SlideShare a Scribd company logo
1
BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA HOTEL
(STUDI KASUS HOTEL RANGGONANG SEKAYU)
Oleh : Candra Romanda
Dosen STIE Rahmaniyah Sekayu
Email : romanda1976@gmail.co.id
Analisis break even point menyajikan informasi hubungan biaya,
volume dan laba kepada manajemen, sehingga memudahkannya dalam
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian laba perusahaan
dimasa yang akan datang. Pada saat penyusunan anggaran, disamping
menetapkan target penjualan manajemen juga memerlukan informasi
mengenai berapa penjualan minimum perusahaan agar kegiatan perusahaan
tidak mengalami kerugian.
Perhitungan dan analisis Break Even Point diawali dengan
perhitungan Alokasi Biaya tetap dan variabel dan Rasio Margin Kontribusi
untuk masing-masing tipe kamar, yang selanjutnya dilakukan perhitungan
Break even point dalam unit dan dalam rupiah, selain itu dilakukan juga
anilis perhitungan nilai Break even point sebagai alat perencanaan laba.
Kata Kunci : Break even point, Laba, Biaya tetap, Biaya variabel, Rasio
Margin Kontribusi
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Berhasil tidaknya suatu perusahaan bisa dilihat dari kemampuan manajemen
dalam mengelola perusahaannya. Ukuran yang seringkali dipakai untuk menilai
keberhasilan manajemen dalam suatu perusahaan adalah laba yang diperoleh
perusahaan. Oleh karena itu manajemen harus mampu membuat perencanaan yang
baik bagi perusahaannya, agar perusahaan dapat memperoleh laba yang diinginkan.
Dengan adanya perencanaan yang baik maka akan memudahkan tugas
manajemen karena semua kegiatan perusahaan dapat diarahkan untuk mencapai
tujuan yang telah direncanakan, dan perencanaan itu sendiri dapat digunakan sebagai
alat pengawasan kegiatan perusahaan. Dengan adanya perencanaan dan pengawasan
yang baik maka akan memungkinkan manajemen untuk bekerja lebih efektif dan
efisien.
Penggunaan anggaran akan lebih bermanfaat bagi manajemen bila disertai
dengan teknik-teknik perencanaan atau analisis. Analisis tersebut misalnya analisis
break even point, karena analisis break even point menyajikan informasi hubungan
biaya, volume dan laba kepada manajemen, sehingga memudahkannya dalam
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian laba perusahaan dimasa
yang akan datang. Pada saat penyusunan anggaran, disamping menetapkan target
penjualan manajemen juga memerlukan informasi mengenai berapa penjualan
minimum perusahaan agar kegiatan perusahaan tidak mengalami kerugian.
Analisis break even point akan memberikan gambaran tentang batas penjualan
minimum agar perusahaan tidak menderita kerugian. Setiap perusahaan perlu
2
mengetahui tingkat break even pointperusahaan masing-masing, tidak terkecuali
perusahaan yang bergerak dibidang jasa seperti Hotel Ranggonang Sekayu. Dengan
adanya penelitian ini, manajemen hotel dapat mengetahui tingkat break even point
point. Tingkat break even point ini menunjukkan jumlah pendapatan kamar minimum
yang harus dicapai hotel agar tidak menderita kerugian. Dengan demikian untuk
memperoleh laba atau keuntungan, pihak manajemen hotel harus menjual jasa sewa
kamarnya di atas tingkat break even point. Dengan diketahuinya tingkat break even
point manajemen dapat mengambil kebijakan untuk kemajuan hotelnya. Pihak
manajemen hotel diharapkan dapat menggunakan anggaran biaya yang telah
ditetapkan secara efektif dan efisien, agar dapat mencapai tingkat break even
pointnya. Disamping itu analisis break even point mempunyai beberapa fungsi atau
kegunaan yang dapat membantu pihak manajemen hotel.
Sebagai salah satu Hotel Berbintang di Kabupaten Musi Banyuasin, Hotel
Ranggonang telah mulai bulan Juni tahun 2003 memiliki 38 kamar, terdiri dari 16
kamar standard, 20 kamar deluxe dan 2 kamar suite.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka Penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang break even point dengan judul : “Penerapan Perhitungan Break
Even Point Sebagai Alat Perencanaan Laba Pada Hotel Ranggonang Sekayu”.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang permasalahan tersebut di atas, maka yang menjadi
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : bagaimana penerapan perhitungan
break even point sebagai alat perencanaan laba Pada Hotel Ranggonang Sekayu.
METODOLOGI PENELITIAN
Metode Penelitian
Adapun metode penelitian yang digunakan Penulis pada penelitian ini adalah
metode kuantitatif. Metode kuantitatif yang digunakan penulis dalam penelitian ini
adalah tentang perhitungan break even point.
Jenis dan Sumber Data Penelitian
Adapun jenis dan sumber data yang digunakan Penulis pada penelitian ini
adalah data sekunder. Data sekunder yang digunakan adalah berupa data tentang jenis
kamar, harga kamar dan laporan keuangan Hotel Ranggonang Sekayu tahun 2015.
Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis kuantitatif.
Adapun teknis analisis data kuantitatif yang digunakan Penulis adalah sebagai
berikut:
1. Break Even Point dalam Unit
𝐵𝐸𝑃 𝑢𝑛𝑖𝑡 =
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐽𝑢𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡 − 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡
2. Break Even Point dalam Rupiah
3
𝐵𝐸𝑃 𝑅𝑢𝑝𝑖𝑎ℎ =
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖
LANDASAN TEORI
Konsep Break Even Point
Supriyono (2012:516), menyatakan breakeven point atau titik impas adalah
keadaan suatu perusahaan yang pendapatan penjualannya sama dengan jumlah total
biayanya, atau besarnya contributionmargin sama dengan total biaya tetapnya,
dengan kata lain perusahaan tidak memperoleh laba tetapi juga tidak menderita rugi
atau rugi labanya sama dengan nol.
Mulyadi (2012:230) menyatakan breakeven point atau impas adalah keadaan
suatu usaha yang tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi atau dengan kata
lain suatu usaha dikatakan impas jika jumlah pendapatan (revenues) sama dengan
jumlah biaya, atau apabila laba kontribusi hanya dapat digunakan untuk menutup
biaya tetap saja. Sedangkan Siregar, dkk (2013:318), menyatakan break even point
dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana perusahaan di dalam
operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita rugi.
Dari pengertian-pengertian break even pointdiatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa analisis break even pointadalah teknik analisis yang mempelajari hubungan
antara biaya tetap, biaya variabel, dan volume penjualan yang bertujuan untuk
menentukan volume penjualan agar perusahaan yang bersangkutan tidak menderita
kerugian dan tidak memperoleh laba.
Asumsi Yang Mendasari Analisis Break Even Point
Analisisbreak even pointmenggunakan berbagai macam asumsi. Supriyono
(2012:292), menyatakan asumsi yang digunakan dalam analisis breakeven
pointadalah sebagai berikut:
1. Biaya dalam perusahaan dapat dibagi dalam golongan biaya tetap dan golongan
biaya variabel.
2. Besarnya biaya variabel secara totalitas berubah-ubah secara proporsional dengan
volume produksi/penjualan. Ini berarti bahwa biaya variabel per unitnya adalah
tetap sama.
3. Besarnya biaya tetap secara totalitas tidak berubah meskipun ada perubahan
volume produksi/penjualan. Ini berarti bahwa biaya tetap per unitnya berubah-
ubah karena adanya perubahan volume kegiatan.
4. Harga jual per unit tidak berubah selama periode yang dianalisis.
5. Perusahaan hanya memproduksi satu macam produk. Apabila diproduksi lebih dari
satu macam produk, pertimbangan penghasilan penjualan antara masing-masing
produk atau sales-mix adalah tetap konstan.
Apabila salah satu asumsi tersebut tidak terpenuhi karena salah satu faktor
tersebut diatas mengalami perubahan, maka analisis break even pointperlu
disesuaikan dengan perubahan faktor-faktor tersebut.
4
Manfaat Analisis Break Even Point
Sigit (2010:2), menyatakan analisa break even pointdapat digunakan untuk
membantu menetapkan sasaran atau tujuan perusahaan. Manfaat atau kegunaan
analisis break even pointantara lain adalah:
1. Sebagai dasar atau landasan merencanakan kegiatan operasional dalam usaha
mencapai laba tertentu. Jadi dapat digunakan untuk perencanaan laba atau profit
planning.
2. Sebagai dasar atau landasan untuk mengendalikan kegiatan operasi yang sedang
berjalan, yaitu untuk alat pencocokan antara realisasi dengan angka-angka dalam
perhitungan BEP atau dalam gambar (chart) BEP. Jadi sebagai alat pengendalian
atau controlling.
3. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan harga jual, yaitu setelah
diketahui hasil-hasil perhitungannya menurut analisa break even point dan laba
yang ditargetkan.
4. Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan yang harus dilakukan
oleh seorang manajer.
Perhitungan Break Even Point
Siregar, dkk (2013: 320), menyatakan perhitungan unit titik impas dapat
dilakukan lebih cepat dengan cara memusatkan perhatian pada margin kontribusi atau
disebut dengan pendekatan margin kontribusi (contribution margin approach).
Margin kontribusi merupakan pendapatan penjualan dikurangi dengan biaya variabel
total. Pada titik impas, besarnya margin kontribusi sama besarnya biaya tetap.
Apabila margin kontribusi per unit diganti dengan harga jual per unitdikurangi biaya
variabel per unit pada persamaan laba operasi dan diperoleh jumlah unit, maka akan
diperoleh persamaan impas sebagai berikut:
𝐵𝐸𝑃 𝑢𝑛𝑖𝑡 =
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐽𝑢𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡 − 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡
Siregar, dkk (2013:324), menyatakan persamaan dasar yang digunakan dalam
menentukan break even point dalam rupiah adalah sebagai berikut:
𝐵𝐸𝑃 𝑅𝑢𝑝𝑖𝑎ℎ =
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖
Konsep Perencanaa Laba
Supriyono (2012:7), menyatakan perencanaan adalah proses untuk
menentukan tujuan organisasi yang akan dicapai perusahaan dan mengatur strategi
yang akan dilaksanakan, perencanaan ini dapat disusun untuk jangka pendek atau
untuk jangka panjang dan akan dapat dipakai sebagai dasar untuk membandingkan
kegiatan perusahaan.
Carter dan Usry (2012:4), menyatakan perencanaan laba merupakan rencana
kerja yang telah diperhitungkan dengan cermat dimana implikasi keuangannya
5
dinyatakan dalam bentuk proyeksi perhitungan rugi laba, neraca, kas dan modal kerja
untuk jangka panjang dan jangka pendek. Perencanaan laba ditujukan kepada sasaran
akhir organisasi dan bermanfaat sebagai pedoman untuk mempertahankan arah
kegiatan yang pasti.
Perencanaan laba yang baik tidaklah mudah karena ada kekuatan-kekuatan
eksternal mempengaruhi bisnis. Kekuatan-kekuatan tersebut meliputi perubahan
dalam teknologi, tindakan pesaing, ekonomi, demografi,selera serta pilihan
pelanggan, perilaku sosial, serta faktor-faktor politik. Kekuatan-kekuatan tersebut
umumnya berada diluar kendali manajemen, dan besar serta arah perubahan
seringkali sulit untuk diprediksi. Untuk mengatasi hal tersebut para manajer harus
didorong agar berusaha keras untuk menetapkan sasaran pribadi yang sejalan dengan
sasaran perusahaan.
Carter dan Usry (2012:4), menyatakan dalam menetapkan sasaran laba ada 3
(tiga) prosedur yang dapat digunakan yaitu :
1. Dalam metode priori, tujuan laba mendominasi perencanaan. Pertama-tama
manajemen menentukan tingkat pengembalian yang diinginkan dan berusaha
untuk merealisasikan melalui perencanaan.
2. Dalam metode posteriori, tujuan laba berada dibawah perencanaan dan
diidentifikasi sebagai hasil dari perencanaan
3. Dalam metode pragmatis, manajemen menggunakan suatu standar laba yang
telah diuji dan dibuktikan melalui pengalaman.
Carter dan Usry (2012:7), menyatakan dalam menentukan sasaran atau tujuan
laba, manajemen sebaiknya mempertimbangkan faktor-faktor berikut:
1. Laba atau rugi yang diakibatkan dari volume penjualan tertentu.
2. Volume penjualan yang diperlukan untuk menutup semua biaya plus
menghasilkan laba yang mencukupi untuk membayar deviden serta menyediakan
kebutuhan bisnis masa depan.
3. Titik impas.
4. Volume penjualan yang dapat dicapai dengan kapasitas operasi sekarang.
5. Kapasitas operasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan laba.
6. Pengembalian atas modal yang digunakan.
Manfaat dan Keterbatasan Perencanaan Laba
Carter dan Usry (2012:10), menyatakan perencanaan laba memiliki manfaat
atau keuntungan yaitu:
1. Perencanaan laba menyediakan suatu pendekatan yang disiplin atas identifikasi
dan penyelesaian masalah.
2. Perencanaan laba menyediakan pengarahan ke semua tingkatan manajemen.
3. Perencanaan laba meningkatkan koordinasi antar sesama manajer.
4. Perencanaan laba menyediakan suatu cara untuk memperoleh ide dan kerja sama
dari setiap tingkatan manajemen.
5. Anggaran menyediakan suatu tolak ukur untuk mengevaluasi kinerja aktual dan
meningkatkan kemampuan dari individu-individu.
6
Carter dan Usry (2012:17), menyatakan sementara keuntungan atau manfaat
dari perencanaan laba tidak diragukan lagi bersifat impresif dan berwawasan luas,
tetapi perencanaan juga memiliki keterbatasan dan kekurangan berikut ini:
1. Prediksi bukanlah suatu ilmu pasti ada sejumlah pertimbangan dan estimasi.
Karena suatu anggaran harus didasarkan pada prediksi atau kejadian masa depan,
maka revisi atau modifikasi dari anggaran sebaiknya dilakukan ketika variasi dari
estimasi membenarkan adanya perubahan dalam rencana.
2. Anggaran dapat memfokuskan perhatian manajemen dalam cita-cita (seperti
tingkat produksi yang tinggi atau tingkat penjualan kredit yang tinggi) yang tidak
selalu sesuai dengan tujuan keseluruhan dari organisasi.
3. Perencanaan laba harus memperoleh komitmen dari manajemen puncak dan kerja
sama dari semua anggota manajemen.
4. Penggunaan anggaran secara berlebihan sebagai alat evaluasi dapat
menyebabkan perilaku disfungsional. Manajer mungkin mencoba menggunakan
anggaran untuk mencapai anggaran pribadi
5. Perencanaan laba tidak menghilangkan atau menggantikan peran administrasi.
6. Penyusunannya memakan waktu.
Hubungan Antara Analisa Break Even Point dengan Perencanaan Laba
Carter dan Usry (2012:60), menyatakan break even pointdengan perencanaan
laba mempunyai hubungan kuat sebab break even point dan perencanaan laba sama-
sama berbicara dalam hal anggaran atau didalamnya mencakup anggaran yang
meliputi biaya, harga produk, dan volume penjualan, yang kesemua itu mengarah ke
perolehan laba. Untuk itu dalam perencanaan perlu penerapan atau menggunakan
break even pointuntuk perkembangan ke arah masa datang dan perolehan laba. Selain
itu break even pointdapat dijadikan tolak ukur untuk menaikkan laba atau untuk
mengetahui penurunan laba yang tidak mengakibatkan kerugian pada industri.
Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran digambarkan secara sederhana sebagai berikut :
Gambar 1
Kerangka Pemikiran
Break Even Point
Perhitungan Break
Even Point dalam
Unit
Perhitungan Break
Even Point dalam
Rupiah
Perencanaan Laba
7
breakeven point atau titik impas adalah keadaan suatu perusahaan yang
pendapatan penjualannya sama dengan jumlah total biayanya, atau besarnya
contributionmargin sama dengan total biaya tetapnya, dengan kata lain perusahaan
tidak memperoleh laba tetapi juga tidak menderita rugi atau rugi labanya sama
dengan nol. Perhitungan break even point terdiri dari perhitungan dalam unit dan
perhitungan dalam rupiah. Hasil analisis break even point dapat digunakan oleh pihak
manajemen sebagai alat untuk menentukan kebijakan penetapan target penjualan
minimum agar pihak hotel tidak menderita kerugian serta mendapatkan laba optimal.
Data Penelitian
Berikut ini adalah data jumlah kamar tersedia, jumlah kamar terjual , dan
laporan laba rugi Hotel Ranggonang Sekayu tahun 2015 yang digunakan Penulis
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 1
Jumlah Kamar Tersedia dan Terjual
Pada Hotel Ranggonang Sekayu
Tahun 2015
Tipe Kamar
Jumlah Kamar
(1)
Jumlah Kamar Setahun
(1) × 365 Hari
Jumlah Kamar
Terjual Tahun
2015
Superior 16 5.840 2.676
Deluxe 20 7.300 2.761
Suite 2 730 154
Jumlah 38 13.870 5.591
Sumber: Hotel Ranggonang Sekayu, 2016
Tabel diatas menampilkan jumlah kamar tersedia dan terjual pada Hotel
Ranggonang Sekayu Tahun 2015 yang Penulis jadikan dasar untuk menghitung
break even point
Tabel 2
Perhitungan Laba Bersih Penjualan Kamar
Pada Hotel Ranggonang Sekayu
Tahun 2015
(Dalam Rupiah)
Pendapatan Kamar 2.779.830.079
Harga Pokok Penjualan Kamar (1.128.216)
Laba Kotor 2.778.701.863
Beban Operasional (2.497.219.507)
Beban Operasional Lainnya (20.202.381)
Laba Bersih 261.279.975
Sumber: Hotel Ranggonang Sekayu, 2016
8
Tabel 3
Perhitungan Persentase
Alokasi Biaya Variabel dan Biaya Tetap
Berdasarkan Metode Nilai Jual Relatif
Jenis
Kamar
Jumlah
Kamar
Jumlah
dalam 1
Tahun
Potensi
Kamar
Terjual
Harga
Sewa
Kamar
Potensi
Penjualan
Kamar
Persentase
Nilai Jual
Relatif
(%)
Superior 16 365 5.840 437.390 2.554.357.600 35,89
Deluxe 20 365 7.300 529.905 3.868.306.500 54,36
Suite 2 365 730 950.044 693.532.120 9,75
Total 38 1.095 13.870 1.917.339 7.116.196.220 100
PEMBAHASAN
Perhitungan dan Analisis Break Even Point Hotel Ranggonang Sekayu
Break even point atau impas adalah keadaan suatu usaha yang tidak memperoleh laba
dan tidak menderita rugi atau dengan kata lain suatu usaha dikatakan impas jika jumlah
pendapatan (revenues) sama dengan jumlah biaya, atau apabila laba kontribusi hanya dapat
digunakan untuk menutup biaya tetap saja.
Perhitungan unit titik impas dapat dilakukan lebih cepat dengan cara memusatkan
perhatian pada margin kontribusi atau disebut dengan pendekatan margin kontribusi
(contribution margin approach). Margin kontribusi merupakan pendapatan penjualan
dikurangi dengan biaya variabel total. Pada titik impas, besarnya margin kontribusi sama
besarnya biaya tetap. Apabila margin kontribusi per unit diganti dengan harga jual per unit
dikurangi biaya variabel per unit pada persamaan laba operasi dan diperoleh jumlah unit.
Perhitungan Alokasi Biaya Tetap
Berikut ini adalah data tentang perhitungan alokasi biaya tetap kamar Hotel
Ranggonang Sekayu yang disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 4
Alokasi Biaya Tetap Per Tipe Kamar
Tahun 2015
Jenis
Kamar
Biaya Tetap
(Rp)
Persentase
Alokasi (%)
Jumlah Alokasi
(Rp)
Superior
Deluxe
Suite
1.889.958.568
35,89
54,36
9,75
678.306.130
1.027.381.478
184.270.960
Total 1.889.958.568 100 1.889.958.568
Sumber: Hotel Ranggonang Sekayu, 2016
9
Perhitungan Alokasi Biaya Variabel
Berikut ini adalah data tentang perhitungan alokasi biaya variabel kamar Hotel
Ranggonang Sekayu yang disajikan pada tabel berikut ini
Tabel 5
Alokasi Biaya Variabel Per Tipe Kamar
Hotel Ranggonang
Tahun 2015
Jenis
Kamar
Potensi
Kamar
Biaya Variabel
(Rp)
Persentase
Alokasi (%)
Jumlah
Alokasi (Rp)
Biaya
Variabel/
Unit
Superior
Deluxe
Suite
5.840
7.300
730
627.463.320
35,89
54,36
9,75
225.196.585
341.089.061
61.177.674
38.561
46.724
83.805
Total 13.870 627.463.320 100 627.463.320 169.090
Sumber : Hotel Ranggonang, 2016, data diolah.
Perhitungan Rasio Margin Kontribusi
Ahmad (2011:59), menyatakan dalam analisis bereak even point ada 2 (dua) jenis
kontribusi, yaitu :
1. Margin kontribusi dalam unit
𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 𝑢𝑛𝑖𝑡 = 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐽𝑢𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡 − 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑛𝑖𝑡
2. Margin kontribusi dalam persentase
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 = 1 −
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
Berikut ini adalah data tentang perhitungan perhitungan rasio margin kontribusi
Hotel Ranggonang Sekayu yang disajikan pada tabel
Tabel 6
Perhitungan Rasio Margin Kontribusi
Hotel Ranggonang
Tahun 2015
Kamar
Total Biaya
Tetap
Harga
Jual/Unit
Biaya
Variabel/
Unit
Margin
Kontribusi
Biaya
Variabel
Penjualan
Rasio
Margin
Kontribusi
%
2 3 4 5
6
(4-5)
7 8
9
1-(7:8)
Superior
Deluxe
Suite
678.306.130
1.027.381.478
184.270.960
437.390
529.905
950.044
38.561
46.725
83.805
398.829
483.180
866.239
225.196.585
341.089.061
61.177.674
1.170.454.770
1.463.068.463
146.306.846
0,8076
0,7669
0,5819
Sumber: Hotel Ranggonang Sekayu, 2016
10
Perhitungan Break Even Point
a. Perhitungan Break Even Point dalam Unit
Break even ponit dalam unit Hotel Ranggonang Sekayu dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
𝐵𝐸𝑃 𝑢𝑛𝑖𝑡 =
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐽𝑢𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡 − 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡
1. Superior
𝐵𝐸𝑃 𝑢𝑛𝑖𝑡 =
𝑅𝑝. 678.306.130
𝑅𝑝. 437.390 − 𝑅𝑝. 38.561
= 1.701 𝑈𝑛𝑖𝑡
2. Deluxe
𝐵𝐸𝑃 𝑢𝑛𝑖𝑡 =
𝑅𝑝. 1.027.381.478
𝑅𝑝. 529.905 − 𝑅𝑝. 46.725
= 2.126 𝑈𝑛𝑖𝑡
3.Suite
𝐵𝐸𝑃 𝑢𝑛𝑖𝑡 =
𝑅𝑝. 184.270.960
𝑅𝑝. 950.044 − 𝑅𝑝. 83.805
= 213 𝑈𝑛𝑖𝑡
Perhitungan BEP dalam Rupiah
Break even ponit dalam rupiah Hotel Ranggonang Sekayu dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut :
𝐵𝐸𝑃 𝑅𝑢𝑝𝑖𝑎ℎ =
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖
Berikut ini adalah perhitungan break even point dalam rupiah Hotel Ranggonang
Sekayu Tahun 2015 :
1. Superior
𝐵𝐸𝑃 𝑅𝑢𝑝𝑖𝑎ℎ =
𝑅𝑝. 678.306.130
0,8076
= 𝑅𝑝. 839.904.545
2. Deluxe
𝐵𝐸𝑃 𝑅𝑢𝑝𝑖𝑎ℎ =
𝑅𝑝. 1.027.381.478
0,7669
= 𝑅𝑝. 1.339.712.153
3. Suite
𝐵𝐸𝑃 𝑅𝑢𝑝𝑖𝑎ℎ =
𝑅𝑝. 184.270.960
0,76690,5819
= 𝑅𝑝. 316.696.408
11
Break even point dalam unit Hotel Ranggonang Sekayu jumlah break even point
sebesar Rp. 2.496.313.106, artinya Hotel Ranggonang Sekayu menginginkan BEP maka
Hotel Ranggonang Sekayu harus mendapatkan pendapatan kamar sebesar Rp. 2.496.313.106
yang terdiri dari Rp. 839.904.545 pendapatan kamar superior, Rp. 1.339.712.153 pendapatan
kamar deluxe dan Rp. 316.696.408 pendapatan kamar suite.
Analisis Break Even Point Sebagai Alat Perencanaan Laba pada Hotel Ranggonang
Sekayu
Perencanaan laba pada dasarnya merupakan kegiatan yang dilakukan manajemen
pada saat penyusunan anggaran untuk menguji dampak dari setiap alternatif. Informasi yang
releven dengan perencanaan tersebut adalah informasi yang berdampak terhadap hasil
penjualan dan biaya variabel yang mana keduanya merupakan komponen untuk menghitung
laba kontribusi dan rasio laba kontribusi. Perusahaan yang menjual lebih dari satu macam
produk seringkali mempunyai kesempatan untuk menaikkan laba kontribusi dan menurunkan
titik impas dengan cara memperbaiki komposisi produk yang dijual, yaitu menaikkan
proporsi penjualan produk yang menghasilkan marjin kontribusi yang tinggi. Apabila laba
kontribusinya sudah ditentukan, maka dapat dilanjutkan perhitungan mancari laba bersih dan
titik impas (break even).
Perencanaan laba Hotel Ranggonang Sekayu dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 =
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝 + 𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝐿𝑎𝑏𝑎
1 −
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
Perhitungan perencanaan laba Hotel Ranggonang Sekayu jika perencaan laba sebesar
20% dari Penjualan adalah sebagai berikut :
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 =
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝 + 𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝐿𝑎𝑏𝑎
1 −
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 =
𝑅𝑝. 1.889.958.568 + 20%
1 −
𝑅𝑝.627.463.320
𝑅𝑝.2.779.830.079
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 =
𝑅𝑝. 1.889.958.568 + 20%
71,88%
71,88%𝑃 = 𝑅𝑝. 1.889.958.568 + 20%
51,88% 𝑃 = 𝑅𝑝. 1.889.958.568
𝑃 = 𝑅𝑝. 3.642.942.498
Berdasarkan penghitungan di atas, maka dapat diketahui tingkat penjualan jika Hotel
Ranggonang Sekayu merencanakan laba bersih sebesar 20% dari penjualan yaitu sebesar Rp
3.642.942.498. Penentuan laba bersih 20% dari penjualan ini berdasarkan laba yang diperoleh
12
Hotel Ranggonang Sekayu. Laba sebesar 20% ini merupakan laba bersih setelah pendapatan
penjualan dikurangi semua komponen biaya, yaitu harga pokok penjualan, biaya administrasi
dan biaya penjualan (laba bersih sebelum pajak).
Untuk menentukan besarnya penjualan dan jumlah kamar yang dijual caranya sama
dengan penghitungan sebelumnya, yaitu berdasarkan komposisi penjualan kamar dan
komposisi jumlah kamar yang dijual. Untuk komposisi penjualan jika perusahaan
merencanakan laba bersih 20% dapat dilihat pada penghitungan tabel 1 dan untuk penentuan
banyaknya jumlah kamar yang dijual tiap tipe kamar dapat dilihat pada penghitungan tabel 7.
Tabel 7
Komposisi Penjualan Tiap Tipe Kamar
Pada Perencanaan Laba Bersih 20% Dari Penjualan
Jenis Kamar
Persentase Nilai
Jual Relatif
Tingkat Penjualan
Komposisi Penjualan
dalam Rupiah
1 2 3
4
(2x3)
Superior 35,89 3.642.942.498 1.307.452.063
Deluxe 54,36 3.642.942.498 1.980.303.542
Suite 9,75 3.642.942.498 355.186.894
Total 100 3.642.942.498
Sumber: Hotel Ranggonang Sekayu, 2016, data diolah
Tabel 8
Komposisi Kamar Yang Dijual
Pada Perencanaan Laba Bersih 20% Dari Penjualan
Jenis Kamar
Komposisi Penjualan
dalam Rupiah
Harga Kamar
Komposisi Penjualan
dalam Unit
Superior 1.307.452.063 437.390 2.989
Deluxe 1.980.303.542 529.905 3.737
Suite 355.186.894 950.044 374
Total 3.642.942.498 7.100
Sumber: Hotel Ranggonang Sekayu, 2016, data diolah
Berdasarkan data pada Tabel 7 dan 8 di atas, maka dapat dijelaskan bahwa jika Hotel
Ranggonang Sekayu merencanakan laba bersih sebesar 20% dari penjualan, maka Hotel
Ranggonang Sekayu harus mampu menjual kamar tipe superior sebanyak 2.989 unit kamar,
tipe deluxe sebanyak 3.737 unit kamar, tipe suite sebanyak 374 unit kamar. Dengan demikian
maka dapat simpulkan bahwa jika Hotel Ranggonang Sekayu ingin meningkatkan laba dari
tahun sebelumnya maka Hotel Ranggonang Sekayu harus meningkatkan tingkat
penjualannya.
13
Simpulan Dan Saran
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan break even point sebagai alat
perencanaan laba Hotel Ranggonang Sekayu, maka dapat dikemukakan simpulan serta
memberikan saran yang nantinya akan membantu serta bermanfaat bagi Hotel Ranggonang
Sekayu sebagai berikut :
Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka Penulis dapat menyimpulkan
sebagai berikut :
1. Untuk menghitung Break even point Hotel Ranggonang Sekayu harus menggunakan
Metode Nilai Jual Relatif.
2. Perencanakan laba Hotel Ranggonang Sekayu sebesar 20% dari penjualan, maka Hotel
Ranggonang Sekayu merencanakan laba bersih sebesar 20% dari penjualan, maka Hotel
Ranggonang Sekayu harus mampu menjual kamar tipe superior sebanyak 2.989 unit
kamar, tipe deluxe sebanyak 3.737 unit kamar, tipe suite sebanyak 374 unit kamar.
Dengan demikian maka dapat simpulkan bahwa jika Hotel Ranggonang Sekayu ingin
meningkatkan laba dari tahun sebelumnya maka Hotel Ranggonang Sekayu harus
meningkatkan tingkat penjualannya.
Saran
Berdasarkan simpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, maka saran-saran sebagai berikut:
1. Dapat menggunakan anilisis Break even point agar dapat merencanakan laba di masa yang
akan datang
2. Hotel Ranggonang Sekayu harus menjual kamar di atas nilai rata-rata supaya tidak
mengalami kerugian serta merenovasi baik dari gedung maupun interior design agar
pelanggan tertarik menginap di Hotel Ranggonang Sekayu. Selain merenovasi tentu
pelayanan harus lebih ditingkatkan agar pelanggan merasa puas dan dapat
merekomendasikan Hotel Ranggonang Sekayu sebagai pilihan menginap bila berkunjung
ke Kabupaten Musi Banyuasin.
3. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan yang berkaitan dengan analisis biaya variabel
dan biaya tetap agar dapat meningkatkan laba hotel, karena faktor yang mempengaruhi
laba adalah biaya tetap dan biaya variabel.
14
DAFTAR PUSTAKA
Carter, William K., and Milton F. Usry. 2012. Cost Accounting. Alih Bahasa Krista.
Jakarta: Salemba Empat
Mulyadi. 2012. Akuntansi Manajemen. Yogyakarta: YKPN
Sigit. Subardi. 2010. Analisa Break Even. Yogyakarta: Liberty
Siregar, Baldric., Suripto, Bambang., Hapsoro, Dody., Widodo, Eko Lo., Biayanto,
Frasto., 2013. Akuntansi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.
Supriyono. 2012. Akuntansi Manajemen: Proses Pengendalian Manajemen..
Yogyakarta: YKPN

More Related Content

What's hot

Penentuan Harga Transfer
Penentuan Harga TransferPenentuan Harga Transfer
Penentuan Harga Transfer
Muhammad Fajar
 
Anggaran Perusahaan
Anggaran PerusahaanAnggaran Perusahaan
Anggaran Perusahaan
Ridưân Ridưân
 
34020 7-853463552856
34020 7-85346355285634020 7-853463552856
34020 7-853463552856Sefri Yunita
 
Analisa operasional leverage dan financial leverage & Break Even Point
Analisa operasional leverage dan financial leverage & Break Even PointAnalisa operasional leverage dan financial leverage & Break Even Point
Analisa operasional leverage dan financial leverage & Break Even Point
Farrelfebrinal
 
Aspek Keuangan Studi Kelayakan Bisnis
Aspek Keuangan Studi Kelayakan BisnisAspek Keuangan Studi Kelayakan Bisnis
Aspek Keuangan Studi Kelayakan Bisnis
Syafril Djaelani,SE, MM
 
Manajemen persediaan
Manajemen persediaanManajemen persediaan
Manajemen persediaan
Gusstiawan Raimanu
 
Contoh soal dan penyelesaian departementalisasi bop
Contoh soal dan penyelesaian departementalisasi bopContoh soal dan penyelesaian departementalisasi bop
Contoh soal dan penyelesaian departementalisasi bop
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
 
8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaanLambok_siregar
 
Metode Penyusutan
Metode PenyusutanMetode Penyusutan
Metode Penyusutanmsahuleka
 
Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5
Judianto Nugroho
 
Tugas 4 BIAYA STANDAR
Tugas 4 BIAYA STANDARTugas 4 BIAYA STANDAR
Tugas 4 BIAYA STANDAROwnskin
 
Akuntansi Biaya 5#5
Akuntansi Biaya 5#5Akuntansi Biaya 5#5
Akuntansi Biaya 5#5
Judianto Nugroho
 
Analisis leverage
Analisis leverageAnalisis leverage
Analisis leverage
titikefnita
 
Akuntansi Biaya 2#5
Akuntansi Biaya 2#5Akuntansi Biaya 2#5
Akuntansi Biaya 2#5
Judianto Nugroho
 
BMP EKMA4315 Akuntansi Biaya
BMP EKMA4315 Akuntansi BiayaBMP EKMA4315 Akuntansi Biaya
BMP EKMA4315 Akuntansi Biaya
Mang Engkus
 
Penilaian Saham
Penilaian SahamPenilaian Saham
Penilaian Saham
Hayy
 
Keputusan investasi
Keputusan investasiKeputusan investasi
Keputusan investasi
tonyherman87
 
AKUNTNASI BIAYA
AKUNTNASI BIAYAAKUNTNASI BIAYA
AKUNTNASI BIAYA
alfinnurrahmansyah
 
Nilai Waktu dari Uang
Nilai Waktu dari UangNilai Waktu dari Uang
Nilai Waktu dari Uang
Trisnadi Wijaya
 

What's hot (20)

Penentuan Harga Transfer
Penentuan Harga TransferPenentuan Harga Transfer
Penentuan Harga Transfer
 
Anggaran Perusahaan
Anggaran PerusahaanAnggaran Perusahaan
Anggaran Perusahaan
 
34020 7-853463552856
34020 7-85346355285634020 7-853463552856
34020 7-853463552856
 
Analisa operasional leverage dan financial leverage & Break Even Point
Analisa operasional leverage dan financial leverage & Break Even PointAnalisa operasional leverage dan financial leverage & Break Even Point
Analisa operasional leverage dan financial leverage & Break Even Point
 
Aspek Keuangan Studi Kelayakan Bisnis
Aspek Keuangan Studi Kelayakan BisnisAspek Keuangan Studi Kelayakan Bisnis
Aspek Keuangan Studi Kelayakan Bisnis
 
Manajemen persediaan
Manajemen persediaanManajemen persediaan
Manajemen persediaan
 
Contoh soal dan penyelesaian departementalisasi bop
Contoh soal dan penyelesaian departementalisasi bopContoh soal dan penyelesaian departementalisasi bop
Contoh soal dan penyelesaian departementalisasi bop
 
Rasio Keuangan
Rasio KeuanganRasio Keuangan
Rasio Keuangan
 
8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan
 
Metode Penyusutan
Metode PenyusutanMetode Penyusutan
Metode Penyusutan
 
Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5
 
Tugas 4 BIAYA STANDAR
Tugas 4 BIAYA STANDARTugas 4 BIAYA STANDAR
Tugas 4 BIAYA STANDAR
 
Akuntansi Biaya 5#5
Akuntansi Biaya 5#5Akuntansi Biaya 5#5
Akuntansi Biaya 5#5
 
Analisis leverage
Analisis leverageAnalisis leverage
Analisis leverage
 
Akuntansi Biaya 2#5
Akuntansi Biaya 2#5Akuntansi Biaya 2#5
Akuntansi Biaya 2#5
 
BMP EKMA4315 Akuntansi Biaya
BMP EKMA4315 Akuntansi BiayaBMP EKMA4315 Akuntansi Biaya
BMP EKMA4315 Akuntansi Biaya
 
Penilaian Saham
Penilaian SahamPenilaian Saham
Penilaian Saham
 
Keputusan investasi
Keputusan investasiKeputusan investasi
Keputusan investasi
 
AKUNTNASI BIAYA
AKUNTNASI BIAYAAKUNTNASI BIAYA
AKUNTNASI BIAYA
 
Nilai Waktu dari Uang
Nilai Waktu dari UangNilai Waktu dari Uang
Nilai Waktu dari Uang
 

Similar to BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA HOTEL

Artikel Ilmiah Manajemen Keuangan (Analisa Penilaian dan Penerapan Keputusan ...
Artikel Ilmiah Manajemen Keuangan (Analisa Penilaian dan Penerapan Keputusan ...Artikel Ilmiah Manajemen Keuangan (Analisa Penilaian dan Penerapan Keputusan ...
Artikel Ilmiah Manajemen Keuangan (Analisa Penilaian dan Penerapan Keputusan ...
wardahmega
 
Jurnal 129-Article Text-518-1-10-20190713.pdf
Jurnal 129-Article Text-518-1-10-20190713.pdfJurnal 129-Article Text-518-1-10-20190713.pdf
Jurnal 129-Article Text-518-1-10-20190713.pdf
muhammadrashifalghoz1
 
ANALISIS TINGKAT HUNIAN KAMAR DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PROFITABILITAS PADA HO...
ANALISIS TINGKAT HUNIAN KAMAR DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PROFITABILITAS PADA HO...ANALISIS TINGKAT HUNIAN KAMAR DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PROFITABILITAS PADA HO...
ANALISIS TINGKAT HUNIAN KAMAR DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PROFITABILITAS PADA HO...
candra romanda
 
Hendra Bastian, Hapzi Ali, Tugas 2 MPB, UT-Tarakan, 2018
Hendra Bastian, Hapzi Ali, Tugas 2 MPB, UT-Tarakan, 2018Hendra Bastian, Hapzi Ali, Tugas 2 MPB, UT-Tarakan, 2018
Hendra Bastian, Hapzi Ali, Tugas 2 MPB, UT-Tarakan, 2018
hendra_bastian
 
Makalah Ekonomi Teknik, Break Even Point
Makalah Ekonomi Teknik, Break Even PointMakalah Ekonomi Teknik, Break Even Point
Makalah Ekonomi Teknik, Break Even Point
ojicatel
 
Print makalah analisis titik impas
Print   makalah analisis titik impasPrint   makalah analisis titik impas
Print makalah analisis titik impasAstri Yulia
 
Mm
MmMm
Paper Analisis break even point
Paper Analisis break even pointPaper Analisis break even point
Paper Analisis break even point
Yusuf Darismah
 
UTS Akuntansi Manajemen_Anniza Restrizia.docx
UTS Akuntansi Manajemen_Anniza Restrizia.docxUTS Akuntansi Manajemen_Anniza Restrizia.docx
UTS Akuntansi Manajemen_Anniza Restrizia.docx
AnnizaRestrizia
 
Makalah manajemen biaya strategik
Makalah manajemen biaya strategikMakalah manajemen biaya strategik
Makalah manajemen biaya strategik
Firman Pratama
 
makalah penganggaran di akuntansi manajemen
makalah penganggaran di akuntansi manajemenmakalah penganggaran di akuntansi manajemen
makalah penganggaran di akuntansi manajemenFitri Bersahabat
 
Vandryana danat 1642058
Vandryana danat   1642058Vandryana danat   1642058
Vandryana danat 1642058
Vandryana Danat
 
PPT TUGAS PRAKARYA.pptx
PPT TUGAS PRAKARYA.pptxPPT TUGAS PRAKARYA.pptx
PPT TUGAS PRAKARYA.pptx
AjelinLahuse
 
80+ Variabel Key performance indicators
80+ Variabel Key performance indicators80+ Variabel Key performance indicators
80+ Variabel Key performance indicators
Rahmat Taufiq Sigit
 
margin kontribusi
margin kontribusimargin kontribusi
margin kontribusi
perikesepian
 
CHAPTER 3 (FORECAST PENJUALAN).pdf
CHAPTER 3 (FORECAST PENJUALAN).pdfCHAPTER 3 (FORECAST PENJUALAN).pdf
CHAPTER 3 (FORECAST PENJUALAN).pdf
MarthaHasibuan5
 
Ix, sm, nurrul tiara dinni, hapzi ali, canvas business model, diversivication...
Ix, sm, nurrul tiara dinni, hapzi ali, canvas business model, diversivication...Ix, sm, nurrul tiara dinni, hapzi ali, canvas business model, diversivication...
Ix, sm, nurrul tiara dinni, hapzi ali, canvas business model, diversivication...
Nurrul Tiara Dinni
 
Balanced scorecard
Balanced scorecardBalanced scorecard
Balanced scorecard
Yudho Wibowo 04Smsma
 
modul-manajemen-stratejik-bab-9-mei-2010.ppt
modul-manajemen-stratejik-bab-9-mei-2010.pptmodul-manajemen-stratejik-bab-9-mei-2010.ppt
modul-manajemen-stratejik-bab-9-mei-2010.ppt
AxellaLivi
 
EVALUASI DAN PENGENDALIAN HIDUP USAHA DENGAN TUJUAN YANG REALISTIS
EVALUASI DAN PENGENDALIAN HIDUP USAHA  DENGAN TUJUAN YANG REALISTISEVALUASI DAN PENGENDALIAN HIDUP USAHA  DENGAN TUJUAN YANG REALISTIS
EVALUASI DAN PENGENDALIAN HIDUP USAHA DENGAN TUJUAN YANG REALISTIS
LitapuspitaRPerdana
 

Similar to BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA HOTEL (20)

Artikel Ilmiah Manajemen Keuangan (Analisa Penilaian dan Penerapan Keputusan ...
Artikel Ilmiah Manajemen Keuangan (Analisa Penilaian dan Penerapan Keputusan ...Artikel Ilmiah Manajemen Keuangan (Analisa Penilaian dan Penerapan Keputusan ...
Artikel Ilmiah Manajemen Keuangan (Analisa Penilaian dan Penerapan Keputusan ...
 
Jurnal 129-Article Text-518-1-10-20190713.pdf
Jurnal 129-Article Text-518-1-10-20190713.pdfJurnal 129-Article Text-518-1-10-20190713.pdf
Jurnal 129-Article Text-518-1-10-20190713.pdf
 
ANALISIS TINGKAT HUNIAN KAMAR DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PROFITABILITAS PADA HO...
ANALISIS TINGKAT HUNIAN KAMAR DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PROFITABILITAS PADA HO...ANALISIS TINGKAT HUNIAN KAMAR DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PROFITABILITAS PADA HO...
ANALISIS TINGKAT HUNIAN KAMAR DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PROFITABILITAS PADA HO...
 
Hendra Bastian, Hapzi Ali, Tugas 2 MPB, UT-Tarakan, 2018
Hendra Bastian, Hapzi Ali, Tugas 2 MPB, UT-Tarakan, 2018Hendra Bastian, Hapzi Ali, Tugas 2 MPB, UT-Tarakan, 2018
Hendra Bastian, Hapzi Ali, Tugas 2 MPB, UT-Tarakan, 2018
 
Makalah Ekonomi Teknik, Break Even Point
Makalah Ekonomi Teknik, Break Even PointMakalah Ekonomi Teknik, Break Even Point
Makalah Ekonomi Teknik, Break Even Point
 
Print makalah analisis titik impas
Print   makalah analisis titik impasPrint   makalah analisis titik impas
Print makalah analisis titik impas
 
Mm
MmMm
Mm
 
Paper Analisis break even point
Paper Analisis break even pointPaper Analisis break even point
Paper Analisis break even point
 
UTS Akuntansi Manajemen_Anniza Restrizia.docx
UTS Akuntansi Manajemen_Anniza Restrizia.docxUTS Akuntansi Manajemen_Anniza Restrizia.docx
UTS Akuntansi Manajemen_Anniza Restrizia.docx
 
Makalah manajemen biaya strategik
Makalah manajemen biaya strategikMakalah manajemen biaya strategik
Makalah manajemen biaya strategik
 
makalah penganggaran di akuntansi manajemen
makalah penganggaran di akuntansi manajemenmakalah penganggaran di akuntansi manajemen
makalah penganggaran di akuntansi manajemen
 
Vandryana danat 1642058
Vandryana danat   1642058Vandryana danat   1642058
Vandryana danat 1642058
 
PPT TUGAS PRAKARYA.pptx
PPT TUGAS PRAKARYA.pptxPPT TUGAS PRAKARYA.pptx
PPT TUGAS PRAKARYA.pptx
 
80+ Variabel Key performance indicators
80+ Variabel Key performance indicators80+ Variabel Key performance indicators
80+ Variabel Key performance indicators
 
margin kontribusi
margin kontribusimargin kontribusi
margin kontribusi
 
CHAPTER 3 (FORECAST PENJUALAN).pdf
CHAPTER 3 (FORECAST PENJUALAN).pdfCHAPTER 3 (FORECAST PENJUALAN).pdf
CHAPTER 3 (FORECAST PENJUALAN).pdf
 
Ix, sm, nurrul tiara dinni, hapzi ali, canvas business model, diversivication...
Ix, sm, nurrul tiara dinni, hapzi ali, canvas business model, diversivication...Ix, sm, nurrul tiara dinni, hapzi ali, canvas business model, diversivication...
Ix, sm, nurrul tiara dinni, hapzi ali, canvas business model, diversivication...
 
Balanced scorecard
Balanced scorecardBalanced scorecard
Balanced scorecard
 
modul-manajemen-stratejik-bab-9-mei-2010.ppt
modul-manajemen-stratejik-bab-9-mei-2010.pptmodul-manajemen-stratejik-bab-9-mei-2010.ppt
modul-manajemen-stratejik-bab-9-mei-2010.ppt
 
EVALUASI DAN PENGENDALIAN HIDUP USAHA DENGAN TUJUAN YANG REALISTIS
EVALUASI DAN PENGENDALIAN HIDUP USAHA  DENGAN TUJUAN YANG REALISTISEVALUASI DAN PENGENDALIAN HIDUP USAHA  DENGAN TUJUAN YANG REALISTIS
EVALUASI DAN PENGENDALIAN HIDUP USAHA DENGAN TUJUAN YANG REALISTIS
 

More from candra romanda

Ika_stier_Analisis Pelaksanaan Pelatihan dan Pengembangan Karyawan dalam Pr...
 Ika_stier_Analisis  Pelaksanaan Pelatihan dan Pengembangan Karyawan dalam Pr... Ika_stier_Analisis  Pelaksanaan Pelatihan dan Pengembangan Karyawan dalam Pr...
Ika_stier_Analisis Pelaksanaan Pelatihan dan Pengembangan Karyawan dalam Pr...
candra romanda
 
Neti Erlina_STIER: Tanggung Jawab Aparat dan Kualitas Pelayanan Terhadap Ting...
Neti Erlina_STIER: Tanggung Jawab Aparat dan Kualitas Pelayanan Terhadap Ting...Neti Erlina_STIER: Tanggung Jawab Aparat dan Kualitas Pelayanan Terhadap Ting...
Neti Erlina_STIER: Tanggung Jawab Aparat dan Kualitas Pelayanan Terhadap Ting...
candra romanda
 
Analisis Pengelolaan Asset Pemda yang dikomersilkan dalam rangka meningkatkan...
Analisis Pengelolaan Asset Pemda yang dikomersilkan dalam rangka meningkatkan...Analisis Pengelolaan Asset Pemda yang dikomersilkan dalam rangka meningkatkan...
Analisis Pengelolaan Asset Pemda yang dikomersilkan dalam rangka meningkatkan...
candra romanda
 
Modul Komputer Akuntansi STIE Rahmaniyah
Modul Komputer Akuntansi STIE RahmaniyahModul Komputer Akuntansi STIE Rahmaniyah
Modul Komputer Akuntansi STIE Rahmaniyah
candra romanda
 
Faktor – Faktor Penyebab Badan Usaha Milik Daerah (Bumd)/Perusahaan Daerah (P...
Faktor – Faktor Penyebab Badan Usaha Milik Daerah (Bumd)/Perusahaan Daerah (P...Faktor – Faktor Penyebab Badan Usaha Milik Daerah (Bumd)/Perusahaan Daerah (P...
Faktor – Faktor Penyebab Badan Usaha Milik Daerah (Bumd)/Perusahaan Daerah (P...
candra romanda
 
Kontribusi dan efektivitas pad candra 2015
Kontribusi dan efektivitas  pad  candra  2015Kontribusi dan efektivitas  pad  candra  2015
Kontribusi dan efektivitas pad candra 2015
candra romanda
 

More from candra romanda (6)

Ika_stier_Analisis Pelaksanaan Pelatihan dan Pengembangan Karyawan dalam Pr...
 Ika_stier_Analisis  Pelaksanaan Pelatihan dan Pengembangan Karyawan dalam Pr... Ika_stier_Analisis  Pelaksanaan Pelatihan dan Pengembangan Karyawan dalam Pr...
Ika_stier_Analisis Pelaksanaan Pelatihan dan Pengembangan Karyawan dalam Pr...
 
Neti Erlina_STIER: Tanggung Jawab Aparat dan Kualitas Pelayanan Terhadap Ting...
Neti Erlina_STIER: Tanggung Jawab Aparat dan Kualitas Pelayanan Terhadap Ting...Neti Erlina_STIER: Tanggung Jawab Aparat dan Kualitas Pelayanan Terhadap Ting...
Neti Erlina_STIER: Tanggung Jawab Aparat dan Kualitas Pelayanan Terhadap Ting...
 
Analisis Pengelolaan Asset Pemda yang dikomersilkan dalam rangka meningkatkan...
Analisis Pengelolaan Asset Pemda yang dikomersilkan dalam rangka meningkatkan...Analisis Pengelolaan Asset Pemda yang dikomersilkan dalam rangka meningkatkan...
Analisis Pengelolaan Asset Pemda yang dikomersilkan dalam rangka meningkatkan...
 
Modul Komputer Akuntansi STIE Rahmaniyah
Modul Komputer Akuntansi STIE RahmaniyahModul Komputer Akuntansi STIE Rahmaniyah
Modul Komputer Akuntansi STIE Rahmaniyah
 
Faktor – Faktor Penyebab Badan Usaha Milik Daerah (Bumd)/Perusahaan Daerah (P...
Faktor – Faktor Penyebab Badan Usaha Milik Daerah (Bumd)/Perusahaan Daerah (P...Faktor – Faktor Penyebab Badan Usaha Milik Daerah (Bumd)/Perusahaan Daerah (P...
Faktor – Faktor Penyebab Badan Usaha Milik Daerah (Bumd)/Perusahaan Daerah (P...
 
Kontribusi dan efektivitas pad candra 2015
Kontribusi dan efektivitas  pad  candra  2015Kontribusi dan efektivitas  pad  candra  2015
Kontribusi dan efektivitas pad candra 2015
 

Recently uploaded

Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdfTabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
HuseinKewolz1
 
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptxBAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
anselmusl280
 
AUDITING II chapter25.ppt
AUDITING II                chapter25.pptAUDITING II                chapter25.ppt
AUDITING II chapter25.ppt
DwiAyuSitiHartinah
 
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdfMateri Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
WiwikDewiSusilawati
 
Financial Planning Eno Perencanaan keuangan
Financial Planning Eno Perencanaan keuanganFinancial Planning Eno Perencanaan keuangan
Financial Planning Eno Perencanaan keuangan
EnoCasmiSEMBA
 
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdftantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
muhammadarsyad77
 
materi perkuliahan ppt pengendalian intern.pptx
materi perkuliahan ppt pengendalian intern.pptxmateri perkuliahan ppt pengendalian intern.pptx
materi perkuliahan ppt pengendalian intern.pptx
RaraStieAmkop
 
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptxMAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
JaffanNauval
 
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt. Makalah ini membahas tentan...
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt.           Makalah ini membahas tentan...Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt.           Makalah ini membahas tentan...
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt. Makalah ini membahas tentan...
Meihotmapurba
 
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptxANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK 2024.pdf
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK  2024.pdfModul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK  2024.pdf
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK 2024.pdf
muhammadarsyad77
 
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
ritaseptia16
 
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.pptMateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
kurikulumsdithidayah
 

Recently uploaded (13)

Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdfTabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
 
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptxBAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
 
AUDITING II chapter25.ppt
AUDITING II                chapter25.pptAUDITING II                chapter25.ppt
AUDITING II chapter25.ppt
 
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdfMateri Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
 
Financial Planning Eno Perencanaan keuangan
Financial Planning Eno Perencanaan keuanganFinancial Planning Eno Perencanaan keuangan
Financial Planning Eno Perencanaan keuangan
 
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdftantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
 
materi perkuliahan ppt pengendalian intern.pptx
materi perkuliahan ppt pengendalian intern.pptxmateri perkuliahan ppt pengendalian intern.pptx
materi perkuliahan ppt pengendalian intern.pptx
 
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptxMAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
 
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt. Makalah ini membahas tentan...
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt.           Makalah ini membahas tentan...Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt.           Makalah ini membahas tentan...
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt. Makalah ini membahas tentan...
 
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptxANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
 
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK 2024.pdf
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK  2024.pdfModul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK  2024.pdf
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK 2024.pdf
 
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
 
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.pptMateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
 

BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA HOTEL

  • 1. 1 BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA HOTEL (STUDI KASUS HOTEL RANGGONANG SEKAYU) Oleh : Candra Romanda Dosen STIE Rahmaniyah Sekayu Email : romanda1976@gmail.co.id Analisis break even point menyajikan informasi hubungan biaya, volume dan laba kepada manajemen, sehingga memudahkannya dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian laba perusahaan dimasa yang akan datang. Pada saat penyusunan anggaran, disamping menetapkan target penjualan manajemen juga memerlukan informasi mengenai berapa penjualan minimum perusahaan agar kegiatan perusahaan tidak mengalami kerugian. Perhitungan dan analisis Break Even Point diawali dengan perhitungan Alokasi Biaya tetap dan variabel dan Rasio Margin Kontribusi untuk masing-masing tipe kamar, yang selanjutnya dilakukan perhitungan Break even point dalam unit dan dalam rupiah, selain itu dilakukan juga anilis perhitungan nilai Break even point sebagai alat perencanaan laba. Kata Kunci : Break even point, Laba, Biaya tetap, Biaya variabel, Rasio Margin Kontribusi PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Berhasil tidaknya suatu perusahaan bisa dilihat dari kemampuan manajemen dalam mengelola perusahaannya. Ukuran yang seringkali dipakai untuk menilai keberhasilan manajemen dalam suatu perusahaan adalah laba yang diperoleh perusahaan. Oleh karena itu manajemen harus mampu membuat perencanaan yang baik bagi perusahaannya, agar perusahaan dapat memperoleh laba yang diinginkan. Dengan adanya perencanaan yang baik maka akan memudahkan tugas manajemen karena semua kegiatan perusahaan dapat diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan, dan perencanaan itu sendiri dapat digunakan sebagai alat pengawasan kegiatan perusahaan. Dengan adanya perencanaan dan pengawasan yang baik maka akan memungkinkan manajemen untuk bekerja lebih efektif dan efisien. Penggunaan anggaran akan lebih bermanfaat bagi manajemen bila disertai dengan teknik-teknik perencanaan atau analisis. Analisis tersebut misalnya analisis break even point, karena analisis break even point menyajikan informasi hubungan biaya, volume dan laba kepada manajemen, sehingga memudahkannya dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian laba perusahaan dimasa yang akan datang. Pada saat penyusunan anggaran, disamping menetapkan target penjualan manajemen juga memerlukan informasi mengenai berapa penjualan minimum perusahaan agar kegiatan perusahaan tidak mengalami kerugian. Analisis break even point akan memberikan gambaran tentang batas penjualan minimum agar perusahaan tidak menderita kerugian. Setiap perusahaan perlu
  • 2. 2 mengetahui tingkat break even pointperusahaan masing-masing, tidak terkecuali perusahaan yang bergerak dibidang jasa seperti Hotel Ranggonang Sekayu. Dengan adanya penelitian ini, manajemen hotel dapat mengetahui tingkat break even point point. Tingkat break even point ini menunjukkan jumlah pendapatan kamar minimum yang harus dicapai hotel agar tidak menderita kerugian. Dengan demikian untuk memperoleh laba atau keuntungan, pihak manajemen hotel harus menjual jasa sewa kamarnya di atas tingkat break even point. Dengan diketahuinya tingkat break even point manajemen dapat mengambil kebijakan untuk kemajuan hotelnya. Pihak manajemen hotel diharapkan dapat menggunakan anggaran biaya yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien, agar dapat mencapai tingkat break even pointnya. Disamping itu analisis break even point mempunyai beberapa fungsi atau kegunaan yang dapat membantu pihak manajemen hotel. Sebagai salah satu Hotel Berbintang di Kabupaten Musi Banyuasin, Hotel Ranggonang telah mulai bulan Juni tahun 2003 memiliki 38 kamar, terdiri dari 16 kamar standard, 20 kamar deluxe dan 2 kamar suite. Berdasarkan latar belakang di atas, maka Penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang break even point dengan judul : “Penerapan Perhitungan Break Even Point Sebagai Alat Perencanaan Laba Pada Hotel Ranggonang Sekayu”. Rumusan Masalah Dari latar belakang permasalahan tersebut di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : bagaimana penerapan perhitungan break even point sebagai alat perencanaan laba Pada Hotel Ranggonang Sekayu. METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitian Adapun metode penelitian yang digunakan Penulis pada penelitian ini adalah metode kuantitatif. Metode kuantitatif yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah tentang perhitungan break even point. Jenis dan Sumber Data Penelitian Adapun jenis dan sumber data yang digunakan Penulis pada penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang digunakan adalah berupa data tentang jenis kamar, harga kamar dan laporan keuangan Hotel Ranggonang Sekayu tahun 2015. Teknik Analisis Data Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis kuantitatif. Adapun teknis analisis data kuantitatif yang digunakan Penulis adalah sebagai berikut: 1. Break Even Point dalam Unit 𝐵𝐸𝑃 𝑢𝑛𝑖𝑡 = 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐽𝑢𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡 − 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡 2. Break Even Point dalam Rupiah
  • 3. 3 𝐵𝐸𝑃 𝑅𝑢𝑝𝑖𝑎ℎ = 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 LANDASAN TEORI Konsep Break Even Point Supriyono (2012:516), menyatakan breakeven point atau titik impas adalah keadaan suatu perusahaan yang pendapatan penjualannya sama dengan jumlah total biayanya, atau besarnya contributionmargin sama dengan total biaya tetapnya, dengan kata lain perusahaan tidak memperoleh laba tetapi juga tidak menderita rugi atau rugi labanya sama dengan nol. Mulyadi (2012:230) menyatakan breakeven point atau impas adalah keadaan suatu usaha yang tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi atau dengan kata lain suatu usaha dikatakan impas jika jumlah pendapatan (revenues) sama dengan jumlah biaya, atau apabila laba kontribusi hanya dapat digunakan untuk menutup biaya tetap saja. Sedangkan Siregar, dkk (2013:318), menyatakan break even point dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita rugi. Dari pengertian-pengertian break even pointdiatas dapat ditarik kesimpulan bahwa analisis break even pointadalah teknik analisis yang mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, dan volume penjualan yang bertujuan untuk menentukan volume penjualan agar perusahaan yang bersangkutan tidak menderita kerugian dan tidak memperoleh laba. Asumsi Yang Mendasari Analisis Break Even Point Analisisbreak even pointmenggunakan berbagai macam asumsi. Supriyono (2012:292), menyatakan asumsi yang digunakan dalam analisis breakeven pointadalah sebagai berikut: 1. Biaya dalam perusahaan dapat dibagi dalam golongan biaya tetap dan golongan biaya variabel. 2. Besarnya biaya variabel secara totalitas berubah-ubah secara proporsional dengan volume produksi/penjualan. Ini berarti bahwa biaya variabel per unitnya adalah tetap sama. 3. Besarnya biaya tetap secara totalitas tidak berubah meskipun ada perubahan volume produksi/penjualan. Ini berarti bahwa biaya tetap per unitnya berubah- ubah karena adanya perubahan volume kegiatan. 4. Harga jual per unit tidak berubah selama periode yang dianalisis. 5. Perusahaan hanya memproduksi satu macam produk. Apabila diproduksi lebih dari satu macam produk, pertimbangan penghasilan penjualan antara masing-masing produk atau sales-mix adalah tetap konstan. Apabila salah satu asumsi tersebut tidak terpenuhi karena salah satu faktor tersebut diatas mengalami perubahan, maka analisis break even pointperlu disesuaikan dengan perubahan faktor-faktor tersebut.
  • 4. 4 Manfaat Analisis Break Even Point Sigit (2010:2), menyatakan analisa break even pointdapat digunakan untuk membantu menetapkan sasaran atau tujuan perusahaan. Manfaat atau kegunaan analisis break even pointantara lain adalah: 1. Sebagai dasar atau landasan merencanakan kegiatan operasional dalam usaha mencapai laba tertentu. Jadi dapat digunakan untuk perencanaan laba atau profit planning. 2. Sebagai dasar atau landasan untuk mengendalikan kegiatan operasi yang sedang berjalan, yaitu untuk alat pencocokan antara realisasi dengan angka-angka dalam perhitungan BEP atau dalam gambar (chart) BEP. Jadi sebagai alat pengendalian atau controlling. 3. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan harga jual, yaitu setelah diketahui hasil-hasil perhitungannya menurut analisa break even point dan laba yang ditargetkan. 4. Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan yang harus dilakukan oleh seorang manajer. Perhitungan Break Even Point Siregar, dkk (2013: 320), menyatakan perhitungan unit titik impas dapat dilakukan lebih cepat dengan cara memusatkan perhatian pada margin kontribusi atau disebut dengan pendekatan margin kontribusi (contribution margin approach). Margin kontribusi merupakan pendapatan penjualan dikurangi dengan biaya variabel total. Pada titik impas, besarnya margin kontribusi sama besarnya biaya tetap. Apabila margin kontribusi per unit diganti dengan harga jual per unitdikurangi biaya variabel per unit pada persamaan laba operasi dan diperoleh jumlah unit, maka akan diperoleh persamaan impas sebagai berikut: 𝐵𝐸𝑃 𝑢𝑛𝑖𝑡 = 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐽𝑢𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡 − 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡 Siregar, dkk (2013:324), menyatakan persamaan dasar yang digunakan dalam menentukan break even point dalam rupiah adalah sebagai berikut: 𝐵𝐸𝑃 𝑅𝑢𝑝𝑖𝑎ℎ = 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 Konsep Perencanaa Laba Supriyono (2012:7), menyatakan perencanaan adalah proses untuk menentukan tujuan organisasi yang akan dicapai perusahaan dan mengatur strategi yang akan dilaksanakan, perencanaan ini dapat disusun untuk jangka pendek atau untuk jangka panjang dan akan dapat dipakai sebagai dasar untuk membandingkan kegiatan perusahaan. Carter dan Usry (2012:4), menyatakan perencanaan laba merupakan rencana kerja yang telah diperhitungkan dengan cermat dimana implikasi keuangannya
  • 5. 5 dinyatakan dalam bentuk proyeksi perhitungan rugi laba, neraca, kas dan modal kerja untuk jangka panjang dan jangka pendek. Perencanaan laba ditujukan kepada sasaran akhir organisasi dan bermanfaat sebagai pedoman untuk mempertahankan arah kegiatan yang pasti. Perencanaan laba yang baik tidaklah mudah karena ada kekuatan-kekuatan eksternal mempengaruhi bisnis. Kekuatan-kekuatan tersebut meliputi perubahan dalam teknologi, tindakan pesaing, ekonomi, demografi,selera serta pilihan pelanggan, perilaku sosial, serta faktor-faktor politik. Kekuatan-kekuatan tersebut umumnya berada diluar kendali manajemen, dan besar serta arah perubahan seringkali sulit untuk diprediksi. Untuk mengatasi hal tersebut para manajer harus didorong agar berusaha keras untuk menetapkan sasaran pribadi yang sejalan dengan sasaran perusahaan. Carter dan Usry (2012:4), menyatakan dalam menetapkan sasaran laba ada 3 (tiga) prosedur yang dapat digunakan yaitu : 1. Dalam metode priori, tujuan laba mendominasi perencanaan. Pertama-tama manajemen menentukan tingkat pengembalian yang diinginkan dan berusaha untuk merealisasikan melalui perencanaan. 2. Dalam metode posteriori, tujuan laba berada dibawah perencanaan dan diidentifikasi sebagai hasil dari perencanaan 3. Dalam metode pragmatis, manajemen menggunakan suatu standar laba yang telah diuji dan dibuktikan melalui pengalaman. Carter dan Usry (2012:7), menyatakan dalam menentukan sasaran atau tujuan laba, manajemen sebaiknya mempertimbangkan faktor-faktor berikut: 1. Laba atau rugi yang diakibatkan dari volume penjualan tertentu. 2. Volume penjualan yang diperlukan untuk menutup semua biaya plus menghasilkan laba yang mencukupi untuk membayar deviden serta menyediakan kebutuhan bisnis masa depan. 3. Titik impas. 4. Volume penjualan yang dapat dicapai dengan kapasitas operasi sekarang. 5. Kapasitas operasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan laba. 6. Pengembalian atas modal yang digunakan. Manfaat dan Keterbatasan Perencanaan Laba Carter dan Usry (2012:10), menyatakan perencanaan laba memiliki manfaat atau keuntungan yaitu: 1. Perencanaan laba menyediakan suatu pendekatan yang disiplin atas identifikasi dan penyelesaian masalah. 2. Perencanaan laba menyediakan pengarahan ke semua tingkatan manajemen. 3. Perencanaan laba meningkatkan koordinasi antar sesama manajer. 4. Perencanaan laba menyediakan suatu cara untuk memperoleh ide dan kerja sama dari setiap tingkatan manajemen. 5. Anggaran menyediakan suatu tolak ukur untuk mengevaluasi kinerja aktual dan meningkatkan kemampuan dari individu-individu.
  • 6. 6 Carter dan Usry (2012:17), menyatakan sementara keuntungan atau manfaat dari perencanaan laba tidak diragukan lagi bersifat impresif dan berwawasan luas, tetapi perencanaan juga memiliki keterbatasan dan kekurangan berikut ini: 1. Prediksi bukanlah suatu ilmu pasti ada sejumlah pertimbangan dan estimasi. Karena suatu anggaran harus didasarkan pada prediksi atau kejadian masa depan, maka revisi atau modifikasi dari anggaran sebaiknya dilakukan ketika variasi dari estimasi membenarkan adanya perubahan dalam rencana. 2. Anggaran dapat memfokuskan perhatian manajemen dalam cita-cita (seperti tingkat produksi yang tinggi atau tingkat penjualan kredit yang tinggi) yang tidak selalu sesuai dengan tujuan keseluruhan dari organisasi. 3. Perencanaan laba harus memperoleh komitmen dari manajemen puncak dan kerja sama dari semua anggota manajemen. 4. Penggunaan anggaran secara berlebihan sebagai alat evaluasi dapat menyebabkan perilaku disfungsional. Manajer mungkin mencoba menggunakan anggaran untuk mencapai anggaran pribadi 5. Perencanaan laba tidak menghilangkan atau menggantikan peran administrasi. 6. Penyusunannya memakan waktu. Hubungan Antara Analisa Break Even Point dengan Perencanaan Laba Carter dan Usry (2012:60), menyatakan break even pointdengan perencanaan laba mempunyai hubungan kuat sebab break even point dan perencanaan laba sama- sama berbicara dalam hal anggaran atau didalamnya mencakup anggaran yang meliputi biaya, harga produk, dan volume penjualan, yang kesemua itu mengarah ke perolehan laba. Untuk itu dalam perencanaan perlu penerapan atau menggunakan break even pointuntuk perkembangan ke arah masa datang dan perolehan laba. Selain itu break even pointdapat dijadikan tolak ukur untuk menaikkan laba atau untuk mengetahui penurunan laba yang tidak mengakibatkan kerugian pada industri. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran digambarkan secara sederhana sebagai berikut : Gambar 1 Kerangka Pemikiran Break Even Point Perhitungan Break Even Point dalam Unit Perhitungan Break Even Point dalam Rupiah Perencanaan Laba
  • 7. 7 breakeven point atau titik impas adalah keadaan suatu perusahaan yang pendapatan penjualannya sama dengan jumlah total biayanya, atau besarnya contributionmargin sama dengan total biaya tetapnya, dengan kata lain perusahaan tidak memperoleh laba tetapi juga tidak menderita rugi atau rugi labanya sama dengan nol. Perhitungan break even point terdiri dari perhitungan dalam unit dan perhitungan dalam rupiah. Hasil analisis break even point dapat digunakan oleh pihak manajemen sebagai alat untuk menentukan kebijakan penetapan target penjualan minimum agar pihak hotel tidak menderita kerugian serta mendapatkan laba optimal. Data Penelitian Berikut ini adalah data jumlah kamar tersedia, jumlah kamar terjual , dan laporan laba rugi Hotel Ranggonang Sekayu tahun 2015 yang digunakan Penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 1 Jumlah Kamar Tersedia dan Terjual Pada Hotel Ranggonang Sekayu Tahun 2015 Tipe Kamar Jumlah Kamar (1) Jumlah Kamar Setahun (1) × 365 Hari Jumlah Kamar Terjual Tahun 2015 Superior 16 5.840 2.676 Deluxe 20 7.300 2.761 Suite 2 730 154 Jumlah 38 13.870 5.591 Sumber: Hotel Ranggonang Sekayu, 2016 Tabel diatas menampilkan jumlah kamar tersedia dan terjual pada Hotel Ranggonang Sekayu Tahun 2015 yang Penulis jadikan dasar untuk menghitung break even point Tabel 2 Perhitungan Laba Bersih Penjualan Kamar Pada Hotel Ranggonang Sekayu Tahun 2015 (Dalam Rupiah) Pendapatan Kamar 2.779.830.079 Harga Pokok Penjualan Kamar (1.128.216) Laba Kotor 2.778.701.863 Beban Operasional (2.497.219.507) Beban Operasional Lainnya (20.202.381) Laba Bersih 261.279.975 Sumber: Hotel Ranggonang Sekayu, 2016
  • 8. 8 Tabel 3 Perhitungan Persentase Alokasi Biaya Variabel dan Biaya Tetap Berdasarkan Metode Nilai Jual Relatif Jenis Kamar Jumlah Kamar Jumlah dalam 1 Tahun Potensi Kamar Terjual Harga Sewa Kamar Potensi Penjualan Kamar Persentase Nilai Jual Relatif (%) Superior 16 365 5.840 437.390 2.554.357.600 35,89 Deluxe 20 365 7.300 529.905 3.868.306.500 54,36 Suite 2 365 730 950.044 693.532.120 9,75 Total 38 1.095 13.870 1.917.339 7.116.196.220 100 PEMBAHASAN Perhitungan dan Analisis Break Even Point Hotel Ranggonang Sekayu Break even point atau impas adalah keadaan suatu usaha yang tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi atau dengan kata lain suatu usaha dikatakan impas jika jumlah pendapatan (revenues) sama dengan jumlah biaya, atau apabila laba kontribusi hanya dapat digunakan untuk menutup biaya tetap saja. Perhitungan unit titik impas dapat dilakukan lebih cepat dengan cara memusatkan perhatian pada margin kontribusi atau disebut dengan pendekatan margin kontribusi (contribution margin approach). Margin kontribusi merupakan pendapatan penjualan dikurangi dengan biaya variabel total. Pada titik impas, besarnya margin kontribusi sama besarnya biaya tetap. Apabila margin kontribusi per unit diganti dengan harga jual per unit dikurangi biaya variabel per unit pada persamaan laba operasi dan diperoleh jumlah unit. Perhitungan Alokasi Biaya Tetap Berikut ini adalah data tentang perhitungan alokasi biaya tetap kamar Hotel Ranggonang Sekayu yang disajikan pada tabel berikut ini. Tabel 4 Alokasi Biaya Tetap Per Tipe Kamar Tahun 2015 Jenis Kamar Biaya Tetap (Rp) Persentase Alokasi (%) Jumlah Alokasi (Rp) Superior Deluxe Suite 1.889.958.568 35,89 54,36 9,75 678.306.130 1.027.381.478 184.270.960 Total 1.889.958.568 100 1.889.958.568 Sumber: Hotel Ranggonang Sekayu, 2016
  • 9. 9 Perhitungan Alokasi Biaya Variabel Berikut ini adalah data tentang perhitungan alokasi biaya variabel kamar Hotel Ranggonang Sekayu yang disajikan pada tabel berikut ini Tabel 5 Alokasi Biaya Variabel Per Tipe Kamar Hotel Ranggonang Tahun 2015 Jenis Kamar Potensi Kamar Biaya Variabel (Rp) Persentase Alokasi (%) Jumlah Alokasi (Rp) Biaya Variabel/ Unit Superior Deluxe Suite 5.840 7.300 730 627.463.320 35,89 54,36 9,75 225.196.585 341.089.061 61.177.674 38.561 46.724 83.805 Total 13.870 627.463.320 100 627.463.320 169.090 Sumber : Hotel Ranggonang, 2016, data diolah. Perhitungan Rasio Margin Kontribusi Ahmad (2011:59), menyatakan dalam analisis bereak even point ada 2 (dua) jenis kontribusi, yaitu : 1. Margin kontribusi dalam unit 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 𝑢𝑛𝑖𝑡 = 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐽𝑢𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡 − 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑛𝑖𝑡 2. Margin kontribusi dalam persentase 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 = 1 − 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 Berikut ini adalah data tentang perhitungan perhitungan rasio margin kontribusi Hotel Ranggonang Sekayu yang disajikan pada tabel Tabel 6 Perhitungan Rasio Margin Kontribusi Hotel Ranggonang Tahun 2015 Kamar Total Biaya Tetap Harga Jual/Unit Biaya Variabel/ Unit Margin Kontribusi Biaya Variabel Penjualan Rasio Margin Kontribusi % 2 3 4 5 6 (4-5) 7 8 9 1-(7:8) Superior Deluxe Suite 678.306.130 1.027.381.478 184.270.960 437.390 529.905 950.044 38.561 46.725 83.805 398.829 483.180 866.239 225.196.585 341.089.061 61.177.674 1.170.454.770 1.463.068.463 146.306.846 0,8076 0,7669 0,5819 Sumber: Hotel Ranggonang Sekayu, 2016
  • 10. 10 Perhitungan Break Even Point a. Perhitungan Break Even Point dalam Unit Break even ponit dalam unit Hotel Ranggonang Sekayu dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : 𝐵𝐸𝑃 𝑢𝑛𝑖𝑡 = 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐽𝑢𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡 − 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡 1. Superior 𝐵𝐸𝑃 𝑢𝑛𝑖𝑡 = 𝑅𝑝. 678.306.130 𝑅𝑝. 437.390 − 𝑅𝑝. 38.561 = 1.701 𝑈𝑛𝑖𝑡 2. Deluxe 𝐵𝐸𝑃 𝑢𝑛𝑖𝑡 = 𝑅𝑝. 1.027.381.478 𝑅𝑝. 529.905 − 𝑅𝑝. 46.725 = 2.126 𝑈𝑛𝑖𝑡 3.Suite 𝐵𝐸𝑃 𝑢𝑛𝑖𝑡 = 𝑅𝑝. 184.270.960 𝑅𝑝. 950.044 − 𝑅𝑝. 83.805 = 213 𝑈𝑛𝑖𝑡 Perhitungan BEP dalam Rupiah Break even ponit dalam rupiah Hotel Ranggonang Sekayu dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : 𝐵𝐸𝑃 𝑅𝑢𝑝𝑖𝑎ℎ = 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 Berikut ini adalah perhitungan break even point dalam rupiah Hotel Ranggonang Sekayu Tahun 2015 : 1. Superior 𝐵𝐸𝑃 𝑅𝑢𝑝𝑖𝑎ℎ = 𝑅𝑝. 678.306.130 0,8076 = 𝑅𝑝. 839.904.545 2. Deluxe 𝐵𝐸𝑃 𝑅𝑢𝑝𝑖𝑎ℎ = 𝑅𝑝. 1.027.381.478 0,7669 = 𝑅𝑝. 1.339.712.153 3. Suite 𝐵𝐸𝑃 𝑅𝑢𝑝𝑖𝑎ℎ = 𝑅𝑝. 184.270.960 0,76690,5819 = 𝑅𝑝. 316.696.408
  • 11. 11 Break even point dalam unit Hotel Ranggonang Sekayu jumlah break even point sebesar Rp. 2.496.313.106, artinya Hotel Ranggonang Sekayu menginginkan BEP maka Hotel Ranggonang Sekayu harus mendapatkan pendapatan kamar sebesar Rp. 2.496.313.106 yang terdiri dari Rp. 839.904.545 pendapatan kamar superior, Rp. 1.339.712.153 pendapatan kamar deluxe dan Rp. 316.696.408 pendapatan kamar suite. Analisis Break Even Point Sebagai Alat Perencanaan Laba pada Hotel Ranggonang Sekayu Perencanaan laba pada dasarnya merupakan kegiatan yang dilakukan manajemen pada saat penyusunan anggaran untuk menguji dampak dari setiap alternatif. Informasi yang releven dengan perencanaan tersebut adalah informasi yang berdampak terhadap hasil penjualan dan biaya variabel yang mana keduanya merupakan komponen untuk menghitung laba kontribusi dan rasio laba kontribusi. Perusahaan yang menjual lebih dari satu macam produk seringkali mempunyai kesempatan untuk menaikkan laba kontribusi dan menurunkan titik impas dengan cara memperbaiki komposisi produk yang dijual, yaitu menaikkan proporsi penjualan produk yang menghasilkan marjin kontribusi yang tinggi. Apabila laba kontribusinya sudah ditentukan, maka dapat dilanjutkan perhitungan mancari laba bersih dan titik impas (break even). Perencanaan laba Hotel Ranggonang Sekayu dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 = 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝 + 𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝐿𝑎𝑏𝑎 1 − 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 Perhitungan perencanaan laba Hotel Ranggonang Sekayu jika perencaan laba sebesar 20% dari Penjualan adalah sebagai berikut : 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 = 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝 + 𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝐿𝑎𝑏𝑎 1 − 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 = 𝑅𝑝. 1.889.958.568 + 20% 1 − 𝑅𝑝.627.463.320 𝑅𝑝.2.779.830.079 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 = 𝑅𝑝. 1.889.958.568 + 20% 71,88% 71,88%𝑃 = 𝑅𝑝. 1.889.958.568 + 20% 51,88% 𝑃 = 𝑅𝑝. 1.889.958.568 𝑃 = 𝑅𝑝. 3.642.942.498 Berdasarkan penghitungan di atas, maka dapat diketahui tingkat penjualan jika Hotel Ranggonang Sekayu merencanakan laba bersih sebesar 20% dari penjualan yaitu sebesar Rp 3.642.942.498. Penentuan laba bersih 20% dari penjualan ini berdasarkan laba yang diperoleh
  • 12. 12 Hotel Ranggonang Sekayu. Laba sebesar 20% ini merupakan laba bersih setelah pendapatan penjualan dikurangi semua komponen biaya, yaitu harga pokok penjualan, biaya administrasi dan biaya penjualan (laba bersih sebelum pajak). Untuk menentukan besarnya penjualan dan jumlah kamar yang dijual caranya sama dengan penghitungan sebelumnya, yaitu berdasarkan komposisi penjualan kamar dan komposisi jumlah kamar yang dijual. Untuk komposisi penjualan jika perusahaan merencanakan laba bersih 20% dapat dilihat pada penghitungan tabel 1 dan untuk penentuan banyaknya jumlah kamar yang dijual tiap tipe kamar dapat dilihat pada penghitungan tabel 7. Tabel 7 Komposisi Penjualan Tiap Tipe Kamar Pada Perencanaan Laba Bersih 20% Dari Penjualan Jenis Kamar Persentase Nilai Jual Relatif Tingkat Penjualan Komposisi Penjualan dalam Rupiah 1 2 3 4 (2x3) Superior 35,89 3.642.942.498 1.307.452.063 Deluxe 54,36 3.642.942.498 1.980.303.542 Suite 9,75 3.642.942.498 355.186.894 Total 100 3.642.942.498 Sumber: Hotel Ranggonang Sekayu, 2016, data diolah Tabel 8 Komposisi Kamar Yang Dijual Pada Perencanaan Laba Bersih 20% Dari Penjualan Jenis Kamar Komposisi Penjualan dalam Rupiah Harga Kamar Komposisi Penjualan dalam Unit Superior 1.307.452.063 437.390 2.989 Deluxe 1.980.303.542 529.905 3.737 Suite 355.186.894 950.044 374 Total 3.642.942.498 7.100 Sumber: Hotel Ranggonang Sekayu, 2016, data diolah Berdasarkan data pada Tabel 7 dan 8 di atas, maka dapat dijelaskan bahwa jika Hotel Ranggonang Sekayu merencanakan laba bersih sebesar 20% dari penjualan, maka Hotel Ranggonang Sekayu harus mampu menjual kamar tipe superior sebanyak 2.989 unit kamar, tipe deluxe sebanyak 3.737 unit kamar, tipe suite sebanyak 374 unit kamar. Dengan demikian maka dapat simpulkan bahwa jika Hotel Ranggonang Sekayu ingin meningkatkan laba dari tahun sebelumnya maka Hotel Ranggonang Sekayu harus meningkatkan tingkat penjualannya.
  • 13. 13 Simpulan Dan Saran Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan break even point sebagai alat perencanaan laba Hotel Ranggonang Sekayu, maka dapat dikemukakan simpulan serta memberikan saran yang nantinya akan membantu serta bermanfaat bagi Hotel Ranggonang Sekayu sebagai berikut : Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka Penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut : 1. Untuk menghitung Break even point Hotel Ranggonang Sekayu harus menggunakan Metode Nilai Jual Relatif. 2. Perencanakan laba Hotel Ranggonang Sekayu sebesar 20% dari penjualan, maka Hotel Ranggonang Sekayu merencanakan laba bersih sebesar 20% dari penjualan, maka Hotel Ranggonang Sekayu harus mampu menjual kamar tipe superior sebanyak 2.989 unit kamar, tipe deluxe sebanyak 3.737 unit kamar, tipe suite sebanyak 374 unit kamar. Dengan demikian maka dapat simpulkan bahwa jika Hotel Ranggonang Sekayu ingin meningkatkan laba dari tahun sebelumnya maka Hotel Ranggonang Sekayu harus meningkatkan tingkat penjualannya. Saran Berdasarkan simpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, maka saran-saran sebagai berikut: 1. Dapat menggunakan anilisis Break even point agar dapat merencanakan laba di masa yang akan datang 2. Hotel Ranggonang Sekayu harus menjual kamar di atas nilai rata-rata supaya tidak mengalami kerugian serta merenovasi baik dari gedung maupun interior design agar pelanggan tertarik menginap di Hotel Ranggonang Sekayu. Selain merenovasi tentu pelayanan harus lebih ditingkatkan agar pelanggan merasa puas dan dapat merekomendasikan Hotel Ranggonang Sekayu sebagai pilihan menginap bila berkunjung ke Kabupaten Musi Banyuasin. 3. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan yang berkaitan dengan analisis biaya variabel dan biaya tetap agar dapat meningkatkan laba hotel, karena faktor yang mempengaruhi laba adalah biaya tetap dan biaya variabel.
  • 14. 14 DAFTAR PUSTAKA Carter, William K., and Milton F. Usry. 2012. Cost Accounting. Alih Bahasa Krista. Jakarta: Salemba Empat Mulyadi. 2012. Akuntansi Manajemen. Yogyakarta: YKPN Sigit. Subardi. 2010. Analisa Break Even. Yogyakarta: Liberty Siregar, Baldric., Suripto, Bambang., Hapsoro, Dody., Widodo, Eko Lo., Biayanto, Frasto., 2013. Akuntansi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat. Supriyono. 2012. Akuntansi Manajemen: Proses Pengendalian Manajemen.. Yogyakarta: YKPN