SlideShare a Scribd company logo
Di bawah bimbingan :
Dr. Sigit Sardjono, M.S.
1212100047_Chindy Rafika Tihurua
1212100048_Widia Anjarsari
1212100059_Cahyo
DAFTAR ISI
TUGAS 1 ILMU, FILSAFAT DAN
TEKNOLOGI
TUGAS 2 ILMU DAN FILSAFAT
TUGAS 5 KEBERADAAN MANUSIA
DILIHAT DARI SISI
FILSAFAT
TUGAS 6
IKHTISAR SEJARAH
PEMIKIRAN FILSAFAT
TUGAS 3
PERLUNYA MAHASISWA
BELAJAR FILSAFAT
TUGAS 7 FILSAFAT KEBENARAN
-HALAMAN UTAMA
-DAFTAR ISI
-PENDAHULUAN
-KATA PENGANTAR
TUGAS 4 PENGETAHUAN DAN
ILMU PENGETAHUAN
TUGAS 8 KEBENARAN MANUSIA
DILIHAT DARI FILSAFAT
TUGAS 9
PENGETAHUAN ILMU
FILSAFAT
TUGAS 10 FILSAFAT PANCASILA
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT , yang atas
Rahmat – Nya dan karunianya kami dapat menyelesaikan mata
kuliah ini dengan tepat pada waktunya . Pada kesempatan ini
kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
dosen mata kuliah Filsafat Dr.Sigit Sardjono,M.S. yang telah
memberikan pelajaran yang berarti untuk Kedepannya. Kami
jauh dari kata sempurna.Dan ini merupakan langkah yang baik
Dari studi yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan
waktu dan kemampuan kami,Maka kritik dan saran yang
membangun senantiasa kami harapkan semoga pembelajaran
ini dapat berguna bagi semua orang khususnya pihak yang
terlibat dalam pembelajaran.
Surabaya, 24 Juni 2022.
KATA PENGANTAR
● Filsafat ilmu adalah bagian filsafat yang mengkaji hakekat
ilmu atau ilmu yang membahas landasan ilmu secara filsafat (
mansur 2018:40), widiawati (2013:94) berpendapat “filafat
ilmu adalah menjelaskan hakekat illmu yang mempunyai
banyak keterbatasan, sehingga dapat diperoleh pemahaman
yang padu mengenai berbagai fenomena alam yang telah
menjadi objek ilmu itu sendiri, selain itu filsafat ilmu juga
dapat melatih cara berfikir menjadi kritis “.secara historis
filsafat merupakan induk ilmu yang biasa yang disebut
dengan “mother of science”.filsafat ilmu memberi landasa
historis-filosofif bagi setiap kajian ilmu yang ditekuni. Filsafat
ilmu memberikan nilai dan orientasi yang jelas bagi setiap
disiplin ilmu
PENDAHULUAN
1212100048_Widia Anjarsari
1212100059_Cahyo Rachmat Dani
1212100063_Andre Dwi Prayudha
Bab 1 ilmu
filsafat
teologi
Manusia bertanya?
Apa makna dan tujuan hidup kita, apa itu kebaikan
apa itu dosa, apa asal mula dan apa tujuan derita,
mana kiranya jalan untuk mencapai kebahagiaan
sejati, apa itu kematian, apa pengadilan dan
ganjaran sesudah maut, akhirnya apa itu misteri
terakhir dan tak terungkapkan, yang menyelimuti
keberadaan kita, darinya kita berasal dan
kepadanya kita menuju?
Menghadapi seluruh kenyataan dalam hidupnya, manusia
kagum atas apa yang dilihatnya, manusia ragu-ragu
apakah ia tidak ditipu oleh panca-inderanya, dan mulai
menyadari keterbatasannya. Dalam situasi itu banyak
yang berpaling kepada agama:
Manusia Berfilsafat
Jika proses memiliki ciri – ciri metodis, sistematis dan koheren dan cara mendapatkan dapat
dipertanggung jawaban maka lahirlah ilmu pengatuan. Sejarah ternyata itu menahan
manusaia menggunakan akal budi dan fikiran untuk mencari tahu dibalik segala kenyataan
(realitas), dalam proses itu kita aka tahu yang menghasilka
kesadaran yang disebut juga pengetahuan.
Filsafat adalah pengetahuan metodis, sistematis dan koheren tentang seluruh kenyataan
(realitas). Filsafat juga merupakan refleksi rasional (fikir) atas keseluruhan realitas untuk
mencapai hakikat (+kebenaran) dan memperoleh hikmat (+kebijaksanaan)
Manusia Berteologi
TELEOLOGI ADALAH PENGETAHUAN METODIS, SISTEMATIS DAN
KOHEREN TENTANG SELURUH KENYATAAN BERDASARKAN OMAN,
SECARA SEDERHANANYA IMAN DAPAT DIDEFINISIKAN SEBAGAI
SIKAP MANUSIA KEPADA YTE. YANG MUTLAK DAN KUDUS YANG
DIAKUI SEBAGAI SUMBER DARI SEGALA KEHIDUPAN DI ALAM
SEMESTA INI, DALAM HAL INI ALLLAH DIMENGERTI SEBAGAI
REALITASYANG PALING MENGANGGUMKAN DAN MENDEBARKAN.
SEBAGAI ILMU TEOLOGI MEREFLEKSIKAN HUBUNGAN ALLAH DAN
MANUSIA, MANUSIA BERTEOLOGI KARENA INGIN MEMAHAMI
IMANNYA DENGAN CARA LEBIH BAIK DAN INGIN
MEMPERTANGGUNG JAWABANNYA.
Obyek Material dan Obyek Formal
Obyek material adalah apa yang dipelajari dan dikupas sebagai (materi) pembicaraan yaitu gejala
manusia didunia yang mengembara menuju akhirat, yang menonjol ada tiga yaitu manusia, dunia,
akhirat, maka adanya filsafat tentang akhirat manusia (artropologi), filsafat tentang alam
(kosmologi).
Obyek formal adalah suatu cara pendekatan yang dipakai atas obyek material. Sedemikian
khasnya sehingga dapat mencirikan atau mengkhususkan bidang kegiatan yang bersangkutan
jika cara pendekatan logis, konsisten dan efisien
dalam hal ini filsafat pengetahuan “segala manusia ingin mengetahui” khususnya gejala ilmu
pengetahuan terhadap gelaja pengetahuan dicermati dengan terliti khususan itu terketak dalam
cara kerja atau metode yang terdapat dalam ilmu – ilmu pengetahuan.
Cabang-Cabang Filsafat
Filsafat tentang pengetahuan, obyek material : pengetahuan “episteme” dan kebenaran
epistemology; logika ; kritik ilmu – ilmu
Filsafat tentang keseluruhkan kenyataan, obyek material : eksistensi (keberadaan) dan esensi
(hakekat), metafisika umum (ontology) metafisika khusus antropologi (tentang manusia), kosmologi
(tentang alam semesta) teodise (tentang tuhan)
Filsafat tentang nilai – nilai yang terdapat dalam sebuah Tindakan, obyek material kebaikan dan
keindahan, etika, estetika
filsafat mengenai tentang pengetahuan, pertanyaan tentang kemungkinan pengetahuan Batasan dan
jenis – jenis dibahas dalam epistemology logika.
Refleksi Rasional dan Refleksi Imani
Sebagai persoalan ketikan bangsa Yunani mulai refleksi yang sekarang menjadi obyek material dalam filsafat
dan bahkan Ketika hasil – hasil refleksi itu dibukukan dalam naska yang sekarang menjadi klasik contohnya
bangsa Israel telah memiliki sejumlah naskah yang sekarang yang dikenal sebagai bagian alkitab yang disebut
penjanjian lama.
Naskah – naskah itu pada hakekatnya hasil refleksi oleh para bangsa itu sendiri tentang masib dan
keberuntungan bangsa Israel yang bagaimana dalam perjalanan sejarah bangsa terpilih.
Refleksi merupakan sarana untuk mengembangkan spriritualitas dan aktualisasi menjadi manusia yang utuh,
dewasa dan mandiri. Refleksi pula manusia dan kelompok-kelompok manusia (suku dan bangsa)yang dapat
menemukan jati dirinya akan menyadari tempatnya dlam dimensi ruang dan waktu serta melaksanankan
penggilan untuk membuat sejarah positif bagi masa depan umat manusia.
BAB. 2
ILMU DAN FILSAFAT
(Beda Filsafat dan Ilmu, Bidang Kajian
dan Hubungan)
1212100048_Widia Anjarsari
1212100059_Cahyo Rachmat Dani
1212100063_Andre Dwi Prayudha
PENGERTIAN FILSAFAT
ALKISAH bertanyalah seorang awam kepada ahli filsafat yang
aril bijaksana : "Coba sebutkan kepada saya berapa jenis
manusia yang terdapat dalam kehidupan ini berdasarkan
pengetahuannyal "Filsuf itu menarik nafas panjang,dan
berpantun:
1. Ada orang yang tahu ditahunya
2. Ada orang yang tahu ditidaktahunya
3. Ada orang yang tidak tabu ditahunya
4. Ada orang yang tidak tahu ditidaktahunya
Apakah filsafat ?
•Seorang yang berfilsafat dapat diumpamakan sebagai seorang
yang berpijak di bumi dan menengadan ke bintang-bintang. Dia
ingin mengetahui hakekat dirinya dalam kesemestaan galaksi
Atau seorang, yang berdiri di puncak tinggi, memandang ke
ngarai dan lembah di bawahnya.
•Sekarang kita sadar bahwa semua pengetahuan yang sekarang
ada dimulai dengan spekulasi. Dari serangkaian spekulasi ini kita
dapat memilih buah fikiran yang dapat diandalkan yang
merupakan titik awal dari pengetahuan
FILSAFAT PENDUKUNG
PENGETAHUAN
Filsafat, meminjam pemikiran Will Durant, dapat diibaratkan pasukan marinir
yang merebut pantai untuk pendaratan pasukan infranteri. pasukan
infranteri ini adalah berbagai pengetahuan yang di antaranya adalah ilmu
Filsafatlah yang memenangkan tempat berpijak bagi kegiatan keilmuan.
Setelah itu ilmulah yang membelah gunung dan meramban hutan, yang
dapat diandalkan. Setelah penyerahan dilakukan maya filsafatpun pergi.
Dia kembali menjelajah laut lepas, berspekulasi dan meneratas.
01
02
03
04
05
06
Cabang-Cabang
FILSAFAT
Pokok permasalahan yang dikaji 41 filsafatpada pokoknya mencakup tiga segi, yakni apa yang
disebut . dan apa yang disebut salah (epistemologi),mania yang dianggap baik dan mana yang
dianggap buruk (etika)serta apa yang termasuk indah dan apa yang terrnasuk jelek (estetika).
Kelimacabang utama ini kemudian berkembang lagi menjadi cabang-cabang filsafatyang
mempunyai bidang kajian yang lebih spesifik,di antaranya filsafatilmu Cabang-cabang yang
sekarang dikenal sebagai bidang yang mempunyai kajian formalada pokoknya terdiridari:
Epistemologi (Filsafat Pengetahuan) Filsafat Ilmu
Etika (Filsafat Moral) Filsafat Hukum
Estetika (Filsafat Seni) Filsafat Sejarah
Metasifika Filsafat Matematika
Politik (Filsafat Pemerintahan)
Filsafat Agama
Failsafat Pendidikan
01
02
03
04
05
06
FILSAFAT ILMU
Filsafat ilmu merupakan bagian dari Epistemologi (Filsafat Pengetahuan)
yang secara spesifik mengkaji hakekat ilmu (pengetahuan ilmiah). Ilmu
merupakan cabang pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri tertentu.
Meskipun secara metodologis ilmu tidak membuat perbedaan antara
ilmu-ilmu alam dengan ilmu-ilmu sosial, namun karena permasalahan-
permasalahan teknis yang bersifat khas, maka filsafat ilmu ini sering
dibagi menjadi.filsafat ilmu-ilmu alam dan filsafat ilmu-ilmu sosial
01
02
03
04
05
06
DASAR-DASAR PENGETAHUAN
Secara simbolik manusia memakan buah pengetahuan lewat Adam dan
hawa dan setelah itu manusia harus hidup berbekal pengetahuan
ini dia mengetahui yang mana yang benar dan mana yang salah,
yang mana yang baik dan yang mana yang buruk, serta mana
yang indah dan mana yang jelek. Secara terus menerus dia dipaksa
harus mengambil pilihan: mana jalan yang benar dan mana jalan
yang salah, mana tindakan yang baik dan mana tindakan yang
buruk, dan apa yang indah dan apa yang jelek. Dalam melakukan
pilihan ini manusia berpaling kepada pengetahuan.
Manusia adalah satu satunya mahluk yang mengembangkan
pengetahuan secara sungguh-sungguh.
01
02
03
04
05
06
Hakekat Penalaran
• Penalaran merupakan suatu proses berfikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Penalaran menghasilkan pengetahuan
yang dikaitkan dengan kegiatan berfikir, dan bukan dengan perasaan, meskipun seperti dikatakan pascal, hati punmempunyai logikanya
tersendiri. Jadi penalaran merupakan.kegiatan berfikir yang mempunyai karakterristik tertentu dalam menemukan kebenaran.
Sebagai suatu kegiatan berfikir maka penalaran mempunyai ciri-ciri. Ciri yang pertama ialah adanya suatu pola berfikir yang secara luas dapat
disebut logika. Dalam hal ini maka dapat kita katakan bahwa tiap bentuk penalaran mempunyai logikanya tersendiri. Atau dapat juga
disimpulkan bahwa kegiatan penalaran merupakan suatu proses berfikir logis. Ciri penalaran yang kedua adalah sifat analitik dari proses ber-
fikirnya.
01
02
03
04
05
06
LOGIKA
Suatu penarikan kesimpulan haru dianggap sahih (valid) kalau proses penarikan kesimpulan itu dilakukan menurut
cara tertentu. Cara penarikan kesimpulan ini disebut logika, yang secara luas dapat didefinisikan sebadai
"pengkajian untuk berfikir secara sahih“. Ada dua jenis cara penarikan kesimpulan, yakni logika induktif dan
logika deduktif.
Logika Induksi,merupakan cara berfikir untuk menarik suatu kesimpulan yang tersifat umum dari berbagai kasus
yang bersifat individualPenalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang
mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas dalam menyusun argumentasi dan diakhiri.dengan pernyataan
yang bersifat umum.
Deduksi adalah cara berfikir, yang bertolak dari pernyataan yang bersifat umum menarik kesimpulan yang bersifat
khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berfikir yang dinamakan
ailogisme dan Silogisme.
01
02
03
04
05
06
PERLUNYA MAHASISWA BELAJAR FILSAFAT
1212100048_WIDIA ANJARSARI
1212100059_CAHYO RACHMAT DANI
1212100063_ANDRE DWI PRAYUDHA
PERKEMBANGAN FILSAFAT ILMU
ALASAN PERLUNYA BELAJAR FILSAFAT
Ilmu filsafat sangat diperlukan, Sebab dengan mempelajari filsafat ilmu, para ilmuwan akan
menyadari keterbatasan dirinya dan tidak terperangkap kedalam sikap arogansi intelektual.
Sebagai seorang mahasiswa kita harus mempelajari filsafat ilmu agar dapat mengembangkan
semangat toleransi dalam perbedaan pandangan, mampu membiasakan diri untuk bersikap logis-
rasional Opini & argumentasi, mampu berpikir secara cermat dan tidak kenal lelah, serta mampu
membiasakan diri untuk bersikap kritis.
Mahasiswa sebagai bagian dari sivitas akademika diharapkan memiliki penguasaan yang baik atas
bidang ilmu yang ditekuni untuk selanjutnya memanfaatkan ilmu tersebut, baik untuk pengembangan
kehidupan dirinya maupun kehidupan masyarakat pada umumnya.
Contoh: seseorang yang berfilsafat selalu berpikir dan berusaha untuk menemukan hal-hal
baru, sehingga ditemukanlah alat-alat canggih itu semua berkat pengetahuan yang awalnya
bermula dari seseorang itu berfilsafat.
MANFAAT BELAJAR FILSAFAT DALAM KEHIDUPAN
• filsafat merupakan perbincangan mencari hakikat sesuatu gejala atau segala hal yang ada.
Artinya, filsafat merupakan landasan dari sesuatu apapun , tumpuan segala hal, jika salah
tentulah berbahaya, sedikitnya akan merugikan.Apabila kehidupan berpengetahuan itu
diibaratkan sebuah pohon maka filsafat adalah akarnya, yaitu bagian yang berhyubungan
langsung dengan sumber kehidupan pohon itu, sedangkan batang, dahan, ranting, daun,
bunga, dan buah menjadi bahan kajian ilmu pengetahuan.Filsafat ilmu berperan fundamental
dalam melahirkan, memelihara, dan mengembangkan ilmu pengetahuan.
• Filsafat adalah ilmu yang tak terbatas karena tidak hanya menyelidiki suatu bidang tertentu
dari realitas yang tertentu saja.Filsafat senantiasa mengajukan pertanyaan tentang seluruh
kenyataan yang ada. Filsafat pun selalu mempersoalkan hakikat, prinsip, dan asas mengenai
seluruh realitas yang ada, bahkan apa saja yang dapat dipertanyakan, termasuk filsafat itu
sendiri.
MENGAPA HARUS BELAJAR FILSAFAT
• Membiasakan diri untuk bersikap logis-rasional dalam Opini & argumentasi yang
dikemukakan.
• Mengajarkan cara berpikir yang cermat dan tidak kenal lelah.
• Dengan mempelajari filsafat ilmu diharapkan mahasiswa semakin kritis dalam sikap
ilmiahnya.
• Untuk memecahkan masalah diperlukan kemampuan berpikir kritis dalam menganalisis
berbagai hal yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi
HAL – HALYANG MENDORONG BERFILSAFAT
Keraguan atau kegengsian
Kesadaran akan keterbatasan
Contoh: ketidakpuasan seseorang mencari tahu adakah planet lain selain bumi
yang belum ditempati membuat seseorang itu berfilsafat dan terus berusaha
menyelidiki palnet-planet luar angkasa, adakah yang seperti bumi tempat yang
bisa di huni oleh manusia.
PERKEMBANGAN FILSAFAT ILMU
• Sejarah kefilsafatan di kalangan filsuf
menjelaskan tentang tiga hal yang mendorong
manusia untuk berfilsafat, yaitu kekaguman atau
keheranan, keraguan atau kegengsian dan
kesadaran akan keterbatasan. Plato mengatakan:
'Mata kita memberi pengamatan bintang-bintang,
matahari dan langit.
• Pythagoras, Plato, Aristoteles, Archimedes,
Descartes, mereka ialah orang pertama yang
dianggap meletakkan dasar ilmu pengetahuan,
ilmu pengetahuan alam dan matematika.
HAKEKAT FILSAFAT
• Ada beberapa pendekatan yang dipilih manusia untuk memahami, mengolah, dan
menghayati dunia beserta isinya. Pendekatan-pendekatan tersebut adalah filsafat, ilmu
pengetahuan,seni, dan agama. Filsafat adalah usaha untuk memahami atau mengerti dunia
dalam hal makna dan nilai-nilainya. Bidang filsafat sangat luas dan mencakup secara
keseluruhan sejauh dapat dijangkau oleh pikiran. Filsafat berusaha untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan ten-tang asal mula dan sifat dasar alam semesta tempat manusia hi-
dup serta apa yang merupakan tujuan hidupnya.Filsafat bila mengunakan bahan-bahan
deskriptif yang disajikan bidang-bidang studi khusus dan melampaui deskripsi tersebut
dengan menyelidiki atau menanyakan sifat dasarnya, nilai-nilainya dan kemungkinannya.
Tujuannya adalah pemahaman (understanding) dan kebijaksanaan (wisdom).
GUNA FILSAFAT
Filsafat mempunyai kegunaan baik teoritis maupun praktis. Dengan mempelajari filsafat orang akan
bertambah pengetahuannya.la dapat menyelidiki segala sesuatu lebih mendalam dan lebih luas
sehingga akan sanggup menjawab semua pertanyaan secara lebih mendalam dan luas pula.
• Melatih diri melakukan penelitian, pengkajian, dan memutuskan atau mengambil kesimpulan
mengenai sesuatu hal secara mendalam dan komprehensif.
• Menjadikan diri bersifat dinamis dan terbuka dalam menghadapi berbagai problem.
• Membuat diri menjadi manusia yang penuh toleransi dan tenggang rasa.
• Menjadi alat yang berguna bagi manusia baik untuk kepentingan pribadi maupun dalam
hubungannya dengan orang lain.
FUNGSI FILSAFAT
Berdasarkan sejarah kelahirannya, filsafat mula-mula berfungsi sebagai induk atau ibu ilmu
pengetahuan.Sebelum ilmu pengetahuan lain ada, filsafat harus menjawab segala macam
persoalan tentang manusia, masyarakat, sosial ekonomi, negara, kesehatan,dan lain
sebagainya. Karena perkembangan keadaan dan masyarakat, banyak problem yang kemudian
tidak dapat dijawab oleh filsafat.
MANFAAT FILSAFAT
SECARA UMUM
• Filsafat membantu kita memahami
bahwa sesuatu tidak selalu tampak
seperti apa adanya.
• Filsafat membantu kita mengerti tentang
diri kita sendiri dan dunia kita, karena
filsafat mengajarkan bagaimana kita
bergulat dengan pertanyaan-pertanyaan
mendasar.
MANFAAT ILMU FILSAFAT
SECARA KHUSUS
• Sebagai alat mencari kebenaran dari
segala fenomena yang ada.
• Memberikan pengertian tentang cara
hidup, pandangan hidup dan pandangan
dunia.
• Memberikan ajaran tentang moral dan
etika yang berguna dalam kehidupan
HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT DENGAN
KEBUDAYAAN DAN LINGKUNGAN
• Ilmu pengetahuan merupakan unsur kebudayaan universal yang rohani. Demikian juga
filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang terdalam. Oleh karena itu filsafat termasuk
• Manusia, masyarakat dan kebudayaan mempunyai hubungan yang erat, juga dengan alam
sekitar atau lingkungan. Filsafat sebagai hasil budaya manusia juga tidak lepas dari
pengaruh alam sekitarnya. Itulah sebabnya terdapat berbagai jenis kefilsafatan tertentu
yang mempunyai ciri-ciri tersendiri. kebudayaan.
BAB 5
PENGETAHUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
1212100048_Widia anjarsari
1212100059_Cahyo rachmat dani
1212100063_Andre dwi prayudha
DEFINISI DAN JENIS PENGETAHUAN
SECARA ETIMOLOGI PENGETAHUAN BERASAL DARI KATA DALAM BAHASA INGGRIS YAITU KNOWLEDGE. DALAM
ENCYCLOPEDIA OF PHISOLOPHY DIJELASKAN BAHWA DEFINISI PENGETAHUAN ADALAH KEPERCAYAAN YANG
BENAR (KNOWLEDGE IS JUSTIFIED TRUE BELIEF). SEDANGKAN SECARA TERMINOLOGI AKAN DIKEMUKAKAN
BEBERAPA DEFINISI TENTANG PENGETAHUAN. MENURUT DRS. SIDI GAZALBA, PENGETAHUAN ADALAH APA
YANG DIKETAHUI ATAU HASIL PEKERJAAN TAHU. PEKERJAAN TAHU TERSEBUT ADALAH HASIL DARI KENAL,
SADAR, INSAF, MENGERTI, DAN PANDAI. PENGETAHUAN ITU ADALAH SEMUA MILIK ATAU ISI PIKIRAN. DALAM
KAMUS FILSAFAT DIJELASKAN BAHWA PENGETAHUAN (KNOWLEDGE) ADALAH PROSES KEHIDUPAN YANG
DIKETAHUI MANUSIA SECARA IANGSUNG DARI KESADARANNYA SENDIRI.
JENIS PENGETAHUAN
MENURUT BURHANNUDIN
SALAM
• PENGETAHUAN BIASA, YAKNI PENGETAHUAN YANG DALAM
FILSAFAT DIKATAKAN DENGAN ISTILAH COMMON SENSE, DAN
SERING DIARTIKAN DENGAN GOOD SENSE, KARENA SESEORANG
ME¬MILIKI SESUATU DI MANA IS MENERIMA SECARA BAIK.
• PENGETAHUAN ILMU, YAITU ILMU SEBAGAI TERJEMAHAN DARI
SCIENCE. DALAM PENGERTIAN YANG SEMPIT SCIENCE DIARTIKAN
UNTUK MENUNJUKKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM, YANG
SIFATNYA KUANTITATIF DAN OBJEKTIF.
• PENGETAHUAN FILSAFAT, YAKNI PENGETAHUAN YANG DIPEROLEH
DARI PEMIKIRAN YANG BERSIFAT KONTEMPLATIF DAN SPEKULATIF.
PENGETAHUAN FILSAFAT LEBIH MENEKANKAN PADA UNIVERSALITAS
DAN KEDALAMAN KAJIAN TENTANG SESUATU.
• PENGETAHUAN AGAMA, YAKNI PENGETAHUAN YANG HANYA
DIPEROLEH DARI TUHAN LEWAT PARA UTUSAN-NYA. PENGETAHUAN
AGAMA BERSIFAT MUTLAK DAN WAJIB DIYAKINI OLEH PARA
PEMELUK AGAMA.
BERANJAK DARI PENGETAHUAN ADALAH
KEBENARAN DAN KEBENARAN ADALAH
PENGETAHUAN, MAKA DI DALAM
KEHIDUPAN MANUSIA DAPAT MEMILIKI
BERBAGAI PENGETAHUAN DAN
KEBENARAN.
HAKIKAT DAN SUMBER PENGETAHUAN
PENGETAHUAN BERKEMBANG DARI RASA INGIN TAHU, YANG MERUPAKAN CIRI KHAS MANUSIA KARENA
MANUSIA ADALAH SATU-SATUNYA MAKHLUK YANG MENGEMBANGKAN PENGETAHUAN SECARA
SUNGGUHSUNGGUH. BINATANG JUGA MEMPUNYAI PENGETAHUAN, NAMUN PENGETAHUAN INI
TERBATAS UNTUK KELANGSUNGAN HIDUPNYA (SURVIVAL).MANUSIA MENGEMBANGKAN
PENGETAHUANNYA UNTUK MENGATASI KEBUTUHAN-KEBUTUHAN KELANGSUNGAN
HIDUP INI. MANUSIA JUGA MEMIKIRKAN HAL HAL BARU DAN BUKAN HANYA SEKEDAR
KELANGSUNGAN HIDUP.
DUA TEORI HAKEKAT PENGETAHUAN
REALISME
• PENGETAHUAN MENURUT REALISME ADALAH
GAMBARAN ATAU KOPI YANG SEBENARNYA
DARI APA YANG ADA DALAM ALAM NYATA
(DARI FAKTA ATAU HAKIKAT).
• DENGAN DEMIKIAN, REALISME BERPENDAPAT
BAHWA PENGETAHUAN ADALAH BENAR DAN
TEPAT BILA SESUAI DENGAN KENYATAAN.
IDEALISME
• AJARAN IDEALISME MENEGASKAN BAHWA
UNTUK MENDAPATKAN PENGETAHUAN YANG
BENAR-BENAR SESUAI DENGAN KENYATAAN
ADALAH MUSTAHIL.
• OLEH KARENA ITU, PENGETAHUAN BAGI
SEORANG IDEALIS HANYA MERUPAKAN
GAMBARAN SUBJEKTIF DAN BUKAN
GAMBARAN OBJEKTIF TENTANG REALITAS.
SUMBER PENGETAHUAN MENURUT BEBERAPA PENDAPAT
EMPIRISME
• MENURUT ALIRAN INI MANUSIA MEMPEROLEH
PENGETAHUAN MELALUI PENGALAMANNYA.
• JADI DALAM EMPIRISME, SUMBER UTAMA
UNTUK MEMPEROLEH PENGETAHUAN ADALAH
DATA EMPIRIS YANG DIPEROLEH DARI
PANCA¬INDERA. AKAL TIDAK BERFUNGSI
BANYAK, KALAUPUN ADA, ITU PUN SEBATAS
IDE YANG KABUR.
RASIONALISME
• ALIRAN INI MENYATAKAN BAHWA AKAL ADALAH
DASAR KEPASTIAN PENGETAHUAN.
• MANUSIA MEMPEROLEH PENGETAHUAN MELALUI
KEGIATAN MENANGKAP OBJEK.
• PADA DASARNYA ALIRAN INI BUKANLAH SUATU ALIRAN
KHAS YANG BERDIRI SENDIRI, TETAPI HANYA
MENYEMPURNAKAN EMPIRISME DAN RASIONALISME
YANG BEKERJA SAMA DENGAN MEMASUKKAN
PERLUNYA EKSPERIMEN DAN UKURAN-UKURAN.
PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN ILMU
PENGETAHUAN
PENGETAHUAN MERUPAKAN HASIL TAHU
MANUSIA TERHADAP SESUATU, ATAU
SEGALA PERBUATAN MANUSIA UNTUK
MEMAHAMI SUATU OBJEK TERTENTU.
MENURUT HERBERT L.
SEARLES
KALAU ILMU BERBEDA DENGAN FILSAFAT
BERDASARKAN EMPIRIS, MAKA ILMU
BERBEDA DARI PENGETAHUAN BIASA
KARENA CIRI SISTEMATISNYA”. KALAU
ILMU BERBEDA DENGAN FILSAFAT
BERDASARKAN EMPIRIS, MAKA ILMU
BERBEDA DARI PENGETAHUAN BIASA
KARENA CIRI SISTEMATISNYA”.
ILMU
ILMU ADALAH SUATU BENTUK AKTIVA
MANUSIA YANG DENGAN
MELAKUKANNYA UMAT MANUSIA
MEMPEROLEH SUATU PENGE¬TAHUAN
DAN SENANTIASA LEBIH LENGKAP DAN
LEBIH CERMAT TENTANG ALAM DI MASA
LAMPAU, SEKARANG DAN KEMUDIAN
HARI
DASAR DAN JENIS ILMU PENGETAHUAN
DASAR ONTOLOGI.
ILMU YANG MEMBAHAS TENTANG
HAKIKAT YANG ADA, BAIK YANG
BERBENTUK JASMANI/KONKRET MAUPUN
ROHANI/ABSTRAK. SELAN¬JUTNYA
DIKATAKAN, RUDOLF GOCLENIUS (1636
M) ORANG YANG PERTAMA KALI
MEMOPULERKAN TERM ONTOLOGI.
DASAR EPISTEMOLOGI
MENURUT JUJUN S. SURIASUMANTRI ,
DASAR EPISTEMOLOGIS YAITU METODE
ATAU CARA-CARA MENDAPATKAN
PENGETAHUAN YANG BENAR.
PENGETAHUAN YANG DIPEROLEH
MANUSIA MELALUI AKAL, INDRA, DAN
LAIN-LAIN YANG MEMPUNYAI METODE
TERSENDIRI DALAM TEORI
PENGETAHUAN.
DASAR AKSIOLOGI
AKSIOLOGI BERARTI ILMU PENGETAHUAN
YANG MENYELIDIKI HEKIKAT NILAI, PADA
UMUMNYA DITINJAU DARI SUDUT
PANDANGAN KEFILSAFATAN.
OBJEK ILMU PENGETAHUAN ILMIAH
SECARA FILSAFAT PENGETAHUAN ILMIAH ATAU ILMU MEMILIKI PERBEDAAN DENGAN BENTUK PENGETAHUAN YANG UMUM
(COMMOM SENSE). MENURUT SOLLY LUBIS (2012), ALASANNYA YAITU SUATU JENIS PENGETAHUAN UMUM TIDAK MEMILIKI
OBJEK, BENTUK PERNYATAAN, SERTA DIMENSI DAN CIRI YANG KHUSUS, SEBALIKNYA SUATU PENGETAHUAN ILMIAH ATAU
PENGETAHUAN KEILMUAN (ILMU) SELALU MENGANDALKAN ADANYA OBJEK KEILMUAN, BENTUK KENYATAAN, SERTA DIMENSI
DAN CIRI YANG KHUSUS. OBJEK PENGETAHUAN ILMIAH ATAU OBJEK KEILMUAN, DALAM HAL INI MENCAKUP SEGALA SESUATU
(YANG TAMPAK SECARA FISIK MAUPUN NONFISIK BERUPA FENOMENA ATAU GEJALA KEROHANIAN, KEJIWAAN, ATAU SOSIAL)
YANG SEJAUH DAPAT DIJANGKAU OLEH PIKIRAN ATAU INDRA MANUSIA.
KONSEP ILMU
KONSEP SANGATPENTING BAGI PEMBENTUKANATAU UNTUK MEMBANGUNSUATU TEORI BAGIKEPENTINGANSUATU
PENELITIAN YANGMENGHASILKANILMU ATAU KEPENTINGANPRAKTIS. MEMBANGUNSUATU TEORI SANGAT
DIBUTUHKANDUKUNGANKONSEPYANG BANYAK.KONSEP INI ADA JUGA YANGMEMAHAMIIDENTIK DENGAN
KONSTRUK,DEFINISI, DAN PROPOSISI. KONSEP MERUPAKANIDE UMUMYANGMEWAKILI SUATU PEMAHAMANYANG
DIPERSEPSIKANOLEH SESEORANGATAS DASAR PENALARANDAN LOGIKAYANG KEMUDIANMEMBENTUK SUATU MAKNA
SECARA INDUKTIFATAU DEDUKTIF.KONSEP ILMU ATAU KONSEP ILMIAH TERSEBUT SANGATDIBUTUHKANAGAR SUATU
ILMU DAPATMENYUSUNBERBAGAI ASAS, TEORI, SAMPAIDALIL. SUATU KONSEP ILMIAH DAPATMERUPAKANSEMACAM
SARANAUNTUK ILMUWAN MELAKUKANPEMIKIRAN DALAMMENGEMBANGKANPENGETAHUANILMIAH. JELASNYA,
KONSEP ILMU, AGAR DAPAT BERGUNASECARA ILMIAH MAKA IS HARUS MEMILIKI DUA SIFAT DASAR, YAITU SIFAT
OPERASIONALUNTUKKEPENTINGANPENGAMATAN(OBSERVASI), DAN SIFAT ABSTRAK UNTUKKEPENTINGAN
PENYIMPULANDAN GENERALISASI. BERSIFAT OPERASIONAL,MAKSUDNYASETIAP KONSEPILMU MENGANDUNG
PENGERTIANYANG BERKESESUAIANDENGANFAKTA ATAU SITUASI YANGDAPATDIAMATISECARA EMPIRIS.
KONSEP PENGETAHUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
MENURUT JUJUN SURIASUMANTRI (2010), PENGETAHUAN PADA HAKIKATNYA MERUPAKAN SEGENAP APA
YANG KITA KETAHUI TENTANG SUATU OBJEK TERTENTU, TERMASUK KE DALAMNYA ILMU. ILMU MERUPAKAN
BAGIAN DARI PENGETAHUAN YANG DIKETAHUI MANUSIA DI SAMPING BERBAGAI PENGETAHUAN LAINNYA
SEPERTI SENI DAN AGAMA. CARA MENYUSUN PENGETAHUAN DALAM KAJIAN FILSAFAT DISEBUT
EPISTEMOLOGI, DAN LANDASAN EPISTEMOLOGI ILMU DISEBUT METODE ILMIAH. SETIAP JENIS PENGETAHUAN
MEMPUNYAI, CIRI-CIRI YANG SPESITIK MENGENAI APA (ONTOLOGI), BAGAIMANA (EPISTEMOLOGI), DAN
UNTUK APA (AKSIOLOGI) PENGETAHUAN ITU DISUSUN.
ILMU PENGETAHUAN SEBAGAI OBJEK, MENURUT ALI MAKSUM (2011) MERUPAKAN HIMPUNAN INFORRNASI
YANG BERUPA PENGETAHUAN ILMIAH TEN-TANG GEJALA YANG DAPAT DILIHAT, DIRASAKAN, ATAU DIALAMI.
GEJALA INI DAPAT BERUPA GEJALA ALAM (SEPERTI ANGIN, AIR, GEMPA BUMI, OMBAK, GERAK, DAN 1BENDA),
ATAU GEJALA SOSIAL (SEPERTI MASYARAKAT BANGSA, UNJUK RASA, KEMISKINAN, KEMAKMURAN, DAN
KETERSAINGAN), ATAUPUN GEJALA PIKIR YANG ABSTRAK WUJUDNYA, SEPERTI KONSEP TENTANG BILANGAN
DAN HIMPUNAN DI DALAM MATEMATIKA.
TUJUAN DAN CIRI-CIRI ILMU PENGETAHUAN
TUJUAN ILMU PENGETAHUAN DAPAT DIBEDAKAN MENJADI DUA MACAM BERDASARKAN ALIRANNYA,
SEBAGAIMANA DIKEMUKAKAN OLEH DARSONO PRAWINEGORO (2011), YAKNI: PERTAMA,
BERDASARKAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN UNTUK KEPERLUAN ILMU PENGETAHUAN ITU
SENDIRI, YAITU SEBATAS UNTUK MEMENUHI RASA KEINGINTAHUAN MANUSIA. KEDUA,
ILRNU,PENGETAHUAN PRAGMATIS. ALIRAN INL MENYAKINI BAHWA PENGEMBANGAN ILMU
PENGETAHUAN HARUSLAH DAPAT MEMBERIKAN MANFAAT BAGI MANUSIA DALAM PEMECAHAN
MASALAH KEHIDUPAN.
ILMU SEBAGAI PENGETAHUAN ILMIAH BERBEDA DENGAN PENGETAHUAN BIASA , MEMILIKI CIRI
TERSENDIRI DI ANTARA CIRI YANG DIMILIKI OLEH ILMU PENGETAHUAN SEPERTI DIKEMUKAKAN
KONRAD KEBUG (2011), YAITU: PERTAMA, SISTEMATIS. PARA FILSUF DAN ILMUWAN SEPAHAM
BAHWA ILMU ADALAH PENGETAHUAN ATAU KUMPULAN PENGETAHUAN YANG TERSUSUN SECARA
SISTEMATIS. CIRI SISTEMATIS ILMU MENUNJUKKAN BAHWA ILMU MERUPAKAN BERBAGAI
KETERANGAN DAN DATA YANG TERSUSUN SEBAGAI KUMPULAN PENGETAHUAN TERSEBUT MEM-
PUNYAI HUBUNGAN SALING KETERGANTUNGAN YANG TERATUR (PERTALIAN TERTIB).
JENIS ILMU PENGETAHUAN
1. PENGETAHUAN MANUSIA
PENGETAHUANADALAHKEBENARANDANKEBENARANADALAHPENGETAHUAN,MAKADI DALAMKEHIDUPANMANUSIADAPAT
MEMILIKIBERBAGAIPENGETAHUANDANKEBENARAN.BURHANUDINSALMA(2005)MENGEMUKAKAN,PENGETAHUANYANG
DIMILIKIMANUSIAADAEMPAT MACAM,YAITU:
• PERTAMA, PENGETAHUAN BIASA, YAITU PENGETAHUAN YANG DALAM FILSAFAT DIKATAKAN DENGAN ISTILAH COMMON SENSE.
KARENA SESEORANG MEMILIKI SESUATU DI MANA IS MENERIMA SECARA BAIK. SEMUA ORANG MENYEBUTNYA SESUATU ITU
MERAH, KARENA MEMANG ITU MERAH, BENDA ITU PANAS KARENA MEMANG PANAS, DAN SEBAGAINYA.
• KEDUA,PENGETAHUANILMU, YAITUILMU SEBAGAITERJEMAHANDARI SCIENCE.DALAMPENGERTIANYANGSEMPIT
SCIENCEDIARTIKANUNTUKMENUNJUKKANILMUPENGETAHUANALAM,YANGSIFATNYAKUANTITATIFDANOBJEKTIF.
• KETIGA,PENGETAHUANFILSAFAT,YAKNIPENGETAHUANYANGHANYADIPEROLEHDARIPEMIKIRANYANGBERSIFAT
KONTEMPLATIFDANSPEKULATIF.PENGETAHUANFILSAFATLEBIHMENEKANKANPADAUNIVERSALITASDANKE DALAM
KAJIANTENTANGSESUATU.
• KEEMPAT,PENGETAHUANAGAMA,YAKNIPENGETAHUANYANGHANYADIPEROLEHDARI TUHANLEWAT PARAUTUSANNYA.
PENGETAHUANAGAMABERSIFATMUTLAKDANWAJIB DIYAKINIOLEHPARAPEMELUKAGAMA.
JENIS ILMU PENGETAHUAN
DILIHATDARI SUDUTJENISNYA,ILMU PENGETAHUANMENURUTFUAD IKHSAN(2010) MENGUNGKAPKANADA EMPAT
MACAM:
• PERTAMA, PENGETAHUANWAHYU (REVALED KNOWLEDGE). MANUSIAMEMPEROLEH PENGETAHUANDAN
KEBENARANATAS DASAR WAHYUYANGDIBERIKAN OLEH TUHANKEPADAMANUSIA.WAHYU MERUPAKAN
FIRMAN TUHANKEBENARANNYAMUTLAK DAN ABADI. PENGETAHUANWAHYU DAPAT JUGA BERSIFAT EKSTERNAL,
ARTINYA PENGETAHUANTERSEBUT BERASAL DARI LUAR MANUSIA.
• KEDUA, PENGETAHUANINTUITIF (INTUITIVE KNOWLEDGE). PENGETAHUANINTUITIF DIPEROLEH MANUSIADARI
DALAMDIRINYA SENDIRI, PADA SAATIS MENGHAYATISESUATU. PENGETAHUANINTUITIF MUNCULSECARA TIBA-
TIBA DALAMKESADARANMANUSIA.
• KETIGA, KEBENARANTERSEBUT TIDAK AKANDAPATDIUJI DENGANOBSERVASI, PERHITUNGAN,ATAU EKSPERIMEN,
KARENA INTUITIF TIDAK HIPOTESIS. TULISANTULISANMISTIK, AUTOBIOGRAFI,DAN KARYAESAI MERUPAKAN
REFLEKSI DAN PENGETAHUANINTUITIF.
• KEEMPAT, PENGETAHUANRASIONAL(RATIONAL KNOWLEDGE). PENGETAHUANRASIONALMERUPAKAN
PENGETAHUANYANG DIPEROLEH DARI LATIHANRASIO/AKALSEMATA, TIDAK DISERTAI DENGANOBSERVASI
TERHADAPPERISTIWA-PERISTIWA FAKTUAL.
PENJELASAN ILMU
• BATAS PENJELASAN ILMU YAITU KETIKA MANUSIA BERHENTI BERPIKIR UNTUK MENCARI
PENGETAHUAN, ILMU DIDAPATKAN DARI PENJELASAN PENGALAMAN MANUSIA, SEHINGGA
JIKA MANUSIA MEMULAI PENJELASANNYA PADA PENGALAMAN MANUSIA DAN BERHENTI DI
BATAS PENGALAMAN MANUSIA. ILMU MEMBATASI LINGKUP PENJELASANNYA PADA BATAS
PENGALAMAN MANUSIA JUGA DISEBABKAN METODE YANG DIGUNAKAN DALAM MENYUSUN
YANG TELAH TERUJI SECARA EMPIRIS. JADI, JIKA ILMU BERADA DI LUAR JANGKAUAN
PENGALAMAN MANUSIA, TENTUNYA TIDAKLAH SEMESTINYA MENJELAJAHI ILMU ITU. SEBAGAI
CONTOH MENGENAI SURGA DAN NERAKA, KEDUANYA MERUPAKAN HAL-HAL YANG BERADA
DI LUAR JANGKAUAN MANUSIA.
KEBERADAAN MANUSIA
DILIHAT DARI SISI
FILSAFAT
KELOMPOK7
1212100048_WIDIAANJARSARI
1212100059_CAHYORACHMATDANI
1212100063_ANDREDWIPRAYUDHA
Manusia adalah satu-satunya makhluk yang mampu bertanya. Ia mempertanyakan dirinya, keberadaannya, dan
dunianya. Kendati masih bersifat sederhana, kegiatan ini sudah diperlihatkan sejak dini. Lihatlah anak kecil.
Ketika ia melihat sesuatu yang baru, secara spontan dia bertanya. Melalui pertanyaan yang diajukan ia ingin
mengetahui sesuatu. Kegiatan seperti ini berlangsung terus sepanjang hayat sang anak.
Dalam kehidupan sehari-hari secara umum pertanyaan dapat digolongkan dalam dua tingkatan, yakni pertanyaan
yang sederhana dan pertanyaan yang bersifat teoritis. Yang pertama kita sebutkan pertanyaan yang terkait
dengan masalah-masalah praktis.
Manusia sebagai Sebuah Persoalan
"Siapakah manusia itu?" merupakan pertanyaan yang paling mendasar dan paling utama dalam sejarah manusia. Segala
pertanyaan yang menyangkut hal-hal lain, seperti tentang bumi, bulan, langit, udara, air dan atom, sel serta tentang Tuhan hanya
relevan jika dikaitkan dengan manusia. Bagi manusia, mengetahui siapa dirinya, dari mana asal usulnya, apa tujuan hidupnya,
bagaimana is menghayati hidup secara konsisten, memang merupakan masalah yang berbeda-beda. Para filsuf pra sokratik
berpendapat bahwa manusia menyatakan dirinya ketika is bertindak sesuai dengan aturan-aturan alam. Di sini harmoni dengan
alam merupakan poin penting yang memberi makna bagi hidup manusia. Baru pada masa Sokrates, Plato dan Aristoteles,
jawaban atas pertanyaan "Siapakah manusia itu?" sungguh-sungguh dicari pada hakikat manusia itu sendiri.
Kata "filsafat" berasal dari bahasa Yunani, yakni philein, artinya men-
cintai dan sophia, artinya kebijaksanaan. Dari dua kata ini secara
harafiah filsafat diartikan dengan cinta akan kebijaksanaan. Kata
sophia dalam pandangan filsafat lebih dari sekedar "wisdom" dalam
bahasa Inggris. Sophia mengandung banyak makna. Beberapa filsuf
Yunani seperti Herodotus (484425 sM), Pythagoras (560-480 sM) dan
Plato (427-347 sM) menunjukkan keanekaan pengertian itu.
Herodotus menggunakan kata philosophein dalam upaya "untuk
menemukan" sesuatu. Dalam pengertian ini filsafat diberi arti rasa
cinta manusia untuk mengetahui dan memuaskan aspek kognitifnya.
Sementara Pythagoras mengkaitkan sophia dengan kontemplasi.
Apa itu filsafat
• Filsafat Manusia dan Ilmu-Ilmu
Lain
Filsafat manusia adalah bagian integral dari
sistem filsafat, yang secara spesifik
menyoroti hakikat atau esensi manusia.
Karena itu cara kerja filsafat manusia tidak
terlepas dari cara kerja filsafat pada
umumnya. dalam pandangan fenomenologis
ilmu pengetahuan harus bisa membedakan
antara interpretasi dan data. kesatuan.
Sebagai bagian dari filsafat, filsafat manusia memiliki cara
kerja yang sama dengan cara kerja filsafat pada umumnya,
yakni berusaha menangkap makna di balik gejala empiris
itu. Karena itu objek penelusuran filsafat manusia adalah
hal-hal yang ada di balik yang kelihatan, yang sangat
menentukan eksistensi manusia. Jadi, metode filsafat
manusia untuk menangkap hakikat manusia secara utuh
adalah refleksi, dan analisa transendental serta sintesis.
untuk menunjukkan relevansi itu :
gan bertanya kita mewujudkan hakikat kemanusiaan. Aristoteles(384-322 sM)
nisikan manusia dengan ungkapan homo est animal rationale,artinya manusia
ng berpikir.
n mendalami manusia, kita mengenal manusia dengan lebih baik. Memang
sia tidak menawarkan jawaban yang menurut ukuran pragmatic membawa
ung bagi kehidupan sehari-hari.Filsafatmanusia hanya menghadirkan
andangan tentang dimensi-dimensihakiki manusia.
ai konsekuensi lebih lanjut dari butir kedua, filsafatmanusia mengantar kita
n mampu bertanggungjawab terhadap diri kita dan sesama. Orang yang
dan sesamanya dengan baik tidak hanya mampu mencintai diri dan orang lain,
ga semakin mampu menunjukkan tanggungjawab secara nyata terhadapnya.
vansi Filsafat Manusia
Batasan Buku Ini
adalah makhluk multidimensional. Persoalan
tensialnya sangat kompleks. Melihat kompleksitas itu
semua persoalan mendasar manusia bisa diulas
m satu buku. Mengingat hal itulah dalam buku ini
lis membatasi diri pada topik-topik tertentu yang
aitan dengan eksistensi manusia. Dengan demikian
ekatan yang digunakan adalah pendekatan tematis.
gai pendekatan tematis, uraian dalam buku ini tidak
jak pada satu pemikir tertentu. Karena itu dalam setiap
bisa saja beberapa nama tokoh muncul. Demikian
a pemikir yang sama bisa saja muncul beberapa kali
m bab yang berbeda.
Manusia sebagai persona
Persona atau pribadi merupakan
salah satu dimensi mendasar
manusia. Secara lain dapat
dikatakan, pribadi manusia bukan
melulu konsep abstrak, melainkan
sesuatu yang kelihatan dalam
kehidupan sehari-hari.
uk di dunia ini merupakan individualitas tersendiri
infrahuman pengertian “individu” dikaitkan dengan jenis.
ain, kata “individu” bagi makhluk infrahuman hanya terkait
daan fisik antara satu jenis dengan jenis yang lain, serta urut-
ut ruang dan waktu tertentu.
ata individu di kaitkan dengan tiga ciri, yakni bersifat
n numerik serta uniform atau seragam.
uk Infrahuman
Persona dan arti persona
• Kata “persona” berasal dari bahasa Yunani, yang artinya adalah
topeng
Dengan demikian, arti “persona” tidak lagi menunjuk pada topeng,
melainkan pada makna yang ada di baliknya, yakni jati diri.
Dengan alasan ini, maka manusia tidak bisa diurutkan dalam
bentuk nomor-nomor seperti dilakukan pada makhluk infrahuman.
Persona dan individualitas setiap orang adalah unik.
Secara lain dapat dikatakan menghentikan perkembangan setiap
pribadi dan menyangkal keunikan masing-masing pribadi adalah
tindakan yang bertentangan dengan hakikat manusia yang unik.
adalah konsep yang abstrak. Berbagai
alam dirinya. Ada enam elemen dasar.
kter, setiap orang memiliki karakter masing,
merupakan yang jadi kebiasaan hidup
an tidak bisa diubah dengan mudah.
akter juga mempengaruhi oleh berbagai
ernal seperti latar belakang budaya dan
m etika yang dihubungkan dengan perilaku
empunyai watak orang yang memiliki niat
eorang yang tidak menunjukan Tindakan
seperti berkelakuan menyimpang, bisa
empunyai empati jadi karakter itu sendiri
m MrDougall (1822-1905)
Kedua : Akal budi. Akal budi merupakan elemen persona yang
menurutnya paling hakiki. Akal budi merupakan keistiweaan manusi
dalam pengakuan ini pertama muncul dari Yunani. Aristoteles
merupakan orang pertama menetapkan akal budi sebagai budi sebaga
wujud kodrat manusia. Apa yang diungkapkan pikiran melalui kata-k
adalah ungkapan pribadi yang mendalam dari seorang, oleh karena it
sebua pikiran juga merupakan perwujudan dari hakikat pribadi. Akal
budi merupakan bagian dasar bagi manusia untuk mencari kebenaran
tentang diri manusia dan kebenaran tentang alam melalui ilmu
pengetahuan. Sejak zaman prasokratik orang bahwa Yunani sangat
menyadari hal itu, yang kemudia diakui sebagi cikal bakal lahirnya
filsafat dalam sejarah umat manusia. Francis Bacon (1909-1992) yan
telah menetapkan akal budi sebagai sarana utama untuk menguasai a
dengan penemuan baru, menurut Whitedead, akal budi berfungsi
bebasan mengenai wacana kebebasan bersifat personal
dapat menentukan diri sendiuri seorang bukan orang
kan dirinya sendiri, dalam proses pengambilan
eorang harus menentukan pilihannya menurut suara
mang masukan dari luar tetapi peran orang lain hanyalah
n masukan padanya juga. Di sinilah sifat personal
erlihat. John Dewey (1859-1952) bahkan mengatakan
merupakan bagian dari martabat kemanusiaan yang
bungkam dan ideologi serta gagasan dalam bentuk
adap seseorang merupakan pemerkosaan dan
terhadap individualitas seseorang.
Keempat : nama. Kendati ada ungkapan yang mengatakan
“apalah artinya sebuah nama. Namun mana sekaligus menjadi
Identitas pribadi seorang. Seorang dipanggil dengan Namanya
menyebut nama tidaak sekedar mengeluarkan bunyi melalui huruf
yang tersusun. Tidak jarang pula Ketika nama yang diberikan
pada seorang tidak cocok. Nama itu membawa malapetaka missal
nama sakit sakitan, tidak hanya konteks budaya nama memiliki
arti penting dalan konteks religious juga terlihat betapa nama
memiliki arti yang penting.
Kelima : suara hati merupakan bagia hakiki dari kepribadian seorang
Suara hati ada dalam diri setip orang. Kita mencontohkan hati Nuran
selalu bersifat personal karena suara hati seorang, selain orang
bersangkutan dalan masyarakat bisa mengatahui kedalamannya suara
hati seorang. Apa peranan suara hati dari pedoman hidup bagi setiap
orang dalam mengambil keputusan untuk menentukan perillaku
hidupnya. Jika akal budi membuat seorang mampu berefleksi menca
kebenaran dan menemukan suatu demi pengembangan hidup manusi
maka suara hati berfungsi etis.
eenam : perasaan merupakan ungkapan lubuk hati
yang paling mendalam dari setiap pribadi. Ketika
seorang merasa senang atau sedih dan
mengungkapkan perasaaan senang atau sedih
dapat dikatakan ia sendnag mengungkapkan diri
perasaan tidak dibicarakan secara kolektif
melainkan dikaitkan dengan pribadi nkarena
perasaan terkaiut dengan pribadi. Maka
menghargai perasaan seorang juga berarti
menghargai harkat dan martabat sebagai manusia
IKHTISAR SEJARAH
PEMIKIRAN FILSAFAT
KELOMPOK 7
1212100047_CINDY RAFIKA TIHURUA
1212100048_WIDIA ANJARSARI
1212100059_CAHYO RACHMAT DANI
 Aliran rasionalisme beranggapan bahwa sumber
pengetahuan adalah rasio kebenaran pasti berasal dari rasio
(akal). Aliran empirisme, sebaliknya, meyakini pengalamanlah
sumber pengetahuan itu, baik yang batin, maupun yang
inderawi. Lalu muncul aliran kritisisme, yang mencoba
memudukan kedua pendapat berbeda itu.
Pikiran sesungguhnya adalah kesadaran, tidak mengambil
ruang dan tak dapat dibagi-bagi menjadi bagian yang lebih
kecil. Materi adalah keluasan, mengambil tempat dan dapat
dibagi-bagi, dan tak memiliki kesadaran. Kedua substansi
berasal dari Tuhan, sebab hanya Tuhan sajalah yang ada
tanpa tergantung pada apapun juga..
Zaman Moderen (1500 - 1800)
Masa kini (1800-sekarang).
Menurut Hegel semua yang ada dan semua kejadian merupakan pelaksanaan-yang-
sedang-berjalan dari Yang Mutlak dan bersifat rohani.
Oleh sebab itu pemikiran Hegel langsung ditentang oleh aliran pemikiran materialisme
yang mengajarkan bahwa yang sedang-menjadi itu, yang sering sedang-menjadi-lebih-
sempurna bukanlah ide ("Yang Mutlak"), namun adalah materi belaka.
Soekarno mengklim telah mencetuskan marhaenisme sebagai marxisme diterapkan
dalam situasi dan kondisi Indonesia. Kualifikasi "penerapan dalam situasi dan kondisi
Indonesia" (apapun itu) pastilah tidak membuat faham marhaenisme sebagai suatu
aliran filsafat dan pastilah tidak harus sama dengan faham marxisme sebagai
diterapkan di dalam lingkungan masyarakat lain
.
TOKOH-TOKOH FILSAFAT
Filasafat dan agama merupakan dua kekuatan yang mewarnai dunia. Filsafat pada
hakiketnya adalah akal dan agama pada hakekatnya adalam hati atau iman
Ia menjelaskan bahwa
substansi pertama itu
bersifat kekal dan ada
dengan sendirinya.
Substansi itu adalah:
“Udara”.
Argumentasinya, yaitu:
“Udara merupakan
sumber segala
kehidupan
ANAXIMANDER
(610-546 sm )
Filsafat dimulai
oleh Thales,
sebagai seorang
filsafat jagat raya.
Ia diberi gelar
“Bapak Filsafat
THALES
(624-546
sm) Ia seorang ahli
matematika dan ia
mengajarkan bahwa
bilangan merupakan
substansi dari semua
benda. Ia orang
pertama yang
menggunakan istilah
philosophia.
PYTHAGORAS
(572-497 sm)
Jika kita hendak
memahami kehidupan
kosmos, maka kita
harus menyadari
bahwa kosmos itu
dinamis. Ia selalu
bergerak. Dalam
berfikir ia
menggunakan
metode intuisi
HERACLITUS
(544-484 sm)
PARMANDIES ( 450 SM )
Ia tokoh relativisme (suatu pandangan bahwa
pengetahuan itu dibatasi, baik oleh akal budi yang
serba terbatas maupun oleh cara mengetahui yang
serba terbatas) dan sebagai logikawan pertama.
Dalam berfikir ia menggunakan metode deduksi
logis (penyimpulan dari yang umum ke yang
khusus).
ZENO ( 490 SM )
Ia merupakan tokoh yang merelatifkan kebenaran.
Baginya tidak ada kebenaran mutlak dan tidak ada
generalisasi. Dengan kata lain menurutnya ialah
“tidak ada kebenaran umum, semua kebenaran
relatif”. Ia telah mendorong lahirnya konsep-
konsep matematika.
Ia menyatakan bahwa
“manusia adalah ukuran
kebenaran”. Pernyataan
itu merupakan tulang
punggung humanisme. Ia
menyatakan pula bahwa
kebenaran itu bersifat
pribadi. Akibatnya tidak
akan ada ukuran yang
absulut dalam etika,
metafisika maupun
agama
Ia mengingatkan
bahwa persoalan pokok dalam
filsafat bukanlah alam,
melainkan manusia. Ia telah
membangkitkan jiwa
humanisme. Ia tidak
memberikan jawaban final
tentang etika, agama dan
metafisika. Pandangannya
mengenai relativitasnya moral
telah mengilhami munculnya
utilitarianisme, pragmatisme,
positivisme dan
eksistensialime.
Protagoras ( 480 – 411 sm ) Gorgiras ( 485 – 380 sm )
Perbedaan Protagooras dan Gorgiras
Metode yang digunakan Socrates untuk mencari kebenaran disebut dialektika.
Dialektikadari kata kerja Yunani, yaitu dialegesthai,yang berarti bercakap-
bercakap atau berdialog. Baginya, sebagian pengetahuan bersifat umum dan
sebagian bersifat khusus, yang khusus itulah pengetahuan yang kebenarannya
relatif.Dalampembelaannya, Socrates tidak hanya mengandalkan pendapatnya
pada akal (reason), akan tetapi juga pada kekuatan hati (rasa).
Socrates ( 470 – 399 sm )
Plato ( 427 – 347 sm )
Plato menjelaskan bahwa kebenaran umum itu
memang ada, bukan dibuat, melainkan sudah ada
di alam idea. Plato dengan doktrin idea yang lepas
dari objek, yang berada dalam alam idea. Idea itu
umum, berarti berlaku umum dan ada kebenaran
yang khusus, yaitu disebutnya kongkretisasi idea di
alam ini. “Kucing di alam idea berlaku umum,
kebenaran umum. Kucing hitam di rumah saya
adalah kucing yang khusus”.
Aristoteles ( 384 – 322 sm )
Logika Aristoteles
disebut juga logika
formal. Ia percaya
adanya Tuhan. Bukti
adanya Tuhan
menurutnya ialah
Tuhan sebagai
penyebab gerak atau
a first cause of
motion
Filsafat sebagai Demitologisasi Metafisis
● Konsep demitologisasi berasal dari Rudolf Bultmann, seorang teolog
dan sarjana Perjanjian Baru ternama pada abad ke-20.
● Bultman mengusulkan suatu metode hermeneutis yang disebut
demitologisasi. Demitologisasi dapat berfungsi sebagai alat
hermeneutis. Jika hermeneutis adalah masalah bagaimana manusia
berusaha melihat pesan Alkitab untuk saat sekarang, untuk konteks
tertentu, maka demitologisasi adalah suatu alat penafsiran yang dapat
digunakan untuk menemukan arti terdalam dari Alkitab bagi orang-
orang modern supaya mereka dapat memahami berita Alkitab dalam
konteks mereka sendiri.
■ Dengan menentukan arah
pengungkapan daya-daya
ini, pemahaman kita.
Menjadi lebih lengkap
mengenai
kesalingterkaitan antara
ide-ide itu.
■ Lahir – Muda – Dewasa -
Tua
Empat daya benak
■ Pengetahuan
■ Keyakinan
■ Kebenaran
■ Keindahan
Empat arah
pemikiran
manusia
Filsafat sebagai dialog rasional
● Filsuf tersebut, Sokrates , memberi penafsiran yang
benar-benar baru mengenai tugas filosofis, yang
penuhnya merentang sampai 2.000 tahun. Bersama-
dengan murid cemerlang Plato, Aristoteles , orang-
merupakan inti tradisi filsafat Yunani keno.
Filsafat Sebagal iImu Teleologis
● Pemanfaatan aka universal oleh Sokrates dan penggunaan dialog oleh Plato untuk membangun sistem
idealisme,yang didasarkan pada ajaranajaranSokrates, mengubah dengan cepat perkembangan filsafatdi
Yunani kuno. Dengan menyebut gagasan Plato, saya telahmenyirnpulkan bahwa idealismebisa menghasilkan
bangunan ilmu universal.Fakta bahwa sebetulnya saat ini tiada ilmuwanyang menengok ide-ide Plato sebagai
sumber sains modern menyiratkan bahwa Plato gagal dalam tugas tersebut (sekurangkurangnya, pandangan
modern tentang apakah sains itu).Akan tetapi,seperti yang akan kita perhatikan pada jam kuliah ini, sistem
lain yang diajukan Aristoteles,muridPlato yang paling berpengaruh, berhasil dalam tugas tersebut melalui
suatu jalan yang tidak pernah ditempuhgurunya. Dalam menerapkan realismenyapada hal-hal partikula,
Aristotelesmenggunakan metode teleologis.Artinya,ia berpendapat bahwa forma benda sebaiknya terketahui
melaluipenyelidikan tentang maksud forma tersebut.
Perbedaan Plato dan Aristoteles
Jadi, baik bagi Plato maupun Aristoteles, forma benda merupakan faktor penting dalam penentuan realitasnya. Namun
bagi Plato, forma saja sudah mencukupi; sedangkan bagi Aristoteles, kaitan-pasti dengan bahan juga diperlukan.
Pandangan mereka bisa diringkas secara cukup sederhana sebagai berikut:
●
● Idealisme plato Realisme Aristoteles
● forma = realitas forma + bahan
● bahan = ilusi substansi (realitas)
Ringkasan ini hanya mencungkil permukaan catatan Aristoteles tentang hakikat substansi, tetapi cukup memadai
untuk maksud pengantar kita.
FILSAFAT
KEBENARAN
1212100047_Cindy Rafika Tihurua
1212100048_Widia Anjarsari
1212100059_Cahyo Racmat Dani
A. FILSAFAT KEBENARAN
● Plato pernah mempertanyakan apakah kebenaran itu sebenarnya? Dalam waktu belakangan yang cukup lama Bradley seakan menjawab bahwa kebenaran itu
adalah kenyataan. Jadi untuk membuktikan bahwa hari benar-benar hujan, kita harus membedakan dengan melihat kenyataan yang terjadi di luar rumah.
● Banyak pakar ilmu filsafat yang menganggap benar bahwa pengetahuan itu terdiri atas sebagai berikut:
1. Pengetahuan Akal.
2. Pengetahuan Budi.
3. Pengetahuan Indrawi.
4. Pengetahuan Kepercayaan (otoritatifl.
5. Pengetahuan Intuitif. .
● Selanjutnya untuk melihat sesuatu itu benar atau tidak benar, maka beberapa kriteria yang sudah dilembagakan akan penulis sampaikan beberapa kritik antara
lain sebagai berikut:
1. Teori Kebenaran Korespondensi.
2. Teori Kebenaran Koherensi.
3. Teori Kebenaran Pragmatis.
4. Teori Kebenaran Sintaksis.
5. Teori Kebenaran Semantis.
● -Kebenaran koherensi adalah kebenaran atas hubungan antara dua pernyataan.
● -Kebenaran pragmatis adalah kebenaran hanya dalam salah satu konsekuensi saja.
● -Kebenaran sintaksis adalah kebanaran yang berangkat dari tata bahasa yang melekat.
● YANG MAHA BENAR
Puncak kebenaran itu sendiri sebenarnya adalah Allah Yang Maha Benar (AI Haq), itulah sebabnya para pedzikir senantiasa mengucapkan "Alhamdulillah"
(Segala Puji Bagi Allah) pada setiap penyelesaian penemuan itmiahnya, ataupun ketika selesai melaksanakan Shalat Fardhu sebanyak tiga puluh tiga kali.
Mengetahui apa yang dimaksudkan oleh suatu
pernyataan tidak sama dengan mengetahui apakah
pernyataan itu benar ataukah tidak. Bahkan mereka
yang mengatakan bahwa makna sama dengan
keadaan yang dapat diverifikasi, akan bersepakat
demikianlah harapan saya bahwa mengetahui syarat-
syarat untuk menetapkan suatu pemyataan dapat
diverifikasi tidaklah sama dengan mengetahui bahwa
syarat-syarat itu sudah dipenuhi.
Penyusunan tanda-tanda tersebut di atas secara tertib
merupakan apa yang oleh aturan-aturan sintaksis
dinamakan kalimat berita, dan apa yang saya namakan
'pernyataan'.
• KEBENARAN BERSIFAT SEMANTIK
Kebenaran' menunjukkan bahwa makna suatu
pernyataan artinya" proposisinya -sungguh-sungguh
merupakan halnya. Bila proposisinya tidak merupakan
halnya, maka kita mengatakan bahwa proposisi itu
'sesat
A. PROPOSISI SUATU PERNYATAAN YANG BENAR
B. UKURAN KEBENARAN
Ukuran kebenaran sesungguhnya tergantung pada apakah sebenarnya yang
diberikan kepada kita oleh metode-metode untuk memperoleh pengetahuan. Jika apa
yang dapat kita ketahui ialah ide-ide kita, maka pengetahuan hanya dapat terdiri dari
ide-ide yang dihubungkan secara tepat; dan kebenaran merupakan keadaan-saling-
berhubungan (coherence) di antara ide-ide tersebut atau keadaan saling
berhubungan di antara proposisi-proposisi. Jika sebaliknya, kita dengan suatu cara
tertentu mengetahui kenyataan, maka pengetahuan atau ide-ide yang benar terdiri
dari seperti yang dikatakan oleh Spinoza -kejumbuhan antara ide dengan ideatum-
nya, atau selanjutnya kesesuaian (correspodence) antara ide-ide dengan apa yang
diwakilinya.
Selanjutnya jika proposisi-proposisi tersebut rnemberitahukan kenyataan kepada kita,
maka proposisi-proposisi itu seharusnya membantu kita untuk menyelesaikan
masalah-masalah kita, atau merarnalkan (predict) pengalarnan-pengalaman,
sebagaimana yang diajarkan oleh para penganut pragmatisrne.
Paham Koherensi (Coherence Theory)
Kebenaran koherensi adalah kebenaran atas
hubungan antara dua pernyataan. Misalnya ketika
dinyatakan bahwa monyet mempunyai hidung pada
pernyataan pertama, dan pada pernyataan kedua
dinyatakan manusia juga mempunyai hidung.
Apabila diberikan kesimpulan. Bahwa monyet. sama
dengan manusia, -maka menurut kebenaran
koherensi itu tidak benar karena hidung bukan
sebagai syarat sesuatu dinyatakan sebagai monyet,
apalagi manusia karena manusia dan monyet ada
yang tidak mempunyai hidung (cacat), jadi hanya
untuk pernyataan bahwa manusia dan monyet
sebagian besar mempunyai hidung.
Teori kebenaran koherensi mengatakan
bahwa kebenaran itu merupakan suatu
proses atau suatu hasil proses atau
keadaan yang menunjukkan adanya
keadaan yang runtut, yang masuk akal,
yang saling berhubungan antara gagasan-
gagasan yang dimiliki oleh seorang subjek
mengenai suatu objek tertentu.
Teori kebenaran Koherensi
Teori kebenaran korespondensi
Kebenaran korespondensi adalah kebenaran yang sesuai antara
pernyataan dengan fakta di Lapangan.
Misalnya bila dinyatakan Sengkon dan Karta bersalah, lalu
dihukum lima tahen maka Sengkon dan Karta harus benar-
benar melakukan kejahatan itu, bukan sekedar membuk¬tikan
dengan berbagai berita acara. Apabila Sengkon dan Karta
tidak melakukan maka secara kebenaran korespondensi itu
tidak benar.
?
Beberapa pokok penting yang perlu
di ketahui
Teori ini sangat didukung oleh empirisme, dan
oleh karena itu teori ini sangat menghargai
pengamatan dan pengujian empiris. la lebih
menekankan cara kerja pengetahuan
aposteriori
Teori ini juga menegaskan dualitas antara S dan
0, pengenal dan yang dikenal. Di sana obyek
terasa penting bagi pengetahuan manusia.
Subyek atau akal budi hanya mengolah apa
yang diberikan obyek.
Teori ini juga menekankan bukti bagi kebenaran
suatu pengetahuan.
KATA DAN MAKNA
MENURUT K.ROGERS
Setiap esensi mempunyai dua segi, yang satu terdapat di dalam objeknya dan yang lain sebagai makna.
bahwa keadaan-keadaan terletak dalam kesesuaian antara esensi atau makna yang kita berikan dengan esensi atau makna yang
terdapat di dalam objeknya. Maka yang berkesesuaian itu bukanlah makna dengan objeknya, melainkan esensi sebagai makna
dengan esensi yang terdapat di dalam objek.
Suatu bentuk kata dikatakan benar, jika seseorang yang mengetahui makna kata tersebut berada dalam situasi yang demikian rupa
sehingga menyebabkan dia mengucapkan kata-kata yang sama dalam keadaan¬-keadaan itu.
Ini berarti orang dapat menganalisa situasi sebagai berikut.
1. Suatu bentuk kata telah ditentukan;
2. Suatu subjek terlibat;
3. Ada suatu perangkat keadaan;
4. Ada reaksi dalam bentuk kata-kata dari subjek tersebut.
suatu aliran dalam filsafat yang
menyatakan bahwa semua
pengetahuan berasal dari pengalaman
indra manusia.Dalam empirisme,
kebenaran hanya dapat diperoleh
melalui pengalaman.
Definisi-definisi tentang kebenaran
paham-paham empiris mendasarkan
diri pada berbagai segi pengalaman,
dan biasanya menunjuk kepada
pengalaman inderawi dari orang
seorang.
Kebenaran menjadi bersifat dinamis
serta tidak pasti, dan bukannya bersifat
mutlak serta statis.
Kebenaran pragmatis adalah
kebenaran hanya dalam salah satu
konsekuensi saja. Kelemahan
kebenaran ini adalah apabila
kemungkinannya luas, oleh karena
itu harus dipilih kemungkinannya
hanya dua dan saling bertolak
belakang.
Misalnya, semua yang teratur ada yang
mengatur, dalam hal ini kita tidak
membicarakan yang tidak teratur.
Namun, semua penganut pragmatisme
meletakkan ukuran kebenaran
dalam salah satu macam
konsekuensi.
Paham empiris Teori pragmatisme
Item di bawah ini adalah kumpulan kebenaran akal yang tidak beretika moral, yaitu:
1. Menampar murid yang tidak menjawab dengan benar.
2. Menceraikan isteri yang tidak dapat memberikan anak.
3. Sistem komando yang militeristik.
4. Sistem jihad yang tidak kasih sayang.
5. Melakukan Daerah Operasi Militer terhadap wilayah yang separatis.
6. Memaksakan konsensus nasional.
7. Memaksakan mufakat pada masyarakat yang heterogen.
8. Memaksakan hukum tanpa hak azasi manusia.
9. Memaksakan pembangunan ekonomi
10. Peraturan yang ketat tanpa toleransi.
11. Sosialisme komunis.
12. Kemarahan yang melumpuhkan.
1212100047_Cindy Rafika Tihurua
1212100048_Widia Anarsari
1212100059_Cahyo Racmat Dani
PENGETAHUAN ILMU FILSAFAT
A. Pengetahuan
Manusia tahu akan dunia sekitarnya, akan dirinya sendiri, akan orang-orang lain. Manusia tahu yang baik
dan yang buruk, yang indah dan tidak indah.
Beberapa pemikir filsafat menyimpulkan adanya 4 (empat) gejala tahu, antara lain:
1. Tidak dari permulaan adanya manusia itu sudah tahu
2. Selanjutnya, tampak gejala-gejala bahwa tahu yang memuaskan manusia itu adalah tahu yang benar.
3. Yang mengelilingi manusia dan yang ingin diketahui manusia adalah dunia seisinya, balk yang kelihatan
maupun yang tidak kelihatan, asal ada, bahkan yang sekarang ini tidak ada, tetapi tidak mengandung
kemustahilan, sehingga mungkin akan ada.
4. Oleh karena manusia mengadakan putusan, maka manusia yang tahu itu, tahulah ia bahwa ia tahu.
Manusia tahu benar bahwa ia tidak tahu sesuatu, maka bertanyalah ia, misalnya kepada orang lain
Manusia harus selalu waspada dan rendah hati,
tidak boleti cepatcepat mengatakan bahwa ia
sudah mencapai kebenaran. Jika pada suatu
ketika orang mempunyai alasan cukup, bahwa ia
berkeyakinan ada cukup alasan bahwa
pengetahuannya sesuai dengan objeknya, maka
ia mempunyai kepastian. Dalam kepastian itu ia
bersikap tidak sangsi, bahwa ia tahu akan dasar
pengetahuannya, mengapa demikian, dan apa
sebabnya harus demikian. Mencapai kepastian
yang mengandung kebenaran amat memuaskan
dan ia disebut berkeyakinan.
B. Ilmu pengetahuan
Ada orang yang ingin tahu dan berusaha memuaskan keinginannya itu Iebih
mendalam.
pengetahuan yang benar tentang objek itu tidak bisa dicapai secara langsung
dan sifat daripadanya adalah khusus
Masing-masing pertanyaan itu akan menghasilkan:
1. Ilmu pengetahuan filosofi yang mempersoalkan hakikat atau esensi sesuatu
(pengetahuan universal).
2. Ilmu pengetahuan kausalistik, artinya selalu mencari sebabmusabab
keberadaannya (pengetahuan umum bagi suatu jenis benda).
3. Ilmu pengetahuan yang bersifat deskriptif-analitik, yaitu mencoba
menjelaskan sifat-sifat umum yang dimiliki oleh suatu jenis objek.
Ilmu pengetahuan yang bersifat normative, yaitu mencoba
memahami norma suatu objek yang dari sana akan tergambar
tujuan dan manfaat dari objek tersebut.
Objek ilmu pengetahuan itu ada yang berupa materi (objek
materi) dan ada yang berupa bentuk (objek forma). Objek
materi adalah sasaran material suatu penyelidikan, pemikiran,
atau penelitian keilmuan, bisa berupa benda-benda material
maupun non-material, bisa pula berupa halhal, masalah-
masalah, ide-ide dan konsep-konsep. Objek materi tidak
terbatas pada apakah ada dalam realitas kongkret atau dalam
realitas abstrak. Objek materi, balk yang material maupun non-
material, sebenarnya merupakan suatu substansi yang tidak
begitu saja dengan mudah diketahui. Lebih-lebih yang non-
material, sedang yang material pun sebagai suatu substansi
mempunyai segi yang sulit dihitung dan ditentukan jumlahnya
Kebenaran ilmu pengetahuan (lazim disebut
kebenaran keilmuan atau kebenaran ilmiah)
adalah pengetahuan yang jelas dari suatu objek
materi yang dicapai menurut objek forma (cara
pandang) tertentu dengan metode yang sesuai
dan ditunjang oleh suatu sistem yang relevan.
Pengetahuan yang demikian tahan uji, baik dari
verifikasi empiris maupun rasional, karena cara
pandang, metode, dan sistem yang dipakai
bersifat empiris dan rasional secara silih berganti.
1. Teori Saling Hubungan (Coherence
Theory)
Sering disebut teori konsistensi,
karena menyatakan bahwa
kebenaran itu tergantung pada
adanya saling hubungan di antara ide-
ide secara tepat, yaitu ide-ide yang
sebelumnya telah diterima sebagai
kebenaran. Bradley (Soetriono dan
SRDm Rita Hanafie, 2007)
mengatakan, bahwa suatu proposisi
itu cenderung benar jika koheren
dengan proposisi benar yang lain,
atau jika arti yang dikandungnya itu
koheren dengan pengalaman.
2. Teori Persesuaian
(Correspondence Theory)
Kalau teori koherensi diterima
oleh kebanyakan kaum idealis,
maka teori korespondensi lebih
bisa diterima oleh kaum realis.
Teori korespondensi ini
mengatakan bahwa seluruh
pendapat mengenai suatu fakta
itu benar jika pendapat itu
sendiri disebut fakta yang
dimaksud. Dengan kata lain,
kebenaran adalah persesuaian
antara pernyataan tentang fakta
dengan fakta itu sendiri.
3. Teori Kegunaan (Pragmatic Theory).
Apa yang dikemukakan oleh teori
korespondensi dapat menyelesaikan secara
tuntas pekerjaan dalam mencari kebenaran.
Tetapi kehidupan seharihari menuntut
sesuatu yang lebih praktis dan langsung
menimbulkan konsekuensi yang
menguntungkan. Pragmatisme mewarnai
pandangannya sebagai berikut: Pada
umumnya teori memandang masalah
kebenaran menurut segi kegunaannya. James
mengatakan bahwa 'Tuhan itu ada' adalah
benar bagi seseorang yang hidupnya
mengalami perubahan. Kepercayaan yang
kuat terhadap adanya Tuhan itu dapat
memberikan kesejukan Kati, sehingga ada
kemampuan batin untuk menerima segala
bentuk perubahan.
• Teori korespondensi ini mengatakan bahwa seluruh
pendapat mengenai suatu fakta itu benar jika pendapat
itu sendiri disebut fakta yang dimaksud. Dengan kata
lain, kebenaran adalah persesuaian antara pernyataan
tentang fakta dengan fakta itu sendiri.
• Teori korespondensi ini bersifat empiris-aposterioris.
• Russel memperjelasnya dengan mengatakan bahwa
kebenaran adalah persesuaian antara arti yang
terkandung oleh perkataan-perkataan yang telah
ditentukan, dan kesesuaiannya berupa identiknya arti-
arti tersebut.
TEORI PERSESUAIAN (CORRESPONDENCETHEORY)
• Apa yang dikemukakan oleh teori korespondensi
dapat menyelesaikan secara tuntas pekerjaan dalam
mencari kebenaran. Pragmatisme mewarnai
pandangannya sebagai berikut: Pada umumnya teori
memandang masalah kebenaran menurut segi
kegunaannya.Kepercayaan yang kuat terhadap
adanyaTuhan itu dapat memberikan kesejukan Hati,
sehingga ada kemampuan batin untuk menerima
segala bentuk perubahan.
TEORI KEGUNAAN (PRAGMATIC THEORY).
• Sering disebut teori konsistensi, karena menyatakan
bahwa kebenaran itu tergantung pada adanya saling
hubungan di antara ide-ide secara tepat, yaitu ide-ide
yang sebelumnya telah diterima sebagai kebenaran.
• Tingkat saling hubungan adalah ukuran bagi tingkat
kebenaran itu sendiri. Semakin terdapat saling hubungan
di antara ide-ide yang makin meluas maka akan
menunjukkan kesahihan kebenaran yang semakin jelas
pula
• Misalnya, semakin kuat saling hubungan antara seluruh
kesaksian, maka semakin kuat pula adanya kebenaran
itu.
TEORI SALING HUBUNGAN (COHERENCETHEORY)
• Ilmu adalah pengetahuan, tetapi tidak semua
pengetahuan adalah ilmu.
• Pengetahuan adalah pembentukan pemikiran asosiatif
yang meng-hubungkan atau menjalin sebuah pikiran
dengan kenyataan atau dengan pikiran lain berdasarkan
pengalaman yang berulang-ulang tanpa pemahaman
mengenai kausalitas (sebab-akibat) yang hakiki dan
universal.
• Ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang menjelaskan
kausalitas (hubungan sebab-akibat) dari suatu objek
menurut metode¬mdetode tertentu yang merupakan
suatu kesatuan yanag sistematis.
ILMU SEBAGAI PENGETAHUAN
Ilmu bertujuan untuk menjelaskan tentang segala yang ada di alam semesta. Sifat
pertama dari ilmu ialah bahwa ilmu menjelajah dunia empirik tanpa batas sejauh
dapat ditangkap oleh pancaindra (dan indera lain). Namun karena kemampuan indra
manusia itu terbatas, maka sebagai sifat kedua ialah bahwa tingkat kebenaran yang
dicapainya pun relatif atau tidak sampai kepada tingkat kebenaran yang mutlak.
Upaya mendapatkan pengetahuan dapat dibedakan antara upaya yang bersifat aktif
dan pasif. Upaya aktif yaitu upaya melalui penalaran pikiran dan perasaan, sedangkan
upaya pasif yaitu upaya melalui keyakinan atau kepercayaaan terhadap kebenaran
sesuatu yang diwartakan .
Hubungan-hubungan yanga telah ditemukan dan ditunjang oleh data empirik disebut fakta.
Lebih jelasnya dinyatakan bahwa teori adalah jalinan fakta menurut meaningfull construct.
Dengan demikian jelas bahwa teori bukan suatu spekulasi melainkan suatu konstruksi yang
jelas, yang dibangun atas jalinan fakta.
Dengan demikian fakta mempunyai peranan dalam pijakan, formulasi dan penjelasan teori
sebagai berikut:
- Fakta memulai teori: Teori berpijak pada satu-dua fakta hasil penemuan (discovery); kadang-kadang
dari fakta hasil penemuan yang tidak disengaja (secara kebetulan, serendipity pattern), misalnya
penemuan cendawan fenicillium yang dapat mencegah pertumbuhan bakteri fenicilin; keluarnya cairan
pankreas anjing menunjukkan simton diabetes; radium akan menyingkapkan cahaya film bila
ditembuskan pada objek yang tidak tembus cahaya, dan lain-lain.
- Fakta menolak dan mereformasi teori yang telah ada. Bila ada fakta yang belum terjelaskan oleh
teori, kita dapat menolak ataupun mereformasi teori itu sedemikian rupa sehingga dapat menjelaskan
fakta tersebut.
- Fact redefine and clarify theory. Fakta dapat mendefinisikan kembali atau memperjelas definisi yang
ada dalam teori.
• Yaitu dengan meramal ialah berpikir
deduktif dengan konsekuensi logis (balk
menurut waktu maupun tempat). Jadi
teori membuat prediksi tentang adanya
fakta, dengan cara membuat
ekstrapolasi dari yang sudah diketahui
kepada yang belum diketahui.
TEORI SEBAGAI PERAMAL FAKTA
• Linkage proposisi ialah memerhatikan
keeratan atau ketegasan hubungan antara
variabel yang tergolong determinant dan
result. Makin eksak (mendekati eksak)
suatu ilmu, makin erat atau tegas
hubungannya. Oleh karena itu, ada berbagai
bentuk proposisi menurut keeratan
hubungan tersebut. Setidak-tidaknya ada
10 macam proposisi (lima pasang) yang
biasa dijumpai dalam berbagai bidang ilmu
antara lain:
LINKAGE PROPORSI
• 1. Reversible and Irreversible Proposition
• 2. Deterministic and Stochastic
Proposition
• 3. Coentensive and Sequintial Proposition
• 4. Contingency and Sufficient Proposition
• 5. Necessary and Substitutable
Proposition
10 PASANG PROPOSITION
Filsafat Pancasila
1212100047_Chindy Rafika Tihurua
1212100048_Widia Anjarsari
1212100059_Cahyo Racmat Dani
pengertian filsafat Pancasila adalah pembahasan Pancasila secara filsafati, yaitu pembahasan
Pancasila sampai hakikatnya yang terdalam (sampai intinya yang terdalam). Maka pengertian
tentang pengetahuan Pancasila yang demikian itu juga merupakan suatu pengetahuan yang
terdalam yang merupakan hakikat Pancasila yang bersifat essensial, abstrak umum universal,
tetap dan tidak berubah (Notonagoro, 1966:34). Hal ini juga sering disebut pengertian dari segi
objek formanya. Dari objek materinya maka pengertian filsafat Pancasila yaitu: suatu sistern
pemikiran yang rasional, sistematis, terdalam dan menyeluruh tentang hakikat bangsa, negara
dan masyarakat Indonesia yang nilai-nilainya telah ada dan digali dari bangsa Indonesia
sendiri.
Tingkat-tingkat pengetahuan pancasila
Secara keseluruhan dalam mempelajari Pancasila diperoleh suatu pengetahuan
ilmiah yang terdiri atas empat tingkat yaitu :
1. pengetahuan jenis adalah jenis pengetahuan yang memberikan penjelasan serta keterangan tanpa disertai
adanya pemboncengan kepentingan pribadi. sehingga bersifat objektif. Dalam mempelajari pancasila
secara deskriptif, ialah menjelaskan tentang Pancasila secara obyektif, apa adanya baik latar belakang
sejarahnya rumusan-rumusannya, sifat, isi, bentuk susunan Pancasila dan segala perkembangannya.
2. pengetahuan yang didapatkan adalah pengetahuan bersifat kausal, yaitu pengetahuan yang memberikan
jawaban tentang sebab-akibat atau sebab-sebab dan asal-muasal terjadinya sesuatu pengetahuan tentang
Pancasila yang bersifat kausal akan mengungkapkan asal-mula, sebab akibat terjadinya Pancasila.
Manfaat penggunaan filsafat
(1)sebagai induk pengetahuan, maka filsafat berfungsi menentukan prinsip-prinsip metodis serta
objek dari ilmu pengetahuan.
(2)Sebagai pemberi dasar bagi ilmu pengetahuan yang axiomata yang tidak memerlukan suatu
pembuktian yaitu:
asas kebalikan (principium contradictionis).
a)Asas kesamaan dengan diri sendiri (principium ideutIfilos)
b)Asas kemustahilan ketiga (principium exclusitertii)
(3)Dengan filsafat setiap ilmu pengetahuan dapat memiliki sila! dan ciri khasnya masing-masing.
(4)Secara umum semua metode ilmu pengetahuan berkembang dan pertama-tama ditentukan
oleh filsafat karena kedudukan filsafat sebagai induk ilmu pengetahuan.
3. Pengetahuan normatif adalah pengetahuan yang merupakan petunjuk atau norma, maka
sebelumnya dikaji, lebih dahulu hal-hal yang selalu terjadi, selalu berulang karena sesuatu
yang selalu berulang akan dapat menjadi kebiasaan yang kemudian menjadi norma. Hal ini
bila kita terapkan pada Pancasila, akan kita dapati norma-nonna atau ukuran yang dapat
dipahami dan diamalkan. Norma-norma yang dapat dipahami dari Pancasila adalah norma
hukum, norma etis, norma religius, norma estetis. Oleh karena itu Pancasila adalah suatu
4. Hakikat adalah sesuatu yang secara mutlak menentukan bahwa sesuatu hal itu ada. Untuk
membahas hakikat Pancasila, harus benar-benar dibahas sedalam-dalamnya sila demi sila,
serta unsur-unsur yang mungkin ada. Bidang ini akan dibahas dalam filsafat Pancasila.
5. Maka kajian Filsafat Pancasila membahas hakikat sila-sila Pancasila hingga intinya terdalam
manfaat pendidikan kesarjanaan
1. karena sifat filsafat yang kritis, dinamis serta mendalam maka memungkinkan bagi
pengembangan akal, menghidupkan kecerdasan berfikir bagi Para calon saijana.
Dengan demikian akan memungkinkan bagi pembinaan cara berfikir secara rasional
dan teratur
2. Filsafat berfungsi menggugah pengertian dan kesadaran manusia akan kedudukannya
dalam hubungannya dengan segala sesuatu di luar dirinya, kesadaran tersebut
merupakan kesadaran moral dalam masyarakat hubungan manusia dengan sesama
manusia dalam masyarakat, dengan benda mati maupun jasad hidup, dengan Tuhannya
dalam kaitannya dengan masalah-masalah kemanusiaan.
3. Menggugah pengertian serta kesadaran para calon sarjana akan pemikiran kemanusiaan
yaitu tentang kemanusiaan dn masalah kemanusiaan sepanjang masa. Hal ini perlu
dikembangkan secara seterusnya menjadi suatu filsafat hidup.
4. Pendidikan filsafat akan membantuk para sarjana menjadi ilmuwan yang bijaksana yang
memiliki dan mengamalkan filsafat pandangan hidup, pedoman hidup, pegangan hidup,
dalam kaitannya dengan kebahagiaan dan kesejahteraan umat manusia (Notonagoro,
tanpa tahun ).
Manfaat Filsafat Pancasila bagi Pendidikan Kesarjanaan
Hubungan antara filsafat dan idiologi
Filsafat sebagai pandangan hidup pada hakikatnya merupakan sistem nilai yang secara
epistemologis kebenarannya telah diyakini sehingga dijadikan dasar atau pedoman
bagi manusia dalam memandang realitas alarn semesta, manusia, masyarakat,
bangsa dan negara, tentang makna hidup serta sebagai dasar dan pedoman bagi
manusia dalam menyelesaikann masalah yang dihadapi dalam hidup dan
kehidupan. Filsafat dalam pengertian yat menjadi suatu sistem cita-cita atau keyak
atau system yang telah menyangkut praksis, kaiead bagi cara hidup manusia atau
suatu kelompol, berbagai bidang kehidupannya. Hal itu berarti halt berlaih dan
menjelma menjadi ideologi.
Pancasila sebagai idiologi terbuka
5. Pancasila sebagai idiologi terbuka
Pancasila sebagai suatu ideologi tidak bersifat kaku dan tertutup, namun bersifat terbuka.
Hal ini dimaksudkan bahwa ideologi Pancasila adalah bersifat aktual, dinamis,
antsipatif dan senantiasa mampu menyesuaikan dengan perkembangan jaman.
Keterbukaan ideologi Pancasila bukan berarti mengubah nilai-nilai dasar Pancasila
namun mengeksplisitkan wawasannya secara kongkrit, sehingga memiliki kemampuan
yang lebih tajam untuk memecahkan masalah-masalah baru
a. Dimensi idealistis
b. Dimensi normatif
c. Dimensi realistis
Pancasila sebagai Dasar Filsafat Negara
● Secara yuridis Pancasila sebagai dasar filsafat negara tertuang dalam
Pembukaan UUD 1945 alinea IV
● Pancasila disebut sebagai dasar filsafat negara, philosofische Gronslag dari
negara mengandung konsekuensi bahwa dalam setiap aspek
penyelenggaraan negara harus sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Kedudukan Pancasila Dapat dirinci sbg berikut
● Pancasila adalah merupakan sumber dari segala sumber hukum (sumber tertib
hukum) Indonesia.
● Meliputi suasana kebatinan (geistlichenhintergrund) dari Undang-Undang Dasar.
● Mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara (baik hukum dasar tertulis
maupun tidak tertulis).
● Mengandung norma yang mengharuskan Undang-Undang Dasar mengandung isi
yang mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara untuk
memelihara budi pekerti (moral) kemanusiaan yang luhur dan memegang teguh
cita-cita moral rakyat yang luhur.
● Merupakan sumber semangat bagi UUD 1945, bagi para penyelenggara negara,
para pelaksana pemerintahan (juga para penyelenggara partai dan golongan
fungsional)
Pancasila sebagai Asas Persatuan dan Kesatuan
Bangsa Indonesia
● Pengertian bangsa pada awal mulanya dari kata “nation” (natie, bangsa) yang
ditinjau secara ilmiah pada tahun 1882 oleh Ernest Renan Dalam suatu
ceramahnya di universitas Sorbone yang berjudul “Qu-est- ceque untuk
Nation”
● Telah dijelaskan demikian bahwa sejak lahirnya bangsa Indonesia sebelum Proklamasi 17
Agustus 1945 demikian keberadaan bangsa Indonesia sebagai suatu bangsa hidup mendiri di antara bangsa-
bangsa lain di dunia mata-mata ditentukan oleh ciri-ciri etnis belaka melainkan oleh se jumlah unsur khas
yang ada pada bangsa Indonesia yang membedakannya dengan bangsa lain.
Bangsa menurut Renan
● Suatu jiwa, suatu asas kerokhanian.
● Suatu solidaritas yang besar.
● Suatu hasil sejarah, karena sejarah itu berjalan terus. Sejarah tidak abadi, bergerak secara dinamis dan
berubah-ubah untuk maju.
● Bangsa bukanlah coal abadi.
Bagi bangsa Indonesia sebagai suatu
bangsa memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
■ Dilahirkan dari satu nenek moyang, sehingga kita memiliki kesatuan darah.
■ Memiliki satu wilayah di mans kita dilahirkan, hidup bersama dan mencari
sumber-sumber kehidupan.
■ Memiliki kesatuan sejarah, yaitu bangsa Indonesia dibesarkan di bawah
gemilangnya kerajaan-kerajaan, Sriwijaya, Majapahit, mataram dan lain
sebagainya.
■ Merniliki iesamaan nasib yaitu berada di dalam kesenangan dan
■ kesusahan, dijajah Belanda, Jepang dan lainnya.
■ Memiliki satu ide, cita-cita satu kesatuan jiwa atau asas kerokhanian , dan satu
PANCASILA SEBAGAI SUATU
SISTEM FILASAFAT
● Yang dimaksud dengan sistem adalah suatu kesatuan bagian-
bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama untuk satu
tujuan tertentu.
Secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh sistem
lazinmya memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
- Suatu kesatuan bagian-bagian
- Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri
- Saling berhubungan, saling ketergantungan
- Kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu tu¬juan bersama
(tujuan sistem)
- Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks
Kesatuan Sila-Sila Pancasila
Susunan Pancasila yang bersifat Hierarkhis dan Berbentuk
Piramidal
● Susunan Pancasila adalah hierarkhis dan mempunyai bentuk piramidal.
Pengertian matematika piramidal digunakan untuk meng¬gabarkan hubungan
hierarkhi sila-sila dari Pancasila dalam unit¬urutan luas dan juga dalam hal
sifat-sifatnya . Jika urut-urutan lima sila dianggap mempunyai maksud
demikian, maka di antara lima sila ada hubungan yang mengikat yang satu
kepada yang lain sehingga Pancasila merupakan suatu kesatuan
keseluruhan yang bulat. Jikalau tiap-tiap sila dapat diartikan dalam
bermacam-macarn maksud, sehingga sebenarnya lalu sama saja dengan
tidak ada Pancasila. Dalam susunan hierarkhis dan piramidal ini, maka
Ketuha an yang Maha Esa menjadi basis kemanusiaan, persatuan Indonesi
kerakyatan dan keadilan sosial.
Rumusan Pancasila yang bersifat Hierarkhis dan
Berbentuk Piramidal
● Sila pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa adalah meliputi dan menjiwai sila-sila kemanusiaan yang adil dan
beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan
permusyawaratan/perwakilan, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
● Sila kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah diliputi dan dijiwai sila Ketuhanan Yang Maha Esa
adalah menjiwai sila-sila persatuan Indonesia, kerakyatan yang dimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan
permusyawaratan/perwakilan, keadilan sosial bagi seluruh raat Indonesia.
● Sila ketiga : Persatuan Indonesia adalah diliputi Ketuhanan Yang Maha Esa adalah meliputi dan menjiwai
sila-sila kerakyatan yang dimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan permusyawaratan/perwakilan, keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.
● Sila keempat : kerakyatan yang dimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan permusyawaratan/perwakilan, adalah
diliputi dan dijiwai oleh sila-sila Ketuhanan Yang Maha Esa kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan
Indonesia, meliputi dan menjiwai sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
● Sila kelima : Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah diliputi dan dijiawi oleh sila-sila
Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang
dimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan permusyawaratan/ perwakilan.
TUGAS AKHIR_PENGANTAR FILSAFAT ILMU_KELOMPOK_7[1].pptx

More Related Content

Similar to TUGAS AKHIR_PENGANTAR FILSAFAT ILMU_KELOMPOK_7[1].pptx

filsafat pendidikan sljhfijdshfidshfjsdhfjdshkjfhdskj
filsafat pendidikan sljhfijdshfidshfjsdhfjdshkjfhdskjfilsafat pendidikan sljhfijdshfidshfjsdhfjdshkjfhdskj
filsafat pendidikan sljhfijdshfidshfjsdhfjdshkjfhdskj
AfifahNuri
 
Filsafat ilmu
Filsafat  ilmu Filsafat  ilmu
Filsafat ilmu
Ram Dhany
 
Filsafat dan-filsafat-pendidikan1
Filsafat dan-filsafat-pendidikan1Filsafat dan-filsafat-pendidikan1
Filsafat dan-filsafat-pendidikan1
juniotrov
 
Tantangan dan masa depan ilmu
Tantangan dan masa depan ilmuTantangan dan masa depan ilmu
Tantangan dan masa depan ilmu
ayu Naoman
 
HUBUNGAN_FILSAFAT_SAINS_DAN_AGAMA.pdf
HUBUNGAN_FILSAFAT_SAINS_DAN_AGAMA.pdfHUBUNGAN_FILSAFAT_SAINS_DAN_AGAMA.pdf
HUBUNGAN_FILSAFAT_SAINS_DAN_AGAMA.pdf
Roida1
 

Similar to TUGAS AKHIR_PENGANTAR FILSAFAT ILMU_KELOMPOK_7[1].pptx (20)

filsafat pendidikan sljhfijdshfidshfjsdhfjdshkjfhdskj
filsafat pendidikan sljhfijdshfidshfjsdhfjdshkjfhdskjfilsafat pendidikan sljhfijdshfidshfjsdhfjdshkjfhdskj
filsafat pendidikan sljhfijdshfidshfjsdhfjdshkjfhdskj
 
Tugas Akhir Kelompok 8 Pengantar Filsafat Ilmu .pptx
Tugas Akhir Kelompok 8 Pengantar Filsafat Ilmu .pptxTugas Akhir Kelompok 8 Pengantar Filsafat Ilmu .pptx
Tugas Akhir Kelompok 8 Pengantar Filsafat Ilmu .pptx
 
Filsafat ilmu
Filsafat  ilmu Filsafat  ilmu
Filsafat ilmu
 
Filsafat dan-filsafat-pendidikan1
Filsafat dan-filsafat-pendidikan1Filsafat dan-filsafat-pendidikan1
Filsafat dan-filsafat-pendidikan1
 
Tugas Akhir Kelompok 8 Pengantar Filsafat Ilmu.pptx
Tugas Akhir Kelompok 8 Pengantar Filsafat Ilmu.pptxTugas Akhir Kelompok 8 Pengantar Filsafat Ilmu.pptx
Tugas Akhir Kelompok 8 Pengantar Filsafat Ilmu.pptx
 
Kumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, Ms
Kumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, MsKumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, Ms
Kumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, Ms
 
Tantangan dan masa depan ilmu
Tantangan dan masa depan ilmuTantangan dan masa depan ilmu
Tantangan dan masa depan ilmu
 
Tugas Akhir Filsafat Kelompok 10.pptx
Tugas Akhir Filsafat Kelompok 10.pptxTugas Akhir Filsafat Kelompok 10.pptx
Tugas Akhir Filsafat Kelompok 10.pptx
 
ilmu filsafat
ilmu filsafatilmu filsafat
ilmu filsafat
 
Tugas Akhir Filsafat Kelompok 6.pptx
Tugas Akhir Filsafat Kelompok 6.pptxTugas Akhir Filsafat Kelompok 6.pptx
Tugas Akhir Filsafat Kelompok 6.pptx
 
TUGAS AKHIR KEL 13.pdf
TUGAS AKHIR KEL 13.pdfTUGAS AKHIR KEL 13.pdf
TUGAS AKHIR KEL 13.pdf
 
PPT Sejarah perspektif barat 2.pptx
PPT Sejarah perspektif barat 2.pptxPPT Sejarah perspektif barat 2.pptx
PPT Sejarah perspektif barat 2.pptx
 
Filsafat kelompok 3
Filsafat kelompok 3Filsafat kelompok 3
Filsafat kelompok 3
 
Ilmu, filsafat, dan agama
Ilmu, filsafat, dan agamaIlmu, filsafat, dan agama
Ilmu, filsafat, dan agama
 
Fils ilmu kuliah 1
Fils ilmu kuliah 1Fils ilmu kuliah 1
Fils ilmu kuliah 1
 
HUBUNGAN_FILSAFAT_SAINS_DAN_AGAMA.pdf
HUBUNGAN_FILSAFAT_SAINS_DAN_AGAMA.pdfHUBUNGAN_FILSAFAT_SAINS_DAN_AGAMA.pdf
HUBUNGAN_FILSAFAT_SAINS_DAN_AGAMA.pdf
 
Tugas Akhir Filsafat Kelompok 6 Kelas S.pptx
Tugas Akhir Filsafat Kelompok 6 Kelas S.pptxTugas Akhir Filsafat Kelompok 6 Kelas S.pptx
Tugas Akhir Filsafat Kelompok 6 Kelas S.pptx
 
Artikel henry kurniawan
Artikel henry kurniawanArtikel henry kurniawan
Artikel henry kurniawan
 
Tugas Akhir Filsafat Kel.6.pptx
Tugas Akhir Filsafat Kel.6.pptxTugas Akhir Filsafat Kel.6.pptx
Tugas Akhir Filsafat Kel.6.pptx
 
EAS_PENGANTAR FILSAFAT ILMU_KELOMPOK 9.pptx
EAS_PENGANTAR FILSAFAT ILMU_KELOMPOK 9.pptxEAS_PENGANTAR FILSAFAT ILMU_KELOMPOK 9.pptx
EAS_PENGANTAR FILSAFAT ILMU_KELOMPOK 9.pptx
 

Recently uploaded

Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
heridawesty4
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
muhammadyudiyanto55
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
Hernowo Subiantoro
 

Recently uploaded (20)

Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
 
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNajwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024
Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024
Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisaiKonflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptxModul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
 

TUGAS AKHIR_PENGANTAR FILSAFAT ILMU_KELOMPOK_7[1].pptx

  • 1. Di bawah bimbingan : Dr. Sigit Sardjono, M.S. 1212100047_Chindy Rafika Tihurua 1212100048_Widia Anjarsari 1212100059_Cahyo
  • 2. DAFTAR ISI TUGAS 1 ILMU, FILSAFAT DAN TEKNOLOGI TUGAS 2 ILMU DAN FILSAFAT TUGAS 5 KEBERADAAN MANUSIA DILIHAT DARI SISI FILSAFAT TUGAS 6 IKHTISAR SEJARAH PEMIKIRAN FILSAFAT TUGAS 3 PERLUNYA MAHASISWA BELAJAR FILSAFAT TUGAS 7 FILSAFAT KEBENARAN -HALAMAN UTAMA -DAFTAR ISI -PENDAHULUAN -KATA PENGANTAR TUGAS 4 PENGETAHUAN DAN ILMU PENGETAHUAN TUGAS 8 KEBENARAN MANUSIA DILIHAT DARI FILSAFAT TUGAS 9 PENGETAHUAN ILMU FILSAFAT TUGAS 10 FILSAFAT PANCASILA
  • 3. Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT , yang atas Rahmat – Nya dan karunianya kami dapat menyelesaikan mata kuliah ini dengan tepat pada waktunya . Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah Filsafat Dr.Sigit Sardjono,M.S. yang telah memberikan pelajaran yang berarti untuk Kedepannya. Kami jauh dari kata sempurna.Dan ini merupakan langkah yang baik Dari studi yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami,Maka kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan semoga pembelajaran ini dapat berguna bagi semua orang khususnya pihak yang terlibat dalam pembelajaran. Surabaya, 24 Juni 2022. KATA PENGANTAR
  • 4. ● Filsafat ilmu adalah bagian filsafat yang mengkaji hakekat ilmu atau ilmu yang membahas landasan ilmu secara filsafat ( mansur 2018:40), widiawati (2013:94) berpendapat “filafat ilmu adalah menjelaskan hakekat illmu yang mempunyai banyak keterbatasan, sehingga dapat diperoleh pemahaman yang padu mengenai berbagai fenomena alam yang telah menjadi objek ilmu itu sendiri, selain itu filsafat ilmu juga dapat melatih cara berfikir menjadi kritis “.secara historis filsafat merupakan induk ilmu yang biasa yang disebut dengan “mother of science”.filsafat ilmu memberi landasa historis-filosofif bagi setiap kajian ilmu yang ditekuni. Filsafat ilmu memberikan nilai dan orientasi yang jelas bagi setiap disiplin ilmu PENDAHULUAN
  • 5. 1212100048_Widia Anjarsari 1212100059_Cahyo Rachmat Dani 1212100063_Andre Dwi Prayudha
  • 7. Manusia bertanya? Apa makna dan tujuan hidup kita, apa itu kebaikan apa itu dosa, apa asal mula dan apa tujuan derita, mana kiranya jalan untuk mencapai kebahagiaan sejati, apa itu kematian, apa pengadilan dan ganjaran sesudah maut, akhirnya apa itu misteri terakhir dan tak terungkapkan, yang menyelimuti keberadaan kita, darinya kita berasal dan kepadanya kita menuju? Menghadapi seluruh kenyataan dalam hidupnya, manusia kagum atas apa yang dilihatnya, manusia ragu-ragu apakah ia tidak ditipu oleh panca-inderanya, dan mulai menyadari keterbatasannya. Dalam situasi itu banyak yang berpaling kepada agama:
  • 8. Manusia Berfilsafat Jika proses memiliki ciri – ciri metodis, sistematis dan koheren dan cara mendapatkan dapat dipertanggung jawaban maka lahirlah ilmu pengatuan. Sejarah ternyata itu menahan manusaia menggunakan akal budi dan fikiran untuk mencari tahu dibalik segala kenyataan (realitas), dalam proses itu kita aka tahu yang menghasilka kesadaran yang disebut juga pengetahuan. Filsafat adalah pengetahuan metodis, sistematis dan koheren tentang seluruh kenyataan (realitas). Filsafat juga merupakan refleksi rasional (fikir) atas keseluruhan realitas untuk mencapai hakikat (+kebenaran) dan memperoleh hikmat (+kebijaksanaan)
  • 9. Manusia Berteologi TELEOLOGI ADALAH PENGETAHUAN METODIS, SISTEMATIS DAN KOHEREN TENTANG SELURUH KENYATAAN BERDASARKAN OMAN, SECARA SEDERHANANYA IMAN DAPAT DIDEFINISIKAN SEBAGAI SIKAP MANUSIA KEPADA YTE. YANG MUTLAK DAN KUDUS YANG DIAKUI SEBAGAI SUMBER DARI SEGALA KEHIDUPAN DI ALAM SEMESTA INI, DALAM HAL INI ALLLAH DIMENGERTI SEBAGAI REALITASYANG PALING MENGANGGUMKAN DAN MENDEBARKAN. SEBAGAI ILMU TEOLOGI MEREFLEKSIKAN HUBUNGAN ALLAH DAN MANUSIA, MANUSIA BERTEOLOGI KARENA INGIN MEMAHAMI IMANNYA DENGAN CARA LEBIH BAIK DAN INGIN MEMPERTANGGUNG JAWABANNYA.
  • 10. Obyek Material dan Obyek Formal Obyek material adalah apa yang dipelajari dan dikupas sebagai (materi) pembicaraan yaitu gejala manusia didunia yang mengembara menuju akhirat, yang menonjol ada tiga yaitu manusia, dunia, akhirat, maka adanya filsafat tentang akhirat manusia (artropologi), filsafat tentang alam (kosmologi). Obyek formal adalah suatu cara pendekatan yang dipakai atas obyek material. Sedemikian khasnya sehingga dapat mencirikan atau mengkhususkan bidang kegiatan yang bersangkutan jika cara pendekatan logis, konsisten dan efisien dalam hal ini filsafat pengetahuan “segala manusia ingin mengetahui” khususnya gejala ilmu pengetahuan terhadap gelaja pengetahuan dicermati dengan terliti khususan itu terketak dalam cara kerja atau metode yang terdapat dalam ilmu – ilmu pengetahuan.
  • 11. Cabang-Cabang Filsafat Filsafat tentang pengetahuan, obyek material : pengetahuan “episteme” dan kebenaran epistemology; logika ; kritik ilmu – ilmu Filsafat tentang keseluruhkan kenyataan, obyek material : eksistensi (keberadaan) dan esensi (hakekat), metafisika umum (ontology) metafisika khusus antropologi (tentang manusia), kosmologi (tentang alam semesta) teodise (tentang tuhan) Filsafat tentang nilai – nilai yang terdapat dalam sebuah Tindakan, obyek material kebaikan dan keindahan, etika, estetika filsafat mengenai tentang pengetahuan, pertanyaan tentang kemungkinan pengetahuan Batasan dan jenis – jenis dibahas dalam epistemology logika.
  • 12. Refleksi Rasional dan Refleksi Imani Sebagai persoalan ketikan bangsa Yunani mulai refleksi yang sekarang menjadi obyek material dalam filsafat dan bahkan Ketika hasil – hasil refleksi itu dibukukan dalam naska yang sekarang menjadi klasik contohnya bangsa Israel telah memiliki sejumlah naskah yang sekarang yang dikenal sebagai bagian alkitab yang disebut penjanjian lama. Naskah – naskah itu pada hakekatnya hasil refleksi oleh para bangsa itu sendiri tentang masib dan keberuntungan bangsa Israel yang bagaimana dalam perjalanan sejarah bangsa terpilih. Refleksi merupakan sarana untuk mengembangkan spriritualitas dan aktualisasi menjadi manusia yang utuh, dewasa dan mandiri. Refleksi pula manusia dan kelompok-kelompok manusia (suku dan bangsa)yang dapat menemukan jati dirinya akan menyadari tempatnya dlam dimensi ruang dan waktu serta melaksanankan penggilan untuk membuat sejarah positif bagi masa depan umat manusia.
  • 13. BAB. 2 ILMU DAN FILSAFAT (Beda Filsafat dan Ilmu, Bidang Kajian dan Hubungan) 1212100048_Widia Anjarsari 1212100059_Cahyo Rachmat Dani 1212100063_Andre Dwi Prayudha
  • 14. PENGERTIAN FILSAFAT ALKISAH bertanyalah seorang awam kepada ahli filsafat yang aril bijaksana : "Coba sebutkan kepada saya berapa jenis manusia yang terdapat dalam kehidupan ini berdasarkan pengetahuannyal "Filsuf itu menarik nafas panjang,dan berpantun: 1. Ada orang yang tahu ditahunya 2. Ada orang yang tahu ditidaktahunya 3. Ada orang yang tidak tabu ditahunya 4. Ada orang yang tidak tahu ditidaktahunya
  • 15. Apakah filsafat ? •Seorang yang berfilsafat dapat diumpamakan sebagai seorang yang berpijak di bumi dan menengadan ke bintang-bintang. Dia ingin mengetahui hakekat dirinya dalam kesemestaan galaksi Atau seorang, yang berdiri di puncak tinggi, memandang ke ngarai dan lembah di bawahnya. •Sekarang kita sadar bahwa semua pengetahuan yang sekarang ada dimulai dengan spekulasi. Dari serangkaian spekulasi ini kita dapat memilih buah fikiran yang dapat diandalkan yang merupakan titik awal dari pengetahuan
  • 16. FILSAFAT PENDUKUNG PENGETAHUAN Filsafat, meminjam pemikiran Will Durant, dapat diibaratkan pasukan marinir yang merebut pantai untuk pendaratan pasukan infranteri. pasukan infranteri ini adalah berbagai pengetahuan yang di antaranya adalah ilmu Filsafatlah yang memenangkan tempat berpijak bagi kegiatan keilmuan. Setelah itu ilmulah yang membelah gunung dan meramban hutan, yang dapat diandalkan. Setelah penyerahan dilakukan maya filsafatpun pergi. Dia kembali menjelajah laut lepas, berspekulasi dan meneratas. 01 02 03 04 05 06
  • 17. Cabang-Cabang FILSAFAT Pokok permasalahan yang dikaji 41 filsafatpada pokoknya mencakup tiga segi, yakni apa yang disebut . dan apa yang disebut salah (epistemologi),mania yang dianggap baik dan mana yang dianggap buruk (etika)serta apa yang termasuk indah dan apa yang terrnasuk jelek (estetika). Kelimacabang utama ini kemudian berkembang lagi menjadi cabang-cabang filsafatyang mempunyai bidang kajian yang lebih spesifik,di antaranya filsafatilmu Cabang-cabang yang sekarang dikenal sebagai bidang yang mempunyai kajian formalada pokoknya terdiridari: Epistemologi (Filsafat Pengetahuan) Filsafat Ilmu Etika (Filsafat Moral) Filsafat Hukum Estetika (Filsafat Seni) Filsafat Sejarah Metasifika Filsafat Matematika Politik (Filsafat Pemerintahan) Filsafat Agama Failsafat Pendidikan 01 02 03 04 05 06
  • 18. FILSAFAT ILMU Filsafat ilmu merupakan bagian dari Epistemologi (Filsafat Pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji hakekat ilmu (pengetahuan ilmiah). Ilmu merupakan cabang pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri tertentu. Meskipun secara metodologis ilmu tidak membuat perbedaan antara ilmu-ilmu alam dengan ilmu-ilmu sosial, namun karena permasalahan- permasalahan teknis yang bersifat khas, maka filsafat ilmu ini sering dibagi menjadi.filsafat ilmu-ilmu alam dan filsafat ilmu-ilmu sosial 01 02 03 04 05 06
  • 19. DASAR-DASAR PENGETAHUAN Secara simbolik manusia memakan buah pengetahuan lewat Adam dan hawa dan setelah itu manusia harus hidup berbekal pengetahuan ini dia mengetahui yang mana yang benar dan mana yang salah, yang mana yang baik dan yang mana yang buruk, serta mana yang indah dan mana yang jelek. Secara terus menerus dia dipaksa harus mengambil pilihan: mana jalan yang benar dan mana jalan yang salah, mana tindakan yang baik dan mana tindakan yang buruk, dan apa yang indah dan apa yang jelek. Dalam melakukan pilihan ini manusia berpaling kepada pengetahuan. Manusia adalah satu satunya mahluk yang mengembangkan pengetahuan secara sungguh-sungguh. 01 02 03 04 05 06
  • 20. Hakekat Penalaran • Penalaran merupakan suatu proses berfikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Penalaran menghasilkan pengetahuan yang dikaitkan dengan kegiatan berfikir, dan bukan dengan perasaan, meskipun seperti dikatakan pascal, hati punmempunyai logikanya tersendiri. Jadi penalaran merupakan.kegiatan berfikir yang mempunyai karakterristik tertentu dalam menemukan kebenaran. Sebagai suatu kegiatan berfikir maka penalaran mempunyai ciri-ciri. Ciri yang pertama ialah adanya suatu pola berfikir yang secara luas dapat disebut logika. Dalam hal ini maka dapat kita katakan bahwa tiap bentuk penalaran mempunyai logikanya tersendiri. Atau dapat juga disimpulkan bahwa kegiatan penalaran merupakan suatu proses berfikir logis. Ciri penalaran yang kedua adalah sifat analitik dari proses ber- fikirnya. 01 02 03 04 05 06
  • 21. LOGIKA Suatu penarikan kesimpulan haru dianggap sahih (valid) kalau proses penarikan kesimpulan itu dilakukan menurut cara tertentu. Cara penarikan kesimpulan ini disebut logika, yang secara luas dapat didefinisikan sebadai "pengkajian untuk berfikir secara sahih“. Ada dua jenis cara penarikan kesimpulan, yakni logika induktif dan logika deduktif. Logika Induksi,merupakan cara berfikir untuk menarik suatu kesimpulan yang tersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individualPenalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas dalam menyusun argumentasi dan diakhiri.dengan pernyataan yang bersifat umum. Deduksi adalah cara berfikir, yang bertolak dari pernyataan yang bersifat umum menarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berfikir yang dinamakan ailogisme dan Silogisme. 01 02 03 04 05 06
  • 22. PERLUNYA MAHASISWA BELAJAR FILSAFAT 1212100048_WIDIA ANJARSARI 1212100059_CAHYO RACHMAT DANI 1212100063_ANDRE DWI PRAYUDHA
  • 23. PERKEMBANGAN FILSAFAT ILMU ALASAN PERLUNYA BELAJAR FILSAFAT Ilmu filsafat sangat diperlukan, Sebab dengan mempelajari filsafat ilmu, para ilmuwan akan menyadari keterbatasan dirinya dan tidak terperangkap kedalam sikap arogansi intelektual. Sebagai seorang mahasiswa kita harus mempelajari filsafat ilmu agar dapat mengembangkan semangat toleransi dalam perbedaan pandangan, mampu membiasakan diri untuk bersikap logis- rasional Opini & argumentasi, mampu berpikir secara cermat dan tidak kenal lelah, serta mampu membiasakan diri untuk bersikap kritis. Mahasiswa sebagai bagian dari sivitas akademika diharapkan memiliki penguasaan yang baik atas bidang ilmu yang ditekuni untuk selanjutnya memanfaatkan ilmu tersebut, baik untuk pengembangan kehidupan dirinya maupun kehidupan masyarakat pada umumnya. Contoh: seseorang yang berfilsafat selalu berpikir dan berusaha untuk menemukan hal-hal baru, sehingga ditemukanlah alat-alat canggih itu semua berkat pengetahuan yang awalnya bermula dari seseorang itu berfilsafat.
  • 24. MANFAAT BELAJAR FILSAFAT DALAM KEHIDUPAN • filsafat merupakan perbincangan mencari hakikat sesuatu gejala atau segala hal yang ada. Artinya, filsafat merupakan landasan dari sesuatu apapun , tumpuan segala hal, jika salah tentulah berbahaya, sedikitnya akan merugikan.Apabila kehidupan berpengetahuan itu diibaratkan sebuah pohon maka filsafat adalah akarnya, yaitu bagian yang berhyubungan langsung dengan sumber kehidupan pohon itu, sedangkan batang, dahan, ranting, daun, bunga, dan buah menjadi bahan kajian ilmu pengetahuan.Filsafat ilmu berperan fundamental dalam melahirkan, memelihara, dan mengembangkan ilmu pengetahuan. • Filsafat adalah ilmu yang tak terbatas karena tidak hanya menyelidiki suatu bidang tertentu dari realitas yang tertentu saja.Filsafat senantiasa mengajukan pertanyaan tentang seluruh kenyataan yang ada. Filsafat pun selalu mempersoalkan hakikat, prinsip, dan asas mengenai seluruh realitas yang ada, bahkan apa saja yang dapat dipertanyakan, termasuk filsafat itu sendiri.
  • 25. MENGAPA HARUS BELAJAR FILSAFAT • Membiasakan diri untuk bersikap logis-rasional dalam Opini & argumentasi yang dikemukakan. • Mengajarkan cara berpikir yang cermat dan tidak kenal lelah. • Dengan mempelajari filsafat ilmu diharapkan mahasiswa semakin kritis dalam sikap ilmiahnya. • Untuk memecahkan masalah diperlukan kemampuan berpikir kritis dalam menganalisis berbagai hal yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi
  • 26. HAL – HALYANG MENDORONG BERFILSAFAT Keraguan atau kegengsian Kesadaran akan keterbatasan Contoh: ketidakpuasan seseorang mencari tahu adakah planet lain selain bumi yang belum ditempati membuat seseorang itu berfilsafat dan terus berusaha menyelidiki palnet-planet luar angkasa, adakah yang seperti bumi tempat yang bisa di huni oleh manusia.
  • 27. PERKEMBANGAN FILSAFAT ILMU • Sejarah kefilsafatan di kalangan filsuf menjelaskan tentang tiga hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat, yaitu kekaguman atau keheranan, keraguan atau kegengsian dan kesadaran akan keterbatasan. Plato mengatakan: 'Mata kita memberi pengamatan bintang-bintang, matahari dan langit. • Pythagoras, Plato, Aristoteles, Archimedes, Descartes, mereka ialah orang pertama yang dianggap meletakkan dasar ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan alam dan matematika.
  • 28. HAKEKAT FILSAFAT • Ada beberapa pendekatan yang dipilih manusia untuk memahami, mengolah, dan menghayati dunia beserta isinya. Pendekatan-pendekatan tersebut adalah filsafat, ilmu pengetahuan,seni, dan agama. Filsafat adalah usaha untuk memahami atau mengerti dunia dalam hal makna dan nilai-nilainya. Bidang filsafat sangat luas dan mencakup secara keseluruhan sejauh dapat dijangkau oleh pikiran. Filsafat berusaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ten-tang asal mula dan sifat dasar alam semesta tempat manusia hi- dup serta apa yang merupakan tujuan hidupnya.Filsafat bila mengunakan bahan-bahan deskriptif yang disajikan bidang-bidang studi khusus dan melampaui deskripsi tersebut dengan menyelidiki atau menanyakan sifat dasarnya, nilai-nilainya dan kemungkinannya. Tujuannya adalah pemahaman (understanding) dan kebijaksanaan (wisdom).
  • 29. GUNA FILSAFAT Filsafat mempunyai kegunaan baik teoritis maupun praktis. Dengan mempelajari filsafat orang akan bertambah pengetahuannya.la dapat menyelidiki segala sesuatu lebih mendalam dan lebih luas sehingga akan sanggup menjawab semua pertanyaan secara lebih mendalam dan luas pula. • Melatih diri melakukan penelitian, pengkajian, dan memutuskan atau mengambil kesimpulan mengenai sesuatu hal secara mendalam dan komprehensif. • Menjadikan diri bersifat dinamis dan terbuka dalam menghadapi berbagai problem. • Membuat diri menjadi manusia yang penuh toleransi dan tenggang rasa. • Menjadi alat yang berguna bagi manusia baik untuk kepentingan pribadi maupun dalam hubungannya dengan orang lain.
  • 30. FUNGSI FILSAFAT Berdasarkan sejarah kelahirannya, filsafat mula-mula berfungsi sebagai induk atau ibu ilmu pengetahuan.Sebelum ilmu pengetahuan lain ada, filsafat harus menjawab segala macam persoalan tentang manusia, masyarakat, sosial ekonomi, negara, kesehatan,dan lain sebagainya. Karena perkembangan keadaan dan masyarakat, banyak problem yang kemudian tidak dapat dijawab oleh filsafat.
  • 31. MANFAAT FILSAFAT SECARA UMUM • Filsafat membantu kita memahami bahwa sesuatu tidak selalu tampak seperti apa adanya. • Filsafat membantu kita mengerti tentang diri kita sendiri dan dunia kita, karena filsafat mengajarkan bagaimana kita bergulat dengan pertanyaan-pertanyaan mendasar. MANFAAT ILMU FILSAFAT SECARA KHUSUS • Sebagai alat mencari kebenaran dari segala fenomena yang ada. • Memberikan pengertian tentang cara hidup, pandangan hidup dan pandangan dunia. • Memberikan ajaran tentang moral dan etika yang berguna dalam kehidupan
  • 32. HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT DENGAN KEBUDAYAAN DAN LINGKUNGAN • Ilmu pengetahuan merupakan unsur kebudayaan universal yang rohani. Demikian juga filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang terdalam. Oleh karena itu filsafat termasuk • Manusia, masyarakat dan kebudayaan mempunyai hubungan yang erat, juga dengan alam sekitar atau lingkungan. Filsafat sebagai hasil budaya manusia juga tidak lepas dari pengaruh alam sekitarnya. Itulah sebabnya terdapat berbagai jenis kefilsafatan tertentu yang mempunyai ciri-ciri tersendiri. kebudayaan.
  • 33. BAB 5 PENGETAHUAN DAN ILMU PENGETAHUAN 1212100048_Widia anjarsari 1212100059_Cahyo rachmat dani 1212100063_Andre dwi prayudha
  • 34. DEFINISI DAN JENIS PENGETAHUAN SECARA ETIMOLOGI PENGETAHUAN BERASAL DARI KATA DALAM BAHASA INGGRIS YAITU KNOWLEDGE. DALAM ENCYCLOPEDIA OF PHISOLOPHY DIJELASKAN BAHWA DEFINISI PENGETAHUAN ADALAH KEPERCAYAAN YANG BENAR (KNOWLEDGE IS JUSTIFIED TRUE BELIEF). SEDANGKAN SECARA TERMINOLOGI AKAN DIKEMUKAKAN BEBERAPA DEFINISI TENTANG PENGETAHUAN. MENURUT DRS. SIDI GAZALBA, PENGETAHUAN ADALAH APA YANG DIKETAHUI ATAU HASIL PEKERJAAN TAHU. PEKERJAAN TAHU TERSEBUT ADALAH HASIL DARI KENAL, SADAR, INSAF, MENGERTI, DAN PANDAI. PENGETAHUAN ITU ADALAH SEMUA MILIK ATAU ISI PIKIRAN. DALAM KAMUS FILSAFAT DIJELASKAN BAHWA PENGETAHUAN (KNOWLEDGE) ADALAH PROSES KEHIDUPAN YANG DIKETAHUI MANUSIA SECARA IANGSUNG DARI KESADARANNYA SENDIRI.
  • 35. JENIS PENGETAHUAN MENURUT BURHANNUDIN SALAM • PENGETAHUAN BIASA, YAKNI PENGETAHUAN YANG DALAM FILSAFAT DIKATAKAN DENGAN ISTILAH COMMON SENSE, DAN SERING DIARTIKAN DENGAN GOOD SENSE, KARENA SESEORANG ME¬MILIKI SESUATU DI MANA IS MENERIMA SECARA BAIK. • PENGETAHUAN ILMU, YAITU ILMU SEBAGAI TERJEMAHAN DARI SCIENCE. DALAM PENGERTIAN YANG SEMPIT SCIENCE DIARTIKAN UNTUK MENUNJUKKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM, YANG SIFATNYA KUANTITATIF DAN OBJEKTIF. • PENGETAHUAN FILSAFAT, YAKNI PENGETAHUAN YANG DIPEROLEH DARI PEMIKIRAN YANG BERSIFAT KONTEMPLATIF DAN SPEKULATIF. PENGETAHUAN FILSAFAT LEBIH MENEKANKAN PADA UNIVERSALITAS DAN KEDALAMAN KAJIAN TENTANG SESUATU. • PENGETAHUAN AGAMA, YAKNI PENGETAHUAN YANG HANYA DIPEROLEH DARI TUHAN LEWAT PARA UTUSAN-NYA. PENGETAHUAN AGAMA BERSIFAT MUTLAK DAN WAJIB DIYAKINI OLEH PARA PEMELUK AGAMA. BERANJAK DARI PENGETAHUAN ADALAH KEBENARAN DAN KEBENARAN ADALAH PENGETAHUAN, MAKA DI DALAM KEHIDUPAN MANUSIA DAPAT MEMILIKI BERBAGAI PENGETAHUAN DAN KEBENARAN.
  • 36. HAKIKAT DAN SUMBER PENGETAHUAN PENGETAHUAN BERKEMBANG DARI RASA INGIN TAHU, YANG MERUPAKAN CIRI KHAS MANUSIA KARENA MANUSIA ADALAH SATU-SATUNYA MAKHLUK YANG MENGEMBANGKAN PENGETAHUAN SECARA SUNGGUHSUNGGUH. BINATANG JUGA MEMPUNYAI PENGETAHUAN, NAMUN PENGETAHUAN INI TERBATAS UNTUK KELANGSUNGAN HIDUPNYA (SURVIVAL).MANUSIA MENGEMBANGKAN PENGETAHUANNYA UNTUK MENGATASI KEBUTUHAN-KEBUTUHAN KELANGSUNGAN HIDUP INI. MANUSIA JUGA MEMIKIRKAN HAL HAL BARU DAN BUKAN HANYA SEKEDAR KELANGSUNGAN HIDUP.
  • 37. DUA TEORI HAKEKAT PENGETAHUAN REALISME • PENGETAHUAN MENURUT REALISME ADALAH GAMBARAN ATAU KOPI YANG SEBENARNYA DARI APA YANG ADA DALAM ALAM NYATA (DARI FAKTA ATAU HAKIKAT). • DENGAN DEMIKIAN, REALISME BERPENDAPAT BAHWA PENGETAHUAN ADALAH BENAR DAN TEPAT BILA SESUAI DENGAN KENYATAAN. IDEALISME • AJARAN IDEALISME MENEGASKAN BAHWA UNTUK MENDAPATKAN PENGETAHUAN YANG BENAR-BENAR SESUAI DENGAN KENYATAAN ADALAH MUSTAHIL. • OLEH KARENA ITU, PENGETAHUAN BAGI SEORANG IDEALIS HANYA MERUPAKAN GAMBARAN SUBJEKTIF DAN BUKAN GAMBARAN OBJEKTIF TENTANG REALITAS.
  • 38. SUMBER PENGETAHUAN MENURUT BEBERAPA PENDAPAT EMPIRISME • MENURUT ALIRAN INI MANUSIA MEMPEROLEH PENGETAHUAN MELALUI PENGALAMANNYA. • JADI DALAM EMPIRISME, SUMBER UTAMA UNTUK MEMPEROLEH PENGETAHUAN ADALAH DATA EMPIRIS YANG DIPEROLEH DARI PANCA¬INDERA. AKAL TIDAK BERFUNGSI BANYAK, KALAUPUN ADA, ITU PUN SEBATAS IDE YANG KABUR. RASIONALISME • ALIRAN INI MENYATAKAN BAHWA AKAL ADALAH DASAR KEPASTIAN PENGETAHUAN. • MANUSIA MEMPEROLEH PENGETAHUAN MELALUI KEGIATAN MENANGKAP OBJEK. • PADA DASARNYA ALIRAN INI BUKANLAH SUATU ALIRAN KHAS YANG BERDIRI SENDIRI, TETAPI HANYA MENYEMPURNAKAN EMPIRISME DAN RASIONALISME YANG BEKERJA SAMA DENGAN MEMASUKKAN PERLUNYA EKSPERIMEN DAN UKURAN-UKURAN.
  • 39. PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN ILMU PENGETAHUAN PENGETAHUAN MERUPAKAN HASIL TAHU MANUSIA TERHADAP SESUATU, ATAU SEGALA PERBUATAN MANUSIA UNTUK MEMAHAMI SUATU OBJEK TERTENTU. MENURUT HERBERT L. SEARLES KALAU ILMU BERBEDA DENGAN FILSAFAT BERDASARKAN EMPIRIS, MAKA ILMU BERBEDA DARI PENGETAHUAN BIASA KARENA CIRI SISTEMATISNYA”. KALAU ILMU BERBEDA DENGAN FILSAFAT BERDASARKAN EMPIRIS, MAKA ILMU BERBEDA DARI PENGETAHUAN BIASA KARENA CIRI SISTEMATISNYA”. ILMU ILMU ADALAH SUATU BENTUK AKTIVA MANUSIA YANG DENGAN MELAKUKANNYA UMAT MANUSIA MEMPEROLEH SUATU PENGE¬TAHUAN DAN SENANTIASA LEBIH LENGKAP DAN LEBIH CERMAT TENTANG ALAM DI MASA LAMPAU, SEKARANG DAN KEMUDIAN HARI
  • 40. DASAR DAN JENIS ILMU PENGETAHUAN DASAR ONTOLOGI. ILMU YANG MEMBAHAS TENTANG HAKIKAT YANG ADA, BAIK YANG BERBENTUK JASMANI/KONKRET MAUPUN ROHANI/ABSTRAK. SELAN¬JUTNYA DIKATAKAN, RUDOLF GOCLENIUS (1636 M) ORANG YANG PERTAMA KALI MEMOPULERKAN TERM ONTOLOGI. DASAR EPISTEMOLOGI MENURUT JUJUN S. SURIASUMANTRI , DASAR EPISTEMOLOGIS YAITU METODE ATAU CARA-CARA MENDAPATKAN PENGETAHUAN YANG BENAR. PENGETAHUAN YANG DIPEROLEH MANUSIA MELALUI AKAL, INDRA, DAN LAIN-LAIN YANG MEMPUNYAI METODE TERSENDIRI DALAM TEORI PENGETAHUAN. DASAR AKSIOLOGI AKSIOLOGI BERARTI ILMU PENGETAHUAN YANG MENYELIDIKI HEKIKAT NILAI, PADA UMUMNYA DITINJAU DARI SUDUT PANDANGAN KEFILSAFATAN.
  • 41. OBJEK ILMU PENGETAHUAN ILMIAH SECARA FILSAFAT PENGETAHUAN ILMIAH ATAU ILMU MEMILIKI PERBEDAAN DENGAN BENTUK PENGETAHUAN YANG UMUM (COMMOM SENSE). MENURUT SOLLY LUBIS (2012), ALASANNYA YAITU SUATU JENIS PENGETAHUAN UMUM TIDAK MEMILIKI OBJEK, BENTUK PERNYATAAN, SERTA DIMENSI DAN CIRI YANG KHUSUS, SEBALIKNYA SUATU PENGETAHUAN ILMIAH ATAU PENGETAHUAN KEILMUAN (ILMU) SELALU MENGANDALKAN ADANYA OBJEK KEILMUAN, BENTUK KENYATAAN, SERTA DIMENSI DAN CIRI YANG KHUSUS. OBJEK PENGETAHUAN ILMIAH ATAU OBJEK KEILMUAN, DALAM HAL INI MENCAKUP SEGALA SESUATU (YANG TAMPAK SECARA FISIK MAUPUN NONFISIK BERUPA FENOMENA ATAU GEJALA KEROHANIAN, KEJIWAAN, ATAU SOSIAL) YANG SEJAUH DAPAT DIJANGKAU OLEH PIKIRAN ATAU INDRA MANUSIA.
  • 42. KONSEP ILMU KONSEP SANGATPENTING BAGI PEMBENTUKANATAU UNTUK MEMBANGUNSUATU TEORI BAGIKEPENTINGANSUATU PENELITIAN YANGMENGHASILKANILMU ATAU KEPENTINGANPRAKTIS. MEMBANGUNSUATU TEORI SANGAT DIBUTUHKANDUKUNGANKONSEPYANG BANYAK.KONSEP INI ADA JUGA YANGMEMAHAMIIDENTIK DENGAN KONSTRUK,DEFINISI, DAN PROPOSISI. KONSEP MERUPAKANIDE UMUMYANGMEWAKILI SUATU PEMAHAMANYANG DIPERSEPSIKANOLEH SESEORANGATAS DASAR PENALARANDAN LOGIKAYANG KEMUDIANMEMBENTUK SUATU MAKNA SECARA INDUKTIFATAU DEDUKTIF.KONSEP ILMU ATAU KONSEP ILMIAH TERSEBUT SANGATDIBUTUHKANAGAR SUATU ILMU DAPATMENYUSUNBERBAGAI ASAS, TEORI, SAMPAIDALIL. SUATU KONSEP ILMIAH DAPATMERUPAKANSEMACAM SARANAUNTUK ILMUWAN MELAKUKANPEMIKIRAN DALAMMENGEMBANGKANPENGETAHUANILMIAH. JELASNYA, KONSEP ILMU, AGAR DAPAT BERGUNASECARA ILMIAH MAKA IS HARUS MEMILIKI DUA SIFAT DASAR, YAITU SIFAT OPERASIONALUNTUKKEPENTINGANPENGAMATAN(OBSERVASI), DAN SIFAT ABSTRAK UNTUKKEPENTINGAN PENYIMPULANDAN GENERALISASI. BERSIFAT OPERASIONAL,MAKSUDNYASETIAP KONSEPILMU MENGANDUNG PENGERTIANYANG BERKESESUAIANDENGANFAKTA ATAU SITUASI YANGDAPATDIAMATISECARA EMPIRIS.
  • 43. KONSEP PENGETAHUAN DAN ILMU PENGETAHUAN MENURUT JUJUN SURIASUMANTRI (2010), PENGETAHUAN PADA HAKIKATNYA MERUPAKAN SEGENAP APA YANG KITA KETAHUI TENTANG SUATU OBJEK TERTENTU, TERMASUK KE DALAMNYA ILMU. ILMU MERUPAKAN BAGIAN DARI PENGETAHUAN YANG DIKETAHUI MANUSIA DI SAMPING BERBAGAI PENGETAHUAN LAINNYA SEPERTI SENI DAN AGAMA. CARA MENYUSUN PENGETAHUAN DALAM KAJIAN FILSAFAT DISEBUT EPISTEMOLOGI, DAN LANDASAN EPISTEMOLOGI ILMU DISEBUT METODE ILMIAH. SETIAP JENIS PENGETAHUAN MEMPUNYAI, CIRI-CIRI YANG SPESITIK MENGENAI APA (ONTOLOGI), BAGAIMANA (EPISTEMOLOGI), DAN UNTUK APA (AKSIOLOGI) PENGETAHUAN ITU DISUSUN. ILMU PENGETAHUAN SEBAGAI OBJEK, MENURUT ALI MAKSUM (2011) MERUPAKAN HIMPUNAN INFORRNASI YANG BERUPA PENGETAHUAN ILMIAH TEN-TANG GEJALA YANG DAPAT DILIHAT, DIRASAKAN, ATAU DIALAMI. GEJALA INI DAPAT BERUPA GEJALA ALAM (SEPERTI ANGIN, AIR, GEMPA BUMI, OMBAK, GERAK, DAN 1BENDA), ATAU GEJALA SOSIAL (SEPERTI MASYARAKAT BANGSA, UNJUK RASA, KEMISKINAN, KEMAKMURAN, DAN KETERSAINGAN), ATAUPUN GEJALA PIKIR YANG ABSTRAK WUJUDNYA, SEPERTI KONSEP TENTANG BILANGAN DAN HIMPUNAN DI DALAM MATEMATIKA.
  • 44. TUJUAN DAN CIRI-CIRI ILMU PENGETAHUAN TUJUAN ILMU PENGETAHUAN DAPAT DIBEDAKAN MENJADI DUA MACAM BERDASARKAN ALIRANNYA, SEBAGAIMANA DIKEMUKAKAN OLEH DARSONO PRAWINEGORO (2011), YAKNI: PERTAMA, BERDASARKAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN UNTUK KEPERLUAN ILMU PENGETAHUAN ITU SENDIRI, YAITU SEBATAS UNTUK MEMENUHI RASA KEINGINTAHUAN MANUSIA. KEDUA, ILRNU,PENGETAHUAN PRAGMATIS. ALIRAN INL MENYAKINI BAHWA PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN HARUSLAH DAPAT MEMBERIKAN MANFAAT BAGI MANUSIA DALAM PEMECAHAN MASALAH KEHIDUPAN. ILMU SEBAGAI PENGETAHUAN ILMIAH BERBEDA DENGAN PENGETAHUAN BIASA , MEMILIKI CIRI TERSENDIRI DI ANTARA CIRI YANG DIMILIKI OLEH ILMU PENGETAHUAN SEPERTI DIKEMUKAKAN KONRAD KEBUG (2011), YAITU: PERTAMA, SISTEMATIS. PARA FILSUF DAN ILMUWAN SEPAHAM BAHWA ILMU ADALAH PENGETAHUAN ATAU KUMPULAN PENGETAHUAN YANG TERSUSUN SECARA SISTEMATIS. CIRI SISTEMATIS ILMU MENUNJUKKAN BAHWA ILMU MERUPAKAN BERBAGAI KETERANGAN DAN DATA YANG TERSUSUN SEBAGAI KUMPULAN PENGETAHUAN TERSEBUT MEM- PUNYAI HUBUNGAN SALING KETERGANTUNGAN YANG TERATUR (PERTALIAN TERTIB).
  • 45. JENIS ILMU PENGETAHUAN 1. PENGETAHUAN MANUSIA PENGETAHUANADALAHKEBENARANDANKEBENARANADALAHPENGETAHUAN,MAKADI DALAMKEHIDUPANMANUSIADAPAT MEMILIKIBERBAGAIPENGETAHUANDANKEBENARAN.BURHANUDINSALMA(2005)MENGEMUKAKAN,PENGETAHUANYANG DIMILIKIMANUSIAADAEMPAT MACAM,YAITU: • PERTAMA, PENGETAHUAN BIASA, YAITU PENGETAHUAN YANG DALAM FILSAFAT DIKATAKAN DENGAN ISTILAH COMMON SENSE. KARENA SESEORANG MEMILIKI SESUATU DI MANA IS MENERIMA SECARA BAIK. SEMUA ORANG MENYEBUTNYA SESUATU ITU MERAH, KARENA MEMANG ITU MERAH, BENDA ITU PANAS KARENA MEMANG PANAS, DAN SEBAGAINYA. • KEDUA,PENGETAHUANILMU, YAITUILMU SEBAGAITERJEMAHANDARI SCIENCE.DALAMPENGERTIANYANGSEMPIT SCIENCEDIARTIKANUNTUKMENUNJUKKANILMUPENGETAHUANALAM,YANGSIFATNYAKUANTITATIFDANOBJEKTIF. • KETIGA,PENGETAHUANFILSAFAT,YAKNIPENGETAHUANYANGHANYADIPEROLEHDARIPEMIKIRANYANGBERSIFAT KONTEMPLATIFDANSPEKULATIF.PENGETAHUANFILSAFATLEBIHMENEKANKANPADAUNIVERSALITASDANKE DALAM KAJIANTENTANGSESUATU. • KEEMPAT,PENGETAHUANAGAMA,YAKNIPENGETAHUANYANGHANYADIPEROLEHDARI TUHANLEWAT PARAUTUSANNYA. PENGETAHUANAGAMABERSIFATMUTLAKDANWAJIB DIYAKINIOLEHPARAPEMELUKAGAMA.
  • 46. JENIS ILMU PENGETAHUAN DILIHATDARI SUDUTJENISNYA,ILMU PENGETAHUANMENURUTFUAD IKHSAN(2010) MENGUNGKAPKANADA EMPAT MACAM: • PERTAMA, PENGETAHUANWAHYU (REVALED KNOWLEDGE). MANUSIAMEMPEROLEH PENGETAHUANDAN KEBENARANATAS DASAR WAHYUYANGDIBERIKAN OLEH TUHANKEPADAMANUSIA.WAHYU MERUPAKAN FIRMAN TUHANKEBENARANNYAMUTLAK DAN ABADI. PENGETAHUANWAHYU DAPAT JUGA BERSIFAT EKSTERNAL, ARTINYA PENGETAHUANTERSEBUT BERASAL DARI LUAR MANUSIA. • KEDUA, PENGETAHUANINTUITIF (INTUITIVE KNOWLEDGE). PENGETAHUANINTUITIF DIPEROLEH MANUSIADARI DALAMDIRINYA SENDIRI, PADA SAATIS MENGHAYATISESUATU. PENGETAHUANINTUITIF MUNCULSECARA TIBA- TIBA DALAMKESADARANMANUSIA. • KETIGA, KEBENARANTERSEBUT TIDAK AKANDAPATDIUJI DENGANOBSERVASI, PERHITUNGAN,ATAU EKSPERIMEN, KARENA INTUITIF TIDAK HIPOTESIS. TULISANTULISANMISTIK, AUTOBIOGRAFI,DAN KARYAESAI MERUPAKAN REFLEKSI DAN PENGETAHUANINTUITIF. • KEEMPAT, PENGETAHUANRASIONAL(RATIONAL KNOWLEDGE). PENGETAHUANRASIONALMERUPAKAN PENGETAHUANYANG DIPEROLEH DARI LATIHANRASIO/AKALSEMATA, TIDAK DISERTAI DENGANOBSERVASI TERHADAPPERISTIWA-PERISTIWA FAKTUAL.
  • 47. PENJELASAN ILMU • BATAS PENJELASAN ILMU YAITU KETIKA MANUSIA BERHENTI BERPIKIR UNTUK MENCARI PENGETAHUAN, ILMU DIDAPATKAN DARI PENJELASAN PENGALAMAN MANUSIA, SEHINGGA JIKA MANUSIA MEMULAI PENJELASANNYA PADA PENGALAMAN MANUSIA DAN BERHENTI DI BATAS PENGALAMAN MANUSIA. ILMU MEMBATASI LINGKUP PENJELASANNYA PADA BATAS PENGALAMAN MANUSIA JUGA DISEBABKAN METODE YANG DIGUNAKAN DALAM MENYUSUN YANG TELAH TERUJI SECARA EMPIRIS. JADI, JIKA ILMU BERADA DI LUAR JANGKAUAN PENGALAMAN MANUSIA, TENTUNYA TIDAKLAH SEMESTINYA MENJELAJAHI ILMU ITU. SEBAGAI CONTOH MENGENAI SURGA DAN NERAKA, KEDUANYA MERUPAKAN HAL-HAL YANG BERADA DI LUAR JANGKAUAN MANUSIA.
  • 48. KEBERADAAN MANUSIA DILIHAT DARI SISI FILSAFAT KELOMPOK7 1212100048_WIDIAANJARSARI 1212100059_CAHYORACHMATDANI 1212100063_ANDREDWIPRAYUDHA
  • 49. Manusia adalah satu-satunya makhluk yang mampu bertanya. Ia mempertanyakan dirinya, keberadaannya, dan dunianya. Kendati masih bersifat sederhana, kegiatan ini sudah diperlihatkan sejak dini. Lihatlah anak kecil. Ketika ia melihat sesuatu yang baru, secara spontan dia bertanya. Melalui pertanyaan yang diajukan ia ingin mengetahui sesuatu. Kegiatan seperti ini berlangsung terus sepanjang hayat sang anak. Dalam kehidupan sehari-hari secara umum pertanyaan dapat digolongkan dalam dua tingkatan, yakni pertanyaan yang sederhana dan pertanyaan yang bersifat teoritis. Yang pertama kita sebutkan pertanyaan yang terkait dengan masalah-masalah praktis.
  • 50. Manusia sebagai Sebuah Persoalan "Siapakah manusia itu?" merupakan pertanyaan yang paling mendasar dan paling utama dalam sejarah manusia. Segala pertanyaan yang menyangkut hal-hal lain, seperti tentang bumi, bulan, langit, udara, air dan atom, sel serta tentang Tuhan hanya relevan jika dikaitkan dengan manusia. Bagi manusia, mengetahui siapa dirinya, dari mana asal usulnya, apa tujuan hidupnya, bagaimana is menghayati hidup secara konsisten, memang merupakan masalah yang berbeda-beda. Para filsuf pra sokratik berpendapat bahwa manusia menyatakan dirinya ketika is bertindak sesuai dengan aturan-aturan alam. Di sini harmoni dengan alam merupakan poin penting yang memberi makna bagi hidup manusia. Baru pada masa Sokrates, Plato dan Aristoteles, jawaban atas pertanyaan "Siapakah manusia itu?" sungguh-sungguh dicari pada hakikat manusia itu sendiri.
  • 51. Kata "filsafat" berasal dari bahasa Yunani, yakni philein, artinya men- cintai dan sophia, artinya kebijaksanaan. Dari dua kata ini secara harafiah filsafat diartikan dengan cinta akan kebijaksanaan. Kata sophia dalam pandangan filsafat lebih dari sekedar "wisdom" dalam bahasa Inggris. Sophia mengandung banyak makna. Beberapa filsuf Yunani seperti Herodotus (484425 sM), Pythagoras (560-480 sM) dan Plato (427-347 sM) menunjukkan keanekaan pengertian itu. Herodotus menggunakan kata philosophein dalam upaya "untuk menemukan" sesuatu. Dalam pengertian ini filsafat diberi arti rasa cinta manusia untuk mengetahui dan memuaskan aspek kognitifnya. Sementara Pythagoras mengkaitkan sophia dengan kontemplasi. Apa itu filsafat
  • 52. • Filsafat Manusia dan Ilmu-Ilmu Lain Filsafat manusia adalah bagian integral dari sistem filsafat, yang secara spesifik menyoroti hakikat atau esensi manusia. Karena itu cara kerja filsafat manusia tidak terlepas dari cara kerja filsafat pada umumnya. dalam pandangan fenomenologis ilmu pengetahuan harus bisa membedakan antara interpretasi dan data. kesatuan. Sebagai bagian dari filsafat, filsafat manusia memiliki cara kerja yang sama dengan cara kerja filsafat pada umumnya, yakni berusaha menangkap makna di balik gejala empiris itu. Karena itu objek penelusuran filsafat manusia adalah hal-hal yang ada di balik yang kelihatan, yang sangat menentukan eksistensi manusia. Jadi, metode filsafat manusia untuk menangkap hakikat manusia secara utuh adalah refleksi, dan analisa transendental serta sintesis.
  • 53. untuk menunjukkan relevansi itu : gan bertanya kita mewujudkan hakikat kemanusiaan. Aristoteles(384-322 sM) nisikan manusia dengan ungkapan homo est animal rationale,artinya manusia ng berpikir. n mendalami manusia, kita mengenal manusia dengan lebih baik. Memang sia tidak menawarkan jawaban yang menurut ukuran pragmatic membawa ung bagi kehidupan sehari-hari.Filsafatmanusia hanya menghadirkan andangan tentang dimensi-dimensihakiki manusia. ai konsekuensi lebih lanjut dari butir kedua, filsafatmanusia mengantar kita n mampu bertanggungjawab terhadap diri kita dan sesama. Orang yang dan sesamanya dengan baik tidak hanya mampu mencintai diri dan orang lain, ga semakin mampu menunjukkan tanggungjawab secara nyata terhadapnya. vansi Filsafat Manusia
  • 54. Batasan Buku Ini adalah makhluk multidimensional. Persoalan tensialnya sangat kompleks. Melihat kompleksitas itu semua persoalan mendasar manusia bisa diulas m satu buku. Mengingat hal itulah dalam buku ini lis membatasi diri pada topik-topik tertentu yang aitan dengan eksistensi manusia. Dengan demikian ekatan yang digunakan adalah pendekatan tematis. gai pendekatan tematis, uraian dalam buku ini tidak jak pada satu pemikir tertentu. Karena itu dalam setiap bisa saja beberapa nama tokoh muncul. Demikian a pemikir yang sama bisa saja muncul beberapa kali m bab yang berbeda.
  • 55. Manusia sebagai persona Persona atau pribadi merupakan salah satu dimensi mendasar manusia. Secara lain dapat dikatakan, pribadi manusia bukan melulu konsep abstrak, melainkan sesuatu yang kelihatan dalam kehidupan sehari-hari.
  • 56. uk di dunia ini merupakan individualitas tersendiri infrahuman pengertian “individu” dikaitkan dengan jenis. ain, kata “individu” bagi makhluk infrahuman hanya terkait daan fisik antara satu jenis dengan jenis yang lain, serta urut- ut ruang dan waktu tertentu. ata individu di kaitkan dengan tiga ciri, yakni bersifat n numerik serta uniform atau seragam. uk Infrahuman
  • 57. Persona dan arti persona • Kata “persona” berasal dari bahasa Yunani, yang artinya adalah topeng Dengan demikian, arti “persona” tidak lagi menunjuk pada topeng, melainkan pada makna yang ada di baliknya, yakni jati diri. Dengan alasan ini, maka manusia tidak bisa diurutkan dalam bentuk nomor-nomor seperti dilakukan pada makhluk infrahuman. Persona dan individualitas setiap orang adalah unik. Secara lain dapat dikatakan menghentikan perkembangan setiap pribadi dan menyangkal keunikan masing-masing pribadi adalah tindakan yang bertentangan dengan hakikat manusia yang unik.
  • 58. adalah konsep yang abstrak. Berbagai alam dirinya. Ada enam elemen dasar. kter, setiap orang memiliki karakter masing, merupakan yang jadi kebiasaan hidup an tidak bisa diubah dengan mudah. akter juga mempengaruhi oleh berbagai ernal seperti latar belakang budaya dan m etika yang dihubungkan dengan perilaku empunyai watak orang yang memiliki niat eorang yang tidak menunjukan Tindakan seperti berkelakuan menyimpang, bisa empunyai empati jadi karakter itu sendiri m MrDougall (1822-1905)
  • 59. Kedua : Akal budi. Akal budi merupakan elemen persona yang menurutnya paling hakiki. Akal budi merupakan keistiweaan manusi dalam pengakuan ini pertama muncul dari Yunani. Aristoteles merupakan orang pertama menetapkan akal budi sebagai budi sebaga wujud kodrat manusia. Apa yang diungkapkan pikiran melalui kata-k adalah ungkapan pribadi yang mendalam dari seorang, oleh karena it sebua pikiran juga merupakan perwujudan dari hakikat pribadi. Akal budi merupakan bagian dasar bagi manusia untuk mencari kebenaran tentang diri manusia dan kebenaran tentang alam melalui ilmu pengetahuan. Sejak zaman prasokratik orang bahwa Yunani sangat menyadari hal itu, yang kemudia diakui sebagi cikal bakal lahirnya filsafat dalam sejarah umat manusia. Francis Bacon (1909-1992) yan telah menetapkan akal budi sebagai sarana utama untuk menguasai a dengan penemuan baru, menurut Whitedead, akal budi berfungsi
  • 60. bebasan mengenai wacana kebebasan bersifat personal dapat menentukan diri sendiuri seorang bukan orang kan dirinya sendiri, dalam proses pengambilan eorang harus menentukan pilihannya menurut suara mang masukan dari luar tetapi peran orang lain hanyalah n masukan padanya juga. Di sinilah sifat personal erlihat. John Dewey (1859-1952) bahkan mengatakan merupakan bagian dari martabat kemanusiaan yang bungkam dan ideologi serta gagasan dalam bentuk adap seseorang merupakan pemerkosaan dan terhadap individualitas seseorang.
  • 61. Keempat : nama. Kendati ada ungkapan yang mengatakan “apalah artinya sebuah nama. Namun mana sekaligus menjadi Identitas pribadi seorang. Seorang dipanggil dengan Namanya menyebut nama tidaak sekedar mengeluarkan bunyi melalui huruf yang tersusun. Tidak jarang pula Ketika nama yang diberikan pada seorang tidak cocok. Nama itu membawa malapetaka missal nama sakit sakitan, tidak hanya konteks budaya nama memiliki arti penting dalan konteks religious juga terlihat betapa nama memiliki arti yang penting.
  • 62. Kelima : suara hati merupakan bagia hakiki dari kepribadian seorang Suara hati ada dalam diri setip orang. Kita mencontohkan hati Nuran selalu bersifat personal karena suara hati seorang, selain orang bersangkutan dalan masyarakat bisa mengatahui kedalamannya suara hati seorang. Apa peranan suara hati dari pedoman hidup bagi setiap orang dalam mengambil keputusan untuk menentukan perillaku hidupnya. Jika akal budi membuat seorang mampu berefleksi menca kebenaran dan menemukan suatu demi pengembangan hidup manusi maka suara hati berfungsi etis.
  • 63. eenam : perasaan merupakan ungkapan lubuk hati yang paling mendalam dari setiap pribadi. Ketika seorang merasa senang atau sedih dan mengungkapkan perasaaan senang atau sedih dapat dikatakan ia sendnag mengungkapkan diri perasaan tidak dibicarakan secara kolektif melainkan dikaitkan dengan pribadi nkarena perasaan terkaiut dengan pribadi. Maka menghargai perasaan seorang juga berarti menghargai harkat dan martabat sebagai manusia
  • 64. IKHTISAR SEJARAH PEMIKIRAN FILSAFAT KELOMPOK 7 1212100047_CINDY RAFIKA TIHURUA 1212100048_WIDIA ANJARSARI 1212100059_CAHYO RACHMAT DANI
  • 65.  Aliran rasionalisme beranggapan bahwa sumber pengetahuan adalah rasio kebenaran pasti berasal dari rasio (akal). Aliran empirisme, sebaliknya, meyakini pengalamanlah sumber pengetahuan itu, baik yang batin, maupun yang inderawi. Lalu muncul aliran kritisisme, yang mencoba memudukan kedua pendapat berbeda itu. Pikiran sesungguhnya adalah kesadaran, tidak mengambil ruang dan tak dapat dibagi-bagi menjadi bagian yang lebih kecil. Materi adalah keluasan, mengambil tempat dan dapat dibagi-bagi, dan tak memiliki kesadaran. Kedua substansi berasal dari Tuhan, sebab hanya Tuhan sajalah yang ada tanpa tergantung pada apapun juga.. Zaman Moderen (1500 - 1800)
  • 66. Masa kini (1800-sekarang). Menurut Hegel semua yang ada dan semua kejadian merupakan pelaksanaan-yang- sedang-berjalan dari Yang Mutlak dan bersifat rohani. Oleh sebab itu pemikiran Hegel langsung ditentang oleh aliran pemikiran materialisme yang mengajarkan bahwa yang sedang-menjadi itu, yang sering sedang-menjadi-lebih- sempurna bukanlah ide ("Yang Mutlak"), namun adalah materi belaka. Soekarno mengklim telah mencetuskan marhaenisme sebagai marxisme diterapkan dalam situasi dan kondisi Indonesia. Kualifikasi "penerapan dalam situasi dan kondisi Indonesia" (apapun itu) pastilah tidak membuat faham marhaenisme sebagai suatu aliran filsafat dan pastilah tidak harus sama dengan faham marxisme sebagai diterapkan di dalam lingkungan masyarakat lain .
  • 67. TOKOH-TOKOH FILSAFAT Filasafat dan agama merupakan dua kekuatan yang mewarnai dunia. Filsafat pada hakiketnya adalah akal dan agama pada hakekatnya adalam hati atau iman Ia menjelaskan bahwa substansi pertama itu bersifat kekal dan ada dengan sendirinya. Substansi itu adalah: “Udara”. Argumentasinya, yaitu: “Udara merupakan sumber segala kehidupan ANAXIMANDER (610-546 sm ) Filsafat dimulai oleh Thales, sebagai seorang filsafat jagat raya. Ia diberi gelar “Bapak Filsafat THALES (624-546 sm) Ia seorang ahli matematika dan ia mengajarkan bahwa bilangan merupakan substansi dari semua benda. Ia orang pertama yang menggunakan istilah philosophia. PYTHAGORAS (572-497 sm) Jika kita hendak memahami kehidupan kosmos, maka kita harus menyadari bahwa kosmos itu dinamis. Ia selalu bergerak. Dalam berfikir ia menggunakan metode intuisi HERACLITUS (544-484 sm)
  • 68. PARMANDIES ( 450 SM ) Ia tokoh relativisme (suatu pandangan bahwa pengetahuan itu dibatasi, baik oleh akal budi yang serba terbatas maupun oleh cara mengetahui yang serba terbatas) dan sebagai logikawan pertama. Dalam berfikir ia menggunakan metode deduksi logis (penyimpulan dari yang umum ke yang khusus).
  • 69. ZENO ( 490 SM ) Ia merupakan tokoh yang merelatifkan kebenaran. Baginya tidak ada kebenaran mutlak dan tidak ada generalisasi. Dengan kata lain menurutnya ialah “tidak ada kebenaran umum, semua kebenaran relatif”. Ia telah mendorong lahirnya konsep- konsep matematika.
  • 70. Ia menyatakan bahwa “manusia adalah ukuran kebenaran”. Pernyataan itu merupakan tulang punggung humanisme. Ia menyatakan pula bahwa kebenaran itu bersifat pribadi. Akibatnya tidak akan ada ukuran yang absulut dalam etika, metafisika maupun agama Ia mengingatkan bahwa persoalan pokok dalam filsafat bukanlah alam, melainkan manusia. Ia telah membangkitkan jiwa humanisme. Ia tidak memberikan jawaban final tentang etika, agama dan metafisika. Pandangannya mengenai relativitasnya moral telah mengilhami munculnya utilitarianisme, pragmatisme, positivisme dan eksistensialime. Protagoras ( 480 – 411 sm ) Gorgiras ( 485 – 380 sm ) Perbedaan Protagooras dan Gorgiras
  • 71. Metode yang digunakan Socrates untuk mencari kebenaran disebut dialektika. Dialektikadari kata kerja Yunani, yaitu dialegesthai,yang berarti bercakap- bercakap atau berdialog. Baginya, sebagian pengetahuan bersifat umum dan sebagian bersifat khusus, yang khusus itulah pengetahuan yang kebenarannya relatif.Dalampembelaannya, Socrates tidak hanya mengandalkan pendapatnya pada akal (reason), akan tetapi juga pada kekuatan hati (rasa). Socrates ( 470 – 399 sm )
  • 72. Plato ( 427 – 347 sm ) Plato menjelaskan bahwa kebenaran umum itu memang ada, bukan dibuat, melainkan sudah ada di alam idea. Plato dengan doktrin idea yang lepas dari objek, yang berada dalam alam idea. Idea itu umum, berarti berlaku umum dan ada kebenaran yang khusus, yaitu disebutnya kongkretisasi idea di alam ini. “Kucing di alam idea berlaku umum, kebenaran umum. Kucing hitam di rumah saya adalah kucing yang khusus”.
  • 73. Aristoteles ( 384 – 322 sm ) Logika Aristoteles disebut juga logika formal. Ia percaya adanya Tuhan. Bukti adanya Tuhan menurutnya ialah Tuhan sebagai penyebab gerak atau a first cause of motion
  • 74. Filsafat sebagai Demitologisasi Metafisis ● Konsep demitologisasi berasal dari Rudolf Bultmann, seorang teolog dan sarjana Perjanjian Baru ternama pada abad ke-20. ● Bultman mengusulkan suatu metode hermeneutis yang disebut demitologisasi. Demitologisasi dapat berfungsi sebagai alat hermeneutis. Jika hermeneutis adalah masalah bagaimana manusia berusaha melihat pesan Alkitab untuk saat sekarang, untuk konteks tertentu, maka demitologisasi adalah suatu alat penafsiran yang dapat digunakan untuk menemukan arti terdalam dari Alkitab bagi orang- orang modern supaya mereka dapat memahami berita Alkitab dalam konteks mereka sendiri.
  • 75. ■ Dengan menentukan arah pengungkapan daya-daya ini, pemahaman kita. Menjadi lebih lengkap mengenai kesalingterkaitan antara ide-ide itu. ■ Lahir – Muda – Dewasa - Tua Empat daya benak ■ Pengetahuan ■ Keyakinan ■ Kebenaran ■ Keindahan Empat arah pemikiran manusia
  • 76. Filsafat sebagai dialog rasional ● Filsuf tersebut, Sokrates , memberi penafsiran yang benar-benar baru mengenai tugas filosofis, yang penuhnya merentang sampai 2.000 tahun. Bersama- dengan murid cemerlang Plato, Aristoteles , orang- merupakan inti tradisi filsafat Yunani keno.
  • 77. Filsafat Sebagal iImu Teleologis ● Pemanfaatan aka universal oleh Sokrates dan penggunaan dialog oleh Plato untuk membangun sistem idealisme,yang didasarkan pada ajaranajaranSokrates, mengubah dengan cepat perkembangan filsafatdi Yunani kuno. Dengan menyebut gagasan Plato, saya telahmenyirnpulkan bahwa idealismebisa menghasilkan bangunan ilmu universal.Fakta bahwa sebetulnya saat ini tiada ilmuwanyang menengok ide-ide Plato sebagai sumber sains modern menyiratkan bahwa Plato gagal dalam tugas tersebut (sekurangkurangnya, pandangan modern tentang apakah sains itu).Akan tetapi,seperti yang akan kita perhatikan pada jam kuliah ini, sistem lain yang diajukan Aristoteles,muridPlato yang paling berpengaruh, berhasil dalam tugas tersebut melalui suatu jalan yang tidak pernah ditempuhgurunya. Dalam menerapkan realismenyapada hal-hal partikula, Aristotelesmenggunakan metode teleologis.Artinya,ia berpendapat bahwa forma benda sebaiknya terketahui melaluipenyelidikan tentang maksud forma tersebut.
  • 78. Perbedaan Plato dan Aristoteles Jadi, baik bagi Plato maupun Aristoteles, forma benda merupakan faktor penting dalam penentuan realitasnya. Namun bagi Plato, forma saja sudah mencukupi; sedangkan bagi Aristoteles, kaitan-pasti dengan bahan juga diperlukan. Pandangan mereka bisa diringkas secara cukup sederhana sebagai berikut: ● ● Idealisme plato Realisme Aristoteles ● forma = realitas forma + bahan ● bahan = ilusi substansi (realitas) Ringkasan ini hanya mencungkil permukaan catatan Aristoteles tentang hakikat substansi, tetapi cukup memadai untuk maksud pengantar kita.
  • 80. A. FILSAFAT KEBENARAN ● Plato pernah mempertanyakan apakah kebenaran itu sebenarnya? Dalam waktu belakangan yang cukup lama Bradley seakan menjawab bahwa kebenaran itu adalah kenyataan. Jadi untuk membuktikan bahwa hari benar-benar hujan, kita harus membedakan dengan melihat kenyataan yang terjadi di luar rumah. ● Banyak pakar ilmu filsafat yang menganggap benar bahwa pengetahuan itu terdiri atas sebagai berikut: 1. Pengetahuan Akal. 2. Pengetahuan Budi. 3. Pengetahuan Indrawi. 4. Pengetahuan Kepercayaan (otoritatifl. 5. Pengetahuan Intuitif. . ● Selanjutnya untuk melihat sesuatu itu benar atau tidak benar, maka beberapa kriteria yang sudah dilembagakan akan penulis sampaikan beberapa kritik antara lain sebagai berikut: 1. Teori Kebenaran Korespondensi. 2. Teori Kebenaran Koherensi. 3. Teori Kebenaran Pragmatis. 4. Teori Kebenaran Sintaksis. 5. Teori Kebenaran Semantis. ● -Kebenaran koherensi adalah kebenaran atas hubungan antara dua pernyataan. ● -Kebenaran pragmatis adalah kebenaran hanya dalam salah satu konsekuensi saja. ● -Kebenaran sintaksis adalah kebanaran yang berangkat dari tata bahasa yang melekat. ● YANG MAHA BENAR Puncak kebenaran itu sendiri sebenarnya adalah Allah Yang Maha Benar (AI Haq), itulah sebabnya para pedzikir senantiasa mengucapkan "Alhamdulillah" (Segala Puji Bagi Allah) pada setiap penyelesaian penemuan itmiahnya, ataupun ketika selesai melaksanakan Shalat Fardhu sebanyak tiga puluh tiga kali.
  • 81. Mengetahui apa yang dimaksudkan oleh suatu pernyataan tidak sama dengan mengetahui apakah pernyataan itu benar ataukah tidak. Bahkan mereka yang mengatakan bahwa makna sama dengan keadaan yang dapat diverifikasi, akan bersepakat demikianlah harapan saya bahwa mengetahui syarat- syarat untuk menetapkan suatu pemyataan dapat diverifikasi tidaklah sama dengan mengetahui bahwa syarat-syarat itu sudah dipenuhi. Penyusunan tanda-tanda tersebut di atas secara tertib merupakan apa yang oleh aturan-aturan sintaksis dinamakan kalimat berita, dan apa yang saya namakan 'pernyataan'. • KEBENARAN BERSIFAT SEMANTIK Kebenaran' menunjukkan bahwa makna suatu pernyataan artinya" proposisinya -sungguh-sungguh merupakan halnya. Bila proposisinya tidak merupakan halnya, maka kita mengatakan bahwa proposisi itu 'sesat A. PROPOSISI SUATU PERNYATAAN YANG BENAR
  • 82. B. UKURAN KEBENARAN Ukuran kebenaran sesungguhnya tergantung pada apakah sebenarnya yang diberikan kepada kita oleh metode-metode untuk memperoleh pengetahuan. Jika apa yang dapat kita ketahui ialah ide-ide kita, maka pengetahuan hanya dapat terdiri dari ide-ide yang dihubungkan secara tepat; dan kebenaran merupakan keadaan-saling- berhubungan (coherence) di antara ide-ide tersebut atau keadaan saling berhubungan di antara proposisi-proposisi. Jika sebaliknya, kita dengan suatu cara tertentu mengetahui kenyataan, maka pengetahuan atau ide-ide yang benar terdiri dari seperti yang dikatakan oleh Spinoza -kejumbuhan antara ide dengan ideatum- nya, atau selanjutnya kesesuaian (correspodence) antara ide-ide dengan apa yang diwakilinya. Selanjutnya jika proposisi-proposisi tersebut rnemberitahukan kenyataan kepada kita, maka proposisi-proposisi itu seharusnya membantu kita untuk menyelesaikan masalah-masalah kita, atau merarnalkan (predict) pengalarnan-pengalaman, sebagaimana yang diajarkan oleh para penganut pragmatisrne.
  • 83. Paham Koherensi (Coherence Theory) Kebenaran koherensi adalah kebenaran atas hubungan antara dua pernyataan. Misalnya ketika dinyatakan bahwa monyet mempunyai hidung pada pernyataan pertama, dan pada pernyataan kedua dinyatakan manusia juga mempunyai hidung. Apabila diberikan kesimpulan. Bahwa monyet. sama dengan manusia, -maka menurut kebenaran koherensi itu tidak benar karena hidung bukan sebagai syarat sesuatu dinyatakan sebagai monyet, apalagi manusia karena manusia dan monyet ada yang tidak mempunyai hidung (cacat), jadi hanya untuk pernyataan bahwa manusia dan monyet sebagian besar mempunyai hidung.
  • 84. Teori kebenaran koherensi mengatakan bahwa kebenaran itu merupakan suatu proses atau suatu hasil proses atau keadaan yang menunjukkan adanya keadaan yang runtut, yang masuk akal, yang saling berhubungan antara gagasan- gagasan yang dimiliki oleh seorang subjek mengenai suatu objek tertentu. Teori kebenaran Koherensi
  • 85. Teori kebenaran korespondensi Kebenaran korespondensi adalah kebenaran yang sesuai antara pernyataan dengan fakta di Lapangan. Misalnya bila dinyatakan Sengkon dan Karta bersalah, lalu dihukum lima tahen maka Sengkon dan Karta harus benar- benar melakukan kejahatan itu, bukan sekedar membuk¬tikan dengan berbagai berita acara. Apabila Sengkon dan Karta tidak melakukan maka secara kebenaran korespondensi itu tidak benar. ?
  • 86. Beberapa pokok penting yang perlu di ketahui Teori ini sangat didukung oleh empirisme, dan oleh karena itu teori ini sangat menghargai pengamatan dan pengujian empiris. la lebih menekankan cara kerja pengetahuan aposteriori Teori ini juga menegaskan dualitas antara S dan 0, pengenal dan yang dikenal. Di sana obyek terasa penting bagi pengetahuan manusia. Subyek atau akal budi hanya mengolah apa yang diberikan obyek. Teori ini juga menekankan bukti bagi kebenaran suatu pengetahuan.
  • 87. KATA DAN MAKNA MENURUT K.ROGERS Setiap esensi mempunyai dua segi, yang satu terdapat di dalam objeknya dan yang lain sebagai makna. bahwa keadaan-keadaan terletak dalam kesesuaian antara esensi atau makna yang kita berikan dengan esensi atau makna yang terdapat di dalam objeknya. Maka yang berkesesuaian itu bukanlah makna dengan objeknya, melainkan esensi sebagai makna dengan esensi yang terdapat di dalam objek. Suatu bentuk kata dikatakan benar, jika seseorang yang mengetahui makna kata tersebut berada dalam situasi yang demikian rupa sehingga menyebabkan dia mengucapkan kata-kata yang sama dalam keadaan¬-keadaan itu. Ini berarti orang dapat menganalisa situasi sebagai berikut. 1. Suatu bentuk kata telah ditentukan; 2. Suatu subjek terlibat; 3. Ada suatu perangkat keadaan; 4. Ada reaksi dalam bentuk kata-kata dari subjek tersebut.
  • 88. suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan bahwa semua pengetahuan berasal dari pengalaman indra manusia.Dalam empirisme, kebenaran hanya dapat diperoleh melalui pengalaman. Definisi-definisi tentang kebenaran paham-paham empiris mendasarkan diri pada berbagai segi pengalaman, dan biasanya menunjuk kepada pengalaman inderawi dari orang seorang. Kebenaran menjadi bersifat dinamis serta tidak pasti, dan bukannya bersifat mutlak serta statis. Kebenaran pragmatis adalah kebenaran hanya dalam salah satu konsekuensi saja. Kelemahan kebenaran ini adalah apabila kemungkinannya luas, oleh karena itu harus dipilih kemungkinannya hanya dua dan saling bertolak belakang. Misalnya, semua yang teratur ada yang mengatur, dalam hal ini kita tidak membicarakan yang tidak teratur. Namun, semua penganut pragmatisme meletakkan ukuran kebenaran dalam salah satu macam konsekuensi. Paham empiris Teori pragmatisme
  • 89. Item di bawah ini adalah kumpulan kebenaran akal yang tidak beretika moral, yaitu: 1. Menampar murid yang tidak menjawab dengan benar. 2. Menceraikan isteri yang tidak dapat memberikan anak. 3. Sistem komando yang militeristik. 4. Sistem jihad yang tidak kasih sayang. 5. Melakukan Daerah Operasi Militer terhadap wilayah yang separatis. 6. Memaksakan konsensus nasional. 7. Memaksakan mufakat pada masyarakat yang heterogen. 8. Memaksakan hukum tanpa hak azasi manusia. 9. Memaksakan pembangunan ekonomi 10. Peraturan yang ketat tanpa toleransi. 11. Sosialisme komunis. 12. Kemarahan yang melumpuhkan.
  • 90. 1212100047_Cindy Rafika Tihurua 1212100048_Widia Anarsari 1212100059_Cahyo Racmat Dani PENGETAHUAN ILMU FILSAFAT
  • 91. A. Pengetahuan Manusia tahu akan dunia sekitarnya, akan dirinya sendiri, akan orang-orang lain. Manusia tahu yang baik dan yang buruk, yang indah dan tidak indah. Beberapa pemikir filsafat menyimpulkan adanya 4 (empat) gejala tahu, antara lain: 1. Tidak dari permulaan adanya manusia itu sudah tahu 2. Selanjutnya, tampak gejala-gejala bahwa tahu yang memuaskan manusia itu adalah tahu yang benar. 3. Yang mengelilingi manusia dan yang ingin diketahui manusia adalah dunia seisinya, balk yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan, asal ada, bahkan yang sekarang ini tidak ada, tetapi tidak mengandung kemustahilan, sehingga mungkin akan ada. 4. Oleh karena manusia mengadakan putusan, maka manusia yang tahu itu, tahulah ia bahwa ia tahu. Manusia tahu benar bahwa ia tidak tahu sesuatu, maka bertanyalah ia, misalnya kepada orang lain
  • 92. Manusia harus selalu waspada dan rendah hati, tidak boleti cepatcepat mengatakan bahwa ia sudah mencapai kebenaran. Jika pada suatu ketika orang mempunyai alasan cukup, bahwa ia berkeyakinan ada cukup alasan bahwa pengetahuannya sesuai dengan objeknya, maka ia mempunyai kepastian. Dalam kepastian itu ia bersikap tidak sangsi, bahwa ia tahu akan dasar pengetahuannya, mengapa demikian, dan apa sebabnya harus demikian. Mencapai kepastian yang mengandung kebenaran amat memuaskan dan ia disebut berkeyakinan.
  • 93. B. Ilmu pengetahuan Ada orang yang ingin tahu dan berusaha memuaskan keinginannya itu Iebih mendalam. pengetahuan yang benar tentang objek itu tidak bisa dicapai secara langsung dan sifat daripadanya adalah khusus Masing-masing pertanyaan itu akan menghasilkan: 1. Ilmu pengetahuan filosofi yang mempersoalkan hakikat atau esensi sesuatu (pengetahuan universal). 2. Ilmu pengetahuan kausalistik, artinya selalu mencari sebabmusabab keberadaannya (pengetahuan umum bagi suatu jenis benda). 3. Ilmu pengetahuan yang bersifat deskriptif-analitik, yaitu mencoba menjelaskan sifat-sifat umum yang dimiliki oleh suatu jenis objek.
  • 94. Ilmu pengetahuan yang bersifat normative, yaitu mencoba memahami norma suatu objek yang dari sana akan tergambar tujuan dan manfaat dari objek tersebut. Objek ilmu pengetahuan itu ada yang berupa materi (objek materi) dan ada yang berupa bentuk (objek forma). Objek materi adalah sasaran material suatu penyelidikan, pemikiran, atau penelitian keilmuan, bisa berupa benda-benda material maupun non-material, bisa pula berupa halhal, masalah- masalah, ide-ide dan konsep-konsep. Objek materi tidak terbatas pada apakah ada dalam realitas kongkret atau dalam realitas abstrak. Objek materi, balk yang material maupun non- material, sebenarnya merupakan suatu substansi yang tidak begitu saja dengan mudah diketahui. Lebih-lebih yang non- material, sedang yang material pun sebagai suatu substansi mempunyai segi yang sulit dihitung dan ditentukan jumlahnya
  • 95. Kebenaran ilmu pengetahuan (lazim disebut kebenaran keilmuan atau kebenaran ilmiah) adalah pengetahuan yang jelas dari suatu objek materi yang dicapai menurut objek forma (cara pandang) tertentu dengan metode yang sesuai dan ditunjang oleh suatu sistem yang relevan. Pengetahuan yang demikian tahan uji, baik dari verifikasi empiris maupun rasional, karena cara pandang, metode, dan sistem yang dipakai bersifat empiris dan rasional secara silih berganti.
  • 96. 1. Teori Saling Hubungan (Coherence Theory) Sering disebut teori konsistensi, karena menyatakan bahwa kebenaran itu tergantung pada adanya saling hubungan di antara ide- ide secara tepat, yaitu ide-ide yang sebelumnya telah diterima sebagai kebenaran. Bradley (Soetriono dan SRDm Rita Hanafie, 2007) mengatakan, bahwa suatu proposisi itu cenderung benar jika koheren dengan proposisi benar yang lain, atau jika arti yang dikandungnya itu koheren dengan pengalaman. 2. Teori Persesuaian (Correspondence Theory) Kalau teori koherensi diterima oleh kebanyakan kaum idealis, maka teori korespondensi lebih bisa diterima oleh kaum realis. Teori korespondensi ini mengatakan bahwa seluruh pendapat mengenai suatu fakta itu benar jika pendapat itu sendiri disebut fakta yang dimaksud. Dengan kata lain, kebenaran adalah persesuaian antara pernyataan tentang fakta dengan fakta itu sendiri. 3. Teori Kegunaan (Pragmatic Theory). Apa yang dikemukakan oleh teori korespondensi dapat menyelesaikan secara tuntas pekerjaan dalam mencari kebenaran. Tetapi kehidupan seharihari menuntut sesuatu yang lebih praktis dan langsung menimbulkan konsekuensi yang menguntungkan. Pragmatisme mewarnai pandangannya sebagai berikut: Pada umumnya teori memandang masalah kebenaran menurut segi kegunaannya. James mengatakan bahwa 'Tuhan itu ada' adalah benar bagi seseorang yang hidupnya mengalami perubahan. Kepercayaan yang kuat terhadap adanya Tuhan itu dapat memberikan kesejukan Kati, sehingga ada kemampuan batin untuk menerima segala bentuk perubahan.
  • 97. • Teori korespondensi ini mengatakan bahwa seluruh pendapat mengenai suatu fakta itu benar jika pendapat itu sendiri disebut fakta yang dimaksud. Dengan kata lain, kebenaran adalah persesuaian antara pernyataan tentang fakta dengan fakta itu sendiri. • Teori korespondensi ini bersifat empiris-aposterioris. • Russel memperjelasnya dengan mengatakan bahwa kebenaran adalah persesuaian antara arti yang terkandung oleh perkataan-perkataan yang telah ditentukan, dan kesesuaiannya berupa identiknya arti- arti tersebut. TEORI PERSESUAIAN (CORRESPONDENCETHEORY)
  • 98. • Apa yang dikemukakan oleh teori korespondensi dapat menyelesaikan secara tuntas pekerjaan dalam mencari kebenaran. Pragmatisme mewarnai pandangannya sebagai berikut: Pada umumnya teori memandang masalah kebenaran menurut segi kegunaannya.Kepercayaan yang kuat terhadap adanyaTuhan itu dapat memberikan kesejukan Hati, sehingga ada kemampuan batin untuk menerima segala bentuk perubahan. TEORI KEGUNAAN (PRAGMATIC THEORY).
  • 99. • Sering disebut teori konsistensi, karena menyatakan bahwa kebenaran itu tergantung pada adanya saling hubungan di antara ide-ide secara tepat, yaitu ide-ide yang sebelumnya telah diterima sebagai kebenaran. • Tingkat saling hubungan adalah ukuran bagi tingkat kebenaran itu sendiri. Semakin terdapat saling hubungan di antara ide-ide yang makin meluas maka akan menunjukkan kesahihan kebenaran yang semakin jelas pula • Misalnya, semakin kuat saling hubungan antara seluruh kesaksian, maka semakin kuat pula adanya kebenaran itu. TEORI SALING HUBUNGAN (COHERENCETHEORY)
  • 100. • Ilmu adalah pengetahuan, tetapi tidak semua pengetahuan adalah ilmu. • Pengetahuan adalah pembentukan pemikiran asosiatif yang meng-hubungkan atau menjalin sebuah pikiran dengan kenyataan atau dengan pikiran lain berdasarkan pengalaman yang berulang-ulang tanpa pemahaman mengenai kausalitas (sebab-akibat) yang hakiki dan universal. • Ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang menjelaskan kausalitas (hubungan sebab-akibat) dari suatu objek menurut metode¬mdetode tertentu yang merupakan suatu kesatuan yanag sistematis. ILMU SEBAGAI PENGETAHUAN
  • 101. Ilmu bertujuan untuk menjelaskan tentang segala yang ada di alam semesta. Sifat pertama dari ilmu ialah bahwa ilmu menjelajah dunia empirik tanpa batas sejauh dapat ditangkap oleh pancaindra (dan indera lain). Namun karena kemampuan indra manusia itu terbatas, maka sebagai sifat kedua ialah bahwa tingkat kebenaran yang dicapainya pun relatif atau tidak sampai kepada tingkat kebenaran yang mutlak. Upaya mendapatkan pengetahuan dapat dibedakan antara upaya yang bersifat aktif dan pasif. Upaya aktif yaitu upaya melalui penalaran pikiran dan perasaan, sedangkan upaya pasif yaitu upaya melalui keyakinan atau kepercayaaan terhadap kebenaran sesuatu yang diwartakan .
  • 102. Hubungan-hubungan yanga telah ditemukan dan ditunjang oleh data empirik disebut fakta. Lebih jelasnya dinyatakan bahwa teori adalah jalinan fakta menurut meaningfull construct. Dengan demikian jelas bahwa teori bukan suatu spekulasi melainkan suatu konstruksi yang jelas, yang dibangun atas jalinan fakta. Dengan demikian fakta mempunyai peranan dalam pijakan, formulasi dan penjelasan teori sebagai berikut: - Fakta memulai teori: Teori berpijak pada satu-dua fakta hasil penemuan (discovery); kadang-kadang dari fakta hasil penemuan yang tidak disengaja (secara kebetulan, serendipity pattern), misalnya penemuan cendawan fenicillium yang dapat mencegah pertumbuhan bakteri fenicilin; keluarnya cairan pankreas anjing menunjukkan simton diabetes; radium akan menyingkapkan cahaya film bila ditembuskan pada objek yang tidak tembus cahaya, dan lain-lain. - Fakta menolak dan mereformasi teori yang telah ada. Bila ada fakta yang belum terjelaskan oleh teori, kita dapat menolak ataupun mereformasi teori itu sedemikian rupa sehingga dapat menjelaskan fakta tersebut. - Fact redefine and clarify theory. Fakta dapat mendefinisikan kembali atau memperjelas definisi yang ada dalam teori.
  • 103. • Yaitu dengan meramal ialah berpikir deduktif dengan konsekuensi logis (balk menurut waktu maupun tempat). Jadi teori membuat prediksi tentang adanya fakta, dengan cara membuat ekstrapolasi dari yang sudah diketahui kepada yang belum diketahui. TEORI SEBAGAI PERAMAL FAKTA
  • 104. • Linkage proposisi ialah memerhatikan keeratan atau ketegasan hubungan antara variabel yang tergolong determinant dan result. Makin eksak (mendekati eksak) suatu ilmu, makin erat atau tegas hubungannya. Oleh karena itu, ada berbagai bentuk proposisi menurut keeratan hubungan tersebut. Setidak-tidaknya ada 10 macam proposisi (lima pasang) yang biasa dijumpai dalam berbagai bidang ilmu antara lain: LINKAGE PROPORSI
  • 105. • 1. Reversible and Irreversible Proposition • 2. Deterministic and Stochastic Proposition • 3. Coentensive and Sequintial Proposition • 4. Contingency and Sufficient Proposition • 5. Necessary and Substitutable Proposition 10 PASANG PROPOSITION
  • 106. Filsafat Pancasila 1212100047_Chindy Rafika Tihurua 1212100048_Widia Anjarsari 1212100059_Cahyo Racmat Dani
  • 107. pengertian filsafat Pancasila adalah pembahasan Pancasila secara filsafati, yaitu pembahasan Pancasila sampai hakikatnya yang terdalam (sampai intinya yang terdalam). Maka pengertian tentang pengetahuan Pancasila yang demikian itu juga merupakan suatu pengetahuan yang terdalam yang merupakan hakikat Pancasila yang bersifat essensial, abstrak umum universal, tetap dan tidak berubah (Notonagoro, 1966:34). Hal ini juga sering disebut pengertian dari segi objek formanya. Dari objek materinya maka pengertian filsafat Pancasila yaitu: suatu sistern pemikiran yang rasional, sistematis, terdalam dan menyeluruh tentang hakikat bangsa, negara dan masyarakat Indonesia yang nilai-nilainya telah ada dan digali dari bangsa Indonesia sendiri.
  • 108. Tingkat-tingkat pengetahuan pancasila Secara keseluruhan dalam mempelajari Pancasila diperoleh suatu pengetahuan ilmiah yang terdiri atas empat tingkat yaitu : 1. pengetahuan jenis adalah jenis pengetahuan yang memberikan penjelasan serta keterangan tanpa disertai adanya pemboncengan kepentingan pribadi. sehingga bersifat objektif. Dalam mempelajari pancasila secara deskriptif, ialah menjelaskan tentang Pancasila secara obyektif, apa adanya baik latar belakang sejarahnya rumusan-rumusannya, sifat, isi, bentuk susunan Pancasila dan segala perkembangannya. 2. pengetahuan yang didapatkan adalah pengetahuan bersifat kausal, yaitu pengetahuan yang memberikan jawaban tentang sebab-akibat atau sebab-sebab dan asal-muasal terjadinya sesuatu pengetahuan tentang Pancasila yang bersifat kausal akan mengungkapkan asal-mula, sebab akibat terjadinya Pancasila.
  • 109. Manfaat penggunaan filsafat (1)sebagai induk pengetahuan, maka filsafat berfungsi menentukan prinsip-prinsip metodis serta objek dari ilmu pengetahuan. (2)Sebagai pemberi dasar bagi ilmu pengetahuan yang axiomata yang tidak memerlukan suatu pembuktian yaitu: asas kebalikan (principium contradictionis). a)Asas kesamaan dengan diri sendiri (principium ideutIfilos) b)Asas kemustahilan ketiga (principium exclusitertii) (3)Dengan filsafat setiap ilmu pengetahuan dapat memiliki sila! dan ciri khasnya masing-masing. (4)Secara umum semua metode ilmu pengetahuan berkembang dan pertama-tama ditentukan oleh filsafat karena kedudukan filsafat sebagai induk ilmu pengetahuan.
  • 110. 3. Pengetahuan normatif adalah pengetahuan yang merupakan petunjuk atau norma, maka sebelumnya dikaji, lebih dahulu hal-hal yang selalu terjadi, selalu berulang karena sesuatu yang selalu berulang akan dapat menjadi kebiasaan yang kemudian menjadi norma. Hal ini bila kita terapkan pada Pancasila, akan kita dapati norma-nonna atau ukuran yang dapat dipahami dan diamalkan. Norma-norma yang dapat dipahami dari Pancasila adalah norma hukum, norma etis, norma religius, norma estetis. Oleh karena itu Pancasila adalah suatu 4. Hakikat adalah sesuatu yang secara mutlak menentukan bahwa sesuatu hal itu ada. Untuk membahas hakikat Pancasila, harus benar-benar dibahas sedalam-dalamnya sila demi sila, serta unsur-unsur yang mungkin ada. Bidang ini akan dibahas dalam filsafat Pancasila. 5. Maka kajian Filsafat Pancasila membahas hakikat sila-sila Pancasila hingga intinya terdalam
  • 111. manfaat pendidikan kesarjanaan 1. karena sifat filsafat yang kritis, dinamis serta mendalam maka memungkinkan bagi pengembangan akal, menghidupkan kecerdasan berfikir bagi Para calon saijana. Dengan demikian akan memungkinkan bagi pembinaan cara berfikir secara rasional dan teratur 2. Filsafat berfungsi menggugah pengertian dan kesadaran manusia akan kedudukannya dalam hubungannya dengan segala sesuatu di luar dirinya, kesadaran tersebut merupakan kesadaran moral dalam masyarakat hubungan manusia dengan sesama manusia dalam masyarakat, dengan benda mati maupun jasad hidup, dengan Tuhannya dalam kaitannya dengan masalah-masalah kemanusiaan. 3. Menggugah pengertian serta kesadaran para calon sarjana akan pemikiran kemanusiaan yaitu tentang kemanusiaan dn masalah kemanusiaan sepanjang masa. Hal ini perlu dikembangkan secara seterusnya menjadi suatu filsafat hidup. 4. Pendidikan filsafat akan membantuk para sarjana menjadi ilmuwan yang bijaksana yang memiliki dan mengamalkan filsafat pandangan hidup, pedoman hidup, pegangan hidup, dalam kaitannya dengan kebahagiaan dan kesejahteraan umat manusia (Notonagoro, tanpa tahun ). Manfaat Filsafat Pancasila bagi Pendidikan Kesarjanaan
  • 112. Hubungan antara filsafat dan idiologi Filsafat sebagai pandangan hidup pada hakikatnya merupakan sistem nilai yang secara epistemologis kebenarannya telah diyakini sehingga dijadikan dasar atau pedoman bagi manusia dalam memandang realitas alarn semesta, manusia, masyarakat, bangsa dan negara, tentang makna hidup serta sebagai dasar dan pedoman bagi manusia dalam menyelesaikann masalah yang dihadapi dalam hidup dan kehidupan. Filsafat dalam pengertian yat menjadi suatu sistem cita-cita atau keyak atau system yang telah menyangkut praksis, kaiead bagi cara hidup manusia atau suatu kelompol, berbagai bidang kehidupannya. Hal itu berarti halt berlaih dan menjelma menjadi ideologi.
  • 113. Pancasila sebagai idiologi terbuka 5. Pancasila sebagai idiologi terbuka Pancasila sebagai suatu ideologi tidak bersifat kaku dan tertutup, namun bersifat terbuka. Hal ini dimaksudkan bahwa ideologi Pancasila adalah bersifat aktual, dinamis, antsipatif dan senantiasa mampu menyesuaikan dengan perkembangan jaman. Keterbukaan ideologi Pancasila bukan berarti mengubah nilai-nilai dasar Pancasila namun mengeksplisitkan wawasannya secara kongkrit, sehingga memiliki kemampuan yang lebih tajam untuk memecahkan masalah-masalah baru a. Dimensi idealistis b. Dimensi normatif c. Dimensi realistis
  • 114. Pancasila sebagai Dasar Filsafat Negara ● Secara yuridis Pancasila sebagai dasar filsafat negara tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV ● Pancasila disebut sebagai dasar filsafat negara, philosofische Gronslag dari negara mengandung konsekuensi bahwa dalam setiap aspek penyelenggaraan negara harus sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
  • 115. Kedudukan Pancasila Dapat dirinci sbg berikut ● Pancasila adalah merupakan sumber dari segala sumber hukum (sumber tertib hukum) Indonesia. ● Meliputi suasana kebatinan (geistlichenhintergrund) dari Undang-Undang Dasar. ● Mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara (baik hukum dasar tertulis maupun tidak tertulis). ● Mengandung norma yang mengharuskan Undang-Undang Dasar mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara untuk memelihara budi pekerti (moral) kemanusiaan yang luhur dan memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur. ● Merupakan sumber semangat bagi UUD 1945, bagi para penyelenggara negara, para pelaksana pemerintahan (juga para penyelenggara partai dan golongan fungsional)
  • 116. Pancasila sebagai Asas Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia ● Pengertian bangsa pada awal mulanya dari kata “nation” (natie, bangsa) yang ditinjau secara ilmiah pada tahun 1882 oleh Ernest Renan Dalam suatu ceramahnya di universitas Sorbone yang berjudul “Qu-est- ceque untuk Nation” ● Telah dijelaskan demikian bahwa sejak lahirnya bangsa Indonesia sebelum Proklamasi 17 Agustus 1945 demikian keberadaan bangsa Indonesia sebagai suatu bangsa hidup mendiri di antara bangsa- bangsa lain di dunia mata-mata ditentukan oleh ciri-ciri etnis belaka melainkan oleh se jumlah unsur khas yang ada pada bangsa Indonesia yang membedakannya dengan bangsa lain.
  • 117. Bangsa menurut Renan ● Suatu jiwa, suatu asas kerokhanian. ● Suatu solidaritas yang besar. ● Suatu hasil sejarah, karena sejarah itu berjalan terus. Sejarah tidak abadi, bergerak secara dinamis dan berubah-ubah untuk maju. ● Bangsa bukanlah coal abadi.
  • 118. Bagi bangsa Indonesia sebagai suatu bangsa memiliki ciri-ciri sebagai berikut: ■ Dilahirkan dari satu nenek moyang, sehingga kita memiliki kesatuan darah. ■ Memiliki satu wilayah di mans kita dilahirkan, hidup bersama dan mencari sumber-sumber kehidupan. ■ Memiliki kesatuan sejarah, yaitu bangsa Indonesia dibesarkan di bawah gemilangnya kerajaan-kerajaan, Sriwijaya, Majapahit, mataram dan lain sebagainya. ■ Merniliki iesamaan nasib yaitu berada di dalam kesenangan dan ■ kesusahan, dijajah Belanda, Jepang dan lainnya. ■ Memiliki satu ide, cita-cita satu kesatuan jiwa atau asas kerokhanian , dan satu
  • 119. PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM FILASAFAT ● Yang dimaksud dengan sistem adalah suatu kesatuan bagian- bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama untuk satu tujuan tertentu.
  • 120. Secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh sistem lazinmya memiliki ciri-ciri sebagai berikut : - Suatu kesatuan bagian-bagian - Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri - Saling berhubungan, saling ketergantungan - Kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu tu¬juan bersama (tujuan sistem) - Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks
  • 121. Kesatuan Sila-Sila Pancasila Susunan Pancasila yang bersifat Hierarkhis dan Berbentuk Piramidal ● Susunan Pancasila adalah hierarkhis dan mempunyai bentuk piramidal. Pengertian matematika piramidal digunakan untuk meng¬gabarkan hubungan hierarkhi sila-sila dari Pancasila dalam unit¬urutan luas dan juga dalam hal sifat-sifatnya . Jika urut-urutan lima sila dianggap mempunyai maksud demikian, maka di antara lima sila ada hubungan yang mengikat yang satu kepada yang lain sehingga Pancasila merupakan suatu kesatuan keseluruhan yang bulat. Jikalau tiap-tiap sila dapat diartikan dalam bermacam-macarn maksud, sehingga sebenarnya lalu sama saja dengan tidak ada Pancasila. Dalam susunan hierarkhis dan piramidal ini, maka Ketuha an yang Maha Esa menjadi basis kemanusiaan, persatuan Indonesi kerakyatan dan keadilan sosial.
  • 122. Rumusan Pancasila yang bersifat Hierarkhis dan Berbentuk Piramidal ● Sila pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa adalah meliputi dan menjiwai sila-sila kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan permusyawaratan/perwakilan, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. ● Sila kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah diliputi dan dijiwai sila Ketuhanan Yang Maha Esa adalah menjiwai sila-sila persatuan Indonesia, kerakyatan yang dimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan permusyawaratan/perwakilan, keadilan sosial bagi seluruh raat Indonesia. ● Sila ketiga : Persatuan Indonesia adalah diliputi Ketuhanan Yang Maha Esa adalah meliputi dan menjiwai sila-sila kerakyatan yang dimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan permusyawaratan/perwakilan, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. ● Sila keempat : kerakyatan yang dimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan permusyawaratan/perwakilan, adalah diliputi dan dijiwai oleh sila-sila Ketuhanan Yang Maha Esa kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, meliputi dan menjiwai sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. ● Sila kelima : Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah diliputi dan dijiawi oleh sila-sila Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan permusyawaratan/ perwakilan.