1. ETIKA DAN AKHLAK HAJI
Disampaikan dalam Acara Sertifikasi Pembimbing
Manasik Haji Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa
Barat Bekerjasama Dengan Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Sunan Gunung Djati Bandung
1
2. MUQADDIMAH
1. Jamaah adalah alat dimana kita belajar bersabar,
syukur dan ikhlas.
2.Membimbing haji adalah amalan utama dunia
untuk akhirat
• كل
الموت ذائقة نفس
بالشروالخير ونبلوكم
فتنة
ترجعو والينا
ن
(QS: Al-Anbiya:35)
3. Semua akan harus dipertanggungjawabkan dihadapan
mahkamah Ilahi,
2
3. TEMA BAHASAN
1. Etika dan akhlak pembimbing haji
a. Etika Pembimbing Haji
b. Akhlak Pembimbing Haji
2. Etika dan akhlak berhaji
a. Etika Berhaji
b. Akhlak Berhaji
3
4. MENGAPA HARUS BERKERJADENGAN ETIKA DAN
AKHLAK YANG BAIK?
1. Yang dilayani itu adalah tamu Allah swt. Mereka adalah
orang yang dipilih oleh Allah swt untuk mengunjungi
Baitullah.
2. Orang-orang yang melakukan haji dan umroh adalah tamu-
tamu Allah. Jika mereka berdoa, pasti Allah kabulkan. Dan
jika mereka memohon ampun, pasti Allah ampunkan.” (HR.
An-Nasai’i )
3. Tamu Allah swt yang mabrur yang berhak mendapatkan
surgaNya adalah tamu yang santun yang membuat Allah swt
cinta dan sayang kepada mereka.
4. Disinilah pentingnya menjadi pembimbing yang bekerja
dengan etika dan akhlak yang baik
Sertifikasi
Pembimbing
Haji
4
5. MENGAPA HARUS BERETIKA DAN
BERAKHLAK?
1. Pembimbing itu petugas pelayan jamaah sebagai
“pelanggan”
2. Pelanggan itu adalah raja yang harus mendapatkan
pelayanan yang memuaskan
3. Pelanggan itu adalah orang yang membawa sumber
pekerjaan
4. Pelanggan itu ialah orang yg membawa anda menuju ke
pemenuhan kebutuhanya
5. Pelanggan itu bukan utk ditentang tapi untuk dilayani,
ditolong, diberi pengertian, diberi jalan keluar dan untuk
kepuasan
5
6. ETIKA PEMBIMBING HAJI
1. Bekerja atas dasar aturan baku dan kebijakan khusus
yang dikeluarkan oleh manajemen.
2. Bekerja dengan hati yang bersih dan logika yang benar
dalam rangka ibadat untuk memperoleh ridho Allah swt.
3. Menjunjung tinggi profesi, kehormatan dan harga diri
4. Bekerja secara profesional dengan visi, misi, tujuan dan
program yang jelas dan terukur hasilnya.
6
7. 5. Memberikan layanan yang bebas cacat,
bebas keluhan dan bebas dosa dengan
memperhatikan hak-hak, kebutuhan dan
kewajiban jamaah secara proporsional.
6. Amanah, Jujur, adil dan dapat dipercaya.
7. Mengutamakan kepentingan jamaah
daripada kepentingan diri.
7
8. ETIKA MELAYANI
1. Ketepatan dalam memberikan layanan
2. Ketersediaan fasilitas yg memadai
3. Respons atas keluhan dan kebutuhan
4. Kesesuaian layanan dengan harapan dan
pengorbanan pelanggan
5. Bebas dari kekecewaan
6. Sesuai standar layanan yang dilaksanakan secara
benar dan sesuai kepatutan. 8
9. ETIKA DASAR DALAM MELAYANI
1. Adil. Terbebas dari kepentingan diri, keluarga atau
kelompok. Jaminan bagi mereka yang adil adalah
Perlindungan di Hari Kiamat dan Surga
2. Jujur. ”Setiap penguasa yang diberi wewenang oleh
Allah untuk mengayomi rakyat, lalu mati dalam (keadaan
sedang) menipu rakyatnya, kecuali Allah mengharamkan
baginya surga (HR. Bukhori – Muslim)
3. Suka sama suka atas dasar nilai-nilai kebenaran. Ada
sikap saling memajukan, saling menguntungkan dan
saling membahagiakan 9
10. 4. Kehalalan. Orang, Barang dan perbuatan melayani bukan sesuatu
yang diharamkan.
5. Mengandung nilai-nilai kebaikan dan kebenaran. Dilakukan
dengan memperhatikan kebaikan, dan kebenaran.
6. Kejelasan dan keterbukaan. Tidak boleh sembunyi-sembunyi.
Rosulullah saw bersabda: ”Apabila salah seorang diantara kalian
mempekerjakan seseorang, maka hendaknya memberitahukan
upahnya kepada orang itu”,
10
11. 7. Kelayakan dan kebermutuan. Layanan itu harus layak, manusiawi
dan bermutu. Rosulullah saw mengingatkan bahwa, apabila
engkau ingin dicintai Allah swt, bila bekerja baguskan
pekerjaanmu itu.
8. Dilakukan dengan cara yang mulia. Hindari perbuatan
menyalahgunakan wewenang. Rosulullah saw bersabda: “Carilah
kebutuhan itu dengan cara yang mulia, karena sesungguhnya
semua perkara itu berjalan sesuai dengan takarannya masing-
masing (taqdir) (HR. Ibn Asakir) MH: 181
9. Kebermanfaatan. Nabi saw bersabda: sebaik-baiknya manusia
adalah orang yang paling bermanfaat bagi sesama.
11
12. 10. Keramahan dan Kesantunan. Perbuatan tidak menyakiti orang
lain selain akan menjadi dinding penyekat dari siksa api neraka,
juga orang yang dilayani mudah diatur. Rosulullah saw bersabda:
“Sesungguhnya sejahat-jahatnya manusia kedudukannya di sisi
Allah swt pd Hari Kiamat ialah orang yg dijauhi karena takut akan
kejahatannya”. (HR Bukhari-Muslim)
12
13. AKHLAK PEMBIMBING
1. Akhlak taqwa yang bekerja dengan hati dan logika yang benar dan
dilakukan ikhlas untuk memperoleh ridho Allah swt
2. Bekerja dengan teladan dan contoh-contoh yang baik dalam
memberikan bimbingan.
3. Mengingatkan dan memerintahkan kewajiban kepada jamaah
4. Memprioritaskan dari apa yang dibutuhkan oleh jamaah, dan
memulai dari apa yang dapat dikerjakan saat ini.
5. Bersikap tawadu/santun dan bekerja dengan professional dan penuh
perhatian dan 13
14. 6. Pembimbing adalah orang baik, ahli kebaikan dan
mencintai serta memiliki semangat untuk melakukan
yang terbaik dalam berbagai hal.
7. Kenalilah jamaah dan jangan berambisi untuk dikenal
oleh jamaah.
8. Keburukan dan kelemahan jamaah bukan untuk diingat
dan disebrluaskan, tapi untuk dibimbing dan diperbaiki
14
15. Sembunyikan Kebaikan
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dalam
Syu’ab Al-Iman no 6500 beliau berkata, “Sembunyikanlah
kebaikan-kebaikanmu sebagiamana engkau menyembunyikan
15
17. ETIKA DALAM BERIHROM
a. Bagi laki-laki: Memakai pakaian yang tidak berjahit, tidak Memakai
tutup kepala dan tidak Memakai sepatu yang menutup mata kaki.
b. Bagi wanita: tidak Memakai penutup muka dan tidak Memakai kaus
tangan dan semacamnya.
c. Bagi laki-laki dan wanita:
1) Memakai wewangian.
2) Memotong kuku, mencabut atau mencukur rambut.
3) Melakukan akad nikah, menikahkan atau meminang.
4) Bersetubuh.
5) Memetik atau mencabut tanaman
6) Mencaci, bertengkar atau mengucapkan kata-kata kotor.
7) Berburu binatang buruan darat.
17
18. ETIKA DALAM THAWAP
1. Memulai dengan berniat sambil menghadap Ka’bah sejajar dengan garis Hajar
Aswad
2. Dalam keadaan suci
3. Selama bertowaf tidak memasuki Hijir Ismail, karena Hijr Ismail termasuk Ka’bah
4. Ramal (berjalan cepat pada putaran 1 sampai putaran 3) selebihnya berjalan biasa.
5. Menjaga dari sikap, ucap, pemikiran dan perilakunya dari hal yang tidak terpuji.
18
19. 6. Tidak sambil ngobrol atu berkata yang tidak santun -
karena yakin saat itu sedang diawasi oleh Allah dan para
Malaikat
7. Tidak berbantah-bantahan, mencaci maki, memukul dan
mendesak orang atau menyakiti orang lain pada saat akan
mencium Hajar Aswad.
8. Membaca tasbih, tahlil, tahmid, beristighfar, dan berdo’a.
9. Tawadhu sebagai hambaNya yang hina di hadapan Allah
swt. 19
20. lanjutan…..
1. Ibnu Abbas berkata: Sesungguhnya Nabi saw. bersabda:
Tawaf adalah seperti salat .... Hanya Allah swt.
memperbolehkan berbicara di dalamnya. Maka barang
siapa berbicara maka janganlah berbicara kecuali dengan
bicara yang baik. (H.R. Tirmidzi dan Daroqutni)
2. Ibnu Umar berkata: Rasulullah saw. menghadap Hajar
Aswad lalu menjamahnya. (H.R. Hakim)
3. Abu Thafail berkata: Saya lihat Rasulullah saw. tawaf di
Baitullah dan menyentuh Hajar Aswad dengan tongkat
yang ada padanya dan menciumnya. (H.R.Muslim)
20
21. 4. Ramal, atau berlari-lari kecil, ini hanya untuk laki-laki.
Adapun bagi perempuan tidak usah ramal.
Diriwayatkan dari Ibnu Umar, bahwa dia berkata: Tidak
ada ramal atas perempuan (pada tawaf) di Buitullah, dan
tidak (pada sa'i) diantara Shofa dan Marwah.(H R.
Daraqutni dan Baihaqi)
5. Ramal 3 putaran dan berjalan biasa 4 putaran ini hanya
untuk tawaf qudum. Ibnu Umar berkata: Sesungguhnya
Nabi saw. dahulu apabila tawaf di Baitullah tawaf yang
pertama, berlari-lari kecil 3 kali putaran dan berjalan
biasa 4 kali putaran. (H R. Bllkhari don Muslim).
21
22. ETIKA DALAM SA’I
1. Berniat dan berdoa
2. Diutamakan dalam keadaan suci
3. Memulai dari bukit sofa dan diakhiri di bukit marwa
dan dilakukan tujuh balikan.
4. Berlari-lari cepat di bawah lampu hijau kecuali
perempuan.
22
23. 5. Menginjakan kaki Sampai di bukit sofa dan marwa.
6. Menjaga dari sikap, ucap, pemikiran dan perilakunya dari
hal yang tidak terpuji
7. Tidak sambil ngobrol atu berkata yang tidak santun -
karena yakin saat itu sedang diawasi oleh Allah dan para
Malaikat
8. Memperbanyak berdo’a, dzikir, dan beristighfar
9. Penuh tawadhu dan Menampakkan kehinaan diri di
hadapan Allah swt 23
24. ETIKA DALAM WUKUF
1. Berniat.
2. Diutamakan dalam keadaan suci
3. Menjaga sikap, ucap, pemikiran dan perilakunya dari hal yang tidak terpuji
4. Memperbanyak do’a, dzikir, dan beristighfar
5. Tawadu dan Santun sebagai tamu Allah swt.
6. Menampakan diri sebagai hamba Allah swt hina dan penuh dosa.
24
25. 7. Wuquf tidak di luar batas wilayah Arofah
8. Tidak Meninggalkan Arofah sebelum terbenam
Matahari.
9. Tidak melakukan penyimpangan seperti meminta
barokah pada tugu jabal rahmah.
25
26. WUKUF
"Wukuf yang kamu lakukan pada hari Arafah,
sesungguhnya Allah turun ke langit dunia dan berbangga-
bangga dengan kamu kepada malaikat dengan firmanNya
"Hamba-hambaKu datang dari segenap pelosok dunia yang
jauh, tubuh mereka dalam keadaan tidak terurus dan penuh
debu semata-mata mengharapkan syurga-Ku. Jika mereka
datang dengan dosa sebanyak bilangan pasir, titisan hujan
atau buih di lautan niscaya Aku akan menghapuskan
kesemuanya. Allah berfirman : "Keluarlah kamu daripada
Arafah dengan dosa yang telah diampunkan daripada kamu
dan bagi sesiapa yang kamu meminta ampun untuk
mereka." (HR. Bazzar). 26
27. ETIKA DALAM MENGECUP HAJAR ASWAD
1. Motivasi ketaatan
2. Ibnu Umar berkata: Rasulullah saw. menghadap Hajar Aswad lalu menjamahnya.
(H.R. Hakim)
3. 'Abis bin Rabi' ah berkata: Saya melihat Umar datang ke Hajar Aswad lalu
berkata: Sesungguhnya aku tahu benar bahwa engkau adalah sebuah batu. Dan
seandainya aku tidak melihat Rasulullah saw. menciummu, aku tidak akan
menciummu. Kemudian dia mendekatinya lalu menciumnya.
4. Dari Ibnu Umar: Sesungguhnya apabila beliau telah mengusap Hajar Aswad
mengucap:" Bismillah wa Allahu Akbar". (H.R. Baihaqi)
27
28. 4. Dari Umar bin Khattab, bahwa Rasulullah saw. bersabda kepadanya: Hai Abu
Hafsh, engkau adalah seorang laki-laki kuat, maka janganlah engkau berdesakan di
sudut (Hajar Aswad), karena engkau bisa menyakiti orang yang lemah. Tapi
apabila engkau mendapati sepi maka beristilamlah, dan kalau tidak maka
bertakbirlah dan berlalu.(H R. Ahmad).
5. Diriwayatkan, bahwa Ummul Mukminin Aisyah berkata kepada seorang
perempuan: Janganlah engkau berdesakan di atas Hajar Aswad, kalau engkau lihat
kosong maka beristilamlah, dan kalau engkau lihat berdesakan maka bertakbirlah
dan baca "Laa Ilaaha Ilallah" apabila engkau sejajar dengannya, dan janganlah
menyakiti seseorang. (Lihat Fiqh Sunnah jilid I hal. 595)
28
29. ETIKA DALAM MELONTAR (JUMROH)
1. Melontar dilakukan dengan krikil kecil – tidak melempar dengan barang lain.
2. Tidak menyakiti sesama apalagi sampai menimbulkan korban.
3. Menghindari terjadinya korban atau kecelakaan
4. Ketika jumroh aqobah tetap dalam keadaan berihrom dan dilanjutkan dengan
thowap ifadoh bagi yang tidak berhalangan.
5. Krikil yang diambil dari muzdalifah diutamakan untuk melontar di jumroh aqobah.
29
30. BAGI YANG MELANGGAR ETIKA
Bagi orang yang karena sesuatu udzur, seperti sakit dan
sebagainya, boleh ia melakukan sesuatu yang terlarang
karena berihrom, selain bersetubuh, serta ihromnya tidak
menjadi batal karenanya dan wajib membayar denda,
yaitu salah satu dari tiga hal tersebut di bawah ini:
1. Shaum tiga hari,
2. Memberi makanan kepada enam orang miskin masing-
masing setengah sho' atau kurang lebih 1,55 liter.
3. Menyembelih seekor kambing dan menyedekahkannya. 30
32. 1. Pahala Bagi Tamu Allah swt Yang Bersabar
Dari Yuhannas maula Zubair ra, Rosulullah saw
bersabda: “Siapa yang sabar menahan kesusahan
dan kesulitan yang dideritanya di kota ini
(Tanah Harom), maka aku akan menjadi saksi
atau pembelanya nanti di Hari Kiamat”. (HR.
Muslim. Hadits nomor 1303)
32
33. 2. Jaminan Surga Bagi Yang Saling Mencintai Karena
Allah Swt
a. Sahabat Ibnu Umar ra berkata, bahwa Nabi Saw telah bersabda: “Di
antara hamba-hamba Allah ada sekelompok manusia yang mereka
bukan nabi dan bukan pula syuhada, tapi mereka mendapatkan
kemuliaan di sisi Allah sejajar dengan para nabi dan para syuhada. Lalu
para sahabat berkata: “Ya Rasulullah, khabarkanlah kepada kami,
siapakah mereka itu ? Jawab Rasulullah: “Mereka adalah sekelompok
orang yang saling memadu kasih karena Allah, bukan karena
kekerabatan dan bukan karena (motivasi) materi. Demi Allah, wajah
mereka bersinar bagaikan cahaya, bahkan mereka adalah cahaya di atas
cahaya. Mereka tidak pernah takut ketika umat manusia dilanda
perasaan takut.” Lalu Rasulullah Saw membaca ayat: “Dan ingatlah,
bahwa para kekasih Allah tidak akan pernah dilanda perasaan takut dan
33
34. b. Dari Abu Hurairah ra., dia berkata: “Rasulullah saw. bersabda:
“Kalian tidak akan masuk Surga hingga kalian beriman, dan
kalian tidak beriman hingga kalian saling mengasihi. Maukah
kalian aku tunjukkan sesuatu jika kalian mengerjakannya,
saling mengasihi? “Sebarkanlah salam di antara kalian!” (HR.
c. Sahabat Abi Huraeroh ra berkata, bahwa Rasulullah Saw telah
bersabda: “Pada Hari Kiamat nanti Allah swt akan berfirman:
“Dimanakah orang-orang yang saling memadu kasih karena
mencari keridoan-Ku? Pada hari ini Aku akan memberikan
sebuah perlindungan (tempat bernaung) di mana pada Hari ini
tempat bernaung, kecuali tempat yang Aku sediakan.” (HR.
Muslim) BP:241 34
35. 3. Berakhlak Mulia
a. Hendaklah kau memiliki ilmu karena ilmu itu sahabat karibnya orang
yang beriman. Hendaklah kau memiliki sifat pemurah, sebab pemurah
pembantunya orang yang beriman. Hendaklah kau memiliki dan
sebab akal itu petunjuknya orang yang beriman. Hendaklah engkau
karena amal itu nilainya orang yang beriman. Hendaklah kau
sebab keramahan itu ayahnya orang yang beriman. Hendaklah engkau
memiliki kelembutan, sebab kelembutan saudaranya orang yang
beriman. Dan hendaklah engkau memiliki kesabaran, sebab kesabaran
merupakan komandan pasukannya orang yang beriman. (HR. Al-
Asbabul Wurud 3: 13.
35
36. b. Yang paling dekat dengan aku kedudukannya pada hari
kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya dan
sebaik-baik kamu ialah yang paling baik terhadap
(HR. Ar-Ridha)
c. Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan
(pada hari kiamat) dari akhlak yang baik. (HR. Abu
Dawud.
d. Akhlak yang baik membawa kebaikan untuk kehidupan
dunia dan akhirat.” (HR. Ath-Thabrani) 36
37. e. Kamu tidak bisa memperoleh simpati semua orang dengan
hartamu tetapi dengan wajah yang menarik (simpati) dan
dengan akhlak yang baik. (HR. Abu Ya’la dan Al-Baihaqi)
f. Kebajikan itu ialah akhlak yang baik dan dosa itu ialah
sesuatu yang merisaukan dirimu dan kamu tidak senang
bila diketahui orang lain. (HR. Muslim)
g. Ya Rasulullah, terangkan tentang Islam dan aku tidak
perlu lagi bertanya-tanya kepada orang lain. Nabi Saw
menjawab, “Katakan: ‘Aku beriman kepada Allah lalu
bersikaplah lurus (jujur)’.” (HR. Muslim)
37
38. h. Di antara akhlak seorang mukmin adalah berbicara dengan
baik, bila mendengarkan pembicaraan tekun, bila berjumpa
orang dia menyambut dengan wajah ceria dan bila berjanji
ditepati. (HR. Ad-Dailami)
i. Kemuliaan orang adalah agamanya, harga dirinya
(kehormatannya) adalah akalnya, sedangkan ketinggian
kedudukannya adalah akhlaknya. (HR. Ahmad dan Al
Hakim)
j. Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak
yang mulia. (HR. Al Bazzaar)
38
39. k. Bukan akhlak seorang mukmin berbicara dengan lidah
yang tidak sesuai kandungan hatinya. Ketenangan (sabar
dan berhati-hati) adalah dari Allah dan tergesa-gesa
(terburu-buru) adalah dari setan. (HR. Asysyihaab)
l. Barangsiapa rendah hati kepada saudaranya semuslim
maka Allah akan mengangkat derajatnya, dan barangsiapa
mengangkat diri terhadapnya maka Allah akan
merendahkannya. (HR. Ath-Thabrani)
39
40. m. Dekatkan dirimu kepada-Ku (Allah) dengan mendekatkan
dirimu kepada kaum lemah dan berbuatlah ihsan kepada
mereka. Sesungguhnya kamu memperoleh rezeki dan
pertolongan karena dukungan dan bantuan kaum lemah di
kalangan kamu. (HR. Muslim)
n. Dari Abu Huraeroh ra. Rasulullah saw bersabda: “Siapa
yang mendatangi rumah ini (memenuhi ibadat haji atau
umroh), tanpa merusaknya dengan perbuatan dan
perkataan kotor, serta tidak membuat maksiat, maka dia
kembali pada keadaannya seperti baru lahir (bersih dari
dosa). (HR. Muslim. Hadits No. 1288)
40
41. o. Seorang sahabat berkata kepada Nabi Saw, “Ya Rasulullah,
berpesanlah kepadaku.” Nabi Saw berpesan, “Jangan suka
marah (emosi).” Sahabat itu bertanya berulang-ulang dan Nabi
Saw tetap berulang kali berpesan, “Jangan suka marah.” (HR.
Bukhari)
p. Seorang yang baik keislamannya ialah yang meninggalkan apa-
apa yang tidak berkepentingan denganya/ tidak berguna
baginya. (HR. Tirmidzi)
q. Mintalah fatwa (keterangan hukum) kepada hati dan jiwamu.
Kebajikan ialah apa yang menyebabkan jiwa dan hati tentram
kepadanya, sedangkan dosa ialah apa yang merisaukan jiwa
dan menyebabkan ganjalan dalam dada walaupun orang-
orang meminta atau memberi fatwa kepadamu. (HR. Muslim)
41
42. PAHALA MEMBANTU SESAMA
• Allah swt telah mewahyukan kepada Daud as: “Kelak
pada hari kiamat akan datang seorang hamba
menghadap-Ku dengan membawa bekal amal
kebajikan, maka pasti Aku serahkan segala kenikmatan
surga kepadanya. Daud berkata, “Ya Rabbi, siapakah
hamba itu? Allah menjawab : “Yaitu orang mu’min
yang berusaha memenuhi keperluan sesamanya baik
sampai berhasil atau pun tidak berhasil (HQR al-
Khatib) B.HQ.Dahlan: 203 42
43. 4. Berbekal Taqwa
•
َّنِهيِف َ
ضَرَف نَمَف ٞۚٞ
تََٰموُلۡعَّم ٞ
ُره ۡشَٱ ُّجَحۡلٱ
َ
َلَو َ
وق ُسُف َ
َلَو َثَفَر َ
َلَف َّجَحۡلٱ
اَمَو ِِّۗجَحۡلٱ ِ
ِف َلاَدِج
ُدَّوَزَتَو َُِّّۗ
ّللٱ ُهۡمَلۡعَي ٖ ۡ
َۡيخ ۡنِم ْاوُلَعۡفَت
َّتٱَو ٰۖىَوۡقَّتلٱ ِداَّلزٱ َ ۡ
َۡيخ َّن
ِ
اَف ْاو
َٰ َبۡلَ ۡ
ۡلٱ ِ
ِلْوُأَََٰٰٓي ِونُق
ِ
ب
١٩٧
(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi,
barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan
mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan
berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa
yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah
mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik
bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang
yang berakal (QS Al-Baqoroh: 197)
43
44. IKHLAS MENCARI RIDHO ALLAH SWT
• Kelak pada hari kiamat akan didatangkan beberapa buku yang
telah disegel (catatan amal harian dari Malaikat Roqib dan
‘Atid), lalu dihadapkan kepada Allah swt (pada waktu itu)
Allah berfirman: “Buanglah ini semuanya” Malaikat berkata:
“Demi kekuasaan Engkau, kami tidak melihat di dalamnya
melainkan yang baik-baik saja”. Selanjutnya Allah
berfirman: “Sesungguhnya isinya ini dilakukan bukan karena-
Ku, dan Aku sesungguhnya tidak akan menerima kecuali apa-
apa yang dilaksanakan karena mencari keridoan-Ku”. (HQR
Bazzar dan Thabrani) B.HQ-Dahlan: 65
44
45. LANGKAH MENUJU PEMBIMBING YANG MABRUR
IKHLAS
• AMAL TDK KRN MANS, BKN
UTK MNS DN TDK
BERGANTYNG PD MNS
AMAL
SALEH
• MENCARI RIDHO
Allah swt
ILMU
IMAN • MERASA DIAWASI
ALLAH SWT
45
BERMANFAAT