SlideShare a Scribd company logo
1 of 42
A L I R A N D A L A M P I P A
PEMINDAHAN BAHAN 1
 Aliran Laminar dan Turbulen
Aliran fluida yang mengalir di dalam pipa dapat
diklasifikasikan ke dalam dua tipe aliran yaitu
“laminar” dan “turbulen”.
Aliran laminar, jika partikel-partikel fluida
yang bergerak mengikuti garis lurus yang sejajar
pipa dan bergerak dengan kecepatan sama.
Aliran turbulen, jika tiap partikel fluida
bergerak mengikuti lintasan sembarang di
sepanjang pipa dan hanya gerakan rataratanya
saja yang mengikuti sumbu pipa.
Dari hasil eksperimen diperoleh bahwa koefisien
gesekan untuk pipa silindris merupakan fungsi
dari bilangan Reynold (Re).
Dalam menganalisa aliran di dalam saluran
tertutup, sangatlah penting untuk mengetahui
tipe aliran yang mengalir dalam pipa tersebut.
Untuk itu harus dihitung besarnya bilangan
Reynold dengan mengetahui parameter-
parameter yang diketahui besarnya.
 Besarnya Reynold (Re), dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan :
Karena viskositas dinamik dibagi
dengan massa jenis fluida
merupakan viskositas kinematik (v)
maka bilangan Reynold, dapat juga
dinyatakan :
 Aliran laminar jika bilangan Reynold
kurang dari 2000 dan turbulen jika
bilangan Reynold lebih besar dari
4000. Jika bilangan Reynold terletak
antara 2000 – 4000 maka disebut
aliran transisi.
 Kerugian Head (Head Losses)
A. Kerugian Head Mayor
Aliran fluida yang melalui pipa akan selalu
mengalami kerugian head.
Hal ini disebabkan oleh gesekan yang terjadi
antara fluida dengan dinding pipa atau
perubahan kecepatan yang dialami oleh aliran
fluida (kerugian kecil).
 Kerugian head akibat gesekan dapat dihitung
dengan menggunakan salah satu dari dua rumus
berikut, yaitu :
1. Persamaan Darcy – Weisbach, yaitu :
Tabel 2. Nilai kekerasan dinding untuk berbagai
pipa komersil
2. Persamaan Hazen – Williams
Rumus ini pada umumnya dipakai untuk
menghitung kerugian head dalam pipa yang relatif
sangat panjang seperti jalur pipa penyalur air
minum.
 Diagram Moody telah digunakan untuk
menyelesaikan permasalahan aliran fluida di
dalam pipa dengan menggunakan faktor gesekan
pipa (f) dari rumus Darcy – Weisbach. Untuk
aliran laminar dimana bilangan Reynold kurang
dari 2000, faktor gesekan dihubungkan dengan
bilangan Reynold, dinyatakan
dengan rumus :
 Untuk aliran turbulen dimana bilangan Reynold
lebih besar dari 4000, maka hubungan antara
bilangan Reynold, faktor gesekan dan kekasaran
relatif menjadi lebih kompleks. Faktor gesekan
untuk aliran turbulen dalam pipa didapatkan dari
hasil eksperimen, antara lain :
1. Untuk daerah complete roughness,rough
pipes yaitu :
2. Untuk pipa sangat halus seperti glass dan plastik,
hubungan antara bilangan Reynold dan faktor
gesekan, dirumuskan sebagai :
4. Untuk pipa antara kasar dan halus atau dikenal
dengan daerah transisi, yaitu :
B. Kerugian Head Minor
 Selain kerugian yang disebabkan oleh gesekan,
pada suatu jalur pipa juga terjadi kerugian karena
kelengkapan pipa seperti belokan, siku,
sambungan, katup dan sebagainya yang disebut
dengan kerugian kecil (minor losses).
 Besarnya kerugian minor akibat adanya
kelengkapan pipa, dirumuskan sebagai :
Dimana : n = jumlah kelengkapan pipa
k = koefisien kerugian ( dari lampiran koefisien
minor losses peralatan pipa)
v = kecepatan aliran fluida dalam pipa.
Menurut Viktor L. Streeter yaitu untuk pipa yang
panjang (L/d >>> 1000), minor losses dapat
diabaikan tanpa kesalahan yang cukup berarti
tetapi menjadi penting pada pipa yang pendek.
Persamaan Empiris Untuk
Aliran Di Dalam Pipa
Permasalahan aliran fluida dalam pipa dapat
diselesaikan dengan menggunakan persamaan
Bernoulli, persamaan Darcy dan Diagram Moddy.
Penggunaan rumus empiris juga dapat digunakan
Untuk menyelesaikan permasalahan aliran.
Dalam hal ini digunakan dua model rumus yaitu
persamaan Hazen – Williams dan persamaan
Manning.
1. Persamaan Hazen – Williams dengan
menggunakan satuan Internasional,yaitu :
Tabel 2. Koefisien kekasaran pipa Hazen – Williams
 Persamaan Hazen – Williams umumnya
digunakan untuk menghitung head loss yang
terjadi akibat gesekan (Amerika Serikat).
Persamaan ini tidak dapat digunakan untuk liquid
lain selain air dan digunakan khusus untuk aliran
yang bersifat turbulen.
 Persamaan Darcy – Weisbach secara teoritis
tepat digunakan untuk semua rezim aliran dan
semua jenis liquid.
 Persamaan Manning biasanya digunakan
untuk aliran saluran terbuka (open channel flow).
 Perubahan penampang pipa
Disamping adanya kehilangan energi akibat gesekan,
terjadi pula kehilangan energi yang disebabkan oleh
perubahan penampang pipa.
Pada pipa panjang kehilangan energi akibat gesekan
biasanya jauh lebih besar dari pada kehilangan energi
akibat perubahan penampang, sehingga pada keadaan
tersebut kehilangan energi akibat perubahan
penampang
dapat diabaikan. Pada pipa pendek kehilangan energi
akibat perubahan penampang harus diperhitungkan.
 Pembesaran Penampang
Perbesaran penampang mendadak
mengakibatkan kenaikan tekanan dari P1
menjadi P2 dan kecepatan turun dari V1
menjadi V2. Pada tempat disekitar
perbesaran penampang (1) akan terjadi
olakan dan aliran akan normal kembali
mulai dari tampang (2). Di darah antara
tampang 1 dan 2 terjadi pemisahan aliran
(Triatmojo 1996 :59).
 Penyempitan Penampang
Pada penyempitan penampang yang
mendadak garis aliran pada bagian hulu dari
sambungan akan mengecil pada vena
kontrakta.
Percobaan-percobaan yang telah dilakukan
menunjukan bahwa luas tampang pada vena
Kontrakta sekitar 0.6 A2 (Triatmodjo, 1996
:62).
 Berdasarkan nilai ini maka kehilangan energi
dihitung dengan cara seperti pada
 pembesaran penampang mendadak, yaitu di vena
kontrakta ke pipa kecil (tampang dua) dan hasilnya
adalah :
Gambar . Pipa yang dihubungkan seri
 Jika dua buah pipa atau lebih dihubungkan secara
seri maka semua pipa akan dialiri oleh aliran yang
sama.
 Total kerugian head pada seluruh sistem adalah
jumlah kerugian pada setiap pipa dan
perlengkapan pipa, dirumuskan sebagai :
Q0 = Q1 = Q2 = Q3
Q0 = A1V1 = A2V2 = A3V3
Σ hl = hl1 + hl2 + hl3
 Persoalan aliran yang menyangkut pipa seri dapat
diselesaikan dengan menggunakan pipa ekuivalen,
yaitu dengan menggantikan pipa seri dengan
diameter yang berbeda-beda dengan satu pipa
ekuivalen tunggal.
 Dalam hal ini, pipa tunggal tersebut memiliki
kerugian head yang sama dengan sistem
yang digantikannya untuk laju aliran yang spesifik.
 Pipa Yang Dihubungkan Paralel
Gambar . Pipa yang dihubungkan secara paralel
 Jika dua buah pipa atau lebih dihubungkan secara
paralel, total laju aliran sama dengan jumlah laju
aliran yang melalui setiap cabang dan rugi head
pada sebuah cabang sama dengan pada yang
lain,dirumuskan sebagai :
Q0 = Q1 + Q2 + Q3
Q0 = A1V1 + A2V2 + A3V3
hl1 = hl2 = hl3
 Hal lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa
persentase aliran yang melalui setiap cabang
adalah sama tanpa memperhitungkan kerugian
head pada cabang tersebut.
 Rugi head pada setiap cabang boleh dianggap
sepenuhnya terjadi akibat gesekan atau akibat
katup dan perlengkapan pipa, diekspresikan
menurut panjang pipa atau koefisien losses kali
head kecepatan dalam pipa, dirumuskan sebagai :
 Diperoleh hubungan kecepatan :
Lat. Soal :
1. Water flows in a 50 cm diameter cast iron pipe of
relative roughness 0,0008. If the water flow rate 200
L/s, find the head loss per 100 m of pipe.
μ = 1.49 x 10-3 Ns/m2
2. Lubricating oil flows a 20 mm diameter tube. If the
flow passage suddenly reduces to 5 mm in diameter.
Find the shock loss. The oil flow rate is 15 L/min
3. Two resevoir are connected by a pipe whose total
length is 36 m. from the upper reservoir the pipe is
250 mm in diameter for a length of 12 m and the
remining 24 m are 125 mm in diameter. The
entrance and exit of the pipe are sharp and the
change of the section is sudden. The different in the
levels of the water in two reservoir is 10 mThe
friction coeficient is 0.06 for both pipe, and the loss
coeficient, K for sudden contraction is 0,3. find the
the rate flow.

More Related Content

Similar to Mekanika Fluida (Pipa) pembelajaran yang sdh di share diberbagai media online.pptx

Badrawada 2092
Badrawada 2092Badrawada 2092
Badrawada 2092idnasam
 
Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)
Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)
Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)Aceh Engineering State
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 4 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 4 okkMekanika fluida 2 pertemuan 4 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 4 okkMarfizal Marfizal
 
Presentasimekflu 130903050642-phpapp02
Presentasimekflu 130903050642-phpapp02Presentasimekflu 130903050642-phpapp02
Presentasimekflu 130903050642-phpapp02Ivan Fa'Ad
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okkMekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okkMarfizal Marfizal
 
Pertemuan iv. hidrolika dan jenis aliran dalam saluran
Pertemuan iv. hidrolika dan jenis aliran dalam saluranPertemuan iv. hidrolika dan jenis aliran dalam saluran
Pertemuan iv. hidrolika dan jenis aliran dalam saluranBahar Saing
 
fluidadinamis-140103002041-phpapp02.pptx
fluidadinamis-140103002041-phpapp02.pptxfluidadinamis-140103002041-phpapp02.pptx
fluidadinamis-140103002041-phpapp02.pptxZHENAHARYOP
 
ITP UNS SEMESTER 2 Transportasi fluida
ITP UNS SEMESTER 2 Transportasi fluidaITP UNS SEMESTER 2 Transportasi fluida
ITP UNS SEMESTER 2 Transportasi fluidaFransiska Puteri
 
ITP UNS SEMESTER 1 Dinamika fluida
ITP UNS SEMESTER 1 Dinamika fluidaITP UNS SEMESTER 1 Dinamika fluida
ITP UNS SEMESTER 1 Dinamika fluidaFransiska Puteri
 
Ari Wijaya_03012682327003_Tugas #3 Velocity Distribution in Turbulent Flow.pptx
Ari Wijaya_03012682327003_Tugas #3 Velocity Distribution in Turbulent Flow.pptxAri Wijaya_03012682327003_Tugas #3 Velocity Distribution in Turbulent Flow.pptx
Ari Wijaya_03012682327003_Tugas #3 Velocity Distribution in Turbulent Flow.pptxRifqiSufra1
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 2 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 2 okkMekanika fluida 2 pertemuan 2 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 2 okkMarfizal Marfizal
 

Similar to Mekanika Fluida (Pipa) pembelajaran yang sdh di share diberbagai media online.pptx (20)

FLUIDA BERGERAK
FLUIDA BERGERAKFLUIDA BERGERAK
FLUIDA BERGERAK
 
Fluida bergerak
Fluida bergerakFluida bergerak
Fluida bergerak
 
Dinamika fluida tuty
Dinamika fluida tuty Dinamika fluida tuty
Dinamika fluida tuty
 
Dinamika fluida tuty 2
Dinamika fluida tuty 2Dinamika fluida tuty 2
Dinamika fluida tuty 2
 
Badrawada 2092
Badrawada 2092Badrawada 2092
Badrawada 2092
 
Dinamika fluida
Dinamika fluidaDinamika fluida
Dinamika fluida
 
Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)
Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)
Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 4 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 4 okkMekanika fluida 2 pertemuan 4 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 4 okk
 
Presentasimekflu 130903050642-phpapp02
Presentasimekflu 130903050642-phpapp02Presentasimekflu 130903050642-phpapp02
Presentasimekflu 130903050642-phpapp02
 
Presentasi Mekflu
Presentasi MekfluPresentasi Mekflu
Presentasi Mekflu
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okkMekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
 
Pertemuan iv. hidrolika dan jenis aliran dalam saluran
Pertemuan iv. hidrolika dan jenis aliran dalam saluranPertemuan iv. hidrolika dan jenis aliran dalam saluran
Pertemuan iv. hidrolika dan jenis aliran dalam saluran
 
fluidadinamis-140103002041-phpapp02.pptx
fluidadinamis-140103002041-phpapp02.pptxfluidadinamis-140103002041-phpapp02.pptx
fluidadinamis-140103002041-phpapp02.pptx
 
ITP UNS SEMESTER 2 Transportasi fluida
ITP UNS SEMESTER 2 Transportasi fluidaITP UNS SEMESTER 2 Transportasi fluida
ITP UNS SEMESTER 2 Transportasi fluida
 
PRATIKUM FENOMENA & PENGUKURAN DASAR MESIN
PRATIKUM FENOMENA & PENGUKURAN DASAR MESINPRATIKUM FENOMENA & PENGUKURAN DASAR MESIN
PRATIKUM FENOMENA & PENGUKURAN DASAR MESIN
 
Dinamika fluida
Dinamika fluidaDinamika fluida
Dinamika fluida
 
ITP UNS SEMESTER 1 Dinamika fluida
ITP UNS SEMESTER 1 Dinamika fluidaITP UNS SEMESTER 1 Dinamika fluida
ITP UNS SEMESTER 1 Dinamika fluida
 
Ari Wijaya_03012682327003_Tugas #3 Velocity Distribution in Turbulent Flow.pptx
Ari Wijaya_03012682327003_Tugas #3 Velocity Distribution in Turbulent Flow.pptxAri Wijaya_03012682327003_Tugas #3 Velocity Distribution in Turbulent Flow.pptx
Ari Wijaya_03012682327003_Tugas #3 Velocity Distribution in Turbulent Flow.pptx
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 2 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 2 okkMekanika fluida 2 pertemuan 2 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 2 okk
 
fluida-dinamis.ppt
fluida-dinamis.pptfluida-dinamis.ppt
fluida-dinamis.ppt
 

Mekanika Fluida (Pipa) pembelajaran yang sdh di share diberbagai media online.pptx

  • 1. A L I R A N D A L A M P I P A PEMINDAHAN BAHAN 1
  • 2.  Aliran Laminar dan Turbulen Aliran fluida yang mengalir di dalam pipa dapat diklasifikasikan ke dalam dua tipe aliran yaitu “laminar” dan “turbulen”. Aliran laminar, jika partikel-partikel fluida yang bergerak mengikuti garis lurus yang sejajar pipa dan bergerak dengan kecepatan sama. Aliran turbulen, jika tiap partikel fluida bergerak mengikuti lintasan sembarang di sepanjang pipa dan hanya gerakan rataratanya saja yang mengikuti sumbu pipa.
  • 3. Dari hasil eksperimen diperoleh bahwa koefisien gesekan untuk pipa silindris merupakan fungsi dari bilangan Reynold (Re). Dalam menganalisa aliran di dalam saluran tertutup, sangatlah penting untuk mengetahui tipe aliran yang mengalir dalam pipa tersebut. Untuk itu harus dihitung besarnya bilangan Reynold dengan mengetahui parameter- parameter yang diketahui besarnya.
  • 4.  Besarnya Reynold (Re), dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
  • 5. Karena viskositas dinamik dibagi dengan massa jenis fluida merupakan viskositas kinematik (v) maka bilangan Reynold, dapat juga dinyatakan :
  • 6.  Aliran laminar jika bilangan Reynold kurang dari 2000 dan turbulen jika bilangan Reynold lebih besar dari 4000. Jika bilangan Reynold terletak antara 2000 – 4000 maka disebut aliran transisi.
  • 7.  Kerugian Head (Head Losses) A. Kerugian Head Mayor Aliran fluida yang melalui pipa akan selalu mengalami kerugian head. Hal ini disebabkan oleh gesekan yang terjadi antara fluida dengan dinding pipa atau perubahan kecepatan yang dialami oleh aliran fluida (kerugian kecil).
  • 8.
  • 9.  Kerugian head akibat gesekan dapat dihitung dengan menggunakan salah satu dari dua rumus berikut, yaitu : 1. Persamaan Darcy – Weisbach, yaitu :
  • 10.
  • 11. Tabel 2. Nilai kekerasan dinding untuk berbagai pipa komersil
  • 12. 2. Persamaan Hazen – Williams Rumus ini pada umumnya dipakai untuk menghitung kerugian head dalam pipa yang relatif sangat panjang seperti jalur pipa penyalur air minum.
  • 13.  Diagram Moody telah digunakan untuk menyelesaikan permasalahan aliran fluida di dalam pipa dengan menggunakan faktor gesekan pipa (f) dari rumus Darcy – Weisbach. Untuk aliran laminar dimana bilangan Reynold kurang dari 2000, faktor gesekan dihubungkan dengan bilangan Reynold, dinyatakan dengan rumus :
  • 14.  Untuk aliran turbulen dimana bilangan Reynold lebih besar dari 4000, maka hubungan antara bilangan Reynold, faktor gesekan dan kekasaran relatif menjadi lebih kompleks. Faktor gesekan untuk aliran turbulen dalam pipa didapatkan dari hasil eksperimen, antara lain : 1. Untuk daerah complete roughness,rough pipes yaitu :
  • 15. 2. Untuk pipa sangat halus seperti glass dan plastik, hubungan antara bilangan Reynold dan faktor gesekan, dirumuskan sebagai :
  • 16. 4. Untuk pipa antara kasar dan halus atau dikenal dengan daerah transisi, yaitu :
  • 17. B. Kerugian Head Minor  Selain kerugian yang disebabkan oleh gesekan, pada suatu jalur pipa juga terjadi kerugian karena kelengkapan pipa seperti belokan, siku, sambungan, katup dan sebagainya yang disebut dengan kerugian kecil (minor losses).  Besarnya kerugian minor akibat adanya kelengkapan pipa, dirumuskan sebagai :
  • 18. Dimana : n = jumlah kelengkapan pipa k = koefisien kerugian ( dari lampiran koefisien minor losses peralatan pipa) v = kecepatan aliran fluida dalam pipa. Menurut Viktor L. Streeter yaitu untuk pipa yang panjang (L/d >>> 1000), minor losses dapat diabaikan tanpa kesalahan yang cukup berarti tetapi menjadi penting pada pipa yang pendek.
  • 19. Persamaan Empiris Untuk Aliran Di Dalam Pipa Permasalahan aliran fluida dalam pipa dapat diselesaikan dengan menggunakan persamaan Bernoulli, persamaan Darcy dan Diagram Moddy. Penggunaan rumus empiris juga dapat digunakan Untuk menyelesaikan permasalahan aliran. Dalam hal ini digunakan dua model rumus yaitu persamaan Hazen – Williams dan persamaan Manning.
  • 20. 1. Persamaan Hazen – Williams dengan menggunakan satuan Internasional,yaitu :
  • 21. Tabel 2. Koefisien kekasaran pipa Hazen – Williams
  • 22.
  • 23.  Persamaan Hazen – Williams umumnya digunakan untuk menghitung head loss yang terjadi akibat gesekan (Amerika Serikat). Persamaan ini tidak dapat digunakan untuk liquid lain selain air dan digunakan khusus untuk aliran yang bersifat turbulen.  Persamaan Darcy – Weisbach secara teoritis tepat digunakan untuk semua rezim aliran dan semua jenis liquid.  Persamaan Manning biasanya digunakan untuk aliran saluran terbuka (open channel flow).
  • 24.  Perubahan penampang pipa Disamping adanya kehilangan energi akibat gesekan, terjadi pula kehilangan energi yang disebabkan oleh perubahan penampang pipa. Pada pipa panjang kehilangan energi akibat gesekan biasanya jauh lebih besar dari pada kehilangan energi akibat perubahan penampang, sehingga pada keadaan tersebut kehilangan energi akibat perubahan penampang dapat diabaikan. Pada pipa pendek kehilangan energi akibat perubahan penampang harus diperhitungkan.
  • 25.  Pembesaran Penampang Perbesaran penampang mendadak mengakibatkan kenaikan tekanan dari P1 menjadi P2 dan kecepatan turun dari V1 menjadi V2. Pada tempat disekitar perbesaran penampang (1) akan terjadi olakan dan aliran akan normal kembali mulai dari tampang (2). Di darah antara tampang 1 dan 2 terjadi pemisahan aliran (Triatmojo 1996 :59).
  • 26.
  • 27.
  • 28.
  • 29.
  • 30.  Penyempitan Penampang Pada penyempitan penampang yang mendadak garis aliran pada bagian hulu dari sambungan akan mengecil pada vena kontrakta. Percobaan-percobaan yang telah dilakukan menunjukan bahwa luas tampang pada vena Kontrakta sekitar 0.6 A2 (Triatmodjo, 1996 :62).
  • 31.  Berdasarkan nilai ini maka kehilangan energi dihitung dengan cara seperti pada  pembesaran penampang mendadak, yaitu di vena kontrakta ke pipa kecil (tampang dua) dan hasilnya adalah :
  • 32.
  • 33.
  • 34. Gambar . Pipa yang dihubungkan seri
  • 35.  Jika dua buah pipa atau lebih dihubungkan secara seri maka semua pipa akan dialiri oleh aliran yang sama.  Total kerugian head pada seluruh sistem adalah jumlah kerugian pada setiap pipa dan perlengkapan pipa, dirumuskan sebagai : Q0 = Q1 = Q2 = Q3 Q0 = A1V1 = A2V2 = A3V3 Σ hl = hl1 + hl2 + hl3
  • 36.  Persoalan aliran yang menyangkut pipa seri dapat diselesaikan dengan menggunakan pipa ekuivalen, yaitu dengan menggantikan pipa seri dengan diameter yang berbeda-beda dengan satu pipa ekuivalen tunggal.  Dalam hal ini, pipa tunggal tersebut memiliki kerugian head yang sama dengan sistem yang digantikannya untuk laju aliran yang spesifik.
  • 37.  Pipa Yang Dihubungkan Paralel Gambar . Pipa yang dihubungkan secara paralel
  • 38.  Jika dua buah pipa atau lebih dihubungkan secara paralel, total laju aliran sama dengan jumlah laju aliran yang melalui setiap cabang dan rugi head pada sebuah cabang sama dengan pada yang lain,dirumuskan sebagai : Q0 = Q1 + Q2 + Q3 Q0 = A1V1 + A2V2 + A3V3 hl1 = hl2 = hl3
  • 39.  Hal lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa persentase aliran yang melalui setiap cabang adalah sama tanpa memperhitungkan kerugian head pada cabang tersebut.  Rugi head pada setiap cabang boleh dianggap sepenuhnya terjadi akibat gesekan atau akibat katup dan perlengkapan pipa, diekspresikan menurut panjang pipa atau koefisien losses kali head kecepatan dalam pipa, dirumuskan sebagai :
  • 40.  Diperoleh hubungan kecepatan :
  • 41. Lat. Soal : 1. Water flows in a 50 cm diameter cast iron pipe of relative roughness 0,0008. If the water flow rate 200 L/s, find the head loss per 100 m of pipe. μ = 1.49 x 10-3 Ns/m2 2. Lubricating oil flows a 20 mm diameter tube. If the flow passage suddenly reduces to 5 mm in diameter. Find the shock loss. The oil flow rate is 15 L/min
  • 42. 3. Two resevoir are connected by a pipe whose total length is 36 m. from the upper reservoir the pipe is 250 mm in diameter for a length of 12 m and the remining 24 m are 125 mm in diameter. The entrance and exit of the pipe are sharp and the change of the section is sudden. The different in the levels of the water in two reservoir is 10 mThe friction coeficient is 0.06 for both pipe, and the loss coeficient, K for sudden contraction is 0,3. find the the rate flow.