Hubungan industrial adalah sistem hubungan antara pengusaha, pekerja, dan pemerintah yang didasarkan pada Pancasila dan UUD 1945. Sarana hubungan industrial meliputi serikat pekerja yang mewakili pekerja, organisasi pengusaha, dan lembaga kerja sama bipartit dan tripartit untuk komunikasi antara ketiga unsur tersebut.
2. 1.Pengertian dan istilah
Hubungan industrial adalah suatu sistem hubungan yang
terbentuk antara para pelaku dalam proses produksi barang
dan/atau jasa yang terdiri dari unsur pengusaha, pekerja/buruh,
dan pemerintah yang didasarkan pada nilai nilai Pancasila dan
Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
3. Pekerja/buruh adalah setiap orang yang
bekerja dengan menerima upah atau
imbalan dalam bentuk lain.
Pengusaha adalah :
– orang perseorangan, persekutuan, atau
badan hukum yang menjalankan suatu
perusahaan milik sendiri;
– orang perseorangan, persekutuan, atau
badan hukum yang secara berdiri sendiri
menjalankan perusahaan bukan
miliknya;
– orang perseorangan, persekutuan, atau
badan hukum yang berada di Indonesia
mewakili perusahaan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan b yang
berkedudukan di luar wilayah Indonesia
4. Perusahaan adalah :
a. setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik
orang perseorangan, milik persekutuan, atau milik badan
hukum, baik milik swasta maupun milik negara yang
mempekerjakan pekerja/buruh dengan membayar upah atau
imbalan dalam bentuk lain;
b. usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai
pengurus dan mempekerjakan orang lain dengan membayar
upah atau imbalan dalam bentuk lain.
5. FUNGSI UNSUR-UNSUR
HUBUNGAN INDUSTRIAL
• pemerintah mempunyai fungsi menetapkan kebijakan,
memberikan pelayanan, melaksanakan pengawasan, dan
melakukan penindakan terhadap pelanggaran peraturan
perundang-undangan ketenagakerjaan
• pekerja/buruh dan serikat pekerja/serikat buruhnya
mempunyai fungsi menjalankan pekerjaan sesuai dengan
kewajibannya, menjaga ketertiban demi kelangsungan
produksi, menyalurkan aspirasi secara demokratis,
mengembangkan keterampilan, dan keahliannya serta ikut
memajukan perusahaan dan memperjuangkan
kesejahteraan anggota beserta keluarganya.
• pengusaha dan organisasi pengusahanya
mempunyai fungsi menciptakan kemitraan,
mengembang-kan usaha, memperluas lapangan
kerja, dan memberikan kesejahteraan
pekerja/buruh secara terbuka, demokratis, dan
berkeadilan.
7. 2.A SERIKAT PEKERJA/
SERIKAT BURUH
• Serikat pekerja/serikat buruh adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh,
dan untuk pekerja/buruh baik di perusahaan maupun di luar perusahaan,
yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung
jawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan
kepentingan pekerja/buruh serta meningkatkan kesejahteraan
pekerja/buruh dan keluarganya;
• Serikat pekerja/serikat buruh di perusahaan adalah serikat
pekerja/serikat buruh yang didirikan oleh para pekerja/buruh di satu
perusahaan atau di beberapa perusahaan;
• Serikat pekerja/serikat buruh di luar perusahaan adalah serikat
pekerja/serikat buruh yang didirikan oleh para pekerja/buruh yang tidak
bekerja di perusahaan;
• Federasi serikat pekerja/serikat buruh adalah gabungan serikat
pekerja/serikat buruh;
• Konfederasi serikat pekerja/serikat buruh adalah gabungan federasi
serikat pekerja/serikat buruh;
9. fungsi :
a. sebagai pihak dalam pembuatan perjanjian kerja bersama dan
penyelesaian perselisihan industrial;
b. sebagai wakil pekerja/buruh dalam lembaga kerja sama di
bidang ketenagakerjaan sesuai dengan tingkatannya;
c. sebagai sarana menciptakan hubungan industrial yang
harmonis, dinamis, dan berkeadilan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
d. sebagai sarana penyalur aspirasi dalam memperjuangkan hak
dan kepentingan anggotanya;
10. Proses pembentukan
• Serikat pekerja/serikat buruh
dibentuk oleh sekurang-kurangnya 10
(sepuluh) orang pekerja/buruh
• Federasi serikat pekerja/serikat buruh
dibentuk oleh sekurang- kurangnya 5
(lima) serikat pekerja/serikat buruh
• Konfederasi serikat pekerja/serikat
buruh dibentuk oleh sekuranq-
kurangnya 3 (tiga) federasi serikat
pekerja/serikat buruh
11. Setiap serikat pekerja/serikat buruh,
federasi dan konfederasi serikat
pekerja/serikat buruh harus memiliki
anggaran dasar dan anggaran rumah
tangga.
Anggaran dasar sekurang-kurangnya
harus memuat :
a. nama dan lambang;
b. dasar negara, asas, dan tujuan;
c. tanggal pendirian;
d. tempat kedudukan;
e. keanggotaan dan kepengurusan;
12. PENCATATAN
• Serikat pekerja/serikat buruh,
federasi dan konfederasi serikat
pekerja/serikat buruh yang telah
terbentuk memberitahukan
secara tertulis kepada instansi
pemerintah yang
bertanggungjawab di bidang
ketenagakerjaan setempat untuk
dicatat
13. Keanggotaan
• Seorang pekerja/buruh tidak boleh menjadi
anggota lebih dari satu serikat pekerja/serikat
buruh di satu perusahaan.
• Dalam hal seorang pekerja/buruh dalam satu
perusahaan ternyata tercatat pada lebih dari
satu serikat pekerja/serikat buruh, yang
bersangkutan harus menyatakan secara tertulis
satu serikat pekerja/serikat buruh yang
dipilihnya
• Pekerja/buruh yang menduduki jabatan
tertentu di dalam satu perusahaan dan jabatan
itu menimbulkan pertentangan kepentingan
antara pihak pengusaha dan pekerja/buruh,
tidak boleh menjadi pengurus serikat
pekerja/serikat buruh di perusahaan yang
bersangkutan
14. HAK SERIKAT PEKERJA/BURUH
• membuat perjanjian kerja bersama dengan
pengusaha;
• mewakili pekerja/buruh dalam menyelesaikan
perselisihan industrial
• mewakili pekerja/buruh dalam lembaga
ketenagakerjaan;
• membentuk lembaga atau melakukan kegiatan
yang berkaitan dengan usaha peningkatan
kesejahteraan pekerja/buruh;
• melakukan kegiatan lainnya di bidang
ketenagakerjaan yang tidak bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku
15. KEWAJIBAN SERIKAT
PEKERJA/BURUH
• melindungi dan membela anggota
dari pelanggaran hak-hak dan
Memperjuangkan kepentingannya;
• memperjuangkan peningkatan
kesejahteraan anggota dan
Keluarganya;
• mempertanggungjawabkan kegiatan
organisasi kepada anggotanya sesuai
dengan anggaran dasar dan
Anggaran rumah tangga.
16. PERLINDUNGAN HAK
BERORGANISASI
Siapapun dilarang menghalang-halangi atau memaksa
pekerja/buruh untuk membentuk atau tidak membentuk, menjadi
pengurus atau tidak menjadi pengurus, menjadi anggota atau tidak
menjadi anggota dan/atau menjalankan atau tidak menjalankan
kegiatan serikat pekerja/serikat buruh dengan cara:
a. melakukan pemutusan hubungan kerja, memberhentikan
sementara, menurunkan jabatan, atau melakukan mutasi;
b. tidak membayar atau mengurangi upah pekerja/buruh;
c. melakukan intimidasi dalam bentuk apapun;
d. melakukan kampanye anti pembentukan serikat
pekerja/serikat buruh
UU no 20 tahun 2000 Pasal 28
17. SANKSI
• Barang siapa yang menghalang-halangi
atau memaksa pekerja/buruh
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28,
dikenakan sanksi pidana paling singkat 1
(satu) tahun dan paling lama 5 (lima)
tahun dan atau denda paling sedikit Rp
100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan
paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah),
• Tindak pidana sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) merupakan tindak pidana
kejahatan
18. 2.B ORGANISASI
PENGUSAHA
• Organisasi Pengusaha adalah
wadah persatuan dan
kesatuan bagi pengusaha
Indonesia yang didirikan
secara sah atas dasar
kesamaan tujuan, aspirasi,
strata kepengurusan, atau ciri-
ciri alamiah tertentu.
UU no 1-1987 kamar dagang dan industri
19. • Kamar Dagang dan Industri
adalah wadah bagi pengusaha
Indonesia dan bergerak dalam
bidang perekonomian
• Dengan Undang-undang UU No
1-1987 ditetapkan adanya satu
Kamar Dagang dan Industri yang
merupakan wadah bagi
pengusaha Indonesia, baik yang
tidak bergabung maupun yang
bergabung dalam organisasi
pengusaha dan/atau organisasi
perusahaan
20. Tujuan
a. membina dan mengembangkan
kemampuan, kegiatan, dan kepentingan
pengusaha Indonesia di bidang usaha
negara, usaha koperasi, dan usaha swasta
dalam kedudukannya sebagai pelaku-pelaku
ekonomi nasional dalam rangka
mewujudkan kehidupan ekonomi dan dunia
usaha nasional yang sehat dan tertib
beradasarkan Pasal 33 Undang-Undang
Dasar 1945;
b. menciptakan dan mengembangkan iklim
dunia usaha yang memungkinkan
keikutsertaan yang seluas-luasnya secara
efektif dalam Pembangunan Nasional.
21. FUNGSI
• Kamar Dagang dan Industri
merupakan wadah komunikasi
dan konsultasi antar pengusaha
Indonesia dan antara
pengusaha Indonesia dan
Pemerintah mengenai hal hal
yang berkaitan dengan masalah
perdagangan, perindustrian,
dan jasa
22. kegiatan-kegiatan KADIN
1. penyebarluasan informasi mengenai kebijaksanaan
Pemerintah di bidang ekonomi kepada pengusaha Indonesia;
2. penyampaian informasi mengenai permasalahan dan
perkembangan perekonomian dunia, yang dapat berpegaruh
terhadap kehidupan ekonomi dan dunia usaha nasional,
kepada Pemerintah dan para pengusaha;
3. penyaluran aspirasi dan kepentingan para pengusaha di
bidang perdagangan, perindustrian, dan jasa dalam rangka
keikutsertaannya dalam pembangunan di bidang ekonomi;
4. penyelenggaraan pdndidikan, latihan, dan kegiatan-kegiatan
lain yang bermanfaat dalam rangka pembinaan dan
pengembangan kemampuan pengusaha Indonesia;
5. penyelenggaraan dan peningkatan hubungan dan kerja sama
yang saling menunjang dan saling menguntungkan
antarpengusaha Indonesia, termasuk pengembangan
keterkaitan antarbidang usaha industri dan bidang usaha
sector ekonomi lainnya;
23. 2.C LKS BIPARTIT
• Lembaga Kerja Sama Bipartit, yang selanjutnya disebut LKS
Bipartit, adalah forum komunikasi dan konsultasi mengenai
hal-hal yang berkaitan dengan hubungan industrial di satu
perusahaan yang anggotanya terdiri dari pengusaha dan
serikat pekerja/serikat buruh yang sudah tercatat di instansi
yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan atau
unsur pekerja/buruh
SERIKAT
PEKERJA/BURUH
PENGUSAHA LKS
BIPARTIT
24. KETENTUAN PEMBENTUKAN
• Setiap perusahaan yang mempekerjakan
50 (lima puluh) orang pekerja/ buruh
atau lebih wajib membentuk lembaga
kerja sama bipartit.
• LKS Bipartit dibentuk oleh unsur
pengusaha dan unsur pekerja/buruh
dan/atau serikat pekerja/serikat buruh
• LKS Bipartit dapat dibentuk di setiap
cabang perusahaan
26. KEPENGURUSAN
• KETUA
• WAKIL KETUA
• SEKRETARIS
• ANGGOTA
Sekurang-kurangnya 6
orang
Perbandingan masing-
masing unsur 1:1
Masa jabatan pengurus 3
tahun
Ketua harus dijabat
bergantian dari masing-
masing unsur
28. fungsi
• sebagai forum komunikasi dan konsultasi antara
pengusaha dengan wakil serikat pekerja/serikat buruh
dan/atau wakil pekerja/buruh dalam rangka
pengembangan hubungan industrial untuk kelangsungan
hidup, pertumbuhan, dan perkembangan perusahaan,
termasuk kesejahteraan pekerja/buruh
29. TUGAS LKS BIPARTIR
1. melakukan pertemuan secara periodik (1kali
sebulan) dan/atau sewaktu-waktu apabila
diperlukan.
2. mengkomunikasikan kebijakan pengusaha dan
aspirasi pekerja/buruh dalam rangka
mencegah terjadinya permasalahan
hubungan industrial di perusahaan.
3. menyampaikan saran, pertimbangan, dan
pendapat kepada pengusaha, pekerja/buruh
dan/atau serikat pekerja/serikat buruh dalam
rangka penetapan dan pelaksanaan kebijakan
perusahaan
31. 2.D LKS TRIPARTIT
• Lembaga Kerja Sama Tripartit yang selanjutnya
disebut LKS Tripartit adalah forum komunikasi,
konsultasi dan musyawarah tentang masalah
ketenegakerjaan yang anggotanya terdiri dari unsur
Pemerintah, organisasi pengusaha, dan serikat
pekerja/ serikat buruh
LKS
TRIPARTIT
PEMERINTAH
ORGANISASI
PENGUSAHA
SERIKAT
PEKERJA
32. 2.E PERATURAN PERUSAHAAN
• Peraturan perusahaan adalah
peraturan yang dibuat secara
tertulis oleh pengusaha yang
memuat syarat syarat kerja dan
tata tertib perusahaan
33. ketentuan
• Pengusaha yang mempekerjakan
pekerja/buruh sekurang-kurangnya
10 (sepuluh) orang wajib membuat
peraturan perusahaan yang mulai
berlaku setelah disahkan oleh
Menteri atau pejabat yang ditunjuk.
• Kewajiban membuat peraturan
perusahaan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) tidak berlaku bagi
perusahaan yang telah memiliki
perjanjian kerja bersama.
34. Peraturan perusahaan sekurang-kurangnya
memuat :
a. hak dan kewajiban pengusaha;
b. hak dan kewajiban pekerja/buruh;
c. syarat kerja;
d. tata tertib perusahaan; dan
e. jangka waktu berlakunya peraturan
perusahaan
Masa berlaku peraturan perusahaan paling lama
2 (dua) tahun dan wajib diperbaharui setelah
habis masa berlakunya
35. 2.F PERJANJIAN KERJA BERSAMA
• Perjanjian kerja bersama adalah
perjanjian yang merupakan hasil
perundingan antara serikat
pekerja/serikat buruh atau beberapa
serikat pekerja/serikat buruh yang
tercatat pada instansi yang bertanggung
jawab di bidang ketenagakerjaan dengan
pengusaha, atau beberapa pengusaha
atau perkumpulan pengusaha yang
memuat syarat syarat kerja, hak dan
kewajiban kedua belah pihak
36. 1 perusahaan hanya ada
1 PKB
Masa berlaku maksimal
2 tahun
Dapat diperpanjang 1
tahun
Perundingan berikutnya
paling cepat 3 bulan
sebelum masa berlaku PKB
habis
Apabila tidak ada kesepakatan
perundingan, PKB tetap berlaku
paling lama 1 tahun
Dilakukan dengan
musyawarah mufakat
Tidak boleh diganti oleh
Peraturan Perusahaan
Lamanya perundingan
disepakati dalam tata tertib
perundingan
37. Perundingan pembuatan PKB dimulai
dengan menyepakati tata tertib perundingan
yang sekurang-kurangnya memuat
a. tujuan pembuatan tata tertib;
b. susunan tim perunding;
c. lamanya masa perundingan;
d. materi perundingan
e. tempat perundingan;
f. tata cara perundingan;
g. cara penyelesaian apabila terjadi
kebuntuan perundingan;
h. sahnya perundingan; dan
i. biaya perundingan.
39. 2.H LEMBAGA PENYELESAIAN
PERSELISIHAN HUBUNGAN
INDUSTRIAL
• LKS Bipartit
• LKS Tripartit
• PPHI (Pengadilan
Perselisihan Hubungan
Industrial)
• MAHKAMAH AGUNG
40. 3. Penyelesaian perselisihan
hubungan industrial
Perselisihan Hubungan Industrial adalah perbedaan pendapat yang mengakibatkan
pertentangan antara pengusaha atau gabungan pengusaha dengan pekerja/ buruh atau
serikat pekerja/serikat buruh karena adanya perselisihan mengenai hak, perselisihan
kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan kerja dan perselisihan antar serikat
pekerja/serikat buruh dalam satu perusahaan
Editor's Notes
Uu no 13 tahun 2003 bagian 1.
Uu no 13 tahun 2003 bab XI pasal 102
Uu no 13 tahun 2003 pasal 103
UU NOMOR 21 TAHUN 2000
uu1-1987 kamar dagang dan industry
PER.32/MEN/XII/2008
PP no 46 TAHUN 2008
UU NOMOR 2 TAHUN 2004 PENYELESAIAN PERSELISIHAN HI