SlideShare a Scribd company logo
BAKTERI GRAM POSITIF C.TETANIPENYEBAB TETANUS Page 1
BAKTERI GRAM POSITIF C.TETANI PENYEBAB TETANUS
OLEH: FEBRIAN S ASMORO
NIM:20140811014051
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
2019
1. PENDAHULUAN
Tetanus merupakan penyakit infeksi akut yang menunjukkan diri dengan
gangguan neuromuskular akut berupa trismus, kekakuan dan kejang otot
disebabkan oleh eksotosin spesifik dari kuman anaerob Clostridium tetani.
Tetanus dapat terjadi sebagai komplikasi luka, baik luka besar maupun kecil, luka
nyata maupun luka tersembunyi. Jenis luka yang mengundang tetanus adalah
luka-luka seperti Vulnus laceratum (luka robek), Vulnus punctum (luka tusuk),
combustion (luka bakar), fraktur terbuka, otitis media, luka terkontaminasi, luka
tali pusat.
Diyakini bahwa Penyakit tetanus disebabkan oleh Clostridium tetani
yaitu sejenis kuman gram positif yang dalam keadaan biasa berada dalam bentuk
spora dan dalam suasana anaerob berubah menjadi bentuk vegetatif yang
memproduksi eksotoksin antara lain neurotoksin tetanospasmin dan tetanolysmin.
Toksin inilah yang menimbulkan gejala – gejala penyakit tetanus.
Penyakit tetanus tidak menimbulkan kekebalan pada orang yang telah
diserangnya. Angka kematian penderita tetanus sangat tinggi sekitar 50 %, angka
itu akan bertambah besar pada rumah sakit yang belum lengkap peralatan
perawatan intensifnya, mungkin lebih rendah pada rumah sakit dengan perawatan
intensif yang sudah lengkap.
2. PATOGENESIS DAN PATOFFFISIOLOGI
Clostridium tetani Ini adalah bakteri yang termasuk dalam kelompok
gram positif. Ini berkat lapisan tebal peptidogicano, senyawa yang memerangkap
molekul pewarna dan mempertahankannya. Karena itu, sel-sel bakteri
memperoleh karakteristik warna ungu dari bakteri jenis ini. Clostridium
memproduksi bentuk pertahanan hidup yang disebut endospora. Proses ini
dikenal sebagai sporulasi. Spora bakteri berbeda dengan spora pada jamur, pada
bakteri sporanya tidak mempunyai fungsi sebagai alat reproduksi. Endospora ini
tahan terhadap kondisi lingkungan ekstrim seperti suhu yang tinggi, kekeringan,
senyawa kimia beracun (desinfektan, antibiotic) dan radiasi UV. Merupakan fase
tidur dari bakteri. Endospora mampu bertahan sampai kondisi lingkungan
kembali menguntungkan. Endospora kmeudian membentuk proses germinasi, dan
membentuk bakteri sel tunggal.
BAKTERI GRAM POSITIF C.TETANIPENYEBAB TETANUS Page 2
Mekanisme terjadinya sporulasi:
a) Pada tahap pertama bakteri membentuk filamen aksial. Pembentukan
filamen aksial tidak berlangsung lama.
b) Pembentukan septum asimetris, menghasilkan sel induk dan calon sel
pra-spora. Masing-masing sel menerima DNA anakan. Selanjutnya
terjadi fagositosis sel praspora oleh sel induk, sehingga sel praspora
menjadi bentukan yang disebut protoplas.
c) Tahap ketiga adalah perkembangan protoplas yang disebut
perkembangan spora-awal (forespore). Pada perkembangan spora-awal
belum terbentuk peptidoglikan, sehingga bentuk spora-awal tidak
beraturan (amorfus).
d) Pembentukan korteks (peptidoglikan). Spora-awal menyintesis
peptidoglikan, sehingga spora-awal mempunyai bentuk pasti.
Pembentukan peptidoglikan oleh spora-awal disebut juga pembentukan
korteks.
e) Pembentukan pembungkus (coat). Spora-awal menyintesis berlapis-lapis
pembungkus spora. Pembungkus spora disintesis baik secara terus-
menerus maupun terputus-putus, sehingga tampak seperti penebalan
korteks. Material korteks dan pembungkus spora berbeda.
f) Pematangan spora. Spora bakteri menyintesis asam dipokolinat dan
melakukan pengambilan kalsium. Dua komponen ini merupakan
karakteristik resistensi dan dormansi endospora.
g) Tahap terakhir adalah pelepasan spora. Terjadi lisis sel induk, sehingga
spora yang telah matang keluar. Tidak ada aktivitas metabolic yang
terjadi sampai spora siap untuk melakukan germinasi. Proses sporulasi
ini biasanya berlangsung sekitar 15 jam.
Bentuk spora Clostridium tetani terdapat di sekitar kita seperti pada
tanah, rumput – rumput, kayu, kotoran hewan dan manusia. Kuman ini untuk
pertumbuhannya membutuhkan suasana anaerob yang akan terjadi apabila luka
dengan banyak jaringan nekrotik di dalamnya, atau luka dengan pertumbuhan
bakteri lain terutama bakteri pembuat nanah seperti Staphyloccus aureus. Bakteri
ini tidak memerlukan oksigen untuk proses metabolisme apa pun, karena dapat
menggunakan jenis elemen atau senyawa lain. Unsur ini beracun bagi bakteri. Ini
berkembang hanya jika unsur kimia ini tidak ada sama sekali. Bakteri ini untuk
tumbuh dan berkembang adalah suhu rata-rata 37 ° C, serta perkiraan tingkat pH
BAKTERI GRAM POSITIF C.TETANIPENYEBAB TETANUS Page 3
antara 7 dan 7,5. Selain itu, Anda membutuhkan banyak asam amino dan vitamin.
Clostridium tetani mensintesis sekelompok enzim yang dikenal sebagai triptofan.
Enzim ini bekerja pada asam amino triptofan dan memecah kelompok indol yang
merupakan bagian dari strukturnya. Inilah sebabnya mengapa Clostridium tetani
Itu diklasifikasikan sebagai indole positif. Ini berfungsi untuk membedakannya
dari bakteri lain. Bakteri ini mampu mensintesis enzim yang dikenal sebagai
gelatinase. Kelompok enzim ini menyebabkan pencairan gelatin. Ketika bakteri
ini berada dalam kultur, halo transparan terlihat di sekitarnya. Ini adalah tanda
tegas bahwa hidrolisis gelatin telah terjadi.
Tetanus disebabkan neurotoksin (tetanospasmin) dari bakteri Gram
positif anaerob, Clostridium tetani, dengan mula-mula 1 hingga 2 minggu setelah
inokulasi bentuk spora ke dalam tubuh yang mengalami cedera/luka (masa
inkubasi). Penyakit ini merupakan 1 dari 4 penyakit penting yang manifestasi
klinis utamanya adalah hasil dari pengaruh kekuatan eksotoksin (tetanus, gas
ganggren, dipteri, botulisme). Tempat masuknya kuman penyakit ini bisa berupa
luka yang dalam yang berhubungan dengan kerusakan jaringan lokal,
tertanamnya benda asing atau sepsis dengan kontaminasi tanah, lecet yang
dangkal dan kecil atau luka geser yang terkontaminasi tanah, trauma pada jari
tangan atau jari kaki yang berhubungan dengan patah tulang jari dan luka pada
pembedahan dan pemotonga tali pusat yang tidak steril. Gejala klinis yang
ditimbulakan dari eksotoksin terhadap susunan saraf tepi dan pusat tersebut
adalah dengan memblok pelepasan dari neurotransmiter sehingga terjadi
kontraksi otot yang tidak terkontrol/ eksitasi terus menerus dan spasme. Neuron
ini menjadi tidak mampu untuk melepaskan neurotransmitter. Neuron, yang
melepaskan gamma aminobutyric acid (GABA) dan glisin, neurotransmitter
inhibitor utama, sangat sensitif terhadap tetanospasmin, menyebabkan kegagalan
penghambatan refleks respon motorik terhadap rangsangan sensoris. Kekakuan
mulai pada tempat masuknya kuman atau pada otot masseter (trismus), pada saat
toxin masuk ke sumsum tulang belakang terjadi kekakuan yang berat, pada
extremitas, otot-otot bergari pada dada, perut dan mulai timbul kejang. Bilamana
toksin mencapai korteks serebri, menderita akan mulai mengalami kejang umum
yang spontan. Karakteristik dari spasme tetani ialah menyebabkan kontraksi
umum kejang otot agonis dan antagonis. Racun atau neurotoksin ini pertama kali
menyerang saraf tepi terpendek yang berasal dari system saraf kranial, dengan
gejala awal distorsi wajah dan punggung serta kekakuan dari otot leher.
Tetanospasmin pada system saraf otonom juga verpengaruh, sehingga
terjadi gangguan pernapasan, metabolism, hemodinamika, hormonal, saluran
cerna, saluran kemih, dan neuromuscular. Spasme larynx, hipertensi, gangguan
irama janjung, hiperflexi, hyperhidrosis merupakan penyulit akibat gangguan
saraf ototnom, yang dulu jarang karena penderita sudah meninggal sebelum
gejala timbul. Dengan penggunaan diazepam dosis tinggi dan pernapasan
mekanik, kejang dapat diatasi namun gangguan saraf otonom harus dikenali dan
di kelola dengan teliti. Timbulnya kegagalan mekanisme inhibisi yang normal,
yang menyebabkan meningkatnya aktifitas dari neuron yang mensarafi otot
masetter sehingga terjadi trismus. Oleh karena otot masetter adalah otot yang
paling sensitif terhadap toksin tetanus tersebut. Stimuli terhadap afferen tidak
BAKTERI GRAM POSITIF C.TETANIPENYEBAB TETANUS Page 4
hanya menimbulkan kontraksi yang kuat, tetapi juga dihilangkannya kontraksi
agonis dan antagonis sehingga timbul spasme otot yang khas .
Akibat dari tetanus adalah rigid paralysis (kehilangan kemampuan untuk
bergerak) pada voluntary muscles (otot yang geraknya dapat dikontrol), sering
disebut lockjaw karena biasanya pertama kali muncul pada otot rahang dan
wajah. Kematian biasanya disebabkan oleh kegagalan pernafasan dan rasio
kematian sangatlah tinggi.
3. TANDA DAN GEJALA KLINIK
Gejala pertama biasanya rasa sakit pada luka, diikuti trismus (kaku rahang, sukar
membuka mulut lebar – lebar), rhisus sardonicus (wajah setan). Kemudian
diikuti kaku buduk, kaku otot perut, gaya berjalan khas seperti robot, sukar
menelan, dan laringospasme. Pada keadaan yang lebih berat terjadi epistothonus
(posisi cephalic tarsal), di mana pada saat kejang badan penderita melengkung
dan bila ditelentangkan hanya kepada dan bagian tarsa kaki saja yang menyentuh
dasar tempat berbaring.
Dapat terjadi spasme diafragma dan otot – otot pernapasan lainnya. Pada saat
kejang penderita tetap dalam keadaan sadar. Suhu tubuh normal hingga
subfebris. Sekujur tubuh berkeringat. Kejang – kejang bertambah beram selama
tiga hari pertama, menetap selama 5 – 7 hari. Setelah 10 hari, frekuensi kejang
mulai berkurang, setelah 2 minggu kejang menghilang. Dan kaku otot hilang
paling cepat mulai minggu ke-4.
4. PERAWATAN
Tidak ada pengobatan khusus untuk tetanus. Namun, ada serangkaian tindakan
pencegahan dan rekomendasi yang harus diikuti ketika kemungkinan infeksi
diduga. Di antaranya adalah:
a) Perawatan luka: pencucian luka yang dalam dan sistematis harus
dilakukan, dengan air bersih yang melimpah dan menghilangkan sisa-sisa
jaringan yang mati, menyebabkan darah mencapai lokasi, menyediakan
oksigen. Dengan cara ini lingkungan yang menguntungkan untuk
perkembangbiakan bakteri dihindari.
b) Pasokan obat-obatanDi antara obat-obatan yang dapat dipilih dokter
untuk memasok pasien dapat disebutkan: antibiotik, tetanus antitoxin,
vaksin dan beberapa obat penenang. Tentu saja, ini akan tergantung pada
kriteria dokter dan karakteristik masing-masing kasus.
c) Penjara di Unit Perawatan Intensif: karena efek mematikan dari patologi
ini dalam organisme, pasien mungkin perlu dirawat di rumah sakit dalam
terapi intensif. Ini dilakukan untuk menjaga konsekuensi yang berpotensi
fatal, seperti keterlibatan otot pernapasan.
BAKTERI GRAM POSITIF C.TETANIPENYEBAB TETANUS Page 5
DAFTAR PUSTAKA
1) Ríos, M., García, Al., Alves, E., Brea, R. dan Núñez, J. (2016). Infeksi oleh
Clostridium tetani: curigai untuk mendiagnosisnya. Galicia klinis 77 (4). 175-176
2) Smietanska, K., Chudziak, R. dan Rastawicki, W. (2013). [Karakteristik
Clostridium tetani dan diagnosis tetanus laboratorium. Med Dows Mikrobiol. 65
(4). 285-295
3) Hendarwanto. llmu Penyakit Dalam, jilid 1, Balai Penerbit FK UI, Jakarta: 2001,
49- 51.
4) BUKU Ajar Ilmu Bedah . De Jong dkk. Ed 2 , Jakarta, 2004

More Related Content

What's hot

Makalah salmonela
Makalah salmonelaMakalah salmonela
Makalah salmonela
Warnet Raha
 
Bab 1. pengenalan mikrobiologi
Bab 1. pengenalan mikrobiologiBab 1. pengenalan mikrobiologi
Bab 1. pengenalan mikrobiologi
Amir Uddin
 
The Lord Of The Immune System : Sistem Imun
The Lord Of The Immune System : Sistem ImunThe Lord Of The Immune System : Sistem Imun
The Lord Of The Immune System : Sistem Imun
Fina Ratih Wiraputri
 
Pengantar Mikrobiologi
Pengantar Mikrobiologi Pengantar Mikrobiologi
Pengantar Mikrobiologi
Kampus-Sakinah
 
Toxoplasmosis
ToxoplasmosisToxoplasmosis
Toxoplasmosis
Alfredo Bambang
 
Buku ajar mikrobiologi
Buku ajar mikrobiologiBuku ajar mikrobiologi
Buku ajar mikrobiologiYudi Aditya
 
sistem pertahanan tubuh
sistem pertahanan tubuhsistem pertahanan tubuh
sistem pertahanan tubuh
marisamizani25
 
Dasar-dasar mikrobiologi
Dasar-dasar mikrobiologiDasar-dasar mikrobiologi
Dasar-dasar mikrobiologi
Yusuf Ahmad
 
Konsep dasar mikrobiologi
Konsep dasar mikrobiologiKonsep dasar mikrobiologi
Konsep dasar mikrobiologiNunung Ayu Novi
 
Bahan ajar 2 imunitas dalam tubuh
Bahan ajar 2 imunitas dalam tubuhBahan ajar 2 imunitas dalam tubuh
Bahan ajar 2 imunitas dalam tubuh
desiaulia7
 
Makalah konsep mikrobiologi (print)
Makalah konsep mikrobiologi (print)Makalah konsep mikrobiologi (print)
Makalah konsep mikrobiologi (print)
Sentra Komputer dan Foto Copy
 
Pncegahan dan Pengendalian Infeksi
Pncegahan dan Pengendalian InfeksiPncegahan dan Pengendalian Infeksi
Pncegahan dan Pengendalian Infeksi
pjj_kemenkes
 
Toksoplasmosis
ToksoplasmosisToksoplasmosis
Toksoplasmosis
danivita
 
Ilmu dasar keperawatan 1 imunologi
Ilmu dasar keperawatan 1 imunologiIlmu dasar keperawatan 1 imunologi
Ilmu dasar keperawatan 1 imunologi
FajarHaetami1
 
Mikrobiologi dasar2010new
Mikrobiologi dasar2010newMikrobiologi dasar2010new
Mikrobiologi dasar2010new
Ayuw Damayanti
 
Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii
Toxoplasma gondii
ninanovia11
 
Powerpoint Sistem Pertahanan Tubuh Pada Manusia BAB V Biologi kelas 11 semest...
Powerpoint Sistem Pertahanan Tubuh Pada Manusia BAB V Biologi kelas 11 semest...Powerpoint Sistem Pertahanan Tubuh Pada Manusia BAB V Biologi kelas 11 semest...
Powerpoint Sistem Pertahanan Tubuh Pada Manusia BAB V Biologi kelas 11 semest...
novipridayantiii
 
Bakteriologi klinik
Bakteriologi klinikBakteriologi klinik
Bakteriologi klinik
wahyufaisal
 
Sistem Pertahanan Tubuh (Materi Biologi)
Sistem Pertahanan Tubuh (Materi Biologi)Sistem Pertahanan Tubuh (Materi Biologi)
Sistem Pertahanan Tubuh (Materi Biologi)
Nurul Afdal Haris
 

What's hot (20)

Makalah salmonela
Makalah salmonelaMakalah salmonela
Makalah salmonela
 
Bab 1. pengenalan mikrobiologi
Bab 1. pengenalan mikrobiologiBab 1. pengenalan mikrobiologi
Bab 1. pengenalan mikrobiologi
 
The Lord Of The Immune System : Sistem Imun
The Lord Of The Immune System : Sistem ImunThe Lord Of The Immune System : Sistem Imun
The Lord Of The Immune System : Sistem Imun
 
Tb
TbTb
Tb
 
Pengantar Mikrobiologi
Pengantar Mikrobiologi Pengantar Mikrobiologi
Pengantar Mikrobiologi
 
Toxoplasmosis
ToxoplasmosisToxoplasmosis
Toxoplasmosis
 
Buku ajar mikrobiologi
Buku ajar mikrobiologiBuku ajar mikrobiologi
Buku ajar mikrobiologi
 
sistem pertahanan tubuh
sistem pertahanan tubuhsistem pertahanan tubuh
sistem pertahanan tubuh
 
Dasar-dasar mikrobiologi
Dasar-dasar mikrobiologiDasar-dasar mikrobiologi
Dasar-dasar mikrobiologi
 
Konsep dasar mikrobiologi
Konsep dasar mikrobiologiKonsep dasar mikrobiologi
Konsep dasar mikrobiologi
 
Bahan ajar 2 imunitas dalam tubuh
Bahan ajar 2 imunitas dalam tubuhBahan ajar 2 imunitas dalam tubuh
Bahan ajar 2 imunitas dalam tubuh
 
Makalah konsep mikrobiologi (print)
Makalah konsep mikrobiologi (print)Makalah konsep mikrobiologi (print)
Makalah konsep mikrobiologi (print)
 
Pncegahan dan Pengendalian Infeksi
Pncegahan dan Pengendalian InfeksiPncegahan dan Pengendalian Infeksi
Pncegahan dan Pengendalian Infeksi
 
Toksoplasmosis
ToksoplasmosisToksoplasmosis
Toksoplasmosis
 
Ilmu dasar keperawatan 1 imunologi
Ilmu dasar keperawatan 1 imunologiIlmu dasar keperawatan 1 imunologi
Ilmu dasar keperawatan 1 imunologi
 
Mikrobiologi dasar2010new
Mikrobiologi dasar2010newMikrobiologi dasar2010new
Mikrobiologi dasar2010new
 
Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii
Toxoplasma gondii
 
Powerpoint Sistem Pertahanan Tubuh Pada Manusia BAB V Biologi kelas 11 semest...
Powerpoint Sistem Pertahanan Tubuh Pada Manusia BAB V Biologi kelas 11 semest...Powerpoint Sistem Pertahanan Tubuh Pada Manusia BAB V Biologi kelas 11 semest...
Powerpoint Sistem Pertahanan Tubuh Pada Manusia BAB V Biologi kelas 11 semest...
 
Bakteriologi klinik
Bakteriologi klinikBakteriologi klinik
Bakteriologi klinik
 
Sistem Pertahanan Tubuh (Materi Biologi)
Sistem Pertahanan Tubuh (Materi Biologi)Sistem Pertahanan Tubuh (Materi Biologi)
Sistem Pertahanan Tubuh (Materi Biologi)
 

Similar to Bakteri gram positif c.tetani penyebab tetanus

Askep tetanus
Askep tetanusAskep tetanus
Tetanus ommm
Tetanus ommmTetanus ommm
Tetanus ommm
Agung AP
 
Bakteri
BakteriBakteri
Bakteri
Rfr Egha
 
TETANUS.pdf
TETANUS.pdfTETANUS.pdf
TETANUS.pdf
Nurzulifa2
 
Clostridium sp
Clostridium spClostridium sp
Clostridium sp
Muhammad Parwis Nasution
 
Tetanus anak
Tetanus anakTetanus anak
Tetanus anak
Kindal
 
Mikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologiMikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologi
Rfr Egha
 
Tetanus
TetanusTetanus
Tetanus
alda liu
 
Tetanus kelompok 4
Tetanus kelompok 4Tetanus kelompok 4
Tetanus kelompok 4
Rini Wahyuni
 
Tetanus
TetanusTetanus
Tetanus
Mayah M4y
 
Tetanus=
Tetanus=Tetanus=
Sistem Kekebalan Tubuh
Sistem Kekebalan Tubuh Sistem Kekebalan Tubuh
Sistem Kekebalan Tubuh
Cindi Tri Fitikasari
 
MODUL PEMBELAJARAN
MODUL PEMBELAJARANMODUL PEMBELAJARAN
MODUL PEMBELAJARAN
Univ. Syiah Kuala
 
Askep pada klien dengan penyakit tetanus
Askep pada klien dengan penyakit tetanusAskep pada klien dengan penyakit tetanus
Askep pada klien dengan penyakit tetanus
Operator Warnet Vast Raha
 
Antibiotik dan golongannya
Antibiotik dan golongannyaAntibiotik dan golongannya
Antibiotik dan golongannya
ArwinAr
 
1. patogenesis
1. patogenesis1. patogenesis
1. patogenesis
hendro prasetyo
 
MATERI BIOLOGI MOLEKULER - APOPTOSIS SEL.pptx
MATERI BIOLOGI MOLEKULER - APOPTOSIS SEL.pptxMATERI BIOLOGI MOLEKULER - APOPTOSIS SEL.pptx
MATERI BIOLOGI MOLEKULER - APOPTOSIS SEL.pptx
Julfiana Mardatillah
 

Similar to Bakteri gram positif c.tetani penyebab tetanus (20)

Askep tetanus
Askep tetanusAskep tetanus
Askep tetanus
 
Tetanus ommm
Tetanus ommmTetanus ommm
Tetanus ommm
 
Bakteri
BakteriBakteri
Bakteri
 
kuliah-TETANUS.ppt
kuliah-TETANUS.pptkuliah-TETANUS.ppt
kuliah-TETANUS.ppt
 
TETANUS.pdf
TETANUS.pdfTETANUS.pdf
TETANUS.pdf
 
Clostridium sp
Clostridium spClostridium sp
Clostridium sp
 
Tetanus anak
Tetanus anakTetanus anak
Tetanus anak
 
Mikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologiMikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologi
 
Tetanus
TetanusTetanus
Tetanus
 
Tetanus kelompok 4
Tetanus kelompok 4Tetanus kelompok 4
Tetanus kelompok 4
 
Tetanus
TetanusTetanus
Tetanus
 
Tetanus=
Tetanus=Tetanus=
Tetanus=
 
Sistem Kekebalan Tubuh
Sistem Kekebalan Tubuh Sistem Kekebalan Tubuh
Sistem Kekebalan Tubuh
 
MODUL PEMBELAJARAN
MODUL PEMBELAJARANMODUL PEMBELAJARAN
MODUL PEMBELAJARAN
 
Askep pada klien dengan penyakit tetanus
Askep pada klien dengan penyakit tetanusAskep pada klien dengan penyakit tetanus
Askep pada klien dengan penyakit tetanus
 
Tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Tetanus AKPER PEMKAB MUNA Tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Tetanus AKPER PEMKAB MUNA
 
Antibiotik dan golongannya
Antibiotik dan golongannyaAntibiotik dan golongannya
Antibiotik dan golongannya
 
Makalah 12
Makalah 12Makalah 12
Makalah 12
 
1. patogenesis
1. patogenesis1. patogenesis
1. patogenesis
 
MATERI BIOLOGI MOLEKULER - APOPTOSIS SEL.pptx
MATERI BIOLOGI MOLEKULER - APOPTOSIS SEL.pptxMATERI BIOLOGI MOLEKULER - APOPTOSIS SEL.pptx
MATERI BIOLOGI MOLEKULER - APOPTOSIS SEL.pptx
 

Recently uploaded

1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
LisnaKhairaniNasutio
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
RheginaSalsabila
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
arikiskandar
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
MuhammadAuliaKurniaw1
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
ortopedifk
 
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.pptGambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
ssusera85899
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
fritshenukh
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
nurulkarunia4
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
adhiwargamandiriseja
 
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic DasarANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
MFCorp
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
Datalablokakalianda
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
syam586213
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ratnawulokt
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
MuhammadAuliaKurniaw1
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
lala263132
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
adwinhadipurnadi
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DamianLoveChannel
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
sulastri822782
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
SyailaNandaSofiaWell
 

Recently uploaded (20)

1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
 
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.pptGambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
 
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic DasarANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
 

Bakteri gram positif c.tetani penyebab tetanus

  • 1. BAKTERI GRAM POSITIF C.TETANIPENYEBAB TETANUS Page 1 BAKTERI GRAM POSITIF C.TETANI PENYEBAB TETANUS OLEH: FEBRIAN S ASMORO NIM:20140811014051 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS CENDERAWASIH 2019 1. PENDAHULUAN Tetanus merupakan penyakit infeksi akut yang menunjukkan diri dengan gangguan neuromuskular akut berupa trismus, kekakuan dan kejang otot disebabkan oleh eksotosin spesifik dari kuman anaerob Clostridium tetani. Tetanus dapat terjadi sebagai komplikasi luka, baik luka besar maupun kecil, luka nyata maupun luka tersembunyi. Jenis luka yang mengundang tetanus adalah luka-luka seperti Vulnus laceratum (luka robek), Vulnus punctum (luka tusuk), combustion (luka bakar), fraktur terbuka, otitis media, luka terkontaminasi, luka tali pusat. Diyakini bahwa Penyakit tetanus disebabkan oleh Clostridium tetani yaitu sejenis kuman gram positif yang dalam keadaan biasa berada dalam bentuk spora dan dalam suasana anaerob berubah menjadi bentuk vegetatif yang memproduksi eksotoksin antara lain neurotoksin tetanospasmin dan tetanolysmin. Toksin inilah yang menimbulkan gejala – gejala penyakit tetanus. Penyakit tetanus tidak menimbulkan kekebalan pada orang yang telah diserangnya. Angka kematian penderita tetanus sangat tinggi sekitar 50 %, angka itu akan bertambah besar pada rumah sakit yang belum lengkap peralatan perawatan intensifnya, mungkin lebih rendah pada rumah sakit dengan perawatan intensif yang sudah lengkap. 2. PATOGENESIS DAN PATOFFFISIOLOGI Clostridium tetani Ini adalah bakteri yang termasuk dalam kelompok gram positif. Ini berkat lapisan tebal peptidogicano, senyawa yang memerangkap molekul pewarna dan mempertahankannya. Karena itu, sel-sel bakteri memperoleh karakteristik warna ungu dari bakteri jenis ini. Clostridium memproduksi bentuk pertahanan hidup yang disebut endospora. Proses ini dikenal sebagai sporulasi. Spora bakteri berbeda dengan spora pada jamur, pada bakteri sporanya tidak mempunyai fungsi sebagai alat reproduksi. Endospora ini tahan terhadap kondisi lingkungan ekstrim seperti suhu yang tinggi, kekeringan, senyawa kimia beracun (desinfektan, antibiotic) dan radiasi UV. Merupakan fase tidur dari bakteri. Endospora mampu bertahan sampai kondisi lingkungan kembali menguntungkan. Endospora kmeudian membentuk proses germinasi, dan membentuk bakteri sel tunggal.
  • 2. BAKTERI GRAM POSITIF C.TETANIPENYEBAB TETANUS Page 2 Mekanisme terjadinya sporulasi: a) Pada tahap pertama bakteri membentuk filamen aksial. Pembentukan filamen aksial tidak berlangsung lama. b) Pembentukan septum asimetris, menghasilkan sel induk dan calon sel pra-spora. Masing-masing sel menerima DNA anakan. Selanjutnya terjadi fagositosis sel praspora oleh sel induk, sehingga sel praspora menjadi bentukan yang disebut protoplas. c) Tahap ketiga adalah perkembangan protoplas yang disebut perkembangan spora-awal (forespore). Pada perkembangan spora-awal belum terbentuk peptidoglikan, sehingga bentuk spora-awal tidak beraturan (amorfus). d) Pembentukan korteks (peptidoglikan). Spora-awal menyintesis peptidoglikan, sehingga spora-awal mempunyai bentuk pasti. Pembentukan peptidoglikan oleh spora-awal disebut juga pembentukan korteks. e) Pembentukan pembungkus (coat). Spora-awal menyintesis berlapis-lapis pembungkus spora. Pembungkus spora disintesis baik secara terus- menerus maupun terputus-putus, sehingga tampak seperti penebalan korteks. Material korteks dan pembungkus spora berbeda. f) Pematangan spora. Spora bakteri menyintesis asam dipokolinat dan melakukan pengambilan kalsium. Dua komponen ini merupakan karakteristik resistensi dan dormansi endospora. g) Tahap terakhir adalah pelepasan spora. Terjadi lisis sel induk, sehingga spora yang telah matang keluar. Tidak ada aktivitas metabolic yang terjadi sampai spora siap untuk melakukan germinasi. Proses sporulasi ini biasanya berlangsung sekitar 15 jam. Bentuk spora Clostridium tetani terdapat di sekitar kita seperti pada tanah, rumput – rumput, kayu, kotoran hewan dan manusia. Kuman ini untuk pertumbuhannya membutuhkan suasana anaerob yang akan terjadi apabila luka dengan banyak jaringan nekrotik di dalamnya, atau luka dengan pertumbuhan bakteri lain terutama bakteri pembuat nanah seperti Staphyloccus aureus. Bakteri ini tidak memerlukan oksigen untuk proses metabolisme apa pun, karena dapat menggunakan jenis elemen atau senyawa lain. Unsur ini beracun bagi bakteri. Ini berkembang hanya jika unsur kimia ini tidak ada sama sekali. Bakteri ini untuk tumbuh dan berkembang adalah suhu rata-rata 37 ° C, serta perkiraan tingkat pH
  • 3. BAKTERI GRAM POSITIF C.TETANIPENYEBAB TETANUS Page 3 antara 7 dan 7,5. Selain itu, Anda membutuhkan banyak asam amino dan vitamin. Clostridium tetani mensintesis sekelompok enzim yang dikenal sebagai triptofan. Enzim ini bekerja pada asam amino triptofan dan memecah kelompok indol yang merupakan bagian dari strukturnya. Inilah sebabnya mengapa Clostridium tetani Itu diklasifikasikan sebagai indole positif. Ini berfungsi untuk membedakannya dari bakteri lain. Bakteri ini mampu mensintesis enzim yang dikenal sebagai gelatinase. Kelompok enzim ini menyebabkan pencairan gelatin. Ketika bakteri ini berada dalam kultur, halo transparan terlihat di sekitarnya. Ini adalah tanda tegas bahwa hidrolisis gelatin telah terjadi. Tetanus disebabkan neurotoksin (tetanospasmin) dari bakteri Gram positif anaerob, Clostridium tetani, dengan mula-mula 1 hingga 2 minggu setelah inokulasi bentuk spora ke dalam tubuh yang mengalami cedera/luka (masa inkubasi). Penyakit ini merupakan 1 dari 4 penyakit penting yang manifestasi klinis utamanya adalah hasil dari pengaruh kekuatan eksotoksin (tetanus, gas ganggren, dipteri, botulisme). Tempat masuknya kuman penyakit ini bisa berupa luka yang dalam yang berhubungan dengan kerusakan jaringan lokal, tertanamnya benda asing atau sepsis dengan kontaminasi tanah, lecet yang dangkal dan kecil atau luka geser yang terkontaminasi tanah, trauma pada jari tangan atau jari kaki yang berhubungan dengan patah tulang jari dan luka pada pembedahan dan pemotonga tali pusat yang tidak steril. Gejala klinis yang ditimbulakan dari eksotoksin terhadap susunan saraf tepi dan pusat tersebut adalah dengan memblok pelepasan dari neurotransmiter sehingga terjadi kontraksi otot yang tidak terkontrol/ eksitasi terus menerus dan spasme. Neuron ini menjadi tidak mampu untuk melepaskan neurotransmitter. Neuron, yang melepaskan gamma aminobutyric acid (GABA) dan glisin, neurotransmitter inhibitor utama, sangat sensitif terhadap tetanospasmin, menyebabkan kegagalan penghambatan refleks respon motorik terhadap rangsangan sensoris. Kekakuan mulai pada tempat masuknya kuman atau pada otot masseter (trismus), pada saat toxin masuk ke sumsum tulang belakang terjadi kekakuan yang berat, pada extremitas, otot-otot bergari pada dada, perut dan mulai timbul kejang. Bilamana toksin mencapai korteks serebri, menderita akan mulai mengalami kejang umum yang spontan. Karakteristik dari spasme tetani ialah menyebabkan kontraksi umum kejang otot agonis dan antagonis. Racun atau neurotoksin ini pertama kali menyerang saraf tepi terpendek yang berasal dari system saraf kranial, dengan gejala awal distorsi wajah dan punggung serta kekakuan dari otot leher. Tetanospasmin pada system saraf otonom juga verpengaruh, sehingga terjadi gangguan pernapasan, metabolism, hemodinamika, hormonal, saluran cerna, saluran kemih, dan neuromuscular. Spasme larynx, hipertensi, gangguan irama janjung, hiperflexi, hyperhidrosis merupakan penyulit akibat gangguan saraf ototnom, yang dulu jarang karena penderita sudah meninggal sebelum gejala timbul. Dengan penggunaan diazepam dosis tinggi dan pernapasan mekanik, kejang dapat diatasi namun gangguan saraf otonom harus dikenali dan di kelola dengan teliti. Timbulnya kegagalan mekanisme inhibisi yang normal, yang menyebabkan meningkatnya aktifitas dari neuron yang mensarafi otot masetter sehingga terjadi trismus. Oleh karena otot masetter adalah otot yang paling sensitif terhadap toksin tetanus tersebut. Stimuli terhadap afferen tidak
  • 4. BAKTERI GRAM POSITIF C.TETANIPENYEBAB TETANUS Page 4 hanya menimbulkan kontraksi yang kuat, tetapi juga dihilangkannya kontraksi agonis dan antagonis sehingga timbul spasme otot yang khas . Akibat dari tetanus adalah rigid paralysis (kehilangan kemampuan untuk bergerak) pada voluntary muscles (otot yang geraknya dapat dikontrol), sering disebut lockjaw karena biasanya pertama kali muncul pada otot rahang dan wajah. Kematian biasanya disebabkan oleh kegagalan pernafasan dan rasio kematian sangatlah tinggi. 3. TANDA DAN GEJALA KLINIK Gejala pertama biasanya rasa sakit pada luka, diikuti trismus (kaku rahang, sukar membuka mulut lebar – lebar), rhisus sardonicus (wajah setan). Kemudian diikuti kaku buduk, kaku otot perut, gaya berjalan khas seperti robot, sukar menelan, dan laringospasme. Pada keadaan yang lebih berat terjadi epistothonus (posisi cephalic tarsal), di mana pada saat kejang badan penderita melengkung dan bila ditelentangkan hanya kepada dan bagian tarsa kaki saja yang menyentuh dasar tempat berbaring. Dapat terjadi spasme diafragma dan otot – otot pernapasan lainnya. Pada saat kejang penderita tetap dalam keadaan sadar. Suhu tubuh normal hingga subfebris. Sekujur tubuh berkeringat. Kejang – kejang bertambah beram selama tiga hari pertama, menetap selama 5 – 7 hari. Setelah 10 hari, frekuensi kejang mulai berkurang, setelah 2 minggu kejang menghilang. Dan kaku otot hilang paling cepat mulai minggu ke-4. 4. PERAWATAN Tidak ada pengobatan khusus untuk tetanus. Namun, ada serangkaian tindakan pencegahan dan rekomendasi yang harus diikuti ketika kemungkinan infeksi diduga. Di antaranya adalah: a) Perawatan luka: pencucian luka yang dalam dan sistematis harus dilakukan, dengan air bersih yang melimpah dan menghilangkan sisa-sisa jaringan yang mati, menyebabkan darah mencapai lokasi, menyediakan oksigen. Dengan cara ini lingkungan yang menguntungkan untuk perkembangbiakan bakteri dihindari. b) Pasokan obat-obatanDi antara obat-obatan yang dapat dipilih dokter untuk memasok pasien dapat disebutkan: antibiotik, tetanus antitoxin, vaksin dan beberapa obat penenang. Tentu saja, ini akan tergantung pada kriteria dokter dan karakteristik masing-masing kasus. c) Penjara di Unit Perawatan Intensif: karena efek mematikan dari patologi ini dalam organisme, pasien mungkin perlu dirawat di rumah sakit dalam terapi intensif. Ini dilakukan untuk menjaga konsekuensi yang berpotensi fatal, seperti keterlibatan otot pernapasan.
  • 5. BAKTERI GRAM POSITIF C.TETANIPENYEBAB TETANUS Page 5 DAFTAR PUSTAKA 1) Ríos, M., García, Al., Alves, E., Brea, R. dan Núñez, J. (2016). Infeksi oleh Clostridium tetani: curigai untuk mendiagnosisnya. Galicia klinis 77 (4). 175-176 2) Smietanska, K., Chudziak, R. dan Rastawicki, W. (2013). [Karakteristik Clostridium tetani dan diagnosis tetanus laboratorium. Med Dows Mikrobiol. 65 (4). 285-295 3) Hendarwanto. llmu Penyakit Dalam, jilid 1, Balai Penerbit FK UI, Jakarta: 2001, 49- 51. 4) BUKU Ajar Ilmu Bedah . De Jong dkk. Ed 2 , Jakarta, 2004