merupakan pemeriksaan yang dilakukan pada perut ibu hamil untuk mengetahui apa yang ada d fundus, lateral kanan dan kiri uterus, menentukan sudah masuk pap atau belum dan untuk mengetahui seberapa jauh penurunan kepala
Dokumen tersebut membahas tentang diare pada anak, yang merupakan masalah kesehatan utama di berbagai negara termasuk Indonesia. Diare dapat menyebabkan kematian akibat dehidrasi, terutama pada bayi dan balita. Dokumen ini menjelaskan pengertian, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, komplikasi, dan pencegahan diare.
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2Utik Pariani
Dokumen tersebut merangkum konsep dasar diabetes mellitus, termasuk definisi, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, gejala klinis, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaannya. Diabetes mellitus adalah kelompok gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia akibat kekurangan produksi insulin atau resistensi terhadap insulin. Terdapat dua tipe utama diabetes yaitu tipe 1 yang disebabkan kerusakan sel pankreas dan tipe 2 yang le
merupakan pemeriksaan yang dilakukan pada perut ibu hamil untuk mengetahui apa yang ada d fundus, lateral kanan dan kiri uterus, menentukan sudah masuk pap atau belum dan untuk mengetahui seberapa jauh penurunan kepala
Dokumen tersebut membahas tentang diare pada anak, yang merupakan masalah kesehatan utama di berbagai negara termasuk Indonesia. Diare dapat menyebabkan kematian akibat dehidrasi, terutama pada bayi dan balita. Dokumen ini menjelaskan pengertian, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, komplikasi, dan pencegahan diare.
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2Utik Pariani
Dokumen tersebut merangkum konsep dasar diabetes mellitus, termasuk definisi, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, gejala klinis, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaannya. Diabetes mellitus adalah kelompok gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia akibat kekurangan produksi insulin atau resistensi terhadap insulin. Terdapat dua tipe utama diabetes yaitu tipe 1 yang disebabkan kerusakan sel pankreas dan tipe 2 yang le
Tinjauan kasus pasien Ny. "S" yang mengalami gastroenteritis mencakup:
1. Identitas pasien wanita berumur 23 tahun dengan keluhan demam, diare dan muntah
2. Riwayat penyakit sekarang mengalami panas badan dan diare 5 kali sehari selama 2 hari
3. Pemeriksaan fisik menunjukkan keadaan umum lemah dan panas beserta tanda vital tidak normal
Dokumen tersebut membahas tentang kebutuhan dasar manusia menurut pandangan beberapa ahli seperti Maslow. Menurut Maslow, kebutuhan dasar manusia terdiri dari kebutuhan fisiologis, keamanan, kasih sayang, harga diri, dan aktualisasi diri. Kebutuhan-kebutuhan tersebut saling berhubungan dan berjenjang, dimana kebutuhan dasar harus terpenuhi terlebih dahulu sebelum beralih ke tingkat kebutu
Makalah ini membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien labiopalatoskisis. Labiopalatoskisis adalah kelainan bawaan pada struktur mulut dimana terjadi celah pada bibir dan langit-langit. Makalah ini menjelaskan tentang definisi, klasifikasi, etiologi, dan anatomi fisiologi mulut yang terkait dengan kondisi ini. Tujuan makalah ini adalah untuk memahami asuhan keperawatan yang diberikan pada bayi bar
Dokumen tersebut memberikan panduan antisipasi kepada orang tua tentang perkembangan bayi pada usia 0-12 bulan dan toddler hingga usia sekolah, serta memberikan informasi mengenai pencegahan cedera pada masa bayi."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Pemeriksaan diagnostik meliputi pemeriksaan fisik, laboratorium, dan penunjang seperti USG dan CTG untuk menilai kondisi ibu hamil dan janin. Pemeriksaan fisik meliputi antropometri dan kepala hingga kaki, sedangkan laboratorium meliputi tes darah dan urine untuk mendeteksi hormon kehamilan. USG dan CTG berguna untuk memantau pertumbuhan janin.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
[1] Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem pernapasan atas yaitu ISPA. [2] Dibahas konsep penyakit ISPA, manifestasi klinis, diagnosa, dan penatalaksanaannya. [3] Juga dibahas konsep asuhan keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa, dan rencana tindakan keperawatan pada klien ISPA.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Laporan pendahuluan keperawatan dasar tentang kebutuhan cairan dan elektrolit yang mencakup definisi, etiologi, tanda dan gejala, fisiologi, klasifikasi, pathway, faktor yang mempengaruhinya, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan klinis, pengkajian, diagnosis keperawatan, dan intervensi keperawatan untuk mengelola ketidakseimbangan elektrolit.
Implementasi asuhan keperawatan pada klien dengan Artritis Gout meliputi pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi. Diagnosa yang ditemukan adalah kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit Artritis Gout dan ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit. Intervensi meliputi pendidikan kesehatan tentang penyakit dan cara merawat pasien. Implementasi dan evaluasi menunjukkan tujuan keperawatan tercapai den
Retensi urin dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti kerusakan pusat miksi, hipertrofi prostat, atau trauma. Gejala umumnya meliputi nyeri saat berkemih, kesulitan berkemih, dan distensi kandung kemih. Penatalaksanaan meliputi kateterisasi, drainase, dan obat analgesik.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada bayi dengan SIDS (Surfactant Infant Distress Syndrome). Ringkasannya adalah: (1) SIDS terjadi karena ketidakcukupan surfaktan paru yang menyebabkan kolaps alveoli dan gangguan pertukaran gas, (2) Manifestasi klinisnya adalah pernafasan cepat dan dangkal, takipnea, dan sianosis, (3) Penatalaksanaannya meliputi pemberian oksigen, posisi yang tepat, dan pence
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada bayi dengan Respiratory Distress Syndrome (RDS). RDS disebabkan oleh defisiensi surfaktan yang menyebabkan kesulitan bernapas pada bayi prematur. Tanda dan gejalanya meliputi pernafasan cepat, pernafasan parodoks, dan sianosis. Pengobatan yang diberikan meliputi antibiotik, surfaktan, dan ventilasi mekanik. Diagnosa keperawatan yang muncul termasuk gangguan pertukaran gas dan
Tinjauan kasus pasien Ny. "S" yang mengalami gastroenteritis mencakup:
1. Identitas pasien wanita berumur 23 tahun dengan keluhan demam, diare dan muntah
2. Riwayat penyakit sekarang mengalami panas badan dan diare 5 kali sehari selama 2 hari
3. Pemeriksaan fisik menunjukkan keadaan umum lemah dan panas beserta tanda vital tidak normal
Dokumen tersebut membahas tentang kebutuhan dasar manusia menurut pandangan beberapa ahli seperti Maslow. Menurut Maslow, kebutuhan dasar manusia terdiri dari kebutuhan fisiologis, keamanan, kasih sayang, harga diri, dan aktualisasi diri. Kebutuhan-kebutuhan tersebut saling berhubungan dan berjenjang, dimana kebutuhan dasar harus terpenuhi terlebih dahulu sebelum beralih ke tingkat kebutu
Makalah ini membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien labiopalatoskisis. Labiopalatoskisis adalah kelainan bawaan pada struktur mulut dimana terjadi celah pada bibir dan langit-langit. Makalah ini menjelaskan tentang definisi, klasifikasi, etiologi, dan anatomi fisiologi mulut yang terkait dengan kondisi ini. Tujuan makalah ini adalah untuk memahami asuhan keperawatan yang diberikan pada bayi bar
Dokumen tersebut memberikan panduan antisipasi kepada orang tua tentang perkembangan bayi pada usia 0-12 bulan dan toddler hingga usia sekolah, serta memberikan informasi mengenai pencegahan cedera pada masa bayi."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Pemeriksaan diagnostik meliputi pemeriksaan fisik, laboratorium, dan penunjang seperti USG dan CTG untuk menilai kondisi ibu hamil dan janin. Pemeriksaan fisik meliputi antropometri dan kepala hingga kaki, sedangkan laboratorium meliputi tes darah dan urine untuk mendeteksi hormon kehamilan. USG dan CTG berguna untuk memantau pertumbuhan janin.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
[1] Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem pernapasan atas yaitu ISPA. [2] Dibahas konsep penyakit ISPA, manifestasi klinis, diagnosa, dan penatalaksanaannya. [3] Juga dibahas konsep asuhan keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa, dan rencana tindakan keperawatan pada klien ISPA.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Laporan pendahuluan keperawatan dasar tentang kebutuhan cairan dan elektrolit yang mencakup definisi, etiologi, tanda dan gejala, fisiologi, klasifikasi, pathway, faktor yang mempengaruhinya, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan klinis, pengkajian, diagnosis keperawatan, dan intervensi keperawatan untuk mengelola ketidakseimbangan elektrolit.
Implementasi asuhan keperawatan pada klien dengan Artritis Gout meliputi pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi. Diagnosa yang ditemukan adalah kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit Artritis Gout dan ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit. Intervensi meliputi pendidikan kesehatan tentang penyakit dan cara merawat pasien. Implementasi dan evaluasi menunjukkan tujuan keperawatan tercapai den
Retensi urin dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti kerusakan pusat miksi, hipertrofi prostat, atau trauma. Gejala umumnya meliputi nyeri saat berkemih, kesulitan berkemih, dan distensi kandung kemih. Penatalaksanaan meliputi kateterisasi, drainase, dan obat analgesik.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada bayi dengan SIDS (Surfactant Infant Distress Syndrome). Ringkasannya adalah: (1) SIDS terjadi karena ketidakcukupan surfaktan paru yang menyebabkan kolaps alveoli dan gangguan pertukaran gas, (2) Manifestasi klinisnya adalah pernafasan cepat dan dangkal, takipnea, dan sianosis, (3) Penatalaksanaannya meliputi pemberian oksigen, posisi yang tepat, dan pence
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada bayi dengan Respiratory Distress Syndrome (RDS). RDS disebabkan oleh defisiensi surfaktan yang menyebabkan kesulitan bernapas pada bayi prematur. Tanda dan gejalanya meliputi pernafasan cepat, pernafasan parodoks, dan sianosis. Pengobatan yang diberikan meliputi antibiotik, surfaktan, dan ventilasi mekanik. Diagnosa keperawatan yang muncul termasuk gangguan pertukaran gas dan
Physiologic anemia of infancy is a normal condition in newborns and infants up to 8-12 weeks old as their bodies transition from fetal to adult hemoglobin. It is treated by ensuring adequate nutrients like iron and folic acid in the diet. Iron deficiency anemia becomes more common after 6-9 months of age if breastfed infants do not receive iron supplements. It causes pallor initially and can impact neurodevelopment if severe and untreated.
Dokumen tersebut membahas tentang leukemia, termasuk definisi, klasifikasi, manifestasi klinis, dan penatalaksanaannya. Leukemia adalah tidak terkendalinya proliferasi sel darah punca di sumsum tulang yang menyebabkan gangguan produksi sel darah normal. Ada beberapa jenis leukemia seperti akut myeloid leukemia, kronik myeloid leukemia, akut limfositik leukemia, dan kronik limfositik leukemia. Penatalaksanaannya meliputi kemoterapi, transfusi darah, dan transplant
ITP adalah gangguan autoimun yang ditandai dengan penurunan jumlah trombosit akibat adanya autoantibodi yang menghancurkan trombosit. ITP dibedakan menjadi akut dan kronis, dan menyebabkan berbagai gejala perdarahan. Pengobatannya meliputi kortikosteroid, imunosupresan, dan splenektomi untuk kasus yang resisten.
This document provides information about acute lymphoblastic leukemia (ALL). It discusses that ALL is a cancer of the lymphoid cells that is most common in children. The document covers the classification, immunologic subtypes, cytogenetic abnormalities, clinical features, diagnostic measures, and hematological and histological findings of ALL. It describes that ALL is diagnosed based on complete blood count, peripheral smear, bone marrow biopsy and cytogenetic/flow cytometry analysis. The key diagnostic findings include anemia, leukocytosis, thrombocytopenia and lymphoblasts in the bone marrow.
1. The document discusses different types of lymphoid and myeloid neoplasms, including acute and chronic forms of leukemia.
2. It provides details on acute lymphocytic leukemia (ALL), the most common acute leukemia in children. ALL is characterized by a monoclonal proliferation of immature white blood cells.
3. The document also covers chronic lymphocytic leukemia (CLL), the most common form of leukemia in adults. CLL involves a mature B-cell malignancy that typically follows an indolent clinical course.
This document provides information about anemia. It begins with an introduction stating that anemia is a major problem in India, affecting many women and contributing to maternal deaths. The objectives of the document are then outlined, including defining anemia, classifying types, and discussing causes, symptoms, investigations, treatment and prevention. Several types of anemia are described such as iron deficiency, megaloblastic, and sickle cell anemia. Risk factors, signs and symptoms, normal values, and investigations like hematocrit and hemoglobin levels are explained. The document concludes with sections on management, treatment recommendations including iron supplementation, and benefits of therapy like improved cognition and survival.
Dokumen tersebut membahas tentang HIV/AIDS, gejala, pencegahan, dan penanganannya. Virus HIV dapat menular melalui cairan tubuh tertentu seperti darah, sperma, cairan vagina, dan ASI. Kelompok berisiko tinggi adalah mereka yang melakukan hubungan seks tidak aman dan pengguna narkoba melalui jarum suntik. Pencegahannya adalah dengan abstinensi, kondom, serta menghindari narkoba.
This document provides information about HIV/AIDS, including what it is, how it is transmitted, symptoms, and prevention. It defines HIV as the virus that causes AIDS by weakening the immune system. AIDS is the late stage of HIV infection when the immune system is severely damaged. HIV can be transmitted via blood, semen, vaginal fluids, breast milk, and other bodily fluids through sexual contact, needle sharing, or from mother to child during pregnancy, birth or breastfeeding. Prevention methods include safe sex practices and not sharing needles.
This document provides information about HIV/AIDS, including:
- It defines endemic, epidemic, and pandemic, with AIDS classified as a pandemic.
- As of 2003, it was estimated that 40 million people worldwide were living with HIV/AIDS, with 25-28.2 million in Sub-Saharan Africa.
- HIV attacks and destroys CD4 cells, weakening the immune system and leaving the body vulnerable to opportunistic infections over time without treatment.
- HIV is transmitted through direct contact with infected bodily fluids like blood, semen, vaginal fluids. It cannot be transmitted by casual contact.
- Prevention strategies include blood screening, education on safer sex practices, STI treatment, and preventing mother
Hubungan antara asfiksia dan air ketuban bercampur mekonium dibahas dalam makalah ini. Asfiksia adalah kondisi dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor termasuk air ketuban bercampur mekonium. Terisapnya cairan amnion yang tercemar mekonium ke paru-paru bayi dapat terjadi selama proses persalinan dan kelahiran
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekoniumWarnet Raha
Asfiksia neonatorum adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernafas secara spontan dan teratur setelah kelahiran. Makalah ini membahas hubungan antara asfiksia dengan air ketuban yang bercampur dengan mekonium. Air ketuban bercampur mekonium dapat menyebabkan asfiksia karena mekonium terhisap ke paru-paru bayi selama proses persalinan dan kelahiran. Penanganan asfiksia yang disebab
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekoniumSeptian Muna Barakati
Makalah ini membahas hubungan antara asfiksia dan air ketuban yang bercampur dengan mekonium. Asfiksia adalah kegagalan bayi baru lahir untuk bernapas secara spontan setelah kelahiran, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor termasuk hipoksia janin selama kehamilan atau persalinan. Air ketuban yang bercampur dengan mekonium dapat menunjukkan adanya gangguan oksigenasi janin dan meningkatkan ris
Dokumen tersebut membahas tentang asfiksia neonatorum dan hubungannya dengan vakum. Asfiksia neonatorum adalah kegagalan bayi baru lahir untuk bernafas secara spontan setelah kelahiran, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor termasuk persalinan dengan bantuan vakum. Vakum dapat menyebabkan robekan lebih luas pada jalan lahir dan pendarahan, serta berisiko menimbulkan luka, pendarahan ot
Asfiksia neonatorum adalah keadaan dimana bayi baru lahir gagal bernafas secara spontan dan teratur setelah kelahiran akibat hipoksia janin selama kehamilan atau persalinan. Persalinan dengan bantuan vakum dapat menyebabkan asfiksia karena memakan waktu lebih lama, namun efeknya bervariasi untuk setiap bayi dan dapat diatasi dengan tindakan resusitasi yang tepat.
Dokumen tersebut membahas tentang asfiksia neonatorum atau bayi baru lahir, penyebabnya, gejala klinis, diagnosis, dan penanganannya. Asfiksia neonatorum dapat terjadi akibat hipoksia janin selama kehamilan atau persalinan dan berhubungan erat dengan kondisi ibu hamil dan proses persalinan. Penanganan utama adalah resusitasi bayi untuk menjaga kelangsungan hidup dan mencegah komplikasi lebih lanjut
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Asfiksia neonatorum merupakan kondisi dimana bayi baru lahir gagal bernafas secara spontan setelah kelahiran yang disebabkan oleh hipoksia janin selama kehamilan atau persalinan. Distosia bahu adalah kondisi dimana bahu bayi sulit untuk dilahirkan setelah kepalanya lahir. Makalah ini membahas hubungan antara asfiksia dengan distosia bahu yang disebabkan oleh berbag
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Asfiksia neonatorum adalah kondisi dimana bayi baru lahir gagal bernafas secara spontan setelah kelahiran yang disebabkan oleh hipoksia janin selama kehamilan atau persalinan. Distosia bahu adalah kondisi dimana bahu bayi sulit untuk dilahirkan setelah kepalanya lahir. Asfiksia dapat terjadi akibat distosia bahu karena gangguan sirkulasi darah janin sel
Makalah hubungan asfiksia dengan distosia bahuWarnet Raha
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Asfiksia neonatorum adalah kondisi dimana bayi baru lahir gagal bernafas secara spontan setelah kelahiran yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor termasuk distosia bahu. Distosia bahu adalah kondisi dimana bahu bayi sulit untuk dilahirkan setelah kepalanya sudah lahir yang dapat menyebabkan asfiksia. Penanganan distosia bahu secara tepat dapat
Hubungan antara asfiksia dan distosia bahu dibahas dalam makalah ini. Distosia bahu terjadi ketika bahu bayi tidak dapat lahir setelah kepalanya, dan dapat menyebabkan asfiksia. Faktor risiko distosia bahu termasuk deformitas panggul dan ukuran bayi yang besar. Penanganannya meliputi manuver medis seperti tekanan pada daerah suprapubik dan maneuver McRobert. Asfiksia dapat dihindari dengan tind
Similar to Asuhan keperawatan anak dengan MAS (20)
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxEmohAsJohn
PENGKAJIAN MUSKULOSKELETAL
Gangguan neurologi sangat beragam bentuknya, banyak dari pasien yang menderita gangguan memori dan tidak mampu menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Penyakit-penyakit neurologi kebanyakan memiliki efek melemahkan kehidupan pasien, sehingga memberikan pengobatan neurologis sangat penting bagi kehidupan pasien.
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Asuhan keperawatan anak dengan MAS
1. ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
DENGAN MAS
(MECONIUM ASPIRASI SINDROM)
Kelompok 4:
1. Arihta Ginting
2. Dedek Riahna Purba
3. Dian Esvani Manurung
2. A. Definisi
Sindroma aspirasi mekonium (SAM) adalah
kumpulan gejala yang diakibatkan oleh terhisapnya
mekonium / cairan amnion mekonial ke dalam
saluran pernafasan bayi.
Sindroma aspirasi mekonium (SAM) adalah salah
satu penyebab yang paling sering menyebabkan
kegagalan pernapasan pada bayi baru lahir aterm
maupun post-term. Kandungan mekonium antara
lain adalah sekresi gastrointestinal, hepar,dan
pancreas janin, debris seluler, cairan amnion, serta
lanugo.lahir saat di dalam uterus atau saat bernafas
pertama kali.
3. B. Etiologi
1. Asfiksiafetal
2. Prolonged labour
3. Peningkatan aktivitas usus janin.
4. Cairan amnion yang mengandung
mekoneum terinhalasi oleh bayi.
Mekonium dapat keluar (intrauterin)
bila terjadi stres/kegawatan intrauterin.
4. C. Faktor Risiko
1. Usia kehamilan melebihi 40 minggu ( Postterm)
2. Berat badan lahir rendah. Bedakan dengan
prematuritas, dimana SAM jarang terjadi bila
bayi lahir sebelum 34 minggu. Dengan demikian,
prematuritas bukan faktor risiko untuk terjadinya
SAM
3. Kesulitan dalam melahirkan
4. Pre-eklampsia, eklampsia, hipertensi pada ibu,
DM pada ibu, ibu yang perokok berat/penderita
penyakit paru kronik/penyakit kardiovaskular
5. D. Patofisiologi
SAM seringkali dihubungkan dengan suatu
keadaan yang kita sebut fetal distress.
Pada keadaan ini, janin yang mengalami
distres akan menderita hipoksia
(kurangnya oksigen di dalam jaringan).
Hipoksia jaringan menyebabkan terjadinya
peningkatan aktivitas usus disertai dengan
melemasnya spinkter anal. Maka lepaslah
mekonium ke dalam cairan amnion.
6. E. Manifestasi klinis / Gejala dan
Tanda
Cairan ketuban berwarna hijau tua dapat
jernih maupun kental, mekonium pada cairan
ketuban, noda kehijauan pada kulit bayi, kulit
bayi tampak kebiruan (sianosis), pernafasan
cepat (takipnea) , sesak nafas (apnea),
frekuensi denyut jantung janin rendah
sebelum kelahiran , skor APGAR yang rendah ,
bayi tampak lemas , auskultasi: suara nafas
abnormal Kadang-kadang terdengar ronki
pada kedua paru. Mungkin terlihat emfisema
atau atelectasis.
7. F. Komplikasi
1. Displasia bronkopulmoner
2. Pneumotoraks
3. Aspirasi pnemonia
4. Bayi yang menderita SAM berat mempunyai
kemungkin lebih besar untuk menderita mengi
(wheezing) dan infeksi paru dalam tahun
pertama kehidupannya. Tapi sejalan dengan
perkembangan usia, ia bisa meregenerasi
jaringan paru baru. Dengan demikian,
prognosis jangka panjang tetap baik.
5. Bayi yang menderita SAM sangat berat
mungkin akan menderita penyakit paru kronik
8. G. Pemeriksaan penunjang
1. Rontgen dada untuk menemukan adanya
atelektasis, peningkatan diameter
antero posterior, hiperinflation, flatened
diaphragm akibat obstruksi dan
terdapatnya pneumothorax ( gambaran
infiltrat kasar dan iregular pada paru )
2. Analisa gas darah untuk mengidentifikasi
acidosis metabolik atau respiratorik
dengan penurunan PO2 dan peningkatan
tingkat PCO2.
9. H. Penatalaksanaan medis
Tergantung pada berat ringannya keadaan bayi,
mungkin saja bayi akan dikirim ke unit perawatan
intensif neonatal (neonatal intensive care unit [NICU]).
Tata laksana yang dilakukan biasanya meliputi :
• Umum
Jaga agar bayi tetap merasa hangat dan nyaman,
dan berikan oksigen.
• Farmakoterapi
Obat yang diberikan, antara lain antibiotika.
Antibiotika diberikan untuk mencegah terjadinya
komplikasi berupa infeksi ventilasi mekanik.
• Fisioterapi
Yang dilakukan adalah fisioterapi dada. Dilakukan
penepukan pada dada dengan maksud untuk
melepaskan lendir yang kental.
10. H. ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN FISIK
a. Riwayat antenatal ibu
b. Status infant saat lahir
- Stress intra uterin
- Full-term, preterm, atau kecil masa kehamilan
- Apgar skor dibawah 5
- Terdapat mekonium pada cairan amnion
- Suctioning, rescucitasi atau pemberian therapi oksigen
- Disstress pernafasan dengan gasping, takipnea (lebih dari 60 x pernafasan
per menit), grunting, retraksi, dan nasal flaring
- Peningkatan suara nafas dengan crakles, tergantung dari jumlah mekonium
dalam paru
- Cyanosis
- Barrel chest dengan peningkatan dengan peningkatan diameter antero
posterior (AP)
c. Pengkajian Behavioral
- Disminished activity
11. 2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Resiko tingi insufisiensi pernafasan berhubungan dengan
aspirasi meconium
b. Koping keluarga yang tidak efektif berhubungan dengan
kecemasan, rasa bersalah dan kemungkinan perawatan
jangka panjang
c. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan peningkatan kebutuhan kalori.
d. Kecemasan orangtua berhubungan dengan kemungkinan
kematian pada infant, respon terhadap perawatan yang
lama, dan pemberian bantuan ventilator
e. Resiko tinggi deficit volume cairan berhubungan dengan
IWL dari peningkatan pernafasan
f. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pneumonia
sebagai akibat mekonium pada paru
g. Resiko tinggi injury berhubungan dengan komplikasi
pneumothoraks, atelectasis
h. Kegagalan pertukaran gas berhubungan dengan
pneumonitis chemical dan kegagalan fungsi paru akibat
aspirasi meconium
i. Inefektif bersihan jalan nafas berhubungan dengan
aspirasi meconium
j. Deficit pengetahuan orangtua berhubungan dengan
perawatan jangka panjang setelah kepulangan.
12. 3. Intervensi keperawatan
a. Resiko tingi insufisiensi pernafasan
berhubungan dengan aspirasi meconium
Tujuan : Mencegah dan mengeluarkan
mekonium yang teraspirasi pada saat lahir
atau setelahnya
Intervensi
• Observasi kebutuhan akan suctioning
nasofaring saat kepala bayi lahir.
• Lakukan suction pada trakhea infant dengan
selang endotrakheal setelah kelahiran.
• Lanjutkan suction pada mulut bayi untuk
mengeluarkan partikel mekonium yang
lebih besar.