SlideShare a Scribd company logo
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon and infographics & images by Freepik
PENGANTAR
FILSAFAT ILMU
DOSEN PENGAMPU : Dr. Sigit Sardjono, M.S.
TAHUN AJARAN 2022
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PRODI MANAJEMEN
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
DISUSUN OLEH : 1212100091 Saddam Hosen
1212100099 Raffi Aqil M
1212100109 Rizky Amelia H.
PENDAHULUAN
Filsafat ilmu ialah bagian filsafat yang mengkaji hakikat ilmu, atau ilmu yang membahas
landasan ilmu secara filsafat (Mansur 2018:40). Widyawati (2013:94) berpendapat bahwa, “peran
Filsafat Ilmu adalah untuk menjelaskan hakikat ilmu yang mempunyai banyak keterbatasan,
sehingga dapat diperoleh pemahaman yang padu mengenai berbagai fenomena alam yang
telah menjadi objek ilmu itu sendiri, selain itu filsafat ilmu juga dapat melatih cara berfikir
menjadi lebih kritis”. Atmaja (2020:20) menegaskan, “peran Filsafat Ilmu sangat penting untuk
memberikan Batasan secara realistis dan logis untuk mengembangkan ilmu pengetahuan agar
tidak merugikan manusia, alam, dan lingkungan”. Pemahaman mendasar mengenai Filsafat
Ilmu diharapkan akan berguna untuk memberi arah dan dasar dalam menentukan kebijakan-
kebijakan yang mengatur kepentingan masyarakat secara umum, maupun yang berkaitan
dengan pengembangan ilmu pengetahuan di masa mendatang (Astuti 2020:3).
DAFTAR
ISI
TUGAS 1
ILMU, FILSAFAT DAN TEOLOGI
TUGAS 2
ILMU DAN FILSAFAT
(BEDA FILSAFAT DAN ILMU, BIDANG KAJIAN DAN HUBUNGAN
TUGAS 3
PERLUNYA MAHASISWA BELAJAR FILSAFAT
TUGAS 4
PENGETAHUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
( SLIDE 5-13 )
( SLIDE 14-23 )
( SLIDE 24-37 )
( SLIDE 18-52)
COVER
PENDAHULUAN
( SLIDE 1 )
( SLIDE 2 )
DAFTAR ISI
( SLIDE 3-4 )
DAFTAR
ISI
TUGAS 8
FILSAFAT KEBENARAN
TUGAS 7
IKHTISAR SEJARAH PEMIKIRAN FILSAFAT
TUGAS 10
BAB 2 - PENGETAHUAN ILMU FILSAFAT
TUGAS 11
FILSAFAT PANCASILA
TUGAS 9
KEBERADAAN MANUSIA DILIHAT DARI SISI FILSAFAT
TUGAS 6
LATIHAN SOAL
( SLIDE 66-68 )
( SLIDE 69-85 )
( SLIDE 86-97 )
( SLIDE 98-112 )
( SLIDE 113-131 )
( SLIDE 132-163 )
TUGAS 5
BAB 1- KEBERADAAN MANUSIA DILIHAT DARI SISI FILSAFAT
( SLIDE 53-65 )
BAB 1
ILMU, FILSAFAT DAN
TEOLOGI
1. MANUSIA
BERTANYA
Manusia selalu bertanya mengenai apa yang ada
disekitarnya. Dalam setiap pertanyaan yang ingin
diucapkan, manusia tentu berharap ada jawaban
yang didapat. Tidak jarang juga menggunakan
panca indera yang dimiliki untuk sekedar tau
apakah pertanyaan yang diucapkan dapat dijawab
oleh akal pikiran atau tidak. Contoh halnya saat
bertanya mengenai agama seperti tujuan
kehidupan, apa itu kehidupan dan kematian, serta
apa yang akan didapat setelah kematian. Dan
semua manusia dengan agama apapun akan
berfikir pertanyaan yang sama untuk mendapatkan
jawaban.
2. MANUSIA
BERFILSAFAT
• Manusia menggunakan akal budi dan pikirannya
untuk mencari tahu apa yang terjadi dan untuk
menjawab segala pertanyaan yang diucapkan. Dalam
proses pencari tahuan mengenai suatu hal ini bila
prosesnya memiliki ciri-ciri metodis, sistematis, dan cara
mendapatkannya dapat dipertanggung-jawabkan,
maka lahirlah ilmu pengetahuan.
• Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang disusun
metodis, sistematis dan koheren tentang suatu bidang
tertentu dari kenyataan, dan yang dapat digunakan
untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang
(pengetahuan) tersebut.
FILSAFAT
Filsafat adalah pengetahuan metodis, sistematis dan
koheren tentang seluruh kenyataan (realitas).
Filsafat merupakan refleksi rasional (fikir) atas
keseluruhan realitas untuk mencapai hakikat
(kebenaran) dan memperoleh hikmat (kebijaksanaan).
Tiap jenis abstraksi melahirkan satu jenis ilmu
pengetahuan dalam bangunan pengetahuan yang pada
waktu itu disebut filsafat:
Aras abstraksi pertama - fisika. Kita mulai
berfikir kalau kita mengamati.
Aras abstraksi kedua - matesis. Dalam proses
abstraksi selanjutnya, kita dapat melepaskan
diri dari materi yang kelihatan.
Aras abstraksi ketiga - teologi atau “filsafat pertama”.
Kita dapat meng-"abstrahere" dari semua materi dan
berfikir tentang seluruh kenyataan, tentang asal dan
tujuannya, tentang asas pembentukannya, dsb.
Secara singkat, filsafat mencakup “segalanya”. Filsafat
datang sebelum dan sesudah ilmu pengetahuan; disebut
“sebelum” karena semua ilmu pengetahuan khusus mulai
sebagai bagian dari filsafat dan disebut “sesudah” karena
ilmu pengetahuan khusus pasti menghadapi pertanyaan
tentang batas-batas dari kekhususannya.
3. MANUSIA
BERTEOLOGI
Teologi adalah : pengetahuan
metodis, sistematis dan koheren
tentang seluruh kenyataan
berdasarkan iman. Secara sederhana,
iman dapat didefinisikan sebagai
sikap manusia dihadapan
Tuhan(Allah).
Yang mutlak dan Yang kudus, yang diakui
sebagai Sumber segala kehidupan di alam
semesta ini. Iman itu ada dalam diri
seseorang antara lain melalui Pendidikan,
tetapi dapat juga melalui usaha sendiri
Iman seseorang terwujud dalam sikap,
perilaku dan perbuatannya, terhadap
sesamanya dan terhadap lingkungan
hidupnya.
Sebagai ilmu, teologi merefleksikan
hubungan Allah dan manusia.
Manusia berteologi karena ingin
memahami imannya dengan cara
lebih baik, dan ingin
mempertanggungjawabkannya.
4. Obyek material dan
obyek formal
Ilmu filsafat memiliki obyek material dan obyek
formal.
• Obyek material adalah apa yang dipelajari dan
dikupas sebagai bahan (materi) pembicaraan
• Obyek formal adalah cara pendekatan yang
dipakai atas obyek material, yang sedemikian
khas sehingga mencirikan atau mengkhususkan
bidang kegiatan yang bersangkutan.
Dalam filsafat, ada filsafat pengetahuan. "Segala
manusia ingin mengetahui", itu kalimat pertama
Aristoteles dalam Metaphysica. Tugas filsafat ini
adalah menyoroti gejala itu berdasarkan sebab-
musabab pertamanya. Filsafat menggali
"kebenaran”, "kepastian“, "obyektivitas“,
"abstraksi", "intuisi", dari mana asal pengetahuan
dan kemana arah pengetahuan.
5. Cabang-cabang
filsafat
Filsafat tentang pengetahuan:
obyek material: pengetahuan ("episteme")dan
kebenaran Epistemologi, logika, kritik ilmu-ilmu.
Filsafat tentang seluruh keseluruhan kenyataan:
obyek material : eksistensi (keberadaan) dan esensi
(hakekat) metafisika umum (ontologi), metafisika
khusus: antropologi (tentang manusia), kosmologi
(tentang alam semesta), teodise (tentang tuhan).
Filsafat tentang nilai-nilai yang terdapat dalam
sebuah tindakan: obyek material : kebaikan dan
keindahan etika, estetika.
Sejarah Filsafat
Dari beberapa pemaparan mengenai filsafat tentang
pengetahuan. Dipertanyakan: Apa itu pengetahuan?
Dari mana asalnya? Apa ada kepastian dalam
pengetahuan, atau semua hanya hipotesis atau dugaan
belaka?
Ada banyak ilmu, ada pohon ilmu-ilmu, yaitu tentang
bagaimana ilmu yang satu berkait dengan ilmu lain.
Disebut pohon karena dimengerti pastilah ada ibu (akar)
dari semua ilmu
Menurut cara pendekatannya, dalam filsafat dikenal ada
banyak aliran filsafat: eksistensialisme, fenomenologi,
nihilisme, materialism dan sebagainya.
ILMU DAN FILSAFAT
(BEDA FILSAFAT DAN ILMU,
BIDANG KAJIAN DAN HUBUNGAN)
BAB 2
By KELOMPOK 12
DOSEN PENGAMPU : Dr. Sigit Sardjono, M.S.
Ilmu merupakan pengetahuan yang kita gumuli sejak bangku sekolah dasar sampai
pendidikan lajutan seperti perguruan ringgi. Derfilsafat tentang ilmu berarti kita
berterusterang kepada diri kita sendiri. Demikian juga berfilsafat berarti berendah
hati mengevaluasi segenap pengetahuan yang telah kita ketahui
PENGERTIAN FILSAFAT
Pengetahuan dimulal dengan rasa Ingin tahu, kepastian dimulai dengan rasa ragu-ragu dan
filsafat dimulai dengan kedua-duanya. Berfilsafat didorong untuk mengetahui apa yang telah
kita ketahui dan apa yang kita belum tahu.
APAKAH FILSAFAT ?
Seorang yang berfilsafat dapat diumpamakan sebagai seorang yang berpijak di bumi dan menengadan
ke bintang-bintang. Dia ingin mengetahui hakekat dirinya dalam kesemestaan galaksi Atau seorang,
yang berdiri di puncak tinggi, memandang ke ngarai dan lembah di bawahnya. Kerakteristik berfikir
filsafat yang pertama adalah sifat menyeluruh.
Tujuan berfikir secara kefilsafatan memang memancing keberangan tersebut, namun bukan berang
kepada orang lain, melainkan berang terhadap diri sendiri dan bertenggang rasa terhadap orang lain.
FILSAFAT
PENDUKUNG PENGETAHUAN
Filsafat, meminjam pemikiran Will Durant, dapat diibaratkan pasukan marinir yang merebut pantai untuk pendaratan
pasukan infranteri. pasukan infranteri ini adalah berbagai pengetahuan yang di antaranya adalah ilmu. Filsafatlah yang
memenangkan tempat berpijak bagi kegiatan keilmuan. Setelah itu ilmulah yang membelah gunung dan meramban hutan,
yang dapat diandalkan. Setelah penyerahan dilakukan maya filsafatpun pergi. Dia kembali menjelajah laut lepas,
berspekulasi dan meneratas.
Dalam perkembangan filsafat menjadi ilmu terdapat taraf peralihan. Dalam taraf peralihan ini maka bidang penjelajahan
filsafat menjadi lebih sempit, tidak lagi menyeluruh melainkan sektoral.
CABANG-CABANG
FILSAFAT
Kulima cabang utama ini kemudian berkembang lagi menjadi cabang-
cabang filsafat yang mempunyai bidang kajian yang lebih spesifik, di
antaranya filsafac ilmu Cabang-cabang yang sekarang dikenal sebagai
bidang yang mempunyai kajian formal ada pokoknya terdiri dari:
1. Epistemologi (Filsafat Pengetahuan)
2. Etika (Filsafat Moral)
3. Estetika (Filsafat Seni) .
4. Metasifika
5. Politik (Filsafat Pemerintahan)
6. Filsafat Agama
7. Filsafat Pendidikan
8. Filsafat Ilmu
9. Filsafat'llukum
10. Fils'afat Sejarah
11. Filsafat.Matematika
FILSAFAT ILMU
Filsafat ilmu merupakan bagian dari Epistemologi (Filsafat Pengetahuan) yang
secara spesifik mengkaji hakekat ilmu (pengetahuan ilmiah). Ilmu merupakan
cabang pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri tertentu. Meskipun secara
metodologis ilmu tidak membuat perbedaan antara ilmu-ilmu alam dengan
ilmu-ilmu sosial, namun karena permasalahan-permasalahan teknis yang bersifat
khas, maka filsafat ilmu ini seeing dibagi menjadi, filsafat ilmu-ilmu alam dan
filsafat ilmu-ilmu sosial.
Seseorang yang profesinya mendalami Biologi bila ditanya apakah yang menjadi bidang keahliannya, Mengapa bukan Ilmu Alam,
atau Ilmu-Ilmu Alam? potong penanya yang penasaran, «Ya tidak tabu», kata-nya, «sebab kenyataannya memang begitu,» «Bila
kenyataannya begitu,» sambung si ponanya,« mungapa Biologi tidak disebut ilmu pengetahuan hayat?» «sebab Ilmu Pengetahuan
Hayat itu tidak biasa.» jawab ahli biologi ini mulai tidak sabar, «Jadi», senyum penanya itu sambil meletakkan kertas Aslinya
«mengapa Ilmu Pengetahuan Alam itu tidak disebut ilmu Alam saja?» «sebab», simpul sang ahli biologi sambil meletakkan kartu
truf-nya, «Ilmu Pengetahuan Alam itu dibina oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia». Skenario yang hipotetis ini
menggambarkan kebingungan dalam penggunaan terminologi ilmu pengetahuan, Masalah ini menjadi lebih serius bila kita
membahas hakekat ilmu pengetahuan ini secara filsafati.
ILMU, ILMU PENGETAHUAN ATAU SAINS?
DASAR-DASAR PENGETAHUAN
Secara simbolik manusia memakan buah pengetahuan lawat Adam dan lawa dan setelah itu manusia
harus hidup berbekal pengotahuan ini dia mengetahui yang mana yang benar dan mana yang
salah, yang mana yang baik dan yang mana yang buruk, serta mana yang indah dan mana yang
jelek. Manusia adalah satu satunya mahluk yang mengembangkan pengetahuan secara sungguh-
sungguh. Binatang juga mempunyai pengetahuan, namun pengetahuan ini terbatas untuk kelangsungan
hidupnya seekor kera tahu, buah jambu yang mana yang enak. Seekor anak tikus tahu, kucing yang
manis yang ganas.
Semua itu pada hakekatnya, menyimpulkan bahwa manusia itu dalam hidupnya mempunyai tujuan
tertentu yang lebih tinggi dari sekedar mempertahankan kelangsungan hidupnya. Inilah yang
menyebabkan manusia mengcmbangkan pengetahuannya, dan pengetahuan ini jugalah yang
mendorong manusia menjadi mahluk yang bersifat khas di muka bumi. Ilahav yang mampu
mengkomunikasikan informasi dan jalan fikiran yang melatarbelakangi informaal tersebut seekor beruk
bisa saja memberikan informasi kepada kelompoknya bahwa ada segerombolan gorila datang
menyerang, namun bagaimana berkembang bahasanya, dia tidak mampu mengkomunikasikan kepada
beruk-beruk lainnya,jalan fikiran yang analitis mengenai gejala terse-but.
HAKEKAT PENALARAN
Penalaran merupakan suatu proses berfikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan.
Manusia pada hakekatnya merupakan mahluk yang berpikir, merasa, bersikap, dan bertindak. Sikap dan
tindakannya bersumber pada.pengetahuan yang didapatnya lewat kegiatan mcrasa atau berfikir.
Penalaran menghasilkan pengetahuan yang dikaitkan dengan kegiatan berfikir, dan bukan dengan
perasaan, meskipun seperti dikatakan pascal, hati pun memlaunyai logikanya tersendiri.
Ciri penalaran yang kedua adalah sifat analik dart proses berfikirnya. Penalaran merupakan suatu
kegiatan berfikir yang menyandar kan diri kepada suatu analisis, dan kerangka berfikir yang dipergunakan
untuk analisis tersebut adalah logika penalaran yang bersangkutan.
Penalaran yang akan dikaji dalam studi ini pada pokoknya adalah penalaran ilmiah, sebab usaha kita
dalam mengembangkan kekuatan penalaran merupakan bagian dart usaha untuk meningkatkan mutu
ilmu dan. teknologi. Penalaran ilmiah pada hakekatnya merupakan gabungan dari penalaran
deduktifdaninduktif, yang lebih lanjut masing-masing terkait dengan rasionalisme dan dengan emoirisme.
KRITERI KEBENARAN
Teori kobenaran yang didasarkan kepada kriteria tersebut di atas disebut teori koheren. Secara sederhana dapat disimpulkan
bahwa berdasarkan teori koheren suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten
dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Bila kita menganggap bahwa "Semua manusia pasti akan
mati" adalah suatu pernyataan yang benar, maka pernyataan bahwa" Si Polan adalah seorang manusia dan si Polan pasti
akan mati" adalah benar pula, sebab pgrhyataan kgdua adalah konaiaton dungan pgrnyataan yang pgrtama.
Teori lain adalah kebunaran yang berdasarkan kepada kriteria koresponden di mana eksponen utamanya adalah Bertrand
Russell . Maksudnya, jika seseorang mengatakan bahwa ‘Ibu kota Republik Indonesia adalah Jakarta’ maka pernyataan itu
adalah benar, sebab pernyataan itu berkorenponden dengan obyek yang bersifat faktural , yakni Jakarta yang memang
menjadi ibu kota Republik Indonesia.
MATERI 3
PERLUNYA MAHASISWA
BELAJAR FILSAFAT
By kelompok 12
PERKEMBANGAN FILSAFAT ILMU
Awal pemikiran filsafat dapat ditelusuri dari sejarah
para pemikiran sebelum masehi, namun yang mudah
dilacak yaitu sejak ada buah pemikiran dari Thales
(624-548 SM).
Thales mengembangkan filsafat alam kosmologi yang
mempertanyakan asal mula, sifat dasar, dan struktur
komposisi dari alam semesta, menurutnya semuanya
berasal dari air sebagai materi dasar kosmis
Sebagai ilmuwan ia mempelajari magnetisme dan
listrik yang merupakan pokok soal fisika.
Ia menegaskan bahwa filsuf adalah pecinta
pandangan tentang kebenaran atau vision of truth,
sedangkan filsafat merupakan pencarian yang bersifat
perekaan atau spekulatif terhadap pandangan
tentang seluruh kebenaran, sehingga filsafat Plato
disebut filsafat spekulatif
ALASAN PERLUNYA BELAJAR
Mahasiswa sebagai bagian dari sivitas akademika diharapkan memiliki penguasaan yang baik
atas bidang ilmu yang ditekuni untuk selanjutnya memanfaatkan ilmu tersebut, baik untuk
pengembangan kehidupan dirinya maupun kehidupan masyarakat pada umumnya.
Atas dasar itulah filsafat ilmu memiliki peranan penting dalam pembentukan kepribadian calon-
calon ilmuwan pada umumnya. Diharapkan dengan memahami Filsafat mahasiswa bisa lebih
berpikir secara mendalam, luas, kritis dan radikal.
Sebagai seorang mahasiswa kita harus mempelajari filsafat ilmu agar dapatmengembangkan
semangat toleransi dalam perbedaan pandangan, mampu membiasakan diri untuk bersikap
logis-rasional Opini & argumentasi, mampuberpikirsecaracermat dan tidak kenal lelah, serta
mampu membiasakan diri untuk bersikap kritis.
Contoh: seseorang yang berfilsafat selalu berpikir dan berusaha untuk menemukan hal-hal baru,
sehingga ditemukanlah alat-alat canggih itu semua berkat pengetahuan yang awalnya bermula
dari seseorang itu berfilsafat.
MANFAAT BELAJAR FILSAFAT
DALAM KEHIDUPAN
Filsafat adalah ilmu yang tak terbatas karena tidak hanya menyelidiki suatu bidang
tertentu dari realitas yang tertentu saja.Filsafat senantiasa mengajukan
pertanyaan tentang seluruh kenyataan yang ada. Filsafat pun selalu
mempersoalkan hakikat, prinsip, dan asas mengenai seluruh realitas yang ada,
bahkan apa saja yang dapat dipertanyakan, termasuk filsafat itu sendiri.
Manfaat lainfilsafat adalah didasarkan pada pengertian filsafat sebagai suatu integrasi
atau pengintegrasi sehingga dapat melakukan fungsi integrasi ilmu pengetahuan.
Sebagian besar orang hanya menyangkutkan apa yang paling dekat dan apa yang
paling dibutuhkannya pada saat dantempat tertentu
HAKEKAT FILSAFAT
Ada beberapa pendekatan yang dipilih manusia untuk
memahami, mengolah, dan menghayati dunia beserta
isinya. Pendekatan-pendekatan tersebut adalah filsafat,
ilmu pengetahuan, seni, dan agama. Filsafat adalah usaha
untuk memahami atau mengerti dunia dalam hal makna
dan nilai-nilainya. Bidang filsafat sangat luas dan mencakup
secara keseluruhan sejauh dapat dijangkau oleh pikiran.
Disebabkan oleh karena itulah filsafat merupakan pendekatan
yang menyeluruh terhadap kehidupan dan dunia. Suatu
bidang yang berhubungan erat dengan bidang-bidang pokok
pengalaman manusia. Filsafat berusaha untuk menyatukan
hasil-hasil ilmu danpemahamantentang moral, estetik, dan
agama. Para filsuf telah mencari suatu pandangan tentang
hidup secara terpadu, menemukan maknanya serta mencoba
memberikan suatu konsepsi yang beralasan tentang alam
semesta dantempat manusia di dalamnya.
MENGAPA HARUS
BELAJAR FILSAFAT?
Belajar
filsafatilmubagi
mahasiswasangat
penting, karena
beberapa manfaat
yang dapat dirasakan
antara lain :
Let's Get Started
Belajar filsafat ilmubagi
mahasiswa sangat
penting, karena
beberapa manfaat yang
dapat dirasakan, antara
lain :
Dapat membiasakan diri dalam
bersikap logis dan rasional
Mengajarkan cara berpikir cermat
dan tidak kenal lelah
Dapat memiliki pemahaman yg utuh
Mengenai ilmu dan memapu menggunakan
Sebagai landasan dalam proses
pembelajaran.
HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN
KEBUDAYAAN DAN LINGKUNGAN
1. Hubungan filsafat dengan kebudayaan
Kebudayaan adalah hasil budaya atau kebulatan
cipta (akal), rasa dan karsa (kehendak) manusia
yang hidup bermasyarakat. Antara manusia dan
masyarakat serta kebudayaan ada hubungan
yang erat.
2. Hubungan filsafat dengan lingkungan
Filsafat sebagai hasil budaya manusia juga
tidak lepas dari pengaruh alam sekitarnya.
Itulah sebabnya terdapat berbagai jenis
kefilsafatan tertentu yang mempunyai ciri-ciri
tersendiri.
3. Hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan
Yang dicari oleh filsafat adalah kebenaran. Kebenaran dalam
filsafat dan ilmu pengetahuan adalah kebenaran akal, sedang
kebenaran agama adalah kebenaran wahyu. . Terdapat
bermacam-macam agama, yang masingmasing
mengajarkankebenaran. Yang penting adalah bagaimana agar
aliran yang bermacam-macam dalam filsafat dan ilmu
pengetahuan itu tidak saling bertabrakan satu sama lain, tetapi
dapat saling membantu dan bekerja sama.
4. Hubungan filsafat dengan agama
Ilmu pengetahuan dan filsafat dapat membantu menyampaikan lebih
lanjut ajaran agama kepada manusia. Sebaliknya, agama dapat
membantu memberi jawaban terhadap problem yang tidak dapat
dijawab oleh ilmu pengetahuan dan filsafat.
MANFAAT FILSAFAT DALAM
KEHIDUPAN
Manfaat filsafat adalah didasarkan pada
pengertian filsafat sebagai suatu integrasi atau
pengintegrasi sehingga dapat melakukan fungsi
integrasi ilmu pengetahuan.
Filsafat memang abstrak, namun tidak berarti
filsafat sama sekali tidak bersangkut paut
dengan kehidupan sehari-hari yang kongkret.
Filsafat sanggup membantu manusia dengan
memberi pemahaman tentang apa itu artistic
dan elok dalam kearsitekturan sehingga nilai
keindahan yang diperoleh lewat pemahaman itu
akan menjadi patokan utama bagi pelaksanaan
pekerjaan pembangunan tersebut.
HAL HAL YG MENDORONG
BERFILSAFAT
Sepanjang sejarah kefilsafatan dikalangan filsuf terdapat 3 (tiga) hal yang mendorong
manusia untuk berfilsafat yaitu:
1. Kekaguman atau keheranan atau ketakjuban
2. Keraguan atau kegengsian
3. Kesadaran akan keterbatasan
Pada umumnya seorang filsuf mulai berfilsafat karena adanya rasa kagum atau adanya
heran dalam pikiran filsafat itu sendiri. Aristoteles mengatakan, pada mulanya manusia
takjub memandang benda-benda aneh disekitarnya, lama-kelamaan ketakjubannya
semakin terarah pada hal-hal yang lebih besar dan luas seperti: perubahan dan peredaran
bulan, matahari, bintang-bintang dan asal mula alam semesta.
Contoh: ketidakpuasan seseorang mencari tahu adakah planet lain selain bumi yang belum
ditempati membuat seseorang itu berfilsafat dan terus berusaha menyelidiki palnet-planet
luar angkasa, adakah yang seperti bumi tempat yang bisa di huni oleh manusia.
MANFAAT FILSAFAT SECARA UMUM
1. Filsafat membantu kita memahamisesuatu tidak
selalu tampak seperti apa adanya.
2. Filsafat membantu kita mengerti tentang diri kita
sendiri dan dunia kita.
3. Filsafat membuat kita lebih kritis. Mengajarkan
pada kita apa yg mungkin kita terima begitu saja
ternyata salah atau merupakan Sebagian dari
kebenaran.
4. Filsafat mengembangkan kemampuan kita dalam :
▪ Menalar secara jelas
▪ Membedakan argument yg baik dan buruk
▪ Menyampaikan pendapat secara jelas
▪ Melihat dan mempertimbangkan pendapat dan
pandangan yg berbeda.
MANFAAT FILSAFAT ILMU
SECARA KHUSUS
a. Sebagai alat mencari kebenaran dari segala
fenomena yang ada.
b. Mempertahankan, menunjang dan melawan atau
berdiri netral terhadap pandangan filsafat lainnya.
c. Memberikan pengertian tentang cara hidup,
pandangan hidup dan pandangan dunia. d.
Memberikan ajaran tentang moral dan etika yang
berguna dalam kehidupan.
d. Menjadi sumber inspirasi untuk kehidupan
e. Memberikan kebiasaan untuk memandang dalam
memecahkan persoalan dalam kehidupan sehari hari
f. Memberikan pandangan yg luas
GUNA FILSAFAT
Check the answers
GUNA FILSAFAT
Filsafat mempunyai kegunaan baik teoritis
maupun praktis. Dengan mempelajari filsafat,
orang 'akan bertambah pengetahuannya. la
dapat menyelidiki segala sesuatu lebih
mendalam dan lebih luas sehingga akan
sanggup menjawab semua pertanyaan secara
lebih mendalam dan luas pula.
Berdasarkan uraian tersebut maka filsafat
mempunyai kegunaan sebagai berikut:
1 Melatih diri untuk berpikir kritis dan runtut serta
menyusun hasil pikiran tersebut secara sistematis.
2 Membuat diri menjadimanusia yang penuh
toleransi dan tenggang rasa.
Menjadi alat yang berguna bagi manusia baik
untuk kepentingan pribadi maupun dalam
hubungannya dengan orang lain.
Menyadari akan kedudukan manusia baik sebagai
pribadi maupun dalam hubungannya dengan
orang lain, alam sekitar, dan Tuhan Yang Maha Esa
Menjadikan manusia lebih taat kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
3
4
5
FUNGSI FILSAFAT
Berdasarkan sejarah kelahirannya, filsafat mula-mula berfungsi sebagai induk
atau ibu ilmu pengetahuan. Sebelum ilmu pengetahuan lain ada, filsafat harus
menjawab segala macam persoalan tentang manusia, masyarakat, sosial
ekonomi, negara, kesehatan, dan lain sebagainya. Karena perkembangan
keadaan dan masyarakat, banyak problem yang kemudian tidak dapat dijawab
oleh filsafat.
Spesialisasi terjadi sedemikian rupa sehingga hubungan antara cabang dan
ranting ilmu pengetahuan sangat kompleks. Sehubungan dengan keadaan
tersebut maka filsafat dapat berfungsi sebagai interdisipliner sistem. Filsafat
dapat berfungsi menghubungkan ilmu-ilmu pengetahuan yang telah kompleks
tersebut. Filsafat dapat berfungsi sebagai tempat bertemunya berbagai
disiplin ilmu pengetahuan.
PENGETAHUAN
DAN ILMU
PENGETAHUAN
A.DEFINISI DAN JENIS PENGETAHUAN
Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu knowledge. Dalam Encyclopedia of
Phisolophy dijelaskan bahwa definisi pengetahuan adalah kepercayaan yang benar (knowledge is justified true belief).'
Sedangkan secara terminologi akan dikemukakan beberapa definisi tentang pengetahuan. Menurut Drs. Sidi Gazalba,
pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar,
insaf, mengerti, dan pandai. Pengetahuan itu adalah semua milik atau isi pikiran.2 Dengan demikian pengetahuan
merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu.
Dalam kamus filsafat dijelaskan bahwa pengetahuan (knowledge) adalah proses kehidupan yang diketahui manusia secara
Iangsung dari kesadarannya sendiri. Dalam peristiwa ini yang mengetahui (subjek) memiliki yang diketahui (objek) di
dalam dirinya sendiri sedemikian aktif sehingga yang menge¬tahui itu menyusun yang diketahui pada dirinya sendiri
dalam kesatuan aktif .
B. HAKIKAT DAN SUMBER PENGETAHUAN
Pengetahuan berkembang dari rasa ingin tahu, yang merupakan ciri khas manusia karena
manusia adalah satu-satunya makhluk yang mengembangkan pengetahuan secara
sungguh¬sungguh. Binatang juga mempunyai pengetahuan, namun pengetahuan ini terbatas
untuk kelangsungan hidupnya (survival).
Manusia mengembangkan pengetahuannya untuk mengatasi kebutuhan-kebutuhan
kelangsungan hidup ini. Dia memikirkan hal-hal barn, karena dia hidup bukan sekedar untuk
kelangsungan hidup, namun lebih dari itu.
1. JENIS PENGETAHUAN
A. REALISME
Teori ini mempunyai pandangan realistic terhadap alam. Pengetahuan menurut realisme adalah
gambaran atau kopi yang sebenarnya dari apa yang ada dalam alam nyata (dari fakta atau hakikat).
Pengetahuan atau gambaran yang ada dalam akal adalah kopi dari yang asli yang ada di luar akal.
Hal ini tidak ubahnya seperti gambaran yang terdapat dalam foto. Dengan demikian, realisme
berpendapat bahwa pengetahuan adalah benar dan tepat bila sesuai dengan kenyataan.
B. IDEALISME
Ajaran idealisme menegaskan bahwa untuk mendapatkan pengetahuan yang benar-benar sesuai
dengan kenyataan adalah mustahil. Pengetahuan adalah proses-proses mental atau proses
psikologis yang bersifat subjektif. Oleh karena itu, pengetahuan bagi seorang idealis hanya
merupakan gambaran subjektif dan bukan gambaran objektif tentang realitas. Subjektif dipandang
sebagai suatu yang mengetahui, yaitu dari orang yang membuat gambaran tersebut.
2. HAKIKAT PENGETAHUAN
A. EMPIRISME
Kata ini berasal dari kata Yunani empeirikos, artinya pengalaman. Menurut aliran ini
manusia memperoleh penge¬tahuan melalui pengalamannya. Dan bila dikembalikan
kepada kata Yunaninya, pengalaman yang dimaksud ialah pengalaman inderawi.
Dengan inderanya, manusia dapat mengatasi taraf hubungan yang semata-mata fisik dan
masuk ke dalam medan intensional, walaupun masih sangat sederhana. Indera
menghubungkan manusia dengan hal-hal konkret-material.
B. RASIONALISME
Aliran ini menyatakan bahwa akal adalah dasar kepastian pengetahuan. Pengetahuan yang benar diperoleh
dan diukur dengan akal. Manusia memperoleh pengetahuan melalui kegiatan menangkap objek.
Bagi aliran ini kekeliruan pada aliran empirisme yang disebabkan kelemahan alat indera dapat dikoreksi,
seandainya akal digunakan. Rasionalisme tidak mengingkari kegunaan indera dalam memperoleh
pengetahuan.
3.SUMBER PENGETAHUAN
C. INTUISI
Menurut Henry Bergson intuisi adalah hasil dari evolusi pemahaman yang tertinggi. Kemampuan ini mirip
dengan insting, tetapi berbeda dengan kesadaran dan kebebasannya. Pengembangan kemampuan ini
(intuisi) memerlukan suatu usaha. Ia juga mengatakan bahwa intuisi adalah suatu pengetahuan yang
langsung, yang mutlak dan bukan pengetahuan yang nisbi.
Menurutnya, intuisi mengatasi sifat lahiriah pengetahuan simbolis, yang pada dasarnya bersifat analisis,
menyeluruh, mutlak, dan tanpa dibantu oleh penggambaran secara simbolis. Karena itu, intuisi adalah
sarana untuk mengetahui secara langsung dan seketika.
D. WAHYU
Wahyu adalah pengetahuan yang disampaikan oleh Allah kepada manusia lewat perantaraan pars nabi. Para
nabi memperoleh pengetahuan dari Tuhan tanpa upaya, tanpa bersusah payah, tanpa memerlukan waktu
untuk memperolehnya. Pengetahuan mereka terjadi atas kehendak Tuhan semesta. Tuhan mensucikan jiwa
mereka dan diterangkan-Nya Pula jiwa mereka untuk memperoleh kebenaran dengan jalan wahyu.
Dari sejumlah pengertian yang ada, sering ditemukan kerancuan antara pengertian pengetahuan dan
ilmu. Kedua kata tersebut dianggap memiliki persamaan arti, bahkan ilmu dan pengetahuan
terkadang dirangkum menjadi kata majemuk yang mengandung arti tersendiri. Hal ini sering kita
jumpai dalam berbagai karangan yang membicarakan tentang ilmu pengetahuan. Namun jika kedua
kata itu berdiri sendiri-sendiri, akan tampak perbedaan antara keduanya.
Ilmu adalah suatu bentuk aktiva manusia yang dengan melakukannya umat manusia memperoleh
suatu pengetahuan dan senantiasa lebih lengkap dan lebih cermat tentang alam di masa lampau,
sekarang dan kemudian hari, serta suatu kemampuan yang meningkat untuk menyesuaikan dirinya
pada dan mengubah ling¬kungannya serta mengubah sifat-sifatnya sendiri.
Perbedaan antara ilmu dengan pengetahuan dapat ditelusuri dengan melihat perbedaan ciri-cirinya.
Herbert L. Searles memperlihatkan ciri-ciri tersebut sebagai berikut: "Kalau ilmu berbeda dengan
filsafat berdasarkan empiris, maka ilmu berbeda dari pengetahuan biasa karena ciri sistematisnya".
4. DEFINISI DAN JENIS PENGETAHUAN
Dalam kamus filsafat dijelaskan bahwa pengetahuan (knowledge) adalah proses kehidupan yang
diketahui manusia secara Iangsung dari kesadarannya sendiri. Dalam peristiwa ini yang mengetahui
(subjek) memiliki yang diketahui (objek) di dalam dirinya sendiri sedemikian aktif sehingga yang
mengetahui itu menyusun yang diketahui pada dirinya sendiri dalam kesatuan aktif .
Dalam kamus filsafat dijelaskan bahwa pengetahuan (knowledge) adalah proses kehidupan yang
diketahui manusia secara Iangsung dari kesadarannya sendiri. Dalam peristiwa ini yang mengetahui
(subjek) memiliki yang diketahui (objek) di dalam dirinya sendiri sedemikian aktif sehingga yang
menge¬tahui itu menyusun yang diketahui pada dirinya sendiri dalam kesatuan aktif .
5. JENIS
PENGETAHUAN
1. DASAR ONTOLOGIS
Dasar ontologis, menurut Jujun S. Suriasumantri (2010), yaitu bicara tentang hakikat apa yang dikaji. Amsal
Bakhtiar (2012) mengemukakan, ontologi berasal dari Bahasa Yunani, yaitu on/ontos yakni ada, dan logos yakni
ilmu, sehingga ontologi adalah ilmu tentang yang ada.
2. DASAR EPISTEMOLOGIS
Menurut Jujun S. Suriasumantri (2010), dasar epistemologis yaitu metode atau cara-cara mendapatkan pengetahuan
yang benar. Kemudian Amsal Bakhtiar (2012) menjelaskan, ontologis yaitu cabang filsafat yang berurusan dengan
hakikat dan lingkup pengetahuan, pengandaian dan dasar-dasarnya serta pertanggungjawaban atas pertanyaan
mengenai pengetahuan yang dimiliki.
3. DASAR AKSIOLOGIS
Menurut Jujun S. Suriasumantri (2010), aksiologi adalah dasar ilmu pengetahuan yang berbicara tentang nilai
kegunaan ilmu. Di dalam on¬tologi dibicarakan mengenai ilmu dan moral, tanggung jawab sosial serta berbagai
etika dalam pengembangan keilmuan.
6. DASAR DAN
JENIS ILMU PENGETAHUAN
7. OBJEK DAN
KONSEP ILMU P
ENGETAHUAN ILMIAH
2. KONSEP ILMU
Konsep ilmu sebagaimana dipahami Solly Lubis (2012), yaitu bagan, rencana, atau pengertian, baik yang
bersifat abstrak maupun operasional yang merupakan alat penting untuk kepentingan pemikiran dalam ilmu
atau pengetahuan ilmiah. Setiap ilmu hams memiliki satu atau beberapa konsep kunci atau konsep tambahan
yang bertalian. Beberapa contoh konsep ilmiah seperti konsep bilangan di dalam matematika, konsep gaga di
dalam fisika, konsep evolusi dalam biologi, stimulus di dalam psikologi, kekuasaan dalam politik atau strata
sosial di dalam ilmu sosial, simbol di dalam linguistik, keadilan di dalam ilmu hukum, keselamatan dalam ilmu
teologi, atau lingkungan di dalam ilmu-ilmu interdisipliner.
3. KONSEP PENGETAHUAN
Menurut Jujun Suriasumantri (2010), pengetahuan pada hakikatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui
tentang suatu objek tertentu, termasuk ke dalamnya ilmu. Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang
diketahui manusia di samping berbagai pengetahuan lainnya seper¬ti seni dan agama. Pengetahuan
merupakan khazanah kekayaan mental
Tujuan ilmu pengetahuan dapat dibedakan menjadi dua macam berdasarkan alirannya, sebagaimana
dikemukakan oleh Darsono Prawi¬negoro (2011), yakni: Pertama, berdasarkan pengembangan ilmu
penge¬tahuan untuk keperluan ilmu pengetahuan itu sendiri, yaitu sebatas untuk memenuhi rasa keingintahuan
manusia. Kedua, ilrnu,pengetahuan pragmatis. Aliran inl menyakini bahwa pengembangan ilmu pengetahuan
haruslah dapat memberikan manfaat bagi manusia dalam pemecahan masalah kehidupan.
Jika dilihat dari pemikiran filsafat, maka ilmu (ilmu pengetahuan) dapat digolongkan menjadi dua
golongan. Pertama, ilmu pengetahuan riil, yaitu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan sosial. Kedua,
ihnu pengetahuan formal, yaitu matematika dan logis. Ini juga sering disebut sebagai alat ilmu
pengetahuan, atau istilah Jujun Suriasumantri (2010) matematika yaitu sebagai sarana berpikir dalam
kegiatan berbagai di¬siplin keilmuan, dan dia tidak menggolongkan matematika sebagai ilmu
pengetahuan, tetapi cara berpikir deduktif.
8. TUJUAN ILMU
PENGETAHUAN
Kritik ini dituangkan dalam pemikiran sebagai berikut :
•Pertama, metode empiris, dalam sains maupun dalam kehidupan sehari-hari, biasanya
bersifat sepotong-sepotong (piece meal). Menurut pengakuan kaum rasionalis, mereka
mencari kepastian dan kesempurnaan yang sisitematis. Penelitian mereka dalam
matematika, khusus geometri, mencoba tidak memercayai pengalaman, tetapi hanya
berdasarkan suatu penalaran.
•Kedua, pengetahuan empiris (empirical knowledge). Pengetahuan em¬piris diperoleh
atas bukti pengindraan dengan penglihatan, pendengar¬an, dan sentuhan indra
lainnya, sehingga kita memiliki konsep dunia di sekitar kita. Paradigma pengetahuan
empiris yaitu sains, yang hipotesis sains diuji dengan observasi atau eksperimen.
•Ketiga, pengetahuan otoritas (authoritative knowledge). Kita mene¬rima suatu
pengetahuan itu benar bukan karena telah mengeceknya di luar dari diri kita, melainkan
telah dijamin oleh otoritas (suatu sumber yang berwibawa, memiliki hak) di lapangan.
Kita menerima pendapat orang lain, karena is ialah seorang pakar dalam bidangnya.
KRITIK PAHAM
RASIONALISME
TERHADAP EMPIRISME
Batas penjelasan ilmu yaitu ketika manusia berhenti berpikir untuk mencari pengetahuan,
ilmu didapatkan dari penjelasan pengalaman manusia, sehingga jika manusia memulai
penjelasannya pada pengalaman manusia dan berhenti di batas pengalaman manusia. Ilmu
membatasi lingkup penjelasannya pada batas pengalaman manusia juga disebabkan metode
yang digunakan dalam menyusun yang telah teruji secara empiris.
Ilmu tidak mempelajari masalah surga dan neraka dan juga tidak mempelajari sebab
musabab kejadian terjadinya manusia, sebab kejadian itu berada di luar jangkauan
pengalaman manusia. Ilmu hanya membatasi daripada hal-hal yang berbeda dalam
pengalaman, yaitu terletak pada fungsi ilmu itu sendiri dalam kehidupan manusia yakni
sebagai alat pembantu manusia dalam menanggulangi masalah yang dihadapi sehari¬hari
9. PENJELASAN ILMU
- BAB 1 -
KEBERADAAN MANUSIA
DILIHAT DARI SISI FILSAFAT
"Siapakah manusia itu?" merupakan pertanyaan yang paling mendasar
dan paling utama dalam sejarah manusia. Segala pertanyaan yang
menyangkut hal-hal lain, seperti tentang bumf, bulan, langit, udara, air
dan atom, sel serta tentang Tuhan hanya relevan jika dikaitkan dengan
manusia. Bagi manusia, mengetahui siapa dirinya, dari mana asal usulnya,
apa tujuan hidupnya, bagaimana is menghayati hidup secara konsisten,
memang merupakan masalah yang berbeda beda.
MANUSIA SEBAGAI
SEBUAH PERSOALAN
Kata "filsafat" berasal dari bahasa Yunani, yakni philein, artinya mencintai dan sophia, artinya
kebijaksanaan. Dari dua kata ini secara harafiah filsafat diartikan dengan cinta akan kebijaksanaan.
Kata sophia dalam pandangan filsafat lebih dari sekedar "wisdom" dalam bahasa Inggris.
Dalam pengertian ini filsafat diberi arti rasa cinta manusia untuk mengetahui dan memuaskan aspek
kognitifnya. Sementara Pythagoras mengkaitkan sophia dengan kontemplasi
APA ITU FILSAFAT ?
PYTHAGORAS
Pythagoras adalah "pengetahuan hasil kontemplasi".
Dengan pengertian itu murid Plato ini ingin membedakan
antara "pengetahuan hasil kontemplasi" dengan
"pengetahuan yang bersifat teknis dan instrumentalistik"
yang dimiliki oleh pelaku bisnis dan para atlet.
DARI BERBAGAI KARAKTER DI ATAS,
FILSAFAT BISA DIDEFINISIKAN DALAM TIGA HAL.
Pertama, filsafat sebagai hasil perenungan.
Kedua, sebagai kritik. Dalam pengertian ini filsafat berusaha
mengerti, membedakan dan mengambil keputusan
Ketiga, filsafat sebagai ilmu yang berusaha mencari kebenaran
secara metodis, sistematis, rasional dan radikal melampaui
kebenaran dan pertanggungjawaban.
I. Filsafat Manusia dan Ilmu-Ilmu Lain
Filsafat manusia adalah bagian integral dari sistem filsafat, yang secara spesifik menyoroti hakikat atau
esensi manusia. Karena itu cara kerja filsafat manusia tidak terlepas dari cara kerja filsafat pada
umumnya. Dengan kata lain, metode filsafat manusia tidak berbeda dengan metode filsafat pada
umumnya.
II. Metode Filsafat Manusia
Sebagai bagian dari filsafat, filsafat manusia memiliki cara kerja yang sama dengan cara kerja filsafat
pada umumnya, yakni berusaha menangkap makna di balik gejala empiris itu. Karena itu objek
penelusuran filsafat manusia adalah hal-hal yang ada di balik yang kelihatan, yang sangat me-nentukan
eksistensi manusia. Filsafat manusia memikirkan aspek-aspek mendasar yang bersifat metafisis dan
spiritualitas tentang manusia.
FILSAFAT MANUSIA DAN METODENYA
Ada tiga alasan untuk menunjukkan relevansi itu.
I. Pertama, dengan bertanya kita mewujudkan hakikat kemanusiaan. Aristoteles (384-322 sM) telah mendefinisikan
manusia dengan ungkapan homo est animal rationale, artinya manusia adalah binatang berpikir.
II. Kedua, dengan mendalami manusia, kita mengenal manusia dengan lebih baik. Memang filsafat manusia tidak
menawarkan jawaban yang menurut ukuran pragmatic membawa dampak langsung bagi kehidupan sehari-hari.
III. Ketiga, sebagai konsekuensi lebih lanjut dari butir kedua, filsafat manusia mengantar kita untuk semakin mampu
bertanggungjawab terhadap diri kita dan sesama. Orang yang mengenal diri dan sesamanya dengan baik tidak hanya
mampu mencintai diri dan orang lain, melainkan juga semakin mampu menunjukkan tanggungjawab secara nyata
terhadapnya.
RELEVANSI FILSAFAT
MANUSIA
BATASAN BUKU INI
Manusia adalah makhluk multidimensional. Persoalan eksistensialnya sangat kompleks. Melihat kompleksitas
itu tidak semua persoalan mendasar manusia bisa diulas dalam satu buku. Mengingat hal itulah dalam buku ini
penulis membatasi diri pada topik-topik tertentu yang berkaitan dengan eksistensi manusia.
- BAB II -
MANUSIA SEBAGAI PERSONA
PENGERTIAN INDIVIDU
I. Makhluk Infrahuman
Setiap makhluk di dunia ini merupakan individualitas tersendiri. Syarat sebagai individu ialah
bahwa ia mempunyai identitas diri yang tidak terbagi sehingga ia bisa dibedakan dari yang lain.
Bagi makhluk infrahuman pengertian "individu" dikaitkan dengan jenis.
II. Manusia
Bagi manusia pengertian "individu" tidak sekedar "jenis" atau "spesies", tidak pula bersifat seragam,
apalagi bersifat numerik. Individu manusia terkait dengan keunikan. Keunikan itu berakar pada
dimensi kerohanian. Sebagai individu manusia memang merupakan jenis yang sama.
PERSONA
A. Arti Persona
Selain kata "individu", kata "persona" juga dikenakan pada manusia. Di zaman sekarang kata ini bahkan lebih banyak digunakan
daripada kata "individu". Secara etimologis, kata "persona" berasal dari bahasa Yunani, yang artinya adalah topeng. Konon dalam
tradisi seni drama masyarakat Yunani, para pemain sandiwara harus mengenakan topeng ketika memainkan peran tokoh tertentu.
B. Tiga Pandangan
Pandangan Ontologis
Dalam pandangan ontologis, tekanan manusia sebagai pribadi di-
letakkan pada rasionalitas dan individualitas. Artinya, manusia
dilihat sebagai makhluk yang rasional dan bersifat individual.
Pandangan Psikologis
Pendekatan psikologis meletakkan pribadi manusia pada aspek
psikis31. Fokus perhatian psikologi adalah emosi dan afeksi. Ini
berbeda dengan pandangan ontologis.
Pandangan Dialogis
Pandangan dialogis mengkaitkan pribadi manusia dengan hubungan
antara satu manusia dengan manusia yang lain. Dalam pandangan
ini manusia adalah makhluk relasional.
NILAI-NILAI ABSOLUT PRIBADI
Dari paparan yang panjang lebar di atas, dapat disarikan bahwa esensi manusia sebagai pribadi
menyangkut empat hal mendasar ini, yakni kesadaran akan diri, bersifat otonom dan transendental, serta
komunikatif. Sebagai pribadi manusia adalah makhluk yang sadar akan diri sendiri. Kesadaran ini
bersumber pada aspek kerohaniannya. Dengan kesadaran, manusia mempertimbangkan kualitas
tindakannya. Ia tahu apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Dengan kesadaran
pula manusia mengenal siapa dirinya, dan bagaimana ia berpartisipasi membangun dunianya.
Selain kesadaran manusia juga memiliki kemampuan untuk menentukan dirinya. Itu berarti, sifat otonom
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pribadi manusia.
KESIMPULAN
Sebagai pribadi manusia mempunyai kemampuan untuk menentukan diri. Ia juga memberi makna
bagi kehidupannya dengan mempertimbangkan segala tindakannya.
Tidak hanya mempertimbangkan, melainkan ia juga menyatakan apa yang dipertimbangkan.
Karena itu manusia bukan saja the rational being, melainkan juga the act of being. Artinya, kualitas
manusia sebagai pribadi diungkapkan melalui perbuatan nyata sehari-hari.
Sebagai pribadi manusia adalah makhluk yang transendental, otonom, bebas dan relasional.
Dengan sifat transendentalnya, manusia mampu mengatasi diri, sekaligus mengambil bagian dalam
sifat keilahian. Hidup manusia tertuju pada sesuatu yang mengatasi dirinya. Dengan sifat
otonomnya is mampu memilih mana yang baik dan mana yang buruk, serta mengambil keputusan
terhadap tindakannya. Dengan sifat relasionalnya manusia diharuskan untuk berhubungan dengan
sesama serta dunianya. Sebagai pribadi manusia bukan konsep yang abstrak.
IKHTISAR SEJARAH
PEMIKIRAN FILSAFAT
ZAMAN MODERN (1500 - 1800)
ALIRAN EMPRIRISME NYATA DALAM PEMIKIRAN DAVID HUME (1711-1776),
yang memilih pengalaman sebagai sumber utama pengetahuan. Pengalaman itu dapat yang bersifat lahirilah (yang
menyangkut dunia), maupun yang batiniah (yang menyangkut pribadi manusia). Oleh karena itu pengenalan inderawi
merupakan bentuk pengenalan yang paling jelas dan sempurna.
ALIRAN RASIONALISME DIPELOPORI OLEH RENE DESCARTES (1596-1650 M).
Dalam buku Discourse de la Methode tahun 1637 ia menegaskan perlunya ada metode yang jitu sebagai dasar kokoh bagi
semua pengetahuan, yaitu dengan menyangsikan segalanya, secara metodis. Kalau suatu kebenaran tahan terhadap
ujian kesangsian yang radikal ini, maka kebenaran itu 100% pasti dan menjadi landasan bagi seluruh pengetahuan.
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, infographics &
images by Freepik
Mencoba mengembangkan suatu sintesis atas dua pendekatan yang bertentangan ini. Kant berpendapat bahwa masing-
masing pendekatan benar separuh, dan salah separuh. Benarlah bahwa pengetahuan kita tentang dunia berasal dari indera
kita, namun dalam akal kita ada faktor-faktor yang menentukan bagaimana kita memandang dunia sekitar kita.
KRITISISME IMANUEL KANT (1724-1804)
Filsafat masa kini merupakan aneka bentuk reaksi langsung atau taklangsung atas pemikiran Georg Wilhelm Friedrich Hegel
(1770-1831). Hegel ingin menerangkan alam semesta dan gerak-geriknya berdasarkan suatu prinsip. Menurut Hegel semua
yang ada dan semua kejadian merupakan pelaksanaan-yang-sedang-berjalan dari Yang Mutlak dan bersifat rohani.
Oleh sebab itu pemikiran Hegel langsung ditentang oleh aliran pemikiran materialisme yang mengajarkan bahwa yang
sedang-menjadi itu, yang sering sedang-menjadi-lebih-sempurna bukanlah ide ("Yang Mutlak"), namun adalah materi belaka.
MASA KINI (1800-SEKARANG)
Itulah faham yang dicetuskan oleh Ludwig Andreas Feuerbach (1804-1872). Sayangnya, materi itu sendiri tidak bisa
menjadi mutlak, karena pastilah ada yang-ada-di-luar-materi yang "mengendalikan" proses dalam materi itu untuk
materi bisa menjadi-lebih-sempurna-dari-sebelumnya. Hegel pada dasarnya meniadakan kemutlakan. Dalam cara
sama, dengan mengatakan bahwa yang mutlak itu materi, maka materialisme pun jatuh dalam kubangan yang sama.
Dari sini dapat difahami munculnya sejumlah aliran-aliran penting dewasa ini:
LUDWIG ANDREAS FEUERBACH (1804-1872)
Marxisme (diberi nama mengikuti tokoh utama Karl Marx, 1818-1883)
mengajarkan bahwa kenyataan hanya terdiri atas materi belaka, yang berkembang dalam proses dialektis (dalam
ritme tesis-antitesis-sintesis).Marx adalah pengikut setia Feuerbach (sekurangnya pada tahap awal).
Friedrich Engels (1820-1895),
Friedrich Engels (1820-1895), dan lebih-lebih oleh Lenin, Stalin dan Mao Tse Tung, aliran filsafat Marxisme ini menjadi
gerakan komunisme, yaitu suatu ideologi politik praktis Partai Komunis di negara mana saja untuk merubah dunia.
Sangat nyata bahwa dimana saja Partai Komunis itu menjalankan praktek-praktek yang nyatanya mengingkari hak-hak
azasi manusia, dan karena itu tidak berperikemanusiaan.
Edmund Husserl, 1859-1938)
ingin mendekati realitas tidak melalui argumen-argumen, konsep-konsep, atau teori umum. "Zuruck zu den sachen
selbst" -- kembali kepada benda-benda itu sendiri, merupakan inti dari pendekatan yang dipakai untuk mendeskripsikan
realitas menurut apa adanya. Setiap obyek memiliki hakekat, dan hakekat itu berbicara kepada kita jika kita membuka
diri kepada gejala-gejala yang kita terima.
Filasafat dan agama merupakan dua kekuatan yang mewarnai dunia. Filsafat pada hakiketnya adalah akal dan
agama pada hakekatnya adalam hati atau iman. Dengan demikian perkembangan peradaban manusia selalu
dilatarbelakangi oleh pertarungan antara akal dengan hati, antara filsafat dengan agama. Kita awali penjelajahan
sejarah peradaban pemikiran sebagai berikut:
TOKOH – TOKOH FILSAFAT
Filsafat dimulai oleh Thales, sebagai seorang filsafat jagat raya. Ia diberi gelar “Bapak Filsafat”. Ia mengajukan pertanyaan
aneh, yaitu: “Apakah sebenarnya bahan alam semesta itu ? (What is the nature of the world stuff ?), kemudian ia
menjawab: “ Air “. Jawaban sederhana ini sebenarnya belum tuntas, karena masih ada pertanyaan lanjutan, yaitu: “ dari
apa air itu ? “. Perhatikan, ia menjadi filsuf karena ia bertanya. Jawabannya sangat sederhana, namun pertanyaannya jauh
lebih bernilai ketimbang jawabannya.Ia mulai menggunakan akal, alasannya adalah karena air penting bagi kehidupan.
THALES (624-546 SM)
Ia menjelaskan bahwa substansi pertama itu bersifat kekal dan ada dengan sendirinya. Substansi itu adalah:
“Udara”.Argumentasinya, yaitu: “Udara merupakan sumber segala kehidupan “.
ANAXIMANDER (610-546 SM)
Ia seorang ahli matematika dan ia mengajarkan bahwa bilangan merupakan substansi dari semua benda. Ia orang
pertama yang menggunakan istilah philosophia. Ia menyebut dirinya sebagai philosophos (pecinta kearifan).
Baginya, kearifan yang sesungguhnya hanyalah dimiliki oleh Tuhan. Sebuah ajaran metafisis yang ia katakan
bahwa “bilangan merupakan intisari dari semua benda maupun dasar pokok dari sifat-sifat benda”. Segenap
gejala alam menurutnya merupakan pengungkapan inderawi dari perbandingan metematik. Filsafatnya
dipadatkan menjadi sebuah dalil yang berbunyi: “Bilangan memerintah jagat raya”.
PYTHAGORAS (572-497 SM)
Ia mengatakan bahwa alam semesta itu selalu dalam keadaan berubah. Ia menyatakan: “Engkau tidak dapat terjun ke
sungai yang sama dua kali karena air sungai itu selalu mengalir” (You can not step twice into the same river, for the fresh
waters are ever flowing upon you). Jika kita hendak memahami kehidupan kosmos, maka kita harus menyadari bahwa
kosmos itu dinamis. Ia selalu bergerak. Dalam berfikir ia menggunakan metode intuisi.
HERACLITUS (544-484 SM)
Ia tokoh relativisme (suatu pandangan bahwa pengetahuan itu dibatasi, baik oleh akal budi yang serba terbatas maupun
oleh cara mengetahui yang serba terbatas) dan sebagai logikawan pertama. Dalam berfikir ia menggunakan metode
deduksi logis (penyimpulan dari yang umum ke yang khusus). Ia bertanya: “Apa standar kebenaran dan apa ukuran realitas
?” dan “ Bagaimana hal itu dapat dipahami ?”. Lalu ia menjawab: “ Ukurannya ialah logika yang konsisten “.
PARMANIDES (450 SM)
Ia merupakan tokoh yang merelatifkan kebenaran. Baginya tidak ada kebenaran mutlak dan tidak ada
generalisasi. Dengan kata lain menurutnya ialah “tidak ada kebenaran umum, semua kebenaran relatif”. Ia
telah mendorong lahirnya konsep-konsep matematika.
ZENO (490 SM)
Ia menyatakan bahwa “manusia adalah ukuran kebenaran”. Pernyataan itu merupakan tulang punggung
humanisme. Ia menyatakan pula bahwa kebenaran itu bersifat pribadi. Akibatnya tidak akan ada ukuran yang
absulut dalam etika, metafisika maupun agama.
PROTAGORAS (480-411 SM)
Ia membangkitkan semangat berfilsafat. Ia mengingatkan bahwa persoalan pokok dalam filsafat bukanlah alam,
melainkan manusia. Ia telah membangkitkan jiwa humanisme. Ia tidak memberikan jawaban final tentang etika,
agama dan metafisika. Pandangannya mengenai relativitasnya moral telah mengilhami munculnya utilitarianisme,
pragmatisme, positivisme dan eksistensialime.
GORGIAS (485-380 SM)
Ia tidak meninggalkan tulisan. Doktrin bahwa semua kebenaran itu relatif telah mengguncangkan sains telah mapan,
mengguncangkan keyakinan agama. Doktrin ini menimbulkan kekacauan dalam kehidupan. Oleh karena itu Socrates
bangkit. Ia meyakinkan bahwa tidak semua kebenaran itu relatif, Ada kebenaran memang relatif, namun tidak semuanya.
Ia seorang penganut moral yang absolut dan meyakini bahwa menegakkan moral merupakan tugas filosof, yang
didasarkan pada ide-ide rasional dan keahlian dalam pengetahuan.
OCRATES (470-399 SM)
Ia murid dan sahabat Socrates. Sebagai muridnya, Plato menjelaskan bahwa kebenaran umum itu memang
ada, bukan dibuat, melainkan sudah ada di alam idea. Plato dengan doktrin idea yang lepas dari objek, yang
berada dalam alam idea. Idea itu umum, berarti berlaku umum dan ada kebenaran yang khusus, yaitu
disebutnya kongkretisasi idea di alam ini. “Kucing di alam idea berlaku umum, kebenaran umum. Kucing
hitam di rumah saya adalah kucing yang khusus”.
PLATO (427-347 SM)
Ia dikenal sebagai Bapak Logika. Logikanya disebut logika tradisional (dalam perkembangannya ada logika
modern). Logika Aristoteles disebut juga logika formal. Ia percaya adanya Tuhan. Bukti adanya Tuhan
menurutnya ialah Tuhan sebagai penyebab gerak atau a first cause of motion. Tuhan itu berhubungan
dengan dirinya sendiri. Tuhan bukan persona. Tuhan tidak memperhatikan doa dan keinginan manusia.
Dalam mencintai Tuhan, manusia tidak perlu mengharap Tuhan mencintai manusia. Tuhan adalah
kesempurnaan tertinggi. Aristoteles meletakkan dasar-dasar sains. Ia seorang pekerja keras. Karyanya
tentang logika berjudul organon yang berisi tentang categories.
ARISTOTELES (384-322 SM)
FILSAFAT SEBAGAI DEMITOLOGISASI METAFISIS
Bahwa filsafat lahir dari mitos, kita sekarang harus mengakui bahwa mitos begitu saja bukanlah filsafat.
Jalan yang mengarah dari mitos menuju ilmu, melalui sastra darn filsafat, justru bisa disebut
"demitologisasi". Istilah ini mengacu pada proses pengambilan "mitos" (dalam pengertian modern sebagai
"keyakinan yang keliru") keluar dari mitos—yaitu mempertanyakan keyakinan-keyakinan kita yang tak
tertanyakan dengan harapan mengubahnya menjadi ungkapan kebenaran yang lebih andal.
EMPAT ANALISA DI YUNANI KUNO
Sebagaimana siratan diagram ini, yang terbaik dari jawaban-jawaban awal terhadap pertanyaan tentang realitas
puncak yang dikernukakan oleh Anaximander (kira-kira 610-546 S.M.), yang berpendapat bahwa di antara empat anasir
tersebut tidak ada yang bisa diakui dengan tepat sebagai unsur dasar, karena anasir tersebut saling berlawanan
(seperti basah dan kering, panas dan dingin). Jika satu unsur itu "tanpa tapal batas", maka ini akan merontokkan
semua anasir lainnya
FIISAFAT SEBAGAI DIALOG RASIONAL
Garis pembagi tebal dalam filsafat Yunani kuno--garis yang menempatkan para filsuf yang memiliki pandangan yang
terlihat jauh dan asing di satu sisi dan para filsuf an mempunyai pandangan yang dengan jelas tampak lebih relevan
dengan permasalahan filosofis kontemporer di sisi lain—terdapat dalam bentuk secrang filsuf saja yang,
sepengetahuan kita, tidak pernah menulis buku. Filsuf tersebut, Sokrates (470-399 S.M.), memberi penafsiran yang
benar-benar bare mengenai tugas filosofis, yang implikasi penuhnya merentang sampai 2.000 tahun. Kita mengetahui
ide dan kehidupan Sokrates terutama melalui tulisan-tulisan seorang pengikut dekatnya, Plato (427-347 S.M.).
FILSAFAT SEBAGAL IIMU TELEOLOGIS
Pemanfaatan aka universal oleh Sokrates dan penggunaan dialog oleh Plato untuk membangun sistem
idealisme, yang didasarkan pada ajaran¬ajaran Sokrates, mengubah dengan cepat perkembangan
filsafat di Yunani kuno. Dengan menyebut gagasan Plato, saya telah menyirnpulkan bahwa idealisme bisa
menghasilkan bangunan ilmu universal. Fakta bahwa sebetulnya saat ini tiada ilmuwan yang menengok
ide-ide Plato sebagai sumber sains modern me¬nyiratkan bahwa Plato gagal dalam tugas tersebut
(sekurang¬kurangnya, pandangan modern tentang apakah sains itu). Akan tetapi, seperti yang akan kita
perhatikan pada jam kuliah ini, sistem lain yang diajukan Aristoteles, murid Plato yang paling
ber¬pengaruh, berhasil dalam tugas tersebut melalui suatu jalan yang tidak pernah ditempuh.
(Proposisi Akan Benar Jika Dilandasi Teori,
Hanya Allah Yang Maha Benar)
FILSAFAT
KEBENARAN
A. FILSAFAT KEBENARAN
Plato pernah mempertanyakan apakah
kebenaran itu sebenarnya? Seorang murid
Plato bernama Aristoteles, menjawab
pertanyaan suhunya ini dengan pendapat
bahwa kebenaran itu subjektif sifatnya,
artinya kebenaran bagi seseorang adalah
tidak benar bagi yang lain, sehingga
kemudian lahirlah kebenaran relatif dan
kebenaran mutlak.
Selanjutnya untuk melihat
sesuatu itu benar atau
tidak benar, maka
beberapa kriteria yang
sudah dilembagakan akan
penulis sampaikan
beberapa kritik antara lain
sebagai berikut:
1. Teori Kebenaran Korespondensi.
2. Teori Kebenaran Koherensi.
3. Teori Kebenaran Pragmatis.
4. Teori Kebenaran Sintaksis.
5. Teori Kebenaran Semantis.
6. Teori Kebenaran Non Deskripsi.
7. Teori Kebenaran Logika yang Berlebihan.
8. Teori Kebenaran Performatif:
9. Teori Kebenaran Paradigmatik.
10. Teori Kebenaran Proposisi.
YANG MAHA BENAR
Puncak kebenaran itu sendiri sebenarnya adalah
Allah Yang Maha Benar (AI Haq), itulah
sebabnya para pedzikir senantiasa
mengucapkan "Alhamdulillah" (Segala Puji Bagi
Allah) pada setiap penyelesaian penemuan
itmiahnya, ataupun ketika selesai melaksanakan
Shalat Fardhu sebanyak tiga puluh tiga kali.
Sudah jelas bahwa tidak ada perangkat
tanda yang dapat dikatakan benar.
Selanjutnya, kecuali secara luwes, kita
sesungguhnya tidak dapat mengatakan
bahwa sesuatu pemyataan benar. Kadang-
kadang pemyataan diartikan sama
sepenuhnya dengan proposisi, dan kalau
demikian halnya, maka perkataan benar
dapat diterapkan kepada keduanya.
A. PROPOSISI SUATU PERNYATAAN YANG BENAR
Ukuran kebenaran sesungguhnya tergantung pada apakah
sebenarnya yang diberikan kepada kita oleh metode-metode
untuk memperoleh pengetahuan. Jika apa yang dapat kita
ketahui ialah ide-ide kita, maka pengetahuan hanya dapat
terdiri dari ide-ide yang dihubungkan secara tepat; dan
kebenaran merupakan keadaan-saling-berhubungan
(coherence) di antara ide-ide tersebut atau keadaan saling
berhubungan di antara proposisi-proposisi.
B. UKURAN KEBENARAN
1. Paham Koherensi
(Coherence Theory)
Pandangan ini dudukung oleh Pythagoras, Parmenides,
Spinoza, dan Hegel. Teori ini dianut oleh kaum rasionalis.
Kebenaran tidak lagi ditemukan dalam kesesuaian dengan
kenyataan, melainkan dalam relasi antara proposisi baru
dengan proposisi lama atau yang sudah ada. Kebenaran
koherensi adalah kebenaran atas hubungan antara dua
pernyataan
Pendasar teori ini
adalah Aristoteles.
Beberapa
pokok penting
yang perlu
diketahui
tentang hal ini
adalah:
A. Teori ini sangat didukung
oleh empirisme, dan oleh
karena itu teori ini sangat
menghargai pengamatan
dan pengujian empiris.
B. Teori ini juga menegaskan
dualitas antara S dan 0,
pengenal dan yang
dikenal.
C. Teori ini juga menekankan
bukti bagi kebenaran
suatu pengetahuan.
K. Rogers, seorang penganut realisme
kritis di Amerika, menunjukkan bahwa kita
perlu rnengadakan perbedaan antara dua
segi dari makna. Pertama-tama, ada segi
kejiwaan yang di dalamnya makna
termasuk dalam lingkungan pengalaman
kejiwaan dan merupakan makna yang kita
berikan. Kemudian ada segi makna yang
termasuk dalam lingkungan objeknya, yaitu
hakekat objek. Hal ini telah kita kenal di
depan sebagai esensi, dan Rogers
menamakannya demikian..
Kata dan Makna
Yang Sesuai
Definisi-definisi tentang kebenaran paham-paham empiris mendasarkan diri
pada pelbagai segi pengalaman, dan biasanya menunjuk kepada pengalaman
inderawi dari orang seorang. Semua paham tersebut dalam arti tertentu
memandang proposisi bersifat meramalkan (predictiue) atau hipotetis, dan
memandang kebenaran proposisi sebagai terpenuhinya ramalan-ramalan. Yang
demikian ini menyebabkan kebenaran menjadi pengertian yang bersifat subjektif
serta nisbi.
3. Paham Empiris (Emperical Theory)
4. Teory Pragmatisme
Kebenaran pragmatis adalah kebenaran
hanya dalam salah satu konsekuensi
saja. Kelemahan kebenaran ini adalah
apabila kemungkinannya luas, oleh
karena itu harus dipilih kemungkinannya
hanya dua dan saling bertolak belakang.
Misalnya, semua yang teratur ada yang
mengatur, dalam hal ini kita tidak
membicarakan yang tidak teratur.
Memverifikasi Pernyataan Yang Benar
.
Bagaimanakah kita mengetahui bahwa
proposisi itu benar? Menurut Dewey, kita baru
mengetahui setelah kita mengadakan verifikasi,
dan yang demikian ini kita kerjakan dengan cara
berjalan ke kiri. Jika dengan berjalan ke arah kiri,
kita sungguh-sungguh ke luar dari hutan, maka
barulah proposisi tersebut sungguh-sungguh
benar. Proposisi yang kita ajukan merupakan
suatu hipotesa yang meramalkan konsekuensi-
konsekuensi.
KEBERADAAN MANUSIA
DILIHAT DARI SISI FILSAFAT
Manusia adalah satu-satunya makhluk yang mampu bertanya. Ia
mempertanyakan dirinya, keberadaannya, dan dunianya. Kendati masih bersifat
sederhana, kegiatan ini sudah diperlihatkan sejak dini.
Dalam kehidupan sehari-hari secara umum pertanyaan dapat digolongkan
dalam dua tingkatan, yakni pertanyaan yang sederhana dan pertanyaan
yang bersifat teoritis. Yang pertama kita sebutkan pertanyaan yang
terkait dengan masalah-masalah praktis. Pertanyaan yang bersifat
mendasar disebutkan pertanyaan filosofis. Pertanyaan-pertanyaan yang
termasuk dalam tingkatan ini antara lain, Siapakah diri kita? Ke mana
tujuan hidup? Apa yang paling berharga bagi kehidupan ini?
MANUSIASEBAGAI
SEBUAH PERSOALAN
01
Merupakan pertanyaan yang paling mendasar dan paling utama dalam sejarah
manusia. Segala pertanyaan yang menyangkut hal-hal lain, seperti tentang
bumi, bulan, langit, udara, air dan atom, sel serta tentang Tuhan hanya relevan
jika dikaitkan dengan manusia. Bagi manusia, mengetahui siapa dirinya, dari
mana asal usulnya, apa tujuan hidupnya, bagaimana is menghayati hidup secara
konsisten, memang merupakan masalah yang berbeda-beda. Akan tetapi semua
pertanyaan ini merupakan satu kesatuan, yakni berkaitan dengan pemaknaan
hidup serta nilai-nilai keberadaannya.
Siapakah Manusia Itu?
APA ITU FILSAFAT ?
02
Kata
"Filsafat"
Berasal dari bahasa Yunani, yakni philein, artinya mencintai dan sophia, artinya
kebijaksanaan. Dari dua kata ini secara harafiah filsafat diartikan dengan cinta
akan kebijaksanaan. Kata sophia dalam pandangan filsafat lebih dari sekedar
"wisdom" dalam bahasa Inggris. Plato, sebagaimana dipaparkan oleh Andre Ata
Ujan, lebih jauh menunjukkan hakikat filsafat sebagai hasil kontemplasi dalam
lima karakter berikut".
FILSAFAT
MANUSIA DAN
METODENYA
03
A. Filsafat
Manusia
Dan Ilmu-
Ilmu Lain
Filsafat manusia adalah bagian integral dari sistem filsafat, yang
secara spesifik menyoroti hakikat atau esensi manusia. Namun
sebelum membicarakan metode filsafat manusia lebih lanjut tidak
ada salahnya kita lebih dulu membedakan filsafat manusia dengan
ilmu-ilmu lain yang juga membicarakan manusia. Bagi ilmu
pengetahuan data merupakan titik pijak untuk menggambarkan apa
yang
ingin dikaji, termasuk manusia. Filsafat manusia justru beranjak
lebih jauh dari
fakta yang ada. Dengan kata lain, filsafat manusia berusaha mencari
makna tertinggi dari data. Tugas dan fungsi filsafat manusia adalah
mempelajari manusia dalam kebulatan aslinya serta menghadapinya
sebagai sesuatu keseluruhan.
B. Metode Filsafat Manusia
Refleksi merupakan kegiatan khan filsafat manusia untuk menangkap
nomena. Titik tolak refleksi filsafat manusia adalah pengalaman. Akan
tetapi tidak semua pengalaman dapat direfleksikan secara filosofis,
melainkan hanya hal-hal yang berhubungan dengan hakikat manusia.
Jadi, metode filsafat manusia untuk menangkap hakikat manusia secara
utuh adalah refleksi, dan analisa transendental serta sintesis. Selain
bersifat reflektif, transendental dan sintesis, filsafat manusia juga
bersifat ekstensif, intensif dan kritis. Ciri ekstensif dapat dilihat dari luas
jangkauan objek kajiannya. Sebagaimana sudah dijelaskan di depan,
filsafat manusia membicarakan manusia secara menyeluruh. Sifat
universal ini memungkinkan filsafat manusia bersifat ekstensif.
1. PENGERTIAN INDIVIDU
A. Makhluk Infrahuman
Setiap makhluk di dunia ini merupakan individualitas tersendiri. Syarat sebagai individu
ialah bahwa ia mempunyai identitas diri yang tidak terbagi sehingga ia bisa dibedakan
dari yang lain. Bagi makhluk infrahuman pengertian "individu" dikaitkan dengan jenis.
B. Manusia
Bagi manusia pengertian "individu" tidak sekedar "jenis" atau "spesies",
tidak pula bersifat seragam, apalagi bersifat numerik. Individu manusia
terkait dengan keunikan. Keunikan itu
2. PERSONA
Selain kata "individu", kata "persona" juga dikenakan pada manusia. Di zaman sekarang
kata ini bahkan lebih banyak digunakan daripada kata "individu". Secara etimologis,
kata "persona" berasal dari bahasa Yunani, yang artinya adalah topeng. Konon dalam
tradisi seni drama masyarakat Yunani, para pemain sandiwara harus mengenakan
topeng ketika memainkan peran tokoh tertentu. Melalui topeng sang aktor/aktris
menghadirkan watak tokoh yang dimainkan.
A.
Arti
Persona
I. Pandangan Ontologis Untuk menambah cara pandang
kita tentang pribadi baiklah kita
menyinggung berbagai pendekatan yang digunakan untuk menjelaskan
personalitas manusia. Baptista Mondin mengelompokkan tiga
pendekatan yang pada umumnya dipakai untuk tujuan tersebut, yakni
pendekatan ontologis, pendekatan psikologis, dan pendekatan dialogis.
B.
TIGA
PANDANGAN
ii. Pandangan Psikologis Pendekatan psikologis meletakkan pribadi manusia
pada aspek psikis. Fokus
perhatian psikologi adalah emosi dan afeksi. Ini berbeda dengan pandangan
ontologis. Kalau pandangan ontologis meletakkan inti pribadi manusia pada
esensi dan eksistensi, yakni kodrat, rasio serta keunikan dan kebebasan,
psikologi meletakkan pribadi manusia pada kejiwaan.
iii. Pandangan Dialogis Pandangan dialogis mengkaitkan pribadi manusia
dengan hubungan antara satu
manusia dengan manusia yang lain. Pribadi setiap manusia terbentuk melalui
relasi, yakni relasi jiwa dan badan, relasi individu dengan masyarakat,
sebaliknya relasi masyarakat dengan individu. Jadi, konsep Aku berpusat pada
relasi.
Beberapa
Elemen Persona
PERTAMA adalah karakter. Setiap pribadi memiliki karakter yang unik. Kata
"karakter" berasal dari bahasa Yunani, yakni "character", artinya "alat untuk
memberi tanda atau cap" atau "tanda atau capnya sendiri".
KEDUA akal budi. Akal budi merupakan elemen persona yang paling hakiki.
Dibandingkan dengan makhluk lainnya, akal budi merupakan keistimewaan
manusia. Akal budi merupakan dasar untuk melahirkan ide-ide. Dan itu tidak
sama dalam setiap orang.
1
2
KETIGA, kebebasan. Wacana mengenai kebebasan juga bersifat personal.
Mengapa? Karena yang dapat menentukan diri seseorang, bukan orang lain,
melainkan dirinya sendiri. Dalam proses pengambilan keputusan, seseorang
harus menentukan pilihannya menurut suara hatinya.
KEEMPAT, nama. Nama merupakan perwujudan dan pengejawantahan sekaligus
menjadi identitas pribadi seseorang. Seseorang dipanggil dengan namanya.
Menyebut nama tidak sekedar mengeluarkan bunyi melalui huruf-huruf yang
tersusun, melainkan mengandung makna pengakuan terhadap eksistensi pemilik
nama.
3
4
KELIMA, suara hati. Suara hati merupakan bagian hakiki dari kepribadian
seseorang. Suara hati ada dalam diri setiap orang. Hati nurani selalu bersifat
personal, karena is melekat dengan pribadi seseorang.
KEENAM, perasaan. Perasaan merupakan ungkapan lubuk hati yang mendalam
dari setiap pribadi. Ketika seseorang merasa senang atau sedih dan
mengungkapkan perasaan senang atau sedihnya itu, ia mengungkapkan diri.
5
6
BAB 2
PENGETAHUAN
ILMU FILSAFAT
A. PENGETAHUAN
Bahwa manusia itu tahu sesuatu, tidak ada yang menyangkal.
Manusia tahu akan dunia sekitarnya, akan dirinya sendiri, akan
orang-orang lain. Manusia tahu yang baik dan yang buruk, yang
indah dan tidak indah. Bagaimana manusia itu dapat tahu, apakah
sumbernya, apakah sebenarnya tahu itu?
TAMPAK J
ELAS BAHWA,
ADA 4 (EMPAT) GEJ
ALA TAHU YAITU,
A. Manusia ingin tahu,
B. Manusia ingin tahu yang benar,
C. Objek tahu ialah yang ada dan yang mungkin ada, dan
D. manusia tahu bahwa ia tahu.
orang yang tahu disebut mempunyai pengetahuan.
Jadi pengetahuan adalah hasil dari tahu.
Ada 2 (dua) sesuatu dalam putusan sehingga putusan selalu ada
bagiannya, yaitu yang menjadi dasar pengakuan dan yang diakui
terhadap dasar itu. Dasar pengakuan itu disebut subjek dan yang
diakui terhadap subjek itu dinamakan predikat.
Berdasarkan 2 (dua) macam putusan itu maka
pengetahuan pun ada dua macam : pengetahuan khusus
yang mengenai sesuatu yang satu atau tertentu saja dan
pengetahuan umum yang berlaku bagi seluruhnya. Baik
pengetahuan khusus maupun pengetahuan umum,
keduanya milik manusia berlandaskan pengalaman,
entah itu pengalaman manusia itu sendiri ataupun
pengalaman orang lain.
KEYAKINAN
Keyakinan adalah sikap mental atas dasar kepastian bahwa
ada kebenaran, tetapi kebenaran yang diselidiki sendiri. Ada
pula kemungkinan orang mempunyai keyakinan akan
kebenaran bukan karena penyelidikannya sendiri, melainkan
atasdasar pemberitahuan pihak lain.
Manusia banyak menggunakan pengetahuan untuk hidupnya
sehari- hari. Pengetahuan, terutama pengetahuan umum,
amat bermanfaat bagi hidup manusia untuk keperluan
hidupnya sehari-hari. Tetapi orang tidak tahu benar akan
seluk-beluk pengetahuan itu.
B. ILMU PENGETAHUAN
Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang bertujuan mencapai
kebenaran ilmiah tentang objek tertentu, yang diperoleh melalui
pendekatan atau cara pandang (approach), metode (method),
dan sistem tertentu. Ilmu pengetahuan tidaklah menghiraukan
gunanya. Akan tetapi tujuan utamanya adalah tahu yang
mendalam, sedapat mungkin tahu benar, apa sebabnya
demikian dan mengapa harus demikian.
MASING-MASING PERTANYAAN ITU AKAN MENGHASILKAN :
1. Ilmu pengetahuan filosofi yang mempersoalkan hakikat atau esensi
sesuatu
(pengetahuan universal).
2. Ilmu pengetahuan kausalistik, artinya selalu mencari sebabmusabab
keberadaannya (pengetahuan umum bagi suatu jenis benda).
3. Ilmu pengetahuan yang bersifat deskriptif-analitik, yaitu mencoba
menjelaskan sifat-sifat umum yang dimiliki oleh suatu jenis objek.
4. Ilmu pengetahuan yang bersifat normative, yaitu mencoba memahami
norma suatu objek yang dari sana akan tergambar tujuan dan manfaat
dari objek tersebut.
A. Sistem tertutup, sistem ini tidak memungkinkan masuknya unsurunsur baru ke dalamnya,
B. Sistem terbuka, sistem ini memang dimaksudkan untuk memberikan peluang bagi masuknya unsur-unsur
baru agar
keberadaan sesuatu hal kemungkinan bisa tetap berlangsung.
C.Sistern alami, sistem ini memang sudah sejak awal merupakan suatu kesatuan yang utuh dalam rangka
mencapai
tujuan yang juga telah ditentukan sejak awal.
D.Sistem buatan, sistem ini jelas merupakan hasil karya manusia. Hal ini tercipta atau diciptakan secara
sengaja untuk memenuhi segala macam kebutuhan hidup sehari-hari yang semakin kompleks
E. Sistem yang berbentuk lingkaran, sistem ini merupakan perkembangan dari sistem buatan, yang dibuat
agar lebih memudahkan tercapainya salah satu tujuan hidup.
F. Sistem yang berbentuk garis lurus, sistem ini juga merupakan perkembangan dari sistem buatan.
ADA 6 (ENAM) SISTEM YANG LAZIM DIKENAL DALAM ILMU PENGETAHUAN, YAITU:
KEBENARAN ILMU PENGETAHUAN
Kebenaran ilmu pengetahuan (lazim disebut kebenaran keilmuan atau kebenaran
ilmiah) adalah pengetahuan yang jelas dari suatu objek materi yang dicapai menurut
objek forma (cara pandang) tertentu dengan metode yang sesuai dan ditunjang oleh
suatu sistem yang relevan.
ADA 3 (TIGA) TEORI POKOK TENTANG KEBENARAN KEILMUAN INI, YAITU:
1) Teori Saling Hubungan (Coherence Theory)
Sering disebut teori konsistensi, karena menyatakan bahwa kebenaran itu tergantung
pada adanya saling hubungan di antara ide-ide secara tepat, yaitu ide-ide yang
sebelumnya telah diterima sebagai kebenaran.
2) TEORI PERSESUAIAN (CORRESPONDENCE THEORY)
Kalau teori koherensi diterima oleh kebanyakan kaum idealis, maka teori korespondensi lebih
bisa diterima oleh kaum realis. Teori korespondensi ini mengatakan bahwa seluruh pendapat
mengenai suatu fakta itu benar jika pendapat itu sendiri disebut fakta yang dimaksud.
3) TEORI KEGUNAAN (PRAGMATICTHEORY )
Apa yang dikemukakan oleh teori korespondensidapat menyelesaikan secaratuntas pekerjaan
dalam mencari kebenaran. Tetapi kehidupan seharihari menuntut sesuatu yang lebih praktis dan
langsung menimbulkan konsekuensi yang menguntungkan.
FILSAFAT ILMUDANPENELITIAN
FILSAFAT ILMU SEBAGAI
DASAR MELAKUKANPENELITIAN
Ilmu adalah pengetahuan, tetapi tidak semua pengetahuan adalah ilmu.
Pengetahuan adalah pembentukan pemikiran asosiatif yang meng-hubungkan atau
menjalin sebuah pikiran dengan kenyataan atau dengan pikiran lain berdasarkan
pengalaman yang berulang-ulang tanpa pemahaman mengenai kausalitas
(sebab-akibat) yang hakiki dan universal. Ilmu adalah akumulasi pengetahuan
yang menjelaskan kausalitas (hubungan sebab-akibat) dari suatu objek menurut
metodemdetodetertentu yang merupakan suatu kesatuan yanag sistematis.
A. ILMU SEBAGAI PENGETAHUAN
Upaya mendapatkan pengetahuan dapat dibedakan
antara upaya yang bersifat aktif dan pasif. Upaya aktif
yaitu upaya melalui penalaran pikiran dan perasaan,
sedangkan upaya pasif yaitu upaya melalui keyakinan
atau kepercayaaan terhadap kebenaran sesuatu yang
diwartakan (misalnya wahyu Tuhan melalui nabi,
ataupun pengetahuan dan ilmu yang lainnya).
Linkage proposisi ialah memerhatikan keeratan atau ketegasan
hubungan antara variabel yang tergolong determinant dan
result. Makin eksak (mendekati eksak) suatu ilmu, makin erat
atau tegas hubungannya. Oleh karena itu, ada berbagai bentuk
proposisi menurut keeratan hubungan tersebut.
LINKAGE PROPOSISI
Dapat disimpulkan bahwa proposisi ilmiah ini berkepentingan
dengan perumusan teori-teori dari suatu ilmu. Sesuai dengan
fungsi ilmu, yaitu berupaya untuk mengeksplanasi ataupun
memprediksi kejadian-kejadian (fenomena) di alam raya ini,
maka proposisi dirumuskan dalam rangka menyusun hipotesis
(apabila telah teruji secara empirik akan menjadi fakta) sebagai
talon teori. Jadi penelitiannya adalah penelitian verifikatif
(penelitian pengujian hipotesis).
A. TINGKAT KEMANTAPAN TEORI
Teori akan menjelaskan (meramalkan) fenomena. Dengan
penjelasan itu orang menjadi mengerti. Penjelasan ini berkisar pada
hubungan-hubungan (relationship). teori memberikan penjelasan
atau pengertian tentang mengapa (why). Bagaimana (how)
mengaplikasikan pengetahuan dengan pengertiannya merupakan
suatu keterampilan. Artinya, orang yang mampu mengaplikasikan
pengetahuan dengan pengertiannya maka orang tersebut dikatakan
terampil.
B. BERPIKIR INDUKTIF DAN DEDUKTIF
Ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang tersusun secara sistematis.
Dapatlah dikatakan bahwa pekerjaan induktif ini dimulai dari hal-hal yang khusus (particular) yang
terpikirkan sebagai
kelas dari suatu fenomena, menuju generalisasi. Kebalikan dari berpikir induktif ialah berpikir
deduktif. Bekerjanya berangkat dari hal yang umum (dari induksi/teori/dalil/hukum) kepada hal--
hal yang khusus (particular).
C. METODE ILMIAH
Metode ilmiah merupakan prosedur atau langkah-langkah sistematis dalam mendapatkan
pengetahuan ilmiah atau ilmu. Ilmu merupakan pengetahuan yang didapatkan melalui metode
ilmiah. Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu dengan langkah-langkah
sistematis.
PENGERTIAN
FILSAFAT PANCASILA
Sesuai dengan pengertian filsafat sebagaimana tersebut di atas maka pengertian filsafat
Pancasila juga perlu didefinisikan sesuai dengan pengertian filsafat. Maka pengertian
filsafat Pancasila adalah pembahasan Pancasila secara filsafati, yaitu pembahasan
Pancasila sampai hakikatnya yang terdalam (sampai intinya yang terdalam). Maka
pengertian tentang pengetahuan Pancasila yang demikian itu juga merupakan suatu
pengetahuan yang terdalam yang merupakan hakikat Pancasila yang bersifat essensial,
abstrak umum universal, tetap dan tidak berubah (Notonagoro, 1966:34).
TINGKAT-TINGKAT
PENGETAHUAN PANCASILA
Secara keseluruhan dalam mempelajari Pancasila diperoleh suatu
pengetahuan ilmiah yang terdiri atas empat tingkat. Hal ini lazimnya
diawali dengan pertanyaan ilmiah sebagai berikut : Pertanyaan
"Bagaimana"- Suatu pengetahuan deskriptif Pertanyaan "Mengapa"-
Suatu pengetahuan kausal Pertanyaan "Ke mana"- Suatu pengetahuan
normatif Pertanyaan "Apa"- Suatu pengetahuan esensial
MANFAAT FILSAFAT
PANCASILA
MANFAAT
PENGGUNAAN FILSAFAT
Secara umum sebelum membahas manfaaat filsafat Pancasila maka sudah
semestinya untuk terlebih dahulu untuk menjelaskan dan memahami manfaat
penggunaan filsafat. Sebagairnana telah dipahami bahwa filsafat adalah suatu
pengetahuan yang terdalambagi, hakiki, rasional, Menyeluruh, maka filsafat
sangat bermanfaat ilmu pengetahuan sebagai ilmu pengetahuan yang objek
materianya segala sesuatu.
FILSAFAT MEMILIKIMANFAAT TERHADAP
ILMUPENGETAHUANSEBAGAIBERIKUT
Sebagai induk pengetahuan, maka filsafat berfungsi menentukan
prinsip-prinsip metodis serta objek dari ilmu pengetahuan.
Sebagai pemberi dasar bagi ilmu pengetahuan yang
axiomata yang tidak memerlukan suatu pembuktian yaitu:
A. Asaskebalikan (principium contradictionis).
B. Asaskesamaan dengan diri sendiri (principium ideutIfilos)
C. Asas kemustahilan ketiga (principium exclusitertii)
1
2
Dengan filsafat setiap ilmu pengetahuan dapat memiliki sila!
dan ciri khasnya masingmasing.
dan mengarahkan ilmu
demi kebahagiaan dan
Filsafat dapat memberikan
pengetahuan ke arah tujuan
kesejahteraan umat manusia. Dengan demikian filsafat
memberikan dimensi nilai terhadap ilmu pengetahuan.
3
4
MANFAATBAGI
PENDIDIKAN KESARJANAAN
bagi Pendidikan
Manfaat Pendidikan filsafat khususnya filsafat Pancasila
kesarjanaan dan kemanusiaan adalah sebagai berikut :
A. karena sifat filsafat yang kritis, dinamis serta mendalam maka
memungkinkan bagi pengembangan akal, menghidupkan kecerdasan
berfikir bagi Para calon saijana.
B. Filsafat berfungsi menggugah pengertian dan kesadaran manusia akan
kedudukannya dalam hubungannya dengan segala sesuatu di luar dirinya,
kesadaran tersebut merupakan kesadaran moral dalam masyarakat
MANFAATFILSAFAT PANCASILA BAGI
PENDIDIKAN KESARJANAAN
Bagi bangsa Indonesia salah satu karya besar bangsa yang bersifat monumental, dan
seharusnya menjadi kebanggaan bangsa adalah hasil pemikirannya tentang prinsip-
prinsip hidup berbatigsa dan bernegara.
Oleh karena itu bagi generasi bangsa dewasa ini terutama kalangan akademisi, basil
kreativitas bangsa, merupakan bukti tonggak sejarah yang menunjukkan kepada
generasi penerus bangsa bahwa bangsa Indonesiapun telah pernah menghasilkan
suatu pemikiran tentang dasar-dasar filosofi dalam kehidupan kenegaraan dan
kemasyarakat yang disebut Pancasila.
HUBUNGAN ANTARA
FILSAFAT DAN IDEOLOGI
Filsafat sebagai pandangan hidup pada hakikatnya merupakan
sistem nilai yang secara epistemologis kebenarannya telah diyakini
sehingga dijadikan dasar atau pedoman bagi manusia dalam
memandang realitas alarn semesta, manusia, masyarakat, bangsa dan
negara, tentang makna hidup serta sebagai dasar dan pedoman bagi
manusia dalam menyelesaikann masalah.
FILSAFAT SEBAGAI
PANDANGANHIDUP
TIAP IDEOLOGI sebagai suatu rangkaian kesatuan mendasar
dan menyeluruh yang jalinmenjalin menjadi pernikiran (System of
thought) yang logis, adalah filsafat. Dengan lain kata, ideologi
sebagai suatu system 01 Oh menccari nilai, norma dan cita- cita
yang bersumber kepada yang bersifat mendasar dan nyata untuk
diaktualisasikan artinya cara potensial mempunyai kemungkinan
pelaksanaan yang tinggi sehingga dapat memberi pengaruh
positif, karena mampu menu bangkitkan dinamika masyarakat
tersebut secara nyata ke arah kemajuan.
PANCASILA SEBAGAI
IDEOLOGI TERBUKA
Pancasila sebagai suatu ideologi tidak bersifat kaku dan tertutup, namun bersifat
terbuka. Hal ini dimaksudkan bahwa ideologi Pancasila adalah bersifat aktual, dinamis,
antsipatif dan senantiasa mampu menyesuaikan dengan perkembangan jaman.
Keterbukaan ideologi Pancasila bukan berarti mengubah nilai-nilai dasar Pancasila
namun mengeksplisitkan wawasannya secara kongkrit, sehingga memiliki kemampuan
yang lebih tajam untuk memecahkan masalah-masalah baru dan aktual.
PANCASILA
SEBAGAISUATUIDEOLOGI
SEBAGAI SUATUIDEOLOGI YANG BERSIFAT TERBUKA
MAKA PANCASILA MEMILIKI DIMENSI SEBAGAI BERIKUT :
A. Dimensi idealistis, yaitu nilai-nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila yang bersifat
sistematis dan rasional yaitu hakikat nilai-nilai yang terkandung dalam lima sila
Pancasila: ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan, maka dimensi
idealistis Pancasila bersumber pada nilai-nilai filosofis yaitu filsafat Pancasila.
B. Dimensi normatif, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila perlu dijabarkan dalam
suatu sistem norms, sebagaimana terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 yang
memiliki kedudukan tertinggi dalam tertib hukum Indonesia.
C. Dimensi realistis, suatu ideologi harus mampu mencerminkan ralitas yang hidup clan
berkembang dalam masyarakat. Oleh karena itu Pancasila selain memiliki dimensi nilai-
nilai ideal, maka Pancasila harus dijabarkan dalam kehidupan sehari-hari
PANCASILA SEBAGAI
DASAR FILSAFAT NEGARA
Pancasila disebut sebagai dasar filsafat negara, philosofische Gronslag dari
negara mengandung konsekuensi bahwa dalam setiap aspek
penyelenggaraan negara harus sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Bilamana kita rinci secara sistematis kedudukan Pancasila sebagai azaz
kerokhanian negara dapat disusun secara bertingkat seluruh kehidupan
negara sebagai penjelmaan Pancasila.
PANCASILA DISEBUT SEBAGAI
DASAR FILSAFAT NEGARA
Bilamana kita rinci secara sistematis kedudukan Pancasila sebagai azaz
kerokhanian negara dapat disusun secara bertingkat seluruh kehidupan
negara sebagai penjelmaan Pancasila. selait menunjukkan bahwa Pancasila
pada hakikatnya merupakan dasar, rangka dan suasana bagi negara dan
tertib hukum Indonesia.
Hal itu dapat dirinci sebagai berikut :
A. Pancasila merupakan dasar filsafat negara (asas kerokhanian negara),
pandangan hidup dan filsafat hidup.
B. Di atas basis (dasar) itu berdirilah negara Indonesia, dengan asas politik
negara (kenegaraan) yaitu berupa Republik yang berkedaulatan rakyat.
C. Kedua-duanya menjadi basis penyelenggaraan Kemerdekaan kebangsaan Indonesia,
yaitu pelaksanaan dan penyelenggaraan negara sebagaimana tercantum dalam
hukum positif Indonesia, termuat dalam Undang-Undang Dasar Negara Indonesia.
D. Selanjutnya di atas Undang-Undang Dasar (yaitu sebagai basis) maka berdirilah
bentuk susunan pemerintahan dan keseluruhan peraturan hukum positif yang lainnya,
yang mencakup segenap bangsa Indonesia dalam suatu kesatuan hidup bersama
yang berasaskekeluargaan.
E. Segala sesuatu yang disebutkan di atas adalah demi tercapainya suatu tujuan
bersama, yaitu tujuan bangsa Indonesia dalam bernegara tersebut, yaitu kebahagian
bersama, baik jasmaniah maupun rokhaniah, serta tuhaniah.
PANCASILA SEBAGAIASAS
PERSATUAN DANKESATUAN
BANGSA INDONESIA
Telah dijelaskan dimuka bahwa sebelum Pancasila ditentukan sebagai
dasar filsafat negara Indonesia, nilai-nilainya telah ada pada bangsa
Indonesia sejak zaman dahulu kala, yaitu sejak lahirnya bangsa Indonesia
sebelum Proklamasi 1
7 Agustus 1945. Pengertian bangsa pada awal
mulanya dari kata "nation" (natie, bangsa) yang ditinjau secara ilmiah
pada tahun 1882 oleh Ernest Renan Dalam suatu ceramahnya di
universitas Sorbone yang berjudul "Quest- ceque untuk Nation"
PANCASILA SEBAGAI DASAR
FILSAFAT NEGARA INDONESIA
1. Dilahirkan dari satu nenek moyang, sehingga kita memiliki kesatuan darah.
2. Memiliki satu wilayah di mans kita dilahirkan, hidup bersama dan mencari sumber-
sumber kehidupan.
3. Memiliki kesatuan sejarah, yaitu bangsa Indonesia dibesarkan di bawah gemilangnya
kerajaan-kerajaan, Sriwijaya, Majapahit, mataram dan lain sebagainya.
4. Merniliki iesamaan nasib yaitu berada di dalam kesenangan dan
5. kesusahan, dijajah Belanda, Jepang dan lainnya.
6. Memiliki satu ide, cita-cita satu kesatuan jiwa atau asaskerokhanian , dan satu tekad
untuk hidup bersama dalam suatu negara Republik Indonesia
BAGI BANGSA INDONESIA SEBAGAI SUATUBANGSA
MEMILIKI CIRI-CIRISEBAGAI BERIKUT:
PANCASILA SEBAGAISUATU
SISTEMFILASAFAT
BAB III
PENGERTIAN PANCASILA SEBAGAI
SUATU SISTEM
Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan sistem filsafat. Yang
dimaksud dengan sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan,
saling bekerjasama untuk satu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu
kesatuan yang utuh sistem lazinmya memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Suatu kesatuan bagian-bagian
2. Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendirisendiri
3. Saling berhubungan, saling ketergantungan
4. Kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan bersama (tujuan sistem)
5. Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks
Susunan Pancasila yang bersifat Hierarkhis dan Berbentuk Piramidal Susunan
Pancasila adalah hierarkhis dan mempunyai bentuk piramidal. Pengertian
matematika piramidal digunakan untuk menggabarkan hubungan hierarkhi
sila-sila dari Pancasila dalam uniturutan luas (kwantitas) dan juga dalam hal
sifat-sifatnya (kwalitas). Dalam susunan hierarkhis dan piramidal ini, maka
Ketuha an yang Maha Esa menjadi basis kemanusiaan, persatuan Indonesi
kerakyatan dan keadilan sosial. Sebaliknya Ketuhanan Yang Mali Esa adalah
Ketuhanan yang berkemanusiaan , yang membangu memelihara dan
mengembangkan persatuan Indonesia, yang kerakyatan dan berkeadilan
sosial demikian selanjutnya.
KESATUANSILA-SILA PANCASILA
1. Sila pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa adalah meliputi dan menjiwai sila-sila
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dan permusyawaratan/perwakilan, keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
2. Sila kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah diliputi dan dijiwai sila
Ketuhanan Yang Maha Esa adalah menjiwai sila-sila persatuan Indonesia, kerakyatan
yang dimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan permusyawaratan/perwakilan, keadilan
sosial bagi seluruh raat Indonesia
RUMUSANPANCASILA YANGBERSIFAT HIERARKHIS DAN
BERBENTUK PIRAMIDAL
3. Sila ketiga : Persatuan Indonesia adalah diliputi Ketuhanan Yang Maha Esa adalah
meliputi dan menjiwai sila-sila kerakyatan yang dimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dan permusyawaratan/perwakilan, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
4. Sila Keempat : kerakyatan yang dimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan
permusyawaratan/perwakilan, adalah diliputi dan dijiwai oleh sila-sila Ketuhanan
Yang Maha Esa kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, meliputi
dan menjiwai sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
5. Sila kelima : Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah diliputi dan dijiawi
oleh sila-sila Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia, kerakyatan yang dimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan
permusyawaratan/ perwakilan.
Kesatuan sila-sila Pancasila pada hakikatnya bukanlah hanya tm,rupakan
kesatuan yang bersifat formal logis saja namun juga meliputi kesatuan dasar
ontologis, dasar epistemologis serta dasar biologis dari sila Pancasila.
Sebagaimana dijelaskan bahwa kesatuan sila-sila Pancasila adalah bersifat
hierarkhis dan mempunyai 1, untuk piramidal, digunakan untuk
menggambarkan hubungan hierarkhis sila-sila dalam Pancasila dalam urut-
urutan luas (kuantitas) dalam pengertian inilah hubungan kesatuan sila-sila
Pancasila dalam anti formal logis
KESATUANSILA-SILA PANCASILA
SEBAGAI SUATU SISTEM FILSAFAT
DASAR ONTOLOGIS SILA-SILA
PANCASILA
Pancasila sebagai suatu kesatuan sistem filsafat tidak hanya kesatuan yang menyangkut sila-
silanya saja melainkan juga meliputi hakikat dasar dari sila-sila Pancasila atau secara filosofis
merupakan dasar onologis sila-sila Pancasila. Dasail ontologis Pancasila pada hakikatnya
adalah manusia yang memilikil hakikat mutlak monopluralis, oleh karena itu hakikat dasar
ini juga, disebut sebagai dasar antropologis. Hubungan kesesuaian antara negara dengan
landasan sila sila Pancasila adalah berupa hubungan sebab-akibat yaitu negara sebagai
pendukung hubungan dan Tuhan, manusia, satu, rakyat, dan adil sebagai pokok pangkal
hubungan. Landasan sila-sila Pancasila yaitu Tuhan, manusia, satu, rakyat dan adil adalah
sebagai sebab adapun negara adalah sebagai akibat.
Sebagaimana dijelaskann di muka sila-sila Pancasila terdiri atas angkaian kata-kata, dan
setiap sila terdapat kata yang merupakan ilbjek yang secara berturut-turut adalah sebagai
berikut : Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. tap kata tersebut
merupakan suatu kata polimorfemik (yaitu Kata dasar +afiks ke-/-an dan per-/- an).
1. Tuhan (ke-/-an) Ketuhanan
2. Manusia (ke-/-an) Kemanusiaan
3. Satu (per-/-an) Persatuanan
4. Rakyat (ke-/-an) Kerakyatanan
5. Adil (ke-/-an) Keadilan
HAKIKAT SILA-SILA PANCASILA
PENGERTIANKESESUAIANSIFAT-SIFAT DAN
KEADAANNEGARA DENGANLANDASANSILA-
SILA PANCASILA.
Telah dijelaskan di muka bahwa inti landasan sila-sila. Pancasila Tuhan,
manusia, satu, rakyat dan adil. Konsekuensinya segala sifat-sifat dan
keadaan negara harus sesuai dengan hakikat uhan, manusia, satu,
rakyat, dan adil. Bilamana dirinci pengertian 1 at-sifat ini pada
hakikatnya meliputi empat hal yaitu ; Sifat-sifat (sifat luar), yaitu hal baru
yang ditambahkan pada sesuatu sehingga merupakan ciri baru, atau
sesuatu itu memiliki ciri baru (kualitas) baru. Misalnya sebuah meja yang
kemudian dicat coklat (ditambahkan warna coklat), sehingga warna
coklat merupakan ciri baru meja sehingga disebut meja coklat.
PENGERTIANSIFAT-SIFAT
DAN KEADAANNEGARA
TERIMA
KASIH

More Related Content

What's hot

Filsafat, ilmu pengetahuan dan agama.ppt
Filsafat, ilmu pengetahuan dan agama.pptFilsafat, ilmu pengetahuan dan agama.ppt
Filsafat, ilmu pengetahuan dan agama.ppt
ari susanto
 
Tugas 2 filsafat ilmu
Tugas 2 filsafat ilmuTugas 2 filsafat ilmu
Tugas 2 filsafat ilmu
universitas negeri makassar
 
Filsafat Umum - Epistemologi
Filsafat Umum - EpistemologiFilsafat Umum - Epistemologi
Filsafat Umum - Epistemologi
Wulandari Rima Kumari
 
Aksiologi kelompok 3
Aksiologi kelompok 3Aksiologi kelompok 3
Aksiologi kelompok 3
Reny Shinta Shinta
 
Pengertian dan kedudukan filsafat dalam ilmu pengetahuan dan kehidupan manusia
Pengertian dan kedudukan filsafat dalam ilmu pengetahuan dan kehidupan manusiaPengertian dan kedudukan filsafat dalam ilmu pengetahuan dan kehidupan manusia
Pengertian dan kedudukan filsafat dalam ilmu pengetahuan dan kehidupan manusia
Risa Octaviani
 
Makalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat Ilmu
Makalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat IlmuMakalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat Ilmu
Makalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat Ilmu
sayid bukhari
 
Soal filsafat ilmu 26 02-2021 UAS R . Adhi Indra Kurnia
Soal filsafat ilmu 26 02-2021  UAS R . Adhi Indra KurniaSoal filsafat ilmu 26 02-2021  UAS R . Adhi Indra Kurnia
Soal filsafat ilmu 26 02-2021 UAS R . Adhi Indra Kurnia
R . Adhi Indra Kurnia
 
Presentasi integrasi iman, ilmu, dan amal
Presentasi  integrasi iman, ilmu, dan amalPresentasi  integrasi iman, ilmu, dan amal
Presentasi integrasi iman, ilmu, dan amalRizqy Putra
 
FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
FILSAFAT ILMU PENGETAHUANFILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
Alvy Mayrina
 
Jurnal filsafat ilmu
Jurnal filsafat ilmuJurnal filsafat ilmu
Jurnal filsafat ilmu
Ibnu Fajar
 
PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 11.pptx
PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 11.pptxPENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 11.pptx
PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 11.pptx
AYUNWULANNDARI
 
powerpoint tentang ilmu dan pengetahuan
powerpoint tentang ilmu dan pengetahuanpowerpoint tentang ilmu dan pengetahuan
powerpoint tentang ilmu dan pengetahuan
kikiismayanti
 
Definisi Filsafat Ilmu
Definisi Filsafat IlmuDefinisi Filsafat Ilmu
Definisi Filsafat Ilmu
AndhinaFitrianitaPutri
 
Aksiologi ppt
Aksiologi pptAksiologi ppt
Aksiologi ppt
Aprilianty Wid
 
Dimensi kajian filsafat ilmu
Dimensi kajian filsafat ilmuDimensi kajian filsafat ilmu
Dimensi kajian filsafat ilmu
M fazrul
 
Ontologi, epistimologi, aksiologi sains
Ontologi, epistimologi, aksiologi sainsOntologi, epistimologi, aksiologi sains
Ontologi, epistimologi, aksiologi sains
Mutiara Cess
 
Makalah pancasila sebagai suatu sistem
Makalah pancasila sebagai suatu sistemMakalah pancasila sebagai suatu sistem
Makalah pancasila sebagai suatu sistem
Zainal Abidin
 
Tantangan dan masa depan ilmu
Tantangan dan masa depan ilmuTantangan dan masa depan ilmu
Tantangan dan masa depan ilmu
ayu Naoman
 
Analisis dan Kesimpulan Pancasila Sebagai Filsafat
Analisis dan Kesimpulan Pancasila Sebagai FilsafatAnalisis dan Kesimpulan Pancasila Sebagai Filsafat
Analisis dan Kesimpulan Pancasila Sebagai Filsafat
rickes alhikma
 

What's hot (20)

Filsafat, ilmu pengetahuan dan agama.ppt
Filsafat, ilmu pengetahuan dan agama.pptFilsafat, ilmu pengetahuan dan agama.ppt
Filsafat, ilmu pengetahuan dan agama.ppt
 
Tugas 2 filsafat ilmu
Tugas 2 filsafat ilmuTugas 2 filsafat ilmu
Tugas 2 filsafat ilmu
 
Filsafat Umum - Epistemologi
Filsafat Umum - EpistemologiFilsafat Umum - Epistemologi
Filsafat Umum - Epistemologi
 
Aksiologi kelompok 3
Aksiologi kelompok 3Aksiologi kelompok 3
Aksiologi kelompok 3
 
Pengertian dan kedudukan filsafat dalam ilmu pengetahuan dan kehidupan manusia
Pengertian dan kedudukan filsafat dalam ilmu pengetahuan dan kehidupan manusiaPengertian dan kedudukan filsafat dalam ilmu pengetahuan dan kehidupan manusia
Pengertian dan kedudukan filsafat dalam ilmu pengetahuan dan kehidupan manusia
 
Makalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat Ilmu
Makalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat IlmuMakalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat Ilmu
Makalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat Ilmu
 
Soal filsafat ilmu 26 02-2021 UAS R . Adhi Indra Kurnia
Soal filsafat ilmu 26 02-2021  UAS R . Adhi Indra KurniaSoal filsafat ilmu 26 02-2021  UAS R . Adhi Indra Kurnia
Soal filsafat ilmu 26 02-2021 UAS R . Adhi Indra Kurnia
 
Presentasi integrasi iman, ilmu, dan amal
Presentasi  integrasi iman, ilmu, dan amalPresentasi  integrasi iman, ilmu, dan amal
Presentasi integrasi iman, ilmu, dan amal
 
FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
FILSAFAT ILMU PENGETAHUANFILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
 
Jurnal filsafat ilmu
Jurnal filsafat ilmuJurnal filsafat ilmu
Jurnal filsafat ilmu
 
PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 11.pptx
PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 11.pptxPENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 11.pptx
PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 11.pptx
 
powerpoint tentang ilmu dan pengetahuan
powerpoint tentang ilmu dan pengetahuanpowerpoint tentang ilmu dan pengetahuan
powerpoint tentang ilmu dan pengetahuan
 
Definisi Filsafat Ilmu
Definisi Filsafat IlmuDefinisi Filsafat Ilmu
Definisi Filsafat Ilmu
 
Makalah ontologi filsafat ilmu
Makalah ontologi filsafat ilmuMakalah ontologi filsafat ilmu
Makalah ontologi filsafat ilmu
 
Aksiologi ppt
Aksiologi pptAksiologi ppt
Aksiologi ppt
 
Dimensi kajian filsafat ilmu
Dimensi kajian filsafat ilmuDimensi kajian filsafat ilmu
Dimensi kajian filsafat ilmu
 
Ontologi, epistimologi, aksiologi sains
Ontologi, epistimologi, aksiologi sainsOntologi, epistimologi, aksiologi sains
Ontologi, epistimologi, aksiologi sains
 
Makalah pancasila sebagai suatu sistem
Makalah pancasila sebagai suatu sistemMakalah pancasila sebagai suatu sistem
Makalah pancasila sebagai suatu sistem
 
Tantangan dan masa depan ilmu
Tantangan dan masa depan ilmuTantangan dan masa depan ilmu
Tantangan dan masa depan ilmu
 
Analisis dan Kesimpulan Pancasila Sebagai Filsafat
Analisis dan Kesimpulan Pancasila Sebagai FilsafatAnalisis dan Kesimpulan Pancasila Sebagai Filsafat
Analisis dan Kesimpulan Pancasila Sebagai Filsafat
 

Similar to PENGANTAR FILSAFAT ILMU_KELOMPOK 12.pdf

TUGAS AKHIR KEL 13.pdf
TUGAS AKHIR KEL 13.pdfTUGAS AKHIR KEL 13.pdf
TUGAS AKHIR KEL 13.pdf
registaannisa
 
PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptx
PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptxPENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptx
PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptx
faizatunnisambrillia
 
Tugas Akhir Filsafat Kel.6.pptx
Tugas Akhir Filsafat Kel.6.pptxTugas Akhir Filsafat Kel.6.pptx
Tugas Akhir Filsafat Kel.6.pptx
Earlydesyaoctavia
 
Tugas Akhir Filsafat Kelompok 6 Kelas S.pptx
Tugas Akhir Filsafat Kelompok 6 Kelas S.pptxTugas Akhir Filsafat Kelompok 6 Kelas S.pptx
Tugas Akhir Filsafat Kelompok 6 Kelas S.pptx
FauziaIndahningsih
 
TUGAS AKHIR_PENGANTAR FILSAFAT ILMU_KELOMPOK_7[1].pptx
TUGAS AKHIR_PENGANTAR FILSAFAT ILMU_KELOMPOK_7[1].pptxTUGAS AKHIR_PENGANTAR FILSAFAT ILMU_KELOMPOK_7[1].pptx
TUGAS AKHIR_PENGANTAR FILSAFAT ILMU_KELOMPOK_7[1].pptx
WidiaAnjarsari
 
Tugas Akhir Filsafat Kelompok 10.pptx
Tugas Akhir Filsafat Kelompok 10.pptxTugas Akhir Filsafat Kelompok 10.pptx
Tugas Akhir Filsafat Kelompok 10.pptx
ShalsaBil
 
Tugas Akhir Kelompok 5 PPT Pengantar Filsafat Ilmu.pptx
Tugas Akhir Kelompok 5 PPT Pengantar Filsafat Ilmu.pptxTugas Akhir Kelompok 5 PPT Pengantar Filsafat Ilmu.pptx
Tugas Akhir Kelompok 5 PPT Pengantar Filsafat Ilmu.pptx
bungashoumizahro
 
Filsafat dan-filsafat-pendidikan1
Filsafat dan-filsafat-pendidikan1Filsafat dan-filsafat-pendidikan1
Filsafat dan-filsafat-pendidikan1
juniotrov
 
Makalah filsafat
Makalah filsafatMakalah filsafat
Makalah filsafat
Arsyil Ani
 
Filsafat Pendidikan
Filsafat PendidikanFilsafat Pendidikan
Filsafat Pendidikan
aidadwiinizuka.blogspot.com
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
Septian Muna Barakati
 
HUBUNGAN_FILSAFAT_SAINS_DAN_AGAMA.pdf
HUBUNGAN_FILSAFAT_SAINS_DAN_AGAMA.pdfHUBUNGAN_FILSAFAT_SAINS_DAN_AGAMA.pdf
HUBUNGAN_FILSAFAT_SAINS_DAN_AGAMA.pdf
Roida1
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
Warnet Raha
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
Warnet Raha
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
Septian Muna Barakati
 
Makalah Pengertian Filsafat
Makalah Pengertian FilsafatMakalah Pengertian Filsafat
Makalah Pengertian Filsafat
sayid bukhari
 
Tugas Akhir Filsafat Kelompok 6.pptx
Tugas Akhir Filsafat Kelompok 6.pptxTugas Akhir Filsafat Kelompok 6.pptx
Tugas Akhir Filsafat Kelompok 6.pptx
FauziaIndahningsih
 

Similar to PENGANTAR FILSAFAT ILMU_KELOMPOK 12.pdf (20)

TUGAS AKHIR KEL 13.pdf
TUGAS AKHIR KEL 13.pdfTUGAS AKHIR KEL 13.pdf
TUGAS AKHIR KEL 13.pdf
 
PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptx
PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptxPENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptx
PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptx
 
Tugas Akhir Filsafat Kel.6.pptx
Tugas Akhir Filsafat Kel.6.pptxTugas Akhir Filsafat Kel.6.pptx
Tugas Akhir Filsafat Kel.6.pptx
 
Tugas Akhir Filsafat Kelompok 6 Kelas S.pptx
Tugas Akhir Filsafat Kelompok 6 Kelas S.pptxTugas Akhir Filsafat Kelompok 6 Kelas S.pptx
Tugas Akhir Filsafat Kelompok 6 Kelas S.pptx
 
TUGAS AKHIR_PENGANTAR FILSAFAT ILMU_KELOMPOK_7[1].pptx
TUGAS AKHIR_PENGANTAR FILSAFAT ILMU_KELOMPOK_7[1].pptxTUGAS AKHIR_PENGANTAR FILSAFAT ILMU_KELOMPOK_7[1].pptx
TUGAS AKHIR_PENGANTAR FILSAFAT ILMU_KELOMPOK_7[1].pptx
 
Tugas Akhir Filsafat Kelompok 10.pptx
Tugas Akhir Filsafat Kelompok 10.pptxTugas Akhir Filsafat Kelompok 10.pptx
Tugas Akhir Filsafat Kelompok 10.pptx
 
Tugas Akhir Kelompok 5 PPT Pengantar Filsafat Ilmu.pptx
Tugas Akhir Kelompok 5 PPT Pengantar Filsafat Ilmu.pptxTugas Akhir Kelompok 5 PPT Pengantar Filsafat Ilmu.pptx
Tugas Akhir Kelompok 5 PPT Pengantar Filsafat Ilmu.pptx
 
Filsafat dan-filsafat-pendidikan1
Filsafat dan-filsafat-pendidikan1Filsafat dan-filsafat-pendidikan1
Filsafat dan-filsafat-pendidikan1
 
Makalah filsafat
Makalah filsafatMakalah filsafat
Makalah filsafat
 
Filsafat Pendidikan
Filsafat PendidikanFilsafat Pendidikan
Filsafat Pendidikan
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
 
HUBUNGAN_FILSAFAT_SAINS_DAN_AGAMA.pdf
HUBUNGAN_FILSAFAT_SAINS_DAN_AGAMA.pdfHUBUNGAN_FILSAFAT_SAINS_DAN_AGAMA.pdf
HUBUNGAN_FILSAFAT_SAINS_DAN_AGAMA.pdf
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
 
Makalah filsafat 4 (2)
Makalah filsafat 4 (2)Makalah filsafat 4 (2)
Makalah filsafat 4 (2)
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
 
Makalah Pengertian Filsafat
Makalah Pengertian FilsafatMakalah Pengertian Filsafat
Makalah Pengertian Filsafat
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
 
Tugas Akhir Filsafat Kelompok 6.pptx
Tugas Akhir Filsafat Kelompok 6.pptxTugas Akhir Filsafat Kelompok 6.pptx
Tugas Akhir Filsafat Kelompok 6.pptx
 

Recently uploaded

Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
abdinahyan
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
fadlurrahman260903
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
margagurifma2023
 
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
DrEngMahmudKoriEffen
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
Kanaidi ken
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
JALANJALANKENYANG
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
esmaducoklat
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
fildiausmayusuf1
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
 
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos ValidasiAksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
DinaSetiawan2
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
PreddySilitonga
 
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
asepridwan50
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
 
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
 
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos ValidasiAksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
 
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
 

PENGANTAR FILSAFAT ILMU_KELOMPOK 12.pdf

  • 1. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon and infographics & images by Freepik PENGANTAR FILSAFAT ILMU DOSEN PENGAMPU : Dr. Sigit Sardjono, M.S. TAHUN AJARAN 2022 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PRODI MANAJEMEN UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA DISUSUN OLEH : 1212100091 Saddam Hosen 1212100099 Raffi Aqil M 1212100109 Rizky Amelia H.
  • 2. PENDAHULUAN Filsafat ilmu ialah bagian filsafat yang mengkaji hakikat ilmu, atau ilmu yang membahas landasan ilmu secara filsafat (Mansur 2018:40). Widyawati (2013:94) berpendapat bahwa, “peran Filsafat Ilmu adalah untuk menjelaskan hakikat ilmu yang mempunyai banyak keterbatasan, sehingga dapat diperoleh pemahaman yang padu mengenai berbagai fenomena alam yang telah menjadi objek ilmu itu sendiri, selain itu filsafat ilmu juga dapat melatih cara berfikir menjadi lebih kritis”. Atmaja (2020:20) menegaskan, “peran Filsafat Ilmu sangat penting untuk memberikan Batasan secara realistis dan logis untuk mengembangkan ilmu pengetahuan agar tidak merugikan manusia, alam, dan lingkungan”. Pemahaman mendasar mengenai Filsafat Ilmu diharapkan akan berguna untuk memberi arah dan dasar dalam menentukan kebijakan- kebijakan yang mengatur kepentingan masyarakat secara umum, maupun yang berkaitan dengan pengembangan ilmu pengetahuan di masa mendatang (Astuti 2020:3).
  • 3. DAFTAR ISI TUGAS 1 ILMU, FILSAFAT DAN TEOLOGI TUGAS 2 ILMU DAN FILSAFAT (BEDA FILSAFAT DAN ILMU, BIDANG KAJIAN DAN HUBUNGAN TUGAS 3 PERLUNYA MAHASISWA BELAJAR FILSAFAT TUGAS 4 PENGETAHUAN DAN ILMU PENGETAHUAN ( SLIDE 5-13 ) ( SLIDE 14-23 ) ( SLIDE 24-37 ) ( SLIDE 18-52) COVER PENDAHULUAN ( SLIDE 1 ) ( SLIDE 2 ) DAFTAR ISI ( SLIDE 3-4 )
  • 4. DAFTAR ISI TUGAS 8 FILSAFAT KEBENARAN TUGAS 7 IKHTISAR SEJARAH PEMIKIRAN FILSAFAT TUGAS 10 BAB 2 - PENGETAHUAN ILMU FILSAFAT TUGAS 11 FILSAFAT PANCASILA TUGAS 9 KEBERADAAN MANUSIA DILIHAT DARI SISI FILSAFAT TUGAS 6 LATIHAN SOAL ( SLIDE 66-68 ) ( SLIDE 69-85 ) ( SLIDE 86-97 ) ( SLIDE 98-112 ) ( SLIDE 113-131 ) ( SLIDE 132-163 ) TUGAS 5 BAB 1- KEBERADAAN MANUSIA DILIHAT DARI SISI FILSAFAT ( SLIDE 53-65 )
  • 5. BAB 1 ILMU, FILSAFAT DAN TEOLOGI
  • 6. 1. MANUSIA BERTANYA Manusia selalu bertanya mengenai apa yang ada disekitarnya. Dalam setiap pertanyaan yang ingin diucapkan, manusia tentu berharap ada jawaban yang didapat. Tidak jarang juga menggunakan panca indera yang dimiliki untuk sekedar tau apakah pertanyaan yang diucapkan dapat dijawab oleh akal pikiran atau tidak. Contoh halnya saat bertanya mengenai agama seperti tujuan kehidupan, apa itu kehidupan dan kematian, serta apa yang akan didapat setelah kematian. Dan semua manusia dengan agama apapun akan berfikir pertanyaan yang sama untuk mendapatkan jawaban.
  • 7. 2. MANUSIA BERFILSAFAT • Manusia menggunakan akal budi dan pikirannya untuk mencari tahu apa yang terjadi dan untuk menjawab segala pertanyaan yang diucapkan. Dalam proses pencari tahuan mengenai suatu hal ini bila prosesnya memiliki ciri-ciri metodis, sistematis, dan cara mendapatkannya dapat dipertanggung-jawabkan, maka lahirlah ilmu pengetahuan. • Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang disusun metodis, sistematis dan koheren tentang suatu bidang tertentu dari kenyataan, dan yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang (pengetahuan) tersebut.
  • 8. FILSAFAT Filsafat adalah pengetahuan metodis, sistematis dan koheren tentang seluruh kenyataan (realitas). Filsafat merupakan refleksi rasional (fikir) atas keseluruhan realitas untuk mencapai hakikat (kebenaran) dan memperoleh hikmat (kebijaksanaan). Tiap jenis abstraksi melahirkan satu jenis ilmu pengetahuan dalam bangunan pengetahuan yang pada waktu itu disebut filsafat: Aras abstraksi pertama - fisika. Kita mulai berfikir kalau kita mengamati. Aras abstraksi kedua - matesis. Dalam proses abstraksi selanjutnya, kita dapat melepaskan diri dari materi yang kelihatan.
  • 9. Aras abstraksi ketiga - teologi atau “filsafat pertama”. Kita dapat meng-"abstrahere" dari semua materi dan berfikir tentang seluruh kenyataan, tentang asal dan tujuannya, tentang asas pembentukannya, dsb. Secara singkat, filsafat mencakup “segalanya”. Filsafat datang sebelum dan sesudah ilmu pengetahuan; disebut “sebelum” karena semua ilmu pengetahuan khusus mulai sebagai bagian dari filsafat dan disebut “sesudah” karena ilmu pengetahuan khusus pasti menghadapi pertanyaan tentang batas-batas dari kekhususannya.
  • 10. 3. MANUSIA BERTEOLOGI Teologi adalah : pengetahuan metodis, sistematis dan koheren tentang seluruh kenyataan berdasarkan iman. Secara sederhana, iman dapat didefinisikan sebagai sikap manusia dihadapan Tuhan(Allah). Yang mutlak dan Yang kudus, yang diakui sebagai Sumber segala kehidupan di alam semesta ini. Iman itu ada dalam diri seseorang antara lain melalui Pendidikan, tetapi dapat juga melalui usaha sendiri Iman seseorang terwujud dalam sikap, perilaku dan perbuatannya, terhadap sesamanya dan terhadap lingkungan hidupnya. Sebagai ilmu, teologi merefleksikan hubungan Allah dan manusia. Manusia berteologi karena ingin memahami imannya dengan cara lebih baik, dan ingin mempertanggungjawabkannya.
  • 11. 4. Obyek material dan obyek formal Ilmu filsafat memiliki obyek material dan obyek formal. • Obyek material adalah apa yang dipelajari dan dikupas sebagai bahan (materi) pembicaraan • Obyek formal adalah cara pendekatan yang dipakai atas obyek material, yang sedemikian khas sehingga mencirikan atau mengkhususkan bidang kegiatan yang bersangkutan. Dalam filsafat, ada filsafat pengetahuan. "Segala manusia ingin mengetahui", itu kalimat pertama Aristoteles dalam Metaphysica. Tugas filsafat ini adalah menyoroti gejala itu berdasarkan sebab- musabab pertamanya. Filsafat menggali "kebenaran”, "kepastian“, "obyektivitas“, "abstraksi", "intuisi", dari mana asal pengetahuan dan kemana arah pengetahuan.
  • 12. 5. Cabang-cabang filsafat Filsafat tentang pengetahuan: obyek material: pengetahuan ("episteme")dan kebenaran Epistemologi, logika, kritik ilmu-ilmu. Filsafat tentang seluruh keseluruhan kenyataan: obyek material : eksistensi (keberadaan) dan esensi (hakekat) metafisika umum (ontologi), metafisika khusus: antropologi (tentang manusia), kosmologi (tentang alam semesta), teodise (tentang tuhan). Filsafat tentang nilai-nilai yang terdapat dalam sebuah tindakan: obyek material : kebaikan dan keindahan etika, estetika.
  • 13. Sejarah Filsafat Dari beberapa pemaparan mengenai filsafat tentang pengetahuan. Dipertanyakan: Apa itu pengetahuan? Dari mana asalnya? Apa ada kepastian dalam pengetahuan, atau semua hanya hipotesis atau dugaan belaka? Ada banyak ilmu, ada pohon ilmu-ilmu, yaitu tentang bagaimana ilmu yang satu berkait dengan ilmu lain. Disebut pohon karena dimengerti pastilah ada ibu (akar) dari semua ilmu Menurut cara pendekatannya, dalam filsafat dikenal ada banyak aliran filsafat: eksistensialisme, fenomenologi, nihilisme, materialism dan sebagainya.
  • 14. ILMU DAN FILSAFAT (BEDA FILSAFAT DAN ILMU, BIDANG KAJIAN DAN HUBUNGAN) BAB 2 By KELOMPOK 12 DOSEN PENGAMPU : Dr. Sigit Sardjono, M.S.
  • 15. Ilmu merupakan pengetahuan yang kita gumuli sejak bangku sekolah dasar sampai pendidikan lajutan seperti perguruan ringgi. Derfilsafat tentang ilmu berarti kita berterusterang kepada diri kita sendiri. Demikian juga berfilsafat berarti berendah hati mengevaluasi segenap pengetahuan yang telah kita ketahui PENGERTIAN FILSAFAT Pengetahuan dimulal dengan rasa Ingin tahu, kepastian dimulai dengan rasa ragu-ragu dan filsafat dimulai dengan kedua-duanya. Berfilsafat didorong untuk mengetahui apa yang telah kita ketahui dan apa yang kita belum tahu.
  • 16. APAKAH FILSAFAT ? Seorang yang berfilsafat dapat diumpamakan sebagai seorang yang berpijak di bumi dan menengadan ke bintang-bintang. Dia ingin mengetahui hakekat dirinya dalam kesemestaan galaksi Atau seorang, yang berdiri di puncak tinggi, memandang ke ngarai dan lembah di bawahnya. Kerakteristik berfikir filsafat yang pertama adalah sifat menyeluruh. Tujuan berfikir secara kefilsafatan memang memancing keberangan tersebut, namun bukan berang kepada orang lain, melainkan berang terhadap diri sendiri dan bertenggang rasa terhadap orang lain.
  • 17. FILSAFAT PENDUKUNG PENGETAHUAN Filsafat, meminjam pemikiran Will Durant, dapat diibaratkan pasukan marinir yang merebut pantai untuk pendaratan pasukan infranteri. pasukan infranteri ini adalah berbagai pengetahuan yang di antaranya adalah ilmu. Filsafatlah yang memenangkan tempat berpijak bagi kegiatan keilmuan. Setelah itu ilmulah yang membelah gunung dan meramban hutan, yang dapat diandalkan. Setelah penyerahan dilakukan maya filsafatpun pergi. Dia kembali menjelajah laut lepas, berspekulasi dan meneratas. Dalam perkembangan filsafat menjadi ilmu terdapat taraf peralihan. Dalam taraf peralihan ini maka bidang penjelajahan filsafat menjadi lebih sempit, tidak lagi menyeluruh melainkan sektoral.
  • 18. CABANG-CABANG FILSAFAT Kulima cabang utama ini kemudian berkembang lagi menjadi cabang- cabang filsafat yang mempunyai bidang kajian yang lebih spesifik, di antaranya filsafac ilmu Cabang-cabang yang sekarang dikenal sebagai bidang yang mempunyai kajian formal ada pokoknya terdiri dari: 1. Epistemologi (Filsafat Pengetahuan) 2. Etika (Filsafat Moral) 3. Estetika (Filsafat Seni) . 4. Metasifika 5. Politik (Filsafat Pemerintahan) 6. Filsafat Agama 7. Filsafat Pendidikan 8. Filsafat Ilmu 9. Filsafat'llukum 10. Fils'afat Sejarah 11. Filsafat.Matematika
  • 19. FILSAFAT ILMU Filsafat ilmu merupakan bagian dari Epistemologi (Filsafat Pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji hakekat ilmu (pengetahuan ilmiah). Ilmu merupakan cabang pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri tertentu. Meskipun secara metodologis ilmu tidak membuat perbedaan antara ilmu-ilmu alam dengan ilmu-ilmu sosial, namun karena permasalahan-permasalahan teknis yang bersifat khas, maka filsafat ilmu ini seeing dibagi menjadi, filsafat ilmu-ilmu alam dan filsafat ilmu-ilmu sosial.
  • 20. Seseorang yang profesinya mendalami Biologi bila ditanya apakah yang menjadi bidang keahliannya, Mengapa bukan Ilmu Alam, atau Ilmu-Ilmu Alam? potong penanya yang penasaran, «Ya tidak tabu», kata-nya, «sebab kenyataannya memang begitu,» «Bila kenyataannya begitu,» sambung si ponanya,« mungapa Biologi tidak disebut ilmu pengetahuan hayat?» «sebab Ilmu Pengetahuan Hayat itu tidak biasa.» jawab ahli biologi ini mulai tidak sabar, «Jadi», senyum penanya itu sambil meletakkan kertas Aslinya «mengapa Ilmu Pengetahuan Alam itu tidak disebut ilmu Alam saja?» «sebab», simpul sang ahli biologi sambil meletakkan kartu truf-nya, «Ilmu Pengetahuan Alam itu dibina oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia». Skenario yang hipotetis ini menggambarkan kebingungan dalam penggunaan terminologi ilmu pengetahuan, Masalah ini menjadi lebih serius bila kita membahas hakekat ilmu pengetahuan ini secara filsafati. ILMU, ILMU PENGETAHUAN ATAU SAINS?
  • 21. DASAR-DASAR PENGETAHUAN Secara simbolik manusia memakan buah pengetahuan lawat Adam dan lawa dan setelah itu manusia harus hidup berbekal pengotahuan ini dia mengetahui yang mana yang benar dan mana yang salah, yang mana yang baik dan yang mana yang buruk, serta mana yang indah dan mana yang jelek. Manusia adalah satu satunya mahluk yang mengembangkan pengetahuan secara sungguh- sungguh. Binatang juga mempunyai pengetahuan, namun pengetahuan ini terbatas untuk kelangsungan hidupnya seekor kera tahu, buah jambu yang mana yang enak. Seekor anak tikus tahu, kucing yang manis yang ganas. Semua itu pada hakekatnya, menyimpulkan bahwa manusia itu dalam hidupnya mempunyai tujuan tertentu yang lebih tinggi dari sekedar mempertahankan kelangsungan hidupnya. Inilah yang menyebabkan manusia mengcmbangkan pengetahuannya, dan pengetahuan ini jugalah yang mendorong manusia menjadi mahluk yang bersifat khas di muka bumi. Ilahav yang mampu mengkomunikasikan informasi dan jalan fikiran yang melatarbelakangi informaal tersebut seekor beruk bisa saja memberikan informasi kepada kelompoknya bahwa ada segerombolan gorila datang menyerang, namun bagaimana berkembang bahasanya, dia tidak mampu mengkomunikasikan kepada beruk-beruk lainnya,jalan fikiran yang analitis mengenai gejala terse-but.
  • 22. HAKEKAT PENALARAN Penalaran merupakan suatu proses berfikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Manusia pada hakekatnya merupakan mahluk yang berpikir, merasa, bersikap, dan bertindak. Sikap dan tindakannya bersumber pada.pengetahuan yang didapatnya lewat kegiatan mcrasa atau berfikir. Penalaran menghasilkan pengetahuan yang dikaitkan dengan kegiatan berfikir, dan bukan dengan perasaan, meskipun seperti dikatakan pascal, hati pun memlaunyai logikanya tersendiri. Ciri penalaran yang kedua adalah sifat analik dart proses berfikirnya. Penalaran merupakan suatu kegiatan berfikir yang menyandar kan diri kepada suatu analisis, dan kerangka berfikir yang dipergunakan untuk analisis tersebut adalah logika penalaran yang bersangkutan. Penalaran yang akan dikaji dalam studi ini pada pokoknya adalah penalaran ilmiah, sebab usaha kita dalam mengembangkan kekuatan penalaran merupakan bagian dart usaha untuk meningkatkan mutu ilmu dan. teknologi. Penalaran ilmiah pada hakekatnya merupakan gabungan dari penalaran deduktifdaninduktif, yang lebih lanjut masing-masing terkait dengan rasionalisme dan dengan emoirisme.
  • 23. KRITERI KEBENARAN Teori kobenaran yang didasarkan kepada kriteria tersebut di atas disebut teori koheren. Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa berdasarkan teori koheren suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Bila kita menganggap bahwa "Semua manusia pasti akan mati" adalah suatu pernyataan yang benar, maka pernyataan bahwa" Si Polan adalah seorang manusia dan si Polan pasti akan mati" adalah benar pula, sebab pgrhyataan kgdua adalah konaiaton dungan pgrnyataan yang pgrtama. Teori lain adalah kebunaran yang berdasarkan kepada kriteria koresponden di mana eksponen utamanya adalah Bertrand Russell . Maksudnya, jika seseorang mengatakan bahwa ‘Ibu kota Republik Indonesia adalah Jakarta’ maka pernyataan itu adalah benar, sebab pernyataan itu berkorenponden dengan obyek yang bersifat faktural , yakni Jakarta yang memang menjadi ibu kota Republik Indonesia.
  • 24. MATERI 3 PERLUNYA MAHASISWA BELAJAR FILSAFAT By kelompok 12
  • 25. PERKEMBANGAN FILSAFAT ILMU Awal pemikiran filsafat dapat ditelusuri dari sejarah para pemikiran sebelum masehi, namun yang mudah dilacak yaitu sejak ada buah pemikiran dari Thales (624-548 SM). Thales mengembangkan filsafat alam kosmologi yang mempertanyakan asal mula, sifat dasar, dan struktur komposisi dari alam semesta, menurutnya semuanya berasal dari air sebagai materi dasar kosmis Sebagai ilmuwan ia mempelajari magnetisme dan listrik yang merupakan pokok soal fisika. Ia menegaskan bahwa filsuf adalah pecinta pandangan tentang kebenaran atau vision of truth, sedangkan filsafat merupakan pencarian yang bersifat perekaan atau spekulatif terhadap pandangan tentang seluruh kebenaran, sehingga filsafat Plato disebut filsafat spekulatif
  • 26. ALASAN PERLUNYA BELAJAR Mahasiswa sebagai bagian dari sivitas akademika diharapkan memiliki penguasaan yang baik atas bidang ilmu yang ditekuni untuk selanjutnya memanfaatkan ilmu tersebut, baik untuk pengembangan kehidupan dirinya maupun kehidupan masyarakat pada umumnya. Atas dasar itulah filsafat ilmu memiliki peranan penting dalam pembentukan kepribadian calon- calon ilmuwan pada umumnya. Diharapkan dengan memahami Filsafat mahasiswa bisa lebih berpikir secara mendalam, luas, kritis dan radikal. Sebagai seorang mahasiswa kita harus mempelajari filsafat ilmu agar dapatmengembangkan semangat toleransi dalam perbedaan pandangan, mampu membiasakan diri untuk bersikap logis-rasional Opini & argumentasi, mampuberpikirsecaracermat dan tidak kenal lelah, serta mampu membiasakan diri untuk bersikap kritis. Contoh: seseorang yang berfilsafat selalu berpikir dan berusaha untuk menemukan hal-hal baru, sehingga ditemukanlah alat-alat canggih itu semua berkat pengetahuan yang awalnya bermula dari seseorang itu berfilsafat.
  • 27. MANFAAT BELAJAR FILSAFAT DALAM KEHIDUPAN Filsafat adalah ilmu yang tak terbatas karena tidak hanya menyelidiki suatu bidang tertentu dari realitas yang tertentu saja.Filsafat senantiasa mengajukan pertanyaan tentang seluruh kenyataan yang ada. Filsafat pun selalu mempersoalkan hakikat, prinsip, dan asas mengenai seluruh realitas yang ada, bahkan apa saja yang dapat dipertanyakan, termasuk filsafat itu sendiri. Manfaat lainfilsafat adalah didasarkan pada pengertian filsafat sebagai suatu integrasi atau pengintegrasi sehingga dapat melakukan fungsi integrasi ilmu pengetahuan. Sebagian besar orang hanya menyangkutkan apa yang paling dekat dan apa yang paling dibutuhkannya pada saat dantempat tertentu
  • 28. HAKEKAT FILSAFAT Ada beberapa pendekatan yang dipilih manusia untuk memahami, mengolah, dan menghayati dunia beserta isinya. Pendekatan-pendekatan tersebut adalah filsafat, ilmu pengetahuan, seni, dan agama. Filsafat adalah usaha untuk memahami atau mengerti dunia dalam hal makna dan nilai-nilainya. Bidang filsafat sangat luas dan mencakup secara keseluruhan sejauh dapat dijangkau oleh pikiran. Disebabkan oleh karena itulah filsafat merupakan pendekatan yang menyeluruh terhadap kehidupan dan dunia. Suatu bidang yang berhubungan erat dengan bidang-bidang pokok pengalaman manusia. Filsafat berusaha untuk menyatukan hasil-hasil ilmu danpemahamantentang moral, estetik, dan agama. Para filsuf telah mencari suatu pandangan tentang hidup secara terpadu, menemukan maknanya serta mencoba memberikan suatu konsepsi yang beralasan tentang alam semesta dantempat manusia di dalamnya.
  • 29. MENGAPA HARUS BELAJAR FILSAFAT? Belajar filsafatilmubagi mahasiswasangat penting, karena beberapa manfaat yang dapat dirasakan antara lain : Let's Get Started Belajar filsafat ilmubagi mahasiswa sangat penting, karena beberapa manfaat yang dapat dirasakan, antara lain : Dapat membiasakan diri dalam bersikap logis dan rasional Mengajarkan cara berpikir cermat dan tidak kenal lelah Dapat memiliki pemahaman yg utuh Mengenai ilmu dan memapu menggunakan Sebagai landasan dalam proses pembelajaran.
  • 30. HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN KEBUDAYAAN DAN LINGKUNGAN 1. Hubungan filsafat dengan kebudayaan Kebudayaan adalah hasil budaya atau kebulatan cipta (akal), rasa dan karsa (kehendak) manusia yang hidup bermasyarakat. Antara manusia dan masyarakat serta kebudayaan ada hubungan yang erat. 2. Hubungan filsafat dengan lingkungan Filsafat sebagai hasil budaya manusia juga tidak lepas dari pengaruh alam sekitarnya. Itulah sebabnya terdapat berbagai jenis kefilsafatan tertentu yang mempunyai ciri-ciri tersendiri.
  • 31. 3. Hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan Yang dicari oleh filsafat adalah kebenaran. Kebenaran dalam filsafat dan ilmu pengetahuan adalah kebenaran akal, sedang kebenaran agama adalah kebenaran wahyu. . Terdapat bermacam-macam agama, yang masingmasing mengajarkankebenaran. Yang penting adalah bagaimana agar aliran yang bermacam-macam dalam filsafat dan ilmu pengetahuan itu tidak saling bertabrakan satu sama lain, tetapi dapat saling membantu dan bekerja sama. 4. Hubungan filsafat dengan agama Ilmu pengetahuan dan filsafat dapat membantu menyampaikan lebih lanjut ajaran agama kepada manusia. Sebaliknya, agama dapat membantu memberi jawaban terhadap problem yang tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan dan filsafat.
  • 32. MANFAAT FILSAFAT DALAM KEHIDUPAN Manfaat filsafat adalah didasarkan pada pengertian filsafat sebagai suatu integrasi atau pengintegrasi sehingga dapat melakukan fungsi integrasi ilmu pengetahuan. Filsafat memang abstrak, namun tidak berarti filsafat sama sekali tidak bersangkut paut dengan kehidupan sehari-hari yang kongkret. Filsafat sanggup membantu manusia dengan memberi pemahaman tentang apa itu artistic dan elok dalam kearsitekturan sehingga nilai keindahan yang diperoleh lewat pemahaman itu akan menjadi patokan utama bagi pelaksanaan pekerjaan pembangunan tersebut.
  • 33. HAL HAL YG MENDORONG BERFILSAFAT Sepanjang sejarah kefilsafatan dikalangan filsuf terdapat 3 (tiga) hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat yaitu: 1. Kekaguman atau keheranan atau ketakjuban 2. Keraguan atau kegengsian 3. Kesadaran akan keterbatasan Pada umumnya seorang filsuf mulai berfilsafat karena adanya rasa kagum atau adanya heran dalam pikiran filsafat itu sendiri. Aristoteles mengatakan, pada mulanya manusia takjub memandang benda-benda aneh disekitarnya, lama-kelamaan ketakjubannya semakin terarah pada hal-hal yang lebih besar dan luas seperti: perubahan dan peredaran bulan, matahari, bintang-bintang dan asal mula alam semesta. Contoh: ketidakpuasan seseorang mencari tahu adakah planet lain selain bumi yang belum ditempati membuat seseorang itu berfilsafat dan terus berusaha menyelidiki palnet-planet luar angkasa, adakah yang seperti bumi tempat yang bisa di huni oleh manusia.
  • 34. MANFAAT FILSAFAT SECARA UMUM 1. Filsafat membantu kita memahamisesuatu tidak selalu tampak seperti apa adanya. 2. Filsafat membantu kita mengerti tentang diri kita sendiri dan dunia kita. 3. Filsafat membuat kita lebih kritis. Mengajarkan pada kita apa yg mungkin kita terima begitu saja ternyata salah atau merupakan Sebagian dari kebenaran. 4. Filsafat mengembangkan kemampuan kita dalam : ▪ Menalar secara jelas ▪ Membedakan argument yg baik dan buruk ▪ Menyampaikan pendapat secara jelas ▪ Melihat dan mempertimbangkan pendapat dan pandangan yg berbeda.
  • 35. MANFAAT FILSAFAT ILMU SECARA KHUSUS a. Sebagai alat mencari kebenaran dari segala fenomena yang ada. b. Mempertahankan, menunjang dan melawan atau berdiri netral terhadap pandangan filsafat lainnya. c. Memberikan pengertian tentang cara hidup, pandangan hidup dan pandangan dunia. d. Memberikan ajaran tentang moral dan etika yang berguna dalam kehidupan. d. Menjadi sumber inspirasi untuk kehidupan e. Memberikan kebiasaan untuk memandang dalam memecahkan persoalan dalam kehidupan sehari hari f. Memberikan pandangan yg luas
  • 36. GUNA FILSAFAT Check the answers GUNA FILSAFAT Filsafat mempunyai kegunaan baik teoritis maupun praktis. Dengan mempelajari filsafat, orang 'akan bertambah pengetahuannya. la dapat menyelidiki segala sesuatu lebih mendalam dan lebih luas sehingga akan sanggup menjawab semua pertanyaan secara lebih mendalam dan luas pula. Berdasarkan uraian tersebut maka filsafat mempunyai kegunaan sebagai berikut: 1 Melatih diri untuk berpikir kritis dan runtut serta menyusun hasil pikiran tersebut secara sistematis. 2 Membuat diri menjadimanusia yang penuh toleransi dan tenggang rasa. Menjadi alat yang berguna bagi manusia baik untuk kepentingan pribadi maupun dalam hubungannya dengan orang lain. Menyadari akan kedudukan manusia baik sebagai pribadi maupun dalam hubungannya dengan orang lain, alam sekitar, dan Tuhan Yang Maha Esa Menjadikan manusia lebih taat kepada Tuhan Yang Maha Esa. 3 4 5
  • 37. FUNGSI FILSAFAT Berdasarkan sejarah kelahirannya, filsafat mula-mula berfungsi sebagai induk atau ibu ilmu pengetahuan. Sebelum ilmu pengetahuan lain ada, filsafat harus menjawab segala macam persoalan tentang manusia, masyarakat, sosial ekonomi, negara, kesehatan, dan lain sebagainya. Karena perkembangan keadaan dan masyarakat, banyak problem yang kemudian tidak dapat dijawab oleh filsafat. Spesialisasi terjadi sedemikian rupa sehingga hubungan antara cabang dan ranting ilmu pengetahuan sangat kompleks. Sehubungan dengan keadaan tersebut maka filsafat dapat berfungsi sebagai interdisipliner sistem. Filsafat dapat berfungsi menghubungkan ilmu-ilmu pengetahuan yang telah kompleks tersebut. Filsafat dapat berfungsi sebagai tempat bertemunya berbagai disiplin ilmu pengetahuan.
  • 39. A.DEFINISI DAN JENIS PENGETAHUAN Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu knowledge. Dalam Encyclopedia of Phisolophy dijelaskan bahwa definisi pengetahuan adalah kepercayaan yang benar (knowledge is justified true belief).' Sedangkan secara terminologi akan dikemukakan beberapa definisi tentang pengetahuan. Menurut Drs. Sidi Gazalba, pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti, dan pandai. Pengetahuan itu adalah semua milik atau isi pikiran.2 Dengan demikian pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu. Dalam kamus filsafat dijelaskan bahwa pengetahuan (knowledge) adalah proses kehidupan yang diketahui manusia secara Iangsung dari kesadarannya sendiri. Dalam peristiwa ini yang mengetahui (subjek) memiliki yang diketahui (objek) di dalam dirinya sendiri sedemikian aktif sehingga yang menge¬tahui itu menyusun yang diketahui pada dirinya sendiri dalam kesatuan aktif .
  • 40. B. HAKIKAT DAN SUMBER PENGETAHUAN Pengetahuan berkembang dari rasa ingin tahu, yang merupakan ciri khas manusia karena manusia adalah satu-satunya makhluk yang mengembangkan pengetahuan secara sungguh¬sungguh. Binatang juga mempunyai pengetahuan, namun pengetahuan ini terbatas untuk kelangsungan hidupnya (survival). Manusia mengembangkan pengetahuannya untuk mengatasi kebutuhan-kebutuhan kelangsungan hidup ini. Dia memikirkan hal-hal barn, karena dia hidup bukan sekedar untuk kelangsungan hidup, namun lebih dari itu. 1. JENIS PENGETAHUAN
  • 41. A. REALISME Teori ini mempunyai pandangan realistic terhadap alam. Pengetahuan menurut realisme adalah gambaran atau kopi yang sebenarnya dari apa yang ada dalam alam nyata (dari fakta atau hakikat). Pengetahuan atau gambaran yang ada dalam akal adalah kopi dari yang asli yang ada di luar akal. Hal ini tidak ubahnya seperti gambaran yang terdapat dalam foto. Dengan demikian, realisme berpendapat bahwa pengetahuan adalah benar dan tepat bila sesuai dengan kenyataan. B. IDEALISME Ajaran idealisme menegaskan bahwa untuk mendapatkan pengetahuan yang benar-benar sesuai dengan kenyataan adalah mustahil. Pengetahuan adalah proses-proses mental atau proses psikologis yang bersifat subjektif. Oleh karena itu, pengetahuan bagi seorang idealis hanya merupakan gambaran subjektif dan bukan gambaran objektif tentang realitas. Subjektif dipandang sebagai suatu yang mengetahui, yaitu dari orang yang membuat gambaran tersebut. 2. HAKIKAT PENGETAHUAN
  • 42. A. EMPIRISME Kata ini berasal dari kata Yunani empeirikos, artinya pengalaman. Menurut aliran ini manusia memperoleh penge¬tahuan melalui pengalamannya. Dan bila dikembalikan kepada kata Yunaninya, pengalaman yang dimaksud ialah pengalaman inderawi. Dengan inderanya, manusia dapat mengatasi taraf hubungan yang semata-mata fisik dan masuk ke dalam medan intensional, walaupun masih sangat sederhana. Indera menghubungkan manusia dengan hal-hal konkret-material. B. RASIONALISME Aliran ini menyatakan bahwa akal adalah dasar kepastian pengetahuan. Pengetahuan yang benar diperoleh dan diukur dengan akal. Manusia memperoleh pengetahuan melalui kegiatan menangkap objek. Bagi aliran ini kekeliruan pada aliran empirisme yang disebabkan kelemahan alat indera dapat dikoreksi, seandainya akal digunakan. Rasionalisme tidak mengingkari kegunaan indera dalam memperoleh pengetahuan. 3.SUMBER PENGETAHUAN
  • 43. C. INTUISI Menurut Henry Bergson intuisi adalah hasil dari evolusi pemahaman yang tertinggi. Kemampuan ini mirip dengan insting, tetapi berbeda dengan kesadaran dan kebebasannya. Pengembangan kemampuan ini (intuisi) memerlukan suatu usaha. Ia juga mengatakan bahwa intuisi adalah suatu pengetahuan yang langsung, yang mutlak dan bukan pengetahuan yang nisbi. Menurutnya, intuisi mengatasi sifat lahiriah pengetahuan simbolis, yang pada dasarnya bersifat analisis, menyeluruh, mutlak, dan tanpa dibantu oleh penggambaran secara simbolis. Karena itu, intuisi adalah sarana untuk mengetahui secara langsung dan seketika. D. WAHYU Wahyu adalah pengetahuan yang disampaikan oleh Allah kepada manusia lewat perantaraan pars nabi. Para nabi memperoleh pengetahuan dari Tuhan tanpa upaya, tanpa bersusah payah, tanpa memerlukan waktu untuk memperolehnya. Pengetahuan mereka terjadi atas kehendak Tuhan semesta. Tuhan mensucikan jiwa mereka dan diterangkan-Nya Pula jiwa mereka untuk memperoleh kebenaran dengan jalan wahyu.
  • 44. Dari sejumlah pengertian yang ada, sering ditemukan kerancuan antara pengertian pengetahuan dan ilmu. Kedua kata tersebut dianggap memiliki persamaan arti, bahkan ilmu dan pengetahuan terkadang dirangkum menjadi kata majemuk yang mengandung arti tersendiri. Hal ini sering kita jumpai dalam berbagai karangan yang membicarakan tentang ilmu pengetahuan. Namun jika kedua kata itu berdiri sendiri-sendiri, akan tampak perbedaan antara keduanya. Ilmu adalah suatu bentuk aktiva manusia yang dengan melakukannya umat manusia memperoleh suatu pengetahuan dan senantiasa lebih lengkap dan lebih cermat tentang alam di masa lampau, sekarang dan kemudian hari, serta suatu kemampuan yang meningkat untuk menyesuaikan dirinya pada dan mengubah ling¬kungannya serta mengubah sifat-sifatnya sendiri. Perbedaan antara ilmu dengan pengetahuan dapat ditelusuri dengan melihat perbedaan ciri-cirinya. Herbert L. Searles memperlihatkan ciri-ciri tersebut sebagai berikut: "Kalau ilmu berbeda dengan filsafat berdasarkan empiris, maka ilmu berbeda dari pengetahuan biasa karena ciri sistematisnya". 4. DEFINISI DAN JENIS PENGETAHUAN
  • 45. Dalam kamus filsafat dijelaskan bahwa pengetahuan (knowledge) adalah proses kehidupan yang diketahui manusia secara Iangsung dari kesadarannya sendiri. Dalam peristiwa ini yang mengetahui (subjek) memiliki yang diketahui (objek) di dalam dirinya sendiri sedemikian aktif sehingga yang mengetahui itu menyusun yang diketahui pada dirinya sendiri dalam kesatuan aktif . Dalam kamus filsafat dijelaskan bahwa pengetahuan (knowledge) adalah proses kehidupan yang diketahui manusia secara Iangsung dari kesadarannya sendiri. Dalam peristiwa ini yang mengetahui (subjek) memiliki yang diketahui (objek) di dalam dirinya sendiri sedemikian aktif sehingga yang menge¬tahui itu menyusun yang diketahui pada dirinya sendiri dalam kesatuan aktif .
  • 47. 1. DASAR ONTOLOGIS Dasar ontologis, menurut Jujun S. Suriasumantri (2010), yaitu bicara tentang hakikat apa yang dikaji. Amsal Bakhtiar (2012) mengemukakan, ontologi berasal dari Bahasa Yunani, yaitu on/ontos yakni ada, dan logos yakni ilmu, sehingga ontologi adalah ilmu tentang yang ada. 2. DASAR EPISTEMOLOGIS Menurut Jujun S. Suriasumantri (2010), dasar epistemologis yaitu metode atau cara-cara mendapatkan pengetahuan yang benar. Kemudian Amsal Bakhtiar (2012) menjelaskan, ontologis yaitu cabang filsafat yang berurusan dengan hakikat dan lingkup pengetahuan, pengandaian dan dasar-dasarnya serta pertanggungjawaban atas pertanyaan mengenai pengetahuan yang dimiliki. 3. DASAR AKSIOLOGIS Menurut Jujun S. Suriasumantri (2010), aksiologi adalah dasar ilmu pengetahuan yang berbicara tentang nilai kegunaan ilmu. Di dalam on¬tologi dibicarakan mengenai ilmu dan moral, tanggung jawab sosial serta berbagai etika dalam pengembangan keilmuan. 6. DASAR DAN JENIS ILMU PENGETAHUAN
  • 48. 7. OBJEK DAN KONSEP ILMU P ENGETAHUAN ILMIAH
  • 49. 2. KONSEP ILMU Konsep ilmu sebagaimana dipahami Solly Lubis (2012), yaitu bagan, rencana, atau pengertian, baik yang bersifat abstrak maupun operasional yang merupakan alat penting untuk kepentingan pemikiran dalam ilmu atau pengetahuan ilmiah. Setiap ilmu hams memiliki satu atau beberapa konsep kunci atau konsep tambahan yang bertalian. Beberapa contoh konsep ilmiah seperti konsep bilangan di dalam matematika, konsep gaga di dalam fisika, konsep evolusi dalam biologi, stimulus di dalam psikologi, kekuasaan dalam politik atau strata sosial di dalam ilmu sosial, simbol di dalam linguistik, keadilan di dalam ilmu hukum, keselamatan dalam ilmu teologi, atau lingkungan di dalam ilmu-ilmu interdisipliner. 3. KONSEP PENGETAHUAN Menurut Jujun Suriasumantri (2010), pengetahuan pada hakikatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang suatu objek tertentu, termasuk ke dalamnya ilmu. Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang diketahui manusia di samping berbagai pengetahuan lainnya seper¬ti seni dan agama. Pengetahuan merupakan khazanah kekayaan mental
  • 50. Tujuan ilmu pengetahuan dapat dibedakan menjadi dua macam berdasarkan alirannya, sebagaimana dikemukakan oleh Darsono Prawi¬negoro (2011), yakni: Pertama, berdasarkan pengembangan ilmu penge¬tahuan untuk keperluan ilmu pengetahuan itu sendiri, yaitu sebatas untuk memenuhi rasa keingintahuan manusia. Kedua, ilrnu,pengetahuan pragmatis. Aliran inl menyakini bahwa pengembangan ilmu pengetahuan haruslah dapat memberikan manfaat bagi manusia dalam pemecahan masalah kehidupan. Jika dilihat dari pemikiran filsafat, maka ilmu (ilmu pengetahuan) dapat digolongkan menjadi dua golongan. Pertama, ilmu pengetahuan riil, yaitu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan sosial. Kedua, ihnu pengetahuan formal, yaitu matematika dan logis. Ini juga sering disebut sebagai alat ilmu pengetahuan, atau istilah Jujun Suriasumantri (2010) matematika yaitu sebagai sarana berpikir dalam kegiatan berbagai di¬siplin keilmuan, dan dia tidak menggolongkan matematika sebagai ilmu pengetahuan, tetapi cara berpikir deduktif. 8. TUJUAN ILMU PENGETAHUAN
  • 51. Kritik ini dituangkan dalam pemikiran sebagai berikut : •Pertama, metode empiris, dalam sains maupun dalam kehidupan sehari-hari, biasanya bersifat sepotong-sepotong (piece meal). Menurut pengakuan kaum rasionalis, mereka mencari kepastian dan kesempurnaan yang sisitematis. Penelitian mereka dalam matematika, khusus geometri, mencoba tidak memercayai pengalaman, tetapi hanya berdasarkan suatu penalaran. •Kedua, pengetahuan empiris (empirical knowledge). Pengetahuan em¬piris diperoleh atas bukti pengindraan dengan penglihatan, pendengar¬an, dan sentuhan indra lainnya, sehingga kita memiliki konsep dunia di sekitar kita. Paradigma pengetahuan empiris yaitu sains, yang hipotesis sains diuji dengan observasi atau eksperimen. •Ketiga, pengetahuan otoritas (authoritative knowledge). Kita mene¬rima suatu pengetahuan itu benar bukan karena telah mengeceknya di luar dari diri kita, melainkan telah dijamin oleh otoritas (suatu sumber yang berwibawa, memiliki hak) di lapangan. Kita menerima pendapat orang lain, karena is ialah seorang pakar dalam bidangnya. KRITIK PAHAM RASIONALISME TERHADAP EMPIRISME
  • 52. Batas penjelasan ilmu yaitu ketika manusia berhenti berpikir untuk mencari pengetahuan, ilmu didapatkan dari penjelasan pengalaman manusia, sehingga jika manusia memulai penjelasannya pada pengalaman manusia dan berhenti di batas pengalaman manusia. Ilmu membatasi lingkup penjelasannya pada batas pengalaman manusia juga disebabkan metode yang digunakan dalam menyusun yang telah teruji secara empiris. Ilmu tidak mempelajari masalah surga dan neraka dan juga tidak mempelajari sebab musabab kejadian terjadinya manusia, sebab kejadian itu berada di luar jangkauan pengalaman manusia. Ilmu hanya membatasi daripada hal-hal yang berbeda dalam pengalaman, yaitu terletak pada fungsi ilmu itu sendiri dalam kehidupan manusia yakni sebagai alat pembantu manusia dalam menanggulangi masalah yang dihadapi sehari¬hari 9. PENJELASAN ILMU
  • 53. - BAB 1 - KEBERADAAN MANUSIA DILIHAT DARI SISI FILSAFAT
  • 54. "Siapakah manusia itu?" merupakan pertanyaan yang paling mendasar dan paling utama dalam sejarah manusia. Segala pertanyaan yang menyangkut hal-hal lain, seperti tentang bumf, bulan, langit, udara, air dan atom, sel serta tentang Tuhan hanya relevan jika dikaitkan dengan manusia. Bagi manusia, mengetahui siapa dirinya, dari mana asal usulnya, apa tujuan hidupnya, bagaimana is menghayati hidup secara konsisten, memang merupakan masalah yang berbeda beda. MANUSIA SEBAGAI SEBUAH PERSOALAN
  • 55. Kata "filsafat" berasal dari bahasa Yunani, yakni philein, artinya mencintai dan sophia, artinya kebijaksanaan. Dari dua kata ini secara harafiah filsafat diartikan dengan cinta akan kebijaksanaan. Kata sophia dalam pandangan filsafat lebih dari sekedar "wisdom" dalam bahasa Inggris. Dalam pengertian ini filsafat diberi arti rasa cinta manusia untuk mengetahui dan memuaskan aspek kognitifnya. Sementara Pythagoras mengkaitkan sophia dengan kontemplasi APA ITU FILSAFAT ?
  • 56. PYTHAGORAS Pythagoras adalah "pengetahuan hasil kontemplasi". Dengan pengertian itu murid Plato ini ingin membedakan antara "pengetahuan hasil kontemplasi" dengan "pengetahuan yang bersifat teknis dan instrumentalistik" yang dimiliki oleh pelaku bisnis dan para atlet.
  • 57. DARI BERBAGAI KARAKTER DI ATAS, FILSAFAT BISA DIDEFINISIKAN DALAM TIGA HAL. Pertama, filsafat sebagai hasil perenungan. Kedua, sebagai kritik. Dalam pengertian ini filsafat berusaha mengerti, membedakan dan mengambil keputusan Ketiga, filsafat sebagai ilmu yang berusaha mencari kebenaran secara metodis, sistematis, rasional dan radikal melampaui kebenaran dan pertanggungjawaban.
  • 58. I. Filsafat Manusia dan Ilmu-Ilmu Lain Filsafat manusia adalah bagian integral dari sistem filsafat, yang secara spesifik menyoroti hakikat atau esensi manusia. Karena itu cara kerja filsafat manusia tidak terlepas dari cara kerja filsafat pada umumnya. Dengan kata lain, metode filsafat manusia tidak berbeda dengan metode filsafat pada umumnya. II. Metode Filsafat Manusia Sebagai bagian dari filsafat, filsafat manusia memiliki cara kerja yang sama dengan cara kerja filsafat pada umumnya, yakni berusaha menangkap makna di balik gejala empiris itu. Karena itu objek penelusuran filsafat manusia adalah hal-hal yang ada di balik yang kelihatan, yang sangat me-nentukan eksistensi manusia. Filsafat manusia memikirkan aspek-aspek mendasar yang bersifat metafisis dan spiritualitas tentang manusia. FILSAFAT MANUSIA DAN METODENYA
  • 59. Ada tiga alasan untuk menunjukkan relevansi itu. I. Pertama, dengan bertanya kita mewujudkan hakikat kemanusiaan. Aristoteles (384-322 sM) telah mendefinisikan manusia dengan ungkapan homo est animal rationale, artinya manusia adalah binatang berpikir. II. Kedua, dengan mendalami manusia, kita mengenal manusia dengan lebih baik. Memang filsafat manusia tidak menawarkan jawaban yang menurut ukuran pragmatic membawa dampak langsung bagi kehidupan sehari-hari. III. Ketiga, sebagai konsekuensi lebih lanjut dari butir kedua, filsafat manusia mengantar kita untuk semakin mampu bertanggungjawab terhadap diri kita dan sesama. Orang yang mengenal diri dan sesamanya dengan baik tidak hanya mampu mencintai diri dan orang lain, melainkan juga semakin mampu menunjukkan tanggungjawab secara nyata terhadapnya. RELEVANSI FILSAFAT MANUSIA
  • 60. BATASAN BUKU INI Manusia adalah makhluk multidimensional. Persoalan eksistensialnya sangat kompleks. Melihat kompleksitas itu tidak semua persoalan mendasar manusia bisa diulas dalam satu buku. Mengingat hal itulah dalam buku ini penulis membatasi diri pada topik-topik tertentu yang berkaitan dengan eksistensi manusia.
  • 61. - BAB II - MANUSIA SEBAGAI PERSONA
  • 62. PENGERTIAN INDIVIDU I. Makhluk Infrahuman Setiap makhluk di dunia ini merupakan individualitas tersendiri. Syarat sebagai individu ialah bahwa ia mempunyai identitas diri yang tidak terbagi sehingga ia bisa dibedakan dari yang lain. Bagi makhluk infrahuman pengertian "individu" dikaitkan dengan jenis. II. Manusia Bagi manusia pengertian "individu" tidak sekedar "jenis" atau "spesies", tidak pula bersifat seragam, apalagi bersifat numerik. Individu manusia terkait dengan keunikan. Keunikan itu berakar pada dimensi kerohanian. Sebagai individu manusia memang merupakan jenis yang sama.
  • 63. PERSONA A. Arti Persona Selain kata "individu", kata "persona" juga dikenakan pada manusia. Di zaman sekarang kata ini bahkan lebih banyak digunakan daripada kata "individu". Secara etimologis, kata "persona" berasal dari bahasa Yunani, yang artinya adalah topeng. Konon dalam tradisi seni drama masyarakat Yunani, para pemain sandiwara harus mengenakan topeng ketika memainkan peran tokoh tertentu. B. Tiga Pandangan Pandangan Ontologis Dalam pandangan ontologis, tekanan manusia sebagai pribadi di- letakkan pada rasionalitas dan individualitas. Artinya, manusia dilihat sebagai makhluk yang rasional dan bersifat individual. Pandangan Psikologis Pendekatan psikologis meletakkan pribadi manusia pada aspek psikis31. Fokus perhatian psikologi adalah emosi dan afeksi. Ini berbeda dengan pandangan ontologis. Pandangan Dialogis Pandangan dialogis mengkaitkan pribadi manusia dengan hubungan antara satu manusia dengan manusia yang lain. Dalam pandangan ini manusia adalah makhluk relasional.
  • 64. NILAI-NILAI ABSOLUT PRIBADI Dari paparan yang panjang lebar di atas, dapat disarikan bahwa esensi manusia sebagai pribadi menyangkut empat hal mendasar ini, yakni kesadaran akan diri, bersifat otonom dan transendental, serta komunikatif. Sebagai pribadi manusia adalah makhluk yang sadar akan diri sendiri. Kesadaran ini bersumber pada aspek kerohaniannya. Dengan kesadaran, manusia mempertimbangkan kualitas tindakannya. Ia tahu apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Dengan kesadaran pula manusia mengenal siapa dirinya, dan bagaimana ia berpartisipasi membangun dunianya. Selain kesadaran manusia juga memiliki kemampuan untuk menentukan dirinya. Itu berarti, sifat otonom menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pribadi manusia.
  • 65. KESIMPULAN Sebagai pribadi manusia mempunyai kemampuan untuk menentukan diri. Ia juga memberi makna bagi kehidupannya dengan mempertimbangkan segala tindakannya. Tidak hanya mempertimbangkan, melainkan ia juga menyatakan apa yang dipertimbangkan. Karena itu manusia bukan saja the rational being, melainkan juga the act of being. Artinya, kualitas manusia sebagai pribadi diungkapkan melalui perbuatan nyata sehari-hari. Sebagai pribadi manusia adalah makhluk yang transendental, otonom, bebas dan relasional. Dengan sifat transendentalnya, manusia mampu mengatasi diri, sekaligus mengambil bagian dalam sifat keilahian. Hidup manusia tertuju pada sesuatu yang mengatasi dirinya. Dengan sifat otonomnya is mampu memilih mana yang baik dan mana yang buruk, serta mengambil keputusan terhadap tindakannya. Dengan sifat relasionalnya manusia diharuskan untuk berhubungan dengan sesama serta dunianya. Sebagai pribadi manusia bukan konsep yang abstrak.
  • 66.
  • 67.
  • 68.
  • 71. ALIRAN EMPRIRISME NYATA DALAM PEMIKIRAN DAVID HUME (1711-1776), yang memilih pengalaman sebagai sumber utama pengetahuan. Pengalaman itu dapat yang bersifat lahirilah (yang menyangkut dunia), maupun yang batiniah (yang menyangkut pribadi manusia). Oleh karena itu pengenalan inderawi merupakan bentuk pengenalan yang paling jelas dan sempurna. ALIRAN RASIONALISME DIPELOPORI OLEH RENE DESCARTES (1596-1650 M). Dalam buku Discourse de la Methode tahun 1637 ia menegaskan perlunya ada metode yang jitu sebagai dasar kokoh bagi semua pengetahuan, yaitu dengan menyangsikan segalanya, secara metodis. Kalau suatu kebenaran tahan terhadap ujian kesangsian yang radikal ini, maka kebenaran itu 100% pasti dan menjadi landasan bagi seluruh pengetahuan.
  • 72. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik Mencoba mengembangkan suatu sintesis atas dua pendekatan yang bertentangan ini. Kant berpendapat bahwa masing- masing pendekatan benar separuh, dan salah separuh. Benarlah bahwa pengetahuan kita tentang dunia berasal dari indera kita, namun dalam akal kita ada faktor-faktor yang menentukan bagaimana kita memandang dunia sekitar kita. KRITISISME IMANUEL KANT (1724-1804)
  • 73. Filsafat masa kini merupakan aneka bentuk reaksi langsung atau taklangsung atas pemikiran Georg Wilhelm Friedrich Hegel (1770-1831). Hegel ingin menerangkan alam semesta dan gerak-geriknya berdasarkan suatu prinsip. Menurut Hegel semua yang ada dan semua kejadian merupakan pelaksanaan-yang-sedang-berjalan dari Yang Mutlak dan bersifat rohani. Oleh sebab itu pemikiran Hegel langsung ditentang oleh aliran pemikiran materialisme yang mengajarkan bahwa yang sedang-menjadi itu, yang sering sedang-menjadi-lebih-sempurna bukanlah ide ("Yang Mutlak"), namun adalah materi belaka. MASA KINI (1800-SEKARANG) Itulah faham yang dicetuskan oleh Ludwig Andreas Feuerbach (1804-1872). Sayangnya, materi itu sendiri tidak bisa menjadi mutlak, karena pastilah ada yang-ada-di-luar-materi yang "mengendalikan" proses dalam materi itu untuk materi bisa menjadi-lebih-sempurna-dari-sebelumnya. Hegel pada dasarnya meniadakan kemutlakan. Dalam cara sama, dengan mengatakan bahwa yang mutlak itu materi, maka materialisme pun jatuh dalam kubangan yang sama. Dari sini dapat difahami munculnya sejumlah aliran-aliran penting dewasa ini: LUDWIG ANDREAS FEUERBACH (1804-1872)
  • 74. Marxisme (diberi nama mengikuti tokoh utama Karl Marx, 1818-1883) mengajarkan bahwa kenyataan hanya terdiri atas materi belaka, yang berkembang dalam proses dialektis (dalam ritme tesis-antitesis-sintesis).Marx adalah pengikut setia Feuerbach (sekurangnya pada tahap awal). Friedrich Engels (1820-1895), Friedrich Engels (1820-1895), dan lebih-lebih oleh Lenin, Stalin dan Mao Tse Tung, aliran filsafat Marxisme ini menjadi gerakan komunisme, yaitu suatu ideologi politik praktis Partai Komunis di negara mana saja untuk merubah dunia. Sangat nyata bahwa dimana saja Partai Komunis itu menjalankan praktek-praktek yang nyatanya mengingkari hak-hak azasi manusia, dan karena itu tidak berperikemanusiaan. Edmund Husserl, 1859-1938) ingin mendekati realitas tidak melalui argumen-argumen, konsep-konsep, atau teori umum. "Zuruck zu den sachen selbst" -- kembali kepada benda-benda itu sendiri, merupakan inti dari pendekatan yang dipakai untuk mendeskripsikan realitas menurut apa adanya. Setiap obyek memiliki hakekat, dan hakekat itu berbicara kepada kita jika kita membuka diri kepada gejala-gejala yang kita terima.
  • 75. Filasafat dan agama merupakan dua kekuatan yang mewarnai dunia. Filsafat pada hakiketnya adalah akal dan agama pada hakekatnya adalam hati atau iman. Dengan demikian perkembangan peradaban manusia selalu dilatarbelakangi oleh pertarungan antara akal dengan hati, antara filsafat dengan agama. Kita awali penjelajahan sejarah peradaban pemikiran sebagai berikut: TOKOH – TOKOH FILSAFAT
  • 76. Filsafat dimulai oleh Thales, sebagai seorang filsafat jagat raya. Ia diberi gelar “Bapak Filsafat”. Ia mengajukan pertanyaan aneh, yaitu: “Apakah sebenarnya bahan alam semesta itu ? (What is the nature of the world stuff ?), kemudian ia menjawab: “ Air “. Jawaban sederhana ini sebenarnya belum tuntas, karena masih ada pertanyaan lanjutan, yaitu: “ dari apa air itu ? “. Perhatikan, ia menjadi filsuf karena ia bertanya. Jawabannya sangat sederhana, namun pertanyaannya jauh lebih bernilai ketimbang jawabannya.Ia mulai menggunakan akal, alasannya adalah karena air penting bagi kehidupan. THALES (624-546 SM) Ia menjelaskan bahwa substansi pertama itu bersifat kekal dan ada dengan sendirinya. Substansi itu adalah: “Udara”.Argumentasinya, yaitu: “Udara merupakan sumber segala kehidupan “. ANAXIMANDER (610-546 SM)
  • 77. Ia seorang ahli matematika dan ia mengajarkan bahwa bilangan merupakan substansi dari semua benda. Ia orang pertama yang menggunakan istilah philosophia. Ia menyebut dirinya sebagai philosophos (pecinta kearifan). Baginya, kearifan yang sesungguhnya hanyalah dimiliki oleh Tuhan. Sebuah ajaran metafisis yang ia katakan bahwa “bilangan merupakan intisari dari semua benda maupun dasar pokok dari sifat-sifat benda”. Segenap gejala alam menurutnya merupakan pengungkapan inderawi dari perbandingan metematik. Filsafatnya dipadatkan menjadi sebuah dalil yang berbunyi: “Bilangan memerintah jagat raya”. PYTHAGORAS (572-497 SM) Ia mengatakan bahwa alam semesta itu selalu dalam keadaan berubah. Ia menyatakan: “Engkau tidak dapat terjun ke sungai yang sama dua kali karena air sungai itu selalu mengalir” (You can not step twice into the same river, for the fresh waters are ever flowing upon you). Jika kita hendak memahami kehidupan kosmos, maka kita harus menyadari bahwa kosmos itu dinamis. Ia selalu bergerak. Dalam berfikir ia menggunakan metode intuisi. HERACLITUS (544-484 SM)
  • 78. Ia tokoh relativisme (suatu pandangan bahwa pengetahuan itu dibatasi, baik oleh akal budi yang serba terbatas maupun oleh cara mengetahui yang serba terbatas) dan sebagai logikawan pertama. Dalam berfikir ia menggunakan metode deduksi logis (penyimpulan dari yang umum ke yang khusus). Ia bertanya: “Apa standar kebenaran dan apa ukuran realitas ?” dan “ Bagaimana hal itu dapat dipahami ?”. Lalu ia menjawab: “ Ukurannya ialah logika yang konsisten “. PARMANIDES (450 SM) Ia merupakan tokoh yang merelatifkan kebenaran. Baginya tidak ada kebenaran mutlak dan tidak ada generalisasi. Dengan kata lain menurutnya ialah “tidak ada kebenaran umum, semua kebenaran relatif”. Ia telah mendorong lahirnya konsep-konsep matematika. ZENO (490 SM)
  • 79. Ia menyatakan bahwa “manusia adalah ukuran kebenaran”. Pernyataan itu merupakan tulang punggung humanisme. Ia menyatakan pula bahwa kebenaran itu bersifat pribadi. Akibatnya tidak akan ada ukuran yang absulut dalam etika, metafisika maupun agama. PROTAGORAS (480-411 SM) Ia membangkitkan semangat berfilsafat. Ia mengingatkan bahwa persoalan pokok dalam filsafat bukanlah alam, melainkan manusia. Ia telah membangkitkan jiwa humanisme. Ia tidak memberikan jawaban final tentang etika, agama dan metafisika. Pandangannya mengenai relativitasnya moral telah mengilhami munculnya utilitarianisme, pragmatisme, positivisme dan eksistensialime. GORGIAS (485-380 SM)
  • 80. Ia tidak meninggalkan tulisan. Doktrin bahwa semua kebenaran itu relatif telah mengguncangkan sains telah mapan, mengguncangkan keyakinan agama. Doktrin ini menimbulkan kekacauan dalam kehidupan. Oleh karena itu Socrates bangkit. Ia meyakinkan bahwa tidak semua kebenaran itu relatif, Ada kebenaran memang relatif, namun tidak semuanya. Ia seorang penganut moral yang absolut dan meyakini bahwa menegakkan moral merupakan tugas filosof, yang didasarkan pada ide-ide rasional dan keahlian dalam pengetahuan. OCRATES (470-399 SM) Ia murid dan sahabat Socrates. Sebagai muridnya, Plato menjelaskan bahwa kebenaran umum itu memang ada, bukan dibuat, melainkan sudah ada di alam idea. Plato dengan doktrin idea yang lepas dari objek, yang berada dalam alam idea. Idea itu umum, berarti berlaku umum dan ada kebenaran yang khusus, yaitu disebutnya kongkretisasi idea di alam ini. “Kucing di alam idea berlaku umum, kebenaran umum. Kucing hitam di rumah saya adalah kucing yang khusus”. PLATO (427-347 SM)
  • 81. Ia dikenal sebagai Bapak Logika. Logikanya disebut logika tradisional (dalam perkembangannya ada logika modern). Logika Aristoteles disebut juga logika formal. Ia percaya adanya Tuhan. Bukti adanya Tuhan menurutnya ialah Tuhan sebagai penyebab gerak atau a first cause of motion. Tuhan itu berhubungan dengan dirinya sendiri. Tuhan bukan persona. Tuhan tidak memperhatikan doa dan keinginan manusia. Dalam mencintai Tuhan, manusia tidak perlu mengharap Tuhan mencintai manusia. Tuhan adalah kesempurnaan tertinggi. Aristoteles meletakkan dasar-dasar sains. Ia seorang pekerja keras. Karyanya tentang logika berjudul organon yang berisi tentang categories. ARISTOTELES (384-322 SM)
  • 82. FILSAFAT SEBAGAI DEMITOLOGISASI METAFISIS Bahwa filsafat lahir dari mitos, kita sekarang harus mengakui bahwa mitos begitu saja bukanlah filsafat. Jalan yang mengarah dari mitos menuju ilmu, melalui sastra darn filsafat, justru bisa disebut "demitologisasi". Istilah ini mengacu pada proses pengambilan "mitos" (dalam pengertian modern sebagai "keyakinan yang keliru") keluar dari mitos—yaitu mempertanyakan keyakinan-keyakinan kita yang tak tertanyakan dengan harapan mengubahnya menjadi ungkapan kebenaran yang lebih andal.
  • 83. EMPAT ANALISA DI YUNANI KUNO Sebagaimana siratan diagram ini, yang terbaik dari jawaban-jawaban awal terhadap pertanyaan tentang realitas puncak yang dikernukakan oleh Anaximander (kira-kira 610-546 S.M.), yang berpendapat bahwa di antara empat anasir tersebut tidak ada yang bisa diakui dengan tepat sebagai unsur dasar, karena anasir tersebut saling berlawanan (seperti basah dan kering, panas dan dingin). Jika satu unsur itu "tanpa tapal batas", maka ini akan merontokkan semua anasir lainnya
  • 84. FIISAFAT SEBAGAI DIALOG RASIONAL Garis pembagi tebal dalam filsafat Yunani kuno--garis yang menempatkan para filsuf yang memiliki pandangan yang terlihat jauh dan asing di satu sisi dan para filsuf an mempunyai pandangan yang dengan jelas tampak lebih relevan dengan permasalahan filosofis kontemporer di sisi lain—terdapat dalam bentuk secrang filsuf saja yang, sepengetahuan kita, tidak pernah menulis buku. Filsuf tersebut, Sokrates (470-399 S.M.), memberi penafsiran yang benar-benar bare mengenai tugas filosofis, yang implikasi penuhnya merentang sampai 2.000 tahun. Kita mengetahui ide dan kehidupan Sokrates terutama melalui tulisan-tulisan seorang pengikut dekatnya, Plato (427-347 S.M.).
  • 85. FILSAFAT SEBAGAL IIMU TELEOLOGIS Pemanfaatan aka universal oleh Sokrates dan penggunaan dialog oleh Plato untuk membangun sistem idealisme, yang didasarkan pada ajaran¬ajaran Sokrates, mengubah dengan cepat perkembangan filsafat di Yunani kuno. Dengan menyebut gagasan Plato, saya telah menyirnpulkan bahwa idealisme bisa menghasilkan bangunan ilmu universal. Fakta bahwa sebetulnya saat ini tiada ilmuwan yang menengok ide-ide Plato sebagai sumber sains modern me¬nyiratkan bahwa Plato gagal dalam tugas tersebut (sekurang¬kurangnya, pandangan modern tentang apakah sains itu). Akan tetapi, seperti yang akan kita perhatikan pada jam kuliah ini, sistem lain yang diajukan Aristoteles, murid Plato yang paling ber¬pengaruh, berhasil dalam tugas tersebut melalui suatu jalan yang tidak pernah ditempuh.
  • 86. (Proposisi Akan Benar Jika Dilandasi Teori, Hanya Allah Yang Maha Benar) FILSAFAT KEBENARAN
  • 87. A. FILSAFAT KEBENARAN Plato pernah mempertanyakan apakah kebenaran itu sebenarnya? Seorang murid Plato bernama Aristoteles, menjawab pertanyaan suhunya ini dengan pendapat bahwa kebenaran itu subjektif sifatnya, artinya kebenaran bagi seseorang adalah tidak benar bagi yang lain, sehingga kemudian lahirlah kebenaran relatif dan kebenaran mutlak.
  • 88. Selanjutnya untuk melihat sesuatu itu benar atau tidak benar, maka beberapa kriteria yang sudah dilembagakan akan penulis sampaikan beberapa kritik antara lain sebagai berikut: 1. Teori Kebenaran Korespondensi. 2. Teori Kebenaran Koherensi. 3. Teori Kebenaran Pragmatis. 4. Teori Kebenaran Sintaksis. 5. Teori Kebenaran Semantis. 6. Teori Kebenaran Non Deskripsi. 7. Teori Kebenaran Logika yang Berlebihan. 8. Teori Kebenaran Performatif: 9. Teori Kebenaran Paradigmatik. 10. Teori Kebenaran Proposisi.
  • 89. YANG MAHA BENAR Puncak kebenaran itu sendiri sebenarnya adalah Allah Yang Maha Benar (AI Haq), itulah sebabnya para pedzikir senantiasa mengucapkan "Alhamdulillah" (Segala Puji Bagi Allah) pada setiap penyelesaian penemuan itmiahnya, ataupun ketika selesai melaksanakan Shalat Fardhu sebanyak tiga puluh tiga kali.
  • 90. Sudah jelas bahwa tidak ada perangkat tanda yang dapat dikatakan benar. Selanjutnya, kecuali secara luwes, kita sesungguhnya tidak dapat mengatakan bahwa sesuatu pemyataan benar. Kadang- kadang pemyataan diartikan sama sepenuhnya dengan proposisi, dan kalau demikian halnya, maka perkataan benar dapat diterapkan kepada keduanya. A. PROPOSISI SUATU PERNYATAAN YANG BENAR
  • 91. Ukuran kebenaran sesungguhnya tergantung pada apakah sebenarnya yang diberikan kepada kita oleh metode-metode untuk memperoleh pengetahuan. Jika apa yang dapat kita ketahui ialah ide-ide kita, maka pengetahuan hanya dapat terdiri dari ide-ide yang dihubungkan secara tepat; dan kebenaran merupakan keadaan-saling-berhubungan (coherence) di antara ide-ide tersebut atau keadaan saling berhubungan di antara proposisi-proposisi. B. UKURAN KEBENARAN
  • 92. 1. Paham Koherensi (Coherence Theory) Pandangan ini dudukung oleh Pythagoras, Parmenides, Spinoza, dan Hegel. Teori ini dianut oleh kaum rasionalis. Kebenaran tidak lagi ditemukan dalam kesesuaian dengan kenyataan, melainkan dalam relasi antara proposisi baru dengan proposisi lama atau yang sudah ada. Kebenaran koherensi adalah kebenaran atas hubungan antara dua pernyataan
  • 93. Pendasar teori ini adalah Aristoteles. Beberapa pokok penting yang perlu diketahui tentang hal ini adalah: A. Teori ini sangat didukung oleh empirisme, dan oleh karena itu teori ini sangat menghargai pengamatan dan pengujian empiris. B. Teori ini juga menegaskan dualitas antara S dan 0, pengenal dan yang dikenal. C. Teori ini juga menekankan bukti bagi kebenaran suatu pengetahuan.
  • 94. K. Rogers, seorang penganut realisme kritis di Amerika, menunjukkan bahwa kita perlu rnengadakan perbedaan antara dua segi dari makna. Pertama-tama, ada segi kejiwaan yang di dalamnya makna termasuk dalam lingkungan pengalaman kejiwaan dan merupakan makna yang kita berikan. Kemudian ada segi makna yang termasuk dalam lingkungan objeknya, yaitu hakekat objek. Hal ini telah kita kenal di depan sebagai esensi, dan Rogers menamakannya demikian.. Kata dan Makna Yang Sesuai
  • 95. Definisi-definisi tentang kebenaran paham-paham empiris mendasarkan diri pada pelbagai segi pengalaman, dan biasanya menunjuk kepada pengalaman inderawi dari orang seorang. Semua paham tersebut dalam arti tertentu memandang proposisi bersifat meramalkan (predictiue) atau hipotetis, dan memandang kebenaran proposisi sebagai terpenuhinya ramalan-ramalan. Yang demikian ini menyebabkan kebenaran menjadi pengertian yang bersifat subjektif serta nisbi. 3. Paham Empiris (Emperical Theory)
  • 96. 4. Teory Pragmatisme Kebenaran pragmatis adalah kebenaran hanya dalam salah satu konsekuensi saja. Kelemahan kebenaran ini adalah apabila kemungkinannya luas, oleh karena itu harus dipilih kemungkinannya hanya dua dan saling bertolak belakang. Misalnya, semua yang teratur ada yang mengatur, dalam hal ini kita tidak membicarakan yang tidak teratur.
  • 97. Memverifikasi Pernyataan Yang Benar . Bagaimanakah kita mengetahui bahwa proposisi itu benar? Menurut Dewey, kita baru mengetahui setelah kita mengadakan verifikasi, dan yang demikian ini kita kerjakan dengan cara berjalan ke kiri. Jika dengan berjalan ke arah kiri, kita sungguh-sungguh ke luar dari hutan, maka barulah proposisi tersebut sungguh-sungguh benar. Proposisi yang kita ajukan merupakan suatu hipotesa yang meramalkan konsekuensi- konsekuensi.
  • 99. Manusia adalah satu-satunya makhluk yang mampu bertanya. Ia mempertanyakan dirinya, keberadaannya, dan dunianya. Kendati masih bersifat sederhana, kegiatan ini sudah diperlihatkan sejak dini. Dalam kehidupan sehari-hari secara umum pertanyaan dapat digolongkan dalam dua tingkatan, yakni pertanyaan yang sederhana dan pertanyaan yang bersifat teoritis. Yang pertama kita sebutkan pertanyaan yang terkait dengan masalah-masalah praktis. Pertanyaan yang bersifat mendasar disebutkan pertanyaan filosofis. Pertanyaan-pertanyaan yang termasuk dalam tingkatan ini antara lain, Siapakah diri kita? Ke mana tujuan hidup? Apa yang paling berharga bagi kehidupan ini?
  • 101. Merupakan pertanyaan yang paling mendasar dan paling utama dalam sejarah manusia. Segala pertanyaan yang menyangkut hal-hal lain, seperti tentang bumi, bulan, langit, udara, air dan atom, sel serta tentang Tuhan hanya relevan jika dikaitkan dengan manusia. Bagi manusia, mengetahui siapa dirinya, dari mana asal usulnya, apa tujuan hidupnya, bagaimana is menghayati hidup secara konsisten, memang merupakan masalah yang berbeda-beda. Akan tetapi semua pertanyaan ini merupakan satu kesatuan, yakni berkaitan dengan pemaknaan hidup serta nilai-nilai keberadaannya. Siapakah Manusia Itu?
  • 103. Kata "Filsafat" Berasal dari bahasa Yunani, yakni philein, artinya mencintai dan sophia, artinya kebijaksanaan. Dari dua kata ini secara harafiah filsafat diartikan dengan cinta akan kebijaksanaan. Kata sophia dalam pandangan filsafat lebih dari sekedar "wisdom" dalam bahasa Inggris. Plato, sebagaimana dipaparkan oleh Andre Ata Ujan, lebih jauh menunjukkan hakikat filsafat sebagai hasil kontemplasi dalam lima karakter berikut".
  • 105. A. Filsafat Manusia Dan Ilmu- Ilmu Lain Filsafat manusia adalah bagian integral dari sistem filsafat, yang secara spesifik menyoroti hakikat atau esensi manusia. Namun sebelum membicarakan metode filsafat manusia lebih lanjut tidak ada salahnya kita lebih dulu membedakan filsafat manusia dengan ilmu-ilmu lain yang juga membicarakan manusia. Bagi ilmu pengetahuan data merupakan titik pijak untuk menggambarkan apa yang ingin dikaji, termasuk manusia. Filsafat manusia justru beranjak lebih jauh dari fakta yang ada. Dengan kata lain, filsafat manusia berusaha mencari makna tertinggi dari data. Tugas dan fungsi filsafat manusia adalah mempelajari manusia dalam kebulatan aslinya serta menghadapinya sebagai sesuatu keseluruhan.
  • 106. B. Metode Filsafat Manusia Refleksi merupakan kegiatan khan filsafat manusia untuk menangkap nomena. Titik tolak refleksi filsafat manusia adalah pengalaman. Akan tetapi tidak semua pengalaman dapat direfleksikan secara filosofis, melainkan hanya hal-hal yang berhubungan dengan hakikat manusia. Jadi, metode filsafat manusia untuk menangkap hakikat manusia secara utuh adalah refleksi, dan analisa transendental serta sintesis. Selain bersifat reflektif, transendental dan sintesis, filsafat manusia juga bersifat ekstensif, intensif dan kritis. Ciri ekstensif dapat dilihat dari luas jangkauan objek kajiannya. Sebagaimana sudah dijelaskan di depan, filsafat manusia membicarakan manusia secara menyeluruh. Sifat universal ini memungkinkan filsafat manusia bersifat ekstensif.
  • 107. 1. PENGERTIAN INDIVIDU A. Makhluk Infrahuman Setiap makhluk di dunia ini merupakan individualitas tersendiri. Syarat sebagai individu ialah bahwa ia mempunyai identitas diri yang tidak terbagi sehingga ia bisa dibedakan dari yang lain. Bagi makhluk infrahuman pengertian "individu" dikaitkan dengan jenis. B. Manusia Bagi manusia pengertian "individu" tidak sekedar "jenis" atau "spesies", tidak pula bersifat seragam, apalagi bersifat numerik. Individu manusia terkait dengan keunikan. Keunikan itu
  • 108. 2. PERSONA Selain kata "individu", kata "persona" juga dikenakan pada manusia. Di zaman sekarang kata ini bahkan lebih banyak digunakan daripada kata "individu". Secara etimologis, kata "persona" berasal dari bahasa Yunani, yang artinya adalah topeng. Konon dalam tradisi seni drama masyarakat Yunani, para pemain sandiwara harus mengenakan topeng ketika memainkan peran tokoh tertentu. Melalui topeng sang aktor/aktris menghadirkan watak tokoh yang dimainkan. A. Arti Persona I. Pandangan Ontologis Untuk menambah cara pandang kita tentang pribadi baiklah kita menyinggung berbagai pendekatan yang digunakan untuk menjelaskan personalitas manusia. Baptista Mondin mengelompokkan tiga pendekatan yang pada umumnya dipakai untuk tujuan tersebut, yakni pendekatan ontologis, pendekatan psikologis, dan pendekatan dialogis. B. TIGA PANDANGAN
  • 109. ii. Pandangan Psikologis Pendekatan psikologis meletakkan pribadi manusia pada aspek psikis. Fokus perhatian psikologi adalah emosi dan afeksi. Ini berbeda dengan pandangan ontologis. Kalau pandangan ontologis meletakkan inti pribadi manusia pada esensi dan eksistensi, yakni kodrat, rasio serta keunikan dan kebebasan, psikologi meletakkan pribadi manusia pada kejiwaan. iii. Pandangan Dialogis Pandangan dialogis mengkaitkan pribadi manusia dengan hubungan antara satu manusia dengan manusia yang lain. Pribadi setiap manusia terbentuk melalui relasi, yakni relasi jiwa dan badan, relasi individu dengan masyarakat, sebaliknya relasi masyarakat dengan individu. Jadi, konsep Aku berpusat pada relasi.
  • 110. Beberapa Elemen Persona PERTAMA adalah karakter. Setiap pribadi memiliki karakter yang unik. Kata "karakter" berasal dari bahasa Yunani, yakni "character", artinya "alat untuk memberi tanda atau cap" atau "tanda atau capnya sendiri". KEDUA akal budi. Akal budi merupakan elemen persona yang paling hakiki. Dibandingkan dengan makhluk lainnya, akal budi merupakan keistimewaan manusia. Akal budi merupakan dasar untuk melahirkan ide-ide. Dan itu tidak sama dalam setiap orang. 1 2
  • 111. KETIGA, kebebasan. Wacana mengenai kebebasan juga bersifat personal. Mengapa? Karena yang dapat menentukan diri seseorang, bukan orang lain, melainkan dirinya sendiri. Dalam proses pengambilan keputusan, seseorang harus menentukan pilihannya menurut suara hatinya. KEEMPAT, nama. Nama merupakan perwujudan dan pengejawantahan sekaligus menjadi identitas pribadi seseorang. Seseorang dipanggil dengan namanya. Menyebut nama tidak sekedar mengeluarkan bunyi melalui huruf-huruf yang tersusun, melainkan mengandung makna pengakuan terhadap eksistensi pemilik nama. 3 4
  • 112. KELIMA, suara hati. Suara hati merupakan bagian hakiki dari kepribadian seseorang. Suara hati ada dalam diri setiap orang. Hati nurani selalu bersifat personal, karena is melekat dengan pribadi seseorang. KEENAM, perasaan. Perasaan merupakan ungkapan lubuk hati yang mendalam dari setiap pribadi. Ketika seseorang merasa senang atau sedih dan mengungkapkan perasaan senang atau sedihnya itu, ia mengungkapkan diri. 5 6
  • 114. A. PENGETAHUAN Bahwa manusia itu tahu sesuatu, tidak ada yang menyangkal. Manusia tahu akan dunia sekitarnya, akan dirinya sendiri, akan orang-orang lain. Manusia tahu yang baik dan yang buruk, yang indah dan tidak indah. Bagaimana manusia itu dapat tahu, apakah sumbernya, apakah sebenarnya tahu itu?
  • 115. TAMPAK J ELAS BAHWA, ADA 4 (EMPAT) GEJ ALA TAHU YAITU, A. Manusia ingin tahu, B. Manusia ingin tahu yang benar, C. Objek tahu ialah yang ada dan yang mungkin ada, dan D. manusia tahu bahwa ia tahu. orang yang tahu disebut mempunyai pengetahuan. Jadi pengetahuan adalah hasil dari tahu.
  • 116. Ada 2 (dua) sesuatu dalam putusan sehingga putusan selalu ada bagiannya, yaitu yang menjadi dasar pengakuan dan yang diakui terhadap dasar itu. Dasar pengakuan itu disebut subjek dan yang diakui terhadap subjek itu dinamakan predikat.
  • 117. Berdasarkan 2 (dua) macam putusan itu maka pengetahuan pun ada dua macam : pengetahuan khusus yang mengenai sesuatu yang satu atau tertentu saja dan pengetahuan umum yang berlaku bagi seluruhnya. Baik pengetahuan khusus maupun pengetahuan umum, keduanya milik manusia berlandaskan pengalaman, entah itu pengalaman manusia itu sendiri ataupun pengalaman orang lain.
  • 118. KEYAKINAN Keyakinan adalah sikap mental atas dasar kepastian bahwa ada kebenaran, tetapi kebenaran yang diselidiki sendiri. Ada pula kemungkinan orang mempunyai keyakinan akan kebenaran bukan karena penyelidikannya sendiri, melainkan atasdasar pemberitahuan pihak lain.
  • 119. Manusia banyak menggunakan pengetahuan untuk hidupnya sehari- hari. Pengetahuan, terutama pengetahuan umum, amat bermanfaat bagi hidup manusia untuk keperluan hidupnya sehari-hari. Tetapi orang tidak tahu benar akan seluk-beluk pengetahuan itu.
  • 120. B. ILMU PENGETAHUAN Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang bertujuan mencapai kebenaran ilmiah tentang objek tertentu, yang diperoleh melalui pendekatan atau cara pandang (approach), metode (method), dan sistem tertentu. Ilmu pengetahuan tidaklah menghiraukan gunanya. Akan tetapi tujuan utamanya adalah tahu yang mendalam, sedapat mungkin tahu benar, apa sebabnya demikian dan mengapa harus demikian.
  • 121. MASING-MASING PERTANYAAN ITU AKAN MENGHASILKAN : 1. Ilmu pengetahuan filosofi yang mempersoalkan hakikat atau esensi sesuatu (pengetahuan universal). 2. Ilmu pengetahuan kausalistik, artinya selalu mencari sebabmusabab keberadaannya (pengetahuan umum bagi suatu jenis benda). 3. Ilmu pengetahuan yang bersifat deskriptif-analitik, yaitu mencoba menjelaskan sifat-sifat umum yang dimiliki oleh suatu jenis objek. 4. Ilmu pengetahuan yang bersifat normative, yaitu mencoba memahami norma suatu objek yang dari sana akan tergambar tujuan dan manfaat dari objek tersebut.
  • 122. A. Sistem tertutup, sistem ini tidak memungkinkan masuknya unsurunsur baru ke dalamnya, B. Sistem terbuka, sistem ini memang dimaksudkan untuk memberikan peluang bagi masuknya unsur-unsur baru agar keberadaan sesuatu hal kemungkinan bisa tetap berlangsung. C.Sistern alami, sistem ini memang sudah sejak awal merupakan suatu kesatuan yang utuh dalam rangka mencapai tujuan yang juga telah ditentukan sejak awal. D.Sistem buatan, sistem ini jelas merupakan hasil karya manusia. Hal ini tercipta atau diciptakan secara sengaja untuk memenuhi segala macam kebutuhan hidup sehari-hari yang semakin kompleks E. Sistem yang berbentuk lingkaran, sistem ini merupakan perkembangan dari sistem buatan, yang dibuat agar lebih memudahkan tercapainya salah satu tujuan hidup. F. Sistem yang berbentuk garis lurus, sistem ini juga merupakan perkembangan dari sistem buatan. ADA 6 (ENAM) SISTEM YANG LAZIM DIKENAL DALAM ILMU PENGETAHUAN, YAITU:
  • 123. KEBENARAN ILMU PENGETAHUAN Kebenaran ilmu pengetahuan (lazim disebut kebenaran keilmuan atau kebenaran ilmiah) adalah pengetahuan yang jelas dari suatu objek materi yang dicapai menurut objek forma (cara pandang) tertentu dengan metode yang sesuai dan ditunjang oleh suatu sistem yang relevan. ADA 3 (TIGA) TEORI POKOK TENTANG KEBENARAN KEILMUAN INI, YAITU: 1) Teori Saling Hubungan (Coherence Theory) Sering disebut teori konsistensi, karena menyatakan bahwa kebenaran itu tergantung pada adanya saling hubungan di antara ide-ide secara tepat, yaitu ide-ide yang sebelumnya telah diterima sebagai kebenaran.
  • 124. 2) TEORI PERSESUAIAN (CORRESPONDENCE THEORY) Kalau teori koherensi diterima oleh kebanyakan kaum idealis, maka teori korespondensi lebih bisa diterima oleh kaum realis. Teori korespondensi ini mengatakan bahwa seluruh pendapat mengenai suatu fakta itu benar jika pendapat itu sendiri disebut fakta yang dimaksud. 3) TEORI KEGUNAAN (PRAGMATICTHEORY ) Apa yang dikemukakan oleh teori korespondensidapat menyelesaikan secaratuntas pekerjaan dalam mencari kebenaran. Tetapi kehidupan seharihari menuntut sesuatu yang lebih praktis dan langsung menimbulkan konsekuensi yang menguntungkan.
  • 125. FILSAFAT ILMUDANPENELITIAN FILSAFAT ILMU SEBAGAI DASAR MELAKUKANPENELITIAN
  • 126. Ilmu adalah pengetahuan, tetapi tidak semua pengetahuan adalah ilmu. Pengetahuan adalah pembentukan pemikiran asosiatif yang meng-hubungkan atau menjalin sebuah pikiran dengan kenyataan atau dengan pikiran lain berdasarkan pengalaman yang berulang-ulang tanpa pemahaman mengenai kausalitas (sebab-akibat) yang hakiki dan universal. Ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang menjelaskan kausalitas (hubungan sebab-akibat) dari suatu objek menurut metodemdetodetertentu yang merupakan suatu kesatuan yanag sistematis. A. ILMU SEBAGAI PENGETAHUAN
  • 127. Upaya mendapatkan pengetahuan dapat dibedakan antara upaya yang bersifat aktif dan pasif. Upaya aktif yaitu upaya melalui penalaran pikiran dan perasaan, sedangkan upaya pasif yaitu upaya melalui keyakinan atau kepercayaaan terhadap kebenaran sesuatu yang diwartakan (misalnya wahyu Tuhan melalui nabi, ataupun pengetahuan dan ilmu yang lainnya).
  • 128. Linkage proposisi ialah memerhatikan keeratan atau ketegasan hubungan antara variabel yang tergolong determinant dan result. Makin eksak (mendekati eksak) suatu ilmu, makin erat atau tegas hubungannya. Oleh karena itu, ada berbagai bentuk proposisi menurut keeratan hubungan tersebut. LINKAGE PROPOSISI
  • 129. Dapat disimpulkan bahwa proposisi ilmiah ini berkepentingan dengan perumusan teori-teori dari suatu ilmu. Sesuai dengan fungsi ilmu, yaitu berupaya untuk mengeksplanasi ataupun memprediksi kejadian-kejadian (fenomena) di alam raya ini, maka proposisi dirumuskan dalam rangka menyusun hipotesis (apabila telah teruji secara empirik akan menjadi fakta) sebagai talon teori. Jadi penelitiannya adalah penelitian verifikatif (penelitian pengujian hipotesis).
  • 130. A. TINGKAT KEMANTAPAN TEORI Teori akan menjelaskan (meramalkan) fenomena. Dengan penjelasan itu orang menjadi mengerti. Penjelasan ini berkisar pada hubungan-hubungan (relationship). teori memberikan penjelasan atau pengertian tentang mengapa (why). Bagaimana (how) mengaplikasikan pengetahuan dengan pengertiannya merupakan suatu keterampilan. Artinya, orang yang mampu mengaplikasikan pengetahuan dengan pengertiannya maka orang tersebut dikatakan terampil.
  • 131. B. BERPIKIR INDUKTIF DAN DEDUKTIF Ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang tersusun secara sistematis. Dapatlah dikatakan bahwa pekerjaan induktif ini dimulai dari hal-hal yang khusus (particular) yang terpikirkan sebagai kelas dari suatu fenomena, menuju generalisasi. Kebalikan dari berpikir induktif ialah berpikir deduktif. Bekerjanya berangkat dari hal yang umum (dari induksi/teori/dalil/hukum) kepada hal-- hal yang khusus (particular). C. METODE ILMIAH Metode ilmiah merupakan prosedur atau langkah-langkah sistematis dalam mendapatkan pengetahuan ilmiah atau ilmu. Ilmu merupakan pengetahuan yang didapatkan melalui metode ilmiah. Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu dengan langkah-langkah sistematis.
  • 132. PENGERTIAN FILSAFAT PANCASILA Sesuai dengan pengertian filsafat sebagaimana tersebut di atas maka pengertian filsafat Pancasila juga perlu didefinisikan sesuai dengan pengertian filsafat. Maka pengertian filsafat Pancasila adalah pembahasan Pancasila secara filsafati, yaitu pembahasan Pancasila sampai hakikatnya yang terdalam (sampai intinya yang terdalam). Maka pengertian tentang pengetahuan Pancasila yang demikian itu juga merupakan suatu pengetahuan yang terdalam yang merupakan hakikat Pancasila yang bersifat essensial, abstrak umum universal, tetap dan tidak berubah (Notonagoro, 1966:34).
  • 133. TINGKAT-TINGKAT PENGETAHUAN PANCASILA Secara keseluruhan dalam mempelajari Pancasila diperoleh suatu pengetahuan ilmiah yang terdiri atas empat tingkat. Hal ini lazimnya diawali dengan pertanyaan ilmiah sebagai berikut : Pertanyaan "Bagaimana"- Suatu pengetahuan deskriptif Pertanyaan "Mengapa"- Suatu pengetahuan kausal Pertanyaan "Ke mana"- Suatu pengetahuan normatif Pertanyaan "Apa"- Suatu pengetahuan esensial
  • 135. MANFAAT PENGGUNAAN FILSAFAT Secara umum sebelum membahas manfaaat filsafat Pancasila maka sudah semestinya untuk terlebih dahulu untuk menjelaskan dan memahami manfaat penggunaan filsafat. Sebagairnana telah dipahami bahwa filsafat adalah suatu pengetahuan yang terdalambagi, hakiki, rasional, Menyeluruh, maka filsafat sangat bermanfaat ilmu pengetahuan sebagai ilmu pengetahuan yang objek materianya segala sesuatu.
  • 136. FILSAFAT MEMILIKIMANFAAT TERHADAP ILMUPENGETAHUANSEBAGAIBERIKUT Sebagai induk pengetahuan, maka filsafat berfungsi menentukan prinsip-prinsip metodis serta objek dari ilmu pengetahuan. Sebagai pemberi dasar bagi ilmu pengetahuan yang axiomata yang tidak memerlukan suatu pembuktian yaitu: A. Asaskebalikan (principium contradictionis). B. Asaskesamaan dengan diri sendiri (principium ideutIfilos) C. Asas kemustahilan ketiga (principium exclusitertii) 1 2
  • 137. Dengan filsafat setiap ilmu pengetahuan dapat memiliki sila! dan ciri khasnya masingmasing. dan mengarahkan ilmu demi kebahagiaan dan Filsafat dapat memberikan pengetahuan ke arah tujuan kesejahteraan umat manusia. Dengan demikian filsafat memberikan dimensi nilai terhadap ilmu pengetahuan. 3 4
  • 138. MANFAATBAGI PENDIDIKAN KESARJANAAN bagi Pendidikan Manfaat Pendidikan filsafat khususnya filsafat Pancasila kesarjanaan dan kemanusiaan adalah sebagai berikut : A. karena sifat filsafat yang kritis, dinamis serta mendalam maka memungkinkan bagi pengembangan akal, menghidupkan kecerdasan berfikir bagi Para calon saijana. B. Filsafat berfungsi menggugah pengertian dan kesadaran manusia akan kedudukannya dalam hubungannya dengan segala sesuatu di luar dirinya, kesadaran tersebut merupakan kesadaran moral dalam masyarakat
  • 139. MANFAATFILSAFAT PANCASILA BAGI PENDIDIKAN KESARJANAAN Bagi bangsa Indonesia salah satu karya besar bangsa yang bersifat monumental, dan seharusnya menjadi kebanggaan bangsa adalah hasil pemikirannya tentang prinsip- prinsip hidup berbatigsa dan bernegara. Oleh karena itu bagi generasi bangsa dewasa ini terutama kalangan akademisi, basil kreativitas bangsa, merupakan bukti tonggak sejarah yang menunjukkan kepada generasi penerus bangsa bahwa bangsa Indonesiapun telah pernah menghasilkan suatu pemikiran tentang dasar-dasar filosofi dalam kehidupan kenegaraan dan kemasyarakat yang disebut Pancasila.
  • 141. Filsafat sebagai pandangan hidup pada hakikatnya merupakan sistem nilai yang secara epistemologis kebenarannya telah diyakini sehingga dijadikan dasar atau pedoman bagi manusia dalam memandang realitas alarn semesta, manusia, masyarakat, bangsa dan negara, tentang makna hidup serta sebagai dasar dan pedoman bagi manusia dalam menyelesaikann masalah. FILSAFAT SEBAGAI PANDANGANHIDUP
  • 142. TIAP IDEOLOGI sebagai suatu rangkaian kesatuan mendasar dan menyeluruh yang jalinmenjalin menjadi pernikiran (System of thought) yang logis, adalah filsafat. Dengan lain kata, ideologi sebagai suatu system 01 Oh menccari nilai, norma dan cita- cita yang bersumber kepada yang bersifat mendasar dan nyata untuk diaktualisasikan artinya cara potensial mempunyai kemungkinan pelaksanaan yang tinggi sehingga dapat memberi pengaruh positif, karena mampu menu bangkitkan dinamika masyarakat tersebut secara nyata ke arah kemajuan.
  • 144. Pancasila sebagai suatu ideologi tidak bersifat kaku dan tertutup, namun bersifat terbuka. Hal ini dimaksudkan bahwa ideologi Pancasila adalah bersifat aktual, dinamis, antsipatif dan senantiasa mampu menyesuaikan dengan perkembangan jaman. Keterbukaan ideologi Pancasila bukan berarti mengubah nilai-nilai dasar Pancasila namun mengeksplisitkan wawasannya secara kongkrit, sehingga memiliki kemampuan yang lebih tajam untuk memecahkan masalah-masalah baru dan aktual. PANCASILA SEBAGAISUATUIDEOLOGI
  • 145. SEBAGAI SUATUIDEOLOGI YANG BERSIFAT TERBUKA MAKA PANCASILA MEMILIKI DIMENSI SEBAGAI BERIKUT : A. Dimensi idealistis, yaitu nilai-nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila yang bersifat sistematis dan rasional yaitu hakikat nilai-nilai yang terkandung dalam lima sila Pancasila: ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan, maka dimensi idealistis Pancasila bersumber pada nilai-nilai filosofis yaitu filsafat Pancasila. B. Dimensi normatif, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila perlu dijabarkan dalam suatu sistem norms, sebagaimana terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 yang memiliki kedudukan tertinggi dalam tertib hukum Indonesia. C. Dimensi realistis, suatu ideologi harus mampu mencerminkan ralitas yang hidup clan berkembang dalam masyarakat. Oleh karena itu Pancasila selain memiliki dimensi nilai- nilai ideal, maka Pancasila harus dijabarkan dalam kehidupan sehari-hari
  • 147. Pancasila disebut sebagai dasar filsafat negara, philosofische Gronslag dari negara mengandung konsekuensi bahwa dalam setiap aspek penyelenggaraan negara harus sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Bilamana kita rinci secara sistematis kedudukan Pancasila sebagai azaz kerokhanian negara dapat disusun secara bertingkat seluruh kehidupan negara sebagai penjelmaan Pancasila. PANCASILA DISEBUT SEBAGAI DASAR FILSAFAT NEGARA
  • 148. Bilamana kita rinci secara sistematis kedudukan Pancasila sebagai azaz kerokhanian negara dapat disusun secara bertingkat seluruh kehidupan negara sebagai penjelmaan Pancasila. selait menunjukkan bahwa Pancasila pada hakikatnya merupakan dasar, rangka dan suasana bagi negara dan tertib hukum Indonesia. Hal itu dapat dirinci sebagai berikut : A. Pancasila merupakan dasar filsafat negara (asas kerokhanian negara), pandangan hidup dan filsafat hidup. B. Di atas basis (dasar) itu berdirilah negara Indonesia, dengan asas politik negara (kenegaraan) yaitu berupa Republik yang berkedaulatan rakyat.
  • 149. C. Kedua-duanya menjadi basis penyelenggaraan Kemerdekaan kebangsaan Indonesia, yaitu pelaksanaan dan penyelenggaraan negara sebagaimana tercantum dalam hukum positif Indonesia, termuat dalam Undang-Undang Dasar Negara Indonesia. D. Selanjutnya di atas Undang-Undang Dasar (yaitu sebagai basis) maka berdirilah bentuk susunan pemerintahan dan keseluruhan peraturan hukum positif yang lainnya, yang mencakup segenap bangsa Indonesia dalam suatu kesatuan hidup bersama yang berasaskekeluargaan. E. Segala sesuatu yang disebutkan di atas adalah demi tercapainya suatu tujuan bersama, yaitu tujuan bangsa Indonesia dalam bernegara tersebut, yaitu kebahagian bersama, baik jasmaniah maupun rokhaniah, serta tuhaniah.
  • 151. Telah dijelaskan dimuka bahwa sebelum Pancasila ditentukan sebagai dasar filsafat negara Indonesia, nilai-nilainya telah ada pada bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala, yaitu sejak lahirnya bangsa Indonesia sebelum Proklamasi 1 7 Agustus 1945. Pengertian bangsa pada awal mulanya dari kata "nation" (natie, bangsa) yang ditinjau secara ilmiah pada tahun 1882 oleh Ernest Renan Dalam suatu ceramahnya di universitas Sorbone yang berjudul "Quest- ceque untuk Nation" PANCASILA SEBAGAI DASAR FILSAFAT NEGARA INDONESIA
  • 152. 1. Dilahirkan dari satu nenek moyang, sehingga kita memiliki kesatuan darah. 2. Memiliki satu wilayah di mans kita dilahirkan, hidup bersama dan mencari sumber- sumber kehidupan. 3. Memiliki kesatuan sejarah, yaitu bangsa Indonesia dibesarkan di bawah gemilangnya kerajaan-kerajaan, Sriwijaya, Majapahit, mataram dan lain sebagainya. 4. Merniliki iesamaan nasib yaitu berada di dalam kesenangan dan 5. kesusahan, dijajah Belanda, Jepang dan lainnya. 6. Memiliki satu ide, cita-cita satu kesatuan jiwa atau asaskerokhanian , dan satu tekad untuk hidup bersama dalam suatu negara Republik Indonesia BAGI BANGSA INDONESIA SEBAGAI SUATUBANGSA MEMILIKI CIRI-CIRISEBAGAI BERIKUT:
  • 154. PENGERTIAN PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan sistem filsafat. Yang dimaksud dengan sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama untuk satu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh sistem lazinmya memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1. Suatu kesatuan bagian-bagian 2. Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendirisendiri 3. Saling berhubungan, saling ketergantungan 4. Kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan bersama (tujuan sistem) 5. Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks
  • 155. Susunan Pancasila yang bersifat Hierarkhis dan Berbentuk Piramidal Susunan Pancasila adalah hierarkhis dan mempunyai bentuk piramidal. Pengertian matematika piramidal digunakan untuk menggabarkan hubungan hierarkhi sila-sila dari Pancasila dalam uniturutan luas (kwantitas) dan juga dalam hal sifat-sifatnya (kwalitas). Dalam susunan hierarkhis dan piramidal ini, maka Ketuha an yang Maha Esa menjadi basis kemanusiaan, persatuan Indonesi kerakyatan dan keadilan sosial. Sebaliknya Ketuhanan Yang Mali Esa adalah Ketuhanan yang berkemanusiaan , yang membangu memelihara dan mengembangkan persatuan Indonesia, yang kerakyatan dan berkeadilan sosial demikian selanjutnya. KESATUANSILA-SILA PANCASILA
  • 156. 1. Sila pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa adalah meliputi dan menjiwai sila-sila kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan permusyawaratan/perwakilan, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 2. Sila kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah diliputi dan dijiwai sila Ketuhanan Yang Maha Esa adalah menjiwai sila-sila persatuan Indonesia, kerakyatan yang dimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan permusyawaratan/perwakilan, keadilan sosial bagi seluruh raat Indonesia RUMUSANPANCASILA YANGBERSIFAT HIERARKHIS DAN BERBENTUK PIRAMIDAL
  • 157. 3. Sila ketiga : Persatuan Indonesia adalah diliputi Ketuhanan Yang Maha Esa adalah meliputi dan menjiwai sila-sila kerakyatan yang dimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan permusyawaratan/perwakilan, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 4. Sila Keempat : kerakyatan yang dimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan permusyawaratan/perwakilan, adalah diliputi dan dijiwai oleh sila-sila Ketuhanan Yang Maha Esa kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, meliputi dan menjiwai sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 5. Sila kelima : Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah diliputi dan dijiawi oleh sila-sila Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan permusyawaratan/ perwakilan.
  • 158. Kesatuan sila-sila Pancasila pada hakikatnya bukanlah hanya tm,rupakan kesatuan yang bersifat formal logis saja namun juga meliputi kesatuan dasar ontologis, dasar epistemologis serta dasar biologis dari sila Pancasila. Sebagaimana dijelaskan bahwa kesatuan sila-sila Pancasila adalah bersifat hierarkhis dan mempunyai 1, untuk piramidal, digunakan untuk menggambarkan hubungan hierarkhis sila-sila dalam Pancasila dalam urut- urutan luas (kuantitas) dalam pengertian inilah hubungan kesatuan sila-sila Pancasila dalam anti formal logis KESATUANSILA-SILA PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM FILSAFAT
  • 159. DASAR ONTOLOGIS SILA-SILA PANCASILA Pancasila sebagai suatu kesatuan sistem filsafat tidak hanya kesatuan yang menyangkut sila- silanya saja melainkan juga meliputi hakikat dasar dari sila-sila Pancasila atau secara filosofis merupakan dasar onologis sila-sila Pancasila. Dasail ontologis Pancasila pada hakikatnya adalah manusia yang memilikil hakikat mutlak monopluralis, oleh karena itu hakikat dasar ini juga, disebut sebagai dasar antropologis. Hubungan kesesuaian antara negara dengan landasan sila sila Pancasila adalah berupa hubungan sebab-akibat yaitu negara sebagai pendukung hubungan dan Tuhan, manusia, satu, rakyat, dan adil sebagai pokok pangkal hubungan. Landasan sila-sila Pancasila yaitu Tuhan, manusia, satu, rakyat dan adil adalah sebagai sebab adapun negara adalah sebagai akibat.
  • 160. Sebagaimana dijelaskann di muka sila-sila Pancasila terdiri atas angkaian kata-kata, dan setiap sila terdapat kata yang merupakan ilbjek yang secara berturut-turut adalah sebagai berikut : Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. tap kata tersebut merupakan suatu kata polimorfemik (yaitu Kata dasar +afiks ke-/-an dan per-/- an). 1. Tuhan (ke-/-an) Ketuhanan 2. Manusia (ke-/-an) Kemanusiaan 3. Satu (per-/-an) Persatuanan 4. Rakyat (ke-/-an) Kerakyatanan 5. Adil (ke-/-an) Keadilan HAKIKAT SILA-SILA PANCASILA
  • 162. Telah dijelaskan di muka bahwa inti landasan sila-sila. Pancasila Tuhan, manusia, satu, rakyat dan adil. Konsekuensinya segala sifat-sifat dan keadaan negara harus sesuai dengan hakikat uhan, manusia, satu, rakyat, dan adil. Bilamana dirinci pengertian 1 at-sifat ini pada hakikatnya meliputi empat hal yaitu ; Sifat-sifat (sifat luar), yaitu hal baru yang ditambahkan pada sesuatu sehingga merupakan ciri baru, atau sesuatu itu memiliki ciri baru (kualitas) baru. Misalnya sebuah meja yang kemudian dicat coklat (ditambahkan warna coklat), sehingga warna coklat merupakan ciri baru meja sehingga disebut meja coklat. PENGERTIANSIFAT-SIFAT DAN KEADAANNEGARA