SlideShare a Scribd company logo
47
BAB IV
TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH B3
4.1. Sistem Pengolahan Limbah B3
Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), adalah
proses untuk mengubah jenis, jumlah dan karakteristik limbah B3
menjadi tidak berbahaya dan/atau tidak beracun dan/atau
immobilisasi limbah B3 sebelum ditimbun dan/atau memungkinkan
agar limbah B3 dimanfaatkan kembali (daur ulang).
Ada berbagai cara/sistem yang dapat dipilih untuk mengolah limbah
B3, baik secara fisika, kimia, biologi atau kombinasi dari itu. Pemilihan
sistem yang akan digunakan untuk mengolah suatu limbah B3
disesuaikan dengan karakteristik dan sifat-sifat limbah tersebut, yang
mana prosesnya harus aman dan tidak menimbulkan bahaya bagi
pekerjanya, diusahakan dengan biaya yang seefisien mungkin dan
dapat memberikan hasil olahan yang aman bagi manusia di
sekitarnya maupun lingkungan, tidak hanya memindahkan limbah
dari satu tempat/bentuk ke tempat/bentuk yang lain saja tetapi dapat
mencapai kesestabilan materi.
Proses pengolahan secara fisika dan kimia bertujuan untuk
mengurangi daya racun limbah B3 dan/atau menghilangkan
sifat/karakteristik limbah B3 dari berbahaya menjadi tidak berbahaya.
Cara ini biasanya menghasilkan produk olahan berupa cairan, gas,
debu atau padatan. Produk-produk hasil olahan tersebut harus
memenuhi baku mutu yang berlaku tentang pengendalian
pencemaran sesuai dengan kelasnya.
Jenis-jenis proses pengolahan secara fisika dan kimia antara lain :
1. Proses pengolahan secara kimia:
(a) Reduksi-Oksidasi,
48
(b) Elektrolisa,
(c) Netralisasi,
(d) Presipitasi/Pengendapan,
(e) Solididifikasi/Stabilisasi,
(f) Absorpsi,
(g) Penukar lon,
(h) Pirolisa.
2. Proses pengolahan secara fisika:
(a) Pembersihan gas :
(i)Elektrostatik presipitator,
(ii) Penyaringan partikel,
(iii) Wet scrubbing,
(iv) Adsorpsi dengan karbon aktif.
(b) Pemisahan cairan dan padatan :
(i)Sentrifugasi,
(ii) Klarifikasi,
(iii) Koagulasi,
(iv) Filtrasi,
(v) Flokulasi,
(vi) Flotasi,
(vii) Sedimentasi,
(viii) Thickening.
(c) Penyisihan komponen-komponen yang spesifik :
(i)Adsorpsi,
(ii) Kristalisasi,
(iii) Dialisa,
(iv) Electrodialisa,
(v) Evaporasi,
(vi) Leaching,
(vii) Reverse osmosis,
(viii) Solvent extraction,
(ix) Stripping.
49
4.2. Teknik Pengolahan Limbah B3
4.2.1. Netralisasi
Netralisasi limbah diperlukan jika kondisi limbah masih di luar range
pH baku mutu limbah (BML) yang diperlukan (pH 6-8), sebab
limbah di luar kondisi tersebut dapat bersifat racun atau korosif.
Dalam beberapa hal netralisasi dapat dilakukan dengan cara
mencampur limbah yang bersifat asam dengan limbah yang
bersifat basa. Pencampuran dilakukan di dalam suatu bak
equalisasi (bak penstabil) pada level ketinggian tetap. Bak ini juga
sering disebut sebagai tangki netralisasi. Tangki reaksi netralisasi
dilengkapi dengan alat sensor pH untuk mengontrol kondisi hasil
reaksi. Secara umum reaksi netralisasi tersebut sebagai berikut:
Netralisasi menggunakan bahan kimia dilakukan dengan
menambahkan bahan yang bersifat asam kuat atau basa kuat. Air
limbah yang bersifat asam pada umumnya dinetralkan dengan
larutan kapur (Ca(OH)2), soda kostik (NaOH) atau natrium karbonat
(Na2CO3). Karena larutan kapur harganya lebih murah dari pada
bahan kimia lainnya, maka larutan ini lebih sering dipakai di
berbagai industri.
Air limbah yang bersifat basa dinetralkan dengan asam kuat seperti
H2SO4, HCl atau dengan gas CO2. Netralisasi dengan CO2 dapat
dilakukan dengan memasukkan gas CO2 melalui bagian bawah
tangki netralisasi. Gas akan akan membentuk gelembung-
gelembung gas yang akan bereaksi dengan basa yang ada
sehingga dihasilkan asam karbonat (H2CO3).
Asam + Basa Garam + Air (kondisi lebih netral)
50
4.2.2. Pengendapan
Jika konsentrasi logam berat di dalam air limbah cukup tinggi, maka
logam tersebut dapat dipisahkan dari limbah dengan jalan
pengendapan. Pengendapan dapat dilakukan dengan mengubah
bentuk logam yang ada ke dalam bentuk hidroksidanya. Hal ini
dilakukan dengan penambahan larutan kapur (Ca (OH)2) atau soda
kostik (NaOH) dengan memperhatikan kondisi pH akhir dari larutan.
Pengendapan optimal akan terjadi pada kondisi pH dimana
hidroksida logam tersebut mempunyai nilai kelarutan minimum.
Untuk lebih jelasnya hubungan antara konsentrasi logam dengan
kondisi pH dapat dilihat pada Gambar 4.2.
Dari Gambar 4.2 terlihat bahwa kelarutan minimum krom dan seng
terjadi pada pH 7,5 dan 10,2. Gambar tersebut juga menunjukkan
bahwa konsentrasi krom maupun seng akan meningkat dengan
tajam jika kondisi pH berubah dari nilai 7,5 atau 10,2. Jadi untuk
mengendapkan logam yang ada secara optimal kondisi pH
memegang peran yang sangat penting.
4.2.3. Koagulasi dan Flokulasi
Koagulasi dan flokulasi digunakan untuk memisahkan padatan
tersuspensi dari cairan jika kecepatan pengendapan secara alami
padatan tersebut lambat atau tidak efisien. Koagulasi dilakukan
Gambar 4.1: Tangki netralisasi
51
dengan menambahkan bahan kimia koagulan ke dalam air limbah.
Koagulan yang sering digunakan di lingkungan industri antara lain
larutan kapur Ca (OH)2, tawas (Al2(SO4)3. 18 H2O; FeCl3; FeCl2;
FeSO4. 7 H2O dan lain-lain.
4.2.4. Oksidasi – Reduksi (Redoks)
Oksidasi adalah reaksi kimia yang akan meningkatkan bilangan
valensi materi yang bereaksi dengan melepaskan elektron. Reaksi
KonsentrasiLogam(mg/l)
Gambar 4.2: Hubungan Konsentrasi Logam Dengan PH
52
oksidasi selalu diikuti dengan reaksi reduksi. Reduksi adalah reaksi
kimia yang akan menurunkan bilangan valensi materi yang
bereaksi dengan menerima elektron dari luar. Reaksi kimia yang
melibatkan kedua reaksi oksidasi dan reduksi ini dikenal dengan
reaksi redok.
Reaksi kimia Oksidasi-Reduksi dapat merubah bahan pencemar
yang bersifat racun menjadi tidak berbahaya atau menurunkan
tingkat/daya racunnya.
Contoh pengolahan limbah B3 dengan reaksi redok:
(1) Krom valensi enam (krom heksavalen) merupakan bahan
kimia yang sangat beracun, sehingga keberadaannya di
dalam limbah harus ditangani dengan sangat hati-hati.
Untuk menurunkan tingkat racun dari krom heksavalen ini
dapat dilakukan dengan mengadakan reaksi redok. Krom
heksavalen dapat direduksi menggunakan sulfur dioksida
(SO2) menjadi krom trivalen yang mempunyai tingkat/daya
racun jauh lebih rendah dari pada krom heksavalen.
Reaksi dasar dari krom ini adalah sebagai berikut:
Krom trivalen lebih aman dari pada krom heksavalen
sehingga lebih dapat diterima di lingkungan.
(2) Limbah yang mengandung sianida juga mempunyai sifat
racun yang sangat kuat, sehingga diperlukan pengolahan
terlebih dahulu sebelum limbah tersebut di-landfill. Sianida
yang sangat beracun tersebut dapat dioksidasi ke dalam
bentuk sianat yang daya racunnya jauh lebih rendah.
SO2 + H2O H2SO3
2 CrO3 + 3 H2SO3 Cr2(SO4)3 + 3 H2O
Cr2(SO4)3 + 3 Ca(OH)2 2 Cr(OH)3 + CaSO4
53
Reaksi oksidasinya sebagai berikut:
Kedua reaksi tersebut sangat sensitive terhadap
perubahan kondisi pH. Reaksi pertama membutuhkan pH
lebih besar dari pada 10 untuk memproduksi natrium
sianida, sedangkan reaksi kedua akan terjadi lebih cepat
pada kondisi pH sekitar 8. Proses klorinasi alkalin akan
lebih baik dilakukan dengan pemutih hipoklorid seperti
menggunakan peroksida dan ozon untuk lebih
menyempurnakan hasil reaksi penghancuran sianida.
4.2.5. Insenerasi
Insenerator adalah alat untuk membakar sampah padat.
Insenerator sering digunakan untuk mengolah limbah B3 yang
memerlukan persyaratan teknis pengolahan dan hasil olahan yang
sangat ketat. Supaya dapat menghilangkan sifat bahaya dan sifat
racun bahan yang dibakar, insenerator harus dioperasikan pada
kondisi di atas temperatur destruksi dari bahan yang dibakar.
Pengolahan secara insinerasi bertujuan untuk menghancurkan
senyawa B3 yang terkandung di dalamnya menjadi senyawa yang
tidak mengandung B3. Ukuran, disaint dan spesifikasi insenerator
yang digunakan disesuaikan dengan karakteristik dan jumlah
limbah yang akan diolah. Insenerator dilengkapi dengan alat
pencegah pencemar udara untuk memenuhi standar emisi.
Insenerator sudah banyak dipakai oleh industri, usaha pengolahan
limbah B3, rumah sakit, pengelola sampah kota serta sampah
pasar. Abu dan asap dari insenerator harus aman untuk dibuang ke
lingkungan. Kualitas hasil buangan (asap dan abu) banyak
dipengaruhi oleh jenis dan karakteristik bahan yang dibakar serta
kinerja dari insenerator yang digunakan. Untuk mencapai kondisi
NaCN + Cl2 + 2 NaOH NaCNO + 2 NaCl + H2O
2 NaCNO + 3 Cl2 + 4 NaOH 2 CO2 + N2 + 6 NaCl + 2 H2O
54
yang diinginkan, diperlukan suatu insenerator yang dapat bekerja
dengan baik yang dilengkapi dengan suatu sistem kontrol
pengendalian proses pembakaran agar dapat dipastikan bahwa
semua bahan dapat terbakar pada titik optimum pembakarannya
dan hasilnya sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian
teknologi insenerator yang akan digunakan harus dapat mengatasi
semua permasalahan dalam pembuangan dan pemusnahan limbah
B3 (sampah padat).
Gambar 4.3 sampai 4.7 menunjukkan foto insenerator yang sudah
diproduksi di dalam negeri.
Gambar 4.3: Insenerator dan Bagian-bagiannya
Gambar 4.4: Insenerator Yang Telah Terpasang.
55
Gambar 4.5: Insenerator Yang Telah Diisi Sampah Siap Untuk Dibakar.
Gambar 4.6: Insenerator Pada Saat Dioperasikan
Gambar 4.7: Asap Yang Timbul Pada Saat Pembakaran
(Jika Pembakaran Sempurna, Asap Hampir Tak Terlihat)
56
4.2.6. Pengolahan dengan cara stabilisasi/solidifikasi
Pengolahan secara stabilisasi/solidifikasi bertujuan untuk
mengubah sifat fisik dan kimiawi limbah B3 dengan cara
penambahan senyawa pengikat (aditif) B3 agar pergerakan
senyawa B3 ini terhambat atau terbatasi dan membentuk massa
monolit dengan struktur yang kekar (massive). Pada proses ini
limbah B3 harus dapat diikat dan distabilkan sehingga sifat racun
dan sifat bahayanya dapat diturunkan sampai ambang batas yang
ditentukan.
Proses stabilisasi/solidifikasi adalah suatu tahapan proses
pengolahan limbah B3 untuk mengurangi potensi racun dan
kandungan limbah B3 melalui upaya memperkecil/membatasi daya
larut, pergerakan/ penyebaran dan daya racunnya (immobilisasi
unsur yang bersifat racun) sebelum limbah B3 tersebut dibuang ke
tempat penimbunan akhir (landfill).
Bahan-bahan yang umum digunakan untuk proses
stabilisasi/solidifikasi (bahan aditif) antara lain:
1. Bahan pencampur: gipsum, pasir, lempung, abu terbang; &
2. Bahan perekat/pengikat: semen, kapur, tanah liat, dll.
4.2.7. Pengolahan dengan cara penimbunan
Pengolahan dengan cara ini memerlukan lokasi yang luas, jauh dari
pemukinan penduduk dan aktivitasnya. Lokasi penimbunan juga
tidak boleh berhubungan dengan faktor-faktor pendukung
kehidupan seperti, tempat sumber air atau lokasi serapan air tanah.
Lokasi penimbunan yang sudah penuh harus ditutup dan tidak
dapat digunakan sebagai lokasi pemukiman.
Kualitas limbah B3 yang akan ditimbun harus dianalisis di
laboratorium terlebih dahulu dan lolos dari persyatan yang
diperlukan, antara lain :
57
a. Memenuhi baku mutu uji Toxity Characteristic Leaching
Procedure (TCLP) sesuai Tabel 3 Keputusan Kepala
Bapedal No. Kep-04/BAPEDAL/09/1995; lolos uji Plain
Filter Test dan uji kuat tekan (compressive strength);
b. Sudah melalui proses stabilitas/solidifikasi, insinerasi
atau pengolahan secara fisika atau kimia;
c. Tidak bersifat :
(i) Mudah meledak.
(ii) Mudah terbakar.
(iii) Reaktif.
(iv) Menyebabkan infeksi.
d. Tidak mengandung zat organik lebih besar dari 10
persen;
e. Tidak mengandung PCB;
f. Tidak mengandung dioxin;
g. Tidak mengandung radioaktif;
h. Tidak berbentuk cair atau lumpur.
Pada saat penimbunan limbah B3 harus dilakukan pencatatan yang
memuat informasi dokumentasi (dokumen limbah B3 / waste
tracking form) mengenai asal penghasil limbah B3, karakteristik
awal limbah B3, volume, tanggal, dan lokasi (koordinat)
penimbunan.
4.3. Pemilihan Proses Pengolahan Limbah B3
Setiap orang atau badan usaha yang kegiatannya menghasilkan
limbah/sampah, baik cair, padat maupun gas diwajibkan untuk
mengolah limbahnya sampai pada ambang batas yang
diberlakukan sebelum dibuang ke lingkungan. Penerapan sistem
58
pengolahan limbah harus disesuaikan dengan jenis dan
karakteristik dari limbah yang akan diolah dengan
mempertimbangkan 5 hal sebagai berikut :
1. Biaya pengolahan murah,
2. Pengoperasian dan perawatan alat mudah,
3. Harga alat murah dan tersedia suku cadang,
4. Keperluan lahan relatif kecil,
5. Bisa mengatasi permasalahan limbah/sampah yang
dihadapi tanpa menimbulkan efek samping terhadap
lingkungan.
Pemilihan proses pengolahan limbah B3, teknologi dan
penerapannya juga didasarkan atas evaluasi kriteria yang
menyangkut kinerja, keluwesan, kehandalan, keamanan, operasi
dari teknologi yang digunakan, dan pertimbangan lingkungan.
Timbulan limbah B3 yang sudah tidak dapat diolah atau
dimanfaatkan lagi harus ditimbun pada lokasi penimbunan (landfill)
yang memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
Sebelum melakukan pengolahan, terhadap limbah B3 harus
dilakukan uji analisa kandungan/parameter fisika dan/atau kimia
dan/atau biologi guna menetapkan prosedur yang tepat dalam
proses pegolahan limbah B3 tersebut. Setelah
kandungan/parameter fisika dan/atau kimia dan/atau biologi yang
terkandung dalam limbah B3 tersebut diketahui, maka tahapan
selanjutnya adalah menentukan pilihan proses pengolahan limbah
B3 yang dapat memenuhi kualitas dan baku mutu pembuangan
dan/atau lingkungan yang ditetapkan.
Pemilihan teknologi alternatif proses pengolahan limbah B3 dapat
dilihat pada Gambar 4.8.
59
Keterangan:
1. Baku mutu limbah cair wajib memenuhi persyaratan
sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Kep-men 03/1991
atau yang ditetapkan oleh Bapedal.
2. Baku mutu emisi udara wajib memenuhi persyaratan
sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Kep-men 13/1995
atau yang ditetapkan oleh Bapedal.
3. Penimbunan wajib memenuhi semua persyaratan yang
tercantum dalam PP 19/1994 dan ketentuan lain yang
ditetapkan.
Gambar 4.8: Diagram Alir Alternatif Pemilihan Proses Pengolahan
Limbah B3
Gambar 4.9: Proses Pengolahan Limbah Industri B3
Flamable
Toxic (TCLP and
LD 50 test
Gas
Liquid
Solid
Waste
Discharge
Solid Waste
Landfill
Explosive
Reactive
Infectious
Corrosive
Toxic Organic
Toxic Inorganic
Physical-
Chemical
Solidification/
Stabilitation
Incineration or
Thermal
Destruction
Recovery
Air Emission

More Related Content

What's hot

Koagulasi dan-flokulasi (1)
Koagulasi dan-flokulasi (1)Koagulasi dan-flokulasi (1)
Koagulasi dan-flokulasi (1)Ecko Chicharito
 
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawabanITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawabanFransiska Puteri
 
Adsorpsi
AdsorpsiAdsorpsi
LAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriLAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetri
qlp
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasDila Adila
 
Penyerangan Nukleofilik pada senyawa organik
Penyerangan Nukleofilik pada senyawa organikPenyerangan Nukleofilik pada senyawa organik
Penyerangan Nukleofilik pada senyawa organik
Irma Rahmawati
 
Iodometri dan iodimetri
Iodometri dan iodimetriIodometri dan iodimetri
Iodometri dan iodimetri
Stikes BTH Tasikmalaya
 
Kinetika kimia (pertemuan 4)
Kinetika kimia (pertemuan 4)Kinetika kimia (pertemuan 4)
Kinetika kimia (pertemuan 4)Utami Irawati
 
Analisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atomAnalisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atom
qlp
 
Contoh pembacaan spektrum infra merah
Contoh pembacaan spektrum infra merahContoh pembacaan spektrum infra merah
Contoh pembacaan spektrum infra merah
Ilham Saputra
 
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
Sistem Pengolahan Air Limbah secara KimiaSistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
Joy Irman
 
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimia
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimiaTermodinamika (5) a kesetimbangan_kimia
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimia
jayamartha
 
Kereaktifan logam alkali
Kereaktifan logam alkaliKereaktifan logam alkali
Kereaktifan logam alkali
Lolla Mustafa
 
Process flow diagram pg
Process flow diagram pgProcess flow diagram pg
Process flow diagram pgAdhitomo Wirawan
 
spektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-visspektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-vis
Hafifa Marza
 
Materi ka gravimetri 1
Materi ka gravimetri 1Materi ka gravimetri 1
Materi ka gravimetri 1Indriati Dewi
 
Adsorpsi ( kimfis )
Adsorpsi ( kimfis )Adsorpsi ( kimfis )
Adsorpsi ( kimfis )
andi septi
 
Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri
AgataMelati
 
Kimia fisika
Kimia fisikaKimia fisika
Kimia fisikaMhd Jabbar
 

What's hot (20)

Koagulasi dan-flokulasi (1)
Koagulasi dan-flokulasi (1)Koagulasi dan-flokulasi (1)
Koagulasi dan-flokulasi (1)
 
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawabanITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
 
Adsorpsi
AdsorpsiAdsorpsi
Adsorpsi
 
LAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriLAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetri
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
 
Penyerangan Nukleofilik pada senyawa organik
Penyerangan Nukleofilik pada senyawa organikPenyerangan Nukleofilik pada senyawa organik
Penyerangan Nukleofilik pada senyawa organik
 
Iodometri dan iodimetri
Iodometri dan iodimetriIodometri dan iodimetri
Iodometri dan iodimetri
 
Kinetika kimia (pertemuan 4)
Kinetika kimia (pertemuan 4)Kinetika kimia (pertemuan 4)
Kinetika kimia (pertemuan 4)
 
Analisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atomAnalisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atom
 
Contoh pembacaan spektrum infra merah
Contoh pembacaan spektrum infra merahContoh pembacaan spektrum infra merah
Contoh pembacaan spektrum infra merah
 
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
Sistem Pengolahan Air Limbah secara KimiaSistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
 
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimia
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimiaTermodinamika (5) a kesetimbangan_kimia
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimia
 
Kereaktifan logam alkali
Kereaktifan logam alkaliKereaktifan logam alkali
Kereaktifan logam alkali
 
Process flow diagram pg
Process flow diagram pgProcess flow diagram pg
Process flow diagram pg
 
spektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-visspektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-vis
 
Materi ka gravimetri 1
Materi ka gravimetri 1Materi ka gravimetri 1
Materi ka gravimetri 1
 
Cod dan bod
Cod dan bodCod dan bod
Cod dan bod
 
Adsorpsi ( kimfis )
Adsorpsi ( kimfis )Adsorpsi ( kimfis )
Adsorpsi ( kimfis )
 
Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri
 
Kimia fisika
Kimia fisikaKimia fisika
Kimia fisika
 

Viewers also liked

ITP UNS SEMESTER 2 Reaksi redoks
ITP UNS SEMESTER 2 Reaksi redoksITP UNS SEMESTER 2 Reaksi redoks
ITP UNS SEMESTER 2 Reaksi redoksFransiska Puteri
 
Limbah cair
Limbah cairLimbah cair
Limbah cair
Okta Rostalia
 
Baku mutu air, tanah, udara
Baku mutu air, tanah, udaraBaku mutu air, tanah, udara
Baku mutu air, tanah, udara
Ferry Abdurrahman
 
PerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
PerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air MinumPerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
PerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
Joy Irman
 
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...
infosanitasi
 
Permen Kesehatan, No. 416/Men.Kes/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Penga...
Permen Kesehatan, No. 416/Men.Kes/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Penga...Permen Kesehatan, No. 416/Men.Kes/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Penga...
Permen Kesehatan, No. 416/Men.Kes/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Penga...
infosanitasi
 

Viewers also liked (6)

ITP UNS SEMESTER 2 Reaksi redoks
ITP UNS SEMESTER 2 Reaksi redoksITP UNS SEMESTER 2 Reaksi redoks
ITP UNS SEMESTER 2 Reaksi redoks
 
Limbah cair
Limbah cairLimbah cair
Limbah cair
 
Baku mutu air, tanah, udara
Baku mutu air, tanah, udaraBaku mutu air, tanah, udara
Baku mutu air, tanah, udara
 
PerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
PerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air MinumPerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
PerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
 
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...
 
Permen Kesehatan, No. 416/Men.Kes/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Penga...
Permen Kesehatan, No. 416/Men.Kes/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Penga...Permen Kesehatan, No. 416/Men.Kes/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Penga...
Permen Kesehatan, No. 416/Men.Kes/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Penga...
 

Similar to Air limbah sianida

Efek penurunan kadar co2 pada biogas dengan absorbsi naoh terhadap kecepatan ...
Efek penurunan kadar co2 pada biogas dengan absorbsi naoh terhadap kecepatan ...Efek penurunan kadar co2 pada biogas dengan absorbsi naoh terhadap kecepatan ...
Efek penurunan kadar co2 pada biogas dengan absorbsi naoh terhadap kecepatan ...
Faiq As'adi
 
Percobaan v analisa COD air
Percobaan v analisa COD airPercobaan v analisa COD air
Percobaan v analisa COD air
Rini Wulandari
 
Seminarpro hand book
Seminarpro hand bookSeminarpro hand book
Seminarpro hand bookFaiq As'adi
 
Chemical oxygen demand
Chemical oxygen demandChemical oxygen demand
Chemical oxygen demand
Albayssag Faisal
 
Absorpsi gas karbondioksida_dalam_biogas_dengan_larutan_naoh_secara_kontinu
Absorpsi gas karbondioksida_dalam_biogas_dengan_larutan_naoh_secara_kontinuAbsorpsi gas karbondioksida_dalam_biogas_dengan_larutan_naoh_secara_kontinu
Absorpsi gas karbondioksida_dalam_biogas_dengan_larutan_naoh_secara_kontinu
rramdan383
 
PRODUK PENGOLAHAN MINYAK BUMI dan MANFAATNYA
PRODUK PENGOLAHAN MINYAK BUMI dan MANFAATNYA PRODUK PENGOLAHAN MINYAK BUMI dan MANFAATNYA
PRODUK PENGOLAHAN MINYAK BUMI dan MANFAATNYA
Muhammad Ridwan
 
Laporan Pratikum P1 Hidrokarbon_Nur Qolbi_D131211027_Kelompok 2.pdf
Laporan Pratikum P1 Hidrokarbon_Nur Qolbi_D131211027_Kelompok 2.pdfLaporan Pratikum P1 Hidrokarbon_Nur Qolbi_D131211027_Kelompok 2.pdf
Laporan Pratikum P1 Hidrokarbon_Nur Qolbi_D131211027_Kelompok 2.pdf
nurqolbi1
 
Pengolahan limbah gas dan b3
Pengolahan limbah gas dan b3Pengolahan limbah gas dan b3
Pengolahan limbah gas dan b3
Nur Chawhytz
 
Metode AOP untuk Mengolah Limbah Resi Cair
Metode AOP untuk Mengolah Limbah Resi CairMetode AOP untuk Mengolah Limbah Resi Cair
Metode AOP untuk Mengolah Limbah Resi Cair
Yuke Puspita
 
Presentasi-Instalasi Pengolahan Air Limbah
Presentasi-Instalasi Pengolahan Air LimbahPresentasi-Instalasi Pengolahan Air Limbah
Presentasi-Instalasi Pengolahan Air Limbah
muchamadfandi2
 
Refrigeran hidrokarbon
Refrigeran hidrokarbonRefrigeran hidrokarbon
Refrigeran hidrokarbon
Angga Santoso
 
Electroplating Paper
Electroplating PaperElectroplating Paper
Electroplating Papersakti_siregar
 
WEBINAR 2023 - Penyimpanan dan Pengemasan Limbah B3.pdf
WEBINAR 2023 - Penyimpanan dan Pengemasan Limbah B3.pdfWEBINAR 2023 - Penyimpanan dan Pengemasan Limbah B3.pdf
WEBINAR 2023 - Penyimpanan dan Pengemasan Limbah B3.pdf
Centrobogor
 
kimiaterbaru-unsur-unsurgolonganutama2-121004071356-phpapp01 (8).pdf
kimiaterbaru-unsur-unsurgolonganutama2-121004071356-phpapp01 (8).pdfkimiaterbaru-unsur-unsurgolonganutama2-121004071356-phpapp01 (8).pdf
kimiaterbaru-unsur-unsurgolonganutama2-121004071356-phpapp01 (8).pdf
Jeffry70
 
WWTP
WWTPWWTP
1698150899888_5.+Unit+Koagulasi-flokulasi.pdf
1698150899888_5.+Unit+Koagulasi-flokulasi.pdf1698150899888_5.+Unit+Koagulasi-flokulasi.pdf
1698150899888_5.+Unit+Koagulasi-flokulasi.pdf
beynabestari
 
Pertemuan IX - Sistem Pengolahan air bersih.ppt
Pertemuan IX - Sistem Pengolahan air bersih.pptPertemuan IX - Sistem Pengolahan air bersih.ppt
Pertemuan IX - Sistem Pengolahan air bersih.ppt
DewaDepra1
 
Mekanisme kerja lumpur aktif
Mekanisme kerja lumpur aktifMekanisme kerja lumpur aktif
Mekanisme kerja lumpur aktif
1106499
 
Analisa gas co2 dalam air menggunakan toc
Analisa gas co2 dalam air menggunakan tocAnalisa gas co2 dalam air menggunakan toc
Analisa gas co2 dalam air menggunakan tocIndriati Dewi
 

Similar to Air limbah sianida (20)

Efek penurunan kadar co2 pada biogas dengan absorbsi naoh terhadap kecepatan ...
Efek penurunan kadar co2 pada biogas dengan absorbsi naoh terhadap kecepatan ...Efek penurunan kadar co2 pada biogas dengan absorbsi naoh terhadap kecepatan ...
Efek penurunan kadar co2 pada biogas dengan absorbsi naoh terhadap kecepatan ...
 
Percobaan v analisa COD air
Percobaan v analisa COD airPercobaan v analisa COD air
Percobaan v analisa COD air
 
Seminarpro hand book
Seminarpro hand bookSeminarpro hand book
Seminarpro hand book
 
Chemical oxygen demand
Chemical oxygen demandChemical oxygen demand
Chemical oxygen demand
 
Absorpsi gas karbondioksida_dalam_biogas_dengan_larutan_naoh_secara_kontinu
Absorpsi gas karbondioksida_dalam_biogas_dengan_larutan_naoh_secara_kontinuAbsorpsi gas karbondioksida_dalam_biogas_dengan_larutan_naoh_secara_kontinu
Absorpsi gas karbondioksida_dalam_biogas_dengan_larutan_naoh_secara_kontinu
 
PRODUK PENGOLAHAN MINYAK BUMI dan MANFAATNYA
PRODUK PENGOLAHAN MINYAK BUMI dan MANFAATNYA PRODUK PENGOLAHAN MINYAK BUMI dan MANFAATNYA
PRODUK PENGOLAHAN MINYAK BUMI dan MANFAATNYA
 
Laporan Pratikum P1 Hidrokarbon_Nur Qolbi_D131211027_Kelompok 2.pdf
Laporan Pratikum P1 Hidrokarbon_Nur Qolbi_D131211027_Kelompok 2.pdfLaporan Pratikum P1 Hidrokarbon_Nur Qolbi_D131211027_Kelompok 2.pdf
Laporan Pratikum P1 Hidrokarbon_Nur Qolbi_D131211027_Kelompok 2.pdf
 
Pengolahan limbah gas dan b3
Pengolahan limbah gas dan b3Pengolahan limbah gas dan b3
Pengolahan limbah gas dan b3
 
Metode AOP untuk Mengolah Limbah Resi Cair
Metode AOP untuk Mengolah Limbah Resi CairMetode AOP untuk Mengolah Limbah Resi Cair
Metode AOP untuk Mengolah Limbah Resi Cair
 
Presentasi-Instalasi Pengolahan Air Limbah
Presentasi-Instalasi Pengolahan Air LimbahPresentasi-Instalasi Pengolahan Air Limbah
Presentasi-Instalasi Pengolahan Air Limbah
 
Refrigeran hidrokarbon
Refrigeran hidrokarbonRefrigeran hidrokarbon
Refrigeran hidrokarbon
 
Electroplating Paper
Electroplating PaperElectroplating Paper
Electroplating Paper
 
WEBINAR 2023 - Penyimpanan dan Pengemasan Limbah B3.pdf
WEBINAR 2023 - Penyimpanan dan Pengemasan Limbah B3.pdfWEBINAR 2023 - Penyimpanan dan Pengemasan Limbah B3.pdf
WEBINAR 2023 - Penyimpanan dan Pengemasan Limbah B3.pdf
 
kimiaterbaru-unsur-unsurgolonganutama2-121004071356-phpapp01 (8).pdf
kimiaterbaru-unsur-unsurgolonganutama2-121004071356-phpapp01 (8).pdfkimiaterbaru-unsur-unsurgolonganutama2-121004071356-phpapp01 (8).pdf
kimiaterbaru-unsur-unsurgolonganutama2-121004071356-phpapp01 (8).pdf
 
WWTP
WWTPWWTP
WWTP
 
Hidrokarbon
HidrokarbonHidrokarbon
Hidrokarbon
 
1698150899888_5.+Unit+Koagulasi-flokulasi.pdf
1698150899888_5.+Unit+Koagulasi-flokulasi.pdf1698150899888_5.+Unit+Koagulasi-flokulasi.pdf
1698150899888_5.+Unit+Koagulasi-flokulasi.pdf
 
Pertemuan IX - Sistem Pengolahan air bersih.ppt
Pertemuan IX - Sistem Pengolahan air bersih.pptPertemuan IX - Sistem Pengolahan air bersih.ppt
Pertemuan IX - Sistem Pengolahan air bersih.ppt
 
Mekanisme kerja lumpur aktif
Mekanisme kerja lumpur aktifMekanisme kerja lumpur aktif
Mekanisme kerja lumpur aktif
 
Analisa gas co2 dalam air menggunakan toc
Analisa gas co2 dalam air menggunakan tocAnalisa gas co2 dalam air menggunakan toc
Analisa gas co2 dalam air menggunakan toc
 

More from rramdan383

Bahan untuk menaikan p h air
Bahan untuk menaikan p h airBahan untuk menaikan p h air
Bahan untuk menaikan p h air
rramdan383
 
Artikel rahayu akin_7 tentang p_h
Artikel rahayu akin_7 tentang p_hArtikel rahayu akin_7 tentang p_h
Artikel rahayu akin_7 tentang p_h
rramdan383
 
Air asam
Air asamAir asam
Air asam
rramdan383
 
59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral
59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral
59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral
rramdan383
 
93448331 02-genesa-bahan-galian
93448331 02-genesa-bahan-galian93448331 02-genesa-bahan-galian
93448331 02-genesa-bahan-galian
rramdan383
 
89176662 04-teknik-pemboran
89176662 04-teknik-pemboran89176662 04-teknik-pemboran
89176662 04-teknik-pemboran
rramdan383
 
66500465 batu-permata-dalam-sejarah
66500465 batu-permata-dalam-sejarah66500465 batu-permata-dalam-sejarah
66500465 batu-permata-dalam-sejarah
rramdan383
 
40910709 the-story-of-plate-tectonics
40910709 the-story-of-plate-tectonics40910709 the-story-of-plate-tectonics
40910709 the-story-of-plate-tectonics
rramdan383
 
32998366 genesa-bahan-galian-complete2
32998366 genesa-bahan-galian-complete232998366 genesa-bahan-galian-complete2
32998366 genesa-bahan-galian-complete2
rramdan383
 

More from rramdan383 (9)

Bahan untuk menaikan p h air
Bahan untuk menaikan p h airBahan untuk menaikan p h air
Bahan untuk menaikan p h air
 
Artikel rahayu akin_7 tentang p_h
Artikel rahayu akin_7 tentang p_hArtikel rahayu akin_7 tentang p_h
Artikel rahayu akin_7 tentang p_h
 
Air asam
Air asamAir asam
Air asam
 
59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral
59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral
59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral
 
93448331 02-genesa-bahan-galian
93448331 02-genesa-bahan-galian93448331 02-genesa-bahan-galian
93448331 02-genesa-bahan-galian
 
89176662 04-teknik-pemboran
89176662 04-teknik-pemboran89176662 04-teknik-pemboran
89176662 04-teknik-pemboran
 
66500465 batu-permata-dalam-sejarah
66500465 batu-permata-dalam-sejarah66500465 batu-permata-dalam-sejarah
66500465 batu-permata-dalam-sejarah
 
40910709 the-story-of-plate-tectonics
40910709 the-story-of-plate-tectonics40910709 the-story-of-plate-tectonics
40910709 the-story-of-plate-tectonics
 
32998366 genesa-bahan-galian-complete2
32998366 genesa-bahan-galian-complete232998366 genesa-bahan-galian-complete2
32998366 genesa-bahan-galian-complete2
 

Recently uploaded

RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
LucyKristinaS
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
AdrianAgoes9
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 

Recently uploaded (20)

RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 

Air limbah sianida

  • 1. 47 BAB IV TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH B3 4.1. Sistem Pengolahan Limbah B3 Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), adalah proses untuk mengubah jenis, jumlah dan karakteristik limbah B3 menjadi tidak berbahaya dan/atau tidak beracun dan/atau immobilisasi limbah B3 sebelum ditimbun dan/atau memungkinkan agar limbah B3 dimanfaatkan kembali (daur ulang). Ada berbagai cara/sistem yang dapat dipilih untuk mengolah limbah B3, baik secara fisika, kimia, biologi atau kombinasi dari itu. Pemilihan sistem yang akan digunakan untuk mengolah suatu limbah B3 disesuaikan dengan karakteristik dan sifat-sifat limbah tersebut, yang mana prosesnya harus aman dan tidak menimbulkan bahaya bagi pekerjanya, diusahakan dengan biaya yang seefisien mungkin dan dapat memberikan hasil olahan yang aman bagi manusia di sekitarnya maupun lingkungan, tidak hanya memindahkan limbah dari satu tempat/bentuk ke tempat/bentuk yang lain saja tetapi dapat mencapai kesestabilan materi. Proses pengolahan secara fisika dan kimia bertujuan untuk mengurangi daya racun limbah B3 dan/atau menghilangkan sifat/karakteristik limbah B3 dari berbahaya menjadi tidak berbahaya. Cara ini biasanya menghasilkan produk olahan berupa cairan, gas, debu atau padatan. Produk-produk hasil olahan tersebut harus memenuhi baku mutu yang berlaku tentang pengendalian pencemaran sesuai dengan kelasnya. Jenis-jenis proses pengolahan secara fisika dan kimia antara lain : 1. Proses pengolahan secara kimia: (a) Reduksi-Oksidasi,
  • 2. 48 (b) Elektrolisa, (c) Netralisasi, (d) Presipitasi/Pengendapan, (e) Solididifikasi/Stabilisasi, (f) Absorpsi, (g) Penukar lon, (h) Pirolisa. 2. Proses pengolahan secara fisika: (a) Pembersihan gas : (i)Elektrostatik presipitator, (ii) Penyaringan partikel, (iii) Wet scrubbing, (iv) Adsorpsi dengan karbon aktif. (b) Pemisahan cairan dan padatan : (i)Sentrifugasi, (ii) Klarifikasi, (iii) Koagulasi, (iv) Filtrasi, (v) Flokulasi, (vi) Flotasi, (vii) Sedimentasi, (viii) Thickening. (c) Penyisihan komponen-komponen yang spesifik : (i)Adsorpsi, (ii) Kristalisasi, (iii) Dialisa, (iv) Electrodialisa, (v) Evaporasi, (vi) Leaching, (vii) Reverse osmosis, (viii) Solvent extraction, (ix) Stripping.
  • 3. 49 4.2. Teknik Pengolahan Limbah B3 4.2.1. Netralisasi Netralisasi limbah diperlukan jika kondisi limbah masih di luar range pH baku mutu limbah (BML) yang diperlukan (pH 6-8), sebab limbah di luar kondisi tersebut dapat bersifat racun atau korosif. Dalam beberapa hal netralisasi dapat dilakukan dengan cara mencampur limbah yang bersifat asam dengan limbah yang bersifat basa. Pencampuran dilakukan di dalam suatu bak equalisasi (bak penstabil) pada level ketinggian tetap. Bak ini juga sering disebut sebagai tangki netralisasi. Tangki reaksi netralisasi dilengkapi dengan alat sensor pH untuk mengontrol kondisi hasil reaksi. Secara umum reaksi netralisasi tersebut sebagai berikut: Netralisasi menggunakan bahan kimia dilakukan dengan menambahkan bahan yang bersifat asam kuat atau basa kuat. Air limbah yang bersifat asam pada umumnya dinetralkan dengan larutan kapur (Ca(OH)2), soda kostik (NaOH) atau natrium karbonat (Na2CO3). Karena larutan kapur harganya lebih murah dari pada bahan kimia lainnya, maka larutan ini lebih sering dipakai di berbagai industri. Air limbah yang bersifat basa dinetralkan dengan asam kuat seperti H2SO4, HCl atau dengan gas CO2. Netralisasi dengan CO2 dapat dilakukan dengan memasukkan gas CO2 melalui bagian bawah tangki netralisasi. Gas akan akan membentuk gelembung- gelembung gas yang akan bereaksi dengan basa yang ada sehingga dihasilkan asam karbonat (H2CO3). Asam + Basa Garam + Air (kondisi lebih netral)
  • 4. 50 4.2.2. Pengendapan Jika konsentrasi logam berat di dalam air limbah cukup tinggi, maka logam tersebut dapat dipisahkan dari limbah dengan jalan pengendapan. Pengendapan dapat dilakukan dengan mengubah bentuk logam yang ada ke dalam bentuk hidroksidanya. Hal ini dilakukan dengan penambahan larutan kapur (Ca (OH)2) atau soda kostik (NaOH) dengan memperhatikan kondisi pH akhir dari larutan. Pengendapan optimal akan terjadi pada kondisi pH dimana hidroksida logam tersebut mempunyai nilai kelarutan minimum. Untuk lebih jelasnya hubungan antara konsentrasi logam dengan kondisi pH dapat dilihat pada Gambar 4.2. Dari Gambar 4.2 terlihat bahwa kelarutan minimum krom dan seng terjadi pada pH 7,5 dan 10,2. Gambar tersebut juga menunjukkan bahwa konsentrasi krom maupun seng akan meningkat dengan tajam jika kondisi pH berubah dari nilai 7,5 atau 10,2. Jadi untuk mengendapkan logam yang ada secara optimal kondisi pH memegang peran yang sangat penting. 4.2.3. Koagulasi dan Flokulasi Koagulasi dan flokulasi digunakan untuk memisahkan padatan tersuspensi dari cairan jika kecepatan pengendapan secara alami padatan tersebut lambat atau tidak efisien. Koagulasi dilakukan Gambar 4.1: Tangki netralisasi
  • 5. 51 dengan menambahkan bahan kimia koagulan ke dalam air limbah. Koagulan yang sering digunakan di lingkungan industri antara lain larutan kapur Ca (OH)2, tawas (Al2(SO4)3. 18 H2O; FeCl3; FeCl2; FeSO4. 7 H2O dan lain-lain. 4.2.4. Oksidasi – Reduksi (Redoks) Oksidasi adalah reaksi kimia yang akan meningkatkan bilangan valensi materi yang bereaksi dengan melepaskan elektron. Reaksi KonsentrasiLogam(mg/l) Gambar 4.2: Hubungan Konsentrasi Logam Dengan PH
  • 6. 52 oksidasi selalu diikuti dengan reaksi reduksi. Reduksi adalah reaksi kimia yang akan menurunkan bilangan valensi materi yang bereaksi dengan menerima elektron dari luar. Reaksi kimia yang melibatkan kedua reaksi oksidasi dan reduksi ini dikenal dengan reaksi redok. Reaksi kimia Oksidasi-Reduksi dapat merubah bahan pencemar yang bersifat racun menjadi tidak berbahaya atau menurunkan tingkat/daya racunnya. Contoh pengolahan limbah B3 dengan reaksi redok: (1) Krom valensi enam (krom heksavalen) merupakan bahan kimia yang sangat beracun, sehingga keberadaannya di dalam limbah harus ditangani dengan sangat hati-hati. Untuk menurunkan tingkat racun dari krom heksavalen ini dapat dilakukan dengan mengadakan reaksi redok. Krom heksavalen dapat direduksi menggunakan sulfur dioksida (SO2) menjadi krom trivalen yang mempunyai tingkat/daya racun jauh lebih rendah dari pada krom heksavalen. Reaksi dasar dari krom ini adalah sebagai berikut: Krom trivalen lebih aman dari pada krom heksavalen sehingga lebih dapat diterima di lingkungan. (2) Limbah yang mengandung sianida juga mempunyai sifat racun yang sangat kuat, sehingga diperlukan pengolahan terlebih dahulu sebelum limbah tersebut di-landfill. Sianida yang sangat beracun tersebut dapat dioksidasi ke dalam bentuk sianat yang daya racunnya jauh lebih rendah. SO2 + H2O H2SO3 2 CrO3 + 3 H2SO3 Cr2(SO4)3 + 3 H2O Cr2(SO4)3 + 3 Ca(OH)2 2 Cr(OH)3 + CaSO4
  • 7. 53 Reaksi oksidasinya sebagai berikut: Kedua reaksi tersebut sangat sensitive terhadap perubahan kondisi pH. Reaksi pertama membutuhkan pH lebih besar dari pada 10 untuk memproduksi natrium sianida, sedangkan reaksi kedua akan terjadi lebih cepat pada kondisi pH sekitar 8. Proses klorinasi alkalin akan lebih baik dilakukan dengan pemutih hipoklorid seperti menggunakan peroksida dan ozon untuk lebih menyempurnakan hasil reaksi penghancuran sianida. 4.2.5. Insenerasi Insenerator adalah alat untuk membakar sampah padat. Insenerator sering digunakan untuk mengolah limbah B3 yang memerlukan persyaratan teknis pengolahan dan hasil olahan yang sangat ketat. Supaya dapat menghilangkan sifat bahaya dan sifat racun bahan yang dibakar, insenerator harus dioperasikan pada kondisi di atas temperatur destruksi dari bahan yang dibakar. Pengolahan secara insinerasi bertujuan untuk menghancurkan senyawa B3 yang terkandung di dalamnya menjadi senyawa yang tidak mengandung B3. Ukuran, disaint dan spesifikasi insenerator yang digunakan disesuaikan dengan karakteristik dan jumlah limbah yang akan diolah. Insenerator dilengkapi dengan alat pencegah pencemar udara untuk memenuhi standar emisi. Insenerator sudah banyak dipakai oleh industri, usaha pengolahan limbah B3, rumah sakit, pengelola sampah kota serta sampah pasar. Abu dan asap dari insenerator harus aman untuk dibuang ke lingkungan. Kualitas hasil buangan (asap dan abu) banyak dipengaruhi oleh jenis dan karakteristik bahan yang dibakar serta kinerja dari insenerator yang digunakan. Untuk mencapai kondisi NaCN + Cl2 + 2 NaOH NaCNO + 2 NaCl + H2O 2 NaCNO + 3 Cl2 + 4 NaOH 2 CO2 + N2 + 6 NaCl + 2 H2O
  • 8. 54 yang diinginkan, diperlukan suatu insenerator yang dapat bekerja dengan baik yang dilengkapi dengan suatu sistem kontrol pengendalian proses pembakaran agar dapat dipastikan bahwa semua bahan dapat terbakar pada titik optimum pembakarannya dan hasilnya sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian teknologi insenerator yang akan digunakan harus dapat mengatasi semua permasalahan dalam pembuangan dan pemusnahan limbah B3 (sampah padat). Gambar 4.3 sampai 4.7 menunjukkan foto insenerator yang sudah diproduksi di dalam negeri. Gambar 4.3: Insenerator dan Bagian-bagiannya Gambar 4.4: Insenerator Yang Telah Terpasang.
  • 9. 55 Gambar 4.5: Insenerator Yang Telah Diisi Sampah Siap Untuk Dibakar. Gambar 4.6: Insenerator Pada Saat Dioperasikan Gambar 4.7: Asap Yang Timbul Pada Saat Pembakaran (Jika Pembakaran Sempurna, Asap Hampir Tak Terlihat)
  • 10. 56 4.2.6. Pengolahan dengan cara stabilisasi/solidifikasi Pengolahan secara stabilisasi/solidifikasi bertujuan untuk mengubah sifat fisik dan kimiawi limbah B3 dengan cara penambahan senyawa pengikat (aditif) B3 agar pergerakan senyawa B3 ini terhambat atau terbatasi dan membentuk massa monolit dengan struktur yang kekar (massive). Pada proses ini limbah B3 harus dapat diikat dan distabilkan sehingga sifat racun dan sifat bahayanya dapat diturunkan sampai ambang batas yang ditentukan. Proses stabilisasi/solidifikasi adalah suatu tahapan proses pengolahan limbah B3 untuk mengurangi potensi racun dan kandungan limbah B3 melalui upaya memperkecil/membatasi daya larut, pergerakan/ penyebaran dan daya racunnya (immobilisasi unsur yang bersifat racun) sebelum limbah B3 tersebut dibuang ke tempat penimbunan akhir (landfill). Bahan-bahan yang umum digunakan untuk proses stabilisasi/solidifikasi (bahan aditif) antara lain: 1. Bahan pencampur: gipsum, pasir, lempung, abu terbang; & 2. Bahan perekat/pengikat: semen, kapur, tanah liat, dll. 4.2.7. Pengolahan dengan cara penimbunan Pengolahan dengan cara ini memerlukan lokasi yang luas, jauh dari pemukinan penduduk dan aktivitasnya. Lokasi penimbunan juga tidak boleh berhubungan dengan faktor-faktor pendukung kehidupan seperti, tempat sumber air atau lokasi serapan air tanah. Lokasi penimbunan yang sudah penuh harus ditutup dan tidak dapat digunakan sebagai lokasi pemukiman. Kualitas limbah B3 yang akan ditimbun harus dianalisis di laboratorium terlebih dahulu dan lolos dari persyatan yang diperlukan, antara lain :
  • 11. 57 a. Memenuhi baku mutu uji Toxity Characteristic Leaching Procedure (TCLP) sesuai Tabel 3 Keputusan Kepala Bapedal No. Kep-04/BAPEDAL/09/1995; lolos uji Plain Filter Test dan uji kuat tekan (compressive strength); b. Sudah melalui proses stabilitas/solidifikasi, insinerasi atau pengolahan secara fisika atau kimia; c. Tidak bersifat : (i) Mudah meledak. (ii) Mudah terbakar. (iii) Reaktif. (iv) Menyebabkan infeksi. d. Tidak mengandung zat organik lebih besar dari 10 persen; e. Tidak mengandung PCB; f. Tidak mengandung dioxin; g. Tidak mengandung radioaktif; h. Tidak berbentuk cair atau lumpur. Pada saat penimbunan limbah B3 harus dilakukan pencatatan yang memuat informasi dokumentasi (dokumen limbah B3 / waste tracking form) mengenai asal penghasil limbah B3, karakteristik awal limbah B3, volume, tanggal, dan lokasi (koordinat) penimbunan. 4.3. Pemilihan Proses Pengolahan Limbah B3 Setiap orang atau badan usaha yang kegiatannya menghasilkan limbah/sampah, baik cair, padat maupun gas diwajibkan untuk mengolah limbahnya sampai pada ambang batas yang diberlakukan sebelum dibuang ke lingkungan. Penerapan sistem
  • 12. 58 pengolahan limbah harus disesuaikan dengan jenis dan karakteristik dari limbah yang akan diolah dengan mempertimbangkan 5 hal sebagai berikut : 1. Biaya pengolahan murah, 2. Pengoperasian dan perawatan alat mudah, 3. Harga alat murah dan tersedia suku cadang, 4. Keperluan lahan relatif kecil, 5. Bisa mengatasi permasalahan limbah/sampah yang dihadapi tanpa menimbulkan efek samping terhadap lingkungan. Pemilihan proses pengolahan limbah B3, teknologi dan penerapannya juga didasarkan atas evaluasi kriteria yang menyangkut kinerja, keluwesan, kehandalan, keamanan, operasi dari teknologi yang digunakan, dan pertimbangan lingkungan. Timbulan limbah B3 yang sudah tidak dapat diolah atau dimanfaatkan lagi harus ditimbun pada lokasi penimbunan (landfill) yang memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Sebelum melakukan pengolahan, terhadap limbah B3 harus dilakukan uji analisa kandungan/parameter fisika dan/atau kimia dan/atau biologi guna menetapkan prosedur yang tepat dalam proses pegolahan limbah B3 tersebut. Setelah kandungan/parameter fisika dan/atau kimia dan/atau biologi yang terkandung dalam limbah B3 tersebut diketahui, maka tahapan selanjutnya adalah menentukan pilihan proses pengolahan limbah B3 yang dapat memenuhi kualitas dan baku mutu pembuangan dan/atau lingkungan yang ditetapkan. Pemilihan teknologi alternatif proses pengolahan limbah B3 dapat dilihat pada Gambar 4.8.
  • 13. 59 Keterangan: 1. Baku mutu limbah cair wajib memenuhi persyaratan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Kep-men 03/1991 atau yang ditetapkan oleh Bapedal. 2. Baku mutu emisi udara wajib memenuhi persyaratan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Kep-men 13/1995 atau yang ditetapkan oleh Bapedal. 3. Penimbunan wajib memenuhi semua persyaratan yang tercantum dalam PP 19/1994 dan ketentuan lain yang ditetapkan. Gambar 4.8: Diagram Alir Alternatif Pemilihan Proses Pengolahan Limbah B3 Gambar 4.9: Proses Pengolahan Limbah Industri B3 Flamable Toxic (TCLP and LD 50 test Gas Liquid Solid Waste Discharge Solid Waste Landfill Explosive Reactive Infectious Corrosive Toxic Organic Toxic Inorganic Physical- Chemical Solidification/ Stabilitation Incineration or Thermal Destruction Recovery Air Emission