SlideShare a Scribd company logo
BIOLOGI

SISTEM KONTROL PADA TUMBUHAN




                     Oleh :
       NURINA HAYU            1311100057
       ITA RAKHMAWATI         1311100058
       ALOYSIUS AUDI          1311100059
       ACHMAD ZULFIKAR        1311100065
       ARRIFA ARIANI          1311100066
       KARTIKA NUR ANISA      1311100067
       IRMAYA FATWA           1311100068




              Jurusan Statistika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

     Institut Teknologi Sepuluh Nopember

                  Surabaya

                     2011
Sistem Kontrol Pada Tumbuhan
           Sistem control pada tumbuhan adalah adaptasi yang berevolusi dari waktu ke
waktu dalam menanggapi interaksi dengan lingkungan mereka. Sistem control pada
tumbuhan itu pada dasarnya di pengaruhi oleh factor luar dan factor dalam. Jika pengaruh
luar dan pengaruh dalam baik maka bisa dikatakan control pada tumbuhan juga akan berjalan
dengan baik.
     Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan dipengaruhi oleh faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal meliputi faktor keturunan (hereditas), enzim dan hormon,
Sedangkan faktor eksternal melipui makanan, intensitas cahaya, kecukupan air, suhu dan
kelembaban. Faktor internal dan eksternal mengontrol pola pertumbuhan dan perkembangan
antara lain melalui pengendalian aktivitas internal. Aktivitas internal tersebut berupa proses
fotosintesis, respirasi, sintensis protein, sintesis klorofil, tekanan osmosis dan mitosis.
         A. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada
           tumbuhan.
     Faktor eksternal
1.Makanan
           Makanan adalah sumber energy dan sumber materi untuk menyintesis berbagai
komponen sel. Nutrient yang dibutuhkan tumbuhan bukan hanya karbon dioksida dan air,
tetapi juga unsur-unsur lainnya.Karbon dioksida diabsorpsi oleh daun, sedangkan air dan
mineral diserap oleh akar.
2.Air
           Tanpa air, tumbuhan tidak akan tumbuh. Air termasuk senyawa utama yang sangat
dibutuhkan tumbuhan.Air berfungsi antara lain untuk fotosintesis, mengaktifkan reaksi
enzimatik, menjaga kelembapan, dan membantu perkecambahan biji.Tanpa air, reaksi kimia
dalam sel tidak dapat berlangsung sehingga mengakibatkan tumbuhan mati.
3.Suhu
           Pada umumnya, tumbuhan membutuhkan suhu tertentu untuk tumbuh dan
berkembang dengan baik, yang disebut suhu optimum.Suhu paling rendah yang masih
memungkinkan tumbuhan untuk tumbuh disebut suhu minimum, sedangkan suhu paling
tinggi yang masih memungkinkan tumbuhan untuk tumbuh disebut suhu maksimum.
4. Kelembaban
           Pengaruh kelembapan udara berbeda-beda terhadap berbagai tumbuhan.Tanah dan
udara yang lembap berpengaruh baik bagi pertumbuhan.Kondisi lembap menyebabkan
banyak air yang diserap tumbuhan dan lebih sedikit yang diuapkan.Kondisi tersebut
mendukung aktivitas pemanjangan sel-sel. Dengan demikian, sel-sel lebih cepat mencapai
ukuran maksimum sehingga tumbuhan bertambah besar.
5. Cahaya
            Tumbuhan membutuhkan cahaya. Banyaknya cahaya yang dibutuhkan tidak selalu
sama pada setiap tumbuhan. Cahaya juga merangsang pembungaan tumbuhan tertentu..Hal
tersebut ada hubungannya dengan aktivitas hormone fitokrom dalam tumbuhan.
  Faktor internal
1. Gen
       Proses perkecambahan diawali dengan penyerapan air (imbisisi). Masuknya air selain
berfungsi melarutkan cadangan makanan yang terdapat di bagian keping lembaga, juga
menginduksi aktivitas enzim hidrolitik. Aktivitas enzim hidrolitik dikendalikan oleh gen-gen
yang bertanggung jawab untuk hal tersebut.
   a. Enzim
       Enzim merupakan suatu makromolekul (protein) yang mempercepat suatu reaksi
       kimia dalam tubuh makhluk hidup. Enzim bekerja pada suhu, substrat, dan PH
       tertentu. Tumbuhan melakukan pengaturan kerja enzim sendiri supaya suatu senyawa
       yang dihasilkan tidak terus menerus dibentuk. Pengaturan tersebut dilakukan oleh
       pembentukan zat yang bersifat inhibitor. Hal ini merupakan suatu sistem untuk
       memelihara     keseimbangan fisiologis dalam      tubuhnya   perbedaan jenis gen
       menyebabkan terjadinya perbedaan respon pertumbuhan terhadap kondisi lingkungn
       yang sama.
   b. Zat Pengatur Tumbuh (Hormon Tumbuh)
       Secara umum, hormon mengontrol pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
       dengan cara mempengaruhi pembelahan, pemanjangan, dan diferensiasi sel. Beberapa
       hormon juga memperantarai respons fisiologis jangka pendek tumbuhan terhadap
       stimulus lingkungan.
               Berikut merupakan contoh-contoh hormon yang terdapat pada tumbuhan:
HORMON                         TEMPAT PRODUKSI                FUNGSI UTAMA
                               ATAU LETAK HORMON
                               DALAM TUMBUHAN
Auksin (misal: IAA)            Embrio biji, meristem tunas    ο‚· Merangsang pemanjangan
                               apikal dan daun daun muda        batang
                                                              ο‚· Pertumbuhan, diferensiasi,
percabangan akar
                                                        ο‚· Perkembangan buah
                                                        ο‚· Dominansi apikal
                                                        ο‚· Fototropisme dan
                                                          gravitropisme

Sitokinin (misal: zeatin)   Disintesis dalam akar dan   ο‚· Mempengaruhi
                            diangkut ke orgam lain        pertumbuhan dan
                                                          diferensiasi akar
                                                        ο‚· Merangsang pembelahan
                                                          dan pertumbuhan sel
                                                        ο‚· Merangsang
                                                          perkecambahan
                                                        ο‚· Menunda senesens
Giberelin (misal: GA3)      Meristem tunas apikal dan   ο‚· Mempercepat
                            akar, daun muda, embrio       perkecambahan biji dan
                                                          kuncup tunas
                                                        ο‚· Pemanjangan batang dan
                                                          pertumbuhan daun
                                                        ο‚· Merangsang perbungaan
                                                          dan perkembangan buah
                                                        ο‚· Mempengaruhi
                                                          pertumbuhan dan
                                                          diferensiasi akar
Asam absisat                Daun, akar, batang, buah    ο‚· Menghambat pertumbuhan
                            hijau                       ο‚· Menutup stomata selama
                                                          kekurangan air
                                                        ο‚· Menghambat pemutusan
                                                          dormansi
Etilen                      Jaringan buah yang sedang   ο‚· Mempercepat pematangan
                            matang, buku matang, daun     buah
                            dan bunga yang menua        ο‚· Menghambat beberapa
                                                          pengaruh auksin
ο‚· Mempercepat atau
                                                                 menghambat pertumbuhan
                                                                 dan perkembangan akar,
                                                                 daun, dan bunga
                                                                 tergantung spesies.
                               Dinding sel                     ο‚· Memicu respon pertahanan
Oligosakarin (misal:                                             terhadap patogen
oligogalakturonida)                                            ο‚· Mengatur pertumbuhan
                                                               ο‚· Diferensiasi sel
                                                               ο‚· Perbungaan

Brasinostreroid (misal:        Biji, buah , tunas, daun, dan   Diperlukan untuk
brassinolida)                  tunas bunga                     pertumbuhan dan
                                                               perkembangan normal




1.   Auksin atau AIA (Asam Indol Asetat)
       merupakan senyawa asam asetat dengan gugusan indol
       dan derivat-derivatnya. Pertama kali auksin ditemukan
       pada ujung koleoptil kecambah Avena sativa. Pusat
       pembentukan auksin adalah ujung koleoptil (ujung
       tumbuhan). Jika terkena sinar matahari, auksin akan
       berubah menjadi senyawa yang menghambat                     Gambar 2.1 auksin

       pertumbuhan. Hal inilah yang menyebabkan batang akan membelok ke arah
       datangnya cahaya, karena bagian yang tidak terkena cahaya pertumbuhannya lebih
       cepat daripada bagian yang terkena cahaya.
       Fungsi auksin, yaitu:
       a. Merangsang perpanjangan sel.
       b. Merangsang pembentukan bunga dan buah.
       c. Merangsang pemanjangan titik tumbuh.
d. Mempengaruhi pembengkokan batang.
      e. Merangsang pembentukan akar lateral.
      f. Merangsang terjadinya proses diferensiasi.
2. Gibberellin
       Fungsi gibberellin, yaitu:
       a. Merangsang pembelahan sel kambium.
       b. Merangsang pembungaan lebih awal sebelum waktunya.
       c. Merangsang pembentukan buah tanpa biji.
       d. Merangsang tanaman tumbuh sangat cepat sehingga mempunyai ukuran raksasa.
               Pemanjangan Batang. Akar dan daun muda merupakan tempat utama
      produksi giberelin. Giberelin merangsang pertumbuhan pada daun dan batang, akan
      tetapi sedikit pengaruhnya pada pertumbuhan akar. Pada batang, giberelin merangsang
      pemanjangan sel dan pembelahan sel. Pada batang yang sedang tumbuh, giberelin dan
      auksin harus bekerja sama secara sinergis dengan mekanisme yang masih belum
      dipahami.
               Pertumbuhan Buah. Perkembangan buah adalah kasus lain dimana kita dapat
      mengamati kontrol auksin dan giberelin. Pada beberapa tumbuhan, kedua hormon itu
      harus ada supaya dapat berbuah.
               Perkecambahan. Banyak benih memiliki giberelin dalam konsentrasi tinggi,
      khususnya pada embrio. Setelah air diimbibisi, pembebasan giberelin dari embrio
      akan memberikan sinyal pada biji untuk mengakhiri mada dormansi dan berkecambah.
3. Sitokinin
   merupakan kumpulan senyawa yang fungsinya mirip satu sama lain.
      Fungsi sitokinin yaitu:
      a. Merangsang proses pembelahan sel.
      b. Menunda pengguguran daun, bunga, dan buah.
      c. Mempengaruhi pertumbuhan tunas dan akar.
      d. Meningkatkan daya resistensi terhadap pengaruh yang merugikan seperti suhu
      rendah,     infeksi virus, pembunuh gulma, dan radiasi.
      e. Menghambat (menahan) menguningnya daun dengan jalan membuat kandungan
      protein dan klorofil yang seimbang dalam daun (senescens).
Kontrol dominansi apical

   ο‚ž Auksin dari tunas terminal menekan tunas aksilar, sehingga cabang lateral terhambat.
ο‚ž Sitokinin dari akar akan memicu tunas aksilar sehingga cabang lateral berkembang.

  ο‚ž Untuk akar β†’ auksin memacu perkembangan akar.

  ο‚ž Sitokinin meghambat pertumbuhan akar.

4. Asam Absisat
   merupakan hormon tumbuh yang hampir selalu menghambat pertumbuhan, baik dalam
   bentuk menurunkan kecepatan maupun menghentikan pembelahan dan pemanjangan sel
   bersama-sama.
       Fungsi asam absisat, yaitu:
       a. Menghambat perkecambahan biji.
       b. Mempengaruhi pembungaan tanaman.
       c. Memperpanjang masa dormansi umbi-umbian.
       d. Mempengaruhi pucuk tumbuhan untuk melakukan dormansi.
5. Gas etilen
   Etilen berbeda dengan hormon tumbuhan lainnya sebab etilen berwujud gas. Etilen
   berdifusi ke dalam tumbuhan melalui ruangan udara di antara sel-sel. Etilen yang terlarut
   dapat masuk dari satu sel ke sel lain melalui simplas. Pada beberapa kasus, etilen
   bertindak dalam penghambatan yang dulu dianggap disebabkan oleh auksin, sekarang
   diyakini disebabkan oleh auksin, sekarang diyakini disebabkan oleh sintesis etilen yang
   diinduksi oleh konsentrasi auksin yang tinggi. Selain perannya sebagai inhibitor
   pertumbuhan, etilen juga dikaitkan dengan berbagai proses penuaan pada tumbuhan.
          Senesens pada Tumbuhan. Senesens atau penuaan adalah perkembangan dari
   perubahan yang tidak dapat berbalik arah yang akhirnya menuju kematian. Etilen
   kemunginan memiliki fungsi penting dalam semua kasus senesens ini, akan tetapu pada
   proses penuaan yang telah banyak dipelajari, yang dipengaruhi hormon adalah
   pematangan buah dan pengguguran daun.
          Pematangan Buah. Beberapa perubahan struktur dan metabolisme menyertai
   pematangan ovarium menjadi buah. Di antara perubahan ini, termasuk juga perombakan
   dinding sel yang melunakkan buah dan penurunan kandungan klorofil yang
   menyebabkan buah kehilangan warna kehijauan. Etilen memicu dan mempercepat
   perubahan tersebut. Suatu reaksi yang berhubungan terjadi selama pematangan, karena
   etilen memicu senesens, dan sel yang menua kemudian membebaskan lebih banyak
   etilen. Karena etilen adalah gas, maka sinyal untuk pematangan menyebar dari buah satu
   ke buah yang lain.
Absisi daun. Kehilangan daun setiap musim gugur merupakan suatu adaptasi
       pohon untuk menjada agar dirinya tidak mengalami kekeringan selama musim dingin
       karena akar tidak dapat menyerap air dari tanah yang membeku.
6.   Kalin
     merupakan hormon yang mempengaruhi pembentukan organ.
         Berdasarkan organ yang dipengaruhinya, kalin dibedakan atas:
         a. Rhizokalin, mempengaruhi pembentukan akar.
         b. Kaulokalin, mempengaruhi pembentukan batang.
         c. Filokalin, mempengaruhi pembentukan daun.
         d. Antokalin, mempengaruhi pembentukan bunga.
7. Asam Traumalin
     Bila tumbuhan terluka, luka tersebut dapat diperbaiki kembali. Kemampuan itu disebut
     restitusi atau regenerasi. Peristiwa ini dapat terjadi karena adanya asam traumalin (asam
     traumalat).
        Jalur Transduksi Sinyal menghubungkan respin seluler dengan sinyal hormonal
tumbuhan serta stimulus tumbuhan
      Tranduksi sinyal adalah proses perubahan bentuk sinyal yang berurutan, dari sinyal
ekstraseluler sampai respon dalam komunikasi antar sel.
      Tahap secara umum
transduksi sinyal oleh antar sel melalui tahap sebagai berikut:




1. Sintesis
2. Pelepasan molekul signaling (ligand) oleh sel signaling
3. Transport signaling ke sel target
4. Terjadi ikatan antara signaling tadi dengan reseptor membentuk kompleks ligand-reseptor.
5. Reseptor yg teraktivasi akan menyebabkan 1 / lebih transduksi sinyal intraselular
6. Perubahan spesifik pada fungsi, metabolisme dan perkembangan sel
7. Removal of the signal
       B. GERAK PADA TUMBUHAN SEBAGAI MODEL UNTUK KAJIAN
           SISTEM KONTROL
    Tumbuhan peka terhadap rangsang sentuhan / mekanik, cahaya, air, suhu, gravitasi, dan
zat kimia. Gerak tumbuhan yang merupakan reaksi terhadap faktor lingkungan / faktor luar
disebut gerak etionom. Sedang gerak tumbuhan yang tidak dipengaruhi faktor dari luar
disebut gerak endonom / autosom / spontan.




Gerak Tropisme
       Gerak Tropisme adalah gerak tumbuh bagian tubuh tumbuhan. Gerak tumbuh ini
dapat mendekati/menjauhi sumber rangsang. Jika gerakannya mendekati sumber rangsang
disebut tropisme positif, dan sebaliknya. Gerak tropisme dibagi menjadi 7, yaitu :
a. Fototropisme
Fototropisme adalah gerak bagian tubuh tumbuhan mendekati / menjauhi cahaya matahari.
Fototropisme positif (mendekati arah sinar) diperlihatkan oleh pertumbuhan tunas-tunas
daun/batang, sedangkan fototropisme negatif (menjauhi arah sinar) diperlihatkan oleh gerak
tumbuh akar.
b.Geotropisme
Geotropisme adalah gerak bagian tubuh tumbuhan mendekati/menjauhi arah gaya gravotasi
bumi. Geotropisme yang mendekati gaya gravitasi bumi (+), contohnya gerak tumbuh akar.
Geotropisme yang menjauhi gaya gravitasi bumi (-), contohnya gerak tumbuh batang.




c. Tigmotropisme / Haptotropisme
Tigmotropisme adalah gerak bagian tubuh tumbuhan karena ada rangsang berupa sentuhan /
singgungan. Contoh Tigmotropisme : gerak sulur yang melilit pada tumbuhan anggota familia
cucurbitaceae, anggur, dan beberapa leguminosae.
d. Kemotropisme
Kemotropisme adalah gerak bagian tubuh tumbuhan karena rangsang yang berupa zat / bahan
kimia.
Contoh-contoh Kemotropisme :
Gerak tumbuh akar menuju ke daerah-daerah yang banyak mengandung unsur-unsur hara.
Gerak berbeloknya ujung akar menjauhi besi yang berkarat didalam tanah.
e. Hidrotropisme
Hidrotropisme adalah gerak bagian tubuh tumbuhan karena ada rangsang berupa air. Contoh :
gerak tumbuh akar yang menuju ke daerah yang lebih banyak mengandung air.
f. Reotropisme
Reotropisme adalah gerak bagian tubuh tumbuhan karena rangsang berupa arus air
contohnya : gerak tumbuhan air yang tumbuh searah dengan arus air pada sungai-sungai yang
berarus deras.
g. Termotropisme
Termotropisme adalah gerak bagian tubuh tumbuhan karena rangsng berupa panas. Bagian
tubuh tumbuhan dapat bergerak mendekati/menjauhi panas.
Pergerakan turgor
       Adalah respons tumbuhan yang relative cepat dan dapat berbalik arah. Ketika sel
membutuhkan air, meningkatkan turgor dan akibatnya juga tekanan yang diberikan pada
dinding-dindingnya: sel meningkat dalam ukuran karena elastisitas tertentu dari dinding-
dindingnya.. Jika tekanan mereka meningkat secara bersamaan dan dengan cara yang sama,
maka ketegangan yang cukup besar dalam hasil jaringan yang dapat mengakibatkan
deformasi jaringan itu. Seperti deformasi dapat menjadi penyebab pergeseran spasial seluruh
bagian tanaman. Kadang-kadang sel-sel berpartisipasi dalam gerakan yang dikelilingi oleh
dinding sel yang berbeda ukuran, sehingga tekanan menyebar ke arah tertentu. Para penjaga
gerakan sel di dalam epidermis adalah contoh utama. Gerakan turgor yang reversibel hanya
jika tekanan osmotik dalam sel dapat menurun kembali setelah beberapa waktu. Perubahan
tersebut dapat diamati di beberapa sendi tangkai daun yang menyebabkan sirkadian
mengangkat dan menurunkan daun.


       C. Kontrol respon harian dan musiman
a. Jam biologis mengatur irama sirkadian pada tumbuhan dan eukariota lain
    Suatu siklus fisiologis dengan frekuensi sekitar 24 jam disebut irama sirkadian.. Apakah
irama ini benar-benar diatur oleh semua jam internal atau mereka hanya respon harian terhadap
siklus lingkungan seperti rotasi bumi. Irama sirkadian bertahan, bahkan ketika organism itu
dilindungi dari petunjuk lingkungan penyebabnya seperti ada tanaman buncis. Hasil penelitian
sejauh ini mengungkapkan bahwa osilator untuk irama sirkadian adalah endogenus atau
internal. Jam ini diatur pada periode 24 jam yang tepat melalui sinyal harian dari lingkungan.
Jika suatu organisme dipertahankan pada lingkungan yang konstan, maka sirkadiannya
menyimpang dari periode 24 jam sehingga bisa lebih atau berkurang.
b. Fotoperiodisme menyelaraskan banyak respon tumbuhan terhadap perubahan musim
    Salah satu petunjuk paling awal tumbuhan mendeteksi perkembangan musim berawal dari
varietas muatan pada tanaman tembakau. Varietas ini tumbuh luar biasa, namun gagal berbunga
selama musim panas. Setelah mencoba menginduksi suhu, kelembaban dan nutrisi. Varitas ini
akhirnya berbunga dalam rumah kaca bulan desember. Penelitinya mempelajari bahwa
pemendekan siang da malam hari lah yang meragsang varietas ini berbunga. Varietas ini
dianamkan Maryland Mammoth.
       D. Fitokrom
      Adalah reseptor cahaya, suatu pigmen yang digunakan oleh tumbuhan untuk mencerap
(mendeteksi) cahaya. Sebagai sensor, ia terangsang oleh cahaya merah dan infra merah.
Tumbuhan menggunakan fitokrom untuk mengatur beberapa aspek fisiologi adaptasi terhadap
lingkungan,   seperti   fotoperiodisme   (pengaturan    saat     berbunga   pada   tumbuhan),
perkecambahan, pemanjangan dan pertumbuhan kecambah (khususnya pada dikotil),
morfologi daun, pemanjangan ruas batang, serta pembuatan (sintesis) klorofil. Secara struktur
kimia, bagian sensor fitokrom adalah suatu kromofor dari kelompok bilin (jadi disebut
fitokromobilin), yang masih sekeluarga dengan klorofil atau hemoglobin. Kromofor ini
dilindungi atau diikat oleh apoprotein, yang juga berpengaruh terhadap kinerja bagian
sensor.Kromofor dan apoprotein inilah yang bersama-sama disebut sebagai fitokrom.



                                     Fitokrom juga berarti hormodiner yang berarti bahwa
                                     masing-masing molekul terdiri atas dua protein identik
                                     yang menyatu membentuk satu molekul fungsional.
                                     Masing- masing protein ini memiliki dua domain satu
                                     berfungsi sebagai fotoreseptor terikat secara kovalen
dengan satu pigmen non protein, kromofor. Domain lain menyatukan protein tersebut pada
pasangan identiknya pada dimer tersebut, dan domain ini juga memiliki aktivitas protein
kinanse ( protein regulator yang mengangktifkan atau menghambat protein lain dengan cara
memfosforilasi protein tersebut. Struktur molekul fitokrom menunjukkan bahwa domain
fotoreseptornya berinteraksi dengan domain kinasenya untuk menghubungkan penerapan
cahaya pada respons selular yang dipicu oleh kinanse tersebut.
E. Respons Tumbuhan terhadap Cekaman Lingkungan

      Fluktuasi lingkungan setiap hari menantang kehidupan tumbuhan. Kadang-kadang ,
faktor dalam lingkungan berubah cukup drastis       sehingga membuat tumbuhan menjadi
tercekam. Kita akan mendefinisikan cekaman sebagai kondisi lingkungan yang dapat
memberi pengaruh buruk pada pertumbuhan reproduksi dan kelangsungan hidup tumbuhan.
Tumbuhan menghadapi cekaman lingkungan dengan suatu kombinasi respon perkembangan
dan fisiologis.

       F. Pertahanan terhadap Pantogen

      Tumbuhan sama seperti halnya hewan yang bisa terkena virus maupun infeksi dari
bakteri yang akan merusak potensi jaringan ata bahkan membunuh tumbuhan.
   a. Resistensi terhadap patogen
       Patogen dikatakan menjadi virulen apabila suatu tumbuhan memiliki hanya sedikit
       perlawanan spesifik terhadapnya. Patogen virulen merupakan pengecualian karena
       jika tidak demikian inang dan pathogen akan segera mati bersama. Suatu jenis
       kompromi telah berkembang bersama antara tumbuhan dengan sebagian besar
       patogennya.
       Jalannya resistensi:
       1. Resistensi terjadi ketika tumbuhan memiliki suatu alel r dominan tertentu. Yang
           berhubungan dnegan alel dominan AVr spesifik pada pathogen. Gen R kemudian
           mengkode reseptor spesifik. Gen Avr menghasilkan senyawa yang berfungsi pada
           patogen yang juga bertindak sebagai ligan yang berikatan secara spesifik dengan
           reseptor sel inang tumbuhanPenyakit akan timbul jika tidak terdapat pengenalan
           gen.
       2. Patogen tersebut tidak memiliki alel Avr dominan yang sesuai dengan alel R pada
           tumbuhan.
       3. Tumbuhan tidak memiliki alel R dominan         yang sesuai dengan alel Avr pada
           pathogen.
       4. Baik pathogen dan tumbuhan tidak memiliki alel yang saling mengenal.
   b. Respon Hipersentif mambatasi suatu infeksi
       Jalannya respon pertahanan melawan pathogen avirulen
       1. Resistensi spesifik didasakan pada pengikatan ligan pathogen ke reseptor sel
           spesifik pada jaringan tumbuhan yang terinfeksi
2. Tahapan identifikasi ini emicu jalur transduksi sinyal yang menghasilan respon
   hipersentif
3. Pada hipersentif sel tumbuhan akan menghasilkan molekul antimikroba yang
   menutup daerah terinfeksi dengan cara memodifikasi dindingnya.
4. Sel-sel yang terinfeksi membebaskan suatu sinyal kimia kemungkinan asam
   salisilat meyebarnya ke seluruh bagian tumbuhan yang lain.
5. Pada sel-sel daun organ lain yang jauh dari tempat infeksi akan memulai jalur
   transduksi sinyalnya.
6. Mengaktifkan resistensi perolehan sistemik yang meliputi prodeksi molekul
   antimikroba yang membantu sel-sel melawan pathogen selama beberapa hari.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2003. Stimulus Perception, Intracellular and Intracellular Stimulus Forwading, and
       Stimulus Conversion
Campbell. Reece. Mitchell. 2003. Biologi jilid II, Edisi Kelima. Terjemahan Wasmen
       Manalu. Erlangga. Jakarta.
Dahlia. 2001. Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan. UM Press: Malang.
Hilman. 1997. Pertumbuhan Tanaman Tinggi. Cakrawala: Yogyakarta.
http://biologi.blogsome.com/2011/07/30/faktor-internal-pertumbuhan-tanaman/, juli 2011,
       mustahib
http://books.google.co.id/books?id=2bPXe2S4gxoC&pg=PA12&lpg=PA12&dq=faktor+inter
       nal+yang+mempengaruhi+tumbuhan+adalah+enzim&source=bl&ots=gejLmD2_E7&
       sig=XiM6qJczP_NEFzikXWJ2gYum8rc&hl=id&ei=6unDTru9O8jSrQf5osXsCw&sa
       =X&oi=book_result&ct=result&resnum=4&ved=0CDEQ6AEwAw#v=onepage&q=
       %22faktor%20internal%22&f=true
http://books.google.co.id/books?id=Y-
       ho6ZawoLAC&pg=PA179&dq=faktor+internal+yang+mempengaruhi+tumbuhan+ad
       alah+enzim&hl=id&ei=yOnDTvWRGIm8rAfCxKzfCw&sa=X&oi=book_result&ct=r
       esult&resnum=2&ved=0CDQQ6AEwAQ#v=onepage&q=%22faktor%20internal%22
       &f=true
HTTP://ARIESCLUB17.BLOGSPOT.COM/2009/06/MACAM-MACAM-GERAK-PADA-
       TUMBUHAN.HTML
http://ach-e11.blogspot.com/2011/05/hormon-pertumbuhan-tanaman.html
http://www.biologie.uni-hamburg.de/b-online/e32/32.htm
http://www.sparknotes.com/biology/plants/essentialprocesses/terms.html-Plants: Essential
http://id.wikipedia.org/wiki/Nasti
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Transduksi_sinyal_selular&oldid=4646622
http://www.silvikultur.com/hormon_tumbuhan.html
http://www.smccd.net/accounts/kapp/215/notes/215ch39.rtf
http://books.google.co.id/books?id=MmtYqOgh3FYC&pg=RA1-
       PA40&dq=campbell+edisi+2&hl=id&ei=4E3ITv_LDs7MrQediMW3Dg&sa=X&oi=
       book_result&ct=result&resnum=1&ved=0CC4Q6AEwAA#v=snippet&q=fitokrom&f
       =false
http://www.biologie.uni-hamburg.de/b-online/e32/32a.htm diakses 17 Nopember 2011
Johnson,D., David L., Rayle, Hale L. Wedberg. 1984. Biology An Introduction.
       Benjamin/cummings publishing company,Inc.
Karmana,oman. 2007. Cerdas Belajar Biologi. Bandung: grafindo
Meyer,Bernard S., Donald B., Anderson, Richard H. Bohning. 1960. Introduction to Plant
       Physiology. Canada: Nostrand Company.
       Pratiwi,D.A.,dkk.. 2006. Biologi untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.
Rost. Barbour. Stocking.Murphy. 2006. Plant Biology, second edition. Thomson
       Brooks/Cole. Canada.
Setjo,Sustetyoadi.2004. Anatomi Tumbuhan. UM Press: Malang.
Taiz, L. & E. Zeiger. 2002. Plant Physiology, Third Edition. Sinauer Associates, Inc.
       Massachusetts

More Related Content

What's hot

Morfologi tumbuhan pepaya
Morfologi tumbuhan pepayaMorfologi tumbuhan pepaya
Morfologi tumbuhan pepaya
Wayan Permadi
Β 
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Maedy Ripani
Β 
Pertemuan 9 (hormon tumbuhan)
Pertemuan 9 (hormon tumbuhan)Pertemuan 9 (hormon tumbuhan)
Pertemuan 9 (hormon tumbuhan)
f' yagami
Β 
PPT Morfologi Tumbuhan - Jenis dan Bagian Bunga
PPT Morfologi Tumbuhan - Jenis dan Bagian BungaPPT Morfologi Tumbuhan - Jenis dan Bagian Bunga
PPT Morfologi Tumbuhan - Jenis dan Bagian Bunga
Agustin Dian Kartikasari
Β 
Kunci determinasi
Kunci determinasiKunci determinasi
Kunci determinasi
Desi indriani
Β 
Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikum
putrisagut
Β 
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Maedy Ripani
Β 
Morfologi Tumbuhan - Daun majemuk
Morfologi Tumbuhan - Daun majemukMorfologi Tumbuhan - Daun majemuk
Morfologi Tumbuhan - Daun majemuk
Rafika Nur Handayani
Β 
PPT Morfologi Tumbuhan - Tata Letak, Rumus, dan Diagram Daun
PPT Morfologi Tumbuhan - Tata Letak, Rumus, dan Diagram DaunPPT Morfologi Tumbuhan - Tata Letak, Rumus, dan Diagram Daun
PPT Morfologi Tumbuhan - Tata Letak, Rumus, dan Diagram Daun
Agustin Dian Kartikasari
Β 
Filotaksis daun
Filotaksis daunFilotaksis daun
Filotaksis daun
brasti nurhidayah
Β 
PPT Morfologi Tumbuhan - Bunga Majemuk
PPT Morfologi Tumbuhan - Bunga MajemukPPT Morfologi Tumbuhan - Bunga Majemuk
PPT Morfologi Tumbuhan - Bunga Majemuk
Agustin Dian Kartikasari
Β 
Dormansi biji
Dormansi bijiDormansi biji
Dormansi biji
Alvadoc
Β 
Botani uas pertemuan ke 1 (bunga)
Botani uas pertemuan ke  1 (bunga)Botani uas pertemuan ke  1 (bunga)
Botani uas pertemuan ke 1 (bunga)
Dokter Tekno
Β 
Subclass Dialypetalae
Subclass DialypetalaeSubclass Dialypetalae
Subclass Dialypetalae
Biology Department
Β 
Pertumbuhan perkembangan tumbuhan
Pertumbuhan perkembangan tumbuhanPertumbuhan perkembangan tumbuhan
Pertumbuhan perkembangan tumbuhan
enggalfauzia
Β 
Metabolit pada Jahe
Metabolit pada JaheMetabolit pada Jahe
Metabolit pada Jahe
Nisrina Mawaddah
Β 
Transfer kalor(power point)
Transfer kalor(power point)Transfer kalor(power point)
Transfer kalor(power point)
nuelsitohang
Β 
Bunga mawar
Bunga mawarBunga mawar
Bunga mawar
tief_on7
Β 
Anatomi dan morfologi tumbuhan
Anatomi dan morfologi tumbuhanAnatomi dan morfologi tumbuhan
Anatomi dan morfologi tumbuhan
Juna Edi
Β 
TUMBUHAN THALLOPHYTA DAN TRACHEOPHYTA
TUMBUHAN THALLOPHYTA DAN TRACHEOPHYTATUMBUHAN THALLOPHYTA DAN TRACHEOPHYTA
TUMBUHAN THALLOPHYTA DAN TRACHEOPHYTA
Budi Setiyawan
Β 

What's hot (20)

Morfologi tumbuhan pepaya
Morfologi tumbuhan pepayaMorfologi tumbuhan pepaya
Morfologi tumbuhan pepaya
Β 
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Β 
Pertemuan 9 (hormon tumbuhan)
Pertemuan 9 (hormon tumbuhan)Pertemuan 9 (hormon tumbuhan)
Pertemuan 9 (hormon tumbuhan)
Β 
PPT Morfologi Tumbuhan - Jenis dan Bagian Bunga
PPT Morfologi Tumbuhan - Jenis dan Bagian BungaPPT Morfologi Tumbuhan - Jenis dan Bagian Bunga
PPT Morfologi Tumbuhan - Jenis dan Bagian Bunga
Β 
Kunci determinasi
Kunci determinasiKunci determinasi
Kunci determinasi
Β 
Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikum
Β 
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Β 
Morfologi Tumbuhan - Daun majemuk
Morfologi Tumbuhan - Daun majemukMorfologi Tumbuhan - Daun majemuk
Morfologi Tumbuhan - Daun majemuk
Β 
PPT Morfologi Tumbuhan - Tata Letak, Rumus, dan Diagram Daun
PPT Morfologi Tumbuhan - Tata Letak, Rumus, dan Diagram DaunPPT Morfologi Tumbuhan - Tata Letak, Rumus, dan Diagram Daun
PPT Morfologi Tumbuhan - Tata Letak, Rumus, dan Diagram Daun
Β 
Filotaksis daun
Filotaksis daunFilotaksis daun
Filotaksis daun
Β 
PPT Morfologi Tumbuhan - Bunga Majemuk
PPT Morfologi Tumbuhan - Bunga MajemukPPT Morfologi Tumbuhan - Bunga Majemuk
PPT Morfologi Tumbuhan - Bunga Majemuk
Β 
Dormansi biji
Dormansi bijiDormansi biji
Dormansi biji
Β 
Botani uas pertemuan ke 1 (bunga)
Botani uas pertemuan ke  1 (bunga)Botani uas pertemuan ke  1 (bunga)
Botani uas pertemuan ke 1 (bunga)
Β 
Subclass Dialypetalae
Subclass DialypetalaeSubclass Dialypetalae
Subclass Dialypetalae
Β 
Pertumbuhan perkembangan tumbuhan
Pertumbuhan perkembangan tumbuhanPertumbuhan perkembangan tumbuhan
Pertumbuhan perkembangan tumbuhan
Β 
Metabolit pada Jahe
Metabolit pada JaheMetabolit pada Jahe
Metabolit pada Jahe
Β 
Transfer kalor(power point)
Transfer kalor(power point)Transfer kalor(power point)
Transfer kalor(power point)
Β 
Bunga mawar
Bunga mawarBunga mawar
Bunga mawar
Β 
Anatomi dan morfologi tumbuhan
Anatomi dan morfologi tumbuhanAnatomi dan morfologi tumbuhan
Anatomi dan morfologi tumbuhan
Β 
TUMBUHAN THALLOPHYTA DAN TRACHEOPHYTA
TUMBUHAN THALLOPHYTA DAN TRACHEOPHYTATUMBUHAN THALLOPHYTA DAN TRACHEOPHYTA
TUMBUHAN THALLOPHYTA DAN TRACHEOPHYTA
Β 

Viewers also liked

Jurnal p value dua arah genap
Jurnal p value dua arah genapJurnal p value dua arah genap
Jurnal p value dua arah genapIrmaya Yukha
Β 
Gerak pada tumbuhan
Gerak pada tumbuhanGerak pada tumbuhan
Gerak pada tumbuhanYena You
Β 
Iptek dan seni dalam islam
Iptek dan seni dalam islamIptek dan seni dalam islam
Iptek dan seni dalam islamIrmaya Yukha
Β 
Peluang
PeluangPeluang
Peluang
Irmaya Yukha
Β 
Distribusi Probabilitas Diskrit Dan Kontinu
Distribusi Probabilitas Diskrit Dan KontinuDistribusi Probabilitas Diskrit Dan Kontinu
Distribusi Probabilitas Diskrit Dan Kontinu
Irmaya Yukha
Β 
Estimasi parameter
Estimasi parameterEstimasi parameter
Estimasi parameter
Irmaya Yukha
Β 
Statistika Deskriptif
Statistika DeskriptifStatistika Deskriptif
Statistika DeskriptifIrmaya Yukha
Β 
Modul 1 statistika deskriptif
Modul 1 statistika deskriptifModul 1 statistika deskriptif
Modul 1 statistika deskriptif
Danu Kusumo Kusumo
Β 
Statistika deskriptif
 Statistika deskriptif Statistika deskriptif
Statistika deskriptif
Tiara Anggraini
Β 
Analisis Regresi
Analisis RegresiAnalisis Regresi
Analisis RegresiIrmaya Yukha
Β 

Viewers also liked (11)

Jurnal p value dua arah genap
Jurnal p value dua arah genapJurnal p value dua arah genap
Jurnal p value dua arah genap
Β 
Gerak pada tumbuhan
Gerak pada tumbuhanGerak pada tumbuhan
Gerak pada tumbuhan
Β 
Iptek dan seni dalam islam
Iptek dan seni dalam islamIptek dan seni dalam islam
Iptek dan seni dalam islam
Β 
Peluang
PeluangPeluang
Peluang
Β 
Hipotesis
HipotesisHipotesis
Hipotesis
Β 
Distribusi Probabilitas Diskrit Dan Kontinu
Distribusi Probabilitas Diskrit Dan KontinuDistribusi Probabilitas Diskrit Dan Kontinu
Distribusi Probabilitas Diskrit Dan Kontinu
Β 
Estimasi parameter
Estimasi parameterEstimasi parameter
Estimasi parameter
Β 
Statistika Deskriptif
Statistika DeskriptifStatistika Deskriptif
Statistika Deskriptif
Β 
Modul 1 statistika deskriptif
Modul 1 statistika deskriptifModul 1 statistika deskriptif
Modul 1 statistika deskriptif
Β 
Statistika deskriptif
 Statistika deskriptif Statistika deskriptif
Statistika deskriptif
Β 
Analisis Regresi
Analisis RegresiAnalisis Regresi
Analisis Regresi
Β 

Similar to Biologi Tugas FIX (Kelompok 3)

Ppt zpt revisi
Ppt zpt revisiPpt zpt revisi
Ppt zpt revisi
Marlina_Siagian
Β 
Ppt zpt revisi
Ppt zpt revisiPpt zpt revisi
Ppt zpt revisi
Marlina_Siagian
Β 
Faktor internal dan eksternal
Faktor internal dan eksternalFaktor internal dan eksternal
Faktor internal dan eksternal
muhammad123syafii
Β 
Bab-1-Pertumbuhan-dan-Perkembangan-Tumbuhan.pptx
Bab-1-Pertumbuhan-dan-Perkembangan-Tumbuhan.pptxBab-1-Pertumbuhan-dan-Perkembangan-Tumbuhan.pptx
Bab-1-Pertumbuhan-dan-Perkembangan-Tumbuhan.pptx
AstiKasari3
Β 
M23 kelompok 7 pertumbuhan dan perkembangan tanaman
M23 kelompok 7 pertumbuhan dan perkembangan tanamanM23 kelompok 7 pertumbuhan dan perkembangan tanaman
M23 kelompok 7 pertumbuhan dan perkembangan tanaman
Feisal Rachman Soedibja
Β 
Bab 1 pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
Bab 1 pertumbuhan dan perkembangan tumbuhanBab 1 pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
Bab 1 pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
rradityaaa
Β 
Bab 1 Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan_ www.kampusimpian.com.pdf
Bab 1 Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan_ www.kampusimpian.com.pdfBab 1 Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan_ www.kampusimpian.com.pdf
Bab 1 Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan_ www.kampusimpian.com.pdf
SastraWiraguna
Β 
BIOLOGI_M3KB3
BIOLOGI_M3KB3BIOLOGI_M3KB3
BIOLOGI_M3KB3
ppghybrid4
Β 
Bab 1 pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
Bab 1 pertumbuhan dan perkembangan tumbuhanBab 1 pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
Bab 1 pertumbuhan dan perkembangan tumbuhanTrya Wulanabi
Β 
PP.pptx
PP.pptxPP.pptx
hormon gas etilen,asam absisat, asam traumalin
hormon gas etilen,asam absisat, asam traumalinhormon gas etilen,asam absisat, asam traumalin
hormon gas etilen,asam absisat, asam traumalin
Farida Aryanti
Β 
Modul xii sm tnew
Modul xii sm tnewModul xii sm tnew
Modul xii sm tnew
Priyanta Brian
Β 
Pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan dan perkembanganPertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan dan perkembangan
Iseu Pranyoto
Β 
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhanPertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
Ananda Kevin Refaldo Sariputra
Β 
Bab 1 xii pertumbuhan & perkembangan tumbuhan
Bab 1 xii pertumbuhan & perkembangan tumbuhanBab 1 xii pertumbuhan & perkembangan tumbuhan
Bab 1 xii pertumbuhan & perkembangan tumbuhan
greycats_media
Β 
1.1 bab pertumbuhan dan perkemban g bailmu
1.1 bab pertumbuhan dan perkemban g bailmu1.1 bab pertumbuhan dan perkemban g bailmu
1.1 bab pertumbuhan dan perkemban g bailmu
Andi Hafiidh
Β 
BAB 1 Pertumbuhan dan Perkembangan.pdf
BAB 1 Pertumbuhan dan Perkembangan.pdfBAB 1 Pertumbuhan dan Perkembangan.pdf
BAB 1 Pertumbuhan dan Perkembangan.pdf
Aulia Dea
Β 
Laporan fitum c1
Laporan fitum c1Laporan fitum c1
Laporan fitum c1dwi_alam
Β 

Similar to Biologi Tugas FIX (Kelompok 3) (20)

Ppt zpt revisi
Ppt zpt revisiPpt zpt revisi
Ppt zpt revisi
Β 
Ppt zpt revisi
Ppt zpt revisiPpt zpt revisi
Ppt zpt revisi
Β 
Ppt zpt revisi
Ppt zpt revisiPpt zpt revisi
Ppt zpt revisi
Β 
Faktor internal dan eksternal
Faktor internal dan eksternalFaktor internal dan eksternal
Faktor internal dan eksternal
Β 
Bab-1-Pertumbuhan-dan-Perkembangan-Tumbuhan.pptx
Bab-1-Pertumbuhan-dan-Perkembangan-Tumbuhan.pptxBab-1-Pertumbuhan-dan-Perkembangan-Tumbuhan.pptx
Bab-1-Pertumbuhan-dan-Perkembangan-Tumbuhan.pptx
Β 
M23 kelompok 7 pertumbuhan dan perkembangan tanaman
M23 kelompok 7 pertumbuhan dan perkembangan tanamanM23 kelompok 7 pertumbuhan dan perkembangan tanaman
M23 kelompok 7 pertumbuhan dan perkembangan tanaman
Β 
Bab 1 pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
Bab 1 pertumbuhan dan perkembangan tumbuhanBab 1 pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
Bab 1 pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
Β 
Bab 1 Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan_ www.kampusimpian.com.pdf
Bab 1 Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan_ www.kampusimpian.com.pdfBab 1 Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan_ www.kampusimpian.com.pdf
Bab 1 Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan_ www.kampusimpian.com.pdf
Β 
BIOLOGI_M3KB3
BIOLOGI_M3KB3BIOLOGI_M3KB3
BIOLOGI_M3KB3
Β 
Perkecambahan
PerkecambahanPerkecambahan
Perkecambahan
Β 
Bab 1 pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
Bab 1 pertumbuhan dan perkembangan tumbuhanBab 1 pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
Bab 1 pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
Β 
PP.pptx
PP.pptxPP.pptx
PP.pptx
Β 
hormon gas etilen,asam absisat, asam traumalin
hormon gas etilen,asam absisat, asam traumalinhormon gas etilen,asam absisat, asam traumalin
hormon gas etilen,asam absisat, asam traumalin
Β 
Modul xii sm tnew
Modul xii sm tnewModul xii sm tnew
Modul xii sm tnew
Β 
Pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan dan perkembanganPertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan dan perkembangan
Β 
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhanPertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
Β 
Bab 1 xii pertumbuhan & perkembangan tumbuhan
Bab 1 xii pertumbuhan & perkembangan tumbuhanBab 1 xii pertumbuhan & perkembangan tumbuhan
Bab 1 xii pertumbuhan & perkembangan tumbuhan
Β 
1.1 bab pertumbuhan dan perkemban g bailmu
1.1 bab pertumbuhan dan perkemban g bailmu1.1 bab pertumbuhan dan perkemban g bailmu
1.1 bab pertumbuhan dan perkemban g bailmu
Β 
BAB 1 Pertumbuhan dan Perkembangan.pdf
BAB 1 Pertumbuhan dan Perkembangan.pdfBAB 1 Pertumbuhan dan Perkembangan.pdf
BAB 1 Pertumbuhan dan Perkembangan.pdf
Β 
Laporan fitum c1
Laporan fitum c1Laporan fitum c1
Laporan fitum c1
Β 

Recently uploaded

POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptxPOWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
cikgumeran1
Β 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
Β 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
mukminbdk
Β 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
Annisa Syahfitri
Β 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
Β 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
Β 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
ssuser4dafea
Β 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
YongYongYong1
Β 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
Β 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Mutia Rini Siregar
Β 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
SABDA
Β 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
Β 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
NiaTazmia2
Β 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
Β 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
NavaldiMalau
Β 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
Β 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
sitispd78
Β 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
Β 
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawanpelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
EvaMirzaSyafitri
Β 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
Β 

Recently uploaded (20)

POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptxPOWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
Β 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
Β 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
Β 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
Β 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Β 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Β 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Β 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
Β 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Β 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Β 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Β 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Β 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
Β 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
Β 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
Β 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
Β 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
Β 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Β 
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawanpelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
Β 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Β 

Biologi Tugas FIX (Kelompok 3)

  • 1. BIOLOGI SISTEM KONTROL PADA TUMBUHAN Oleh : NURINA HAYU 1311100057 ITA RAKHMAWATI 1311100058 ALOYSIUS AUDI 1311100059 ACHMAD ZULFIKAR 1311100065 ARRIFA ARIANI 1311100066 KARTIKA NUR ANISA 1311100067 IRMAYA FATWA 1311100068 Jurusan Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2011
  • 2. Sistem Kontrol Pada Tumbuhan Sistem control pada tumbuhan adalah adaptasi yang berevolusi dari waktu ke waktu dalam menanggapi interaksi dengan lingkungan mereka. Sistem control pada tumbuhan itu pada dasarnya di pengaruhi oleh factor luar dan factor dalam. Jika pengaruh luar dan pengaruh dalam baik maka bisa dikatakan control pada tumbuhan juga akan berjalan dengan baik. Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi faktor keturunan (hereditas), enzim dan hormon, Sedangkan faktor eksternal melipui makanan, intensitas cahaya, kecukupan air, suhu dan kelembaban. Faktor internal dan eksternal mengontrol pola pertumbuhan dan perkembangan antara lain melalui pengendalian aktivitas internal. Aktivitas internal tersebut berupa proses fotosintesis, respirasi, sintensis protein, sintesis klorofil, tekanan osmosis dan mitosis. A. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Faktor eksternal 1.Makanan Makanan adalah sumber energy dan sumber materi untuk menyintesis berbagai komponen sel. Nutrient yang dibutuhkan tumbuhan bukan hanya karbon dioksida dan air, tetapi juga unsur-unsur lainnya.Karbon dioksida diabsorpsi oleh daun, sedangkan air dan mineral diserap oleh akar. 2.Air Tanpa air, tumbuhan tidak akan tumbuh. Air termasuk senyawa utama yang sangat dibutuhkan tumbuhan.Air berfungsi antara lain untuk fotosintesis, mengaktifkan reaksi enzimatik, menjaga kelembapan, dan membantu perkecambahan biji.Tanpa air, reaksi kimia dalam sel tidak dapat berlangsung sehingga mengakibatkan tumbuhan mati. 3.Suhu Pada umumnya, tumbuhan membutuhkan suhu tertentu untuk tumbuh dan berkembang dengan baik, yang disebut suhu optimum.Suhu paling rendah yang masih memungkinkan tumbuhan untuk tumbuh disebut suhu minimum, sedangkan suhu paling tinggi yang masih memungkinkan tumbuhan untuk tumbuh disebut suhu maksimum. 4. Kelembaban Pengaruh kelembapan udara berbeda-beda terhadap berbagai tumbuhan.Tanah dan udara yang lembap berpengaruh baik bagi pertumbuhan.Kondisi lembap menyebabkan banyak air yang diserap tumbuhan dan lebih sedikit yang diuapkan.Kondisi tersebut
  • 3. mendukung aktivitas pemanjangan sel-sel. Dengan demikian, sel-sel lebih cepat mencapai ukuran maksimum sehingga tumbuhan bertambah besar. 5. Cahaya Tumbuhan membutuhkan cahaya. Banyaknya cahaya yang dibutuhkan tidak selalu sama pada setiap tumbuhan. Cahaya juga merangsang pembungaan tumbuhan tertentu..Hal tersebut ada hubungannya dengan aktivitas hormone fitokrom dalam tumbuhan. Faktor internal 1. Gen Proses perkecambahan diawali dengan penyerapan air (imbisisi). Masuknya air selain berfungsi melarutkan cadangan makanan yang terdapat di bagian keping lembaga, juga menginduksi aktivitas enzim hidrolitik. Aktivitas enzim hidrolitik dikendalikan oleh gen-gen yang bertanggung jawab untuk hal tersebut. a. Enzim Enzim merupakan suatu makromolekul (protein) yang mempercepat suatu reaksi kimia dalam tubuh makhluk hidup. Enzim bekerja pada suhu, substrat, dan PH tertentu. Tumbuhan melakukan pengaturan kerja enzim sendiri supaya suatu senyawa yang dihasilkan tidak terus menerus dibentuk. Pengaturan tersebut dilakukan oleh pembentukan zat yang bersifat inhibitor. Hal ini merupakan suatu sistem untuk memelihara keseimbangan fisiologis dalam tubuhnya perbedaan jenis gen menyebabkan terjadinya perbedaan respon pertumbuhan terhadap kondisi lingkungn yang sama. b. Zat Pengatur Tumbuh (Hormon Tumbuh) Secara umum, hormon mengontrol pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dengan cara mempengaruhi pembelahan, pemanjangan, dan diferensiasi sel. Beberapa hormon juga memperantarai respons fisiologis jangka pendek tumbuhan terhadap stimulus lingkungan. Berikut merupakan contoh-contoh hormon yang terdapat pada tumbuhan: HORMON TEMPAT PRODUKSI FUNGSI UTAMA ATAU LETAK HORMON DALAM TUMBUHAN Auksin (misal: IAA) Embrio biji, meristem tunas ο‚· Merangsang pemanjangan apikal dan daun daun muda batang ο‚· Pertumbuhan, diferensiasi,
  • 4. percabangan akar ο‚· Perkembangan buah ο‚· Dominansi apikal ο‚· Fototropisme dan gravitropisme Sitokinin (misal: zeatin) Disintesis dalam akar dan ο‚· Mempengaruhi diangkut ke orgam lain pertumbuhan dan diferensiasi akar ο‚· Merangsang pembelahan dan pertumbuhan sel ο‚· Merangsang perkecambahan ο‚· Menunda senesens Giberelin (misal: GA3) Meristem tunas apikal dan ο‚· Mempercepat akar, daun muda, embrio perkecambahan biji dan kuncup tunas ο‚· Pemanjangan batang dan pertumbuhan daun ο‚· Merangsang perbungaan dan perkembangan buah ο‚· Mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi akar Asam absisat Daun, akar, batang, buah ο‚· Menghambat pertumbuhan hijau ο‚· Menutup stomata selama kekurangan air ο‚· Menghambat pemutusan dormansi Etilen Jaringan buah yang sedang ο‚· Mempercepat pematangan matang, buku matang, daun buah dan bunga yang menua ο‚· Menghambat beberapa pengaruh auksin
  • 5. ο‚· Mempercepat atau menghambat pertumbuhan dan perkembangan akar, daun, dan bunga tergantung spesies. Dinding sel ο‚· Memicu respon pertahanan Oligosakarin (misal: terhadap patogen oligogalakturonida) ο‚· Mengatur pertumbuhan ο‚· Diferensiasi sel ο‚· Perbungaan Brasinostreroid (misal: Biji, buah , tunas, daun, dan Diperlukan untuk brassinolida) tunas bunga pertumbuhan dan perkembangan normal 1. Auksin atau AIA (Asam Indol Asetat) merupakan senyawa asam asetat dengan gugusan indol dan derivat-derivatnya. Pertama kali auksin ditemukan pada ujung koleoptil kecambah Avena sativa. Pusat pembentukan auksin adalah ujung koleoptil (ujung tumbuhan). Jika terkena sinar matahari, auksin akan berubah menjadi senyawa yang menghambat Gambar 2.1 auksin pertumbuhan. Hal inilah yang menyebabkan batang akan membelok ke arah datangnya cahaya, karena bagian yang tidak terkena cahaya pertumbuhannya lebih cepat daripada bagian yang terkena cahaya. Fungsi auksin, yaitu: a. Merangsang perpanjangan sel. b. Merangsang pembentukan bunga dan buah. c. Merangsang pemanjangan titik tumbuh.
  • 6. d. Mempengaruhi pembengkokan batang. e. Merangsang pembentukan akar lateral. f. Merangsang terjadinya proses diferensiasi. 2. Gibberellin Fungsi gibberellin, yaitu: a. Merangsang pembelahan sel kambium. b. Merangsang pembungaan lebih awal sebelum waktunya. c. Merangsang pembentukan buah tanpa biji. d. Merangsang tanaman tumbuh sangat cepat sehingga mempunyai ukuran raksasa. Pemanjangan Batang. Akar dan daun muda merupakan tempat utama produksi giberelin. Giberelin merangsang pertumbuhan pada daun dan batang, akan tetapi sedikit pengaruhnya pada pertumbuhan akar. Pada batang, giberelin merangsang pemanjangan sel dan pembelahan sel. Pada batang yang sedang tumbuh, giberelin dan auksin harus bekerja sama secara sinergis dengan mekanisme yang masih belum dipahami. Pertumbuhan Buah. Perkembangan buah adalah kasus lain dimana kita dapat mengamati kontrol auksin dan giberelin. Pada beberapa tumbuhan, kedua hormon itu harus ada supaya dapat berbuah. Perkecambahan. Banyak benih memiliki giberelin dalam konsentrasi tinggi, khususnya pada embrio. Setelah air diimbibisi, pembebasan giberelin dari embrio akan memberikan sinyal pada biji untuk mengakhiri mada dormansi dan berkecambah. 3. Sitokinin merupakan kumpulan senyawa yang fungsinya mirip satu sama lain. Fungsi sitokinin yaitu: a. Merangsang proses pembelahan sel. b. Menunda pengguguran daun, bunga, dan buah. c. Mempengaruhi pertumbuhan tunas dan akar. d. Meningkatkan daya resistensi terhadap pengaruh yang merugikan seperti suhu rendah, infeksi virus, pembunuh gulma, dan radiasi. e. Menghambat (menahan) menguningnya daun dengan jalan membuat kandungan protein dan klorofil yang seimbang dalam daun (senescens). Kontrol dominansi apical ο‚ž Auksin dari tunas terminal menekan tunas aksilar, sehingga cabang lateral terhambat.
  • 7. ο‚ž Sitokinin dari akar akan memicu tunas aksilar sehingga cabang lateral berkembang. ο‚ž Untuk akar β†’ auksin memacu perkembangan akar. ο‚ž Sitokinin meghambat pertumbuhan akar. 4. Asam Absisat merupakan hormon tumbuh yang hampir selalu menghambat pertumbuhan, baik dalam bentuk menurunkan kecepatan maupun menghentikan pembelahan dan pemanjangan sel bersama-sama. Fungsi asam absisat, yaitu: a. Menghambat perkecambahan biji. b. Mempengaruhi pembungaan tanaman. c. Memperpanjang masa dormansi umbi-umbian. d. Mempengaruhi pucuk tumbuhan untuk melakukan dormansi. 5. Gas etilen Etilen berbeda dengan hormon tumbuhan lainnya sebab etilen berwujud gas. Etilen berdifusi ke dalam tumbuhan melalui ruangan udara di antara sel-sel. Etilen yang terlarut dapat masuk dari satu sel ke sel lain melalui simplas. Pada beberapa kasus, etilen bertindak dalam penghambatan yang dulu dianggap disebabkan oleh auksin, sekarang diyakini disebabkan oleh auksin, sekarang diyakini disebabkan oleh sintesis etilen yang diinduksi oleh konsentrasi auksin yang tinggi. Selain perannya sebagai inhibitor pertumbuhan, etilen juga dikaitkan dengan berbagai proses penuaan pada tumbuhan. Senesens pada Tumbuhan. Senesens atau penuaan adalah perkembangan dari perubahan yang tidak dapat berbalik arah yang akhirnya menuju kematian. Etilen kemunginan memiliki fungsi penting dalam semua kasus senesens ini, akan tetapu pada proses penuaan yang telah banyak dipelajari, yang dipengaruhi hormon adalah pematangan buah dan pengguguran daun. Pematangan Buah. Beberapa perubahan struktur dan metabolisme menyertai pematangan ovarium menjadi buah. Di antara perubahan ini, termasuk juga perombakan dinding sel yang melunakkan buah dan penurunan kandungan klorofil yang menyebabkan buah kehilangan warna kehijauan. Etilen memicu dan mempercepat perubahan tersebut. Suatu reaksi yang berhubungan terjadi selama pematangan, karena etilen memicu senesens, dan sel yang menua kemudian membebaskan lebih banyak etilen. Karena etilen adalah gas, maka sinyal untuk pematangan menyebar dari buah satu ke buah yang lain.
  • 8. Absisi daun. Kehilangan daun setiap musim gugur merupakan suatu adaptasi pohon untuk menjada agar dirinya tidak mengalami kekeringan selama musim dingin karena akar tidak dapat menyerap air dari tanah yang membeku. 6. Kalin merupakan hormon yang mempengaruhi pembentukan organ. Berdasarkan organ yang dipengaruhinya, kalin dibedakan atas: a. Rhizokalin, mempengaruhi pembentukan akar. b. Kaulokalin, mempengaruhi pembentukan batang. c. Filokalin, mempengaruhi pembentukan daun. d. Antokalin, mempengaruhi pembentukan bunga. 7. Asam Traumalin Bila tumbuhan terluka, luka tersebut dapat diperbaiki kembali. Kemampuan itu disebut restitusi atau regenerasi. Peristiwa ini dapat terjadi karena adanya asam traumalin (asam traumalat). Jalur Transduksi Sinyal menghubungkan respin seluler dengan sinyal hormonal tumbuhan serta stimulus tumbuhan Tranduksi sinyal adalah proses perubahan bentuk sinyal yang berurutan, dari sinyal ekstraseluler sampai respon dalam komunikasi antar sel. Tahap secara umum transduksi sinyal oleh antar sel melalui tahap sebagai berikut: 1. Sintesis 2. Pelepasan molekul signaling (ligand) oleh sel signaling 3. Transport signaling ke sel target
  • 9. 4. Terjadi ikatan antara signaling tadi dengan reseptor membentuk kompleks ligand-reseptor. 5. Reseptor yg teraktivasi akan menyebabkan 1 / lebih transduksi sinyal intraselular 6. Perubahan spesifik pada fungsi, metabolisme dan perkembangan sel 7. Removal of the signal B. GERAK PADA TUMBUHAN SEBAGAI MODEL UNTUK KAJIAN SISTEM KONTROL Tumbuhan peka terhadap rangsang sentuhan / mekanik, cahaya, air, suhu, gravitasi, dan zat kimia. Gerak tumbuhan yang merupakan reaksi terhadap faktor lingkungan / faktor luar disebut gerak etionom. Sedang gerak tumbuhan yang tidak dipengaruhi faktor dari luar disebut gerak endonom / autosom / spontan. Gerak Tropisme Gerak Tropisme adalah gerak tumbuh bagian tubuh tumbuhan. Gerak tumbuh ini dapat mendekati/menjauhi sumber rangsang. Jika gerakannya mendekati sumber rangsang disebut tropisme positif, dan sebaliknya. Gerak tropisme dibagi menjadi 7, yaitu : a. Fototropisme Fototropisme adalah gerak bagian tubuh tumbuhan mendekati / menjauhi cahaya matahari. Fototropisme positif (mendekati arah sinar) diperlihatkan oleh pertumbuhan tunas-tunas daun/batang, sedangkan fototropisme negatif (menjauhi arah sinar) diperlihatkan oleh gerak tumbuh akar.
  • 10. b.Geotropisme Geotropisme adalah gerak bagian tubuh tumbuhan mendekati/menjauhi arah gaya gravotasi bumi. Geotropisme yang mendekati gaya gravitasi bumi (+), contohnya gerak tumbuh akar. Geotropisme yang menjauhi gaya gravitasi bumi (-), contohnya gerak tumbuh batang. c. Tigmotropisme / Haptotropisme Tigmotropisme adalah gerak bagian tubuh tumbuhan karena ada rangsang berupa sentuhan / singgungan. Contoh Tigmotropisme : gerak sulur yang melilit pada tumbuhan anggota familia cucurbitaceae, anggur, dan beberapa leguminosae. d. Kemotropisme Kemotropisme adalah gerak bagian tubuh tumbuhan karena rangsang yang berupa zat / bahan kimia. Contoh-contoh Kemotropisme : Gerak tumbuh akar menuju ke daerah-daerah yang banyak mengandung unsur-unsur hara.
  • 11. Gerak berbeloknya ujung akar menjauhi besi yang berkarat didalam tanah. e. Hidrotropisme Hidrotropisme adalah gerak bagian tubuh tumbuhan karena ada rangsang berupa air. Contoh : gerak tumbuh akar yang menuju ke daerah yang lebih banyak mengandung air. f. Reotropisme Reotropisme adalah gerak bagian tubuh tumbuhan karena rangsang berupa arus air contohnya : gerak tumbuhan air yang tumbuh searah dengan arus air pada sungai-sungai yang berarus deras. g. Termotropisme Termotropisme adalah gerak bagian tubuh tumbuhan karena rangsng berupa panas. Bagian tubuh tumbuhan dapat bergerak mendekati/menjauhi panas. Pergerakan turgor Adalah respons tumbuhan yang relative cepat dan dapat berbalik arah. Ketika sel membutuhkan air, meningkatkan turgor dan akibatnya juga tekanan yang diberikan pada dinding-dindingnya: sel meningkat dalam ukuran karena elastisitas tertentu dari dinding- dindingnya.. Jika tekanan mereka meningkat secara bersamaan dan dengan cara yang sama, maka ketegangan yang cukup besar dalam hasil jaringan yang dapat mengakibatkan deformasi jaringan itu. Seperti deformasi dapat menjadi penyebab pergeseran spasial seluruh bagian tanaman. Kadang-kadang sel-sel berpartisipasi dalam gerakan yang dikelilingi oleh dinding sel yang berbeda ukuran, sehingga tekanan menyebar ke arah tertentu. Para penjaga gerakan sel di dalam epidermis adalah contoh utama. Gerakan turgor yang reversibel hanya jika tekanan osmotik dalam sel dapat menurun kembali setelah beberapa waktu. Perubahan tersebut dapat diamati di beberapa sendi tangkai daun yang menyebabkan sirkadian mengangkat dan menurunkan daun. C. Kontrol respon harian dan musiman a. Jam biologis mengatur irama sirkadian pada tumbuhan dan eukariota lain Suatu siklus fisiologis dengan frekuensi sekitar 24 jam disebut irama sirkadian.. Apakah irama ini benar-benar diatur oleh semua jam internal atau mereka hanya respon harian terhadap siklus lingkungan seperti rotasi bumi. Irama sirkadian bertahan, bahkan ketika organism itu dilindungi dari petunjuk lingkungan penyebabnya seperti ada tanaman buncis. Hasil penelitian sejauh ini mengungkapkan bahwa osilator untuk irama sirkadian adalah endogenus atau internal. Jam ini diatur pada periode 24 jam yang tepat melalui sinyal harian dari lingkungan.
  • 12. Jika suatu organisme dipertahankan pada lingkungan yang konstan, maka sirkadiannya menyimpang dari periode 24 jam sehingga bisa lebih atau berkurang. b. Fotoperiodisme menyelaraskan banyak respon tumbuhan terhadap perubahan musim Salah satu petunjuk paling awal tumbuhan mendeteksi perkembangan musim berawal dari varietas muatan pada tanaman tembakau. Varietas ini tumbuh luar biasa, namun gagal berbunga selama musim panas. Setelah mencoba menginduksi suhu, kelembaban dan nutrisi. Varitas ini akhirnya berbunga dalam rumah kaca bulan desember. Penelitinya mempelajari bahwa pemendekan siang da malam hari lah yang meragsang varietas ini berbunga. Varietas ini dianamkan Maryland Mammoth. D. Fitokrom Adalah reseptor cahaya, suatu pigmen yang digunakan oleh tumbuhan untuk mencerap (mendeteksi) cahaya. Sebagai sensor, ia terangsang oleh cahaya merah dan infra merah. Tumbuhan menggunakan fitokrom untuk mengatur beberapa aspek fisiologi adaptasi terhadap lingkungan, seperti fotoperiodisme (pengaturan saat berbunga pada tumbuhan), perkecambahan, pemanjangan dan pertumbuhan kecambah (khususnya pada dikotil), morfologi daun, pemanjangan ruas batang, serta pembuatan (sintesis) klorofil. Secara struktur kimia, bagian sensor fitokrom adalah suatu kromofor dari kelompok bilin (jadi disebut fitokromobilin), yang masih sekeluarga dengan klorofil atau hemoglobin. Kromofor ini dilindungi atau diikat oleh apoprotein, yang juga berpengaruh terhadap kinerja bagian sensor.Kromofor dan apoprotein inilah yang bersama-sama disebut sebagai fitokrom. Fitokrom juga berarti hormodiner yang berarti bahwa masing-masing molekul terdiri atas dua protein identik yang menyatu membentuk satu molekul fungsional. Masing- masing protein ini memiliki dua domain satu berfungsi sebagai fotoreseptor terikat secara kovalen dengan satu pigmen non protein, kromofor. Domain lain menyatukan protein tersebut pada pasangan identiknya pada dimer tersebut, dan domain ini juga memiliki aktivitas protein kinanse ( protein regulator yang mengangktifkan atau menghambat protein lain dengan cara memfosforilasi protein tersebut. Struktur molekul fitokrom menunjukkan bahwa domain fotoreseptornya berinteraksi dengan domain kinasenya untuk menghubungkan penerapan cahaya pada respons selular yang dipicu oleh kinanse tersebut.
  • 13. E. Respons Tumbuhan terhadap Cekaman Lingkungan Fluktuasi lingkungan setiap hari menantang kehidupan tumbuhan. Kadang-kadang , faktor dalam lingkungan berubah cukup drastis sehingga membuat tumbuhan menjadi tercekam. Kita akan mendefinisikan cekaman sebagai kondisi lingkungan yang dapat memberi pengaruh buruk pada pertumbuhan reproduksi dan kelangsungan hidup tumbuhan. Tumbuhan menghadapi cekaman lingkungan dengan suatu kombinasi respon perkembangan dan fisiologis. F. Pertahanan terhadap Pantogen Tumbuhan sama seperti halnya hewan yang bisa terkena virus maupun infeksi dari bakteri yang akan merusak potensi jaringan ata bahkan membunuh tumbuhan. a. Resistensi terhadap patogen Patogen dikatakan menjadi virulen apabila suatu tumbuhan memiliki hanya sedikit perlawanan spesifik terhadapnya. Patogen virulen merupakan pengecualian karena jika tidak demikian inang dan pathogen akan segera mati bersama. Suatu jenis kompromi telah berkembang bersama antara tumbuhan dengan sebagian besar patogennya. Jalannya resistensi: 1. Resistensi terjadi ketika tumbuhan memiliki suatu alel r dominan tertentu. Yang berhubungan dnegan alel dominan AVr spesifik pada pathogen. Gen R kemudian mengkode reseptor spesifik. Gen Avr menghasilkan senyawa yang berfungsi pada patogen yang juga bertindak sebagai ligan yang berikatan secara spesifik dengan reseptor sel inang tumbuhanPenyakit akan timbul jika tidak terdapat pengenalan gen. 2. Patogen tersebut tidak memiliki alel Avr dominan yang sesuai dengan alel R pada tumbuhan. 3. Tumbuhan tidak memiliki alel R dominan yang sesuai dengan alel Avr pada pathogen. 4. Baik pathogen dan tumbuhan tidak memiliki alel yang saling mengenal. b. Respon Hipersentif mambatasi suatu infeksi Jalannya respon pertahanan melawan pathogen avirulen 1. Resistensi spesifik didasakan pada pengikatan ligan pathogen ke reseptor sel spesifik pada jaringan tumbuhan yang terinfeksi
  • 14. 2. Tahapan identifikasi ini emicu jalur transduksi sinyal yang menghasilan respon hipersentif 3. Pada hipersentif sel tumbuhan akan menghasilkan molekul antimikroba yang menutup daerah terinfeksi dengan cara memodifikasi dindingnya. 4. Sel-sel yang terinfeksi membebaskan suatu sinyal kimia kemungkinan asam salisilat meyebarnya ke seluruh bagian tumbuhan yang lain. 5. Pada sel-sel daun organ lain yang jauh dari tempat infeksi akan memulai jalur transduksi sinyalnya. 6. Mengaktifkan resistensi perolehan sistemik yang meliputi prodeksi molekul antimikroba yang membantu sel-sel melawan pathogen selama beberapa hari.
  • 15. DAFTAR PUSTAKA Anonim.2003. Stimulus Perception, Intracellular and Intracellular Stimulus Forwading, and Stimulus Conversion Campbell. Reece. Mitchell. 2003. Biologi jilid II, Edisi Kelima. Terjemahan Wasmen Manalu. Erlangga. Jakarta. Dahlia. 2001. Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan. UM Press: Malang. Hilman. 1997. Pertumbuhan Tanaman Tinggi. Cakrawala: Yogyakarta. http://biologi.blogsome.com/2011/07/30/faktor-internal-pertumbuhan-tanaman/, juli 2011, mustahib http://books.google.co.id/books?id=2bPXe2S4gxoC&pg=PA12&lpg=PA12&dq=faktor+inter nal+yang+mempengaruhi+tumbuhan+adalah+enzim&source=bl&ots=gejLmD2_E7& sig=XiM6qJczP_NEFzikXWJ2gYum8rc&hl=id&ei=6unDTru9O8jSrQf5osXsCw&sa =X&oi=book_result&ct=result&resnum=4&ved=0CDEQ6AEwAw#v=onepage&q= %22faktor%20internal%22&f=true http://books.google.co.id/books?id=Y- ho6ZawoLAC&pg=PA179&dq=faktor+internal+yang+mempengaruhi+tumbuhan+ad alah+enzim&hl=id&ei=yOnDTvWRGIm8rAfCxKzfCw&sa=X&oi=book_result&ct=r esult&resnum=2&ved=0CDQQ6AEwAQ#v=onepage&q=%22faktor%20internal%22 &f=true HTTP://ARIESCLUB17.BLOGSPOT.COM/2009/06/MACAM-MACAM-GERAK-PADA- TUMBUHAN.HTML http://ach-e11.blogspot.com/2011/05/hormon-pertumbuhan-tanaman.html http://www.biologie.uni-hamburg.de/b-online/e32/32.htm http://www.sparknotes.com/biology/plants/essentialprocesses/terms.html-Plants: Essential http://id.wikipedia.org/wiki/Nasti http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Transduksi_sinyal_selular&oldid=4646622 http://www.silvikultur.com/hormon_tumbuhan.html http://www.smccd.net/accounts/kapp/215/notes/215ch39.rtf http://books.google.co.id/books?id=MmtYqOgh3FYC&pg=RA1- PA40&dq=campbell+edisi+2&hl=id&ei=4E3ITv_LDs7MrQediMW3Dg&sa=X&oi= book_result&ct=result&resnum=1&ved=0CC4Q6AEwAA#v=snippet&q=fitokrom&f =false http://www.biologie.uni-hamburg.de/b-online/e32/32a.htm diakses 17 Nopember 2011
  • 16. Johnson,D., David L., Rayle, Hale L. Wedberg. 1984. Biology An Introduction. Benjamin/cummings publishing company,Inc. Karmana,oman. 2007. Cerdas Belajar Biologi. Bandung: grafindo Meyer,Bernard S., Donald B., Anderson, Richard H. Bohning. 1960. Introduction to Plant Physiology. Canada: Nostrand Company. Pratiwi,D.A.,dkk.. 2006. Biologi untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga. Rost. Barbour. Stocking.Murphy. 2006. Plant Biology, second edition. Thomson Brooks/Cole. Canada. Setjo,Sustetyoadi.2004. Anatomi Tumbuhan. UM Press: Malang. Taiz, L. & E. Zeiger. 2002. Plant Physiology, Third Edition. Sinauer Associates, Inc. Massachusetts