Periode 1901, pemerintah kolonial Belanda menerapkan politik etis di Indonesia untuk lebih memperhatikan kesejahteraan rakyat pribumi atas desakan tokoh seperti Van Deventer. Politik ini mencakup pembangunan irigasi, transmigrasi, dan pendidikan. Perkembangan nasionalisme Indonesia dimulai dengan berdirinya organisasi seperti Budi Utomo pada 1908 dan dipengaruhi faktor internal seperti kondisi sosial dan munculnya kaum terpel
Ilmu Pengetahuan Sosial
Proses Terbentuknya Kesadaran Nasional dan Perkembangan Pergerakan Kebangsaan di Indonesia
SMP Al-Imam Islamic School
Oleh : Mutiara Pradita
pada hari ini kita melanjutkan pelajaran biologi pada materi ekologi 4, yang akan kita bahas adalah
Daur Biogeokimia,
Daur Karbon (C),
Nitrogen (N),
Daur Air/H20,
Daur Fosfor/Phosphorus (P),
Daur Belerang/Sulfur (S)
pada saat ini, kita kembali belajar mata pelajaran biologi pada materi ekologi 3, adapun yang akan dibahas yaitu tentang:
Aliran energi,
Rantai Makanan,
Jaring-jaring Makanan
Monera dibagi menjadi dua yaitu Bacteria dan Cyanophyta atau alga hijau-biru.
Pengelompokan ini sekarang tidak digunakan lagi, setelah berbagai temuan menunjukkan bahwa Cyanophyta sekarang ini lebih tepat dianggap sebagai bakteria dan dinamakan sebagai Cyanobacteria.
Menurut system klasifikasi Carl Woose 1977 dikelompokan menjadi dua sub kingdom,yaitu Eubacteria dan Archaebacteria.
Cyanobacteria termasuk anggota subkingdom Eubacteria.
Adapun yang kita bahas itu:
Pengertian Monera,
Ciri-ciri monera,
Klasifikasi monera,
Eubacteria,
Archaebacteria
perbedaan eubacteria dan Archaebacteria,
macam-macam bentuk bakteri,
klasifikasi bakteri,
reproduksi bakteri,
struktur tubuh & fungsi organel pada bakteri,
peranan bakteri dalam kehidupan manusia,
pembiakan bakteri,
usaha manusia dalam penanggulangan terhadap bakteri,
cyanobacteria (bakteri Hijau-abiru):
- ciri-ciri cyanobacteria,
- sistem reproduksi cyanobacteria,
- klasifikasi cyanobacteria,
- peran/manfaat cyanobacteria,
-dampak negatif cyanobacteria,
Bab 3 penelitian sejarah dan historiografi Irma Suryani
mata pelajaran Sejarah Peminatan pada bab 3 dengan materi Penelitian Sejarah dan Historiogafi, adapun yang akan dibahas adalah:
Pengertian dan Jenis-jenis Sumber Sejarah,
Langkah-langkah Sejarah,
Perkembangan Histologi
Mata pelajaran Sejarah Peminatan dengan materi bab 2 : Sejarah sebagai Ilmu.
Adapun yang di bahas tentang:
Sejarah sebagai Ilmu, kisah, Peristiwa dan seni,
Sifat Ilmu Sejarah,
Cara Berfikir Sejarah.
Bab 2 perlawan bangsa indonesia terhadap penjajahIrma Suryani
Mata pelajaran Sejarah Indonesia dengan materi bab 2 :Perlawahan Bangsa Indonesia Terhadap Penjajahan Eropa Hingga Awal Abad XX. Adapun yang di bahas tentang:
Berbagai Kebijakan Pemerintah Kolonial yang Memicu Perlawan Lokal,
Strategi Perlawanan Terhadap Penjajahan Bangsa Eropa Sampai Awal Abad XX,
Dampak Penjajah Bangsa Eropa.
Pada virus bagian 1 ini, akan membahas tentang:
Pengertian virus,
Sejarah virus,
Ciri-ciri virus,
Struktur Tubuh Virus,
Cara Hidup & Reproduksi Virus,
Klasifikasi Virus.
pada materi Klasifikasi mahluk hidup, akan membahas tentang:
Pengertian klasifikasi makhluk hidup,
Tujuan & Manfaatklasifikasi,
makhluk hidup,
Macam-Macam Klasifikasi,
Makhluk Hidup,
Urutan Tingkat Takson,
Tata Nama Makhluk Hidup,
Alternatif Sistem Klasifikasi,
Determinasi (Indentifikasi).
Pada materi keanekaragaman hayati ini, maka akan kita bahas tentang:
Pengertian Keanekaragaman Hayati,
Penyebab terjadinya Keanekaragaman Hayati,
Tingkat Keanekaragaman Hayati,
Sebaran Keanekaragaman Hayati di Permukaan Bumi,
Keanekaragaman Hayati Indonesia,
Manfaat Keanekaragaman Hayati di Indonesia,
Ancaman dan Usaha Pelestarian Keanekaragaman Hayati
Bahan Ajar Biologi ini, akan membahas tentang:
Tata tertib penggunaan laboratorium,
Keselamatan kerja di laboratorium,
Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) di laboratorium
Simbol- simbol keselamatan kerja dan maknanya
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
3. A. Politik Etis: 1901
1901, pemerintaan kolonial
Belanda menerapkan politik
etis di Indonesia.
Penerapan kebijakan ini
disebabkan dorongan agar
pemerintah kolonial Belanda
lebih memperhatikan nasib
pribumi di tanah di tanah
jajahan dan memiliki tanggung
jawab moral terhadap
kesejahteraan masyarakat
pribumi.
Salah satu tokoh kuat yang mempengaruhi lahirnya politik etis
adalah Theodore van Deventer. Melalui karangannya yang berjudul
Een Eereschuld (Utang Budi), ia menuliskan bahwa pemerintah
Belanda harus melakukan suatu demi kesejahteraan kaum pribumi.
Van Deventer juga mengatakan bahwa Belanda menjadi negara
makmur dan aman karena adanya dana yang mengajir dari tanah
jajahan.
Oleh karena itu, sudah sepantasnya Belanda lebih memperhatikan
kesejahteraan masyarakat di tanah jajahan.
1901, Ratu Wilhelmina menerapkan trias van Deventer
yang meliputi irigasi (membangun dan memperbaiki
pengairan dan bendungan), migrasi (mendorong
transmigrasi), & edukasi (memperluas bidang pengajaran
dan pendidikan).
4. B. Karakteristik Perjuangan Bangsa Indonesia
Melawan Kolonialisme setelah Tahun 1980
Ciri khas perjuangan bangsa Indonesia melawan kolonial setelah
tahun 1908:
Dimotori dan digerakan oleh kaum terpelajar
Bersifat nasional
Perjuangan menggunakan jalur organisasi
Adanya jaminan keberlangsungan atau kontinuitas gerakan
melalui kaderisasi
Memiliki visi dan misi yang jelas, yaitu “Indonesia Merdeka”.
5. C. Faktor Pendorong Lahirnya Organisasi
Pergerakan Nasional Indonesia
Ada beberapa faktor
yang memicu
kemunculan gerakan
nasionalisme di
Indonesia, sebagian
bersifat internal dan
sebagian lagi bersifat
eksternal.
Faktor internal:
kondisi sosial, politik, & ekonomi yang buruk akibat penjajahan
Belanda;
munculnya kaum terpelajar;
serta tumbuhnya kenangan akan kejayaan bangsa pada masa
lampau.
Faktor eksternal:
kesuksesan pergerakan nasional di negara-negara lain di Asia-
Afrika;
Kemenangan Jepang atas Rusia dalam perang tahun 1905;
Masuk dan perkembangnya paham-paham baru dari Eropa dan
Amarika seperti liberalisme, demokrasi, & nasionalisme yang
membangkitkan motivasi golongan terpelajar untuk berjuang
merebut kebebasan dari belenggu penjajahan.
6. D. Perkembangan Pergerakan Nasional
Indonesia
Periode Radikal
Periode radikal artinya masa di mana organisasi-organisa pergerakan
menolak bekerja sama dengan pemerintah kolonial Belanda dan secara
tegas menuntut kemerdekaan. Namun, sebutan "radikal" terutama
mengacu pada sikap organsasi-organisasi pergerakan pada periode ini
yang menolak bekerja sama dengan pemerintah Hindia Belanda.
Organisasi yang bergerak secar kooperatif di antaranya Perhimpunan
Indonesia (PI), Partai Komunis Indonesia (PKI), dan Partai Nasional
Indonesia (PNI).
Periode Bertahan
Periode bertahan adalah periode gerakan nasionalisme di Indonesia yang
berupaya lebih moderat dan menahan diri. Sikap moderat berarti kembali
bekerja sama dengan pemerintah kolonial Belanda (kooperasi). Sikap ini
diambil agar organisasi pergerakan tidak diberangus Belanda dan para
tokohnya tidak ditangkap ataupun diasingkan.
Dengan demikian, kelangsungan hidup organisasi pergerakan serta
kesinambungan perjuangan menuju Indonesia merdeka tetap terjaga.
Organisasi dan gerakan yang berkembang pada periode ini adalah
Parindra, Gapi, dan Gerindo. Mereka semakin memaksimalkan Volksraad
sebagai wadah perjuangan mencapai kemerdekaan.
Perkembangan nasionalisme di Indonesia mencapai titik
kemajuan sejak berdirinya organisasi Budi Utomo (1908).
Perkembangan nasionalisme Indonesia sejak Budi Utomo
hingga kemerdekaan dapai kemerdekaan dibagi dalam periode-
periode sebagai berikut:
Periode awal perkembangan
Pada periode ini, gerakan nasionalisme di Indonesia
diwarma dengan perjuangan untuk memperbaiki situasi
sosial dan budaya.
Sifat gerakannya moderat dan kooperatif dengan
pemerintah kolonial Belanda.
Beberapa organisasi dan gerakan yang muncul pada
periode ini adalah Budi Utoma, Sarekat Islam, dan
Muhammadiyah.
Periode Nasionalisme Politik
Dalam periode ini, gerakan nasionalisme di Indonesia
mulai bergerak dalam bidang politik untuk mencapai
kemerdekaan Indenesia. Organisasi yang muncul pada
periode ini adalah Indische Partij dan gerakan pemuda.
7. Partai Nasional Indonesia (PNI) berlandaskan pada tiga asas sebagai
berikut:
Self-help, yakni prinsip menolong diri sendiri, yang didasari
keyakinan bahwa bangsa Indonesia dengan kekuatan sendiri
mampu memperbaiki keadaan politik, ekonomi, dan sosial
budaya yang telah rusak oleh penjajah.
Non-kooperatif, yakni tidak mengadakan kerja sama dengan
pemerintah kolonial Belanda.
Marhaenisme, yakni mengentaskan massa dari kemiskinan dan
kesengsaraan.
Pendididikan Nasional Indoocsia (PNI baru) didirikan karena rasa
tidak puas sebagai anggota lama PNI (lama) karena partai PNI
dibubarkan.
Menurut para penggerak PNI Baru, termasuk Mohamad Hotta dan
Sutan Syahrir, apa yang dilakukan Sartono dan rekan-rekannya
merupakan cermin sikap udah menyerah terhadap sikap
pemerintah Belanda vang memusuhi partai tersebut, PNI Baru
berhaluan nasionalis dan demokrasi.
Walaupun cita-cita dan haluan Partindo dan PNI Baru itu sama, vaitu
kemerdekaan dan non-kooperasi, strategi perjuangannya berbeda.
Pendidikan Nasional Indonesia (PNI Baru) lebih menekankan
kepada kegiatan pendidikan politik dan kesadaran berbangsa bagi
para anggotanya.
Sikap radikal organisasi-organisasi pergerakan seperti PI, PKI, dan
PN dilatarbelakangi pengaruh Doktrin Wilson tentang hak
menentukan nasib sendiri (right of self-determination, pengaruh
Revolusi Rusia 1917 yang berhasil menggulingkan Tsar Nicholas II,
kekecewaan terhadap Janji November (November Belofte), dan
perubahan Pasal 111 Regerings Reglement.
Hal tersebut membuka jalan bagi menyuarakan aspirasi termasuk
kritikan secara terbuka terhadap pemerintah kolonial Belanda,
pergantian gubernur jenderal Hindia Belanda, pemakaian kata
"Indonesia" sebagai identitas bangsa, serta ikut sertanya kaum
buruh dalam pergerakan nasional.
Perhimpunan Indonesia merupakan organisasi sosial pertama
yang menggunakan kata Indonesia untuk nama organisasinya.
Penggantian namanya memiliki dampak politik yang besar, yaitu
sikap politiknya berubah, dari semula yang bersikap kooperatif
menjadi non-kooperatif. dari moderat menjadi radikal. Sikap non-
kooperatif dan radikal itu tercermin dalam tiga visi politiknya
berikut ini:
Indonesia ingin menentukan nasibnya sendiri.
Bangsa Indonesia mengandalkan kemampuan dan kekuatanya
sendiri.
Bangsa Indonesia harus bersatu untuk melawan penjajah.
8. Dalam periode bertahan, tokoh pergerakan nasional melanjutkan perjuangan melalui Volksraad.
Meskipun di luar Volksraad tidak ada aksi perjuangan, tetapi organisasi-organisasi pergerakan tetap
giat melakukan akitivitas di berbagai bidang dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat, seperti
mendirikan Rukun Tani, Rukun Pelayaran, dan mengusahakan bank serta koperasi.
Taman Siswa merupakan salah satu organisasi pergerakan pada periode bertahan yang berfokus pada
kegiatan dalam bidang pendidikan. Ki Hajar Dewantara menerapkan tiga konsep pengajaran dalam
kegiatan pendidikan di Taman Siswa, yaitu sebagai berikut:
Ing ngarsa sung tulodo (di depan memberi teladan), artinya para guru yang memiliki tanggung
jawab memberikan pendidikan dan harus dapat memberi contoh dengan sikap serta perilaku yang
baik sehingga dapat menjadi teladan bagi siswanya.
Ing madyo mangun karsa (di tengah memberi semangat), artinya guru harus dapat memberi
motivasi yang baik bagi siswanya dan memberikan bimbingan yang terus-menerus agar siswa dapat
berkembang sesuai dengan bakat dan minatnya.
Tut wuri handayani (di belakang memberi dorongan), artinya guru wajib membimbing siswa untuk
dapat menggali sendiri pengetahuannya dan menemukan makna dari pengetahuan yang
diperolehnya sehingga pengetahuan itu dapat berguna bagi kehidupannya.
9. Selain Taman Siswa, organisasi-organisasi pergerakan pada periode bertahan adalah Partai
Indonesia Raya (Parindra) dan Gabungan Politik Indonesia (Gapi). Parndra menunjukkan
sikap kooperatif dan moderat.
Parindra melakukan perjuangan baik di dalam maupun di luar Volksraad.
Sesuai dengan namanya, Gapi merupakan gabungan dari berbagai partai politik yang ada
di Indonesia. Organisasi ini didirikan oleh Mohammad Husni Thamrin pada 21 Mei tahun
1939.
Gapi memiliki tiga asas perjuangan, yaitu hak menentukan diri sendiri, persatuan nasional
seluruh bangsa indonesia berdasarkan kerakyatan dalam paham politik, ekonomi, dan
sosial dan persatuan aksi seluruh pergerakan Indonesia
10. Sumber
Hapsari, Ratna dan Adil, M. 2016. Sejarah
Untuk SMA/MA Kelas XI: Kelompok
Kelompok wajib. Jakarta: Erlangga.