1. Kepemimpinan
Abu Bakar Ash
Shiddiq
Yudha Maulidandi Saputra
2101085035
2A – Pendidikan Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Prof
Dr. Hamka Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Program
Studi Pendidikan Ekonomi
2021/2022
2. — Abu Bakar Ash Shiddiq
"Aku adalah manusia biasa dan aku
bukanlah manusia yang terbaik di
antara kamu. Apabila kalian lihat
perbuatanku benar, maka ikutilah aku.
Tapi bila kalian lihat perbuatanku
salah, maka betulkanlah."
3. Abu Bakar Ash-Shiddiq adalah sahabat
Nabi yang termasuk dalam golongan
orang pertama yang masuk Islam. Ia
mendapat gelar Ash-Shidiq karena
perannya menjadi orang pertama yang
membenarkan ajaran Nabi Muhammad
SAW. Abu Bakar bukan hanya orang
terdekat Rasulullah yang disebut sebagai
sahabat yang paling utama, tetapi juga
ayah mertua Nabi Muhammad SAW. Ia
diketahui berperan aktif dalam berbagai
kegiatan umat Islam, mulai dari ikut
berperang, berdakwah, dan
mengislamkan orang.
Biografi Abu Bakar
Ash Shiddiq
4. Abdullah bin Abu Quhafah (bahasa Arab: ب هللا عبد
قحافة أبي ن ;
573
–
23 Agustus 634/21 Jumadil Akhir 13 H)
atau yang lebih dikenal dengan Abu Bakar Ash
-Shiddiq (bahasa Arab: الصديق بكر أبو )
, adalah salah
satu pemeluk Islam awal, salah satu sahabat
utama Nabi, dan khalifah pertama yang di-
bai'at sepeninggal Nabi Muhammad wafat.
Melalui putrinya, Aisyah, Abu Bakar merupakan
ayah mertua Nabi Muhammad. Ash-Shiddiq yang
merupakan julukan Nabi Muhammad kepada Abu
Bakar merupakan salah satu gelar yang paling
melekat padanya, Bersama ketiga penerusnya,
Abu Bakar dimasukkan ke dalam
kelompok Khulafaur Rasyidin.
Biografi Abu Bakar
Ash shiddiq
5. Sebagai salah seorang pemeluk awal Islam, Abu Bakar telah
mengambil berbagai peran besar. Melalui ajakannya, Abu
Bakar berhasil mengislamkan banyak orang yang di
kemudian hari menjadi tokoh-tokoh penting dalam sejarah
Islam, di antaranya adalah 'Utsman bin 'Affan yang kemudian
menjadi khalifah ketiga. Abu Bakar juga turut serta dalam
berbagai perang seperti Perang Badar (624 M/2 H)
dan Perang Uhud (625 M/3 H). Kedekatan dan kesetiaannya
pada Nabi Muhammad merupakan satu hal yang sangat
melekat pada diri Abu Bakar, utamanya terlihat saat
mendampingi Nabi Muhammad hijrah ke Madinah dan
kepatuhannya dalam menerima keputusan Nabi
dalam Perjanjian Hudaibiyah, meski banyak sahabat Nabi
kala itu tidak menyepakati perjanjian tersebut karena
dipandang berat sebelah.
Biografi Abu Bakar
Ash Shiddiq
6. Nama lengkap Abu Bakar adalah 'Abdullah bin
'Utsman bin Amir bin Amru bin Ka'ab bin Sa’ad
bin Taim bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ay bin Gha
lib bin Fihr bin Malik bin An-Nadhar, dan dia
bernama Quraisy bin Kinanah bin Khuzaimah bi
n Mudrikah bin Ilyas
bin Mudhar bin Nizar bin Ma'ad bin Adnan at-
Taimi al-Qurasyi.
Bertemu nasabnya dengan Nabi Muhammad
pada kakeknya yang bernama Murrah bin
Ka'ab dan ibu dari Abu Bakar adalah Ummu al-
Khair Salma binti Shakhr bin Amir bin Ka'ab bin
Sa'ad bin Taim yang berarti ayah dan ibunya
sama-sama dari kabilah Bani Taim.
Nama dan Silsilah
7. Nama asli Abu Bakar tidak pasti dan sumber
memperdebatkan Abdullah, Abdul Ka'bah
dan Atiq sebagai namanya.
Nabi memberinya gelar yaitu Ash-
Shiddiq (artinya 'yang berkata benar') setelah
Abu Bakar membenarkan peristiwa Isra
Mi'raj yang diceritakan Nabi kepada para
pengikutnya, sehingga ia lebih dikenal dengan
nama "Abu Bakar ash-Shiddiq".
Nama dan Silsilah
8. Abu Bakar lahir di kota Makkah sekitar
tahun 573 (tahun kedua dari tahun gajah,
dari keluarga kaya dalam Bani Taim dari
suku Quraisy. Abu Bakar menghabiskan
masa kecilnya seperti anak Arab pada
zaman itu di antara suku Badui yang
menyebut diri mereka dengan nama Ahl-i-
Ba'eer atau rakyat unta. Pada masa
kecilnya, Abu Bakar sering sekali bermain
dengan dengan unta dan kambing, dan
kecintaannya terhadap unta inilah yang
memberinya nama "Abu Bakar" yang
berarti, bapaknya unta.
Kehidupan Awal
9. Sunni dan Syi'ah mempertahankan pendapat mereka bahwa orang kedua yang secara terang-terangan
menerima Muhammad sebagai utusan Allah adalah Ali bin Abi Thalib, dan orang yang pertama adalah
Khadijah.
Ibnu Katsir dalam bukunya Al-Bidayah wan Nihayah memiliki pendapat yang berbeda dengan pendapat di atas.
Dia berpendapat bahwa wanita yang pertama kali masuk Islam adalah Khadijah. Zaid bin Haritsah adalah
budak pertama yang masuk Islam. Ali bin Abi Thalib adalah anak kecil pertama yang masuk islam karena pada
waktu ia masuk Islam, Ali belum dewasa pada waktu itu. Adapun laki-laki dewasa yang bukan budak yang
pertama kali masuk islam yaitu Abu Bakar.
Dalam kitab Hayatussahabah, dituliskan bahwa Abu Bakar masuk Islam setelah diajak oleh Muhammad.
Diriwayatkan oleh Abu Hasan Al-Athrabulusi dari Aisyah, ia berkata:
Sejak zaman jahiliyah, Abu Bakar adalah kawan Rasulullah. Pada suatu hari, dia hendak menemui Rasulullah,
ketika bertemu dengan Rasulullah, dia berkata, "Wahai Abul Qosim (panggilan Nabi), ada apa denganmu
sehingga engkau tidak terlihat di majelis kaummu dan orang-orang menuduh bahwa engkau telah berkata
buruk tentang nenek moyangmu dan lain lain lagi?" Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya aku adalah utusan
Allah dan aku mengajak kamu kepada Allah." Setelah selesai Rasulullah berbicara, Abu Bakar langsung masuk
Islam. Melihat keislamannya itu, dia gembira sekali, tidak ada seorang pun yang ada di antara kedua gunung di
Mekkah yang merasa gembira melebihi kegembiraan dia. Kemudian Abu Bakar menemui Utsman bin Affan,
Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, dan Sa'ad bin Abi Waqqas, mengajak mereka untuk masuk Islam.
Lalu, mereka pun masuk Islam.
Abu Bakar lalu mendakwahkan ajaran Islam kepada Utsman bin Affan, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin
Awwam, Sa'ad bin Abi Waqqas dan beberapa tokoh penting dalam Islam lainnya.
Memeluk Islam
10. Setelah resmi menjadi Muslim, Abu Bakar turut
serta dalam dakwah menyebarkan Islam dan
berhasil mengislamkan Utsman bin Affan, Thalhah
bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Sa'ad bin Abi
Waqqas, serta beberapa tokoh penting dalam
Islam lainnya. Selain itu, ia juga membujuk teman-
teman dekatnya untuk masuk Islam. Namun,
periode awal dakwah Nabi Muhammad SAW
memang mengalami banyak tentangan. Bahkan
para budak yang telah memeluk Islam banyak
yang disiksa. Mengetahui hal ini, Abu Bakar
membebaskan para budak Muslim dengan
menebusnya dan membiarkan mereka pergi.
Kehidupan Setelah Masuk
Islam
11. Ketika Nabi Muhammad SAW
mulai sakit, Abu Bakar sering
menggantikan perannya sebagai
imam salat. Pada 632, Nabi
Muhammad SAW wafat dan Abu
Bakar menjadi orang yang
paling tabah menerima
kepergiannya. Ia bahkan harus
menenangkan Umar bin Khattab
yang tidak percaya Nabi telah
wafat.
Pengangkatan Sebagai
Khalifah
12. Setelah itu, diadakan musyawarah untuk mencari pemimpin pengganti Nabi
Muhammad SAW, di mana Abu Bakar terpilih sebagai khalifah atau dikenal
sebagai Khulafaur Rasyidin pertama. Baru saja tersiar kabar kematian
Rasul, bergeraklah kelompok-kelompok pemberontak hendak melepaskan
diri dari persatuan Islam yang baru tegak.
Sebelum mengatur persiapan untuk memerangi pemberontak, Abu Bakar lebih
dahulu hendak menyempurnakan angkatan perang di bawah Usamah.
Pada saat itu, Usamah baru kira kira 17 tahun. Usamah diangkat langsung
oleh Rasulullah menjadi kepala perang. Banyak ketua Quraisy menjadi
prajurit di bawah perintahnya.
Abu Bakar pergi ke tempat pemberhentian angkatan perang Usamah, untuk
melepasnya berangkat. Abu Bakar meminta Usamah untuk mengizinkan
Umar tidak ikut berperang. Abu Bakar membutuhkan Umar untuk
menemaninya dalam mengatur pemerintahan dalam negeri. Permintaan itu
dikabulkan oleh Usamah.
Pengangkatan Sebagai Khalifah
13. Setelah itu Abu Bakar melepaskan tentara itu di Jurf, lalu ia kembali ke
Madinah. Usamah berangkat dan mengepung negeri Qudha'ah.
Setelah empat puluh hari pertempuran hebat, Usamah kembali
dengan kemenangan. Tentara yang pergi ke Qudha'ah bukan sedikit
jumlahnya, sehingga menimbulkan kesan pada musuh-musuh yang
lain.
Setelah pulang, Usamah dan tentaranya disuruh untuk beristirahat.
Abu Bakar turun tangan memimpin pasukannya langsung untuk
menyelesaikan pemberontakan kaum Abs dan Dzubyan di luar Kota
Madinah. Selama memimpin pasukan, Abu Bakar menyerahkan
kepemimpinan Kota Madinah kepada orang lain. Setelah Abu Bakar
berhasil memadamkan pemberontakan itu, ia mengumpulkan
tentaranya di Zhul Qishshah, sekitar 15 km dari Madinah, menghadap
ke Najd. Disana, ia membagi sebelas buah bendera kepada sebelas
orang panglima perang.
14. Semasa pemerintahan Abu Bakar,
kekhalifahan Islam mampu menaklukkan
Persia dan Syam. Di Persia, pasukan Islam
dipimpin oleh Khalid bin Walid, yang
dibantu oleh Iyadh ibnu Ghanam. Setelah
itu, diutus pasukan untuk menaklukan
Negeri Syam yang saat itu menjadi pusat
Kekaisaran Romawi. Pertempuran untuk
menaklukkan Syam begitu alot hingga
puncaknya pada pertempuran Yarmuk,
yang berlangsung selama berminggu-
minggu. Pada akhirnya Syam berhasil
ditaklukan oleh pasukan Islam di bawah
pimpinan Khalid bin Walid.
Penaklukan Persia
dan Syam
15. Abu Bakar juga berperan dalam pelestarian teks-
teks tertulis Al-Qur'an. Dikatakan bahwa setelah
kemenangan yang sangat sulit saat melawan
Musailamah al-Kazzab dalam Perang Yamamah,
banyak para penghafal Al-Qur'an yang terbunuh
dalam pertempuran. Umar lantas meminta Abu
Bakar untuk mengumpulkan koleksi dari Al-Qur'an
oleh sebuah tim yang diketuai oleh sahabat Zaid bin
Tsabit, dikumpulkan lembaran Al-Qur'an dari para
penghafal Al-Qur'an dan tulisan-tulisan yang
terdapat pada media tulis seperti tulang, kulit dan
lain sebagainya,setelah lengkap penulisan ini maka
kemudian disimpan oleh Abu Bakar. Setelah Abu
Bakar meninggal maka disimpan oleh Umar bin
Khattab dan kemudian disimpan oleh Hafshah, anak
dari Umar dan juga istri dari Nabi Muhammad.
Kemudian pada masa pemerintahan Utsman bin
Affan koleksi ini menjadi dasar penulisan teks Al-
Qur'an yang dikenal saat ini.
AL - QURAN
16. Pada Agustus 634, Abu Bakar mengalami
demam tinggi dan harus terbaring di tempat
tidur. Ketika kondisinya memburuk dan
merasa bahwa ajalnya sudah dekat, ia
memanggil Ali dan memintanya untuk
memandikan jenazahnya seperti saat
memandikan jenazah Nabi Muhammad SAW.
Sebelum meninggal, Abu Bakar mewasiatkan
bahwa Umar ditunjuk sebagai khalifah kedua
yang menggantikannya. Akhirnya pada 23
Agustus 634, Abu Bakar meninggal karena
sakit dan dimakamkan di samping makam
Nabi Muhammad SAW.
WAFAT
17. 1. Memerangi Kemunafikan dan Kemurtadan
Setelah berita meningalnya Nabi Muhammad, banyak sekali orang dan pengikutnya
yang mengaku menjadi nabi, termasuk di dalamnya meninggalkan sholat, zakat dan
kembali melakukan kebiasaan jahiliah. Hal ini berdasarkan anggapan bahwa setelah
Nabi Muhammad wafat, maka segala perjanjian dengan beliau terputus.
Dengan kehadiran berita tersebut, Abu Bakar memerintahkan 11 panglima untuk
menstabilkan kondisi setelah wafatnya Nabi Muhammad, diantaranya Khalid bin
Walid, Amr bin Ash, Ikrimah bin Abu Jahal, Syurahbil bin Hasanah, Thuraifah bin Hajir,
Amr bin Al-Ash, Khalid bin Said bin AV Ash, Al-Ala' bin Al-Hadhar, Hudzaifah bin
Muhshin Al-Ghalfa'i, Urfajah bin Hartsimah dan Muhajir bin Abu Umayyah.
Langkah yang diambil Abu Bakar ternyata berdampak positif. Pengiriman pasukan
pada daerah dalam keadaan kacau menimbulkan interpretasi dari pihak lawan
bahwa kekuasaan islam cukup tangguh sehingga pemberontak mulai gentar. Selain
itu taktik ini juga memberi dampak pengalihan perhatian umat islam yang memukul
mundur pasukan Romawi.
Kebijakan Abu Bakar as Shiddiq
saat Menjadi Khalifah
18. 2. Penghimpunan Al-Quran
Umar bin Khattab khawatir akan gugurnya
para sahabat penghafal Al-Quran yang masih
hidup. Kemudian beliau datang kepada Abu
Bakar untuk memusyawarahkan hal tersebut.
Kemudian Abu Bakar mengutus Zaid bin
Tsabit agar segera mengumpulkan semua
ayat-ayat suci Al-Qur’an.
Zaid bin Tsabit bekerja keras mengumpulkan
ayat-ayat Al-Qur’an secara amat teliti
walaupun beliau sudah hafal Al-Qur’an.
Dengan ayat-ayat Al-Qur’an yang telah
dikumpulkan oleh Zaid bin Tsabit, kemudian
beliau serahlan kepada Abu Bakar.
19. 3. Awal Perluasan Wilayah Islam
Perluasan wilayah yang dilakukan pada
masa khalifah Abu Bakar as Shiddiq ke luar
jazirah Arab, yaitu Irak dan Suriah. Kedua
negara tersebut harus ditaklukkan dengan
tujuan untuk keamanan wilayah islam dari
kekuasaan Persia dan Bizantium.
Selain itu Abu Bakar memperluas wilayah
penyebaran agama islam ke Hiroh
(dijadikan pusat pertahanan dan ibu kota
di luar Arab), Anbar dan Persia, Daumatul
Jadal, Yatmuk, Syam, dan Syria.
Walaupun masa kepemimpinan Abu Bakar
as Shiddiq sangat singkat, namun beliau
mampu melalui masa tersebut dengan
banyak prestasi.