Penyakit Blas dapat menyebabkan kerugian yang begitu besar pada pertanaman padi di Indonesia. Pada awalnya blas hanya menyerang padi gogo. Namun kini penyakit blas menjadi penyakit utama pada tanaman padi sawah.
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanamanPurwandaru Widyasunu
This material is my class lesson at Faculty of Agriculture, UNSOED, Purwokerto. The material is use also for another classes due to 5 parallel classes of Element of Soil Sciences Lecturing. In this Paper we make Chapter 5 (Soil Chemistry) and Chapter 6 (Essential Plant Nutrient) are merge as PDF File for Slide Share. I am (Purwandaru Widyasunu) proudly share this material for my student and also for another classes.
it's only for student from college who studies management of agribussiness !
i hope it will be usefull \(^u^)/
follow me http://twitter.com/aindapryl
add me https://www.facebook.com/andari.latief
Penyakit Blas dapat menyebabkan kerugian yang begitu besar pada pertanaman padi di Indonesia. Pada awalnya blas hanya menyerang padi gogo. Namun kini penyakit blas menjadi penyakit utama pada tanaman padi sawah.
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanamanPurwandaru Widyasunu
This material is my class lesson at Faculty of Agriculture, UNSOED, Purwokerto. The material is use also for another classes due to 5 parallel classes of Element of Soil Sciences Lecturing. In this Paper we make Chapter 5 (Soil Chemistry) and Chapter 6 (Essential Plant Nutrient) are merge as PDF File for Slide Share. I am (Purwandaru Widyasunu) proudly share this material for my student and also for another classes.
it's only for student from college who studies management of agribussiness !
i hope it will be usefull \(^u^)/
follow me http://twitter.com/aindapryl
add me https://www.facebook.com/andari.latief
Each month, join us as we highlight and discuss hot topics ranging from the future of higher education to wearable technology, best productivity hacks and secrets to hiring top talent. Upload your SlideShares, and share your expertise with the world!
Not sure what to share on SlideShare?
SlideShares that inform, inspire and educate attract the most views. Beyond that, ideas for what you can upload are limitless. We’ve selected a few popular examples to get your creative juices flowing.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratEldi Mardiansyah
Di dalamnya mencakup Presentasi tentang Pendampingan Individu 2 Pendidikan Guru Penggerak Aangkatan ke 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat tahun 2024 yang bertemakan Visi dan Prakarsa Perubahan pada SMP Negeri 4 Ciemas. Penulis adalah seorang Calon Guru Penggerak bernama Eldi Mardiansyah, seorang guru bahasa Inggris kelahiran Bogor.
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
Epidemiologi1 5
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16. Hubungan langsung proposional bercak per cm2 dg inok/ spora per cm2 Pada saat ini gejala menurun dengan pertambahnya spora Pada tipe B ini pertambahan spora tidak selalu di i kuti dengan pertambahan bercak/gejala A B
17. Dimana pertambahan spora mengakibatkan penurunan bercak, karena adanya antagonistisk D Type Synergistik spora membantu perkembangan Semakin tinggi spora maka bercak semakin banyak C
18.
19. Backer A. Norma distribusi Hubungan kepadatan inokulum dan keparahan penyakit menyebar normal B. True Logarithmic scale P ertambahan inokulum akan meningkatkan infeksi dalam skala log (perkembangan dengan cepat) C. Sinergi slope P ertambahan penyakit semakin cepat dengan adanya perubahan pertambahan kepadatan inokulum yang sedikit saja- karena ada sinergis D. Transitional scale Pertumbuhan penyakit mulai lambat, kapasitas inang berkurang, walaupun pertumbuhan inokulum tetap besar . ..HAP32ATEBLIT.EXE A. Norm distr. B. True logarithmic scale C. sinergistic slope D. Transitional scale
20.
21.
22. Model Konservatif Yang diusulkan Vanderplank (1963) Bunga Tunggal Monosiklik Bunga Majemuk Polisiklik Ada 5 model yang umum di gunakan Perkembangan Penyakit - Exponential - Monomolecular - Logistic - Gompertz - Linier Model Lain - Richard - Wiibull
23. Soilborne pathogens are usually monocyclic due to physical constraints--inoculum is not dispersed within the growing season. DSCI0060.AV I DSCI0061.AVI Verticillium wilt of strawberry
24. Some rust and smut fungi are monocyclic because their life cycles take a full season to complete. Oat smut Cedar-apple rust
25. Polycyclic pathogens have several secondary disease cycles each season. Oat stem rust Halo blight Soybean mosaic
26. Peningkatan penyakit pada populasi tanaman dapat dianalogkan dengan teori bunga bank (interest) Penyakit yang disebabkan patogen monosiklik dianalogikan dengan bunga tunggal , sedangkan penyakit yang disebabkan patogen polisiklik di analogikan sebagai bunga majemuk .
27. With simple interest, capital grows at a constant rate (the interest bearing capital remains unchanged) Bulan/tahun Jumlah Uang
28. With compound interest, invested capital grows at an increasing rate over time as the earned interest is reinvested. Bulan/tahun Jumlah uang
29. Formula matematika yang menggambarkan peningkatan bunga majemuk adalah sama formulanya pada biologi yang menggambarkan perkembangan exponential. Formula tersebut jga dapat diaplikasikan pada epedemik yang disebabkan oleh patogen polisiklik.
30. Peningkatan Penyakit Exponential Bunga Majemum-Patogen Polysiklik X = intensitas penyakit pada waktu t X 0 = initial disease/primary inoculum (at time t = 0) e = 2.73… ( base of natural log) r = tingkat perkembangan penyakit t = time period
32. Pada kenyataan, peningkatan penyakit polycyclic meningkat secara exponential hanya pada awal perkembangan epidemik (< 5% disease). Why do you think this is so?
35. Logistic Growth Bunga majemuk patogen polisiklik r = apparent infection rate t = time x 2 = proportion disease at t 2 x 1 = proportion disease at t 1
37. Model Mathematical pnyakit monosiklik r m = infection rate (monocyclic) t = time x 2 = proportion disease at t 2 x 1 = proportion disease at t 1
38. Perkmbangan late blight pada tanam kentang rentan (Hudson) dan resistant (Sebago) DAYS PROPORTION DISEASE Sebago r = 0.21 Hudson r = 0.43 10 20 30 40 50
39. Effect of different fungicide dosages on development of potato late blight. (Cultivar Russet Rural; weekly applications in kg/ha.) DAYS PROPORTION DISEASE 10 20 30 40 50 0.00 0.22 0.67 1.79 (Fry, W. E. Phytopathology 65:908)
40. Effect of different levels of weekly fungicide applications on Late Blight epidemics in plots of Russet Rural and Sebago potatoes. (Fry, W. E. Phytopathology 65:908)
41. Effects of fungicide dose on yield of Sebago and Russet Rural potatoes under conditions favorable for Late Blight. 0 0.5 1.0 Fungicide (kg/ha) 50 25 75 100 Yield % of max. Sebago Russet Rural (Fry, W. E. Phytopathology 65:908) Difference is approximately 0.25 kg/ha/week
42. Pada kultivar dengan resistensi tinggi membutuhkan fungisida lebih rendah untuk menghasilkan umbi kentang. If weekly applications of 1.75 kg/ha gave adequate control with Russet Rural, we could expect that 1.50 kg/ha would be sufficient for Sebago.
43.
44. Lettuce mosaic virus seed assay (cont.) 1.00% = X 0 (4447) 0.0002% = x 0 1 in 30,000 = 0.003%, so seed lots must have 0 in 30,000 to pass certification.
48. Disease Gradient: change of disease with distance from a source Pathogens: A- splash dispersed B- large spores, wind dispersed C- small spores, wind dispersed Disease
49. x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x Random Clustered (point source) Spatial patterns of disease x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x Clustered (line source)
50. Disease severity Yield loss (ton/ha) Southern leaf blight Powdery mildew Stem rust Yield loss models
51. Relationship of temperature and duration of leaf wetness to infection by ascospores of Venturia inequalis 10 20 30 40 10 15 20 25 Temperature (•C) Hours of continuous leaf wetness