Dokumen tersebut membahas tentang hukum menjadi TKW dalam Islam. Secara ringkas, menjadi TKW boleh dari segi hukum kerja, namun patut dipertimbangkan pelanggaran hukum safar tanpa mahram dan kelalaian tugas sebagai ibu dan istri. Ibu harus teguh pada keputusan berhenti menjadi TKW meski didesak keluarga, dan fokus menjalankan peran sebagai ibu rumah tangga.
1. 26/12/13
Detik Islam » Bagaima Hukum Menjadi TKW?
Bagaimana Hukum Menjadi TKW?
■ Khusus ■ Muslimah
by Detik Islam - Oct 18, 2013
1
87
Ustadzah, saya seorang mantan
TKW. Karena kesulitan ekonomi
keluarga -suami saya di PHKsetahun saya menjadi TKW di
negeri orang. Saya terpaksa
meninggalkan 3 orang anak juga
suami dan keluarga. Hidup jauh
dari keluarga ternyata membuat
saya tersiksa dan merasa bersalah
meninggalkan buah hati tercinta,
apalagi di sana saya sering
mendapatkan siksaan baik fisik
maupun psikis. Karenanya setelah
genap 1 tahun dan kontrak kerja sudah selesai saya bulatkan tekad untuk kembali pulang ke rumah. Apapun
yang terjadi, hidup berkumpul dengan anak dan suami sungguh lebih baik dan membuat hati tenang. Namun,
baru sebulan saya di rumah, suami dan keluarga besar terus mendorong saya untuk kembali bekerja di luar
negeri. Masa depan keluarga dan kelangsungan pendidikan anak-anak menjadi alasan yang sering mereka
ungkapkan, apalagi suami saya belum mendapatkan pekerjaan tetap. Terus terang saya kapok dan tidak mau
lagi menjadi TKW, namun keluarga terus memaksa, bagaimana sikap saya yang tepat ustadzah?
Rmlh, di Cjr
Ibu Rmlh yang dirahmati Allah,
Memang benar hidup di tengah keluarga pasti membuat kita tenang dan nyaman. Perasaan ini merupakan
1/3
fitrah yang diciptakan Allah SWT pada semua manusia. Firman Allah dalam surat Ar Rum ayat 21 menyatakan
detikislam.com/rubrik-khusus/muslimah/bagaimana-hukum-menjadi-tkw/
2. 26/12/13
Detik Islam » Bagaima Hukum Menjadi TKW?
bahwa manusia punya kecenderungan untuk hidup berpasangan (membentuk keluarga). Dan dalam keluarga
inilah akan muncul rasa cinta, kasing sayang, dan ketenangan.
“Dan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, adalah Dia menciptakan dari diri kalian pasangan kalian
agar kalian merasa tenang kepadanya. Dan menjadikan diantara kalian rasa cinta dan kasih sayang.”
Ibu Rmlh yang baik,
Menghadapi keluarga yang berbeda pendapat tentu akan membuat ibu bingung. Apalagi alasan yang
dikemukakan seolah-olah benar demi jaminan masa depan anak-anak terutama pendidikan mereka. Hati siapa
yang akan tega melihat buah hatinya terlantar dan putus sekolah? Tentu semua kita menginginkan kehidupan
anak-anak kita berhasil dan sukses. Untuk semakin memantapkan keputusan ibu saya akan mengurainya
sebagai berikut:
Pertama, dari tinjauan hukum menjadi TKW di luar negeri. Islam membolehkan seorang wanita bekerja. Ketika
mengambil sesuatu yang boleh maka harus terikat dengan kaidah aulawiyat/skala prioritas. Artinya, memilih
perkara yang boleh tidak bisa diutamakan dari pada mengerjakan yang hukumnya wajib, apalagi jika
menyebabkan terlalaikannya perbuatan wajib tersebut. Dalam hal ini, bekerja adalah boleh bagi seorang
wanita, sementara menjadi ibu, isteri, serta pengatur rumah tangga merupakan tugas pokok seorang wanita.
Jadi, terkait TKW di luar negeri yang menjadi masalah bukan hukum bekerjanya karena hukumnya boleh. Tapi
lebih karena pertimbangan akan adanya beberapa keharaman yang mungkin muncul, yaitu, 1) Masalah safar
wanita. Seorang wanita tidak boleh bepergian sehari semalam tanpa disertai mahram. Yang dimaksud di sini
adalah perjalanan safar yang menghabiskan waktu sehari semalam untuk maksud apapun, termasuk untuk
bekerja. Dalilnya adalah sabda Rasulullah SAW: “Tidak halal perempuan yang beriman kepada Allah dan Hari
Akhir melakukan perjalanan selama sehari semalam kecuali disertai mahramnya.” (HR Bukhari no 1088;
Muslim no 1339; Abu Dawud no 1723; Tirmidzi no 1170; Ibnu Majah no 2899; Ahmad no 7366). Kebanyakan
para TKW berangkat ke luar negeri tanpa disertai mahram, karenanya yang menjadi masalah adalah
pelanggaran hukum safar. 2) Menjadi TKW juga akan menghantarkan pada kelalaian beberapa kewajiban, yaitu
tugas sebagai isteri dan sebagai ibu yang berdampak pada munculnya permasalahan baru seperti suami
selingkuh, anak menjadi terlantar bahkan ada yang broken home, dan berikutnya berujung pada hancurnya
bangunan keluarga. 3) Ancaman keamanan dan kehormatan. Wanita yang hidup jauh dari mahram beresiko
mendapat gangguan keamanan seperti cacian, hardikan, pelecehan seksual, penyiksaan bahkan pembunuhan
sebagaimana yang kerap dialami oleh para TKW. Padahal keamanan, keselamatan, dan kehormatan adalah
hak yang harus dijaga dan dipertahankan.
Kedua, Ibu harus yakin bahwa pilihan untuk berhenti menjadi TKW adalah keputusan yang tepat sekalipun
berlawanan dengan keinginan suami dan orang tua. Terkait masalah ini ibu dalam posisi yang benar. Siapapun
tidak punya hak untuk memaksa ibu melakukan pelanggaran hukum syara. Rasulullah SAW dalam sabdanya
menegaskan ketentuan tersebut:
“Tidak ada ketaatan terhadap makhluk dalam maksiat terhadap Pencipta (Allah SWT)” (HR At-Tirmidzi)
Ketiga, Ibu harus betul-betul mengoptimalkan peran sebagai isteri dan ibu. Sebagai isteri yang akan
mendampingi suami dalam kondisi apapun. Ibu bisa terus mengokohkan keyakinan suami bahwa Allah akan
memberikan rizki pada orang yang bertakwa serta akan menunjukkan jalan keluar, sebagaima¬na firman Nya:
detikislam.com/rubrik-khusus/muslimah/bagaimana-hukum-menjadi-tkw/
2/3
“Dan barang siapa bertakwa kepada Allah, maka Allah akan menjadikan untuknya jalan keluar. Dan
3. 26/12/13
Detik Islam » Bagaima Hukum Menjadi TKW?
memberikan rizki dari jalan yang tidak disangka. Dan barang siapa bertawa¬kal kepada Allah, maka Allah
akan meme- nuhi kebutuhannya” (TQS.AtThalaq[65]:2-3),
Keterikatan ibu dan suami pada aturan Allah merupakan wujud ketakwaan yang akan menjadi wasilah
datangnya pertolongan Allah berupa dibukanya pintu rizki. Selain mengokohkan keyakinan suami, ibu juga bisa
membantu suami mencari dan mencoba beberapa peluang usaha yang mungkin dilakukan dalam kondisi ibu
sekarang. Salahsatunya menjadikan gaji ibu selama menjadi TKW sebagai modal usaha suami. Ibu Rmlh
yang disayangi Allah, yang tidak kalah pentingnya adalah peran ibu sebagai pengurus dan pendidik anak.
Kehadiran ibu di tengah-tengah mereka sungguh sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik dan
perkembangan psikisnya. Untuk mengoptimalkan peran ini, ibu harus terus menambah ilmu dan pengetahuan
tentang pendidikan anak sehingga mereka akan tumbuh menjadi anak yang sholih, sehat, dan cerdas.
Keempat, masalah ekonomi yang sedang dihadapi ibu dan keluarga, sebenarnya juga menimpa banyak
keluarga lain di negeri ini bahkan di beberapa belahan dunia. Krisis ini bukan disebabkan oleh kemalasan
individu atau kelemahan keluarga tapi lebih dikarenakan sistem yang melingkupi kita adalah sistem yang tidak
mensejahterakan. Aturan kapitalis telah menyebabkan kekayaan negeri ini dikuasai oleh segelintir orang yang
rakus. Akibatnya, limpahan sumber daya alam ini tidak bisa dinikmati bangsa sendiri. Mereka malah didorong
untuk mengais rizki di negeri orang dan diiming-imingi sebagai pahlawan devisa. Jika sistem Islam yang
diterapkan yaitu khilafah Islamiyah, maka ibu, keluarga, juga seluruh masyarakat tidak perlu khawatir dengan
nasib pendidikan anak. Karena Negara akan menjaminnya, bahkan bukan hanya pendidikan. Kesehatan dan
keamanan juga akan terpenuhi. Negara akan mengelola seluruh kekayaan alam untuk mensejahterakan
rakyatnya. Negara akan membuka lapangan pekerjaan sehingga para suami akan memiliki peluang bekerja
demi terpenuhinya kewajiban nafkah keluarga.
Semoga Allah SWT semakin menetapkan tekad ibu untuk berhenti menjadi TKW, membuka hati suami dan
keluarga ibu untuk menerima kebenaran yang ibu sampaikan, dan semoga segera ada jalan keluar. Mudahmudahan kasus yang menimpa banyak TKW termasuk yang ibu alami semakin meyakinkan kita semua
bahwa harus segera menghancurkan sistem yang rusak ini dan menggantinya dengan sistem Islam yang
mensejahterakan. Dan mudah-mudahan kita semua bisa optimal dalam menjalankan semua peran kita, baik
sebagai isteri, sebagai ibu, juga sebagai pejuang tegaknya Khilafah Islam. Aamiin.
Oleh: Dedeh Wahidah Achmad
Editor: detikislam.com
detikislam.com/rubrik-khusus/muslimah/bagaimana-hukum-menjadi-tkw/
3/3