SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
PENDIDIKAN FISIKA
NON REGULER 2010. . . . .
ENTROPI dan KEADAAN
   TAK SETIMBANG
PRINSIP PERTAMBAHAN
      ENTROPI
1.   QUROTUL NOVIDA B.     103184076
2.   SILVIA EKA NURIL P.   103184203
3.   RAHIL LA SALEH        103184209
4.   YULIANA
5.   MAS’ADAH              103184225
6.   RIFQI FACHRUDIN       103184233
ENTROPI DAN
KEADAAN TAK
  SETIMBANG


            PRINSIP
         PERTAMBAHAN
            ENTROPI
ENTROPI DAN KEADAAN
           TAK SETIMBANG



Proses yang menyangkut keterbalikan termal internal
adalah sebagai berikut. Sebatang penghantar termal
yang pada mulanya mempunyai distribusi temperatur
tak merata karena ujungnya bersentuhan dengan
tandon panas dan ujung yang lain bersentuhan
dengan tandon dingin, kita pisahkan dari tandon,
disekat secara termal, dan dijaga supaya tekanannya
tetap. Aliran internal kalor akan menjadikan barang
itu bertemperatur serba sama, tetapi transisinya
berlangsung dari keadaan awal yang tak setimbang
ke keadaan akhir yang setimbang.
ENTROPI DAN KEADAAN
                            TAK SETIMBANG
Tinjau batang yang
terdiri atas sejumlah        Tandon
                              Panas
                                                                 Tandon
                                                                 Dingin
tak terhingga                Pada T0                             Pada TL
potongan tipis
infinitisimal yang                            Ti = T0 -   .x
masing-masing            T         T0

temperatur awalnya
berbeda, tetapi
semuanya mempunyai
temperatur akhir                                          TL
yang sama. Bayangkan
semua potongan itu
tersekat satu sama                      x=0                x=L
lain dan dijaga supaya
tekanannya sama.                          Keadaan awal i
ENTROPI DAN KEADAAN TAK
               SETIMBANG
Cara     ini    mendefinisikan
proses isobar terbalikkan
yang       tak      berhingga
banyaknya, yang bisa dipakai     T
untuk membawa sistem dari
                                              Tf =


keadaan tak setimbang awal
ke keadaan setimbang akhir.
                                                     Tf


Perubahan entropi sebagai
sama dengan hasil integrasi
untuk        semua     proses
terbalikkan ini.
                                     x=0                  x=L


                                           Keadaan akhir f
dm = ρ A dx
    dengan ρ menyatakan kerapatan dan A luas
 penampangnya. Kapasitas kalor potongan ini adalah
                 cp = dm cp ρ A dx
  anggaplah distribusi temperatur awalnya linear,
sehingga potongan pada x memiliki temperatur awal.
                Ti + T0 -         x
ENTROPI DAN KEADAAN TAK
                SETIMBANG




Jika tidak ada kalor yang hilang dan, supaya
sederhana kita anggap, bahwa konduktivitas
termal, kerapatan, dan kapasitas kalor semua
potongan tersebut tetap, maka temperatur
akhirnya ialah
                   Tf =
ENTROPI DAN KEADAAN TAK
      SETIMBANG


         cp ρ A dx       = cp ρ A dx ln

                         = cp ρ A dx ln

                         = - cp ρ A dx ln
  Setelah diintegrasikan untuk seluruh panjang batang, kita dapatkan
  perubahan entropi totalnya,
          Σ ∆S = - cp ρ A                 dx

  yang setelah integrasi dilakukan *,
kemudian disederhanakan,maka
Σ ∆S = Cp ( 1 + ln Tf +              )
PRINSIP PERTAMBAHAN ENTROPI

Untuk menegakkan dalil yang dikenal sebagai prinsip
entropi maka kita cukup membatasi perhatian pada proses
adiabat saja karena telah kita lihat bahwa prinsip entropi
berlaku untuk semua proses yang menyangkut pemindahan
kalor tak terbalikkan. Untuk membuktikan prinsip entropi
ini dengan meninjau kasus khusus dari proses tak
terbalikkan adiabat diantara dua keadaan seimbang dari
suatu system.
1. Sistem ini memiliki tiga koordinat bebas T, X, dan X’.
    Keadaan awalnya digambarkan oleh
    titik i pada diagram.
PRINSIP PERTAMBAHAN ENTROPI




       perubahan entropinya adalah :
               ΔS = Sf – Si
PRINSIP PERTAMBAHAN ENTROPI

System dibuat mengalami proses adiabat terbalikkan f→k dalam arah
sedemikian sehingga temperaturnya sama dengan tendon yang kita
pilih misalnya saja T.Jika system disentuhkan pada tendon itu, maka
system   mengalami    proses    isotherm     terbalikkan   k→j   sehingga
entropinya sama dengan semula. Proses adiabat akhir j→I akan
membawa system ke keadaan awalnya. Perubahan entropi neto daur ini
nol dan hanya terjadi ketika dua proses i→f dan k→j berlangsung.
Akibatnya:
                         (Sf – Si) + (Sj– Sk)=0
Jika ΔS menyatakan perubahan entropi yang berkaitan dengan bagian
takterbalikkan dari daur (ΔS = Sf – Si), maka:
                               ΔS= Sk - Sj
2. Jika dianggap bahwa proses adiabat terbalikkan
semula terjadi tanpa perubahan entropi, kita bisa
membawa system itu kembali ke i melalui satu proses
adiabatic terbalikkan. Karena pemindahan kalor neto
dalam daur ini nol maka kerja netonya juga nol. Jadi
dalam kondisi ini, system dan lingkungannya dapat
dipuluhkan ke keadaan semula tanpa menimbulkan
perubahan apapun. Ini berarti proses semula
terbalikkan.   Karena    ini  bertentangan   dengan
pernyataan sewmula, entropi system harus berubah.
Jadi ΔS ≥ 0.
PRINSIP PERTAMBAHAN ENTROPI


3. Andaikan system tidak homogen dan temperature maupun
tekanannya tidak serba sama, dan ia harus mengalami proses
adaibatik terbalikkan. Jika dianggap system ini bisa dibagi-bagi
menjadi beberapa bagian dan kita bisa menentukan
temperature, tekanan, komposisi, dan seterusnya yang tertentu
untuk masing-masing bagian sehingga setiap bagian memiliki
entropi tertentu yang bergantung koordinatnya, maka dapat
didefinisikan entropi system keseluruhan sebagai jumlah dari
entropi masing-masing bagian. Jika sekarang f dianggap bahwa
masing-masing bagian kembali ke keadaan semula dengan proses
terbalikkan seperti yang diterangkan dalam (1), dengan memakai
tendon yang sama untuk masing-masing bagian, maka ΔS≥0
Satu-satunya pemindahan QR dalam proses ini terjadi
selama proses isotherm k→j dengan:
                      QR= T(Sj– Sk)
Jumlah kerja neto W (neto) telah dilakukan dalam satu
daur dengan W (neto) = QR.
         QR ≤ 0 dan T(Sj– Sk) ≤ 0. Akhirnya ΔS≥0
PRINSIP PERTAMBAHAN ENTROPI



Perlu ditekankan diambil dua anggapan yaitu:
1. Entropi system boleh didefinisikan dengan cara
membagi system menjadi bagian-bagiannya dan
menjumlah semua entropi dari bagian system ini
2. Proses terbalikkan bisa diperoleh atau campuran
dapat dipisahkan kembali serta reaksi dapat
berlangsung dalam arah yang berlawanan.
PRINSIP PERTAMBAHAN ENTROPI



4. Ditinjau sekumpulan system dan tendon yang ada dalam
selubung adiabat. Semua pemindahan kalor yang menyangkut
perbedaan temperature yang berhingga berhubungan dengan
pertambahan entropi neto, dan semua proses adiabat yang
menyangkut perubahan keadaan takterbalikkan, pencampuran,
reaksi kimia dan seterusnya juga disertai dengan pertambahan
entropi. Selubung adiabat merupakan semesta karena meliputi
semua system dan tendon yang beranteraksi selama proses yang
ditinjau itu berlangsung. Jadi, kelakuan entropi semesta sebagai
hasil proses jenis apapun sekarang dapat dinyatakan dalam
bentuk singat berikut :
ΔS≥0
PRINSIP PERTAMBAHAN ENTROPI



           ΔS≥0
 Tanda samadengan mengacu pada
 proses terbalikkan dan tanda
 taksamaan mengacu pada proses
 terbalikkan.
Entropi Tak Setimbang

More Related Content

What's hot

Pembuatan alat praktikum momen gaya (torsi)
Pembuatan alat praktikum momen gaya (torsi)Pembuatan alat praktikum momen gaya (torsi)
Pembuatan alat praktikum momen gaya (torsi)Sulistiyo Wibowo
 
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balikPpt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balikwindyramadhani52
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoffumammuhammad27
 
silabus mata pelajaran fisika x 2013
silabus mata pelajaran fisika x 2013silabus mata pelajaran fisika x 2013
silabus mata pelajaran fisika x 2013Imam Wahyudi
 
Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2keynahkhun
 
2. rpp dan penilaian kd 3.3 fluida statis tekanan hidrostatis
2. rpp dan penilaian kd 3.3  fluida statis tekanan hidrostatis2. rpp dan penilaian kd 3.3  fluida statis tekanan hidrostatis
2. rpp dan penilaian kd 3.3 fluida statis tekanan hidrostatisika kusmiyati
 
Model-model Energi dalam Zat Padat
Model-model Energi dalam Zat PadatModel-model Energi dalam Zat Padat
Model-model Energi dalam Zat PadatRisdawati Hutabarat
 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantumHana Dango
 
Persamaan schroedinger bebas waktu
Persamaan schroedinger bebas waktuPersamaan schroedinger bebas waktu
Persamaan schroedinger bebas waktuFani Diamanti
 
Ukbm 3.10. 2 gelombang cahaya
Ukbm 3.10. 2 gelombang cahayaUkbm 3.10. 2 gelombang cahaya
Ukbm 3.10. 2 gelombang cahayaradar radius
 
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohmLaporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohmNurul Hanifah
 

What's hot (20)

Fisika Zat Padat
Fisika Zat PadatFisika Zat Padat
Fisika Zat Padat
 
Termodinamika modul
Termodinamika modulTermodinamika modul
Termodinamika modul
 
Pembuatan alat praktikum momen gaya (torsi)
Pembuatan alat praktikum momen gaya (torsi)Pembuatan alat praktikum momen gaya (torsi)
Pembuatan alat praktikum momen gaya (torsi)
 
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balikPpt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
 
Mengenai persamaan kajian dari termodinamika dan fisika statistika yakni term...
Mengenai persamaan kajian dari termodinamika dan fisika statistika yakni term...Mengenai persamaan kajian dari termodinamika dan fisika statistika yakni term...
Mengenai persamaan kajian dari termodinamika dan fisika statistika yakni term...
 
silabus mata pelajaran fisika x 2013
silabus mata pelajaran fisika x 2013silabus mata pelajaran fisika x 2013
silabus mata pelajaran fisika x 2013
 
Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2
 
2. rpp dan penilaian kd 3.3 fluida statis tekanan hidrostatis
2. rpp dan penilaian kd 3.3  fluida statis tekanan hidrostatis2. rpp dan penilaian kd 3.3  fluida statis tekanan hidrostatis
2. rpp dan penilaian kd 3.3 fluida statis tekanan hidrostatis
 
Fisika Statistik
Fisika StatistikFisika Statistik
Fisika Statistik
 
JURNAL OSILOSKOP
JURNAL OSILOSKOPJURNAL OSILOSKOP
JURNAL OSILOSKOP
 
Model-model Energi dalam Zat Padat
Model-model Energi dalam Zat PadatModel-model Energi dalam Zat Padat
Model-model Energi dalam Zat Padat
 
Mekanika Lagrange
Mekanika LagrangeMekanika Lagrange
Mekanika Lagrange
 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantum
 
Persamaan schroedinger bebas waktu
Persamaan schroedinger bebas waktuPersamaan schroedinger bebas waktu
Persamaan schroedinger bebas waktu
 
Ukbm 3.10. 2 gelombang cahaya
Ukbm 3.10. 2 gelombang cahayaUkbm 3.10. 2 gelombang cahaya
Ukbm 3.10. 2 gelombang cahaya
 
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohmLaporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
 
Bandul Fisis (M5)
Bandul Fisis (M5)Bandul Fisis (M5)
Bandul Fisis (M5)
 
Fisika modern
Fisika modernFisika modern
Fisika modern
 
Kumpulan Materi Termodinamika
Kumpulan Materi TermodinamikaKumpulan Materi Termodinamika
Kumpulan Materi Termodinamika
 

Similar to Entropi Tak Setimbang

Termodinamika (12) a pendahuluan_hukum_kedua_termodinamika
Termodinamika (12) a pendahuluan_hukum_kedua_termodinamikaTermodinamika (12) a pendahuluan_hukum_kedua_termodinamika
Termodinamika (12) a pendahuluan_hukum_kedua_termodinamikajayamartha
 
Hukum termo iii(entropy).rina (1)
Hukum termo iii(entropy).rina (1)Hukum termo iii(entropy).rina (1)
Hukum termo iii(entropy).rina (1)Annie Fitriia
 
KIMIA FISIKA TERMODINAMIKA
KIMIA FISIKA TERMODINAMIKAKIMIA FISIKA TERMODINAMIKA
KIMIA FISIKA TERMODINAMIKASiti Avirda
 
Perpindahan panas (2)
Perpindahan panas (2)Perpindahan panas (2)
Perpindahan panas (2)Alen Pepa
 
Termodinamika & teori kinetik gas
Termodinamika & teori kinetik gasTermodinamika & teori kinetik gas
Termodinamika & teori kinetik gasNuRul Emi
 
Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)
Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)
Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)Chaed Al Habibah
 
02_Termodinamika.pptx
02_Termodinamika.pptx02_Termodinamika.pptx
02_Termodinamika.pptxSuperBoy35
 
Pengaruh kalor terhadap besaran termodinamis
Pengaruh kalor terhadap besaran termodinamisPengaruh kalor terhadap besaran termodinamis
Pengaruh kalor terhadap besaran termodinamisAndalia Ayu Putry
 
Penerapan hukum 2 termodinamika
Penerapan hukum 2 termodinamikaPenerapan hukum 2 termodinamika
Penerapan hukum 2 termodinamikaFKIP UHO
 
Compressible Flow
Compressible FlowCompressible Flow
Compressible Flowaladidwi
 
Hukum termod-nol-dan-pertama-09
Hukum termod-nol-dan-pertama-09Hukum termod-nol-dan-pertama-09
Hukum termod-nol-dan-pertama-09Agustinus Wiyarno
 
Konsep temperatur
Konsep temperaturKonsep temperatur
Konsep temperaturFKIP UNHALU
 

Similar to Entropi Tak Setimbang (20)

Entropi (new)
Entropi (new)Entropi (new)
Entropi (new)
 
Entropi
EntropiEntropi
Entropi
 
Kelompok
KelompokKelompok
Kelompok
 
Termodinamika
Termodinamika  Termodinamika
Termodinamika
 
Termodinamika
TermodinamikaTermodinamika
Termodinamika
 
Termodinamika (12) a pendahuluan_hukum_kedua_termodinamika
Termodinamika (12) a pendahuluan_hukum_kedua_termodinamikaTermodinamika (12) a pendahuluan_hukum_kedua_termodinamika
Termodinamika (12) a pendahuluan_hukum_kedua_termodinamika
 
Hukum termo iii(entropy).rina (1)
Hukum termo iii(entropy).rina (1)Hukum termo iii(entropy).rina (1)
Hukum termo iii(entropy).rina (1)
 
KIMIA FISIKA TERMODINAMIKA
KIMIA FISIKA TERMODINAMIKAKIMIA FISIKA TERMODINAMIKA
KIMIA FISIKA TERMODINAMIKA
 
Perpindahan panas (2)
Perpindahan panas (2)Perpindahan panas (2)
Perpindahan panas (2)
 
Termodinamika & teori kinetik gas
Termodinamika & teori kinetik gasTermodinamika & teori kinetik gas
Termodinamika & teori kinetik gas
 
Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)
Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)
Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)
 
02_Termodinamika.pptx
02_Termodinamika.pptx02_Termodinamika.pptx
02_Termodinamika.pptx
 
Materi gas dan termodinamika
Materi gas dan termodinamikaMateri gas dan termodinamika
Materi gas dan termodinamika
 
Pengaruh kalor terhadap besaran termodinamis
Pengaruh kalor terhadap besaran termodinamisPengaruh kalor terhadap besaran termodinamis
Pengaruh kalor terhadap besaran termodinamis
 
Penerapan hukum 2 termodinamika
Penerapan hukum 2 termodinamikaPenerapan hukum 2 termodinamika
Penerapan hukum 2 termodinamika
 
MODUL 8.pptx
MODUL 8.pptxMODUL 8.pptx
MODUL 8.pptx
 
Compressible Flow
Compressible FlowCompressible Flow
Compressible Flow
 
Hukum termod-nol-dan-pertama-09
Hukum termod-nol-dan-pertama-09Hukum termod-nol-dan-pertama-09
Hukum termod-nol-dan-pertama-09
 
Konsep temperatur
Konsep temperaturKonsep temperatur
Konsep temperatur
 
Bab2
Bab2Bab2
Bab2
 

Entropi Tak Setimbang

  • 1.
  • 3. ENTROPI dan KEADAAN TAK SETIMBANG PRINSIP PERTAMBAHAN ENTROPI 1. QUROTUL NOVIDA B. 103184076 2. SILVIA EKA NURIL P. 103184203 3. RAHIL LA SALEH 103184209 4. YULIANA 5. MAS’ADAH 103184225 6. RIFQI FACHRUDIN 103184233
  • 4. ENTROPI DAN KEADAAN TAK SETIMBANG PRINSIP PERTAMBAHAN ENTROPI
  • 5. ENTROPI DAN KEADAAN TAK SETIMBANG Proses yang menyangkut keterbalikan termal internal adalah sebagai berikut. Sebatang penghantar termal yang pada mulanya mempunyai distribusi temperatur tak merata karena ujungnya bersentuhan dengan tandon panas dan ujung yang lain bersentuhan dengan tandon dingin, kita pisahkan dari tandon, disekat secara termal, dan dijaga supaya tekanannya tetap. Aliran internal kalor akan menjadikan barang itu bertemperatur serba sama, tetapi transisinya berlangsung dari keadaan awal yang tak setimbang ke keadaan akhir yang setimbang.
  • 6. ENTROPI DAN KEADAAN TAK SETIMBANG Tinjau batang yang terdiri atas sejumlah Tandon Panas Tandon Dingin tak terhingga Pada T0 Pada TL potongan tipis infinitisimal yang Ti = T0 - .x masing-masing T T0 temperatur awalnya berbeda, tetapi semuanya mempunyai temperatur akhir TL yang sama. Bayangkan semua potongan itu tersekat satu sama x=0 x=L lain dan dijaga supaya tekanannya sama. Keadaan awal i
  • 7. ENTROPI DAN KEADAAN TAK SETIMBANG Cara ini mendefinisikan proses isobar terbalikkan yang tak berhingga banyaknya, yang bisa dipakai T untuk membawa sistem dari Tf = keadaan tak setimbang awal ke keadaan setimbang akhir. Tf Perubahan entropi sebagai sama dengan hasil integrasi untuk semua proses terbalikkan ini. x=0 x=L Keadaan akhir f
  • 8. dm = ρ A dx dengan ρ menyatakan kerapatan dan A luas penampangnya. Kapasitas kalor potongan ini adalah cp = dm cp ρ A dx anggaplah distribusi temperatur awalnya linear, sehingga potongan pada x memiliki temperatur awal. Ti + T0 - x
  • 9. ENTROPI DAN KEADAAN TAK SETIMBANG Jika tidak ada kalor yang hilang dan, supaya sederhana kita anggap, bahwa konduktivitas termal, kerapatan, dan kapasitas kalor semua potongan tersebut tetap, maka temperatur akhirnya ialah Tf =
  • 10. ENTROPI DAN KEADAAN TAK SETIMBANG cp ρ A dx = cp ρ A dx ln = cp ρ A dx ln = - cp ρ A dx ln Setelah diintegrasikan untuk seluruh panjang batang, kita dapatkan perubahan entropi totalnya, Σ ∆S = - cp ρ A dx yang setelah integrasi dilakukan *,
  • 11. kemudian disederhanakan,maka Σ ∆S = Cp ( 1 + ln Tf + )
  • 12. PRINSIP PERTAMBAHAN ENTROPI Untuk menegakkan dalil yang dikenal sebagai prinsip entropi maka kita cukup membatasi perhatian pada proses adiabat saja karena telah kita lihat bahwa prinsip entropi berlaku untuk semua proses yang menyangkut pemindahan kalor tak terbalikkan. Untuk membuktikan prinsip entropi ini dengan meninjau kasus khusus dari proses tak terbalikkan adiabat diantara dua keadaan seimbang dari suatu system. 1. Sistem ini memiliki tiga koordinat bebas T, X, dan X’. Keadaan awalnya digambarkan oleh titik i pada diagram.
  • 13. PRINSIP PERTAMBAHAN ENTROPI perubahan entropinya adalah : ΔS = Sf – Si
  • 14. PRINSIP PERTAMBAHAN ENTROPI System dibuat mengalami proses adiabat terbalikkan f→k dalam arah sedemikian sehingga temperaturnya sama dengan tendon yang kita pilih misalnya saja T.Jika system disentuhkan pada tendon itu, maka system mengalami proses isotherm terbalikkan k→j sehingga entropinya sama dengan semula. Proses adiabat akhir j→I akan membawa system ke keadaan awalnya. Perubahan entropi neto daur ini nol dan hanya terjadi ketika dua proses i→f dan k→j berlangsung. Akibatnya: (Sf – Si) + (Sj– Sk)=0 Jika ΔS menyatakan perubahan entropi yang berkaitan dengan bagian takterbalikkan dari daur (ΔS = Sf – Si), maka: ΔS= Sk - Sj
  • 15. 2. Jika dianggap bahwa proses adiabat terbalikkan semula terjadi tanpa perubahan entropi, kita bisa membawa system itu kembali ke i melalui satu proses adiabatic terbalikkan. Karena pemindahan kalor neto dalam daur ini nol maka kerja netonya juga nol. Jadi dalam kondisi ini, system dan lingkungannya dapat dipuluhkan ke keadaan semula tanpa menimbulkan perubahan apapun. Ini berarti proses semula terbalikkan. Karena ini bertentangan dengan pernyataan sewmula, entropi system harus berubah. Jadi ΔS ≥ 0.
  • 16. PRINSIP PERTAMBAHAN ENTROPI 3. Andaikan system tidak homogen dan temperature maupun tekanannya tidak serba sama, dan ia harus mengalami proses adaibatik terbalikkan. Jika dianggap system ini bisa dibagi-bagi menjadi beberapa bagian dan kita bisa menentukan temperature, tekanan, komposisi, dan seterusnya yang tertentu untuk masing-masing bagian sehingga setiap bagian memiliki entropi tertentu yang bergantung koordinatnya, maka dapat didefinisikan entropi system keseluruhan sebagai jumlah dari entropi masing-masing bagian. Jika sekarang f dianggap bahwa masing-masing bagian kembali ke keadaan semula dengan proses terbalikkan seperti yang diterangkan dalam (1), dengan memakai tendon yang sama untuk masing-masing bagian, maka ΔS≥0
  • 17. Satu-satunya pemindahan QR dalam proses ini terjadi selama proses isotherm k→j dengan: QR= T(Sj– Sk) Jumlah kerja neto W (neto) telah dilakukan dalam satu daur dengan W (neto) = QR. QR ≤ 0 dan T(Sj– Sk) ≤ 0. Akhirnya ΔS≥0
  • 18. PRINSIP PERTAMBAHAN ENTROPI Perlu ditekankan diambil dua anggapan yaitu: 1. Entropi system boleh didefinisikan dengan cara membagi system menjadi bagian-bagiannya dan menjumlah semua entropi dari bagian system ini 2. Proses terbalikkan bisa diperoleh atau campuran dapat dipisahkan kembali serta reaksi dapat berlangsung dalam arah yang berlawanan.
  • 19. PRINSIP PERTAMBAHAN ENTROPI 4. Ditinjau sekumpulan system dan tendon yang ada dalam selubung adiabat. Semua pemindahan kalor yang menyangkut perbedaan temperature yang berhingga berhubungan dengan pertambahan entropi neto, dan semua proses adiabat yang menyangkut perubahan keadaan takterbalikkan, pencampuran, reaksi kimia dan seterusnya juga disertai dengan pertambahan entropi. Selubung adiabat merupakan semesta karena meliputi semua system dan tendon yang beranteraksi selama proses yang ditinjau itu berlangsung. Jadi, kelakuan entropi semesta sebagai hasil proses jenis apapun sekarang dapat dinyatakan dalam bentuk singat berikut : ΔS≥0
  • 20. PRINSIP PERTAMBAHAN ENTROPI ΔS≥0 Tanda samadengan mengacu pada proses terbalikkan dan tanda taksamaan mengacu pada proses terbalikkan.