Dokumen tersebut menjelaskan tentang echosounder, yaitu alat navigasi elektronik yang menggunakan sistem gelombang suara untuk mengukur kedalaman perairan dan mendeteksi objek di dasar laut. Dibahas pula jenis echosounder seperti single beam dan multi beam serta komponen utamanya seperti transmitter, transducer, dan receiver. Dijelaskan pula faktor yang mempengaruhi kekuatan echo dan sistem kerja umum dari echosounder.
Laporan hasil penelitian studi komparatif alat tangkap jaring ingsan dan baga...Dwi Saputra
LAPORAN HASIL PENELITIAN
STUDI KOMPARATIF ALAT TANGKAP
JARING INSANG DAN BAGAN PERAHU
TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN YANGDIDARATKAN
DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA
KARANGANTU,SERANG, BANTEN
Usaha perikanan mencakup tiga aktivitas utama yaitu penangkapan ikan, budidaya ikan, dan pengolahan hasil perikanan. Dokumen menjelaskan faktor-faktor produksi yang dibutuhkan untuk masing-masing aktivitas tersebut seperti alat tangkap, kapal, bahan baku, dan tenaga kerja. Jenis-jenis usaha budidaya ikan dan pengolahan ikan juga diuraikan beserta proses produksinya.
Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANGPENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...Fitri Indra Wardhono
Undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil mengatur tentang pengelolaan sumber daya wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil secara berkelanjutan guna melindungi ekosistem dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. UU ini mengatur tentang asas, tujuan, proses, perencanaan, pemanfaatan, pengawasan, dan hak serta peran masyarakat d
Kebijakan konservasi jenis ikan memberikan perlindungan terhadap 15 jenis biota perairan yang terancam punah dengan melakukan kerja sama regional, pengawasan habitat kritis, penangkaran populasi, dan pengaturan kuota tangkap. Upaya ini bertujuan untuk melindungi, melestarikan, dan memanfaatkan sumber daya ikan secara berkelanjutan.
Dokumen tersebut menjelaskan tentang echosounder, yaitu alat navigasi elektronik yang menggunakan sistem gelombang suara untuk mengukur kedalaman perairan dan mendeteksi objek di dasar laut. Dibahas pula jenis echosounder seperti single beam dan multi beam serta komponen utamanya seperti transmitter, transducer, dan receiver. Dijelaskan pula faktor yang mempengaruhi kekuatan echo dan sistem kerja umum dari echosounder.
Laporan hasil penelitian studi komparatif alat tangkap jaring ingsan dan baga...Dwi Saputra
LAPORAN HASIL PENELITIAN
STUDI KOMPARATIF ALAT TANGKAP
JARING INSANG DAN BAGAN PERAHU
TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN YANGDIDARATKAN
DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA
KARANGANTU,SERANG, BANTEN
Usaha perikanan mencakup tiga aktivitas utama yaitu penangkapan ikan, budidaya ikan, dan pengolahan hasil perikanan. Dokumen menjelaskan faktor-faktor produksi yang dibutuhkan untuk masing-masing aktivitas tersebut seperti alat tangkap, kapal, bahan baku, dan tenaga kerja. Jenis-jenis usaha budidaya ikan dan pengolahan ikan juga diuraikan beserta proses produksinya.
Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANGPENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...Fitri Indra Wardhono
Undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil mengatur tentang pengelolaan sumber daya wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil secara berkelanjutan guna melindungi ekosistem dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. UU ini mengatur tentang asas, tujuan, proses, perencanaan, pemanfaatan, pengawasan, dan hak serta peran masyarakat d
Kebijakan konservasi jenis ikan memberikan perlindungan terhadap 15 jenis biota perairan yang terancam punah dengan melakukan kerja sama regional, pengawasan habitat kritis, penangkaran populasi, dan pengaturan kuota tangkap. Upaya ini bertujuan untuk melindungi, melestarikan, dan memanfaatkan sumber daya ikan secara berkelanjutan.
Presentasi ini membahas upaya konservasi sumber daya alam laut Indonesia, termasuk keanekaragaman hayati laut, ancamannya, dan berbagai strategi konservasi seperti kawasan konservasi, konservasi ex situ, serta pengelolaan sumber daya laut yang melibatkan masyarakat dan pemerintah.
Presentasi Kualitas Air ini dibuat oleh Romi Novriadi, S.Pd,kim., M.Sc dalam upaya untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya lingkungan dalam mendukung produksi budidaya ikan laut
Peraturan terkait biota laut yang dilindungiDidi Sadili
Dokumen tersebut membahas peraturan terkait biota laut yang dilindungi di Indonesia, termasuk jenis-jenis biota laut yang dilindungi seperti mamalia, reptilia, pisces, crustacea, bivalvia, serta larangan dan sanksi yang berlaku.
Dokumen tersebut menjelaskan berbagai metode pemantauan terumbu karang yang meliputi metode skala luas seperti Manta Tow dan Timed Swim, metode skala menengah seperti Point Intercept Transect dan Line Intercept Transect, serta metode skala detil seperti Quadrat, Belt Transect. Setiap metode dijelaskan praktik pelaksanaannya dan cara pengolahan serta analisis datanya.
Bentos adalah organisme yang hidup di dasar perairan. Pola sebaran dan morfologinya dipengaruhi oleh kedalaman dan substrat. Zona subtidal terletak antara batas air surut dan ujung paparan benua dengan kedalaman 200 meter. Faktor lingkungan yang mempengaruhinya adalah ombak, salinitas, suhu, cahaya, makanan, dan topografi. Kelompok bentos utama terdiri atas Polychaeta, Crustacea, Echinodermata,
Perlindungan dan Pelestarian Jenis Ikan Terancam Punah (penyu, hiu, pari, dan...Didi Sadili
Populasi penyu, hiu, pari, dan mamalia laut di perairan Indonesia kian menyusut, untuk itu perlu aksi nyata dalam perlindungan dan pelestariannya. Salah satu bentuk konservasinya adalah pemasangan lampu pendar pada jaring ikan yang digunakan nelayan. Namun demikian, perlu pertimbangan masak-masak untuk menerapkan lampu pendar tersebut
Dokumen tersebut membahas tentang kelayakan kapal perikanan yang bertanggung jawab dalam hal pemenuhan persyaratan kelautan dan kelayakan kapal, pengawakan kapal, serta kelengkapan alat tangkap dan komunikasi. Dokumen tersebut juga menjelaskan ketentuan dan peraturan terkait kelayakan kapal perikanan baik secara nasional maupun internasional.
Teknik Identifikasi Ikan Karang Secara VisualYayasan TERANGI
Dokumen tersebut memberikan panduan pengenalan ikan karang secara visual dengan menjelaskan ciri-ciri yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi ikan hingga tingkat famili, seperti bentuk tubuh, sirip, posisi mulut, corak, dan tempat hidup ikan. Dokumen tersebut juga menjelaskan teknik pengambilan data ikan karang di lapangan serta kelompok-kelompok ikan karang beserta contoh famili dan spesiesnya.
Ikan napoleon telah ditetapkan sebagai jenis ikan yang dilindungi menurut Kepmen KP No 37 thn 2013. Status perlindungannya adalah perlindungan terbatas menurut ukuran. Yakni ukuran yang dilindungi adalah ukuran 100 gr s/d 1000 gr dan ukuran > 3000 gr. Artinya ukuran ikan napoleon yang boleh ditangkap dari perairan alam dan ukuran yang boleh diperdagangkan baik yang berasal dari hasil tangkapan di alam maupun hasil budidaya adalah ukuran < 100 gr dan ukuran 1000 gr s/d 3000 gr.
Kuota perdagangan ikan napoleon (terkait CITES) yang besarannya untuk th 2014 maupun rencana kuota 2015 adalah 2000 ekor, juga diambil dari ukuran ikan napoleon antara 1000 gr s/d 3000 gr
Penyakit ikan saat ini telah menjelma menjadi salah satu faktor pembatas dalam keberlanjutan usaha budidaya perikanan. Tindakan pengendalian dan penangulangan penyakit yang tepat dapat membantu meminimalisir tingkat kerugian ekonomi dan meningkatkan tingkat kelulushidupan ikan budidaya
Dokumen ini membahas tentang kategori dan jenis-jenis sumberdaya ikan di perairan Indonesia berdasarkan statistik perikanan. Ada lima kategori ikan utama yaitu ikan bersirip, binatang berkulit keras, binatang berkulit lunak, binatang air lain, dan tanaman air. Dokumen ini juga menjelaskan karakteristik dan jenis-jenis penting dari kategori ikan bersirip seperti ikan sebelah dan ikan lidah.
Karakterisitik manajemen sumberdaya perikananafdal muhammad
Dokumen tersebut membahas tentang karakteristik sumber daya perikanan dan komponen-komponen kegiatan dalam manajemen sumber daya perikanan. Sumber daya perikanan memiliki karakteristik yang berbeda dengan sumber daya hayati lainnya karena organismanya bersifat liar dan bergerak bebas, serta terdiri dari berbagai spesies. Komponen-komponen manajemen sumber daya perikanan meliputi pengumpulan data, penetapan cara peman
1. Dokumen tersebut membahas tentang eutrofikasi atau proses pengayaan unsur hara perairan yang menyebabkan pertumbuhan berlebihan tanaman air;
2. Eutrofikasi disebabkan oleh masuknya unsur hara seperti fosfor dari berbagai sumber seperti limbah domestik, pertanian, dan budidaya ikan;
3. Aktivitas budidaya ikan karamba berpotensi menambah beban fosfor ke danau dan menyebabkan eutrofikasi
Habitat dugong adalah padang lamun dimana lamun merupakan makanannya. Lamun yang dimakan oleh dugong tidak hanya pucuk daunnya saja tetapi juga sampai ke akar akarnya dengan cara di’buldozer’. Keberadaan luasan lamun di indonesia semakin menyempit baik disebabkan oleh adanya degradasi lingkungan maupun karena alih fungsi dari ekosistem perairannya. Semakin menyempitnya luasan ekosistem lamun berakibat langsung terhadap keberadaan populasi dugong. Selain itu, tekanan terhadap dugong itu sendiri juga semakin meningkat terutama melalui pemanfaatan / penangkapan untuk diambil daging, gigi taring, tulang, dan air matanya.
Semua bagian dari tubuh dugong bernilai ekonomi tinggi, seperti dagingnya untuk dikonsumsi, gigi taringnya untuk pipa rokok, dan air matanya untuk parfum. Menurut Kiswara (2016); sebelum tahun 1990, populasi dugong di perairan Indonesia ada 10.000 ekor, pada tahun 1990 tinggal 1000 ekor, dan kini mungkin tersisa sedikit sekali.
Presentasi ini membahas upaya konservasi sumber daya alam laut Indonesia, termasuk keanekaragaman hayati laut, ancamannya, dan berbagai strategi konservasi seperti kawasan konservasi, konservasi ex situ, serta pengelolaan sumber daya laut yang melibatkan masyarakat dan pemerintah.
Presentasi Kualitas Air ini dibuat oleh Romi Novriadi, S.Pd,kim., M.Sc dalam upaya untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya lingkungan dalam mendukung produksi budidaya ikan laut
Peraturan terkait biota laut yang dilindungiDidi Sadili
Dokumen tersebut membahas peraturan terkait biota laut yang dilindungi di Indonesia, termasuk jenis-jenis biota laut yang dilindungi seperti mamalia, reptilia, pisces, crustacea, bivalvia, serta larangan dan sanksi yang berlaku.
Dokumen tersebut menjelaskan berbagai metode pemantauan terumbu karang yang meliputi metode skala luas seperti Manta Tow dan Timed Swim, metode skala menengah seperti Point Intercept Transect dan Line Intercept Transect, serta metode skala detil seperti Quadrat, Belt Transect. Setiap metode dijelaskan praktik pelaksanaannya dan cara pengolahan serta analisis datanya.
Bentos adalah organisme yang hidup di dasar perairan. Pola sebaran dan morfologinya dipengaruhi oleh kedalaman dan substrat. Zona subtidal terletak antara batas air surut dan ujung paparan benua dengan kedalaman 200 meter. Faktor lingkungan yang mempengaruhinya adalah ombak, salinitas, suhu, cahaya, makanan, dan topografi. Kelompok bentos utama terdiri atas Polychaeta, Crustacea, Echinodermata,
Perlindungan dan Pelestarian Jenis Ikan Terancam Punah (penyu, hiu, pari, dan...Didi Sadili
Populasi penyu, hiu, pari, dan mamalia laut di perairan Indonesia kian menyusut, untuk itu perlu aksi nyata dalam perlindungan dan pelestariannya. Salah satu bentuk konservasinya adalah pemasangan lampu pendar pada jaring ikan yang digunakan nelayan. Namun demikian, perlu pertimbangan masak-masak untuk menerapkan lampu pendar tersebut
Dokumen tersebut membahas tentang kelayakan kapal perikanan yang bertanggung jawab dalam hal pemenuhan persyaratan kelautan dan kelayakan kapal, pengawakan kapal, serta kelengkapan alat tangkap dan komunikasi. Dokumen tersebut juga menjelaskan ketentuan dan peraturan terkait kelayakan kapal perikanan baik secara nasional maupun internasional.
Teknik Identifikasi Ikan Karang Secara VisualYayasan TERANGI
Dokumen tersebut memberikan panduan pengenalan ikan karang secara visual dengan menjelaskan ciri-ciri yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi ikan hingga tingkat famili, seperti bentuk tubuh, sirip, posisi mulut, corak, dan tempat hidup ikan. Dokumen tersebut juga menjelaskan teknik pengambilan data ikan karang di lapangan serta kelompok-kelompok ikan karang beserta contoh famili dan spesiesnya.
Ikan napoleon telah ditetapkan sebagai jenis ikan yang dilindungi menurut Kepmen KP No 37 thn 2013. Status perlindungannya adalah perlindungan terbatas menurut ukuran. Yakni ukuran yang dilindungi adalah ukuran 100 gr s/d 1000 gr dan ukuran > 3000 gr. Artinya ukuran ikan napoleon yang boleh ditangkap dari perairan alam dan ukuran yang boleh diperdagangkan baik yang berasal dari hasil tangkapan di alam maupun hasil budidaya adalah ukuran < 100 gr dan ukuran 1000 gr s/d 3000 gr.
Kuota perdagangan ikan napoleon (terkait CITES) yang besarannya untuk th 2014 maupun rencana kuota 2015 adalah 2000 ekor, juga diambil dari ukuran ikan napoleon antara 1000 gr s/d 3000 gr
Penyakit ikan saat ini telah menjelma menjadi salah satu faktor pembatas dalam keberlanjutan usaha budidaya perikanan. Tindakan pengendalian dan penangulangan penyakit yang tepat dapat membantu meminimalisir tingkat kerugian ekonomi dan meningkatkan tingkat kelulushidupan ikan budidaya
Dokumen ini membahas tentang kategori dan jenis-jenis sumberdaya ikan di perairan Indonesia berdasarkan statistik perikanan. Ada lima kategori ikan utama yaitu ikan bersirip, binatang berkulit keras, binatang berkulit lunak, binatang air lain, dan tanaman air. Dokumen ini juga menjelaskan karakteristik dan jenis-jenis penting dari kategori ikan bersirip seperti ikan sebelah dan ikan lidah.
Karakterisitik manajemen sumberdaya perikananafdal muhammad
Dokumen tersebut membahas tentang karakteristik sumber daya perikanan dan komponen-komponen kegiatan dalam manajemen sumber daya perikanan. Sumber daya perikanan memiliki karakteristik yang berbeda dengan sumber daya hayati lainnya karena organismanya bersifat liar dan bergerak bebas, serta terdiri dari berbagai spesies. Komponen-komponen manajemen sumber daya perikanan meliputi pengumpulan data, penetapan cara peman
1. Dokumen tersebut membahas tentang eutrofikasi atau proses pengayaan unsur hara perairan yang menyebabkan pertumbuhan berlebihan tanaman air;
2. Eutrofikasi disebabkan oleh masuknya unsur hara seperti fosfor dari berbagai sumber seperti limbah domestik, pertanian, dan budidaya ikan;
3. Aktivitas budidaya ikan karamba berpotensi menambah beban fosfor ke danau dan menyebabkan eutrofikasi
Habitat dugong adalah padang lamun dimana lamun merupakan makanannya. Lamun yang dimakan oleh dugong tidak hanya pucuk daunnya saja tetapi juga sampai ke akar akarnya dengan cara di’buldozer’. Keberadaan luasan lamun di indonesia semakin menyempit baik disebabkan oleh adanya degradasi lingkungan maupun karena alih fungsi dari ekosistem perairannya. Semakin menyempitnya luasan ekosistem lamun berakibat langsung terhadap keberadaan populasi dugong. Selain itu, tekanan terhadap dugong itu sendiri juga semakin meningkat terutama melalui pemanfaatan / penangkapan untuk diambil daging, gigi taring, tulang, dan air matanya.
Semua bagian dari tubuh dugong bernilai ekonomi tinggi, seperti dagingnya untuk dikonsumsi, gigi taringnya untuk pipa rokok, dan air matanya untuk parfum. Menurut Kiswara (2016); sebelum tahun 1990, populasi dugong di perairan Indonesia ada 10.000 ekor, pada tahun 1990 tinggal 1000 ekor, dan kini mungkin tersisa sedikit sekali.
Dokumen tersebut membahas tentang potensi dan degradasi sumber daya kelautan Indonesia. Potensi sumber daya kelautan meliputi perikanan, pariwisata bahari, dan pertambangan, namun pemanfaatan yang berlebihan dan tidak berkelanjutan telah menyebabkan degradasi ekosistem pesisir dan laut seperti terumbu karang, hutan mangrove, dan padang lamun. Upaya pemantauan dan pengelolaan sumber daya kelautan yang berkelanjutan perlu dilak
Hasil Survei Status Populasi dan Pemanfaatan Biota Bambu Laut di Perairan Kon...Didi Sadili
Berdasarkan survei yang dilakukan, populasi dan sebaran bambu laut di perairan Konawe sudah sangat terbatas akibat eksploitasi berlebihan. Pola pemanfaatannya juga terbatas karena stoknya berkurang. Diperlukan regulasi pengambilan bambu laut dan pengawasan yang lebih ketat untuk menjaga keberlanjutannya.
Program dan rencana aksi dalam pengelolaan Hiu Paus (Rhyncodon typus) sangat diperlukan sebagai arah pengelolaannya ke depan, apalagi bagi jenis ikan yang dilindungi seperti Hiu Paus ini
Teks tersebut merangkum hasil penelitian struktur komunitas dan biomassa rumput laut di perairan Desa Tumbak, Kecamatan Pusomaen, Sulawesi Utara. Penelitian menemukan tujuh spesies rumput laut dengan biomassa tertinggi pada Enhalus acoroides. Kepadatan dan keanekaragaman spesies berbeda di setiap lokasi pengambilan sampel."
National Plan of Action (NPOA) Ikan Terubuk Didi Sadili
[Ringkasan]
Dokumen tersebut merupakan rencana strategi dan aksi nasional untuk pengelolaan berkelanjutan ikan terubuk di Indonesia untuk periode 2012-2022. Dokumen tersebut menjelaskan tentang kondisi biologi, ekologi, sosial ekonomi ikan terubuk, ancaman yang dihadapi, serta strategi dan target yang ingin dicapai untuk menjamin kelestarian populasi ikan terubuk.
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. okasyawalarkan
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Terumbu buatan dan keramba jaring apung berfungsi sebagai tempat berlindung dan pusat pengumpulan ikan. Jenis dan jumlah ikan yang terkait bergantung pada faktor lingkungan dan perilaku ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari struktur asosiasi dan faktor yang mempengaruhi ikan di sekitar terumbu buatan dan keramba jaring apung.
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. okasyawalarkan
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang asosiasi ikan target di sekitar terumbu buatan dan keramba jaring apung di Selat Lembeh Kota Bitung. Terumbu buatan dan keramba jaring apung berfungsi sebagai tempat berlindung dan pencari makan bagi berbagai jenis ikan. Faktor lingkungan seperti jenis ikan dan perilaku ikan mempengaruhi jumlah dan jenis ikan yang diamati di se
Industri perikanan, bisa juga disebut dengan industri penangkapan ikan adalah industri atau aktivitas menangkap, membudi dayakan, memproses, mengawetkan, menyimpan, mendistribusikan, dan memasarkan produk ikan. Istilah ini didefinisikan oleh FAO, mencakup juga yang dilakukan oleh pemancing rekreasi, nelayan tradisional, dan penangkapan ikan komersial.[1] Baik secara langsung maupun tidak langsung, industri perikanan (mulai dari penangkapan/budidaya hingga pemasaran) telah menghidupi sekitar 500 juta orang di negara berkembang di dunia.
Industri perikanan tradisional adalah praktik penangkapan ikan atau perikanan komersial skala kecil atau subsisten yang mendayagunakan metode penangkapan tradisional seperti penggunaan batang pancing, busur dan panah, harpoon, jaring lempar, tombak, dan sebagainya. Praktik ini tidak dikategorikan sebagai olahraga, karena hasilnya dimanfaatkan sebagai sumber kehidupan. Meski tidak selalu bergerak secara subsisten, istilah ini banyak digunakan ketika menyinggung ekspansi perikanan komersial yang menekan nelayan dan pembudidaya kecil.
Ringkasan dokumen:
1. Dokumen membahas kebijakan pengelolaan konservasi jenis ikan khususnya penyu.
2. Menjelaskan peran dan kewenangan pemerintah daerah dalam pengelolaan sumber daya laut, serta tipe-tipe kawasan konservasi perairan.
3. Memaparkan status konservasi penyu dan permasalahan pengelolaannya di Indonesia serta program-program untuk mengatasinya.
Dokumen tersebut membahas strategi pemanfaatan ruang laut nasional Indonesia secara komprehensif dan terpadu untuk memaksimalkan potensi sumber daya alam laut secara berkelanjutan. Beberapa strategi yang diusulkan antara lain mengintegrasikan pengelolaan wilayah pesisir dan laut, menetapkan visi dan misi pembangunan wilayah pesisir yang lestari, serta menata ruang laut, pesisir dan pulau-pulau kecil secara ter
Dokumen tersebut membahas mengenai perikanan ikan sarden di Selat Bali dan perikanan ikan sarden di Samudera Pasifik Amerika Utara. Ikan sarden adalah ikan pelagis kecil yang banyak dikonsumsi di dunia. Salah satu pusat perdagangan ikan sarden terletak di Kabupaten Banyuwangi, Bali. Dokumen ini juga membahas mengenai faktor-faktor lingkungan di perairan Selat Bali serta daerah penangkapan ikan sarden di
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya rumput laut di Indonesia, termasuk potensi, jenis, dan teknik budidayanya. Rumput laut memiliki nilai ekonomis tinggi dan dapat dibudidayakan dengan modal kecil serta menyerap tenaga kerja."
Dokumen tersebut membahas tentang manfaat ekologi dan ekonomi terumbu karang serta faktor-faktor yang mengancam kelestariannya. Terumbu karang memiliki peran penting sebagai habitat dan sumber daya alam yang mendukung keanekaragaman hayati dan mata pencaharian masyarakat pesisir. Namun, terumbu karang di Indonesia saat ini terancam oleh berbagai faktor seperti perubahan iklim, polusi, dan praktik penangkapan i
Balitbang KKP for UKP4 Meeting 7 Jan 2014 One Data Policy.pptlabdatalautpesisir
Konsep Kebijakan One Data Policy dari Badan Litbang Kelautan dan Perikanan: Data Sumberdaya Kelautan dan Perikanan. Bahan submisi Rapat di UKP4 7 Januari 2014.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) PT Komira Group adalah perusahaan perikanan yang didirikan pada 1999 dan bergerak di bidang kelautan serta perikanan. Perusahaan ini memiliki beberapa anak perusahaan dan berkontribusi dalam peningkatan industri perikanan Indonesia.
1. Dokumen ini berisi profil seseorang bernama Yusrizal beserta riwayat pendidikan dan pekerjaannya. Juga memberikan informasi tentang cara-cara memperbaiki dan menyambung jaring ikan.
The document demonstrates different title and content layouts that can be used in a presentation, including a list, chart, table, and SmartArt. It contains examples of layouts with a title and content blocks containing bullet points, a chart showing category and series data, a table organizing classes into groups with scores, and a SmartArt diagram organizing tasks into a group. Section titles are provided throughout for additional slides.
Studi kelayakan pelabuhan perikanan menganalisis kelayakan proyek pembangunan pelabuhan dengan mempelajari contoh studi kelayakan terlampir dan merangkum data teknis, ekonomi, hukum, operasional dan jadwal yang dianalisis. Analisis mencakup luas kolam pelabuhan, kedalaman air, kekuatan dermaga, dan panjang dermaga.
1. Kode Etik untuk Perikanan yang Bertanggung Jawab (CCRF) memberikan panduan umum untuk pengelolaan perikanan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab melalui pengaturan kebijakan, hukum, dan praktik operasional perikanan.
Dokumen ini membahas tentang investasi, sumber dana, dan kelayakan usaha di bidang perikanan. Dokumen ini menjelaskan kriteria penilaian investasi sebagai bagian dari aspek keuangan untuk memulai usaha perikanan, seperti besaran modal, tingkat pengembalian investasi, dan periode waktu pengembalian modal. Dokumen ini ditulis oleh Eddy Sugriwa Husen dari Sekolah Tinggi Perikanan Jurusan Teknologi Penangkapan Ikan
Dokumen tersebut membahas tentang studi kelayakan usaha penangkapan ikan, meliputi pengertian studi kelayakan bisnis, tujuannya, dan tahapan yang harus dilakukan yaitu penemuan ide, penelitian, evaluasi, pengurutan usulan yang layak, perencanaan pelaksanaan, dan pelaksanaan. Tahapan studi kelayakan bisnis diperlukan untuk menentukan kelayakan suatu usaha dijalankan.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen pelabuhan perikanan dan kesyahbandaran menurut Permen 08 tahun 2012, termasuk pengertian pelabuhan perikanan, syarat pelabuhan perikanan pantai, tugas kesyahbandaran, dan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan pelabuhan perikanan.
Pembukaan Materi POP terkait kaidah pertambangan yang baik kepmen esdm 1827HadisHasyimiMiftahul
terkait kebijakan publik pada bidang pertambangan. berisi tentang dasar hukum dan asas asas yang digunakan untuk membuat peraturan terkait good mining practice atau kaidah pertambangan yang baik
1. DAERAH
PENANGKAPAN IKAN
E D I T I N G O L E H :
I R . E D D Y S U G R I WA H U S E N , A. P I , M , M
D R . S U WAR M A N
2. DAERAH PENANGKAPAN
(FISHING GROUND)
FISHING GROUND ADALAH TEMPAT
DIMANA IKAN BERKUMPUL DAN ALAT
PENANGKAPAN DAPAT DIOPERASIKAN
DENGAN MUDAH DAN AMAN
A. SYARAT FISHING GROUND :
1). ADANYA BANYAK IKAN YANG AKAN
DITANGKAP
2). ALAT PENANGKAPAN MUDAH
DIOPERASIKAN
3). EKONOMIS
3. LANJUTAN
B. PENYEBARAN IKAN
C. KELAKUAN IKAN (schooling, anadrom,
katadrom, fototoksis positif, karang, dll)
D. KLASIFIKASI FISHING GROUND
E. FISHING GROUND BUATAN
F. MUSIM IKAN awal musim, puncak
musim, akhir musim, dan musim
peralihan.
4. A. KARAKTERISTIK FG
1. Perairan yang cocok utk tempat tinggal ikan
dan non ikan dlm waktu lama
a. Kondisi fisika (suhu, salinitas, turbiditas,
transparansi, topografi, benda2 dasar
laut, ombak, pasut)
b. Kondisi kimia (O2 terlarut, fosfat/PO4,
silikat, nitrat)
c. Kondisi biologi (live bait, phyto plakton,
zoo plankton)
5. lanjutan
2. Alat tangkap ikan mudah dioperasikan
Kesulitan :
a. di perairan pantai (batu karang, arus
deras/kuat, pasut tinggi), dan
b. di lepas pantai (cuaca buruk, gelombang tinggi,
badai)
3. Bersifat ekonomis
a. Dekat dengan PPI/PP
b. Ikan/non ikan sesuai permintaan pasar
6. B. PEMILIHAN
1. Dugalah lingkungan perairan yg cocok utk
tingkah laku ikan yg akan ditangkap
menggunakan data penelitian (oseanografi) dan
data meteorologi
2. Dugalah musim dan DPI berdasarkan
pengalaman sebelumnya/yang lalu
3. Pilihlah yang ekonomis jarak dr PPI/PP,
kepadatan gerombolan ikan, permintaan pasar,
cuaca di laut.
4. DPI yang dipilih upwelling, muara sungai,
kisaran massa air, daerah pemusatan arus,
semenanjung, selat, terusan, tanjung, dll
7. C. MACAM2 DPI
1. Klasifikasi umum DPI pantai, DPI lepas
pantai, DPI ZEEI, dan DPI Laut bebas.
a. DPI ikan pelagis Samudera Pasifik dan
Utara/Selatan khatulistiwa
Sifat/ciri kelompok ikan pelagis : schooling,
penyebaran tidak merata, densitas (ton/km²) di
permukaan/dangkal > tinggi drpd di laut dalam
(kecuali upwelling), badan straim line,
peruaya/migrasi jauh (highly migratory species),
hidup di lapisan permukaan dan pertengahan.
8. LANJUTAN
b. DPI Demersal paparan benua ≤ 200 m, dasar
berpasir, benda2 organik berasal dari pantai (subur
plakton)
Sifat/ciri kelompok ikan demersal : aktivitasnya
rendah, ruaya/migrasinya relatif tidak jauh,
gerombolan tidak besar, sedentary, laju
pertumbuhan dan kematian lebih tinggi, laju
pergantian generasi cukup pesat, nilai ekonomi
(rendah-sedang-tinggi), bentuk badan > heterogen,
daya tahan terhadap penangkapan relatif rendah.
9. lanjutan
2. Klasifikasi berdasarkan (a)
Jenis ikan, (b). Jenis ATI, (c). Wilayah
laut, (d). Formasi (DPI paparan
benua, DPI berarus campuran, DPI
berarus naik, DPI tepi pantai, DPI
pasut).
10. D.TINGKAH LAKU IKAN - DPI
1. SEDENTARY menetap di perairan tertentu dgn
ruang gerak terbatas
2. Feeding migration migrasi untuk mencari makan.
Food seeking ground peraiaran tempat ikan mencari
makan
3. Spawning migration migrasi untuk bertelur. Spawning
ground perairan tempat ikan bertelur
4. Vertikal bergerak/pindah diantara dasar dan
permukaan perairan waktu siang/malam
5. Horisontal/depth movement perpindahan antara
perairan pantai yg dangkal dan lepas pantai yg dlm
selama terjadinya musim
6. Arahnya hampir tetap setiap tahunnya.
11.
12. MUSIM IKAN
• MUSIM TIMUR
• Mangsa ke 1 sampai dengan ke 4 (Juni – Oktober)
- musim paceklik (terutama perairan pantai)
- musim kemarau
- jenis ikan karnivora, pemburu
- hubungan prey (predator/pemangsa)
- perairan kurang subur
- suhu air relatif rendah
- perairan relatif tenang
- jenis ikan : Tuna, cakalang, cucut, pari, tongkol, bawal,
tengiri, layur.
13. • MUSIM BARAT
• Mangsa ke 5 sampai dengan mangsa ke 10 (bulan Oktober
sampai dengan April)
- musim ikan (sampai daerah perairan pantai)
- arus timur
- musim penghujan
- relatif subur
- suhu air relatif tinggi
- produktivitas primer meningkat
- jenis ikan (konsumen rendah ke tinggi)
seperti : teri, bawal, lobster, udang, layur, lemuru,
manyung, layaran, dsb.
15. Objective
To develop a Knowledge-based expert system model for fishing ground prediction on
the basis remote sensing data with GIS integration
Why the KBES to be developed ?
To make more predictable and
understanding fishing ground.
SST
SSC
Turbidity
Data
Info FG
17. MUSIM JENIS IKAN BERDASARKAN PRANATA MANGSA
JENIS IKAN
TUNA MATA BESAR
TUNA MADIDIHANG
CAKALANG
TENGGIRI
LOBSTER
LAYUR
BAWAL
LAYARAN
CUCUT/HIU
PARI
EKOR MERAH
LEMURU
TERI
KEPITING
KERAPU
KAKAP
KEMBUNG
BELANAK
KACANGAN
CARU
MANYUNG
MARLIN
KUWE
CAMPURAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
M A N G S A K E
18. Jenis dan Musim ikan di PPP Sadeng
(sumber: Suwarman, 2012)
No
Jenis
Ikan
Tahun 2010/2011
Mangsa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Tanggal 22/6-1/8 2/8-24/8 25/8-17/9 18/9-12/10 13/10-8/11 9/11-21/12 22/12-2/2 3/2-29/2 1/3-25/3 26/3-18/4 19/4-11/5 12/5-21/6
1 Cakalang X X X X X X X X X X X X
2 Cucut X X X X X X X X X X X X
3 Gateng/Remang X X X X X X X X X
4 Kakak Putih X X X X X X X X X X
5 Kakap Merah X X X X X X X X X
6 Kembung X X X X X X X X X X X
7 Kepiting X X
8 Kerapu X X
9 Lakaran/Kuwe X X X X X X X X
10 Lemadang X X X X X X X X X X X X
11 Lemuru X X X X X X X
12 Lendra X X X X X X X
13 Lobster X X
14 Manyung X X X X X X X X X
15 Marlin X X X X X X X X X
16 Pari X X X X X X X X X X X X
17 Pogot X X X X X X X X X X
18 Sunglir X X X X X X X X
19 Tenggiri X X X X X X
20 Teri X X X X X X X
21 Tombol X X X X X X X
22 Tongkol X X X X X X X
23 Tuna X X X X X X X X X X X X
20. Pranata mangsa merupakan kearifan lokal (local
wisdom) masyarakat Jawa dan sudah ada sejak
ratusan tahun lalu
Pranata mangsa digunakan sebagai pedoman dalam
mengenali musim (waktu) untuk kegiatan pertanian dan
aktivitas kehidupan sehari-hari.
Di bidang perikanan, pranata mangsa digunakan oleh
para nelayan untuk pedoman penangkapan ikan di laut
PRANATA MANGSA