Batu, baik milik pemerintah maupun
swasta.
3. Pemeriksaan gratis
4. Terapi penderita HK ditanggung BPJS.
15. KUESIONER YANG TELAH DIMAMPATKAN MANJADI PER
DASAWISMA SEBAGAI LAPORAN KADER PER BULAN
16. CAPAIAN SURVEI PHBS RUMAH TANGGA
OLEH KADER TAHUN 2020 - 2022
NO DESA JUMLAH KK
KK DI SURVEI
PER BULAN
CAPAIAN
2020
CAPAIAN
2021
CAPAIAN
2022
TOTAL
CAPAIAN
1 PANDANREJO 2063 172 440 160 200 800
2 SUMBERGONDO 1100 92 290 444 0 734
3 BUMIAJI 2565 214 470 0 490 960
4 BULUKERTO 2135 178 296 300 360 956
5 GIRIPURNO 3798 317 60 0 0 60
6 PUNTEN 1902 159 180 0 0 180
7 GUNUNGSARI 2264 189 330 770 1650 2750
8 TULUNGREJO 2879 240 140 369 2465 2974
9 SUMBERBRANTAS 1564 130 210 269 0 479
JUMLAH TOTAL 20270 1689 2416 2312 5165 9893
17. MASALAH
1. Pada beberapa desa, belum ada kader yang tetap
2. Kader PHBS merangkap kader lain
3. Tidak mendapatkan insentif sebagai kader PHBS
4. Pada beberapa desa ada kader yang mundur dan belum ada kader
pengganti
18. RENCANA PEMECAHAN MASALAH
1. Setiap desa kader PHBS minimal ada 4 orang
2. Menunjuk 1 kader PHBS sebagai koordinator pada setiap desa
3. Meningkatkan kolaborasi dengan PKK Desa untuk merangkul Kader
PHBS pada pertemuan kader rutin
4. Monitoring dan evaluasi pencapaian survei PHBS dilakukan setiap
bulan melalui PKK Desa dan PKK Kecamatan
19. Badan Layanan Umum
Daerah (BLUD)
Sistem yang diterapkan oleh
UPTD/Badan Daerah dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat yang
mempunyai fleksibilitas dalam pola
pengelolaan keuangan sebagai
pengecualian dari ketentuan pengelolaan
daerah pada umumnya
Puskesmas
20. Memberikan layanan umum secara lebih efektif, efisien,
ekonomis, transparan, dan bertanggung jawab dengan
memperhatikan asas keadilan, kepatutan, dan manfaat
sejalan dengan Praktik Bisnis yang Sehat, untuk membantu
pencapaian tujuan pemerintah daerah yang
pengelolaannya dilakukan berdasarkan kewenangan yang
didelegasikan oleh kepala daerah.
Tujuan BLUD
21. Dasar Hukum BLUD
•Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum
Daerah.
•Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat.
•Surat Keputusan Nomor 188.45/287/ KEP/422.012/2022 Walikota tentang Penetapan
Kategori Pusat Kesehatan Masyarakat di Kota Batu Tahun 2022
•Surat Keputusan Kepala Dinas Nomor : 188.4/0095.1/422.107/2022 tentang
Pembentukan, Kedudukan, Sususan Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi Serta Tata
Kerja Unit Pelaksana Teknis Pusat Kesehatan Masyarakat Pada Dinas Kesehatan Kota
Batu
22. ØBLUD adalah sistem yang diterapkan oleh UPTD/Badan Daerah dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat yang mempunyai fleksibilitas dalam pola pengelolaan
keuangan sebagai pengecualian dari ketentuan pengelolaan daerah pada umumnya.
ØFleksibilitas adalah keleluasaan dalam pola pengelolaan keuangan dengan
menerapkan praktik bisnis yang sehat untuk meningkatkan layanan kepada
masyarakat tanpa mencari keuntungan dalam rangka memajukan kesejahteraan
umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
ØPraktik bisnis yang sehat adalah penyelenggaraan fungsi organisasi berdasarkan
kaidah-kaidah manajemen yang baik dalam rangka pemberian layanan yang
bermutu, berkesinambungan, dan berdaya saing.
•
26. Arahan Presiden Joko Widodo dalam Rakornas Kepala Daerah dan Forum
Komunikasi Pimpinan Daerah se Indonesia Tanggal 17 Januari 2023
• Kepala daerah dapat melakukan intervensi dalam mencegah stunting. Salah satunya dengan
mengingatkan posyandu atau puskesmas untuk tidak memberikan biskuit dan bubur instan kepada
bayi.
• Pentingnya pemberian protein hewani yang mengandung tinggi zat besi kepada bayi. Bahkan
sebelum bayi lahir.
• Penyumbang stunting sebesar 23 persen berasal ketika bayi belum lahir. Sehingga ia mengingatkan
agar kepala daerah dan BKKBN terus menekankan soal gizi pada ibu hamil dan memastikan
mereka tidak mengalami anemia karena kurang zat besi.
• 37 persen penyumbang stunting berasal ketika bayi sudah lahir dengan usia hingga dua tahun. Ia
meminta kepada posyandu dan puskesmas untuk secara aktif membantu calon ibu dan ibu yang
memiliki balita tentang pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif selama 6 bulan.
• Stunting menjadi target penyelesaian bagi pengembangan SDM di Indonesia, mengingat bonus
demografi akan dinikmati oleh negara pada puncaknya tahun 2035.
28. Prevalensi Stunting Menurut Kab/Kota di Jawa Timur
Tahun 2022
Terdapat 17 kab/kota dengan
persentase stunting dibawah
18,4%
Target
2022 : 18,4%
2024: 14%
Sumber data : SSGI Tahun 2022
29. Prevalensi Stunting Menurut Kab/Kota di Jawa
Timur
Tahun 2022
Target
2022 : 18,4%
2024: 14%
Terdapat 17 kab/kota dengan
persentase stunting dibawah
18,4%
Sumber data : SSGI Tahun 2022
30. Persentase Penurunan atau Kenaikan Angka Stunting per Kab/kota
sesuai SSGI 2022
No. Kab./ Kota
Prevalensi
Stunting
menurut SSGI
2021
Prevalensi
Stunting
menurut
SSGI 2022
Selisih Keterangan
32. KOTA BATU 15 25.2 -10.2 NAIK
33. KAB. SIDOARJO 14.8 16.1 -1.3 NAIK
34. KAB. BLITAR 14.5 14.3 0.2 TURUN
35. KAB. TULUNGAGUNG 13.1 17.3 -4.2 NAIK
36. KOTA BLITAR 12.9 12.8 0.1 TURUN
37. KOTA MADIUN 12.4 9.7 2.7 TURUN
38. KOTA MOJOKERTO 6.9 8.4 -1.5 NAIK
31. Prevalensi Stunted Menurut Desa di Kecamatan Bumiaji
Tahun 2022
16.4 15.68
16.73
19.61
15.62
12.91
13.97
17.82
19.53
16.43
0
5
10
15
20
25
% BALITA PENDEK DAN SANGAT PENDEK
Target
2022 : 18,4%
2024: 14%
32. HASIL VALIDASI PENIMBANGAN BADUTA PENDEK DAN SANGAT PENDEK
BULAN JANUARI 2023
DESA
HASIL TIMBANG
KADER
KEHADIRAN
UNTUK
DIVALIDASI
PETUGAS
TIDAK HADIR HASIL VALIDASI
PUNTEN 32 32 0 13
TULUNGREJO 64 58 6 25
SUMBERGONDO 16 14 2 11
BULUKERTO 46 43 3 19
GUNUNGSARI 42 41 1 22
BUMIAJI 41 41 0 15
PANDANREJO 42 38 4 24
GIRIPURNO 68 62 6 37
SUMBERBRANTAS 48 47 1 16
TOTAL 399 376 23 182
Kendala:
- Balita tidak datang karena sakit, keluar kota, ibu menolak, balita pindah
34. Intervensi Sensitif
(Penyebab tidak langsung)
70% pelayanan KB pascapersalinan
15,5% kehamilan yang tidak diinginkan
90% cakupan calon Pasangan Usia Subur
(PUS) memperoleh pemeriksaan kesehatan
sebagai bagian pelayanan nikah
100% rumah tangga mendapat akses air
minum layak di kab/kota prioritas
90% rumah tangga mendapat akses sanitasi
(air limbah domestik) layak di kab/kota prioritas
112,9 juta penduduk menjadi Penerima Bantuan
Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan Nasional
90% keluarga berisiko stunting
memperoleh pendampingan
10 juta keluarga miskin dan rentan memperoleh
bantuan tunai bersyarat
70% target sasaran memiliki pemahaman yang
baik tentang stunting di lokasi prioritas
15,6 juta keluarga miskin dan rentan yang
menerima bantuan sosial pangan
90% desa/ kelurahan stop Buang Air Besar
Sembarangan (BABS)
Indikator Kemenkes dalam upaya penurunan
stunting
Peraturan Presiden No. 72 Tahun
2021
Target
Target
2024
Intervensi Spesifik
(Penyebab Langsung)
Sebelum
Lahir
58% remaja putri mengonsumsi Tablet Tambah Darah
(TTD)
80% ibu hamil mengonsumsi 90 tablet TTD selama
kehamilan
90% ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) mendapat tambahan asupan gizi
Setelah
Lahir
80% bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI Eksklusif
80% anak usia 6-23 bulan mendapat Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
90% balita dipantau pertumbuhan dan
perkembangannya
90% balita gizi kurang mendapat tambahan asupan
gizi
90% balita gizi buruk mendapat pelayanan tata laksana gizi
buruk
90% bayi memperoleh imunisasi dasar
lengkap
Kontribusi
30%
Kontribusi
70%
Capaian
Jatim
2022
59.08
%
89.93
%
86.58
%
66.2%
68.73
%
73.8
%
63.73
%
90.45
%
94.92
%
Bumil kek :
12,2 %
T: 2337
S: 14.428
( 16 %)
35. Intervensi Sensitif
(Penyebab tidak langsung)
70% pelayanan KB pascapersalinan
15,5% kehamilan yang tidak diinginkan
90% cakupan calon Pasangan Usia Subur
(PUS) memperoleh pemeriksaan kesehatan
sebagai bagian pelayanan nikah
100% rumah tangga mendapat akses air
minum layak di kab/kota prioritas
90% rumah tangga mendapat akses sanitasi
(air limbah domestik) layak di kab/kota prioritas
112,9 juta penduduk menjadi Penerima Bantuan
Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan Nasional
90% keluarga berisiko stunting
memperoleh pendampingan
10 juta keluarga miskin dan rentan memperoleh
bantuan tunai bersyarat
70% target sasaran memiliki pemahaman yang
baik tentang stunting di lokasi prioritas
15,6 juta keluarga miskin dan rentan yang
menerima bantuan sosial pangan
90% desa/ kelurahan stop Buang Air Besar
Sembarangan (BABS)
Indikator Kemenkes dalam upaya penurunan
stunting Peraturan Presiden No. 72 Tahun
2021
Target
Target
2024
Intervensi Spesifik
(Penyebab Langsung)
Sebelum
Lahir
58% remaja putri mengonsumsi Tablet Tambah Darah
(TTD)
80% ibu hamil mengonsumsi 90 tablet TTD selama
kehamilan
90% ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) mendapat tambahan asupan gizi
Setelah
Lahir
80% bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI Eksklusif
90% balita gizi kurang mendapat tambahan asupan
gizi
90% balita gizi buruk mendapat pelayanan tata laksana gizi
buruk
Kontribusi
30%
Kontribusi
70%
Capaian
Puskesmas
2022
85 %
82 %
92 %
72 %
100 %
100 %
37. PEMERIKSAAN KADAR HB PADA REMAJA PUTRI KELAS VII DAN X
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BUMIAJI
TAHUN 2023
3
8
66
79
1 1
9 11
0 0
4 3
0 0 0
3
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
SMP PGRI2 ABU GHONAIM SMKN 2 BATU SMAN 3 BATU
YANG DIPERIKSA
ANEMIA RINGAN
ANEMIA SEDANG
ANEMIA BERAT
38. Meningkatkan status gizi
ibu hamil KEK dan balita
gizi kurang melalui PMT
lokal
TUJUAN
Ibu hamil KEK dan
Balita Gizi Kurang
SASARAN PROGRAM
Dinkes Prov/Kab/Kota,
Puskesmas dan Desa serta
pihak yang terlibat kegiatan
PMT Lokal
SASARAN JUKNIS
Tujuan dan Sasaran
39. Definisi Operasional
● 1. BALITA GIZI KURANG : balita dengan status gizi kurang
yang berdasarkan indikator BB/PB atau BB/TB dengan nilai z-
score <-2SD sampai dengan -3SD atau LILA berada diantara
11,5 cm sampai kurang dari 12,5 cm .
● 2. IBU HAMIL YANG BERESIKO KEK : Ibu hamil yang
mempunyai ukuran lingkar lengan atas (LILA) < 23,5 cm .
43. 1. Diberikan dalam bentuk makanan siap santap berupa makanan
lengkap atau makanan kudapan padat gizi
2. Hanya sebagai tambahan bukan pengganti makanan
utama/di luar konsumsi makanan utama
3. Pemberian MT setiap hari dengan komposisi minimal 1x
makanan lengkap dan sisanya berupa makanan kudapan
4. Pemberian MT untuk memenuhi gap kebutuhan gizi ibu hamil
KEK dan balita gizi kurang
5. Pemberian MT minimal selama 90 hari disertai edukasi gizi.
6. Pemberian MT lokal dibiayai dari dana DAK, namun dapat juga
dari bantuan lainnya.
PRINSIP DASAR
PMT
BERBASIS
PANGAN LOKAL
44. BAHAN MAKANAN MAKANAN KUDAPAN MAKANAN LENGKAP
Berat (gram) URT Berat (gram) URT
Makanan Pokok (beras) 40 1/2 gelas 75 3/4 gelas
Lauk hewani 1 (telur) 60 1 butir besar Ikan 75g/ayam 60g /telur
60 g/ daging 60 g
1 ekor/1 ptg besar/
1 btr besar/1 ptg besar
Lauk hewani 2
(ayam/ikan/daging)
30 - 50 ½ -1 ptg sdg
Lauk Nabati (kacang2an/
tempe/tahu)
25 3 sdm/½ ptg sdg 50 2 ptg sdg
Sayur 50 ½ gelas uk 250 ml 100 1 gelas
Buah 60 1 buah uk sedang 100 1 buah uk besar/
2 ptg sdg
Minyak 5 1 sdt 5 1 sdt
Dari Standar MT Ibu Hamil KEK yang telah ditetapkan, dapat dipenuhi melalui
komposisi MT sbb:
45. BAHAN MAKANAN MAKANAN KUDAPAN/MAKANAN
LENGKAP
Berat (gram) URT
Makanan Pokok (beras) 50 1/4 gelas
Lauk hewani 1 (telur) 30 ½ butir besar
Lauk hewani 2 (ayam/ikan/daging) 30 ½ ptg sdg/½ ekor
Lauk Nabati (kacang2an/
tempe/tahu)
25 ½ ptg sdg
Sayur 30 ⅓ gelas uk 250 ml
Buah 50 1 buah
Minyak 5 1 sdt
Dari Standar MT Balita Gizi Kurang yang telah ditetapkan, dapat dipenuhi
melalui komposisi MT sbb:
46. Tahapan
Penyelenggaraan
PMT Lokal
1. Persiapan
a) Penentuan tim persiapan dan tim
pengawas kegiatan
b) Penetapan Lokasi
c) Pemilihan mitra pelaksana
2. Pelaksanaan
a) Sosialisasi
b) Pelaksanaan PMT lokal (PMT dan
edukasi)
3. Pemantauan dan Evaluasi
a) Pemantauan sasaran dan
penyelenggara
b) Evaluasi keluaran kegiatan
4. Pencatatan dan Pelaporan
47. Proses pemilihan mitra pelaksana kegiatan dan membuat perjanjian kerja
sama
Dalam pengelolaan kegiatan pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil
KEK dan balita gizi kurang dapat dilakukan bersama mitra pelaksana. Kerja
sama dengan mitra pelaksana dilakukan secara swakelola sesuai dengan
peraturan LKPP nomor 3 tahun 2021 tentang Pedoman Swakelola. Dinas
Kesehatan Kabupaten/kota,atau TP PKK Kabupaten dapat dijadikan
mitra dalam kegiatan ini dan pendampingan dapat dilakukan oleh berbagai
lintas program dan lintas sektor terkait.
.
48. PEMANTAUAN DAN EVALUASI
Bagi Sasaran
Penambahan BB ibu hamil KEK dan balita gizi kurang yang menjadi sasaran:
a. Bagi ibu hamil KEK, terjadi peningkatan BB sesuai dengan kurva penambahan BB
pada Buku KIA mencapai 12.5-18 kg selama kehamilan atau 2-3 kg/bulan pada
trimester kedua dan ketiga atau LiLA mencapai ≥23.5 cm
b. Bagi balita gizi kurang, terjadi peningkatan berat badan sebesar 5gr/kg BB/hari.
Contoh: Anak usia 1 tahun dengan berat badan 6 kg harus mengalami kenaikan
berat badan sebesar: 5 gr x 6 per hari = 30 gram/hari atau 210 gram/minggu atau
840 gram/bulan
49. PEMANTAUAN DAN EVALUASI
Bagi Pelaksana
a. Kepatuhan terhadap konsumsi PMT lokal yang diberikan (jumlah makanan yang diberikan
dan dihabiskan)
b. Frekuensi dan lamanya pemberian
c. Mekanisme pelaksana pemberian PMT
d. Kepatuhan terhadap standar menu yang ditetapkan
e. Perubahan status gizi sasaran
f. Distribusi dan konsumsi tablet tambah darah
g. Perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku sasaran
h. Berat Badan dan Panjang Badan Bayi yang lahir dari Ibu Hamil KEK (jika sdh melahirkan)
50. Kesimpulan
• Persiapan kehamilan mencakup seluruh aspek ibu : mental, fisik, nutrisi, dll
• Persiapan yang baik akan menciptakan kondisi yang mendukung kehamilan yang sehat
• Kehamilan dengan kekurangan energi kronis menjadi salah satu penyebab terbesar
terhambatnya pertumbuhan bayi dan anak di Indonesia
• Pertumbuhan bayi terhambat dan stunting dapat berpengaruh pada kualitas hidup dan
daya pikir anak
• Pemberian PMT, suplementasi dan edukasi gizi seimbang pada remaja, WUS, dan ibu
hamil perlu dilakukan
• Perbaikan status nutrisi sebelum hamil akan mengurangi tekanan ibu dalam hal
pemenuhan jumlah kalori yang lebih besar saat hamil untuk penambahan BB sesuai
kehamilan
• Peran petugas kesehatan di FKTP menjadi sangat penting untuk melakukan deteksi dini,
● Tatalaksana awal, serta rujukan sesuai indikasi bagi balita gizi kurang dan ibu hamil
KEK .
● Kegiatan edukasi gizi (konseling gizi, penyuluhan gizi dan demo masak) perlu di
tingkatkan.