Dokumen tersebut membahas budidaya jagung manis, mulai dari persiapan lahan dengan pengolahan tanah, pemupukan, proses tanam hingga panen, serta pengendalian hama dan penyakit yang sering dihadapi. Jagung manis dapat tumbuh dengan baik pada berbagai kondisi tanah dan iklim tertentu, namun membutuhkan perlakuan khusus pascapanen untuk mempertahankan kadar gula.
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya tanaman sayuran, meliputi metode budidaya konvensional dan hidroponik, teknik budidaya mencakup persiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, pemangkasan, pengajiran, penyiraman, penyiangan, pemanenan, pasca panen, dan pemasaran. Juga dibahas hubungan ketinggian tempat dengan jenis tanaman sayuran, petunjuk penan
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya tanaman tomat, mulai dari persyaratan tanah dan iklim untuk pertumbuhan tomat, cara menanamnya di bedengan atau polybag, perawatan mulai dari pemupukan hingga penanggulangan hama dan penyakit, serta tahapan panen tomat.
it's only for student from college who studies management of agribussiness !
i hope it will be usefull \(^u^)/
follow me http://twitter.com/aindapryl
add me https://www.facebook.com/andari.latief
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya tanaman terong, mulai dari jenis-jenis terong, cara menanamnya, perawatan, hama dan penyakitnya, serta cara mengolah terong menjadi masakan balado.
Dokumen tersebut membahas budidaya jagung manis, mulai dari persiapan lahan dengan pengolahan tanah, pemupukan, proses tanam hingga panen, serta pengendalian hama dan penyakit yang sering dihadapi. Jagung manis dapat tumbuh dengan baik pada berbagai kondisi tanah dan iklim tertentu, namun membutuhkan perlakuan khusus pascapanen untuk mempertahankan kadar gula.
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya tanaman sayuran, meliputi metode budidaya konvensional dan hidroponik, teknik budidaya mencakup persiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, pemangkasan, pengajiran, penyiraman, penyiangan, pemanenan, pasca panen, dan pemasaran. Juga dibahas hubungan ketinggian tempat dengan jenis tanaman sayuran, petunjuk penan
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya tanaman tomat, mulai dari persyaratan tanah dan iklim untuk pertumbuhan tomat, cara menanamnya di bedengan atau polybag, perawatan mulai dari pemupukan hingga penanggulangan hama dan penyakit, serta tahapan panen tomat.
it's only for student from college who studies management of agribussiness !
i hope it will be usefull \(^u^)/
follow me http://twitter.com/aindapryl
add me https://www.facebook.com/andari.latief
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya tanaman terong, mulai dari jenis-jenis terong, cara menanamnya, perawatan, hama dan penyakitnya, serta cara mengolah terong menjadi masakan balado.
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya tomat, mulai dari latar belakang, morfologi, nilai gizi, standar operasional prosedur (SOP) mulai dari persemaian, persiapan lahan, pemupukan, penanaman, hingga panen dan pasca panen tomat.
Dokumen tersebut membahas tentang tanaman pangan seperti padi, jagung, ubi kayu, dan kacang-kacangan. Ia menjelaskan pengertian, jenis, kandungan gizi, asal usul, produksi, dan budidaya tanaman pangan tersebut di Indonesia. Budidaya padi sawah dan gogo dibahas secara rinci meliputi persiapan lahan, pemilihan benih, cara tanam, pemupukan, pemeliharaan, panen, hingga pasca panen
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Budidaya hidroponik di Desa Kayuara Sakti menggunakan sistem tanpa tanah dengan nutrisi yang disuplai melalui air untuk menanam berbagai sayuran seperti kangkung, bayam, dan selada dalam waktu 30-60 hari dengan memperhatikan kondisi lingkungan dan perawatan tanaman serta instalasi.
Makalah ini membahas perbedaan benih ortodoks dan rekalsitran serta penanganan penyimpanan masing-masing. Benih ortodoks tahan terhadap pengeringan dan suhu rendah sehingga dapat disimpan lama, sedangkan benih rekalsitran rentan terhadap pengeringan dan hanya tahan disimpan dalam kondisi lembab. Penyimpanan benih ortodoks memerlukan kadar air rendah dan suhu dingin, sedangkan benih rekalsitran d
Dokumen tersebut membahas teknik persilangan buatan pada tanaman. Ada beberapa jenis persilangan yang dibedakan berdasarkan kerabatannya, seperti intravarietas, intervarietas, interspesifik, dan intergenerik. Faktor penting dalam persilangan antara lain pemilihan tetua, pengetahuan tentang organ reproduksi tanaman, dan waktu tanaman berbunga. Teknik dasar persilangan mencakup persiapan, kastrasi, emaskulasi, isolasi, pengump
Dokumen tersebut membahas produksi tanaman kacang panjang, mulai dari botani, syarat tumbuh, penanaman dan perawatan, hingga panen dan pasca panen. Kacang panjang berasal dari India dan Cina, tumbuh baik pada tanah latosol dan iklim tropis. Budidaya kacang panjang memerlukan pemupukan, pengairan, dan pengelolaan hama seperti lalat kacang dan penyakit antraknose. Panen dilakukan berulang kali
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Pasca panen merupakan kegiatan penting untuk mempertahankan mutu dan mengurangi kerugian hasil pertanian. Teknologi pasca panen yang tepat meliputi panen, perontokan, pengeringan, penggilingan, dan pengemasan untuk meminimalisir penyusutan hasil.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai budidaya tanaman talas, mulai dari sejarah, jenis, manfaat, sentra penanaman, syarat pertumbuhan, pedoman budidaya meliputi pembibitan, pengolahan lahan, teknik penanaman, dan lain sebagainya."
Budidaya padi organik meliputi penentuan benih bermutu, pengolahan tanah, pemupukan organik berkelanjutan, pengendalian hama secara hayati dan nabati, serta panen pada saat bulir padi mencapai 90-95% masak. Teknik ini bertujuan menjaga keseimbangan ekosistem tanah dan mengurangi penggunaan pestisida kimiawi.
Persilangan tomat dilakukan untuk mendapatkan varietas baru, potensi hasil tinggi, umur panen relatif pendek, daya simpan lama, dan toleran terhadap penyakit layu bakteri
Dokumen tersebut membahas tentang pembuatan pupuk organik yang diperkaya mikroba dari berbagai limbah organik seperti tandan kosong kelapa sawit, jerami padi, dan sampah sayuran. Pupuk organik dibuat dengan mencampur limbah tersebut dengan mikroba yang diaktivasi (Promi), ditutup plastik, dan dibiarkan mengompos selama beberapa minggu. Pupuk organik hasilnya bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan tanah dan produktivitas
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya tomat, mulai dari latar belakang, morfologi, nilai gizi, standar operasional prosedur (SOP) mulai dari persemaian, persiapan lahan, pemupukan, penanaman, hingga panen dan pasca panen tomat.
Dokumen tersebut membahas tentang tanaman pangan seperti padi, jagung, ubi kayu, dan kacang-kacangan. Ia menjelaskan pengertian, jenis, kandungan gizi, asal usul, produksi, dan budidaya tanaman pangan tersebut di Indonesia. Budidaya padi sawah dan gogo dibahas secara rinci meliputi persiapan lahan, pemilihan benih, cara tanam, pemupukan, pemeliharaan, panen, hingga pasca panen
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Budidaya hidroponik di Desa Kayuara Sakti menggunakan sistem tanpa tanah dengan nutrisi yang disuplai melalui air untuk menanam berbagai sayuran seperti kangkung, bayam, dan selada dalam waktu 30-60 hari dengan memperhatikan kondisi lingkungan dan perawatan tanaman serta instalasi.
Makalah ini membahas perbedaan benih ortodoks dan rekalsitran serta penanganan penyimpanan masing-masing. Benih ortodoks tahan terhadap pengeringan dan suhu rendah sehingga dapat disimpan lama, sedangkan benih rekalsitran rentan terhadap pengeringan dan hanya tahan disimpan dalam kondisi lembab. Penyimpanan benih ortodoks memerlukan kadar air rendah dan suhu dingin, sedangkan benih rekalsitran d
Dokumen tersebut membahas teknik persilangan buatan pada tanaman. Ada beberapa jenis persilangan yang dibedakan berdasarkan kerabatannya, seperti intravarietas, intervarietas, interspesifik, dan intergenerik. Faktor penting dalam persilangan antara lain pemilihan tetua, pengetahuan tentang organ reproduksi tanaman, dan waktu tanaman berbunga. Teknik dasar persilangan mencakup persiapan, kastrasi, emaskulasi, isolasi, pengump
Dokumen tersebut membahas produksi tanaman kacang panjang, mulai dari botani, syarat tumbuh, penanaman dan perawatan, hingga panen dan pasca panen. Kacang panjang berasal dari India dan Cina, tumbuh baik pada tanah latosol dan iklim tropis. Budidaya kacang panjang memerlukan pemupukan, pengairan, dan pengelolaan hama seperti lalat kacang dan penyakit antraknose. Panen dilakukan berulang kali
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Pasca panen merupakan kegiatan penting untuk mempertahankan mutu dan mengurangi kerugian hasil pertanian. Teknologi pasca panen yang tepat meliputi panen, perontokan, pengeringan, penggilingan, dan pengemasan untuk meminimalisir penyusutan hasil.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai budidaya tanaman talas, mulai dari sejarah, jenis, manfaat, sentra penanaman, syarat pertumbuhan, pedoman budidaya meliputi pembibitan, pengolahan lahan, teknik penanaman, dan lain sebagainya."
Budidaya padi organik meliputi penentuan benih bermutu, pengolahan tanah, pemupukan organik berkelanjutan, pengendalian hama secara hayati dan nabati, serta panen pada saat bulir padi mencapai 90-95% masak. Teknik ini bertujuan menjaga keseimbangan ekosistem tanah dan mengurangi penggunaan pestisida kimiawi.
Persilangan tomat dilakukan untuk mendapatkan varietas baru, potensi hasil tinggi, umur panen relatif pendek, daya simpan lama, dan toleran terhadap penyakit layu bakteri
Dokumen tersebut membahas tentang pembuatan pupuk organik yang diperkaya mikroba dari berbagai limbah organik seperti tandan kosong kelapa sawit, jerami padi, dan sampah sayuran. Pupuk organik dibuat dengan mencampur limbah tersebut dengan mikroba yang diaktivasi (Promi), ditutup plastik, dan dibiarkan mengompos selama beberapa minggu. Pupuk organik hasilnya bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan tanah dan produktivitas
Proses pembibitan kelapa sawit meliputi kecambah, pre-nursery, dan main nursery. Bibit dirawat dengan penyiraman, pemupukan, dan pengendalian hama sampai siap ditanam pada umur 10-14 bulan. Lahan dan bibit harus disiapkan dengan baik agar pertumbuhan optimal.
Dokumen tersebut membahas budidaya tanaman cabai dan tomat. Secara ringkas, cabai dapat tumbuh di berbagai jenis tanah asalkan subur dan memiliki kelembaban 70-80%. Tomat tumbuh baik pada suhu 18-29 derajat Celcius, kelembaban 25%, dan sinar matahari 12-14 jam per hari. Kedua tanaman dapat dibudidayakan di lahan sawah, tegal, atau polybag dengan media tanah yang kaya bahan organik.
Dokumen tersebut memberikan panduan mengenai penanaman sayuran daun seperti sawi, bayam dan kangkung. Ia menjelaskan langkah-langkah penyediaan tanah, penanaman benih, pembajaan, pengairan, kawalan rumpai dan penyakit, serta pemungutan hasil. Dokumen kedua memberi panduan mengenai penanaman bawang merah termasuk pengenalan, penyediaan tanah, jenis benih, hasil, dan analisis kos pengeluaran
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya tanaman jahe, mencakup jenis-jenis jahe, syarat tumbuh jahe, persyaratan bibit, teknik penanaman, pemeliharaan, dan panen jahe. Jahe dapat dibedakan menjadi tiga varietas berdasarkan ukuran dan warna rimpangnya, yaitu jahe merah, jahe putih besar, dan jahe putih kecil. Tanaman jahe tumbuh baik pada iklim tropis, ketinggian 0-
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang teknik budidaya tanaman nilam, mulai dari persyaratan ekologi, persiapan lahan dan benih, teknik penanaman, hingga pemeliharaan tanaman. Teknik budidaya nilam memerlukan kondisi yang sesuai seperti curah hujan 2000-2500 mm/tahun dan suhu 24-28°C, persiapan media semai dan lahan yang subur, serta pemeliharaan melalui penyiangan, pemupukan, dan pengendal
Dokumen tersebut merangkum tentang Kumis kucing (Orthosiphon spp.), termasuk sejarah, klasifikasi, deskripsi tanaman, manfaat, syarat pertumbuhan, budidaya, hama dan penyakit, serta cara panen. Tanaman ini berasal dari Afrika dan Asia, memiliki daun yang bermanfaat sebagai obat batuk, masuk angin, dan penyakit ginjal. Budidaya Kumis kucing memerlukan iklim hujan dan sinar matahari, tanah
Budidaya mentimun membutuhkan kondisi tertentu seperti jenis tanah lempung dan pH 5,5-6,8. Beberapa varietas mentimun yang dapat dibudidayakan adalah Mayapada F-1, Panda, dan Venus. Perawatan tanaman meliputi pemangkasan cabang, pemasangan ajir penopang, dan pengairan rutin. Hama dan penyakit yang sering menyerang antara lain thrips, tungau, penyakit downy mildew, dan powdery mildew
Budidaya buncis organik memerlukan pengolahan lahan khusus, penanaman benih langsung, dan perawatan berkala seperti penaikan tanah dan pemupukan. Tanaman ini akan berbunga dan siap dipanen setelah 50 hari.
Dokumen tersebut membahas budidaya tanaman cabai dan tomat. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa cabai dan tomat dapat tumbuh di berbagai jenis tanah asalkan subur dan memiliki unsur hara cukup. Dokumen juga menjelaskan tahapan budidaya mulai dari persiapan bibit, media tanam, pemupukan, panen, hingga pemeliharaan tanaman.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang cara budidaya tanaman kentang dan wortel, mulai dari persyaratan tanah dan iklim, pembibitan, pengolahan tanah, pemupukan, hingga panen. Kentang dapat ditanam di tanah yang subur dengan pH 5,8-7 dan curah hujan 1500 mm/tahun, sedangkan wortel tumbuh baik pada tanah gembur dengan pH 5,5-6,5 dan ketinggian 1200-1500 m dpl.
Budidaya tanaman pisang membutuhkan syarat tumbuh tertentu seperti suhu dan curah hujan tertentu. Pembibitan dapat dilakukan dari anakan, bonggol, atau bit anakan. Perawatan tanaman meliputi pemupukan, penyiangan gulma, dan perawatan tandan buah. Panen dilakukan berdasarkan tingkat kematangan buah.
Ubi ungu berasal dari Amerika Selatan dan dapat tumbuh di iklim tropis. Memiliki berbagai manfaat kesehatan seperti mengandung vitamin, mineral, dan antioksidan. Dapat diolah menjadi berbagai produk seperti tepung, mie, pewarna makanan, dan lainnya.
Pepaya California merupakan jenis pepaya yang sedang populer. Ia memiliki buah berukuran kecil (0,8-2 kg) berwarna kuning, rasanya manis, dan dapat dipanen 4 kali sebulan. Pepaya California dapat tumbuh dengan baik pada lahan terbuka dengan curah hujan 1000-2000 mm/tahun dan suhu 25-30°C. Budidaya pepaya ini membutuhkan pemupukan berkala dan perawatan dari hama penyakit.
Sorgum dapat dibudidayakan dengan cara penyemaian benih, stek batang, atau tanam langsung. Persiapan lahan, pemupukan, pengairan, dan pengendalian hama penting untuk mendapatkan hasil yang baik. Sorgum memiliki berbagai manfaat kesehatan seperti baik untuk pencernaan, jantung, dan mencegah berbagai penyakit.
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya sayuran organik secara hydroponik dalam pot atau polybag. Ia menjelaskan tentang tanaman bayam, kangkung, dan sawi sebagai komoditas sayuran yang dibudidayakan. Dokumen juga menjelaskan tahapan penanaman, perawatan, dan pemanenan ketiga tanaman tersebut agar dapat tumbuh dengan baik di dalam pot atau polybag.
2. Cabe merah merupakan salah satu komoditas pertanian paling atraktif. Pada saat-
saat tertentu, harganya bisa naik berlipat-lipat. Pada momen lain bisa turun hingga
tak berharga. Hal ini membuat budidaya cabe merah menjadi tantangan tersendiri
bagi para petani.
Disamping fluktiasi harga, budidaya cabe cukup rentan dengan kondisi cuaca dan
serangan hama. Untuk meminimalkan semua resiko tersebut, biaya untuk budidaya
cabe bisa dikatakan cukup tinggi.
Pada kesempatan kali ini, alamtani mencoba memaparkan langkah-langkah yang
harus dipersiapkan untuk budidaya cabe merah, khususnya jenis Capsicum annum L.
Tanaman ini berasal dari benua Amerika yang beriklim tropis dan subtropis. Dari sini
menyebar ke berbagai belahan bumi lainnya.
Kondisi iklim di Indonesia cocok untuk budidaya cabe dimana matahari bersinar
penuh. Tanaman ini bisa tumbuh dengan baik di dataran rendah hingga ketinggian
1400 meter dpl. Di dataran tinggi, cabe masih bisa tumbuh namun produksinya tidak
maksimal.
Suhu yang optimal untuk pertumbuhan cabe merah, antara 24-28 derajat Celcius.
Pada suhu yang terlalu dingin dibawah 15 atau panas diatas 32 pertumbuhan akan
terganggu. Cabe bisa tumbuh pada musim kemarau asal mendapatkan pengairan
yang cukup. Curah hujan yang dikehendaki berkisar 800-2000 mm per tahun dengan
kelembaban 80%.
3. Masyarakat mengenal dua jenis cabe merah, yakni cabe merah besar dan cabe
merah keriting. Perbedaan kedua jenis cabe ini terlihat dari bentuk dan tekstur
kulitnya. Untuk mengetahui lebih jauh, silahkan lihat tulisan mengenal jenis-jenis
cabe.
Dari dua jenis itu, terdapat puluhan bahkan ratusan varietas, dari yang lokal hingga
hibrida. Setiap varietas memiliki kekhasan tumbuh sendiri-sendiri. Untuk memilih
jenis mana yang akan dibudidayakan, sebaiknya pilih varietas yang paling cocok
dengan lokasi budidaya cabe masing-masing.
Benih untuk budidaya cabe bisa didapatkan dengan dua cara, yaitu membeli di toko
benih atau membenihkan sendiri. Benih cabe hibrida sebaiknya dibeli dari industri
benih terpercaya yang menerapkan teknologi pemuliaan moderen. Sedangkan benih
cabe lokal bisa didapatkan dari sesama petani atau menyeleksi sendiri dari hasil
panen terdahulu.
4. Metode penyemaian untuk budidaya cabe sebaiknya
menggunakan polybag (baik dari plastik atau daun-daunan).
Mengapa demikian, karena benih cabe apalagi jenis hibrida
harganya sangat mahal. Apabila disemai dengan ditabur,
dikhawatirkan banyak biji yang tumbuh berhimpit sehingga tidak
semua tanaman bisa dimanfaatkan.
Siapkan campuran tanah, arang sekam dan kompos atau pupuk
kandang dengan perbandingan 2:1:1. Atau, kalau tidak ada arang
sekam gunakan tanah dan kompos dengan perbandingan 1:1.
Sebelum dicampur, media tersebut diayak agar halus. Untuk lebih
detail, silahkan baca cara membuat media persemaian.
5. Sebaiknya buat naungan untuk tempat penyemaian untuk
menghindari terik matahari dan air hujan. Apabila ada biaya, ada
baiknya melindungi tempat penyemaian dengan jaring pelindung
hama atau serangga. Susun polybag yang telah diisi media semai
dalam naungan tersebut.
Rendam biji cabe dengan air hangat selama kurang lebih 3 jam.
Jangan gunakan biji yang mengapung. Masukkan setiap biji cabe
kedalam polybag sedalam 0,5 cm dan tutup dengan kompos
halus. Basahi sedikit media tanam agar kelembabannya terjaga.
Siram polybag pembibitan setiap pagi dan sore hari. Cara
menyiramnya adalah tutup permukaan polybag dengan kertas
koran kemudian siram hingga basah. Buka kertas koran tersebut
setelah biji tumbuh kira-kira 3 sekitar hari.
Selanjutnya siram secara rutin dan awasi pertumbuhannya. Bibit
cabe merah siap untuk dipindahkan setelah 21-24 hari disemaikan
atau setelah tumbuh 3-4 helai daun. Lebihkan 10% dari
kebutuhan bibit. Misalnya untuk lahan satu hektar dibutuhkan
sekitar 14000 bibit cabe merah, maka lebihkan 10 persen untuk
tindakan penyulaman tanaman.
6. Lahan yang diperlukan untuk budidaya cabe merah adalah tanah
yang gembur dan memiliki porosotas yang baik. Sebelum cabe
merah ditanam cangkul atau bajak lahan sedalam 20-40 cm.
Bersihkan dari batu atau kerikil dan sisa-sisa akar tanaman.
Apabila terlalu banyak gulma dan khawatir menganggu bisa
gunakan herbisida.
Buat bedengan dengan lebar satu meter tinggi 30-40 cm dan
jarak antar bedengan 60 cm. Panjang bedengan disesuaikan
dengan kondisi lahan, untuk memudahkan pemeliharaan panjang
bedengan maksimal 15 meter. Buat saluran drainase yang baik
karena tanaman cabe merah tidak tahan terhadap genangan air.
7. Budidaya cabe merah menghendaki tanah yang
memiliki tingkat keasaman tanah pH 6-7. Apabila
nilainya terlalu rendah (asam), daun tanaman
cabe merah akan terlihat pucat dan mudah
terserang virus. Tanah yang asam biasanya
mudah ditumbuhi ilalang. Untuk menetralisirnya
bisa gunakan kapur pertanian atau dolomit
sebanyak 2-4 ton/ha. Pemberian kapur atau
dolomit dilakukan pada saat pembajakan dan
pembuatan bedengan.
Campurkan pupuk organik, bisa berupa kompos
atau pupuk kandang pada setiap bedengan
secara merata. Kebutuhan pupuk organik untuk
budidaya cabe merah adalah 20 ton per hektar.
Selain pupuk organik tambahkan juga urea 350
kg/ha dan KCl 200kg/ha.
8. Pemindahan bibit cabe merah dari area persemaian
dilakukan setelah umur bibit sekitar 3 minggu atau bibit
memiliki 3-4 helai daun permanen. Penanaman sebaiknya
dilakukan pada pagi hari dan sore hari untuk menghindari
stress. Usahakan penanaman dilakukan serentak dalam
satu hari.
Cara menanamnya adalah dengan membuka atau
menyobek polybag semai. Kemudian masukkan bibit cabe
merah beserta media tanamnya kedalam lubang tanam.
Jaga agar media semai jangan sampai terpecah. Kemudian
siram tanaman secukupnya untuk mempertahankan
kelembaban.
9. Penyiraman diperlukan pada saat musim kering, caranya bisa dengan gembor atau
dengan penggenangan. Hati-hati ketika melakukan penyiraman disaat tanaman
belum terlalu kuat. Penggenangan bisa dilakukan setiap dua minggu sekali.
Periksa tanaman pada satu sampai dua minggu pertama untuk melakukan
penyulaman tanaman. Apabila ada tanaman yang mati atau pertumbuhannya
abnormal segera cabut dan ganti dengan bibit yang baru.
Pada budidaya cabe memerlukan pemasangan ajir (tongkat bambu) untuk menopang
tanaman berdiri tegak. Tancapkan ajir dengan jarak mnimal 4 cm dari pangkal
batang. Pemasangan ajir sebaiknya dilakukan pada hari ke-7 sejak bibit
dipindahkan. Apabila tanaman terlalu besar dikhawatirkan saat ajir ditancapkan
akan melukai perakaran. Bila akar terluka tanaman akan akan mudah terserang
penyakit. Pengikatan tanaman pada ajir dilakukan setelah tanaman tumbuh tinggi
atau berumur diatas satu bulan.
10. Perempelan atau pemotongan tunas dilakuan setelah 3
minggu untuk budidaya cabe di dataran rendah dan 1 bulan
untuk dataran tinggi. Potong tunas yang tumbuh pada
ketiak daun dengan tangan yang bersih. Perempelan ini
dilakukan sampai terbentuk cabang utama, ditandai
dengan kemunculan bunga pertama atau kedua.
Pemupukan susulan dilakukan setiap dua minggu sekali
atau minimal 8 kali hingga panen terakhir. Pemupukan
susulan dilakukan dengan pengocoran pupuk pada setiap
lubang tanam. Pemupukan yang paling praktis adalah
dengan menggunakan pupuk organik cair. Siramkan 100 ml
larutan pupuk yang telah diencerkan pada setiap tanaman.
Bisa juga ditambahkan NPK pada campuran tersebut.
Penyiangan gulma dilakukan apabila diperlukan saja.
Pengendalian hama dan penyakit dalam budidaya cabe
cukup vital. Banyak kasus budidaya yang gagal karena
serangan hama dan penyakit. Untuk lebih detail, silahkan
baca pengendalihan hama dan penyakit
11. Hampir semua hama yang menyerang tanaman terung-terungan bisa menyerang
tanaman cabe. Serangan hama ini bisa menurunkan produktivitas tanaman, bahkan
pada tingkat tertentu mengakibatkan gagal panen. Berikut ini beberapa jenis hama
utama yang sering menyerang tanaman cabe di Indonesia.
a. Hama ulat
Ulat yang sering menyarang tanaman cabe diantaranya ulat grayak (Spodoptera
litura). Ulat jenis ini memakan daun sampai bolong-bolong sehingga menganggu
kemampuan fotosintesis tanaman. Pada tingkat yang parah ulat grayak memakan
habis seluruh daun dan hanya menyisakan tulang-tulang daun.
Selain itu ada juga jenis ulat yang menyerang buah cabai, yaitu jenis Helicoverpa
sp. dan Spodoptera exigua. Ulat jenis ini membuat lubang pada buah cabe baik yang
masih hijau maupun merah.
Ulat biasanya menyerang pada malam hari atau saat matahari teduh. Pada siang
yang terik, ulat bersembunyi di pangkal tanaman atau berlindung di balik mulsa
sehingga ulat-ulat ini bisa lolos dari penyemprotan.
Pengendalian teknis. Ulat diambil saat malam hari ketika mereka mulai berkeliaran.
Pengambilan ulat sebaiknya dilakukan secara menyeluruh dan serempak. Bisa juga
dipasang perangkap imago hama. Pencegahannya adalah dengan menjaga
kebersihan kebun. Siangi gulma pada selasar bedengan, parit atau lubang-lubang
mulsa.
Pengendalian kimiawi. Penyemprotan dilakukan apabila serangan sudah parah. Jenis
obat yang digunakan adalah insektisida. Penyemprotan sebaiknya dilakukan saat
malam hari.
12. b. Hama tungau
Tungau yang biasa menyerang tanaman cabe ialah tungau kuning
(Polyphagotarsonemus latus) dan tungau merah (Tetranycus sp.). Tungau dijumpai
juga menyerang tanaman tanaman singkong.
Pada tanaman cabe, serangan tungau membuat daun keriting menggulung ke bagian
kebawah seperti sendok terbalik. Daun menjadi tebal dan kaku sehingga
pembentukan pucuk terhambat. Lama kelamaan daun akan menjadi coklat dan
mati.
Pengendalian teknis. Tanaman yang terserang parah dicabut sedangkan yang belum
parah dipotong pucuk-pucuknya. Sisa tanaman yang terserang dibakar agar tidak
menjangkiti yang lain. Untuk mencegahnya, usahakan areal penanaman cabe tidak
berdekatan dengan tanaman singkong. Menjaga kebersihan kebun efektif
mengurangi serangan tungau.
Pengendalian kimiawi. Tungau hanya bisa diberantas dengan racun tungau seperti
akarisida, bukan dengan insektisida. Dilihat dari fisiknya, tungau berkaki delapan
berbeda dengan serangga (insek) yang berkaki empat.
c. Hama kutu daun
Kutu daun yang menyerang tanaman cabe biasanya berasal dari jenis Myzus
persicae. Kutu daun menyerang dengan menghisap cairan pada daun. Daun menjadi
kering dan permukaan daun keriting.
Selain itu, kutu daun bisa mengundang berbagai penyakit secara tidak langsung.
Kutu ini bisa menjadi vektor pembawa virus, menghasilkan cairan berwarna kuning
kehijaun yang mengundang semut dan mengundang datangnya cendawan yang
menimbulkan jelaga hitam pada permukaan daun.
Pengendalian teknis. Petik daun-daun yang terserang kemudian musnahkan. Hindari
juga penanaman cabe berdekatan dengan semangka, melon dan kacang panjang.
Menjaga kebersihan kebun dan penggunaan plastik mulsa perak efektif menekan
perkembangan kutu daun.
Pengendalian kimiawi. Gunakan jenis insektisida yang mengandung fipronil atau
diafenthiuron. Penyempotan paling efektif dilakukan pada sore hari.
13. d. Hama lalat buah
Serangan lalat buah (Bactrocera dorsalis) pada tanaman cabe menyebabkan
kerontokan buah. Buah cabe tidak sempat dipanen karena keburu rontok ke tanah.
Pada buah yang terserang apabila di belah terdapat larva lalat. Bila tidak
dibersihkan, larva pada buah cabe yang rontok akan menjadi pupa di dalam tanah,
sehingga siklus serangan akan terus berulang.
Pengendalian teknis. Pungut dan kumpulkan buah cabe yang rontok, kemudian
musnahkan dengan cara membakarnya. Hal tersebut penting, agar lalat tidak
menjadi pupa yang bisa bersemayam di dalam tanah. Lalat buah biasa juga
menyerang jenis buah-buahan lain seperti belimbing, pisang, jeruk, dll. Jadi hindari
membudidayakan tanaman cabe berdekatan dengan kebun buah.
Pengendalian kimiawi. Bisa menggunakan perangkap lalat dengan menggunakan
atraktan yang mengandung methyl eugenol. Teteskan obat tersebut pada kapas dan
masukkan pada botol bekas air mineral. Pemasangan perangkap bisa dilakukan
setelah umur tanaman cabe satu bulan. Bila serangan parah, semprot dengan
insektisida pada pagi hari, ketika daun masih berembun dan lalat belum berkeliaran.
e. Hama trips (Thrips)
Tanaman cabe yang terserang trips daunnya akan terlihat garis-garis keperakan,
terdapat bercak-bercak kuning hingga kecoklatan dan pertumbuhannya kerdil. Bila
dibiarkan daun akan kering dan mati. Serangan trips biasanya menghebat pada
musim kemarau. Hama ini juga berperan sebagai pembawa virus dan mudah sekali
menyebar.
Pengendalian teknis. Bisa memanfaatkan predator alami hama ini, seperti kumbang
dan kepik. Pemakaian mulsa dan menjaga kebersihan kebun efektif menekan
perkembangannya. Selain itu, rotasi tanaman membantu mengendalikan hama jenis
ini.
Pengendalian kimiawi. Penyemprotan dilakukan bila serangan meluas. Gunakan
insektisida yang berbahan aktif fipronil dan lakukan pada sore hari.
Penyakit tanaman cabe
Penyakit yang menyerang tanaman cabe bisa disebabkan virus, bakteri, cendawan
maupun jamur. Setidaknya ada enam macam penyakit yang biasa menyerang
tanaman cabe, diantranya:
14. a. Bercak daun
Penyakit bercak daun yang menyerang tanaman cabe disebabkan oleh
jamur Cercospora capsici. Gejalanya terdapat bercak-bercak bundar
berwarna abu-abu dengan pinggiran coklat pada daun. Bila serangan
menghebat daun akan berwarna kuning dan akhirnya berguguran.
Penyakit ini biasanya menyerang pada musim hujan dimana kondisi
kelembaban cukup tinggi.
Penyakit ini menyebar saat jamur masih berupa spora dan bisa dibawa
oleh angin, air hujan, hama vektor, dan alat pertanian. Spora jamur juga
bisa terikut pada benih atau biji cabe.
Pencegahan terhadap penyakit ini dengan memilih benih yang sehat
bebas patogen. Merenggangkan jarak tanam berguna meminimalkan
serangan agar lingkungan tidak terlalu lembab. Pengendalian teknis bisa
dilakukan dengan memusnahkan tanaman yang terinfeksi dengan cara
dibakar. Bila serangan menghebat bisa diberikan fungisida.
b. Patek atau antraknosa
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Colletotrichum capsici dan
Colletotrichum gloeosporioides. Pada fase pembibitan penyakit ini
menyebabkan kecambah layu saat disemaikan. Sedangkan pada fase
dewasa menyebabkan mati pucuk, serangan pada daun dan batang
menyebabkan busuk kering. Sementara itu, pada buah akan menjadi
busuk seperti terbakar.
Penyakit ini bisa terbawa dari benih atau biji cabe. Pencegahan bisa
dilakukan dengan memilih benih yang sehat dan bebas patogen.
Pengendalian bisa dilakukan dengan memusnahkan tanaman yang
terserang dan penyemprotan fungisida.
15. c. Busuk
Terdapat dua macam penyakit busuk yang biasa menyerang tanaman
cabe, yakni busuk cabang dan busuk kuncup. Busuk cabang pada tanaman
cabe disebabkan oleh Phytophthora capsici. Menyerang saat musim hujan
dan penyebarannya sangat cepat.
Busuk kuncup disebabkan oleh cendawan Choanosearum sp. Penyakit ini
masih jarang dijumpai di Indonesia. Gejalanya, kuncup tanaman
berwarna hitam dan lama kelamaan mati.
Penyakit ini bisa dikendalikan dengan mengurangi dosis pemupukan
nitrogen seperti urea dan ZA. Kemudian mengatur jarak tanam agar
sirkulasi udara berjalan lancar. Tanaman yang terinfeksi sebaiknya
dicabut dan dibakar. Penyemprotan bisa dilakukan dengan fungisida, bila
dilakukan saat musim hujan pilih fungisida yang memiliki perekat.
d. Layu
Penyakit layu merupakan penyakit yang cukup sulit dikendalikan pada
budidaya tanaman cabe. Penyakit layu bisa ditumbulkan oleh beragam
jasad penganggu tanaman seperti berbagai jenis cendawan dan bakteri.
Layu yang disebabkan cendawan disebut layu fusarium. Jenis
cendawannya adalah Fusarium sp., Verticilium sp. dan Pellicularia sp.
Cendawan ini hidup di lingkungan yang masam.
Sedangkan layu bakteri disebabkan oleh bakteri Pseudomonas
solanacearum. Bakteri ini hidup di jaringan batang. Pengendalian
penyakit layu harus diamati dengan lebih spesifik agar penanganannya
bisa lebih tepat.
16. e. Bule atau virus kuning
Tanaman cabe yang terserang virus kuning, daun dan batangnya akan
terlihat menguning. Penyakit ini disebut juga penyakit bule atau bulai.
Penyebabnya adalah virus gemini, penyakit ini bisa dibawa dari benih
atau biji dan ditularkan oleh kutu.
Penyakit yang disebabkan virus tidak akan mempan dengan penyemprotan
racun-racun kimia. Pengendalian harus dilakukan semenjak dini, dengan
memilih benih unggul dan tahan serangan virus. Selain itu bisa juga
dengan membasmi hama yang menjadi vektornya, seperti kutu.
Untuk menaikan daya tahan tanaman cabe terhadap serangan virus
kuning, bisa dengan mengintensifkan pemupukan, misalnya penggunaan
pupuk organik cair yang mengandung zat hara makro dan mikro lengkap.
Tujuannya agar tanaman cabe tumbuh subur sehingga lebih tahan
terhadap patogen.
f. Keriting daun atau mosaik
Penyebab serangan penyakit mosaik adalah Cucumber Mosaic Virus (CMV).
Gejalanya, pertumbuhan menjadi kerdil, warna daun belang-belang hijau
tua dan hijau muda, ukuran daun lebih kecil, tulang daun akan berubah
menguning.
Penyakit ini bisa menyebar dan menular ke tanaman lain oleh aktivitas
serangga. Penyemprotan kimia bertujuan untuk menghilangkan serangga
bukan penyakitnya. Untuk mengurangi penyakit, musnahkan tanaman
cabe yang telah parah terserang.
Pemilhan benih tahan virus membantu menghindari resiko serangan
penyakit ini. Hal lain yang bisa membantu mengurangi resiko serangan
adalah pemupukan yang baik dan tepat.
17. Budidaya cabe merah mulai bisa dipanen setelah berumur 75-85 hari
setelah tanam. Proses pemanenan dilakukan dalam beberapa kali,
tergantung dengan jenis varietas, teknik budidaya dan kondisi lahan.
Pemanenan bisa dilakukan setiap 2-5 hari sekali, disesuaikan dengan
kondisi kematangan buah dan pasar. Buah cabe sebaiknya dipetik
sekaligus dengan tangkainya untuk memperpanjang umur simpan. Buah
yang dipetik adalah yang berwarna oranye hingga merah. Lakukan
pemetikan pada pagi hari.
Produktivitas budidaya cabe merah biasanya mencapai 10-14 ton per
hektar, tergantung dari varietas dan teknik budidayanya. Pada budidaya
yang optimal, potensinya bisa mencapai hingga 20 ton per hektar.