Dokumen tersebut membahas tentang tata laksana pasien dengan lumbar pungsi (LP), meliputi pengertian, tujuan, indikasi, kontraindikasi, komplikasi, alat dan bahan, prosedur LP, perawatan pasca LP, masalah keperawatan terkait LP, serta tugas membuat rencana keperawatan berkelompok berdasarkan diagnosis LP.
Tujuan utama pemeriksaan tanda-tanda vital adalah untuk mengetahui perkembangan penyakit pasien, membantu menentukan diagnosa dan intervensi keperawatan, serta mengetahui data objektif pasien. Pemeriksaan harus dilakukan pada waktu-waktu tertentu seperti saat pasien masuk rumah sakit, sebelum dan sesudah prosedur medis, atau ketika kondisi pasien berubah.
Dokumen tersebut membahas tentang vulnus laceratum atau luka robek, termasuk pengertian, etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala, pemeriksaan diagnostik, serta diagnosa dan intervensi keperawatan. Luka robek dapat terjadi akibat kekerasan yang hebat yang memutuskan jaringan, dan dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti trauma mekanis, elektrik, termal, maupun kimia. Pemeriksaan diagnost
Diabetes melitus adalah kelompok kelainan yang ditandai dengan kenaikan kadar glukosa dalam darah. Terdapat beberapa tipe diabetes, termasuk tipe 1 yang tergantung insulin, tipe 2 yang tidak tergantung insulin, diabetes saat hamil, dan diabetes yang berhubungan dengan kondisi atau sindrom lain. Gejala umum diabetes meliputi dahaga berlebih, sering buang air kecil, kelelahan, dan penurunan berat badan. Penatalaksanaan diabetes meliputi diet,
Makalah ini membahas tentang asuhan keperawatan kolitis ulseratif dan appendisitis. Kolitis ulseratif adalah penyakit inflamasi usus yang ditandai dengan peradangan dan luka pada usus besar, sedangkan appendisitis adalah radang pada apendiks yang disebabkan oleh infeksi. Makalah ini menjelaskan konsep medis, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, dan penatalaksanaan dari kedua kondisi tersebut.
Dokumen tersebut memberikan pedoman tentang prosedur pemberian insulin dan pemeriksaan kadar gula darah pasien diabetes. Prosedur pemberian insulin mencakup persiapan alat dan pasien, implementasi pemberian subkutan, evaluasi, dokumentasi, serta sikap perawat. Prosedur pemeriksaan kadar gula darah mencakup pengambilan sampel darah puasa dan 2 jam setelah makan untuk mengevaluasi respons insulin dan manajemen diabetes.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang asuhan keperawatan pada pasien An. M yang menderita asma bronchiale. Ringkasan utamanya adalah:
1. Pasien mengalami sesak napas berat, batuk produktif, dan tanda-tanda hipoksia.
2. Dilakukan pengobatan nebulizer, oksigenasi, dan pemantauan parameter vital.
3. Kondisi pasien mengalami peningkatan dengan berkurangnya sesak dan tanda hipoksia.
Tujuan utama pemeriksaan tanda-tanda vital adalah untuk mengetahui perkembangan penyakit pasien, membantu menentukan diagnosa dan intervensi keperawatan, serta mengetahui data objektif pasien. Pemeriksaan harus dilakukan pada waktu-waktu tertentu seperti saat pasien masuk rumah sakit, sebelum dan sesudah prosedur medis, atau ketika kondisi pasien berubah.
Dokumen tersebut membahas tentang vulnus laceratum atau luka robek, termasuk pengertian, etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala, pemeriksaan diagnostik, serta diagnosa dan intervensi keperawatan. Luka robek dapat terjadi akibat kekerasan yang hebat yang memutuskan jaringan, dan dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti trauma mekanis, elektrik, termal, maupun kimia. Pemeriksaan diagnost
Diabetes melitus adalah kelompok kelainan yang ditandai dengan kenaikan kadar glukosa dalam darah. Terdapat beberapa tipe diabetes, termasuk tipe 1 yang tergantung insulin, tipe 2 yang tidak tergantung insulin, diabetes saat hamil, dan diabetes yang berhubungan dengan kondisi atau sindrom lain. Gejala umum diabetes meliputi dahaga berlebih, sering buang air kecil, kelelahan, dan penurunan berat badan. Penatalaksanaan diabetes meliputi diet,
Makalah ini membahas tentang asuhan keperawatan kolitis ulseratif dan appendisitis. Kolitis ulseratif adalah penyakit inflamasi usus yang ditandai dengan peradangan dan luka pada usus besar, sedangkan appendisitis adalah radang pada apendiks yang disebabkan oleh infeksi. Makalah ini menjelaskan konsep medis, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, dan penatalaksanaan dari kedua kondisi tersebut.
Dokumen tersebut memberikan pedoman tentang prosedur pemberian insulin dan pemeriksaan kadar gula darah pasien diabetes. Prosedur pemberian insulin mencakup persiapan alat dan pasien, implementasi pemberian subkutan, evaluasi, dokumentasi, serta sikap perawat. Prosedur pemeriksaan kadar gula darah mencakup pengambilan sampel darah puasa dan 2 jam setelah makan untuk mengevaluasi respons insulin dan manajemen diabetes.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang asuhan keperawatan pada pasien An. M yang menderita asma bronchiale. Ringkasan utamanya adalah:
1. Pasien mengalami sesak napas berat, batuk produktif, dan tanda-tanda hipoksia.
2. Dilakukan pengobatan nebulizer, oksigenasi, dan pemantauan parameter vital.
3. Kondisi pasien mengalami peningkatan dengan berkurangnya sesak dan tanda hipoksia.
Tonsilitis adalah infeksi pada tonsil yang dapat berupa akut atau kronik. Tonsilitis akut disebabkan oleh virus, bakteria atau jamur dan menyebabkan sakit tekak, demam, dan bengkak pada leher. Tonsilitis kronik disebabkan oleh episode tonsilitis akut berulang dan ditandai dengan sakit tekak kronik serta bengkak pada tonsil dan kelenjar leher. Pengobatan untuk tonsilitis akut meliputi obat pereda nyeri
Dokumen tersebut membahas tentang dokumentasi asuhan keperawatan infeksi. Dibahas mengenai definisi infeksi, rantai infeksi yang terdiri dari agens infeksius, reservoar, portal keluar, cara penularan, portal masuk, dan pejamu yang rentan. Juga dibahas mengenai proses infeksi, jenis-jenis infeksi, pertahanan tubuh terhadap infeksi, dan infeksi nosokomial.
1. Dokumen membahas tentang sinusitis, yaitu radang pada sinus paranasal yang umumnya disebabkan oleh infeksi saluran napas atas.
2. Terdapat beberapa jenis sinusitis seperti akut, subakut, kronis, alergi, dan hiperplastik, yang dibedakan berdasarkan gejala dan lama penyakitnya.
3. Penatalaksanaan sinusitis meliputi antibiotik, dekongestan, antihistamin, steroid intranasal, dan operasi untuk mengat
Dokumen tersebut merupakan laporan hasil penelitian tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan gastritis dan gastroenteritis. Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar gastritis, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan gastritis secara farmakologi dan non farmakologi."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Atresia ani adalah kelainan bawaan dimana terdapat penyumbatan atau tidak adanya lubang anus sejak lahir.
2. Terdapat beberapa bentuk kelainan atresia ani seperti lubang anus yang sempit atau salah letak, terdapat selaput pada lubang anus, atau rektum tidak terhubung dengan lubang anus.
3. Penatalaksanaan atresia ani meliputi operasi untuk memb
Teks tersebut merupakan makalah tentang studi kasus campak pada orang dewasa yang membahas tentang konsep medis campak, epidemiologi, patogenesis, gejala klinis dan tujuan penulisan makalah tersebut untuk memberikan asuhan keperawatan pada pasien dewasa dengan diagnosa campak.
Implementasi asuhan keperawatan pada klien dengan Artritis Gout meliputi pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi. Diagnosa yang ditemukan adalah kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit Artritis Gout dan ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit. Intervensi meliputi pendidikan kesehatan tentang penyakit dan cara merawat pasien. Implementasi dan evaluasi menunjukkan tujuan keperawatan tercapai den
Laporan ini memberikan ringkasan tentang asuhan keperawatan pasien dengan TB paru di ruang Cucakrowo RSUD M. Ashari Pemalang. Dokumen ini menjelaskan definisi TB, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan TB paru."
Pasien laki-laki berusia 28 tahun menjalani hemodialisa karena CKD stage 5. Pasien mengeluh lemas dan kedinginan sebelum, selama, dan sesudah hemodialisa. Perawat memberikan dukungan dan mengawasi kondisi pasien.
Makalah ini membahas tentang gangguan sistem THT khususnya Otitis Media Akut (OMA). Isinya mencakup anatomi dan fisiologi telinga, definisi OMA, etiologi, patofisiologi, penatalaksanaan yang meliputi pengobatan dan pencegahan, serta asuhan keperawatan pada penderita OMA.
Dibawah ini adalah contoh Soal ukom perawat dan kunci jawaban.
1. Seorang laki-laki berusia 50 tahun dibawa ke UGD oleh keluarganya karena mengalami kejang saat di rumah sampai lidahnya berdarah karena tergigit.
Apakah tindakan keperawatan yang menjadi prioritas pada kasus yang dialami oleh Tn. B?
Dapatkan soal soal uji kompetensi perawat terlengkap di www.kumpulanukom.blogspot.com dan Kumpulanukom.blogspot.com serta ukomperawat.blogspot.com
Dokumen tersebut membahas tentang defisiensi insulin yang menyebabkan peningkatan glukagon yang menurunkan penggunaan glukosa oleh sel, meningkatkan glukoneogenesis dan glikemia serta menyebabkan berbagai komplikasi metabolik dan vaskuler seperti ketonemia, asidosis, trombosis, aterosklerosis, komplikasi mikrovaskuler seperti retinopati dan nefropati serta komplikasi makrovaskuler seperti infark miokard dan stroke.
Dokumen tersebut memberikan panduan tentang berbagai posisi untuk menempatkan pasien di tempat tidur demi kesejahteraan dan keamanan mereka. Posisi-posisi tersebut meliputi rekumben, lateral, Fowler, kardiak, prone, dorsal, dan Trendelenburg, dengan tujuan masing-masing seperti mencegah tekanan, mempermudah pernafasan, dan memfasilitasi prosedur medis. Cara-cara pelaksanaan setiap posisi juga dijelaskan secar
Tonsilitis adalah infeksi pada tonsil yang dapat berupa akut atau kronik. Tonsilitis akut disebabkan oleh virus, bakteria atau jamur dan menyebabkan sakit tekak, demam, dan bengkak pada leher. Tonsilitis kronik disebabkan oleh episode tonsilitis akut berulang dan ditandai dengan sakit tekak kronik serta bengkak pada tonsil dan kelenjar leher. Pengobatan untuk tonsilitis akut meliputi obat pereda nyeri
Dokumen tersebut membahas tentang dokumentasi asuhan keperawatan infeksi. Dibahas mengenai definisi infeksi, rantai infeksi yang terdiri dari agens infeksius, reservoar, portal keluar, cara penularan, portal masuk, dan pejamu yang rentan. Juga dibahas mengenai proses infeksi, jenis-jenis infeksi, pertahanan tubuh terhadap infeksi, dan infeksi nosokomial.
1. Dokumen membahas tentang sinusitis, yaitu radang pada sinus paranasal yang umumnya disebabkan oleh infeksi saluran napas atas.
2. Terdapat beberapa jenis sinusitis seperti akut, subakut, kronis, alergi, dan hiperplastik, yang dibedakan berdasarkan gejala dan lama penyakitnya.
3. Penatalaksanaan sinusitis meliputi antibiotik, dekongestan, antihistamin, steroid intranasal, dan operasi untuk mengat
Dokumen tersebut merupakan laporan hasil penelitian tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan gastritis dan gastroenteritis. Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar gastritis, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan gastritis secara farmakologi dan non farmakologi."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Atresia ani adalah kelainan bawaan dimana terdapat penyumbatan atau tidak adanya lubang anus sejak lahir.
2. Terdapat beberapa bentuk kelainan atresia ani seperti lubang anus yang sempit atau salah letak, terdapat selaput pada lubang anus, atau rektum tidak terhubung dengan lubang anus.
3. Penatalaksanaan atresia ani meliputi operasi untuk memb
Teks tersebut merupakan makalah tentang studi kasus campak pada orang dewasa yang membahas tentang konsep medis campak, epidemiologi, patogenesis, gejala klinis dan tujuan penulisan makalah tersebut untuk memberikan asuhan keperawatan pada pasien dewasa dengan diagnosa campak.
Implementasi asuhan keperawatan pada klien dengan Artritis Gout meliputi pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi. Diagnosa yang ditemukan adalah kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit Artritis Gout dan ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit. Intervensi meliputi pendidikan kesehatan tentang penyakit dan cara merawat pasien. Implementasi dan evaluasi menunjukkan tujuan keperawatan tercapai den
Laporan ini memberikan ringkasan tentang asuhan keperawatan pasien dengan TB paru di ruang Cucakrowo RSUD M. Ashari Pemalang. Dokumen ini menjelaskan definisi TB, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan TB paru."
Pasien laki-laki berusia 28 tahun menjalani hemodialisa karena CKD stage 5. Pasien mengeluh lemas dan kedinginan sebelum, selama, dan sesudah hemodialisa. Perawat memberikan dukungan dan mengawasi kondisi pasien.
Makalah ini membahas tentang gangguan sistem THT khususnya Otitis Media Akut (OMA). Isinya mencakup anatomi dan fisiologi telinga, definisi OMA, etiologi, patofisiologi, penatalaksanaan yang meliputi pengobatan dan pencegahan, serta asuhan keperawatan pada penderita OMA.
Dibawah ini adalah contoh Soal ukom perawat dan kunci jawaban.
1. Seorang laki-laki berusia 50 tahun dibawa ke UGD oleh keluarganya karena mengalami kejang saat di rumah sampai lidahnya berdarah karena tergigit.
Apakah tindakan keperawatan yang menjadi prioritas pada kasus yang dialami oleh Tn. B?
Dapatkan soal soal uji kompetensi perawat terlengkap di www.kumpulanukom.blogspot.com dan Kumpulanukom.blogspot.com serta ukomperawat.blogspot.com
Dokumen tersebut membahas tentang defisiensi insulin yang menyebabkan peningkatan glukagon yang menurunkan penggunaan glukosa oleh sel, meningkatkan glukoneogenesis dan glikemia serta menyebabkan berbagai komplikasi metabolik dan vaskuler seperti ketonemia, asidosis, trombosis, aterosklerosis, komplikasi mikrovaskuler seperti retinopati dan nefropati serta komplikasi makrovaskuler seperti infark miokard dan stroke.
Dokumen tersebut memberikan panduan tentang berbagai posisi untuk menempatkan pasien di tempat tidur demi kesejahteraan dan keamanan mereka. Posisi-posisi tersebut meliputi rekumben, lateral, Fowler, kardiak, prone, dorsal, dan Trendelenburg, dengan tujuan masing-masing seperti mencegah tekanan, mempermudah pernafasan, dan memfasilitasi prosedur medis. Cara-cara pelaksanaan setiap posisi juga dijelaskan secar
Pemeriksaan diagnostik sistem neurologikyulvihardoni
Teks tersebut membahas beberapa prosedur diagnostik gangguan sistem saraf, yaitu lumbal punksi, angiografi, elektroensefalografi, elektromiografi, dan CT scan otak. Prosedur-prosedur tersebut digunakan untuk mendeteksi berbagai kondisi seperti meningitis, perdarahan subaraknoid, tumor otak, sumbatan pembuluh darah otak, dan epilepsi.
Hernia inguinalis terjadi karena kegagalan penutupan prosesus vaginalis saat janin berkembang. Hernia lebih sering ditemukan pada laki-laki daripada perempuan dan diagnosis didasarkan pada pemeriksaan fisik. Tindakan operasi diperlukan untuk menutup prosesus vaginalis dan mencegah komplikasi seperti inkarserasi usus.
Teknik operasi herniotomi pada anak meliputi pembukaan lapisan kulit dan jaringan subkutan di atas cincin inguinal, pemisahan kantung hernia dari pembuluh darah dan pembuluh sperma, pengikatan dan pemotongan kantung hernia, dan penjahitan lapisan jaringan secara bertahap hingga kulit.
dr.Yusmahenry Galindra,Sp. S. Kuliah Parkinson.pptPujaMonitra
Dokumen ini membahas prosedur lumbar punksi (LP) untuk mengambil cairan cerebrospinal (CSF). LP digunakan untuk diagnosis infeksi sistem saraf pusat seperti meningitis dan evaluasi penyakit seperti demensia. LP dilakukan dengan menusuk jarum di area lumbal L3-L5 sambil memeriksa tekanan CSF, jumlah sel darah putih, protein, glukosa. Komplikasi LP bisa berupa nyeri kepala, infeksi, atau keboc
Prosedur medis seperti abdominal paracentesis dan OGDS digunakan untuk mengambil sampel cairan perut dan memeriksa esofagus, lambung, dan duodenum. Kedua prosedur melibatkan persiapan pasien, pemantauan tanda vital, dan pengawasan selama dan sesudah prosedur untuk mengidentifikasi komplikasi potensial seperti infeksi atau pendarahan.
4. TUJUAN
pemeriksaan cairan serebrospinal
mengukur & mengurangi tekanan cairan
serebrospinal
menentukan ada tidaknya darah pd cairan
serebrospinal
mendeteksi adanya blok subarakhnoid
spinal
memberikan antibiotic intrathekal ke dlm
kanalis spinal terutama kasus infeksi.
5. INDIKASI
- Kejang
- Paresis atau paralisis N VI
- Pasien koma
- Ubun – ubun besar menonjol
- Kaku kuduk dg kesadaran menurun
- Tuberkolosis milier
6. KONTRA INDIKASI
- Syock/renjatan
- Infeksi local di sekitar pungsi lumbal
- Peningkatan teka intracranial (tumor,
space occupying lesion,hedrosefalus)
- Ggn pembekuan darah yg belum diobati
7. KOMPLIKASI
- Sakit kepala
- Infeksi
- Iritasi zat kimia thd selaput otak
- Jarum pungsi patah
- Herniasi
- Tertusuknya saraf oleh jarum
pungsi
8. ALAT DAN BAHAN
1. Sarung tangan steril
2. Duk luban
3. Kassa steril, kapas dan plester
4. Antiseptic: povidon iodine dan alcohol 70
5. Troleey
6. Baju steril
7. Jarum punksi ukuran 19, 20, 23 G.
8. Manometer spinal
9. ALAT DAN BAHAN
9. Two way tap
10. Alcohol dalam lauran antiseptic untuk
membersihkan kulit.
11. Tempat penampung csf steril x 3 (untuk
bakteriologi, sitologi dan biokimia)
12. Plester
13. Depper
14. Jam yang ada penunjuk detiknya
15. Tempat sampah.
11. Anestesi local
1. Spuit dan jarum untuk memberikan obat anestesi
local
2. Obat anestesi loka (lidokian 1% 2 x ml), tanpa
epinefrin
3. Tempat sampah
12. PERSIAPAN PASIEN
Pasien diposisikan tidur lateral pada ujung tempat
tidur dengan lutut ditarik ke abdomen.
Catatan : bila pasiennya obesitas, bisa mengambil
posisi duduk di atas kursi, dengan kursi dibalikan
dan kepala disandarkan pada tempat sandarannya.
13.
14. Position the patient in the lateral
recumbent position with hips, knees, and
chin flexed toward the chest in order to
open the interlaminar spaces
LUMBAR PUNCTURE PROCEDURE
15. PROSEDUR
1. Lakukan cuci tangan steril
2. Persiapkan dan kumpulkan alat-alat
3. Jamin privacy pasien
4. Bantu pasien dalam posisi yang tepat, yaitu
pasien dalam posisi miring pada salah satu sisi
tubuh. Leher fleksi maksimal (dahi ditarik kearah
lutut), eksterimitas bawah fleksi maksimum (lutut
di atarik kearah dahi), dan sumbu kraniospinal
(kolumna vertebralis) sejajar dengan tempat tidur.
16. 5. Tentukan daerah pungsi lumbal diantara vertebra L4
dan L5. Pungsi dapat pula dilakukan antara L4 dan L5
atau antara L2 dan L3 namun tidak boleh pada bayi
6. Lakukan tindakan antisepsis pada kulit di sekitar daerah
pungsi radius 10 cm dengan larutan povidon iodine
diikuti dengan larutan alcohol 70 % dan tutup dengan
duk steril di mana daerah pungsi lumbal dibiarkan
terbuka
Tentukan kembali daerah pungsi dengan menekan ibu
jari tangan yang telah memakai sarung tangan steril
selama 15-30 detik yang akan menandai titik pungsi
tersebut selama 1 menit.
17. 7. Anestesi lokal disuntikan ke tempat tempat
penusukan dan tusukkan jarum spinal pada tempat
yang telah di tentukan. Masukkan jarum perlahan –
lahan menyusur tulang vertebra sebelah proksimal
dengan mulut jarum terbuka ke atas sampai
menembus durameter. Jarak antara kulit dan ruang
subarakhnoi berbeda pada tiap anak tergantung
umur dan keadaan gizi. Umumnya 1,5 – 2,5 cm
pada bayi dan meningkat menjadi 5 cm pada umur
3-5 tahun. Pada remaja jaraknya 6-8 cm.
18. 8. Lepaskan stylet perlahan – lahan dan cairan
keluar. Untuk mendapatkan aliran cairan yang lebih
baik, jarum diputar hingga mulut jarum mengarah
ke cranial. Ambil cairan untuk pemeriksaan.
9. Cabut jarum dan tutup lubang tusukkan dengan
plester
10. Rapihkan alat-alat dan membuang sampah
sesuai prosedur rumah sakit
11. Cuci tangan
19. PERAWATAN PASCA LP
(LEWIS,HEITKEMPER AND DIRKSEN, 2000. P 1603).
Pasien berbaring datar dg hanya hanya 1 bantal
selama 6 – 12 jam.
Observasi tempat penusukan apakah ada kebocoran.
Observasi pasien mengenai orientasi, gelisah, perasaan
mengantuk, mual, irritabilitasserebral (dan
melaporkannyakepada dokter.
Anjurkan pasien melaporkan adanya nyeri kepala dan
memberikan analgerik sesuaiprogram.Melaporkan ke
dokter bila ada hal yang tidak bisa diatasi.
membantu pasien mempertahankan posisi lateral
rekumben dengan lutut fleksi.
Menjamin prinsip/ teknik aseptik secara ketat. Memberi
label specimen CSF.
Memonitor status cairan, neurologis dan tanda-tanda
vital..