Ringkasan dokumen:
Dokumen tersebut merupakan rencana eksekusi commissioning untuk fasilitas penanganan batubara TLS-5 dan rail loop di Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Rencana ini mencakup persiapan, urutan, dan kriteria penerimaan untuk kegiatan pre-commissioning, commissioning, dan uji kinerja sistem penanganan batubara secara keseluruhan.
Jaringan tegangan menengah atau sering disebut jaringan distribusi primer merupakan bagian dari sistem tenaga listrik antar gardu induk dan gardu distribusi. Pada jaringan distribusi primer umumnya terdiri dari jaringan tiga - fasa dengan menggunakan tiga atau empat kawat sebagai penghantar. Sistem tegangan menengah yang digunakan di Indonesia pada umumnya adalah 20 kV
Dokumen tersebut membahas tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000 yang merupakan pedoman untuk instalasi listrik tegangan rendah dan menengah. PUIL 2000 merupakan revisi dari PUIL 1987 yang dirumuskan oleh panitia revisi dan ditetapkan sebagai Standar Nasional Indonesia untuk memastikan keselamatan, keamanan, dan kelangsungan pasokan listrik.
Dokumen tersebut membahas tentang jaringan tegangan menengah (JTM) yang merupakan bagian penting dari sistem distribusi listrik di Indonesia. JTM umumnya menggunakan tegangan 20kV dan dapat berupa saluran udara, kabel udara, atau kabel tanah. Dibahas pula proses konstruksi, penyelenggaraan, dan pemeliharaan JTM."
PLTN atau Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir memanfaatkan energi panas yang dihasilkan dari reaksi pembelahan inti atom uranium untuk memutar turbin dan menghasilkan energi listrik. Meskipun mampu menghasilkan energi dalam jumlah besar dan tidak menimbulkan polusi udara, PLTN memiliki biaya pembangunan yang sangat tinggi dan menghasilkan limbah radioaktif berbahaya.
Sistem tenaga listrik memerlukan manajemen operasi yang baik untuk menjaga stabilitas, mengatur frekuensi dan tegangan, memelihara peralatan secara berkala, mengelola biaya operasi, mengikuti perkembangan beban, menangani gangguan, serta melakukan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan analisis operasi secara terintegrasi.
Jaringan tegangan menengah atau sering disebut jaringan distribusi primer merupakan bagian dari sistem tenaga listrik antar gardu induk dan gardu distribusi. Pada jaringan distribusi primer umumnya terdiri dari jaringan tiga - fasa dengan menggunakan tiga atau empat kawat sebagai penghantar. Sistem tegangan menengah yang digunakan di Indonesia pada umumnya adalah 20 kV
Dokumen tersebut membahas tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000 yang merupakan pedoman untuk instalasi listrik tegangan rendah dan menengah. PUIL 2000 merupakan revisi dari PUIL 1987 yang dirumuskan oleh panitia revisi dan ditetapkan sebagai Standar Nasional Indonesia untuk memastikan keselamatan, keamanan, dan kelangsungan pasokan listrik.
Dokumen tersebut membahas tentang jaringan tegangan menengah (JTM) yang merupakan bagian penting dari sistem distribusi listrik di Indonesia. JTM umumnya menggunakan tegangan 20kV dan dapat berupa saluran udara, kabel udara, atau kabel tanah. Dibahas pula proses konstruksi, penyelenggaraan, dan pemeliharaan JTM."
PLTN atau Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir memanfaatkan energi panas yang dihasilkan dari reaksi pembelahan inti atom uranium untuk memutar turbin dan menghasilkan energi listrik. Meskipun mampu menghasilkan energi dalam jumlah besar dan tidak menimbulkan polusi udara, PLTN memiliki biaya pembangunan yang sangat tinggi dan menghasilkan limbah radioaktif berbahaya.
Sistem tenaga listrik memerlukan manajemen operasi yang baik untuk menjaga stabilitas, mengatur frekuensi dan tegangan, memelihara peralatan secara berkala, mengelola biaya operasi, mengikuti perkembangan beban, menangani gangguan, serta melakukan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan analisis operasi secara terintegrasi.
Jaringan Tegangan Rendah merupakan bagian hilir dari suatu sistem tenaga listrik pada tegangan distribusi dibawah 1000 Volt, yang langsung memasok kebutuhan listrik tegangan rendah ke konsumen. Melalui jaringan distribusi ini disalurkan tenaga listrik kepada para pemanfaat / pelanggan listrik. Jaringan Tegangan Rendah berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik dari gardu distribusi ke konsumen tegangan rendah. Tegangan rendah yang digunakan PT.PLN adalah 127/220V dan 220/380V. Pada umumnya radius pelayanan berkisar 350 meter. Di Indonesia (PLN) susut tegangan di izinkan ±5% - 10% dari tegangan operasi.
Jaringan Tegangan Menengah (JTM) atau sering disebut Jaringan Distribusi Primer adalah suatu bagian daripada sistem tenaga listrik antara gardu induk dan gardu distribusi. Dalam penyaluran tenaga listrik pada jaringan distribusi primer menggunakan 3 sistem saluran diantaranya saluran udara (SUTM), saluran kabel udara (SKUTM) dan saluran kabel tanah (SKTM). Adapun standar Tegangan Menengah sebagai tegangan operasi yang digunakan di Indonesia adalah 20 kV.
Dokumen tersebut membahas tentang bahaya listrik dan keselamatan listrik di fasilitas industri. Ia menjelaskan jenis bahaya listrik, efek sengatan listrik, pencegahan bahaya melalui isolasi, grounding, dan sirkuit proteksi, serta tindakan penyelamatan dan pertolongan pertama bagi korban sengatan listrik.
Proteksi sistem tenaga listrik adalah sistem proteksi yang dipasang pada peralatan-peralatan listrik suatu sistem tenaga listrik, misalnya generator, transformator, jaringan dan lain-lain, terhadap kondisi abnormal operasi sistem itu sendiri. Kondisi abnormal itu dapat berupa antara lain: hubung singkat, tegangan lebih, beban lebih, frekuensi sistem rendah, asinkron dan lain-lain.
Gardu distribusi merupakan salah satu komponen dari suatu system distribusi yang berfungsi untuk menghubungkan jaringan ke konsumen atau untuk membagikan atau mendistribusikan tenaga listrik pada beban atau konsumen baik konsumen tegangan menengah maupun konsumen tegangan rendah.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem pentanahan pada sistem listrik, termasuk definisi, tujuan, jenis-jenis sistem pentanahan titik netral dan pentanahan peralatan, serta faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya tahanan pentanahan."
Dokumen tersebut berisi tentang simbol-simbol listrik yang digunakan dalam gambar instalasi listrik beserta penjelasannya. Terdapat berbagai simbol untuk penghantar, kotak kontak, saklar, mesin-mesin listrik, perangkat lampu, dan lainnya.
Dokumen tersebut membahas tentang transmisi dan distribusi energi listrik. Secara singkat, transmisi adalah proses penghantaran energi listrik dari pembangkit ke gardu induk melalui jaringan saluran transmisi. Saluran transmisi dapat berupa udara atau kabel bawah tanah dan harus dirancang dengan baik untuk mencegah gangguan seperti korona dan hubungan singkat.
Komite Nasional Keselamatan untuk Instalasi Listrik.
KONSUIL adalah lembaga Inspeksi Teknik yang ditunjuk oleh Pemerintah melalui Keputusan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral ,Nomor : 2187 K20/MEM/2013 Tentang perpanjangan penetapan Komite Nasional Keselamatan Untuk Instalasi Listrik (KONSUIL) sebagai lembaga pemeriksa instalasi pemanfaatan tenaga listrik tegangan rendah.
Materi ini disampaikan oleh Dr. Ir. Tumiran, M.Eng, anggota Dewan Energi Nasional (DEN) dalam Diskusi Publik "Penataan Izin Batubara dalam Korsup Batubara" (8/6).
Energi gelombang laut dihasilkan dari pergerakan gelombang menuju dan menjauhi daratan. Ada dua jenis pemanfaatan energi gelombang laut yaitu sistem off-shore yang memanfaatkan pergerakan pipa di bawah laut dan sistem on-shore yang memanfaatkan saluran, pelampung, atau kolom air bergetar. Pembangkit listrik gelombang laut dapat mengubah energi mekanik gelombang menjadi listrik melalui turbin.
Jaringan tegangan menengah atau sering disebut jaringan distribusi primer merupakan bagian dari sistem tenaga listrik antar gardu induk dan gardu distribusi. Pada jaringan distribusi primer umumnya terdiri dari jaringan tiga - fasa dengan menggunakan tiga atau empat kawat sebagai penghantar. Didalam penyalurannya pada jaringan distribusi primer menggunakan saluran kawat udara, kabel udara (areal cable) dan sistem kabel tanah dimana penggunaannya sesuai dengan tingkat keandalan yang dibutuhkan
Jaringan distribusi tegangan rendah merupakan bagian akhir sistem listrik yang menyalurkan listrik ke konsumen dengan tegangan di bawah 1000 Volt. Jaringan ini terdiri dari saluran kabel bawah tanah dan udara serta perlengkapan untuk menghubungkan konsumen. Ada berbagai konstruksi tiang dan kabel untuk memastikan distribusi yang aman dan handal serta mencegah gangguan pada sistem.
06.teknik perawatan sarana transportasi vertikal dalam bangunan gedungFirmansyah Kusasi
Teknik perawatan sarana transportasi vertikal dalam bangunan gedung memberikan informasi tentang definisi lift dan komponen utamanya, serta proses pemeliharaan rutin dan callback service untuk menjaga kinerja dan keamanan operasi lift. Dokumen ini juga menjelaskan persyaratan kompetensi teknisi lift, komponen kritis seperti tali baja, peredam, dan rem mesin, serta standar keselamatan untuk ruang bebas dan kecepatan kereta.
Hery Sutanto adalah seorang pegawai negeri sipil yang bekerja sebagai pegawai pengawas norma K3 di Depnakertrans RI dengan latar belakang pendidikan S2. Ia memiliki berbagai pelatihan dan sertifikasi di bidang K3, terutama terkait pengawasan peralatan mekanik dan sertifikasi operator.
Jaringan Tegangan Rendah merupakan bagian hilir dari suatu sistem tenaga listrik pada tegangan distribusi dibawah 1000 Volt, yang langsung memasok kebutuhan listrik tegangan rendah ke konsumen. Melalui jaringan distribusi ini disalurkan tenaga listrik kepada para pemanfaat / pelanggan listrik. Jaringan Tegangan Rendah berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik dari gardu distribusi ke konsumen tegangan rendah. Tegangan rendah yang digunakan PT.PLN adalah 127/220V dan 220/380V. Pada umumnya radius pelayanan berkisar 350 meter. Di Indonesia (PLN) susut tegangan di izinkan ±5% - 10% dari tegangan operasi.
Jaringan Tegangan Menengah (JTM) atau sering disebut Jaringan Distribusi Primer adalah suatu bagian daripada sistem tenaga listrik antara gardu induk dan gardu distribusi. Dalam penyaluran tenaga listrik pada jaringan distribusi primer menggunakan 3 sistem saluran diantaranya saluran udara (SUTM), saluran kabel udara (SKUTM) dan saluran kabel tanah (SKTM). Adapun standar Tegangan Menengah sebagai tegangan operasi yang digunakan di Indonesia adalah 20 kV.
Dokumen tersebut membahas tentang bahaya listrik dan keselamatan listrik di fasilitas industri. Ia menjelaskan jenis bahaya listrik, efek sengatan listrik, pencegahan bahaya melalui isolasi, grounding, dan sirkuit proteksi, serta tindakan penyelamatan dan pertolongan pertama bagi korban sengatan listrik.
Proteksi sistem tenaga listrik adalah sistem proteksi yang dipasang pada peralatan-peralatan listrik suatu sistem tenaga listrik, misalnya generator, transformator, jaringan dan lain-lain, terhadap kondisi abnormal operasi sistem itu sendiri. Kondisi abnormal itu dapat berupa antara lain: hubung singkat, tegangan lebih, beban lebih, frekuensi sistem rendah, asinkron dan lain-lain.
Gardu distribusi merupakan salah satu komponen dari suatu system distribusi yang berfungsi untuk menghubungkan jaringan ke konsumen atau untuk membagikan atau mendistribusikan tenaga listrik pada beban atau konsumen baik konsumen tegangan menengah maupun konsumen tegangan rendah.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem pentanahan pada sistem listrik, termasuk definisi, tujuan, jenis-jenis sistem pentanahan titik netral dan pentanahan peralatan, serta faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya tahanan pentanahan."
Dokumen tersebut berisi tentang simbol-simbol listrik yang digunakan dalam gambar instalasi listrik beserta penjelasannya. Terdapat berbagai simbol untuk penghantar, kotak kontak, saklar, mesin-mesin listrik, perangkat lampu, dan lainnya.
Dokumen tersebut membahas tentang transmisi dan distribusi energi listrik. Secara singkat, transmisi adalah proses penghantaran energi listrik dari pembangkit ke gardu induk melalui jaringan saluran transmisi. Saluran transmisi dapat berupa udara atau kabel bawah tanah dan harus dirancang dengan baik untuk mencegah gangguan seperti korona dan hubungan singkat.
Komite Nasional Keselamatan untuk Instalasi Listrik.
KONSUIL adalah lembaga Inspeksi Teknik yang ditunjuk oleh Pemerintah melalui Keputusan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral ,Nomor : 2187 K20/MEM/2013 Tentang perpanjangan penetapan Komite Nasional Keselamatan Untuk Instalasi Listrik (KONSUIL) sebagai lembaga pemeriksa instalasi pemanfaatan tenaga listrik tegangan rendah.
Materi ini disampaikan oleh Dr. Ir. Tumiran, M.Eng, anggota Dewan Energi Nasional (DEN) dalam Diskusi Publik "Penataan Izin Batubara dalam Korsup Batubara" (8/6).
Energi gelombang laut dihasilkan dari pergerakan gelombang menuju dan menjauhi daratan. Ada dua jenis pemanfaatan energi gelombang laut yaitu sistem off-shore yang memanfaatkan pergerakan pipa di bawah laut dan sistem on-shore yang memanfaatkan saluran, pelampung, atau kolom air bergetar. Pembangkit listrik gelombang laut dapat mengubah energi mekanik gelombang menjadi listrik melalui turbin.
Jaringan tegangan menengah atau sering disebut jaringan distribusi primer merupakan bagian dari sistem tenaga listrik antar gardu induk dan gardu distribusi. Pada jaringan distribusi primer umumnya terdiri dari jaringan tiga - fasa dengan menggunakan tiga atau empat kawat sebagai penghantar. Didalam penyalurannya pada jaringan distribusi primer menggunakan saluran kawat udara, kabel udara (areal cable) dan sistem kabel tanah dimana penggunaannya sesuai dengan tingkat keandalan yang dibutuhkan
Jaringan distribusi tegangan rendah merupakan bagian akhir sistem listrik yang menyalurkan listrik ke konsumen dengan tegangan di bawah 1000 Volt. Jaringan ini terdiri dari saluran kabel bawah tanah dan udara serta perlengkapan untuk menghubungkan konsumen. Ada berbagai konstruksi tiang dan kabel untuk memastikan distribusi yang aman dan handal serta mencegah gangguan pada sistem.
06.teknik perawatan sarana transportasi vertikal dalam bangunan gedungFirmansyah Kusasi
Teknik perawatan sarana transportasi vertikal dalam bangunan gedung memberikan informasi tentang definisi lift dan komponen utamanya, serta proses pemeliharaan rutin dan callback service untuk menjaga kinerja dan keamanan operasi lift. Dokumen ini juga menjelaskan persyaratan kompetensi teknisi lift, komponen kritis seperti tali baja, peredam, dan rem mesin, serta standar keselamatan untuk ruang bebas dan kecepatan kereta.
Hery Sutanto adalah seorang pegawai negeri sipil yang bekerja sebagai pegawai pengawas norma K3 di Depnakertrans RI dengan latar belakang pendidikan S2. Ia memiliki berbagai pelatihan dan sertifikasi di bidang K3, terutama terkait pengawasan peralatan mekanik dan sertifikasi operator.
Hery Sutanto adalah seorang pegawai negeri sipil yang bekerja sebagai pegawai pengawas norma K3 di Depnakertrans RI dengan latar belakang pendidikan S2. Ia memiliki berbagai pelatihan dan sertifikasi di bidang K3, terutama terkait pesawat angkat dan penggerak mula.
Sebuah slide presentasi hasil magang selama 122 hari di Proyek Pembangunan Gedung Kuliah Bersama Twin Tower yang berlokasi di UPN Veteran Jatim, bekerja sama dengan PT.PP Persero Tbk
Rangkuman dokumen tersebut dalam 3 kalimat:
Dokumen tersebut membahas tentang rancang bangun weight feeder menggunakan sensor loadcell dan mikrokontroler ATmega16 agar dapat mengontrol kecepatan motor dan memantau berat beban secara real-time di layar komputer melalui program Visual Basic untuk meningkatkan efisiensi proses pengaturan produksi di pabrik semen. Pengujian yang dilakukan menunjukkan bahwa sistem mampu mengukur
Dokumen ini berisi petunjuk soal ujian praktik kejuruan tentang perakitan amplifier BTL yang terdiri dari 3 tugas utama yaitu perencanaan, perakitan, dan pengujian amplifier. Tugas-tugas tersebut meliputi aktivitas seperti pembuatan PCB, pasangan komponen, pengukuran respons frekuensi, dan penginstalasian ke sound system. Dokumen ini juga mencakup daftar peralatan, komponen, dan bahan yang diperlukan serta format pengukuran yang
Dokumen ini berisi petunjuk pelaksanaan ujian praktik kejuruan tentang kontrol proses untuk siswa SMK. Ujian ini terdiri dari 3 hari, masing-masing hari memiliki tugas berbeda seperti merancang lay out loop, mengkalibrasi komponen, dan merakit serta menguji sistem pengendali level cairan. Dokumen ini juga menjelaskan bahan dan peralatan yang disediakan, ketentuan keselamatan, serta soal ujian yang harus d
Dokumen ini berisi petunjuk soal ujian praktik untuk kompetensi keahlian kelistrikan kapal. Terdapat instruksi keselamatan, daftar peralatan yang dibutuhkan, dan tugas pembuatan instalasi panel kontrol motor dan lampu lalu lintas tiga persimpangan yang dikendalikan mikrokontroler. Tugas mencakup pembuatan rangkaian minimum sistem mikrokontroler, program untuk mengoperasikan port, dan rangkaian motor konveyor dan daya ut
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut menjelaskan proses produksi kendaraan di pabrik Toyota di Indonesia.
2. Pabrik Toyota memproduksi berbagai model kendaraan seperti Yaris, Etihos, Fortuner, dan lainnya.
3. Pabrik tersebut memiliki beberapa lokasi kerja untuk memproduksi komponen dan mengekspor hasil produksinya.
Ringkasan dokumen ini adalah garis panduan untuk proses pengambilalihan penyelenggaraan lif dan eskalator oleh firma selain dari pemasang asal. Ia menjelaskan kriteria firma dan personel yang diperlukan, dokumen yang perlu disertakan seperti laporan teknikal dan jadual penyelenggaraan, serta prosedur untuk memohon kelulusan daripada Jabatan Keselamatan dan Kesihatan Pekerjaan.
Dokumen ini berisi petunjuk soal ujian praktik kejuruan tentang perakitan rangkaian amplifier OTL. Terdiri dari 3 tugas yaitu perencanaan, perakitan, dan pengujian rangkaian amplifier selama 24 jam. Peserta diinstruksikan untuk mematuhi aturan keselamatan dan mengikuti tahapan perakitan serta pengukuran sesuai format yang ditentukan.
Similar to Commissioning Execution Plan TLS5.pptx (20)
This document discusses the energization of electrical equipment for a new ammonium nitrate and nitric acid plant. It includes a plot plan layout, electrical equipment layout, energization sequences, testing plans, work instructions, and staffing requirements. Equipment to be energized includes transformers, switchgear, battery chargers, and cables. Satisfactory completion of factory acceptance tests and joint inspections are required before the planned energization date of August 20th. Safety managers and supervisors from the client and contractor will oversee the energization activities at each substation.
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfnarayafiryal8
Industri batu bara telah menjadi salah satu penyumbang utama pencemaran udara global. Proses ekstraksi batu bara, baik melalui penambangan terbuka maupun penambangan bawah tanah, menghasilkan debu dan gas beracun yang dilepaskan ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel-partikel halus (PM2.5) yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu, pembakaran batu bara di pembangkit listrik dan industri menyebabkan emisi karbon dioksida (CO2), yang merupakan penyebab utama perubahan iklim global dan pemanasan global.
Pencemaran udara yang disebabkan oleh industri batu bara juga memiliki dampak lokal yang signifikan. Di sekitar area penambangan, debu batu bara yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan ekosistem lokal. Paparan terus-menerus terhadap debu batu bara dapat menyebabkan masalah pernapasan seperti asma dan bronkitis, serta berkontribusi pada penyakit paru-paru yang lebih serius. Selain itu, hujan asam yang disebabkan oleh emisi sulfur dioksida dapat merusak tanaman, air tanah, dan ekosistem sungai, mengancam keberlanjutan lingkungan di sekitar lokasi industri batu bara.
1. ENGINEERING PROCUREMENT CONSTRUCTION (EPC)
COAL HANDLING FACILITY (CHF) TLS-5 DAN RAIL LOOP
BANKO BARAT TANJUNG ENIM
COMMISSIONING EXECUTION PLAN
Tanjung Enim, Sumatera Selatan
2021
NOMOR KONTRAK
027/T/PJJ/B07800/0600/HK.03/2019
2. 2
www.wika.co.id
BOUNDARY DEFINITION
kegiatan yang dilaksakan setelah penyelesaian kontruksi dan validasi untuk persiapan commissioning secara
keseluruhan system.
serangkaian proses aktifitas pengujian dimana semua equipment yang telah terinstal dan tervalidasi akan disupply
menggunakan power hingga running equipment untuk memastikan performa sesuai dengan desaindan kebutuhan system
kegiatan pengetesan secara individu dan parsial pada sebuah equipment tanpa ada beban material.
kegiatan pengetesan secara individu dan parsial pada sebuah equipment tanpa ada beban
material batubara
kegiatan pengetesan seluruh sistem conveyor berikut beserta safety device dan control system
tanpa menggunakan beban material batubara pada conveyor.
kegiatan pengetesan seluruh conveyor dengan menjalankan semua conveyor berikut safety device dengan
menggunakan beban material batubara pada conveyor.
3. 3
LOAD IN SCHEME
Owner
Acceptance
flow 2000 tph
Performance
test
No Load Test
Start-up PLC and
IO Check
Start-up Panel
and Setting Relay
Construction and QC
Inspection
completed
Panel
Electrical
Substation 5
Panel
Electrical
Substation 4
Panel
Control
Substation 5
Panel
Control
Substation 4
Conveyor CV-508A
Conveyor CV-508B
Conveyor CV-507
Tramp Iron Magnet
Reclaim Feeder
Breaker
Conveyor CV-
504
Pengujian
Tahap 1
Pengujian
Tahap 2
Pengujian
Tahap 3-5
Temporary
Diesel
Generator
Hoist Crane
Panel
Electrical
Substation 3
Panel
Control
Substation 3
Feeder
Breaker
Conveyor
CV-506
Conveyor CV-505
Conveyor CV-
503
Metal Detector
Belt Plought 01-05
Operation &
Maintenance
BAST1
System Test
Pengujian
Tahap 1
Individual Test
Pengujian
Tahap 3
Pengujian
Tahap 3
Pengujian
Tahap 2
Pengujian
Tahap 2
Pengujian
Tahap 1
Belt Scale
Panel
Electrical
Substation 2
4. 4
LOAD OUT SCHEME
Owner
Acceptance
flow 2000 tph
Performance
test
No Load Test
Start-up PLC and
IO Check
Start-up Panel
and Setting Relay
Construction and QC
Inspection
completed
Panel
Electrical
Substation 2
Panel
Control
Substation 2
Vibrating Feeder 01-06
Conveyor CV-502
Conveyor CV-501
TLS-5
Package
Pengujian
Tahap 1
Pengujian
Tahap 2
Pengujian
Tahap 3-
15
Panel
Electrical
Substation 1
System
Rail Loop
Temporar
y Diesel
Generator
Panel
Control
Substation 1
Sampling
System
BeltScale
Load Out TLS5
under 60 & 90
minutes
Operation &
Maintenance
BAST1 &
BAST2
System Test
Pengujian
Tahap 1
Individual Test
Pengujian
Tahap 3
Pengujian
Tahap 3
Pengujian
Tahap 2
Pengujian
Tahap 2
Pengujian
Tahap 1
5. 5
www.wika.co.id
COMMISSIONING SEQUENCE
a. Power Preparation
Temporary Power Prepare
Energize Panel & Transformer
SAT Panel
PLC Test
Field Device Check
1. PRE COMMISSIONING
b. No Load Test
Preparation and Adjustment Equipment
Solo Run
Measurement
ACCEPTANCE CRITERIA FOR PRE COM
Syarat :
Instalation Finished
QC Inspection Completed
Panel MV, MCC, Transformer sudah berfungsi
GOAL :
Peralatan Berfungsi atau mampu bekerja dengan baik
Hasil Pengukuran Baik (Ampere, Voltage, Vibration, Temperature, Rpm, Pressure
etc)
6. 6
www.wika.co.id
COMMISSIONING SEQUENCE
2. COMMISSIONING
a. Individual Test
Tahap I : Running 2 Jam Continue , sebuah kesatuan Equipment
secara Parsial
Tahap II : Running 4 Jam Continue , sebuah kesatuan Equipment
secara Parsial
Tahap III : Running 8 Jam Continue , sebuah kesatuan Equipment
secara Parsial
b. System Test
Tahap I : Running 2 Jam Continue , all Equipment running
by Sequence System
Tahap II : Running 4 Jam Continue , all Equipment running
by Sequence System
Tahap III : Running 8 Jam Continue , all Equipment running
by Sequence System
ACCEPTANCE CRITERIA FOR COMMISSIONING
a.1 Syarat Individual Test :
No Load Test equipment sudah dilaksanakan
Field Device Sudah Terinstal
a.2 GOAL Individual Test :
Hasil pengukuran masuk dalam standart parameter yang berlaku
Sebuah Kesatuan Equipment sudah lulus pengujian hingga Tahap III
b.1 Syarat System Test :
Individual Test sudah selesai dilaksanakan
Field Device sudah selesai diuji dan berfungsi
Jumlah halangan maksimal 3x pada setiap tahap uji
Total waktu halangan maksimal 20 menit pada setiap tahap uji
b.2 GOAL System Test :
Hasil pengukuran masuk dalam standart parameter yang berlaku
Sistem Conveyor sudah berfungsi secara Auto dan Manual
7. 7
www.wika.co.id
COMMISSIONING SEQUENCE
a. LOAD IN Performance Test
Tahap I : Running 2 Jam Continue , kapasitas 50% - 75% Load Material
Tahap II : Running 4 Jam Continue , kapasitas 75% - 100% Load Material
Tahap III s/d Tahap V : Running 8 Jam Continue , kapasitas 100% Load Material
3. PERFORMANCE TEST (COMMISSIONING WITH MATERIAL LOAD)
b. LOAD OUT Performance Test
Tahap I : Pengisian Rangkaian Kereta Pertama , dengan kapasitas Feeding ke TLS 50% - 75% Load Material
Tahap II : Pengisian Rangkaian Kereta Kedua , dengan kapasitas Feeding ke TLS 75% - 100% Load Material
Tahap III s/d Tahap XV : Pengisian Rangkaian Kereta Ketiga hingga ke Lima Belas , dengan kapasitas Feeding ke TLS 100% Load Material
8. 8
www.wika.co.id
COMMISSIONING SEQUENCE
ACCEPTANCE CRITERIA FOR PERFORMANCE TEST
Syarat PT :
System Test sudah dilaksanakan dengan hasil baik
Apron untuk Dump Truck harus sudah siap untuk dumping Batubara
Land Stockpile harus sudah siap untuk menampung batubara
Supply Batubara harus Continue agar kapasitas 100% (flowrate 2000 TpH) tercapai
Rail Loop sudah siap dan sudah disertifikasi
Persinyalan pada rail loop sudah siap
Rangkaian Kereta Api sudah harus dipersiapkan
Jumlah halangan maksimal 3x pada setiap tahap uji
Total waktu halangan maksimal 20 menit pada setiap tahap uji Load In System
Total waktu halangan maksimal 10 menit pada setiap tahap uji Load Out System
GOAL PT :
Hasil pengukuran masuk dalam standart parameter yang berlaku
Kapasitas maksimum 100% Load Material tercapai dan konstan pada tahapan ketiga dst.
Waktu Maksimum Loading TLS adalah 60 menit untuk pengisian untuk 40 gerbong berkapasitas 50 Ton
ATAU 90 menit untuk pengisian untuk 60 gerbong berkapasitas 50 Ton
9. 9
www.wika.co.id
SYSTEM COMMISSIONING
PFD MARKING COMMISSIONING
SYSTEM LOAD IN EQUIPMENT
Reclaim Feeder Breaker
Feeder Breaker (FB101, FB102)
Belt Scale (BS-005, BS-006)
Tramp Iron Magnet (TIM-003, TIM-004, TIM002)
Metal Detector (MD-001)
Belt Conveyor CV-508A
Belt Conveyor CV-508B
Belt Conveyor CV-507
Belt Conveyor CV-506
Belt Conveyor CV-505
Belt Conveyor CV-504
Belt Conveyor CV-503
Belt Plough (BP-001, BP-002, BP-003, BP-004. BP-005)
Fire Fighting System
Dust Supression System
SYSTEM LOAD OUT EQUIPMENT
Vibrating Feeder (VF-01 , VF-02 , VF-03 , VF-04 , VF-05 , VF-06)
Tramp Iron Magnet (TIM-001)
Belt Conveyor CV-502
Belt Conveyor CV-501
Belt Scale (BS-001, BS-002 , BS-003)
TLS-5 (Package)
Fire Fighting System
Dust Supression System
10. 10
www.wika.co.id
COMMISSIONING WORK
COMMISSIONING ACTIVITY
Toolbox Meeting Commissioning Team
Measurement Performance Equipment (Vibrasi,
Temperatur, Voltage, Ampere, Rpm, Pressure)
Record Data Pengukuran pada Form Checklist
Make Sequence Commissioning
Collect Document
Make Commissioning Report
Preparation Document (Schedule, Lubricant List,
Marking P&ID, Lotto Tagging, Form Comms, Tools &
Consumable, SOP, Procedure, etc)
Training Commissioning
Make BAST / Handover to Client
TOOLS FOR COMMISSIONING
Laptop
Handie Talkie
Genset 10kv, 380V, 3 phase
Vibration Meter
Temperature Gun
Tacho Meter
Noise Meter
Clamp Ampmeter
Multitester
Megger Test
General Tools
Special Tools
Contact Resistance
Hartcom
11. 11
www.wika.co.id
DOCUMENT COMMISSIONING
INPUT DOCUMENT
PFD. P&ID, SLD
GA Drawing
Datasheet
Form Checklist
Prosedur Energize
Prosedur Commissioning System
Prosedur Commissioning Equipment
JSA & Permit activity
OUTPUT DOCUMENT
Form Checklist Approved
Hasil Record data pengukuran
Commissioning Report
IOM
BAST
13. 13
www.wika.co.id
COMMISSIONING ORGANIZATION
MANPOWER DEMAND
Commissioning Leader 1 Person
Document Control 1 Person
CE Mech & Piping 1 Person
CE Electrical Instrument 1 Person
Engineering MEI 5 Person
Supervisor for Commissioning M&P 3 Person
Supervisor for Commissioning E&I 3 Person
Skill Worker for Mech & Piping 15 Person
Skill Worker for E&I 8 Person
TOTAL Commissioning MP : 38 Person
ORGANIZATION CHART COMMISSIONING TLS-5
17. 17
www.wika.co.id
PROGRESS MEASUREMENT COMMISSIONING
PRE COMMISSIONING :
Procedure Load In (0,0092%)
Training Indoor & Outdoor 15%
Power Preparation 20%
No Load Test 20%
PROGRESS LOAD IN (0,131%)
S-CURVE PROGRESS COMMISSIONING (0,2621%)
COMMISSIONING :
Individual Test (Tahap 1, Tahap 2, Tahap3) sebesar 15%
System Test (Tahap 1, Tahap 2, Tahap3) sebesar 15%
Performance Test (Tahap 1 s/d Tahap 5) sebesar 15%
18. 18
www.wika.co.id
PROGRESS MEASUREMENT COMMISSIONING
PROGRESS LOAD OUT (0,131%)
COMMISSIONING :
Individual Test (Tahap 1, Tahap 2, Tahap3) sebesar 15%
System Test (Tahap 1, Tahap 2, Tahap3) sebesar 15%
Performance Test (Tahap 1 s/d Tahap 15) sebesar 15%
PRE COMMISSIONING :
Procedure Load Out (0,0013%)
Training Indoor & Outdoor 15%
Power Preparation 20%
No Load Test 20%