SlideShare a Scribd company logo
1 
PENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR JURNAL JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik 
Disusun Oleh : ADITYA PRAMONO 0810633025-63 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO MALANG 2013
2 
Pendeteksi Logam Berbasis PLC (Programmable Logic Control) dengan Sistem Pneumatik Pada Konveyor Aditya Pramono, Ir. Retnowati, Erni Yudaningtyas, Ir., MT. 
Abstrak(Programmable Logic Controller) yang semakin luas terutama dalam bidang industri dalam proses otomatisasinya, mengakibatkan banyak sekali proses produksi yang semakin dipermudah. Kemampuan PLC yang terus ditingkatkan membuatnya menjadi kontroler yang paling sering digunakan dalam dunia industri sampai sekarang. Konveyor juga banyak digunakan industri di seluruh dunia untuk menghemat waktu dalam mencapai jarak pengangkutan serta menghemat tenaga manusia. Begitu juga dengan sistem pneumatik digunakan sebagai sistem otomasi pada dunia industri, mulai dari penyusunan dan pemindahan. Namun, perusahaan (home industry) proses pembuatan masih bersifat manual dan kalah dengan perusahaan besar. Tujuan penelitian ini adalah terciptanya alat pendeteksi benda berbahan logam pada kemasan susu bubuk yang dapat mempermudah dalam pendeteksian benda berbahan logam pada kemasan susu bubuk yang diproduksi oleh perusahaan (home industry), sehingga diharapkan dapat bersaing dengan perusahaan susu bubuk yang berskala besar. 
Kata Kuncikonveyor, sensor logam, PLC, Pneumatik. 
I. PENDAHULUAN 
aat ini kebutuhan masyarakat sangatlah beragam. Hampir setiap hari inovasi terus bermunculan guna memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut. Hal ini mengakibatkan dunia industri dituntut untuk berproduksi sebanyak-banyaknya dalam waktu sesingkat mungkin. Dengan demikian perkembangan teknologi tinggi mutlak diperlukan guna mengimbangi kebutuhan tersebut. Namun, perusahaan (home industry) sering kalah bersaing dengan perusahaan yang berskala besar karena peralatan mereka lebih canggih daripada perusahaan (home industry). Pada kebanyakan perusahaan (home industry) proses pembuatan masih bersifat manual, yaitu mengandalkan tenaga manusia. Salah satu alat yang sering digunakan dalam dunia industri adalah konveyor. Konveyor merupakan peralatan mekanis yang berfungsi memindahkan bahan dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Pada industri umumnya digunakan sebagai pengangkut bahan produksi yang akan diproses lebih lanjut ataupun pengangkut bahan hasil produksi yang akan dilakukan proses pengepakan. Konveyor juga banyak digunakan industri di seluruh dunia untuk menghemat waktu dalam mencapai jarak pengangkutan serta menghemat tenaga manusia. 
Sistem pneumatik juga banyak digunakan sebagai sistem otomasi pada dunia industri, mulai dari penyusunan, pencengkraman, pencetakan, pengaturan arah benda kerja, pemindahan (transfer), penyortiran sampai pengepakan barang. Jadi pneumatik meliputi semua komponen mesin atau peralatan, dimana akan terjadi proses - proses pneumatik. Sementara itu, di dunia industri dikenal dengan Programmable Logic Control (PLC) yang merupakan perangkat kontrol yang sering digunakan dalam proses sekuensial. PLC yang saat ini dipakai sebagai standar dalam dunia industri terkadang tidak dimanfaatkan secara maksimal sebagai unit kontrol. Hal inilah yang melandasi pemikiran untuk membuat suatu alat pendeteksi benda berbahan logam pada kemasan susu bubuk berbasis PLC pada konveyor yang dapat mempermudah dalam pendeteksian benda berbahan logam pada kemasan susu bubuk yang diproduksi oleh perusahaan (home industry). Salah satu penyelesaiannya adalah dengan menggunakan sensor logam (metal detector) sebagai pendeteksian benda berbahan logam pada kemasan susu bubuk. Dengan penggunaan sensor logam ini dapat mempermudah dalam pendeteksian benda berbahan logam pada kemasan susu bubuk saat proses sistem konveyor berlangsung secara keseluruhan. Dengan terciptanya alat pendeteksi benda berbahan logam pada kemasan susu bubuk berbasis PLC ini, diharapkan dapat mempermudah dalam pendeteksian benda berbahan logam pada kemasan susu bubuk yang diproduksi oleh perusahaan (home industry), sehingga diharapkan dapat bersaing dengan perusahaan susu bubuk yang berskala besar. 
II. METODE PENELITIAN 
Penyusunan laporan ini didasarkan pada masalah yang bersifat aplikatif,, yaitu perencanaan sistem dan perealisasian alat agar dapat bekerja sesuai dengan yang direncanakan dengan mengacu dalam rumusan masalah. Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk merealisasikan alat yang dirancang adalah perancangan masing-masing blok rangkaian, penentuan spesifikasi alat, perancangan sistem rangkaian secara keseluruhan atau wiring diagram, perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software), pengujian alat, dan pengambilan kesimpulan. 
A. Perancangan dan Pembuatan Alat 
Secara garis besar perancangan perangkat keras dibagi dalam beberapa tahapan, yaitu: pembuatan diagram blok sistem secara lengkap, penentuan komponen yang akan digunakan, pembuatan blok diagram keseluruhan sistem, dan terakhir merakit perangkat keras (hardware) untuk masing-masing blok. 
S
3 
B. Pengujian dan Analisis 
Pengujian diakukan pada setiap blok rangkaian dan hasil pada masing-masing blok diamati. Setelah pengujian tiap blok dilakukan kemudian pengujian dilakukan pada keseluruhan blok sistem. Pengujian dilakukan dalam beberapa tahap: 
1. Pengujian SMPS sebagai power supply pada sistem rangkaian start – stop 
2. Pengujian SMPS sebagai power supply pada PLC (Programmable Logic Control) 
3. Pengujian PLC (Programmable Logic Control) pada sistem pneumatik 
4. Pengujian sensor logam (metal detector) 
5. Pengujian PLC (Programmable Logic Control) 
6. Pengujian sistem pneumatik 
7. Pengujian kinerja pada keseluruhan sistem 
III. PERANCANGAN ALAT 
A. Perancangan Sistem 
Secara garis besar, blok diagram perancangan sistem secara keseluruhuan ditunjukkan dalam Gambar 3.1. 
Gambar 3.1 Blok Diagram Keseluruhan Sistem 
Sistem yang digunakan dalam konveyor pendeteksian benda berbahan logam pada kemasan susu bubuk menggunakan satu buah motor DC yang dihubungkan dengan rangkaian start – stop dari sumber tegangan AC melalui MCB. Rangkaian start – stop disini juga dihubungkan dengan SMPS (switch mode power supply) untuk mensuplai dan mengubah tegangan AC ke tegangan DC pada motor. Motor DC disini untuk menggerakkan belt conveyor yang dihubungkan oleh kedua roll conveyor. Untuk pengontrolan kecepatan konveyor tersebut digunakan regulator adjust 0 – 24V DC dengan rangkaian regulator transistor tip 41. Dalam perancangan ini, SMPS sebagai power supply dengan input 90 – 240V AC, output 24V DC, dan 2,1 ampere. Selain mensuplai motor yang dihubungkan rangkaian start – stop, SMPS juga mensuplai PLC (programmable logic control) dan driver relay. Sensor logam (metal detector) akan mendapatkan suplai dari baterai 9 volt yang dihubungkan ke dalam input PLC melalui driver relay untuk mengubah sinyal frekuensi ke sinyal analog. Sensor logam (metal detector) disini dilengkapi dengan buzzer, LED, dan variable resistor. Buzzer dan LED disini sebagai indikator agar operator dapat mengetahui produk pada kemasan susu bubuk terdapat benda berbahan logam. Sedangkan, variable resistor digunakan untuk mengatur range permukaan antara sensor logam dengan kemasan susu bubuk yang terdapat benda logam. Pada rangkaian sensor logam (metal detector) juga dilengkapi dengan transistor C945 sebagai penguat sinyal. Sistem pendeteksian benda berbahan logam pada kemasan susu bubuk ini menggunakan software zeliosoft 2 dengan bahasa pemrograman FBD (Function Block Diagram). PLC yang digunakan disini, yaitu PLC Zelio. Zelio adalah PLC Smart Relay yang dibuat oleh keluaran Schneider Telemecanique dengan tipe SR3 B101BD memiliki tegangan 24V DC dan 10 I/O. PLC disini untuk memerintahkan sistem pneumatik menutup jika pada kemasan susu bubuk terdeteksi oleh sensor logam terdapat benda berbahan logam, mengatur waktu (timing) untuk pintu kembali menutup, dan proses penghitungan (counting) kemasan susu bubuk yang terdapat benda berbahan logam maupun yang tidak terdapat benda berbahan logam. Sistem tersebut ditunjukkan oleh Gambar 3.1. 
B. Perancangan Perangkat Keras 
Perancangan perangkat keras terbagi menjadi beberapa bagian, antara lain: 
1) Rangkaian start – stop 
Pada perancangan rangkaian start – stop ini dihubungkan dengan SMPS (switch mode power supply) yang akan mensuplai tegangan dan mengubah tegangan sumber AC 220 volt ke tegangan DC untuk pergerakan motor dengan tegangan 24V DC. Untuk pengontrolan kecepatan konveyor itu sendiri digunakan regulator adjust 0 – 24V DC dengan rangkaian regulator transistor tip 41. Motor DC ini sebagai penggerak belt conveyor yang dihubungkan oleh kedua roll conveyor dan sebagai penggerak konveyor. Gambar 3.2 menunjukkan rangkaian start – stop. 
Gambar 3.2 Rangkaian Start - Stop 
2) Sistem Pneumatik 
Sistem pneumatik ini menggunakan sumber energi yang didapatkan dari udara, yaitu didapatkan dari kompresor. Berikut adalah komponen – komponen yang digunakan dalam perancangan sistem pneumatik ini, antara lain: 
- Sumber energi (energi supply) 
Pada sistem pneumatik sumber energi didapatkan dari udara, dalam penelitian ini nantinya didapatkan dari kompresor. 
- Aktuator (actuator) 
Aktuator merupakan salah satu output sistem, dalam hal ini adalah sistem pneumatik.Beberapa komponen - komponen sistem pneumatik, seperti: a. Silinder pneumatik kerja ganda b. Katup pneumatik c. Silinder kerja ganda 
- Elemen kontrol (control elements) 
Elemen kontrol merupakan komponen pneumatik yang digunakan untuk mengendalikan aliran udara yang masuk dan keluar, tekanan atau tingkat aliran (flow rate) dari udara mampat yang akan disalurkan kepada
4 
komponen - komponen pneumatik lain sebagai input atau pada aktuator seperti dalam Gambar 3.3 sebagai berikut: 
Gambar 3.3 (a) Katup 5/2 Torak Mundur; (b) Katub 5/2 Torak Maju 
- Elemen masukan (input elements) 
Elemen masukan dalam perancangan ini adalah PLC. Sistem pneumatik akan bergerak jika mendapatkan input dari PLC dengan software zeliosoft 2 dengan bahasa program FBD (Function Block Diagram) yang mendeteksi adanya benda berbahan logam melalui sensor logam (metal detector) seperti dalam Gambar 3.4 sebagai berikut: 
Gambar 3.4 Hubungan Sistem Pneumatik Dengan PLC 
3) Sensor Logam Tipe MS-158C 
Pemakaian sensor logam ini digunakan sebagai pendeteksian benda berbahan logam pada kemasan bubuk menggunakan metal detector dilengkapi dengan buzzer dan LED indikator. Sensor logam (metal detector) disini menggunakan merek Krisbow tipe MS-158C dengan suplai 9 VDC. Kemudian metal detector dihubungkan oleh PLC Schneider tipe SR3 B101BD melalui driver relay untuk mengubah sinyal frekuensi dari sensor logam ke input PLC berupa sinyal analog menggunakan software zeliosoft 2 dengan bahasa pemrograman FBD (Function Block Diagram) dengan ditambahkan transistor C945. 
Pada Gambar 3.5 merupakan skematik untuk blok rangkaian osilator sensor dan osilator beat serta rangkaian power supply sederhana. LM7805 digunakan untuk menstabilkan tegangan input 12V DC (dapat juga digunakan 9V DC) untuk menjadi tegangan stabil 5 volt. Tegangan stabil mutlak diperlukan karena jika terjadi perubahan tegangan maka osilator akan menghasilkan sinyal dengan frekuensi yang berbeda. Nilai kapasitor C1 dan C2 dapat dibuat lebih besar agar dapat menghilangkan noise yang ditimbulkan oleh tegangan supply. Gambar 3.5 Blok Osilator Sensor Dan Osilator Beat L2 merupakan komponen sensor yang berupa lilitan kawat tembaga dengan email dan bersama-sama dengan komponen VC1, C3, dan C4 membentuk rangkaian resonansi paralel yang frekuensi kerjanya ditentukan dari nilai komponen-komponen tersebut, dalam hal ini yang diharapkan menyebabkan perubahan frekuensi kerja adalah komponen L2. Rangkaian tune circuit berfungsi untuk melakukan tuning (menentukan frekuensi kerja) osilator yang dibentuk oleh TR1. C3 dan C4 sebenarnya mempunyai fungsi yang khusus yaitu sebagai capacitive tap yang menentukan nilai feedback untuk rangkaian tune circuit tanpa menghubungkan ke tap pada search coil. R2 digunakan untuk memberikan arus DC kepada TR1 agar dapat bekerja dengan normal. TR2, T1, R3, R4 dan C7 merupakan osilator yang kedua yang nantinya akan dicampur dengan sinyal yang dihasilkan oleh rangkaian osilator yang pertama. Pada blok osilator ini, frekuensi kerjanya diatur oleh T1 yang merupakan rangkaian tuning IF standar yang menggunakan integral kapasitor di dalamnya. Komponen potensimeter VR1 digunakan untuk mengatur level dari sinyal yang dihasilkan oleh blok osilator search coil. 
4) Perancangan SMPS (switch mode power supply) 
Pada perancangan SMPS (switch mode power supply) ini yaitu merancang untuk kebutuhan arus listrik yang dibutuhkan sesuai beban oleh suatu unit power supply. Hal ini agar power supply yang tersedia bagi kebutuhan sistem peralatan elektroniknya tidak terlalu besar dan tidak kecil kebutuhan arus listriknya. Sumber tegangan dari SMPS ini sendiri berasal dari sumber tegangan AC 220 volt. Sistem SMPS ini dihubungkan oleh rangkaian start – stop untuk mensuplai dan mengubah tegangan AC ke tegangan DC pada motor. Sistem SMPS ini juga mensuplai PLC (programmable logic control) dan driver relay untuk mengubah sinyal frekuensi dari sensor logam ke input PLC berupa sinyal analog dengan ditambahkan transistor C945. Sistem SMPS yang digunakan dalam perancangan keseluruhan sistem ini dengan input 90 – 240V AC, output 24V DC, dan 2,1 ampere. 5) Sistem Pengontrolan (Electronic Control System) 
Untuk melakukan proses pengontrolan dari sistem konveyor secara keseluruhan digunakan PLC (Programmable Logic Control). PLC yang digunakan yaitu jenis Zelio dengan tipe SR3 B101BD yang memiliki 10 I/O dengan tegangan input 24V DC. Zelio adalah PLC Smart Relay yang dibuat oleh keluaran Schneider Telemecanique. Pemrograman yang digunakan
5 
pada smart relay ini adalah software zeliosoft 2 seperti pada Gambar 3.6 adalah blok dari sistem pengontrolan pada konveyor secara keseluruhan dengan menggunakan PLC. 
Gambar 3.6 Sistem Pengontrolan Konveyor Dengan PLC Sumber: Perancangan 
C. Perancangan Perangkat Lunak 
Perangkat lunak digunakan untuk memasukkan program yang akan digunakan sebagai sistem kerja pengontrol pada PLC. Software yang digunakan dalam PLC smart relay dengan tipe SR3 B101BD disini menggunakan zeliosoft 2. Berikut adalah perancangan dengan software zeliosoft 2, yaitu: 
- Pilih File → New atau kotak Create New Program untuk memulai suatu pemrograman menggunakan software zeliosoft 2 seperti dalam Gambar 3.7 sebagai berikut: 
Gambar 3.7 Sistem Pengontrolan Menggunakan Zeliosoft 2 
- Pilih jenis PLC yang akan digunakan seperti pada Gambar 3.8 no. 1 yaitu jenis PLC SR3 B101BD. Pada Gambar 3.8 no. 2 akan tampak penjelasan modul yang dikelompokkan sesuai kategori dengan jumlah input dan output dari jenis PLC yang telah dipilih. Kemudian pada Gambar 3.8 no. 3 konfirmasikan dengan pilih → Next>. Berikut tampilan seperti yang telah dijelaskan, yaitu: 
Gambar 3.8 Sistem Pengontrolan Menggunakan Zeliosoft 2 
- Setelah memilih dengan jenis PLC yang sesuai pada program zeliosoft 2 maka akan muncul tampilan keterangan dari jenis PLC yang telah dipilih dan 
kemudian mengklik pada baris yang sesuai untuk input dan output seperti yang terlihat dalam Gambar 3.9 sebagai berikut: 
Gambar 3.9 Sistem Pengontrolan Menggunakan Zeliosoft 2 
- Kemudian akan muncul pada layar bahasa LD (Ladder Diagram) dan FBD (Function Block Diagram). Pilih tipe bahasa FBD (Function Block Diagram) seperti tampilan pada Gambar 3.10 no. 1 dan konfirmasikan menggunakan tombol Next> seperti yang terlihat dalam Gambar 3.10 no. 2. Berikut tampilan seperti yang telah dijelaskan, yaitu: 
Gambar 3.10 Sistem Pengontrolan Menggunakan Zeliosoft 2 
IV. PENGUJIAN DAN ANALISIS 
A. Pengujian SMPS Pada Rangkaian Start - Stop 
Tujuan dari pengujian ini untuk mengetahui keberhasilan rangkaian start – stop sebagai pemutus atau penyambung aliran arus ke motor yang dihubungkan dengan SMPS. Untuk pengujian rangkaian start – stop dapat bekerja atau tidak digunakan avometer untuk melihat adanya tegangan atau tidak pada rangkaian start – stop tersebut maupun pada SMPS itu sendiri. Pada Gambar 4.1 berikut adalah hasil pengujian dari rangkaian start – stop. 
Gambar 4.1 Hasil Pengujian Rangkaian Start –Stop Hasil pengujian dari percobaan antara suplai SMPS dengan kecepatan motor seperti ditunjukkan dalam Tabel 4.1 sebagai berikut: Tabel 4.1 Hubungan Antara Suplai SMPS Dengan Kecepatan Motor
6 
B. Pengujian SMPS Pada PLC 
Tujuan dari pengujian ini untuk mengetahui keberhasilan dari Module System SMPS yang memberikan suplai tegangan ke PLC. Module System SMPS ini membutuhkan tegangan 90 – 240V AC dan menghasilkan tegangan output 24V DC. Sedangkan, input pada PLC membutuhkan input tegangan 24V DC. Maka, dengan melakukan pengujian ini dapat diketahui bahwa PLC yang digunakan dapat dioperasikan dengan baik, untuk menggerakkan sistem pneumatik dengan menggunakan solenoid valve 5/2 single coil. 
C. Pengujian PLC Pada Pneumatik 
Sistem Pneumatik dapat bekerja dikarenakan sensor logam mendeteksi adanya benda berbahan logam pada kemasan susu bubuk melalui driver relay yang mengubah sinyal frekuensi menjadi sinyal analog pada input PLC. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan sistem pneumatik sebagai aktuator, yang akan menutup dan membuka pintu shortir jika sensor logam mendeteksi adanya benda berbahan logam pada kemasan susu bubuk. Solenoid Valve 5/2 single coil dari sistem pneumatik ini akan bekerja, jika mendapat input tegangan dari PLC. Sedangkan, PLC disini di suplai tegangan dari SMPS dan PLC dioperasikan menggunakan software zeliosoft dengan bahasa pemrograman FBD (Function Block Diagram). Hubungan antara sensor logam, kecepatan motor, dan timing PLC seperti dalam tabel 4.2 sebagai berikut: Tabel 4.2 Hubungan Antara Sensor Logam, Kecepatan Motor, Dan Timing PLC 
D. Pengujian Rangkaian Sensor Logam 
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan dari sistem pendeteksian pada kemasan susu bubuk yang terdapat benda berbahan logam dengan sensor logam. Output dari sensor logam akan memberikan input pada sistem PLC yang dihubungkan melalui driver relay. Fungsi dari driver relay disini digunakan untuk mengubah sinyal frekuensi yang terjadi induksi pada lilitan badan sensor jika mendeteksi adanya benda berbahan logam ke dalam sinyal analog pada input PLC. Sensor logam (metal detector) disini dilengkapi dengan buzzer, LED, dan variable resistor. Buzzer dan LED disini sebagai indikator agar operator dapat mengetahui produk pada kemasan susu bubuk terdapat benda berbahan logam. Sedangkan, variable resistor digunakan untuk mengatur range permukaan antara sensor logam dengan kemasan susu bubuk yang terdapat benda logam. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan dari sistem pendeteksian pada kemasan susu bubuk yang terdapat benda berbahan logam dengan sensor logam. Output dari sensor logam akan memberikan input pada sistem PLC yang dihubungkan melalui driver relay. Fungsi dari driver relay disini digunakan untuk mengubah sinyal frekuensi yang terjadi induksi pada lilitan badan sensor jika mendeteksi adanya benda berbahan logam ke dalam sinyal analog pada input PLC. Sensor logam (metal detector) disini dilengkapi dengan buzzer, LED, dan variable resistor. Buzzer dan LED disini sebagai indikator agar operator dapat mengetahui produk pada kemasan susu bubuk terdapat benda berbahan logam. Sedangkan, variable resistor digunakan untuk mengatur range permukaan antara sensor logam dengan kemasan susu bubuk yang terdapat benda logam. Pengambilan data pada kemasan susu bubuk seperti ditunjukkan dalam Tabel 4.3 sebagai berikut: Tabel 4.3 Pengambilan Data Pada Kemasan Susu Bubuk 
E. Pengujian PLC Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan dari proses pengontrolan sistem konveyor secara keseluruhan. PLC yang digunakan yaitu jenis Zelio dengan tipe SR3 B101BD yang memiliki 10 I/O dengan tegangan input 24V DC. Zelio adalah PLC Smart Relay yang dibuat oleh keluaran Schneider Telemecanique. PLC mendapatkan input tegangan dari Module System SMPS dan pemrograman yang digunakan pada smart relay ini adalah software zeliosoft 2. Pada Gambar 4.3 adalah hasil pengujian dari PLC. 
Gambar 4.3 Hasil Pengujian Dari PLC
7 
F. Pengujian Pneumatik Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan dari sistem pneumatik sebagai alat untuk menshortir benda yang terdapat berbahan logam pada kemasan susu bubuk secara otomasi. Sistem pneumatik disini sebagai aktuator dari sistem konveyor secara keseluruhan. Sistem pneumatik disini juga terdapat speed control valve sebagai pengatur kecepatan angin dari kompresor dan dapat disesuaikan timing dari PLC. Kemasan susu bubuk yang terdapat benda berbahan logam yang telah di shortir dapat dilakukan penghitungan (counting) secara otomasi dengan pemrograman software zeliosoft 2. Pada Gambar 4.4 adalah hasil pengujian dari sistem pneumatik. 
Gambar 4.4 Hasil Pengujian Dari Sistem Pneumatik G. Pengujian Keseluruhan Sistem Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan dari sistem kinerja secara keseluruhan. Sistem kinerja secara keseluruhan disini untuk mendeteksi kemasan susu bubuk yang terdapat benda berbahan logam. Jika pada kemasan susu bubuk tersebut terdapat benda berbahan logam maka sistem pendeteksian atau sensor logam akan memerintahkan PLC beroperasi melalui driver relay. Setelah PLC beroperasi maka sistem pneumatik akan bergerak menutup pintu untuk menshortir kemasan susu bubuk yang terdapat benda berbahan logam. Jika pada kemasan susu bubuk tidak terdapat benda berbahan logam maka kemasan susu bubuk akan dijadikan sebagai produk yang dihasilkan. Pada Gambar 4.5 adalah hasil pengujian dari keseluruhan sistem konveyor. 
Gambar 4.5 Hasil Pengujian Keseluruhan Sistem 
V. KESIMPULAN DAN SARAN 
A. Kesimpulan 
Berdasarkan hasil perancangan dan pengujian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 
1) Pada perancangan sistem konveyor pendeteksi benda berbahan logam menggunakan PLC Schneider SR3 B101BD dapat mempermudah dalam melakukan pengontrolan sistem konveyor secara keseluruhan 
2) Pemrograman FBD (Function Block Diagram) pada software zeliosoft 2 dapat berfungsi dengan baik untuk memonitoring dan mengatur timer pada sistem pneumatik. Sehingga PLC yang digunakan dapat memberikan output tegangan yang disuplai ke solenoid valve 5/2 sebagai pengontrol katup pada silinder double action 
3) Pada sistem pendeteksian secara keseluruhan dilakukan perancangan wiring diagram (wiring kontrol dan wiring utama) yang biasa digunakan dalam perusahaan sebagai standart quality control dapat memberikan parameter yang sesuai (suplai tegangan pada motor sebesar 24 volt dengan kecepatan motor yang dihasilkan 15 rpm, posisi variable resistor 75%, dan 18 detik pada timing PLC). Pada PLC menggunakan bahasa pemrograman FBD (Function Block Diagram) untuk mengontrol sistem pneumatik. 
B. Saran 
Saran-saran dalam pengimplementasian maupun peningkatan unjuk kerja sistem ini dapat diuraikan sebagai berikut: 
1) Bahan pembuatan belt conveyor harus berbahan kuat dan elastis. Karena kerenggangan dari belt conveyor itu sendiri dapat mempengaruhi kinerja sistem pendeteksian kemasan susu bubuk pada konveyor. 
2) Motor yang digunakan harus motor gearbox, sehingga kecepatan putaran motor yang didapatkan sesuai dengan kebutuhan untuk menshortir kemasan susu bubuk yang terdapat benda berbahan logam ataupun kemasan susu bubuk yang tidak terdapat benda berbahan logam 
DAFTAR PUSTAKA Gunterus, F. 1977. Falsafah Dasar: Sistem Pengendalian Proses. PT Gramedia, Jakarta. Ogata, Katsuhiko. 1997. Teknik Kontrol Automatik (Sistem Pengaturan). Erlangga. Jakarta. Bishop, O., 2002, Dasar-Dasar Elektronika, Erlangga, Jakarta Budianto, Wijaya, 2003, Pengenalan Dasar- Dasar PLC, Gava Media, Yogyakarta Setiawan, I., 2006, PLC dan Teknik Perancangan Sistem Kontrol, ANDI, Yogyakarta

More Related Content

What's hot

Alat pembengkok plat berbasis plc
Alat pembengkok plat berbasis plcAlat pembengkok plat berbasis plc
Alat pembengkok plat berbasis plc5223127190
 
Bab i konsep_otomasi_sistem_produksi
Bab i konsep_otomasi_sistem_produksiBab i konsep_otomasi_sistem_produksi
Bab i konsep_otomasi_sistem_produksi
HIMTI
 
Presentasi Makalah PLC Feed Ore System
Presentasi Makalah PLC Feed Ore SystemPresentasi Makalah PLC Feed Ore System
Presentasi Makalah PLC Feed Ore System
Chardian Arguta
 
Otomasi; jenis dan analisis
Otomasi; jenis dan analisisOtomasi; jenis dan analisis
Otomasi; jenis dan analisisMahros Darsin
 
Sistem kendali di industri
Sistem kendali di industriSistem kendali di industri
Sistem kendali di industri
Anton Firmansyah
 
Jurnal bahasa indonesia
Jurnal bahasa indonesiaJurnal bahasa indonesia
Jurnal bahasa indonesiaMuhamad Iqbal
 
Roche alimin p227-232
Roche alimin p227-232Roche alimin p227-232
Roche alimin p227-232Darman Syah
 
Pengontrolan PID pada Mesin Listrik
Pengontrolan PID pada Mesin ListrikPengontrolan PID pada Mesin Listrik
Pengontrolan PID pada Mesin Listrik
rezaza9535
 

What's hot (12)

857
857857
857
 
Alat pembengkok plat berbasis plc
Alat pembengkok plat berbasis plcAlat pembengkok plat berbasis plc
Alat pembengkok plat berbasis plc
 
Bab i konsep_otomasi_sistem_produksi
Bab i konsep_otomasi_sistem_produksiBab i konsep_otomasi_sistem_produksi
Bab i konsep_otomasi_sistem_produksi
 
Presentasi Makalah PLC Feed Ore System
Presentasi Makalah PLC Feed Ore SystemPresentasi Makalah PLC Feed Ore System
Presentasi Makalah PLC Feed Ore System
 
Pengantar otomasi
Pengantar otomasiPengantar otomasi
Pengantar otomasi
 
Otomasi; jenis dan analisis
Otomasi; jenis dan analisisOtomasi; jenis dan analisis
Otomasi; jenis dan analisis
 
Sistem kendali di industri
Sistem kendali di industriSistem kendali di industri
Sistem kendali di industri
 
Document riyan
Document riyanDocument riyan
Document riyan
 
Mengenal PLC
Mengenal PLCMengenal PLC
Mengenal PLC
 
Jurnal bahasa indonesia
Jurnal bahasa indonesiaJurnal bahasa indonesia
Jurnal bahasa indonesia
 
Roche alimin p227-232
Roche alimin p227-232Roche alimin p227-232
Roche alimin p227-232
 
Pengontrolan PID pada Mesin Listrik
Pengontrolan PID pada Mesin ListrikPengontrolan PID pada Mesin Listrik
Pengontrolan PID pada Mesin Listrik
 

Similar to 163 546-1-pb

alat pencampur minuman berbasis PLC
alat pencampur minuman berbasis PLCalat pencampur minuman berbasis PLC
alat pencampur minuman berbasis PLC5223127190
 
Proposal tugas akhir jadi
Proposal tugas akhir jadiProposal tugas akhir jadi
Proposal tugas akhir jadichamidun_majid
 
Skkni 2016 631 Otomasi Industri
Skkni 2016 631 Otomasi IndustriSkkni 2016 631 Otomasi Industri
Skkni 2016 631 Otomasi Industri
Mulyo Puji Hadi
 
Skkni 2016 631 bidang otomasi industri
Skkni 2016 631 bidang otomasi industriSkkni 2016 631 bidang otomasi industri
Skkni 2016 631 bidang otomasi industri
Mulyo Puji Hadi
 
Alat pembengkok plat berbasis plc
Alat pembengkok plat berbasis plcAlat pembengkok plat berbasis plc
Alat pembengkok plat berbasis plcMuhammad Riyansyah
 
Alat pembengkok plat berbasis plc
Alat pembengkok plat berbasis plcAlat pembengkok plat berbasis plc
Alat pembengkok plat berbasis plc5223127190
 
Alat pembengkok plat berbasis plc
Alat pembengkok plat berbasis plcAlat pembengkok plat berbasis plc
Alat pembengkok plat berbasis plc5223127190
 
Laporan akhir scada
Laporan akhir scadaLaporan akhir scada
Laporan akhir scada
Willy OneHeart
 
Simulasi alat pengkonversi kertas a3 ke a4 otomatis
Simulasi alat pengkonversi kertas a3 ke a4 otomatisSimulasi alat pengkonversi kertas a3 ke a4 otomatis
Simulasi alat pengkonversi kertas a3 ke a4 otomatis5223127190
 
Simulasi alat pengkonversi kertas a3 ke a4 otomatis
Simulasi alat pengkonversi kertas a3 ke a4 otomatisSimulasi alat pengkonversi kertas a3 ke a4 otomatis
Simulasi alat pengkonversi kertas a3 ke a4 otomatis5223127190
 
Dcs ( data control system)
Dcs ( data control system)Dcs ( data control system)
Dcs ( data control system)
Fatichur Izaq
 
PPT Mengidentifikasi Masalah pada suatu pabrik manufaktur (1).pptx
PPT Mengidentifikasi Masalah pada suatu pabrik manufaktur (1).pptxPPT Mengidentifikasi Masalah pada suatu pabrik manufaktur (1).pptx
PPT Mengidentifikasi Masalah pada suatu pabrik manufaktur (1).pptx
YanuarKure45
 
Rangkaian Pengatur Kecepatan dan Arah Putaran Motor DC Berbasis Adruino Uno
Rangkaian Pengatur Kecepatan dan Arah Putaran Motor DC Berbasis Adruino UnoRangkaian Pengatur Kecepatan dan Arah Putaran Motor DC Berbasis Adruino Uno
Rangkaian Pengatur Kecepatan dan Arah Putaran Motor DC Berbasis Adruino UnoRianaDS
 
RPP PLC Elektronika
RPP PLC ElektronikaRPP PLC Elektronika
RPP PLC Elektronikad_bilqism26
 
Pengenalan pada plc
Pengenalan pada plcPengenalan pada plc
Pengenalan pada plc
Amri Laksono
 
Sistem Kontrol (Distributed Control System dan Programable Logic Controller)
Sistem Kontrol (Distributed Control System dan Programable Logic Controller)Sistem Kontrol (Distributed Control System dan Programable Logic Controller)
Sistem Kontrol (Distributed Control System dan Programable Logic Controller)
University Of Polytechnic Malang
 
Jurnal Tugas Akhir Teknik Elektro
Jurnal Tugas Akhir Teknik ElektroJurnal Tugas Akhir Teknik Elektro
Jurnal Tugas Akhir Teknik Elektro
Andrie A Hamali
 
Proposal Tugas Akhir-D4 Polman Negeri Bangka Belitung
Proposal Tugas Akhir-D4 Polman Negeri Bangka BelitungProposal Tugas Akhir-D4 Polman Negeri Bangka Belitung
Proposal Tugas Akhir-D4 Polman Negeri Bangka Belitung
Chardian Arguta
 
Pengertian plc
Pengertian plcPengertian plc
Pengertian plcHuda Messy
 

Similar to 163 546-1-pb (20)

alat pencampur minuman berbasis PLC
alat pencampur minuman berbasis PLCalat pencampur minuman berbasis PLC
alat pencampur minuman berbasis PLC
 
Proposal tugas akhir jadi
Proposal tugas akhir jadiProposal tugas akhir jadi
Proposal tugas akhir jadi
 
Skkni 2016 631 Otomasi Industri
Skkni 2016 631 Otomasi IndustriSkkni 2016 631 Otomasi Industri
Skkni 2016 631 Otomasi Industri
 
Skkni 2016 631 bidang otomasi industri
Skkni 2016 631 bidang otomasi industriSkkni 2016 631 bidang otomasi industri
Skkni 2016 631 bidang otomasi industri
 
Alat pembengkok plat berbasis plc
Alat pembengkok plat berbasis plcAlat pembengkok plat berbasis plc
Alat pembengkok plat berbasis plc
 
Alat pembengkok plat berbasis plc
Alat pembengkok plat berbasis plcAlat pembengkok plat berbasis plc
Alat pembengkok plat berbasis plc
 
Alat pembengkok plat berbasis plc
Alat pembengkok plat berbasis plcAlat pembengkok plat berbasis plc
Alat pembengkok plat berbasis plc
 
Laporan akhir scada
Laporan akhir scadaLaporan akhir scada
Laporan akhir scada
 
Simulasi alat pengkonversi kertas a3 ke a4 otomatis
Simulasi alat pengkonversi kertas a3 ke a4 otomatisSimulasi alat pengkonversi kertas a3 ke a4 otomatis
Simulasi alat pengkonversi kertas a3 ke a4 otomatis
 
Simulasi alat pengkonversi kertas a3 ke a4 otomatis
Simulasi alat pengkonversi kertas a3 ke a4 otomatisSimulasi alat pengkonversi kertas a3 ke a4 otomatis
Simulasi alat pengkonversi kertas a3 ke a4 otomatis
 
Dcs ( data control system)
Dcs ( data control system)Dcs ( data control system)
Dcs ( data control system)
 
PPT Mengidentifikasi Masalah pada suatu pabrik manufaktur (1).pptx
PPT Mengidentifikasi Masalah pada suatu pabrik manufaktur (1).pptxPPT Mengidentifikasi Masalah pada suatu pabrik manufaktur (1).pptx
PPT Mengidentifikasi Masalah pada suatu pabrik manufaktur (1).pptx
 
Rangkaian Pengatur Kecepatan dan Arah Putaran Motor DC Berbasis Adruino Uno
Rangkaian Pengatur Kecepatan dan Arah Putaran Motor DC Berbasis Adruino UnoRangkaian Pengatur Kecepatan dan Arah Putaran Motor DC Berbasis Adruino Uno
Rangkaian Pengatur Kecepatan dan Arah Putaran Motor DC Berbasis Adruino Uno
 
RPP PLC Elektronika
RPP PLC ElektronikaRPP PLC Elektronika
RPP PLC Elektronika
 
Pengenalan pada plc
Pengenalan pada plcPengenalan pada plc
Pengenalan pada plc
 
Sistem Kontrol (Distributed Control System dan Programable Logic Controller)
Sistem Kontrol (Distributed Control System dan Programable Logic Controller)Sistem Kontrol (Distributed Control System dan Programable Logic Controller)
Sistem Kontrol (Distributed Control System dan Programable Logic Controller)
 
Jurnal Tugas Akhir Teknik Elektro
Jurnal Tugas Akhir Teknik ElektroJurnal Tugas Akhir Teknik Elektro
Jurnal Tugas Akhir Teknik Elektro
 
Alat alat ukur
Alat alat ukurAlat alat ukur
Alat alat ukur
 
Proposal Tugas Akhir-D4 Polman Negeri Bangka Belitung
Proposal Tugas Akhir-D4 Polman Negeri Bangka BelitungProposal Tugas Akhir-D4 Polman Negeri Bangka Belitung
Proposal Tugas Akhir-D4 Polman Negeri Bangka Belitung
 
Pengertian plc
Pengertian plcPengertian plc
Pengertian plc
 

More from Benny Padly

185381795 implementasi-sensor-pir
185381795 implementasi-sensor-pir185381795 implementasi-sensor-pir
185381795 implementasi-sensor-pir
Benny Padly
 
95161192 gelas-penduga
95161192 gelas-penduga95161192 gelas-penduga
95161192 gelas-penduga
Benny Padly
 
499326 ds
499326 ds499326 ds
499326 ds
Benny Padly
 
120216 -saia_-_data_sheet_awd3_-_26-496_en_ds_energy_meter-awd3-s0
120216  -saia_-_data_sheet_awd3_-_26-496_en_ds_energy_meter-awd3-s0120216  -saia_-_data_sheet_awd3_-_26-496_en_ds_energy_meter-awd3-s0
120216 -saia_-_data_sheet_awd3_-_26-496_en_ds_energy_meter-awd3-s0
Benny Padly
 
91086
9108691086
91078
9107891078
17795 19846-1-pb
17795 19846-1-pb17795 19846-1-pb
17795 19846-1-pb
Benny Padly
 
13031 12-973334639006
13031 12-97333463900613031 12-973334639006
13031 12-973334639006
Benny Padly
 
7489
74897489
96 107 wiwik
96 107 wiwik96 107 wiwik
96 107 wiwik
Benny Padly
 
17 1344156746-pedoman penulisan laporan kerja praktek v1
17 1344156746-pedoman penulisan laporan kerja praktek v117 1344156746-pedoman penulisan laporan kerja praktek v1
17 1344156746-pedoman penulisan laporan kerja praktek v1
Benny Padly
 
6 layer transport
6 layer transport6 layer transport
6 layer transport
Benny Padly
 
4 3 ka19-transport
4 3 ka19-transport4 3 ka19-transport
4 3 ka19-transport
Benny Padly
 
4. setting-fusebit avr-c_helectronics-2014v1
4. setting-fusebit avr-c_helectronics-2014v14. setting-fusebit avr-c_helectronics-2014v1
4. setting-fusebit avr-c_helectronics-2014v1
Benny Padly
 
4. analyzer slide show el lap 1
4. analyzer slide show el lap 14. analyzer slide show el lap 1
4. analyzer slide show el lap 1
Benny Padly
 
1 n4001 d
1 n4001 d1 n4001 d
1 n4001 d
Benny Padly
 
1 2-2-1-shell-tube
1 2-2-1-shell-tube1 2-2-1-shell-tube
1 2-2-1-shell-tube
Benny Padly
 

More from Benny Padly (18)

185381795 implementasi-sensor-pir
185381795 implementasi-sensor-pir185381795 implementasi-sensor-pir
185381795 implementasi-sensor-pir
 
95161192 gelas-penduga
95161192 gelas-penduga95161192 gelas-penduga
95161192 gelas-penduga
 
576664
576664576664
576664
 
499326 ds
499326 ds499326 ds
499326 ds
 
120216 -saia_-_data_sheet_awd3_-_26-496_en_ds_energy_meter-awd3-s0
120216  -saia_-_data_sheet_awd3_-_26-496_en_ds_energy_meter-awd3-s0120216  -saia_-_data_sheet_awd3_-_26-496_en_ds_energy_meter-awd3-s0
120216 -saia_-_data_sheet_awd3_-_26-496_en_ds_energy_meter-awd3-s0
 
91086
9108691086
91086
 
91078
9107891078
91078
 
17795 19846-1-pb
17795 19846-1-pb17795 19846-1-pb
17795 19846-1-pb
 
13031 12-973334639006
13031 12-97333463900613031 12-973334639006
13031 12-973334639006
 
7489
74897489
7489
 
96 107 wiwik
96 107 wiwik96 107 wiwik
96 107 wiwik
 
17 1344156746-pedoman penulisan laporan kerja praktek v1
17 1344156746-pedoman penulisan laporan kerja praktek v117 1344156746-pedoman penulisan laporan kerja praktek v1
17 1344156746-pedoman penulisan laporan kerja praktek v1
 
6 layer transport
6 layer transport6 layer transport
6 layer transport
 
4 3 ka19-transport
4 3 ka19-transport4 3 ka19-transport
4 3 ka19-transport
 
4. setting-fusebit avr-c_helectronics-2014v1
4. setting-fusebit avr-c_helectronics-2014v14. setting-fusebit avr-c_helectronics-2014v1
4. setting-fusebit avr-c_helectronics-2014v1
 
4. analyzer slide show el lap 1
4. analyzer slide show el lap 14. analyzer slide show el lap 1
4. analyzer slide show el lap 1
 
1 n4001 d
1 n4001 d1 n4001 d
1 n4001 d
 
1 2-2-1-shell-tube
1 2-2-1-shell-tube1 2-2-1-shell-tube
1 2-2-1-shell-tube
 

163 546-1-pb

  • 1. 1 PENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR JURNAL JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Disusun Oleh : ADITYA PRAMONO 0810633025-63 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO MALANG 2013
  • 2. 2 Pendeteksi Logam Berbasis PLC (Programmable Logic Control) dengan Sistem Pneumatik Pada Konveyor Aditya Pramono, Ir. Retnowati, Erni Yudaningtyas, Ir., MT. Abstrak(Programmable Logic Controller) yang semakin luas terutama dalam bidang industri dalam proses otomatisasinya, mengakibatkan banyak sekali proses produksi yang semakin dipermudah. Kemampuan PLC yang terus ditingkatkan membuatnya menjadi kontroler yang paling sering digunakan dalam dunia industri sampai sekarang. Konveyor juga banyak digunakan industri di seluruh dunia untuk menghemat waktu dalam mencapai jarak pengangkutan serta menghemat tenaga manusia. Begitu juga dengan sistem pneumatik digunakan sebagai sistem otomasi pada dunia industri, mulai dari penyusunan dan pemindahan. Namun, perusahaan (home industry) proses pembuatan masih bersifat manual dan kalah dengan perusahaan besar. Tujuan penelitian ini adalah terciptanya alat pendeteksi benda berbahan logam pada kemasan susu bubuk yang dapat mempermudah dalam pendeteksian benda berbahan logam pada kemasan susu bubuk yang diproduksi oleh perusahaan (home industry), sehingga diharapkan dapat bersaing dengan perusahaan susu bubuk yang berskala besar. Kata Kuncikonveyor, sensor logam, PLC, Pneumatik. I. PENDAHULUAN aat ini kebutuhan masyarakat sangatlah beragam. Hampir setiap hari inovasi terus bermunculan guna memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut. Hal ini mengakibatkan dunia industri dituntut untuk berproduksi sebanyak-banyaknya dalam waktu sesingkat mungkin. Dengan demikian perkembangan teknologi tinggi mutlak diperlukan guna mengimbangi kebutuhan tersebut. Namun, perusahaan (home industry) sering kalah bersaing dengan perusahaan yang berskala besar karena peralatan mereka lebih canggih daripada perusahaan (home industry). Pada kebanyakan perusahaan (home industry) proses pembuatan masih bersifat manual, yaitu mengandalkan tenaga manusia. Salah satu alat yang sering digunakan dalam dunia industri adalah konveyor. Konveyor merupakan peralatan mekanis yang berfungsi memindahkan bahan dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Pada industri umumnya digunakan sebagai pengangkut bahan produksi yang akan diproses lebih lanjut ataupun pengangkut bahan hasil produksi yang akan dilakukan proses pengepakan. Konveyor juga banyak digunakan industri di seluruh dunia untuk menghemat waktu dalam mencapai jarak pengangkutan serta menghemat tenaga manusia. Sistem pneumatik juga banyak digunakan sebagai sistem otomasi pada dunia industri, mulai dari penyusunan, pencengkraman, pencetakan, pengaturan arah benda kerja, pemindahan (transfer), penyortiran sampai pengepakan barang. Jadi pneumatik meliputi semua komponen mesin atau peralatan, dimana akan terjadi proses - proses pneumatik. Sementara itu, di dunia industri dikenal dengan Programmable Logic Control (PLC) yang merupakan perangkat kontrol yang sering digunakan dalam proses sekuensial. PLC yang saat ini dipakai sebagai standar dalam dunia industri terkadang tidak dimanfaatkan secara maksimal sebagai unit kontrol. Hal inilah yang melandasi pemikiran untuk membuat suatu alat pendeteksi benda berbahan logam pada kemasan susu bubuk berbasis PLC pada konveyor yang dapat mempermudah dalam pendeteksian benda berbahan logam pada kemasan susu bubuk yang diproduksi oleh perusahaan (home industry). Salah satu penyelesaiannya adalah dengan menggunakan sensor logam (metal detector) sebagai pendeteksian benda berbahan logam pada kemasan susu bubuk. Dengan penggunaan sensor logam ini dapat mempermudah dalam pendeteksian benda berbahan logam pada kemasan susu bubuk saat proses sistem konveyor berlangsung secara keseluruhan. Dengan terciptanya alat pendeteksi benda berbahan logam pada kemasan susu bubuk berbasis PLC ini, diharapkan dapat mempermudah dalam pendeteksian benda berbahan logam pada kemasan susu bubuk yang diproduksi oleh perusahaan (home industry), sehingga diharapkan dapat bersaing dengan perusahaan susu bubuk yang berskala besar. II. METODE PENELITIAN Penyusunan laporan ini didasarkan pada masalah yang bersifat aplikatif,, yaitu perencanaan sistem dan perealisasian alat agar dapat bekerja sesuai dengan yang direncanakan dengan mengacu dalam rumusan masalah. Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk merealisasikan alat yang dirancang adalah perancangan masing-masing blok rangkaian, penentuan spesifikasi alat, perancangan sistem rangkaian secara keseluruhan atau wiring diagram, perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software), pengujian alat, dan pengambilan kesimpulan. A. Perancangan dan Pembuatan Alat Secara garis besar perancangan perangkat keras dibagi dalam beberapa tahapan, yaitu: pembuatan diagram blok sistem secara lengkap, penentuan komponen yang akan digunakan, pembuatan blok diagram keseluruhan sistem, dan terakhir merakit perangkat keras (hardware) untuk masing-masing blok. S
  • 3. 3 B. Pengujian dan Analisis Pengujian diakukan pada setiap blok rangkaian dan hasil pada masing-masing blok diamati. Setelah pengujian tiap blok dilakukan kemudian pengujian dilakukan pada keseluruhan blok sistem. Pengujian dilakukan dalam beberapa tahap: 1. Pengujian SMPS sebagai power supply pada sistem rangkaian start – stop 2. Pengujian SMPS sebagai power supply pada PLC (Programmable Logic Control) 3. Pengujian PLC (Programmable Logic Control) pada sistem pneumatik 4. Pengujian sensor logam (metal detector) 5. Pengujian PLC (Programmable Logic Control) 6. Pengujian sistem pneumatik 7. Pengujian kinerja pada keseluruhan sistem III. PERANCANGAN ALAT A. Perancangan Sistem Secara garis besar, blok diagram perancangan sistem secara keseluruhuan ditunjukkan dalam Gambar 3.1. Gambar 3.1 Blok Diagram Keseluruhan Sistem Sistem yang digunakan dalam konveyor pendeteksian benda berbahan logam pada kemasan susu bubuk menggunakan satu buah motor DC yang dihubungkan dengan rangkaian start – stop dari sumber tegangan AC melalui MCB. Rangkaian start – stop disini juga dihubungkan dengan SMPS (switch mode power supply) untuk mensuplai dan mengubah tegangan AC ke tegangan DC pada motor. Motor DC disini untuk menggerakkan belt conveyor yang dihubungkan oleh kedua roll conveyor. Untuk pengontrolan kecepatan konveyor tersebut digunakan regulator adjust 0 – 24V DC dengan rangkaian regulator transistor tip 41. Dalam perancangan ini, SMPS sebagai power supply dengan input 90 – 240V AC, output 24V DC, dan 2,1 ampere. Selain mensuplai motor yang dihubungkan rangkaian start – stop, SMPS juga mensuplai PLC (programmable logic control) dan driver relay. Sensor logam (metal detector) akan mendapatkan suplai dari baterai 9 volt yang dihubungkan ke dalam input PLC melalui driver relay untuk mengubah sinyal frekuensi ke sinyal analog. Sensor logam (metal detector) disini dilengkapi dengan buzzer, LED, dan variable resistor. Buzzer dan LED disini sebagai indikator agar operator dapat mengetahui produk pada kemasan susu bubuk terdapat benda berbahan logam. Sedangkan, variable resistor digunakan untuk mengatur range permukaan antara sensor logam dengan kemasan susu bubuk yang terdapat benda logam. Pada rangkaian sensor logam (metal detector) juga dilengkapi dengan transistor C945 sebagai penguat sinyal. Sistem pendeteksian benda berbahan logam pada kemasan susu bubuk ini menggunakan software zeliosoft 2 dengan bahasa pemrograman FBD (Function Block Diagram). PLC yang digunakan disini, yaitu PLC Zelio. Zelio adalah PLC Smart Relay yang dibuat oleh keluaran Schneider Telemecanique dengan tipe SR3 B101BD memiliki tegangan 24V DC dan 10 I/O. PLC disini untuk memerintahkan sistem pneumatik menutup jika pada kemasan susu bubuk terdeteksi oleh sensor logam terdapat benda berbahan logam, mengatur waktu (timing) untuk pintu kembali menutup, dan proses penghitungan (counting) kemasan susu bubuk yang terdapat benda berbahan logam maupun yang tidak terdapat benda berbahan logam. Sistem tersebut ditunjukkan oleh Gambar 3.1. B. Perancangan Perangkat Keras Perancangan perangkat keras terbagi menjadi beberapa bagian, antara lain: 1) Rangkaian start – stop Pada perancangan rangkaian start – stop ini dihubungkan dengan SMPS (switch mode power supply) yang akan mensuplai tegangan dan mengubah tegangan sumber AC 220 volt ke tegangan DC untuk pergerakan motor dengan tegangan 24V DC. Untuk pengontrolan kecepatan konveyor itu sendiri digunakan regulator adjust 0 – 24V DC dengan rangkaian regulator transistor tip 41. Motor DC ini sebagai penggerak belt conveyor yang dihubungkan oleh kedua roll conveyor dan sebagai penggerak konveyor. Gambar 3.2 menunjukkan rangkaian start – stop. Gambar 3.2 Rangkaian Start - Stop 2) Sistem Pneumatik Sistem pneumatik ini menggunakan sumber energi yang didapatkan dari udara, yaitu didapatkan dari kompresor. Berikut adalah komponen – komponen yang digunakan dalam perancangan sistem pneumatik ini, antara lain: - Sumber energi (energi supply) Pada sistem pneumatik sumber energi didapatkan dari udara, dalam penelitian ini nantinya didapatkan dari kompresor. - Aktuator (actuator) Aktuator merupakan salah satu output sistem, dalam hal ini adalah sistem pneumatik.Beberapa komponen - komponen sistem pneumatik, seperti: a. Silinder pneumatik kerja ganda b. Katup pneumatik c. Silinder kerja ganda - Elemen kontrol (control elements) Elemen kontrol merupakan komponen pneumatik yang digunakan untuk mengendalikan aliran udara yang masuk dan keluar, tekanan atau tingkat aliran (flow rate) dari udara mampat yang akan disalurkan kepada
  • 4. 4 komponen - komponen pneumatik lain sebagai input atau pada aktuator seperti dalam Gambar 3.3 sebagai berikut: Gambar 3.3 (a) Katup 5/2 Torak Mundur; (b) Katub 5/2 Torak Maju - Elemen masukan (input elements) Elemen masukan dalam perancangan ini adalah PLC. Sistem pneumatik akan bergerak jika mendapatkan input dari PLC dengan software zeliosoft 2 dengan bahasa program FBD (Function Block Diagram) yang mendeteksi adanya benda berbahan logam melalui sensor logam (metal detector) seperti dalam Gambar 3.4 sebagai berikut: Gambar 3.4 Hubungan Sistem Pneumatik Dengan PLC 3) Sensor Logam Tipe MS-158C Pemakaian sensor logam ini digunakan sebagai pendeteksian benda berbahan logam pada kemasan bubuk menggunakan metal detector dilengkapi dengan buzzer dan LED indikator. Sensor logam (metal detector) disini menggunakan merek Krisbow tipe MS-158C dengan suplai 9 VDC. Kemudian metal detector dihubungkan oleh PLC Schneider tipe SR3 B101BD melalui driver relay untuk mengubah sinyal frekuensi dari sensor logam ke input PLC berupa sinyal analog menggunakan software zeliosoft 2 dengan bahasa pemrograman FBD (Function Block Diagram) dengan ditambahkan transistor C945. Pada Gambar 3.5 merupakan skematik untuk blok rangkaian osilator sensor dan osilator beat serta rangkaian power supply sederhana. LM7805 digunakan untuk menstabilkan tegangan input 12V DC (dapat juga digunakan 9V DC) untuk menjadi tegangan stabil 5 volt. Tegangan stabil mutlak diperlukan karena jika terjadi perubahan tegangan maka osilator akan menghasilkan sinyal dengan frekuensi yang berbeda. Nilai kapasitor C1 dan C2 dapat dibuat lebih besar agar dapat menghilangkan noise yang ditimbulkan oleh tegangan supply. Gambar 3.5 Blok Osilator Sensor Dan Osilator Beat L2 merupakan komponen sensor yang berupa lilitan kawat tembaga dengan email dan bersama-sama dengan komponen VC1, C3, dan C4 membentuk rangkaian resonansi paralel yang frekuensi kerjanya ditentukan dari nilai komponen-komponen tersebut, dalam hal ini yang diharapkan menyebabkan perubahan frekuensi kerja adalah komponen L2. Rangkaian tune circuit berfungsi untuk melakukan tuning (menentukan frekuensi kerja) osilator yang dibentuk oleh TR1. C3 dan C4 sebenarnya mempunyai fungsi yang khusus yaitu sebagai capacitive tap yang menentukan nilai feedback untuk rangkaian tune circuit tanpa menghubungkan ke tap pada search coil. R2 digunakan untuk memberikan arus DC kepada TR1 agar dapat bekerja dengan normal. TR2, T1, R3, R4 dan C7 merupakan osilator yang kedua yang nantinya akan dicampur dengan sinyal yang dihasilkan oleh rangkaian osilator yang pertama. Pada blok osilator ini, frekuensi kerjanya diatur oleh T1 yang merupakan rangkaian tuning IF standar yang menggunakan integral kapasitor di dalamnya. Komponen potensimeter VR1 digunakan untuk mengatur level dari sinyal yang dihasilkan oleh blok osilator search coil. 4) Perancangan SMPS (switch mode power supply) Pada perancangan SMPS (switch mode power supply) ini yaitu merancang untuk kebutuhan arus listrik yang dibutuhkan sesuai beban oleh suatu unit power supply. Hal ini agar power supply yang tersedia bagi kebutuhan sistem peralatan elektroniknya tidak terlalu besar dan tidak kecil kebutuhan arus listriknya. Sumber tegangan dari SMPS ini sendiri berasal dari sumber tegangan AC 220 volt. Sistem SMPS ini dihubungkan oleh rangkaian start – stop untuk mensuplai dan mengubah tegangan AC ke tegangan DC pada motor. Sistem SMPS ini juga mensuplai PLC (programmable logic control) dan driver relay untuk mengubah sinyal frekuensi dari sensor logam ke input PLC berupa sinyal analog dengan ditambahkan transistor C945. Sistem SMPS yang digunakan dalam perancangan keseluruhan sistem ini dengan input 90 – 240V AC, output 24V DC, dan 2,1 ampere. 5) Sistem Pengontrolan (Electronic Control System) Untuk melakukan proses pengontrolan dari sistem konveyor secara keseluruhan digunakan PLC (Programmable Logic Control). PLC yang digunakan yaitu jenis Zelio dengan tipe SR3 B101BD yang memiliki 10 I/O dengan tegangan input 24V DC. Zelio adalah PLC Smart Relay yang dibuat oleh keluaran Schneider Telemecanique. Pemrograman yang digunakan
  • 5. 5 pada smart relay ini adalah software zeliosoft 2 seperti pada Gambar 3.6 adalah blok dari sistem pengontrolan pada konveyor secara keseluruhan dengan menggunakan PLC. Gambar 3.6 Sistem Pengontrolan Konveyor Dengan PLC Sumber: Perancangan C. Perancangan Perangkat Lunak Perangkat lunak digunakan untuk memasukkan program yang akan digunakan sebagai sistem kerja pengontrol pada PLC. Software yang digunakan dalam PLC smart relay dengan tipe SR3 B101BD disini menggunakan zeliosoft 2. Berikut adalah perancangan dengan software zeliosoft 2, yaitu: - Pilih File → New atau kotak Create New Program untuk memulai suatu pemrograman menggunakan software zeliosoft 2 seperti dalam Gambar 3.7 sebagai berikut: Gambar 3.7 Sistem Pengontrolan Menggunakan Zeliosoft 2 - Pilih jenis PLC yang akan digunakan seperti pada Gambar 3.8 no. 1 yaitu jenis PLC SR3 B101BD. Pada Gambar 3.8 no. 2 akan tampak penjelasan modul yang dikelompokkan sesuai kategori dengan jumlah input dan output dari jenis PLC yang telah dipilih. Kemudian pada Gambar 3.8 no. 3 konfirmasikan dengan pilih → Next>. Berikut tampilan seperti yang telah dijelaskan, yaitu: Gambar 3.8 Sistem Pengontrolan Menggunakan Zeliosoft 2 - Setelah memilih dengan jenis PLC yang sesuai pada program zeliosoft 2 maka akan muncul tampilan keterangan dari jenis PLC yang telah dipilih dan kemudian mengklik pada baris yang sesuai untuk input dan output seperti yang terlihat dalam Gambar 3.9 sebagai berikut: Gambar 3.9 Sistem Pengontrolan Menggunakan Zeliosoft 2 - Kemudian akan muncul pada layar bahasa LD (Ladder Diagram) dan FBD (Function Block Diagram). Pilih tipe bahasa FBD (Function Block Diagram) seperti tampilan pada Gambar 3.10 no. 1 dan konfirmasikan menggunakan tombol Next> seperti yang terlihat dalam Gambar 3.10 no. 2. Berikut tampilan seperti yang telah dijelaskan, yaitu: Gambar 3.10 Sistem Pengontrolan Menggunakan Zeliosoft 2 IV. PENGUJIAN DAN ANALISIS A. Pengujian SMPS Pada Rangkaian Start - Stop Tujuan dari pengujian ini untuk mengetahui keberhasilan rangkaian start – stop sebagai pemutus atau penyambung aliran arus ke motor yang dihubungkan dengan SMPS. Untuk pengujian rangkaian start – stop dapat bekerja atau tidak digunakan avometer untuk melihat adanya tegangan atau tidak pada rangkaian start – stop tersebut maupun pada SMPS itu sendiri. Pada Gambar 4.1 berikut adalah hasil pengujian dari rangkaian start – stop. Gambar 4.1 Hasil Pengujian Rangkaian Start –Stop Hasil pengujian dari percobaan antara suplai SMPS dengan kecepatan motor seperti ditunjukkan dalam Tabel 4.1 sebagai berikut: Tabel 4.1 Hubungan Antara Suplai SMPS Dengan Kecepatan Motor
  • 6. 6 B. Pengujian SMPS Pada PLC Tujuan dari pengujian ini untuk mengetahui keberhasilan dari Module System SMPS yang memberikan suplai tegangan ke PLC. Module System SMPS ini membutuhkan tegangan 90 – 240V AC dan menghasilkan tegangan output 24V DC. Sedangkan, input pada PLC membutuhkan input tegangan 24V DC. Maka, dengan melakukan pengujian ini dapat diketahui bahwa PLC yang digunakan dapat dioperasikan dengan baik, untuk menggerakkan sistem pneumatik dengan menggunakan solenoid valve 5/2 single coil. C. Pengujian PLC Pada Pneumatik Sistem Pneumatik dapat bekerja dikarenakan sensor logam mendeteksi adanya benda berbahan logam pada kemasan susu bubuk melalui driver relay yang mengubah sinyal frekuensi menjadi sinyal analog pada input PLC. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan sistem pneumatik sebagai aktuator, yang akan menutup dan membuka pintu shortir jika sensor logam mendeteksi adanya benda berbahan logam pada kemasan susu bubuk. Solenoid Valve 5/2 single coil dari sistem pneumatik ini akan bekerja, jika mendapat input tegangan dari PLC. Sedangkan, PLC disini di suplai tegangan dari SMPS dan PLC dioperasikan menggunakan software zeliosoft dengan bahasa pemrograman FBD (Function Block Diagram). Hubungan antara sensor logam, kecepatan motor, dan timing PLC seperti dalam tabel 4.2 sebagai berikut: Tabel 4.2 Hubungan Antara Sensor Logam, Kecepatan Motor, Dan Timing PLC D. Pengujian Rangkaian Sensor Logam Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan dari sistem pendeteksian pada kemasan susu bubuk yang terdapat benda berbahan logam dengan sensor logam. Output dari sensor logam akan memberikan input pada sistem PLC yang dihubungkan melalui driver relay. Fungsi dari driver relay disini digunakan untuk mengubah sinyal frekuensi yang terjadi induksi pada lilitan badan sensor jika mendeteksi adanya benda berbahan logam ke dalam sinyal analog pada input PLC. Sensor logam (metal detector) disini dilengkapi dengan buzzer, LED, dan variable resistor. Buzzer dan LED disini sebagai indikator agar operator dapat mengetahui produk pada kemasan susu bubuk terdapat benda berbahan logam. Sedangkan, variable resistor digunakan untuk mengatur range permukaan antara sensor logam dengan kemasan susu bubuk yang terdapat benda logam. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan dari sistem pendeteksian pada kemasan susu bubuk yang terdapat benda berbahan logam dengan sensor logam. Output dari sensor logam akan memberikan input pada sistem PLC yang dihubungkan melalui driver relay. Fungsi dari driver relay disini digunakan untuk mengubah sinyal frekuensi yang terjadi induksi pada lilitan badan sensor jika mendeteksi adanya benda berbahan logam ke dalam sinyal analog pada input PLC. Sensor logam (metal detector) disini dilengkapi dengan buzzer, LED, dan variable resistor. Buzzer dan LED disini sebagai indikator agar operator dapat mengetahui produk pada kemasan susu bubuk terdapat benda berbahan logam. Sedangkan, variable resistor digunakan untuk mengatur range permukaan antara sensor logam dengan kemasan susu bubuk yang terdapat benda logam. Pengambilan data pada kemasan susu bubuk seperti ditunjukkan dalam Tabel 4.3 sebagai berikut: Tabel 4.3 Pengambilan Data Pada Kemasan Susu Bubuk E. Pengujian PLC Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan dari proses pengontrolan sistem konveyor secara keseluruhan. PLC yang digunakan yaitu jenis Zelio dengan tipe SR3 B101BD yang memiliki 10 I/O dengan tegangan input 24V DC. Zelio adalah PLC Smart Relay yang dibuat oleh keluaran Schneider Telemecanique. PLC mendapatkan input tegangan dari Module System SMPS dan pemrograman yang digunakan pada smart relay ini adalah software zeliosoft 2. Pada Gambar 4.3 adalah hasil pengujian dari PLC. Gambar 4.3 Hasil Pengujian Dari PLC
  • 7. 7 F. Pengujian Pneumatik Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan dari sistem pneumatik sebagai alat untuk menshortir benda yang terdapat berbahan logam pada kemasan susu bubuk secara otomasi. Sistem pneumatik disini sebagai aktuator dari sistem konveyor secara keseluruhan. Sistem pneumatik disini juga terdapat speed control valve sebagai pengatur kecepatan angin dari kompresor dan dapat disesuaikan timing dari PLC. Kemasan susu bubuk yang terdapat benda berbahan logam yang telah di shortir dapat dilakukan penghitungan (counting) secara otomasi dengan pemrograman software zeliosoft 2. Pada Gambar 4.4 adalah hasil pengujian dari sistem pneumatik. Gambar 4.4 Hasil Pengujian Dari Sistem Pneumatik G. Pengujian Keseluruhan Sistem Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan dari sistem kinerja secara keseluruhan. Sistem kinerja secara keseluruhan disini untuk mendeteksi kemasan susu bubuk yang terdapat benda berbahan logam. Jika pada kemasan susu bubuk tersebut terdapat benda berbahan logam maka sistem pendeteksian atau sensor logam akan memerintahkan PLC beroperasi melalui driver relay. Setelah PLC beroperasi maka sistem pneumatik akan bergerak menutup pintu untuk menshortir kemasan susu bubuk yang terdapat benda berbahan logam. Jika pada kemasan susu bubuk tidak terdapat benda berbahan logam maka kemasan susu bubuk akan dijadikan sebagai produk yang dihasilkan. Pada Gambar 4.5 adalah hasil pengujian dari keseluruhan sistem konveyor. Gambar 4.5 Hasil Pengujian Keseluruhan Sistem V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil perancangan dan pengujian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Pada perancangan sistem konveyor pendeteksi benda berbahan logam menggunakan PLC Schneider SR3 B101BD dapat mempermudah dalam melakukan pengontrolan sistem konveyor secara keseluruhan 2) Pemrograman FBD (Function Block Diagram) pada software zeliosoft 2 dapat berfungsi dengan baik untuk memonitoring dan mengatur timer pada sistem pneumatik. Sehingga PLC yang digunakan dapat memberikan output tegangan yang disuplai ke solenoid valve 5/2 sebagai pengontrol katup pada silinder double action 3) Pada sistem pendeteksian secara keseluruhan dilakukan perancangan wiring diagram (wiring kontrol dan wiring utama) yang biasa digunakan dalam perusahaan sebagai standart quality control dapat memberikan parameter yang sesuai (suplai tegangan pada motor sebesar 24 volt dengan kecepatan motor yang dihasilkan 15 rpm, posisi variable resistor 75%, dan 18 detik pada timing PLC). Pada PLC menggunakan bahasa pemrograman FBD (Function Block Diagram) untuk mengontrol sistem pneumatik. B. Saran Saran-saran dalam pengimplementasian maupun peningkatan unjuk kerja sistem ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Bahan pembuatan belt conveyor harus berbahan kuat dan elastis. Karena kerenggangan dari belt conveyor itu sendiri dapat mempengaruhi kinerja sistem pendeteksian kemasan susu bubuk pada konveyor. 2) Motor yang digunakan harus motor gearbox, sehingga kecepatan putaran motor yang didapatkan sesuai dengan kebutuhan untuk menshortir kemasan susu bubuk yang terdapat benda berbahan logam ataupun kemasan susu bubuk yang tidak terdapat benda berbahan logam DAFTAR PUSTAKA Gunterus, F. 1977. Falsafah Dasar: Sistem Pengendalian Proses. PT Gramedia, Jakarta. Ogata, Katsuhiko. 1997. Teknik Kontrol Automatik (Sistem Pengaturan). Erlangga. Jakarta. Bishop, O., 2002, Dasar-Dasar Elektronika, Erlangga, Jakarta Budianto, Wijaya, 2003, Pengenalan Dasar- Dasar PLC, Gava Media, Yogyakarta Setiawan, I., 2006, PLC dan Teknik Perancangan Sistem Kontrol, ANDI, Yogyakarta