SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
BIOGRAFI TABI`IN
Muhammad bin al-Hanafiyyah (wafat 181 H)
Namanya adalah Muhammad Ibn al-Hanafiah, ia banyak menimba ilmu dari 'Ali bin Abi thalib."
pada saat Telah terjadi percekcokan antara Muhammad ibn al-Hanafiyyah dan saudaranya
al-Hasan ibn Ali, maka Ibn al-Hanafiah mengirim surat kepada saudaranya itu, isinya, "Sesungguhnya
Allah telah memberikan kelebihan kepadamu atas diriku.Ibumu Fathimah binti Muhammad ibn
Abdullah, sedangkan ibuku seorang wanita dari Bani "Haniifah." Kakekmu dari garis ibu adalah
utusan Allah dan makhluk pilihannya, sedangkan kakekku dari garis ibu adalah Ja'far ibn Qais.
Apabila suratku ini sampai kepadamu, kemarilah dan berdamailah denganku, sehingga engkau
memiliki keutamaan atas diriku dalam segala hal."
Begitu surat itu sampai ke tangan al-Hasan.ia segera ke rumahnya dan berdamai dengannya.
Siapakah Muhammad ibn al-Hanafiyyah, seorang adib (ahli adab/pujangga), seorang yang pandai
dan berakhlak lembut ini? Marilah, kita membuka lembaran hidupnya dari awal.
Kisah ini bermula sejak akhir kehidupan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. Pada suatu
hari, Ali ibn Abi Thalib duduk bersama Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam, maka ia berkata, "Wahai
Rasulullah.apa pendapatmu apabila aku dikaruniani seorang anak setelah engkau meninggal,
(bolehkah) aku menamainya dengan namamu dan memberikan kun-yah (sapaan yang biasanya
diungkapkan dengan 'Abu fulan.') dengan kunyah-mu?." "Ya" jawab beliau.
Kemudian hari-hari pun berjalan terus. Dan Nabi yang mulia Shallallahu Alaihi Wassalam
bertemu dengan ar-Rafiiqul al-A'laa (berpulang ke sisi Allah).dan setelah hitungan beberapa bulan
Fathimah yang suci, Ibunda al-Hasan dan al-Husain menyusul beliau (wafat).
Ali lalu menikahi seorang wanita Bani Haniifah. Ia menikahi Khaulah binti Ja'far ibn Qais al-
Hanafiyyah, yang kemudian melahirkan seorang anak laki-laki untuknya. Ali menamainya
"Muhammad" dan memanggilnya dengan kun-yah "Abu al-Qaasim" atas izin Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wassalam. Hanya saja orang-orang terlanjur memanggilnya Muhammad ibn al-Hanafiyyah,
untuk membedakannya dengan kedua saudaranya al-Hasan dan al-Husain, dua putra Fathimah az-
Zahra. Kemudian iapun dikenal dalam sejarah dengan nama tersebut.
Muhammad ibn al-Hanafiyyah lahir di akhir masa khilafah ash-Shiddiq (Abu Bakar) RA. Ia
tumbuh dan terdidik di bawah perawatan ayahnya, Ali bin Abi Thalib, ia lulus di bawah didikannya.
Ia belajar ibadah dan kezuhudan dari ayahnya.mewarisi kekuatan dan keberaniannya.menerima
kefasihan dan balaghoh darinya. Hingga ia menjadi pahlawan perang di medan pertempuran.singa
mimbar di perkumpulan manusia.seorang ahli ibadah malam (Ruhbaanullail) apabila kegelapan telah
menutup tirainya ke atas alam dan saat mata-mata tertidur lelap.
Ayahnya telah mengutusnya ke dalam pertempuran-pertempuran yang ia ikuti. Dan ia (Ali)
telah memikulkan di pudaknya beban-beban pertempuran yang tidak ia pikulkan kepada kedua
saudaranya yang lain; al-Hasan dan al-Husain. Ia pun tidak terkalahkan dan tidak pernah melemah
keteguhannya.
Pada suatu ketika pernah dikatakan kepadanya, "Mengapakah ayahmu menjerumuskanmu
ke dalam kebinasaan dan membebankanmu apa yang kamu tidak mampu memikulnya dalam tempat-
tempat yang sempit tanpa kedua saudaramu al-Hasan dan al-Husain?"
Ia menjawab, "Yang demikian itu karena kedua saudaraku menempati kedudukan dua mata
ayahku.sedangkan aku menempati kedudukan dua tangannya.sehingga ia (Ali) menjaga kedua
matanya dengan kedua tangannya."
Dalam perang "Shiffin" yang berkecamuk antara Ali ibn Abi Thalib dan Muawiyah ibn Abi
Sufyan RA. Adalah Muhammad ibn al-Hanafiyyah membawa panji ayahnya. Dan di saat roda
peperangan berputar menggilas pasukan dari dua kelompok, terjadilah sebuah kisah yang ia
riwayatkan sendiri. Ia menuturkan, "Sungguh aku telah melihat kami dalam perang "Shiffin", kami
bertemu dengan para sahabat Muawiyah, kami saling membunuh hingga aku menyangka bahwa
tidak akan tersisa seorang pun dari kami dan juga dari mereka. Aku menganggap ini adalah
perbuatan keji dan besar.
Tidaklah berselang lama hingga aku mendengar seseorang yang berteriak di belakangku,
"Wahai kaum Muslimin.(takutlah kepada) Allah, (takutlah kepada Allah).wahai kaum Muslimin.
Siapakah yang akan (melindungi) para wanita dan anak-anak?.
Siapakah yang akan menjaga agama dan kehormatan?.
Siapakah yang akan menjaga serangan Romawi dan ad-Dailami?*.
Wahai kaum Muslimin.takutlah kepada Allah, takutlah kepada Allah dan sisakan kaum muslimin,
wahai ma'syarol muslimin."
Maka sejak hari itu, aku berjanji kepada diriku untuk tidak mengangkat pedangku di wajah seorang
Muslim.
Kemudian Ali mati syahid di tangan pendosa yang dzalim (di tangan Abdurrahman ibn Miljam)
Kekuasaan pun berpindah kepada Muawiyah ibn Abi Sufyan. Maka, Muhammad ibn al-Hanafiyyah
membaiatnya untuk selalu taat dan patuh dalam keadaan suka maupun benci karena keinginannya
hanya untuk menyatukan suara dan mengumpulkan kekuatan serta untuk menggapai izzah bagi
Islam dan Muslimin.
Muawiyah merasakan ketulusan baiat ini dan kesuciannya. Ia merasa benar-benar tentram
kepada sahabatnya, hal mana menjadikannya mengundang Muhammad ibn al-Hanafiyyah untuk
mengunjunginya.
Maka, ia pun mengunjunginya di Damaskus lebih dari sekali.dan lebih dari satu sebab.
Di antaranya, bahwa kaisar Romawi menulis surat kepada Muawiyah. Ia mengatakan,
"Sesungguhnya raja-raja di sini saling berkoresponden dengan raja-raja yang lain. Sebagian mereka
bersenang-senang dengan yang lainnya dengan hal-hal aneh yang mereka miliki.sebagin mereka
saling berlomba dengan sebagian yang lain dengan keajaiban-keajaiban yang ada di kerajaan-
kerajaan mereka. Maka, apakah kamu mengizinkan aku untuk mengadakan (perlombaan) antara aku
dan kamu seperti apa yang terjadi di antara mereka?" Maka, Muawiyah mengiyakannya dan
mengizinkannya.
Kaisar Romawi mengirim dua orang pilih-tandingnya. Salah seorang darinya berbadan tinggi
dan besar sekali sehingga seakan-akan ia ibarat pohon besar yang menjulang tinggi di hutan atau
gedung tinggi nan kokoh. Adapun orang yang satu lagi adalah seorang yang begitu kuat, keras dan
kokoh seakan-akan ia ibarat binatang liar yang buas. Sang kaisar menitipkan surat bersama
keduanya, ia berkata dalam suratnya, "Apakah di kerajaanmu ada yang menandingi kedua orang ini,
tingginya dan kuatnya?."
Muawiyah lalu berkata kepada 'Amr ibn al-'Aash, "Adapun orang yang berbadan tinggi, aku telah
menemukan orang yang sepertinya bahkan lebih darinya.ia Qais ibn Sa'd ibn 'Ubadah. Adapun orang
yang kuat, maka aku membutuhkan pendapatmu."
'Amr berkata, "Di sana ada dua orang untuk urusan ini, hanya saja keduanya jauh darimu. Mereka
adalah Muhammad ibn al-Hanafiyyah dan Abdullah ibn az-Zubair."
"Sesungguhnya Muhammad ibn al-Hanafiyyah tidaklah jauh dari kita," kata Muawiyyah.
"Akan tetapi apakah engkau mengira ia akan ridla bersama kebesaran kemuliaannya dan ketinggian
kedudukannya untuk mengalahkan kekuatan orang dari Romawi ini dengan ditonton manusia,?"
tanya 'Amr.
Muawiyah berkata, "Sesungguhnya ia akan melakukan hal itu dan lebih banyak dari itu, apabila ia
menemukan izzah bagi Islam padanya." Kemudian Muawiyah memanggil keduanya, Qais ibn Sa'd
dan Muhammad ibn al-Hanafiyyah.
Ketika majelis telah dimulai, Qais ibn Sa'd berdiri dan melepaskan sirwal-sirwal-nya (celana
yang lebar) lalu melemparkannya kepada al-'Ilj** dari Romawi dan menyuruhnya untuk memakainya.
Ia pun memakainya.maka, sirwalnya menutupi sampai di atas kedua dadanya sehingga orang-orang
ketawa dibuatnya.
Adapun Muhammad ibn al-Hanafiyyah, ia berkata kepada penterjemahnya, "Katakan kepada orang
Romawi ini.apabila ia mau, ia duduk dan aku berdiri, lalu ia memberikan tangannya kepadaku. Entah
aku yang akan mendirikannya atau dia yang mendudukkanku.Dan bila ia mau, dia yang berdiri dan
aku yang duduk." Orang Romawi tadi memilih duduk.
Maka Muhammad memegang tangannya, dan (menariknya) berdiri.dan orang Romawi
tersebut tidak mampu (menariknya) duduk.
Kesombongan pun merayap dalam dada orang Romawi, ia memilih berdiri dan Muhammad duduk.
Muhammad lalu memegang tangannya dan menariknya dengan satu hentakan hampir-hampir
melepaskan lengannya dari pundaknya.dan mendudukkannya di tanah.
Kedua orang kafir Romawi tersebut kembali kepada rajanya dalam keadaan kalah dan terhina.
Hari-hari berputar lagi.
Muawiyah dan putranya Yazid serta Marwan ibn al-Hakam telah berpindah ke
rahmatullah.Kepemimpinan Bani Umayyah berpindah kepada Abdul Malik ibn Marwan, ia
mengumumkan dirinya sebagai khalifah muslimin dan penduduk Syam membaiatnya.
Sementara penduduk Hijaz dan Irak telah membaiat Abdullah ibn az-Zubair***.
Setiap dari keduanya mulai menyeru orang yang belum membaiatnya untuk
membaiatnya.dan mendakwakan kepada manusia bahwa ia yang paling berhak dengan kekhalifahan
daripada sahabatnya. Barisan kaum muslimin pun terpecah lagi.
Di sinilah Abdullah ibn az-Zubair meminta kepada Muhammad ibn al-Hanafiyyah untuk membaiatnya
sebagaimana penduduk Hijaz telah membaiatnya. Hanya saja Ibn al-Hanafiyyah memahami betul
bahwa baiat akan menjadikan hak-hak yang banyak di lehernya bagi orang yang ia baiat. Di
antaranya adalah menghunus pedang untuk menolongnya dan memerangi orang-orang yang
menyelisihinya. Dan para penyelisihnya hanyalah orang-orang muslim yang telah berijtihad, lalu
membaiat orang yang tidak ia bai'at. Tidaklah orang yang berakal sempurna lupa akan kejadian di
hari "Shiffin."
Tahun yang panjang belum mampu menghapus suara yang menggelegar dari kedua
pendengarannya, kuat dan penuh kesedihan, dan suara itu memanggil dari belakangnya, "Wahai
kaum Muslimin.(takutlah kepada) Allah, (takutlah kepada) Allah.wahai kaum Muslimin.
Siapakah yang akan (melindungi) para wanita dan anak-anak?.
Siapakah yang akan menjaga agama dan kehormatan?. Siapakah yang akan menjaga serangan
Romawi dan ad-Dailami."..
Ya, ia belum lupa sedikitpun dari itu semua. Maka, ia berkata kepada Abdullah ibn az-Zubair,
"Sesungguhnya engkau mengetahui dengan sebenar-benarnya, bahwa dalam perkara ini aku tidak
memiliki tujuan dan tidak pula permintaan.hanyalah aku ini seseorang dari kaum muslimin. Apabila
kalimat (suara) mereka berkumpul kepadamu atau kepada Abdul Malik, maka aku akan membaiat
orang yang suara mereka berkumpul padanya. Adapun sekarang, aku tidak membaiatmu.juga tidak
membaiatnya."
Mulailah Abdullah mempergaulinya dan berlemah lembut kepadanya dalam satu
kesempatan. Dan dalam kesempatan yang lain ia berpaling darinya dan bersikap keras kepadanya.
Hanya saja, Muhammad ibn al-Hanafiyyah tidak berselang lama hingga banyak orang yang
bergabung dengannya ketika mereka mengikuti pendapatnya. Dan mereka menyerahkan
kepemimpinan mereka kepadanya, hingga jumlah mereka sampai tujuh ribu orang dari orang-orang
yang memilih untuk memisahkan diri dari fitnah. Dan mereka enggan untuk menjadikan diri mereka
kayu bakar bagi apinya yang menyala.
Setiap kalii pengikut Ibn al-Hanafiyyah bertambah jumlahnya, bertambahlah kemarahan Ibn
az-Zubair kepadanya dan ia terus mendesaknya untuk membaiatnya.Ketika Ibn az-Zubair telah putus
asa, ia memerintahkannya dan orang-orang yang bersamanya dari Bani Hasyim dan yang lainnya
untuk menetap di Syi'b (celah di antara dua bukit) mereka di Mekkah, dan ia menempatkan mata-
mata untuk mengawasi mereka.
Kemudian ia berkata kepada mereka, "Demi Allah, sungguh-sungguh kalian harus membaiatku atau
benar-benar aku akan membakar kalian dengan api.
Kemudian ia menahan mereka di rumah-rumahnya dan mengumpulkan kayu bakar untuk mereka,
lalu mengelilingi rumah-rumah dengannya hingga sampai ujung tembok. Sehingga seandainya ada
satu kayu bakar menyala niscaya akan membakar semuanya.
Di saat itulah, sekelompok dari para pengikut Ibn al-Hanafiyyah berdiri kepadanya dan berkata,
"Biarkan kami membunuh Ibn az-Zubair dan menenangkan manusia dari (perbuatan)nya."
Ia berkata, "Apakah kita akan menyalakan api fitnah dengan tangan-tangan kita yang karenanya kita
telah menyepi (memisahkan diri).dan kita membunuh seorang sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi
Wassalam dan anak-anak dari sahabatnya?! Tidak, demi Allah kita tidak akan melakukan sedikitpun
apa yang manjadikan Allah dan Rasul-Nya murka."
Berita tentang apa yang diderita oleh Muhammad ibn al-Hanafiyah dan para pengikutnya dari
kekerasan Abdullah ibn az-Zubair sampai ke telinga Abdul Malik ibn Marwan.
Ia melihat kesempatan emas untuk menjadikan mereka condong kepadanya.
Ia lantas mengirim surat bersama seorang utusannya, yang seandainya ia menulisnya untuk salah
seorang anaknya tentunya 'dialek'nya tidak akan sehalus itu dan redaksinya tidak selembut itu.
Dan di antara isi suratnya adalah, "Telah sampai berita kepadaku bahwa Ibn az-Zubair telah
mempersempit gerakmu dan orang-orang yang bersamamu.ia memutus tali persaudaraanmu.dan
merendahkan hakmu. Ini negeri Syam terbuka di depanmu, siap menjemputmu dan orang-orang
yang bersamamu dengan penuh kelapangan dan keluasan.singgahlah di sana dimana engkau mau,
niscaya engkau akan menemukan penduduknya mengucapkan selamat kepadamu dan para
tetangga yang mencintaimu.dan engkau akan mendapatkan kami orang-orang yang memahami
hakmu.menghormati keutamaanmu.dan menyambung tali persaudaraanmu Insya Allah.
Muhammad ibn al-Hanafiyah dan orang-orang yang bersamanya berjalan menuju negeri
Syam.sesampainya di "Ublah", mereka menetap di sana.
Penduduknya menempatkan mereka di tempat yang paling mulia dan menjamu mereka
dengan baik sebaga tetangga.
Mereka mencitai Muhammad ibn al-Hanafiyah dan mengagungkannya, karena apa yang mereka lihat
dari kedalaman (ketekunan) ibadahnya dan kejujuran zuhudnya.
Ia mulai menyuruh mereka kepada yang ma'ruf dan mencegah mereka dari yang munkar. Ia
mendirikan syi'ar-syi'ar di antara mereka dan mengadakan ishlah dalam perselisihan mereka. Ia tidak
membiarkan seorang pun dari manusia mendzalimi orang lain.
Di saat berita itu sampai ke telinga Abdul Malik ibn Marwan, hal tersebut memberatkan hatinya. Ia
kemudian bermusyawarah dengan orang-orang terdekatnya. Mereka berkata kepadanya, "Kami tidak
berpendapat agar engkau memperbolehkannya tinggal di kerajaanmu. Sedangkan sirahnya
sebagaimana yang engkau ketahui.entah ia membaiatmu.atau ia kembali ke tempatnya semula."
Maka, Abdul Malik menulis surat untuknya dan berkata, "Sesungguhnya engkau telah
mendatangi negeriku dan engkau singgah di salah satu ujungnya. Dan ini peperangan yang terjadi
antara diriku dan Abdullah ibn az-Zubair. Dan engkau adalah seseorang yang memiliki tempat dan
nama di antara kaum Muslimin. Dan aku melihat agar engkau tidak tinggal di negeriku kecuali bila
engkau membaiatku. Bila engkau membaiatku, aku akan memberimu seratus kapal yang datang
kepadaku dari "al-Qalzom" kemarin, ambillah beserta apa yang ada padanya. Bersama itu engkau
berhak atas satu juta dirham ditambah dengan jumlah yang kamu tentukan sendiri untuk dirimu,
anak-anakmu, kerabatmu, budak-budakmu dan orang-orang yang bersamamu. Bila engkau
menolaknya maka pergilah dariku ke tempat yang aku tidak memiliki kekuasaan atasnya."
Muhammad ibn al-Hanafiyah kemudian menulis balasan, "Dari Muhammad ibn Ali, kepada
Abdul Malik ibn Marwan. Assalamu 'alaika.Sesungguhnya aku memuji kepada Allah yang tidak ada
Ilah yang berhak disembah selain Dia, (aku berterima kasih) kepadamu. Amma ba'du.Barangkali
engkau menjadi ketakutan terhadapku. Dan aku mengira engkau adalah orang yang paham terhadap
hakikat sikapku dalam perkara ini. Aku telah singgah di Mekkah, maka Abdullah ibn az-Zubair
menginginkan aku untuk membaiatnya, dan tatkala aku menolaknya ia pun berbuat jahat terhadap
pertentanganku. Kemudian engkau menulis surat kepadaku, memanggilku untuk tinggal di negeri
Syam, lalu aku singgah di sebuah tempat di ujung tanahmu di karenakan harganya murah dan jauh
dari markaz (pusat) pemerintahanmu. Kemudian engkau menulis kepadaku apa yang telah engkau
tuliskan. Dan kami Insya Allah akan meninggalkanmu."
Muhammad ibn al-Hanafiyyah beserta orang-orangnya dan kelurganya meninggalkan negeri
Syam, dan setiap kali ia singgah di suatu tempat ia pun di usir darinya dan diperintahkan agar pergi
darinya.
Dan seakan-akan kesusahan belum cukup atasnya, hingga Allah berkehendak mengujinya dengan
kesusahan lain yang lebih besar pengaruhnya dan lebih berat tekanannya.
Yang demikian itu, bahwa sekelompok dari pengikutnya dari kalangan orang-orang yang hatinya sakit
dan yang lainnya dari kalangan orang-orang lalai. Mereka mulai berkata, "Sesungguhnya Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wassalam telah menitipkan di hati Ali dan keluarganya banyak sekali rahasia-
rahasia ilmu, qaidah-qaidah agama dan perbendaharaan syariat. Beliau telah mengkhususkan Ahlul
Bait dengan apa yang orang lain tidak mengetahuinya."
Orang yang 'alim, beramal dan mahir ini memahami betul apa yang diusung oleh ucapan ini
dari penyimpangan, serta bahaya-bahaya yang mungkin diseretnya atas Islam dan Muslimin. Ia pun
mengumpulkan manusia dan berdiri mengkhutbahi mereka.ia memuji Allah AWJ dan menyanjungnya
dan bershalawat atas Nabi-Nya Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam.kemudian berkata,
"Sebagian orang beranggapan bahwa kami segenap Ahlul Bait mempunyai ilmu yang Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wassalam mengkhususkan kami dengannya, dan tidak memberitahukan kepada
siapapun selain kami. Dan kami -demi Allah- tidaklah mewarisi dari Rasulullah melainkan apa yang
ada di antara dua lembaran ini, (dan ia menunjuk ke arah mushaf). Dan sesungguhnya barangsiapa
yang beranggapan bahwa kami mempunyai sesuatu yang kami baca selain kitab Allah, sungguh ia
telah berdusta."
Adalah sebagian pengikutnya mengucapkan salam kepadanya, mereka berkata,
"Assalamu'alaika wahai Mahdi."
Ia menjawab, "Ya, aku adalah Mahdi (yang mendapat petunjuk) kepada kebaikan.dan kalian adalah
para Mahdi kepada kebaikan Insya Allah.akan tetapi apabila salah seorang dari kalian mengucapkan
salam kepadaku, maka hendaklah menyalamiku dengan namaku. Hendaklah ia berkata,
"Assalamu'alaika ya Muhammad."
Tidak berlangsung lama kebingungan Muhammad ibn al-Hanafiyyah tentang tempat yang
akan ia tinggali beserta orang-orang yang bersamanya.Allah telah berkehendak agar al-Hajjaj ibn
Yusuf ats-Tsaqofi menumpas Abdullah ibn az-Zubair.dan agar manusia seluruhnya membaiat Abdul
Malik ibn Marwan.
Maka, tidaklah yang ia lakukan kecuali menulis surat kepada Abdul Malik, ia berkata,
"Kepada Abdul Malik ibn Marwan, Amirul Mukminin, dari Muhammad ibn Ali. Amma
ba'du.Sesungguhnya setelah aku melihat perkara ini kembali kepadamu, dan manusia membaiatmu.
Maka, aku seperti orang dari mereka. Aku membaiatmu untuk walimu di Hijaz. Aku mengirimkan
baiatku ini secara tertulis. Wassalamu'alaika."
Ketika Abdul Malik membacakan surat tersebut kepada para sahabatnya, mereka berkata,
"Seandainya ia ingin memecah tongkat ketaatan (baca: keluar dari ketaatan) dan membikin
perpecahan dalam perkara ini, niscaya ia mampu melakukannya, dan niscaya engkau tidak memiliki
jalan atasnya.Maka tulislah kepadanya dengan perjanjian dan keamanan serta perjanjian Allah dan
Rasul-Nya agar ia tidak diusir dan diusik, ia dan para sahabatnya."
Abdul Malik kemudian menulis hal tersebut kepadanya. Hanya saja Muhammad ibn al-
Hanafiyyah tidak hidup lama setelah itu. Allah telah memilihnya untuk berada di sisi-Nya dalam
keadaan ridla dan diridlai.
Semoga Allah memberikan cahaya kepada Muhammad ibn al-Hanafiyah di kuburnya, dan
semoga Allah mengindahkan ruhnya di surga.ia termasuk orang yang tidak menginginkan kerusakan
di bumi tidak pula ketinggian di antara manusia.
Sumber: - Hilyah al-Auliyaa oleh Abu Nu'aim, III: 174, - Tahdziib at-Tahdziib, IX:354, - Shifah ash-Shafwah oleh Ibnul
Jauzi (cet. Halab), II: 77-79, - Ath-Thabaqat al-Kubra oleh Ibnu Sa'd, V:91, - Al-Waafi bi al-Wafayaat (terjemah): 1583, -
Wafayaat al-A'yaan oleh Ibnu Kholaqan, IV:169, - Al-Kamil, III:391 dan IV:250 pada kejadian-kejadian tahun 66 H, -
Syadzarat adz-Dzahab, I:89,- Tahdziib al-Asma Wa al-Lughaat, I:88-89, - Al-Bad'u Wa at-Tarikh, V:75-76, - Al-Ma'arif
oleh Ibnu Qutaibah: 123, - Al-'Iqd al-Farid oleh Ibnu Abdi Rabbih, tahqiq al-'Urayyan, Juz II,III,V dan VII

More Related Content

What's hot

Mendudukkan Polemik Al Maidah 51 - Anto Apriyanto
Mendudukkan Polemik Al Maidah 51 - Anto ApriyantoMendudukkan Polemik Al Maidah 51 - Anto Apriyanto
Mendudukkan Polemik Al Maidah 51 - Anto ApriyantoAnto Apriyanto, M.E.I.
 
Makalah Perang Badar, Uhud, dan Badar
Makalah Perang Badar, Uhud, dan BadarMakalah Perang Badar, Uhud, dan Badar
Makalah Perang Badar, Uhud, dan BadarSofi Atin
 
Analisis perang badar
Analisis perang badarAnalisis perang badar
Analisis perang badarTaufik Piyak
 
Perang badar n perang uhud
Perang  badar n perang uhudPerang  badar n perang uhud
Perang badar n perang uhudaqilahaishah
 
Sejarah perang mu'tah
Sejarah perang mu'tahSejarah perang mu'tah
Sejarah perang mu'tahlailihjdaud
 
Sirah Nabawiyah: Sejarah Nabi Muhammad saw tahun 6 hijriyah
Sirah Nabawiyah: Sejarah Nabi Muhammad saw tahun 6 hijriyahSirah Nabawiyah: Sejarah Nabi Muhammad saw tahun 6 hijriyah
Sirah Nabawiyah: Sejarah Nabi Muhammad saw tahun 6 hijriyahPAUSIL ABU
 
Perang badar vs perang uhud
Perang badar vs perang uhudPerang badar vs perang uhud
Perang badar vs perang uhudWahyu Ketapang
 
Presentasi ski perang badar
Presentasi ski perang badarPresentasi ski perang badar
Presentasi ski perang badarIwan megal
 
Sirah Nabawiyah: Tahun 7 & 8 Hijriyah
Sirah Nabawiyah: Tahun 7 & 8 HijriyahSirah Nabawiyah: Tahun 7 & 8 Hijriyah
Sirah Nabawiyah: Tahun 7 & 8 HijriyahPAUSIL ABU
 
Sirah Nabawiyah: Perang Tabuk
Sirah Nabawiyah: Perang TabukSirah Nabawiyah: Perang Tabuk
Sirah Nabawiyah: Perang TabukPAUSIL ABU
 
Pengkhianatan syiah-sepanjang-sejarah 2
Pengkhianatan syiah-sepanjang-sejarah 2Pengkhianatan syiah-sepanjang-sejarah 2
Pengkhianatan syiah-sepanjang-sejarah 2Edi Awaludin
 

What's hot (20)

Perang mu'tah
Perang mu'tahPerang mu'tah
Perang mu'tah
 
Hijrah Nabi & perang Badar
Hijrah Nabi & perang BadarHijrah Nabi & perang Badar
Hijrah Nabi & perang Badar
 
PERANG HUNAYN
PERANG HUNAYNPERANG HUNAYN
PERANG HUNAYN
 
Sejarah perang badar
Sejarah perang badarSejarah perang badar
Sejarah perang badar
 
Perang mu'tah
Perang mu'tahPerang mu'tah
Perang mu'tah
 
Mendudukkan Polemik Al Maidah 51 - Anto Apriyanto
Mendudukkan Polemik Al Maidah 51 - Anto ApriyantoMendudukkan Polemik Al Maidah 51 - Anto Apriyanto
Mendudukkan Polemik Al Maidah 51 - Anto Apriyanto
 
Makalah Perang Badar, Uhud, dan Badar
Makalah Perang Badar, Uhud, dan BadarMakalah Perang Badar, Uhud, dan Badar
Makalah Perang Badar, Uhud, dan Badar
 
Analisis perang badar
Analisis perang badarAnalisis perang badar
Analisis perang badar
 
Perang badar n perang uhud
Perang  badar n perang uhudPerang  badar n perang uhud
Perang badar n perang uhud
 
Sejarah perang mu'tah
Sejarah perang mu'tahSejarah perang mu'tah
Sejarah perang mu'tah
 
Sirah Nabawiyah: Sejarah Nabi Muhammad saw tahun 6 hijriyah
Sirah Nabawiyah: Sejarah Nabi Muhammad saw tahun 6 hijriyahSirah Nabawiyah: Sejarah Nabi Muhammad saw tahun 6 hijriyah
Sirah Nabawiyah: Sejarah Nabi Muhammad saw tahun 6 hijriyah
 
Perang badar vs perang uhud
Perang badar vs perang uhudPerang badar vs perang uhud
Perang badar vs perang uhud
 
Presentasi ski perang badar
Presentasi ski perang badarPresentasi ski perang badar
Presentasi ski perang badar
 
Sirah Nabawiyah: Tahun 7 & 8 Hijriyah
Sirah Nabawiyah: Tahun 7 & 8 HijriyahSirah Nabawiyah: Tahun 7 & 8 Hijriyah
Sirah Nabawiyah: Tahun 7 & 8 Hijriyah
 
Bab 9 dakwah di madinah
Bab 9 dakwah di madinahBab 9 dakwah di madinah
Bab 9 dakwah di madinah
 
Sirah Nabawiyah: Perang Tabuk
Sirah Nabawiyah: Perang TabukSirah Nabawiyah: Perang Tabuk
Sirah Nabawiyah: Perang Tabuk
 
Perang mu’tah
Perang mu’tahPerang mu’tah
Perang mu’tah
 
perang khandaq
perang khandaqperang khandaq
perang khandaq
 
Pengkhianatan syiah-sepanjang-sejarah 2
Pengkhianatan syiah-sepanjang-sejarah 2Pengkhianatan syiah-sepanjang-sejarah 2
Pengkhianatan syiah-sepanjang-sejarah 2
 
Perang badar
Perang badarPerang badar
Perang badar
 

Similar to Biografi Tabi'in

Power poin umar bin abdul aziz
Power poin umar bin abdul azizPower poin umar bin abdul aziz
Power poin umar bin abdul azizKhusnul huda
 
sejarah-rasulullah-dari-lahir-hingga-wafat.ppt
sejarah-rasulullah-dari-lahir-hingga-wafat.pptsejarah-rasulullah-dari-lahir-hingga-wafat.ppt
sejarah-rasulullah-dari-lahir-hingga-wafat.pptMualiminRasen1
 
Biografi sahabat golongan al abadillah
Biografi sahabat golongan al abadillahBiografi sahabat golongan al abadillah
Biografi sahabat golongan al abadillahMuhammad Idris
 
Khalifah Uthman Bin Affan dan Khalifah Ali bin Abi Talib
Khalifah Uthman Bin Affan dan Khalifah Ali bin Abi TalibKhalifah Uthman Bin Affan dan Khalifah Ali bin Abi Talib
Khalifah Uthman Bin Affan dan Khalifah Ali bin Abi Talibamiraaa96
 
Spirit of usman
Spirit of usmanSpirit of usman
Spirit of usmanSafri Dani
 
Hijrah Sahabat-WPS Office (1).doc
Hijrah Sahabat-WPS Office (1).docHijrah Sahabat-WPS Office (1).doc
Hijrah Sahabat-WPS Office (1).docRafaGaleryPrint
 
Biografi tokoh islam sahabat ali bin abi thalib
Biografi tokoh islam sahabat ali bin abi thalibBiografi tokoh islam sahabat ali bin abi thalib
Biografi tokoh islam sahabat ali bin abi thalibMuhammad Idris
 
Sumbngan khalifah umar bin abdul aziz trhadap tamadun (1)
Sumbngan khalifah umar  bin abdul aziz trhadap tamadun (1)Sumbngan khalifah umar  bin abdul aziz trhadap tamadun (1)
Sumbngan khalifah umar bin abdul aziz trhadap tamadun (1)Rama Danty
 
Nasab Nabi Muhammad SAW. dari Nabi Ibrahimpptx
Nasab Nabi Muhammad SAW. dari Nabi IbrahimpptxNasab Nabi Muhammad SAW. dari Nabi Ibrahimpptx
Nasab Nabi Muhammad SAW. dari Nabi IbrahimpptxSuGito15
 
Surat2 rasulullah untuk raja2
Surat2  rasulullah untuk raja2Surat2  rasulullah untuk raja2
Surat2 rasulullah untuk raja2Helmon Chan
 
73 FIRQAH DALAM ISLAM
73 FIRQAH DALAM ISLAM73 FIRQAH DALAM ISLAM
73 FIRQAH DALAM ISLAMrahman rahman
 
Materi SKI 8 Sem 1.docx
Materi SKI 8 Sem 1.docxMateri SKI 8 Sem 1.docx
Materi SKI 8 Sem 1.docxfarohah82
 
Sejarah perkembangan islam di masa bani umayyah
Sejarah perkembangan islam di masa bani umayyahSejarah perkembangan islam di masa bani umayyah
Sejarah perkembangan islam di masa bani umayyahFirdika Arini
 
Perang mu'tah
Perang mu'tahPerang mu'tah
Perang mu'tahScifi
 
Perang mu'tah
Perang mu'tahPerang mu'tah
Perang mu'tahanindianr
 
Ilmu kalam : Hari Karbala Syiah
Ilmu kalam : Hari Karbala SyiahIlmu kalam : Hari Karbala Syiah
Ilmu kalam : Hari Karbala SyiahCik Sufiela
 

Similar to Biografi Tabi'in (20)

Power poin umar bin abdul aziz
Power poin umar bin abdul azizPower poin umar bin abdul aziz
Power poin umar bin abdul aziz
 
sejarah-rasulullah-dari-lahir-hingga-wafat.ppt
sejarah-rasulullah-dari-lahir-hingga-wafat.pptsejarah-rasulullah-dari-lahir-hingga-wafat.ppt
sejarah-rasulullah-dari-lahir-hingga-wafat.ppt
 
Biografi sahabat golongan al abadillah
Biografi sahabat golongan al abadillahBiografi sahabat golongan al abadillah
Biografi sahabat golongan al abadillah
 
Khalifah Uthman Bin Affan dan Khalifah Ali bin Abi Talib
Khalifah Uthman Bin Affan dan Khalifah Ali bin Abi TalibKhalifah Uthman Bin Affan dan Khalifah Ali bin Abi Talib
Khalifah Uthman Bin Affan dan Khalifah Ali bin Abi Talib
 
Spirit of usman
Spirit of usmanSpirit of usman
Spirit of usman
 
Hijrah Sahabat-WPS Office (1).doc
Hijrah Sahabat-WPS Office (1).docHijrah Sahabat-WPS Office (1).doc
Hijrah Sahabat-WPS Office (1).doc
 
Biografi tokoh islam sahabat ali bin abi thalib
Biografi tokoh islam sahabat ali bin abi thalibBiografi tokoh islam sahabat ali bin abi thalib
Biografi tokoh islam sahabat ali bin abi thalib
 
Sumbngan khalifah umar bin abdul aziz trhadap tamadun (1)
Sumbngan khalifah umar  bin abdul aziz trhadap tamadun (1)Sumbngan khalifah umar  bin abdul aziz trhadap tamadun (1)
Sumbngan khalifah umar bin abdul aziz trhadap tamadun (1)
 
Nasab Nabi Muhammad SAW. dari Nabi Ibrahimpptx
Nasab Nabi Muhammad SAW. dari Nabi IbrahimpptxNasab Nabi Muhammad SAW. dari Nabi Ibrahimpptx
Nasab Nabi Muhammad SAW. dari Nabi Ibrahimpptx
 
Tugas agama
Tugas agamaTugas agama
Tugas agama
 
Surat2 rasulullah untuk raja2
Surat2  rasulullah untuk raja2Surat2  rasulullah untuk raja2
Surat2 rasulullah untuk raja2
 
73 FIRQAH DALAM ISLAM
73 FIRQAH DALAM ISLAM73 FIRQAH DALAM ISLAM
73 FIRQAH DALAM ISLAM
 
Biografi para tabi`in
Biografi para tabi`inBiografi para tabi`in
Biografi para tabi`in
 
Materi SKI 8 Sem 1.docx
Materi SKI 8 Sem 1.docxMateri SKI 8 Sem 1.docx
Materi SKI 8 Sem 1.docx
 
Kisah nabi muhammad 2
Kisah nabi muhammad 2Kisah nabi muhammad 2
Kisah nabi muhammad 2
 
Armageddon
ArmageddonArmageddon
Armageddon
 
Sejarah perkembangan islam di masa bani umayyah
Sejarah perkembangan islam di masa bani umayyahSejarah perkembangan islam di masa bani umayyah
Sejarah perkembangan islam di masa bani umayyah
 
Perang mu'tah
Perang mu'tahPerang mu'tah
Perang mu'tah
 
Perang mu'tah
Perang mu'tahPerang mu'tah
Perang mu'tah
 
Ilmu kalam : Hari Karbala Syiah
Ilmu kalam : Hari Karbala SyiahIlmu kalam : Hari Karbala Syiah
Ilmu kalam : Hari Karbala Syiah
 

More from Muhammad Idris

العلم والعقل
العلم والعقلالعلم والعقل
العلم والعقلMuhammad Idris
 
الثمار 101 نبت
الثمار 101 نبتالثمار 101 نبت
الثمار 101 نبتMuhammad Idris
 
الجرب القذرة
الجرب القذرةالجرب القذرة
الجرب القذرةMuhammad Idris
 
Tolong menolong-sesama-muslim
Tolong menolong-sesama-muslimTolong menolong-sesama-muslim
Tolong menolong-sesama-muslimMuhammad Idris
 
Tahlilan dalam-perspektif-islam
Tahlilan dalam-perspektif-islamTahlilan dalam-perspektif-islam
Tahlilan dalam-perspektif-islamMuhammad Idris
 
Prospek dan-tantangan-ekonomi-islam
Prospek dan-tantangan-ekonomi-islamProspek dan-tantangan-ekonomi-islam
Prospek dan-tantangan-ekonomi-islamMuhammad Idris
 
Mewujudkan kesiapan-menghadapi-tantangan
Mewujudkan kesiapan-menghadapi-tantanganMewujudkan kesiapan-menghadapi-tantangan
Mewujudkan kesiapan-menghadapi-tantanganMuhammad Idris
 
Makalah hs-akar-permasalahan-solusi-tegaknya-bendera-syaithan-perdukunan
Makalah hs-akar-permasalahan-solusi-tegaknya-bendera-syaithan-perdukunanMakalah hs-akar-permasalahan-solusi-tegaknya-bendera-syaithan-perdukunan
Makalah hs-akar-permasalahan-solusi-tegaknya-bendera-syaithan-perdukunanMuhammad Idris
 
Makalah akar permasalahan solusi tegaknyan bendera syaithan dan perdukunan
Makalah akar permasalahan solusi tegaknyan bendera syaithan dan perdukunanMakalah akar permasalahan solusi tegaknyan bendera syaithan dan perdukunan
Makalah akar permasalahan solusi tegaknyan bendera syaithan dan perdukunanMuhammad Idris
 
Makalah pelatihan-brc-ruqyah-syariyyah-edited
Makalah pelatihan-brc-ruqyah-syariyyah-editedMakalah pelatihan-brc-ruqyah-syariyyah-edited
Makalah pelatihan-brc-ruqyah-syariyyah-editedMuhammad Idris
 
أطعمة مفيدة لصحة_العظام
أطعمة مفيدة لصحة_العظامأطعمة مفيدة لصحة_العظام
أطعمة مفيدة لصحة_العظامMuhammad Idris
 
Pengaruh kemampuan berbahasa asing terhadap prestasi siswa (arab-inggris)
Pengaruh kemampuan berbahasa asing terhadap prestasi siswa (arab-inggris)Pengaruh kemampuan berbahasa asing terhadap prestasi siswa (arab-inggris)
Pengaruh kemampuan berbahasa asing terhadap prestasi siswa (arab-inggris)Muhammad Idris
 
Pembelajaran bahasa asing_2
Pembelajaran bahasa asing_2Pembelajaran bahasa asing_2
Pembelajaran bahasa asing_2Muhammad Idris
 
Pembelajaran bahasa asing1
Pembelajaran bahasa asing1Pembelajaran bahasa asing1
Pembelajaran bahasa asing1Muhammad Idris
 
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiahPedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiahMuhammad Idris
 
Bahan pelatihan karya_tulis_ilmiah
Bahan pelatihan karya_tulis_ilmiahBahan pelatihan karya_tulis_ilmiah
Bahan pelatihan karya_tulis_ilmiahMuhammad Idris
 
Biografi imam athba` tabi`in
Biografi imam athba` tabi`inBiografi imam athba` tabi`in
Biografi imam athba` tabi`inMuhammad Idris
 

More from Muhammad Idris (20)

العلم والعقل
العلم والعقلالعلم والعقل
العلم والعقل
 
الثمار 101 نبت
الثمار 101 نبتالثمار 101 نبت
الثمار 101 نبت
 
الجرب القذرة
الجرب القذرةالجرب القذرة
الجرب القذرة
 
Tolong menolong-sesama-muslim
Tolong menolong-sesama-muslimTolong menolong-sesama-muslim
Tolong menolong-sesama-muslim
 
Tajassus
TajassusTajassus
Tajassus
 
Tahlilan dalam-perspektif-islam
Tahlilan dalam-perspektif-islamTahlilan dalam-perspektif-islam
Tahlilan dalam-perspektif-islam
 
Prospek dan-tantangan-ekonomi-islam
Prospek dan-tantangan-ekonomi-islamProspek dan-tantangan-ekonomi-islam
Prospek dan-tantangan-ekonomi-islam
 
Mewujudkan kesiapan-menghadapi-tantangan
Mewujudkan kesiapan-menghadapi-tantanganMewujudkan kesiapan-menghadapi-tantangan
Mewujudkan kesiapan-menghadapi-tantangan
 
Makalah hs-akar-permasalahan-solusi-tegaknya-bendera-syaithan-perdukunan
Makalah hs-akar-permasalahan-solusi-tegaknya-bendera-syaithan-perdukunanMakalah hs-akar-permasalahan-solusi-tegaknya-bendera-syaithan-perdukunan
Makalah hs-akar-permasalahan-solusi-tegaknya-bendera-syaithan-perdukunan
 
Makalah akar permasalahan solusi tegaknyan bendera syaithan dan perdukunan
Makalah akar permasalahan solusi tegaknyan bendera syaithan dan perdukunanMakalah akar permasalahan solusi tegaknyan bendera syaithan dan perdukunan
Makalah akar permasalahan solusi tegaknyan bendera syaithan dan perdukunan
 
Makalah pelatihan-brc-ruqyah-syariyyah-edited
Makalah pelatihan-brc-ruqyah-syariyyah-editedMakalah pelatihan-brc-ruqyah-syariyyah-edited
Makalah pelatihan-brc-ruqyah-syariyyah-edited
 
أطعمة مفيدة لصحة_العظام
أطعمة مفيدة لصحة_العظامأطعمة مفيدة لصحة_العظام
أطعمة مفيدة لصحة_العظام
 
Pengaruh kemampuan berbahasa asing terhadap prestasi siswa (arab-inggris)
Pengaruh kemampuan berbahasa asing terhadap prestasi siswa (arab-inggris)Pengaruh kemampuan berbahasa asing terhadap prestasi siswa (arab-inggris)
Pengaruh kemampuan berbahasa asing terhadap prestasi siswa (arab-inggris)
 
Pembelajaran bahasa asing_2
Pembelajaran bahasa asing_2Pembelajaran bahasa asing_2
Pembelajaran bahasa asing_2
 
Pembelajaran bahasa asing1
Pembelajaran bahasa asing1Pembelajaran bahasa asing1
Pembelajaran bahasa asing1
 
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiahPedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
 
Gawda
GawdaGawda
Gawda
 
Bahan pelatihan karya_tulis_ilmiah
Bahan pelatihan karya_tulis_ilmiahBahan pelatihan karya_tulis_ilmiah
Bahan pelatihan karya_tulis_ilmiah
 
Biografi imam syafi`i
Biografi imam syafi`iBiografi imam syafi`i
Biografi imam syafi`i
 
Biografi imam athba` tabi`in
Biografi imam athba` tabi`inBiografi imam athba` tabi`in
Biografi imam athba` tabi`in
 

Biografi Tabi'in

  • 1. BIOGRAFI TABI`IN Muhammad bin al-Hanafiyyah (wafat 181 H) Namanya adalah Muhammad Ibn al-Hanafiah, ia banyak menimba ilmu dari 'Ali bin Abi thalib." pada saat Telah terjadi percekcokan antara Muhammad ibn al-Hanafiyyah dan saudaranya al-Hasan ibn Ali, maka Ibn al-Hanafiah mengirim surat kepada saudaranya itu, isinya, "Sesungguhnya Allah telah memberikan kelebihan kepadamu atas diriku.Ibumu Fathimah binti Muhammad ibn Abdullah, sedangkan ibuku seorang wanita dari Bani "Haniifah." Kakekmu dari garis ibu adalah utusan Allah dan makhluk pilihannya, sedangkan kakekku dari garis ibu adalah Ja'far ibn Qais. Apabila suratku ini sampai kepadamu, kemarilah dan berdamailah denganku, sehingga engkau memiliki keutamaan atas diriku dalam segala hal." Begitu surat itu sampai ke tangan al-Hasan.ia segera ke rumahnya dan berdamai dengannya. Siapakah Muhammad ibn al-Hanafiyyah, seorang adib (ahli adab/pujangga), seorang yang pandai dan berakhlak lembut ini? Marilah, kita membuka lembaran hidupnya dari awal. Kisah ini bermula sejak akhir kehidupan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. Pada suatu hari, Ali ibn Abi Thalib duduk bersama Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam, maka ia berkata, "Wahai Rasulullah.apa pendapatmu apabila aku dikaruniani seorang anak setelah engkau meninggal, (bolehkah) aku menamainya dengan namamu dan memberikan kun-yah (sapaan yang biasanya diungkapkan dengan 'Abu fulan.') dengan kunyah-mu?." "Ya" jawab beliau. Kemudian hari-hari pun berjalan terus. Dan Nabi yang mulia Shallallahu Alaihi Wassalam bertemu dengan ar-Rafiiqul al-A'laa (berpulang ke sisi Allah).dan setelah hitungan beberapa bulan Fathimah yang suci, Ibunda al-Hasan dan al-Husain menyusul beliau (wafat). Ali lalu menikahi seorang wanita Bani Haniifah. Ia menikahi Khaulah binti Ja'far ibn Qais al- Hanafiyyah, yang kemudian melahirkan seorang anak laki-laki untuknya. Ali menamainya "Muhammad" dan memanggilnya dengan kun-yah "Abu al-Qaasim" atas izin Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. Hanya saja orang-orang terlanjur memanggilnya Muhammad ibn al-Hanafiyyah, untuk membedakannya dengan kedua saudaranya al-Hasan dan al-Husain, dua putra Fathimah az- Zahra. Kemudian iapun dikenal dalam sejarah dengan nama tersebut. Muhammad ibn al-Hanafiyyah lahir di akhir masa khilafah ash-Shiddiq (Abu Bakar) RA. Ia tumbuh dan terdidik di bawah perawatan ayahnya, Ali bin Abi Thalib, ia lulus di bawah didikannya. Ia belajar ibadah dan kezuhudan dari ayahnya.mewarisi kekuatan dan keberaniannya.menerima kefasihan dan balaghoh darinya. Hingga ia menjadi pahlawan perang di medan pertempuran.singa mimbar di perkumpulan manusia.seorang ahli ibadah malam (Ruhbaanullail) apabila kegelapan telah menutup tirainya ke atas alam dan saat mata-mata tertidur lelap. Ayahnya telah mengutusnya ke dalam pertempuran-pertempuran yang ia ikuti. Dan ia (Ali) telah memikulkan di pudaknya beban-beban pertempuran yang tidak ia pikulkan kepada kedua saudaranya yang lain; al-Hasan dan al-Husain. Ia pun tidak terkalahkan dan tidak pernah melemah keteguhannya. Pada suatu ketika pernah dikatakan kepadanya, "Mengapakah ayahmu menjerumuskanmu ke dalam kebinasaan dan membebankanmu apa yang kamu tidak mampu memikulnya dalam tempat- tempat yang sempit tanpa kedua saudaramu al-Hasan dan al-Husain?" Ia menjawab, "Yang demikian itu karena kedua saudaraku menempati kedudukan dua mata ayahku.sedangkan aku menempati kedudukan dua tangannya.sehingga ia (Ali) menjaga kedua matanya dengan kedua tangannya." Dalam perang "Shiffin" yang berkecamuk antara Ali ibn Abi Thalib dan Muawiyah ibn Abi Sufyan RA. Adalah Muhammad ibn al-Hanafiyyah membawa panji ayahnya. Dan di saat roda
  • 2. peperangan berputar menggilas pasukan dari dua kelompok, terjadilah sebuah kisah yang ia riwayatkan sendiri. Ia menuturkan, "Sungguh aku telah melihat kami dalam perang "Shiffin", kami bertemu dengan para sahabat Muawiyah, kami saling membunuh hingga aku menyangka bahwa tidak akan tersisa seorang pun dari kami dan juga dari mereka. Aku menganggap ini adalah perbuatan keji dan besar. Tidaklah berselang lama hingga aku mendengar seseorang yang berteriak di belakangku, "Wahai kaum Muslimin.(takutlah kepada) Allah, (takutlah kepada Allah).wahai kaum Muslimin. Siapakah yang akan (melindungi) para wanita dan anak-anak?. Siapakah yang akan menjaga agama dan kehormatan?. Siapakah yang akan menjaga serangan Romawi dan ad-Dailami?*. Wahai kaum Muslimin.takutlah kepada Allah, takutlah kepada Allah dan sisakan kaum muslimin, wahai ma'syarol muslimin." Maka sejak hari itu, aku berjanji kepada diriku untuk tidak mengangkat pedangku di wajah seorang Muslim. Kemudian Ali mati syahid di tangan pendosa yang dzalim (di tangan Abdurrahman ibn Miljam) Kekuasaan pun berpindah kepada Muawiyah ibn Abi Sufyan. Maka, Muhammad ibn al-Hanafiyyah membaiatnya untuk selalu taat dan patuh dalam keadaan suka maupun benci karena keinginannya hanya untuk menyatukan suara dan mengumpulkan kekuatan serta untuk menggapai izzah bagi Islam dan Muslimin. Muawiyah merasakan ketulusan baiat ini dan kesuciannya. Ia merasa benar-benar tentram kepada sahabatnya, hal mana menjadikannya mengundang Muhammad ibn al-Hanafiyyah untuk mengunjunginya. Maka, ia pun mengunjunginya di Damaskus lebih dari sekali.dan lebih dari satu sebab. Di antaranya, bahwa kaisar Romawi menulis surat kepada Muawiyah. Ia mengatakan, "Sesungguhnya raja-raja di sini saling berkoresponden dengan raja-raja yang lain. Sebagian mereka bersenang-senang dengan yang lainnya dengan hal-hal aneh yang mereka miliki.sebagin mereka saling berlomba dengan sebagian yang lain dengan keajaiban-keajaiban yang ada di kerajaan- kerajaan mereka. Maka, apakah kamu mengizinkan aku untuk mengadakan (perlombaan) antara aku dan kamu seperti apa yang terjadi di antara mereka?" Maka, Muawiyah mengiyakannya dan mengizinkannya. Kaisar Romawi mengirim dua orang pilih-tandingnya. Salah seorang darinya berbadan tinggi dan besar sekali sehingga seakan-akan ia ibarat pohon besar yang menjulang tinggi di hutan atau gedung tinggi nan kokoh. Adapun orang yang satu lagi adalah seorang yang begitu kuat, keras dan kokoh seakan-akan ia ibarat binatang liar yang buas. Sang kaisar menitipkan surat bersama keduanya, ia berkata dalam suratnya, "Apakah di kerajaanmu ada yang menandingi kedua orang ini, tingginya dan kuatnya?." Muawiyah lalu berkata kepada 'Amr ibn al-'Aash, "Adapun orang yang berbadan tinggi, aku telah menemukan orang yang sepertinya bahkan lebih darinya.ia Qais ibn Sa'd ibn 'Ubadah. Adapun orang yang kuat, maka aku membutuhkan pendapatmu." 'Amr berkata, "Di sana ada dua orang untuk urusan ini, hanya saja keduanya jauh darimu. Mereka adalah Muhammad ibn al-Hanafiyyah dan Abdullah ibn az-Zubair." "Sesungguhnya Muhammad ibn al-Hanafiyyah tidaklah jauh dari kita," kata Muawiyyah. "Akan tetapi apakah engkau mengira ia akan ridla bersama kebesaran kemuliaannya dan ketinggian kedudukannya untuk mengalahkan kekuatan orang dari Romawi ini dengan ditonton manusia,?" tanya 'Amr. Muawiyah berkata, "Sesungguhnya ia akan melakukan hal itu dan lebih banyak dari itu, apabila ia menemukan izzah bagi Islam padanya." Kemudian Muawiyah memanggil keduanya, Qais ibn Sa'd dan Muhammad ibn al-Hanafiyyah. Ketika majelis telah dimulai, Qais ibn Sa'd berdiri dan melepaskan sirwal-sirwal-nya (celana yang lebar) lalu melemparkannya kepada al-'Ilj** dari Romawi dan menyuruhnya untuk memakainya. Ia pun memakainya.maka, sirwalnya menutupi sampai di atas kedua dadanya sehingga orang-orang ketawa dibuatnya. Adapun Muhammad ibn al-Hanafiyyah, ia berkata kepada penterjemahnya, "Katakan kepada orang
  • 3. Romawi ini.apabila ia mau, ia duduk dan aku berdiri, lalu ia memberikan tangannya kepadaku. Entah aku yang akan mendirikannya atau dia yang mendudukkanku.Dan bila ia mau, dia yang berdiri dan aku yang duduk." Orang Romawi tadi memilih duduk. Maka Muhammad memegang tangannya, dan (menariknya) berdiri.dan orang Romawi tersebut tidak mampu (menariknya) duduk. Kesombongan pun merayap dalam dada orang Romawi, ia memilih berdiri dan Muhammad duduk. Muhammad lalu memegang tangannya dan menariknya dengan satu hentakan hampir-hampir melepaskan lengannya dari pundaknya.dan mendudukkannya di tanah. Kedua orang kafir Romawi tersebut kembali kepada rajanya dalam keadaan kalah dan terhina. Hari-hari berputar lagi. Muawiyah dan putranya Yazid serta Marwan ibn al-Hakam telah berpindah ke rahmatullah.Kepemimpinan Bani Umayyah berpindah kepada Abdul Malik ibn Marwan, ia mengumumkan dirinya sebagai khalifah muslimin dan penduduk Syam membaiatnya. Sementara penduduk Hijaz dan Irak telah membaiat Abdullah ibn az-Zubair***. Setiap dari keduanya mulai menyeru orang yang belum membaiatnya untuk membaiatnya.dan mendakwakan kepada manusia bahwa ia yang paling berhak dengan kekhalifahan daripada sahabatnya. Barisan kaum muslimin pun terpecah lagi. Di sinilah Abdullah ibn az-Zubair meminta kepada Muhammad ibn al-Hanafiyyah untuk membaiatnya sebagaimana penduduk Hijaz telah membaiatnya. Hanya saja Ibn al-Hanafiyyah memahami betul bahwa baiat akan menjadikan hak-hak yang banyak di lehernya bagi orang yang ia baiat. Di antaranya adalah menghunus pedang untuk menolongnya dan memerangi orang-orang yang menyelisihinya. Dan para penyelisihnya hanyalah orang-orang muslim yang telah berijtihad, lalu membaiat orang yang tidak ia bai'at. Tidaklah orang yang berakal sempurna lupa akan kejadian di hari "Shiffin." Tahun yang panjang belum mampu menghapus suara yang menggelegar dari kedua pendengarannya, kuat dan penuh kesedihan, dan suara itu memanggil dari belakangnya, "Wahai kaum Muslimin.(takutlah kepada) Allah, (takutlah kepada) Allah.wahai kaum Muslimin. Siapakah yang akan (melindungi) para wanita dan anak-anak?. Siapakah yang akan menjaga agama dan kehormatan?. Siapakah yang akan menjaga serangan Romawi dan ad-Dailami.".. Ya, ia belum lupa sedikitpun dari itu semua. Maka, ia berkata kepada Abdullah ibn az-Zubair, "Sesungguhnya engkau mengetahui dengan sebenar-benarnya, bahwa dalam perkara ini aku tidak memiliki tujuan dan tidak pula permintaan.hanyalah aku ini seseorang dari kaum muslimin. Apabila kalimat (suara) mereka berkumpul kepadamu atau kepada Abdul Malik, maka aku akan membaiat orang yang suara mereka berkumpul padanya. Adapun sekarang, aku tidak membaiatmu.juga tidak membaiatnya." Mulailah Abdullah mempergaulinya dan berlemah lembut kepadanya dalam satu kesempatan. Dan dalam kesempatan yang lain ia berpaling darinya dan bersikap keras kepadanya. Hanya saja, Muhammad ibn al-Hanafiyyah tidak berselang lama hingga banyak orang yang bergabung dengannya ketika mereka mengikuti pendapatnya. Dan mereka menyerahkan kepemimpinan mereka kepadanya, hingga jumlah mereka sampai tujuh ribu orang dari orang-orang yang memilih untuk memisahkan diri dari fitnah. Dan mereka enggan untuk menjadikan diri mereka kayu bakar bagi apinya yang menyala. Setiap kalii pengikut Ibn al-Hanafiyyah bertambah jumlahnya, bertambahlah kemarahan Ibn az-Zubair kepadanya dan ia terus mendesaknya untuk membaiatnya.Ketika Ibn az-Zubair telah putus asa, ia memerintahkannya dan orang-orang yang bersamanya dari Bani Hasyim dan yang lainnya untuk menetap di Syi'b (celah di antara dua bukit) mereka di Mekkah, dan ia menempatkan mata- mata untuk mengawasi mereka. Kemudian ia berkata kepada mereka, "Demi Allah, sungguh-sungguh kalian harus membaiatku atau benar-benar aku akan membakar kalian dengan api. Kemudian ia menahan mereka di rumah-rumahnya dan mengumpulkan kayu bakar untuk mereka, lalu mengelilingi rumah-rumah dengannya hingga sampai ujung tembok. Sehingga seandainya ada satu kayu bakar menyala niscaya akan membakar semuanya.
  • 4. Di saat itulah, sekelompok dari para pengikut Ibn al-Hanafiyyah berdiri kepadanya dan berkata, "Biarkan kami membunuh Ibn az-Zubair dan menenangkan manusia dari (perbuatan)nya." Ia berkata, "Apakah kita akan menyalakan api fitnah dengan tangan-tangan kita yang karenanya kita telah menyepi (memisahkan diri).dan kita membunuh seorang sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam dan anak-anak dari sahabatnya?! Tidak, demi Allah kita tidak akan melakukan sedikitpun apa yang manjadikan Allah dan Rasul-Nya murka." Berita tentang apa yang diderita oleh Muhammad ibn al-Hanafiyah dan para pengikutnya dari kekerasan Abdullah ibn az-Zubair sampai ke telinga Abdul Malik ibn Marwan. Ia melihat kesempatan emas untuk menjadikan mereka condong kepadanya. Ia lantas mengirim surat bersama seorang utusannya, yang seandainya ia menulisnya untuk salah seorang anaknya tentunya 'dialek'nya tidak akan sehalus itu dan redaksinya tidak selembut itu. Dan di antara isi suratnya adalah, "Telah sampai berita kepadaku bahwa Ibn az-Zubair telah mempersempit gerakmu dan orang-orang yang bersamamu.ia memutus tali persaudaraanmu.dan merendahkan hakmu. Ini negeri Syam terbuka di depanmu, siap menjemputmu dan orang-orang yang bersamamu dengan penuh kelapangan dan keluasan.singgahlah di sana dimana engkau mau, niscaya engkau akan menemukan penduduknya mengucapkan selamat kepadamu dan para tetangga yang mencintaimu.dan engkau akan mendapatkan kami orang-orang yang memahami hakmu.menghormati keutamaanmu.dan menyambung tali persaudaraanmu Insya Allah. Muhammad ibn al-Hanafiyah dan orang-orang yang bersamanya berjalan menuju negeri Syam.sesampainya di "Ublah", mereka menetap di sana. Penduduknya menempatkan mereka di tempat yang paling mulia dan menjamu mereka dengan baik sebaga tetangga. Mereka mencitai Muhammad ibn al-Hanafiyah dan mengagungkannya, karena apa yang mereka lihat dari kedalaman (ketekunan) ibadahnya dan kejujuran zuhudnya. Ia mulai menyuruh mereka kepada yang ma'ruf dan mencegah mereka dari yang munkar. Ia mendirikan syi'ar-syi'ar di antara mereka dan mengadakan ishlah dalam perselisihan mereka. Ia tidak membiarkan seorang pun dari manusia mendzalimi orang lain. Di saat berita itu sampai ke telinga Abdul Malik ibn Marwan, hal tersebut memberatkan hatinya. Ia kemudian bermusyawarah dengan orang-orang terdekatnya. Mereka berkata kepadanya, "Kami tidak berpendapat agar engkau memperbolehkannya tinggal di kerajaanmu. Sedangkan sirahnya sebagaimana yang engkau ketahui.entah ia membaiatmu.atau ia kembali ke tempatnya semula." Maka, Abdul Malik menulis surat untuknya dan berkata, "Sesungguhnya engkau telah mendatangi negeriku dan engkau singgah di salah satu ujungnya. Dan ini peperangan yang terjadi antara diriku dan Abdullah ibn az-Zubair. Dan engkau adalah seseorang yang memiliki tempat dan nama di antara kaum Muslimin. Dan aku melihat agar engkau tidak tinggal di negeriku kecuali bila engkau membaiatku. Bila engkau membaiatku, aku akan memberimu seratus kapal yang datang kepadaku dari "al-Qalzom" kemarin, ambillah beserta apa yang ada padanya. Bersama itu engkau berhak atas satu juta dirham ditambah dengan jumlah yang kamu tentukan sendiri untuk dirimu, anak-anakmu, kerabatmu, budak-budakmu dan orang-orang yang bersamamu. Bila engkau menolaknya maka pergilah dariku ke tempat yang aku tidak memiliki kekuasaan atasnya." Muhammad ibn al-Hanafiyah kemudian menulis balasan, "Dari Muhammad ibn Ali, kepada Abdul Malik ibn Marwan. Assalamu 'alaika.Sesungguhnya aku memuji kepada Allah yang tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Dia, (aku berterima kasih) kepadamu. Amma ba'du.Barangkali engkau menjadi ketakutan terhadapku. Dan aku mengira engkau adalah orang yang paham terhadap hakikat sikapku dalam perkara ini. Aku telah singgah di Mekkah, maka Abdullah ibn az-Zubair menginginkan aku untuk membaiatnya, dan tatkala aku menolaknya ia pun berbuat jahat terhadap pertentanganku. Kemudian engkau menulis surat kepadaku, memanggilku untuk tinggal di negeri Syam, lalu aku singgah di sebuah tempat di ujung tanahmu di karenakan harganya murah dan jauh dari markaz (pusat) pemerintahanmu. Kemudian engkau menulis kepadaku apa yang telah engkau tuliskan. Dan kami Insya Allah akan meninggalkanmu." Muhammad ibn al-Hanafiyyah beserta orang-orangnya dan kelurganya meninggalkan negeri Syam, dan setiap kali ia singgah di suatu tempat ia pun di usir darinya dan diperintahkan agar pergi darinya.
  • 5. Dan seakan-akan kesusahan belum cukup atasnya, hingga Allah berkehendak mengujinya dengan kesusahan lain yang lebih besar pengaruhnya dan lebih berat tekanannya. Yang demikian itu, bahwa sekelompok dari pengikutnya dari kalangan orang-orang yang hatinya sakit dan yang lainnya dari kalangan orang-orang lalai. Mereka mulai berkata, "Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam telah menitipkan di hati Ali dan keluarganya banyak sekali rahasia- rahasia ilmu, qaidah-qaidah agama dan perbendaharaan syariat. Beliau telah mengkhususkan Ahlul Bait dengan apa yang orang lain tidak mengetahuinya." Orang yang 'alim, beramal dan mahir ini memahami betul apa yang diusung oleh ucapan ini dari penyimpangan, serta bahaya-bahaya yang mungkin diseretnya atas Islam dan Muslimin. Ia pun mengumpulkan manusia dan berdiri mengkhutbahi mereka.ia memuji Allah AWJ dan menyanjungnya dan bershalawat atas Nabi-Nya Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam.kemudian berkata, "Sebagian orang beranggapan bahwa kami segenap Ahlul Bait mempunyai ilmu yang Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam mengkhususkan kami dengannya, dan tidak memberitahukan kepada siapapun selain kami. Dan kami -demi Allah- tidaklah mewarisi dari Rasulullah melainkan apa yang ada di antara dua lembaran ini, (dan ia menunjuk ke arah mushaf). Dan sesungguhnya barangsiapa yang beranggapan bahwa kami mempunyai sesuatu yang kami baca selain kitab Allah, sungguh ia telah berdusta." Adalah sebagian pengikutnya mengucapkan salam kepadanya, mereka berkata, "Assalamu'alaika wahai Mahdi." Ia menjawab, "Ya, aku adalah Mahdi (yang mendapat petunjuk) kepada kebaikan.dan kalian adalah para Mahdi kepada kebaikan Insya Allah.akan tetapi apabila salah seorang dari kalian mengucapkan salam kepadaku, maka hendaklah menyalamiku dengan namaku. Hendaklah ia berkata, "Assalamu'alaika ya Muhammad." Tidak berlangsung lama kebingungan Muhammad ibn al-Hanafiyyah tentang tempat yang akan ia tinggali beserta orang-orang yang bersamanya.Allah telah berkehendak agar al-Hajjaj ibn Yusuf ats-Tsaqofi menumpas Abdullah ibn az-Zubair.dan agar manusia seluruhnya membaiat Abdul Malik ibn Marwan. Maka, tidaklah yang ia lakukan kecuali menulis surat kepada Abdul Malik, ia berkata, "Kepada Abdul Malik ibn Marwan, Amirul Mukminin, dari Muhammad ibn Ali. Amma ba'du.Sesungguhnya setelah aku melihat perkara ini kembali kepadamu, dan manusia membaiatmu. Maka, aku seperti orang dari mereka. Aku membaiatmu untuk walimu di Hijaz. Aku mengirimkan baiatku ini secara tertulis. Wassalamu'alaika." Ketika Abdul Malik membacakan surat tersebut kepada para sahabatnya, mereka berkata, "Seandainya ia ingin memecah tongkat ketaatan (baca: keluar dari ketaatan) dan membikin perpecahan dalam perkara ini, niscaya ia mampu melakukannya, dan niscaya engkau tidak memiliki jalan atasnya.Maka tulislah kepadanya dengan perjanjian dan keamanan serta perjanjian Allah dan Rasul-Nya agar ia tidak diusir dan diusik, ia dan para sahabatnya." Abdul Malik kemudian menulis hal tersebut kepadanya. Hanya saja Muhammad ibn al- Hanafiyyah tidak hidup lama setelah itu. Allah telah memilihnya untuk berada di sisi-Nya dalam keadaan ridla dan diridlai. Semoga Allah memberikan cahaya kepada Muhammad ibn al-Hanafiyah di kuburnya, dan semoga Allah mengindahkan ruhnya di surga.ia termasuk orang yang tidak menginginkan kerusakan di bumi tidak pula ketinggian di antara manusia. Sumber: - Hilyah al-Auliyaa oleh Abu Nu'aim, III: 174, - Tahdziib at-Tahdziib, IX:354, - Shifah ash-Shafwah oleh Ibnul Jauzi (cet. Halab), II: 77-79, - Ath-Thabaqat al-Kubra oleh Ibnu Sa'd, V:91, - Al-Waafi bi al-Wafayaat (terjemah): 1583, - Wafayaat al-A'yaan oleh Ibnu Kholaqan, IV:169, - Al-Kamil, III:391 dan IV:250 pada kejadian-kejadian tahun 66 H, - Syadzarat adz-Dzahab, I:89,- Tahdziib al-Asma Wa al-Lughaat, I:88-89, - Al-Bad'u Wa at-Tarikh, V:75-76, - Al-Ma'arif oleh Ibnu Qutaibah: 123, - Al-'Iqd al-Farid oleh Ibnu Abdi Rabbih, tahqiq al-'Urayyan, Juz II,III,V dan VII