Demam tifoid merupakan penyakit infeksi usus halus yang disebabkan bakteri Salmonella typhi dan menular melalui konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi oleh tinja manusia sakit. Gejalanya berupa demam lebih dari 7 hari beserta gangguan pencernaan. Pencegahannya meliputi sanitasi lingkungan yang baik dan pengawasan makanan, sementara pengobatannya berupa istirahat, diet ringan, dan antibiotik.
Dokumen tersebut membahas konsep dasar epidemiologi, termasuk definisi, prinsip, triad epidemiologi, manfaat, istilah terkait, riwayat alamiah penyakit, rantai infeksi, faktor yang menjelaskan distribusi penyakit, pola epidemi, dan indikator epidemiologi."
Infeksi Nosokomial atau Healthcare Associated Infections (HAIs) pjj_kemenkes
Dokumen tersebut membahas tentang infeksi nosokomial atau infeksi yang didapatkan selama dirawat di rumah sakit. Angka kejadian infeksi nosokomial cukup tinggi, sekitar 5-10% dari seluruh pasien rawat inap. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya antara lain kondisi tubuh pasien, jenis agen infeksi, kontak dengan sumber infeksi, dan penggunaan alat medis seperti kateter. Dampaknya ber
Dokumen tersebut merangkum strategi penatalaksanaan infeksi saluran pernapasan akut. Infeksi ini meliputi rinitis, faringitis, laringitis, tonsillitis, bronkitis, bronkiolitis dan pneumonia. Penatalaksanaannya bervariasi antara pengobatan suportif untuk gejala ringan hingga antibiotik untuk infeksi berat, dengan memilih antibiotik sesuai pola kuman di masing-masing wilayah. Pengendalian penularan penting untuk penyakit menular sepert
Teks memberikan informasi mengenai ascariasis, penyakit parasit yang disebabkan oleh cacing Ascaris lumbricoides. Cacing ini banyak ditemukan di daerah tropis dengan sanitasi yang buruk. Gejalanya bervariasi dari tidak bergejala hingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan malnutrisi pada infeksi berat, terutama pada anak-anak. Diagnosis didasarkan pada temuan telur cacing pada tinja, sedangkan pengobatannya menggunak
Demam tifoid disebabkan oleh infeksi Salmonella Typhi dan memiliki gejala demam tinggi, lidah berlapis, dan hepatomegali. Diagnosis didasarkan pada trias klinis, kultur darah minggu pertama, dan tes serologi. Pengobatan lini pertama adalah antibiotik seperti kloramfenikol selama 10-14 hari. Pencegahan melalui vaksinasi dan meningkatkan sanitasi dan kebersihan.
Dokumen tersebut membahas tentang demam tifoid, penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Demam tifoid masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia yang ditandai dengan gejala demam dan nyeri perut. Penanganannya meliputi pemberian antibiotik seperti kloramfenikol, diet, istirahat, dan pencegahan penyebaran bakteri penyebab penyakit.
Dokumen tersebut memberikan definisi dan penjelasan mengenai infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) dan pneumonia pada anak, termasuk anatomi, etiologi, deteksi, efektivitas antibiotika, dan standar tatalaksana untuk anak dengan batuk dan kesulitan bernapas.
Kesiagaan dan Respons Darurat Wabah Penyakit Mulut dan Kuku - Dr. B The Vet S...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit mulut dan kuku (PMK), termasuk penjelasan tentang penyakit tersebut, dampaknya, epidemiologi, dan kesiagaan darurat untuk penanggulangannya.
Virus Chikungunya pertama kali dijelaskan pada wabah di Tanzania pada tahun 1952 dan ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk Aedes. Penyakit ini menyebabkan demam dan nyeri sendi yang parah yang bisa berlangsung selama berminggu-minggu. Diagnosa didasarkan pada tes serologi untuk mendeteksi antibodi virus, dan pencegahannya meliputi penggunaan obat nyamuk.
1. Dokumen tersebut membahas tentang bakteri Bacillus Anthracis yang menyebabkan penyakit anthrax. Bakteri ini ditemukan oleh ilmuwan Robert Koch pada abad ke-19 dan dapat membentuk spora yang membuatnya mampu bertahan lama di lingkungan.
Dokumen tersebut membahas tentang toksoplasmosis yang mencakup klasifikasi, morfologi, mekanisme invasi, daur hidup, epidemiologi, gejala, diagnosis, dan pengobatan toxoplasmosis. Toxoplasma gondii dapat menginfeksi manusia dan hewan lainnya sebagai inang perantara melalui konsumsi daging atau buah yang terkontaminasi oleh oocysta parasit yang dikeluarkan kucing.
Demam tifoid merupakan penyakit infeksi usus halus yang disebabkan bakteri Salmonella typhi dan menular melalui konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi oleh tinja manusia sakit. Gejalanya berupa demam lebih dari 7 hari beserta gangguan pencernaan. Pencegahannya meliputi sanitasi lingkungan yang baik dan pengawasan makanan, sementara pengobatannya berupa istirahat, diet ringan, dan antibiotik.
Dokumen tersebut membahas konsep dasar epidemiologi, termasuk definisi, prinsip, triad epidemiologi, manfaat, istilah terkait, riwayat alamiah penyakit, rantai infeksi, faktor yang menjelaskan distribusi penyakit, pola epidemi, dan indikator epidemiologi."
Infeksi Nosokomial atau Healthcare Associated Infections (HAIs) pjj_kemenkes
Dokumen tersebut membahas tentang infeksi nosokomial atau infeksi yang didapatkan selama dirawat di rumah sakit. Angka kejadian infeksi nosokomial cukup tinggi, sekitar 5-10% dari seluruh pasien rawat inap. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya antara lain kondisi tubuh pasien, jenis agen infeksi, kontak dengan sumber infeksi, dan penggunaan alat medis seperti kateter. Dampaknya ber
Dokumen tersebut merangkum strategi penatalaksanaan infeksi saluran pernapasan akut. Infeksi ini meliputi rinitis, faringitis, laringitis, tonsillitis, bronkitis, bronkiolitis dan pneumonia. Penatalaksanaannya bervariasi antara pengobatan suportif untuk gejala ringan hingga antibiotik untuk infeksi berat, dengan memilih antibiotik sesuai pola kuman di masing-masing wilayah. Pengendalian penularan penting untuk penyakit menular sepert
Teks memberikan informasi mengenai ascariasis, penyakit parasit yang disebabkan oleh cacing Ascaris lumbricoides. Cacing ini banyak ditemukan di daerah tropis dengan sanitasi yang buruk. Gejalanya bervariasi dari tidak bergejala hingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan malnutrisi pada infeksi berat, terutama pada anak-anak. Diagnosis didasarkan pada temuan telur cacing pada tinja, sedangkan pengobatannya menggunak
Demam tifoid disebabkan oleh infeksi Salmonella Typhi dan memiliki gejala demam tinggi, lidah berlapis, dan hepatomegali. Diagnosis didasarkan pada trias klinis, kultur darah minggu pertama, dan tes serologi. Pengobatan lini pertama adalah antibiotik seperti kloramfenikol selama 10-14 hari. Pencegahan melalui vaksinasi dan meningkatkan sanitasi dan kebersihan.
Dokumen tersebut membahas tentang demam tifoid, penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Demam tifoid masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia yang ditandai dengan gejala demam dan nyeri perut. Penanganannya meliputi pemberian antibiotik seperti kloramfenikol, diet, istirahat, dan pencegahan penyebaran bakteri penyebab penyakit.
Dokumen tersebut memberikan definisi dan penjelasan mengenai infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) dan pneumonia pada anak, termasuk anatomi, etiologi, deteksi, efektivitas antibiotika, dan standar tatalaksana untuk anak dengan batuk dan kesulitan bernapas.
Kesiagaan dan Respons Darurat Wabah Penyakit Mulut dan Kuku - Dr. B The Vet S...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit mulut dan kuku (PMK), termasuk penjelasan tentang penyakit tersebut, dampaknya, epidemiologi, dan kesiagaan darurat untuk penanggulangannya.
Virus Chikungunya pertama kali dijelaskan pada wabah di Tanzania pada tahun 1952 dan ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk Aedes. Penyakit ini menyebabkan demam dan nyeri sendi yang parah yang bisa berlangsung selama berminggu-minggu. Diagnosa didasarkan pada tes serologi untuk mendeteksi antibodi virus, dan pencegahannya meliputi penggunaan obat nyamuk.
1. Dokumen tersebut membahas tentang bakteri Bacillus Anthracis yang menyebabkan penyakit anthrax. Bakteri ini ditemukan oleh ilmuwan Robert Koch pada abad ke-19 dan dapat membentuk spora yang membuatnya mampu bertahan lama di lingkungan.
Dokumen tersebut membahas tentang toksoplasmosis yang mencakup klasifikasi, morfologi, mekanisme invasi, daur hidup, epidemiologi, gejala, diagnosis, dan pengobatan toxoplasmosis. Toxoplasma gondii dapat menginfeksi manusia dan hewan lainnya sebagai inang perantara melalui konsumsi daging atau buah yang terkontaminasi oleh oocysta parasit yang dikeluarkan kucing.
Makalah ini membahas tentang infeksi toxoplasmosis dan dampaknya terhadap kehamilan. Infeksi ini disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii yang dapat menyebabkan komplikasi kehamilan seperti abortus dan kelainan bawaan pada janin. Parasit ini biasanya ditularkan melalui kontak dengan kotoran kucing atau makanan yang terkontaminasi. Pemeriksaan darah dapat digunakan untuk mendiagnosis infeksi ini.
Dokumen tersebut merangkum informasi mengenai toksoplasmosis yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii. Parasit ini dapat menginfeksi manusia dan hewan melalui konsumsi daging mentah atau tanah yang terkontaminasi oleh oosista yang dikeluarkan kucing. Gejala klinisnya tidak spesifik dan sering menyerupai penyakit lain. Diagnosis melibatkan tes serologi dan PCR, sedangkan pencegahannya meliputi memasak daging hing
Makalah ini membahas tentang Toxoplasma gondii, parasit protozoa penyebab toksoplasmosis. Parasit ini dapat menginfeksi berbagai mamalia termasuk manusia. Toxoplasma gondii memiliki siklus hidup yang kompleks dengan tiga bentuk yaitu trofozoit, kista, dan ookista. Penularan utamanya melalui konsumsi daging atau sayuran terkontaminasi oleh ookista yang dikeluarkan kucing. Infeksi pada manusia sering tidak
Imunopatogenesis dan pemeriksaan laboratorium toxoplasmosis dalam kehamilanIma Septia
Tinjauan pustaka ini membahas imunopatogenesis dan pemeriksaan laboratorium toksoplasmosis dalam kehamilan. Toksoplasma gondii adalah parasit intraseluler yang memiliki siklus hidup seksual pada kucing dan aseksual pada mamalia lain. Parasit dapat menyebar melalui darah atau secara transplasental dan menyebabkan toksoplasmosis. Respon imun melawan parasit dapat mengendalikan infeksi namun juga dapat merusak jaringan.
Dokumen tersebut merangkum tentang toxoplasmosis, penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii. Parasit ini dapat menyebabkan radang pada berbagai organ tubuh, dengan gejala yang bervariasi mulai dari demam hingga kelainan pada mata dan otak. Penularannya dapat terjadi melalui konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi oleh ookista parasit, sedangkan pencegahannya meliputi kebersihan kucing p
Dokumen tersebut merangkum tentang toxoplasmosis, penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii. Parasit ini dapat menyebabkan radang pada berbagai organ tubuh, dengan gejala yang bervariasi mulai dari demam hingga kelainan pada mata dan otak. Penularannya dapat terjadi melalui konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi oleh ookista parasit, sedangkan pencegahannya meliputi kebersihan kucing p
Toxoplasma gondii pertama kali ditemukan pada tahun 1908 pada hewan di Tunisia dan Brazil. Parasit ini dapat menyebabkan toksoplasmosis yang menular dari kucing ke manusia dan hewan lain melalui ookista yang dikeluarkan kucing. Penularan dapat dicegah dengan memasak makanan hingga suhu 66 derajat celcius dan mencuci tangan serta sayuran sebelum makan.
Toxoplasma gondii pertama kali ditemukan pada tahun 1908 pada hewan pengerat dan kelinci di Afrika dan Brazil. Parasit ini dapat menginfeksi manusia dan hewan melalui konsumsi daging atau sayuran yang terkontaminasi oleh ookista yang dikeluarkan kucing. Trikomoniasis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis yang menyebabkan gejala klinis seperti pengeluaran cairan pada vagina
Dokumen tersebut membahas tentang toksoplasmosis, yaitu penyakit yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii yang dapat menginfeksi manusia dan hewan. Parasit ini biasanya ditularkan melalui kontak dengan tanah atau tinja kucing yang terkontaminasi, serta daging hewan yang terinfeksi. Kucing merupakan reservoir utama parasit ini dan dapat menularkannya ke manusia melalui tinja yang mengandung ookista toksoplasma.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai empat jenis nematoda parasit manusia yaitu Loa loa, Trichuris trichiura, Necator americanus, dan Ascaris lumbricoides. Ketiga nematoda tersebut memiliki siklus hidup yang melibatkan manusia sebagai inang definitif dan tanah atau vektor sebagai inang perantara, serta dapat menyebabkan penyakit seperti loaiasis, trikhuriasis, necatoriasis, dan askariasis.
Dokumen tersebut membahas tentang infeksi TORCH (Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes Simplex Virus) yang merupakan penyebab utama kelainan bawaan pada janin. Infeksi ini dapat ditularkan dari ibu ke janin selama kehamilan dan menyebabkan berbagai gangguan perkembangan janin. Dokumen ini menjelaskan empat jenis infeksi TORCH secara rinci beserta gejala, epidemiologi, patogenesis, dan dampaknya
Dokumen tersebut membahas tentang definisi mikrobiologi dan ciri-ciri umum bakteri, termasuk struktur sel bakteri, pengelompokan bakteri berdasarkan cara memperoleh makanan, kebutuhan oksigen, jumlah flagela, dan bentuk tubuh. Juga dibahas mengenai peranan bakteri yang menguntungkan dan merugikan bagi kehidupan.
Bakteri Salmonella typhi menyebabkan penyakit demam tifoid. Bakteri ini dapat menyebabkan infeksi sistemik dengan gejala seperti demam, sakit kepala, dan diare. Diagnosa ditegakkan melalui pemeriksaan darah, uji Widal, atau biakan empedu. Pengobatan yang tepat untuk Salmonella typhi adalah antibiotik seperti kloramfenikol atau sefalosporin. Pencegahan meliputi menjaga kebersihan makanan
1. Bakteri streptococcus pneumonia masuk ke saluran nafas bagian atas dan dapat menyebabkan berbagai infeksi seperti meningitis, pneumonia, otitis, dan sinusitis. Bakteri ini lebih sering menginfeksi bayi karena sistem kekebalan tubuh bayi belum matang.
2. Salmonella merupakan bakteri gram-negatif yang dapat menyebabkan enteritis atau diare melalui invasi lapisan epitel usus halus. Bakteri ini umumnya masuk melalui konsumsi
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
Toksoplasmosis
1. EPIDEMIOLOGI LINGKUNGAN A
“TOKSOPLASMOSIS”
Dosen Mata Kuliah :
Rizki Amalia, SKM,M.Kes
Penyusun :
Dani Novita Putri
D3 – Reguler B
P07133114052
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
2014
2. TOKSOPLASMOSIS
A. PENGERTIAN
Toksoplasmosis adalah penyakit / infeksi yang disebabkan oleh protozoa
Toxoplasma gondii, ditularkan oleh kucing kepada manusia, bersifat oportunistik dan
menimbulkan bahaya khususnya bagi wanita hamil. Toksoplasmosis dikategorikan
sebagai penyakit zoonosis, yaitu penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia.
Penyakit oportunistik adalah infeksi yang disebabkan oleh organisme yang
biasanya tidak menyebabkan penyakit pada orang dengan sistem kekebalan tubuh
normal, tetapi dapat menyerang orang dengan system kekebalan tubuh yang buruk.
Toksoplasmosis dikenal masyarakat sebagai penyakit tokso atau toksoplasma
yang menyebabkan kemandulan, cacat bahkan kematian janin. Banyak orang menderita
toksoplasmosis, tetapi kebanyakan penderita tidak menunjukan adanya suatu gejala
klinis, karena adanya system kekebalan tubuh yang mempertahankan diri terhadap parasit
tersebut. Toksoplasmolisis dapat menjadi masalah yang berat jika terjadi pada bayi yang
baru lahir dan orang dengan system kekebalan tubuh yang melemah.
Toksoplasmosis dibagi menjadi dua macam yaitu :
a. Toksoplasmosis Kongenital
Secara umum transmisi toksoplasmosis kongenital muncul ketika infeksi
Toxoplasma gondii didapat selama masa genetasi / kehamilan. Janin juga dapat
terinfeksi Toxoplasma gondii melalui plasenta yang menghubungkan infeksi
maternal (ibu) dan fetus (bayi) dimana Toxoplasma gondii tersebut mencapai
plasenta selama periode tertentu pada ibu yang terinfeksi.
Risiko infeksi toksoplasma terhadap fetus sangat berhubungan dengan waktu
kapan infeksi maternalnya muncul. Jika infeksi toksoplasma terjadi pada bulan-bulan
terakhir dari kehamilan, umumnya parasit tersebut akan ditularkan ke fetus, tetapi
jika ibu hamil terjangkit lebih awal, transmisi ke fetus umumnya lebih jarang. Tetapi
bila terjadi umumnya menghasilkan penyakit yang berat.
3. b. Toksoplasmosis Akuisita
Toksoplasmosis akuista adalah toksoplasmosis yang didapat selama
hidupnya (bukan didapat dari infeksi ketika dalam kandungan). Infeksi pada orang
dewasa biasanya tidak menimbulkan gejala. Gejala klinis yang paling sering adalah
limfodenopati dan rasa lelah disertai demam dan sakit kepala.
B. GEJALA
Gejala klinik yang muncul pada penderita toksoplasmosis sifatnya berbeda pada
setiap orang. Gejala serius muncul pada bayi yang dilahirkan abortus dan premature atau
lahir dini (1:10 bayi yang terinfeksi), biasanya terjadi infeksi mata, pembesaran hati dan
limpa, kuning pada mata dan kulit, selanjutnya diikuti kematian. Sedangkan pada bayi
yang lahir normal, gejala akan tampak setelah beberapa minggu, bulan, atau tahun setelah
lahir. Sedangkan gejala yang dijumpai setelah usia pubertas diantaranya adanya
gangguan pada mata sampai terjadi kebutaan, kegagalan pada system syaraf, gangguan
pendengaran (bisu-tuli), demam, penyakit kuning akibat gangguan hati, dan gangguan
pernapasan. Pada bentuk laten biasanya berupa kerusakan psikomotor dan pembesaran
kepala (hidrosepalus).
C. AGENT- HOST- ENVIRONMENT PENYAKIT TOKSOPLASMOSIS
1. Faktor Penyebab ( Agent ) Penyakit
Agent penyakit Toksoplasmolisis yaitu Protozoa Toxoplasma gondii dengan
klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Sub Kingdom : Protozoa
Filum : Apicomplexa
Kelas : Conoiidasida
Ordo : Eucoocidionida
Familia : Sarcocystidae
Genus : Toxoplasma
Spesies : Toxoplasma gondii
4. Toxoplasma gondii mempunyai beberapa bentuk kehidupan yaitu :
1. Ookista
Ookista hanya terbentuk dalam usus hospes definitive (bangsa kucing) dan
dikeluarkan melalui faces. Ookista merupakan bentuk yang infektif dan dapat
menular pada manusia atau hewan lain. Seekor kucing dapat mengeluarkan
sampai 10 juta ookista sehari selama 2 minggu. Ookista dapat hidup lama
sampai lebih dari satu tahun di dalam tanah yang lembab dan teduh, sedangkan
di tempat yang terkena sinar matahari langsung dan tanah kering ookista akan
mudah mati.
2. Tropozoid / Tachzoite
Tropozoid berbentuk bulan sabit dengan panjang 2 – 3 µm dan lebar 4 – 8
µm. Bentuk ini terdapat di dalam tubuh hospes perantara seperti burung dan
mamalia termasuk manusia dan kucing sebagal hospes definitif. Tropozoid
ditemukan pada infeksi akut dalam berbagai jaringan tubuh. Misalnya dalam
cairan tubuh manusia (darah, air liur, air susu), ginjal, jantung, otak, dan otot
jantung.
3. Kista / Bradizoit
Kista ini merupakan stadium istirahat dari Toxsoplasma gondii. Kista
banyak terdapat pada daging hewan yang mentah / dimasak kurang matang.
2. Host
Host Definitive (bentuk seksual) : kucing
Host Intermediate (bentuk aseksual) : manusia, burung, anjing, tikus, kelinci,
babi, sapi, dll.
3. Lingkungan ( Environment )
Lingkungan yang mendukung penularan penyakit toksoplasmosis yaitu
lingkungan yang lembab dan teduh dimana terdapat ookista yang berasal dari feses
kucing.
5. D. INTERAKSI AGENT – HOST – ENVIRONMENT
Interaksi agent dan host dimulai dengan sporozoit yang ada di dalam usus kucing
menembus sel epitel dan tumbuh menjadi tropozoit. Kemudian inti tropozoit membelah
menjadi banyak sehingga terbentuk skizon. Setelah matang skizon akan pecah dan
menghasilkan banyak merozoit / skizogoni. Kemudian Merozoit masuk ke dalam sel
epitel dan membentuk makrogametosit dan mikrogametosit yang menjadi makrogamet
dan mikrogamet (gametogoni). Setelah terjadi pembuahan terbentuk ookista, yang akan
dikeluarkan bersama tinja kucing. Ookista di tanah sangat kuat dan dapat bertahan hidup
di tanah lembab atau pasir selama berbulan-bulan selanjutnya dapat menjadi spora , dan
menular ke hewan lain, termasuk manusia. Dalam usus manusia, toksoplasma
berkembang menjadi kista, yang menyebar ke bagian lain di dalam tubuh melalui aliran
darah dan limfa. Tahap ini berakhir dengan menghasilkan kista dalam otot jantung, ginjal
dan otak. Kebanyakan dari kista tersebut tetap aktif tanpa batas waktu.
E. FAKTOR RESIKO YANG MENINGKATKAN PENYAKIT TOXOPLASMOSIS
Perempuan ( wanita hamil )
Fetus / bayi
kebersihan lingkungan
personal hygiene
transplantasi organ atau transfusi
6. Menurut Gandahusada dkk (1998) Toxoplasma gondii ditularkan melalui
beberapa cara, diantaranya :
a. Masuknya ookista dari kotoran (faeces) hewan yang menempel pada bulu kucing
dan hinggap di makanan atau minuman.
b. Menghirup debu yang mengandung ookista.
c. Masuknya kista yang berasal dari daging hewan yang dimasak tidak sempurna
(belum matang).
d. Masuknya tropozoit dari ibu hamil yang menginfeksi melalui plasenta lalu
menuju janin (toksoplasmosis congenital).
e. Masuknya tropozoit dari ibu yang terinfeksi melalui ASI menuju bayi.
f. Transfuse darah dari orang yang terinfeksi.
g. Bekerja di laboratorium dengan hewan uji yang terinfeksi.
F. RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT
Susceptibility
(Fase Rentan)
Presymtomatic Fase Klinis
Fase terminal
(Disability)
a. terjadi
interaksi di
luar tubuh
manusia
antara host
(manusia)
dengan agent
(T.gondii)
b. belum
ditemukan
tanda – tanda
penyakit
a. T.godii mulai
memasuki
tubuh manusia
b. Gejala penyakit
belum muncul
c. Masa inkubasi :
5- 23 hari
a. Pada bayi : infeksi
mata, pembesaran
hati dan limpa,
kuning pada mata
dan kulit
b. Usia dewasa :
gangguan mata,
pendengaran,pernap
asan dan hati,
kegagalan pada
system syaraf, serta
demam.
a. Kematian ( pada
bayi abortus dan
premature )
b. Kecacatan/cacat
mental (pada bayi
lahir normal )
7. G. MODEL EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TOKSOPLASMOSIS
Penyakit toksoplasmosis dapat diterapkan menggunakan model hubungan sebab
akibat. Dimana manusia sebagai host, Toxoplasma gondii sebagai agen, dan kurang
terjaganya kebersihan hidup kucing sebagai lingkungan pendukung tumbuh-kembangnya
toxoplasma gondii.
Kemampuan agen untuk menginfeksi inang meningkat
Model ini terjadi ketika jumlah agen meningkat. Misalnya jika di lingkungan
sekitar terdapat banyak ookista Toxoplasma gondii (di tinja kucing), maka tidak
menutup kemungkinan banyak pula manusia yang akan terinfeksi penyakit
toksoplasmosis, terutama jika daya tahan tubuhnya berkurang.
Kepekaan inang terhadap agent meningkat
Model ini terjadi bila penyakit toksoplasmolisis diderita oleh host yang
memiliki daya tahan tubuh lemah (rentan) dalam jumlah yang banyak. Misalnya pada
suatu daerah terdapat banyak ibu hamil yang rentan (daya tahan tubhnya lemah) dan
terdapat kucing yang membawa ookista Toxoplasma gondii pada faecesnya, maka
kemungkinan para ibu hamil tersebut terkena penyakit toksoplasmosis akan lebih
besar .
E
H
A
8. H. PENCEGAHAN PENYAKIT
a. Pencegahan Primer
- Melakukan vaksinasi Toksoid Tetanus (TT) sebelum kehamilan.
- Penyuluhan tentang perlunya meningkatkan kesehatan lingkungan dan personal
hygiene terutama tentang :
a. Mencuci tangan sebelum dan setelah memasak makanan, serta sebelum
makan.
b. Membiasakan mencuci sayur dan buah sebelum dimakan.
c. Menjaga kebersihan makanan terhadap kontaminasi lalat atau binatang.
d. Membakar atau memberikan antiseptic pada tinja hewan peliharaan.
e. Menggunakan sarung tangan saat sedang mengurus hewan peliharaan
(mamalia / burung ).
f. Menjauhi hewan peliharaan selama kehamilan.
g. Tidak memakan daging mentah / kurang masak.
b. Pencegahan Sekunder
- Melakukan pemeriksaan serologis untuk mengidentifikasi wanita yang mendapat infeksi
T. gondii selama kehamilan
- Melakukan pemeriksaan kehamilan secara berkala
- Memeriksakan hewan pada dokter hewan secara berkala
- Melakukan pengobatan jika terjadi infeksi
c. Pencegahan Tersier
- Menjaga daya tahan tubuh
9. Daftar Pustaka
Zulkoni Akhsin. 2011. Parasitologi. Yogyakarta : Nuha Medika.
Soedarto. 2009. Penyakit Menular di Indonesia. Jakarta : Sagung Seto .
Internet
http://journal.unair.ac.id.
Diakses 17 Maret 2015
http://veterinaryclinic-drhkoes.blogspot.com/2011/03/toxoplasma.
Diakses 18 Maret 2015