Dokumen ini membahas tentang peran sistem informasi manajemen dalam mendukung kualitas produk dan jasa. Secara singkat, dokumen ini menjelaskan delapan dimensi kualitas produk, dasar-dasar manajemen kualitas termasuk pendekatan TQM dan contoh bagaimana sistem informasi berbasis komputer dapat memperbaiki kualitas produk dan jasa seperti pelacakan paket.
Makalah Etika Bisnis - Sejarah dan Perkembangan Etika BisnisFajar Jabrik
Etika bisnis adalah pemikiran atau refleksi moralitas dalam ekonomi dan bisnis. Moralitas berarti aspek baik atau buruk, terpuji atau tercela, dan karenanya diperbolehkan atau tidak, dari perilaku manusia. Moralitas selalu berkaitan dengan apa yang dilakukan manusia, dan kegiatan ekonomis merupakan suatu bidang perilaku manusia yang penting. Selama perusahaan memiliki produk yang berkualitas dan berguna untuk masyarakat disamping itu dikelola dengan manajemen yang tepat dibidang produksi, finansial, sumberdaya manusia dan lain-lain tetapi tidak mempunyai etika, maka kekurangan ini cepat atau lambat akan menjadi batu sandungan bagi perusahaan tersebut. Bisnis dengan menjunjung kode etik merupakan suatu unsur mutlak yang perlu dalam masyarakat modern. Tetapi kalau merupakan fenomena sosial yang begitu hakiki, bisnis tidak dapat dilepaskan dari aturan-aturan main yang selalu harus diterima dalam pergaulan sosial, termasuk juga aturan-aturan moral.
Makalah Etika Bisnis - Sejarah dan Perkembangan Etika BisnisFajar Jabrik
Etika bisnis adalah pemikiran atau refleksi moralitas dalam ekonomi dan bisnis. Moralitas berarti aspek baik atau buruk, terpuji atau tercela, dan karenanya diperbolehkan atau tidak, dari perilaku manusia. Moralitas selalu berkaitan dengan apa yang dilakukan manusia, dan kegiatan ekonomis merupakan suatu bidang perilaku manusia yang penting. Selama perusahaan memiliki produk yang berkualitas dan berguna untuk masyarakat disamping itu dikelola dengan manajemen yang tepat dibidang produksi, finansial, sumberdaya manusia dan lain-lain tetapi tidak mempunyai etika, maka kekurangan ini cepat atau lambat akan menjadi batu sandungan bagi perusahaan tersebut. Bisnis dengan menjunjung kode etik merupakan suatu unsur mutlak yang perlu dalam masyarakat modern. Tetapi kalau merupakan fenomena sosial yang begitu hakiki, bisnis tidak dapat dilepaskan dari aturan-aturan main yang selalu harus diterima dalam pergaulan sosial, termasuk juga aturan-aturan moral.
Makalah Etika Bisnis - Bisnis dan Etika Dalam Dunia ModernFajar Jabrik
Banyak faktor yang mempengaruhi dan menentukan kegiatan berbisnis. Sebagai kegiatan sosial, bisnis dengan banyak cara terjalin dengan kompleksitas masyarakat modern. Dalam kegiatan berbisnis, mengejar keuntungan adalah hal yang wajar, asalkan dalam mencapai keuntungan tersebut tidak merugikan banyak pihak. Jadi, dalam mencapai tujuan dalam kegiatan berbisnis ada batasnya. Kepentingan dan hak-hak orang lain perlu diperhatikan.
Perilaku etis dalam kegiatan berbisnis adalah sesuatu yang penting demi kelangsungan hidup bisnis itu sendiri. Bisnis yang tidak etis akan merugikan bisnis itu sendiri terutama jika dilihat dari perspektif jangka panjang. Bisnis yang baik bukan saja bisnis yang menguntungkan, tetapi bisnis yang baik adalah selain bisnis tersebut menguntungkan juga bisnis yang baik secara moral. Perilaku yang baik, juga dalam konteks bisnis, merupakan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai moral.
Makalah Etika Bisnis - Bisnis dan Etika Dalam Dunia ModernFajar Jabrik
Banyak faktor yang mempengaruhi dan menentukan kegiatan berbisnis. Sebagai kegiatan sosial, bisnis dengan banyak cara terjalin dengan kompleksitas masyarakat modern. Dalam kegiatan berbisnis, mengejar keuntungan adalah hal yang wajar, asalkan dalam mencapai keuntungan tersebut tidak merugikan banyak pihak. Jadi, dalam mencapai tujuan dalam kegiatan berbisnis ada batasnya. Kepentingan dan hak-hak orang lain perlu diperhatikan.
Perilaku etis dalam kegiatan berbisnis adalah sesuatu yang penting demi kelangsungan hidup bisnis itu sendiri. Bisnis yang tidak etis akan merugikan bisnis itu sendiri terutama jika dilihat dari perspektif jangka panjang. Bisnis yang baik bukan saja bisnis yang menguntungkan, tetapi bisnis yang baik adalah selain bisnis tersebut menguntungkan juga bisnis yang baik secara moral. Perilaku yang baik, juga dalam konteks bisnis, merupakan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai moral.
Banyak ahli mengungkapkan definisi Total Quality Management (TQM) atau Manajemen Mutu Terpadu, yaitu perpaduan semua fungsi dari perusahaan ke dalam falsafah holistik yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, teamwork, produktivitas dan pengertian serta kepuasan pelanggan (Ishikawa, 1993). Defenisi yang lain menyatakan bahwa TQM merupakan sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai startegi usaha dan berorientasi pada kepuasaan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
1. Dukungan SIM terhadap Kualitas Produk dan Jasa
(SISTEM INFORMASI MANAJEMEN)
Disusun Oleh :
Nama : Siti FarahDhibah
NIM : 41818010009
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2019
2. PERANAN INFORMASI DALAM KUALITAS PRODUK DAN JASA
PENGERTIAN KUALITAS
Kualitas atau mutu adalah tingkat baik buruknya atau taraf atau derajat sesuatu [1]. Istilah ini
banyak digunakan dalam dalam bisnis, rekayasa, dan manufaktur dalam kaitannya dengan teknik
dan konsep untuk memperbaiki kualitas produk atau jasa yang dihasilkan, seperti Six Sigma,
TQM, Kaizen, dll.
DIMENSI-DIMENSI KUALITAS PRODUK
Dimensi kualitas produk adalah aspek ciri karakteristik untuk melihat kualitas sebuah produk.
Ada delapan macam kualitas produk , yaitu :
1. Dimensi Performance atau biasa disebut kinerja.
Dimensi ini menyangkut karakteristik fungsi produk. Maksudnya sejauh mana produk dapat
berfungsi sebagaimana fungsi utama produk tersebut. Misalnya, jam tangan memiliki fungsi
utama penunjuk waktu.
2. Dimensi Features
Dimensi yang menyangkut karakteristik pelengkap.
Istilah lain dari dimensi ini adalah dimensi range and type of feature. Dimensi ini menyangkut
kelengkapan fitur-fitur tambahan. Maksudnya, suatu produk selain punya fungsi utama,
biasanya juga dilengkapi dengan fungsi-fungsi lain yang bersifat komplemen. Misalnya, produk
handphone, selain dapat digunakan untuk berkomunikasi lisan dan tulisan, juga banyak yang
dilengkapi dengan fitur-fitur tambahan seperti dapat digunakan untuk membuat skedul, catatan,
memiliki wungsi jam, penunjuk lokasi, kalkulator, permainan dan lain-lain.
3. Dimensi Keandalan
3. Dimensi ini menyangkut kemungkinan tingkat kegagalan pemakaian. Artinya, apakah produk
sering tidak dapat dioperasikan sesuai fungsi utama karena adanya masalah-masalah teknis
ataukah lancar-lancar saja? Misalnya, produk smartphone BB, saat dihidupkan ternyata
memerlukan waktu yang lama untuk setup dan sering prosesnya terhenti atau orang
menyebutnya heng dan harus direset ulang.
4. Dimensi Conformance atau kesesuaian.
Dimensi ini melihat kualitas produk dari sisi apakah bentuk, ukuran, warna, berat dan lain-lain
sesuai dengan yang diinginkan dan apakah pengoperasiannya sesuai dengan standard tertentu
ataukah tidak. Intinya, sejauh mana karakteristik disain dan operasi memenuhi standard.
5. Dimensi daya tahan atau Durability.
Dimensi ini berkaitan dengan seberapa lama produk dapat terus digunakan selama jangka waktu
tertentu. Tentunya dengan pola penggunaan dan perawatan yang masuk akal alias rasional.
Misalnya, sepeda motor digunakan di jalan perkotaan, dengan perawatan tertentu akan dapat
bertahan hingga misalnya 4 tahun.
6. Dimensi Serviceability
Ada yang menyebut dimensi ini dengan istilah yang lebih lengkap yakni dimensi
maintainability dan servicability. Dimensi ini melihat kualitas barang dari kemudahan untuk
pengoperasian produk dan kemudahan perbaikan maupun ketersediaan komponen pengganti.
Jadi dimensi ini terkait dengan sejauh mana kemudahan produk untuk dapat dilakukan
perawatan sendiri oleh penggunanya.
7. Dimensi Estetika.
Istilah lain untuk menyebut dimensi ini adalah dimensi sensory characteristic. Dimensi ini
melihat kualitas suatu barang dari penampilan, corak, rasa, daya tarik, bau, selera, dan beberapa
faktor lainnya mungkin menjadi aspek penting dalam kualitas. Dimensi ini menyangkut
keindahan, keserasian atau kesesuaian yang membuat enak dipandang, atau dirasakan sehingga
memberikan suatu daya tarik tersendiri kepada konsumen.
8. Dimensi Perceived, citra dan reputasi produk.
4. Sering disebut juga dimensi ethical profile dan image. Dimensi ini berbicara tentang kualitas
dari sisi persepsi konsumen. Persepsi konsumen tersebut dapat terkait nama besar atau
reputasi perusahaan, atau merek. Dari dimensi ini, kualitas adalah bagian terbesar dari kesan
pelanggan terhadap produk dan pelayanan
DASAR-DASAR MANAJEMEN KUALITAS
Management kualitas Proyek
Pada bagian ini di fokuskan pada proses dari management proyek. Ada 2 model atau teknik
yang telah sukses di gabungkan dan di terapkan dalam pelatihan di konsultan konsultan
konstruksi dalam meningkatkan kinerja proses dari management proyek, antara lain :
Continuous Quality Model dan Process Quality Management Model.
Continuous Quality Management
Merupakan cara yang digunakan sebuah perusahaan yang mana dapat digunakan untuk
meningkatkan proses bisnis mereka. Ini merupakan cara hidup dari semua organisasi yang
ingin mencapai posisi yang kompetitif dalam arus industrisasi yang cepat.
Process Management Model
Model atau cara ini digunakan menghubungkan faktor kesuksesan yang kritis pada proses
bisnis . Ini membangun dasar pondasi yang mana Continous Quality Management Model
meneruskan mengadakan suatau analisis yang terhadap langkah langkah dan proses dalam
meningkatkan dan memanfaatkan kesempatan yang ada.
Pengertian TQM dapat dibedakan dalam dua aspek.
Total quality management merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang
mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus
menerus atas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungannya.
Total Quality Approach hanya dapat dicapai dengan memperhatikan karakteristik TQM
sebagai berikut ini :
5. – Fokus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal.
– Memiliki obsesi yang tinggi terhadap kualitas.
– Menggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan dan –
– pemecahanmasalah.
Memiliki komitmen jangka panjang.
Membutuhkan kerjasama tim (teamwork).
– Memperbaiki proses secara berkesinambungan.
– Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan.
– Memberikan kebebasan yang terkendali.
Memiliki kesatuan tujuan.
Kualitas dan keunggulan kompetetif
Diagnosis
Suatu diagnosis yang berguna dapat dilakukan secara informal oleh setiap individu yang
tertarik untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengevaluasi dan memperbaiki kinerja.
Teknik – tekniknya : refleksi, mengobservasi kinerja, mendengarkan komentar – komentar
orang lain tentang mengapa segala sesuatu terjadi, mengevaluasi kembali dasar – dasar
keputusan masa lalu, dan mencatat atau menyimpan catatan harian kerja yang dapat
membantu memperluas pencarian manajer penyebab – penyebab kinerja.
Pelatihan
Setelah gaya atribusional dikenali dan dipahami, pelatihan dapat membantu manajemen
bahwa pengetahuan ini digunakan dengan tepat.
6. Tindakan
Tidak ada program dan pelatihan yang dapat mencapai hasil sepenuhnya tanpa dorongan
untuk menggunakannya. Analisa atribusi kausal harus dilakukan secara rutin sebagai bagian
dari tahap – tahap penilaian kinerja formal
Bagaimana CBIS memperbaiki kualitas dan produk jasa , Berikan contoh
Computer Based Information System (CBIS) atau Sistem Informasi Berbasis Komputer
merupakan suatu sistem pengolah data menjadi sebuah informasi yang berkualitas dan
dipergunakan untuk suatu alat bantu pengambilan keputusan.
Agar suatu perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan lain dalam memperkenalkan
produk barang maupun jasa yang dimilikinya kepada konsumen diberbagai belahan dunia,
maka dibutuhkan suatu sistem informasi yang tepat agar dapat memberikan petunjuk aktual
tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh setiap komponen dalam perusahaan tersebut.
Sistem informasi yang tepat, tentunya akan menghasilkan informasi yang cepat, akurat dan
dapat dipercaya. Informasi yang cepat, akurat dan dapat dipercaya tersebut sangat diperlukan
dalam rangka pengambilan keputusan keputusan strategis perusahaan untuk dapat semakin
maju dan bersaing di lingkungan yang penuh gejolak ini
Contoh Dukungan CBIS pada Kualitas Produk dan Jasa
Pelacakan paket
FedEx menggunakan computer untuk banyak aplikasi, tetapi yang paling nyata bagi
pelanggan adalah pelacakan paket. SUPER TRACKER membaca sebagian data secara
optikal, SUPER TRACKER kemudian menggunaan microprocessor dan read-only memory-
nya untuk menentukan rute terbaik ke tempat tujuan. Kurir memasukan SUPER TRACKER
ke dalam printer portable Astra, ayng mencetak label yang di tempelkan ke paket. Kurir
menggunakan SUPER TRACKER untuk membaca label Astra secara optis. Kurir keudian
mentik nama penerima. Saat kurir kembali ke trucknya, SUPER TRACKER dimasukkan ke
dalam terminal lain, yang akan menambahkan tanggal dan hari.
Menetapkan Program TQM (Total Quality Management)
7. Pendekatan menuju manajemen kualitas strategis yang mendapatkan paling banyak perhatian
saat ini adalah “ Total quality management” (TQM), Manajemen keseluruhan perusahaan
sehingga perusahaan unggul dalam semua dimensi produk dan jasa yang penting bagi
pelanggan.
Keyakinan dasar yang melandasi TQM adalah :
Kualitas didefinisikan oleh pelanggan.
Kualitas dicapai oleh manajemen.
Kualitas adalah tanggungjawab seluruh perusahaan.
Pendekatan Top-Down untuk TQM yaitu dimulai dari CEO dan akhirnya melibatkan semua
pihak di perusahaan. Adapun prosesnya adalah :
Memutuskan untuk mengikuti TQM
Menetapkan budaya kualitas
Menetapkan pengawasan manajemen puncak
Sistem kualitas fungsional :Keuangan,SDM,Jasa informasi,Manufaktur dan Pemasaran.
Menurut Joseph Juran pendekatan yang lazim adalah menetapkan dewan perencanaan
kualitas (quality planning council) yang mengkoordinasikan aktivitas kualitas seluruh
perusahaan.
Tanggung jawab dewan tersebut adalah:
Menetapkan tanggung jawab kualitas perusahaan
Menetapkan tujuan kualitas perusahaan dan mengkaji tujuan area fungsional
Menetapkan strategi kualitas perusahaan dan mengkaji tujuan area fungsional
Mengkaji kinerja kualitas dibandingkan dengan tujuan dan strategi
Merevisi system pemberian peringkat manajerial dalam memasukan kinerja yang mengarah
ke tujuan kualitas.
8.Manajemen Kualitas Strategis dalam jasa IVF.
8. Feigenbaum adalah orang yang berpandangan jauh ke depan dalam hal melihat lingkup luas
dari tanggung jawab kualitas, tetapi ia gagal menyadari implikasi strategisnya. Kesadaran ini
bukan berasal dari seseorang, namun berasal dari kenyataan bahwa industri Amerika Serikat
telah kalah dalam pertempuran kualitas.
9.Menempatkan Kualitas IS dalam Perspektif
Kualitas sebenarnya bukanlah suatu hal yang baru bagi IS. Banyak perusahaan yang
telahbertahun – tahun membuat usaha terpadu untuk mencapai kualitas. Namun, yang baru
adalaha perhatian pada kualitas IS dalam konteks budaya kualitas perusahaan.
Daftar pustaka :
Rani Monica, 2014.
https://www.google.com/amp/s/ranimonica.wordpress.com/2014/11/13/peranan-informasi-
dalam-kualitas-produk-dan-jasa/amp/ ( 2 juni 2019, jam 19.08)
9. Implementasi TQM pada Perusahaan-Perusahaan di Indonesia
Critical Factors yang Memberikan Kontribusi bagi Keberhasilan TQM di Indonesia Putri dan
Yusof (2008) mengajukan faktor-faktor penting yang memberikan kontribusi bagi
keberhasilan quality engineering bagi industri otomotif di Malaysia dan Indonesia, yaitu:
Management Responsibility
Perencanaan kualitas strategis (kejelasan dan orientasi visi/ kebijakan kualitas), yang berarti
kekompakan tim manajemen senior yang berkomitmen untuk memberikan kepuasan pelanggan
dan mengkomunikaskan visi dengan cara yang dapat memobilisasi seluruh karyawan terhadap
tujuan organisasi. Tanggung jawab awal adalah pada pengembangan kebijakan kualitas
perusahaan, yang mengintegrasikan pernyataan misi/ visi, sasaran strategis dan kebijakan
perusahaan.
Pengelolaan sumber daya
Organisasi harus mengidentifikasi dan menyediakan seluruh sumber daya yang diperlukan untuk
mencapai rencana kualitas. Sumber daya ini, termasuk personel yang terlatih dan memenuhi
kualifikasi, fasilitas, peralatan, dan lingkungan kerja yang memenuhi kebutuhan konsumen. Putri
dan Yusof (2008) memandang manajemen sumber daya sebagai salah satu faktor penting yang
akan mempengaruhi keberhasilan implementasi quality engineering (QE). Faktor penting ini
dipisahkan menjadi tiga sub faktor, yaitu:
Sumber daya yang berkaitan dengan teknologi dan produksi (misalnya: fasilitas dan peralatan);
Sumber daya yang berkaitan dengan pemodalan/ finansial; dan
Sumber daya yang berkaitan dengan informasi dan komunikasi.
People Management
Keterlibatan dan pemberdayaan merujuk bahwa komitmen dan kepemimpinan manajemen sendiri,
walaupun sangat fundamental tetapi tidak cukup bagi keberhasilan QE. Hal ini memerlukan
keterlibatan karyawan pada semua fungsi, dan pada semua tingkatan. Keterlibatan dan partisipasi
karyawan terbukti bekerja pada banyak organisasi sebagai salah satu sarana untuk meningkatkan
dan mencapai kualitas. Ketika karyawan semakin berkomitmen dan terlibat pada perwujudan visi,
10. nilai, dan sasaran kualitas, pemberdayaan akan menjadi semakin diperlukan. Keterlibatan
karyawan secara spesifik berkaitan dengan bagaimana karyawan mendorong dan memungkinkan
mereka sendiri melakukan peningkatan kerja di luar tanggung jawab pekerjaan rutin mereka.
Teamwork adalah salah satu fitur penting dari keterlibatan, dan tanpa hal tersebut, akan ditemukan
kesulitan dalam memperoleh komitmen dan partisipasi karyawan di seluruh organisasi (Dale,
2003). Juran dan Gyrna (1980) memberikan contoh dari praktek teamwork, yang disebut Quality
Control Circle (QCC).
Kualitas dalam Desain dan Proses
Manajemen proses/ prosedur operasi merupakan sub-faktor yang menekankan pada nilai tambah
terhadap proses, meningkatkan tingkat kualitas dan meningkatkan produktivitas per karyawan.
Motwani (2001) berpendapat bahwa terdapat berbagai macam taktik yang menekankan pada
pencapaian sub-faktor ini seperti memperbaiki metode work center dan memasang proses yang
terkontrol oleh operator sehingga menghasilkan biaya per unit yang lebih rendah, mencapai kaizen
(continuous improvement), menurunkan biaya material handling, mempromosikan desain untuk
program manufaktur, serta mencapai aliran proses yang singkat.
Pengukuran, Analisis dan Perbaikan
Perusahaan harus mencakup penerimaan yang kuat dan maintenance pengukuran kualitas total dan
rencana benchmarking. Program kualitas harus mengukur persentase jumlah bagian yang
menyimpang dari yang dapat diterima untuk mencegah terjadinya kerusakan / kesalahan terulang.
Teknik pengukuran juga harus dapat memonitor tingkat kualtias supplier dengan menggunakan
proses control statistic (statistical process control/ SPC) untuk menurunkan variabilitas proses dan
menghitung biaya kualitas (Motwani, 2001). Menurut Yusof dan Aspinwall (1999, 2000) dalam
Putri & Yusof (2008), pengukuran berbeda dikumpulkan, misalnya jumlah barang yang reject,
parts per million dan biaya kualitas, untuk monitoring dan peningkatan kualitas kinerja. Data-data
tersebut sebagian besar disajikan dalam bentuk bar charts, line graphs, dan diagram pareto.
Berbagai macam quality tools dan teknik digunakan dalam proses yang berbeda. Misalnya, failure
mode and effect analysis (FMEA) dan desain eksperimen terutama digunakan dalam desain dan
proses pengembangan.
Manajemen Pemasok (Supplier)
11. Banyak peneliti berpendapat bahwa perusahaan harus membangun supply chain partnership untuk
memotivasi supplier dalam menyediakan material yang diperlukan untuk memenuhi harapan
pelanggan (Lau & Idris, 2001; Thiagarajan, et al. 2000) dalam Putri & Yusof (2008). Lebh lagi,
dengan memiliki supply chain management yang efektif dapat memberikan kontribusi bagi kinerja
kualitas dalam banyak cara. Evaluasi pemasok secara berjala dapat membangu organisasi berbagi
informasi dan meningkatkan mutual understanding. Kemitraan jangka panjang/ hubungan dengan
supplier juga membantu pihak-pihak yang terlibat untuk memecahkan masalah dengan supplier
dan juga membantu pihak-pihak yang terlibat untuk memecahkan masalah kualitas serta
berinvestasi dalam usaha peningkatan kualitas. Supplier partnership merupakan cara untuk
mengembangkan hubungan dengan supplier guna memastikan bahwa mereka memahami
kebutuhan dan keperluan spesifik pelanggan. Motwani (2001) berpendapat bahwa kemitraan
supplier/ vendor seharusnya didasarkan pada program kualitas dan dokumentasi progress yang
dapat diterima terhadap peningkatan yang berkesinambungan dalam kualitas.
Fokus pada Pelanggan
Faktor ini melihat pada informasi yang dapat berguna untuk meningkatkan kepuasan pelanggan
dan bagaimana kinerjanya dibandingkan dengan organisasi serupa. Informasi ini dapat digunakan
untuk perbaikan lebih lanjut untuk membangun pemahaman lingkungan dimana perusahaan
beroperasi di dalamnya (Lau dan Idris, 2001) dalam Putri & Yusof (2008). Motwani (2001)
berpendapat bahwa customer service seharusnya melayani dua area utama: internal customer
service dan external customer assurance. Komponen-komponen dari internal customer service
plan termasuk penyediaan penyelesaian pekerjaan yang tepat waktu dan dapat diandalkan,
menyajikan perbaikan atau saran penghematan biaya bagi manajemen dan emmberikan
kewenangan pada karyawan untuk solusi yang dapat diimplementasikan sendiri, cross-
training karyawan untuk penguasaan pekerjaan, serta menyediakan technical training yang
memadai.
Faktor Penghambat Efektivitas Implementasi TQM di Indonesia
Amar & Zain (2001) melakukan penelitian pada 364 perusahaan manufaktur yang dipilih dari
Direktori Industri Manufaktur Indonesia (BPS, 1999), yang menurut klasifikasinya terdiri atas
makanan, minuman dan rokok; tekstil,pakaian & kulit; kayu & produk kayu; kertas, cetak, dan
penerbitan; kimia, pelumas, batubara, karet & produk plastik; produk mineral non-metalik; baja;
12. produk baja pabrikasi, mesin & peralatan; serta industri manufaktur lainnya. Analisis data tersebut
menyingkapkan 11 faktor yang memberikan kontribusi mengikus upaya implementasi TQM dalam
perusahaan. Faktor-faktor yang dimaksud adalah masalah SDM, sikap terhadap kualtias, budaya,
hubungan antar departemen, material, mesin dan peralatan, informasi yang berkaitan dengan
kualitas, metode, pelatihan, dan pembiayaan.
Di Indonesia, tingkat pendidikan, keterampilan, dan pemahaman tentang manajemen kualitas serta
asimilasi budaya kerja yang berkualitas masih rendah. Disamping point-point tersebut, terdapat
masalah-masalah seperti konformasi prosedur, moral pekerja yang rendah, aksi
industri, turnover karyawan yang tinggi serta absentisme membuat implementasi TQM di
Indonesia tidak dapat berjalan dengan mulus. Meneruskan dari respon di atas, terdapat perdebatan
kecil mengapa kualitas kinerja pekerja di Indonesia masih tertinggal di belakang negara-negara
Asia, khususnya Jepang. Studi yang dilakukan oleh Tamimi & Sebastianelli (1998) dan Salegna
& Fazel (2000) juga menempatkan masalah SDM sebagai faktor kontributor tunggal yang
menentukan efektivitas implementasi TQM di Indonesia.
Faktor sumber daya penting lainnya dalam sampel yang disurvey oleh Amar & Zain (2001) adalah
kondisi mesin yang buruk yang digunakan dalam proses produksi. Masalah-masalah
seperti downtime yang tinggi, penggunaan mesin yang sudah usang dan tidak layak, serta
koordinasi pengadaan suku cadang peralatan yang buruk membuat program maintenance yang
selanjutnya berpengaruh pada proses produksi menjadi tidak efisien.
Manajemen sendiri, ditemukan dapat menghalangi implementasi TQM sehingga mengarah pada
kegagalan (Amar & Zain, 2001). Hal ini berasal dari kurangnya komitmen pemimpin untuk
mengimplementasikan TQM, dimana di Indonesia figur pemimpin masih dijadikan panutan/
teladan penting yang ditiru oleh anak buahnya. Pemimpin merupakan driver dari inisiatif kualitas,
sehingga kepemimpinan yang tidak stabil dapat mengarah pada hasil yang tidak diinginkan. Hal
lain adalah sikap karyawan terhadap kualtias yang menjadi salah satu tantangan terbesar, karena
sangat sulit untuk mengubah mindset karyawan berkaitan dengan kualitas. Mereka megatakan
bahwa kualitas itu berarti peningkatan biaya, sehingga dengan demikian tidak dapat diterima
sebagai bagian integral dari pekerjaan.
SIMPULAN
13. Kesimpulan
Negara Jepang merupakan salah satu negara maju di Asia dengan tidak meninggal kan ciri khas
dan nasionalisme negara Jepang itu sendiri, meskipun orang Jepang membuat perusahaan dan
menjalankan bisnis dan perekonomian di negara lain, tetapi nilai-nilai nasionalisme Jepang tetap
dipegang teguh dan tetap dilaksanakan dalam segala bidang yang mereka lakukan. Dalam hal
pelaksanaan ekonomi dan bisni, orang Jepang lebih mengedepankan pada sumber daya manusia
dalam perusahaan maupun organisasi yang mereka bentuk dan mereka jalankan. Total Quality
Management yang mengikat pada perusahaan Jepang tidak terlepas dari budaya Kaizen, sehingga
Jepang lebih menerapkan prinsip Kepuasan Pelanggan, Quality Function Development (QFD),
Pemberdayaan Karyawan, Perbaikan Berkesinambungan dalam perusahaannya.
Pengembangan produk yang dilakukan perusahaan Jepang adalah memenuhi segmen pasar dengan
standar internasional serta pada sisi kualitas dalam produk. Kegagalan dalam melakukannya dapat
mengakibatkan denda besar dan pencitraan pers yang buruk yang akan merusak reputasi
perusahaan. Perbaikan terus menerus di berbagai bidang, menghormati, dan kerja sama tim adalah
kunci kesuksesan Total Quality Management dalam perusahan Jepang. Perusahaan-perusahaan
Jepang diidentifikasi memiliki time horizon jangka panjang.
Daftar Pustaka :
Tri Noviantoro, 2015. https://www.linkedin.com/pulse/implementasi-q-m-pada-perusahaan-
jepang-dan-di-tri-noviantoro (2 juni 2019, jam 19.35)