Case Report kompilkasi jangka panjang HD (kelompok 2).pptxAndyAndrean1
Dokumen tersebut membahas tentang kasus seorang pasien hemodialisis yang mengalami komplikasi jangka panjang berupa anemia. Pasien menjalani hemodialisis rutin selama 13 tahun dan memiliki riwayat penyakit seperti hipertensi dan hepatitis C. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan bahwa kadar hemoglobin pasien rendah dan status besinya perlu dievaluasi lebih lanjut untuk menentukan tatalaksana yang tepat seperti pemberian zat besi dan
Laporan ini membahas tata laksana diet pasien laki-laki berusia 75 tahun dengan diagnosis ulkus diabetikum pada jari kaki kanan. Pasien mengalami penurunan nafsu makan dan berat badan selama seminggu terakhir. Diet yang diberikan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien, membantu penyembuhan luka, meningkatkan Hb, dan mengontrol kadar gula darah dengan menyediakan energi, protein, lemak, karbohidrat
Case Report kompilkasi jangka panjang HD (kelompok 2).pptxAndyAndrean1
Dokumen tersebut membahas tentang kasus seorang pasien hemodialisis yang mengalami komplikasi jangka panjang berupa anemia. Pasien menjalani hemodialisis rutin selama 13 tahun dan memiliki riwayat penyakit seperti hipertensi dan hepatitis C. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan bahwa kadar hemoglobin pasien rendah dan status besinya perlu dievaluasi lebih lanjut untuk menentukan tatalaksana yang tepat seperti pemberian zat besi dan
Laporan ini membahas tata laksana diet pasien laki-laki berusia 75 tahun dengan diagnosis ulkus diabetikum pada jari kaki kanan. Pasien mengalami penurunan nafsu makan dan berat badan selama seminggu terakhir. Diet yang diberikan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien, membantu penyembuhan luka, meningkatkan Hb, dan mengontrol kadar gula darah dengan menyediakan energi, protein, lemak, karbohidrat
Pasien mengalami kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, gagal ginjal, dan asam urat tinggi. Hal ini disebabkan pola makan dan aktivitas fisik yang salah serta kurangnya pengetahuan tentang gizi. Diagnosa gizinya meliputi dislipidemia, hipertensi, dan hiperurisemia.
Pasien laki-laki berusia 49 tahun mengeluhkan nyeri perut kanan atas selama sebulan disertai demam dan penurunan nafsu makan yang drastis. Pemeriksaan menunjukkan adanya massa di kuadran kanan atas abdomen dan peningkatan enzim hepatik. MRCP menunjukkan kemungkinan tumor pankreas yang mendesak duktus hepatikus dan koleduk. Diagnosisnya diduga pankreatitis kronis dengan komplikasi obstruksi koleduk oleh
Pasien wanita berusia 48 tahun dirawat dengan keluhan nyeri ulu hati dan sesak dada. Pemeriksaan menunjukkan adanya efusi pleura kiri dan peningkatan enzim hati. Pasien didiagnosis dengan gastritis erosif, pleuropneumonia kiri, dan hiperurisemia.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai proses asuhan gizi terstandar untuk seorang pasien bernama Tn. Arma Batubara yang menderita penyakit ginjal kronik. Prosesnya meliputi asesmen status gizi pasien, diagnosis masalah gizi, perencanaan intervensi gizi, edukasi, dan rencana diet yang disesuaikan dengan kondisi kesehatan pasien.
Pasien laki-laki berusia 53 tahun menderita diabetes melitus, hipertensi, dan gangguan lipid yang diatur dengan diet, olahraga, dan obat-obatan. Diet pasien direncanakan sesuai prinsip diet diabetes untuk menurunkan berat badan dan memperbaiki parameter gizi dan kesehatan.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada ibu dengan kasus preeklamsia. Preeklamsia merupakan keadaan kehamilan dimana terdapat tekanan darah tinggi beserta proteinuria. Dokumen menjelaskan definisi, patofisiologi, diagnosa, dan penatalaksanaan preeklamsia. Diberikan pula contoh kasus preeklamsia beserta analisis data keperawatan yang mencakup diagnosis dan rencana tindakan.
Kasus 1: Laki-laki 64 tahun didiagnosis Bronchopneumonia dengan gejala sesak nafas dan batuk. Hasil laboratorium menunjukkan infeksi dan leukosit tinggi. Pola makan kurang seimbang.
Kasus 2: Wanita 74 tahun didiagnosis TB paru dengan gejala sesak nafas dan batuk berdahak. Hasil laboratorium menunjukkan gangguan pernapasan dan anemia. Pola makan kurang variatif.
Kasus 3: Laki-laki 73 t
Hipertensi dalam kehamilan merupakan masalah kesehatan yang serius yang dapat membahayakan ibu dan janin. Terdapat beberapa klasifikasi hipertensi dalam kehamilan seperti hipertensi kronik, hipertensi gestasional, dan preeklampsia. Preeklampsia merupakan kondisi yang paling berbahaya dan dapat memiliki gejala berat seperti gangguan ginjal dan saraf. Pengelolaan dan hasilnya bergantung pada ting
PPT Kelompok 2_Asuhan Keperawatan Hipertensi_A3 2021.pptxMuzafarNq
Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang serius yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi jika tidak ditangani dengan baik. Asumsi keperawatan penting untuk pasien hipertensi adalah mengontrol tekanan darah dan gejala terkait, serta mengelola faktor risiko seperti gaya hidup dan kadar kolesterol.
Pasien mengalami kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, gagal ginjal, dan asam urat tinggi. Hal ini disebabkan pola makan dan aktivitas fisik yang salah serta kurangnya pengetahuan tentang gizi. Diagnosa gizinya meliputi dislipidemia, hipertensi, dan hiperurisemia.
Pasien laki-laki berusia 49 tahun mengeluhkan nyeri perut kanan atas selama sebulan disertai demam dan penurunan nafsu makan yang drastis. Pemeriksaan menunjukkan adanya massa di kuadran kanan atas abdomen dan peningkatan enzim hepatik. MRCP menunjukkan kemungkinan tumor pankreas yang mendesak duktus hepatikus dan koleduk. Diagnosisnya diduga pankreatitis kronis dengan komplikasi obstruksi koleduk oleh
Pasien wanita berusia 48 tahun dirawat dengan keluhan nyeri ulu hati dan sesak dada. Pemeriksaan menunjukkan adanya efusi pleura kiri dan peningkatan enzim hati. Pasien didiagnosis dengan gastritis erosif, pleuropneumonia kiri, dan hiperurisemia.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai proses asuhan gizi terstandar untuk seorang pasien bernama Tn. Arma Batubara yang menderita penyakit ginjal kronik. Prosesnya meliputi asesmen status gizi pasien, diagnosis masalah gizi, perencanaan intervensi gizi, edukasi, dan rencana diet yang disesuaikan dengan kondisi kesehatan pasien.
Pasien laki-laki berusia 53 tahun menderita diabetes melitus, hipertensi, dan gangguan lipid yang diatur dengan diet, olahraga, dan obat-obatan. Diet pasien direncanakan sesuai prinsip diet diabetes untuk menurunkan berat badan dan memperbaiki parameter gizi dan kesehatan.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada ibu dengan kasus preeklamsia. Preeklamsia merupakan keadaan kehamilan dimana terdapat tekanan darah tinggi beserta proteinuria. Dokumen menjelaskan definisi, patofisiologi, diagnosa, dan penatalaksanaan preeklamsia. Diberikan pula contoh kasus preeklamsia beserta analisis data keperawatan yang mencakup diagnosis dan rencana tindakan.
Kasus 1: Laki-laki 64 tahun didiagnosis Bronchopneumonia dengan gejala sesak nafas dan batuk. Hasil laboratorium menunjukkan infeksi dan leukosit tinggi. Pola makan kurang seimbang.
Kasus 2: Wanita 74 tahun didiagnosis TB paru dengan gejala sesak nafas dan batuk berdahak. Hasil laboratorium menunjukkan gangguan pernapasan dan anemia. Pola makan kurang variatif.
Kasus 3: Laki-laki 73 t
Hipertensi dalam kehamilan merupakan masalah kesehatan yang serius yang dapat membahayakan ibu dan janin. Terdapat beberapa klasifikasi hipertensi dalam kehamilan seperti hipertensi kronik, hipertensi gestasional, dan preeklampsia. Preeklampsia merupakan kondisi yang paling berbahaya dan dapat memiliki gejala berat seperti gangguan ginjal dan saraf. Pengelolaan dan hasilnya bergantung pada ting
PPT Kelompok 2_Asuhan Keperawatan Hipertensi_A3 2021.pptxMuzafarNq
Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang serius yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi jika tidak ditangani dengan baik. Asumsi keperawatan penting untuk pasien hipertensi adalah mengontrol tekanan darah dan gejala terkait, serta mengelola faktor risiko seperti gaya hidup dan kadar kolesterol.
Similar to dr IB Aditya Nugraha SpPD_Continue Basal Plus Bolus from Inpatient to outpatient setting in Achieving glycemic target.pptx (20)
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
dr IB Aditya Nugraha SpPD_Continue Basal Plus Bolus from Inpatient to outpatient setting in Achieving glycemic target.pptx
1. Real Patient Case Management
CONTINUE BASAL PLUS/BASAL-BOLUS
FROM INPATIENT TO OUTPATIENT
SETTING IN ACHIEVING GLYCEMIC
TARGET
IDA BAGUS ADITYA NUGRAHA, dr, M.Biomed, SpPD, FINASIM
Divisi Endokrinologi, Metabolik, dan Diabetes
Departemen/KSM Penyakit Dalam, FK UNUD-RSUP Prof Ngoerah Denpasar
2. Disclosure
• Seluruh isi slide untuk kepentingan edukasi dan
pembelajaran, dan untuk internal saja
• Terima kasih diucapkan kepada PT SANOFI
Indonesia atas support dan perkenannya kepada
saya dalam menyampaikan case sharing ini.
4. Anamnesis Pasien
• Keluhan Pasien
Keluhan utama : diare
Diare dikeluhkan dengan frekuensi encer, plus minus 3-5 kali, hanya ampas dan sisa makanan, tanpa darah, dan pasien
merasa lemas,
Tidak ada demam, Tidak ada nyeri menelan, serta batuk.
Sesak untuk saat ini sedikit dikeluhkan
• Riwayat Sebelumnya
: Terdiagnosis CKD stage 5 dan sempat dilakukan HD ( Hemodialisa) mulai 6 bulan lalu dengan durasi HD 2 x
seminggu, namun mulai 2 bulan terakhir dirasa cukup dan oleh keluarga yang mengantar pasien tidak di HD
lagi.
Terdiagnosis Diabetes Melitus Tipe 2 juga dari setaun kemaren bertepatan dengan terdiagnosis CKD, sempat
dijelaskan untuk menggunakan insulin dan obat OAD namun pasien menolak. Jadi belum pernah
menggunakan insulin,
Terdx HT dan CAD, dari perawatan sebelumnya, dan mendapat obat : Carvedilol ( 1x6.25 mg), CPG ( 1x75 mg),
Valsartan ( 1x 80 mg)
• Riwayat Keluarga : ibu pasien dikatakan dengan DM dan CKD dan meninggal dengan komplikasi
• Pengobatan pasien saat dirawat
• Masih dievaluasi sesuai dengan keperluan terakhir
• ( Rencana inisiasi insulin dengan melihat profile GDS yang bervariasi)
5. Informasi gaya hidup pasien
• Pasien wiraswasta
• Punya usaha di rumah ( warung)
• Jarang beraktivitas, dan sedentary life style
• Sering memesan makanan cepat saji di luar
6. Pemeriksaan Fisik dan Laboratorium
Hasil Pemeriksaan Fisik :
• Height: 165 cm
• Weight: 50 kg
• BMI: 23.9 kg/m2
• Blood pressure: 110/70 mmHg
Hasil pemeriksaan laboratorium
( saat MRS) :
• FPG: 162 mg/dL
• PPG: 256 mg/dL
• Creatinine: 3.13 mg/Dl
• Na : 136 mmol/L
• K : 3.86 mmol/L
• Cl : 95 mmol/L
• eGFR: 16 mL/min/1.73 m2
7. Profil DL awal saat mrs
-anemia 8.9 NN et causa ACD
-LEUKOSITOSIS
11. Diagnosis pasien
• DMT2 ( uncontrolled)
- Diabetic Kidney Disease
- CKD stage 5 on HD
- Incomplete RBBB
- Controlled HT
- Acute diarrea et causa viral dd bacterial
12. TERAPI DI RS
• Rehidrasi cairan krn px dengan CKD dan frekuensi diare
4-5 x Loading IVFD NaCL 500 cc maintenance 8-12 tpm
• Diet lunak
• HD dievaluasi Kembali dan diatur ( dijadwalkan seperti awal)
• Diatab tiap BAB 1 tablet
• Zink tablet 2 x1
• Oral Rehidration Solution ad libitum
• Terapi DM : awal kami mulai dengan basal insulin ( Glargine) 6
iu sc
• Hari ke-2 dalam evaluasi GD2 jam PP msh naik > 200, +
prandial mulai 4 unit sc sebelum makan
• Tx anti HT dilanjutkan
13. Rencana Manajemen Pasien
• Inisiasi insulin : diberikan insulin kombinasi basal dan bolus,
lalu KIE mengenai pentingnya kepatuhan dalam berobat, dan
dosis dapat dititrasi setelah 3hari
• Titrasi dosis
• - Diberi basal insulin, dengan pertimbangan pasien dengan
CKD on HD regular dimulai basal ( glargine) 6 unit sub cutan
• Planning dx : pemantauan komplikasi yang lain, screening /
cek ECG rutin, Echo, parameter lain pantau rutin Gula Darah
Puasa serta Gula Darah 2jam Post Prandial
• Bila BS 2 jam PP di rumah naik, usul naik basal 2 unit dan
tambah extra prandial 1 kali suntik saat makan terbanyak
• Hasil SMBG terlampir
14. PEMANTAUAN GULA SELAMA MRS DAN SAAT DI
RUMAH
GDP GD2
jam PP
GD
Jam 22.00
KET
162 256 230 H 1
MRS
Px inisiasi insulin :
6 iu Basal
155 300 275 H 2
MRS
Ditambahkan
prandial 3 iu sc, KIE
makan ternyatra px
banyak makan dari
luar
150 240 260 H3 MRS BPL
145 220 230 H+1
130 200 210 H+3 ( dosis basal
1x 8 naik) prandial
naik 3 x4 by wa
128 188 202 H+5 (
control)..dosis
tetap
15. DISKUSI / PERTANYAAN
• DM dengan CKD jangan takut inisiasi basal bolus..?
Pd px tetap diinisiasi dan menerapkan KIE utk
melaksanakan 3 pilar yg lain
• Pola titrasi bagaimana yg terbaik?
Ekspektasi : Presenter berbagi pengalaman manajemen pasien DM tipe yang tidak terkontrol dengan OAD, kemudian diinisiasi dan Titra dengan basal insulin untuk mencapai hasil terapi /target glikemik yang lebih baik