Siklus jasa personalia meliputi semua kegiatan yang berkaitan dengan kompensasu eksekutif dan tenaga kerja. Transaksi utama siklus ini adalah transaksi gaji dan upah, yang dipengaruhi berbagai rekening
Siklus jasa personalia meliputi semua kegiatan yang berkaitan dengan kompensasu eksekutif dan tenaga kerja. Transaksi utama siklus ini adalah transaksi gaji dan upah, yang dipengaruhi berbagai rekening
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditingAsep suryadi
1. PENGERTIAN PENGENDALIAN INTERN (ScoPE)
2. HUBUNGAN PENGENDALIAN INTERN DENGAN RUANG LINGKUP PEMERIKSAAN EVALUASI ATAS
3 BAGAIMANA MELAKUKAN PEMAHAMAN DAN PENGENDALIAN INTERN
4. KETERBATASAN PENGENDALIAN INTERN ENTITAS
Bab 1 ASP : Karakteristik dan Lingkungan Sektor PublikPutri Yulia
Akuntansi sektor publik memiliki kaitan yang erat dengan penerapan dan perlakuan akuntansi pada domain publik. Domain publik itu sendiri memiliki wilayah yang lebih luas dan kompleks dibandingkan dengan sektor swasta. Keluasan wilayah publik tidak hanya disebabkan luasnya jenis dan bentuk organisasi yang berbeda di dalamnya, akan tetapi juga karena kompleksnya lingkungan yang memengaruhi lembaga-lembaga publik tersebut.
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditingAsep suryadi
1. PENGERTIAN PENGENDALIAN INTERN (ScoPE)
2. HUBUNGAN PENGENDALIAN INTERN DENGAN RUANG LINGKUP PEMERIKSAAN EVALUASI ATAS
3 BAGAIMANA MELAKUKAN PEMAHAMAN DAN PENGENDALIAN INTERN
4. KETERBATASAN PENGENDALIAN INTERN ENTITAS
Bab 1 ASP : Karakteristik dan Lingkungan Sektor PublikPutri Yulia
Akuntansi sektor publik memiliki kaitan yang erat dengan penerapan dan perlakuan akuntansi pada domain publik. Domain publik itu sendiri memiliki wilayah yang lebih luas dan kompleks dibandingkan dengan sektor swasta. Keluasan wilayah publik tidak hanya disebabkan luasnya jenis dan bentuk organisasi yang berbeda di dalamnya, akan tetapi juga karena kompleksnya lingkungan yang memengaruhi lembaga-lembaga publik tersebut.
Manajemen Kinerja adalah : Proses mengarahkan dan mendorong pegawai untuk bekerja seefektif dan seefisien mungkin sesuai dengan kebutuhan organisasi (Walters, 1995).
Manajemen Kinerja adalah : Sebuah pendekatan stratgis dan terpadu untuk mencapai keberhasilan yang berkesinambungan dengan meningkatkan kinerja pegawai yang bekerja di dalamnya dan dengan
mengembangkan kemampuan team dan pendukung (Armstrong and Baron, 2004)
Perbedaan Evaluasi Kinerja (performance appraisal) vs Manajemen Kinerja (performance management)
Penilain kinerja didefinisikan sebagai penilaian resmi dan bersifat individual oleh atasannya, biasanya dilakukan dalam evaluasi tahunan (performance appraisal).
Manajemen kinerja (performance management) bersifat terus menerus dan lebih luas, lebih alamiah dan komprehensif dari sebuah proses manajemen. Manajemen kinerja memerlukan manajer yang bersifat sebagai pembimbing dan pembina pegawai, bukannya sebagai pengadil pegawai.
THE TRADISIONAL MODEL OF PUBLIC ADMINISTRATION model tradisional administras...Universitas Sriwijaya
Model tradisional administrasi publik tetap menjadi teori manajemen
sektor publik yang paling lama dan unsur – unsurnya tidak hilang dalam
sekejap, namun teori ini kini dianggap kuno dan kebutuhan masyarakat yang
berubah dengan cepat.
Sistem Administrasi sebelumnya mempunyai satu karakteristik yang
bersifat pribadi yaitu didasarkan atas kesetiaan kepada individu tertentu
seperti raja, menteri, bukan impersonal tetapi bedasarkan legalitas dan hukum.
Disusun oleh :
Kelas 6D-MKP
Hera Aprilia (11012100601)
Ade Muhita (11012100614)
Nurhalifah (11012100012)
Meutiah Rizkiah. F (11012100313)
Wananda PM (11012100324)
Teori ini kami kerjakan untuk memenuhi tugas
Matakuliah : KEPEMIMPINAN
Dosen : Dr. Angrian Permana, S.Pd.,MM.
UNIVERSITAS BINA BANGSA
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024Universitas Sriwijaya
Selama periode 2014-2021, Kementerian Pertanian Indonesia mencapai beberapa keberhasilan, termasuk penurunan jumlah penduduk miskin dari 11,5% menjadi 9,78%. Ketahanan pangan Indonesia juga meningkat, dengan peringkat ke-13 di Asia Pasifik pada tahun 2021. Berdasarkan Global Food Security Index, Indonesia naik dari peringkat 68 pada tahun 2021 ke peringkat 63 pada tahun 2022. Meskipun ada 81 kabupaten dan 7 kota yang rentan pangan pada tahun 2018, volume ekspor pertanian meningkat menjadi 41,26 juta ton dengan nilai USD 33,05 miliar pada tahun 2017. Walaupun pertumbuhan ekonomi menurun 2,07% pada tahun 2020, ini membuka peluang untuk reformasi dan restrukturisasi di berbagai sektor.
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...Universitas Sriwijaya
Reformasi tahun 1998 di Indonesia dilakukan sebagai respons terhadap krisis ekonomi, ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintahan otoriter dan korup, tuntutan demokratisasi, hak asasi manusia, serta tekanan dari lembaga keuangan internasional. Tujuannya adalah memperbaiki kondisi ekonomi, meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan memperkuat fondasi demokrasi dan tata kelola pemerintahan. Reformasi ini mencakup bidang politik, ekonomi, hukum, birokrasi, sosial, budaya, keamanan, dan otonomi daerah. Meskipun masih menghadapi tantangan seperti korupsi dan ketidaksetaraan sosial, reformasi berhasil meningkatkan demokratisasi, investasi, penurunan kemiskinan, efisiensi pelayanan publik, dan memberikan kewenangan lebih besar kepada pemerintah daerah. Tetap berpegang pada ideologi bangsa dan berkontribusi dalam pembangunan negara sangat penting untuk masa depan Indonesia.
Implementasi transformasi pemberdayaan aparatur negara di Indonesia telah difokuskan pada tiga aspek utama: penyederhanaan birokrasi, transformasi digital, dan pengembangan kompetensi ASN. Penyederhanaan birokrasi bertujuan untuk membuat ASN lebih lincah dan inovatif dalam pelayanan publik melalui struktur yang lebih sederhana dan mekanisme kerja baru yang relevan di era digital. Transformasi digital memerlukan perubahan mendasar dan menyeluruh dalam sistem kerja di instansi pemerintah, yang meliputi penyempurnaan mekanisme kerja dan proses bisnis birokrasi untuk mempercepat pengambilan keputusan dan meningkatkan pelayanan publik. Selain itu, pengembangan kompetensi ASN mencakup penyesuaian sistem kerja yang lebih lincah dan dinamis, didukung oleh pengelolaan kinerja yang optimal serta pengembangan sistem kerja berbasis digital, termasuk penyederhanaan eselonisasi.
2. Pendahuluan
Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun
secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan
perusahaan dan dinyatakan dalam unit satuan moneter
dan berlaku untuk jangka waktu pendek yakni satu
tahun. Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa
anggaran rencana kerja berupa taksiran-taksiran yang
akan dilaksanakan di masa yang akan datang dan
anggaran diwujudkan dalam bentuk tertulis yang
disusun secara teratur dan sistematis.
3. Fungsi Anggaran
Anggaran merupakan hasil akhir dari suatu
proses perencanaan perusahaan.
Anggaran merupakan cetak biru bagi
pelaksanaan tindakan, yang merefleksikan
apa yang menjadi prioritas-prioritas
manajemen dalam mengalokasikan sumber
daya-sumber daya perusahaan.
Anggaran berfungsi sebagai alat
komunikasi internal perusahaan,
4. Anggaran menyatakan sasaran dalam kriteria
kinerja atau standar yang dapat diukur dan
dibandingkan dengan hasil operasi yang dicapai.
Anggaran berfungsi sebagai alat kontrol yang
dapat menunjukkan secara nyata kepada
manajemen mengenai bagian-bagian yang
menjadi kekuatan atau kelemahan perusahaan.
Anggaran mencoba untuk mempengaruhi dan
memotivasi baik manajer maupun karyawan
untuk terus bertindak dengan cara yang
konsisten dengan operasi yang efektif dan efisien
serta selaras dengan tujuan organisasi
5. Tiga Tahap Utama Penyusunan
Anggaran
Penetapan Tujuan
Implementasi
Pengendalian dan Evaluasi Kinerja
6. 1. Penetapan Tujuan
seluruh aspek perencanaan yang meliputi partisipasi, kesesuaian
tujuan, dan komitmen. Aktivitas perencanaan dimulai dengan
menterjemahkan tujuan organisasi yang luas ke dalam tujuan
tujuan yang lebih spesifik.
Partisipasi
Partisipasi adalah suatu proses pengambilan keputusan
bersama oleh dua bagian atau lebih pihak di mana keputusan
tersebut akan memiliki dampak masa depan terhadap mereka yang
membuatnya.
Keselarasan dalam tujuan
Jika tujuan organisasi dipandang sebagai alat untuk
mencapai tujuan pribadi atau memenuhi kebutuhan pribadi, maka
tujuan organisasi akan memotivasi karyawan untuk menyelesaikan
setiap target yang diinginkan. Jika keselarasan tujuan tidak dapat
ditetapkan, maka berbagai masalah dapat berkembang.
7. 2. Implementasi
aspek keperilakuan yang harus diperhatikan pada tahap
implementasi adalah seluruh aspek perencanaan yang meliputi
komunikasi, kerja sama dan koordinasi.
Kerjasama dan Koordinasi
Implementasi anggaran yang berhasil membutuhkan
kerjasama dari semua karyawan di setiap level dalam organisasi.
Jika unit organisasi tertentu tidak dapat bekerjasama dapat
berpotensi merusak koordinasi antar departemen.
8. 3. Pengendalian dan
Evaluasi Kinerja
aspek keperilakuan yang harus diperhatikan pada tahap
pengendalian dan evaluasi kinerja adalah kebijakan, sikap, tindakan
manajemen dalam evalusai kinerja dan tindak lanjut atas
penyimpangan yang terjadi.
Laporan Kinerja
Penerbitan laporan kinerja yang tepat waktu memiliki
dampak mendorong moral karyawan. Namun perlu diwaspadai,
kurangnya umpan balik kinerja dan penundaan umpan balik
berdasarkan hasil evaluasi kinerja akan menghilangkan moral dan
motivasi untuk mencapai kinerja yang lebih baik.
9. Konsekuensi Disfungsional dalam Proses
Penyusunan Anggaran
1. Rasa ketidakpercayaan
a. Anggaran cenderung menyederhanakan atau mengubah
situasi "sesungguhnya" dan gagal untuk memungkinkan
adanya variasi dalam faktor eksternal.
b. Anggaran hanya mengonfirmasikan apa yang supervisor sudah
tahu.
c. Anggaran sering digunakan untuk memanipulasi para
supervisor sehingga ukuran kinerja yang ditunjukkan perlu
dicurigai.
d. Laporan Anggaran menekankan pada hasil, bukan alasan.
e. Anggaran mempengaruhi gaya kepemimpinan atasan.
f. Anggaran cenderung menekankan kegagalan.
10. 2. Resistensi
a. anggaran memberi pertanda dan membawa perubahan,
sehingga mengancam keadaan status quo.
b. bahwa proses anggaran memerlukan banyak waktu dan
perhatian.
3. Konflik Internal
Anggaran membutuhkan interaksi antara orang-orang
pada tingkat organisasi yang berbeda. Konflik internal dapat
berkembang sebagai hasil dari interaksi ini, atau sebagai hasil
dari laporan kinerja yang membandingkan satu departemen
ke departemen lain.
11. 4. Efek yang tidak diinginkan lainnya
Anggaran sering dianggap sebagai alat tekanan manajerial.
Orang-orang merasakan tekanan ketika manajemen puncak
mencoba untuk meningkatkan efisiensi dengan mendapatkan
lebih banyak output.
Efek samping lain yang tidak diinginkan yang mungkin
berkembang adalah penekanan yang berlebihan pada kinerja
departemen dan penekanan pada kinerja organisasi secara
keseluruhan.
12. Relevansi Konsep Ilmu
Keperilakuan
1. Dampak dari lingkungan perencanaan
Pada dasarnya lingkungan perencanaan mengacu pada
struktur, proses, pola-pola interaksi dalam penetapan kerja. Hal
tersebut kadang kala disebut dengan budaya atau iklim organisasi
2. Ukuran dan struktur organisasi
Ukuran dan strutur pada organisasi mempengaruhi
prilaku manusia dan pola interaksi dalam tahap penetapan tujuan,
implementasi, dann pengendalian serta evaluasi terhadap proses
perencanaan.
13. 3. Gaya kepemimpinan
Gaya kepemimpinan juga dapat mempengaruhi lingkungan perencanaan
organisasi. Teori X dari McGregor menjelaskan gaya kepemimpinan yang
otoriter dan dikendalikan secara ketat, dimana kebutuhan efisiensi dan
pengendalian mengharuskan pendekatan manajerial tersebut untuk
berurusan dengan bawahannya. Berbeda dengan Teori Y yang
dikemukakan oleh McCregor dan gaya kepemimpinan Likert mendorong
tingkat keterlibatan dan partisipasi karyawan dalam penentuan tujuan
dan pengembilan keputusan.
14. 4. Stabilitas Lingkungan Organisasi
Faktor lain yang mempengaruhi lingkungan perencanaan adalah
lingkungan eksternal. Termasuk hal-hal politik dan ekonomi yang
ada, ketersediaan pasokan, struktur industri yang melayani
organisasi tersebut, kondisi persaingan, dan sebagainya. Sering kali
tujuan dan atau penyesuaian strategi mungkin diperlukan. Dalam hal
ini, gaya kepemimpinan otoriter telah terbukti lebih efisien
ketimbang demokratis, yaitu gaya partisipatif.