SIM, Bintang Wijaya Andita, Prof. Hapzi Ali, Sistem Informasi Dan Database, U...
DATABASE_KONSEP
1. BAB 4
KONSEP DAN PERANAN DATABASE DI DALANI SIM
Konsep Sistem Database
Di dalam dunia usaha dan dunia kerja, informasi merupakan bagian penting dan sangat
berharga. Informasi yang akurat dan tepat waktu akan membantu manajer dalam mengambil
kcputusan dan menentukan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mernpertahankan dan
mengembangkan organisasi dan usahanya. Untuk itu, diperlukan suatu sistem database yang
lengkap, akurat, dan dapat ditampilkan seeara cepat dan mudah setiap kali diperlukan.
Keberhasilan suatu sistem informasi manajemen (SIM) sangat dipengaruhi oleh sistem database
yang merupakan salah satu elemen penyusun sistern tersebut. Semakin lengkap, akurat, dan
mudah dalam menampilkan kembali data-data yang termuat dalam sistem database, akan
semakin meningkatkan kualitas SIM tersebut. Oleh karena itu, sangatlah penting menyusun
sistem database yang baik, yang mampu memenuhi segala kebutuhan data atau informasi
pemakainya.
Manajemen database merupakan bagian dari manajemen sumber daya informasi serta
memastikan bahwa sumber daya data perusahaan mencerminkan secara akurat sistem fisik yang
di wakilinya. Sumber daya data disimpan dalam media penyimpanan sekunder yang dapat
mengambil bentuk berurutan (sequential) atau akses langsung (direct access). Pita magnetik
merupakan media penyimpanan sequential yang paling populer dan piringan magnetik (hard
disk) merupakan cara utama mencapai akscs laugsung. Sebelum era sistem database, setiap
perusahaan mengulumi keterbatasan dalarn manajemen data mereka karena cara pengaturan data
dalam penyimpanan sekunder. Usaha mula-mula untuk mengatasi kendala ini meliputi
penyortiran dan penggabungan file, pemrograman komputer yang ekstensif untuk mencari dan
mencocokan catatan file serta indeks file dan kaitan yang dibangun ke dalam catatan data.
Konsep database dibangun di atas indeks dan kaitan untuk mencapai suatu hubungan yang logis
antara beberapa file.
Tujuan sistem database meliputi penyediaan sarana akses yang fleksibel, pemeliharaan
integritas data, proteksi data dari kerusakan, dan penggunaan yang tidak legal serta penyediaan
sarana untuk penggunaan secara bersama (share), seperti keterhubungan data, pengurangan atau
2. meminimalkan kerangkapan data (redudancy), menghilangkan ketergantungan data pada
program-program aplikasi, menstandarkan definisi elemen data, dan meningkatkan produktivitas
personil sistem informasi, Sedangkan tujuan pengembangan sistem database berhubungan erat
dengan masalah-masalah yang timbul dalam file sistem database. Karena itu, bagian ini akan
membahas tujuan dan masalah pengembangan sistem database secara bersama-sama. Proyek
pengembangan sistem database bukan hanya sekadar menyusun file-file yang diperlukan untuk
disimpan sebagai database, tetapi juga termasuk mengatur bagaimana agar sistem database
tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal oleh pemakai untuk memenuhi kebutuhan datanya.
Jadi, pengembangan proyek sistem database meliputi pengembangan file database, perangkat
lunak, perangkat keras, dan menyiapkan personil-personil yang terlibat dalam penggunaan sistem
database agar dapat memanfaatkannya dengan baik dan benar.
Pengertian Sistem Database
Perangkat lunak yang mengelola database disebut sistem manajemen database (database
management system) - DBMS. Semua DBMS memiliki suatu pengolah bahasa deskripsi data
(data description language processor) yang digunakan untuk menciptakan database serta
suatu pengelola database yang menyediakan isi database bagi pemakai. Pemakai menggunakan
manipulasi data dan query language. Orang yang bertanggung jawab atas database dan DBMS
adalah pengelola database (database administrator) atau disingkat DBA. DBMS menyediakan
keuntungan yang nyata bagi perusahaan yang menggunakan komputer mereka sebagai suatu
sistem informasi. Mengetahui dengan jelas arti dan batasan database dan sistem database adalah
penting, sebelum memasuki pembahasan yang lebih lanjut. Beberapa literatur telah memberi arti
pada istilah tersebut. Berikut ini pengertian database yang diberikan oleh James Martin dalam
bukunya "Database Organization" sebagai berikut:
Database adalah suatu kumpulan data terhubung (interrelated data) yang disitnpan
secara bersama-sama pada suatu media, tanpa mengatap satu sama lain atau tidak perlu
suatu kerangkapan data (controlled redundancy) dengan cara tertentu sehingga mudah
digunakan atau ditampilkan kembali dapat digunakan oleh satu atau lebih program
aplikasi secara optimal data disimpan tanpa mengalami ketergantungan pada program
yang akan menggunakannya data disimpan sedemikian rupa sehingga penambahan,
pengambilan, dan modifikasi dapat dilakukan dengan mudali dan terkontrol.
3. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem database mempunyaibeberapa
kriteria yang penting, yaitu:
A. Bersifat data oriented dan bukan program oriented.
B. Dapat digunakan oleh beberapa program aplikasi tanpa perlu mengubah databasenya.
C. Dapat berkembang dengan mudah baik volume maupun struktumya.
D. Dapat memenuhi kebutuhan sistem-sistem baru secara mudah.
E. Dapat digunakan dengan cara-cara yang berbeda.
F. Kerangkapan data (data redundancy) minimal.
Keenam kriteria tersebut membedakan secara nyata/jelas antara file database dan file
tradisional yang bersifat program oriented, yaitu hanya dapat digunakan oleh satu program
aplikasi; berhubungan dengan suatu persoalan tertentu untuk sistem yang direncanakan;
perkembangan data hanya mungkin terjadi pada volume data saja; kerangkapan data terlalu
sering muncul/tidak terkontrol dan hanya dapat digunakan dengan satu cara tertentu saja.
Selanjutnya, James F. Courtney Jr. dan David B. Paradice dalam buku "Database System for
Management" menjelaskan:
Sistem database adalah sekumpulan database yang dapat dipakai secara bersama-sama,
personal-personal yang merancang dan mengelola database, teknik-teknik untuk merancang
dan mengelola database, serta komputer untuk mendukungnya.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem database mempunyai beberapa
elemen penting, yaitu database sebagai inti sistem database, perangkat lunak untuk mengelola
database, perangkat keras sebagai pendukung operasi pengolahan data, serta manusia
mempunyai peran penting dalam sistem tersebut. Selain itu, ada suatu definisi yang mengatakan
bahwa sistem database adalah suatu koleksi data komputer yang terintegrasi, diorganisasikan,
dan disimpan dalam suatu cara yang memudahkan pengambilan kembali. DASD (direct access
storage device) harus digunakan. Gambar di bawah menunjukkan banyak file perusahaan dapat
terintegrasi secara logis. Integrasi logis dari catatan dalam banyak file ini disebut konsep
database. Garis-garis dalam gambar mewakili integrasi logis. Dua tujuan utama dari konsep
database adalah meminimumkan pengulangan dan mencapai independensi data. Independensi
data adalah kemampuan untuk membuat perubahan dalam struktur data tanpa membuat
perubahan pada program yang memproses data. Independensi data dicapai dengan menempatkan
4. spesifikasi dalam tabel dan kamus terpisah secara fisik dari program. Program mengacu pada
tabel untuk mengakses data. Perubahan struktur data hanya dilakukan sekali, yaitu dalam tabel.
Suatu perusahaan mengadopsi konsep database dan hirarki data menjadi:
Database
File
Catatan
Elemen data
File-file sendiri dapat tetap ada, mewakili komponen-komponen utama dari database; namun
organisasi fisik dari data tidak menghambat pemakai. Tersedia berbagai carauntuk
mengintegrasikan isi file-file yang memiliki hubungan logis.
File File File
File
Statistic pelanggan Piutang
Wiraniaga
Penjualan Dagang
File File File File
pembeli Persediaan Pemasok Hutang
Dagang
File File buku
Pesanan Besar
Pembelian
Database terdiri dari Satu/Beberapa File
5. Model Sistem Database
Ada beberapa model data di dalam suatu sistem database. Model data merupakan suatu
cara untuk menjelaskan bagaimana pemakai (user) dapat melihat data secara logis. Pemakai tidak
perlu memperhatikan bagaimana data disimpan dalam media penyimpan secara fisiko
Penggolongan model data ditunjukkan dalam gambar pada Bab II. Beberapa model data akan
ditinjau pada bagian ini dan untuk selanjutnya model data relasional (relational data model)
menjadi model data terpilih yang akan mendominasi dalam pembahasan lebih lanjut, bahkan
juga akan ditinjau secara lebih mendalam pada bab sendiri.
A. Object based data model merupakan himpunan data dan prosedur/ relasi yang menjelaskan
hubungan logis antardata dalam suatu database berdasarkan objek datanya.
a. Entity relationship model merupakan suatu model untuk menjelaskan hubungan antar data
dalam database berdasarkan suatu persepsi bahwa real world terdiri dari objek dasar yang
mempunyai hubungan/relasi antara objek-objek tersebut. Relasi antar objek dilukiskan
menggunakan simbol grafis tertentu. Contoh entity relationship model terlihat dalam
Gambar 4.2. Gambar tersebut dimaksudkan untuk menjelaskan relasi antardata dalam
suatu bank X. Bank X merupakan real world dan mempunyai ban yak objek dasar.
Beberapa objek dasar yang ada, misalnya Customer dan Tabungan. Seorang customer
mempunyai atribut Nama, Alarnat, No-Tabungan, dan atribut lainnya. Objek Tabungan
mempunyai atribut No-Tabungan, Saldo, dan atribut lain yang diperlukan. Suatu relasi
Bank X terjadi karena customer dengan No-Tabungan tertentu mempunyai hubungan
secara logis dengan objek Tabungan pada atribut No-Tabungan yang sesuai. Berdasarkan
relasi tersebut, pihak Bank X dapat mengetahui data tentang customer dan Tabungan yang
bersesuaian dengan customer tersebut. Arti simbol yang digunakan pada gambar di atas
adalah sebagai berikut:
: Menunjukkan obyek dasar
: Menunjukkan relasi
: Menunjukkan atribut dari obyek dasar
: Menunjukkan adanya relasi
6. b. Semantic model hampir sama dengan entity relationship model. Relasi antarobjek dasar
tidak dinyatakan dengan simbol, tetapi menggunakan kata-kata (semantic). Sebagai
contoh, masih menggunakan relasi pada Bank X sebagaimana contoh sebelumnya,
semantic model adalah seperti terlihat pada Gambar 4.3.
No Customer Bank X Tabungan Atribut
Tabungan lain
Nama Saldo
Alamat Atribut No
Lain Tabungan
Contoh Entity Relationship Model
Bank X
Melayani Adalah Nasabah
Mempunyai Adalah
Tabungan Customer Amir
No. Saldo Alamat No
Tabungan Tabungan
Contoh Semantic Model
7. Tanda-tanda yang digunakan dalam semantic model adalah sebagai berikut:
menunjukkan adanya relasi
menunjukkan atribut
B. Record based data model. Model ini berdasarkan pada record untuk menjelaskan kepada
user tentang hubungan logis antardata dalam database.
1. Relational model, menjelaskan kepada user tentang hubungan logis antardata dalam
database dengan memvisualisasikan ke dalam bentuk tabel yang terdiri dari sejumlah
baris dan kolom yang menunjukkan atribut tertentu.
Tabel 4.1 Relasional Model
Kode MK Nama MK SKS
K-0101 Statistika 2
K-1101 Algoritma 4
K-0202 Manajemen 2
K-2202 Aljabar 3
Contoh relational model terlihat pada Tabel 4.1. Pada tabel tersebut, banyaknya kolom
dalam tabel disebut sebagai derajat (degree). Dalam contoh ini, file MATA KULIAH
berderajat tiga (ternary relation), sedangkan baris merupakan kumpulan kolom (atribut).
Satu baris data dalam satu tabel disebut record/tuple dan banyaknya baris dalam satu
tabel disebut cardinality. Pada contoh ini, file MATA-KULIAH bercadinality empat.
Selanjutnya, dalam sembarang relational database, setiap data item pada baris dan kolom
tertentu harus mempunyai nilai yang tidak dapat dipecahkan lagi (atomic value). Contoh
di atas telah menunjukkan hal ini. Model data relasional dapat diketahui/dipahami,
diingat, dan divisualisasikan secara relatif lebih mudah dari pada model data lainnya.
2. Hieralchycal model, sering pula disebut tree structure. Ini menjelaskan kepada user
tentang hubungan logis antardata dalam database dalam bentuk hubungan bertingkat
(hierarchy). Elemen penyusunnya disebut node yang pada kenyataannya dapat berupa
rinci data, agregat data, atau record. Level paling tinggi dalam suatu hirarki harus hanya
terdapat satu node dan disebut root. Suatu node pada level yang lebih rendah hanya
8. diizinkan mempunyai satu relasi dengan node pada tingkat yang lebih
tinggi yang disebut parent. Sedangkan kebalikannya, parent dapat mempunyai level lebih
rendah dan dihubungkan dengan parent. Suatu node yang tidak mempunyai child disebut
leaves. Jadi, dalam hierarchycal model tidak ada child yang mempunyai lebih dari satu
parent. Pad a Gambar 4.4, node 1 disebut root. Node 2 adalah parent dari node 5 dan 6,
node 5 dan 6 adalah child dari node 2. Node 3 adalah parent dari node 7, 8, dan 9,
sebaliknya node 7, 8, dan 9 adalah child dari node 3. Demikian pula terjadi terhadap
node-node lam dalam gambar tersebut.
Level 1 1
Level 2 2 3 4
Level 3 5 6 7 8 9 10 11 12
Level 4 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Contoh Bentuk Hierarchycal Mode
Level 1 1
Level 2 2 3 4
Level 3 5 6 7 8 9 10 11 12 13
9. 1
2 3
4 5 6 7
8 9 10 11 12 13 14 15
Node 6,10,12,13 sampai node 21 disebut leaves. Dalam hierarchycal model dikenal
adanya balanced tree, unbalanced tree, dan binary tree. Balanced tree adalah suatu tipe
data dalam model hirarki bila masing-masing node mempunyai cabang yang jumlahnya
sama dan kapasitas percabangannya dimulai pada level paling atas, kemudian menurun,
berkembang dari kiri ke kanan dalam masing-masing level yang sama. Dengan kata lain,
setiap node parent mempunyai jumlah node child yang sarana pada semua tingkat atau
level sebagaimana terlihat pada Gambar 4.5.
Binary tree adalah suatu tipe data khusus dari balanced tree. Di sini, setiap node pad a
semua level kecuali level paling rendah mempunyai dua cabang node di bawahnya atau
setiap node parent mempunyai dua node child sebagaimana terlihat pada Gambar4.6.
Unbalanced tree adalah suatu tipe data dalam model hirarki dengan jumlah node cabang
yang sembarang pada tiap-tiap levelnya. Dengan kata lain, node parent dapat mempunyai
jumlah node child secara bebas (lihat Gambar 4.7). Contohnya, hubungan logis antardata
yang dipresentasikan dalam hierarchycal model seperti yang ditunjukkan dalam Gambar
4.8.
10. 1
2 3
4 5 6 8
7
9 12 13 14
10 11
Unbalanced Tree
3. Network model : Ini sering disebut sebagai plex structure. Kata network model adalah
sinonim plex structure. Seperti halnya pada hirarki model, network model dapat
dideskripsikan ke dalam struktur parent dan child dan digambarkan sedemikian rupa
sehingga child pasti berada pada level yang lebih rendah dari pada parent. Dalam network
model, sebuah child dapat mempunyai lebih dari satu parent. Hal ini yang membedakan
antara hierarchycal model dan network model. Teknik leveling pada network model
adalah sama dengan teknik leveling pada hirarki model. Contoh bentuk network model
terlihat pada Gambar 4.9.
Dalam Gambar 4.9, pada contoh (a) masing-masing child mempunyai dua parent; dalam
contoh (b) tidak ada indikasi yang diberikan tentang bagaimana hubungan/relasi child
parentnya tetapi dapat dipastikan bahwa node terendah pada contoh tersebut mempunyai
dua buah parent; contoh (c) cukup jelas untuk dipahami sebagai network model. Contoh
sederhana hubungan legis antardata dalan database yang direpresentasikan dalam
network model terlihat pada Gambar 4.9. Dalam Gambar 4.9, node-node parent adalah
001 : Tini, 002 : Tino, dan 003 : Toni. Beberapa child yang ada, yaitu MK I : PASKAL,
MK2 : BASIC, MK3 : C, dan MK4 : ALGORITMA mempunyai lebih dari satu node
11. parent. Sebagaimana ciri network model, contoh yang diberikan di sini telah
menunjukkan sebagai model tersebut.
Parent
Child
001 TINI MK 1 PASCAL
MK 2 BASIC
002 TINO
MK 3 C
003 TONI MK 1 ALOGARITMA
Contoh Network Model
C. Physical. based data model digunakan untuk menjelaskan kepada pemakai (user) tentang
bagaimana data dalam database disimpan dalam media penyimpanan yang digunakan secara
fisik. Model ini lebih berorentasi pada mesin (machine oriented). Terdapat dua model
dalam physical based data model, yaitu unifying model dan frame memory.
Elemen Sistem Database
Sistem database mempunyai beberapa elemen penyusun sistem. Elemen-elemen pokok
penyusun sistem database adalah sebagai berikut:
A. Data base
Elemen ini telah dibahas secara rinci di depan sehingga tidak perlu dibahas lagi pada bagian
ini.
B. Software (perangkat lunak)
12. Perangkat lunak yang digunakan dalam suatu sistem database terdiri dari dua macam, yaitu
Data Base Management System (DBMS) dan Data Base Application Software (DB AS).
Pembahasan tentang DBMS akan dijumpai pada bagian lain secara terpisah, sedangkan
DBAS tidak akan dibahas di sini.
Ada perbedaan menyolok antara program aplikasi untuk database dengan program aplikasi
dalam bahasa pemrograman tingkat tinggi secara konvensional. Perbedaan tersebut meliputi
cara deskripsi data dan relasi antardata dan penggunaan report generator dalam program
aplikasi untuk database. Dalam beberapa kasus, program aplikasi untuk sistem database
mempunyai tingkat kemudahan yang lebih tinggi dari pada pendekatan program dalam file
konvensional.
C. Hardware (perangkat keras)
Perangkat keras dalam suatu sistem database mempunyai komponen utama yang berupa
unit pusat pengolah (Central Processing Unit atau CPU) dan unit penyimpan (storage
unit). CPU mempunyai beberapa bagian penting, yaitu unit aritmatika dan logika
(Aritmetic and Logic Unit atau ALU), memori utama (main memory), dan unit pengendali
(Control Unit). Storage unit merupakan suatu peralatan fisik yang digunakan sebagai
media penyimpan data dalam suatu sistem database. Media penyimpan yang umum
digunakan adalah magnetic disk (hard disk dan flopy disk). Sedang media penyimpan
untuk data cadangan (back up data) yang umum adalah magnetic tape.
D. Manusia (brainware)
Manusia merupakan elemen penting pada sistem database. Tipe orang yang
menggunakan sistem database adalah berbeda-beda dan mempunyai kebutuhan yang
berbeda-beda pula. Seorang manajer memerlukan informasi tersaring untuk membuat
keputusan dan personal klerikal mempunyai tugas memasukkan data dari sumber
dokumen ke dalam sistem. Pelanggan memerlukan data tentang order atau rekening.
Pemerintah mempunyai kebutuhan informasi keuangan dan laporan ketenaga kerjaan.
Sedangkan investor memerlukan data tentang kesehatan perusahaan dan auditor
melakukan audit untuk membuat pemyataan keuangan. Suatu sistem database harus
memberi pemusatan perhatian pada pernakai.
13. Organisasi File Sistem Database
Ada beberapa tipe organisasi file database yang digunakan, yaitu susunan berurutan
(sequential), berurutan diindeks (indexed sequential), acak irandomv; dan acak diindeks (indexed
random). Tujuan organisasi file dalam sistem database adalah:
A. Menyediakan sarana pencarian record bagi pengolah, seleksi/penyaringan.
B. Memudahkan penciptaan atau pemeliharaan file.
Organisasi file database harus mempertimbangkan beberapa hal penting, yaitu:
a) Kemudahan dalam menyimpan dan pengambilan data.
b) Kecepatan akses/efisiensi akses.
c) Efisiensi penggunaan media penyimpan (storage device).
Terdapat dua jenis penyimpanan file yang digunakan, yaitu:
A. Piranti Akses Serial (Sequential Access Storage Device atau SASD). Contoh peralatan yang
termasuk jenis ini adalah magnetic tape dan pita magnetic.
Ciri-ciri peranti ini adalah sebagai berikut:
a. Proses pembacaan rekaman harus berurutan.
b. Tidak ada pengalamatan.
c. Data disimpan dalam blok-blok.
d. Proses write hanya bisa dilakukan sekali saja.
e. Kecepatan akses datanya sangat tergantung pada:
1. Kerapatan pita (char/inci).
2. Kecepatan pita (inci/detik).
3. Lebar celah/gap antarblok.
B. Peranti Akses Direct (Direct Access Storage Device atau DASD). Peranti ini mempunyai
ciri:
a. Pembacaan rekaman tidak harus urut.
14. b. Mempunyai alamat.
c. Data dapat disimpan dalam karakter atau blok.
d. Proses write dapat dilakukan beberapa kali.
Contoh peranti akses tipe direct adalah cakram magnetic (magnetic disk) yang terdiri dari
hard disk dan floppy disk.
Selanjutnya, terdapat tiga metode susunan file dalam media penyimpanan fisik yang lazim
digunakan, yaitu:
A. Sequential.
Metode ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Rekaman disimpan berdasarkan suatu kunci.
b. Pencarian rekaman tertentu dilakukan record demi record sesuai kuncinya.
Metode ini baik digunakan apabila pengolahan terhadap database bersifat periodik dan
menyeluruh.
B. Random.
Dalam metode ini kunci rekaman ditransformasikan ke alamat penyimpan dalam media fisik
secara acak (random). Metode ini akan menimbulkan beberapa masalah, yaitu adanya alamat
yang muncul lebih dari satu kali dan ada alamat yang tidak pemah muncul sama
sekali. Permasalahan seperti ini diatasi dengan teknik overflow location, yaitu dengan
menggunakan alamat yang ada di sampingnya. Bagaimana cara kerja/teknik overflow
location dalam mengatasi masalah yang muncul dalam pengalamatan tersebut tidak akan
dibahas di sini.
C. Indexed Sequential.
Metode ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Merupakan gabungan antara metode sequential dan random.
b. Record disimpan secara berurutan dengan penggunaan kunci.
c. Masing-masing record di beri indeks.
d. Pengalamatan dilakukan secara acak.
e. Perlu penyimpanan tambahan, yaitu untuk file indeks,
15. Sistem Management Database (DBMS)
DBMS merupakan salah satu elemen dalam sistem database. DBMS adalah perangkat
lunak yang rnemberi fasilitas (yang tersedia dan dapat digunakan) untuk melakukan fungsi
pengaturan, pengawasan, pengendalian/kontrol, pengolahan, dan koordinasi terhadap semua
proses/operasi yang terjadi pada sistem database. Untuk mendukung sistem informasi
manajemen suatu schema dan subschema digunakan DBMS untuk melayani program-program
aplikasi dengan mengeksekusi operasi-operasi data. Jika fungsi database hanya untuk
menyimpan data, maka akan sederhana. Kenyataannya, relasi antardata yang disimpan sangatlah
kompleks. Suatu schema dan subschema diperlukan untuk menggambarkan/mendeskripsikan
hubungan logis antardata dalam database. Schema memberi deskripsi hubungan logis secara
lengkap dari database, termasuk di dalamnya nama deskripsi dari semua rinci data, record, set,
dan area untuk semua aplikasi yang menggunakan database tersebut. Sedangkan subschema
merupakan deskripsi terpisah dari rinci data, record, set, dan area yang digunakan oleh program
aplikasi. Dengan demikian, sebuah schema dapat diturunkan ke dalam beberapa subschema.
Suatu subs-chema menunjukkan pandangan programmer aplikasi terhadap data yang digunakan.
Hubungan hirarkis antara schema, subschema, program aplikasi, dan pemrogram aplikasi
ditunjukkan pada Gambar 4.10.
16. Subschema
Subschema Subschema Subschema
A B C
Program Program Program Program
Aplikasi Aplikasi Aplikasi Aplikasi
A B C1 C2
Pemogram Pemogram Pemogram Pemogram
Aplikasi Aplikasi Aplikasi Aplikasi
A B C1 C2
hubungan kene Contoh Bentuk Hierarchycal Model
Program Aplikasi Subchema
1 2
A status Program
Aplikasi A
10
11 Area 9
Kerja DBMS 3 schema
Program
Buffer System
8 5 4
Deskripsi
7 6 Sistem
Fisik Basis
operasi
Basis
Data
data
Langkah Utama Urutan Kejadian Program Aplikasi
17. Secara rinci, urutan kejadian ketika suatu program aplikasi membaca suatu record yang
diartikan sebagai DBMS atau sistem manajemen database adalah terdiri dari 11 langkah utama
sebagaimana terlihat pada Gambar 4.11.
Urutan kejadian (sesuai dengan nomor) adalah sebagai berikut:
A. Program aplikasi memanggil DBMS untuk membaca record.
B. DBMS memperoleh subschema program aplikasi A dan mencocokkan dengan deskripsi
datanya.
C. DBMS memperoleh schema (global logical data description) dan menentukan tipe data logis
atau tipe data yang diperlukan.
D. DBMS mentes deskripsi fisik database dan menentukan record yang akan dibaca.
E. DBMS memberi instruksi kepada sistem operasi komputer untuk membaca record.
F. Sistem operasi berinteraksi dengan simpanan fisik (database) di mana data disimpan.
G. Data yang diperlukan ditransfer dari simpanan fisik ke dalam system buffer.
H. Dalam buffer, data dibandingkan dengan subschema dan schema.
I. DBMS mentransfer data yang sesuai dengan subschema dan schema dari system buffer ke
area kerja program aplikasi A.
J. DBMS rnenyarnpaikan informasi status program aplikasi termasuk indikasi-indikasi
kesalahan.
K. Program aplikasi dapat beroperasi kemudian, dengan data dalam area kerja.
Jika program aplikasi meng-update suatu record, urutan kejadian sarana. Mula-mula record
tersebut akan dibaca, kemudian diubahnya dalam area kerja dan akhirnya program aplikasi akan
menginstruksikan DBMS untuk menulis kembali data yang telah dimodifikasi/diupdate ke dalam
media sebagai database. DBMS biasanya akan menangani pernanggilan data atau operasi lain
yang berbeda secara hampir bersamaan sehingga buffer harus diatur/dikelola agar operasi
tersebut dapat diproses bersama-sarnj Dengan demikian, beberapa program aplikasi dengan
subschema Yang berbeda dapat dioperasikan bersama tanpa mengalami kekeliruan. Ada suatu
tipe yang lebih khusus dari DBMS yang mampu menangani operasi pada transmisi data terbaik
pada operasi pada sistem database, yang dikenal sebagai Database Data Communication atau
disingkat sebagai DBDS. Masalah penting lain di dalam sistem manajemen database adalah
18. masalah pengalamatan (addressing) dan pencarian (searching) suatu record. Program untuk
menangani masalah tersebut dapat dibedakan dalam tiga kategori:
A. Suatu rutin yang dipanggil dan digunakan oleh program aplikasi.
B. Suatu rutin yang dipanggil dan digunakan oleh DBMS.
C. Suatu fasilitas dalam sistem operasi yang disebut metode akses sistem operasi atau disingkat
metode akses saja.
Dalam Suatu kasus di mana DBMS harus menangani beberapa operasi data secara bersama-
sama, DBMS akan melakukan pengetesan terhadap record yang diperlukan oleh program
aplikasi. DBMS akan membaca record yang masuk dalam buffer. Kendali akan dilewatkan
kembali ke program aplikasi hanya jika record yang diperlukan telah ditemukan dan ditransfer ke
area kerja program aplikasi atau jika DBMS telah menentukan bahwa data yang diperlukan tidak
dapat dipenuhi secara lengkap. Akhimya DBMS akan menset suatu indikator ke dalam area
status program aplikasi. Di dalam lingkungan sistem database multiuser, kendali privacy sangat
diperlukan agar data sese orang tidak dapat dibuka atau program tidak dapat membaca,
mengubah, atau merusak data yang ada dalam sistem database tersebut.
Secara sederhana masalah ini dapat ditangani dengan menggunakan kode-kode kunci yang
diletakkan pada awal proses pengaksesan data, yaitu dengan menggunakan password. Seperti
pada teknik pengalamatan dan pencarian suatu record, kendali privacy dapat dilakukan oleh
suatu rutin dalam program aplikasi, suatu rutin dalam DBMS, atau suatu mekanisme dalam
sistem operasi. Kombinasi atas ketiganya sering diterapkan secara bersama-sama dalam
program-program aplikasi basis data.
Relasional Database
Model data relasional menjelaskan kepada pernakai (user) tentang hubungan logis
antardata dalam basis data dengan cara memvisualisasikannya ke dalam bentuk tabel dua
dimensi yang terdiri dari sejumlah baris dan kolom yang menunjukkan atribut. Model data
relasional meletakkan pada dasar teori yang memungkinkan model ini menyediakan suatu dasar
untuk banyak operasi dengan mengadakan relasi antardata dalarn bentuk yang berbeda
19. sebagaimana dalam relasi sistem database. Relasi dalam model database resional mempunyai
beberapa karekteristik, yaitu:
A. Semua entry/elemen data pada suatu baris dan kolom tertentu harus mempunyai nilai
tunggal (single value) atau suatu nilai yang tidak dapat dibagi lagi (atomic value), bukan
suatu larik/array atau group perulangan.
B. Semua entry/elemen data pada suatu kolom tertentu dalam relasi yang sama harus
mempunyai jenis yang sama.
C. Masing-masing kolom dalam suatu relasi mempunyai suatu nama yang unik (meskipun
kolom dalarn relasi yang berbeda diizinkan mempunyai nama yang sama).
D. Pada suatu relasi/tabel yang sama tidak ada dua baris yang identik.
Karakteristik tersebut harus dipenuhi dalam model database relasional. Istilah-istilah dalam
terminologi model database relasional dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.2 Istilah-Istilah dalam Terminologi Model Database Relational
Istilah Definisi
Sebuah baris dalam suatu relasi. Istilah record adalah sinonim
Record
dengan TUPLE.
Cardinality Banyaknya tuple atau record dalam sebuah relasi.
ATRIBUT Suatu kolom dalam sebuah relasi.
Domain Batasan nilai dalam atribut dan tipe datanya.
Derajat/Degree Banyaknya atribut/kolom dalam sebuah relasi,
Atribut/sekumpulan atribut yang unik, yang digunakan untuk
Candidate Key
mengidentifikasi/membedakan suatu record.
Bagian/salah satu dari candidate key yang dipilih dan dipakai
Primary Key
untuk mengidentifikasi/membedakan suatu record.
Bagian dari candidate key selain primary key atau
Alternate Key
candidate key yang tidak dipilih sebagai primary key.
Unary Relation Suatu relasi yang hanya mempunyai satu atribut / kolom.
Binary Relation Suatu relasi yang hanya mempunyai satu atribut / kolom.
Tenary Relation Suatu relasi yang mempunyai 3 atribut/kolom.
20. Model database relasional mempunyai terminologi sendiri dalam menggunakan istilah. Untuk
memberikan penjelasan lebih lanjut istilah tersebut, maka akan diberikan suatu contoh relasi
yangd iberi nama "BIODATA".
Contoh Relasi "BIODATA"
NIM Nama_NHS Alamat_MHS Asal SLTA TgI_Lahir
90.01.0024 Din a JI. Mangga 29,YK SMAN 1 YK 08-08-1970
88.01.0828 Dani JI. Anggrek 114, YK SMAN 70 JKT 09-09-1972
89.02.0523 Wely JI. Merpati 12, YK SMAN MUH 3 JKT 28-02-1971
88.02.0532 Yan JI. Mawar 135, YK SMAN 7 YK 08-07-1970
Tabel relasional mempunyai dua kornponen yang berbeda yaitu:
A. Intension. Intension terdiri dari dua bagian, yaitu struktur penamaan (naming structure)
dan batasan integritas. Struktur penamaan menunjukkan nama tabel dan nama atribut
yang ada, lengkap dengan domain (batasan nilai dan tipe datanya). Sedangkan batasan
integritas dipengaruhi oleh integritas referential yang meliputi key constraint dan
referensial constraint. Key constraint tidak mengizinkan adanya nilai NULL pada atribut
yang digunakan sebagai primary key pada semua record yang ada dalam tabel, sedangkan
referential constraint memberi aturan bahwa nilai dalam atribut kunci yang digunakan
untuk mengembangkan atau menghubungkan ke database lain tidak diizinkan memiliki
nilai NULL.
B. Extension. Menunjukkan isi tabel (nilai atribut yang ada dalam tabel) pada suatu waktu.
Ekstensi suatu tabel relasional cenderung mengubah dari waktu ke waktu.
21. Teknik Manipulasi Data
Manipulasi data merupakan suatu cara untuk menyediakan data bagi para pemakai atau
informasi untuk para pembuat keputusan (manajer). Ada dua tipe dalam teknik manipulasi data,
yaitu Relational Algebra dan Relational Calculus. Perbedaan yang mendasar pada kedua tipe
tersebut adalah bahwa dalam relational algebra hams dipikirkan tentang bagaimana relasi
dikonstruksikan untuk memenuhi kebutuhan data, sedangkan relational calculus hanya
memikirkan tentang data apa yang diperlukan oleh pemakai (user). Relasional algebra
menyediakan sejumlah operator untuk memanipulasi data pada seluruh relasi. Operasi-operasi
pada relational algebra maupun relational calculus adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4 Relational Algebra Maupun Relational Calculus
Operasi Penggunaan
Proyeksi Untuk menciptakan suatu relasi baru dengan menyeleksi atribut dari
suatu relasi.
Seleksi Untuk menciptakan suatu relasi baru dengan menyeleksi record dari
suatu relasi.
Union Untuk menciptakan suatu relasi barn dengan mengkombinasikan secara
vertikal record dari dua relasi. Relasi yang dikombinasikan tersebut
harus "Compatible".
Interseksi Untuk menciptakan suatu relasi baru yang mernuat record yang ada
dalam kedua relasi.
Differensi Untuk menciptakan suatu relasi baru yang memuat record yang ada
dalam suatu relasi yang tidak ada dalam relasi yanglainnya.
Divisi Untuk menciptakan suatu relasi baru dengan menyeleksi record dari
suatu relasi yang didasarkan pada nilai atribut yang sama dalam
memisahkan relasi.
Penyertaan Untuk menciptakan suatu relasi baru yang didasarkan pada kerelasian
antara dua atribut dalam relasi yang berbeda dengan cara
mengkombinasikan secara horizontal.
22. ` Sedangkan relasional calculus merupakan tipe manipulasi data yang tidak menyediakan
suatu set operator dan memberikan fleksibilitas yang sangat baik bagi relasi. Relasional calculus
adalah tipe manipulasi data non-prosedural karena pemakai (user) menspesifikasikan data apa
yang diinginkannya, bukan bagaimana memperolehnya. Manipulasi data dalam relasional
calculus dapat diekspresikan secara cukup sederhana mirip dengan bahasa pemrograman tingkat
tinggi. Dalam beberapa kasus, relasional calculus dapat dispesifikasikan dalam satu statement
saja untuk menghasilkan datalinformasi yang dibutuhkan, semen tara dalam relasional algebra
diperlukan lebih banyak statement untuk melakukan hal yang sama. Dalam kenyataannya,
operasi manipulasi data dalam relasional calculus jarang digunakan dan orang lebih sering
menggunakan relasional algebra, meskipun relasional calculus dapat diterapkan, bahkan secara
lebih sederhana. Karenanya, pembahasan tentang manipulasi data dalam relasional calculus
merupakan keuntungan sendiri.
Normalisasi
Ada banyak kemungkinan desain untuk struktur data yang digunakan dalam sistem
database. Dalam perjalanan panjangnya, beberapa desain membuktikan kelebihannya dari desain
yang lain. Suatu desain struktur database yang paling baik adalah jika membuat kerelasian dalam
database menjadi lebih mudah untuk dimengerti, lebih sederhana pemeliharaannya, dan lebih
mudah memprosesnya untuk kebutuhan baru. Kapan saja, ketika rinci data telah dikelompokkan
menjadi record (atau atribut menjadi relasi), maka salah satu atau lebih ketiga sifat di atas harus
dipenuhi. Jika antar rinci data tidak dihubungkan secara logis, pemakai akan menjadi kacau dan
pemeliharaannya pun akan menjadi sulit. Jadi, pada akhirnya kebutuhan data baru akan
memerlukan substansi kerja untuk menentukan rinci data yang harus disediakan jika diperlukan,
juga untuk membuat (jika dimungkinkan secara logis) pengelompokan.
Normalisasi adalah suatu teknik yang menstrukturkan data dalam cara tertentu untuk
membantu mengurangi atau mencegah timbulnya masalah yang berhubungan dengan pengolahan
data dalam database. Proses normalisasi menghasilkan struktur record yang konsisten secara
logis yang mudah dimengerti dan sederhana dalarn pemeliharaannya. Beberapa level norrnalisasi
dapat dijelaskan dan kriteria yang mendefinisikan level pada normalisasi adalah bentuk normal
(norm form). Proses normalisasi merupakan proses pengelompokan data elemen menjadi tabel
23. yang menunjukkan entity dan relasinya. Pada proses normalisasi selalu diuji pada beberapa
kondisi. Apakah ada kesulitan pada saat menambah/insert, menghapus/delete, mengubah/update,
membaca/retrive pada satu database. Bila ada kesulitan pada pengujian tersebut, maka relasi
tersebut dipecahkan pada beberapa tabel lagi atau dengan kata lain perancangan belumlah
mendapat database yang optimal. Pada proses normalisasi ini perlu dikenal dulu definisi dari
tahap normalisasi, yaitu:
A. Bentuk Tidak Normal (Unnonnalized Form).
Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkam, tidak ada keharusan mengikuti
suatu format tertentu, dapat saja data tidak lengkap atau terduplikasi. Data dikumpulkan apa
adanya sesuai dengan kedatangannya.
B. Bentuk Normal Kesatu (lNF/First Normal Form).
Bentuk normal kesatu mempunyai ciri: setiap data dibentuk dalam flat file (file datar/rata),
data dibentuk dalam satu record demi record dan nilai dari field berupa "atomic value".
Tidak ada set atribut yang berulang atau atribut bernilai ganda (multivalue). Tiap field hanya
satu pengertian, bukan merupakan kumpulan kata yang mernpunyai arti mendua, hanya satu
arti saja dan juga bukan pecahan kata sehingga artinya lain. Atom adalah zat terkecil yang
masih merniliki sifat induknya, bila dipecah lagi, maka ia tidak memiliki sifat induknya.
C. Bentuk Normal Kedua (2NF/Second Normal Form).
Bentuk normal kedua mempunayi syarat: bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk
normal kesatu. Atribut bukan kunci haruslah bergantung secara fungsi pada kunci
utama/primary key sehingga untuk mernbentuk normal kedua haruslah sudah ditentukan
kunci field. Kunci field haruslah unik dan dapat mewakili atribut lain yang menjadi
anggotanya.
D. Bentuk Normal Ketiga (3NF/Third Normal Form).
Untuk menjadi bentuk normal ketiga, relasi haruslah dalam bentuk normal kedua dan semua
atribut bukan primer tidak punya hubungan yang transitif. Dengan kata lain, setiap atribut
bukan kunci haruslah bergantung hanya pada primary key, dan pada primary key secara
24. menyeluruh. Contoh pada bentuk kedua di atas termasuk juga bentuk normal ketiga seluruh
atribut : yang ada di situ bergantung penuh pada kunci primernya.
E. Boyce-Codd Nonnal Fonn (BCNF).
Boyce-Codd Normal Form mempunyai paksaan yang lebih kuat dari pada bentuk normal
ketiga. Untukmenjadi BCNF, relasi harus dalam bentuk normal kesatu dan setiap atribut
harus bergantung fungsi pada atribut superkey.
Peranan Sistem Database
Keberhasilan suatu SIM sangat dipengaruhi oleh sistem database yang merupakan salah
satu komponen/elemen penyusun sistem tersebut. Karena itu, sangatlah penting menyusun sistem
database yang baik, yang mampu memenuhi segala kebutuhan data atau informasi pemakainya.
Semakin lengkap, akurat, dan mudah dalam menampilkan kembali data-data yang ada di dalam
database, maka semakin meningkatkan kualitas SIM itu sendiri. Suatu sistem database
merupakan satu dari beberapa komponen penting penyusun SIM sehingga keberadaan sistem
database di dalam SIM adalah "mutlak" karena suatu SIM tidak akan berfungsi bahkan tidak
akan terwujud tanpa melibatkan sistem database tersebut. Hubungan antara SIM dengan sistem
database merupakan hubungan antara SISTEM dengan SUBSISTEM. Dalam hal ini, SIM
sebagai sistem karena mempunyai ruang lingkup yang relatif lebih luas dan lebih kompleks.
Sedangkan sistem database merupakan subsistem karena menjadi bagian dari pada SIM.
Sistem database sebagai komponen SIM
Suatu sistem database merupakan salah satu dari beberapa komponen penting penyusun
SIM. Sebagai komponen penyusun, keberadaan sistem database sangat diperlukan dalam
mendukung fungsi kinerja SIM. Sedangkan Fungsi sistem database itu sendiri di dalam SIM juga
sangatlah penting sehingga keberadaannya mernang sangat dibutuhkan. Sistem database dapat
disetarakan dengan bahan baku bagi suatu produk dalam proses produksi, yang apabila bahan
25. baku tidak tersedia, maka semua proses atau kegiatan produksi tersebut akan terhenti atau tidak
pernah terjadi.
Sistem database sebagai infrastruktur SIM
Sistem database dan sistem manajemen database (DBMS) menyediakan suatu sarana
infrastruktur kepada organisasi-organisasi sistem informasi yang dibangun, seperti yang
ditunjukan pada gambar di bawah ini.
SISTEM
PENDUKUNG
KEPUTUSAN
(dss)
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
(MIS)
SISTEM PENGOLAHAN TRANSAKSI
(TPS)
SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA
(DBMS)
SISTEM BASIS DATA
Infrastruktur Organisasi
26. Organisasi sistem informasi yang dimaksud meliputi sistem pengolahan transaksi, sistem
pendukung keputusan, dan sistem informasi manajemen itu sendiri. Gambar di atas menunjukkan
keterkaitan antara sistem database dan ketiga organisasi sistem infonnasi tersebut.
Sistem database sebagai sumber informasi SIM
Sistem database mempunyai fungsi yang sangat penting di dalam suatu SIM, yaitu
sebagai sumber atau penyedia utama kebutuhan data bagi para pemakai atau informasi bagi para
pengambil keputusan. Dengan adanya keterkaitan antara data dan informasi, maka sistem
database dapat disetarakan dengan data. Sedangkan DBMS melakukan fungsi pengolahan untuk
memanipulasi data sehingga diperoleh suatu bentuk yang penting digunakan dalam pengambilan
keputusan, yang selanjutnya disebut sebagai informasi. Keputusan ditetapkan oleh para
manajer pada semua tingkat kegiatan manajemen untuk semua kegiatan subsistem fungsional
yang ada. Terdapat tiga kategori keputusan yang ada dalam organisasi yaitu, perencanaan dan
pengendalian keputusan operasional, perencanaan taktis, dan pengendalian manajemen serta
perencanaan strategis. Masing-masing kategori pengambilan keputusan memberikan ciri-ciri
kebutuhan informasi yang berbeda.
Seorang manajer pada level operasional akan menggunakan sebagian besar waktunya
untuk menetapkan keputusan-keputusan yang berhubungan dengan kegiatan operasional.
Informasi yang diperlukan cenderung diperoleh dari sumber-sumber intern dengan pendefinisian
yang jelas, rinci, sempit, dan frekuensi pemakaian yang relatif sering. Bagi para manajer pada
level menengah, sistem database berfungsi sebagai sumber informasi guna pengambilan
keputusan untuk perencanaan taktis dan pengendalian manajemen, sebagai kontrol terhadap
organisasi. Pada level ini informasi diperoleh dan dihasilkan dengan cara peringkasan dan
abstraksi atas data-data transaksi pada level operasional. Informasi pengendalian manajemen
diperlukan untuk mengukur prestasi, memutuskan tindakan pengendalian, merumuskan aturan
keputusan baru untuk diterapkan oleh personil operasional, serta mengalokasikan sumber
daya. Proses pengendalian memerlukan jenis-jenis infonnasi sebagai berikut:
27. A. Pelaksanaan yang direncanakan.
B. Perbedaan dari pelaksanaan yang direncanakan.
C. Alasan atau penyebab terjadinya perbedaan.
D. Analisis keputusan atau arah tindakan yang mungkin.
Selanjutnya, beberapa informasi ekstern mungkin tersedia seperti perbandingan industri,
indeks harga, suku bunga, dan lain sebagainya. Proses pengambilan keputusan pada kedua level
manajemen di atas sebagian besar dapat distrukturisasikan ke dalam prosedur yang jelas dan
spesifik. Sebagian besar keputusan dapat dipregramkan sehingga dengan adanya perkembangan
ilrnu pengetahuan elan teknologi yang maju dewasa ini dan telah menghasilkan produk teknologi
modem berupa komputer, maka sebagian besar aktivitas manajer dapat dialihkan kepada
komputer yang mampu menangani secara efisien dan efektif. Misalnya, berbagai laporan yang
diperlukan dapat disediakan dengan cukup mudah menggunakan komputer karena mernpunyai
prosedur dan format penyusunan yang jelas dan baku. Selain itu, kecepatan dan ketepatan
pengolahan merupakan aspek lain yang sangat menguntungkan.
Dukungan sistem database bagi perencanaan strategis tidak dapat selengkap pada dua level
yang lain yang ada di bawahnya. Akan tetapi, sistem database yang ada di dalam SIM dapat
mernberikan bantuan dan dukungan yang cukup bagi proses perencanaan strategis. Beberapa
contoh dukungan sistem database bagi perencanaan strategis adalah
sebagai berikut: .
A. Evaluasi kemampuan yang ada, yang dapat didasarkan atas data intern yang ditimbulkan
oleh kebutuhan pengolahan operasional. Akan tetapi, dalam hal ini perlu diikhtisarkan ke
dalam suatu cara yang khusus untuk perencanaan.
B. Proyeksi kemampuan mendatang, yang dapat dikembangkan melalui data pada masa
yang lampau dan kemudian diproyeksikan ke masa yang akan datang.
C. Data tentang industri dan saingan merupakan data pasaran dasar yang mungkin bisa/perlu
direkam dalam database.
28. Informasi-informasi bagi perencanaan strategis berisi fakta keras, tetapi lebih banyak yang
didasarkan atas penilaian karena banyak data yang tidak dapat dikumpulkan atas dasar yang
teratur. Sesungguhnya, informasi yang diperlukan adalah sulit untuk merinci secara lengkap
sebelumnya. Oleh karena itu, beberapa ahli menganggap tidak mempunyai sistem informasi
manajemen untuk perencanaan strategis Alasannya adalah kesulitan pengkodean secara efisien,
penyimpanan dan kemungkinan masuknya berita desas desus, fakta, dugaan, dan lain sebagainya
yang meresap ke dalam penilaian, prospek untuk industr. pasaran, perekonomian, dan lain-lain.
Pada akhimya, tim pengembangan SIM harus merancang. dan membangun sistem database
yang cukup lengkap dan mampu memberi dukungan secara maksimal terhadap ketiga macam
kebutuhan informasi tersebut di atas. Sekalipun demikian, sangatlah mungkin pada waktu
tertentu ada sebagian data yang diperlukan dan belum tennuat dalam basis data dan untuk
selanjutnya berdasarkan suatu pertimbangan teknis dan ekonomis perlu ditambahkan. Selain
perubahan pada volume data. kemungkinan lain adalah terjadinya perubahan pada struktur
database, kerelasian antar file, nilai rincian data, dan perubahan-perubahan lain yang diperlukan
sesuai dengan kondisi aktual yang ada. Hal seperti ini adalah wajar, biasa terjadi, dan tidak perlu
dihindari.
Sistem database sebagai saraoa untuk efisiensi SIM
Sistem database dirancang dan dibangun dengan orientasi para pemakai, artinya sistem
database tersebut ditujukan untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan para pemakainya.
Selain harus lengkap, sistem basis data juga dirancang agar mudah digunakan, dapat digunakan
dengan berbagai macam cara oleh banyak pemakai baik secara terpisah ataupun bersama-sama,
serta meminimkan kerangkapan data. Di samping itu memudahkan memodifikasi data dan
mengembangkan data, baik volume maupun strukturnya. Dengan sistem basis data, berbagai
kebutuhan sistem-sistem baru dapat dipenuhi dengan segera tanpa perlu mengubah basis datanya.
Pengembangan suatu sistem database memang mahal, namun demikian mulai pada saat
tertentu, penggunaan sistem database akan memberikan banyak manfaat yang mempunyai nilai
secara ekonomis. Sistem database juga dirancang agar data-data yang tersimpan di dalamnya
29. dapat ditampilkan kembali dengan cepat. Secara kuantitatif, kebutuhan personalia dalarn sistem
juga menjadi berkurang. Penggunaan sistem database di dalam SIM akan memberi efisiensi bagi
SIM tersebut. Efisiensi yang dicapai berkat penggunaan sistem database dalam SIM meliputi
efisiensi dalam penggunaan waktu, kertas kerja, tenaga/personalia, serta biaya. Jadi, pada
akhimya secara menyeluruh penggunaan sistem database akan memberi keuntungan berupa
efisiensi bagi SIM yang menggunakannya.
Sistem database sebagai sarana untuk efektifitas SIM
Sistem database akan memberi dukungan bagi tercapainya efektifitas SIM karena data-
data yang disusun dan disimpan dalam file-file sistem database adalah data yang benar (valid).
Selain itu, perangkat lunak yang ada dan digunakan di dalamnya juga telah diuji kebenarannya,
keakuratannya, serta keandalannya. Dengan demikian, sistem manajemen database yang ada di
dalam SIM hanya memuat perangkat lunak yang benar. Dengan kata lain, sistem basis data
mampu memberi dukungan yang besar terhadap efektifitas SIM.