SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
Abdullah bin 'Umar Radhiyallahu 'anhu (wafat 72 H)
Periwayatan paling banyak berikutnya sesudah Abu Hurairah adalah Abdullah bin Umar. Ia
meriwayatkan 2.630 hadits.
Abdullah adalah putra khalifah ke dua Umar bin al-Khaththab saudarah kandung Sayiyidah Hafshah
Ummul Mukminin. Ia salah seorang diantara orang-orang yang bernama Abdullah (Al-Abadillah al-
Arba'ah) yang terkenal sebagai pemberi fatwa. Tiga orang lain ialah Abdullah bin Abbas, Abdullah bin
Amr bin al-Ash dan Abdullah bin az-Zubair.
Ibnu Umar dilahirkan tidak lama setelah Nabi diutus Umurnya 10 tahun ketika ikut masuk bersama
ayahnya. Kemudian mendahului ayahnya ia hijrah ke Madinah. Pada saat perang Uhud ia masih
terlalu kecil untuk ikut perang. Dan tidak mengizinkannya. Tetapi setelah selesai perang Uhud ia
banyak mengikuti peperangan, seperti perang Qadisiyah, Yarmuk, Penaklukan Afrika, Mesir dan
Persia, serta penyerbuan basrah dan Madain.
Az-Zuhri tidak pernah meninggalkan pendapat Ibnu Umar untuk beralih kepada pendapat orang lain.
Imam Malik dan az-Zuhri berkata:" Sungguh, tak ada satupun dari urusan Rasulullah dan para
sahabatnya yang tersembunyi bagi Ibnu Umar". Ia meriwayatkan hadits dari Abu Bakar, Umar,
Utsman, Sayyidah Aisyah, saudari kandungnya Hafshah dan Abdullah bin Mas'ud. Yang
meriwayatkan dari Ibnu Umar banyak sekali, diantaranya Sa'id bin al-Musayyab, al Hasan al Basri,
Ibnu Syihab az-Zuhri, Ibnu Sirin, Nafi', Mujahid, Thawus dan Ikrimah.
Ia wafat pada tahun 73 H. ada yang mengatakan bahwa Al-Hajjaj menyusupkan seorang kerumahnya
yang lalu membunuhnya. Dikatakan mula mula diracun kemudian di tombak dan di rejam. Pendapat
lain mengatakan bahwa ibnu Umar meninggal secara wajar.
Sanad paling shahih yang bersumber dari ibnu Umar adalah yang disebut Silsilah adz- Dzahab
(silsilah emas), yaitu Malik, dari Nafi', dari Abdullah bin Umar. Sedang yang paling Dlaif : Muhammad
bin Abdullah bin al-Qasim dari bapaknya, dari kakeknya, dari ibnu Umar.
Abdullah bin 'Abbas Radhiyallahu 'anhu (wafat 68 H)
Abdullah bin Abbas adalah sahabat kelima yang banyak meriwayatkan hadist sesudah Sayyidah
Aisyah, ia meriwayatkan 1.660 hadits.
Dia adalah putera Abbas bin Abdul Mutthalib bin Hasyim, paman Rasulullah dan ibunya adalah
Ummul Fadl Lababah binti harits saudari ummul mukminin Maimunah.
Sahabat yang mempunyai kedudukan yang sangat terpandang ini dijuluki dengan Informan Umat
Islam. Beliaulah asal silsilah khalifah Daulat Abbasiah. Dia dilahirkan di Mekah dan besar di saat
munculnya Islam, di mana beliau terus mendampingi Rasulullah sehingga beliau mempunyai banyak
riwayat hadis sahih dari Rasulullah . Beliau ikut di barisan Ali bin Abi Thalib dalam perang Jamal dan
perang Shiffin. Beliau ini adalah pakar fikih, genetis Arab, peperangan dan sejarah. Di akhir hidupnya
dia mengalami kebutaan, sehingga dia tinggal di Taif sampai akhir hayatnya.
Abdullah lahir tiga tahun sebelum hijrah dan Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam mendoakannya "Ya
Allah berilah ia pengertian dalam bidang agama dan berilah ia pengetahuan takwil (tafsir)".Allah
mengabulkan doa Nabi-nya dan Ibnu Abbas belakangan terkenal dengan penguasaan ilmunya yang
luas dan pengetahuan fikihnya yang mendalam , menjadikannya orang yang dicari untuk di mintai
fatwa penting sesudah Abdullah bin Mas'ud, selama kurang lebih tiga puluh tahun.
Tentang Ibnu Abbas, Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah berkata :"Tak pernah aku melihat seseorang
yang lebih mengerti dari pada Ibnu Abbas tentang ilmu hadits Nabi Shallallahu alaihi Wassalam serta
keputusan2 yang dibuat Abubakar ,Umar , dan Utsman".
Begitu pula tentang ilmu fikih ,tafsir ,bahasa arab , sya'ir , ilmu hitung dan fara'id. Orang suatu hari
menyaksikan ia duduk membicarakan ilmu fiqih, satu hari untuk tafsir, satu hari lain untuk masalah
peperangan, satu hari untuk syair dan memperbincangkan bahasa Arab. Sama sekali aku tidak
pernah melihat ada orang alim duduk mendengarkan pembicaraan beliau begitu khusu' nya kecuali
kepada beliau. Dan setiap pertanyaan orang kepada beliau, pasti ada jawabannya".
Menurut An-Nasa'I, sanad hadits Ibnu Abbas paling Shahih adalah yang diriwayatkan oleh az-Zuhri,
dari Ubaidullah bin Abdullah bin 'Utba, dari Ibnu abbas. Sedangkan yang paling Dlaif adalah yang
diriwayatkan oleh Muhammad bin Marwan as-Suddi Ash-Shaghir dan Al-Kalabi, dari Abi Shalih.
Rangkaian ini disebut silsilah Al-Kadzib (silsilah bohong).
Ibnu Abbas mengikuti Perang Hunain, Thaif, Penaklukan Makkah dan haji wada'. Ia menyaksikan
penaklukan Afrika bersama Ibnu Abu as-Sarah. Perang Jamal dan Perang Shiffin bersama Ali bin Abi
Thalib. Ia wafat di Thaif pada tahun 68 H. Ibnu al-Hanafiyah ikut menshalatkanya.
Disalin dari : Biografi Ibnu Abbas dalam Al-Ishabah no.4772
Ibnu Zubair ('Abdullah bin Zubair) Radhiyallahu 'anhu (wafat 94 H)
Seorang pemimpin masa Khalifah Ali bin Abi Talib dan awal khilafah Bani Umayyah. Dia adalah bayi
pertama yang lahir dikalangan Muhajirin di Madinah. Ayahnya bernama Zubair Awwam dan ibunya,
Asma binti Abu Bakar as-Siddiq. Ia sepupu dan juga kemenakan Nabi Muhammad dari istrinya,
Aisyah binti Abu Bakar. Ia termasuk salah seorang dari "Empat 'Ibadillah" (empat orang yang
bernama Abdullah) dari 30 orang lebih sahabat Nabi yang dikenal menghafal seluruh ayat-ayat Al-
Qur'an, Tiga orang 'Ibadillah lainnya adalah Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Umar bin Khatab, dan
Abdullah bin Amr bin As.
Ibnu Zubair telah mengenal perang sejak berusia 12 tahun, yaitu ketika bersama ayahnya turut dalam
Perang Yarmuk, dan empat tahun kemudian kembali menyertai ayahnya yang menjadi anggota
pasukan Amr bin As di Mesir. Ibnu Zubair juga mengambil bagian dalam ekspedisi Abdullah bin Sa'ad
bin Abi Sarh melawan orang-orang Byzantium di Afrika. Semua peristiwa tersebut mengundang
kekaguman penduduk Madinah kepadanya.
Di masa Khalifah Usman bin Affan, ia duduk sebagai anggota panitia yang bertugas menyusun Al-
Qur'an. Di masa Khalifah Ali bin Abi Talib, ia bersama Aisyah mengatur langkah untuk menantang
Khalifah tersebut untuk menuntut penyelesaian kasus pembunuhan Khalifah Usman. Gerakan ini
didukung oleh beberapa tokoh, seperti Ja'la bin Umayyah dari Yaman, Abdullah bin Amr Basra, Sa'ad
bin As, dan Wahid bin Uqbah (pemuka kalangan Umayyah di Hedzjaz) dan beberapa sahabat senior
(Talhah bin Ubaidillah dan Zubair bin Awwam), dan ayahnya. Perselisihan antara kelompoknya dan
kelompok Ali yang sedang berkuasa diselesaikan dalam Perang Unta (Waqiah al-Jamal). Dalam
perang inilah ia menyaksikan ayahnya gugur. Disebut Perang Unta karena Aisyah mengendarai unta
saat memimpin pasukan itu.
Ibnu Zubair kembali melawan Dinasti Bani Umayyah. Meskipun di masa Mu'awiyah bin Abi Sufyan
bentuk perlawanannya belum bersifat terbuka, ia tampil menantang khilafah (pemerintahan) Bani
Umayyah secara terang-terangan. Ia memprotes Yazid, putra Mu'awiyah, yang naik menjadi khalifah
atas penunjukan ayahnya setelah ayahnya wafat.
Yazid memerintahkan walinya di Madinah untuk memaksa Ibnu Zubair bersama Husein bin Ali (cucu
Nabi) dan Abdullah bin Umar agar menyatakan kesetiaan kepadanya. Ibnu Zubair dan Husein tetap
membangkang. Demi keamanan, keduanya pindah ke Mekah.
Ia tetap sebagai penantang khalifah sekalipun Husein, tak lama sesudah itu, tewas dengan
menyedihkan dalam pertempuran tak seimbang di Karbala. Pernyataan secara terbuka, bahwa
kekuasaan Yazid tidak sah membawa pengaruh luas dikalangan ansar di Madinah yang akhirnya
melahirkan pemberontakan.
Setelah menunggu kesempatan yang baik, Yazid mengerahkan tentara Suriah di bawah pimpinan
Muslim bin Uqbah dan memadamkan pemberontakan orang-orang Madinah tersebut dalam Perang
Harran. Kematian Muslim bin Uqbah tak menghalangi tentara tersebut untuk bergerak menuju Mekah
dengan sasaran mematahkan perlawanan Ibnu Zubair. Tentara tersebut mengepung dan menghujani
kota Mekah dengan batu dan panah api yang menyebabkan Ka'bah terbakar. Berita meninggalnya
Khalifah Yazid menyebabkan komandan pasukan, Husain bin Numair, mencoba membujuk Ibnu
Zubair agar bersedia bergabung dengan mereka untuk kembali ke Suriah. Ibnu Zubair menolak
bujukan tersebut dengan mengatakan bahwa ia akan tetap di Mekah. Selanjutnya, ia
memproklamasikan dirinya sebagai amirulmukminin. Sekalipun proklamasi itu tidak lebih dari sekedar
nama, namun lawan-lawan dinasti Bani Umayyah di Suriah, Mesir, Arab Selatan, dan Kufah sempat
menghargainya sebagai khalifah.
Setelah Mu'awiyah putra dan pengganti Yazid meninggal dunia, Ibnu Zubair muncul sebagai kandidat
khalifah atas dukungan Bani Qais. Selain itu ada kandidat lainnya yaitu, Marwan bin Haqam
(dukungan Bani Qalb) dan dua kabilah Arab berdomisili di Suriah, juga saling bersaing mengajukan
calon masing-masing. Akan tetapi, Ibnu Zubair terpojok tatkala peta kekuatan politik mengalami
perubahan, akibat pemberontakan di Kufa dan pembelontan di antara pengikutnya, setelah Yazid
wafat. Pengepungan membawa kematiannya terjadi ketika Hajjaj bin Yusuf as-Saqafi ditugaskan oleh
khalifah Abdul Malik bin Marwan, putra Marwan bin Hakam, untuk menyelesaikan perlawanan "Sang
Penantang Enam Khalifah" - dari Ali, Mu'awiyah, Yazid, Mu'awiyah, Marwan bin Hakam, sampai
Abdul Malik.
Tidak kurang dari tujuh bulan diperlukan untuk menghujani kota suci Mekah dan Ka'bah dengan
bombardir pasukan al-Hajjaj untuk melumpuhkan perlawanan Ibnu Zubair. Ia masih bertahan tatkala
putra-putranya menyerahkan diri kepada al-Hajjaj. Keperkasaannya bangkit kembali setelah
berjumpa sebentar dengan ibunya yang sudah buta, yang mendorongnya dengan memberikan
semangat juang. Padahal sebelumnya, ia sempat menyatakan kepada ibunya rasa khawatir, bahwa
mayatnya akan diperlakukan secara sadis oleh para pembunuhnya kelak. Ibunya mengatakan bahwa
kambing yang sudah disembelih tak sedikit pun akan merasakan sayatan-sayatan pada dagingnya.
Jawaban ini mendorongnya keluar dari rumah tempat ia bertahan , maju ke tengah-tengah lawannya
yang kemudian menyergap dan menghabisinya. Mayatnya ditempatkan pada tiang gantung yang
sama di mana saudaranya, Amr, pernah mengalami hal serupa. Atas perintah Abdul Malik, mayatnya
kemudian diserahkan kepada ibunya. Tak lama berselang, setelah menguburkan mayat putranya itu,
ia pun wafat pada tahun 94 H.
Abdullah bin Amr bin Al-Ash Radhiyallahu 'anhu (wafat 63 H)
Dia adalah seorang dari Abadilah yang faqih, ia memeluk agama Islam sebelum ayahnya, kemudian
hijrah sebelum penaklukan Mekkah.
Abdullah seorang ahli ibadah yang zuhud, banyak berpuasa dan shalat, sambil menekuni hadits
Rasulullah Shallahllahu 'alaihi Wassalam.
Jumlah hadits yang ia riwayatkan mencapai 700 hadits, Sesudah minta izin Nabi Shallahu 'alaihi
Wassalam untuk menulis, ia mencatat hadits yang didengarnya dari Nabi. Mengenai hal ini Abu
Hurairah berkata " Tak ada seorangpun yang lebih hapal dariku mengenai hadits Rasulullah, kecuali
Abdullah bin Amr bin al-Ash. Karena ia mencatat sedangkan aku tidak ".
Abdullah bin Amr meriwayatkan hadits dari Umar, Abu Darda, Muadz bin Jabal, Abdurahman bin Auf,
dan beberapa yang lain. Yang meriwayatkan darinya antara lain Abdullah bin Umar bin Al-Khatthab,
as-Sa'ib bin Yazid, Sa'ad bin Al-Musayyab, Thawus, dan Ikrimah.
Sanad paling shahih yang berpangkal darinya ialah yang diriwayatkan oleh Amr bin Syu'aib dari
ayahnya dan kakeknya Abdullah. Abdullah bin Amr wafat pada tahun 63 H pada malam pengepungan
Al-Fusthath.
Disalin dari Biografi Abdullah bin Amr dalam Al-Ishabah no.4838 Ibn Hajar Asqalani, Thabaqat ibn
Sa'ad 4/9
Abdullah bin Mas'ud Radhiyallahu 'anhu (wafat 32 H)
Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Mas'ud bin Ghafil al-Hudzali.
Nama julukannya " Abu Abdirahman". Ia sahabat ke enam yang paling dahulu masuk islam.
Ia hijrah ke Habasyah dua kali, dan mengikut semua peperangan bersama Rasulullah Shallallahu
'alaihi wassalam. Dalam perang Badar, Ia berhasil membunuh Abu Jahal.
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda" Ambilah al-Quran dari empat orang: Abdullah,
Salim (sahaya Abu Hudzaifah), Muadz bin Jabal dan Ubay bin Ka'ab". Menurut para ahli hadits, kalau
disebutkan "Abdullah" saja, yang dimaksudkan adalah Abdullah bin Mas'ud ini.
Ketikah menjadi Khalifah Umar mengangkatnya menjadi Hakim dan Pengurus kas negara di kufah. Ia
simbol bagi ketakwaan, kehati-hatian, dan kesucian diri.
Sanad paling shahih yang bersumber dari padanya ialah yang diriwayatkan oleh Sufyan ats-Tsauri,
dari Mansyur bin al-Mu'tamir, dari Ibrahi, dari alqamah. Sedangkan yang paling dlaif adalah yang
diriwayatkan oleh Syuraik dari Abi Fazarah dari Abu Said.
Ia meriwayatkan hadits dari Umar dan Sa'ad bin Mu'adz. Yang meriwayatkan hadits darinya adalah
Al-Abadillah ("Empat orang yang bernama Abdullah"), Anas bin Malik, Jabir bin Abdullah, Abu Musa
al-Asy'ari, Alqamah, Masruq, Syuraih al-Qadli, dan beberapa yang lain. Jumlah hadits yang ia
riwayatkan mencapai 848 hadits.
Beliau datang ke Medinah dan sakit disana kemudian wafat pada tahun 32 H dan dimakamkan di
Baqi, Utsman bin 'Affan ikut menshalatkannya.
Disalin dari : Biografi Ibn Mas'ud dalam Al-Ishabah: Ibn Hajar Asqalani no.4945
Aisyah binti Abu Bakar Radhiyallahu 'anha (wafat 57 H)
Aisyah adalah istri Nabi Shallalahu 'alaihi Wassalam putri Abu Bakar ash-Shiddiq teman dan orang
yang paling dikasihi Nabi, Aisyah masuk Islam ketika masih kecil sesudah 18 orang yang lain.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wassalam memperistrinya pada tahun 2 H.
Beliau mempelajari bahasa, Syair, ilmu kedokteran, nasab nasab dan hari hari Arab . Berkata Az-
Zuhri " Andaikata ilmu yang dikuasai Aisyah dibandingkan dengan yang dimiliki semua istri Nabi
Shallallahu 'alaihi Wassalam dan ilmu seluruh wanita niscaya ilmu Aisyah yang lebih utama". Urwah
mengatakan " aku tidak pernah melihat seorangpun yang mengerti ilmu kedokteran, syair dan fiqh
melebihi Aisyah".
Aisyah meriwayatkan 2.210 hadits, diantara keistimewaannya beliau sendiri kadang kadang
mengeluarkan beberapa masalah dari sumbernya, berijtihad secara khusus, lalu mencocokannya
dengan pendapat pada sahabat yang alim.
Berkenaan dengan keahlian Aisyah, Az-Zarkasyi mengarang sebuah kitab khusus berjudul Al-Ijabah li
Iradi mastadrakathu Aisyah 'ala ash Shahabah.
Hadits yang dinisbatkan kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam menyatakan bahwa beliau
bersabda " Ambillah separuh agama kalian dari istriku yang putih ini ", Sesungguhnya hadist ini tidak
bersanad. Ibnu Hajar. Al-Mizzi, Adz Dzahabi dan Ibnu Katsir menandaskan bahwa hadist itu dusta
dan dibuat buat.
Aisyah meriwayatkan hadits dari ayahnya Abu Bakar, dari Umar, Sa'ad bin Abi Waqqash, Usaid bin
Khudlair dan lain lain. Sedangkan sahabat yang meriwayatkan dari beliau ialah Abu Hurairah, Abu
Musa al-Asy'ari, Zaid bin Khalid al-Juhniy, Syafiyah binti Syabah dan beberapa yang lain. Tabi'in yang
mengutip beliau ialah: Sa'id bin al-Musayyab, alqamah bin Qais, Masruq bin al-Ajda, Aisyah binti
Thalhal, Amran binti Abdirrahman, dan Hafshah binti Sirin. Ketiga wanita yang disebutkan terakhir
adalah murid murid Aisyah yang utama Ilmu Fiqh.
Sanad yang paling shahih adalah yang diriwayatkan oleh Yahya bin Sa'id dan Ubaidullah bin Umar
bin Hafshin, dari Al Qasim bin Muhammad, dari Aisyah. Juga diriwayatkan oleh az-Zuhri atau Hisyam
bin Urwah, dari Urwah bin az-Zubair, dari Aisyah. Yang paling Dlaif adalah yang diriwayatkan oleh al-
Harits bin Syabl, dari Umm an Nu'man dari Aisyah. Aisyah wafat pada 57 H, dan Abu Hurairah ikut
mensholatkannya.
Disalin dari Biografi Sayyidah Aisyah dalam Al-Ishabah, kitab an-Nis no 701; Thabaqat Ibn Sa'ad 8/39
Ummu Salamah Radhiyallahu 'anha (wafat 59 H)
Ummu Salamah adalah seorang Ummul-Mukminin yang berkepribadian kuat, cantik, dan menawan,
serta memiliki semangat jihad dan kesabaran dalam menghadapi cobaan, lebih-lebih setelah
berpisah dengan suami dan anak-anaknya. Berkat kematangan berpikir dan ketepatan dalam
mengambil keputusan, dia mendaparkan kedudukan mulia di sisi Rasulullah Shallallahu Alaihi
Wassalam.
Di dalam sirah Ummahatul Mukminin dijelaskan tentang banyaknya sikap mulia dan peristiwa penting
darinya yang dapat diteladani kaum muslimin, baik sikapnya sebagai istri yang selalu menjaga
kehormatan keluarga maupun sebagai pejuang di jalan Allah.
Nama sebenarnya Ummu Salamah adalah Hindun binti Suhail, dikenal dengan narna Ummu
Salamah. Beliau dibesarkan di lingkungan bangsawan dari Suku Quraisy. Ayahnya bernama Suhail
bin Mughirah bin Makhzurn. Di kalangan kaumnya, Suhail dikenal sebagai seorang dermawan
sehingga dijuluki Dzadur-Rakib (penjamu para musafir) karena dia selalu menjamu setiap orang yang
menyertainya dalam perjalanan. Dia adalah pemimpin kaumnya, terkaya, dan terbesar wibawanya.
Ibu dari Ummu Salamah bernama Atikah binti Amir bin Rabi'ah bin Malik bin Jazimah bin Alqamah al-
Kananiyah yang berasal dari Bani Faras. Demikianlah, Hindun dibesarkan di dalam lingkungan
bangsawan yang dihormati dan disegani. Kecantikannya meluluhkan setiap orang yang melihatnya
dan kebaikan pribadinya telah tertanam sejak kecil.
B. Pernikahan dan Perjuangannya
Banyak pemuda Mekah yang ingin mempersunting Hindun, dan yang berhasil menikahinya adalah
Abdullah bin Abdul Asad bin Hilal bin Abdullah bin Umar bin Makhzum, seorang penunggang kuda
terkenal dari pahlawan-pahlawan suku Bani Quraisy yang gagah berani. Ibunya bernama Barrah binti
Abdul-Muththalib bin Hasyim, bibi Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam. Abdullah adalah saudara
sesusuan Nabi dari Tsuwaibah, budak Abu Lahab. Mereka hidup bahagia, dan rumah tangga mereka
diliputi kerukunan dan kesejahteraan.
Tidak lama setelah itu, dakwah Islam menarik hati mereka sehingga mereka memeluk Islam dan
menjadi orang-oramg pertama yang masuk Islam. Begitu pula dengan Hindun, dia tergolong orang-
orang yang pertama masuk Islam, dan bersama suaminya memulai perjuangan dalam hidup mereka.
Orang-orang Quraisy selalu mengganggu dan menyiksa kaum muslimin agar mereka meninggalkan
agama Islam dan kembali ke agama nenek moyang mereka. Melihat kondisi seperti itu, Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wassalam. mengizinkan mereka untuk hijrah ke Habasyah, sehingga mereka
disebut sebagai kaum muhajirin yang pertama. Mereka menetap di Habasyah, dan di sana Hindun
melahirkan anak-anaknya: Zainab, Salamah, Umar, dan Durrah.
Setelah beberapa lama, mereka berniat kembali ke Mekah, terutama setelah mendengar keislaman
dua tokoh penting Quraisy, Umar bin Khaththab dan Hamzah bin Abdul-Muththalib. Akan tetapi,
ternyata penyiksaan masih terus berlangsung, bahkan bertambah dahsyat. Untuk menjaga
kehormatan diri dan keluarganya, Abu Salamah meminta perlindungan dari Abu Thalib (paman Nabi)
dari siksaan kaumnya, yaitu Bani Makhzum, dan Abu Thalib menyatakan perlindungannya.
C. Cobaan Datang
Karena orang-orang Quraisy masih saja menyiksa kaum muslimin, akhirnya Allah membuka hati
penduduk Madinah untuk menerima Islam. Kemudian Rasulullah mengizinkan kaum muslimin untuk
hijrah ke sana, baik secara kelompok maupun perseorangan. Abu Salamah, istri, dan anaknya
(Salamah) hijrah ke sana. Di tengah perjalanan mereka dihadang oleh kaum Bani Makhzum
(kaumnya Ummu Salamah) yang kemudian merampas serta menyandera Ummu Salamah. Keluarga
Abu Salamah (Bani Asad) ikut campur tangan dan mereka menolak menyerahkan Salamah, bahkan
si anak dirampas dan dijauhkan dari ibunya. Sedangkan Bani Makhzum menculik Ummu Salamah
dan dipenjara. Adapun Abu Salamah dibiarkan ke Yatsrib dengan hati penuh kesedihan karena harus
berpisah dengan istri dan anaknya.
Keadaan demikian berjalan kurang lebih setahun lamanya. Ummu Salamah terus-menerus menangis
karena kecewa atas perbuatan kaumnya, sehingga akhirnya ada seorang laki-laki dari kaumnya yang
merasa iba dan membiarkan Ummu Salamah menyusul suaminya di Madinah. Adapun Bani Asad
menyerahkan kembali putranya, Salamah, kepadanya. Akan tetapi, banyak rintangan yang harus dia
hadapi, dan berkat keimanan dan keinginan yang kuat, dia mampu mengatasi semua itu dan tiba di
Madinah.
D. Pesan Abu Salamah untuk Istrinya
Dalam membela Islam, peran Abu Salamah sangat besar. Dia dikenal berani dalam berperang.
Rasulullah menghargainya dengan mengangkatnya sebagai wakil Rasulullah di Madinah ketika beliau
pergi memimpin pasukan dalam perang Dzil Asyirah pada tahun kedua hijriah. Abu Salamah ikut
dalam Perang Badar dan Uhud. Ketika dalam perang Uhud, Abu Salamah mengalami luka yang
cukup parah dan nyaris meninggal, namun beberapa saat kemudian dia sembuh.
Setelah Perang Uhud, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. mencrima berita bahwa Bani Asad
hendak menyerang kaum muslimin di Madinah. Sebelum mereka menyerang, Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wassalam. berinisiatif mendahului mereka. Dalam misi ini, beliau menunjuk Abu Salamah
untuk memimpin pasukan yang berjumlah seratus lima puluh orang dan di dalamnya terdapat Saad
bin Abi Waqash, Abu Ubaidah bin Jarrah, Amir bin Jarrah, dan yang lainnya. Pasukan diarahkan ke
Bukit Quthn, tempat mata air Bani Asad. Kemenangan gemilang diraih oleh pasukan Abu Salamah,
dan mereka kembali ke Madinah dengan membawa banyak harta rampasan perang. Di Madinah,
luka-luka Abu Salamah karnbuh sehingga dia harus beristirahat beberapa waktu. Ketika sakit,
Rasulullah selalu menjenguk dan mendoakannya.
Ummu Salamah selalu mendampingi suaminya yang sedang dalam keadaan sakit sehingga dia
merawat dan menjaganya siang dan malam. Suatu hari, demam Abu Salamah menghebat, kemudian
Ummu Salamah berkata kepada suaminya, "Aku mendapat benita bahwa seorang perempuan yang
ditinggal mati suaminya, kemudian suaminya masuk surga, istrinya pun akan masuk surga, jika
setelah itu istrinya tidak menikah lagi, dan Allah akan mengumpulkan mereka nanti di surga.
Demikian pula jika si istri yang meninggal, dan suaminya tidak menikah lagi sepeninggalnya. Untuk
itu, mari kita berjanji bahwa engkau tidak akan menikah lagi sepeninggalku, dan aku berjanji untukmu
untuk tidak menikah lagi sepeninggalmu." Abu Salamah berkata, "Maukah engkau menaati
perintahku?" Dia menjawab, "Adapun saya bermusyawarah hanya untuk taat." Abu Salamah berkata,
"Seandainya aku mati, maka menikahlah." Lalu dia berdoa kepada Allah "Ya Allah, kurniakanlah
kepada Ummu Salamah sesudahku seseorang yang lebih baik dariku, yang tidak akan
menyengsarakan dan menyakitinya."
Pada detik-detik akhir hidupnya, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. selalu berada di samping
Abu Salamah dan senantiasa memohon kesembuhannya kepada Allah. Akan tetapi, Allah
berkehendak lain. Beberapa saat kemudian maut datang menjemput. Rasulullah menutupkan kedua
mata Abu Salamah dengan tangannya yang mulia dan bertakbir sembilan kali. Di antara yang hadir
ada yang berkata, "Ya Rasulullah, apakah engkau sedang dalam keadaan lupa?" Beliau menjawab,
"Aku sama sekali tidak dalam keadaan lupa, sekalipun bertakbir untuknya seribu kali, dia berhak atas
takbir itu." Kemudian beliau menoleh kepada Ummu Salamah dan bersabda, "Barang siapa yang
ditimpa suatu musibah, maka ucapkanlah sebagaimana yang telah dperintahkan oleh Allah,
'Sesungguhnya kita milik Allah, dan kepada-Nyalah kita akan dikembalikan. Ya Allah, karuniakanlah
bagiku dalam musibahku dan berilah aku ganti yang lebih baik daripadanya, maka Allah akan
melaksanakannya untuknya."
Setelah itu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. berdo'a: "Ya Allah, berilah ketabahan atas
kesedihannya, hiburlah dia dari musibah yang menimpanya, dan berilah pengganti yang lebih baik
untuknya."
Abu Salamah wafat setelah berjuang menegakkan Islam, dan dia telah memperoleh kedudukan yang
mulia di sisi Rasulullah. Sepeninggal Abu Salamah, Ummu Salarnah diliputi rasa sedih. Dia menjadi
janda dan ibu bagi anak-anak yatim.
Setelah wafatnya Abu Salarnah, para pemuka dari kalangan sahabat bersegera meminang Ummu
Salamah. Hal ini mereka lakukan sebagai tanda penghormatan terhadapat suaminya dan untuk
melindungi diri Ummu Salamah. Maka Abu Bakar ash-Shiddiq dan Umar bin al-Khaththab
meminangnya, tetapi Ummu Salamah menolaknya.
Pada saat dirundung kesedihan atas suami yang benar-benar dicintainya serta belum mendapatkan
orang yang lebih baik darinya, ia didatangi oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. dengan
maksud menghiburnya dan meringankan apa yang dialaminya. Rasulullah berkata kepadanya,
"Mintalah kepada Allah agar Dia memberimu pahala pada musibahmu serta menggantikan untukmu
(suami) yang lebih baik." Ummu Salamah bertanya, "Siapa yang lebih baik dari Abu Salamah, wahai
Rasulullah?"
E. Di Rumah Rasulullah.
Rasulullah mulai memikirkan perkara Ummu Salamah, seorang mukminah mujahidah yang memiliki
kesabaran, dan Ummu Salamah pun telah menolak lamaran dua sahabatnya, Abu Bakar dan Umar.
Rasulullah pun berpikir dengan penuh pertimbangan dan kasih sayang untuk tidak membiarkannya
larut dalam kesedihan dan kesendirian.
Dalam keadaan seperti itu Rasulullah mengutus Hathib bin Abi Balta'ah menemui Ummu Salarnah
dengan maksud meminangnya untuk beliau. Maka oleh Ummu Salamah diterimanya pinangan
tersebut. Bagaimana mungkin baginya untuk tidak menerima pinangan dari orang yang lebih baik dari
Abu Salamah, bahkan lebih baik dan semua orang di dunia.
Dengan perkawinan tersebut maka Ummu Salamah termasuk kalangan Ummahatul- Mukminin, dan
oleh Rasulullah ia ditempatkan di kamar Zainab binti Khuzaimah yang digelari Ummul-Masakiin (ibu
bagi orang-orang miskin) sampai Ummu Salamah meninggal dunia.
Hal itu diceritakan oleh Ummu Salamah kepada kami. Ia berkata, "Aku dipersunting oleh Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wassalam., lalu aku dipindahkan dan ditempatkan di rumah Zainab (ummul-
masakiin)."
Beberapa keistimewaan yang dimiliki Ummu Salamah adalah ketajaman logika, kematangan berpikir,
dan keputusan yang benar atas banyak perkara. Karena itu, ia memiliki kedudukan yang agung di sisi
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam., seperti interaksinya dengan para Ummahatul-Mukminin
yang merupakan interaksi yang diliputi rasa kasih sayang dan kelemahlembutan.
F. Kedudukannya yang Agung
Di antara perkara yang menunjukkan kedudukannya yang tinggi di sisi Rasulullah Shallallahu Alaihi
Wassalam adalah apa yang diceritakan Urwah bin Zubair "Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam.
menyuruh Ummu Salamah melaksanakan shalat shubuh di Mekah pada hari penyembelihan (qurban)
- padahal saat itu merupakan hari (giliran)nya. Oleh sebab itu, Rasulullah merasa senang atas
kesetujuannya."
Begitu juga hadits Ummi Kulsum binti Uqbah yang dimasukkan oleh Ibnu Sa'ad dalam (kitab)
Thabaqat-nya. Ummi Kultsum berkata, "Tatkala Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam. menikahi Ummu
Salamah, belau berkata kepadanya, 'Sesungguhnya aku menghadiahkan untuk Raja Najasyi
sejumlah bejana berisikan minyak wangi dan selimut. Akan tetapi, aku bermimpi bahwa Raja Najasyi
itu telah meninggal dunia, kemudian hadiah yang kuberikan kepadanya dikembalikan kepadaku.
Karena dikembalikan kepadaku, maka barang tersebut menjadi milikkü."
Sebagaimana yang dikatakan Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam., Raja Najasyi meninggal dunia, dan
hadiah tersebut dikembalikan kepadanya. Lalu beliau memberikan kepada setiap istrinya masing-
masing satu uqiyah (1/2 liter Mesir) dan beliau memberi (sisa) keseluruhannya serta selimut kepada
Ummu Salamah.
Setelah Ummu Salamah menjadi istrinya, Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam. memasukkannya dalam
kalangan ahlul-bait. Di antara riwayat tentang masalah tersebut adalah bahwasanya pernah pada
suatu hari Rasulullah berada di sisi Ummu Salamah, dan anak perempuan Ummu Salamah ada di
sana. Rasulullah kemudian didatangi anak perempuannya, Fathimah azZahra, disertai kedua
anaknya, Hasan dan Husain r.a., lalu Rasullah memeluk Fathimah dan berkata, "Semoga rahmat
Allah dan berkah-Nya tercurah pada kalian wahai ahlul-bait. Sesungguhnya Dia Maha Terpuji (lagi)
Maha Mulia."
Lalu menangislah Ummu Salamah. Maka Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. menanyakan
tentang penyebab tangisnya itu. Ia menjawab, "Wahai Rasulullah, engkau mengistimewakan mereka
sedangkan aku dan anak perempuanku engkau tinggalkan. Beliau bersabda, "Sesungguhnya engkau
dan anak perempuanmu termasuk keluargaku."
Anak perempuan Ummu Salamah, Zainab, tumbuh dalam peliharaan Rasulullah Shallallahu Alaihi
Wassalam. ia termasuk di antara wanita yang memiliki ilmu yang luas pada masanya.
Sebelum Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. mempersunting Ummu Salamah, wahyu pernah
turun kepada Rasulullah di kamar Aisyah, yang dengan hal itu Aisyah membanggakannya pada istri-
stri beliau yang lain. Maka setelah Rasulullah menikahi Ummu Salamah, wahyu turun kepadanya
ketika beliau berada di kamar Ummu Salamah.
G. Beberapa Sikap Cemerlang pada Masa Hidup Ummu Salamah.
Di antara sikap agungnya adalah apa yang ditunjukkannya pada Rasulullah Shallallahu Alaihi
Wassalam. pada hari (perjanjian) Hudaibiyah. Pada waktu itu ia menyertai Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wassalam. dalam perjalanannya menuju Mekah dengan tujuan menunaikan umrah, tetapi
orang-orang musyrik mencegah mereka untuk memasuki Mekah, dan terjadilah Perjanjian
Hudaibiyah antara kedua belah pihak. Akan tetapi, sebagian besar kaum muslimin merasa dikhianati
dan merasa bahwa orang-orang musyrik menyianyiakan sejumlah hak-hak kaum muslimin. Di antara
mayoritas yang menaruh dendam itu adalah Umar bin al-Khaththab, yang berkata kepada Rasulullah
dalam percakapannya dengan beliau, "Atas perkara apa kita serahkan nyawa di dalam agama kita?"
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. menjawab, "Saya adalah hamba Allah dan rasul-Nya. Aku
tidak akan menyalahi perintah-Nya, dan Dia tidak akan menyianyiakanku." Akan tetapi, tanda-tanda
bahaya semakin memuncak setelah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. menyuruh kaum
muslimin melaksanakan penyembelihan hewan qurban kemudian bercukur, tetapi tidak seorang pun
dari mereka melaksanakannya. Beliau mengulang seruannya tiga kali tanpa ada sambutan. Beliau
menemui istrinya, Ummu Salamah, dan menceritakan kepadanya tentang sikap kaum muslimin.
Ummu Salamah berkata, "Wahai Nabi Allah, apakah engkau menginginkan perintah Allah ini
dilaksanakan oleh kaum muslimin? Keluarlah engkau, kemudian janganlah mengajak bicara sepatah
kata seorang pun dari mereka sampai engkau menyembelih qurbanmu serta memanggil tukang cukur
yang mencukurmu."
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. kagum atas pendapatnya dan bangkit mengerjakan
sebagaimana yang diusulkan Ummu Salamah. Tatkala kaum muslimin melihat Rasulullah
mengerjakan hal itu tanpa berkata kepada mereka, mereka bangkit dan menyembelih serta sebagian
dari mereka mulai mencukur kepala sebagian yang lain tanpa ada perasaan keluh kesah dan
penyesalan atas tindakan Rasulullah yang mendahului mereka.
Ummu Salamah telah menyertai Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. di banyak peperangan,
yaitu peperangan Khaibar, Pembebasan Mekah, pengepungan Tha'if, peperangan Hawazin, Tsaqif
kemudian ikut bersama beliau di Haji Wada'.
Kita tidak melupakan sikapnya terhadap Umar bin al-Khaththab, tatkala Urnar datang kepadanya dan
mengajak bicara tentang perkara keperluan Ummahatul-Mukminin kepada Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wassalam. serta kekasaran mereka terhadap Rasulullah. Maka ia berkata, "Engkau ini aneh,
wahai anak al-Khaththab. Engkau telah ikut campur di setiap perkara sehingga ingin mencampuri
urusan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. beserta istri-istrinya?"
Setelah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. meninggal dunia ia senantiasa mengenang beliau
dan sangat berduka cita atas kewafatannya. Beliau senantiasa banyak melakukan puasa dan
beribadah, tidak kikir pada ilmu, serta meriwayatkan hadits yang berasal dan Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wassalam.
Telah diriwayatkannya sekian banyak hadits shahih yang bersumber dari Rasulullah dan suaminya,
Abu Salamah, serta dari Fathimah az-Zahraa Sedangkan orang yang meriwayatkan darinya banyak
sekali, di antara mereka adalah anak-anaknya dan para pemuka dan sahabat serta ahli hadits.
Di antara beberapa sikapnya yang nyata adalah pada hari pembebasan kota Mekah. Waktu itu Nabi
keluar dari Madinah bersarna bala tentaranya dengan kehebatan dan jumlah yang belum pernah
disaksikan oleh bangsa Arab, sehingga orang-orang musyrik Quraisy merasa takut, dan mereka
keluar dari rumah dengan rnaksud menemui Rasulullah untuk bertobat dan menyatakan keislaman
mereka.
Termasuk dari mereka, Abu Sufyan bin al-Harts bin Abdul-Muththalib (anak paman Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wassalam.) dan Abdullah bin Abi Umayyah bin al-Mughirah (anak bibi [dari ayah]
Rasulullah, saudara Ummu Salamah sebapak). Ketika mereka berdua meminta izin masuk menemui
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam., beliau enggan memberi izin masuk bagi keduanya
disebabkan penyiksaan mereka yang keras terhadap kaurn muslimin menjelang beliau hijrah dari
Mekah.
Maka berkatalah Ummu Salamah kepada Rasulullah dengan perasaan iba terhadap keluarganya
sendiri dan juga keluarga Rasulullah, "Wahai Rasulullah, mereka berdua adalah anak parnanmu dan
anak bibirnu (dan ayah) serta iparmu." Rasulullah menjawab, "Tidak ada keperluan bagiku dengan
mereka berdua. Adapun anak parnanku, aku telah diperlakukan olehnya dengan tidak baik. Adapun
anak bibiku (dari ayah) serta iparku telah berkata di Mekah dengan apa yang ia katakan."
Pernyataan itu telah sampai kepada Abu Sufyan, anak paman Rasulullah. Maka ia berkata, "Demi
Allah, ia harus mengizinkanku atau aku mengambil anak ini dengan kedua tanganku -pada saat itu ia
bersama anaknya, Ja'far- kemudian karni harus berkelana di dunia sehingga mati kehausan dan
kelaparan."
Lalu Ummu Salamah memberitahukan perkataan Abu Sufyan tersebut kepada Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wassalam. dengan kembali memohon rasa belas kasih. Akhirnya hati beliau menjadi luluh, lalu
mengizinkan keduanya masuk. Maka masuklah keduanya dan menyatakan keislaman serta bertobat
di hadapan Rasulullah.
H. Sikapnya terhadap Fitnah
Ummu Salamah selalu berada di rumahnya, senantiasa ikhlas beribadah kepada Allah Subhanahu
Wa Ta'ala dan menjaga Sunnah suaminya tercinta pada masa (khilafah) Abu Bakar ash-Shiddiq dan
Umar bin al-Khaththab.
Pada masa khilafah Utsman bin Affan ia melihat kegoncangan situasi serta perpecahan kaum
muslimin di seputar khalifah. Bahaya fitnah sernakin memuncak di langit kaum muslirnin. Maka ia
pergi menernui Utsman dan menasihatinya supaya tetap berpegang teguh pada petunjuk Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wassalam. serta petunjuk Abu Bakar dan Umar bin al-Khaththab, tidak
menyimpang dan petunjuk tersebut selama-lamanya.
Apa yang dikhawatirkan Ummu Salamah terjadi juga, yaitu peristiwa terbunuhnya Utsman yang saat
itu tengah membaca Al-Qur'an dan angin fitnah tengah bertiup kencang terhadap kaurn muslimin.
Pada saat itu Aisyah telah membulatkan tekad untuk keluar menuju Bashrah disertai Thalhah bin
Ubaidillah dan Zubair bin al-'Awwam dengan tujuan mernobilisasi massa untuk melawan Ali bin Abi
Thalib. Maka Ummu Salamah mengirim surat yang memiliki sastra indah kepada Aisyah.
Dari Ummu Salamah, Istri Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam., untuk Aisyah Ummul-Mu' minin.
Sesungguhnya aku memuji Allah yang tidak ada ilah (Tuhan) melainkan Dia. Amma ba'du.
Engkau sungguh telah merobek pembatas antara Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. dan
umatnya yang merupakan hijab yang telah ditetapkan keharamannya. Sungguh Al-Qur'an telah
memberimu kemuliaan, maka jangan engkau lepaskan.
Dan Allah telah menahan suaramu, maka janganlah engkau mengeluarkannya Serta Allah telah
tegaskan bagi umat ini seandainya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. mengetahui bahwa kaum
wanita memiliki kewajiban jihad (berperang) niscaya beliau berpesan kepadamu untuk menjaganya.
Tidakkah engkau tahu bahwasanya beliau melarangmu melampaui batas dalam agama, karena
sesungguhnya tiang agama tidak bisa kokoh dengan campur tangan wanita apabila tiang itu telah
miring, dan tidak bisa diperbaiki oleh wanita apabila telah hancur.
Jihad wanita adalah tunduk kepada segala ketentuan, mengasuh anak, dan mencurahkan kasih
sayangnya.
Ummu Salamah berada di pihak Ali bin Abi Thalib karena beliau menggikuti kesepakatan kaum
muslimin atas terpilihnya beliau sebagai khalifah mereka. Karena itu, Ummu Salamah
mengirim/mengutus anaknya, Umar, untuk ikut berperang dalan barisan Ali.
I. Saat Wafatnya
Pada tahun ke-59 hijriah, usia Ummu Salamah telah mencapai 84 tahun. Usia tua dan pikun
merambah di pertambahan umurnya. Allah ta'ala mengangkat rohnya yang suci naik ke atas menuju
hadirat-Nya. Ia meninggal dunia setelah hidup dengan aktivitas yang dipenuhi oleh pengorbanan,
jihad, dan kesabaran di jalan Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan Rasul-Nya.
Beliau dishalatkan oleh Abu Hurairah Radhiyallahu'anhu dan dikuburkan di al-Baqi' di samping
kuburan Ummahatul-Mukminin lainnya.
Semoga rahmat Allah senantiasa menyertai Sayyidah Ummu Salamah. dan semoga Allah
memberinya tempat yang layak di sisi-Nya. Amin.
Sumber: Buku Dzaujatur-Rasulullah , Karya Amru Yusuf, Penerbit Darus-Sa'abu, Riyadh
Zainab binti Jahsy Radhiyallahu 'anha
Pernikahan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam dengan Zainab binti Jahsy didasarkan pada
perintah Allah sebagai jawaban terhadap tradisi jahiliah. Zainab binti Jahsy adalah istri Rasulullah
yang berasal dan kalangan kerabat sendiri. Zainab adalah anak perempuan dan bibi Rasulullah,
Umaimah binti Abdul Muththalib. Beliau sangat mencintai Zainab.
Nasab dan Masa Pertumbuhannya
Nama lengkap Zainab adalah Zainab binti Jahsy bin Ri'ab bin Ya'mar bin Sharah bin Murrah bin Kabir
bin Gham bin Dauran bin Asad bin Khuzaimah. Sebelum menikah dengan Rasulullah, namanya
adalah Barrah, kemudian diganti oleh Rasulullah menjadi Zainab setelah menikah dengan beliau. Ibu
dari Zainab bernama Umaimah binti Abdul-Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushai.
Zainab dilahirkan di Mekah dua puluh tahun sebelum kenabian. Ayahnya adalah Jahsy bin Ri'ab. Dia
tergolong pernimpin Quraisy yang dermawan dan berakhlak baik. Zainab yang cantik dibesarkan di
tengah keluarga yang terhormat, sehingga tidak heran jika orang-orang Quraisy rnenyebutnya
dengan perempuan Quraisy yang cantik.
Zainab termasuk wanita pertarna yang memeluk Islam. Allah pun telah menerangi hati ayah dan
keluarganya sehingga memeluk Islam. Dia hijrah ke Madinah bersama keluarganya. Ketika itu dia
masih gadis walaupun usianya sudah layak menikah.
Pernikahannya dengan Zaid bin Haritsah
Terdapat beberapa ayat Al-Qur'an yang mernerintahkan Zainab dan Zaid melangsungkan
pernikahan.
Zainab berasal dan golongan terhormat, sedangkan Zaid bin Haritsah adalah budak Rasulullah yang
sangat beliau sayangi, sehingga kaum muslimin menyebutnya sebagai orang kesayangan Rasulullah.
Zaid berasal dari keluarga Arab yang kedua orang tuanya beragama Nasrani. Ketika masih kecil, dia
berpisah dengan kedua orang tuanya karena diculik, kemudian dia dibeli oleh Hakam bin Hizam
untuk bibinya, Khadijah binti Khuwailid, lalu dihadiahkannya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi
Wassalam.
Ayah Zaid, Haritsah bin Syarahil, senantiasa mencarinya hingga dia mendengar bahwa Zaid berada
di rumah Rasulullah. Ketika Rasulullah menyuruh Zaid memilih antara tetap bersama beliau atau
kembali pada orang tua dan pamannya, Zaid berkata, "Aku tidak menginginkan mereka berdua, juga
tidak menginginkan orang lain yang engkau pilihkan untukku. Engkau bagiku adalah ayah sekaligus
paman." Setelah itu, Rasulullah mengumumkan pembebasan Zaid dan pengangkatannya sebagai
anak. Ketika Islam datang, Zaid adalah orang yang pertama kali memeluk Islam dari kalangan budak.
Dia senantiasa berada di dekat Nabi, terutama setelah dia rneninggalkan Mekah, sehingga beliau
sangat mencintainya, bahkan beliau pernah bersabda tentang Zaid,
"Orang yang aku cintai adalah orang yang telah Allah dan aku beri nikmat. (HR. Ahmad)
Allah telah memberikan nikmat kepada Zaid dengan keislamannya dan Nabi telah memberinya
nikmat dengan kebebasannya.
Ketika Rasulullah hijrah ke Madinah, beliau mempersaudarakan Zaid dengan Hamzah bin Abdul
Muththalib. Dalam banyak peperangan, Zaid selalu bersama Rasulullah, dan tidak jarang pula dia
ditunjuk untuk menjadi komandan pasukan. Tentang Zaid, Aisyah pernah berkata, "Rasulullah tidak
mengirimkan Zaid ke medan perang kecuali selalu menjadikannya sebagai komandan pasukan,
Seandainya dia tetap hidup, beliau pasti menjadikannya sebagai pengganti beliau."
Masih banyak riwayat yang menerangkan kedudukan Zaid di sisi Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam..
Sesampainya di Madinah beliau meminang Zainab binti Jahsy untuk Zaid bin Haritsah. Semula
Zainab membenci Zaid dan menentang menikah dengannya, begitu juga dengan saudara laki-
lakinya. Menurut mereka, bagaimana mungkin seorang gadis cantik dan terhormat menikah dengan
seorang budak? Rasulullah menasihati mereka berdua dan menerangkan kedudukan Zaid di hati
beliau, sehingga turunlah ayat kepada mereka:
"Dan tidaklah patut bagi laki -laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin,
apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang
lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah
dia telah sesat, sesat yang nyata." (Q.S. Al-Ahzab: 36)
Akhirnya Zainab menikah dengan Zaid sebagai pelaksanaan atas perintah Allah, meskipun
sebenarnya Zainab tidak menyukai Zaid. Melalui pernikahan itu Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam.
ingin menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan di antara manusia kecuali dalam ketakwaan dan amal
perbuatan mereka yang baik. Pernikahan itu pun bertujuan untuk menghilangkan tradisi jahiliah yang
senang membanggakan diri dan keturunan. Akan tetapi, Zainab tetap tidak dapat menerima
pernikahan tersebut karena ada perbedaan yang jauh di antara mereka berdua. Di depan Zaid,
Zainab selalu membangga-banggakan dirinya sehingga menyakiti hati Zaid. Zaid menghadap
Rasulullah untuk mengadukan perlakukan Zainab terhadap dirinya. Rasulullah Shallallahu Alaihi
Wassalam menyuruhnya untuk bersabar, dan Zaid pun mengikuti nasihat beliau. Akan tetapi, dia
kembali menghadap Rasulullah dan menyatakan bahwa dirinya tidak mampu lagi hidup bersama
Zainab.
Mendengar itu, beliau bersabda, "Pertahankan terus istrimu itu dan bertakwalah kepada Allah."
Kemudian beliau mengingatkan bahwa pernikahan itu merupakan perintah Allah. Beberapa saat
kemudian turunlah ayat, "Pertahankan terus istrimu dan bertakwalah kepada Allah." Zaid berusaha
menenangkan din dan bersabar, namun tingkah laku Zainab sudah tidak dapat dikendalikan, akhirnya
terjadilah talak. Selanjutnya, Zainab dinikahi Rasulullah.
Prinsip dasar yang melatarbelakangi pernikahan Rasulullah dengan Zainab binti Jahsy adalah untuk
menghapuskan tradisi pengangkatan anak yang berlaku pada zaman jahiliah. Artinya, Rasulullah
ingin menjelaskan bahwa anak angkat tidak sama dengan anak kandung, seperti halnya Zaid bin
Haritsah yang sebelum turun ayat Al-Qur'an telah diangkat sebagai anak oleh beliau. Allah
Subhanahu Wa Ta'ala berfirman,
"Panggillah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak -bapak mereka,' itulah
yang lebih adil pada sisi Allah, dan jika kamu tidak mengetahui bapak -bapak mereka, maka
(panggillah mereka sebagai) saudara-saudara seagama dan maula-maulamu." (QS. Al-Ahzab:5)
Karena itu, seseorang tidak berhak mengakui hubungan darah dan meminta hak waris dan orang tua
angkat (bukan kandung). Karena itulah Rasulullah menikahi Zainab setelah bercerai dengan Zaid
yang sudah dianggap oleh orang banyak sebagai anak Muhammad. Allah telah menurunkan wahyu
agar Zaid menceraikan istrinya kemudian dinikahi oleh Rasulullah. Pada mulanya Rasulullab tidak
memperhatikan perintah tersebut, bahkan meminta Zaid mempertahankan istrinya.
Allah memberikan peringatan sekali lagi dalam ayat:
"Dan (ingatlah), ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan nikmat kepadanya
dan kamu (juga) telah memberi nikmat kepadanya, 'Tahanlah terus istrimu dan bertakwalah kepada
Allah, 'sedang kamu menyembunyikan dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya, dan kamu
takut kepada manusia, sedang Allah- lah yang lebih berhak untuk kamu takuti. Maka tatkala Zaid
telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikannya), Kami kawinkan kamu dengan dia
supaya tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk (mengawini) istri-istri anak- anak angkat
mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluan daripada istrinya. Dan adalah
ketetapan Allah itu pasti terjadi." (QS. Al-Ahzab:37)
Ayat di atas merupakan perintah Allah agar Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam. menikahi Zainab
dengan tujuan meluruskan pemahaman keliru tentang kedudukan anak angkat.
Menjadi Ummul-Mukminin
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. mengutus seseorang untuk mengabari Zainab tentang
perintah Allah tersebut. Betapa gembiranya hati Zainab mendengar berita tersebut, dan pesta
pernikahan pun segera dilaksanakan serta dihadiri warga Madinah.
Zainab mulai memasuki rumah tangga Rasulullah dengan dasar wahyu Allah. Dialah satu-satunya
istri Nabi yang berasal dan kerabat dekatnya. Rasulullah tidak perlu meminta izin jika memasuki
rumah Zainab sedangkan kepada istri-istri lainnya beliau selalu meminta izin. Kebiasaan seperti itu
ternyata menimbulkan kecemburuan di hati istri Rasul lainnya. Orang-orang munafik yang tidak
senang dengan perkembangan Islam membesar-besarkan fitnah bahwa Rasulullah telah menikahi
istri anaknya sendiri. Karena itu, turunlah ayat yang berbunyi, "Muhammad itu sekali-kali bukanlah
bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi.. "
(Qs. Al-Ahzab: 40)
Zainab berkata kepada Nabi, "Aku adalah istrimu yang terbesar haknya atasmu, aku utusan yang
terbaik di antara mereka, dan aku pula kerabat paling dekat di antara mereka. Allah menikahkanku
denganmu atas perintah dari langit, dan Jibril yang membawa perintah tersebut. Aku adalah anak
bibimu. Engkau tidak memiliki hubungan kerabat dengan mereka seperti halnya denganku." Zainab
sangat mencintai Rasulullah dan merasakan hidupnya sangat bahagia. Akan tetapi, dia sangat
pencemburu terhadap istri Rasul lainnya, sehingga Rasulullah pernah tidak tidur bersamanya selama
dua atau tiga bulan sebagai hukuman atas perkataannya yang menyakitkan hati Shafiyyah binti
Huyay bin Akhtab wanita Yahudiyah itu.
Zainab bertangan terampil, menyamak kulit dan menjualnya, juga mengerjakan kerajinan sulaman,
dan hasilnya diinfakkan di jalan Allah.
Wafatnya
Zainab binti Jahsy adalah istri Rasulullah yang pertama kali wafat menyusul beliau, yaitu pada tahun
kedua puluh hijrah, pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab, dalarn usianya yang ke-53, dan
dimakamkan di Baqi. Dalarn sebuah riwayat dikatakan bahwa Zainab berkata menjelang ajalnya,
"Aku telah rnenyiapkan kain kafanku, tetapi Umar akan mengirim untukku kain kafan, maka
bersedekahlah dengan salah satunya. Jika kalian dapat bersedekah dengan sernua hak-hakku,
kerjakanlah dari sisi yang lain." Sernasa hidupnya, Zainab banyak mengeluarkan sedekah di jalan
Allah.
Tentang Zainab, Aisyah berkata, "Semoga Allah mengasihi Zainab. Dia banyak menyamaiku dalarn
kedudukannya di hati Rasulullah. Aku belum pernah melihat wanita yang lebih baik agamanya
daripada Zainab. Dia sangat bertakwa kepada Allah, perkataannya paling jujur, paling suka
menyambung tali silaturahmi, paling banyak bersedekah, banyak mengorbankan diri dalam bekerja
untuk dapat bersedekah, dan selalu mendekatkan diri kepada Allah. Selain Saudah, dia yang memiliki
tabiat yang keras."
Semoga Allah memberikan kemuliaan kepadanya (Sayyidah Zainab Binti Jahsy) di akhirat dan
ditempatkan bersama hamba-hamba yang saleh. Amin.
Sumber: Buku Dzaujatur-Rasulullah , Karya Amru Yusuf, Penerbit Darus-Sa'abu, Riyadh
Anas bin Malik Radhiyallahu 'anhu (wafat 93 H)
Anas bin Malik urutan ke tiga dari sahabat yang banyak meriwayatkan hadist, Ia meriwayatkan
sebanyak 2.286 hadits.
Anas adalah (Khadam) pelayan Rasulullah yang terpercaya, ketika ia berusia 10 tahun, ibunya Ummu
sulaiman membawanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam untuk berkhidmat. Ayahnya
bernama Malik bin an-Nadlr. Rasulullah sering bergurau dengan Anas bin Malik, dan Rasulullah
sendiri tidaklah bersikap seperti seorang majikan kepada hambanya.
Anas sendiri pernah berkata:" Rasulullah Shallallahu alaihi wasssalam tidak pernah menegur apa
yang aku perbuat, beliau juga tidak pernah menanyakan tentang sesuatu yang aku tidak kerjakan,
akan tetapi beliau selalu mengucapkan Masya'allahu kan wa ma lam yasya".
Anas bin Malik tidak berperang dalam perang Badar yang akbar, karena usianya masih sangat muda.
Tetapi ia banyak mengikuti peperangan lainnya sesudah itu. Pada waktu Abu Bakar meminta
pendapat Umar mengenai pengangkatan Anas bin Malik menjadi pegawai di Bahrain, Umar
memujinya :" Dia adalah anak muda yang cerdas dan bisa baca tulis, dan juga lama bergaul dengan
Rasulullah".
Sedangkan Komentar Abu Hurairah tentangnya : " Aku belum pernah melihat orang lain yang
shalatnya menyerupai Rasulullah kecuali Ibnu Sulaiman (Anas bin Malik)".
Ibn Sirin berkata:" Dia (Anas) paling bagus Shalatnya baik di rumah maupun ketika sedang dalam
perjalanan".
Pada hari hari terakhir masa kehidupannya, Anas pindah ke Basrah, Sebagian lain mengatakan
kepindahannya karena terkena fitnah Ibn al-Asy'ats yang mendorong Hajjaj mengancamnya. Maka
tidak ada jalan lain bagi anas bin Malik untuk pindah ke Basrah yang menjadikan satu satunya
sahabat Nabi disana.
Itulah sebabnya para Ulama mengatakan bahawa Anas bin Malik adalah sahabat terakhir yang
meninggal di Basrah., pada wafatnya Muwarriq berkata: " Telah hilang separuh ilmu. Jika ada orang
suka memperturutkan kesenangannya bila berselisih dengan kami, kami berkata kepadanya, marilah
menghadap kepada orang yang pernah mendenganr dari Rasululah Shallallahu alaihi wassalam".
Sanad paling sahih yang bersumber awalnya dari : Malik, dari az-Zuhri, dan dia (Anas bin Malik).
Sedangkan yang paling Dlaif dari Dawud bin al-Muhabbir, dari ayahnya Muhabbir dari Abban bin Abi
Iyasy dari dia.
Ia wafat pada tahun 93 H dalam usia melampaui seratus tahun.
Disalin dari Biografi Anas dalam Thabaqaat Ibn sa'ad 7/10 dan Tahdzib 3/319
Zaid bin Tsabit Radhiyallahu 'anhu (wafat 45 H)
Nama lengkapnya adalah Zaid bin Tsabit bin Adh-Dhahak bin Zaid Ludzan bin Amru, dia masuk islam
ketika umur 11 tahun ketika perang Badar terjadi.
Perjalanan hidupnya.
Nabi menyerahkan bendera Bani Malik bin an-Najjar kepada 'Imarah sebagai komandan perang
Tabuk, lalu Nabi mengambilnya dan diserahkan kepada Zaid bin Tsabit. Ketika beliau memintanya,
maka Imarah bertanya," Ya Rasulullah, apakah engkau akan menyerahkan sesuatu yang engkau
berikan kepadaku?. Beliau menjawab," Tidak, tetapi al-Quran harus didahulukan, dan Zaid bin Tsabit
lebih banyak menguasai bacaan Al-Quran daripadamu".
Zaid juga sebagai penulis wahyu bagi Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam.
Saat Umar menjadi Khalifah dia diangkat sebagai amir (gubernur) Madinah sebanyak 3 kali di ibukota
atau di wilayah pusat kekuasaan, dan dia juga ditugaskan untuk mengumpulkan al-Quran atas
perintah Abu Bakar dan Umar sebagai mana dijelaskan dalam riwayat yang diriwayatkan oleh Bukhari
: "Zaid bin Tsabit berkata" Aku disuruh menghadap Abu Bakar berkenaan dengan pembunuhan yang
dilakukan penduduk Yamamah, dan ketika itu dihadapan nya ada Umar bin al-Khaththab. Lalu Abu
Bakar berkata, "Jika perang terus berkecamuk banyak memakan korban jiwa kaum muslimin, banyak
para penghapal al-Quran di negeri ini terbunuh, dimana akhirnya banyak bagian al-Quran yang hilang
maka agar al-Quran dibukukan, aku berpandangan sama dengan Umar, engkau laki laki yang cerdas
dan masih muda, maka cari dan kumpulkanlah (Mushaf) al-Quran".
Zaid bin Tsabit adalah seorang ulama yang kedudukannya sama dengan para ulama dari kalangan
sahabat lainnya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam bersabda," Umatku yang paling menguasai
ilmu Faraidh adalah Zaid bin Tsabit".
Riwayat lain yang senada terdapat dalam riwayat Imam an-Nasa'I dan Ibnu Majah, dimana nabi
bersabda," Umatku yang paling penyayang adalah Abu Bakar, yang paling kuat kesaksiannya
dihadapan Allah adalah Umar, yang paling diakui perasaan malunya adalah Utsman dan yang paling
menguasai faraidh adalah Zaid bin Tsabit".
Ketika Zaid bin Tsabit wafat maka Abu Hurairah berkata," Telah wafat orang terbaik dari umat ini
semoga Allah menjadikan Ibnu abbas sebagai penggantinya".
Wafatnya
Ia wafat di Madinah pada tahun 45 H dalam usia 56 tahun (dalam riwayat lain ia wafat tahun 51 H
atau 52 H)
Disalin Zaid bin Tsabit dalam dari biografi Shafw ah ash shafw ah ibnu Jauzi, Al-Istia'aab Ibn Al-Barr
Abu Harairah Radhiyallahu ‘anhu (wafat 57 H)
Abu Hurairah adalah sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadist Nabi Shallallahu alaihi
wassalam , ia meriwayatkan hadist sebanyak 5.374 hadist.
Abu Hurairah memeluk Islam pada tahun 7 H, tahun terjadinya perang Khibar, Rasulullah sendirilah
yang memberi julukan "Abu Hurairah", ketika beliau sedang melihatnya membawa seekor kucing
kecil. Julukan dari Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam itu semata karena kecintaan beliau
kepadanya.
Allah Subhanahu wa ta'ala mengabulkan doa Rasulullah agar Abu Hurairah dianugrahi hapalan yang
kuat. Ia memang paling banyak hapalannya diantara para sahabat lainnya.
Pada masa Umar bin Khaththab menjadi Khalifah, Abu Hurairah menjadi pegawai di Bahrain, karena
banyak meriwayatkan hadist Umar bin Khaththab pernah menantangnya dan ketika Abu Hurairah
meriwayatkan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wassalam :" Barangsiapa berdusta
mengatasnamakanku dengan sengaja, hendaklah ia menyediakan pantatnya untuk dijilat api neraka".
Kalau begitu kata Umar, engkau boleh pergi dan menceritakan hadist.
Syu'bah bin al-Hajjaj memperhatikan bahwa Abu Hurairah meriwayatkan dari Ka'ab al-Akhbar dan
meriwayatkan pula dari Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam, tetapi ia tidak membedakan antara
dua riwayatnya tersebut. Syu'bah pun menuduhnya melakukan tadlis, tetapi Bisyr bin Sa'id menolak
ucapan Syu'bah tentang Abu Hurairah. Dan dengan tegas berkata: Bertakwalah kepada allah dan
berhati hati terhadap hadist. Demi Allah, aku telah melihat kita sering duduk di majelis Abu Hurairah.
Ia menceritakan hadist Rasulullah dan menceritakan pula kepada kita riwayat dari Ka'ab al-Akhbar.
Kemudian dia berdiri, lalu aku mendengar dari sebagian orang yang ada bersama kita
mempertukarkan hadist Rasulullah dengan riwayat dari Ka'ab. Dan yang dari Ka'ab menjadi dari
Rasulullah.". Jadi tadlis itu tidak bersumber dari Abu Hurairah sendiri, melainkan dari orang yang
meriwayatkan darinya.
Cukupkanlah kiranya kita mendengar kan dari Imam Syafi'I :" Abu Hurairah adalah orang yang paling
hapal diantara periwayat hadist dimasanya".
Marwan bin al-Hakam pernah mengundang Abu Hurairah untuk menulis riwayat darinya, lalu ia
bertanya tentang apa yang ditulisnya, lalu Abu Hurairah menjawab :" Tidak lebih dan tidak kurang dan
susunannya urut".
Abu Hurairah meriwayatkan hadist dari /abu Bakar, Umar, Utsman, Ubai bin Ka'ab, Utsman bin Za'id,
Aisyah dan sahabat lainnya.
Sedangkan jumlah orang yang meriwayatkan darinya melebihi 800 orang, terdiri dari para sahabat
dan tabi'in. diantara lain dari sahabat yang diriwayatkan adalah Abdullah bin Abbas, Abdullah bin
Umar, Jabir bin Abdullah, dan Anas bin Malik, sedangkan dari kalangan tabi'in antara lain Sa'id bin al-
Musayyab, Ibnu Sirin, Ikrimah, Atha', Mujahid dan Asy-Sya'bi.
Sanad paling shahih yang berpangkal daripadanya adalah Ibnu Shihab az-Zuhr, dari Sa'id bin al-
Musayyab, darinya (Abu Hurairah).
Adapun yang paling Dlaif adalah as-Sari bin Sulaiman, dari Dawud bin Yazid al-Audi dari bapaknya
(Yazid al-Audi) dari Abu Hurairah.
Ia wafat pada tahun 57 H di Aqiq.
Disalin dari Biografi Abu Hurairah dalam Al-Ishabah Ibn Hajar Asqalani No. 1179, Tahdzib al 'asma: An-Naw aw i2/270
Jabir bin Abdullah Radhiyallahu 'anhu (wafat 74 H)
Jabir bin Abdullah meriwayatkan 1.540 hadist, Ayahnya bernama Abdullah bin Amr bin Hamran Al-
Anshari as-Salami.
Ia bersama ayahnya dan seorang pamannya mengikuti Bai'at al-'Aqabah kedua di antara 70 sahabat
anshar yang berikrar akan membantu menguatkan dan menyiarkan agama Islam, Jabir juga
mendapat kesempatan ikut dalam peperangan yang dilakukan oleh Nabi, kecuali perang Badar dan
Perang Uhud, karena dilarang oleh ayahku. Setelah Ayahku terbunuh, aku selalu ikut berperang
bersama Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam.
Jabir bin Abdullah pernah melawat ke Mesir dan Syam dan banyak orang menimba ilmu darinya
dimanapun mereka bertemu dengannya. Di Masjid Nabi Madinah ia mempunyai kelompok belajar ,
disini orang orang berkumpul untuk mengambil manfaat dari ilmu dan ketakwaan.
Ia wafat di Madinah pada tahun 74 H. Abbas bin Utsman penguasa madinah pada waktu itu ikut
mensholatkannya.
Sanad terkenal dan paling Shahih darinya adalah yang diriwayatkan oleh penduduk Makkah melalui
jalur Sufyan bin Uyainah, dari Amr bin Dinar, dari Jabir bin Abdullah.
(biografi jabir dalam Al-Ishabah 1/213 dan Tahdzib al-Asma 1/142)
Abu Sa'id Al-Khudri Radhiyallahu 'anhu (wafat 74 H)
Abu Sa'id Al-Khudri adalah orang ke tujuh yang banyak meriwayatkan hadist dari Rasulullah
Shallallahu alaihi wassalam. Telah meriwayatkan 1.170 hadits.
Orang orang pernah memintanya agar mengizinkan mereka menulis hadits hadits yang mereka
dengar darinya. Ia menjawab " Jangan sekali kali kalian menulisnya dan jangan kalian menjadikan
sebagai bacaan, tetapi hapalkan sebagaimana aku menghapalnya".
Abi Sa'id lebih dikenal dengan nama aslinya adalah Sa'ad bin Malik bin Sinan. Ayahnya Malik bin
Sinan syahid dalam peperangan Uhud, Ia seorang Khudri nasabnya bersambung dengan Khudrah
bin Auf al-Harits bin al-Khazraj yang terkenal dengan julukan "Abjar".
Ketika perang Uhud pecah, ayahnya (malik) membawanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi
wassalam dan meminta agar anaknya diikutkan dalam peperangan. Pada waktu itu Jabir masih
berusia 13 tahun, namun ayahnya menyanjung kekuatan tubuh anaknya:" Dia bertulang besar ya
Rasulullah" tetapi, Rasulullah tetap menganggapnya masih kecil dan menyuruh membawanya
pulang.
Abu Sa'id al-Khudri adalah salah seorang diantara para sahabat yang melakukan bai'at kepada
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam mereka berikrar tidak akan tergoyahkan oleh cercaan orang
dalam memperjuangkan agama Allah Subhanahu wa ta'ala, mereka tergabung dalam kelompok Abu
Dzarr al-Ghifari, Sahl bin Sa'ad, Ubaidah bin ash Shamit dan Muhammad bin Muslimah.
Abu Sa'id al-Khudri bersama Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam dalam perang Bani Musthaliq,
perang Khandaq dan perang perang sesudahnya, secara keseluruhan ia mengikuti 12 kali
peperangan.
Riwayatnya dari para sahabat lain banyak sekali namun sumber yang paling terkenal adalah
bapaknya sendiri Malik bin Sinan, saudaranya seibu Qatadah bin an-Nu'man, Abu Bakan, Umar,
Utsman, Ali, Abu Musa al-Asy'ari, Zaid bin Tsabit dan Abdullah bin Salam.
Sedangkan orang orang yang meriwayatkan hadits darinya adalah anaknya sendiri Aburahman,
istrinya Zainab bin Ka'ab bin Ajrad, Abdullah bin Umar, Abdullah bin Abbas, Abu Thufail, Nafi' dan
Ikramah.
Abu sa'id membawa putranya Abdurahman ke tanah pemakaman Baqi, dan berpesan agar ia nanti
dimakamkan di bagian jauh dari tempat itu. Katanya: " Wahai anakku, apabila aku meninggal dunia
kelak, kuburkanlah aku disana, Jangan engkau buat tenda untuk, jangan engkau mengiringi
Jenazahku dengan membawa api, Jangan engkau tangisi aku dengan meratap-ratap, dan jangan
memberitahukan seorangpun tentang diriku".
Kemudian ia beliau wafat pada tahun 74 H
Disalin dari Biografi Abu Sa'id dalam Tahdzib at Tahdzib 3/49
Mu'adz bin Jabal Radhiyallahu 'anhu (wafat 18 H)
Muadz bin Jabal bin Amr bin Aus al-Khazraji, dengan nama julukan "Abu Abdurahman", dilahirkan di
Madinah.
Ia memeluk Islam pada usia 18 tahun, Ia mempunyai keistimewaan sebagai seorang yang sangat
pintar dan berdedikasi tinggi. Dari segi fisik, ia gagah dan perkasa. Allah juga mengaruniakan
kepadanya kepandaian berbahasa serta tutur kata yang indah, Muadz termasuk di dalam rombongan
yang berjumlah sekitar 72 orang Madinah yang datang berbai'at kepada Rasulullah. Setelah itu
Muadz kembali ke Madinah sebagai seorang pendakwah Islam di dalam masyarakat Madinah. Ia
berhasil mengislamkan beberapa orang sahabat yang terkemuka seperti misalnya Amru bin Al-
Jamuh.
Pada waktu Nabi Muhammad berhijrah ke Madinah, Muaz senantiasa berada bersama dengan
Rasulullah sehingga ia dapat memahami Al-Qur'an dan syariat-syariat Islam dengan baik. Hal
tersebut membuatnya di kemudian hari muncul sebagai seorang yang paling ahli tentang Al-Qur'an
dari kalangan para sahabat.
Ia adalah orang yang paling baik membaca Al-Qur'an serta paling memahami syariat-syariat Allah.
Oleh sebab itulah Rasulullah memujinya dengan bersabda, "Yang kumaksud umatku yang paling alim
tentang halal dan haram ialah Muaz bin Jabal." (Hadist Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Ia meriwayatkan hadist dari Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Umar dan meriwayatkan darinya ialah
Anas bin Malik, Masruq, Abu Thufail Amir bin Wasilah. Selain itu, Muadz merupakan salah satu dari
enam orang yang mengumpulkan Al-Qur'an pada zaman Rasulullah.
Setelah kota Makkah didatangi oleh Rasulullah, penduduk Makkah memerlukan tenaga-tenaga
pengajar yang tetap tinggal bersama mereka untuk mengajarkan syariat agama Islam. Rasulullah
lantas menyanggupi permintaan tersebut dan meminta supaya Muaz tinggal bersama dengan
penduduk Makkah untuk mengajar Al-Qur'an dan memberikan pemahaman kepada mereka
mengenai agama Allah. Sifat terpuji beliau juga jelas terlihat manakala rombongan raja-raja Yaman
datang menjumpai Rasulullah guna meng-isytihar-kan keislaman mereka dan meminta kepada
Rasulullah supaya mengantarkan tenaga pengajar kepada mereka. Begitupun maka Rasulullah
memilih Muaz untuk memegang tugas itu bersama-sama dengan beberapa orang para sahabat.
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam mempersaudarakanya dengan Abdullah bin Mas'ud. Nabi
mengirimnya ke negeri Yaman untuk mengajar, memberikan pengetahuan agama dan mendidik
sampai hapal al-Quran kepada penduduk Yaman. Rasulullah mengantarnya dengan berjalan kaki
sedangkan Mu'adz berkendaraan, dan Nabi bersabda kepadanya: " Sungguh, aku mencintaimu".
Lantas beliau mewasiatkan kepada Muadz dengan bersabda : "Wahai Muadz! Kemungkinan kamu
tidak akan dapat bertemu lagi dengan aku selepas tahun ini", Kemudian Muadz menangis karena
terlalu sedih untuk berpisah dengan Rasulullah Shallalahu alaihi wassalam. Selepas peristiwa
tersebut ternyata Rasulullah wafat dan Muadz tidak lagi dapat melihatnya. Muadz sangat terpukul
atas berpulangnya Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. Ia bahkan menangis tersedu-sedu selama
beberapa saat. Namun ia segera menyadari tanggung jawab dakwah di pundaknya. Ia senantiasa
menjaga ghirah (semangat) keislamannya agar tidak surut. Setelah Umar bin Khattab dilantik menjadi
khalifah, ia mengutus Muaz untuk mendamaikan pertikaian yang terjadi di kalangan Bani Kilab. Ia pun
sukses menjalankan misi itu.
Pada zaman pemerintahan Khalifah Umar pula, gubernur Syam (sekarang Mesir) mengirimkan Yazid
bin Abi Sofian untuk meminta guru bagi penduduknya. Lalu Umar memanggil Muaz bin Jabal,
Ubaidah bin As-Somit, Abu Ayub Al-Ansary, Ubai bin Kaab dan Abu Darda' dalam satu majelis.
Khalifah Umar berkata kepada mereka : "Sesungguhnya saudara kamu di negeri Syam telah meminta
bantuan daripada aku supaya mengantar siapa saja yang dapat mengajarkan Al-Qur'an kepada
mereka dan memberikan pemahaman kepada mereka tentang agama Islam. Oleh karena itu
bantulah aku untuk mendapat tiga orang dari kalangan kamu semoga Allah merahmati kamu.
Sekiranya kamu ingin membuat pengundian, kamu boleh membuat undian, jika tidak aku akan
melantik tiga orang dari kalangan kamu." Lalu mereka menjawab : "Kami tidak akan membuat
pengundian dengan memandang bahwa Abu Ayub telah terlalu tua, sedang Ubai pun senantiasa
mengalami kesakitan, dan yang tinggal hanya kami bertiga saja." Kemudian Umar berkata kepada
mereka : "Kalian mulailah bertugas di Hims, sekiranya kamu suka dengan keadaan penduduknya,
bolehlah salah seorang diantara kamu tinggal di sana. Kemudian salah seorang daripada kamu
hendaknya pergi ke Damsyik, dan seorang lagi pergi ke Palestina." Lalu mereka bertiga keluar ke
Hims dan mereka meninggalkan Ubaidah bin As-Somit di sana, Abu Darda' pergi ke Damsyik. Muaz
bin Jabal terus berlalu pergi ke negara Urdun. Muaz bin Jabal berada di Urdun pada saat negeri
tersebut tengah terserang wabah penyakit menular.
Mu'adz bin Jabal wafat tahun 18 H ketika terjadi wabah hebat di Urdun tersebut, waktu itu usianya 33
tahun .
Disalin dari Biografi Mu'adz dalam Al-Ishabah no.8039karya Ibn Hajar Asqalani dan Thabaqat IbnSa'ad 3/Q2,120
Abu Dzarr Al-Ghifari Radhiyallahu 'anhu (wafat 32 H)
Abu Dzaar al-Ghifari Nama aslinya adalah Jundab bin Junadah dinisbatkan kepada kakeknya
Junadah yang berasal dari Ghifar, ia seorang Kinani.
Abu Dzarr orang yang ahli ibadah sebelum diutusnya Nabi Shallallahu alaihi wassalam. Ia adalah
sahabat kelima yang lebih dulu masuk Islam, Ia baru bisa Hijrah setelah perang Khandaq.
Abu Dzarr seorang yang zuhud tidak pernah menyimpan makanan untuk hari esok. Namun dimasa
pemerintahan Utsman, ia mengajak orang orang untuk mendirikan semacam baitul mal, hal ini
didorong rasa kemanusiaan namun Utsman bin Affan tidak tertarik akan gagasan itu dan selanjutnya
ia mengasingkan ke Rabadzah dan menetap disitu sampai wafatnya. Pada saat wafatnya yang
kebetulan Ibnu Mas'ud lewat ke Rabadzah dan menshalatkannya jenazahnya.
Abu Dzaar meriwayatkan hadits dari Umar, Ibnu abbas, Ibnu Umar dan lainnya. Yang diriwayatkan
darinya antara lain Al-Hanaf bin Qais, Abdurahman bin Ghanam dan Atha'.
Sanad paling shahih yng berpangkal daripadanya ialah yang diriwayatkan dari penduduk syam dari
jalur Sa'id bin Abdil Aziz, dar Rabi'ah bin Yazid, dari Abu Idris al-Khaulani, dari Abu Dzarr.
Abu Dzarr meriwayatkan hadits sebanyak 281 hadits
Ia wafat pada tahun 32 H.
Disalin dari Biografi Abu Dzarr dalam al-Ishabah Ibn Hajar Asqalani VII/60, Thabaqaat Ibn Sa'ad IV/161
Sa'ad bin Abi Waqqash Radhiyallahu 'anhu (wafat 55 H)
Nama lengkapnya adalah Sa'ad bin Abi Waqqash bin Uhaib Az-Zuhri dengan julukan "Abu Ishaq", Ia
adalah salah seorang diantara sepuluh orang sahabat yang mendapat kabar gembira bakal masuk
surga, dan orang yang pertama dalam melontarkan panah dalam perang Sabillillah, ia orang yang ke
empat lebih dulu masuk Islam melalui tangan Abu Bakar ketika umurnya 17 tahun.
Sa'ad bin Abi Waqqash mengikuti banyak peperangan bersama Rasulullah Shallallahu alaihi
wassalam, dalam peperangan itu ia bergabung dalam pasukan berkuda. Ia berasal dari bani Zuhrah
seasal dengan ibu Nabi (Aminah).
Khilafah Umar bin Khaththab mengangkatnya menjadi komandan pasukan yang dikirimkan untuk
memerangi orang Persia dan berhasil mengalahkannya pada tahun 15 H di Qadisiyah. Setahun
setelahnya 16 H di Julailak ia menaklukan Madain dan Bani al-Kuffa pada tahun 17 H.
Sa'ad bin Abi Waqqash adalah penguasa Irak dimasa pemerintahan Umar bin Khaththab yang
berlanjut pada masa pemerintahan Utsman bi Affan. Ia adalah seorang diantara enam sahabat orang
yang dicalonkan menjadi Khalifah, sejak bencana besar atas terbunuhnya Utsman.
Sa'ad bin Abi Waqqash meriwayatkan hadits dari Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Umar dan
Khaulah binti Hakim. Yang meriwayatkan hadits darinya adalah Mujahid, Alqamah bin Qais as sa'ib
bin Yazid, Sanad paling shahih berpangkal darinya adalah yang diriwayatkan oleh Ali bin Husain bin
Ali, dari Sa'id bin al-Musayyab, darinya (Sa'ad bin Abi Waqqash).
Ia wafat pada tahu 55 H di Aqiq.
Disalin dari Biografi Sa'ad dalam Thadzib at Thadzib karya Ibn Hajar Asqalani 3/483 dan Shifaf at
Shafwah karya Ibn Jauzi 1/138
Abu Darda' Radhiyallahu 'anhu (wafat 32 H)
Nama lengkapnya adalah Uwaimir bin Zaid bin Qais, seorang sahabat perawi hadist dari Anshar, dari
kabilah Khajraj, ia hapal al-Quran dari Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam.
Dalam perang Uhud Rasulullah bersabda mengenai dirinya " Prajurit berkuda paling baik adalah
Uwaimir" Beliau ini dipersaudarakan oleh Rasulullah dengan Salman Al Farisi. Dia mengikuti semua
peperangan yang terjadi setelah perang Uhud.
Pada masa pemerintahan Khalifah Utsman, Abu Darda' diangkat menjadi Hakim di daerah Syam, Ia
adalah mufti (pemberi fatwa) penduduk Syam dan ahli Fiqh penduduk Palestina.
Ia meriwayatkan hadits dari Sayyidah Aisyah dan Zaid bin Tsabit, sedangkan yang meriwayatkan
darinya ialah anaknya sendiri Bilal dan istrinya Ummu Darda'.
Hadits yang dia riwayatkan mencapai 179 hadits.
Tentang dia Masruq berkata:" Aku mendapatkan ilmu Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam pada
enam orang diantaranya dari Abu Darda".
Ia wafat pada tahun 32 H di dasmaskus.
( disalin dari Biografi Abu Darda' dalam Al-Ishabah no.6119 karya Ibn Hajar Asqalani)

More Related Content

What's hot

Perjanjian hudaibiyah
Perjanjian hudaibiyahPerjanjian hudaibiyah
Perjanjian hudaibiyahhudhud321
 
Kelompok 5 Agama Islam-Haji wada' dan wafatnya Rasulullah SAW
Kelompok 5 Agama Islam-Haji wada' dan wafatnya Rasulullah SAWKelompok 5 Agama Islam-Haji wada' dan wafatnya Rasulullah SAW
Kelompok 5 Agama Islam-Haji wada' dan wafatnya Rasulullah SAWSafira Safitri
 
Khulafaur rasyidin
Khulafaur rasyidinKhulafaur rasyidin
Khulafaur rasyidinmbahkelip
 
Peristiwa Fathu Makkah
Peristiwa Fathu MakkahPeristiwa Fathu Makkah
Peristiwa Fathu MakkahEeLly Lunjani
 
132022971 isti-azah-dan-basmalah-dan-takbir
132022971 isti-azah-dan-basmalah-dan-takbir132022971 isti-azah-dan-basmalah-dan-takbir
132022971 isti-azah-dan-basmalah-dan-takbirMohd Ghazaly
 
Usrah remaja
Usrah remaja Usrah remaja
Usrah remaja HJWANZ
 
Mengenal Kitab Al Umm - Imam Syafie
Mengenal Kitab Al Umm - Imam SyafieMengenal Kitab Al Umm - Imam Syafie
Mengenal Kitab Al Umm - Imam SyafieGua Syed Al Yahya
 
Perang fathu makkah
Perang fathu makkahPerang fathu makkah
Perang fathu makkahScifi
 
Pra hijrah (nuraisyah, najlaa)
Pra hijrah (nuraisyah, najlaa)Pra hijrah (nuraisyah, najlaa)
Pra hijrah (nuraisyah, najlaa)hudhud321
 
Surah Al-Humazah
Surah Al-HumazahSurah Al-Humazah
Surah Al-HumazahCikgu Farah
 
Power poin khulafaur rasyidin
Power poin khulafaur rasyidinPower poin khulafaur rasyidin
Power poin khulafaur rasyidinKhusnul huda
 
Al Quran dan Sejarah Pemeliharaannya
Al Quran dan Sejarah PemeliharaannyaAl Quran dan Sejarah Pemeliharaannya
Al Quran dan Sejarah Pemeliharaannyam10ehebat
 
Surat2 rasulullah untuk raja2
Surat2  rasulullah untuk raja2Surat2  rasulullah untuk raja2
Surat2 rasulullah untuk raja2Helmon Chan
 
tanda tanda waqof.pptx ahmad ali nurdin
tanda tanda waqof.pptx ahmad ali nurdintanda tanda waqof.pptx ahmad ali nurdin
tanda tanda waqof.pptx ahmad ali nurdinTohir Haliwaza
 

What's hot (20)

Perjanjian hudaibiyah
Perjanjian hudaibiyahPerjanjian hudaibiyah
Perjanjian hudaibiyah
 
Fathu Makkah
Fathu MakkahFathu Makkah
Fathu Makkah
 
Battles of islam
Battles of islamBattles of islam
Battles of islam
 
SKI Utsman Bin Affan
SKI Utsman Bin AffanSKI Utsman Bin Affan
SKI Utsman Bin Affan
 
Kelompok 5 Agama Islam-Haji wada' dan wafatnya Rasulullah SAW
Kelompok 5 Agama Islam-Haji wada' dan wafatnya Rasulullah SAWKelompok 5 Agama Islam-Haji wada' dan wafatnya Rasulullah SAW
Kelompok 5 Agama Islam-Haji wada' dan wafatnya Rasulullah SAW
 
Khulafaur rasyidin
Khulafaur rasyidinKhulafaur rasyidin
Khulafaur rasyidin
 
Peristiwa Fathu Makkah
Peristiwa Fathu MakkahPeristiwa Fathu Makkah
Peristiwa Fathu Makkah
 
132022971 isti-azah-dan-basmalah-dan-takbir
132022971 isti-azah-dan-basmalah-dan-takbir132022971 isti-azah-dan-basmalah-dan-takbir
132022971 isti-azah-dan-basmalah-dan-takbir
 
Usrah remaja
Usrah remaja Usrah remaja
Usrah remaja
 
Mengenal Kitab Al Umm - Imam Syafie
Mengenal Kitab Al Umm - Imam SyafieMengenal Kitab Al Umm - Imam Syafie
Mengenal Kitab Al Umm - Imam Syafie
 
Perang uhud
Perang uhudPerang uhud
Perang uhud
 
Perang fathu makkah
Perang fathu makkahPerang fathu makkah
Perang fathu makkah
 
Pra hijrah (nuraisyah, najlaa)
Pra hijrah (nuraisyah, najlaa)Pra hijrah (nuraisyah, najlaa)
Pra hijrah (nuraisyah, najlaa)
 
Surah Al-Humazah
Surah Al-HumazahSurah Al-Humazah
Surah Al-Humazah
 
Power poin khulafaur rasyidin
Power poin khulafaur rasyidinPower poin khulafaur rasyidin
Power poin khulafaur rasyidin
 
Al Quran dan Sejarah Pemeliharaannya
Al Quran dan Sejarah PemeliharaannyaAl Quran dan Sejarah Pemeliharaannya
Al Quran dan Sejarah Pemeliharaannya
 
K hulafa
K hulafaK hulafa
K hulafa
 
Perang Khaibar
Perang KhaibarPerang Khaibar
Perang Khaibar
 
Surat2 rasulullah untuk raja2
Surat2  rasulullah untuk raja2Surat2  rasulullah untuk raja2
Surat2 rasulullah untuk raja2
 
tanda tanda waqof.pptx ahmad ali nurdin
tanda tanda waqof.pptx ahmad ali nurdintanda tanda waqof.pptx ahmad ali nurdin
tanda tanda waqof.pptx ahmad ali nurdin
 

Similar to Biografi sahabat golongan al abadillah

BIOGRAFI Ibnu Zubair ('Abdullah bin Zubair) Radhiyallahu 'anhu (wafat 94 H)
BIOGRAFI Ibnu Zubair ('Abdullah bin Zubair) Radhiyallahu 'anhu (wafat 94 H)BIOGRAFI Ibnu Zubair ('Abdullah bin Zubair) Radhiyallahu 'anhu (wafat 94 H)
BIOGRAFI Ibnu Zubair ('Abdullah bin Zubair) Radhiyallahu 'anhu (wafat 94 H)Muhammad Idris
 
Khalifah Uthman Bin Affan dan Khalifah Ali bin Abi Talib
Khalifah Uthman Bin Affan dan Khalifah Ali bin Abi TalibKhalifah Uthman Bin Affan dan Khalifah Ali bin Abi Talib
Khalifah Uthman Bin Affan dan Khalifah Ali bin Abi Talibamiraaa96
 
Biografi umar bin abd azizi
Biografi umar bin abd aziziBiografi umar bin abd azizi
Biografi umar bin abd aziziMuhammad Idris
 
khulafaur-rasyidin
khulafaur-rasyidinkhulafaur-rasyidin
khulafaur-rasyidincakzuhri
 
Sejarah peradaban islam 4
Sejarah peradaban islam 4Sejarah peradaban islam 4
Sejarah peradaban islam 4FitraMayyoza
 
Kepemimpinan_Abu Bakar Ash Shiddiq_UAS.pdf
Kepemimpinan_Abu Bakar Ash Shiddiq_UAS.pdfKepemimpinan_Abu Bakar Ash Shiddiq_UAS.pdf
Kepemimpinan_Abu Bakar Ash Shiddiq_UAS.pdfYudha Maulidandi Saputra
 
Biografi imam athba` tabi`in
Biografi imam athba` tabi`inBiografi imam athba` tabi`in
Biografi imam athba` tabi`inMuhammad Idris
 
Biografi imam athba` tabi`in
Biografi imam athba` tabi`inBiografi imam athba` tabi`in
Biografi imam athba` tabi`inMuhammad Idris
 
Biografi tokoh islam sahabat ali bin abi thalib
Biografi tokoh islam sahabat ali bin abi thalibBiografi tokoh islam sahabat ali bin abi thalib
Biografi tokoh islam sahabat ali bin abi thalibMuhammad Idris
 
Yuk Ngaji ! - Belajar dari Perjalanan Hidup Khulafaur Rasyidin
Yuk Ngaji ! - Belajar dari Perjalanan Hidup Khulafaur RasyidinYuk Ngaji ! - Belajar dari Perjalanan Hidup Khulafaur Rasyidin
Yuk Ngaji ! - Belajar dari Perjalanan Hidup Khulafaur RasyidinM. FAHRUL ALAM YUNIARSA
 
Biografi syu'bah bin al-Halaj
Biografi syu'bah bin al-HalajBiografi syu'bah bin al-Halaj
Biografi syu'bah bin al-HalajKiwSukrawCenel
 
Khulafaur rasyidin
Khulafaur rasyidinKhulafaur rasyidin
Khulafaur rasyidinmukhlismalik
 
Materi SKI 8 Sem 1.docx
Materi SKI 8 Sem 1.docxMateri SKI 8 Sem 1.docx
Materi SKI 8 Sem 1.docxfarohah82
 
Sejarah kebudayaan islam kelas 7 bab iii
Sejarah kebudayaan islam kelas 7 bab iiiSejarah kebudayaan islam kelas 7 bab iii
Sejarah kebudayaan islam kelas 7 bab iiiriyatno abdillah
 
Biografi muhammad bin ala hanafiyah
Biografi muhammad bin ala hanafiyah Biografi muhammad bin ala hanafiyah
Biografi muhammad bin ala hanafiyah Muhammad Idris
 
Ppt kondifikasi hadist
Ppt kondifikasi hadist Ppt kondifikasi hadist
Ppt kondifikasi hadist qoida malik
 
Spirit of usman
Spirit of usmanSpirit of usman
Spirit of usmanSafri Dani
 
Khulafaur rasyidin dan peran kontribusi terhadap islam setelah wafatnya nabi ...
Khulafaur rasyidin dan peran kontribusi terhadap islam setelah wafatnya nabi ...Khulafaur rasyidin dan peran kontribusi terhadap islam setelah wafatnya nabi ...
Khulafaur rasyidin dan peran kontribusi terhadap islam setelah wafatnya nabi ...farah chaisani
 

Similar to Biografi sahabat golongan al abadillah (20)

BIOGRAFI Ibnu Zubair ('Abdullah bin Zubair) Radhiyallahu 'anhu (wafat 94 H)
BIOGRAFI Ibnu Zubair ('Abdullah bin Zubair) Radhiyallahu 'anhu (wafat 94 H)BIOGRAFI Ibnu Zubair ('Abdullah bin Zubair) Radhiyallahu 'anhu (wafat 94 H)
BIOGRAFI Ibnu Zubair ('Abdullah bin Zubair) Radhiyallahu 'anhu (wafat 94 H)
 
Khalifah Uthman Bin Affan dan Khalifah Ali bin Abi Talib
Khalifah Uthman Bin Affan dan Khalifah Ali bin Abi TalibKhalifah Uthman Bin Affan dan Khalifah Ali bin Abi Talib
Khalifah Uthman Bin Affan dan Khalifah Ali bin Abi Talib
 
Biografi umar bin abd azizi
Biografi umar bin abd aziziBiografi umar bin abd azizi
Biografi umar bin abd azizi
 
khulafaur-rasyidin
khulafaur-rasyidinkhulafaur-rasyidin
khulafaur-rasyidin
 
Sejarah peradaban islam 4
Sejarah peradaban islam 4Sejarah peradaban islam 4
Sejarah peradaban islam 4
 
Kepemimpinan_Abu Bakar Ash Shiddiq_UAS.pdf
Kepemimpinan_Abu Bakar Ash Shiddiq_UAS.pdfKepemimpinan_Abu Bakar Ash Shiddiq_UAS.pdf
Kepemimpinan_Abu Bakar Ash Shiddiq_UAS.pdf
 
Biografi imam athba` tabi`in
Biografi imam athba` tabi`inBiografi imam athba` tabi`in
Biografi imam athba` tabi`in
 
Biografi imam athba` tabi`in
Biografi imam athba` tabi`inBiografi imam athba` tabi`in
Biografi imam athba` tabi`in
 
Biografi tokoh islam sahabat ali bin abi thalib
Biografi tokoh islam sahabat ali bin abi thalibBiografi tokoh islam sahabat ali bin abi thalib
Biografi tokoh islam sahabat ali bin abi thalib
 
Biografi para tabi`in
Biografi para tabi`inBiografi para tabi`in
Biografi para tabi`in
 
Yuk Ngaji ! - Belajar dari Perjalanan Hidup Khulafaur Rasyidin
Yuk Ngaji ! - Belajar dari Perjalanan Hidup Khulafaur RasyidinYuk Ngaji ! - Belajar dari Perjalanan Hidup Khulafaur Rasyidin
Yuk Ngaji ! - Belajar dari Perjalanan Hidup Khulafaur Rasyidin
 
Biografi syu'bah bin al-Halaj
Biografi syu'bah bin al-HalajBiografi syu'bah bin al-Halaj
Biografi syu'bah bin al-Halaj
 
Biografi syu'bah
Biografi syu'bah Biografi syu'bah
Biografi syu'bah
 
Khulafaur rasyidin
Khulafaur rasyidinKhulafaur rasyidin
Khulafaur rasyidin
 
Materi SKI 8 Sem 1.docx
Materi SKI 8 Sem 1.docxMateri SKI 8 Sem 1.docx
Materi SKI 8 Sem 1.docx
 
Sejarah kebudayaan islam kelas 7 bab iii
Sejarah kebudayaan islam kelas 7 bab iiiSejarah kebudayaan islam kelas 7 bab iii
Sejarah kebudayaan islam kelas 7 bab iii
 
Biografi muhammad bin ala hanafiyah
Biografi muhammad bin ala hanafiyah Biografi muhammad bin ala hanafiyah
Biografi muhammad bin ala hanafiyah
 
Ppt kondifikasi hadist
Ppt kondifikasi hadist Ppt kondifikasi hadist
Ppt kondifikasi hadist
 
Spirit of usman
Spirit of usmanSpirit of usman
Spirit of usman
 
Khulafaur rasyidin dan peran kontribusi terhadap islam setelah wafatnya nabi ...
Khulafaur rasyidin dan peran kontribusi terhadap islam setelah wafatnya nabi ...Khulafaur rasyidin dan peran kontribusi terhadap islam setelah wafatnya nabi ...
Khulafaur rasyidin dan peran kontribusi terhadap islam setelah wafatnya nabi ...
 

More from Muhammad Idris

العلم والعقل
العلم والعقلالعلم والعقل
العلم والعقلMuhammad Idris
 
الثمار 101 نبت
الثمار 101 نبتالثمار 101 نبت
الثمار 101 نبتMuhammad Idris
 
الجرب القذرة
الجرب القذرةالجرب القذرة
الجرب القذرةMuhammad Idris
 
Tolong menolong-sesama-muslim
Tolong menolong-sesama-muslimTolong menolong-sesama-muslim
Tolong menolong-sesama-muslimMuhammad Idris
 
Tahlilan dalam-perspektif-islam
Tahlilan dalam-perspektif-islamTahlilan dalam-perspektif-islam
Tahlilan dalam-perspektif-islamMuhammad Idris
 
Prospek dan-tantangan-ekonomi-islam
Prospek dan-tantangan-ekonomi-islamProspek dan-tantangan-ekonomi-islam
Prospek dan-tantangan-ekonomi-islamMuhammad Idris
 
Mewujudkan kesiapan-menghadapi-tantangan
Mewujudkan kesiapan-menghadapi-tantanganMewujudkan kesiapan-menghadapi-tantangan
Mewujudkan kesiapan-menghadapi-tantanganMuhammad Idris
 
Makalah hs-akar-permasalahan-solusi-tegaknya-bendera-syaithan-perdukunan
Makalah hs-akar-permasalahan-solusi-tegaknya-bendera-syaithan-perdukunanMakalah hs-akar-permasalahan-solusi-tegaknya-bendera-syaithan-perdukunan
Makalah hs-akar-permasalahan-solusi-tegaknya-bendera-syaithan-perdukunanMuhammad Idris
 
Makalah akar permasalahan solusi tegaknyan bendera syaithan dan perdukunan
Makalah akar permasalahan solusi tegaknyan bendera syaithan dan perdukunanMakalah akar permasalahan solusi tegaknyan bendera syaithan dan perdukunan
Makalah akar permasalahan solusi tegaknyan bendera syaithan dan perdukunanMuhammad Idris
 
Makalah pelatihan-brc-ruqyah-syariyyah-edited
Makalah pelatihan-brc-ruqyah-syariyyah-editedMakalah pelatihan-brc-ruqyah-syariyyah-edited
Makalah pelatihan-brc-ruqyah-syariyyah-editedMuhammad Idris
 
أطعمة مفيدة لصحة_العظام
أطعمة مفيدة لصحة_العظامأطعمة مفيدة لصحة_العظام
أطعمة مفيدة لصحة_العظامMuhammad Idris
 
Pengaruh kemampuan berbahasa asing terhadap prestasi siswa (arab-inggris)
Pengaruh kemampuan berbahasa asing terhadap prestasi siswa (arab-inggris)Pengaruh kemampuan berbahasa asing terhadap prestasi siswa (arab-inggris)
Pengaruh kemampuan berbahasa asing terhadap prestasi siswa (arab-inggris)Muhammad Idris
 
Pembelajaran bahasa asing_2
Pembelajaran bahasa asing_2Pembelajaran bahasa asing_2
Pembelajaran bahasa asing_2Muhammad Idris
 
Pembelajaran bahasa asing1
Pembelajaran bahasa asing1Pembelajaran bahasa asing1
Pembelajaran bahasa asing1Muhammad Idris
 
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiahPedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiahMuhammad Idris
 
Bahan pelatihan karya_tulis_ilmiah
Bahan pelatihan karya_tulis_ilmiahBahan pelatihan karya_tulis_ilmiah
Bahan pelatihan karya_tulis_ilmiahMuhammad Idris
 

More from Muhammad Idris (20)

العلم والعقل
العلم والعقلالعلم والعقل
العلم والعقل
 
الثمار 101 نبت
الثمار 101 نبتالثمار 101 نبت
الثمار 101 نبت
 
الجرب القذرة
الجرب القذرةالجرب القذرة
الجرب القذرة
 
Tolong menolong-sesama-muslim
Tolong menolong-sesama-muslimTolong menolong-sesama-muslim
Tolong menolong-sesama-muslim
 
Tajassus
TajassusTajassus
Tajassus
 
Tahlilan dalam-perspektif-islam
Tahlilan dalam-perspektif-islamTahlilan dalam-perspektif-islam
Tahlilan dalam-perspektif-islam
 
Prospek dan-tantangan-ekonomi-islam
Prospek dan-tantangan-ekonomi-islamProspek dan-tantangan-ekonomi-islam
Prospek dan-tantangan-ekonomi-islam
 
Mewujudkan kesiapan-menghadapi-tantangan
Mewujudkan kesiapan-menghadapi-tantanganMewujudkan kesiapan-menghadapi-tantangan
Mewujudkan kesiapan-menghadapi-tantangan
 
Makalah hs-akar-permasalahan-solusi-tegaknya-bendera-syaithan-perdukunan
Makalah hs-akar-permasalahan-solusi-tegaknya-bendera-syaithan-perdukunanMakalah hs-akar-permasalahan-solusi-tegaknya-bendera-syaithan-perdukunan
Makalah hs-akar-permasalahan-solusi-tegaknya-bendera-syaithan-perdukunan
 
Makalah akar permasalahan solusi tegaknyan bendera syaithan dan perdukunan
Makalah akar permasalahan solusi tegaknyan bendera syaithan dan perdukunanMakalah akar permasalahan solusi tegaknyan bendera syaithan dan perdukunan
Makalah akar permasalahan solusi tegaknyan bendera syaithan dan perdukunan
 
Makalah pelatihan-brc-ruqyah-syariyyah-edited
Makalah pelatihan-brc-ruqyah-syariyyah-editedMakalah pelatihan-brc-ruqyah-syariyyah-edited
Makalah pelatihan-brc-ruqyah-syariyyah-edited
 
أطعمة مفيدة لصحة_العظام
أطعمة مفيدة لصحة_العظامأطعمة مفيدة لصحة_العظام
أطعمة مفيدة لصحة_العظام
 
Pengaruh kemampuan berbahasa asing terhadap prestasi siswa (arab-inggris)
Pengaruh kemampuan berbahasa asing terhadap prestasi siswa (arab-inggris)Pengaruh kemampuan berbahasa asing terhadap prestasi siswa (arab-inggris)
Pengaruh kemampuan berbahasa asing terhadap prestasi siswa (arab-inggris)
 
Pembelajaran bahasa asing_2
Pembelajaran bahasa asing_2Pembelajaran bahasa asing_2
Pembelajaran bahasa asing_2
 
Pembelajaran bahasa asing1
Pembelajaran bahasa asing1Pembelajaran bahasa asing1
Pembelajaran bahasa asing1
 
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiahPedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
 
Gawda
GawdaGawda
Gawda
 
Bahan pelatihan karya_tulis_ilmiah
Bahan pelatihan karya_tulis_ilmiahBahan pelatihan karya_tulis_ilmiah
Bahan pelatihan karya_tulis_ilmiah
 
Biografi imam syafi`i
Biografi imam syafi`iBiografi imam syafi`i
Biografi imam syafi`i
 
Biografi imam syafi`i
Biografi imam syafi`iBiografi imam syafi`i
Biografi imam syafi`i
 

Biografi sahabat golongan al abadillah

  • 1. Abdullah bin 'Umar Radhiyallahu 'anhu (wafat 72 H) Periwayatan paling banyak berikutnya sesudah Abu Hurairah adalah Abdullah bin Umar. Ia meriwayatkan 2.630 hadits. Abdullah adalah putra khalifah ke dua Umar bin al-Khaththab saudarah kandung Sayiyidah Hafshah Ummul Mukminin. Ia salah seorang diantara orang-orang yang bernama Abdullah (Al-Abadillah al- Arba'ah) yang terkenal sebagai pemberi fatwa. Tiga orang lain ialah Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Amr bin al-Ash dan Abdullah bin az-Zubair. Ibnu Umar dilahirkan tidak lama setelah Nabi diutus Umurnya 10 tahun ketika ikut masuk bersama ayahnya. Kemudian mendahului ayahnya ia hijrah ke Madinah. Pada saat perang Uhud ia masih terlalu kecil untuk ikut perang. Dan tidak mengizinkannya. Tetapi setelah selesai perang Uhud ia banyak mengikuti peperangan, seperti perang Qadisiyah, Yarmuk, Penaklukan Afrika, Mesir dan Persia, serta penyerbuan basrah dan Madain. Az-Zuhri tidak pernah meninggalkan pendapat Ibnu Umar untuk beralih kepada pendapat orang lain. Imam Malik dan az-Zuhri berkata:" Sungguh, tak ada satupun dari urusan Rasulullah dan para sahabatnya yang tersembunyi bagi Ibnu Umar". Ia meriwayatkan hadits dari Abu Bakar, Umar, Utsman, Sayyidah Aisyah, saudari kandungnya Hafshah dan Abdullah bin Mas'ud. Yang meriwayatkan dari Ibnu Umar banyak sekali, diantaranya Sa'id bin al-Musayyab, al Hasan al Basri, Ibnu Syihab az-Zuhri, Ibnu Sirin, Nafi', Mujahid, Thawus dan Ikrimah. Ia wafat pada tahun 73 H. ada yang mengatakan bahwa Al-Hajjaj menyusupkan seorang kerumahnya yang lalu membunuhnya. Dikatakan mula mula diracun kemudian di tombak dan di rejam. Pendapat lain mengatakan bahwa ibnu Umar meninggal secara wajar. Sanad paling shahih yang bersumber dari ibnu Umar adalah yang disebut Silsilah adz- Dzahab (silsilah emas), yaitu Malik, dari Nafi', dari Abdullah bin Umar. Sedang yang paling Dlaif : Muhammad bin Abdullah bin al-Qasim dari bapaknya, dari kakeknya, dari ibnu Umar. Abdullah bin 'Abbas Radhiyallahu 'anhu (wafat 68 H) Abdullah bin Abbas adalah sahabat kelima yang banyak meriwayatkan hadist sesudah Sayyidah Aisyah, ia meriwayatkan 1.660 hadits. Dia adalah putera Abbas bin Abdul Mutthalib bin Hasyim, paman Rasulullah dan ibunya adalah Ummul Fadl Lababah binti harits saudari ummul mukminin Maimunah. Sahabat yang mempunyai kedudukan yang sangat terpandang ini dijuluki dengan Informan Umat Islam. Beliaulah asal silsilah khalifah Daulat Abbasiah. Dia dilahirkan di Mekah dan besar di saat munculnya Islam, di mana beliau terus mendampingi Rasulullah sehingga beliau mempunyai banyak riwayat hadis sahih dari Rasulullah . Beliau ikut di barisan Ali bin Abi Thalib dalam perang Jamal dan perang Shiffin. Beliau ini adalah pakar fikih, genetis Arab, peperangan dan sejarah. Di akhir hidupnya dia mengalami kebutaan, sehingga dia tinggal di Taif sampai akhir hayatnya. Abdullah lahir tiga tahun sebelum hijrah dan Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam mendoakannya "Ya Allah berilah ia pengertian dalam bidang agama dan berilah ia pengetahuan takwil (tafsir)".Allah mengabulkan doa Nabi-nya dan Ibnu Abbas belakangan terkenal dengan penguasaan ilmunya yang luas dan pengetahuan fikihnya yang mendalam , menjadikannya orang yang dicari untuk di mintai fatwa penting sesudah Abdullah bin Mas'ud, selama kurang lebih tiga puluh tahun.
  • 2. Tentang Ibnu Abbas, Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah berkata :"Tak pernah aku melihat seseorang yang lebih mengerti dari pada Ibnu Abbas tentang ilmu hadits Nabi Shallallahu alaihi Wassalam serta keputusan2 yang dibuat Abubakar ,Umar , dan Utsman". Begitu pula tentang ilmu fikih ,tafsir ,bahasa arab , sya'ir , ilmu hitung dan fara'id. Orang suatu hari menyaksikan ia duduk membicarakan ilmu fiqih, satu hari untuk tafsir, satu hari lain untuk masalah peperangan, satu hari untuk syair dan memperbincangkan bahasa Arab. Sama sekali aku tidak pernah melihat ada orang alim duduk mendengarkan pembicaraan beliau begitu khusu' nya kecuali kepada beliau. Dan setiap pertanyaan orang kepada beliau, pasti ada jawabannya". Menurut An-Nasa'I, sanad hadits Ibnu Abbas paling Shahih adalah yang diriwayatkan oleh az-Zuhri, dari Ubaidullah bin Abdullah bin 'Utba, dari Ibnu abbas. Sedangkan yang paling Dlaif adalah yang diriwayatkan oleh Muhammad bin Marwan as-Suddi Ash-Shaghir dan Al-Kalabi, dari Abi Shalih. Rangkaian ini disebut silsilah Al-Kadzib (silsilah bohong). Ibnu Abbas mengikuti Perang Hunain, Thaif, Penaklukan Makkah dan haji wada'. Ia menyaksikan penaklukan Afrika bersama Ibnu Abu as-Sarah. Perang Jamal dan Perang Shiffin bersama Ali bin Abi Thalib. Ia wafat di Thaif pada tahun 68 H. Ibnu al-Hanafiyah ikut menshalatkanya. Disalin dari : Biografi Ibnu Abbas dalam Al-Ishabah no.4772 Ibnu Zubair ('Abdullah bin Zubair) Radhiyallahu 'anhu (wafat 94 H) Seorang pemimpin masa Khalifah Ali bin Abi Talib dan awal khilafah Bani Umayyah. Dia adalah bayi pertama yang lahir dikalangan Muhajirin di Madinah. Ayahnya bernama Zubair Awwam dan ibunya, Asma binti Abu Bakar as-Siddiq. Ia sepupu dan juga kemenakan Nabi Muhammad dari istrinya, Aisyah binti Abu Bakar. Ia termasuk salah seorang dari "Empat 'Ibadillah" (empat orang yang bernama Abdullah) dari 30 orang lebih sahabat Nabi yang dikenal menghafal seluruh ayat-ayat Al- Qur'an, Tiga orang 'Ibadillah lainnya adalah Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Umar bin Khatab, dan Abdullah bin Amr bin As. Ibnu Zubair telah mengenal perang sejak berusia 12 tahun, yaitu ketika bersama ayahnya turut dalam Perang Yarmuk, dan empat tahun kemudian kembali menyertai ayahnya yang menjadi anggota pasukan Amr bin As di Mesir. Ibnu Zubair juga mengambil bagian dalam ekspedisi Abdullah bin Sa'ad bin Abi Sarh melawan orang-orang Byzantium di Afrika. Semua peristiwa tersebut mengundang kekaguman penduduk Madinah kepadanya. Di masa Khalifah Usman bin Affan, ia duduk sebagai anggota panitia yang bertugas menyusun Al- Qur'an. Di masa Khalifah Ali bin Abi Talib, ia bersama Aisyah mengatur langkah untuk menantang Khalifah tersebut untuk menuntut penyelesaian kasus pembunuhan Khalifah Usman. Gerakan ini didukung oleh beberapa tokoh, seperti Ja'la bin Umayyah dari Yaman, Abdullah bin Amr Basra, Sa'ad bin As, dan Wahid bin Uqbah (pemuka kalangan Umayyah di Hedzjaz) dan beberapa sahabat senior (Talhah bin Ubaidillah dan Zubair bin Awwam), dan ayahnya. Perselisihan antara kelompoknya dan kelompok Ali yang sedang berkuasa diselesaikan dalam Perang Unta (Waqiah al-Jamal). Dalam perang inilah ia menyaksikan ayahnya gugur. Disebut Perang Unta karena Aisyah mengendarai unta saat memimpin pasukan itu. Ibnu Zubair kembali melawan Dinasti Bani Umayyah. Meskipun di masa Mu'awiyah bin Abi Sufyan bentuk perlawanannya belum bersifat terbuka, ia tampil menantang khilafah (pemerintahan) Bani Umayyah secara terang-terangan. Ia memprotes Yazid, putra Mu'awiyah, yang naik menjadi khalifah atas penunjukan ayahnya setelah ayahnya wafat.
  • 3. Yazid memerintahkan walinya di Madinah untuk memaksa Ibnu Zubair bersama Husein bin Ali (cucu Nabi) dan Abdullah bin Umar agar menyatakan kesetiaan kepadanya. Ibnu Zubair dan Husein tetap membangkang. Demi keamanan, keduanya pindah ke Mekah. Ia tetap sebagai penantang khalifah sekalipun Husein, tak lama sesudah itu, tewas dengan menyedihkan dalam pertempuran tak seimbang di Karbala. Pernyataan secara terbuka, bahwa kekuasaan Yazid tidak sah membawa pengaruh luas dikalangan ansar di Madinah yang akhirnya melahirkan pemberontakan. Setelah menunggu kesempatan yang baik, Yazid mengerahkan tentara Suriah di bawah pimpinan Muslim bin Uqbah dan memadamkan pemberontakan orang-orang Madinah tersebut dalam Perang Harran. Kematian Muslim bin Uqbah tak menghalangi tentara tersebut untuk bergerak menuju Mekah dengan sasaran mematahkan perlawanan Ibnu Zubair. Tentara tersebut mengepung dan menghujani kota Mekah dengan batu dan panah api yang menyebabkan Ka'bah terbakar. Berita meninggalnya Khalifah Yazid menyebabkan komandan pasukan, Husain bin Numair, mencoba membujuk Ibnu Zubair agar bersedia bergabung dengan mereka untuk kembali ke Suriah. Ibnu Zubair menolak bujukan tersebut dengan mengatakan bahwa ia akan tetap di Mekah. Selanjutnya, ia memproklamasikan dirinya sebagai amirulmukminin. Sekalipun proklamasi itu tidak lebih dari sekedar nama, namun lawan-lawan dinasti Bani Umayyah di Suriah, Mesir, Arab Selatan, dan Kufah sempat menghargainya sebagai khalifah. Setelah Mu'awiyah putra dan pengganti Yazid meninggal dunia, Ibnu Zubair muncul sebagai kandidat khalifah atas dukungan Bani Qais. Selain itu ada kandidat lainnya yaitu, Marwan bin Haqam (dukungan Bani Qalb) dan dua kabilah Arab berdomisili di Suriah, juga saling bersaing mengajukan calon masing-masing. Akan tetapi, Ibnu Zubair terpojok tatkala peta kekuatan politik mengalami perubahan, akibat pemberontakan di Kufa dan pembelontan di antara pengikutnya, setelah Yazid wafat. Pengepungan membawa kematiannya terjadi ketika Hajjaj bin Yusuf as-Saqafi ditugaskan oleh khalifah Abdul Malik bin Marwan, putra Marwan bin Hakam, untuk menyelesaikan perlawanan "Sang Penantang Enam Khalifah" - dari Ali, Mu'awiyah, Yazid, Mu'awiyah, Marwan bin Hakam, sampai Abdul Malik. Tidak kurang dari tujuh bulan diperlukan untuk menghujani kota suci Mekah dan Ka'bah dengan bombardir pasukan al-Hajjaj untuk melumpuhkan perlawanan Ibnu Zubair. Ia masih bertahan tatkala putra-putranya menyerahkan diri kepada al-Hajjaj. Keperkasaannya bangkit kembali setelah berjumpa sebentar dengan ibunya yang sudah buta, yang mendorongnya dengan memberikan semangat juang. Padahal sebelumnya, ia sempat menyatakan kepada ibunya rasa khawatir, bahwa mayatnya akan diperlakukan secara sadis oleh para pembunuhnya kelak. Ibunya mengatakan bahwa kambing yang sudah disembelih tak sedikit pun akan merasakan sayatan-sayatan pada dagingnya. Jawaban ini mendorongnya keluar dari rumah tempat ia bertahan , maju ke tengah-tengah lawannya yang kemudian menyergap dan menghabisinya. Mayatnya ditempatkan pada tiang gantung yang sama di mana saudaranya, Amr, pernah mengalami hal serupa. Atas perintah Abdul Malik, mayatnya kemudian diserahkan kepada ibunya. Tak lama berselang, setelah menguburkan mayat putranya itu, ia pun wafat pada tahun 94 H. Abdullah bin Amr bin Al-Ash Radhiyallahu 'anhu (wafat 63 H) Dia adalah seorang dari Abadilah yang faqih, ia memeluk agama Islam sebelum ayahnya, kemudian hijrah sebelum penaklukan Mekkah. Abdullah seorang ahli ibadah yang zuhud, banyak berpuasa dan shalat, sambil menekuni hadits Rasulullah Shallahllahu 'alaihi Wassalam.
  • 4. Jumlah hadits yang ia riwayatkan mencapai 700 hadits, Sesudah minta izin Nabi Shallahu 'alaihi Wassalam untuk menulis, ia mencatat hadits yang didengarnya dari Nabi. Mengenai hal ini Abu Hurairah berkata " Tak ada seorangpun yang lebih hapal dariku mengenai hadits Rasulullah, kecuali Abdullah bin Amr bin al-Ash. Karena ia mencatat sedangkan aku tidak ". Abdullah bin Amr meriwayatkan hadits dari Umar, Abu Darda, Muadz bin Jabal, Abdurahman bin Auf, dan beberapa yang lain. Yang meriwayatkan darinya antara lain Abdullah bin Umar bin Al-Khatthab, as-Sa'ib bin Yazid, Sa'ad bin Al-Musayyab, Thawus, dan Ikrimah. Sanad paling shahih yang berpangkal darinya ialah yang diriwayatkan oleh Amr bin Syu'aib dari ayahnya dan kakeknya Abdullah. Abdullah bin Amr wafat pada tahun 63 H pada malam pengepungan Al-Fusthath. Disalin dari Biografi Abdullah bin Amr dalam Al-Ishabah no.4838 Ibn Hajar Asqalani, Thabaqat ibn Sa'ad 4/9 Abdullah bin Mas'ud Radhiyallahu 'anhu (wafat 32 H) Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Mas'ud bin Ghafil al-Hudzali. Nama julukannya " Abu Abdirahman". Ia sahabat ke enam yang paling dahulu masuk islam. Ia hijrah ke Habasyah dua kali, dan mengikut semua peperangan bersama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wassalam. Dalam perang Badar, Ia berhasil membunuh Abu Jahal. Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda" Ambilah al-Quran dari empat orang: Abdullah, Salim (sahaya Abu Hudzaifah), Muadz bin Jabal dan Ubay bin Ka'ab". Menurut para ahli hadits, kalau disebutkan "Abdullah" saja, yang dimaksudkan adalah Abdullah bin Mas'ud ini. Ketikah menjadi Khalifah Umar mengangkatnya menjadi Hakim dan Pengurus kas negara di kufah. Ia simbol bagi ketakwaan, kehati-hatian, dan kesucian diri. Sanad paling shahih yang bersumber dari padanya ialah yang diriwayatkan oleh Sufyan ats-Tsauri, dari Mansyur bin al-Mu'tamir, dari Ibrahi, dari alqamah. Sedangkan yang paling dlaif adalah yang diriwayatkan oleh Syuraik dari Abi Fazarah dari Abu Said. Ia meriwayatkan hadits dari Umar dan Sa'ad bin Mu'adz. Yang meriwayatkan hadits darinya adalah Al-Abadillah ("Empat orang yang bernama Abdullah"), Anas bin Malik, Jabir bin Abdullah, Abu Musa al-Asy'ari, Alqamah, Masruq, Syuraih al-Qadli, dan beberapa yang lain. Jumlah hadits yang ia riwayatkan mencapai 848 hadits. Beliau datang ke Medinah dan sakit disana kemudian wafat pada tahun 32 H dan dimakamkan di Baqi, Utsman bin 'Affan ikut menshalatkannya. Disalin dari : Biografi Ibn Mas'ud dalam Al-Ishabah: Ibn Hajar Asqalani no.4945
  • 5. Aisyah binti Abu Bakar Radhiyallahu 'anha (wafat 57 H) Aisyah adalah istri Nabi Shallalahu 'alaihi Wassalam putri Abu Bakar ash-Shiddiq teman dan orang yang paling dikasihi Nabi, Aisyah masuk Islam ketika masih kecil sesudah 18 orang yang lain. Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wassalam memperistrinya pada tahun 2 H. Beliau mempelajari bahasa, Syair, ilmu kedokteran, nasab nasab dan hari hari Arab . Berkata Az- Zuhri " Andaikata ilmu yang dikuasai Aisyah dibandingkan dengan yang dimiliki semua istri Nabi Shallallahu 'alaihi Wassalam dan ilmu seluruh wanita niscaya ilmu Aisyah yang lebih utama". Urwah mengatakan " aku tidak pernah melihat seorangpun yang mengerti ilmu kedokteran, syair dan fiqh melebihi Aisyah". Aisyah meriwayatkan 2.210 hadits, diantara keistimewaannya beliau sendiri kadang kadang mengeluarkan beberapa masalah dari sumbernya, berijtihad secara khusus, lalu mencocokannya dengan pendapat pada sahabat yang alim. Berkenaan dengan keahlian Aisyah, Az-Zarkasyi mengarang sebuah kitab khusus berjudul Al-Ijabah li Iradi mastadrakathu Aisyah 'ala ash Shahabah. Hadits yang dinisbatkan kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam menyatakan bahwa beliau bersabda " Ambillah separuh agama kalian dari istriku yang putih ini ", Sesungguhnya hadist ini tidak bersanad. Ibnu Hajar. Al-Mizzi, Adz Dzahabi dan Ibnu Katsir menandaskan bahwa hadist itu dusta dan dibuat buat. Aisyah meriwayatkan hadits dari ayahnya Abu Bakar, dari Umar, Sa'ad bin Abi Waqqash, Usaid bin Khudlair dan lain lain. Sedangkan sahabat yang meriwayatkan dari beliau ialah Abu Hurairah, Abu Musa al-Asy'ari, Zaid bin Khalid al-Juhniy, Syafiyah binti Syabah dan beberapa yang lain. Tabi'in yang mengutip beliau ialah: Sa'id bin al-Musayyab, alqamah bin Qais, Masruq bin al-Ajda, Aisyah binti Thalhal, Amran binti Abdirrahman, dan Hafshah binti Sirin. Ketiga wanita yang disebutkan terakhir adalah murid murid Aisyah yang utama Ilmu Fiqh. Sanad yang paling shahih adalah yang diriwayatkan oleh Yahya bin Sa'id dan Ubaidullah bin Umar bin Hafshin, dari Al Qasim bin Muhammad, dari Aisyah. Juga diriwayatkan oleh az-Zuhri atau Hisyam bin Urwah, dari Urwah bin az-Zubair, dari Aisyah. Yang paling Dlaif adalah yang diriwayatkan oleh al- Harits bin Syabl, dari Umm an Nu'man dari Aisyah. Aisyah wafat pada 57 H, dan Abu Hurairah ikut mensholatkannya. Disalin dari Biografi Sayyidah Aisyah dalam Al-Ishabah, kitab an-Nis no 701; Thabaqat Ibn Sa'ad 8/39 Ummu Salamah Radhiyallahu 'anha (wafat 59 H) Ummu Salamah adalah seorang Ummul-Mukminin yang berkepribadian kuat, cantik, dan menawan, serta memiliki semangat jihad dan kesabaran dalam menghadapi cobaan, lebih-lebih setelah berpisah dengan suami dan anak-anaknya. Berkat kematangan berpikir dan ketepatan dalam mengambil keputusan, dia mendaparkan kedudukan mulia di sisi Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. Di dalam sirah Ummahatul Mukminin dijelaskan tentang banyaknya sikap mulia dan peristiwa penting darinya yang dapat diteladani kaum muslimin, baik sikapnya sebagai istri yang selalu menjaga kehormatan keluarga maupun sebagai pejuang di jalan Allah.
  • 6. Nama sebenarnya Ummu Salamah adalah Hindun binti Suhail, dikenal dengan narna Ummu Salamah. Beliau dibesarkan di lingkungan bangsawan dari Suku Quraisy. Ayahnya bernama Suhail bin Mughirah bin Makhzurn. Di kalangan kaumnya, Suhail dikenal sebagai seorang dermawan sehingga dijuluki Dzadur-Rakib (penjamu para musafir) karena dia selalu menjamu setiap orang yang menyertainya dalam perjalanan. Dia adalah pemimpin kaumnya, terkaya, dan terbesar wibawanya. Ibu dari Ummu Salamah bernama Atikah binti Amir bin Rabi'ah bin Malik bin Jazimah bin Alqamah al- Kananiyah yang berasal dari Bani Faras. Demikianlah, Hindun dibesarkan di dalam lingkungan bangsawan yang dihormati dan disegani. Kecantikannya meluluhkan setiap orang yang melihatnya dan kebaikan pribadinya telah tertanam sejak kecil. B. Pernikahan dan Perjuangannya Banyak pemuda Mekah yang ingin mempersunting Hindun, dan yang berhasil menikahinya adalah Abdullah bin Abdul Asad bin Hilal bin Abdullah bin Umar bin Makhzum, seorang penunggang kuda terkenal dari pahlawan-pahlawan suku Bani Quraisy yang gagah berani. Ibunya bernama Barrah binti Abdul-Muththalib bin Hasyim, bibi Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam. Abdullah adalah saudara sesusuan Nabi dari Tsuwaibah, budak Abu Lahab. Mereka hidup bahagia, dan rumah tangga mereka diliputi kerukunan dan kesejahteraan. Tidak lama setelah itu, dakwah Islam menarik hati mereka sehingga mereka memeluk Islam dan menjadi orang-oramg pertama yang masuk Islam. Begitu pula dengan Hindun, dia tergolong orang- orang yang pertama masuk Islam, dan bersama suaminya memulai perjuangan dalam hidup mereka. Orang-orang Quraisy selalu mengganggu dan menyiksa kaum muslimin agar mereka meninggalkan agama Islam dan kembali ke agama nenek moyang mereka. Melihat kondisi seperti itu, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. mengizinkan mereka untuk hijrah ke Habasyah, sehingga mereka disebut sebagai kaum muhajirin yang pertama. Mereka menetap di Habasyah, dan di sana Hindun melahirkan anak-anaknya: Zainab, Salamah, Umar, dan Durrah. Setelah beberapa lama, mereka berniat kembali ke Mekah, terutama setelah mendengar keislaman dua tokoh penting Quraisy, Umar bin Khaththab dan Hamzah bin Abdul-Muththalib. Akan tetapi, ternyata penyiksaan masih terus berlangsung, bahkan bertambah dahsyat. Untuk menjaga kehormatan diri dan keluarganya, Abu Salamah meminta perlindungan dari Abu Thalib (paman Nabi) dari siksaan kaumnya, yaitu Bani Makhzum, dan Abu Thalib menyatakan perlindungannya. C. Cobaan Datang Karena orang-orang Quraisy masih saja menyiksa kaum muslimin, akhirnya Allah membuka hati penduduk Madinah untuk menerima Islam. Kemudian Rasulullah mengizinkan kaum muslimin untuk hijrah ke sana, baik secara kelompok maupun perseorangan. Abu Salamah, istri, dan anaknya (Salamah) hijrah ke sana. Di tengah perjalanan mereka dihadang oleh kaum Bani Makhzum (kaumnya Ummu Salamah) yang kemudian merampas serta menyandera Ummu Salamah. Keluarga Abu Salamah (Bani Asad) ikut campur tangan dan mereka menolak menyerahkan Salamah, bahkan si anak dirampas dan dijauhkan dari ibunya. Sedangkan Bani Makhzum menculik Ummu Salamah dan dipenjara. Adapun Abu Salamah dibiarkan ke Yatsrib dengan hati penuh kesedihan karena harus berpisah dengan istri dan anaknya. Keadaan demikian berjalan kurang lebih setahun lamanya. Ummu Salamah terus-menerus menangis karena kecewa atas perbuatan kaumnya, sehingga akhirnya ada seorang laki-laki dari kaumnya yang merasa iba dan membiarkan Ummu Salamah menyusul suaminya di Madinah. Adapun Bani Asad menyerahkan kembali putranya, Salamah, kepadanya. Akan tetapi, banyak rintangan yang harus dia hadapi, dan berkat keimanan dan keinginan yang kuat, dia mampu mengatasi semua itu dan tiba di Madinah. D. Pesan Abu Salamah untuk Istrinya Dalam membela Islam, peran Abu Salamah sangat besar. Dia dikenal berani dalam berperang. Rasulullah menghargainya dengan mengangkatnya sebagai wakil Rasulullah di Madinah ketika beliau pergi memimpin pasukan dalam perang Dzil Asyirah pada tahun kedua hijriah. Abu Salamah ikut
  • 7. dalam Perang Badar dan Uhud. Ketika dalam perang Uhud, Abu Salamah mengalami luka yang cukup parah dan nyaris meninggal, namun beberapa saat kemudian dia sembuh. Setelah Perang Uhud, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. mencrima berita bahwa Bani Asad hendak menyerang kaum muslimin di Madinah. Sebelum mereka menyerang, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. berinisiatif mendahului mereka. Dalam misi ini, beliau menunjuk Abu Salamah untuk memimpin pasukan yang berjumlah seratus lima puluh orang dan di dalamnya terdapat Saad bin Abi Waqash, Abu Ubaidah bin Jarrah, Amir bin Jarrah, dan yang lainnya. Pasukan diarahkan ke Bukit Quthn, tempat mata air Bani Asad. Kemenangan gemilang diraih oleh pasukan Abu Salamah, dan mereka kembali ke Madinah dengan membawa banyak harta rampasan perang. Di Madinah, luka-luka Abu Salamah karnbuh sehingga dia harus beristirahat beberapa waktu. Ketika sakit, Rasulullah selalu menjenguk dan mendoakannya. Ummu Salamah selalu mendampingi suaminya yang sedang dalam keadaan sakit sehingga dia merawat dan menjaganya siang dan malam. Suatu hari, demam Abu Salamah menghebat, kemudian Ummu Salamah berkata kepada suaminya, "Aku mendapat benita bahwa seorang perempuan yang ditinggal mati suaminya, kemudian suaminya masuk surga, istrinya pun akan masuk surga, jika setelah itu istrinya tidak menikah lagi, dan Allah akan mengumpulkan mereka nanti di surga. Demikian pula jika si istri yang meninggal, dan suaminya tidak menikah lagi sepeninggalnya. Untuk itu, mari kita berjanji bahwa engkau tidak akan menikah lagi sepeninggalku, dan aku berjanji untukmu untuk tidak menikah lagi sepeninggalmu." Abu Salamah berkata, "Maukah engkau menaati perintahku?" Dia menjawab, "Adapun saya bermusyawarah hanya untuk taat." Abu Salamah berkata, "Seandainya aku mati, maka menikahlah." Lalu dia berdoa kepada Allah "Ya Allah, kurniakanlah kepada Ummu Salamah sesudahku seseorang yang lebih baik dariku, yang tidak akan menyengsarakan dan menyakitinya." Pada detik-detik akhir hidupnya, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. selalu berada di samping Abu Salamah dan senantiasa memohon kesembuhannya kepada Allah. Akan tetapi, Allah berkehendak lain. Beberapa saat kemudian maut datang menjemput. Rasulullah menutupkan kedua mata Abu Salamah dengan tangannya yang mulia dan bertakbir sembilan kali. Di antara yang hadir ada yang berkata, "Ya Rasulullah, apakah engkau sedang dalam keadaan lupa?" Beliau menjawab, "Aku sama sekali tidak dalam keadaan lupa, sekalipun bertakbir untuknya seribu kali, dia berhak atas takbir itu." Kemudian beliau menoleh kepada Ummu Salamah dan bersabda, "Barang siapa yang ditimpa suatu musibah, maka ucapkanlah sebagaimana yang telah dperintahkan oleh Allah, 'Sesungguhnya kita milik Allah, dan kepada-Nyalah kita akan dikembalikan. Ya Allah, karuniakanlah bagiku dalam musibahku dan berilah aku ganti yang lebih baik daripadanya, maka Allah akan melaksanakannya untuknya." Setelah itu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. berdo'a: "Ya Allah, berilah ketabahan atas kesedihannya, hiburlah dia dari musibah yang menimpanya, dan berilah pengganti yang lebih baik untuknya." Abu Salamah wafat setelah berjuang menegakkan Islam, dan dia telah memperoleh kedudukan yang mulia di sisi Rasulullah. Sepeninggal Abu Salamah, Ummu Salarnah diliputi rasa sedih. Dia menjadi janda dan ibu bagi anak-anak yatim. Setelah wafatnya Abu Salarnah, para pemuka dari kalangan sahabat bersegera meminang Ummu Salamah. Hal ini mereka lakukan sebagai tanda penghormatan terhadapat suaminya dan untuk melindungi diri Ummu Salamah. Maka Abu Bakar ash-Shiddiq dan Umar bin al-Khaththab meminangnya, tetapi Ummu Salamah menolaknya. Pada saat dirundung kesedihan atas suami yang benar-benar dicintainya serta belum mendapatkan orang yang lebih baik darinya, ia didatangi oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. dengan maksud menghiburnya dan meringankan apa yang dialaminya. Rasulullah berkata kepadanya, "Mintalah kepada Allah agar Dia memberimu pahala pada musibahmu serta menggantikan untukmu (suami) yang lebih baik." Ummu Salamah bertanya, "Siapa yang lebih baik dari Abu Salamah, wahai Rasulullah?" E. Di Rumah Rasulullah. Rasulullah mulai memikirkan perkara Ummu Salamah, seorang mukminah mujahidah yang memiliki kesabaran, dan Ummu Salamah pun telah menolak lamaran dua sahabatnya, Abu Bakar dan Umar.
  • 8. Rasulullah pun berpikir dengan penuh pertimbangan dan kasih sayang untuk tidak membiarkannya larut dalam kesedihan dan kesendirian. Dalam keadaan seperti itu Rasulullah mengutus Hathib bin Abi Balta'ah menemui Ummu Salarnah dengan maksud meminangnya untuk beliau. Maka oleh Ummu Salamah diterimanya pinangan tersebut. Bagaimana mungkin baginya untuk tidak menerima pinangan dari orang yang lebih baik dari Abu Salamah, bahkan lebih baik dan semua orang di dunia. Dengan perkawinan tersebut maka Ummu Salamah termasuk kalangan Ummahatul- Mukminin, dan oleh Rasulullah ia ditempatkan di kamar Zainab binti Khuzaimah yang digelari Ummul-Masakiin (ibu bagi orang-orang miskin) sampai Ummu Salamah meninggal dunia. Hal itu diceritakan oleh Ummu Salamah kepada kami. Ia berkata, "Aku dipersunting oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam., lalu aku dipindahkan dan ditempatkan di rumah Zainab (ummul- masakiin)." Beberapa keistimewaan yang dimiliki Ummu Salamah adalah ketajaman logika, kematangan berpikir, dan keputusan yang benar atas banyak perkara. Karena itu, ia memiliki kedudukan yang agung di sisi Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam., seperti interaksinya dengan para Ummahatul-Mukminin yang merupakan interaksi yang diliputi rasa kasih sayang dan kelemahlembutan. F. Kedudukannya yang Agung Di antara perkara yang menunjukkan kedudukannya yang tinggi di sisi Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam adalah apa yang diceritakan Urwah bin Zubair "Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. menyuruh Ummu Salamah melaksanakan shalat shubuh di Mekah pada hari penyembelihan (qurban) - padahal saat itu merupakan hari (giliran)nya. Oleh sebab itu, Rasulullah merasa senang atas kesetujuannya." Begitu juga hadits Ummi Kulsum binti Uqbah yang dimasukkan oleh Ibnu Sa'ad dalam (kitab) Thabaqat-nya. Ummi Kultsum berkata, "Tatkala Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam. menikahi Ummu Salamah, belau berkata kepadanya, 'Sesungguhnya aku menghadiahkan untuk Raja Najasyi sejumlah bejana berisikan minyak wangi dan selimut. Akan tetapi, aku bermimpi bahwa Raja Najasyi itu telah meninggal dunia, kemudian hadiah yang kuberikan kepadanya dikembalikan kepadaku. Karena dikembalikan kepadaku, maka barang tersebut menjadi milikkü." Sebagaimana yang dikatakan Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam., Raja Najasyi meninggal dunia, dan hadiah tersebut dikembalikan kepadanya. Lalu beliau memberikan kepada setiap istrinya masing- masing satu uqiyah (1/2 liter Mesir) dan beliau memberi (sisa) keseluruhannya serta selimut kepada Ummu Salamah. Setelah Ummu Salamah menjadi istrinya, Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam. memasukkannya dalam kalangan ahlul-bait. Di antara riwayat tentang masalah tersebut adalah bahwasanya pernah pada suatu hari Rasulullah berada di sisi Ummu Salamah, dan anak perempuan Ummu Salamah ada di sana. Rasulullah kemudian didatangi anak perempuannya, Fathimah azZahra, disertai kedua anaknya, Hasan dan Husain r.a., lalu Rasullah memeluk Fathimah dan berkata, "Semoga rahmat Allah dan berkah-Nya tercurah pada kalian wahai ahlul-bait. Sesungguhnya Dia Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia." Lalu menangislah Ummu Salamah. Maka Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. menanyakan tentang penyebab tangisnya itu. Ia menjawab, "Wahai Rasulullah, engkau mengistimewakan mereka sedangkan aku dan anak perempuanku engkau tinggalkan. Beliau bersabda, "Sesungguhnya engkau dan anak perempuanmu termasuk keluargaku." Anak perempuan Ummu Salamah, Zainab, tumbuh dalam peliharaan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. ia termasuk di antara wanita yang memiliki ilmu yang luas pada masanya. Sebelum Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. mempersunting Ummu Salamah, wahyu pernah turun kepada Rasulullah di kamar Aisyah, yang dengan hal itu Aisyah membanggakannya pada istri- stri beliau yang lain. Maka setelah Rasulullah menikahi Ummu Salamah, wahyu turun kepadanya ketika beliau berada di kamar Ummu Salamah.
  • 9. G. Beberapa Sikap Cemerlang pada Masa Hidup Ummu Salamah. Di antara sikap agungnya adalah apa yang ditunjukkannya pada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. pada hari (perjanjian) Hudaibiyah. Pada waktu itu ia menyertai Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. dalam perjalanannya menuju Mekah dengan tujuan menunaikan umrah, tetapi orang-orang musyrik mencegah mereka untuk memasuki Mekah, dan terjadilah Perjanjian Hudaibiyah antara kedua belah pihak. Akan tetapi, sebagian besar kaum muslimin merasa dikhianati dan merasa bahwa orang-orang musyrik menyianyiakan sejumlah hak-hak kaum muslimin. Di antara mayoritas yang menaruh dendam itu adalah Umar bin al-Khaththab, yang berkata kepada Rasulullah dalam percakapannya dengan beliau, "Atas perkara apa kita serahkan nyawa di dalam agama kita?" Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. menjawab, "Saya adalah hamba Allah dan rasul-Nya. Aku tidak akan menyalahi perintah-Nya, dan Dia tidak akan menyianyiakanku." Akan tetapi, tanda-tanda bahaya semakin memuncak setelah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. menyuruh kaum muslimin melaksanakan penyembelihan hewan qurban kemudian bercukur, tetapi tidak seorang pun dari mereka melaksanakannya. Beliau mengulang seruannya tiga kali tanpa ada sambutan. Beliau menemui istrinya, Ummu Salamah, dan menceritakan kepadanya tentang sikap kaum muslimin. Ummu Salamah berkata, "Wahai Nabi Allah, apakah engkau menginginkan perintah Allah ini dilaksanakan oleh kaum muslimin? Keluarlah engkau, kemudian janganlah mengajak bicara sepatah kata seorang pun dari mereka sampai engkau menyembelih qurbanmu serta memanggil tukang cukur yang mencukurmu." Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. kagum atas pendapatnya dan bangkit mengerjakan sebagaimana yang diusulkan Ummu Salamah. Tatkala kaum muslimin melihat Rasulullah mengerjakan hal itu tanpa berkata kepada mereka, mereka bangkit dan menyembelih serta sebagian dari mereka mulai mencukur kepala sebagian yang lain tanpa ada perasaan keluh kesah dan penyesalan atas tindakan Rasulullah yang mendahului mereka. Ummu Salamah telah menyertai Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. di banyak peperangan, yaitu peperangan Khaibar, Pembebasan Mekah, pengepungan Tha'if, peperangan Hawazin, Tsaqif kemudian ikut bersama beliau di Haji Wada'. Kita tidak melupakan sikapnya terhadap Umar bin al-Khaththab, tatkala Urnar datang kepadanya dan mengajak bicara tentang perkara keperluan Ummahatul-Mukminin kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. serta kekasaran mereka terhadap Rasulullah. Maka ia berkata, "Engkau ini aneh, wahai anak al-Khaththab. Engkau telah ikut campur di setiap perkara sehingga ingin mencampuri urusan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. beserta istri-istrinya?" Setelah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. meninggal dunia ia senantiasa mengenang beliau dan sangat berduka cita atas kewafatannya. Beliau senantiasa banyak melakukan puasa dan beribadah, tidak kikir pada ilmu, serta meriwayatkan hadits yang berasal dan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. Telah diriwayatkannya sekian banyak hadits shahih yang bersumber dari Rasulullah dan suaminya, Abu Salamah, serta dari Fathimah az-Zahraa Sedangkan orang yang meriwayatkan darinya banyak sekali, di antara mereka adalah anak-anaknya dan para pemuka dan sahabat serta ahli hadits. Di antara beberapa sikapnya yang nyata adalah pada hari pembebasan kota Mekah. Waktu itu Nabi keluar dari Madinah bersarna bala tentaranya dengan kehebatan dan jumlah yang belum pernah disaksikan oleh bangsa Arab, sehingga orang-orang musyrik Quraisy merasa takut, dan mereka keluar dari rumah dengan rnaksud menemui Rasulullah untuk bertobat dan menyatakan keislaman mereka. Termasuk dari mereka, Abu Sufyan bin al-Harts bin Abdul-Muththalib (anak paman Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam.) dan Abdullah bin Abi Umayyah bin al-Mughirah (anak bibi [dari ayah] Rasulullah, saudara Ummu Salamah sebapak). Ketika mereka berdua meminta izin masuk menemui Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam., beliau enggan memberi izin masuk bagi keduanya disebabkan penyiksaan mereka yang keras terhadap kaurn muslimin menjelang beliau hijrah dari Mekah.
  • 10. Maka berkatalah Ummu Salamah kepada Rasulullah dengan perasaan iba terhadap keluarganya sendiri dan juga keluarga Rasulullah, "Wahai Rasulullah, mereka berdua adalah anak parnanmu dan anak bibirnu (dan ayah) serta iparmu." Rasulullah menjawab, "Tidak ada keperluan bagiku dengan mereka berdua. Adapun anak parnanku, aku telah diperlakukan olehnya dengan tidak baik. Adapun anak bibiku (dari ayah) serta iparku telah berkata di Mekah dengan apa yang ia katakan." Pernyataan itu telah sampai kepada Abu Sufyan, anak paman Rasulullah. Maka ia berkata, "Demi Allah, ia harus mengizinkanku atau aku mengambil anak ini dengan kedua tanganku -pada saat itu ia bersama anaknya, Ja'far- kemudian karni harus berkelana di dunia sehingga mati kehausan dan kelaparan." Lalu Ummu Salamah memberitahukan perkataan Abu Sufyan tersebut kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. dengan kembali memohon rasa belas kasih. Akhirnya hati beliau menjadi luluh, lalu mengizinkan keduanya masuk. Maka masuklah keduanya dan menyatakan keislaman serta bertobat di hadapan Rasulullah. H. Sikapnya terhadap Fitnah Ummu Salamah selalu berada di rumahnya, senantiasa ikhlas beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan menjaga Sunnah suaminya tercinta pada masa (khilafah) Abu Bakar ash-Shiddiq dan Umar bin al-Khaththab. Pada masa khilafah Utsman bin Affan ia melihat kegoncangan situasi serta perpecahan kaum muslimin di seputar khalifah. Bahaya fitnah sernakin memuncak di langit kaum muslirnin. Maka ia pergi menernui Utsman dan menasihatinya supaya tetap berpegang teguh pada petunjuk Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. serta petunjuk Abu Bakar dan Umar bin al-Khaththab, tidak menyimpang dan petunjuk tersebut selama-lamanya. Apa yang dikhawatirkan Ummu Salamah terjadi juga, yaitu peristiwa terbunuhnya Utsman yang saat itu tengah membaca Al-Qur'an dan angin fitnah tengah bertiup kencang terhadap kaurn muslimin. Pada saat itu Aisyah telah membulatkan tekad untuk keluar menuju Bashrah disertai Thalhah bin Ubaidillah dan Zubair bin al-'Awwam dengan tujuan mernobilisasi massa untuk melawan Ali bin Abi Thalib. Maka Ummu Salamah mengirim surat yang memiliki sastra indah kepada Aisyah. Dari Ummu Salamah, Istri Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam., untuk Aisyah Ummul-Mu' minin. Sesungguhnya aku memuji Allah yang tidak ada ilah (Tuhan) melainkan Dia. Amma ba'du. Engkau sungguh telah merobek pembatas antara Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. dan umatnya yang merupakan hijab yang telah ditetapkan keharamannya. Sungguh Al-Qur'an telah memberimu kemuliaan, maka jangan engkau lepaskan. Dan Allah telah menahan suaramu, maka janganlah engkau mengeluarkannya Serta Allah telah tegaskan bagi umat ini seandainya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. mengetahui bahwa kaum wanita memiliki kewajiban jihad (berperang) niscaya beliau berpesan kepadamu untuk menjaganya. Tidakkah engkau tahu bahwasanya beliau melarangmu melampaui batas dalam agama, karena sesungguhnya tiang agama tidak bisa kokoh dengan campur tangan wanita apabila tiang itu telah miring, dan tidak bisa diperbaiki oleh wanita apabila telah hancur. Jihad wanita adalah tunduk kepada segala ketentuan, mengasuh anak, dan mencurahkan kasih sayangnya. Ummu Salamah berada di pihak Ali bin Abi Thalib karena beliau menggikuti kesepakatan kaum muslimin atas terpilihnya beliau sebagai khalifah mereka. Karena itu, Ummu Salamah mengirim/mengutus anaknya, Umar, untuk ikut berperang dalan barisan Ali.
  • 11. I. Saat Wafatnya Pada tahun ke-59 hijriah, usia Ummu Salamah telah mencapai 84 tahun. Usia tua dan pikun merambah di pertambahan umurnya. Allah ta'ala mengangkat rohnya yang suci naik ke atas menuju hadirat-Nya. Ia meninggal dunia setelah hidup dengan aktivitas yang dipenuhi oleh pengorbanan, jihad, dan kesabaran di jalan Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan Rasul-Nya. Beliau dishalatkan oleh Abu Hurairah Radhiyallahu'anhu dan dikuburkan di al-Baqi' di samping kuburan Ummahatul-Mukminin lainnya. Semoga rahmat Allah senantiasa menyertai Sayyidah Ummu Salamah. dan semoga Allah memberinya tempat yang layak di sisi-Nya. Amin. Sumber: Buku Dzaujatur-Rasulullah , Karya Amru Yusuf, Penerbit Darus-Sa'abu, Riyadh Zainab binti Jahsy Radhiyallahu 'anha Pernikahan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam dengan Zainab binti Jahsy didasarkan pada perintah Allah sebagai jawaban terhadap tradisi jahiliah. Zainab binti Jahsy adalah istri Rasulullah yang berasal dan kalangan kerabat sendiri. Zainab adalah anak perempuan dan bibi Rasulullah, Umaimah binti Abdul Muththalib. Beliau sangat mencintai Zainab. Nasab dan Masa Pertumbuhannya Nama lengkap Zainab adalah Zainab binti Jahsy bin Ri'ab bin Ya'mar bin Sharah bin Murrah bin Kabir bin Gham bin Dauran bin Asad bin Khuzaimah. Sebelum menikah dengan Rasulullah, namanya adalah Barrah, kemudian diganti oleh Rasulullah menjadi Zainab setelah menikah dengan beliau. Ibu dari Zainab bernama Umaimah binti Abdul-Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushai. Zainab dilahirkan di Mekah dua puluh tahun sebelum kenabian. Ayahnya adalah Jahsy bin Ri'ab. Dia tergolong pernimpin Quraisy yang dermawan dan berakhlak baik. Zainab yang cantik dibesarkan di tengah keluarga yang terhormat, sehingga tidak heran jika orang-orang Quraisy rnenyebutnya dengan perempuan Quraisy yang cantik. Zainab termasuk wanita pertarna yang memeluk Islam. Allah pun telah menerangi hati ayah dan keluarganya sehingga memeluk Islam. Dia hijrah ke Madinah bersama keluarganya. Ketika itu dia masih gadis walaupun usianya sudah layak menikah. Pernikahannya dengan Zaid bin Haritsah Terdapat beberapa ayat Al-Qur'an yang mernerintahkan Zainab dan Zaid melangsungkan pernikahan. Zainab berasal dan golongan terhormat, sedangkan Zaid bin Haritsah adalah budak Rasulullah yang sangat beliau sayangi, sehingga kaum muslimin menyebutnya sebagai orang kesayangan Rasulullah. Zaid berasal dari keluarga Arab yang kedua orang tuanya beragama Nasrani. Ketika masih kecil, dia berpisah dengan kedua orang tuanya karena diculik, kemudian dia dibeli oleh Hakam bin Hizam untuk bibinya, Khadijah binti Khuwailid, lalu dihadiahkannya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. Ayah Zaid, Haritsah bin Syarahil, senantiasa mencarinya hingga dia mendengar bahwa Zaid berada di rumah Rasulullah. Ketika Rasulullah menyuruh Zaid memilih antara tetap bersama beliau atau kembali pada orang tua dan pamannya, Zaid berkata, "Aku tidak menginginkan mereka berdua, juga tidak menginginkan orang lain yang engkau pilihkan untukku. Engkau bagiku adalah ayah sekaligus
  • 12. paman." Setelah itu, Rasulullah mengumumkan pembebasan Zaid dan pengangkatannya sebagai anak. Ketika Islam datang, Zaid adalah orang yang pertama kali memeluk Islam dari kalangan budak. Dia senantiasa berada di dekat Nabi, terutama setelah dia rneninggalkan Mekah, sehingga beliau sangat mencintainya, bahkan beliau pernah bersabda tentang Zaid, "Orang yang aku cintai adalah orang yang telah Allah dan aku beri nikmat. (HR. Ahmad) Allah telah memberikan nikmat kepada Zaid dengan keislamannya dan Nabi telah memberinya nikmat dengan kebebasannya. Ketika Rasulullah hijrah ke Madinah, beliau mempersaudarakan Zaid dengan Hamzah bin Abdul Muththalib. Dalam banyak peperangan, Zaid selalu bersama Rasulullah, dan tidak jarang pula dia ditunjuk untuk menjadi komandan pasukan. Tentang Zaid, Aisyah pernah berkata, "Rasulullah tidak mengirimkan Zaid ke medan perang kecuali selalu menjadikannya sebagai komandan pasukan, Seandainya dia tetap hidup, beliau pasti menjadikannya sebagai pengganti beliau." Masih banyak riwayat yang menerangkan kedudukan Zaid di sisi Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam.. Sesampainya di Madinah beliau meminang Zainab binti Jahsy untuk Zaid bin Haritsah. Semula Zainab membenci Zaid dan menentang menikah dengannya, begitu juga dengan saudara laki- lakinya. Menurut mereka, bagaimana mungkin seorang gadis cantik dan terhormat menikah dengan seorang budak? Rasulullah menasihati mereka berdua dan menerangkan kedudukan Zaid di hati beliau, sehingga turunlah ayat kepada mereka: "Dan tidaklah patut bagi laki -laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata." (Q.S. Al-Ahzab: 36) Akhirnya Zainab menikah dengan Zaid sebagai pelaksanaan atas perintah Allah, meskipun sebenarnya Zainab tidak menyukai Zaid. Melalui pernikahan itu Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam. ingin menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan di antara manusia kecuali dalam ketakwaan dan amal perbuatan mereka yang baik. Pernikahan itu pun bertujuan untuk menghilangkan tradisi jahiliah yang senang membanggakan diri dan keturunan. Akan tetapi, Zainab tetap tidak dapat menerima pernikahan tersebut karena ada perbedaan yang jauh di antara mereka berdua. Di depan Zaid, Zainab selalu membangga-banggakan dirinya sehingga menyakiti hati Zaid. Zaid menghadap Rasulullah untuk mengadukan perlakukan Zainab terhadap dirinya. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam menyuruhnya untuk bersabar, dan Zaid pun mengikuti nasihat beliau. Akan tetapi, dia kembali menghadap Rasulullah dan menyatakan bahwa dirinya tidak mampu lagi hidup bersama Zainab. Mendengar itu, beliau bersabda, "Pertahankan terus istrimu itu dan bertakwalah kepada Allah." Kemudian beliau mengingatkan bahwa pernikahan itu merupakan perintah Allah. Beberapa saat kemudian turunlah ayat, "Pertahankan terus istrimu dan bertakwalah kepada Allah." Zaid berusaha menenangkan din dan bersabar, namun tingkah laku Zainab sudah tidak dapat dikendalikan, akhirnya terjadilah talak. Selanjutnya, Zainab dinikahi Rasulullah. Prinsip dasar yang melatarbelakangi pernikahan Rasulullah dengan Zainab binti Jahsy adalah untuk menghapuskan tradisi pengangkatan anak yang berlaku pada zaman jahiliah. Artinya, Rasulullah ingin menjelaskan bahwa anak angkat tidak sama dengan anak kandung, seperti halnya Zaid bin Haritsah yang sebelum turun ayat Al-Qur'an telah diangkat sebagai anak oleh beliau. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, "Panggillah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak -bapak mereka,' itulah yang lebih adil pada sisi Allah, dan jika kamu tidak mengetahui bapak -bapak mereka, maka (panggillah mereka sebagai) saudara-saudara seagama dan maula-maulamu." (QS. Al-Ahzab:5) Karena itu, seseorang tidak berhak mengakui hubungan darah dan meminta hak waris dan orang tua angkat (bukan kandung). Karena itulah Rasulullah menikahi Zainab setelah bercerai dengan Zaid yang sudah dianggap oleh orang banyak sebagai anak Muhammad. Allah telah menurunkan wahyu agar Zaid menceraikan istrinya kemudian dinikahi oleh Rasulullah. Pada mulanya Rasulullab tidak memperhatikan perintah tersebut, bahkan meminta Zaid mempertahankan istrinya. Allah memberikan peringatan sekali lagi dalam ayat: "Dan (ingatlah), ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan nikmat kepadanya
  • 13. dan kamu (juga) telah memberi nikmat kepadanya, 'Tahanlah terus istrimu dan bertakwalah kepada Allah, 'sedang kamu menyembunyikan dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya, dan kamu takut kepada manusia, sedang Allah- lah yang lebih berhak untuk kamu takuti. Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikannya), Kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk (mengawini) istri-istri anak- anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluan daripada istrinya. Dan adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi." (QS. Al-Ahzab:37) Ayat di atas merupakan perintah Allah agar Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam. menikahi Zainab dengan tujuan meluruskan pemahaman keliru tentang kedudukan anak angkat. Menjadi Ummul-Mukminin Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. mengutus seseorang untuk mengabari Zainab tentang perintah Allah tersebut. Betapa gembiranya hati Zainab mendengar berita tersebut, dan pesta pernikahan pun segera dilaksanakan serta dihadiri warga Madinah. Zainab mulai memasuki rumah tangga Rasulullah dengan dasar wahyu Allah. Dialah satu-satunya istri Nabi yang berasal dan kerabat dekatnya. Rasulullah tidak perlu meminta izin jika memasuki rumah Zainab sedangkan kepada istri-istri lainnya beliau selalu meminta izin. Kebiasaan seperti itu ternyata menimbulkan kecemburuan di hati istri Rasul lainnya. Orang-orang munafik yang tidak senang dengan perkembangan Islam membesar-besarkan fitnah bahwa Rasulullah telah menikahi istri anaknya sendiri. Karena itu, turunlah ayat yang berbunyi, "Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi.. " (Qs. Al-Ahzab: 40) Zainab berkata kepada Nabi, "Aku adalah istrimu yang terbesar haknya atasmu, aku utusan yang terbaik di antara mereka, dan aku pula kerabat paling dekat di antara mereka. Allah menikahkanku denganmu atas perintah dari langit, dan Jibril yang membawa perintah tersebut. Aku adalah anak bibimu. Engkau tidak memiliki hubungan kerabat dengan mereka seperti halnya denganku." Zainab sangat mencintai Rasulullah dan merasakan hidupnya sangat bahagia. Akan tetapi, dia sangat pencemburu terhadap istri Rasul lainnya, sehingga Rasulullah pernah tidak tidur bersamanya selama dua atau tiga bulan sebagai hukuman atas perkataannya yang menyakitkan hati Shafiyyah binti Huyay bin Akhtab wanita Yahudiyah itu. Zainab bertangan terampil, menyamak kulit dan menjualnya, juga mengerjakan kerajinan sulaman, dan hasilnya diinfakkan di jalan Allah. Wafatnya Zainab binti Jahsy adalah istri Rasulullah yang pertama kali wafat menyusul beliau, yaitu pada tahun kedua puluh hijrah, pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab, dalarn usianya yang ke-53, dan dimakamkan di Baqi. Dalarn sebuah riwayat dikatakan bahwa Zainab berkata menjelang ajalnya, "Aku telah rnenyiapkan kain kafanku, tetapi Umar akan mengirim untukku kain kafan, maka bersedekahlah dengan salah satunya. Jika kalian dapat bersedekah dengan sernua hak-hakku, kerjakanlah dari sisi yang lain." Sernasa hidupnya, Zainab banyak mengeluarkan sedekah di jalan Allah. Tentang Zainab, Aisyah berkata, "Semoga Allah mengasihi Zainab. Dia banyak menyamaiku dalarn kedudukannya di hati Rasulullah. Aku belum pernah melihat wanita yang lebih baik agamanya daripada Zainab. Dia sangat bertakwa kepada Allah, perkataannya paling jujur, paling suka menyambung tali silaturahmi, paling banyak bersedekah, banyak mengorbankan diri dalam bekerja untuk dapat bersedekah, dan selalu mendekatkan diri kepada Allah. Selain Saudah, dia yang memiliki tabiat yang keras." Semoga Allah memberikan kemuliaan kepadanya (Sayyidah Zainab Binti Jahsy) di akhirat dan ditempatkan bersama hamba-hamba yang saleh. Amin. Sumber: Buku Dzaujatur-Rasulullah , Karya Amru Yusuf, Penerbit Darus-Sa'abu, Riyadh
  • 14. Anas bin Malik Radhiyallahu 'anhu (wafat 93 H) Anas bin Malik urutan ke tiga dari sahabat yang banyak meriwayatkan hadist, Ia meriwayatkan sebanyak 2.286 hadits. Anas adalah (Khadam) pelayan Rasulullah yang terpercaya, ketika ia berusia 10 tahun, ibunya Ummu sulaiman membawanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam untuk berkhidmat. Ayahnya bernama Malik bin an-Nadlr. Rasulullah sering bergurau dengan Anas bin Malik, dan Rasulullah sendiri tidaklah bersikap seperti seorang majikan kepada hambanya. Anas sendiri pernah berkata:" Rasulullah Shallallahu alaihi wasssalam tidak pernah menegur apa yang aku perbuat, beliau juga tidak pernah menanyakan tentang sesuatu yang aku tidak kerjakan, akan tetapi beliau selalu mengucapkan Masya'allahu kan wa ma lam yasya". Anas bin Malik tidak berperang dalam perang Badar yang akbar, karena usianya masih sangat muda. Tetapi ia banyak mengikuti peperangan lainnya sesudah itu. Pada waktu Abu Bakar meminta pendapat Umar mengenai pengangkatan Anas bin Malik menjadi pegawai di Bahrain, Umar memujinya :" Dia adalah anak muda yang cerdas dan bisa baca tulis, dan juga lama bergaul dengan Rasulullah". Sedangkan Komentar Abu Hurairah tentangnya : " Aku belum pernah melihat orang lain yang shalatnya menyerupai Rasulullah kecuali Ibnu Sulaiman (Anas bin Malik)". Ibn Sirin berkata:" Dia (Anas) paling bagus Shalatnya baik di rumah maupun ketika sedang dalam perjalanan". Pada hari hari terakhir masa kehidupannya, Anas pindah ke Basrah, Sebagian lain mengatakan kepindahannya karena terkena fitnah Ibn al-Asy'ats yang mendorong Hajjaj mengancamnya. Maka tidak ada jalan lain bagi anas bin Malik untuk pindah ke Basrah yang menjadikan satu satunya sahabat Nabi disana. Itulah sebabnya para Ulama mengatakan bahawa Anas bin Malik adalah sahabat terakhir yang meninggal di Basrah., pada wafatnya Muwarriq berkata: " Telah hilang separuh ilmu. Jika ada orang suka memperturutkan kesenangannya bila berselisih dengan kami, kami berkata kepadanya, marilah menghadap kepada orang yang pernah mendenganr dari Rasululah Shallallahu alaihi wassalam". Sanad paling sahih yang bersumber awalnya dari : Malik, dari az-Zuhri, dan dia (Anas bin Malik). Sedangkan yang paling Dlaif dari Dawud bin al-Muhabbir, dari ayahnya Muhabbir dari Abban bin Abi Iyasy dari dia. Ia wafat pada tahun 93 H dalam usia melampaui seratus tahun. Disalin dari Biografi Anas dalam Thabaqaat Ibn sa'ad 7/10 dan Tahdzib 3/319 Zaid bin Tsabit Radhiyallahu 'anhu (wafat 45 H) Nama lengkapnya adalah Zaid bin Tsabit bin Adh-Dhahak bin Zaid Ludzan bin Amru, dia masuk islam ketika umur 11 tahun ketika perang Badar terjadi. Perjalanan hidupnya.
  • 15. Nabi menyerahkan bendera Bani Malik bin an-Najjar kepada 'Imarah sebagai komandan perang Tabuk, lalu Nabi mengambilnya dan diserahkan kepada Zaid bin Tsabit. Ketika beliau memintanya, maka Imarah bertanya," Ya Rasulullah, apakah engkau akan menyerahkan sesuatu yang engkau berikan kepadaku?. Beliau menjawab," Tidak, tetapi al-Quran harus didahulukan, dan Zaid bin Tsabit lebih banyak menguasai bacaan Al-Quran daripadamu". Zaid juga sebagai penulis wahyu bagi Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam. Saat Umar menjadi Khalifah dia diangkat sebagai amir (gubernur) Madinah sebanyak 3 kali di ibukota atau di wilayah pusat kekuasaan, dan dia juga ditugaskan untuk mengumpulkan al-Quran atas perintah Abu Bakar dan Umar sebagai mana dijelaskan dalam riwayat yang diriwayatkan oleh Bukhari : "Zaid bin Tsabit berkata" Aku disuruh menghadap Abu Bakar berkenaan dengan pembunuhan yang dilakukan penduduk Yamamah, dan ketika itu dihadapan nya ada Umar bin al-Khaththab. Lalu Abu Bakar berkata, "Jika perang terus berkecamuk banyak memakan korban jiwa kaum muslimin, banyak para penghapal al-Quran di negeri ini terbunuh, dimana akhirnya banyak bagian al-Quran yang hilang maka agar al-Quran dibukukan, aku berpandangan sama dengan Umar, engkau laki laki yang cerdas dan masih muda, maka cari dan kumpulkanlah (Mushaf) al-Quran". Zaid bin Tsabit adalah seorang ulama yang kedudukannya sama dengan para ulama dari kalangan sahabat lainnya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam bersabda," Umatku yang paling menguasai ilmu Faraidh adalah Zaid bin Tsabit". Riwayat lain yang senada terdapat dalam riwayat Imam an-Nasa'I dan Ibnu Majah, dimana nabi bersabda," Umatku yang paling penyayang adalah Abu Bakar, yang paling kuat kesaksiannya dihadapan Allah adalah Umar, yang paling diakui perasaan malunya adalah Utsman dan yang paling menguasai faraidh adalah Zaid bin Tsabit". Ketika Zaid bin Tsabit wafat maka Abu Hurairah berkata," Telah wafat orang terbaik dari umat ini semoga Allah menjadikan Ibnu abbas sebagai penggantinya". Wafatnya Ia wafat di Madinah pada tahun 45 H dalam usia 56 tahun (dalam riwayat lain ia wafat tahun 51 H atau 52 H) Disalin Zaid bin Tsabit dalam dari biografi Shafw ah ash shafw ah ibnu Jauzi, Al-Istia'aab Ibn Al-Barr Abu Harairah Radhiyallahu ‘anhu (wafat 57 H) Abu Hurairah adalah sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadist Nabi Shallallahu alaihi wassalam , ia meriwayatkan hadist sebanyak 5.374 hadist. Abu Hurairah memeluk Islam pada tahun 7 H, tahun terjadinya perang Khibar, Rasulullah sendirilah yang memberi julukan "Abu Hurairah", ketika beliau sedang melihatnya membawa seekor kucing kecil. Julukan dari Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam itu semata karena kecintaan beliau kepadanya. Allah Subhanahu wa ta'ala mengabulkan doa Rasulullah agar Abu Hurairah dianugrahi hapalan yang kuat. Ia memang paling banyak hapalannya diantara para sahabat lainnya. Pada masa Umar bin Khaththab menjadi Khalifah, Abu Hurairah menjadi pegawai di Bahrain, karena banyak meriwayatkan hadist Umar bin Khaththab pernah menantangnya dan ketika Abu Hurairah
  • 16. meriwayatkan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wassalam :" Barangsiapa berdusta mengatasnamakanku dengan sengaja, hendaklah ia menyediakan pantatnya untuk dijilat api neraka". Kalau begitu kata Umar, engkau boleh pergi dan menceritakan hadist. Syu'bah bin al-Hajjaj memperhatikan bahwa Abu Hurairah meriwayatkan dari Ka'ab al-Akhbar dan meriwayatkan pula dari Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam, tetapi ia tidak membedakan antara dua riwayatnya tersebut. Syu'bah pun menuduhnya melakukan tadlis, tetapi Bisyr bin Sa'id menolak ucapan Syu'bah tentang Abu Hurairah. Dan dengan tegas berkata: Bertakwalah kepada allah dan berhati hati terhadap hadist. Demi Allah, aku telah melihat kita sering duduk di majelis Abu Hurairah. Ia menceritakan hadist Rasulullah dan menceritakan pula kepada kita riwayat dari Ka'ab al-Akhbar. Kemudian dia berdiri, lalu aku mendengar dari sebagian orang yang ada bersama kita mempertukarkan hadist Rasulullah dengan riwayat dari Ka'ab. Dan yang dari Ka'ab menjadi dari Rasulullah.". Jadi tadlis itu tidak bersumber dari Abu Hurairah sendiri, melainkan dari orang yang meriwayatkan darinya. Cukupkanlah kiranya kita mendengar kan dari Imam Syafi'I :" Abu Hurairah adalah orang yang paling hapal diantara periwayat hadist dimasanya". Marwan bin al-Hakam pernah mengundang Abu Hurairah untuk menulis riwayat darinya, lalu ia bertanya tentang apa yang ditulisnya, lalu Abu Hurairah menjawab :" Tidak lebih dan tidak kurang dan susunannya urut". Abu Hurairah meriwayatkan hadist dari /abu Bakar, Umar, Utsman, Ubai bin Ka'ab, Utsman bin Za'id, Aisyah dan sahabat lainnya. Sedangkan jumlah orang yang meriwayatkan darinya melebihi 800 orang, terdiri dari para sahabat dan tabi'in. diantara lain dari sahabat yang diriwayatkan adalah Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Umar, Jabir bin Abdullah, dan Anas bin Malik, sedangkan dari kalangan tabi'in antara lain Sa'id bin al- Musayyab, Ibnu Sirin, Ikrimah, Atha', Mujahid dan Asy-Sya'bi. Sanad paling shahih yang berpangkal daripadanya adalah Ibnu Shihab az-Zuhr, dari Sa'id bin al- Musayyab, darinya (Abu Hurairah). Adapun yang paling Dlaif adalah as-Sari bin Sulaiman, dari Dawud bin Yazid al-Audi dari bapaknya (Yazid al-Audi) dari Abu Hurairah. Ia wafat pada tahun 57 H di Aqiq. Disalin dari Biografi Abu Hurairah dalam Al-Ishabah Ibn Hajar Asqalani No. 1179, Tahdzib al 'asma: An-Naw aw i2/270 Jabir bin Abdullah Radhiyallahu 'anhu (wafat 74 H) Jabir bin Abdullah meriwayatkan 1.540 hadist, Ayahnya bernama Abdullah bin Amr bin Hamran Al- Anshari as-Salami. Ia bersama ayahnya dan seorang pamannya mengikuti Bai'at al-'Aqabah kedua di antara 70 sahabat anshar yang berikrar akan membantu menguatkan dan menyiarkan agama Islam, Jabir juga mendapat kesempatan ikut dalam peperangan yang dilakukan oleh Nabi, kecuali perang Badar dan Perang Uhud, karena dilarang oleh ayahku. Setelah Ayahku terbunuh, aku selalu ikut berperang bersama Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam.
  • 17. Jabir bin Abdullah pernah melawat ke Mesir dan Syam dan banyak orang menimba ilmu darinya dimanapun mereka bertemu dengannya. Di Masjid Nabi Madinah ia mempunyai kelompok belajar , disini orang orang berkumpul untuk mengambil manfaat dari ilmu dan ketakwaan. Ia wafat di Madinah pada tahun 74 H. Abbas bin Utsman penguasa madinah pada waktu itu ikut mensholatkannya. Sanad terkenal dan paling Shahih darinya adalah yang diriwayatkan oleh penduduk Makkah melalui jalur Sufyan bin Uyainah, dari Amr bin Dinar, dari Jabir bin Abdullah. (biografi jabir dalam Al-Ishabah 1/213 dan Tahdzib al-Asma 1/142) Abu Sa'id Al-Khudri Radhiyallahu 'anhu (wafat 74 H) Abu Sa'id Al-Khudri adalah orang ke tujuh yang banyak meriwayatkan hadist dari Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. Telah meriwayatkan 1.170 hadits. Orang orang pernah memintanya agar mengizinkan mereka menulis hadits hadits yang mereka dengar darinya. Ia menjawab " Jangan sekali kali kalian menulisnya dan jangan kalian menjadikan sebagai bacaan, tetapi hapalkan sebagaimana aku menghapalnya". Abi Sa'id lebih dikenal dengan nama aslinya adalah Sa'ad bin Malik bin Sinan. Ayahnya Malik bin Sinan syahid dalam peperangan Uhud, Ia seorang Khudri nasabnya bersambung dengan Khudrah bin Auf al-Harits bin al-Khazraj yang terkenal dengan julukan "Abjar". Ketika perang Uhud pecah, ayahnya (malik) membawanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam dan meminta agar anaknya diikutkan dalam peperangan. Pada waktu itu Jabir masih berusia 13 tahun, namun ayahnya menyanjung kekuatan tubuh anaknya:" Dia bertulang besar ya Rasulullah" tetapi, Rasulullah tetap menganggapnya masih kecil dan menyuruh membawanya pulang. Abu Sa'id al-Khudri adalah salah seorang diantara para sahabat yang melakukan bai'at kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam mereka berikrar tidak akan tergoyahkan oleh cercaan orang dalam memperjuangkan agama Allah Subhanahu wa ta'ala, mereka tergabung dalam kelompok Abu Dzarr al-Ghifari, Sahl bin Sa'ad, Ubaidah bin ash Shamit dan Muhammad bin Muslimah. Abu Sa'id al-Khudri bersama Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam dalam perang Bani Musthaliq, perang Khandaq dan perang perang sesudahnya, secara keseluruhan ia mengikuti 12 kali peperangan. Riwayatnya dari para sahabat lain banyak sekali namun sumber yang paling terkenal adalah bapaknya sendiri Malik bin Sinan, saudaranya seibu Qatadah bin an-Nu'man, Abu Bakan, Umar, Utsman, Ali, Abu Musa al-Asy'ari, Zaid bin Tsabit dan Abdullah bin Salam. Sedangkan orang orang yang meriwayatkan hadits darinya adalah anaknya sendiri Aburahman, istrinya Zainab bin Ka'ab bin Ajrad, Abdullah bin Umar, Abdullah bin Abbas, Abu Thufail, Nafi' dan Ikramah. Abu sa'id membawa putranya Abdurahman ke tanah pemakaman Baqi, dan berpesan agar ia nanti dimakamkan di bagian jauh dari tempat itu. Katanya: " Wahai anakku, apabila aku meninggal dunia kelak, kuburkanlah aku disana, Jangan engkau buat tenda untuk, jangan engkau mengiringi Jenazahku dengan membawa api, Jangan engkau tangisi aku dengan meratap-ratap, dan jangan memberitahukan seorangpun tentang diriku".
  • 18. Kemudian ia beliau wafat pada tahun 74 H Disalin dari Biografi Abu Sa'id dalam Tahdzib at Tahdzib 3/49 Mu'adz bin Jabal Radhiyallahu 'anhu (wafat 18 H) Muadz bin Jabal bin Amr bin Aus al-Khazraji, dengan nama julukan "Abu Abdurahman", dilahirkan di Madinah. Ia memeluk Islam pada usia 18 tahun, Ia mempunyai keistimewaan sebagai seorang yang sangat pintar dan berdedikasi tinggi. Dari segi fisik, ia gagah dan perkasa. Allah juga mengaruniakan kepadanya kepandaian berbahasa serta tutur kata yang indah, Muadz termasuk di dalam rombongan yang berjumlah sekitar 72 orang Madinah yang datang berbai'at kepada Rasulullah. Setelah itu Muadz kembali ke Madinah sebagai seorang pendakwah Islam di dalam masyarakat Madinah. Ia berhasil mengislamkan beberapa orang sahabat yang terkemuka seperti misalnya Amru bin Al- Jamuh. Pada waktu Nabi Muhammad berhijrah ke Madinah, Muaz senantiasa berada bersama dengan Rasulullah sehingga ia dapat memahami Al-Qur'an dan syariat-syariat Islam dengan baik. Hal tersebut membuatnya di kemudian hari muncul sebagai seorang yang paling ahli tentang Al-Qur'an dari kalangan para sahabat. Ia adalah orang yang paling baik membaca Al-Qur'an serta paling memahami syariat-syariat Allah. Oleh sebab itulah Rasulullah memujinya dengan bersabda, "Yang kumaksud umatku yang paling alim tentang halal dan haram ialah Muaz bin Jabal." (Hadist Tirmidzi dan Ibnu Majah). Ia meriwayatkan hadist dari Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Umar dan meriwayatkan darinya ialah Anas bin Malik, Masruq, Abu Thufail Amir bin Wasilah. Selain itu, Muadz merupakan salah satu dari enam orang yang mengumpulkan Al-Qur'an pada zaman Rasulullah. Setelah kota Makkah didatangi oleh Rasulullah, penduduk Makkah memerlukan tenaga-tenaga pengajar yang tetap tinggal bersama mereka untuk mengajarkan syariat agama Islam. Rasulullah lantas menyanggupi permintaan tersebut dan meminta supaya Muaz tinggal bersama dengan penduduk Makkah untuk mengajar Al-Qur'an dan memberikan pemahaman kepada mereka mengenai agama Allah. Sifat terpuji beliau juga jelas terlihat manakala rombongan raja-raja Yaman datang menjumpai Rasulullah guna meng-isytihar-kan keislaman mereka dan meminta kepada Rasulullah supaya mengantarkan tenaga pengajar kepada mereka. Begitupun maka Rasulullah memilih Muaz untuk memegang tugas itu bersama-sama dengan beberapa orang para sahabat. Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam mempersaudarakanya dengan Abdullah bin Mas'ud. Nabi mengirimnya ke negeri Yaman untuk mengajar, memberikan pengetahuan agama dan mendidik sampai hapal al-Quran kepada penduduk Yaman. Rasulullah mengantarnya dengan berjalan kaki sedangkan Mu'adz berkendaraan, dan Nabi bersabda kepadanya: " Sungguh, aku mencintaimu". Lantas beliau mewasiatkan kepada Muadz dengan bersabda : "Wahai Muadz! Kemungkinan kamu tidak akan dapat bertemu lagi dengan aku selepas tahun ini", Kemudian Muadz menangis karena terlalu sedih untuk berpisah dengan Rasulullah Shallalahu alaihi wassalam. Selepas peristiwa tersebut ternyata Rasulullah wafat dan Muadz tidak lagi dapat melihatnya. Muadz sangat terpukul atas berpulangnya Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. Ia bahkan menangis tersedu-sedu selama beberapa saat. Namun ia segera menyadari tanggung jawab dakwah di pundaknya. Ia senantiasa menjaga ghirah (semangat) keislamannya agar tidak surut. Setelah Umar bin Khattab dilantik menjadi khalifah, ia mengutus Muaz untuk mendamaikan pertikaian yang terjadi di kalangan Bani Kilab. Ia pun sukses menjalankan misi itu.
  • 19. Pada zaman pemerintahan Khalifah Umar pula, gubernur Syam (sekarang Mesir) mengirimkan Yazid bin Abi Sofian untuk meminta guru bagi penduduknya. Lalu Umar memanggil Muaz bin Jabal, Ubaidah bin As-Somit, Abu Ayub Al-Ansary, Ubai bin Kaab dan Abu Darda' dalam satu majelis. Khalifah Umar berkata kepada mereka : "Sesungguhnya saudara kamu di negeri Syam telah meminta bantuan daripada aku supaya mengantar siapa saja yang dapat mengajarkan Al-Qur'an kepada mereka dan memberikan pemahaman kepada mereka tentang agama Islam. Oleh karena itu bantulah aku untuk mendapat tiga orang dari kalangan kamu semoga Allah merahmati kamu. Sekiranya kamu ingin membuat pengundian, kamu boleh membuat undian, jika tidak aku akan melantik tiga orang dari kalangan kamu." Lalu mereka menjawab : "Kami tidak akan membuat pengundian dengan memandang bahwa Abu Ayub telah terlalu tua, sedang Ubai pun senantiasa mengalami kesakitan, dan yang tinggal hanya kami bertiga saja." Kemudian Umar berkata kepada mereka : "Kalian mulailah bertugas di Hims, sekiranya kamu suka dengan keadaan penduduknya, bolehlah salah seorang diantara kamu tinggal di sana. Kemudian salah seorang daripada kamu hendaknya pergi ke Damsyik, dan seorang lagi pergi ke Palestina." Lalu mereka bertiga keluar ke Hims dan mereka meninggalkan Ubaidah bin As-Somit di sana, Abu Darda' pergi ke Damsyik. Muaz bin Jabal terus berlalu pergi ke negara Urdun. Muaz bin Jabal berada di Urdun pada saat negeri tersebut tengah terserang wabah penyakit menular. Mu'adz bin Jabal wafat tahun 18 H ketika terjadi wabah hebat di Urdun tersebut, waktu itu usianya 33 tahun . Disalin dari Biografi Mu'adz dalam Al-Ishabah no.8039karya Ibn Hajar Asqalani dan Thabaqat IbnSa'ad 3/Q2,120 Abu Dzarr Al-Ghifari Radhiyallahu 'anhu (wafat 32 H) Abu Dzaar al-Ghifari Nama aslinya adalah Jundab bin Junadah dinisbatkan kepada kakeknya Junadah yang berasal dari Ghifar, ia seorang Kinani. Abu Dzarr orang yang ahli ibadah sebelum diutusnya Nabi Shallallahu alaihi wassalam. Ia adalah sahabat kelima yang lebih dulu masuk Islam, Ia baru bisa Hijrah setelah perang Khandaq. Abu Dzarr seorang yang zuhud tidak pernah menyimpan makanan untuk hari esok. Namun dimasa pemerintahan Utsman, ia mengajak orang orang untuk mendirikan semacam baitul mal, hal ini didorong rasa kemanusiaan namun Utsman bin Affan tidak tertarik akan gagasan itu dan selanjutnya ia mengasingkan ke Rabadzah dan menetap disitu sampai wafatnya. Pada saat wafatnya yang kebetulan Ibnu Mas'ud lewat ke Rabadzah dan menshalatkannya jenazahnya. Abu Dzaar meriwayatkan hadits dari Umar, Ibnu abbas, Ibnu Umar dan lainnya. Yang diriwayatkan darinya antara lain Al-Hanaf bin Qais, Abdurahman bin Ghanam dan Atha'. Sanad paling shahih yng berpangkal daripadanya ialah yang diriwayatkan dari penduduk syam dari jalur Sa'id bin Abdil Aziz, dar Rabi'ah bin Yazid, dari Abu Idris al-Khaulani, dari Abu Dzarr. Abu Dzarr meriwayatkan hadits sebanyak 281 hadits Ia wafat pada tahun 32 H. Disalin dari Biografi Abu Dzarr dalam al-Ishabah Ibn Hajar Asqalani VII/60, Thabaqaat Ibn Sa'ad IV/161
  • 20. Sa'ad bin Abi Waqqash Radhiyallahu 'anhu (wafat 55 H) Nama lengkapnya adalah Sa'ad bin Abi Waqqash bin Uhaib Az-Zuhri dengan julukan "Abu Ishaq", Ia adalah salah seorang diantara sepuluh orang sahabat yang mendapat kabar gembira bakal masuk surga, dan orang yang pertama dalam melontarkan panah dalam perang Sabillillah, ia orang yang ke empat lebih dulu masuk Islam melalui tangan Abu Bakar ketika umurnya 17 tahun. Sa'ad bin Abi Waqqash mengikuti banyak peperangan bersama Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam, dalam peperangan itu ia bergabung dalam pasukan berkuda. Ia berasal dari bani Zuhrah seasal dengan ibu Nabi (Aminah). Khilafah Umar bin Khaththab mengangkatnya menjadi komandan pasukan yang dikirimkan untuk memerangi orang Persia dan berhasil mengalahkannya pada tahun 15 H di Qadisiyah. Setahun setelahnya 16 H di Julailak ia menaklukan Madain dan Bani al-Kuffa pada tahun 17 H. Sa'ad bin Abi Waqqash adalah penguasa Irak dimasa pemerintahan Umar bin Khaththab yang berlanjut pada masa pemerintahan Utsman bi Affan. Ia adalah seorang diantara enam sahabat orang yang dicalonkan menjadi Khalifah, sejak bencana besar atas terbunuhnya Utsman. Sa'ad bin Abi Waqqash meriwayatkan hadits dari Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Umar dan Khaulah binti Hakim. Yang meriwayatkan hadits darinya adalah Mujahid, Alqamah bin Qais as sa'ib bin Yazid, Sanad paling shahih berpangkal darinya adalah yang diriwayatkan oleh Ali bin Husain bin Ali, dari Sa'id bin al-Musayyab, darinya (Sa'ad bin Abi Waqqash). Ia wafat pada tahu 55 H di Aqiq. Disalin dari Biografi Sa'ad dalam Thadzib at Thadzib karya Ibn Hajar Asqalani 3/483 dan Shifaf at Shafwah karya Ibn Jauzi 1/138 Abu Darda' Radhiyallahu 'anhu (wafat 32 H) Nama lengkapnya adalah Uwaimir bin Zaid bin Qais, seorang sahabat perawi hadist dari Anshar, dari kabilah Khajraj, ia hapal al-Quran dari Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. Dalam perang Uhud Rasulullah bersabda mengenai dirinya " Prajurit berkuda paling baik adalah Uwaimir" Beliau ini dipersaudarakan oleh Rasulullah dengan Salman Al Farisi. Dia mengikuti semua peperangan yang terjadi setelah perang Uhud. Pada masa pemerintahan Khalifah Utsman, Abu Darda' diangkat menjadi Hakim di daerah Syam, Ia adalah mufti (pemberi fatwa) penduduk Syam dan ahli Fiqh penduduk Palestina. Ia meriwayatkan hadits dari Sayyidah Aisyah dan Zaid bin Tsabit, sedangkan yang meriwayatkan darinya ialah anaknya sendiri Bilal dan istrinya Ummu Darda'. Hadits yang dia riwayatkan mencapai 179 hadits. Tentang dia Masruq berkata:" Aku mendapatkan ilmu Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam pada enam orang diantaranya dari Abu Darda". Ia wafat pada tahun 32 H di dasmaskus. ( disalin dari Biografi Abu Darda' dalam Al-Ishabah no.6119 karya Ibn Hajar Asqalani)