SlideShare a Scribd company logo
BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH
TUGAS 1
Nama Mahasiswa : Agus Gede Dharmawan
Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 044391046
Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4204/Hukum Adat
Kode/Nama UPBJJ : 77/Denpasar
Masa Ujian : 2022/23.1 (2022.2)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS TERBUKA
1. Bulan merupakan masyarakat dari desa A dan akan melaksanakan pernikahan
dengan Bintang, Bintang juga merupakan masyarakat desa tersebut dan mereka
teman bermain sejak kecil. Kedua pihak keluarga sepakat menikahkan mereka sesuai
dengan kepercayaan adat mereka dan aturan-aturan yang ada di daerahnya tersebut.
Pertanyaan :
 Berdasarkan kasus diatas termasuk kedalam bentuk masyarakat hukum seperti
apakah yang dianut oleh Bulan dan Bintang dalam hukum adat di Indonesia?
Masyarakat hukum yang dianut oleh Bulan dan Bintang dalam Hukum aadat di
indonesia adalah Masyrakat Hukum teritorial. Masyarakat hukum teritorial
adalah masyarakat hukum yang anggota-anggotanya terikat pada suatu
wilayah atau daerah tempat tinggal yang sama atau kediaman tertentu.
Pertalian ikatan diantara anggotanya karena dilahirkan, tumbuh dan
berkembang hingga dewasa di tempat yang sama. Terdapat 3 (tiga) bentuk
masyarakat hukum teritorial, sebagai berikut.
a. Masyarakat hukum disebut persekutuan desa merupakan tempat tinggal
bersama, di mana warga terikat pada suatu tempat tinggal yang meliputi
desa-desa atau perkampungan di mana semua tunduk pada pimpinan
tersebut. Contoh desa-desa di Jawa dan Bali. Desa di Jawa mempunyai
persekutuan hukum yang mempunyai tata susunan tetap, ada pengurus,
ada wilayah, ada harta benda, dan umumnya tidak mungkin untuk
dibubarkan.
b. Masyarakat hukum disebut persekutuan daerah merupakan kesatuan dari
beberapa tempat kediaman/wilayah, yang masing-masing pimpinan sendiri.
Bentuk seperti ini misalnya nagari di Minangkabau, marga di Sumatera
Selatan, Lampung, dan kuria di Tapanuli.
c. Masyarakat hukum disebut perserikatan desa, gabungan dari beberapa
desa atau marga yang terletak berdampingan, di mana masing-masing
berdiri sendiri. Beberapa desa ini bergabung untuk melakukan kerja sama
untuk kepentingan bersama, seperti subak di Bali
 Tentukan bentuk masyarakat hukum tersebut dalam hukum adat di Indonesia.
Bentuk masyrakat hukum tersebut dalam Hukum Adat di Indonesia adalah
masyarakat hukum disebut persekutuan desa merupakan tempat tinggal
bersama, di mana warga terikat pada suatu tempat tinggal yang meliputi desa-
desa atau perkampungan di mana semua tunduk pada pimpinan tersebut.
Contoh desa-desa di Jawa dan Bali. Desa di Jawa mempunyai persekutuan
hukum yang mempunyai tata susunan tetap, ada pengurus, ada wilayah, ada
harta benda, dan umumnya tidak mungkin untuk dibubarkan
2. Perkembangan Hukum Adat yang ada di Indonesia tidak lepas dari sejarah kuno
peradaban di Indonesia, Seluruh perjalanan sejarah tersebut terkait erat dalam suatu
pola interaksi hukum dan menjadi fakta dalam proses dinamika internal masyarakat
yang menyerap setiap pengaruh tersebut sehingga menjadikan hukum adat yang
berlaku saat ini.
Pertanyaan :
 Berikan analisis saudara bagaimana Hukum Adat itu muncul di Indonesia
sehingga dapat menjadi pedoman masyarakat asli/ pribumi?
Peraturan-peraturan adat yang kemudian dikenal dengan hukum adat, telah
ada sejak zaman kuno, nilai-nilai asli masyarakat Indonesia yang masih banyak
dipengaruhi oleh alam pikir yang magis religious, jauh sebelum datangnya
budaya-budaya asing yang dibawa oleh ajaran agama Hindu dan agama-
agama lain ke dalam kehidupan masyarakat kita saat itu. Adat istiadat yang
hidup dalam masyarakat Pra-Hindu tersebut menurut ahli-ahli hukum adat
adalah merupakan adat-adat Melayu Polinesia. Kemudian secara perlahan
masuklah kebudayaan Hindu yang dibawa melalui ajaran agama Hindu,
kebudayaan yang dibawa melalui ajaran Budha, kebudayaan Islam, dan
kebudayaan Barat (Belanda) yang membawa ajaran Kristiani. Kebudayaan-
kebudayaan tersebut telah memengaruhi kebudayaan masyarakat yang hidup
saat itu sehingga dapat dikatakan bahwa adat yang hidup pada masyarakat
tradisional kita saat ini adalah merupakan suatu hasil alkulturasi antar
kebiasaan-kebiasaan atau peraturan-peraturan adat yang asli (sebelum
kebudayaan-kebudayaan lain yang dibawa oleh ajaran agama-agama masuk
ke Indonesia), dengan peraturan-peraturan hidup yang dibawa oleh ajaran-
ajaran agama Hindu, Budha, Islam, Kristiani yang telah menjadi satu. Dalam
menganalisis perkembangan hukum adat, kita akan dihadapkan pada fakta
sejarah yang terkait dengan sistem politik kolonial di mana pada saat itu hukum
adat terpinggirkan atau dipinggirkan yang mengalami eliminasi besar-besaran.
Pemerintah kolonial berupaya menyampingkan hukum adat dan menggantinya
dengan sistem hukum kolonial. Hukum adat dipinggirkan dan yang diakui
adalah hukum kolonial. Hukum yang diberlakukan bagi pribumi adalah hukum
pemerintahan kolonial, bukan hukum adat. Sejarah hukum merupakan
cerminan masa lalu yang perlu untuk dipelajari sebagai landasan dalam
mengelola kehidupan hukum untuk saat ini dan saat yang akan datang. Dalam
proses pembangunan hukum target yang akan dicapai adalah terciptanya
sistem hukum nasional yang mampu mengintegrasikan nilai-nilai dan hukum
yang berlaku di masyarakat. Bahwa faktanya dalam perjalanan hukum adat,
banyak dipengaruhi nilai-nilai agama yang masuk ke Indonesia. Seluruh
perjalanan sejarah tersebut terkait erat dalam suatu pola interaksi hukum dan
menjadi fakta dalam proses dinamika internal masyarakat yang menyerap
setiap pengaruh tersebut sehingga menjadikan hukum adat yang berlaku saat
ini. Oleh karena itu, hukum adat yang ada saat ini merupakan hasil alkulturasi
dari kebudayaan-kebudayaan yang dibawa melalui ajaran agama. Hukum adat
merupakan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat yang ada di tengah-tengah
rakyat sendiri, dirasakan oleh rakyat dalam kehidupan sehari-hari. Hukum adat
itu bukan ditemukan, tetapi diperkenalkan oleh beberapa ahli berkebangsaan
Belanda yang mendalami hukum pribumi, seperti Van Vollenhoven dan Snouck
Hurgronje yang justru mereka hidup di luar lingkungan masyarakat adat, tetapi
kemudian menjadi pelopor ilmu hukum adat atau yang memperkenalkan hukum
adat itu sendiri. Para ahli berkebangsaan Belanda ini melalui tulisan-tulisan
mereka memperkenalkan bahwa rakyat Indonesia memiliki peraturan-
peraturan hukum yang mengatur tingkah laku, mengatur hidup
kemasyarakatan, dan memiliki sanksi apabila dilanggar. Hukum adat bukan
ditemukan karena pada dasarnya sudah hidup dan mengatur serta ditaati oleh
masyarakat pribumi, masyarakat asli bangsa Indonesia saat itu. Para ahli
berkebangsaan Belanda hanya memperkenalkan melalui penelitian-penelitian
dan mengangkatnya dalam tulisan-tulisan mereka. Aturan hidup atau hukum
adat yang menjadi pedoman dan mengatur interaksi masyarakat pribumi/asli
ketika itu dipengaruhi oleh kebudayaan lain yang berasal dari luar.
 Bagaimana analisis saudara mengenai perkembangan hukum adat yang
dihadapkan pada fakta sejarah yang terkait dengan sistem politik kolonial?
Tahun 1848 merupakan tahun dimulainya pengkodifikasian hukum, yaitu
pembukuan hukum ke dalam kitab perundang-undangan yang disusun secara
sistematis oleh pemerintah kolonial. Bahwa bagi golongan bangsa Eropa
dilakukan dengan memberlakukan asas konkordansi, yaitu hukum yang berlaku
bagi golongan Eropa adalah kodifikasi hukum perdata yang dibuat di Belanda.
Ada 4 (empat) kitab yang setelah diundangkan, dimasukkan dalam staatblad
(Lembaran Negara) Tahun 1847 Nomor 23, yaitu:
1. Algemeene Bepalingen van Wetgeving voor Nederlands Indie (AB), yaitu
Ketentuan-ketentuan Umum tentang Perundangan di Indonesia.
2. Burgelijk Wetboek (BW) atau Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUH
Perdata).
3. Wetboek van Koophandel (WvK) atau Kitab Undang-undang Hukum
Dagang (KUHD).
4. Reglement op de Rechterlijke organisatie en het beleid der Justitie (RO)
atau Peraturan Susunan Pengadilan dan Kebijakan Justitie.
Untuk memberlakukan keempat kitab tersebut di atas, pemerintah kolonial
Belanda mengadakan perubahan dalam RO dan membuat rencana tambahan
dan peraturan pelaksanaannya. Setelah ada peraturan pelaksanaannya maka
kodifikasi hukum perdata bagi golongan Eropa menjadi berlaku sejak tahun
1848. Oleh karena hukum pidana yang diberlakukan sejak zaman VOC belum
digantikan dengan peraturan baru maka kepada gubernur jenderal ditugaskan
untuk mempersiapkan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHPidana) di
Indonesia. Kodifikasi hukum pidana di Indonesia itu diberlakukan berbeda bagi
golongan Eropa, pribumi dan Timur Asing, sampai pada tahun 1918. Setelah
tahun 1918 barulah dilakukan unifikasi hukum pidana yang berlaku untuk
seluruh golongan rakyat di Indonesia. Kodifikasi hukum pidana ini mulai berlaku
sejak tahun 1918 yang sampai sekarang KUHPidana tersebut masih berlaku di
Indonesia, dengan beberapa perubahan-perubahan. Begitupun dengan
KUHPerdata sampai sekarang masih diberlakukan, beberapa pasal yang tidak
sesuai dengan situasi dan kondisi saat ini yang tidak diberlakukan lagi.
Terhadap hukum perdata antara golongan rakyat (pribumi) dibedakan karena
kodifikasi hukum perdata pada tahun itu (1848) tidak termasuk hukum adat. Hal
ini menimbulkan perbedaan pendapat di antara pejabat pemerintah kolonial
pada saat itu, ada yang menghendaki sebagian hukum perdata Barat harus
diberlakukan juga untuk golongan bukan Eropa, dan ada juga yang
berpendapat bahwa untuk masyarakat pribumi (golongan rakyat bukan Eropa)
harus diberlakukan hukum adat. Kemudian perbedaan tersebut diselesaikan
dengan menempatkan dasar berlakunya hukum adat bagi golongan pribumi
dan Timur Asing, dalam pasal 11 AB yang menyatakan bahwa bagi orang-
orang pribumi yang dengan sukarela menaati peraturan hukum perdata dan
hukum dagang Eropa, diberlakukan hukum tersebut atau peraturan
perundangan lain yang terdapat dalam hukum adat (peraturan keagamaan,
lembaga-lembaga rakyat dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat pribumi),
sepanjang tidak bertentangan dengan asas-asas keadilan yang diakui umum.
Istilah hukum adat belum dikenal sehingga dalam pasal 11 AB tersebut
digunakan istilah peraturan agama, lembaga-lembaga rakyat, dan kebiasaan-
kebiasaan.
3. Faisal berusia 18 tahun, berniat menjual tanah warisan orang tuanya yang telah
meninggal dunia untuk membiayai sekolah adiknya, namun ketika ingin mengajukan
akta-akta untuk penjualan tanah ditolaK oleh BPN karena batas ketentuan
kedewasaan seseorang yang diatur dalam perundang-undangan.
Pertanyaan :
 Berikan analisis saudara mengapa pihak BPN menolak berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
Karena BPN tetap berpedoman pada ketentuan batas kedewasaan menurut
Pasal 330 Ayat (1) KUH Perdata, yaitu menyebutkan ”Belum dewasa adalah
mereka yang belum mencapai umur genap dua puluh satu tahun dan tidak lebih
dulu telah kawin”. Sehingga atas hal tersebut Faisal dianggap belum diangga
dewasa sesuai dengan ketentaun yang diatur dalam KUHPerdata karena usia
Faisal yang belum genap 21 tahun.
 Tentukan solusi yang dapat diberikan atas kasus diatas.
Terhadap kasus seperti di atas memang telah ditentukan solusinya antara lain
sebagai berikut
1. Terhadap anak yang berusia 18 tahun dalam pembuatan akta kuasa untuk
menjual hak atas tanah maka kuasa itu bisa dibuat dengan melampirkan
penetapan Pengadilan Negeri setempat yang isinya izin untuk menjual.
2. Terhadap akta-akta yang menyangkut peralihan hak atas tanah dan
pendaftaran tanah dalam praktiknya hanya dibuat oleh PPAT sehingga tetap
menggunakan patokan usia dewasa 21 tahun seperti yang dianut dan
diberlakukan di Kantor Pertanahan Nasional (BPN).
3. Pasal 39 Ayat (1) UU Jabatan Notaris hanya bisa diterapkan pada akta-akta
yang berkaitan dengan akta notaris saja, yaitu akta-akta yang bersifat
umum, berkaitan langsung dengan pihak ketiga dan berkaitan dengan dunia
usaha, misalnya: Akta Pendirian Perseroan Terbatas (PT), Pendirian CV,
Pendirian Yayasan dan lain-lain.

More Related Content

What's hot

Kualifikasi Penggunaan Hukum Perdata Internasional Dalam Kasus Sengketa Merek...
Kualifikasi Penggunaan Hukum Perdata Internasional Dalam Kasus Sengketa Merek...Kualifikasi Penggunaan Hukum Perdata Internasional Dalam Kasus Sengketa Merek...
Kualifikasi Penggunaan Hukum Perdata Internasional Dalam Kasus Sengketa Merek...
Rio Cahya Nandika
 
Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidana
Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidanaAlasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidana
Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidana
Sigit Riono
 
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANAPPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
Dian Oktavia
 
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htnPengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Della Mega Alfionita
 
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Idik Saeful Bahri
 
Natal kristiono mata kuliah hukum adat hukum waris adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat  hukum waris  adatNatal kristiono mata kuliah hukum adat  hukum waris  adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat hukum waris adat
natal kristiono
 
P. 1 pengertian, tujuan, fungsi dan manfaat viktimologi..
P. 1 pengertian, tujuan, fungsi dan manfaat viktimologi..P. 1 pengertian, tujuan, fungsi dan manfaat viktimologi..
P. 1 pengertian, tujuan, fungsi dan manfaat viktimologi..
yudikrismen1
 
Hukum pidana khusus
Hukum pidana khususHukum pidana khusus
Hukum pidana khusussesukakita
 
Hukum Waris Perdata BW
Hukum Waris Perdata BWHukum Waris Perdata BW
Hukum Waris Perdata BW
University of North Sumatera
 
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Idik Saeful Bahri
 
8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara
nurul khaiva
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
Idik Saeful Bahri
 
Inventarisasi Hukum Penataan Ruang
Inventarisasi Hukum Penataan Ruang Inventarisasi Hukum Penataan Ruang
Inventarisasi Hukum Penataan Ruang
may asrita
 
Hukum acara perdata - Fungsi, tujuan, dan sumber hukum acara perdata (Idik Sa...
Hukum acara perdata - Fungsi, tujuan, dan sumber hukum acara perdata (Idik Sa...Hukum acara perdata - Fungsi, tujuan, dan sumber hukum acara perdata (Idik Sa...
Hukum acara perdata - Fungsi, tujuan, dan sumber hukum acara perdata (Idik Sa...
Idik Saeful Bahri
 
Hukum Acara Pidana Militer PPT
Hukum Acara Pidana Militer PPT Hukum Acara Pidana Militer PPT
Hukum Acara Pidana Militer PPT
Fenti Anita Sari
 
PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM CYBER TERRORISM
PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI  DALAM CYBER TERRORISMPENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI  DALAM CYBER TERRORISM
PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM CYBER TERRORISM
supriyadicfc
 
Materi kuliah Antropologi Hukum
Materi kuliah Antropologi HukumMateri kuliah Antropologi Hukum
Materi kuliah Antropologi Hukum
Nur Fitrianna Damayanti
 
Perbarengan Tindak Pidana
Perbarengan Tindak PidanaPerbarengan Tindak Pidana
Perbarengan Tindak Pidana
alsalcunsoed
 
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
Syifa Nadia
 
Kasus perkawinan adat berdasarkan uu no. 1 thn 1974
Kasus perkawinan adat berdasarkan uu no. 1 thn 1974Kasus perkawinan adat berdasarkan uu no. 1 thn 1974
Kasus perkawinan adat berdasarkan uu no. 1 thn 1974Rizqy Putra
 

What's hot (20)

Kualifikasi Penggunaan Hukum Perdata Internasional Dalam Kasus Sengketa Merek...
Kualifikasi Penggunaan Hukum Perdata Internasional Dalam Kasus Sengketa Merek...Kualifikasi Penggunaan Hukum Perdata Internasional Dalam Kasus Sengketa Merek...
Kualifikasi Penggunaan Hukum Perdata Internasional Dalam Kasus Sengketa Merek...
 
Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidana
Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidanaAlasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidana
Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidana
 
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANAPPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
 
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htnPengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
 
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
 
Natal kristiono mata kuliah hukum adat hukum waris adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat  hukum waris  adatNatal kristiono mata kuliah hukum adat  hukum waris  adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat hukum waris adat
 
P. 1 pengertian, tujuan, fungsi dan manfaat viktimologi..
P. 1 pengertian, tujuan, fungsi dan manfaat viktimologi..P. 1 pengertian, tujuan, fungsi dan manfaat viktimologi..
P. 1 pengertian, tujuan, fungsi dan manfaat viktimologi..
 
Hukum pidana khusus
Hukum pidana khususHukum pidana khusus
Hukum pidana khusus
 
Hukum Waris Perdata BW
Hukum Waris Perdata BWHukum Waris Perdata BW
Hukum Waris Perdata BW
 
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
 
8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
 
Inventarisasi Hukum Penataan Ruang
Inventarisasi Hukum Penataan Ruang Inventarisasi Hukum Penataan Ruang
Inventarisasi Hukum Penataan Ruang
 
Hukum acara perdata - Fungsi, tujuan, dan sumber hukum acara perdata (Idik Sa...
Hukum acara perdata - Fungsi, tujuan, dan sumber hukum acara perdata (Idik Sa...Hukum acara perdata - Fungsi, tujuan, dan sumber hukum acara perdata (Idik Sa...
Hukum acara perdata - Fungsi, tujuan, dan sumber hukum acara perdata (Idik Sa...
 
Hukum Acara Pidana Militer PPT
Hukum Acara Pidana Militer PPT Hukum Acara Pidana Militer PPT
Hukum Acara Pidana Militer PPT
 
PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM CYBER TERRORISM
PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI  DALAM CYBER TERRORISMPENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI  DALAM CYBER TERRORISM
PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM CYBER TERRORISM
 
Materi kuliah Antropologi Hukum
Materi kuliah Antropologi HukumMateri kuliah Antropologi Hukum
Materi kuliah Antropologi Hukum
 
Perbarengan Tindak Pidana
Perbarengan Tindak PidanaPerbarengan Tindak Pidana
Perbarengan Tindak Pidana
 
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
 
Kasus perkawinan adat berdasarkan uu no. 1 thn 1974
Kasus perkawinan adat berdasarkan uu no. 1 thn 1974Kasus perkawinan adat berdasarkan uu no. 1 thn 1974
Kasus perkawinan adat berdasarkan uu no. 1 thn 1974
 

Similar to bjt_umum_tmk1_hkum4204.pdf

Bab i
Bab iBab i
Bab i
FitryII
 
Negara ri belum memiliki hukum nasional
Negara ri belum memiliki hukum nasionalNegara ri belum memiliki hukum nasional
Negara ri belum memiliki hukum nasional
lutpimajidi
 
HUKUM ADAT OKE.docx
HUKUM ADAT OKE.docxHUKUM ADAT OKE.docx
HUKUM ADAT OKE.docx
ZikratulHayati
 
Pancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-ppt
Pancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-pptPancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-ppt
Pancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-ppt
andhika perceka
 
Realitas Penegakan Hukum
Realitas Penegakan HukumRealitas Penegakan Hukum
Realitas Penegakan Hukum
Ir. Soekarno
 
Natal kristiono mata kuliah hukum adat pengantar teori hukum adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat  pengantar teori hukum   adatNatal kristiono mata kuliah hukum adat  pengantar teori hukum   adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat pengantar teori hukum adat
natal kristiono
 
Tujuan hukum adat
Tujuan hukum adatTujuan hukum adat
Tujuan hukum adatNuelnuel11
 
Lembaga hukum Islam di indonesia
Lembaga hukum Islam di indonesiaLembaga hukum Islam di indonesia
Lembaga hukum Islam di indonesia
As Faizin
 
POKOK-POKOK_HUKUM_ADAT-1 (2).pdf
POKOK-POKOK_HUKUM_ADAT-1 (2).pdfPOKOK-POKOK_HUKUM_ADAT-1 (2).pdf
POKOK-POKOK_HUKUM_ADAT-1 (2).pdf
zalfaarif
 
Jabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabar
Jabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabarJabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabar
Jabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabar
Septian Muna Barakati
 
Jabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabar
Jabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabarJabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabar
Jabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabar
Septian Muna Barakati
 
Hukum adat meeting II
Hukum adat meeting IIHukum adat meeting II
Hukum adat meeting II
Universitas Islam Balitar
 
Hukum adat meeting i
Hukum adat meeting iHukum adat meeting i
Hukum adat meeting i
Universitas Islam Balitar
 
Jabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabar
Jabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabarJabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabar
Jabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabarSeptian Muna Barakati
 
HUKUM ADAT 2.ppt
HUKUM ADAT 2.pptHUKUM ADAT 2.ppt
HUKUM ADAT 2.ppt
habiburrochman5
 
HUKUM ADAT TIMOR-LESTE (sebuah kalangan)
HUKUM ADAT TIMOR-LESTE (sebuah kalangan) HUKUM ADAT TIMOR-LESTE (sebuah kalangan)
HUKUM ADAT TIMOR-LESTE (sebuah kalangan)
Lourenco de Deus Mau Lulo
 
1. hukum administrasi negara
1. hukum administrasi negara1. hukum administrasi negara
1. hukum administrasi negara
nurul khaiva
 

Similar to bjt_umum_tmk1_hkum4204.pdf (20)

Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Negara ri belum memiliki hukum nasional
Negara ri belum memiliki hukum nasionalNegara ri belum memiliki hukum nasional
Negara ri belum memiliki hukum nasional
 
Hukum adat
Hukum adatHukum adat
Hukum adat
 
HUKUM ADAT OKE.docx
HUKUM ADAT OKE.docxHUKUM ADAT OKE.docx
HUKUM ADAT OKE.docx
 
Pancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-ppt
Pancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-pptPancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-ppt
Pancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-ppt
 
Realitas Penegakan Hukum
Realitas Penegakan HukumRealitas Penegakan Hukum
Realitas Penegakan Hukum
 
Natal kristiono mata kuliah hukum adat pengantar teori hukum adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat  pengantar teori hukum   adatNatal kristiono mata kuliah hukum adat  pengantar teori hukum   adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat pengantar teori hukum adat
 
Sistem hukum
Sistem hukumSistem hukum
Sistem hukum
 
Tujuan hukum adat
Tujuan hukum adatTujuan hukum adat
Tujuan hukum adat
 
Antropologi hukum umk cabang raha
Antropologi hukum umk cabang rahaAntropologi hukum umk cabang raha
Antropologi hukum umk cabang raha
 
Lembaga hukum Islam di indonesia
Lembaga hukum Islam di indonesiaLembaga hukum Islam di indonesia
Lembaga hukum Islam di indonesia
 
POKOK-POKOK_HUKUM_ADAT-1 (2).pdf
POKOK-POKOK_HUKUM_ADAT-1 (2).pdfPOKOK-POKOK_HUKUM_ADAT-1 (2).pdf
POKOK-POKOK_HUKUM_ADAT-1 (2).pdf
 
Jabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabar
Jabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabarJabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabar
Jabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabar
 
Jabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabar
Jabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabarJabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabar
Jabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabar
 
Hukum adat meeting II
Hukum adat meeting IIHukum adat meeting II
Hukum adat meeting II
 
Hukum adat meeting i
Hukum adat meeting iHukum adat meeting i
Hukum adat meeting i
 
Jabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabar
Jabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabarJabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabar
Jabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabar
 
HUKUM ADAT 2.ppt
HUKUM ADAT 2.pptHUKUM ADAT 2.ppt
HUKUM ADAT 2.ppt
 
HUKUM ADAT TIMOR-LESTE (sebuah kalangan)
HUKUM ADAT TIMOR-LESTE (sebuah kalangan) HUKUM ADAT TIMOR-LESTE (sebuah kalangan)
HUKUM ADAT TIMOR-LESTE (sebuah kalangan)
 
1. hukum administrasi negara
1. hukum administrasi negara1. hukum administrasi negara
1. hukum administrasi negara
 

Recently uploaded

ILMU HUKUM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK.pptx
ILMU HUKUM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK.pptxILMU HUKUM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK.pptx
ILMU HUKUM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK.pptx
NinaRahayuBelia
 
PEMBUKTIAN HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
PEMBUKTIAN HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARAPEMBUKTIAN HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
PEMBUKTIAN HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
AchmadHasanBasri
 
MATERI PANWASLU KELURAHAN DESA JUNI 2024.pptx
MATERI PANWASLU KELURAHAN DESA JUNI 2024.pptxMATERI PANWASLU KELURAHAN DESA JUNI 2024.pptx
MATERI PANWASLU KELURAHAN DESA JUNI 2024.pptx
muhammadarsyad77
 
Estimasi Pendapatan Pemerintah Dalam Manajemen Keuangan Daerah.pptx
Estimasi Pendapatan Pemerintah Dalam Manajemen Keuangan Daerah.pptxEstimasi Pendapatan Pemerintah Dalam Manajemen Keuangan Daerah.pptx
Estimasi Pendapatan Pemerintah Dalam Manajemen Keuangan Daerah.pptx
pcaiolenovo20232
 
PERATURAN KKP (LOJI YANG MENGHENDAKI PERAKUAN KELAYAKAN) 2024.pdf
PERATURAN KKP (LOJI YANG MENGHENDAKI PERAKUAN KELAYAKAN) 2024.pdfPERATURAN KKP (LOJI YANG MENGHENDAKI PERAKUAN KELAYAKAN) 2024.pdf
PERATURAN KKP (LOJI YANG MENGHENDAKI PERAKUAN KELAYAKAN) 2024.pdf
OsmanHjAbdulWahid
 
RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdfRUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
CI kumparan
 

Recently uploaded (6)

ILMU HUKUM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK.pptx
ILMU HUKUM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK.pptxILMU HUKUM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK.pptx
ILMU HUKUM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK.pptx
 
PEMBUKTIAN HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
PEMBUKTIAN HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARAPEMBUKTIAN HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
PEMBUKTIAN HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
 
MATERI PANWASLU KELURAHAN DESA JUNI 2024.pptx
MATERI PANWASLU KELURAHAN DESA JUNI 2024.pptxMATERI PANWASLU KELURAHAN DESA JUNI 2024.pptx
MATERI PANWASLU KELURAHAN DESA JUNI 2024.pptx
 
Estimasi Pendapatan Pemerintah Dalam Manajemen Keuangan Daerah.pptx
Estimasi Pendapatan Pemerintah Dalam Manajemen Keuangan Daerah.pptxEstimasi Pendapatan Pemerintah Dalam Manajemen Keuangan Daerah.pptx
Estimasi Pendapatan Pemerintah Dalam Manajemen Keuangan Daerah.pptx
 
PERATURAN KKP (LOJI YANG MENGHENDAKI PERAKUAN KELAYAKAN) 2024.pdf
PERATURAN KKP (LOJI YANG MENGHENDAKI PERAKUAN KELAYAKAN) 2024.pdfPERATURAN KKP (LOJI YANG MENGHENDAKI PERAKUAN KELAYAKAN) 2024.pdf
PERATURAN KKP (LOJI YANG MENGHENDAKI PERAKUAN KELAYAKAN) 2024.pdf
 
RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdfRUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
 

bjt_umum_tmk1_hkum4204.pdf

  • 1. BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH TUGAS 1 Nama Mahasiswa : Agus Gede Dharmawan Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 044391046 Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4204/Hukum Adat Kode/Nama UPBJJ : 77/Denpasar Masa Ujian : 2022/23.1 (2022.2) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS TERBUKA
  • 2. 1. Bulan merupakan masyarakat dari desa A dan akan melaksanakan pernikahan dengan Bintang, Bintang juga merupakan masyarakat desa tersebut dan mereka teman bermain sejak kecil. Kedua pihak keluarga sepakat menikahkan mereka sesuai dengan kepercayaan adat mereka dan aturan-aturan yang ada di daerahnya tersebut. Pertanyaan :  Berdasarkan kasus diatas termasuk kedalam bentuk masyarakat hukum seperti apakah yang dianut oleh Bulan dan Bintang dalam hukum adat di Indonesia? Masyarakat hukum yang dianut oleh Bulan dan Bintang dalam Hukum aadat di indonesia adalah Masyrakat Hukum teritorial. Masyarakat hukum teritorial adalah masyarakat hukum yang anggota-anggotanya terikat pada suatu wilayah atau daerah tempat tinggal yang sama atau kediaman tertentu. Pertalian ikatan diantara anggotanya karena dilahirkan, tumbuh dan berkembang hingga dewasa di tempat yang sama. Terdapat 3 (tiga) bentuk masyarakat hukum teritorial, sebagai berikut. a. Masyarakat hukum disebut persekutuan desa merupakan tempat tinggal bersama, di mana warga terikat pada suatu tempat tinggal yang meliputi desa-desa atau perkampungan di mana semua tunduk pada pimpinan tersebut. Contoh desa-desa di Jawa dan Bali. Desa di Jawa mempunyai persekutuan hukum yang mempunyai tata susunan tetap, ada pengurus, ada wilayah, ada harta benda, dan umumnya tidak mungkin untuk dibubarkan. b. Masyarakat hukum disebut persekutuan daerah merupakan kesatuan dari beberapa tempat kediaman/wilayah, yang masing-masing pimpinan sendiri. Bentuk seperti ini misalnya nagari di Minangkabau, marga di Sumatera Selatan, Lampung, dan kuria di Tapanuli. c. Masyarakat hukum disebut perserikatan desa, gabungan dari beberapa desa atau marga yang terletak berdampingan, di mana masing-masing berdiri sendiri. Beberapa desa ini bergabung untuk melakukan kerja sama untuk kepentingan bersama, seperti subak di Bali  Tentukan bentuk masyarakat hukum tersebut dalam hukum adat di Indonesia. Bentuk masyrakat hukum tersebut dalam Hukum Adat di Indonesia adalah masyarakat hukum disebut persekutuan desa merupakan tempat tinggal bersama, di mana warga terikat pada suatu tempat tinggal yang meliputi desa- desa atau perkampungan di mana semua tunduk pada pimpinan tersebut. Contoh desa-desa di Jawa dan Bali. Desa di Jawa mempunyai persekutuan hukum yang mempunyai tata susunan tetap, ada pengurus, ada wilayah, ada harta benda, dan umumnya tidak mungkin untuk dibubarkan 2. Perkembangan Hukum Adat yang ada di Indonesia tidak lepas dari sejarah kuno peradaban di Indonesia, Seluruh perjalanan sejarah tersebut terkait erat dalam suatu pola interaksi hukum dan menjadi fakta dalam proses dinamika internal masyarakat yang menyerap setiap pengaruh tersebut sehingga menjadikan hukum adat yang berlaku saat ini. Pertanyaan :  Berikan analisis saudara bagaimana Hukum Adat itu muncul di Indonesia sehingga dapat menjadi pedoman masyarakat asli/ pribumi? Peraturan-peraturan adat yang kemudian dikenal dengan hukum adat, telah ada sejak zaman kuno, nilai-nilai asli masyarakat Indonesia yang masih banyak dipengaruhi oleh alam pikir yang magis religious, jauh sebelum datangnya budaya-budaya asing yang dibawa oleh ajaran agama Hindu dan agama- agama lain ke dalam kehidupan masyarakat kita saat itu. Adat istiadat yang hidup dalam masyarakat Pra-Hindu tersebut menurut ahli-ahli hukum adat
  • 3. adalah merupakan adat-adat Melayu Polinesia. Kemudian secara perlahan masuklah kebudayaan Hindu yang dibawa melalui ajaran agama Hindu, kebudayaan yang dibawa melalui ajaran Budha, kebudayaan Islam, dan kebudayaan Barat (Belanda) yang membawa ajaran Kristiani. Kebudayaan- kebudayaan tersebut telah memengaruhi kebudayaan masyarakat yang hidup saat itu sehingga dapat dikatakan bahwa adat yang hidup pada masyarakat tradisional kita saat ini adalah merupakan suatu hasil alkulturasi antar kebiasaan-kebiasaan atau peraturan-peraturan adat yang asli (sebelum kebudayaan-kebudayaan lain yang dibawa oleh ajaran agama-agama masuk ke Indonesia), dengan peraturan-peraturan hidup yang dibawa oleh ajaran- ajaran agama Hindu, Budha, Islam, Kristiani yang telah menjadi satu. Dalam menganalisis perkembangan hukum adat, kita akan dihadapkan pada fakta sejarah yang terkait dengan sistem politik kolonial di mana pada saat itu hukum adat terpinggirkan atau dipinggirkan yang mengalami eliminasi besar-besaran. Pemerintah kolonial berupaya menyampingkan hukum adat dan menggantinya dengan sistem hukum kolonial. Hukum adat dipinggirkan dan yang diakui adalah hukum kolonial. Hukum yang diberlakukan bagi pribumi adalah hukum pemerintahan kolonial, bukan hukum adat. Sejarah hukum merupakan cerminan masa lalu yang perlu untuk dipelajari sebagai landasan dalam mengelola kehidupan hukum untuk saat ini dan saat yang akan datang. Dalam proses pembangunan hukum target yang akan dicapai adalah terciptanya sistem hukum nasional yang mampu mengintegrasikan nilai-nilai dan hukum yang berlaku di masyarakat. Bahwa faktanya dalam perjalanan hukum adat, banyak dipengaruhi nilai-nilai agama yang masuk ke Indonesia. Seluruh perjalanan sejarah tersebut terkait erat dalam suatu pola interaksi hukum dan menjadi fakta dalam proses dinamika internal masyarakat yang menyerap setiap pengaruh tersebut sehingga menjadikan hukum adat yang berlaku saat ini. Oleh karena itu, hukum adat yang ada saat ini merupakan hasil alkulturasi dari kebudayaan-kebudayaan yang dibawa melalui ajaran agama. Hukum adat merupakan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat yang ada di tengah-tengah rakyat sendiri, dirasakan oleh rakyat dalam kehidupan sehari-hari. Hukum adat itu bukan ditemukan, tetapi diperkenalkan oleh beberapa ahli berkebangsaan Belanda yang mendalami hukum pribumi, seperti Van Vollenhoven dan Snouck Hurgronje yang justru mereka hidup di luar lingkungan masyarakat adat, tetapi kemudian menjadi pelopor ilmu hukum adat atau yang memperkenalkan hukum adat itu sendiri. Para ahli berkebangsaan Belanda ini melalui tulisan-tulisan mereka memperkenalkan bahwa rakyat Indonesia memiliki peraturan- peraturan hukum yang mengatur tingkah laku, mengatur hidup kemasyarakatan, dan memiliki sanksi apabila dilanggar. Hukum adat bukan ditemukan karena pada dasarnya sudah hidup dan mengatur serta ditaati oleh masyarakat pribumi, masyarakat asli bangsa Indonesia saat itu. Para ahli berkebangsaan Belanda hanya memperkenalkan melalui penelitian-penelitian dan mengangkatnya dalam tulisan-tulisan mereka. Aturan hidup atau hukum adat yang menjadi pedoman dan mengatur interaksi masyarakat pribumi/asli ketika itu dipengaruhi oleh kebudayaan lain yang berasal dari luar.  Bagaimana analisis saudara mengenai perkembangan hukum adat yang dihadapkan pada fakta sejarah yang terkait dengan sistem politik kolonial? Tahun 1848 merupakan tahun dimulainya pengkodifikasian hukum, yaitu pembukuan hukum ke dalam kitab perundang-undangan yang disusun secara sistematis oleh pemerintah kolonial. Bahwa bagi golongan bangsa Eropa dilakukan dengan memberlakukan asas konkordansi, yaitu hukum yang berlaku bagi golongan Eropa adalah kodifikasi hukum perdata yang dibuat di Belanda.
  • 4. Ada 4 (empat) kitab yang setelah diundangkan, dimasukkan dalam staatblad (Lembaran Negara) Tahun 1847 Nomor 23, yaitu: 1. Algemeene Bepalingen van Wetgeving voor Nederlands Indie (AB), yaitu Ketentuan-ketentuan Umum tentang Perundangan di Indonesia. 2. Burgelijk Wetboek (BW) atau Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUH Perdata). 3. Wetboek van Koophandel (WvK) atau Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD). 4. Reglement op de Rechterlijke organisatie en het beleid der Justitie (RO) atau Peraturan Susunan Pengadilan dan Kebijakan Justitie. Untuk memberlakukan keempat kitab tersebut di atas, pemerintah kolonial Belanda mengadakan perubahan dalam RO dan membuat rencana tambahan dan peraturan pelaksanaannya. Setelah ada peraturan pelaksanaannya maka kodifikasi hukum perdata bagi golongan Eropa menjadi berlaku sejak tahun 1848. Oleh karena hukum pidana yang diberlakukan sejak zaman VOC belum digantikan dengan peraturan baru maka kepada gubernur jenderal ditugaskan untuk mempersiapkan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHPidana) di Indonesia. Kodifikasi hukum pidana di Indonesia itu diberlakukan berbeda bagi golongan Eropa, pribumi dan Timur Asing, sampai pada tahun 1918. Setelah tahun 1918 barulah dilakukan unifikasi hukum pidana yang berlaku untuk seluruh golongan rakyat di Indonesia. Kodifikasi hukum pidana ini mulai berlaku sejak tahun 1918 yang sampai sekarang KUHPidana tersebut masih berlaku di Indonesia, dengan beberapa perubahan-perubahan. Begitupun dengan KUHPerdata sampai sekarang masih diberlakukan, beberapa pasal yang tidak sesuai dengan situasi dan kondisi saat ini yang tidak diberlakukan lagi. Terhadap hukum perdata antara golongan rakyat (pribumi) dibedakan karena kodifikasi hukum perdata pada tahun itu (1848) tidak termasuk hukum adat. Hal ini menimbulkan perbedaan pendapat di antara pejabat pemerintah kolonial pada saat itu, ada yang menghendaki sebagian hukum perdata Barat harus diberlakukan juga untuk golongan bukan Eropa, dan ada juga yang berpendapat bahwa untuk masyarakat pribumi (golongan rakyat bukan Eropa) harus diberlakukan hukum adat. Kemudian perbedaan tersebut diselesaikan dengan menempatkan dasar berlakunya hukum adat bagi golongan pribumi dan Timur Asing, dalam pasal 11 AB yang menyatakan bahwa bagi orang- orang pribumi yang dengan sukarela menaati peraturan hukum perdata dan hukum dagang Eropa, diberlakukan hukum tersebut atau peraturan perundangan lain yang terdapat dalam hukum adat (peraturan keagamaan, lembaga-lembaga rakyat dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat pribumi), sepanjang tidak bertentangan dengan asas-asas keadilan yang diakui umum. Istilah hukum adat belum dikenal sehingga dalam pasal 11 AB tersebut digunakan istilah peraturan agama, lembaga-lembaga rakyat, dan kebiasaan- kebiasaan. 3. Faisal berusia 18 tahun, berniat menjual tanah warisan orang tuanya yang telah meninggal dunia untuk membiayai sekolah adiknya, namun ketika ingin mengajukan akta-akta untuk penjualan tanah ditolaK oleh BPN karena batas ketentuan kedewasaan seseorang yang diatur dalam perundang-undangan. Pertanyaan :  Berikan analisis saudara mengapa pihak BPN menolak berdasarkan peraturan perundang-undangan. Karena BPN tetap berpedoman pada ketentuan batas kedewasaan menurut Pasal 330 Ayat (1) KUH Perdata, yaitu menyebutkan ”Belum dewasa adalah mereka yang belum mencapai umur genap dua puluh satu tahun dan tidak lebih
  • 5. dulu telah kawin”. Sehingga atas hal tersebut Faisal dianggap belum diangga dewasa sesuai dengan ketentaun yang diatur dalam KUHPerdata karena usia Faisal yang belum genap 21 tahun.  Tentukan solusi yang dapat diberikan atas kasus diatas. Terhadap kasus seperti di atas memang telah ditentukan solusinya antara lain sebagai berikut 1. Terhadap anak yang berusia 18 tahun dalam pembuatan akta kuasa untuk menjual hak atas tanah maka kuasa itu bisa dibuat dengan melampirkan penetapan Pengadilan Negeri setempat yang isinya izin untuk menjual. 2. Terhadap akta-akta yang menyangkut peralihan hak atas tanah dan pendaftaran tanah dalam praktiknya hanya dibuat oleh PPAT sehingga tetap menggunakan patokan usia dewasa 21 tahun seperti yang dianut dan diberlakukan di Kantor Pertanahan Nasional (BPN). 3. Pasal 39 Ayat (1) UU Jabatan Notaris hanya bisa diterapkan pada akta-akta yang berkaitan dengan akta notaris saja, yaitu akta-akta yang bersifat umum, berkaitan langsung dengan pihak ketiga dan berkaitan dengan dunia usaha, misalnya: Akta Pendirian Perseroan Terbatas (PT), Pendirian CV, Pendirian Yayasan dan lain-lain.