SlideShare a Scribd company logo
SERIKAT PEKERJA
JANUARI 2017
SERIKAT PEKERJA / BURUH
Organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerja/buruh baik di
perusahaan maupun di luar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka,
mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab guna memperjuangkan,
membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja/buruh serta
meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya.
Dasar Pembentukan Serikat Pekerja
1. Undang – Undang Dasar 1945 Pasal 28.
2. Undang – undang No. 14 tahun 1969 tentang ketentuan –
ketentuan pokok mengenai ketenagakerjaan.
3. Undang – undang No.18 tahun 1956 tentang Hak berorganisasi
dan berunding bersama.
4. Surat keputusan Mentri Tenaga Kerja No.1109 tahun 1986.
5. UU NO 21 Tahun 2000 tentang serikat pekerja / buruh
6. UUTK NO 13 Tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan
7. Kepmen No 16 tahun 2001 tatacara pencatatan SP SB
8. Surat Dirjen PHI tentang tatacara pencatatan SP SB
9. Konvensi ILO no 87 Kebebasan berserikat dan perlindungan hak
untuk berorganisasi
10. Konvensi ILO Nomor 98 Tentang Dasar Dasar dari pada Hak Untuk
Berorganisasi dan untuk Berunding Bersama
PEMBENTUKAN
1. Serikat pekerja/serikat buruh dibentuk oleh sekurang-kurangnya 10
(sepuluh) orang pekerja/buruh.
2. Serikat pekerja/serikat buruh berhak membentuk dan menjadi
anggota federasi serikat pekerja/serikat buruh.
3. Federasi serikat pekerja/serikat buruh dibentuk oleh sekurang-
kurangnya 5 (lima) serikat pekerja/serikat buruh.
4. Federasi serikat pekerja/serikat buruh berhak membentuk dan
menjadi anggota konfederasi serikat pekerja/serikat buruh.
5. Konfederasi serikat pekerja/serikat buruh dibentuk oleh sekurang-
kurangnya 3 (tiga) federasi serikat pekerja/serikat buruh.
PEMBENTUKAN
6. Penjenjangan organisasi serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan
konfederasi serikat pekerja/serikat buruh diatur dalam anggaran dasar dan
/atau anggaran rumah tangganya.
7. Serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat
pekerja/serikat buruh dibentuk atas kehendak bebas pekerja/buruh tanpa
tekanan atau campur tangan pengusaha, pemerintah, partai politik, dan
pihak manapun.
8. Serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat
pekerja/serikat buruh dapat dibentuk berdasarkan sektor usaha, jenis
pekerjaan, atau bentuk lain sesuai dengan kehendak pekerja/buruh.
9. Setiap serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat
pekerja/serikat buruh harus memiliki anggaran dasar dan anggaran rumah
tangga
MAKSUD PENDIRIAN SERIKAT PEKERJA
1. Melindungi dan membela hak dan kepentingan pekerja
2. Memperbaiki kondisi – kondisi dan syarat - syarat kerja
melalui perjanjian kerja bersama dengan
manajemen/pengusaha
3. Mengupayakan agar manajemen/pengusaha
mendengarkan dan mempertimbangkan suara atau
pendapat serikat pekerja sebelum membuat keputusan
PRINSIP SERIKAT PEKERJA
1. Sukarela dan Permanen
2. Kemandirian
3. Demokratik
4. Kesatuan
5. Solidaritas
PERAN DAN FUNGSI SERIKAT PEKERJA
• sebagai pihak dalam pembuatan perjanjian kerja bersama dan
penyelesaian perselisihan industrial;
• sebagai wakil pekerja/buruh dalam lembaga kerja sama di bidang
ketenagakerjaan sesuai dengan tingkatannya;
• sebagai sarana menciptakan hubungan industrial yang harmonis,
dinamis, dan berkeadilan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
• sebagai sarana penyalur aspirasi dalam memperjuangkan hak dan
kepentingan anggotanya;
• sebagai perencana, pelaksana, dan penanggung jawab pemogokan
pekerja/buruh sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
• sebagai wakil pekerja/buruh dalam memperjuangkan kepemilikan
saham di perusahaan.
HAK SERIKAT PEKERJA
1. membuat perjanjian kerja bersama dengan pengusaha;
mewakili pekerja/buruh dalam menyelesaikan
perselisihan industrial;
2. mewakili pekerja/buruh dalam lembaga
ketenagakerjaan;
3. membentuk lembaga atau melakukan kegiatan yang
berkaitan dengan usaha peningkatan kesejahteraan
pekerja/buruh;
4. melakukan kegiatan lainnya di bidang ketenagakerjaan
yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
KEWAJIBAN
1. melindungi dan membela anggota dari pelanggaran
hak-hak dan memperjuangkan kepentingannya;
2. memperjuangkan peningkatan kesejahteraan anggota
dan keluarganya;
3. mempertanggungjawabkan kegiatan organisasi kepada
anggotanya sesuai dengan anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga.
PERMASALAHAN DAN TANTANGAN YANG DIHADAPI
SERIKAT PEKERJA
Permasalahan Internal
– Keanggotaan
– Anggota tidak menghadiri pertemuan organisasi
– Rendahnya pengetahuan antar anggota dan pemimpin serikat
pekerja yang dipilih
– Iuran anggota
– anggota perempuan
– Pemimpin serikat pekerja kuning (yellow unionism)
Permasalahan eksternal
– Rendahnya kerjasama dan komunikasi
manajemen/pengusaha
– Pemerintah
– Masyarakat
HUBUNGAN INDUSTRIAL
Dalam melaksanakan hubungan industrial, pemerintah mempunyai fungsi
menetapkan kebijakan, memberikan pelayanan, melaksanakan pengawasan,
dan melakukan penindakan terhadap pelanggaran peraturan perundang-
undangan ketenagakerjaan.
Dalam melaksanakan hubungan industrial, pekerja/buruh dan serikat
pekerja/serikat buruhnya mempunyai fungsi menjalankan pekerjaan sesuai
dengan kewajibannya, menjaga ketertiban demi kelangsungan produksi,
menyalurkan aspirasi secara demokratis, mengembangkan keterampilan, dan
keahliannya serta ikut memajukan perusahaan dan memperjuangkan
kesejahteraan anggota beserta keluarganya.
Dalam melaksanakan hubungan industrial, pengusaha dan organisasi
pengusahanya mempunyai fungsi menciptakan kemitraan, mengembang-kan
usaha, memperluas lapangan kerja, dan memberikan kesejahteraan
pekerja/buruh secara terbuka, demokratis, dan berkeadilan.
SARANA HUBUNGAN INDUSTRIAL
– Serikat pekerja/serikat buruh;
– Organisasi pengusaha;
– Lembaga kerja sama bipartit;
• Minimal 50 pekerja
– Lembaga kerja sama tripartit;
• Kota, Provinsi, Nasional
– Peraturan perusahaan;
• Maksimal 10 orang pekerja
• Belum ada Serikat Pekerja
– Perjanjian kerja bersama;
– peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan; dan
– lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial.

More Related Content

What's hot

Bab 10 membangun hubungan dengan pelanggan
Bab 10 membangun hubungan dengan pelangganBab 10 membangun hubungan dengan pelanggan
Bab 10 membangun hubungan dengan pelanggan
Lizar Alfansi
 
Perspektif Hubungan Industrial
Perspektif Hubungan IndustrialPerspektif Hubungan Industrial
Perspektif Hubungan Industrial
Seta Wicaksana
 
Ppt Manajemen Koperasi dan UMKM
Ppt Manajemen Koperasi dan UMKMPpt Manajemen Koperasi dan UMKM
Ppt Manajemen Koperasi dan UMKM
EnjellinaRahmawati1
 
Hubungan industrial
Hubungan industrial Hubungan industrial
Hubungan industrial iv4nnavi
 
Motivasi Dalam Organisasi
Motivasi Dalam Organisasi Motivasi Dalam Organisasi
Motivasi Dalam Organisasi
Adi Setiabudi
 
Komunikasi pemasaran terpadu
Komunikasi pemasaran terpaduKomunikasi pemasaran terpadu
Komunikasi pemasaran terpadu
riopratomo
 
Presentasi pengorganisasian
Presentasi pengorganisasianPresentasi pengorganisasian
Presentasi pengorganisasian
Mumun Mulyana
 
HUKUM PERSAINGAN USAHA
HUKUM PERSAINGAN USAHAHUKUM PERSAINGAN USAHA
HUKUM PERSAINGAN USAHA
Fair Nurfachrizi
 
Perjanjian nominat dan anominat
Perjanjian nominat dan anominatPerjanjian nominat dan anominat
Perjanjian nominat dan anominat
IAIN Ponorogo
 
pola manajemen koperasi
 pola manajemen koperasi pola manajemen koperasi
pola manajemen koperasi
imamyudho
 
Modul 1 hubungan industrial
Modul 1 hubungan industrialModul 1 hubungan industrial
Modul 1 hubungan industrial
riswan ludfi
 
Teori Motivasi (Iwan Maulana).ppt
Teori Motivasi (Iwan Maulana).pptTeori Motivasi (Iwan Maulana).ppt
Teori Motivasi (Iwan Maulana).ppt
IwanMaulana15
 
Bab 14
Bab 14Bab 14
sejarah perkembangan koperasi di dunia dan Indonesia
sejarah perkembangan koperasi di dunia dan Indonesiasejarah perkembangan koperasi di dunia dan Indonesia
sejarah perkembangan koperasi di dunia dan Indonesia
Veronica Silalahi II
 
Manajemen Konflik
Manajemen KonflikManajemen Konflik
Manajemen Konflik
Formasi Org
 
Hukum persaingan usaha (anti monopoli)
Hukum persaingan usaha (anti monopoli)Hukum persaingan usaha (anti monopoli)
Hukum persaingan usaha (anti monopoli)mailinursal
 
ETIKA BISNIS - HAK & KEWAJIBAN KARYAWAN DAN PERUSAHAAN
ETIKA BISNIS - HAK & KEWAJIBAN KARYAWAN DAN PERUSAHAANETIKA BISNIS - HAK & KEWAJIBAN KARYAWAN DAN PERUSAHAAN
ETIKA BISNIS - HAK & KEWAJIBAN KARYAWAN DAN PERUSAHAAN
WindaAmalia9
 
Hubungan Industrial dalam manajemen sumber daya manusia
Hubungan Industrial dalam manajemen sumber daya manusiaHubungan Industrial dalam manajemen sumber daya manusia
Hubungan Industrial dalam manajemen sumber daya manusia
MaxMedia
 

What's hot (20)

Bab 10 membangun hubungan dengan pelanggan
Bab 10 membangun hubungan dengan pelangganBab 10 membangun hubungan dengan pelanggan
Bab 10 membangun hubungan dengan pelanggan
 
54329162 si
54329162 si54329162 si
54329162 si
 
Perspektif Hubungan Industrial
Perspektif Hubungan IndustrialPerspektif Hubungan Industrial
Perspektif Hubungan Industrial
 
Ppt Manajemen Koperasi dan UMKM
Ppt Manajemen Koperasi dan UMKMPpt Manajemen Koperasi dan UMKM
Ppt Manajemen Koperasi dan UMKM
 
Hubungan industrial
Hubungan industrial Hubungan industrial
Hubungan industrial
 
Motivasi Kerja
Motivasi KerjaMotivasi Kerja
Motivasi Kerja
 
Motivasi Dalam Organisasi
Motivasi Dalam Organisasi Motivasi Dalam Organisasi
Motivasi Dalam Organisasi
 
Komunikasi pemasaran terpadu
Komunikasi pemasaran terpaduKomunikasi pemasaran terpadu
Komunikasi pemasaran terpadu
 
Presentasi pengorganisasian
Presentasi pengorganisasianPresentasi pengorganisasian
Presentasi pengorganisasian
 
HUKUM PERSAINGAN USAHA
HUKUM PERSAINGAN USAHAHUKUM PERSAINGAN USAHA
HUKUM PERSAINGAN USAHA
 
Perjanjian nominat dan anominat
Perjanjian nominat dan anominatPerjanjian nominat dan anominat
Perjanjian nominat dan anominat
 
pola manajemen koperasi
 pola manajemen koperasi pola manajemen koperasi
pola manajemen koperasi
 
Modul 1 hubungan industrial
Modul 1 hubungan industrialModul 1 hubungan industrial
Modul 1 hubungan industrial
 
Teori Motivasi (Iwan Maulana).ppt
Teori Motivasi (Iwan Maulana).pptTeori Motivasi (Iwan Maulana).ppt
Teori Motivasi (Iwan Maulana).ppt
 
Bab 14
Bab 14Bab 14
Bab 14
 
sejarah perkembangan koperasi di dunia dan Indonesia
sejarah perkembangan koperasi di dunia dan Indonesiasejarah perkembangan koperasi di dunia dan Indonesia
sejarah perkembangan koperasi di dunia dan Indonesia
 
Manajemen Konflik
Manajemen KonflikManajemen Konflik
Manajemen Konflik
 
Hukum persaingan usaha (anti monopoli)
Hukum persaingan usaha (anti monopoli)Hukum persaingan usaha (anti monopoli)
Hukum persaingan usaha (anti monopoli)
 
ETIKA BISNIS - HAK & KEWAJIBAN KARYAWAN DAN PERUSAHAAN
ETIKA BISNIS - HAK & KEWAJIBAN KARYAWAN DAN PERUSAHAANETIKA BISNIS - HAK & KEWAJIBAN KARYAWAN DAN PERUSAHAAN
ETIKA BISNIS - HAK & KEWAJIBAN KARYAWAN DAN PERUSAHAAN
 
Hubungan Industrial dalam manajemen sumber daya manusia
Hubungan Industrial dalam manajemen sumber daya manusiaHubungan Industrial dalam manajemen sumber daya manusia
Hubungan Industrial dalam manajemen sumber daya manusia
 

Similar to Contoh PPT Serikat Pekerja.pdf

Sarana Hubungan Industrial.pptx
Sarana Hubungan Industrial.pptxSarana Hubungan Industrial.pptx
Sarana Hubungan Industrial.pptx
zulfanerlansyah1
 
Sosialisasi dan Konsolidasi.pptx
Sosialisasi dan Konsolidasi.pptxSosialisasi dan Konsolidasi.pptx
Sosialisasi dan Konsolidasi.pptx
Brian801227
 
UU No. 21 Tahun 2000 Tentang Serikat Pekerja / Serikat Buruh
UU No. 21 Tahun 2000 Tentang Serikat Pekerja / Serikat BuruhUU No. 21 Tahun 2000 Tentang Serikat Pekerja / Serikat Buruh
UU No. 21 Tahun 2000 Tentang Serikat Pekerja / Serikat Buruh
Imam Prastio
 
Mengapa dalam satu perusahaan penting adanya Serikat Pekerja.docx
Mengapa dalam satu perusahaan penting adanya Serikat Pekerja.docxMengapa dalam satu perusahaan penting adanya Serikat Pekerja.docx
Mengapa dalam satu perusahaan penting adanya Serikat Pekerja.docx
iwanahwanah
 
2. HI.Inisiasi 2 UT MANAJEMEN HUBUNGAN.pptx
2. HI.Inisiasi 2 UT MANAJEMEN HUBUNGAN.pptx2. HI.Inisiasi 2 UT MANAJEMEN HUBUNGAN.pptx
2. HI.Inisiasi 2 UT MANAJEMEN HUBUNGAN.pptx
fahrikurniawan11
 
Hak Dasar Pekerja[1].pptx
Hak Dasar Pekerja[1].pptxHak Dasar Pekerja[1].pptx
Hak Dasar Pekerja[1].pptx
ISRAFIL MUNAWARAH, SE,. M.Ak
 
Norma kebebasan berserikat dan berunding (14 05-2010) pusdiklat cisarua-bogor
Norma kebebasan berserikat dan berunding (14 05-2010) pusdiklat cisarua-bogorNorma kebebasan berserikat dan berunding (14 05-2010) pusdiklat cisarua-bogor
Norma kebebasan berserikat dan berunding (14 05-2010) pusdiklat cisarua-bogor
53714
 
AD & ART SP-DAMRI.pdf
AD & ART SP-DAMRI.pdfAD & ART SP-DAMRI.pdf
AD & ART SP-DAMRI.pdf
ssuser0e5600
 
Hubngan Industrial-MSDM.pdf
Hubngan Industrial-MSDM.pdfHubngan Industrial-MSDM.pdf
Hubngan Industrial-MSDM.pdf
hamjaabduhalik
 
Uu13 Thn 2003
Uu13 Thn 2003Uu13 Thn 2003
Uu13 Thn 2003soeryadie
 
spsb
spsbspsb
Hi_We_are_Kelompok_1st[1]
Hi_We_are_Kelompok_1st[1]Hi_We_are_Kelompok_1st[1]
Hi_We_are_Kelompok_1st[1]Anggi Septiana
 
UU 13/2003 Ketenagakerjaan
UU 13/2003 KetenagakerjaanUU 13/2003 Ketenagakerjaan
UU 13/2003 Ketenagakerjaan
rudhysikumbang
 
Undang-undang No.13 Th.2003 tentang Ketenagakerjaan
Undang-undang No.13 Th.2003 tentang KetenagakerjaanUndang-undang No.13 Th.2003 tentang Ketenagakerjaan
Undang-undang No.13 Th.2003 tentang Ketenagakerjaan
Shobrie Hardhi, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr.
 
Uu no 13_2003
Uu no 13_2003Uu no 13_2003
Uu no 13_2003gob3l
 
Uu no 13_2003
Uu no 13_2003Uu no 13_2003
Uu no 13_2003
dpbme
 
Uu no 13_2003 tentang Ketenagakerjaan
Uu no 13_2003 tentang KetenagakerjaanUu no 13_2003 tentang Ketenagakerjaan
Uu no 13_2003 tentang Ketenagakerjaan
M Harry Fathur Rahman
 

Similar to Contoh PPT Serikat Pekerja.pdf (20)

Sarana Hubungan Industrial.pptx
Sarana Hubungan Industrial.pptxSarana Hubungan Industrial.pptx
Sarana Hubungan Industrial.pptx
 
Uu 21 2000
Uu 21 2000Uu 21 2000
Uu 21 2000
 
Sosialisasi dan Konsolidasi.pptx
Sosialisasi dan Konsolidasi.pptxSosialisasi dan Konsolidasi.pptx
Sosialisasi dan Konsolidasi.pptx
 
UU No. 21 Tahun 2000 Tentang Serikat Pekerja / Serikat Buruh
UU No. 21 Tahun 2000 Tentang Serikat Pekerja / Serikat BuruhUU No. 21 Tahun 2000 Tentang Serikat Pekerja / Serikat Buruh
UU No. 21 Tahun 2000 Tentang Serikat Pekerja / Serikat Buruh
 
Mengapa dalam satu perusahaan penting adanya Serikat Pekerja.docx
Mengapa dalam satu perusahaan penting adanya Serikat Pekerja.docxMengapa dalam satu perusahaan penting adanya Serikat Pekerja.docx
Mengapa dalam satu perusahaan penting adanya Serikat Pekerja.docx
 
2. HI.Inisiasi 2 UT MANAJEMEN HUBUNGAN.pptx
2. HI.Inisiasi 2 UT MANAJEMEN HUBUNGAN.pptx2. HI.Inisiasi 2 UT MANAJEMEN HUBUNGAN.pptx
2. HI.Inisiasi 2 UT MANAJEMEN HUBUNGAN.pptx
 
Hak Dasar Pekerja[1].pptx
Hak Dasar Pekerja[1].pptxHak Dasar Pekerja[1].pptx
Hak Dasar Pekerja[1].pptx
 
Msdm hub.industrial
Msdm hub.industrialMsdm hub.industrial
Msdm hub.industrial
 
Norma kebebasan berserikat dan berunding (14 05-2010) pusdiklat cisarua-bogor
Norma kebebasan berserikat dan berunding (14 05-2010) pusdiklat cisarua-bogorNorma kebebasan berserikat dan berunding (14 05-2010) pusdiklat cisarua-bogor
Norma kebebasan berserikat dan berunding (14 05-2010) pusdiklat cisarua-bogor
 
Uu no13-th2003-ketenagakerjaan-1234774127879598-2
Uu no13-th2003-ketenagakerjaan-1234774127879598-2Uu no13-th2003-ketenagakerjaan-1234774127879598-2
Uu no13-th2003-ketenagakerjaan-1234774127879598-2
 
AD & ART SP-DAMRI.pdf
AD & ART SP-DAMRI.pdfAD & ART SP-DAMRI.pdf
AD & ART SP-DAMRI.pdf
 
Hubngan Industrial-MSDM.pdf
Hubngan Industrial-MSDM.pdfHubngan Industrial-MSDM.pdf
Hubngan Industrial-MSDM.pdf
 
Uu13 Thn 2003
Uu13 Thn 2003Uu13 Thn 2003
Uu13 Thn 2003
 
spsb
spsbspsb
spsb
 
Hi_We_are_Kelompok_1st[1]
Hi_We_are_Kelompok_1st[1]Hi_We_are_Kelompok_1st[1]
Hi_We_are_Kelompok_1st[1]
 
UU 13/2003 Ketenagakerjaan
UU 13/2003 KetenagakerjaanUU 13/2003 Ketenagakerjaan
UU 13/2003 Ketenagakerjaan
 
Undang-undang No.13 Th.2003 tentang Ketenagakerjaan
Undang-undang No.13 Th.2003 tentang KetenagakerjaanUndang-undang No.13 Th.2003 tentang Ketenagakerjaan
Undang-undang No.13 Th.2003 tentang Ketenagakerjaan
 
Uu no 13_2003
Uu no 13_2003Uu no 13_2003
Uu no 13_2003
 
Uu no 13_2003
Uu no 13_2003Uu no 13_2003
Uu no 13_2003
 
Uu no 13_2003 tentang Ketenagakerjaan
Uu no 13_2003 tentang KetenagakerjaanUu no 13_2003 tentang Ketenagakerjaan
Uu no 13_2003 tentang Ketenagakerjaan
 

Recently uploaded

Regulasi Wakaf di Indonesia Tahun 021.pdf
Regulasi Wakaf di Indonesia Tahun 021.pdfRegulasi Wakaf di Indonesia Tahun 021.pdf
Regulasi Wakaf di Indonesia Tahun 021.pdf
MuhaiminMuha
 
PAPARAN PERIZINAN MELALUI OSS RBA DAN PANDUAN PENDAFTARAN
PAPARAN PERIZINAN MELALUI OSS RBA DAN PANDUAN PENDAFTARANPAPARAN PERIZINAN MELALUI OSS RBA DAN PANDUAN PENDAFTARAN
PAPARAN PERIZINAN MELALUI OSS RBA DAN PANDUAN PENDAFTARAN
ahmad Subbanul
 
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta KerjaPengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
teraspky798
 
Materi Edukasi Penyelamatan Mata Air.pdf
Materi Edukasi Penyelamatan Mata Air.pdfMateri Edukasi Penyelamatan Mata Air.pdf
Materi Edukasi Penyelamatan Mata Air.pdf
pelestarikawasanwili
 
Mitigasi Penyelamatan Mata Air Nganjuk.pdf
Mitigasi Penyelamatan Mata Air Nganjuk.pdfMitigasi Penyelamatan Mata Air Nganjuk.pdf
Mitigasi Penyelamatan Mata Air Nganjuk.pdf
pelestarikawasanwili
 
Pendidikan Politik Bagi Perempuan Dalam Pemilu 2024
Pendidikan Politik Bagi Perempuan Dalam Pemilu 2024Pendidikan Politik Bagi Perempuan Dalam Pemilu 2024
Pendidikan Politik Bagi Perempuan Dalam Pemilu 2024
AmruRevanda
 
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptxTATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TariHappie
 
Pembangunan IKN sbg Strategi Penggerak Pemerataan
Pembangunan IKN sbg Strategi Penggerak PemerataanPembangunan IKN sbg Strategi Penggerak Pemerataan
Pembangunan IKN sbg Strategi Penggerak Pemerataan
Tri Widodo W. UTOMO
 
Kesejahteraan hewan (KESRAWAN) dalam pemotongan hewan kurban.pptx
Kesejahteraan hewan (KESRAWAN) dalam pemotongan hewan kurban.pptxKesejahteraan hewan (KESRAWAN) dalam pemotongan hewan kurban.pptx
Kesejahteraan hewan (KESRAWAN) dalam pemotongan hewan kurban.pptx
gustin17
 
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docxNotulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
PemerintahanNagariKu1
 

Recently uploaded (10)

Regulasi Wakaf di Indonesia Tahun 021.pdf
Regulasi Wakaf di Indonesia Tahun 021.pdfRegulasi Wakaf di Indonesia Tahun 021.pdf
Regulasi Wakaf di Indonesia Tahun 021.pdf
 
PAPARAN PERIZINAN MELALUI OSS RBA DAN PANDUAN PENDAFTARAN
PAPARAN PERIZINAN MELALUI OSS RBA DAN PANDUAN PENDAFTARANPAPARAN PERIZINAN MELALUI OSS RBA DAN PANDUAN PENDAFTARAN
PAPARAN PERIZINAN MELALUI OSS RBA DAN PANDUAN PENDAFTARAN
 
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta KerjaPengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
 
Materi Edukasi Penyelamatan Mata Air.pdf
Materi Edukasi Penyelamatan Mata Air.pdfMateri Edukasi Penyelamatan Mata Air.pdf
Materi Edukasi Penyelamatan Mata Air.pdf
 
Mitigasi Penyelamatan Mata Air Nganjuk.pdf
Mitigasi Penyelamatan Mata Air Nganjuk.pdfMitigasi Penyelamatan Mata Air Nganjuk.pdf
Mitigasi Penyelamatan Mata Air Nganjuk.pdf
 
Pendidikan Politik Bagi Perempuan Dalam Pemilu 2024
Pendidikan Politik Bagi Perempuan Dalam Pemilu 2024Pendidikan Politik Bagi Perempuan Dalam Pemilu 2024
Pendidikan Politik Bagi Perempuan Dalam Pemilu 2024
 
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptxTATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
 
Pembangunan IKN sbg Strategi Penggerak Pemerataan
Pembangunan IKN sbg Strategi Penggerak PemerataanPembangunan IKN sbg Strategi Penggerak Pemerataan
Pembangunan IKN sbg Strategi Penggerak Pemerataan
 
Kesejahteraan hewan (KESRAWAN) dalam pemotongan hewan kurban.pptx
Kesejahteraan hewan (KESRAWAN) dalam pemotongan hewan kurban.pptxKesejahteraan hewan (KESRAWAN) dalam pemotongan hewan kurban.pptx
Kesejahteraan hewan (KESRAWAN) dalam pemotongan hewan kurban.pptx
 
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docxNotulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
 

Contoh PPT Serikat Pekerja.pdf

  • 2. SERIKAT PEKERJA / BURUH Organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerja/buruh baik di perusahaan maupun di luar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja/buruh serta meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya.
  • 3. Dasar Pembentukan Serikat Pekerja 1. Undang – Undang Dasar 1945 Pasal 28. 2. Undang – undang No. 14 tahun 1969 tentang ketentuan – ketentuan pokok mengenai ketenagakerjaan. 3. Undang – undang No.18 tahun 1956 tentang Hak berorganisasi dan berunding bersama. 4. Surat keputusan Mentri Tenaga Kerja No.1109 tahun 1986. 5. UU NO 21 Tahun 2000 tentang serikat pekerja / buruh 6. UUTK NO 13 Tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan 7. Kepmen No 16 tahun 2001 tatacara pencatatan SP SB 8. Surat Dirjen PHI tentang tatacara pencatatan SP SB 9. Konvensi ILO no 87 Kebebasan berserikat dan perlindungan hak untuk berorganisasi 10. Konvensi ILO Nomor 98 Tentang Dasar Dasar dari pada Hak Untuk Berorganisasi dan untuk Berunding Bersama
  • 4. PEMBENTUKAN 1. Serikat pekerja/serikat buruh dibentuk oleh sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) orang pekerja/buruh. 2. Serikat pekerja/serikat buruh berhak membentuk dan menjadi anggota federasi serikat pekerja/serikat buruh. 3. Federasi serikat pekerja/serikat buruh dibentuk oleh sekurang- kurangnya 5 (lima) serikat pekerja/serikat buruh. 4. Federasi serikat pekerja/serikat buruh berhak membentuk dan menjadi anggota konfederasi serikat pekerja/serikat buruh. 5. Konfederasi serikat pekerja/serikat buruh dibentuk oleh sekurang- kurangnya 3 (tiga) federasi serikat pekerja/serikat buruh.
  • 5. PEMBENTUKAN 6. Penjenjangan organisasi serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh diatur dalam anggaran dasar dan /atau anggaran rumah tangganya. 7. Serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh dibentuk atas kehendak bebas pekerja/buruh tanpa tekanan atau campur tangan pengusaha, pemerintah, partai politik, dan pihak manapun. 8. Serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh dapat dibentuk berdasarkan sektor usaha, jenis pekerjaan, atau bentuk lain sesuai dengan kehendak pekerja/buruh. 9. Setiap serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh harus memiliki anggaran dasar dan anggaran rumah tangga
  • 6. MAKSUD PENDIRIAN SERIKAT PEKERJA 1. Melindungi dan membela hak dan kepentingan pekerja 2. Memperbaiki kondisi – kondisi dan syarat - syarat kerja melalui perjanjian kerja bersama dengan manajemen/pengusaha 3. Mengupayakan agar manajemen/pengusaha mendengarkan dan mempertimbangkan suara atau pendapat serikat pekerja sebelum membuat keputusan
  • 7. PRINSIP SERIKAT PEKERJA 1. Sukarela dan Permanen 2. Kemandirian 3. Demokratik 4. Kesatuan 5. Solidaritas
  • 8. PERAN DAN FUNGSI SERIKAT PEKERJA • sebagai pihak dalam pembuatan perjanjian kerja bersama dan penyelesaian perselisihan industrial; • sebagai wakil pekerja/buruh dalam lembaga kerja sama di bidang ketenagakerjaan sesuai dengan tingkatannya; • sebagai sarana menciptakan hubungan industrial yang harmonis, dinamis, dan berkeadilan sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku; • sebagai sarana penyalur aspirasi dalam memperjuangkan hak dan kepentingan anggotanya; • sebagai perencana, pelaksana, dan penanggung jawab pemogokan pekerja/buruh sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; • sebagai wakil pekerja/buruh dalam memperjuangkan kepemilikan saham di perusahaan.
  • 9. HAK SERIKAT PEKERJA 1. membuat perjanjian kerja bersama dengan pengusaha; mewakili pekerja/buruh dalam menyelesaikan perselisihan industrial; 2. mewakili pekerja/buruh dalam lembaga ketenagakerjaan; 3. membentuk lembaga atau melakukan kegiatan yang berkaitan dengan usaha peningkatan kesejahteraan pekerja/buruh; 4. melakukan kegiatan lainnya di bidang ketenagakerjaan yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku.
  • 10. KEWAJIBAN 1. melindungi dan membela anggota dari pelanggaran hak-hak dan memperjuangkan kepentingannya; 2. memperjuangkan peningkatan kesejahteraan anggota dan keluarganya; 3. mempertanggungjawabkan kegiatan organisasi kepada anggotanya sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.
  • 11. PERMASALAHAN DAN TANTANGAN YANG DIHADAPI SERIKAT PEKERJA Permasalahan Internal – Keanggotaan – Anggota tidak menghadiri pertemuan organisasi – Rendahnya pengetahuan antar anggota dan pemimpin serikat pekerja yang dipilih – Iuran anggota – anggota perempuan – Pemimpin serikat pekerja kuning (yellow unionism) Permasalahan eksternal – Rendahnya kerjasama dan komunikasi manajemen/pengusaha – Pemerintah – Masyarakat
  • 12. HUBUNGAN INDUSTRIAL Dalam melaksanakan hubungan industrial, pemerintah mempunyai fungsi menetapkan kebijakan, memberikan pelayanan, melaksanakan pengawasan, dan melakukan penindakan terhadap pelanggaran peraturan perundang- undangan ketenagakerjaan. Dalam melaksanakan hubungan industrial, pekerja/buruh dan serikat pekerja/serikat buruhnya mempunyai fungsi menjalankan pekerjaan sesuai dengan kewajibannya, menjaga ketertiban demi kelangsungan produksi, menyalurkan aspirasi secara demokratis, mengembangkan keterampilan, dan keahliannya serta ikut memajukan perusahaan dan memperjuangkan kesejahteraan anggota beserta keluarganya. Dalam melaksanakan hubungan industrial, pengusaha dan organisasi pengusahanya mempunyai fungsi menciptakan kemitraan, mengembang-kan usaha, memperluas lapangan kerja, dan memberikan kesejahteraan pekerja/buruh secara terbuka, demokratis, dan berkeadilan.
  • 13. SARANA HUBUNGAN INDUSTRIAL – Serikat pekerja/serikat buruh; – Organisasi pengusaha; – Lembaga kerja sama bipartit; • Minimal 50 pekerja – Lembaga kerja sama tripartit; • Kota, Provinsi, Nasional – Peraturan perusahaan; • Maksimal 10 orang pekerja • Belum ada Serikat Pekerja – Perjanjian kerja bersama; – peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan; dan – lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial.