Berikut ini adalah slide contoh sewaktu saya presentasi proposal skripsi untuk kelulusan gelar sarjana saya. Sekedar berbagi untuk blog saya di http://arryrahmawan.net. Punya saran, tips, dan trik bagaimana membuat contoh slide presentasi proposal skripsi yang keren? Yuk mention Twitter saya di @ArryRahmawan
hasil laporan saat prakerin, mengkaji, mendiagnosis, merencanakan, mengimplementasikan dan mengevaluasi asuhan keperawatan. prakerin di DU/DI di RS Bina Kasih Kota Medan.
1. Asuhan Pada Anak R Usia Todler (3 Tahun)
dengan Meningitis Serosa Di Ruang
Kenanga Lantai I Rumah Sakit
Umum Pusat dr. Hasan
Sadikin Bandung
OLEH :
LA ODE MUHAMAD TAHIR
NIM : 10. 10. 766
2. BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
• Salah satu penyakit yang sering diderita pada anak adalah meningitis.
• Penyakit meningitis ditemukan pertama kali pada tahun 1805 pada saat terjadi
wabah di Genewa, Swiss, setiap tahun angka meningitis terus meningkat, yang
menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) diperkirakan ada 223.000 kasus baru
pada tahun 2002 .
• Menurut data rekam medis Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung
didapatkan 10 penyakit terbesar di Ruang Kenanga Lantai I yaitu selama periode 6
bulan terakhir menunujukan bahwa penyakit meningitis serosa tidak masuk dalam
10 besar penyakit yang ada di ruang Kenanga Lantai I, hal ini ditunjukan dengan
jumlah penderita meningitis serosa pada anak sangat minim dengan jumlah 5
orang (1,4%) namun meningitis dianggap sebagai darurat medis yang perlu
dikenali pada anak.
• Meningitis dapat menyebabkan kematian jika tidak ditangani dan dapat
mengakibatkan komplikasi berupa tuli, buta, efusi subdural, peningkatan sekresi
hormon antidiuretik (ADH), perkembangan terlambat, hidrosefalus, edema serebri,
dan gangguan kejang kronik.
3. Ruang Lingkup
• Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis
hanya membahas tentang Asuhan Keperawatan
Pada Klien Anak R Usia Todler (3 tahun) dengan
Meningitis Serosa di Ruang Kenanga Lantai I
Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin
Bandung.
4. TUJUAN
• Umum
Mengaplikasikan Asuhan Keperawatan secara
nyata pada klien anak dengan gangguan
Meningitis Serosa secara langsung dan
komprehensif meliputi aspek bio, psiko, sosial
dan spiritual yang didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan.
• Khusus
Mampu melaksanakan pengkajian, merumuskan
diagnosa keperawatan, merencanakan,
melaksanakan, mengevaluasi serta melakukan
pendokumentasian pada asuhan keperawatan
klien Anak dgn Meningitis Serosa.
5. Metode Telaahan
• Metode yang penulis gunakan dalam penulisan karya tulis
ilmiah ini adalah metode analisis deskriptif melalui studi
kasus berdasarkan pendekatan proses keperawatan yaitu
pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan,
dan implementasi keperawatan.
• Wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, studi
dokumentasi, studi literatur atau kepustakaan.
Manfaat :
• Bagi rumah sakit
• Bagi institusi Pendidikan
• Bagi profesi
• Bagi penulis
6. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
• Studi kasus Pada Klien Anak R Usia Todler (3
Tahun) dengan Meningitis Serosa dilaksanakan
mulai tanggal 4 Juni s/d 6 Juni 2013.
• Tempat pelaksanaan studi kasus ini yaitu di
Ruang Perawatan Anak yaitu ruang Kenanga
Lantai I Rumah sakit Umum Pusat dr. Hasan
Sadikin Bandung
7. Sistematika Telaahan
• BAB I : Pendahuluan
• BAB II : Tinjauan Teoritis
• BAB III : Tinjauan Kasus dan Pembahasan
• BAB IV : Kesimpulan dan rekomendasi
8. BAB II
Tinjauan Teoritis dan Pembahasan
• Pengertian
Meningitis adalah inflamasi pada meningen atau
membran selaput yang mengelilingi otak dan medula
spinalis dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-
organ jamur
Meningitis serosa adalah radang selaput otak araknoid
dan piameter yang disertai cairan otak yang jernih.
• Anatomi Fisiologi :
Sistem Saraf Pusat
sistem saraf pusat terdiri dari otak dan medula spinalis
yang dibungkus untuk melindungi meningen yang
terdiri atas 3 lapisan yaitu durameter, arachnoid dan
piameter.
9. Sistem Saraf Tepi/Perifer
Secara anatomis, sistem saraf perifer dibagi menjadi 31
pasang saraf spinal dan 12 pasang saraf cranial.
Pembuluh darah otak
Arteri karotis interna kanan dan kiri
Arteri vertebralis kanan dan kiri
Etiologi :
Meningitis dibagi dua golongan menurut penyebabnya yaitu:
Meningitis serosa disebabkan mycobacterium tuberculosa.
Penyebab lain seperti lues, virus, toxoplasma gondhii, ricketsia.
Meningitis purulenta disebabkan oleh diplococcus pneumonia
(pneumokok), neisseria meningitides (meningokok),
streptococcus haemolyticus, staphylococcus aureus,
haemophilus influenza, escherchia coli, klebsiella pneumonia,
pseudomonas aeruginosa
10. Patofisiologi
Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari orofaring dan
diikuti dengan septikemia, yang menyebar ke meningen
otak dan daerah medula spinalis bagian atas.
Manifestasi Klinis
Gejala meningitis diakibatkan dari infeksi dan
peningkatan TIK:
• Sakit kepala dan demam adalah gejala awal yang sering.
• Perubahan pada tingkat kesadaran dapat terjadi letargi,
tidak responsif dan koma
• Iritasi meningen mengakibatkan sejumlah tanda sebagai
berikut:
11. Manifestasi Klinis..........................
• Rigiditasi nukal (kaku leher) upaya untuk fleksi kepala mengalami
kesukaran karena adanya spasme otot leher.
• Tanda kernik positif; ketika pasien di baringkan dengan paha dalam
keadaan fleksi ke arah abdomen, kaki tidak dapat diekstensikan sempurna.
• Tanda brudziki; bila leher pasien di fleksikan maka di hasilkan fleksi lutut
dan pinggul. Bila dilakukan fleksi pasif pada ekstermitas bawah pada salah
satu sisi ekstermitas yang berlawanan.
• Mengalami foto fobia atau sensitif yang berlebihan pada cahaya.
• Kejang akibat area fokal kortikal yang peka dan peningkatan TIK
• Adanya ruam merupakan ciri menyolok pada meningitis meningokokal.
• Infeksi fulminating dengan tanda-tanda septikemia : demam tinggi tiba-
tiba muncul lesi purpura yang menyebar, syok dan tanda koagulopati
intravaskuler diseminata
12. Dx kep. Secara Konsep Teori ada 11 yakni :
• Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan
penekanan pada pusat pengaturan pernapasan.
• Actual/resiko terjadinya perubahan perfusi jaringan
serebral berhubungan dengan edema serebral yang
mengubah atau menghentikan aliran darah arteri atau
vena, hipovolemia dan asidosis.
• Actual/resiko terjadinya trauma berhubungan dengan
penurunan kesadaran, iritasi korteks serebral, kejang vokal,
kelemahan umum, paralisis, ataksia.
• Nyeri berhubungan dengan adanya proses infeksi atau
inflamasi pada susunan saraf pusat dan sirkulasi.
• Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan
neuromuskuler, penurunan kekuatan atau katahanan.
13. Dx. Kep Lanjutan.................
• Peningkatan suhu tubuh: hipertermi berhubungan dengan
inflamasi pada meningen.
• Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan kelemahan refleks menelan atau
adanya disfagia atau adanya rasa mual, muntah, anoreksia.
• Resiko tinggi penyebaran infeksi berhubungan dengan
proses invasi kuman patogen.
• Resiko terjadi gangguan integritas kulit berhubungan
dengan tirah baring lama.
• Kurang perawatan diri berhubungan dengan perubahan
susunan saraf pusat, kelemahan fisik.
• Gangguan rasa aman: cemas klien dan keluarga
berhubungan ancaman kematian.
14. BAB III
TINJAUAN KASUS
Pengkajian
An. R, umur 3 thn, jenis kelamin laki-laki,
alamat Kp Saparako Majalaya, saat pengkajian
tgl 04 Juni 2013 ibu klien mengatakan anaknya
sesak, sesak yang dirasakan klien cukup berat,
keluhan ini dirasakan terus-menerus, sesak
yang dirasakan oleh klien di daerah dada
dimana sesaknya bertambah ketika ada
peningkatan aktivitas dan berkurang saat klien
mulai beristirahat keluhan ini disertai dengan
kejang.
15. Dari hasil pengkajian diklasifikasikan data sbb :
• Data subyektif
- Ibu klien mengatakan anaknya sesak
- Ibu klien mengatakan anaknya kejang
- Ibu klien mengatakan anaknya tidak bisa makan
melalui mulut.
- Ibu klien mengatakan anaknya makan melalui NGT
- Ibu klien mengatakan anaknya panas
- Ibu klien mengatakan anaknya mengalami
penurunan kesadaran
- Ibu klien mengatakan tangan dan kaki anaknya kaku.
- Ibu klien mengatakan anaknya tidak bisa beraktifitas
16. Data obyektif
• TTV :
Nadi = 72x/menit
Suhu = 38, 2⁰C
Pernapasan = 44x/menit
• Terpasang nasal kanul O2 1 liter/menit
• Retraksi dinding dada
• Terdapat penggunaan otot-otot pernapasan
• Mukosa bibir kering
• Akral teraba hangat
• Keadaan umum nampak lemah
• GCS 11 (E4V2M5)
• Wajah klien nampak sayup.
17. Data Obyektif lanjutan..........................
• Terdapat luka di daerah kepala bagian tengah yang sudah mulai mengering
tertutup verban.
• Terdapat luka di daerah kepala bagian belakang yang masih basah tertutup
verban
• Terdapat luka di perut kuadran kanan atas yang mulai mengering tertutup
verban.
• LLA = 15 cm
• Terpasang NGT
• Disfagia (+)
• BB sebelum sakit 12 Kg dan BB saat ini 7, 75Kg
• Leukosit 15.900/mm3
• Terpasang infus di kaki kiri NaCl 0,9% 20 Tpm.
• Klien nampak kejang
• Tangan dan kaki klien nampak kaku
• Kekuatan otot 2 / 2
2 / 2
• Kaku kuduk (+)
• Laseque sign (+)
• Kernig sign (+)
18. Dx Keperawatan :
Sebagai hasil analisa dan penetapan masalah
keperawatan ditemukan 7 diagnosa keperawatan
adalah sebagai berikut :
• Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan
penekanan pada pusat pengaturan pernapasan
• Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan
dengan edema serebral yang mengubah atau
menghentikan aliran darah arteri atau vena,
hipovolemia dan asidosis
• Gangguan termoregulasi: hipertermi
berhubungan dengan inflamasi pada meningen.
19. Dx Kep lanjutan....................
• Gangguan pemenuhan Nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan kelemahan refleks
menelan atau adanya disfagia atau adanya rasa mual,
muntah, anoreksia
• Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan
kerusakan neuromuskuler, penurunan kekuatan atau
katahanan
• Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan proses
invasi kuman patogen
• Resiko terjadinya injury/trauma berhubungan dengan
penurunan kesadaran, iritasi korteks serebral, kejang
vokal, kelemahan umum, paralisis, ataksia,
20. • PERENCANAAN
• IMPLEMENTASI
Implementasi dilaksanakan selama 3 hari sejak
tanggal 04 juni – 06 juni 2013, semua yang
ada diperencanaan dilaksanakan
diiplementasi.
• EVALUASI
Implementasi yang dilaksanakan selama 3
hari, 3 masalah yang teratasi dan 4 masalah
yang teratasi yang belum teratasi.
21. PEMBAHASAN
• Pd tahap pengkajian ditemukan kesenjangan antara teori
dan kasus di mana sebagian data yg ada dlm teori tdk
didapatkan pd kasus dan sebaliknya. Hal ini disebabkan krn
Manusia merupakan makhluk yang unik dimana dalam
memberikan respon bio, psiko, sosial dan spiritual terhadap
suatu penyakit berbeda-beda
• Pd thp perumusan dx kep. Tidak Ditemukan kesenjangan
antara dx yang ditemukan dlm kasus dengan dx yang ada
dlm teori dan sebaliknya. Namun dari 11 dx yang ada dalam
teori hanya 7 yang ditemukan pada kasus. Hal tersebut
diatas disebabkan karena tidak adanya data atau tanda dan
gejala yang menunjang pada studi kasus untuk mengangkat
semua masalah tersebut dan masalah yang ditemukan
sesuai dengan kondisi klien pada saat pengkajian.
22. • Thp perencanaan & pelaksanaan pd prinsipnya
Tidak semua intervensi dari diagnosa yang ada
dalam teori terdapat dalam kasus. Tetapi untuk
intervensi dari diagnosa keperawatan yang ada
dalam teori dan muncul pada kasus pada
prinsipnya tidak ada perbedaan karena
perencanaan pada dasarnya penulis
berpatokan pada tinjauan teoritis, sedangkan
intervensi yang ada pada kasus tidak ada pada
teori, penulis bersama klien dan keluarga
membuat intervensi berdasarkan ilmu
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.
23. Adapun intervensi yang ada dalam kasus tetapi tidak
terdapat pada teori atau sebaliknya dapat dilihat
sebagai berikut :
• Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan adanya
penekanan pada pusat nafas di otak intervensi pada kasus
yang tidak terdapat pada teori yaitu atur posisi klien
senyaman mungkin. sedangkan intervensi lainnya dalam kasus
semuanya ada dalam intervensi pada teori.
• Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan penurunan kesadaran, pada intervesi dalam kasus
tidak terdapat dalam kasus yaitu intervensi kaji diit klien dan
timbang berat badan seminggu sekali, sedangkan intervensi
lainnya dalam kasus semuanya ada dalam intervensi pada
teori.
• Resiko injury berhubungan dengan kejang dan penurunan
kesadaran intervensi dalam kasus ditambahkan yaitu
intervensi ke empat, Berikan HE ( Health Education) kepada
keluarga klien tentang pentingnya manjemen kejang.
24. BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan
• Dalam pengkajian pada klien anak dengan meningitis
serosa perlu semua aspek baik bio, psiko, social dan
spiritual, harus dikaji untuk mendapatkan data yang
lengkap dan akurat karena setiap individu
memberikan respon yang berbeda-beda terhadap
stimulus baik internal maupun eksternal sehingga
diharapkan kejelian dalam meneliti respon atau
gejala yang dinampakan oleh klien, serta kepekaan
dan kemampuan khusus dalam menginterpretasikan
dan menganalisa data klien.
25. REKOMENDASI
• Semoga karya tulis ilmiah yang sederhana ini dapat
menjadi bacaan dan acuan untuk meningkatkan
pengetahuan dan kreatifitas dalam pemberian asuhan
keperawatan pada klien dengan gangguan sistem
neurologi khususnya penyakit meningitis serosa.
• Rumah Sakit diharapkan mampu memberikan pelayanan
yang komperhensif yaitu bio, psiko, sosial dan spritual
kepada klien dengan menambah peralatan dan fasilitas
yang memadai untuk menunjang pelaksanaan asuhan
keperawatan.
26. • Institusi dan penyelenggara diharapkan menyediakan buku-
buku referensi yang memadai, yang menyangkut hal-hal terbaru
tentang penatalaksanaan perawatan klien dengan gangguan
sistem neurologi khususnya penyakit meningitis serosa, serta
menyediakan waktu yang cukup untuk pelaksanaan praktek
keperawatan di Rumah Sakit dan studi kasus untuk penyusunan
karya tulis dimasa yang akan datang.
• Penulis berharap dengan adanya karya tulis ilmiah ini dapat
dijadikan sebagai acuan dalam mengembangkan profesi
keperawatan khususnya asuhan keperawatan pada klien dengan
meningitis serosa.
• Untuk orang tua dan kelurga klien agar selalu menjaga
kesehatan klien. Terutama agar selalu menjaga daya tahan tubuh
klien dengan memperhatikan nutrisinya serta chek up ke Rumah
Sakit atau Puskesmas terdekat dilingkungan tempat tinggalnya