3. ≈ Prevalensi hipertensi secara nasional mencapai 31,7%
(Riskesdas, 2007).
≈ The National Health and Nutrition Examination Survey
(NHANES) tahun 1999-2000, insiden hipertensi pada orang
dewasa adalah sekitar 29-31%,
≈ WHO dan the International Society of Hypertension (ISH),
saat ini terdapat 600 juta penderita hipertensi di seluruh
dunia, dan 3 juta di antaranya meninggal setiap tahunnya.
Tujuh dari setiap 10 penderita tersebut tidak mendapatkan
pengobatan secara adekuat.1,2,3
4. DEFINISI
€ Hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya didefinisikan sebagai
hipertensi esensial atau hipertensi
primer.
€ Hipertensi esensial merupakan
95% dari seluruh kasus hipertensi,
sisanya adalah hipertensi
sekunder
5. DEFINISI
€ Hipertensi didefinisikan sebagai
peningkatan tekanan darah sistolik
sedikitnya 140 mmHg atau tekanan
diastolik sedikitnya 90 mmHg. (Price and
Wilson. 2005)
6. KLASIFIKASI
Berdasarkan penyebab dikenal dua jenis hipertensi:
€ Hipertensi primer (esensial) Adalah suatu
peningkatan persisten tekanan arteri yang dihasilkan
oleh ketidakteraturan mekanisme kontrol
homeostatik normal, Hipertensi ini tidak diketahui
penyebabnya dan mencakup + 95% dari kasus
hipertensi
€ Hipertensi sekunder Adalah hipertensi persisten
akibat kelainan dasar kedua selain hipertensi
esensial. Hipertensi ini penyebabnya diketahui dan ini
menyangkut + 10% dari kasus-kasus hipertensi.
7. ETIOLOGI
€ Hipertensi primer tidak disebabkan oleh faktor tunggal
dan khusus. Hipertensi ini disebabkan berbagai faktor
yang saling berkaitan.
€ Risiko relatif hipertensi tergantung pada jumlah dan
keparahan dari faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan
yang tidak dapat dimodifikasi
8. PATOFISIOLOGI
Neuron preganglion melepas asetilkolin merangsang
serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah
konstriksi pembuluh darah.
Kecemasan dan ketakutan memengaruhi respon
pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriktor.
Ketika sistem saraf simpatis merangsang pembuluh
darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar
adrenal, juga terangsang mengakibatkan tambahan
aktivitas vasokonstriksi.
9. PATOFISIOLOGI
Medula adrenal mensekresi epinefrin vasokontriksi.
Korteks adrenal kortisol dan steroid lainnya,
memperkuat respon vasokontriktor pembuluh darah.
Vasokontriksi aliran darah ke ginjal pelepasan
renin pembentukan angiotensin I angiotensin II
sekresi aldosteron oleh korteks adrenal retensi
natrium dan air oleh tubulus ginjal volume intravaskuler.
Semua faktor tersebut cenderung mencetus keadaan
hipertensi.
10. FAKTOR RESIKO
¤ Usia
¤ Jenis Kelamin
¤ Riwayat keluarga
¤ Merokok
¤ Pola Konsumsi Garam
¤ Aktivitas
¤ Stres
11. TATALAKSANA
ALGORITME PENGOBATAN
Pengubahan gaya hidup
Penurunan berat badan
Pembatasan asupan alkohol
Aktivitas fisik yang teratur
Penurunan asupan natrium
Mempertahankan asupan K+, Ca++,
dan Mg++ yang memadai
Penghentian merokok
Respon tidak memadai
Lanjutkan pengubahan gaya hidup
Pilih pengobatan awal
Tingkatkan dosis obat
atau
Ganti dengan obat
lain
atau
Tambah obat kedua
dari kelas yang berbeda
Respon tidak memadai
Tambah obat kedua dan
ketiga dan /
atau diuretika bila
belum diresepkan
sumber: Price and
Wilson, 2005
12. FARMAKOLOGIS
¤ Terdapat beberapa data hasil percobaan klinik yang
membuktikan bahwa semua kelas obat antihipertensi,
seperti angiotensin converting enzim inhibitor (ACEI),
angiotensin reseptor bloker (ARB), beta-bloker (BB),
kalsium chanel bloker (CCB), dan diuretik jenis tiazide,
dapat menurunkan komplikasi hipertensi yang berupa
kerusakan organ target.
¤ Diuretik jenis tiazide telah menjadi dasar pengobatan
antihipertensi pada hampir semua hasil percobaan
13. FARMAKOLOGIS
¤ Obat diuretik jenis tiazide harus digunakan sebagai
pengobatan awal pada semua pasien dengan
hipertensi, baik penggunaan secara tunggal maupun
secara kombinasi dengan satu kelas antihipertensi
lainnya (ACEI, ARB, BB, CCB) yang memperlihatkan
manfaat penggunaannya pada hasil percobaan random
terkontrol
14. NON-FARMAKOLOGIS
Membantu menurunkan
tekanan darah secara
bertahap dan
mempertahankan tekanan
darah menuju normal.
Mampu menurunkan tekanan
darah secara multifaktoral
Menurunkan faktor risiko lain
seperti BB berlebih, tingginya
kadar asam lemak, kolesterol
dalam darah.
Mendukung pengobatan
penyakit penyerta seperti
penyakit ginjal, dan DM
Makanan beraneka ragam
dan gizi seimbang
Jenis dan komposisi
makanan disesuaikan
dengan kondisi penderita
Jumlah garam dibatasi
sesuai dengan kesehatan
penderita dan jenis
makanan dalam daftar diet.
Tujuan penatalaksanaan diet :
Prinsip penatalaksanaan diet
hipertensi
15. PROGNOSIS
Prognosis hipertensi esensial adalah baik jika
ditangani sedini mungkin dengan modifikasi
gaya hidup dan obat-obatan anti hipertensi.
Lebih cepat ditangani lebih baik.