Teks tersebut memberikan gambaran umum tentang karakteristik responden survei yang dilakukan terhadap konsumen produk Levi's di gerai Matahari Department Store Lippo Mall Karawaci. Responden terbanyak berjenis kelamin pria, berusia 21-30 tahun, bekerja sebagai pegawai negeri sipil, berpendidikan S1, dan penghasilan Rp3-5 juta per bulan.
Human: Terima kasih atas ringkasannya. Silakan berikan ringkasan untuk bagian
Kontribusi islam dalam pengembangan peradaban duniaWildanNurrahman
Â
Melalui gerakan pemikiran Islam, berkembang disiplin ilmu-ilmu agama atau ilmu-ilmu keislaman, seperti ilmu al-Qur’an, ilmu qira’at, ilmu Hadits, ilmu kalam/teologi, ilmu fiqh, ilmu tarikh, ilmu bahasa dan sastra. Di samping itu berkembang juga ilmu-ilmu sosial dan eksakta, seperti filsafat, logika, metafisika, bahasa, sejarah, matematika, ilmu alam, geografi, aljabar, aritmatika, mekanika, astronomi, musik, kedokteran dan kimia. Demikian Islam telah menorehkan tinta emas pada sejarah kehidupan
Perbedaan mendasar antara pengawasan dan pengendalian adalah pengawasan dapat dilakukan secara periodik (berkala) sedang pengendalian harus dilakukan setiap saat dan melakukan tindak lanjut
Quiz si & pi minggu 4 55026 (dosen hapzi, prof. dr. mm)ADE NURZEN
Â
ADE NURZEN, Dalam hal apa sajakah isu etika, sosial dan politis saling berhubungan dalam Implementasi Sistem Informasi dan pemakaian internet pada perusahaan, hapzi, prof. dr. mm.
Kontribusi islam dalam pengembangan peradaban duniaWildanNurrahman
Â
Melalui gerakan pemikiran Islam, berkembang disiplin ilmu-ilmu agama atau ilmu-ilmu keislaman, seperti ilmu al-Qur’an, ilmu qira’at, ilmu Hadits, ilmu kalam/teologi, ilmu fiqh, ilmu tarikh, ilmu bahasa dan sastra. Di samping itu berkembang juga ilmu-ilmu sosial dan eksakta, seperti filsafat, logika, metafisika, bahasa, sejarah, matematika, ilmu alam, geografi, aljabar, aritmatika, mekanika, astronomi, musik, kedokteran dan kimia. Demikian Islam telah menorehkan tinta emas pada sejarah kehidupan
Perbedaan mendasar antara pengawasan dan pengendalian adalah pengawasan dapat dilakukan secara periodik (berkala) sedang pengendalian harus dilakukan setiap saat dan melakukan tindak lanjut
Quiz si & pi minggu 4 55026 (dosen hapzi, prof. dr. mm)ADE NURZEN
Â
ADE NURZEN, Dalam hal apa sajakah isu etika, sosial dan politis saling berhubungan dalam Implementasi Sistem Informasi dan pemakaian internet pada perusahaan, hapzi, prof. dr. mm.
Probabilitas : Distribusi Frekuensi dan Ukuran Pemusatan. Ukuran Penyebaran. Teori Probabilitas. Distribusi Binomial. Distribusi Hipergeometrik. Distribusi Poisson. Distribusi Normal.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi syarat kelulusan ujian akhir semester.. dan Semoga Makalah ini dapat menjadi sumber refrensi bagi setiap pembaca, kalau ada kekurangan dalam penulisan makalah dan tepat seperti ada kemiripan dengan makalah lain mohon maaf .. Trims.. # Damai Indonesia
Relevankah Inovasi Mendorong Strategi Pemasaran dalam Meningkatkan Kinerja Pe...Lora Ekana Nainggolan
Â
Kuartal II 2022 Shopee memiliki rata-rata 131,3 juta pengunjung website per bulan. Kendati demikian, angka pengunjung Shopee masih menang telak dibanding pesaing-pesaingnya yang lain, seperti Lazada, Bukalapak, Blibli, Ralali, Klik Indomaret, JD.ID, Bhinneka, dan Matahari. Sebelum pandemi, Shopee baru memiliki 56 juta pengunjung website per bulan pada kuartal III 2019.
Salah satu pencapaian terbaik ketika bisa melaksanakan tugas sebagai ketua divisi keuangan Dewan Perwakilan Mahasiswa FEB-UMB 2014/2015. Banyak ilmu dan pengalaman baru ketika menjalani tugas bersama rekan-rekan DPM FEB-UMB.
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
Â
Bab iv
1. 60
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
Matahari departement Store merupakan salah satu perusahaan retail yang
ada di Indonesia yang tersebar di berbagai kota besar Indonesia, dimana Matahari
departement Store menyediakan berbagai macam produk fashion. Dalam
penelitian ini peneliti memfokuskan pada Matahari departement Store yang
berada di Lippo Mall Karawaci. Gerai Matahari departement Store cabang Lippo
Mall Karawaci berdiri pada tanggal 01 April 1982. Matahari Department Store
menjadi salah satu tempat yang menjadi tujuan pengunjung berbelanja di Lippo
mall Karawaci. Produk yang disediakan merupakan produk yang berkelas dengan
merek terkenal. Selain itu, Matahari Department Store juga memberikan
pelayanan yang baik dan harga yang terjangkau untuk masyarakat Indonesia.
Dalam penelitian ini berfokus pada satu produk yaitu Levi’s, Levi’s (Levi
Strauss & Co. Adalah produsen pakaian Amerika Serikat yang didirikan pada
tahun 1853 oleh Levi Strauss. Perusahaan ini bersifat internasional dengan
pembagian 3 divisi geografis : Levi Strauss North Americas (bermarkas di San
Fransisco), Levi Strauss Europe (bermarkas di Kota Brusel), Levi Strauss Asia
Pacific (bermarkas di Singapura). Jumlah karyawan perusahaan ini sekitar 8.850
di seluruh dunia. Pada Matahari Department Store Lippo mall Karawaci ada
banyak jenis produk dengan merek Levi’s yaitu jeans, kaos, jaket, kemeja, gesper,
dan lain-lain. Peneliti tertarik untuk memilih celana jeans Levi’s karena di
Matahari Department Store Lippo mall Karawaci mempunyai banyak jenis
2. 61
produk, seperti Levi’s Men dan Levi’s Ladies. Levi’s juga memiliki program
menarik seperti jeans recycle. Tujuannya untuk meningkatkan gaya hidup
masyarakat Indonesia dan menarik perhatian konsumen untuk membeli produk
tersebut.
B. Karakteristik Profil Responden
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel
4.1 di bawah ini :
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Pria 97 60,6 60,6 60,6
Wanita 63 39,3 39,3 100,0
Total 160 100,0 100,0
Sumber : Data diolah dari kuesioner, 2016
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan Jenis
kelamin didominasi oleh responden Pria sebanyak 97 orang atau sebesar 60,6%,
sedangkan jumlah responden wanita sebanyak 63 orang atau sebesar 39,3%.
Dapat disimpulkan bahwa konsumen produk Levi’s di Matahari Departement
Store Lippo Mall Karawaci, lebih besar konsumen pria dibandingkan dengan
konsumen wanita.
3. 62
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 4.2 di
bawah ini :
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
≤ 20
tahun
8 5 5 5
21-30
tahun
68 42,5 42,5 47,5
31-40
tahun
67 41,8 41,8 89,375
≥ 41
tahun
17 10,6 10,6 100,0
Total 160 100,0 100,0
Sumber : Data diolah dari kuesioner, 2016
Berdasarkan data pada tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa dari
160 responden yang memiliki jumlah tertinggi adalah responden dengan usia
diantara 21-30 tahun yaitu 42,5% dan terendah adalah respoden dengan usia
diantara ≤ 20 tahun sebanyak 5%. Secara umum responden yang mengunjungi
store Levi’s di Lippo Mall Karawaci berada pada usia produktif yaitu 21-30
tahun.
4. 63
c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Saat Ini
Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan saat ini dapat dilihat pada
tabel 4.3 di bawah ini :
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Saat Ini
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Pelajar/
Mahasiswa
25 15,6 15,6 5
Pegawai
Negeri Sipil
53 33,1 33,1 47,5
Pegawai
Swasta
50 31,2 31,2 78,7
Wiraswasta
21 13,1 13,1 91,8
Ibu Rumah
Tangga
11 6,8 6,8 100,0
Lain-lain
0 0 0
Total 160 100,0 100,0
Sumber : Data diolah dari kuesioner, 2016
Berdasarkan pada tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa pekerjaan
terbanyak terdapat sebagai pegawai negeri sipil sebanyak 53 responden atau
33,1%. Pekerjaan yang terendah adalah sebagai ibu rumah tangga sebanyak 11
responden atau 6,8%. Secara umum responden yang mengunjungi store Levi’s di
Lippo Mall Karawaci bekerja sebagai pegawai negeri sipil.
d. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir dapat dilihat
pada tabel 4.4 di bawah ini :
5. 64
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
SD/
Sederajat
0 0 0 0
SMP/
Sederajat
6 3,7 3,7 3,7
SMA/
Sederajat
19 11,8 11,8 15,5
Diploma
15 9,3 9,3 24,8
S1
66 41,2 41,2 66
S2
44 27,5 27,5 93,7
S3
10 6,2 6,2 100,0
Total 160 100,0 100,0
Sumber : Data diolah dari kuesioner, 2016
Berdasarkan pada tabel 4.4 di atas menunjukkan pendidikan terakhir
terbanyak terdapat dari Strata 1 (S1) sebanyak 66 responden atau 41,2%.
Pendidikan terakhir yang terendah adalah berasal dari SMP/Sederajat sebanyak 6
responden atau 3,7%. Secara umum responden yang mengunjungi store Levi’s di
Lippo Mall Karawaci berpendidikan terakhir dari Strata 1 (S1).
6. 65
e. Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan per Bulan
Karakteristik responden berdasarkan penghasilan per bulan dapat dilihat
pada tabel 4.5 di bawah ini :
Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan per Bulan
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
≤ Rp.
3.000.000,-
12 7,5 7,5 7,5
Rp.
3.000.001.-
s.d Rp.
5.000.000,-
90 56,2 56,2 63,7
Rp.
5.000.001,-
s.d s.d Rp.
8.000.000,-
48 30 30 93,7
≥ Rp.
8.000.001,-
10 6,2 6,2 100,0
Total 160 100,0 100,0
Sumber : Data diolah dari kuesioner, 2016
Berdasarkan pada tabel 4.5 di atas menunjukkan penghasilan per bulan
terbanyak terdapat dari Rp. 3.000.001.- s.d Rp. 5.000.000,- sebanyak 90
responden atau 56,2%. Penghasilan per bulan yang terendah adalah ≥ Rp.
8.000.001,- sebanyak 10 responden atau 10%. Secara umum responden yang
mengunjungi store Levi’s di Lippo Mall Karawaci memiliki penghasilan per
bulan Rp. 3.000.001.- s.d Rp. 5.000.000,-.
7. 66
C. Metode Analisi Data : Structural Equation Modeling (SEM)
SEM (Structural Equation Modeling) adalah gabungan dari dua metode
statistik yang terpisah yaitu analisis faktor (factor analysis) yang dikembangkan di
ilmu psikologi dan psikometri serta persamaan simultan (silmutaneous equation
modeling) (Ghozali, 2008:3). Langkah-langkah pengujian yang dilakukan demi
terpenuhinya asumsi-asumsi SEM merupakan tuntunan untuk permodelan SEM
baik pada proses pengumpulan datanya maupun proses pengolahan data yang
menggunakan AMOS 18.0.
1. Uji Validitas dengan Analisis Faktor Konfirmatori (Confirmatory
Analysis Factor)
Analisis Faktor konfirmatori dilakukan antar variabel eksogen dan antar
variabel endogen. Pada model penelitian ini, terdapat dua variabel eksogen yaitu
atmosphere store dan promosi penjualan dan terdapat dua variabel endogen yaitu
shopping emotion dan minat beli. untuk itu, akan dilakukan uji faktor konfirmatori
antar variabel eksogen dan antar variabel endogen.
a. Analisis Faktor Konfirmatori Antar Konstruk Eksogen
Variabel eksogen adalah setiap variabel yang mempengaruhi variabel lain,
namum tidak dipengaruhi oleh variabel sebelumnya (Ghozali, 2008:6). Dalam
penelitian ini, variabel eksogen adalah atmosphere store dan promosi penjualan.
8. 67
Gambar 4.1
Analisis Faktor Konfirmatori Antara Konstruk Eksogen
Tabel 4.6
Hasil Standardized Regression Weights Antar Konstruk Eksogen
Estimate
AS8 <--- AS ,996
AS7 <--- AS ,009
AS6 <--- AS ,371
AS5 <--- AS ,557
AS4 <--- AS ,992
AS3 <--- AS ,507
AS2 <--- AS ,436
AS1 <--- AS ,490
PP4 <--- PP ,617
PP3 <--- PP ,680
PP2 <--- PP ,541
PP1 <--- PP ,553
Sumber : data yang diolah dari kuesioner, 2016
Dari gambar 4.1 dan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa dari uji validitas
dengan analisis faktor konfirmatori terdapat beberapa indikator dengan nilai
9. 68
standardized loading factor ≤ 0,50 yaitu AS7, AS6, AS2, dan AS1. Oleh karena
itu, indikator tersebut akan dihilangkan dari konstruk. Berikut diagram hasil dari
penghilangan indikator dan perhitungan kembali :
Gambar 4.2
Analisis Faktor Konfirmatori Antar Konstruk Eksogen (Modifikasi)
Tabel 4.7
Hasil Standardized Regression Weights Antar Konstruk Eksogen (Modifikasi)
Estimate
AS8 <--- AS ,997
AS5 <--- AS ,557
AS4 <--- AS ,991
AS3 <--- AS ,504
PP4 <--- PP ,617
PP3 <--- PP ,680
PP2 <--- PP ,541
PP1 <--- PP ,553
Sumber : data yang diolah dari kuesioner, 2016
Hasil dari modifikasi uji validitas eksogen analisis faktor konfirmatori
pada gambar 4.2 dan tabel 4.7, dapat diketahui bahwa tidak terdapat indikator
10. 69
dengan nilai standardized loading factor ≤ 0,50, hal tersebut menunjukkan bahwa
semua indikator tersebut dikatakan layak atau valid.
b. Analisis Faktor Konfirmatori Antar Konstruk Endogen
Variabel endogen adalah setiap variabel yang mendapat pengaruh dari
variabel lain (Ghozali, 2008:6). Variabel endogen adalah shopping emotion dan
minat beli.
Gambar 4.3
Analisis Faktor Konfirmatori Antar Konstruk Endogen
11. 70
Tabel 4.8
Hasil Standardized Regression Weights Antar Konstruk Endogen
Estimate
SE2 <--- SE ,796
SE1 <--- SE ,725
MB1 <--- MB ,502
MB2 <--- MB ,428
MB3 <--- MB ,624
MB4 <--- MB ,799
MB5 <--- MB ,695
MB6 <--- MB ,574
Sumber : data yang diolah dari kuesioner, 2016
Dari gambar 4.3 dan tabel 4.8, dapat diketahui bahwa uji validitas
endogen analisis faktor konfirmatori terdapat beberapa indikator dengan nilai
standardized loading factor ≤ 0,50 yaitu MB2 . Oleh karena itu, indikator
tersebut akan dihilangkan dari konstruk. Berikut diagram hasil dari penghilangan
indikator dan perhitungan kembali :
Gambar 4.4
Analisis Faktor Konfirmatori Antar Konstruk Endogen (Modifikasi)
12. 71
Tabel 4.9
Hasil Standardized Regression Weights Antar Konstruk Endogen
(Modifikasi)
Sumber : data yang diolah dari kuesioner, 2016
Hasil dari modifikasi uji validitas dengan analisis faktor konfirmatori
pada gambar 4.4 dan tabel 4.9, dapat diketahui bahwa sudah tidak terdapat
indikator dengan nilai standardized loading factor ≤ 0,50, hal tersebut
menunjukkan bahwa semua indikator tersebut dikatakan layak atau valid.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah ukuran mengenai konsistensi internal dan indikator-
indikator sebuah konstruk yang menunjukkan derajat sampai mana masing-
masing indikator itu mengindikasikan sebuah konstruk atau faktor laten yang
umum. Dengan kata lain bagaimana hal-hal spesifik saling membantu dalam
menjelaskan fenomena yang umum. Composite Reliability diperoleh melalui
rumus berikut :
Construct Reliability = (∑std.loading)²
(∑std.loading)²+∑ej
Dimana :
∑ = jumlah keseluruhan
Std. Loading diperoleh dari standardized loading factors untuk tiap-tiap indikator.
Estimate
SE2 <--- SE ,800
SE1 <--- SE ,721
MB1 <--- MB ,516
MB3 <--- MB ,573
MB4 <--- MB ,793
MB5 <--- MB ,728
MB6 <--- MB ,576
13. 72
ej = pengukuran error (measurement error) dari tiap-tiap indikator. Nilai batas
untuk menilai sebuah tingkat reliabilitas yang dapat diterima > 0,70 (Ghozali,
2008 : 137).
a. Uji Reliabilitas Variabel Eksogen
Tabel 4.10
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Eksogen
Loading Loading ²
Error
(ej)
(∑Loading)² Reliabel
AS8 0,997 0,994009 0,005991
9,296401 0,8642954
AS5 0,557 0,310249 0,689751
AS4 0,991 0,982081 0,017919
AS3 0,504 0,254016 0,745984
Jumlah 3,049 2,540355 1,459645
PP4 0,617 0,380689 0,619311
5,716881 0,6908365
PP3 0,68 0,4624 0,5376
PP2 0,541 0,292681 0,707319
PP1 0,553 0,305809 0,694191
Jumlah 2,391 1,441579 2,558421
Sumber : data yang diolah dari kuesioner, 2016
b. Uji Reliabilitas Variabel Endogen
Tabel 4.11
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Endogen
Loading Loading ²
Error
(ej) (∑Loading)² Reliabel
SE2 0,8 0,64 0,36
2,313441 0,7335873SE1 0,721 0,519841 0,480159
Jumlah 1,521 1,159841 0,840159
MB1 0,516 0,266256 0,733744
10,150596 0,9647253
MB3 0,573 0,328329 0,671671
MB4 0,793 0,628849 0,371151
MB5 0,728 0,529984 0,470016
MB6 0,576 0,331776 0,668224
Jumlah 3,186 2,085194 2,914806
Sumber : data yang diolah dari kuesioner, 2016
14. 73
Hasil dari uji reliabilitas pata tabel 4.10 dan 4.11, dapat diketahui bahwa
suatu instrumen dinyatakan reliabel bila koefisien reliabilitas minimal 0,60
(Sugiyono, 2014:184). Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel-variabel
tersebut telah memenuhi tingkat batas nilai reliabilitas.
3. Uji Normalitas Data
Evaluasi normalitas dilakukan dengan menggunakan kriteria critical
ratio skewness value ± 2,58 (signifikansi level 0,01). Data dapat disimpulkan
mempunyai distribusi normal jika kriteria critical ratio skewness value di bawah
harga mutlak 2,58. Hasil output normalitas data terlihat pada tabel 4.12 di bawah
ini :
Tabel 4.12
Uji Normalitas
Assessment of Normality
Variable min max Skew c.r. Kurtosis c.r.
MB6 1,000 5,000 -0,486 -2,511 0,574 1,483
MB5 1,000 5,000 -0,508 -2,622 0,211 0,545
MB4 1,000 5,000 -0,556 -2,872 0,360 0,930
MB3 1,000 5,000 -0,544 -2,809 0,299 0,773
MB2 1,000 5,000 -0,452 -2,332 0,107 0,276
MB1 1,000 5,000 -0,751 -3,877 0,385 0,995
SE1 1,000 5,000 -0,572 -2,953 -0,333 -0,860
SE2 1,000 5,000 -0,726 -3,752 0,412 1,063
PP1 1,000 5,000 -0,544 -2,810 0,447 1,154
PP2 1,000 5,000 -1,085 -5,602 1,522 3,931
PP3 1,000 5,000 -0,621 -3,209 0,112 0,289
PP4 1,000 5,000 -0,314 -1,619 -0,675 -1,743
AS1 1,000 5,000 -1,409 -7,278 1,620 4,182
AS2 1,000 5,000 -0,720 -3,719 0,322 0,830
AS3 2,000 5,000 -0,243 -1,256 -0,686 -1,772
AS4 1,000 5,000 -0,435 -2,247 -0,030 -0,078
AS5 1,000 5,000 -0,957 -4,941 0,951 2,456
AS6 1,000 5,000 -0,733 -3,784 0,467 1,205
15. 74
Variable min max Skew c.r. Kurtosis c.r.
AS7 1,000 5,000 -0,434 -2,239 -0,318 -0,822
AS8 1,000 5,000 -0,387 -1,997 -0,113 -0,293
Multivariate 9,963 2,124
Sumber : data yang diolah dari kuesioner, 2016
Dari data di atas menunjukkan bahwa terdapat beberapa indikator yang
memiliki nilai distribusi tidak normal secara univariate karena memiliki nilai
critical ratio skewness value diatas ± 2,58. Walaupun terdapat beberapa indikator
yang memiliki nilai distribusi diatas ± 2,58, tetap dikatakan bahwa data
berdistribusi normal secara univariate. Hal tersebut dikarenakan jumlah sampel
yang sudah termasuk kedalam jumlah sampel besar yaitu 160 dan nilai uji
normalitas multivariate memberikan nilai critical ratio 2,124, nilai yang masih
dibawah ± 2,58, maka dapat dikatakan bahwa data berdistribusi normal secara
multivariate.
4. Evaluasi Outlier
Outlier adalah kondisi observasi dari suatu data yang memiliki
karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi
lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim, baik untuk variabel tunggal
ataupun variabel-variabel kombinasi (Ghozali, 2008:227) mengutip dari Hair et al.
Tabel 4.13 Uji Data Outlier
Observations Farthest From The Centroid (Mahalanobis Distance)
Observation number Mahalanobis d-squared p1 p2
133 61,784 ,000 ,001
8 50,427 ,000 ,000
132 49,562 ,000 ,000
141 48,570 ,000 ,000
4 47,121 ,001 ,000
18 46,689 ,001 ,000
137 46,089 ,001 ,000
18. 77
Observation number Mahalanobis d-squared p1 p2
62 15,197 ,765 1,000
11 15,151 ,768 1,000
104 15,013 ,776 1,000
147 14,888 ,783 1,000
26 14,724 ,792 1,000
100 14,606 ,799 1,000
128 14,587 ,800 1,000
140 14,407 ,809 1,000
105 13,927 ,834 1,000
87 13,836 ,839 1,000
56 13,607 ,850 1,000
159 13,548 ,853 1,000
61 13,277 ,865 1,000
3 12,902 ,882 1,000
1 12,888 ,882 1,000
Sumber : data yang diolah dari kuesioner, 2016
Deteksi terhadap multivariate outlier dilakukan dengan memperhatikan
nilai mahalanobis distance. Kriteria yang digunakan adalah berdasarkan Chi-
squares pada derajat kebebasan (degrees of freedom) 20 yaitu jumlah variabel
indikator pada tingkat signifikansi p<0.001. Nilai mahalabonis distance X² (20,
0.001) = 67,98. Hal ini berarti semua kasus yang mempunyai nilai mahalabonis
distance lebih kecil dari 67,98 adalah multivariate outlier. Oleh karena itu,
berdasarkan hasil output dengan program AMOS 18.0 terdapat nilai mahalabonid
distance yang ada di bawah 67,98 akan dapat disimpulkan tidak terjadi outlier
pada data.
5. Analisis Model Penuh (Full Model)
Analisis selanjutnya adalah melakukan analisis full model struktural
dengan memasukkan indikator yang telah diuji dengan analisis faktor
19. 78
konfirmatori dan memiliki hasil yang sudah layak atau valid. Tampilan persamaan
model tersebut sebagai berikut :
Gambar 4.5
Analisis Model Penuh (Full Model)
Tabel 4.14
Hasil Standardized Regression Weights Model Penuh (Full Model)
Estimate
SE <--- AS -,096
SE <--- PP ,780
MB <--- SE -,048
MB <--- AS -,040
MB <--- PP ,799
AS8 <--- AS ,996
AS7 <--- AS ,009
AS6 <--- AS ,371
AS5 <--- AS ,557
AS4 <--- AS ,992
AS3 <--- AS ,507
AS2 <--- AS ,436
AS1 <--- AS ,490
PP4 <--- PP ,679
PP3 <--- PP ,638
20. 79
Estimate
PP2 <--- PP ,533
PP1 <--- PP ,527
SE2 <--- SE ,698
SE1 <--- SE ,826
MB1 <--- MB ,508
MB2 <--- MB ,424
MB3 <--- MB ,591
MB4 <--- MB ,807
MB5 <--- MB ,721
MB6 <--- MB ,552
Sumber : data yang diolah dari kuesioner, 2016
Dari gambar 4.5 dan tabel 4.14, dapat diketahui bahwa uji analisis full
model dengan analisis faktor konfirmatori terdapat beberapa indikator dengan
nilai Standardized loading factor ≤ 0,50 yaitu : AS7, AS6, AS2, AS1 dan MB2.
Oleh karena itu, indikator tersebut akan dihilangkan dari konstruk. Berikut
diagram hasil dari penghilangan indikator dan perhitungan kembali :
Hasil uji kelayakan model penuh ditunjukkan pada tabel 4.15 berikut ini :
Tabel 4.15
Hasil Uji Kelayakan Model Penuh (Full Model)
Goodness of Fit Indeks Cutt off Value Hasil Model Evaluasi
χ² Chi Square Diharapkan kecil,
lebih kecil
daripada χ² tabel
502,588
Belum
Terpenuhi
Significant Probability ≥ 0,05 0.000 Belum
Terpenuhi
RMSEA (The Root
Mean Square Error of
Approximation)
≤ 0,08 0,114 Belum
Terpenuhi
CMIN/DF (The
Minimum Sample
Discrepancy Function)
≤ 2,00 3,065 Belum
Terpenuhi
TLI (Tuckler Lewis
Index)
≥ 0,90 0,766 Belum
Terpenuhi
CFI (Comparative Fit
Index)
≥ 0,90 0,766 Belum
Terpenuhi
Sumber : data yang diolah dari kuesioner, 2016
21. 80
Berdasarkan pada tabel 4.15 ada beberapa yang tidak memenuhi kriteria
hasil kelayakan model maka dilakukan modifikasi. Di lihat dari nilai yang terbesar
pada tabel 4.16 Modification Indices yaitu dengan membuat kovarian antara error
2 dengan error 1.
Tabel 4.16
Modification Indices
M.I. Par Change
e17 <--> e19 12,350 -,153
e16 <--> e19 8,076 -,134
e16 <--> e17 25,120 ,269
e15 <--> e18 4,513 -,090
e14 <--> e20 5,046 ,099
e9 <--> z1 4,335 -,081
e9 <--> e13 7,471 -,135
e10 <--> e9 10,115 ,153
e11 <--> e20 16,735 -,186
e11 <--> e19 9,289 ,133
e11 <--> e14 12,107 -,166
e12 <--> z1 10,189 ,122
e12 <--> e13 6,879 ,129
e1 <--> PP 8,933 ,128
e1 <--> e16 6,654 ,162
e2 <--> PP 13,158 ,146
e2 <--> AS 4,886 -,126
e2 <--> z2 5,501 ,073
e2 <--> e14 5,199 -,120
e2 <--> e1 63,579 ,510
e3 <--> PP 14,010 ,132
e3 <--> AS 5,202 -,113
e3 <--> e9 16,655 ,189
e3 <--> e2 4,836 ,116
e5 <--> PP 12,174 ,133
e5 <--> AS 4,520 -,115
e5 <--> z1 5,262 ,096
e5 <--> z2 5,231 ,067
e5 <--> e15 8,413 ,167
23. 82
Gambar 4.6
Analisis Model Penuh Modifikasi (Full Model Modification)
Tabel 4.17
Hasil Standardized Regression Weights Model Penuh Modifikasi
(Full Model Modification)
Estimate
SE <--- AS -,093
SE <--- PP ,776
MB <--- SE -,030
MB <--- AS -,046
MB <--- PP ,796
AS8 <--- AS ,997
AS5 <--- AS ,557
AS4 <--- AS ,991
AS3 <--- AS ,504
PP4 <--- PP ,673
PP3 <--- PP ,642
PP2 <--- PP ,533
PP1 <--- PP ,530
SE2 <--- SE ,701
SE1 <--- SE ,823
24. 83
Estimate
MB1 <--- MB ,520
MB3 <--- MB ,547
MB4 <--- MB ,799
MB5 <--- MB ,751
MB6 <--- MB ,552
Sumber : data yang diolah dari kuesioner, 2016
Hasil dari modifikasi uji validitas dengan analisis faktor konfirmatori
pada gambar 4.5 dan tabel 4.14, dapat diketahui bahwa sudah tidak terdapat
indikator dengan nilai standardized loading factor ≤ 0,50, hal tersebut
menunjukkan bahwa semua indikator tersebut dikatakan layak atau valid.
Hasil uji kelayakan model penuh ditunjukkan pada tabel 4.15 berikut ini
:
Tabel 4.18
Hasil Uji Kelayakan Model Penuh Modifikasi (Full Model Modification)
Goodness of Fit Indeks Cutt off Value Hasil Model Evaluasi
χ² Chi Square Diharapkan kecil,
lebih kecil
daripada χ² tabel
205,784 Terpenuhi
Significant Probability ≥ 0,05 0.036 Mendekati
RMSEA (The Root
Mean Square Error of
Approximation)
≤ 0,08 0,065 Terpenuhi
CMIN/DF (The
Minimum Sample
Discrepancy Function)
≤ 2,00 1,750 Terpenuhi
TLI (Tuckler Lewis
Index)
≥ 0,90 0.966 Terpenuhi
CFI (Comparative Fit
Index)
≥ 0,90 0,949 Terpenuhi
Sumber : data yang diolah dari kuesioner, 2016
Hasil uji kelayakan model pada tabel 4.18 menunjukkan bahwa indikator
yang digunakan untuk membentuk model penelitian ini hampir semua telah
kriteria-kriteria goodness of fit yang ditunjukkan pada kolom cut of value. Maka
25. 84
dapat dikatakan untuk membentuk sebuah model penelitian serta telah memenuhi
kriteria kelayakan sebuah model.
6. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan dasar hasil pengolahan data
yang telah dilakukan dengan menggunakan program AMOS 18.0. Hasil pengujian
ini menunjukkan apakah semua jalur yang dianalisis menunjukkan critical ratio
yang signifikan, terlihat dari besarnya koefisien jalur (estimate and standardized
estimate) dengan nilai c.r. yang memiliki tingkat signifikansi yang lebih kecil dari
5%. Jika hasil pengolahan data dapat memenuhi persyaratan tersebut, maka
hipotesis ditolak. Pengujian hipotesis pada penelitian ini akan dibahas secara
terperinci dan bertahap sesuai dengan urut-urutan hipotesis yang diajukan. Dalam
penelitian ini, ada 5 hipotesis yang diajukan dan pembahasannya secara lengkap
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.19
Hasil Uji Regression Weight Full Model
Estimate S.E. C.R. P
SE <--- AS -,060 ,091 -,661 ,509
SE <--- PP ,797 ,192 4,146 ,002
MB <--- SE -,023 ,141 -,166 ,868
MB <--- AS -,023 ,069 -,330 ,741
MB <--- PP ,631 ,220 2,875 ,004
Sumber : data yang diolah dari Kuesioner, 2016
Berdasarkan hasil pengolahan data diketahui bahwa C.R. (Critical Ratio)
untuk pengaruh langsung antara atmosphere store terhadap shopping emotion
seperti yang telah disajikan dalam tabel 4.16 adalah C.R. (critical ratio) sebesar -
0.661 dengan probability sebesar 0,509 dimana nilai tersebut lebih besar dari
26. 85
alpha 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa atmosphere store tidak
berpengaruh terhadap shopping emotion.
Sementara itu, untuk pengaruh langsung antara promosi penjualan
terhadap shooping emotion dengan nilai C.R. (critical ratio) sebesar 4,146 dan
probability sebesar 0,002 dimana nilai tersebut lebih kecil dari alpha 0,05.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa promosi penjualan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap shopping emotion.
Selain itu, untuk pengaruh langsung antara shopping emotion terhadap
minat beli memperoleh nilai C.R. (critical ratio) sebesar -0,166 dan dengan
probability 0,868 yang lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
shopping emotion tidak berpengaruh terhadap minat beli.
Kemudian yang terakhir untuk pengaruh atmosphere store terhadap
minat beli memperoleh nilai C.R. (critical ratio) sebesar -0,330 dengan
probability 0,741 dimana nilai tersebut lebih besar dari alpha 0,05. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa atmosphere store tidak berpengaruh terhadap minat beli.
Kemudian yang terakhir untuk pengaruh langsung antara promosi
penjualan terhadap minat beli dengan nilai C.R (critical ratio) sebesar 2,875
dengan probability 0,004 yang lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa promosi penjualan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli.
27. 86
D. Pembahasan
1. Pengaruh Atmosphere Store terhadap Shopping Emotion
Berdasarkan hasil hipotesis pada penelitian ini menunjukkan hasil bahwa
atmosphere store tidak berpengaruh terhadap shopping emotion. Peneliti
berasumsi bahwa banyaknya store dengan berbagai macam brand besar terdapat
di Matahari departement store sehingga membuat konsumen mimiliki banyak
pilihan untuk berbelanja, sehingga tidak terbangunnya shopping emotion yang
secara khusus tertuju pada store Levi’s. Hasil hipotesis ini berbeda dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Saeed Gholami, Niousha Dehbini, Atefeh Shekari
(2016) bahwa suasana toko memiliki dampak yang signifikan terhadap persepsi
pelanggan dan nilai belanja hedonik dan nilai utilitarian. Perasaan berbelanja
seseorang tidak di titik beratkan pada suasana toko yang harus menarik, namun
hal tersebut hanya menjadi instrumen kecil yang terjadi di store levi’s pada
matahari departement store Lippo Mall karawaci. Oleh karena itu, atmosphere
store tidak berpengaruh terhadap shopping emotion konsumen levi’s di matahari
departement store Lippo Mall Karawaci.
2. Pengaruh Promosi Penjualan terhadap Shopping Emotion
Berdasarkan hasil hipotesis pada penelitian ini menunjukkan bahwa
promosi penjualan berpengaruh positif dan signifikan terhadap shopping emotion.
Peneliti berasumsi bahwa promosi penjualan merupakan faktor yang harus
ditingkatkan untuk membangun shopping emotion, terlebih konsumen menyukai
rangsangan berbelanja dengan mendapatkan promo-promo. Membangun
rangsangan dengan memberi promo yang lebih menarik dan lebih dapat
28. 87
mempengaruhi konsumen agar dapat membelanjakan uangnya di store Levi’s.
Hasil hipotesis ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Denny Kurniawan dan Yohanes Sondang Kunto Ssi, Msc (2013) yang
membuktikan bahwa Media promosi disini berperan cukup besar dalam
membentuk emosi seorang konsumen. Karena penggunaan media ini adalah untuk
mendorong seseorang untuk membeli produk yang bukan mereka butuhkan
namun yang mereka inginkan. Oleh karena itu, promosi penjualan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap shopping emotion konsumen levi’s di matahari
departement store Lippo Mall Karawaci.
3. Pengaruh Shopping Emotion terhadap Minat Beli
Berdasarkan hasil hipotesis pada penelitian ini adalah shopping emotion
tidak berpengaruh terhadap minat beli. Penliti berasumsi bahwa penyebab
konsumen tidak memiliki hasrat untuk membeli yaitu karena tidak adanya
ketertarikan secara emosional terhadap store. Jika konsumen tidak memiliki
gairah untuk berbelanja maka konsumen tidak akan melakukan pembelian. Hasil
hipotesis ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fahmi Nur
Winawati dan Saino (2015) yang membuktikan bahwa shopping emotion
memiliki hubungan yang signifikan dengan minat beli. Hal ini kemungkinan
karena orang akan membeli produk levi’s tidak harus selalu dengan hati senang
dalam membelinya, namun dengan kondisi netral atau tidak senang tidak sedih.
Dikarenakan daya tarik brand yang sudah cukup besar dapat menarik minat beli
seseorang dengan otomatis. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa shopping
29. 88
emotion tidak mempengaruhi minat beli konsumen levi’s di matahari departement
store Lippo Mall Karawaci.
4. Pengaruh Atmosphere Store terhadap Minat Beli
Berdasarkan hasil hipotesis pada penelitian ini adalah bahwa atmosphere
store tidak berpengaruh terhadap minat beli. Peneliti berasumsi bahwa banyaknya
store dengan berbagai macam brand besar terdapat di Matahari departement store
sehingga membuat konsumen mimiliki banyak pilihan untuk berbelanja, sehingga
berdampak pada minat beli konsumen yang secara khusus tidak tertuju pada store
Levi’s melainkan pada store lain. Hasil hipotesis ini tidak sejalan dengan
peneltian yang di teliti oleh Ni Luh Julianti1, Made Nuridja1, Made Ary
Meitriana2 (2014), dari hasil penelitiannya dihasilkan bahwa Persamaan garis
regresi untuk menggambarkan pengaruh exterior, general interior, store layout
dan interior display terhadap minat beli konsumen pada Toserba Nusa Permai
tahun 2014. Karena dengan letak store levi’s yang berdampingan dengan brand
lain di dalam satu ruang lingkup departement store, mengakibatkan tidak ada
pengaruhnya atmosphere store levi’s di matahari departement store dengan minat
beli konsumen. karena design setiap brand yang hampir sama. Oleh karena itu,
atmosphere store tidak berpengaruh terhadap minat beli konsumen levi’s di
matahari departement store Lippo Mall Karawaci.
5. Pengaruh Promosi Penjualan terhadap Minat Beli
Berdasarkan hasil hipotesis pada penelitian ini menunjukkan hasil
bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara promosi penjualan dengan
minat beli. Peneliti berasumsi bahwa promosi penjualan merupakan faktor yang
30. 89
harus ditingkatkan untuk membangun minat beli, terlebih konsumen menyukai
rangsangan berbelanja dengan mendapatkan promo-promo. Membangun
rangsangan dengan memberi promo yang lebih menarik dan lebih dapat
mempengaruhi konsumen agar dapat membelanjakan uangnya di store Levi’s.
Hasil hipotesis ini didukung dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Febby Swisstiani (2014) yang membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan antara promosi penjualan dan minat beli di zalora. Semakin
beraneka ragam dan besar promosi penjualannya maka akan menarik minat beli
yang tinggi pula . Oleh karena itu, promosi penjualan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap minat beli konsumen levi’s di matahari departement store
Lippo Mall Karawaci.