Ekonomi Islam merupakan sistem ekonomi yang berdasarkan aturan dan prinsip-prinsip Islam. Prinsip-prinsipnya meliputi pemilikan pribadi dalam batas tertentu, kerjasama sebagai penggerak utama, dan larangan riba. Sistem ini mengatur zakat, infaq, sedekah, dan wakaf sebagai sarana redistribusi kekayaan untuk kesejahteraan umat.
1. EKONOMI ISLAM
Di susun oleh:
-Satrio Dwi Nugroho A
-Trah Nugroho
-Yuditami Iressa F
Kelas :
1Gedung 2 Pagi
2. Pengertian Ekonomi Islam
Ekonomi islam ialah perilaku ekonomi
manusia yang berdasarkan aturan Islam
dan di dasari dengan tauhid.
Bekerja merupakan suatu kewajiban kerana
Allah swt memerintahkannya,
sebagaimana firman-Nya dalam surat At
Taubah ayat 105:
“Dan katakanlah, bekerjalah kamu,
karena Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang
yang beriman akan melihat
pekerjaan itu.”
3. Tujuan Ekonomi Islam
Segala aturan yang diturunkan Allah swt dalam
sistem Islam mengarah pada tercapainya
kebaikan, kesejahteraan, keutamaan, serta
menghapuskan kejahatan, kesengsaraan, dan
kerugian pada seluruh ciptaan-Nya.Demikian
pula dalam hal ekonomi, tujuannya adalah
membantu manusia mencapai kemenangan di
dunia dan di akhirat.
4. Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam
• Berbagai sumber daya dipandang sebagai pemberian atau
anugerah dari Allah swt kepada manusia.
• Islam mengakui pemilikan peribadi dalam batas-batas
tertentu.
• Kekuatan penggerak utama ekonomi Islam adalah kerjasama.
• Ekonomi Islam menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang
dikuasai oleh segelintir orang saja.
• Ekonomi Islam menjamin pemilikan masyarakat dan
penggunaannya direncanakan untuk kepentingan banyak
orang.
• Seorang muslim harus takut kepada Allah swt dan hari
penentuan di akhirat nanti.
• Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi
batas (nisab)
• Islam melarang riba dalam segala bentuk.
5. Zakat, Infaq, Sedekah dan Wakaf
1. ZAKAT
Menurut istilah Agama Islam zakat
adalah ukuran/kadar harta tertentu yang harus
dikeluarkan oleh pemiliknya untuk diserahkan
kepada golongan/orang-orang yang berhak
menerimanya dengan syarat-syarat tertentu. Jadi
seorang muslim yang telah memiliki harta dengan
jumlah tertentu (nisab) sesuai dengan ketentuan
dan waktu tertentu (haul), wajib mengeluarkan
zakatnya. Oleh sebab itu Hukum dari
melaksanakan zakat adalah Fardhu Ain (wajib bagi
setiap orang) bagi oarang yang mampu.
6. Tujuan zakat adalah sebagaimana firman Allah dalam surat at-
Taubah ayat 103 :
خُذْ مِنْ اَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تطَُ ه رُ هُمْ وَتزَُ كيْهِمْ بهَا وَصَ ل
عَلَيْهِمْ اِنَّ صَلَوتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْ وَلهُ ُ سَمِيْ عَ لِيْمٌ
) )التوبة: ١٠٣
Artinya :
Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan
danmenyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketentraman jiwa
bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.
Jadi tujuan Allah memerintahkan umat Islam untuk membayar
zakat adalah agar harta yang dimilikinya menjadi bersih dan
suci.
8. ZAKAT FITRAH
Zakat Fitrah merupakan salah satu bagian dari zakat,
dimana kewajibannya dibebankan kepada semua
orang yang beragama Islam, baik yang baru lahir
sampai yang sakaratul maut.
Ketentuan bagi orang yang wajib membayar zakat
fitrah (Muzaki) adalah :
a. Orang tersebut beragama Islam
b. Orang tersebut, ketika sebelum matahari terbit
pada Hari Raya Idul Fitri masih hidup (yang baru
lahir maupun dalam sakaratul maut)
c. Orang tersebut pada waktu itu mampu menafkahi
dirinya dan keluarganya
d. Orang yang tidak berada di bawah tanggung jawab
orang lain
9. Sekarang kita pelajari apakah yang dapat kita
berikan dalam zakat fitrah ini?
Berikut hadis Rasulullah mengenai hal ini :
عَنِ ابْنِ عُمَرَاَنَّ رَسُوْلُ لهُ ِ صَلَّى لهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرَضَ زَكَ ا ةَ الْفِطْرِ مِنْ
رَمَضَانَ عَلَى النَّاسِ صَا عًامِنْ تَمَرٍاَوْصَ اعًامِنْ شَعِيْرٍ عَلَى كُ ل حُ ر اَوْ
عَبْدٍ ذَكِرٍاَوْانُْثَى مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ )رواه البخا رى ومسلم(
Artinya :
Dari Ibnu Umar bahwasannya, Rasulullah saw.
mewajibkan zakat fitrah pada bulan Ramadlan
kepada semua orang Islam, orang yang merdeka,
atau hamba sahaya laki-laki atau perempuan,
sebanyak 1 sha’(3,1 liter) kurma atau
gandum.(HR.Muslim:1635)
10. ZAKAT MAAL
Zakat maal yaitu kewajiban umat Islam yang memiliki harta
benda tertetu untuk memberikan kepada yang berhak sesuai
dengan ketentuan nisab (ukuran banyaknya) dan dalam
jangka waktu tertentu.
Perhatikan firman Allah swt. berikut, yang termuat dalam al-
Quran surat at-Taubah/9 : ayat 103.
) خُذْ مِنْ اَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تطَُ هرُ هُمْ وَتزَُ كيْهِمْ بِهَا ...)التوبة: ١٠٣
Artinya :
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, untuk
membersihkan dan mensucikan mereka ( Q.S at.Taubah/9 :
Ayat 103 )
11. Harta benda yag wajib dizakati adalah :
1) Binatang ternak ( zakat An’am )
Binatang ternak yang wajib dizakati adalah :
a) Unta
Jumlah paling sedikit yang harus dizakati bagi
yang memiliki unta adalah 5 unta dan kelipatannya
dengan zakat seekor kambing dan kelipatannya.
b) Sapi/Kerbau
Jumlah minimal seseorang wajib mengeluarkan
zakat sapi/kerbau yang kepemilikannya lebih dari 1
tahun adalah 30 sapi, maka wajib mengeluarkan
zakat 1 ekor sapi/kerbau usia 1 tahun.
12. c) Kambing/domba
Jumlah minimal kepemilikan kambing yang harus
dizakati adalah 40 ekor dengan zakat 1 ekor
kambing dengan usia 2 tahun lebih atau domba
dengan usia 1.
d) Unggas
Untuk ketentuan zakat unggas ini disamakan
dengan batas nisab emas yaitu 93,6 gram. Jika
harga emas Rp. 65.000/gram maka emas 93,6 gr x
Rp. 65.000 = Rp. 6.084.000,00.
Apabila seseorang memiliki usaha unggas dalam
satu tahunnya memiliki keuntungan Rp.
6.084.000,00 maka yang bersangkutan telah wajib
membayar zakat 2,5 % dari total keuntungan
selama 1 tahun.
13. 2) Emas dan perak (zakat nuqud)
Emas yang dimaksud disini adalah emas yang disimpan
untuk kekayaan maka wajib dikeluarkan. Adapun
zakat yang harus dikeluarkan adalah 2,5 %. Nisab
barang mewah ini sebesar 93,6 gram.
3) Harta perniagaan/perusahaan/perdagangan (
Zakat Tijarah)
Nisab harta dagangan ini disamakan dengan kekayaan
emas seberat 93,6 gram, apabila seseorang dalam
berdagang selama satu tahun keuntungannya
minimal seharga emas 93,6 gram maka berdagang
apapun seseorang telah wajib mengeluarkan 2,5 %.
14. 4) Hasil pertanian dan perkebunan ( zakat
Zira’ah)
Zakat hasil pertanian dan perkebunan ini apabila
hasilnya minimal seharga emas 93,6 gram,
Apabila hasilnya lebih dari itu maka petani wajib
zakat dengan ketentuan.
• Apabila pertanian airnya alami (tadah hujan
) atau sumber yang didapatkan dengan tidak
mengeluarkan biaya maka zakatnya 20 %.
• Apabila pertanian atau perkebunan irigáisi dan
ada pengeluaran biaya untuk mendapatkan air
tersebut maka zakat yang harus dikeluarkan
adalan 5 %.
15. 5) Barang Temuan ( Zakat Rikaz)
Yang dimaksud barang temuan/ rikaz adalah
barang-barang berharga yang terpendam
peninggalan orang-orang terdahulu. Adapun
jumlah nisabnya seharga emas 93,6 gram.
Bagi seseorang yang menemukan emas maka
minimal nisabnya adalah 93,6 gram dan dizakati
20 % dari nilai emas tersebut.
16. Orang yang berhak menerima zakat dapat dirinci sebagai berikut
:
1) Fakir adalah orang yang tidak memiliki harta benda dan tidak
memiliki pekerjaan untuk mencarinya
2) Miskin adalah orang yang memiliki harta tetapi hanya
cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
3) Amil adalah orang yang mengelola pengumpulan dan
pembagian zakat
4) Muallaf adalah orang yang masih lemah imannya karena baru
mengenal dan menyatakan masuk Islam
5) Budak yaitu budak sahaya yang memiliki kesempatan untuk
merdeka tetapi tidak memiliki harta benda untuk
menebusnya.
6) Garim yaitu orang yang memiliki hutang banyak sedangkan
dia tidak bisa melunasinya.
7) Fisabilillah adalah orang-orang yang berjuang di jalan Allah
sedangkan dalam perjuangannya tidak mendapatkan gaji dari
siapapun
8) Ibnu Sabil yaitu orang yang kehabisan bekal dalam
perjalanan, sehingga sangat membutuhkan bantuan.
17. 2. INFAQ
Menurut terminologi syariat, infaq berarti
mengeluarkan sebagian dari harta atau
pendapatan/penghasilan untuk suatu kepentingan
yang diperintahkan ajaran Islam.
Artinya :“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan
(hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit,
dan orang-orang yang menahan amarahnya dan
mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai
orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS Ali
Imran 134)
18. 3. SEDEKAH
Sedekah diartikan sebagai pemberian seseorang
kepada orang lain secara sukarela sebagai kebaikan
dengan semata mengharap ridha Allah tanpa
dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu.
Namun demikian, hendaknya seseorang memerhatikan
kebutuhannyasendiri dan tidak berlebihan dalam
bersedekah. Dalam surah al-isra’ ayat 29, Allah
menjelaskan hal ini dengan sebuah perumpamaan,
“dan janganlah engkau jadikan tanganmu
terbelenggu pada lehermu dan jangan pula engkau
terlalu mengulurkannya (sangat pemurah)nanti
kamu menjadi tercela dan menyesal.”
19. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Bersedekah
• Harta yang disedekahkan bukan berupa barang yang haram, baik haram
karena zat barangnya, seperti daging babi dan minuman keras, maupun
haram karena diperoleh dengan cara yang tidak halal.
• Barang yang akan disedekahkan hendaknya berkualitas baik. Sengaja
memilih barang-barang yang jelek atau rusak untuk disedekahkan
hukumnya makhruh.
• Hendaknya menghindari hal-hal yang dapat membatalkan sedekah. Hal –hal
tersebut dijelaskan dalam surah Al-baqarah ayat 264, ”wahai orang-orang
yang beriman janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya
dan menyakiti (perasaaan penerima)”
• Memberikan sedekah dengan ikhlas semata-mata mengharap pahala dan
keridaan Allah.
• Harta yang di sedekahkan hendaknya berupa barang-barang yang tidak
mudah rusak dan dapat terus bermanfaat untuk waktu yang lama. Hal yang
demikian disebut sadaqah jariyyah (sedekah yang pahalanya mengalir terus).
Artinya, selama benda tersebut masih memberikan manfaat kepada orang
lain, selama itu pula orang yang bersedekah akan terus mendapatkan pahala.
20. 4. WAKAF
Wakaf ialah perbuatan yang dilakukan oleh wakif
(pihak yang melakukan wakaf) untuk
menyerahkan sebagian atau seluruh hartanya
untuk kepentingan ibadah dan kesejahteraan
masyarakat untuk selama – lamanya.
21. Macam-macam Wakaf
Wakaf dapat dibagi menjadi dua macam:
1) Wakaf Ahli
Yaitu wakaf yang ditujukan kepada orang-orang
tertentu, seseorang atau lebih, keluarga si wakif
atau bukan.Wakaf seperti ini juga disebut dengan
wakaf Dzum.
2) Wakaf Khairi
Yaitu wakaf yang secara tegas untuk
kepentingan agama (keagamaan) atau
kemasyarakatan (kebajikan umum).Seperti wakaf
yang diserahkan untuk keperluan pembangunan
masjid, sekolah, jembatan, rumah sakit, panti
asuhan anak yatim dan sebagainya.