SlideShare a Scribd company logo
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA An. P DENGAN GANGGUAN
SISTEM PERSEPSI SENSORI
OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK
(OMSK) BENIGNA
BY : TIM A
LatarLatar BBelakangelakang
OMSK termasuk penyakit yang paling sering terjadi
pada anak-anak dan sering menyebabkan ketulian, bahkan
kematian (Roland et al., 2002 cit. Lee et al., 2009).
Di dunia, OMSK diketahui menjadi salah satu penyakit
yang paling banyak terjadi di negara-negara berkembang,
salah satunya Indonesia (Ajalloueyan, 2006 cit. Ganie, 2008).
(Pravelensi OMSK pada tahun 2012
menurut Mahadevan et al., 2012)
DefinisiDefinisi
Otitis media adalah suatu peradangan telinga
tengah, otitis media dapat terjadi akibat infeksi
bakteri, biasanya oleh bakteri streptococcus,
pneumonia, haemophillus influenza, atau
staphylococcus aureus.
(Elizabeth J. Corwin 2002: 220 dalam Hetharia P & Mulyani
S, 2011).
a. Pendapat dari beberapa ahli
Otitis media kronik adalah kondisi yang
berhubungan dengan patologi jaringan
irreversibel dan biasanya disebabkan karena
episode berulang otitis media akut
(Brunner & Suddarth, 2002: 220 dalam Hetharia P &
Mulyani S, 2011).
Next...Next...
Otitis media supuratif kronik (OMSK) adalah
infeksi kronik telinga tengah dengan perforasi
membran timpani dan keluarnya sekret dari telinga
tengah lebih dari 2 bulan secara terus menerus atau
hilang timbul sekret mungkin encer atau kental,
bening atau nanah yang biasanya disertai dengan
gangguan pendengaran
(Utami, T.F., dkk. 2010).
Next...Next...
Simpulan dari beberapa pengertian :
Otitis media supuratif kronik (OMSK)
merupakan infeksi kronik telinga tengah
dengan perforasi membran timpani dan
keluarnya sekret dari telinga tengah lebih dari 2
bulan secara terus menerus atau hilang timbul
sekret mungkin encer atau kental, bening atau
nanah yang biasanya disertai dengan
gangguan pendengaran.
Next...Next...
AnatomiAnatomi
EtiologiEtiologi
a.Lingkungan
b.Pernah mengalami otitis media
sebelumnya
c. Alergi
d.Infeksi
e.Autoimun
f. Gangguan fungsi tube eustachius
Pathway go to word
Manifestasi klinisManifestasi klinis
Menurut Rospa Hetharia (2011), yaitu:
a.Adanya Abses atau fistel retroaurikular
b.Jaringan Granulasi atau polip di liang telinga
yang berasal dari kavum timpani
c.Pus yang selalu aktif berbau busuk (aroma
kolesteatom)
d.Foto rontgen mastoid adanya gambaran
kolesteatom
KomplikasiKomplikasi
Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan Penunjang
a. Audiometrik untuk mengetahui tuli
konduktif
b. Foto Rontgen untuk mengetahui
patologi mastoid
c. Otoskop untuk melihat perforasi
membran timpan
d. Pemeriksaan Radiologi
PPenatalaksanaanenatalaksanaan
a.Konservatif : Penanganan konservatif bertujuan
untuk mengontrol proses infeksi yang berupa
pembersihan telinga dan pemberian antibiotik
topikal atau sistemik.
b.Operatif : Penanganan operatif dilakukan untuk
eradikasi jaringan patologi yang terdapat di
dalam rongga mastoid dan kavum timpani,
dapat berupa mastoidektomi sederhana,
mastoidektomi radikal, dan mastoidektomi
radikal modifikasi.
OMSK Benigna Tenang
Keadaan ini tidak memerlukan pengobatan,
dan dinasehatkan untuk jangan mengorek
telinga, air jangan masuk ke telinga
sewaktu mandi, dilarang berenang dan
segera berobat bila menderita infeksi
saluran nafas atas.
Next...Next...
OMSK Benigna Aktif
1.Pembersihan liang telinga dan kavum timpani
(aural toilet) yaitu membuat lingkungan yang tidak
sesuai untuk perkembangan mikroorganisme,
a. Aural toilet secara kering (dry mopping).
b. Aural toilet secara basah (syringing).
c. Aural toilet dengan pengisapan (suction
toilet)
Next...Next...
2. Pemberian antibiotik topikal
Pemberian antibiotik secara topikal pada
telinga dengan secret yang banyak tanpa
dibersihkan dulu, adalah tidak efektif. Bila sekret
berkurang/tidak progresif lagi diberikan obat tetes
yang mengandung antibiotik dan kortikosteroid.
Dianjurkan irigasi dengan garam faal agar
lingkungan bersifat asam dan merupakan media
yang buruk untuk tumbuhnya kuman.
Next...Next...
3. Pemberian antibiotika sistemik
Pemilihan antibiotika sistemik untuk OMSK
juga sebaiknya berdasarkan kultur kuman
penyebab. Pemberian antibiotika tidak lebih dari 1
minggu dan harus disertai pembersihan sekret
profus. Bila terjadi kegagalan pengobatan, perlu
diperhatikan faktor penyebab kegagalan yang ada
pada penderita tersebut(Sutiono W, 2012).
Next...Next...
4. Test BERA (Brainstem Evoked Response
Audiometry)
Test BERA adalah penilaian obyektif yang
berguna pada pendengaran. Keuntungan utama
dari prosedur ini adalah kemampuannya untuk
menguji meskipun bayi di antaranya Audiometri
konvensional mungkin tidak berguna. Penelitian
ini dapat digunakan sebagai tes skrining untuk tuli
pada bayi berisiko tinggi. Diagnosis dan
rehabilitasi awal akan mengurangi kecacatan
Next...Next...
4. Test BERA (Brainstem Evoked Response Audiometry)
Test BERA adalah penilaian obyektif yang berguna pada
pendengaran. Keuntungan utama dari prosedur ini adalah
kemampuannya untuk menguji meskipun digunakan pada
bayi. Audiometri konvensional mungkin tidak berguna.
Penelitian ini dapat digunakan sebagai tes skrining untuk
tuli pada bayi berisiko tinggi. Diagnosis dan rehabilitasi
awal akan mengurangi kecacatan pada anak-anak ini.
(Balasubramanian Thiagarajan, 2015)
Next...Next...
4. Test ACSR (Auditory Steady-State Responses)
Auditory Evoked Potentials (AEPs) sering digunakan
dalam audiologi klinis untuk memperkirakan perilaku
ambang nada murni pada populasi tertentu termasuk bayi,
anak-anak, dan individu dengan cacat intelektual. Sebuah
AEP merupakan respon yang dapat direkam dari otak
setelah presentasi dari rangsangan pendengaran, seperti
klik, semburan nada, dan / atau pidato. (Balasubramanian
Thiagarajan, 2015)
Next...Next...
Konsep Asuhan KeperawatanKonsep Asuhan Keperawatan
2. Identitas penanggung jawab yaitu :
•Nama
•Umur
•Jenis kelamin
•Agama
•Pendidikan
•Pekerjaan
•Hubungan dengan klien
•Alamat
Pengkajian
1. Identitas :
•Meliputi identitas klien yaitu :
•Nama lengkap
•Tempat tanggal lahir
•Jenis kelamin
•Agama
•Pendidikan
•Pekerjaan
•Status perkawinan
•Sukubangsa
•Golongan darah
•Tanggal masuk RS
•Tanggal pengakajian
•Nomor rekam medic
•Diagnosa medik
•Alamat
•Keluhan utama
•Riwayat kesehatan sekarang (OPQRST)
•Riwayat penyakit dahulu
•Riwayat kesehatan keluarga
•Riwayat psikososial
•Lingkungan dan tempat tinggal
Next...Next...
Keadaan umum
Adakah cairan yang keluar dari telinga
Bagaiamana warna, bau, jumlah
Apakah tanda tanda radang
Pemeriksaan dengan otoskop tentang stadium
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Next...Next...
• Pemeriksaan diagnostik
• Tes audiometri : AC menurun
• X-rey : terhadap kondisi patologi
Misal : cholesteatoma, kekaburan mastoid
• Pemeriksaan Pendengaran
• Tes suara bisikan
• Tes garputala
Next...Next...
•Diagnosa Keperawatan
•Risiko keterlambatan pengembangan berhubungan dengan
gangguan pendengaran.
•Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan
kurangnya stimulasi.
•Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya
informasi.
Next...Next...
Pembahasan Kasus
1. Identitas
a. Identitas Klien
Nama : An. P
Umur : 26 bulan 7 hari
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Cirebon
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. An. P
Umur :
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Cirebon
A. PengkajianA. Pengkajian
• Keluhan Utama
Ibu klien mengatakan, “Anak saya mengalami kurangnya
pendengaran”
• Riwayat Kesehatan
• Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu klien mengatakan “Pada tanggal 10 Maret 2016, An. P
dibawa oleh orang tuanya ke Polilinik Anak RS X didaerahnya. An.
P pernah demam tinggi pada usia 9 bulan dan memiliki masalah
perilaku sejak berusia 11 bulan. Hal ini tidak pernah disampaikan
pada siapapun dan belum pernah diperiksa kemanapun karena
saya malu. An. P tidak pernah merespon suara saya dan bahkan
tidak melihat saya ketika saya memanggil dan berbicara
dengannya. An. P tidak berbicara sepanjang waktu saat bermain
dengan teman-temannya”
Next...Next...
• Riwayat Kesehatan Dahulu
Ibu klien mengatakan “An. P pernah demam tinggi pada usia 9
bulan dan memiliki masalah perilaku sejak berusia 11 bulan. An. P
dan adiknya mengalami periode berulang otitis media selama bayi,
meskipun infeksi yang dialami telah berkurang”.
• Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu klien mengatakan “Kami tinggal di pedesaan dengan padat
penduduk, suami saya adalah pekerja pabrik makanan dan saya
hanya menjadi ibu rumah tangga. Saya dan suami adalah perokok
sejak sebelum menikah. Adik An. P juga mengalami episode otitis
media selama bayi”.
Next...Next...
• Riwayat Psikososial, Spiritual dan Budaya
Ibu klien mengatakan “An. P tidak pernah
merespon suara saya dan bahkan tidak melihat
saya ketika saya memanggil dan berbicara
dengannya. An. P tidak pernah berbicara
sepanjang waktu saat bermain bersama teman-
temannya. Budaya kami dan situasi keuangan
tidak mendorong”.
•
Next...Next...
• Riwayat Perkembangan
Ibu klien mengatakan “Bicara An. P tidak dimengerti
meskipun ia mengoceh terus-menerus. An. P tidak
pernah mendengarkan saya dan bahkan tidak melihat
saya ketika saya memanggil dan berbicara dengannya.
Bahkan meskipun bermain bersama teman-temannya,
An. P tidak berbicara sepanjang waktu. An. P duduk an
mengoceh di pangkuan saya selama pengkajian.”
Next...Next...
• Penampilan umum
• Kondisi umum
Klien terlihat bersih, menggunakan pakaian yang bersih dan
rapih kooperatif dengan perawat
• Tingkat kesadaran: Baik (Composmentis)
• Berat badan : -
• Tinggi badan: -
• TTV ( Tanda-tanda Vital)
Suhu : -
Tekanan darah : -
Respirasi : -
Nadi : -
Pemeriksaan FisikPemeriksaan Fisik
• Sistem Indera
Mata: simetris, pupil bulat isokor, konjungtiva tidak
anemis, sklera tidak ikterik, kornea jernih.
Hidung: simetris, bersih, tidak terdapat sekret, tidak ada
napas cuping hidung, tidak mengalami epistaksis.
Telinga: daun telinga simetris, kotor , mengeluarkan
cairan, klien tidak mengalami gangguan pendengaran.
Next...Next...
• Analisa Data
• Diagnosa
Keperawatan
• NCP
Next...Next...
Go to the word
• Menurut buku KPSP (Kuesioner Pra Skrining
Perkembangan) umur 2 tahun seorang anak sudah
mampu mengeluarkan kata-kata yang berarti seperti
“mama”, “papa” dan sebagainya dan sangat lincah
sedangkan pada kasus tersebut An. P telihat jarang
berbicara bahkan saat bersama teman-temannya
sehingga dengan demikian pada kasus tersebut An. P
menunjukkan kesenjangan dalam proses perkembangan
bahasanya.
Kesenjangan Antara Teori dan KasusKesenjangan Antara Teori dan Kasus
• Pada pemeriksaan pendengaran Audiometrik klien
dengan OMSK biasanya didapati tuli konduktif tapi dapat
pula dijumpai adanya tuli sensotineura, beratnya
keltulian tergantung besar dan letak perforasi membran
ttimpani serta keutuhan dan mobilitas klien dengan
OMSK juga biasanya dilakukan pemeriksaan otoskop
untuk memeriksa adanya otoore ataupun serumen yang
kerap ditemukan pada liang telinga klien dan kasus ini
pemeriksaan tersebut tidak dilakukan
Next...Next...
• Menurut Rospa, Hetharia (2011), tanda dan gejala
OMSK dapat ditemui adanya abses atau fistel
retroaurikular, jaringan granulasi atau polif di liang
telinga yang berasal dari kavum timpani, pus yang aktif
dan berbau busuk (aroma kolesteaton), hasil photo
rontgen adanya gambaran kolesteatom. Sedangkan
pada kasus diatas, tanda dan gejala yang tampak pada
An. P belum spesifik dan hanya tampak demam,
ganggungan mendengar dan gangguan berbicara
Next...Next...
•Terimakasih
Next...Next...

More Related Content

What's hot

Pembahasan Soal Ukom Keperawatan Gawat Darurat
Pembahasan Soal Ukom Keperawatan Gawat DaruratPembahasan Soal Ukom Keperawatan Gawat Darurat
Pembahasan Soal Ukom Keperawatan Gawat DaruratHenriantoKarolusSire
 
Askep pada anak dengan campak
Askep pada anak dengan campakAskep pada anak dengan campak
Askep pada anak dengan campakwhenny
 
Konsep Dasar Keperawatan Kritis.pptx
Konsep Dasar Keperawatan Kritis.pptxKonsep Dasar Keperawatan Kritis.pptx
Konsep Dasar Keperawatan Kritis.pptxHanaFebriyanti1
 
Askep anak kejang demam
Askep anak kejang demamAskep anak kejang demam
Askep anak kejang demamEka Yuliana
 
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetanJawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetanAbdul Rochman
 
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case ControlEpidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case ControlFachri Latif
 
Presentasi Higine Dekubitus
Presentasi Higine DekubitusPresentasi Higine Dekubitus
Presentasi Higine DekubitusMargareta Wanda
 
Imunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAPImunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAPZakiah dr
 
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologiUkuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologilasnisiregar
 
BAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasio
BAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasioBAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasio
BAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasioNajMah Usman
 
Indikator nasional penanggulangan tb
Indikator nasional penanggulangan tbIndikator nasional penanggulangan tb
Indikator nasional penanggulangan tbNurul Atika
 
Soal soal bencana k 12 blok xviii 2015
Soal soal bencana k 12 blok xviii  2015Soal soal bencana k 12 blok xviii  2015
Soal soal bencana k 12 blok xviii 2015Bunga AnanDjuean
 

What's hot (20)

Pembahasan Soal Ukom Keperawatan Gawat Darurat
Pembahasan Soal Ukom Keperawatan Gawat DaruratPembahasan Soal Ukom Keperawatan Gawat Darurat
Pembahasan Soal Ukom Keperawatan Gawat Darurat
 
Askep pada anak dengan campak
Askep pada anak dengan campakAskep pada anak dengan campak
Askep pada anak dengan campak
 
Ulkus kornea AKPER PEMKAB MUNA
Ulkus kornea  AKPER PEMKAB MUNA Ulkus kornea  AKPER PEMKAB MUNA
Ulkus kornea AKPER PEMKAB MUNA
 
Konsep Dasar Keperawatan Kritis.pptx
Konsep Dasar Keperawatan Kritis.pptxKonsep Dasar Keperawatan Kritis.pptx
Konsep Dasar Keperawatan Kritis.pptx
 
Mortalitas dan Morbiditas
Mortalitas dan MorbiditasMortalitas dan Morbiditas
Mortalitas dan Morbiditas
 
Askep anak kejang demam
Askep anak kejang demamAskep anak kejang demam
Askep anak kejang demam
 
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetanJawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
 
Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6
 
Konsep penyelidikan KLB
Konsep penyelidikan KLBKonsep penyelidikan KLB
Konsep penyelidikan KLB
 
Askep oma omk
Askep oma omkAskep oma omk
Askep oma omk
 
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case ControlEpidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
 
Contoh askeb bersalin normal
Contoh askeb bersalin normal Contoh askeb bersalin normal
Contoh askeb bersalin normal
 
Presentasi Higine Dekubitus
Presentasi Higine DekubitusPresentasi Higine Dekubitus
Presentasi Higine Dekubitus
 
Sp isolasi sosial
Sp isolasi sosialSp isolasi sosial
Sp isolasi sosial
 
Imunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAPImunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAP
 
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologiUkuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologi
 
BAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasio
BAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasioBAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasio
BAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasio
 
Indikator nasional penanggulangan tb
Indikator nasional penanggulangan tbIndikator nasional penanggulangan tb
Indikator nasional penanggulangan tb
 
Soal soal bencana k 12 blok xviii 2015
Soal soal bencana k 12 blok xviii  2015Soal soal bencana k 12 blok xviii  2015
Soal soal bencana k 12 blok xviii 2015
 
Kode pintar icd 10
Kode pintar icd 10Kode pintar icd 10
Kode pintar icd 10
 

Similar to Asuhan Keperawatan Sistem Persepsi Sensori OMSK

Yuniarsih, Asuhan keperawatan pada gangguan pendengaran presbikus
Yuniarsih, Asuhan keperawatan pada  gangguan pendengaran presbikus Yuniarsih, Asuhan keperawatan pada  gangguan pendengaran presbikus
Yuniarsih, Asuhan keperawatan pada gangguan pendengaran presbikus Universitas Katolik Musi Charitas
 
Personal higiene
Personal higienePersonal higiene
Personal higieneValny Majid
 
CBD OMSK Maligna
CBD OMSK MalignaCBD OMSK Maligna
CBD OMSK MalignaCoassTHT
 
2B kelompok 8 otitis.pptx igknbhubkkbgfgjjbn
2B kelompok 8 otitis.pptx igknbhubkkbgfgjjbn2B kelompok 8 otitis.pptx igknbhubkkbgfgjjbn
2B kelompok 8 otitis.pptx igknbhubkkbgfgjjbnsonyaawitan
 
otitis media supuratif kronik tipe maligna
otitis media supuratif kronik tipe malignaotitis media supuratif kronik tipe maligna
otitis media supuratif kronik tipe malignaClarissa Rizky
 
GAMBARAN IMPLEMENTASI KEPERAWATAN PADA PASIEN IMSOMNIA.pdf
GAMBARAN IMPLEMENTASI KEPERAWATAN PADA PASIEN IMSOMNIA.pdfGAMBARAN IMPLEMENTASI KEPERAWATAN PADA PASIEN IMSOMNIA.pdf
GAMBARAN IMPLEMENTASI KEPERAWATAN PADA PASIEN IMSOMNIA.pdfFAUZIAHHAMIDWADA
 
deteksi ganguan pendengaran.pptx
deteksi ganguan pendengaran.pptxdeteksi ganguan pendengaran.pptx
deteksi ganguan pendengaran.pptxDhonatFlash
 
PPT NON ULKUS NON ULKUS NON ULKUS NON ULKUS NON ULKUS NON ULKUS NON ULKUS.pptx
PPT NON ULKUS NON ULKUS NON ULKUS NON ULKUS NON ULKUS NON ULKUS NON ULKUS.pptxPPT NON ULKUS NON ULKUS NON ULKUS NON ULKUS NON ULKUS NON ULKUS NON ULKUS.pptx
PPT NON ULKUS NON ULKUS NON ULKUS NON ULKUS NON ULKUS NON ULKUS NON ULKUS.pptx4211191046anindya
 

Similar to Asuhan Keperawatan Sistem Persepsi Sensori OMSK (20)

Yuniarsih, Asuhan keperawatan pada gangguan pendengaran presbikus
Yuniarsih, Asuhan keperawatan pada  gangguan pendengaran presbikus Yuniarsih, Asuhan keperawatan pada  gangguan pendengaran presbikus
Yuniarsih, Asuhan keperawatan pada gangguan pendengaran presbikus
 
Personal higiene
Personal higienePersonal higiene
Personal higiene
 
CBD OMSK Maligna
CBD OMSK MalignaCBD OMSK Maligna
CBD OMSK Maligna
 
Askep oksigenasi
Askep oksigenasiAskep oksigenasi
Askep oksigenasi
 
Skrining pada bayi baru lahir
Skrining pada bayi baru lahirSkrining pada bayi baru lahir
Skrining pada bayi baru lahir
 
2B kelompok 8 otitis.pptx igknbhubkkbgfgjjbn
2B kelompok 8 otitis.pptx igknbhubkkbgfgjjbn2B kelompok 8 otitis.pptx igknbhubkkbgfgjjbn
2B kelompok 8 otitis.pptx igknbhubkkbgfgjjbn
 
Asuhan keperawatan neuromaakustik
Asuhan keperawatan neuromaakustikAsuhan keperawatan neuromaakustik
Asuhan keperawatan neuromaakustik
 
Askep thalasemia
Askep thalasemiaAskep thalasemia
Askep thalasemia
 
Case report
Case reportCase report
Case report
 
otitis media supuratif kronik tipe maligna
otitis media supuratif kronik tipe malignaotitis media supuratif kronik tipe maligna
otitis media supuratif kronik tipe maligna
 
Askep meniere dan libirintis
Askep meniere dan libirintisAskep meniere dan libirintis
Askep meniere dan libirintis
 
Kelompok sindrom AKPER PEMKAB MUNA
Kelompok sindrom AKPER PEMKAB MUNA Kelompok sindrom AKPER PEMKAB MUNA
Kelompok sindrom AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep miniare
Askep miniareAskep miniare
Askep miniare
 
GAMBARAN IMPLEMENTASI KEPERAWATAN PADA PASIEN IMSOMNIA.pdf
GAMBARAN IMPLEMENTASI KEPERAWATAN PADA PASIEN IMSOMNIA.pdfGAMBARAN IMPLEMENTASI KEPERAWATAN PADA PASIEN IMSOMNIA.pdf
GAMBARAN IMPLEMENTASI KEPERAWATAN PADA PASIEN IMSOMNIA.pdf
 
deteksi ganguan pendengaran.pptx
deteksi ganguan pendengaran.pptxdeteksi ganguan pendengaran.pptx
deteksi ganguan pendengaran.pptx
 
Keracunan jengkol pada anak
Keracunan jengkol pada anakKeracunan jengkol pada anak
Keracunan jengkol pada anak
 
Askep miniare AKPER PEMKAB MUNA
Askep miniare AKPER PEMKAB MUNA Askep miniare AKPER PEMKAB MUNA
Askep miniare AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep meniere dan libirintis
Askep meniere dan libirintisAskep meniere dan libirintis
Askep meniere dan libirintis
 
oma.pptx
oma.pptxoma.pptx
oma.pptx
 
PPT NON ULKUS NON ULKUS NON ULKUS NON ULKUS NON ULKUS NON ULKUS NON ULKUS.pptx
PPT NON ULKUS NON ULKUS NON ULKUS NON ULKUS NON ULKUS NON ULKUS NON ULKUS.pptxPPT NON ULKUS NON ULKUS NON ULKUS NON ULKUS NON ULKUS NON ULKUS NON ULKUS.pptx
PPT NON ULKUS NON ULKUS NON ULKUS NON ULKUS NON ULKUS NON ULKUS NON ULKUS.pptx
 

Recently uploaded

Manajemen optik kel7_20240525_174921_0000.pdf
Manajemen optik kel7_20240525_174921_0000.pdfManajemen optik kel7_20240525_174921_0000.pdf
Manajemen optik kel7_20240525_174921_0000.pdfNamtan19
 
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptxPratiwiZikri
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPIPERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPInirmalaamir3
 
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdfKonsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdfroomahmentari
 
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Epidemiologi Anemia Defisiensi Besi.pptx
Epidemiologi Anemia Defisiensi Besi.pptxEpidemiologi Anemia Defisiensi Besi.pptx
Epidemiologi Anemia Defisiensi Besi.pptx6tp4rv5t9f
 
Bandung Bahan PPT Pemetaan STR Tenaga Kesehatan 30 April 2024.pptx
Bandung Bahan PPT Pemetaan STR Tenaga Kesehatan 30 April 2024.pptxBandung Bahan PPT Pemetaan STR Tenaga Kesehatan 30 April 2024.pptx
Bandung Bahan PPT Pemetaan STR Tenaga Kesehatan 30 April 2024.pptxssuser8d980a
 

Recently uploaded (7)

Manajemen optik kel7_20240525_174921_0000.pdf
Manajemen optik kel7_20240525_174921_0000.pdfManajemen optik kel7_20240525_174921_0000.pdf
Manajemen optik kel7_20240525_174921_0000.pdf
 
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPIPERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
 
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdfKonsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
 
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
 
Epidemiologi Anemia Defisiensi Besi.pptx
Epidemiologi Anemia Defisiensi Besi.pptxEpidemiologi Anemia Defisiensi Besi.pptx
Epidemiologi Anemia Defisiensi Besi.pptx
 
Bandung Bahan PPT Pemetaan STR Tenaga Kesehatan 30 April 2024.pptx
Bandung Bahan PPT Pemetaan STR Tenaga Kesehatan 30 April 2024.pptxBandung Bahan PPT Pemetaan STR Tenaga Kesehatan 30 April 2024.pptx
Bandung Bahan PPT Pemetaan STR Tenaga Kesehatan 30 April 2024.pptx
 

Asuhan Keperawatan Sistem Persepsi Sensori OMSK

  • 1. ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. P DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSEPSI SENSORI OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK (OMSK) BENIGNA BY : TIM A
  • 2. LatarLatar BBelakangelakang OMSK termasuk penyakit yang paling sering terjadi pada anak-anak dan sering menyebabkan ketulian, bahkan kematian (Roland et al., 2002 cit. Lee et al., 2009). Di dunia, OMSK diketahui menjadi salah satu penyakit yang paling banyak terjadi di negara-negara berkembang, salah satunya Indonesia (Ajalloueyan, 2006 cit. Ganie, 2008). (Pravelensi OMSK pada tahun 2012 menurut Mahadevan et al., 2012)
  • 3. DefinisiDefinisi Otitis media adalah suatu peradangan telinga tengah, otitis media dapat terjadi akibat infeksi bakteri, biasanya oleh bakteri streptococcus, pneumonia, haemophillus influenza, atau staphylococcus aureus. (Elizabeth J. Corwin 2002: 220 dalam Hetharia P & Mulyani S, 2011). a. Pendapat dari beberapa ahli
  • 4. Otitis media kronik adalah kondisi yang berhubungan dengan patologi jaringan irreversibel dan biasanya disebabkan karena episode berulang otitis media akut (Brunner & Suddarth, 2002: 220 dalam Hetharia P & Mulyani S, 2011). Next...Next...
  • 5. Otitis media supuratif kronik (OMSK) adalah infeksi kronik telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan keluarnya sekret dari telinga tengah lebih dari 2 bulan secara terus menerus atau hilang timbul sekret mungkin encer atau kental, bening atau nanah yang biasanya disertai dengan gangguan pendengaran (Utami, T.F., dkk. 2010). Next...Next...
  • 6. Simpulan dari beberapa pengertian : Otitis media supuratif kronik (OMSK) merupakan infeksi kronik telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan keluarnya sekret dari telinga tengah lebih dari 2 bulan secara terus menerus atau hilang timbul sekret mungkin encer atau kental, bening atau nanah yang biasanya disertai dengan gangguan pendengaran. Next...Next...
  • 8.
  • 9.
  • 10. EtiologiEtiologi a.Lingkungan b.Pernah mengalami otitis media sebelumnya c. Alergi d.Infeksi e.Autoimun f. Gangguan fungsi tube eustachius
  • 12. Manifestasi klinisManifestasi klinis Menurut Rospa Hetharia (2011), yaitu: a.Adanya Abses atau fistel retroaurikular b.Jaringan Granulasi atau polip di liang telinga yang berasal dari kavum timpani c.Pus yang selalu aktif berbau busuk (aroma kolesteatom) d.Foto rontgen mastoid adanya gambaran kolesteatom
  • 14. Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan Penunjang a. Audiometrik untuk mengetahui tuli konduktif b. Foto Rontgen untuk mengetahui patologi mastoid c. Otoskop untuk melihat perforasi membran timpan d. Pemeriksaan Radiologi
  • 15. PPenatalaksanaanenatalaksanaan a.Konservatif : Penanganan konservatif bertujuan untuk mengontrol proses infeksi yang berupa pembersihan telinga dan pemberian antibiotik topikal atau sistemik. b.Operatif : Penanganan operatif dilakukan untuk eradikasi jaringan patologi yang terdapat di dalam rongga mastoid dan kavum timpani, dapat berupa mastoidektomi sederhana, mastoidektomi radikal, dan mastoidektomi radikal modifikasi.
  • 16. OMSK Benigna Tenang Keadaan ini tidak memerlukan pengobatan, dan dinasehatkan untuk jangan mengorek telinga, air jangan masuk ke telinga sewaktu mandi, dilarang berenang dan segera berobat bila menderita infeksi saluran nafas atas. Next...Next...
  • 17. OMSK Benigna Aktif 1.Pembersihan liang telinga dan kavum timpani (aural toilet) yaitu membuat lingkungan yang tidak sesuai untuk perkembangan mikroorganisme, a. Aural toilet secara kering (dry mopping). b. Aural toilet secara basah (syringing). c. Aural toilet dengan pengisapan (suction toilet) Next...Next...
  • 18. 2. Pemberian antibiotik topikal Pemberian antibiotik secara topikal pada telinga dengan secret yang banyak tanpa dibersihkan dulu, adalah tidak efektif. Bila sekret berkurang/tidak progresif lagi diberikan obat tetes yang mengandung antibiotik dan kortikosteroid. Dianjurkan irigasi dengan garam faal agar lingkungan bersifat asam dan merupakan media yang buruk untuk tumbuhnya kuman. Next...Next...
  • 19. 3. Pemberian antibiotika sistemik Pemilihan antibiotika sistemik untuk OMSK juga sebaiknya berdasarkan kultur kuman penyebab. Pemberian antibiotika tidak lebih dari 1 minggu dan harus disertai pembersihan sekret profus. Bila terjadi kegagalan pengobatan, perlu diperhatikan faktor penyebab kegagalan yang ada pada penderita tersebut(Sutiono W, 2012). Next...Next...
  • 20. 4. Test BERA (Brainstem Evoked Response Audiometry) Test BERA adalah penilaian obyektif yang berguna pada pendengaran. Keuntungan utama dari prosedur ini adalah kemampuannya untuk menguji meskipun bayi di antaranya Audiometri konvensional mungkin tidak berguna. Penelitian ini dapat digunakan sebagai tes skrining untuk tuli pada bayi berisiko tinggi. Diagnosis dan rehabilitasi awal akan mengurangi kecacatan Next...Next...
  • 21. 4. Test BERA (Brainstem Evoked Response Audiometry) Test BERA adalah penilaian obyektif yang berguna pada pendengaran. Keuntungan utama dari prosedur ini adalah kemampuannya untuk menguji meskipun digunakan pada bayi. Audiometri konvensional mungkin tidak berguna. Penelitian ini dapat digunakan sebagai tes skrining untuk tuli pada bayi berisiko tinggi. Diagnosis dan rehabilitasi awal akan mengurangi kecacatan pada anak-anak ini. (Balasubramanian Thiagarajan, 2015) Next...Next...
  • 22. 4. Test ACSR (Auditory Steady-State Responses) Auditory Evoked Potentials (AEPs) sering digunakan dalam audiologi klinis untuk memperkirakan perilaku ambang nada murni pada populasi tertentu termasuk bayi, anak-anak, dan individu dengan cacat intelektual. Sebuah AEP merupakan respon yang dapat direkam dari otak setelah presentasi dari rangsangan pendengaran, seperti klik, semburan nada, dan / atau pidato. (Balasubramanian Thiagarajan, 2015) Next...Next...
  • 23.
  • 24. Konsep Asuhan KeperawatanKonsep Asuhan Keperawatan 2. Identitas penanggung jawab yaitu : •Nama •Umur •Jenis kelamin •Agama •Pendidikan •Pekerjaan •Hubungan dengan klien •Alamat Pengkajian 1. Identitas : •Meliputi identitas klien yaitu : •Nama lengkap •Tempat tanggal lahir •Jenis kelamin •Agama •Pendidikan •Pekerjaan •Status perkawinan •Sukubangsa •Golongan darah •Tanggal masuk RS •Tanggal pengakajian •Nomor rekam medic •Diagnosa medik •Alamat
  • 25. •Keluhan utama •Riwayat kesehatan sekarang (OPQRST) •Riwayat penyakit dahulu •Riwayat kesehatan keluarga •Riwayat psikososial •Lingkungan dan tempat tinggal Next...Next...
  • 26. Keadaan umum Adakah cairan yang keluar dari telinga Bagaiamana warna, bau, jumlah Apakah tanda tanda radang Pemeriksaan dengan otoskop tentang stadium Pemeriksaan Fisik Inspeksi Next...Next...
  • 27. • Pemeriksaan diagnostik • Tes audiometri : AC menurun • X-rey : terhadap kondisi patologi Misal : cholesteatoma, kekaburan mastoid • Pemeriksaan Pendengaran • Tes suara bisikan • Tes garputala Next...Next...
  • 28. •Diagnosa Keperawatan •Risiko keterlambatan pengembangan berhubungan dengan gangguan pendengaran. •Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan kurangnya stimulasi. •Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi. Next...Next...
  • 30. 1. Identitas a. Identitas Klien Nama : An. P Umur : 26 bulan 7 hari Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Alamat : Cirebon b. Identitas Penanggung Jawab Nama : Ny. An. P Umur : Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Alamat : Cirebon A. PengkajianA. Pengkajian
  • 31. • Keluhan Utama Ibu klien mengatakan, “Anak saya mengalami kurangnya pendengaran” • Riwayat Kesehatan • Riwayat Kesehatan Sekarang Ibu klien mengatakan “Pada tanggal 10 Maret 2016, An. P dibawa oleh orang tuanya ke Polilinik Anak RS X didaerahnya. An. P pernah demam tinggi pada usia 9 bulan dan memiliki masalah perilaku sejak berusia 11 bulan. Hal ini tidak pernah disampaikan pada siapapun dan belum pernah diperiksa kemanapun karena saya malu. An. P tidak pernah merespon suara saya dan bahkan tidak melihat saya ketika saya memanggil dan berbicara dengannya. An. P tidak berbicara sepanjang waktu saat bermain dengan teman-temannya” Next...Next...
  • 32. • Riwayat Kesehatan Dahulu Ibu klien mengatakan “An. P pernah demam tinggi pada usia 9 bulan dan memiliki masalah perilaku sejak berusia 11 bulan. An. P dan adiknya mengalami periode berulang otitis media selama bayi, meskipun infeksi yang dialami telah berkurang”. • Riwayat Kesehatan Keluarga Ibu klien mengatakan “Kami tinggal di pedesaan dengan padat penduduk, suami saya adalah pekerja pabrik makanan dan saya hanya menjadi ibu rumah tangga. Saya dan suami adalah perokok sejak sebelum menikah. Adik An. P juga mengalami episode otitis media selama bayi”. Next...Next...
  • 33. • Riwayat Psikososial, Spiritual dan Budaya Ibu klien mengatakan “An. P tidak pernah merespon suara saya dan bahkan tidak melihat saya ketika saya memanggil dan berbicara dengannya. An. P tidak pernah berbicara sepanjang waktu saat bermain bersama teman- temannya. Budaya kami dan situasi keuangan tidak mendorong”. • Next...Next...
  • 34. • Riwayat Perkembangan Ibu klien mengatakan “Bicara An. P tidak dimengerti meskipun ia mengoceh terus-menerus. An. P tidak pernah mendengarkan saya dan bahkan tidak melihat saya ketika saya memanggil dan berbicara dengannya. Bahkan meskipun bermain bersama teman-temannya, An. P tidak berbicara sepanjang waktu. An. P duduk an mengoceh di pangkuan saya selama pengkajian.” Next...Next...
  • 35. • Penampilan umum • Kondisi umum Klien terlihat bersih, menggunakan pakaian yang bersih dan rapih kooperatif dengan perawat • Tingkat kesadaran: Baik (Composmentis) • Berat badan : - • Tinggi badan: - • TTV ( Tanda-tanda Vital) Suhu : - Tekanan darah : - Respirasi : - Nadi : - Pemeriksaan FisikPemeriksaan Fisik
  • 36. • Sistem Indera Mata: simetris, pupil bulat isokor, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, kornea jernih. Hidung: simetris, bersih, tidak terdapat sekret, tidak ada napas cuping hidung, tidak mengalami epistaksis. Telinga: daun telinga simetris, kotor , mengeluarkan cairan, klien tidak mengalami gangguan pendengaran. Next...Next...
  • 37. • Analisa Data • Diagnosa Keperawatan • NCP Next...Next... Go to the word
  • 38. • Menurut buku KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan) umur 2 tahun seorang anak sudah mampu mengeluarkan kata-kata yang berarti seperti “mama”, “papa” dan sebagainya dan sangat lincah sedangkan pada kasus tersebut An. P telihat jarang berbicara bahkan saat bersama teman-temannya sehingga dengan demikian pada kasus tersebut An. P menunjukkan kesenjangan dalam proses perkembangan bahasanya. Kesenjangan Antara Teori dan KasusKesenjangan Antara Teori dan Kasus
  • 39. • Pada pemeriksaan pendengaran Audiometrik klien dengan OMSK biasanya didapati tuli konduktif tapi dapat pula dijumpai adanya tuli sensotineura, beratnya keltulian tergantung besar dan letak perforasi membran ttimpani serta keutuhan dan mobilitas klien dengan OMSK juga biasanya dilakukan pemeriksaan otoskop untuk memeriksa adanya otoore ataupun serumen yang kerap ditemukan pada liang telinga klien dan kasus ini pemeriksaan tersebut tidak dilakukan Next...Next...
  • 40. • Menurut Rospa, Hetharia (2011), tanda dan gejala OMSK dapat ditemui adanya abses atau fistel retroaurikular, jaringan granulasi atau polif di liang telinga yang berasal dari kavum timpani, pus yang aktif dan berbau busuk (aroma kolesteaton), hasil photo rontgen adanya gambaran kolesteatom. Sedangkan pada kasus diatas, tanda dan gejala yang tampak pada An. P belum spesifik dan hanya tampak demam, ganggungan mendengar dan gangguan berbicara Next...Next...