Dokumen tersebut membahas tentang pelaksanaan praktek kerja lapangan di proyek pembangunan Mako Ditpolair Polda Kalsel. Terdiri dari beberapa bab yang membahas latar belakang, tinjauan umum lokasi, dan tahapan pekerjaan struktur, arsitektur, dan MEP seperti pondasi, kolom, balok, dinding, atap, instalasi listrik dan air.
1. TUJUAN DAN MANFAAT
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
BATASAN MASALAH
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
LATAR BELAKANG
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
BAB I.PENDAHULUAN
2. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan
Praktik Kerja Lapangan adalah wujud aplikasi antara keterampilan,
sikap dan kemampuan mahasiswa/i yang diperoleh ketika dibangku kuliah.
Praktek kerja lapangan tersebut dilaksanakan di berbagai instansi ataupun
perusahaan yang dapat digunakan untuk menambah pengalaman, ilmu
pengetahuan dan keterampilan mahasiswa/i.
Praktik Kerja Lapangan juga dijadikan salah satu bagian kelulusan S1
bagi mahasiswa/i fakultas Teknik sipil (universitas Islam Kalimantan
Muhammad Arsyad Al-Banjary) . Mahasiswa dapat lebih bertanggung jawab
dan disiplin dengan apa yang ditugaskan kepada mereka melalui kegiatan
praktek kerja lapangan ini.
Mengingat banyak perguruan tinggi yang berusaha untuk menciptakan
sumber tenaga manusia yang berkualitas dan terampil melalui sarana
prasara pendukung dan mutu pendidikan yang baik sehingga menghasilkan
lulusan yang handal dan berkualitas.
3. Tujuan dan Manfaat Praktek Kerja Lapangan
Tujuan dari pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan adalah :
1. Sebagai syarat pengajuan untuk mengikuti mata kuliah wajib Praktik
Kerja dan menempuh ujian akhir Program Studi Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad al-Banjary.
2. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mahasiswa.
3. Mahasiswa mampu memahami, mengerti dan membandingkan ilmu
dalam bentuk teori dan ilmu dilapangan.
4. Menambah pengalaman mahasiswa dalam dunia kerja, khususnya
proyek konstruksi.
5. Meningkatkan hubungan kerja sama yang baik antara perguruan tinggi,
pemerintah dan perusahaan.
Pembatasan Masalah
Sehubungan dengan terbatasnya waktu pelaksanaan praktek kerja
lapangan yang hanya 30 hari maka laporan ini diberikan beberapa
batasan yaitu sebatas pada bagian-bagian pekerjaan yang dipelajari
selama proses Praktek Kerja Lapangan, antara lain :
Tinjauan Umum
1. Mengenai gambaran umum Proyek Pembangunan Mako Ditpolair
polda kalsel.
Tinjauan Khusus
2. Dalam hal ini membahas pekerjaan yang dapat diamati selama proses
Praktik Kerja dilapangan.
5. BAB II
TINJAUAN UMUM PEKERJAAN
2.1. Latar Belakang Pekerjaan
Pembangunan Mako Ditpolair Polda Kalsel ini dibuat dengan tujuan untuk
Memberikan Fasilitas dan kenyamanan kepada Anggota saat bertugas serta memberikan
pelayanan dan keamanan yang maksimal khususnya di daerah lepas perairan Kalimantan
Selatan.
6. Lokasi Pekerjaan
Secara geografis letak proyek pembangunan Mako Ditpolair Polda Kalsel
berlokasi di Kecamatan Aluh-aluh Kab.Banjar.Provinsi Kalimantan
Selatan.
Gambar 2.1 Peta Lokasi Proyek Pembangunan Mako Ditpolair Polda Kalsel
7. Data Pekerjaan
Data Umum
Proyek pembangunan Mako Ditpolair Polda Kalsel memiliki
data-data proyek sebagai berikut :
Nama Proyek : Pembangunan Mako Ditpolair Polda Kalsel T.930
M2/2 lantai
Lokasi proyek : Kecamatan Aluh - Aluh Kabupaten Banjar
Nomor kontrak : SP/05/PPK MAKO POLAIR/V/2019
Nilai Kontrak : 13.083.854.000,-
(Tiga Belas Milyar Delapan Puluh Tiga Juta Delapan Ratus Lima Puluh Empat
Ribu Rupiah)
Tanggal Kontrak : 31 Mei 2019
Tanggal Selesai : 26 November 2019
Sumber Anggaran : DIPA Ditpolair Polda Kalsel
Tahun Anggaran : 2019
Luas Bangunan : ± 930.00 M²
Pemilik Proyek : Kepolisian Negara Republik Indonesia
Daerah Kalimantan Selatan
Pelaksana Proyek : PT.Rahmad Agung Utama
Konsultan Pengawas : CV.Asrindo Graha Consultant.
8. BAB III
PELAKSANAAN PEKERJAAN
RUANG LINGKUP PEKERJAAN TAHAPAN PEKERJAAN
PEKERJAAN
PENDAHULUAN
PEKERJAAN STRUKTUR
PEKERJAAN
ARSITEKTUR/FINISHING
PEKERJAAN MEP
9. RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Dalam pelaksanaan pekerjaan sebuah proyek, perlu
adanya metode yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan
kerja. Dalam sudut pandang Manajemen Konstruksi metode
yang digunakan oleh para pelaksana dilapangan harus
mendapat persetujuan dari pihak Manajemen Konstruksi
(pengawas). Metode yang digunakan harus sesuai dengan
prosedur dan apabila ada perubahan maka pihak kontraktor
harus berdiskusi terhadap pihak perencana dan pengawas
(MK). Metode-metode pekerjaan yang digunakan dalam
proyek pembangunan Mako Ditpolair Polda Kalsel adalah :
PEKERJAAN PENDAHULUAN
Pekerjaan pendahuluan merupakan persiapan awal yang
wajib dilakukan dalam melaksanakan suatu proyek. Pada tahap ini,
segala izin yang dibutuhkan untuk proses pembangunan telah
diurus serta segala sesuatu yang menyangkut kelancaran pekerjaan
pelaksanaan harus telah disiapkan di lokasi sebelum melaksanakan
pekerjaan. Penyusunan jadwal terinci, mobilisasi peralatan dan
tenaga kerja, hingga kelengkapan administrasi lapangan harus
sudah disiapkan sebelum memulai pekerjaan.
Pekerjaan Pendahuluan Terdiri dari :
1. Mobilisasi
2. Pembersihan lahan,pengukuran dan pemasangaan Bouwplank
3. Pembuatan gudang dan barak kerja
4. Administrasi dan Dokumentasi
.
10. PEKERJAAN STRUKTUR
Tahap ini meliputi penggalian fondasi, hingga penimbunan galian serta pemadatan setiap lapisan mencapai titik peil yang telah direncanakan.
Dalam tahap ini, terdapat beberapa ketentuan yang wajib di penuhi kontraktor seperti:
Memastikan posisi galian dan ukuran seperti tertera dalam gambar serta mendapatkan persetujuan dewan pengawas lapangan.
Penggalian tanah fondasi dimulai setelah pemasangan bouwplank dan patok-patok disetujui direksi / pengawas lapangan. Fondasi yang dibangun
menggunakan Beton bertulang mine pile ukuran 30 x 30 cm .
Dasar galian harus mencapai tanah keras dan bersih dari akar-akar kayu, kotoran-kotoran serta bagian-bagian tanah yang longgar (tidak padat)
Dilakukan pengurugan yang meliputi urugan pasir, urugan tanah dan urugan kembali bekas tanah galian sesuai dengan gambar proyek.
Pekerjaan struktur pembangunan Mako Ditpolair Polda Kalsel terdiri dari :
1.Pondasi Tiang Pancang
2.Galian Tanah Pondasi
3.Pekerjaan urugan pasir
4.pekerjaan Lantai Kerja
5.Pelat poer Pondasi
6.pekerjaan cor Sloof
7.pekerjaan Cor Beton Neut/Kolom
8.Pekerjaan Cor Beton Balok & Ring Balok
9.Pekerjaan Cor Beton Plat Lantai
11. Pekerjaan Arsitektur/finishing Pekerjaan Akhir
Yang dimaksud dengan finishing bangunan yaitu
pekerjaan yang berkaitan dengan penutupan,pelapisan serta
membuat tampilan bangunan menjadi tampak indah.pekerjaan
ini dilaksanakan setelah semua proses pembuatan struktur
selesai dilakukan.
Tahapan pekerjaan Arsitektur/Finishing pada pembangunan
mako ditpolair polda kalsel :
1. pekerjaan dinding pasangan bata ringan
2. pekerjaan plesteran
3. pekerjaan Acian
4. pekerjaan Lap/Atap
5. pekerjaan Keramik dan Granit
6. Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela
7. Pekerjaan Plafon
8. pekerjaan Sanitasi/Instalansi Air
9. pekerjaan Pengecatan
Pekerjaan Mekanik Elektrikal dan Plumbing
MEP adalah suatu pekerjaan drafter yang bertugas membuat sistem
kontrol mekanikal,elektrikal.
Sistem plumbing adalah suatu pekerjaan yang meliputi sistem
pembuangan limbah / air buangan (air kotor dan air bekas), sistem
venting, air hujan dan penyediaan air bersih.
Pekerjaan Mep pembangunan nako ditpolair polda kalsel terdiri dari :
1. pemasangan Instalasi kabel
2. pekerjaan Ac
3. pekerjaan pemasangan CCTV
4. pekerjaan Fire Arm
5. Pekerjaan Penangkal Petir
6. pekerjaan Instalansi kabel Tray
7. pekerjaan Air Bersih/Air Kotor/Air Bekas dan Air Hujan
12. TAHAPAN PEKERJAAN
Proyek pembangunan Mako Ditpolair Polda Kalsel memiliki beberapa tahapan dalam pelaksanaan pekerjaannya,adapun pekerjaan yang dikerjakan
dan sudah di laksanakan selama penulis terlibat kegiatan di lapangan yaitu Pekerjaan :
Pondasi Tiang Pancang
Tiang pancang yang digunakan yaitu tiang pancang beton bertulang
mini pile ukuran 30 x 30 cm. Tiang pancang beton minipile yang dibuat oleh
pabrikan, dimobilisasi ke lokasi pekerjaan/dipersiapkan terlebih dahulu,
sebelum kegiatan pemancangan dilaksanakan.
Gambar.3.1. Pemancangan Beton Bertulang pile cap
Galian Tanah Pondasi
Setelah pekerjaan pemacangan selesai dilakukan, hal yang dilakukan
selanjutnya yaitu pekerjaan galian tanah pondasi. Galian tanah pondasi
diperlukan untuk perletakan pondasi pelat poer.
Pengalian dilakukan sesuai dengan gambar rencana pondasi dan telah
mendapat persetujuan dari pengawas. Bidang horizontal galian tanah harus
mempunyai jarak yang lebih besar dari lebar pondasi, hal ini berfungi untuk
memungkinkan pemasangannya, penopangan dan lain-lain. Kedalaman galian
harus sesuai dengan gambar rencana.
Tanah hasil galian ditumpuk ditempat yang telah ditentukan oleh pengawas,
karena tanah tersebut akan dipakai kembali
Sumber.Dokumentasi pribadi
Gambar.3.2. Pekerjaan Galian Tanah Pondasi
13. Pekerjaan Lantai Kerja
Setelah tanah digali, selanjutnya diberikan urugan pasir, selanjutnya
dibuat lantai kerja dengan campuran beton K.100. Sebelum campuran
beton diletakkan, dasar tanah diratakan terlebih dahulu. Tebal dari lantai
kerja ini 10 cm, setelah lantai kerja mengeras, untuk selanjutnya
diatasnya dipasang pondasi Plat Poer dan Sloop.
Sumber.Dokumentasi pribadi
Gambar.3.4.pekerjaan lantai kerja pondasi
Pekerjaan Urugan Pasir
Permukaan tanah yang sudah digali selanjutnya diatasnya
diberikan pasir urug, kemudian dipadatkan dengan menggunakan alat
stamper. Urugan pasir ini berfungsi untuk menstabilkan permukaan
tanah asli dan menyebarkan beban. Urugan Pasir dipadatkan perlapis
hingga mencapai ketebalan Urugan Pasir yang sesuai dengan gambar
kerja dan spesifikasi teknis yang ada yaitu 20 cm.
Sumber.Dokumentasi pribadi
Gambar.3.3.Pekerjaan Urugan Pasir
14. Pelat Poer Pondasi
Plat Poer Pondasi terbuat dengan mutu beton K-225. Hal pertama dilakukan
yaitu merakit tulangan dan bekisting pondasi sesuai dengan gambar kerja. Perakitan
dan pembuatan mal ini dapat dilakukan bersamaan dengan pengalian tanah pondasi.
Setelah itu bekisting diletakkan diatas lantai kerja dan besi tulangan dimasukkan ke
dalam bekisting. Sebelum besi tulangan diletakkan di dalam bekisting, diatas lantai
kerja diberikan beton tahu kira-kira berukuran 2 x 2 x 2 cm dengan mutu beton yang
sama. Beton tahu ini berfungsi agar kedudukan tulangan pas berada di tengah dan
memberikan ruang untuk selimut beton yang cukup.
Jika tulangan dan bekisting telah dipasang maka campuran beton dapat dituang.
Ketinggian curahan harus diperhatikan agar seluruh rongga dapat tertutupi oleh
material.
Sumber.Dokumentasi pribadi
Gambar.3.5.Pekerjaan plat poer pondasi
Pekerjaan Cor Sloof
Pengecoran balok sloof dilakukan setelah pondasi plat poer selesai
dilakukan. Pada dasarnya pelaksanaan sloof sama dengan pelaksanaan
Pondasi Plat Poer. Bekisting dan tulangan besi dirakit terlebih dahulu
sesuai dengan shop drawing. Setelah itu barulah campuran beton
dituangkan, campuran beton yang digunakan yaitu mutu beton K-225.
Campuran beton tersebut terlebih dahulu telah dilakukan job mix design
dan nilai slump tesnya sesuai dengan spesifikasi teknis. Dalam
pelaksanaan pekerjaan ini perlu adanya persetujuan dari pengawas.
Sumber.Dokumentasi pribadi
Gambar.3.6.Pekerjaan sloof
15. Pekerjaan Kolom
Kolom adalah struktur yang merupakan penyangga atau pilar yang
akan menyalurkan beban atau gaya vertical dan lateral ke
pondasi.konstruksi kekakuan kolom akan menetukan besarnya gaya lateral
yang akan dipikul oleh kolom tersebut.
Sumber.Dokumentasi pribadi
Gambar.3.7. pekerjaan kolom
Pekerjaan Cor Beton Balok & Ring Balok
Pelaksanaan pekerjaan ini sama dengan pelaksanaan pekerjaan kolom, hanya
saja dalam pengerjaan bekisting perlu adanya tambahan kayu dolken/ubar.
Kayu ini berfungsi sebagai steger/penopang dari bekisting agar bekisting
tetap pada tempatnya (tidak terjadi lendutan). Kayu steger tersebut
ditegakkan dengan jarak sekitar 40 cm. Pelaksanaan pengecoran balok atau
ring balok, biasanya seiringan dengan pelaksanaan Pelat lantai.
Sumber.Dokumentasi Pribadi
Gambar.3.8.pekerjaan Balok & Ring Balok
16. Pekerjaan Cor Beton plat Lantai
Pelaksanaan pekerjaan konstruksi plat lantai beton dilakukan
setelah pekerjaan kolom sudah selesai. Semua pekerjaan plat lantai ini
dilaksanakan di tempat kerja atau lokasi yang telah direncanakan.
Pekerjaan-pekerjaan yang perlu dilakukan meliputi pembesian,
pemasangan bekisting, pengecoran, dan perawatan. Untuk mendapatkan
hasil kerja yang bagus, semua pekerjaan ini harus dilaksanakan sesuai
dengan SNI (Standar Nasional Indonesia).
Sumber.Dokumentasi pribadi
Gambar.3.9.Pekerjaan Cor Beton Plat Lantai
Pekerjaan Dinding Pasangan Bata Ringan
Setelah pekerjaan struktur lantai satu selesai, maka pekerjaan dinding
dapat segera dimulai. Sebelum dinding dipasang, bata ringan yang
digunakan terlebih dahulu dipersiapkan. Adapun peralatan yang
digunakan yaitu concrete mixer, waterpass, skrop, ember, benang,
sipatan, pacul, dan cetok.
Sumber.Dokumentasi pribadi
Gambar.3.10.pekerjaan Dinding Pemasangan Bata Ringan
17. BAB 4
Pengendalian Proyek
Maksud dari pengendalian proyek adalah mengatur dan mengendalikan unsur-unsur vital dalam pelaksanaan sebuah
proyek, unsur-unsur tersebut adalah:
1. Pengendalian mutu.
2. Pengendalian waktu.
3. Pengendalian biaya.
Maka untuk dapat menciptakan tujuan-tujuan tersebut diperlukan beberapa pertimbangan-pertimbangan agar mendapatkan
rencana yang baik, teliti yaitu sebagai berikut:
1. Metode pelaksanaan sesuai dengan tender atau rencana yang telah dibuat.
2. Dana dan tenaga kerja yang tersedia.
3. Bahan bangunan atau material dan peralatan yang tersedia.
4. Waktu yang telah ditentukan.
Dalam proyek ini semua pengendalian proyek tersebut sudah berjalan dengan kesepakatan bersama, sehingga pihak-pihak
yang terkait dalam proyek tersebut dapat dilaksanakan sesuai dengan tugasnya masing-masing.
18. PENGENDALIAN MUTU BETON
1 Untuk beton lantai kerja digunakan jenis mutu beton K-100.
2 Beton lantai kerja dilaksanakan pada pekerjaan dibawah pondasi tebal
lapisan lantai kerja dikerjakan sesuai gambar rencana.
3 Sedang pekerjaan beton konstruksi structural yang lainnya, memakai jenis mutu beton K-225 .
4 Sebelum pengecoran missal dimulai:
• Kontraktor diharuskan melakukan test mix – design dilaboratorium beton terhadap kuat tekan beton, sesuai dengan ketentuan
yang tercantum dalam PBI 71-NI-2/SKSNI T-15-1991-03
• Laporan hasil test mix – design diatas merupakan pedoman kontraktor dalam melaksanakan pencampuran beton dilapangan.
• Pelaksana Kontraktor dan Konsultan Pengawas Lapangan harus mengadakan percobaan slump tentang jumlah air yang dipakai
untuk campuran beton, sehingga memenuhi syarat kekentalan beton yang sesuai dengan PBI 71-NI-2/SKSNI T-15-1991-03.
• Bekisting harus dibersihkan dari potongan-potongan kayu, potongan-potongan kawat pengikat dan bahan-bahan lain yang
merusak mutu beton.
• Sebelum pelaksanaan pengecoran, bekisting harus disiram air terlebih dahulu.
• Lubang-lubang yang terdapat pada bekisting supaya ditutup sedemikiran rupa, sehingga semen tidak dapat keluar.
19. 5. Khusus pada pengecoran kolom beton bertulang yang langsung bertemu dinding batu bata atau kusen
pintu/jendela/ventilasi/penerangan, maka sebelum pengecoran dimulai, Pelaksana harus mempersiapkan:
• Angker untuk pemasangan batu bata dari baja tulangan diameter 10mm, panjang yang dikeluarkan dari kolom sama
dengan 20cm, dengan jarak satu sama lain 50cm.
• Angker untuk kusen pintu/jendela/ventelasi/penerangan sesuai gambar rencana.
6 Untuk penutup beton minimum (selimut beton) yang berhubungan dengan :
• Air adalah 2,5cm.
• Untuk plat 1,5cm untuk balok 2cm dan untuk kolom 2,5cm.
7 Untuk pengecoran beton, bahan campuran beton harus diaduk dengan mesin pengaduk Mollen sampai bahan beton
bersatu menjadi satu warna.
8 Untuk pengecoran pelat lantai beton dan balok tidak boleh berhenti ditengah-tengah bentang lapangan.
9 Penghentian pengecoran pelat, harus dimuka balok yang sudah dicor dan maksimal sejauh 0,15 x bentang pelat (dihitung
dari ujung bawah pelat terakhir).
20. 10 Penghentian pengecoran balok, sloof dan ring balok, harus dimuka titik tumpuan (kolom) yang sudah dicor dan maksmal
0,15 x bentang balok.
11 Pengecoran dapat dimulai, bila keadaan bekisting dan tulangan sudah memenuhi syarat dan telah diperiksa oleh
Konsultan Pengawas lapangan serta mendapat izin pengecoran.
12 Untuk memperbaiki kepadatan beton, maka harus dipakai alat pemadat mesin vibrator. Lamanya pemakaian tidak boleh
lebih dari 30 detik pada 1 titik.
13 Khusus untuk pengecoran kolom, spesi beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi dari 2 meter.
14 Pekerjaan beton yang permukaannya masih diplester, atau permukaan yang masih kena pekerjaan pengecoran lanjutan,
maka permukaan beton tersebut ahrus didasarkan dan bidang yang akan diplester atau disambung harus disiram air
semen.
15 Setelah selesai pekerjaan pengecoran, maka beton harus dirawat selama pengikatan, perawatan tersebut dilaksanakan
dengan jalan mengalirkan air terus menerus pada permukaan beton atau menutup permukaan beton dengan karung goni
atau bahan yang lain yang dapat basah terus menerus sampai selesai waktu pengikatan. Apabila ingin mempercepat
waktu pengikatan boleh mempergunakan obat setelah mendapat ijin dari Konsultan Pengawas.
16 Lamanya perawatan khusus untuk pelat minimal 1 minggu dan selama perawatan itu beton tidak boleh mendapat beton
yang berat.
21. BAB V
PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN
Dalam sebuah proyek konstruksi pasti mengaharapkan seluruh pelaksanannya berjalan dengan lancar. Akan tetapi
ada hal-hal yang bisa menjadi penghambat atau menjadi permasalahan dalam sebuah proyek. Permasalahan yang timbul dalam
sebuah proyek konstruksi untuk pihak MK sangatlah beragam. Permasalahan tersebut seperti :
1. Permasalahan Cuaca
Cuaca adalah kondisi alam yang tidak dapat diprediksi ketepatannya. Cuaca yang baik atau buruk dapat terjadi sewaktu-
waktu. Akan tetapi dengan terjadinya cuaca yang buruk saat proses pelaksanaan berlangsung, maka akan menghambat
jalannya pekerjaan.
2. Permasalahan Teknis Dalam Pelaksanaan
Pelaksanaan teknis adalah pekerjaan yang dilaksanakan atau dilakukan sesuai teknis yang sudah ada. Pelaksanaan dari
setiap pekerjaan menggunakan metode kerja yang berbeda-beda. Dalam setiap proyek pembangunan tidak semua
pekerjaan dilaksanakan sesuai teknis atau metode yang ada (kesalahan). Terkadang ada hal - hal dilapangan yang
membuat itu terjadi. Biasanya kesalahan tersebut bisa terjadi secara disengaja ataupun tidak disengaja. Dan apabila
terjadi kesalahan dalam pekerjaan maka hasil yang ada akan tidak memuaskan.
22. 3. Permasalahan Jumlah Tenaga Kerja
Pekerja adalah seseorang yang ikut andil dalam pembangunan sebuah proyek. Tanpa adanya pekerja maka sebuah
proyek pembangunan tidak dapat berlajan. Akan tetapi dalam setiap proyek pembangunan tidak selalu sesuai
rencana, terkadang ada hal-hal yang dapat menghambat dalam proses pelaksanaan
pekerjaan. Seperti halnya yang lain,terkadang permasalahan dalam hal jumlah tenaga kerja juga dapat menjadi
hambatan dalam pekerjaan.
4. Permasalahan Keterlambatan Pekerjaan dan lain sebagainya
Pelaksanaan pekerjaan yang tepat waktu akan menghasilkan proyek konstruksi yang baik pula. Dalam setiap proyek
konstruksi pasti ada permasalahan yang dihadapi. Salah satunya adalah permasalahan keterlambatan dalam pekerjaan
konstruksi. Keterlambatan pekerjaan ini bisa dipicu oleh beberapa faktor, antara lain :
a. Cuaca yang buruk
b. Berkurangnya jumlah tenaga kerja
c. Keterlambatan pengiriman bahan material
d. Rusaknya peralatan pekerjaan
Permasalahan yang timbul harus sesegera mungkin diatasi agar pelaksanaan proyek dapat berjalan lancar sesuai
dengan rencana.