Al-As'Adiyah Balikeran 1.10. Stoikiometri, Tata Nama Senyawa, Konsep mol, Huk...ZainulHasan13
Dokumen tersebut membahas tentang stoikiometri dan penamaan senyawa kimia. Secara singkat, stoikiometri mempelajari aspek kuantitatif unsur dalam senyawa atau reaksi kimia, sedangkan penamaan senyawa mengikuti aturan IUPAC untuk mencegah kesalahan penamaan.
Reaksi kimia adalah proses perubahan struktur dan molekul senyawa kimia akibat interaksi antar senyawa. Dokumen ini menjelaskan pengertian reaksi kimia, tujuan percobaan reaksi kimia, dan contoh-contoh reaksi kimia seperti pembakaran, penggabungan, dan penggantian.
Praktikum ini bertujuan menentukan konstanta kesetimbangan reaksi antara yod dan kalium iodida. Yod larut dalam kloroform dan bereaksi dengan kalium iodida dalam air untuk mencapai kesetimbangan. Konsentrasi yod diukur dalam kloroform dan air, dan konstanta kesetimbangan dihitung berdasarkan hukum massa tindakan. Hasilnya menunjukkan bahwa sistem mencapai kesetimbangan kimia.
Dokumen tersebut membahas percobaan untuk menentukan koefisien partisi beberapa zat kimia seperti asam salisilat, codein HCl, dan asetosal dalam sistem pelarut air dan minyak kelapa. Prosedur percobaan meliputi penimbangan sampel, pelarutan dalam air suling, pemisahan menggunakan corong pisah, dan titrasi larutan hasil dengan NaOH untuk menghitung nilai koefisien partisinya.
Al-As'Adiyah Balikeran 1.10. Stoikiometri, Tata Nama Senyawa, Konsep mol, Huk...ZainulHasan13
Dokumen tersebut membahas tentang stoikiometri dan penamaan senyawa kimia. Secara singkat, stoikiometri mempelajari aspek kuantitatif unsur dalam senyawa atau reaksi kimia, sedangkan penamaan senyawa mengikuti aturan IUPAC untuk mencegah kesalahan penamaan.
Reaksi kimia adalah proses perubahan struktur dan molekul senyawa kimia akibat interaksi antar senyawa. Dokumen ini menjelaskan pengertian reaksi kimia, tujuan percobaan reaksi kimia, dan contoh-contoh reaksi kimia seperti pembakaran, penggabungan, dan penggantian.
Praktikum ini bertujuan menentukan konstanta kesetimbangan reaksi antara yod dan kalium iodida. Yod larut dalam kloroform dan bereaksi dengan kalium iodida dalam air untuk mencapai kesetimbangan. Konsentrasi yod diukur dalam kloroform dan air, dan konstanta kesetimbangan dihitung berdasarkan hukum massa tindakan. Hasilnya menunjukkan bahwa sistem mencapai kesetimbangan kimia.
Dokumen tersebut membahas percobaan untuk menentukan koefisien partisi beberapa zat kimia seperti asam salisilat, codein HCl, dan asetosal dalam sistem pelarut air dan minyak kelapa. Prosedur percobaan meliputi penimbangan sampel, pelarutan dalam air suling, pemisahan menggunakan corong pisah, dan titrasi larutan hasil dengan NaOH untuk menghitung nilai koefisien partisinya.
Persamaan reaksi kimia merangkum reaksi kimia dengan menuliskan reaktan di sebelah kiri dan produk di sebelah kanan, disertai rumus kimia yang benar dan jumlah atom yang setara. Langkah-langkah penting dalam menulis persamaan reaksi adalah menuliskannya dalam kata-kata, menuliskan rumus kimia, menyetarakan jumlah atom, dan mencantumkan simbol fase.
1. Dokumen tersebut membahas tentang kesetimbangan kimia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti konsentrasi, suhu, dan tekanan.
2. Demonstrasi mengenai pengaruh konsentrasi terhadap pergeseran kesetimbangan kimia dengan mereaksikan larutan besi(III) klorida dan kalium tiosianat.
3. Hasilnya menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi zat bereaksi akan menyebabkan pergeseran
Dokumen ini membahas tentang eksperimen pengamatan pengaruh konsentrasi terhadap pergeseran kesetimbangan reaksi kimia. Larutan KSCN, FeCl3, dan NaOH ditambahkan ke dalam larutan untuk mengubah konsentrasinya, dan diamati perubahan warna untuk mengetahui arah pergeseran kesetimbangan. Kesimpulannya adalah jika konsentrasi zat diperbesar, reaksi akan bergeser menjauhi zat tersebut, sedang
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan hukum dan tetapan kesetimbangan kimia. Mahasiswa melakukan serangkaian percobaan dengan larutan Fe(NO3)3 dan KCNS untuk menentukan konsentrasi spesies dalam keadaan setimbang menggunakan spektrofotometer. Data absorbansi digunakan untuk menghitung konsentrasi spesies awal dan setimbang, serta menghitung nilai konstanta kesetimbangan Kc.
Bab 6 membahas stoikiometri reaksi dan titrasi asam-basa. Termasuk reaksi asam-basa, reaksi pergantian, dan reaksi logam dengan asam. Metode penghitungan stoikiometri untuk menentukan jumlah produk reaksi dengan mempertimbangkan pereaksi pembatas. Titrasi asam-basa digunakan untuk mengukur konsentrasi larutan dan kurvanya bergantung pada jenis asam dan basa.
1. Percobaan dilakukan untuk menentukan orde reaksi berdasarkan konsentrasi awal dan pengaruh temperatur terhadap laju reaksi menggunakan metode imajiner.
2. Orde reaksi yang diperoleh dari larutan KI sebesar 1, H2O2 sebesar 1 dan HCl sebesar 0.
3. Semakin tinggi temperatur, waktu reaksi akan semakin pendek.
Eksperimen ini bertujuan menentukan perubahan entalpi reaksi netralisasi antara larutan NaOH dan HCl dengan mengukur kenaikan suhu yang dihasilkan menggunakan kalorimeter gelas stereofoam. Suhu awal dan akhir larutan dicatat, perubahan suhunya digunakan untuk menghitung perubahan entalpi reaksi. Hasil dibandingkan dengan data literatur.
Dokumen tersebut membahas tentang eksperimen esterifikasi untuk membuat etil asetat dan metil asetat. Eksperimen ini melibatkan pereakisan asam asetat dengan etanol dan metanol menggunakan katalis asam sulfat, diikuti dengan destilasi untuk memisahkan produk ester dari air. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa etil asetat dan metil asetat berhasil disintesis dan densitasnya diukur.
Teks tersebut membahas tentang larutan ideal dan non-ideal. Larutan ideal adalah larutan yang memenuhi hukum Raoult, di mana tekanan uap parsial suatu komponen sebanding dengan fraksinya. Larutan ideal juga tidak mengalami perubahan entalpi atau volume saat pencampuran. Teks tersebut juga menjelaskan hubungan antara tekanan uap, fraksi mol, dan titik didih suatu larutan.
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPURLinda Rosita
Tugas makalah ini membahas tentang distribusi solut antara dua pelarut yang tidak bercampur, yaitu air dan petroleum eter. Dilakukan ekstraksi larutan asam asetat ke dalam petroleum eter untuk menentukan koefisien distribusi melalui titrasi sebelum dan sesudah ekstraksi.
Dokumen tersebut membahas tentang ekstraksi pelarut sebagai metode pemisahan zat yang didasarkan pada perbedaan koefisien distribusi antara dua pelarut yang tidak bercampur. Metode ini digunakan untuk menentukan koefisien distribusi asam asetat dalam sistem pelarut organik dan air. Dilakukan ekstraksi satu kali dan dua kali untuk mendapatkan koefisien distribusi masing-masing sebesar 0,0028 dan 0,009.
Persamaan reaksi kimia merangkum reaksi kimia dengan menuliskan reaktan di sebelah kiri dan produk di sebelah kanan, disertai rumus kimia yang benar dan jumlah atom yang setara. Langkah-langkah penting dalam menulis persamaan reaksi adalah menuliskannya dalam kata-kata, menuliskan rumus kimia, menyetarakan jumlah atom, dan mencantumkan simbol fase.
1. Dokumen tersebut membahas tentang kesetimbangan kimia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti konsentrasi, suhu, dan tekanan.
2. Demonstrasi mengenai pengaruh konsentrasi terhadap pergeseran kesetimbangan kimia dengan mereaksikan larutan besi(III) klorida dan kalium tiosianat.
3. Hasilnya menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi zat bereaksi akan menyebabkan pergeseran
Dokumen ini membahas tentang eksperimen pengamatan pengaruh konsentrasi terhadap pergeseran kesetimbangan reaksi kimia. Larutan KSCN, FeCl3, dan NaOH ditambahkan ke dalam larutan untuk mengubah konsentrasinya, dan diamati perubahan warna untuk mengetahui arah pergeseran kesetimbangan. Kesimpulannya adalah jika konsentrasi zat diperbesar, reaksi akan bergeser menjauhi zat tersebut, sedang
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan hukum dan tetapan kesetimbangan kimia. Mahasiswa melakukan serangkaian percobaan dengan larutan Fe(NO3)3 dan KCNS untuk menentukan konsentrasi spesies dalam keadaan setimbang menggunakan spektrofotometer. Data absorbansi digunakan untuk menghitung konsentrasi spesies awal dan setimbang, serta menghitung nilai konstanta kesetimbangan Kc.
Bab 6 membahas stoikiometri reaksi dan titrasi asam-basa. Termasuk reaksi asam-basa, reaksi pergantian, dan reaksi logam dengan asam. Metode penghitungan stoikiometri untuk menentukan jumlah produk reaksi dengan mempertimbangkan pereaksi pembatas. Titrasi asam-basa digunakan untuk mengukur konsentrasi larutan dan kurvanya bergantung pada jenis asam dan basa.
1. Percobaan dilakukan untuk menentukan orde reaksi berdasarkan konsentrasi awal dan pengaruh temperatur terhadap laju reaksi menggunakan metode imajiner.
2. Orde reaksi yang diperoleh dari larutan KI sebesar 1, H2O2 sebesar 1 dan HCl sebesar 0.
3. Semakin tinggi temperatur, waktu reaksi akan semakin pendek.
Eksperimen ini bertujuan menentukan perubahan entalpi reaksi netralisasi antara larutan NaOH dan HCl dengan mengukur kenaikan suhu yang dihasilkan menggunakan kalorimeter gelas stereofoam. Suhu awal dan akhir larutan dicatat, perubahan suhunya digunakan untuk menghitung perubahan entalpi reaksi. Hasil dibandingkan dengan data literatur.
Dokumen tersebut membahas tentang eksperimen esterifikasi untuk membuat etil asetat dan metil asetat. Eksperimen ini melibatkan pereakisan asam asetat dengan etanol dan metanol menggunakan katalis asam sulfat, diikuti dengan destilasi untuk memisahkan produk ester dari air. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa etil asetat dan metil asetat berhasil disintesis dan densitasnya diukur.
Teks tersebut membahas tentang larutan ideal dan non-ideal. Larutan ideal adalah larutan yang memenuhi hukum Raoult, di mana tekanan uap parsial suatu komponen sebanding dengan fraksinya. Larutan ideal juga tidak mengalami perubahan entalpi atau volume saat pencampuran. Teks tersebut juga menjelaskan hubungan antara tekanan uap, fraksi mol, dan titik didih suatu larutan.
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPURLinda Rosita
Tugas makalah ini membahas tentang distribusi solut antara dua pelarut yang tidak bercampur, yaitu air dan petroleum eter. Dilakukan ekstraksi larutan asam asetat ke dalam petroleum eter untuk menentukan koefisien distribusi melalui titrasi sebelum dan sesudah ekstraksi.
Dokumen tersebut membahas tentang ekstraksi pelarut sebagai metode pemisahan zat yang didasarkan pada perbedaan koefisien distribusi antara dua pelarut yang tidak bercampur. Metode ini digunakan untuk menentukan koefisien distribusi asam asetat dalam sistem pelarut organik dan air. Dilakukan ekstraksi satu kali dan dua kali untuk mendapatkan koefisien distribusi masing-masing sebesar 0,0028 dan 0,009.
Dokumen tersebut membahas sifat-sifat koligatif larutan non-elektrolit dan elektrolit, termasuk penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, dan penurunan titik beku larutan serta tekanan osmosis. Dokumen ini juga membandingkan perbedaan sifat koligatif antara larutan non-elektrolit dan elektrolit berdasarkan jumlah partikel dalam larutan.
Dokumen tersebut membahas sifat koligatif larutan non-elektrolit dan elektrolit, termasuk penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, dan penurunan titik beku larutan serta tekanan osmosis. Dokumen ini juga membandingkan perbedaan sifat koligatif antara larutan non-elektrolit dan elektrolit.
Dokumen tersebut membahas sifat koligatif larutan non-elektrolit dan elektrolit, termasuk penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, dan penurunan titik beku larutan serta tekanan osmosis. Dokumen ini juga membandingkan perbedaan sifat koligatif antara larutan non-elektrolit dan elektrolit.
1. Tujuan percobaan ini adalah memahami pengaruh keberadaan zat terlarut terhadap sifat fisis larutan dan menggunakan penurunan titik didih untuk menentukan massa molekul relatif zat terlarut.
2. Hasilnya menunjukkan titik didih larutan gula tertinggi yaitu 102°C karena kandungan zat terlarutnya paling banyak.
Dokumen tersebut merangkum eksperimen tentang penentuan kelarutan intrinsik obat asetosal pada berbagai suhu. Eksperimen ini melibatkan pembuatan larutan baku asetosal dan mengukur absorbsi larutan tersebut pada berbagai konsentrasi untuk menentukan hubungan antara konsentrasi dan absorbsi. Kelarutan asetosal kemudian diukur pada suhu 30, 37, dan 42 derajat Celsius untuk mengetahui pengaruh suhu terhad
Teks tersebut menjelaskan tentang sifat koligatif larutan yang terdiri dari empat sifat yaitu penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmotik. Sifat-sifat tersebut dipengaruhi oleh konsentrasi zat terlarut namun tidak dipengaruhi oleh jenis zat terlarut. Penjelasan lebih rinci diberikan mengenai penurunan tekanan uap yang diukur men
Dokumen tersebut merupakan pedoman praktikum kimia dasar II untuk mahasiswa jurusan kimia yang membahas tentang pembuatan larutan, reaksi netralisasi, dan menentukan hasil kali kelarutan garam karbonat. Secara ringkas, dokumen tersebut memberikan instruksi mendetail mengenai cara-cara praktikum untuk mahasiswa dalam mempelajari konsep-konsep kimia dasar.
Laporan praktikum kimia fisika tentang pengaruh suhu terhadap kelarutan zat. Mahasiswa mengukur kelarutan asam oksalat, benzoat, dan borat pada berbagai suhu dan menghitung kalor pelarutannya menggunakan persamaan Van't Hoff. Hasilnya menunjukkan kelarutan zat-zat tersebut berkurang dengan penurunan suhu dan kalor pelarutannya dapat dihitung.
Buku utama dan buku pembanding membahas tentang uji normalitas data dan uji homogenitas data. Pada uji normalitas, kedua buku menjelaskan cara menguji normalitas data dengan menggunakan uji Chi Kuadrat dan program SPSS. Sedangkan untuk uji homogenitas, buku utama menjelaskan cara menguji homogenitas satu dan dua kelompok sampel menggunakan varian dan uji F. Buku pembanding hanya menjelaskan tujuan uji homogenitas untuk melihat variansi data ant
Dokumen ini berisi informasi tentang nitrogen sebagai unsur kimia terbanyak di atmosfer bumi dan penting untuk kehidupan. Nitrogen memiliki sifat fisika sebagai gas yang tidak reaktif dengan berbagai bilangan oksidasi dan senyawa. Dokumen ini juga menjelaskan proses pembuatan dan kegunaan nitrogen dalam bidang kedokteran, industri, dan produksi baja.
CBR STRUKTUR DAN KEREAKTIFAN UNSUR BORON DAN SENYAWANYALinda Rosita
Buku utama dan buku pembanding membahas tentang struktur dan reaktivitas unsur boron dan senyawanya. Pada buku utama dibahas tentang kecenderungan golongan boron, sifat boron dan senyawanya seperti asam borat, boron trihalida, boron hidrida, dan boron nitrida. Sedangkan pada buku pembanding dibahas tentang isolasi boron, senyawa oksigennya seperti asam borat, dan trihalida boron. Kedua buku secara umum
PROJEK PEMBUATAN GAS HIDROGEN DENGAN VIXAL DAN ALUMINIUMLinda Rosita
Laporan ini membahas percobaan pembuatan gas hidrogen dari reaksi aluminium foil dengan vixal. Tujuan percobaan adalah membuat dan mengetahui hubungan gas hidrogen hasil reaksi dengan aluminium. Reaksi yang terjadi adalah 2Al + 6H2O → 2Al(OH)3 + 3H2 dimana dihasilkan gas hidrogen. Semakin banyak aluminium foil dan konsentrasi katalis, semakin cepat gas hidrogen dihasilkan.
PENENTUAN SKOR DAN MENGOLAH DATA HASIL PENGUKURAN DAN PENILAIANLinda Rosita
Makalah ini membahas tentang penentuan skor dan pengolahan data hasil pengukuran dan penilaian. Terdapat penjelasan tentang Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan Penilaian Acuan Norma (PAN) serta perbedaan dan persamaannya. Juga dijelaskan teknik pengolahan hasil tes, cara memberi skor mentah, skor total, dan konversi skor.
KONSEP PENGUKURAN, PENILAIAN, DAN EVALUASILinda Rosita
Dokumen tersebut berisi tentang tugas rutin minggu ke-3 mengenai konsep pengukuran, penilaian, dan evaluasi yang meliputi perbedaan ketiganya, bentuk evaluasi belajar, dan contoh pekerjaan mengukur dan menilai.
1. Dokumen tersebut berisi kisi-kisi soal untuk mata kuliah evaluasi dan penilaian hasil belajar kimia yang disusun oleh lima mahasiswa.
2. Terdapat kisi-kisi untuk soal pilihan ganda dan essay yang mencakup berbagai kompetensi dasar dan indikator terkait konsep asam basa.
3. Diberikan contoh soal untuk setiap kompetensi dasar beserta kunci jawabannya dan pedoman penilaian.
Angket ini bertujuan untuk mengetahui tingkat motivasi siswa dalam mempelajari mata pelajaran kimia. Siswa diminta untuk memberikan tanggapan terhadap 15 pernyataan yang terkait dengan sikap dan perilaku belajar kimia, dengan memilih salah satu dari lima pilihan jawaban.
ANALISIS INSTRUMEN TES DAN NON TES POKOK BAHASAN ASAM BASALinda Rosita
Laporan ini berisi analisis soal pilihan ganda mengenai asam basa berdasarkan teori Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan Lewis. Soal-soal tersebut mencakup konsep asam basa, pH dan pOH, konstanta kesetimbangan asam, dan reaksi penetralan. Laporan ini disusun oleh kelompok mahasiswa kimia untuk memenuhi tugas mata kuliah evaluasi dan penilaian hasil belajar kimia.
1. Dokumen tersebut merupakan analisis instrumen soal untuk mata kuliah evaluasi dan penilaian hasil belajar kimia.
2. Terdapat kisi-kisi soal pilihan ganda dan essay yang mencakup lima indikator dan lima kompetensi dasar.
3. Juga terdapat pedoman penilaian sikap peserta didik dan daftar cek penilaian diri.
Rangkuman dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Tugas ini membahas tentang rekayasa ide destilasi azeotrop menggunakan barang bekas seperti kaleng susu, botol, pipet, dan selang. Prosedur pembuatan meliputi persiapan bahan dan peralatan, pembuatan lubang pada kaleng dan botol, penyambungan selang, pemasangan kondensor dan pipet sebagai aliran masuk dan keluar air.
TERMODINAMIKA DALAM MEMAHAMI PROSES PENGOLAHAN MINERALLinda Rosita
Dokumen ini membahas proses pengolahan mineral, khususnya pengolahan nikel dengan pirometalurgi. Metode penelitian yang digunakan adalah studi literatur tentang konsep termodinamika dan proses pengolahan nikel. Hasil analisis menunjukkan bahwa temperatur dan tekanan merupakan variabel pengendali utama proses pengolahan nikel agar menghasilkan output yang optimal.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas penerapan termodinamika dalam memahami proses pengolahan mineral khususnya nikel dengan pirometalurgi.
2. Variabel termodinamika seperti temperatur dan tekanan memegang peranan penting dalam mengendalikan proses pengolahan agar berlangsung secara optimal.
3. Analisis nilai perubahan energi bebas Gibbs digunakan untuk melihat spontanitas suatu reaksi kimia
2. Nernst pertama kalinya memberi pernyataan yang jelas mengenai
hukum distribusi ketika tahun 1891, ia menunjukkan bahwa suatu zat
terlarut akan membagi dirinya antara dua cairan yang tidak dapat
bercampur sedemikian rupa sehingga angka banding konsentrasi
pada kesetimbangan adalah konstanta pada suatu temperature
tertentu. Menurut hukum distribusi Nernst, bila ke dalam dua
pelarut yang tidak saling bercampur dimasukkan solute yang dapat
larut dalam kedua pelarut tersebut maka akan terjadi pembagian
kelarutan.
D
A
S
A
R
T
E
O
R
O
I
3. Dalam praktek solute akan terdistribusi dengan sendirinya ke dalam dua pelarut
tersebut setelah dikocok dan dibiarkan terpisah. Perbandingan konsentrasi solute
di dalam kedua pelarut tersebut tetap dan merupakan suatu tetapan pada suhu
tetap. Tetapan tersebut disebut tetapan distribusi atau koefisien distribusi.
Koefisien distribusi dinyatakan dengan berbagai rumus sebagai berikut : Kd= C2/C1
atau Kd= Co/Ca dengan Kd = Koefisien distrribusi, dan C1, C2, Co, dan Ca adalah
konsentrasi solute pada pelarut 1,2 organik dan air.
Titrasi adalah cara analisis untuk menghitung jumlah cairan yang
dibutuhkan untuk bereaksi dengan sejumlah cairan lain yang
diketahui volumenya sampai terjadi reaksi sempurna. Atau dengan
perkataan lain untuk mengukur volume titran yang diperlukan
untuk mencapai titik ekivalen.. Titik ekivalen adalah saat yang
menunjukkan bahwa ekivalen perekasi-pereaksi sama.
4. Corong pisah 250ml 3 buah
Erlenmeyer 250ml 3 buah
Buret 50ml 2 buah
Pipet ukur 10ml 2 buah
Labu ukur 50ml 2 buah
Asam asetat 1M
Petroleum eter
NaOH 0,5 M
Indikator phenol
5. • Buat masing-masing 50ml larutan asam asetat dengan konsentrasi 1M ;
0,8 M ; 0,6 M; 0,4 M; dan 0,2 M.
• Masing-masing larutan diambil 25 mL, masukkan kedalam corong pisah,
sisanya 10 mL dimasukkan kedalam erlenmeyer untuk dititrasi dengan
larutan standar NaOH 0,5 M sehingga dapat diketahui konsentrasi asam
asetat yang sesungguhnya. Titrasi ini dilakukan dua kali.
• Larutan asam asetat dalam corong pisah ditambah 25 mL eter kemudian
dikocok sampai terjadi kesetimbangan selama 10 menit. Kemudian
dibiarkan sampai terjadi pemisahan yang jelas antara air dan eter. Lapisan
air dipisahkan kemudian diambil 10 mL dititrasi dengan larutan NaOH 0,5
M sehingga dapat diketahui konsentrasi dalam air setelah kesetimbangan
• Percobaan ini dilakukan untuk setiap konsentrasi asam asetat yang
berbeda seperti yang dilakukan pada tahap 2 dan 3.
6.
7. Solute yang digunakan pada percobaan ini yakni larutan CH3COOH (asam asetat),
di mana digunakan beberapa variasi konsentrasi asam asetat (1 M, 0,8 M, 0,6 M,
0,4 M, dan 0,2 M). Sedangkan kedua pelarut yang tidak saling bercampur yakni
digunakan akuades (pelarut air) dan petroleum eter (pelarut organic).
Sebelum dilakukan proses ekstraksi, pada larutan asam asetat perlu
dititrasi terlebih dahulu menggunakan larutan NaOH 0,5 M. .
8. Pada titrasi CH3COOH dan NaOH digunakan
indicator fenolftalein (PP). Seperti yang telah diketahui
bahwa indicator PP memiliki range pH antara 8,2 – 10
(pH basa). Perubahan warna yang terjadi pada indicator
PP saat kondisi asam dan basa adalah sebagai berikut:
9. Warna merah muda pada larutan menunjukkan warna indicator PP yang berubah
karena suasana larutan yang telah menjadi basa.
Reaksi yang terjadi pada proses titrasi antara asam asetat dan NaOH adalah
sebagai berikut:
10. Saat tercapai kesetimbangan, larutan dalam corong pisah akan
membentuk dua lapisan. Kedua lapisan tersebut merupakan dua
fasa yang tidak saling bercampur. Lapisan organic yang
mengandung petroleum eter berada pada lapisan atas, sedangkan
lapisan air berada pada lapisan bawah. Lapisan organic berasa di
atas, karena adanya perbedaan massa jenis antara petroleum eter
dan air, di mana massa jenis air lebih besar dibandingkan massa
jenis petroleum eter (massa jenis air sekitar 0,99 g/ml, sedangkan
massa jenis petroleum eter sekitar 0,66 g/ml).