Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya pengelolaan saluran nafas oleh dokter anestesi. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain anatomi saluran nafas atas, indikasi dan persiapan intubasi, serta faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesulitan intubasi seperti sistem klasifikasi Mallampati.
Dokumen tersebut membahas tentang perawatan luka dan praktik pemasangan bandage. Terdapat informasi mengenai definisi luka, klasifikasi luka, proses penyembuhan luka, faktor yang mempengaruhinya, perawatan luka bersih dan kotor, serta teknik pemasangan bandage.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem triase dalam penanganan korban bencana. Sistem triase digunakan untuk menentukan prioritas perawatan korban berdasarkan tingkat keparahannya dengan mempertimbangkan sumber daya yang tersedia. Dibahas pula pengertian kegawatdaruratan, kasus yang dapat terjadi, prinsip triase, dan penanganan prioritas berdasarkan pengkajian primer ABC (Airway, Breathing, Circulation).
Aspek Etik dan legal dalam Keperawatan Gawat DaruratElon Yunus
Dokumen tersebut membahas tentang aspek etik dan hukum dalam pelayanan keperawatan darurat. Beberapa poin penting yang dijelaskan adalah definisi etik dan hukum dalam konteks pelayanan kesehatan, alasan pentingnya aspek hukum, berbagai kebijakan yang memberikan jaminan hukum terhadap pelayanan darurat seperti UU No. 29/2004 dan UU No. 36/2009, serta peraturan terkait kompetensi dan pelimp
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya pengelolaan saluran nafas oleh dokter anestesi. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain anatomi saluran nafas atas, indikasi dan persiapan intubasi, serta faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesulitan intubasi seperti sistem klasifikasi Mallampati.
Dokumen tersebut membahas tentang perawatan luka dan praktik pemasangan bandage. Terdapat informasi mengenai definisi luka, klasifikasi luka, proses penyembuhan luka, faktor yang mempengaruhinya, perawatan luka bersih dan kotor, serta teknik pemasangan bandage.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem triase dalam penanganan korban bencana. Sistem triase digunakan untuk menentukan prioritas perawatan korban berdasarkan tingkat keparahannya dengan mempertimbangkan sumber daya yang tersedia. Dibahas pula pengertian kegawatdaruratan, kasus yang dapat terjadi, prinsip triase, dan penanganan prioritas berdasarkan pengkajian primer ABC (Airway, Breathing, Circulation).
Aspek Etik dan legal dalam Keperawatan Gawat DaruratElon Yunus
Dokumen tersebut membahas tentang aspek etik dan hukum dalam pelayanan keperawatan darurat. Beberapa poin penting yang dijelaskan adalah definisi etik dan hukum dalam konteks pelayanan kesehatan, alasan pentingnya aspek hukum, berbagai kebijakan yang memberikan jaminan hukum terhadap pelayanan darurat seperti UU No. 29/2004 dan UU No. 36/2009, serta peraturan terkait kompetensi dan pelimp
Materi ini membahas konsep kegawatdaruratan pada kasus trauma seperti fraktur, hemothoraks, trauma kepala, dan luka bakar beserta gejala, komplikasi, dan penatalaksanaannya.
Dokumen tersebut membahas tentang fraktur pelvis, termasuk insidensinya, mekanisme cedera, klasifikasi, diagnosis, dan penatalaksanaannya. Fraktur pelvis hanya 1,5% dari total fraktur tapi memiliki tingkat mortalitas yang cukup besar antara 10-50%. Diagnosis dan penanganannya perlu dilakukan secara komprehensif karena sering terjadi multitrauma.
Dokumen tersebut merupakan daftar pemeriksaan modul neurologi yang mencakup pemeriksaan motorik, refleks fisiologis dan patologis, serta sensoris umum. Pemeriksaan motorik meliputi inspeksi sikap dan gerakan anggota gerak, tonus otot, dan kekuatan otot. Pemeriksaan refleks meliputi refleks tendon, kulit perut, dan refleks patologis seperti Babinski. Pemeriksaan sensoris meliputi pemeriksaan
Nasopharyngeal Airway (NPA) merupakan salah satu alat bantu pernapasan yang dapat membantu menjaga terbukanya saluran napas pasien meski masih memiliki refleks batuk atau muntah. NPA memiliki beberapa keunggulan dibandingkan alat bantu pernapasan lainnya seperti dapat dipasang pada pasien dengan trauma maksilofasial dan tidak menutupi mulut sehingga lebih nyaman dipakai. Namun penggunaan NPA juga mem
Pemeriksaan Lengkap Genetalia Wanita dan Priananda yudip
Modul ini memberikan panduan lengkap tentang prosedur pemeriksaan fisik genitalia wanita, meliputi persiapan, alat dan bahan yang diperlukan, tahapan pemeriksaan bagian luar dan dalam genitalia beserta cara melakukan palpasi organ-organ terkait. Tujuan dari modul ini adalah membantu mahasiswa mempelajari dan melakukan pemeriksaan fisik genitalia wanita dengan benar dan sistematis.
Dokumen tersebut membahas tentang dislokasi pada sistem muskuloskeletal. Dislokasi adalah terlepasnya tulang dari sendi akibat trauma. Jenis dislokasi meliputi dislokasi bawaan, patologis, dan trauma. Gejala umum dislokasi adalah nyeri dan gangguan mobilitas. Penatalaksanaan dislokasi meliputi reduksi, imobilisasi, dan rehabilitasi.
Fraktur Humerus yang bisa tetrjadi pada siapa saja, termasuk bayi. Untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana fraktur humerus dan bagaimana penanganannya, slide ini akan sedikit membahasnya.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pengkajian sistem pernapasan, sistem kardiovaskuler, dan sistem lainnya yang relevan untuk mendeteksi gangguan kardiovaskuler. Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi dada, jantung, pembuluh darah, mata, ginjal, hati, usus, dan tulang untuk menilai gejala dan tanda-tanda klinis gangguan kardiovaskuler. Output urine dan
Konsep dan prinsip pelaksanaan Bantuan Hidup Dasar
Komponen pelaksana bantuan hidup dasar
Pelayanan kegawat daruratan kardiovaskuler
a. Bantuan Hidup Dasar
b. Rantai kelangsungan hidup
Luka bakar merupakan trauma yang disebabkan oleh panas dan dapat menyebabkan kerusakan jaringan kulit secara lokal maupun sistemik. Penanganannya meliputi pencegahan shock, pemberian cairan infus, debridemen luka, dan perawatan luka secara terbuka atau tertutup untuk mencegah komplikasi seperti infeksi dan kontraktur. Prognosa tergantung pada lokasi, luas, dan derajat luka bakar serta keadaan pas
Dokumen tersebut membahas tentang khitan atau sirkumsisi, termasuk manfaat, teknik, dan metode-metode pelaksanaannya. Beberapa metode yang disebutkan adalah metode konvensional, metode kauter atau laser, metode klem, dan metode laser CO2. Dokumen ini juga menyoroti pentingnya pelatihan khusus bagi pelaku sirkumsisi agar dapat melakukannya dengan benar dan aman.
Materi ini membahas konsep kegawatdaruratan pada kasus trauma seperti fraktur, hemothoraks, trauma kepala, dan luka bakar beserta gejala, komplikasi, dan penatalaksanaannya.
Dokumen tersebut membahas tentang fraktur pelvis, termasuk insidensinya, mekanisme cedera, klasifikasi, diagnosis, dan penatalaksanaannya. Fraktur pelvis hanya 1,5% dari total fraktur tapi memiliki tingkat mortalitas yang cukup besar antara 10-50%. Diagnosis dan penanganannya perlu dilakukan secara komprehensif karena sering terjadi multitrauma.
Dokumen tersebut merupakan daftar pemeriksaan modul neurologi yang mencakup pemeriksaan motorik, refleks fisiologis dan patologis, serta sensoris umum. Pemeriksaan motorik meliputi inspeksi sikap dan gerakan anggota gerak, tonus otot, dan kekuatan otot. Pemeriksaan refleks meliputi refleks tendon, kulit perut, dan refleks patologis seperti Babinski. Pemeriksaan sensoris meliputi pemeriksaan
Nasopharyngeal Airway (NPA) merupakan salah satu alat bantu pernapasan yang dapat membantu menjaga terbukanya saluran napas pasien meski masih memiliki refleks batuk atau muntah. NPA memiliki beberapa keunggulan dibandingkan alat bantu pernapasan lainnya seperti dapat dipasang pada pasien dengan trauma maksilofasial dan tidak menutupi mulut sehingga lebih nyaman dipakai. Namun penggunaan NPA juga mem
Pemeriksaan Lengkap Genetalia Wanita dan Priananda yudip
Modul ini memberikan panduan lengkap tentang prosedur pemeriksaan fisik genitalia wanita, meliputi persiapan, alat dan bahan yang diperlukan, tahapan pemeriksaan bagian luar dan dalam genitalia beserta cara melakukan palpasi organ-organ terkait. Tujuan dari modul ini adalah membantu mahasiswa mempelajari dan melakukan pemeriksaan fisik genitalia wanita dengan benar dan sistematis.
Dokumen tersebut membahas tentang dislokasi pada sistem muskuloskeletal. Dislokasi adalah terlepasnya tulang dari sendi akibat trauma. Jenis dislokasi meliputi dislokasi bawaan, patologis, dan trauma. Gejala umum dislokasi adalah nyeri dan gangguan mobilitas. Penatalaksanaan dislokasi meliputi reduksi, imobilisasi, dan rehabilitasi.
Fraktur Humerus yang bisa tetrjadi pada siapa saja, termasuk bayi. Untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana fraktur humerus dan bagaimana penanganannya, slide ini akan sedikit membahasnya.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pengkajian sistem pernapasan, sistem kardiovaskuler, dan sistem lainnya yang relevan untuk mendeteksi gangguan kardiovaskuler. Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi dada, jantung, pembuluh darah, mata, ginjal, hati, usus, dan tulang untuk menilai gejala dan tanda-tanda klinis gangguan kardiovaskuler. Output urine dan
Konsep dan prinsip pelaksanaan Bantuan Hidup Dasar
Komponen pelaksana bantuan hidup dasar
Pelayanan kegawat daruratan kardiovaskuler
a. Bantuan Hidup Dasar
b. Rantai kelangsungan hidup
Luka bakar merupakan trauma yang disebabkan oleh panas dan dapat menyebabkan kerusakan jaringan kulit secara lokal maupun sistemik. Penanganannya meliputi pencegahan shock, pemberian cairan infus, debridemen luka, dan perawatan luka secara terbuka atau tertutup untuk mencegah komplikasi seperti infeksi dan kontraktur. Prognosa tergantung pada lokasi, luas, dan derajat luka bakar serta keadaan pas
Dokumen tersebut membahas tentang khitan atau sirkumsisi, termasuk manfaat, teknik, dan metode-metode pelaksanaannya. Beberapa metode yang disebutkan adalah metode konvensional, metode kauter atau laser, metode klem, dan metode laser CO2. Dokumen ini juga menyoroti pentingnya pelatihan khusus bagi pelaku sirkumsisi agar dapat melakukannya dengan benar dan aman.
Laporan ini membahas asuhan keperawatan pada pasien dengan fraktur femur. Dokumen ini menjelaskan definisi dan jenis fraktur, etiologi, manifestasi klinis, prinsip penatalaksanaan secara konservatif dan operatif, diagnosa dan intervensi keperawatan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah tentang satuan acara penyuluhan mengenai fraktur yang diadakan di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo untuk pasien dan keluarganya. Penyuluhan ini bertujuan untuk memberikan penjelasan mengenai pengertian, tanda-tanda, dan tindakan yang harus dilakukan jika mengalami fraktur serta akibat jika tidak mendapat penanganan yang benar.
Makalah ini membahas tentang definisi dan asuhan keperawatan pada pasien dengan fraktur multiple. Fraktur multiple adalah fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak pada tulang yang sama. Asuhan keperawatan meliputi pengkajian kondisi medik pasien, penanganan nyeri, dan pencegahan komplikasi seperti infeksi."
Trauma abdomen adalah cedera pada organ dalam abdomen yang disebabkan oleh trauma tumpul atau tusukan yang menyebabkan perdarahan atau perforasi organ. Anatomi abdomen terdiri dari rongga peritoneal, pelvis, dan retroperitoneal yang berisi organ-organ penting seperti usus, hati, limpa."
Pneumonia pada Ny. S menyebabkan berbagai gejala seperti sesak nafas, batuk berdahak, dan lemah. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda infeksi paru seperti nafas cepat dan bunyi ronki. Hasil laboratorium menunjukkan leukosit tinggi yang mendukung diagnosis pneumonia.
Dokumen tersebut membahas tentang kasus fraktur tibia pada pasien berumur 7 tahun akibat kecelakaan lalu lintas. Pasien mengalami nyeri dan bengkak pada kaki kanan setelah ditabrak mobil. Pemeriksaan menunjukkan adanya fraktur di 1/3 bagian bawah tibia sebelah kanan. Penatalaksanaannya meliputi reduksi, immobilisasi, dan pemantauan selama proses penyembuhan.
Laporan kasus ini membahas pasien wanita berusia 56 tahun dengan keluhan sulit bicara dan badan kaku. Pemeriksaan menunjukkan gejala stroke dan CT scan menunjukkan adanya infark di beberapa bagian otak serta hidrosefalus ringan. Pasien mendapat perawatan antistroke dan observasi untuk perkembangan hidrosefalusnya.
Laporan kasus ini membahas pasien wanita berusia 47 tahun yang dirawat karena kejang dan kaku seluruh tubuh setelah luka jahitan di jari tangan. Pasien didiagnosis menderita tetanus akibat infeksi Clostridium tetani yang masuk lewat luka tersebut.
Korban laki-laki berusia 58 tahun mengalami penurunan kesadaran setelah terjatuh dari lantai 3. Pemeriksaan menunjukkan penurunan kesadaran, nafas cepat dan dangkal, tekanan darah tinggi, dan cedera kepala serta tangan dan kaki. Dilakukan tindakan ABCDE dan rujukan ke spesialis untuk operasi.
Laporan kasus ini membahas pasien laki-laki berusia 21 tahun yang dibawa ke rumah sakit dengan keluhan penurunan kesadaran setelah terjatuh. Pemeriksaan CT scan kepala menunjukkan adanya epidural hematoma di bagian kanan kepala. Pasien kemudian menjalani operasi kraniotomi untuk mengevakuasi darah. Diagnosisnya adalah post kraniotomi untuk epidural hematoma.
Trauma kepala dapat menyebabkan berbagai cedera seperti luka kulit kepala, fraktur tulang tengkorak, perdarahan intrakranial, dan cedera otak. Diagnosis didasarkan pada mekanisme kecelakaan, gejala klinis, dan hasil pemeriksaan seperti CT scan. Penanganannya meliputi tindakan darurat, pemantauan neurologis, dan operasi jika diperlukan seperti pada hematoma epidural besar atau subdural lu
Medis memberikan ringkasan singkat tentang manajemen jalan nafas pada trauma:
1. Triple airway maneuver direkomendasikan untuk curiga trauma cervical
2. OPA/NPA digunakan untuk akibat lidah jatuh dan suction untuk cairan
3. Pola nafas juga diperiksa
Trauma thoraks dapat menyebabkan berbagai cedera seperti pneumotoraks, hemotoraks, fraktur tulang rusuk, dan cedera organ dalam dada seperti paru, jantung, pembuluh darah. Penatalaksanaan meliputi manajemen darurat untuk mengamankan jalan napas dan sirkulasi, pemasangan selang dada, dan tindakan operatif untuk menghentikan perdarahan atau memperbaiki cedera organ.
Pasien laki-laki berusia 24 tahun dirujuk ke rumah sakit dengan keluhan sesak napas dan nyeri dada setelah mengalami kecelakaan sepeda motor. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda hematothoraks di paru-paru kanan. Diagnosis hematothoraks kanan ditunjang dengan hasil rontgen dada dan pemeriksaan darah. Pasien ditatalaksana dengan pemasangan selang thoracostomy, antibiotik, dan oksigen.
Dokumen tersebut membahas kasus peritonitis difus akibat appendisitis perforasi pada pasien laki-laki berusia 14 tahun. Pasien mengeluh nyeri perut selama seminggu dan demam. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda peritonitis. Hasil pemeriksaan laboratorium dan diagnostik mendukung diagnosis appendisitis perforasi. Pasien dioperasi dan didiagnosis dengan peritonitis difus akibat appendisitis perforasi.
Pengkajian keperawatan pasien infark miokard akut meliputi pengkajian kondisi umum, kesadaran, sirkulasi, jalan nafas, dan pernafasan untuk mengidentifikasi masalah yang mengancam jiwa pasien seperti syok, henti jantung, atau sumbatan pernafasan.
Dokumen tersebut membahas tentang kegawatdaruratan pada trauma thorax. Secara ringkas, dibahas mengenai anatomi dada, definisi trauma thorax, etiologi penyebabnya, gejala dan komplikasi, serta penatalaksanaan awal pasien trauma thorax yang meliputi stabilisasi jalan napas, sirkulasi, dan penanganan kondisi yang membahayakan jiwa seperti tekanan pneumothoraks.
Pasien wanita berusia 20 tahun mengalami fraktur humerus dextra akibat kecelakaan lalu lintas. Pemeriksaan fisik menunjukkan deformitas dan nyeri pada lengan kanan atas. Hasil foto rontgen menunjukkan adanya fraktur 1/3 proksimal humerus dextra. Pasien dilakukan tindakan ORIF untuk rekonstruksi tulang."
Pasien berusia 78 tahun datang ke IGD dengan keluhan kaki kiri terasa kebas dan tebal setelah menjalani operasi arthroplasty akibat close fracture pada femur kiri. Pasien mengeluhkan nyeri pada bagian paha kiri.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
2. ◦ Definisi
Multi trauma adalah keadaan yang di sebabkan oleh luka atau
cedera. definisi ini memberikaan gambaran superficial dari respon
fisik terhadap cedera, trauma juga mempunyai dampak psikologis
dan sosial.
◦ Etiologi
Trauma dapat disebabkan oleh benda tajam, benda tumpul, atau
peluru. Luka tusuk dan luka tembak pada suatu rongga dapat di
kelompokan dalam kategori luka tembus. Akibat cedera ini dapat
menyebabkan cedera muskuloskeletal dan kerusakan organ.
3. ◦ Manifestasi Klinis
Mual dan muntah
Nyeri
Pendarahan
Penurunan kesadaran
Sesak
◦ Penatalaksanaan
Penanganan secara sistematis sangat penting dalam penatalaksanaan pasien
dengan trauma. Perawatan penting yang menjadi prioritas adalah
mempertahankan jalan napas, memastikan pertukaran udara secara efektif,
dan mengontrol pendarahan.
4. WOC
WOC
Kecelakaan lalu lintas
Open Fraktur Humerus
Dextra
Multiple fraktur
Fraktur Klavikula
Dextra
Close Fraktur
Femur Dextra
Tibia dan Fibula
Dextra
Multiple Trauma
B1 B4 B5 B6B3B2
Tulang PatahPenekanan langsung
pada pusat muntah
Perfusi pada ginjalPerdarahan
Fraktur cs 1-3
Perdarahan pada
saluran napas
Saluran napas
tersumbat
Oksigenasi
(hipoksia)
Syok hipovolemik
Bradikardi
Kulit Pucat
Jumlah urine
dan retensi cairan
Penurunan
Kesadaran
Peningkatan tekanan
intrakarnial
Muntah proyektil
Ujung-ujung patah
tulang brgeser satu
sama lain
Krepitasi
Perubahan bentuk
tulang
MK: syok MK: defisit
perawatan diri
MK:
ketidakseimbangan
volume cairan
MK: hambatan
mobilitas fisik
5. Kasus
◦ Laki–laki usia 17 tahun di bawake UGD akibat mengalami kecelakaan lalu lintas,
dari pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter jaga di UGD di dapatkan data sebagai
berikut, kesadaran somnolen, GCS 224, Tekanan Darah 120/90MmHg, Tekanan
pembuluh darah 65x/menit, Pernafasan 33x/menit, mengalami muntah proyektil,
keluar darah dari mulut dan hidung, open fraktur humerus dextra tipe inkomplit
comunity, terdapat krepitasi di klavikula dextra, jejas pada thorak, suara jantung
s1 dan s2, gambaran ekg bradikardi. Dari hasil pemeriksaan segera dilakukan
pemasangan intubasi dan suction, pemberian O2 100% dengan jacksen rees,
pemasangan IV line RL 2000,pemasangan foley cateter dengan output 300cc,
warna kuning jernih dilakukan foto rontgen didapatkan data open fraktur humerus
dextra, fraktur klavikula dextra, close fraktur femur dextra, tibia dan fibula
dextra, cederas ervikal, fraktur costa 1-3, dari hasil pemeriksaan DL (darah
lengkap) Hb 8.0 gram/dl, Haematocrit (Hct) 75%, Trombosit 120.000 sel/mm3,
LED (laju endap darah) <14 mm/jam. Diagnosa medis yang ditegakan pada klien
diatas, Multiple trauma, dehidrasi, frangkel e.
10. Diagnosa
1. Syok berhubungan dengan hipoksia
2. Ketidakseimbangan cairan berhubungan
dengan output cairan
3. Hambatan mobilitas fisik
4. Defisit perawatan diri berhubungan
dengan kerusakan musculoskeletal
11. Intervensi
1. Syok berhubungan dengan hipoksia
- Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan tidak ada tanda –
tanda terjadi syok
- Intervensi:
◦ Observasi tanda-tanda vital
◦ Kaji sumber, lokasi, dan banyaknya perdarahan
◦ Beri minum yang cukup
◦ Pemberian obat koagulan vitamin K, adona dan penghentian
perdarahan dengan fiksasi.
◦ Cek labolatorium Hb dan Ht
◦ Kolaborasi dengan tim medis pemberian cairan intravena