Dokumen tersebut membahas asuhan keperawatan pada ibu dengan kegawatan ruptur uterus. Ruptur uterus adalah robekan pada uterus yang dapat terjadi karena dinding rahim yang lemah atau perenggangan berlebihan selama persalinan. Asuhan keperawatan meliputi pengkajian gejala nyeri dan dehidrasi, pemberian cairan, serta monitoring janin untuk mencegah komplikasi pada ibu dan janin.
Ruptur uteri adalah robeknya dinding uterus selama kehamilan atau persalinan. Dokter umum harus mampu mendiagnosis dan merujuk kasus ini ke fasilitas perawatan lanjut. Bidan perlu segera merujuk pasien ke fasilitas kesehatan sambil mengatur infus cairan dan darah untuk mencegah komplikasi seperti syok dan sepsis.
ASKEB Ruptur Uteri AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGOVeranica Widi
Ruptur uteri adalah robekan pada dinding rahim yang dapat terjadi secara spontan akibat dilampauinya daya regang miometrium atau disebabkan trauma selama persalinan, dengan gejala utama nyeri abdomen dan perdarahan. Ruptur uteri dapat berakibat fatal bagi ibu dan janin jika tidak ditangani dengan tepat.
Rupture uteri adalah robekan pada dinding rahim yang disebabkan oleh kelemahan otot rahim atau trauma selama persalinan. Rupture dibagi menjadi spontan yang disebabkan oleh kondisi rahim sebelum kehamilan, dan violent yang disebabkan cedera. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan dalam yang dapat meraba robekan. Pengobatan meliputi laparotomi untuk mengeluarkan janin dan plasenta, reparasi rahim jika memungkinkan, atau
Dokumen tersebut membahas tentang kehamilan ektopik terganggu (KET), yaitu kehamilan di luar rahim yang mengalami komplikasi seperti abortus atau pecahnya kandungan, yang dapat membahayakan ibu. Dokumen tersebut menjelaskan definisi, klasifikasi, patofisiologi, etiologi, gejala, diagnosis, dan penanganan KET.
Dokumen tersebut membahas tentang persalinan caesar, termasuk syarat-syarat, indikasi, dan jenis persalinan caesar (terencana dan darurat). Dokumen juga membahas keuntungan dan kerugian dari persalinan caesar serta hal-hal yang harus dipertimbangkan sebelum melakukan operasi caesar.
Ruptur uteri adalah robeknya dinding uterus selama kehamilan atau persalinan. Dokter umum harus mampu mendiagnosis dan merujuk kasus ini ke fasilitas perawatan lanjut. Bidan perlu segera merujuk pasien ke fasilitas kesehatan sambil mengatur infus cairan dan darah untuk mencegah komplikasi seperti syok dan sepsis.
ASKEB Ruptur Uteri AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGOVeranica Widi
Ruptur uteri adalah robekan pada dinding rahim yang dapat terjadi secara spontan akibat dilampauinya daya regang miometrium atau disebabkan trauma selama persalinan, dengan gejala utama nyeri abdomen dan perdarahan. Ruptur uteri dapat berakibat fatal bagi ibu dan janin jika tidak ditangani dengan tepat.
Rupture uteri adalah robekan pada dinding rahim yang disebabkan oleh kelemahan otot rahim atau trauma selama persalinan. Rupture dibagi menjadi spontan yang disebabkan oleh kondisi rahim sebelum kehamilan, dan violent yang disebabkan cedera. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan dalam yang dapat meraba robekan. Pengobatan meliputi laparotomi untuk mengeluarkan janin dan plasenta, reparasi rahim jika memungkinkan, atau
Dokumen tersebut membahas tentang kehamilan ektopik terganggu (KET), yaitu kehamilan di luar rahim yang mengalami komplikasi seperti abortus atau pecahnya kandungan, yang dapat membahayakan ibu. Dokumen tersebut menjelaskan definisi, klasifikasi, patofisiologi, etiologi, gejala, diagnosis, dan penanganan KET.
Dokumen tersebut membahas tentang persalinan caesar, termasuk syarat-syarat, indikasi, dan jenis persalinan caesar (terencana dan darurat). Dokumen juga membahas keuntungan dan kerugian dari persalinan caesar serta hal-hal yang harus dipertimbangkan sebelum melakukan operasi caesar.
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi di luar rahim yang dapat menyebabkan abortus atau ruptur pada dinding organ tersebut. Dokumen ini membahas definisi, epidemiologi, etiologi, patologi, klasifikasi, dan gejala klinis dari kehamilan ektopik terganggu. Sebagian besar kasus terjadi pada tuba falopi dan merupakan penyebab utama kematian ibu akibat perdarahan yang tidak terkendali.
1. Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan hasil konsepsi berimplantasi di luar endometrium rahim.
2. Terdapat beberapa jenis kehamilan ektopik seperti kehamilan heterotopik, kehamilan ektopik kombinasi, dan kehamilan ektopik rangkap.
3. Faktor-faktor seperti infeksi, struktur tuba, dan gangguan fungsi silia tuba dapat memicu terjadinya kehamilan ektopik.
Dokumen tersebut membahas tentang kehamilan ektopik, yaitu kondisi di mana janin berimplantasi dan tumbuh di luar rahim. Terdapat beberapa jenis kehamilan ektopik seperti di saluran telur, ovarium, atau ligamen. Diagnosis didasarkan pada gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium serta ultrasonografi. Pengobatan utamanya adalah operasi untuk mengeluarkan janin dan organ yang terkena.
Tiga lokasi kemungkinan kehamilan ektopik pada anak perempuan yang lahir dari ibu yang mengambil DES ialah tiub falopian, ovari, dan abdomen. Kehamilan ektopik disebabkan oleh faktor seperti infeksi, pembedahan sebelum ini, dan penggunaan hormon."
Solusio plasenta adalah pelepasan sebagian atau seluruh plasenta sebelum bayi lahir. Dokumen ini membahas klasifikasi, gejala, komplikasi, dan penatalaksanaan solusio plasenta berdasarkan derajat pelepasan plasenta, bentuk perdarahannya, dan tingkat gejala klinis. Solusio plasenta dapat menyebabkan perdarahan berat dan syok yang membahayakan ibu dan janin, sehingga diperlukan
Pasien wanita paritas 4 mengalami perdarahan berulang akibat plasenta previa totalis pada kehamilan trimester ketiga. Diagnosis ditetapkan berdasarkan pemeriksaan fisik, USG, dan dilakukan tindakan bedah sesar sebagai penatalaksanaan.
Makalah ini membahas tentang solusio plasenta, yaitu terlepasnya sebagian atau seluruh plasenta dari dinding rahim sebelum persalinan. Makalah ini menjelaskan definisi, klasifikasi, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, diagnosis, komplikasi, dan prognosis dari solusio plasenta.
Solusio plasenta adalah lepasnya sebagian atau seluruh plasenta dari tempat implantasinya yang normal di dinding rahim sebelum bayi lahir. Hal ini dapat terjadi setelah kehamilan 20 minggu dan menyebabkan perdarahan yang berbahaya bagi ibu dan janin."
Kelompok 5 perdarahan pada kehamilan tuatita_nurlita
Plasenta previa merupakan salah satu penyebab utama perdarahan antepartum pada trimester ketiga yang disebabkan oleh letak plasenta yang menutupi serviks uteri sehingga menimbulkan perdarahan tanpa nyeri. Diagnosis didasarkan pada anamnesis perdarahan dan pemeriksaan fisik serta ultrasonografi, sedangkan penatalaksanaannya meliputi penanganan darurat dan persiapan untuk persalinan seksio sesarea.
Dokumen tersebut membahas tentang perdarahan antepartum yang mencakup dua kondisi utama yaitu plasenta previa dan solusio plasenta. Plasenta previa adalah kondisi dimana plasenta berimplantasi terlalu rendah sehingga menutupi atau berdekatan dengan mulut rahim. Solusio plasenta adalah pelepasan sebagian atau seluruh permukaan plasenta sebelum waktunya. Kedua kondisi dapat menyebabkan
Sectio caesaria (SC) adalah tindakan bedah untuk melahirkan janin dengan membuat insisi pada dinding perut dan rahim. Terdapat beberapa jenis SC antara lain SC klasik, SC transperitoneal profunda, dan SC ekstraperitoneal. Indikasinya meliputi komplikasi kehamilan seperti CPD, PEB, KPD, dan kelainan letak janin. Teknik pembedahannya meliputi tahapan pembukaan rahim, pengeluaran janin, pen
Dokumen tersebut merangkum asuhan keperawatan untuk ibu intranatal dan persalinan, mulai dari fase laten aktif hingga fase pengawasan pascapersalinan. Terdapat 4 kala persalinan yang masing-masing memuat pengkajian, lingkup masalah, dan tindakan keperawatan yang sesuai. Dokumen ini memberikan panduan lengkap mengenai proses dan asuhan persalinan normal pada ibu.
Dokumen tersebut merupakan laporan pendahuluan dan asuhan kebidanan pada Ny. A dengan persalinan kala I fase aktif. Dokumen tersebut menjelaskan definisi, fisiologi, fase-fase, tanda bahaya, manajemen, dukungan, dan pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologis ibu selama persalinan kala I.
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi di luar rahim yang dapat menyebabkan abortus atau ruptur pada dinding organ tersebut. Dokumen ini membahas definisi, epidemiologi, etiologi, patologi, klasifikasi, dan gejala klinis dari kehamilan ektopik terganggu. Sebagian besar kasus terjadi pada tuba falopi dan merupakan penyebab utama kematian ibu akibat perdarahan yang tidak terkendali.
1. Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan hasil konsepsi berimplantasi di luar endometrium rahim.
2. Terdapat beberapa jenis kehamilan ektopik seperti kehamilan heterotopik, kehamilan ektopik kombinasi, dan kehamilan ektopik rangkap.
3. Faktor-faktor seperti infeksi, struktur tuba, dan gangguan fungsi silia tuba dapat memicu terjadinya kehamilan ektopik.
Dokumen tersebut membahas tentang kehamilan ektopik, yaitu kondisi di mana janin berimplantasi dan tumbuh di luar rahim. Terdapat beberapa jenis kehamilan ektopik seperti di saluran telur, ovarium, atau ligamen. Diagnosis didasarkan pada gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium serta ultrasonografi. Pengobatan utamanya adalah operasi untuk mengeluarkan janin dan organ yang terkena.
Tiga lokasi kemungkinan kehamilan ektopik pada anak perempuan yang lahir dari ibu yang mengambil DES ialah tiub falopian, ovari, dan abdomen. Kehamilan ektopik disebabkan oleh faktor seperti infeksi, pembedahan sebelum ini, dan penggunaan hormon."
Solusio plasenta adalah pelepasan sebagian atau seluruh plasenta sebelum bayi lahir. Dokumen ini membahas klasifikasi, gejala, komplikasi, dan penatalaksanaan solusio plasenta berdasarkan derajat pelepasan plasenta, bentuk perdarahannya, dan tingkat gejala klinis. Solusio plasenta dapat menyebabkan perdarahan berat dan syok yang membahayakan ibu dan janin, sehingga diperlukan
Pasien wanita paritas 4 mengalami perdarahan berulang akibat plasenta previa totalis pada kehamilan trimester ketiga. Diagnosis ditetapkan berdasarkan pemeriksaan fisik, USG, dan dilakukan tindakan bedah sesar sebagai penatalaksanaan.
Makalah ini membahas tentang solusio plasenta, yaitu terlepasnya sebagian atau seluruh plasenta dari dinding rahim sebelum persalinan. Makalah ini menjelaskan definisi, klasifikasi, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, diagnosis, komplikasi, dan prognosis dari solusio plasenta.
Solusio plasenta adalah lepasnya sebagian atau seluruh plasenta dari tempat implantasinya yang normal di dinding rahim sebelum bayi lahir. Hal ini dapat terjadi setelah kehamilan 20 minggu dan menyebabkan perdarahan yang berbahaya bagi ibu dan janin."
Kelompok 5 perdarahan pada kehamilan tuatita_nurlita
Plasenta previa merupakan salah satu penyebab utama perdarahan antepartum pada trimester ketiga yang disebabkan oleh letak plasenta yang menutupi serviks uteri sehingga menimbulkan perdarahan tanpa nyeri. Diagnosis didasarkan pada anamnesis perdarahan dan pemeriksaan fisik serta ultrasonografi, sedangkan penatalaksanaannya meliputi penanganan darurat dan persiapan untuk persalinan seksio sesarea.
Dokumen tersebut membahas tentang perdarahan antepartum yang mencakup dua kondisi utama yaitu plasenta previa dan solusio plasenta. Plasenta previa adalah kondisi dimana plasenta berimplantasi terlalu rendah sehingga menutupi atau berdekatan dengan mulut rahim. Solusio plasenta adalah pelepasan sebagian atau seluruh permukaan plasenta sebelum waktunya. Kedua kondisi dapat menyebabkan
Sectio caesaria (SC) adalah tindakan bedah untuk melahirkan janin dengan membuat insisi pada dinding perut dan rahim. Terdapat beberapa jenis SC antara lain SC klasik, SC transperitoneal profunda, dan SC ekstraperitoneal. Indikasinya meliputi komplikasi kehamilan seperti CPD, PEB, KPD, dan kelainan letak janin. Teknik pembedahannya meliputi tahapan pembukaan rahim, pengeluaran janin, pen
Dokumen tersebut merangkum asuhan keperawatan untuk ibu intranatal dan persalinan, mulai dari fase laten aktif hingga fase pengawasan pascapersalinan. Terdapat 4 kala persalinan yang masing-masing memuat pengkajian, lingkup masalah, dan tindakan keperawatan yang sesuai. Dokumen ini memberikan panduan lengkap mengenai proses dan asuhan persalinan normal pada ibu.
Dokumen tersebut merupakan laporan pendahuluan dan asuhan kebidanan pada Ny. A dengan persalinan kala I fase aktif. Dokumen tersebut menjelaskan definisi, fisiologi, fase-fase, tanda bahaya, manajemen, dukungan, dan pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologis ibu selama persalinan kala I.
Post partum merupakan masa 6 minggu setelah persalinan yang ditandai dengan pemulihan organ reproduksi ibu serta adaptasi peran baru sebagai ibu. Pada masa ini terjadi berbagai perubahan fisik, psikologis, dan peran sosial bagi ibu dan keluarga. Perawatan kesehatan ibu meliputi pemantauan lochia, fundus uteri, dan tanda-tanda komplikasi serta dukungan psikososial.
Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan plasenta dari dinding rahim sebelum persalinan. Faktor risiko solusio plasenta antara lain hipertensi, riwayat solusio plasenta, dan merokok. Tanda-tanda solusio plasenta meliputi perdarahan, nyeri abdomen, dan DJJ janin menurun. Asuhan kebidanan meliputi rujukan ke dokter, pemantauan kondisi ibu dan janin
Dokumen tersebut membahas tentang pemeriksaan dan pengkajian ibu intra natal oleh petugas kebidanan. Pemeriksaan meliputi riwayat medis, pemeriksaan fisik, dan penilaian tanda-tanda persalinan. Petugas juga memberikan dukungan dan penjelasan kepada ibu serta keluarganya selama proses persalinan.
Perdarahan post partum dan retensio plasenta masih menjadi penyebab utama kematian ibu saat bersalin. Manajemen retensio plasenta meliputi penghentian perdarahan, penggantian darah, dan pengeluaran plasenta secara manual untuk mencegah komplikasi lebih lanjut seperti infeksi dan syok.
Similar to Asuhan keperawatan pada ibu dengan kegawatan ruptur uterus. STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe (20)
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
2. Konsep Dasar
A. Definisi
Kegawatan Ruptur Uterus merupakan
robekan uterus yang dapat ditemukan pada
sebagian besar bagian bawah uterus,
termasuk robekan pada vagina
3. B. Etiologi
1. Dinding rahim yang lemah
a. Bekas seksio caesarea
b. Bekas miomektomia
c. Bekas perforasi karena kuretase
d. Bekas histerorafia
e. Bekas pelepasan plasenta secara manual
2. Karena perenggangan yang luar biasa dari
rahim
4. C. Patofisiologi
Pada saat inpartus korpus uterus mengadakan
kontraksi, sedangkan segmen bawah rahim ( SBR
) tetap pasif dan serviks menjadi lembek, maka
karena sebab tertentu terjadilah obstruksi jalan
lahir. Sedangkan korpus uterus terus berkontraksi
dengan hebat, maka SBR yang pasif akan tertarik
ke atas menjadi bertambah renggang dan tipis.
Selain itu, lingkungan band ( batas antara Korpus
uterus dengan SBR, Normalnya 2-3 jari di atas
simfisis ) ikut meninggi.
5. Lanjutan
• Akibatnya, pada suatu waktu terjadilah
robekan pada SBR, sehingga terjadilah ruptur
Uterus. Akibat yang paling membahayakan
adalah jika perdarahan banyak, sehingga
dikhawatirkan ibu mengalami syok dan bila
tidak ditagani secara cepat akan menyebabkan
kematian pada ibu dan janin.
6. D. Manifestasi Klinis
• Ibu telah ditolong oleh dukun atau bidan dan partus yang
lama
• Gelisah dan ketakutan yang disertai persaan nyeri di perut
• Setiap his, ibu memegang perutnya dan mengerang
kesakitan, bahkan meminta agar anaknya cepat dilahirkan
walau dioperasi sekalipun
• Frekuensi nafas dan nadi cepat
• Adanya tanda-tanda dehidrasi karena partus yang lama,
serta tanda mulut kering, lidah kering, merasa panas
• His lebih lama, lebih kuat, lebih sering dan terus menerus
7. Lanjutan
• Pada palpasi SBR nyeri ( diatas simpisis)
• Pada pemeriksaan dalam terdapat tanda-tanda
obstruksi seperti, edema atau partio
vagina, dan kaput pada kepala janin yang
besar.
• DJJ ireguler
• Perasaan ingin berkemih, hematuria.
8. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas ibu : nama, usia, dan alamat
b. Riwayat kesehatan terdahulu
- Riwayat operasi atau pembedahan seksio
- Riwayat abortus
- Riwayat pertolongan persalinan
c. Riwayat kesehatan Sekarang
- nyeri
- Demam
- Frekuensi His
- Tanda-tanda Obstruksi
9. Lanjutan
d. Pemeriksaan fisik
- kepala : pada mata apakah terdapat
tanda anemia
- Leher : ada pembesaran kelenjar tiroid
atau tidak.
- Abdomen : bekas jahitan seksio
- tanda-tanda syok: frekuensi nafas cepat
serta denyut nadi cepat dan kuat
10. e. Palpasi : terdapat krepitasi pada kulit perut
yang menandakan adanya empisema
subkutan. Nyeri tekan pada perut,
terutama pada tempat robekan.
f. Inspeksi :
- Nyeri hebat di perut
- Terdapat tanda-tanda syok
- Muntah-muntah karena perangsangan
peritonium.
- Pendarahan pervagina yang biasanya
tidak begitu banyak keluar
11. g. Pemeriksaan Dalam
- janin dapat dengan mudah didorong
keatas, apabila kepala janin sudah jauh
turun kebawah dan disetai pengeluaran
darah pervagina yang agak banyak.
- dapat teraba robekan pada dinding
uterus bila rongga uterus telah kosong.
12. 2. Diagnosa Keperawatan
• Neri b.d kontraksi otot atau diktasi serviks,
trauma jaringan
• Resti kekurangan volume cairan b.d kehilangan
aktif perpindahan cairan
• Resti cedera janin b.d persalinan yang lama,
hipoksia, asidosis jaringan
13. 3. Intervensi
Dx. Nyeri B.d Kontraksi otot...
No Intervensi rasional
1 Temukan sifat, lokasi dan durasi nyeri, kaji
kontraksi uterus, hemoragik atau nyeri tekanan
abdomen.
Membantu dalam
mendiagnosis dan memilih
tindakan ruptur
2 Kaji stres psikologis ibu, pandangan dan respon
emosional gterhadap kejadian
Ansietas sebagai respon
terhadap situasi darurat
3 Berikan lingkungan yang nyaman, tenang dan aktifitas
untuk mengalihkan nyeri, anjurkan relaksasi
Dapat membantu dan
menurunkan tingkat anietas
dan mereduksi
ketidaknyamanan
Kolaborasi :
1 Berikan narkotik atau sedatif, berikan obat-obat
preoperatif bila prosedur pepmebdahan diindikasikan
Meningkatkan kemyamanan
menurunkan resiko komplikasi
pembedahan
2 Siapkan untuk prosedur bedah bila diindikasikan Tindakan terhadap
penyimpanan dasar akan
menghilangkan nyeri
14. Dx. Resti kekurangan volume cairan b.d
kehilangan aktif...
No Intervensi rasional
1 Ukur masukan/keluaran dan berat jenis urin Dehidrasi, urin menurun
peningkatan berat jenis
dan turgor kulit
2 Pantau suhu sesuai indikasi Peningkatan suhu dan nadi
dapt menandakan dehidrasi
3 Kaji denyut janin dan data dasar Pada awalnya dehidrasi dapat
meningkat karena dehidrasi
dan hilang caira n
Kolaborasi :
1 Berikan cairan peroral ( menyerap cairan jerenih, atau
es batu )
Mengganti kehilangan cairan,
larutan seperti RL diberikan
secara interavena
15. 4. Implementasi
• Implementasi merupakan tindakan yang
sesuai dengan yang telah direncanankan
• Tindakan mandiri adalah tindakan
keperawatan berdasarkan analisis dan
kesimpulan perawat.
• Tindakan kolaborasi adalah tindakan
keperawatan yang didasarkan oleh hasil
keputusan bersama seperti dokter.
16. 5. Evaluasi
Dx . Nyeri b.d kontraksi otot / dilatasi serviks ,trauma jaringan
Evaluasi
• Nyeri teratasi
• Ibu menjadi rileks
Dx. Resiko tinggi kekurangan volume cairan b.d kehilangan aktif
perpindahan caiaran
Evaulasi
• Pengeluaran urin stabil
• Dehidrasi, haus teratasi
17. dx. Resiko cedera pada janin B.d persalinan yang
lama, hipoksia, asidosis jaringan
Evaluasi :
- Bayi lahir spontan sehat
- Tanpa hipoksia
- Bayi terhindar dari infeksi
- Denyut jantung bayi normal.