Perbedaan mendasar antara pengawasan dan pengendalian adalah pengawasan dapat dilakukan secara periodik (berkala) sedang pengendalian harus dilakukan setiap saat dan melakukan tindak lanjut
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Strategic Implement...Rudy Harland
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Strategic Implementation from Short Term Strategy, Functional Level, and Tactic, Universitas Mercubuana, 2018
SM,Nursofianasari,Hapzi Ali,strategic implementation from short term strategy...nursovianasari
SM,Nursofianasari,Hapzi Ali,strategic implementation from short term strategy.universitas mercu buana,2018
https://www.slideshare.net/upload?from_source=loggedin_profile
SM,Nursofianasari,Hapzi Ali,strategic implementation from short term strategy.universitas mercu buana,2018
Perbedaan mendasar antara pengawasan dan pengendalian adalah pengawasan dapat dilakukan secara periodik (berkala) sedang pengendalian harus dilakukan setiap saat dan melakukan tindak lanjut
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Strategic Implement...Rudy Harland
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Strategic Implementation from Short Term Strategy, Functional Level, and Tactic, Universitas Mercubuana, 2018
SM,Nursofianasari,Hapzi Ali,strategic implementation from short term strategy...nursovianasari
SM,Nursofianasari,Hapzi Ali,strategic implementation from short term strategy.universitas mercu buana,2018
https://www.slideshare.net/upload?from_source=loggedin_profile
SM,Nursofianasari,Hapzi Ali,strategic implementation from short term strategy.universitas mercu buana,2018
Manajemen Kinerja adalah : Proses mengarahkan dan mendorong pegawai untuk bekerja seefektif dan seefisien mungkin sesuai dengan kebutuhan organisasi (Walters, 1995).
Manajemen Kinerja adalah : Sebuah pendekatan stratgis dan terpadu untuk mencapai keberhasilan yang berkesinambungan dengan meningkatkan kinerja pegawai yang bekerja di dalamnya dan dengan
mengembangkan kemampuan team dan pendukung (Armstrong and Baron, 2004)
Perbedaan Evaluasi Kinerja (performance appraisal) vs Manajemen Kinerja (performance management)
Penilain kinerja didefinisikan sebagai penilaian resmi dan bersifat individual oleh atasannya, biasanya dilakukan dalam evaluasi tahunan (performance appraisal).
Manajemen kinerja (performance management) bersifat terus menerus dan lebih luas, lebih alamiah dan komprehensif dari sebuah proses manajemen. Manajemen kinerja memerlukan manajer yang bersifat sebagai pembimbing dan pembina pegawai, bukannya sebagai pengadil pegawai.
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
1. Judul : Executive summary mengenai Strategic Control
Tugas : Quiz-15 Strategic Management
Nama Mahasiswa : Purwono Sutoyo
NIM : 55117110006
Dosen Pengampu : Prof. DR. Ir. H. Hapzi Ali, Pre-MSc, MM, CMA
Berikut adalah executive summary tentang Stategic Control, dapat di jelaskan sebagai berikut:
EVALUASI DAN PENGENDALIAN STRATEGI
Pengertian Evaluasi dan Strategi
Evaluasi strategi adalah tahap proses manajemen dimana manajer puncak berusaha memastikan
bahwa strategi yang mereka pilih terlaksana dengan tepat dan mencapai tujuan perusahaan. Para
manajer sangat perlu mengetahui kapan strategi tertentu tidak berfungsi dengan baik, evaluasi
strategi berarti usaha untuk memperoleh informasi ini. Semua strategi dapat dimodifikasi di masa
depan karena faktor-faktor eksternal dan internal selalu berubah.
Tiga macam aktivitas mendasar untuk mengevaluasi strategi adalah
1. Meninjau faktor-faktor eksternal dan internal (dasar strategi sekarang).
2. Mengukur prestasi.
3. Mengambil tindakan korektif.
Aktivitas perumusan strategi, implementasi dan evaluasi terjadi di tiga tingkat hierarki dalam
organisasi yang besar, korporasi, divisi atau unit bisnis strategis, dan fungsional. Perusahaan
bisnis multidivisional yang biasanya besar, memiliki tiga level strategi: korporasi, bisnis dan
fungsional.
Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan,
perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Merumuskan strategi
bisnis melibatkan pengambilan keputusan pada tingkat unit bisnis. Di dalam strategi tingkat ini
yang ditujukan adalah bagaimana cara bersaingnya.
Hakekat Evaluasi Strategi
Proses manajemen strategis menghasilkan keputusan yang dapat mempunyai konsekuensi yang
signifikan dan jangka panjang. Evaluasi strategi merupakan proses yang rumit dan sensitif.
Terlalu banyak mengevaluasi strategi dapat menghabiskan biaya yang sangat mahal dan bisa jadi
2. kontra produktif. Evaluasi strategi penting untuk memastikan tujuan-tujuan strategi yang dapat
ditetapkan dapat tercapai.
Sifat Dari Evaluasi Strategi
Evaluasi strategi meliputi tiga aktivitas dasar antara lain memeriksa dasar strategi perusahaan,
membandingkan hasil yang diharapkan dengan hasil actual, dan mengambil tindakan koreksi
untuk memastikan kinerja sejalan dengan rencana. Umpan balik yang memadai dan tepat waktu
adalah dasar bagi evaluasi strategi yang efektif.
Evaluasi strategi sama pentingnya dengan informasi yang mendasari operasinya. Tekanan yang
terlalu kuat dari manajer puncak bisa menyebabkan manajer lebih rendah memanipulasi
informasi (terutama yang berupa angka) untuk memuaskan manajer puncak (Fred R. David,
2006: 436).
Pengendalian Strategi (Strategi Control)
Merupakan usahan manjemen untuk melacak suatu strategi saat dilaksanakan, mendeteksi
masalah-masalah atau perubahan-perubahan dalam asumsi dasarnya, dan membuat penyesuaian-
penyesuaian yang di perlukan.
Jenis Pengendalian Strategi
Pengendalian organisasi terdiri dari tiga jenis, yaitu pengendalian strategis, pengendalian
manajemen dan pengendalian operasional. Pengendalian strategis merupakan proses dari
evaluasi strategi, yang dilakukan baik strategi tersebut dirumuskan dan setelah
diimplementasikan. Pengendalian manajemen berfokus pada pencapaian sasaran dari berbagai
substrategi bersesuaian dengan strategi utama dan pencapaian sasaran dari rencana jangka
menengah. Sedangkan pengendalian operasional berpusat pada kinerja individu dan kelompok
yang dibandingkan dengan peran individu dan kelompok yang telah ditentukan oleh rencana
organisasi. Masing-masing jenis pengendalian tersebut tidak terpisah dan tidak berbeda secara
nyata serta dalam kenyataan mungkin tidak berbeda satu dengan yang lainnya.
Ada empat jenis dasar pengendalian strategi :
1. Pengendalian premis (premise control)
Setiap strategi didasari pada perencanaan atas premis tertentu yaitu asumsi atau prediksi. Proses
manajemen dari pemeriksaan secara sistematis dan terus-menerus untuk menentukan apakah
pemikiran yang menjadi dasar strategi masih berlaku atau tidak. Perencanaan pemikiran terutama
berkaitan dengan faktor lingkungan dan industri.
3. 2. Pengamatan strategi (strategic surveillance)
Usaha manajemen untuk memantau secara luas berbagai peristiwa di dalam dan lebih sering
diluar perusahaan, yang mungkin sekali memengaruhi pelaksanaan strategi di masa depan.
3. Pengendalian berupa peringatan khusus (special alert control)
Tindakan-tindakan manajemen yang dilakukan secara teliti, dan umumnya sangat cepat, untuk
memikirkan kembali strategi perusahaan karena sebuah peristiwa mendadak dan tidak
diharapkan.
4. Pengendalian atas implementasi (implementasi control)
Usaha manajemen yang dirancang untuk menilai apakah keseluruhan strategi harus diubah
dengan mempertimbangkan hasil-hasil yang berkaitan dengan tindakan-tindakan tambahan
dalam keseluruhan strategi. Hal ini biasanya berkaitan dengan tujuan khusus strategi atau proyek
dan dengan pemeriksaan peristiwa penting yang ditentukan sebelumnya.(Pearce / Robinson
2008:511-515).
Proses Pengendalian/Kontrol
Adalah untuk memastikan sampai sejauh mana suatu perusahaan itu berjalan. Prosesnya yaitu
membandingkan beberapa kinerja pada hasil yang telah dicapai untuk selanjutnya mengambil
tindakan perbaikan jika diperlukan.
a) Menentukan apa yang diukur.
Manajer puncak dan operasional dalam suatu perusahaan perlu menentukan proses implementasi
dan hasil-hasil yang akan dipantau. Proses dan hasil tersebut harus dapat diukur dalam cara yang
objektif dan konsisten.
Secara ‘tradisional’ banyak perusahaan bahwa mengevaluasi strategi hanya menilai bagaimana
kinerja perusahaan. Apakah aset meningkat? Apakah provit meningkat? Apakah produktivitas
meningkat? Bagaimana dengan Return on Investment.
Banyak yang beranggapan indikator-indikator tersebut memuaskan/ berjalan sebagaimana
mestinya. Namun, cara-cara tersebut terkadang membuat kita misleading. Karena fokus
perusahaan tidak hanya jangka pendek, namun juga jangka panjang yang tidak hanya fokus pada
analisis tersebut saja, kita juga membutuhkan analisis lain seperti pelanggan, stakeholder, SDM,
dll.
4. b) Menetapkan standar kinerja.
Standar kinerja merupakan sasaran strategis atas hasil kerja yang dapat diterima. Penentuan
standar kinerja tidak hanya pada hasil akhir namun juga pada prosesnya.
c) Mengukur kinerja aktual.
Pengukuran dilakukan saat awal penentuan standar.
d) Membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah ditetapkan.
Proses-proses akan berakhir jika telah sesuai standar atau terdapat penyimpangan yang masih
dapat diterima (rentang toleransi).
e) Mengambil tindakan perbaikan.
Tindakan perbaikan dilakukan jika hasilnya memang sudah tidak bisa di toleransi. Hal-hal yang
harus diperhatikan sebelum perbaikan:
- Apakah penyimpangan suatu kebetulan?
- Apakah proses yang berjalan tidak berfungsi dengan baik?
- Apakah proses yang berjalan sesuai standar?
- Tindakan perbaikan tidak hanya untuk memperbaiki penyimpangan yang terjadi, namun
juga untuk mencegah kejadian tersebut agar tidak terulang kembali.
Karakter Evaluasi dan Kontrol
Ada beberapa karakter yang membuat evaluasi strategi kita menjadi efektif. pada bagian ini kita
akan membahas tiga karakter utama agar aktivitas evaluasi tidak berlangsung dengan sia-sia,
yaitu:
1. Ekonomikal. Aspek yang kita perlukan dalam evaluasi ini adalah informasi atas kinerja
yang indikatornya sudah diterapkan terlebih dahulu. Ketika informasi yang didapat lengkap
maka akan semakin baik.
2. Aspek yang bermakna. Tindakan evaluasi yang akan kita lakukan harus sesuai dengan
tujuan yang telah kita tetapkan. Karena itulah yang merupakan penentuan prioritas, kriteria kerja
dalam penilaian, pembobotan yang akurat menjadi penting dalam evaluasi kerja.
3. Tepat waktu. Evaluasi yang dilakukan dilakukan tepat pada waktunya, karena itu
perusahaan dalam situasi persaingan bisnis sekarang harus memanfaatkan dukungan teknologi
informasi. Berbagai persoalan terkait degan kemutakhiran informasi untuk pengawasan kini bisa
dipecahkan dengan dukungan teknologi.
5. Model Pengukuran Kontemporer
Konsep pengukuran akan terus dilakukan oleh para pakar keuangan dan strategik. Tujuannya
adalah bagaimana agar pengambilan keputusan memiliki gambaran yang menyeluruh atas kinerja
perusahaan. Beberapa perangkat yang sering digunakan yakni Balanced Scorecard, Strategy
Map and Economic Value Added.
1. Balance Scorecard (BSC): Pengukuran pendorong kinerja
Konsep BSC dari Robert Kaplan dan David Norton hadir mengantisipasi kekurangan yang
dimiliki analisis finansial dalam mengukur kinerja perusahaan. Selain memberikan kerangka
komprehensif untuk menerjemahkan visi dan misi perusahaan, ukuran yang ada pada BSC juga
memberikan aspek penting lainnya, yakni pelanggan, proses bisnis, dan SDM (pembelajaran dan
pertumbuhan). Kaplan dan Norton menyebut BSC sebagai dashboard kinerja perusahaan.
Jadi, BSC adalah serangkaian pengukuran yang memberikan manager sebuah pandangan cepat
dan komprehensif tentang bisnisnya. Sisi finansial tidak dilupakan, dan ditambah dengan
kepuasan pelanggan, proses internal dan aktivitas inovasi serta perkembangan organisasi.
2. Strategy Map: Mengukur Aset Intangible dan Bagaimana Perusahaan Menciptakan Nilai.
Konsep Strategy Mark adalah perkembangan dari konsep BCS. Pada konsep ini, menunjukkan
bagaimana sebab akibat penggunaan strategi perusahaan. Konsep ini memiliki khas menawarkan
pendekatan untuk mengukur aset-aset intangible yang penting dari perusahaan, human capital,
organizational capital dan technology capital. Ini merupakan gambaran pentingnya aset nirwujud
sebagai kesuksesan perusahaan. Dengan demikian pengukuran perusahaan menjadi lengkap dan
dimanfaatkan sebagai perangkat untuk memperbaiki strategi.
3. Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA)
Konsep ini dikembangkan oleh Stern Steward & Co., sebuah perusahaan konsultan manajemen.
Kehadirannya memiliki dasar pertimbangan bahwa perusahaan perlu memiliki ukuran dan alat
ukur untuk melihat perusahaan memaksimalkan nilai (value-maximization). Perusahaan ini
merasa bagaimana perusahaan mengukur dan menginterpresetasikan kinerja perusahaan
berdasarkan keuangan, seperti laba dan marginnya, pendapatan per saham (earning per share),
dan penilaian sejenis yang memiliki kekurangan. Kekurangan tersebut terkait dengan:
a. Investasi berlebihan (over investment).
b. Produksi berlebihan (over production).
c. Layanan keuangan (services economy).
6. d. Keputusan bisnis yang salah (poor decisions).
Proses Evaluasi dan Kontrol Rencana Bisnis
- Evaluasi strategik adalah suatu proses mendapatkan informasi mengenai pelaksanaan
rencana-rencana bisnis dan kinerjanya serta membandingkan informasi tersebut dengan
standar yang telah ditentukan.
- Kontrol strategi adalah suatu proses merubah rencana bisnis yang diakibatkan adanya
perubahan kondisi/situasi, adanya tambahan pengetahuan atau membuat penyesuaian untuk
mengarahkan aktivitas-aktivitas agar sesuai dengan rencana.
Peter Drucker menulis bahwa untuk hidup dan tumbuh, perusahaan haruslah beroperasi secara
efisien (do things right) dan efektif (do the right thing). Untuk mengetahui tingkat keefisienan
dan keefektifan suatu kinerja maka diperlukan suatu evaluasi terhadap hasil-hasil perusahaan
yang merupakan akibat dari keputusan masa lampau.
Melakukan evaluasi dan kontrol strategik sangat penting bagi perusahaan dengan alasan:
- Adanya perubahan kondisi dan situasi pasar serta perekonomian dimana pasar semakin
berkembang, teknologi berubah dan pesaing-pesaing baru bermunculan.
- Semakin rumit dan kompleksnya organisasi akan membutuhkan suatu kontrol yang lebih
baik.
- Dengan semakin terdesentralisirnya kekuasaan dan wewenang, para manajer membutuhkan
suatu alat untuk mengetahui aktivitas dan kinerja para bawahannya.
Proses evaluasi dan kontrol strategik akan melalui beberapa tahap/langkah sebgai berikut:
Menentukan suatu standar untuk mengukurkinerja perusahaan dan membuat batas toleransi yang
dapat diterima untuk tujuan, sasaran dan strategi. Peter Drucker mengusulkan lima kriteria untuk
penentuan standar pengukuran kinerja tersebut, yaitu:
- Posisi pasar. Penilaian yang nyata terhadap keberhasilan perusahaan adalah mengukur posisi
pangsa pasarnya dibandingkan dengan para pesaing. Apakah pangsa pasar telah meningkat
atau cenderung menurun ?
7. - Kinerja inovasi (Divisi Riset dan Pengembangan).Bagaimana urutan pengeluaran riset dan
pengembangan (sebagai persentase penjualan) dalam indusri ?
- Produktivitas. Kinerja ini berhubungan dengan “nilai tambah” output. Penjualan per
karyawan merupakan salah satu ukuran produktivitas.
- Likuiditas dan aliran kas (cas flow).Kriteria aliran kas biasanya lebih baikdaripada masalah
keuntungan.
- Keuntungan/kemampulabaan. Kriteria ini akan mengukur:
- apakah marjin keuntungan meningkat atau menurun.
- Menghitung dan mengukur hasil kinerja yang telah dicapai.
- Membandingkan antara standar dengan hasil yang dicapai dan jika melampaui batas
toleransi, harus dianalisa penyebab-penyebabnya.
- Mengambil tindakan perbaikan jika diperlukan.
Dalam mengevaluasi kinerja terhadap Rencana bisnis, seseorang harus selalu menanyakan
“apakah tujuan dan saran perusahaan? Dan bagaimana kinerja perusahaan dalam mendukung
pencapaian tujuan/sasaran tersebut?. Jawaban dari pertanyaan ini akan menghasilkan suatu daftar
dari tujuan (dirinci pada tujuan dari pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan), sasaran dan
hasil kinerja perusahaan. Kemudian pimpinan harus memberikan suatu nilai (0-10) yang
menggambarkan tingkatan mengenai pencapaiannya.
Demikian penjelasannya, terimakasih
Sumber Pustaka:
1. Hapzi Ali, Modul kuliah 13, Strategic Management, 2018, Strategic Control, (10 Juli
Mei’18 jam 23.18)
2. Sriaccesbelajar, 2011, https://sriaccesbelajar.wordpress.com/2011/12/17/penentuan-harga-
transfer/ (10 Juli 2018, jam 23.31)
3. John A. Pearce II-Richard B Robinson Jr, 2014, Manajemen Strategis Formulasi,
Implementasi, dan Pengendalian, edisi12 buku 1, hal: 397-413, penerbit Salemba Empat, Jakarta
(11 Juli 2018, jam 14.07)
8. Judul : Implementasi pada perusahaan yang di amati berdasarkan teori
pada quiz tersebut di atas tentang Pengendalian Strategi (Strtegic
Control)
Tugas : Forum-15 Strategic Management
Nama Mahasiswa : Purwono Sutoyo
NIM : 55117110006
Dosen Pengampu : Prof. DR. Ir. H. Hapzi Ali, Pre-MSc, MM, CMA
Berdasarkan teori atau konsep tentang Strategic Control, maka implementasinya pada
perusahaan yang diamati adalah sebagai berikut:
Pengendalian Manajemen: Kasus mengenai GOJEK (pengendalian manajemen PSI-
Pengauditan Sistem Informasi
Meningkatnya kegiatan transaksi melalui elektronik mengakibatkan perlu adanya suatu
pengendalian agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan serta meminimalisir risiko yang
mungkin timbul. Salah satu pengendalian yang dapat dilakukan untuk mengawasi kegiatan
transaksi melalui elektronik adalah melalui pengendalian manajemen. Pengendalian manajemen
memiliki ruang lingkup yang luas yang dapat dijadikan sebagai pedoman bagi pelaksanaan
pengendalian bagi transaksi elektronik. Ruang lingkup pengendalian manajemen diantaranya:
1. Pengendalian Top Manajemen
2. Pengendalian Manajemen Pengembangan Sistem
3. Pengendalian Manajemen Sumber Data
4. Pengendalian Manajemen Keamanan
5. Pengendalian Operasional
Disini akan dibahas mengenai pengendalian manajemen dengan study kasus pada Go-
Jek, dimana Go-Jek melakukan suspend terhadap 7.000 driver yang terbukti melakukan order
fiktif.
Kerangka Kerja Pengendalian Manajemen
Pengendalian Manajemen adalah semua usaha untuk menjamin bahwa sumber daya
perusahaan digunakan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan perusahaan.
Pengendalian manajemen memiliki beberapa ruang lingkup diantaranya:
9. 1. Pengendalian top management adalah sistem pengendalian intern yang ada pada suatu
organisasi yang mendorong keterlibatan, kepedulian dan tanggungjawab pimpinan atas
organisasi terhadap kegiatan teknologi pada organisasi tersebut. Top
Management bertanggung jawab untuk membuat master-plan sistem informasi, meliputi
rencana jangka panjang & jangka pendek. Penyusunan rencana meliputi 3 hal, yaitu;
- Mengetahui kesempatan dan masalah yang dihadapi organisasi sehingga teknologi
informasi dan sistem informasi dapat digunakan secara efektif.
- Mengindentifikasi sumber daya yang diperlukan untuk menyediakan teknologi dan
sistem informasi yang di perlukan.
- Membuat strategi dan taktik yang diperlukan untuk memperoleh sumber daya tersebut.
2. Pengendalian Manajemen Pengembangan Sistem
Pengendalian, pengembangan dan pemeliharaan sistem diperlukan untuk mencegah dan
mendeteksi kemungkinan kesalahan pada waktu pengembangan dan pemeliharaan sistem,
serta untuk menperoleh keyakinan memadai bahwa sistem berbasis teknologi
informasi dikembangkan dan dipelihara dengan cara efesien dan melalui proses otorisasi
dengan semestinya.
3. Pengendalian Manajemen Sumber Data
Di dalam suatu sistem berbasis teknologi informasi, pengendalian sumber data yang baik
adalah :
- User harus dapat berbagi data
- Data harus tersedia digunakan kapan saja, dimana pun, dan dalam bentuk apa pun.
- Sistem manajemen data harus menjamin adanya sistem penyimpanan yang
efisien tidak terjadi redundancy data , adanya data security.
- Data harus dapat di modifikasi dengan mudah.
4. Pengendalian Manajemen Operasi
Pengendalian manajemen operasi merupakan jenis pengendalian internal yang didesain untuk
pengelolaan sumberdaya dan operasi TI pada suatu organisasi. Pengendalian manajemen
disusun dengan tujuan untuk menciptakan kerangka kerja organisasi, pendayagunaan sumber
daya informasi, dan pembagian tugas yang bai bagi suatu organisasi yang menggunakan
sistem berbasis teknologi informasi.
10. 5. Pengendalian Manajemen Keamanan
Pengendalian internal terhadap manajemen keamanan dimaksudkan untuk menjamin agar
aset sistem informasi tetap aman. Aset sumber daya informasi mencakup fisik (perangkat
mesin dan fasilitas penunjangnya) serta aset tak berwujud (non fisik, misalnya
data/informasi, dan program aplikasi komputer)
Kasus: Pemecatan 7000 Karyawan Go-Jek
1. Sejarah Go-Jek
GO-JEK merupakan sebuah perusahaan teknologi asal Indonesia yang
melayani angkutan melalui jasa ojek. Perusahaan ini didirikan pada tahun
2010 di Jakarta oleh Nadiem Makarim.
Tujuan Nadiem Makarim mendirikan GO-JEK adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan pekerja di berbagai sektor informal di Indonesia. GO-JEK telah bermitra dengan
sekitar 200.000 pengendara ojek yang berpengalaman dan terpercaya di Indonesia, untuk
menyediakan berbagai macam layanan, termasuk transportasi dan pesan antar makanan.
Kegiatan GO-JEK bertumpu pada tiga nilai pokok: kecepatan, inovasi, dan dampak sosial. Para
Driver GO-JEK mengatakan bahwa pendapatan mereka meningkat semenjak bergabung sebagai
mitra, mereka juga mendapatkan santunan kesehatan dan kecelakaan, serta mendapat akses ke
lebih banyak pelanggan melalui aplikasi GO-JEK.
GO-JEK telah resmi beroperasi di 10 kota besar di Indonesia, termasuk Jakarta,
Bandung, Bali, Surabaya, Makassar, Yogyakarta, Medan, Semarang, Palembang, dan Balikpapan
dengan rencana pengembangan di kota-kota lainnya pada tahun mendatang.
2. Cara Melamar Menjadi Mitra Go-Jek
Syarat Daftar Go-Jek :
Syarat yang harus dipenuhi bagi calon pelamar pekerjaan menjadi mitra Go-Jek adalah harus
menyiapkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan iantaranya: fotokopi KTP, SIM C, STNK, KK;
surat keterangan domisili apabila KTP dan tempat tinggal berbeda; jaminan asli bpkb/ ijazah
terakhir/ KK/ Akte Lahir/ Buku Nikah; usia maksimal 55 tahun; pendidikan terakhir SMP; serta
saat akan mengikuti seleksi diharapkan membawa motor dan memakai sepatu.
Cara Daftar Go-Jek :
Terdapat beberapa cara agar bisa menjadi mitra Go-Jek yaitu:
11. a. Mendaftar go-jek saat ada pembukaan lowongan driver go-jek
b. Cara Melamar Go-Jek Lewat e-mail Go-Jek
3. Sistem Pembayaran Go-Jek
a. Sistem bagi hasil
Go-Jek menerapkan sistem bagi hasil 80:20. Artinya, 80 persen buat driver,
sedangkan pengelola Go-Jek mendapat jatah 20 persen saja. Seandainya dapat order
dengan tarif Rp 100 ribu, berarti Rp 80.000 masuk kantong driver. Pengusaha Go-Jek
hanya mendapatkan Rp 20.000. Meski terdapat sistem bagi hasil, umumnya pelanggan
Go-Jek lebih banyak daripada pengojek pangkalan. Dikarenakan pengemudi Go-Jek bisa
selalu memantau layar hp untuk mencari pelanggan yang lagi ingin order. Pelanggan dari
Go-Jek ini bisa lebih banyak dari pelanggan ojek pada tukang ojek pangkalan.
b. Asuransi gratis
Pegawai Go-Jek tidak perlu khawatir apabila mengalami kecelakaan, dikaenakan Go-Jek
telah memberikan asuransi dan driver Go-Jek juga tidak perlu membayar premi sendiri.
c. Bonus buat yang rajin
GoJek menerapkan pemberian bonus bagi driver yang rajin mencari order. Setiap
kali berhasil melaksanakan 5 order, driver Go-Jek akan diberikan tambahan uang Rp
50.000. Kalau semisal 10 order yang didapatkan, berarti driver mendapatkan tambahan
uang sebesar Rp 100.000.
d. Bisa dijadikan alternatif tambahan pekerjaan
Driver GoJek sifatnya freelance atau tidak terikat kontrak. Jadi, bisa saja
karyawan Go-Jek hanya mengambil order disaat malam hari dan weekend. Sementara
untuk jam pagi-siang bekerja di kantor.
e. Buka peluang investasi
Dengan bertambahnya penghasilan lewat Go-Jek, otomatis memiliki uang lebih
dari yang biasanya digunakan dalam sebulan. Jadi uang tersebut bisa saja dijadikan suatu
peluang investasi meskipun hanya sekedar berada did dalam tabungan.
4. Kasus Pemecatan 7000 karyawan Go-Jek
Merambahnya bisnis ojek berbasis online Go-Jek yang sangat menjanjikan membuat
ribuan orang akhirnya memutuskan untuk beralih profesi atau hanya melakukannya sebagai
12. pekerjaan sampingan sebagai pengendara ojek untuk mendapatkan pendapatan. Semakin
maraknya pengendara ojek online tentunya juga membuat persaingan antar pengendara jasa ojek
online itu sendiri. Alhasil tak sedikit di antara mereka yang melakukan kecurangan demi
mendapatkan penumpang dengan membuat orderan palsu atau melakukan order fiktif.
Orderan fiktif tersebut dijalankan dengan menggunakan dua perangkat ponsel berbeda
yang dimiliki oleh sang pengendara Go-Jek. Ponsel pertama yang merupakan milik pribadi
digunakan untuk membuat pesanan. Kemudian ponsel kedua yang diberikan oleh perusahaan
digunakan untuk menerima pesanan tersebut. Setelah pesanan dibuat dan diambil, lantas
pengendara bertindak seolah-olah mengantar sang pemesan, padahal sebenarnya tidak ada yang
memesan alias hanya pengendara yang mengendarai motornya sendiri. Ojek tersebut berlaku
seolah-olah mengantar pelanggan sesuai dengan order fiktif yang telah dilakukannya tadi.
Bos Go-Jek Nadiem Makarim mengatakan, ada sejumlah pengemudi Go-Jek seringkali
melakukan order fiktif. Mereka membuat pesanan melalui aplikasi Go-Jek dengan akun palsu.
"Order itu seolah-olah ada, padahal mereka tidak mengambil order secara nyata, namun
menerima pendapatan jutaan per bulan," katanya saat dihubungi JawaPos.com, Rabu (2/12). Dia
menjelaskan, hal ini terungkap setelah pihaknya menerima banyak komplain dari pengemudi
Gojek lainnya. "Para Driver Gojek yang jujur ini sangat kecewa dan bingung kenapa driver nakal
tersebut tidak ditindak oleh perusahaan," terangnya.
Hingga akhirnya pihak Go-Jek telah melakukan suspend Go-Jek secara masal kepada
lebih dari 7.000 driver Go-Jek secara nasional. Pihak-pihak yang terkena suspend Go-Jek masal
ini adalah driver-driver yang telah terbukti membuat order fiktif. Pihak Go-Jek telah melakukan
pengamatan cukup lama dan memiliki bukti-bukti yang kuat terhadap setiap individu.
5. Solusi permasalahan Go-Jek
Berdasarkan kasus diatas beberapa solusi yang dapat dilakukan oleh Go jek adalah :
- Aplikasi yang digunakan oleh konsumen, pengemudi, maupun perusahaan Go jek harus lebih
ditingkatkan terutama bidang keamanan
- Peningkatan pelayanan Custemer Servic untuk mengontrol keluahan baik drai konsumen
maupun driver Go Jek
- Perusahaan Go jek sebaiknya dalam melakukan open recruitment kepegawaian diadakan
suatu tes kualifikasi untuk menyaring calon driver go jek
13. - Sebaiknya perusahaan Go jek perlu membuat departemen lini baru yaitu departemen
keamanan yang bertugas sebagai pengawas lapangan untuk mengendalikan kecurangan-
kecurangan yang ada
- Perusahaan perlu memberikan tindakan yang tegas baik kepada pegawai maupun driver yang
melakukan kecurangan bisa dengan denda, surat peringatan, maupun pemecatan.
Kesimpulan
Merambahnya bisnis ojek berbasis online Go-Jek yang sangat menjanjikan membuat
ribuan orang akhirnya memutuskan untuk beralih profesi atau hanya melakukannya sebagai
pekerjaan sampingan sebagai pengendara ojek untuk mendapatkan pendapatan. Semakin
maraknya pengendara ojek online tentunya juga membuat persaingan antar pengendara jasa ojek
online itu sendiri. Alhasil tak sedikit di antara mereka yang melakukan kecurangan demi
mendapatkan penumpang dengan membuat orderan palsu atau melakukan order fiktif.
Setiap perusahaan yang bergerak dibidang jasa pelayanan antar seperti halnya Go jek,
Grab dan sebagainya perlu melakukan sistem pengendalian manajemen dan sistem pengendalian
internal sejak dini agar kecenderungan kecurangan dapat dicegah dan diminimalisir.
Untuk mengatasi akan adanya kasus fraud yang dilakukan oleh para pegawai maupun
driver Go jek perusahaan maka perlu adanaya penegndalian internal yang baik dengan
menerapkan sistem verifikasi independen internal yang dilakukan secara berkala oleh pihak
komite auditor internal.
Pengendalian yang dilakukan harus meliputi :
1. Sistem kerja perusahaan dengan peraturan undang-undang yang ada
2. Sistem informasi yang digunakan oleh perusahaan
3. Sistem penggajian dan pemberian bonus
Demikian penjelasannya, terimakasih.
Sumber Pustaka:
Sri Murtiningsih, 2016, http://murtiningsih8.blogspot.com/2016/11/kasus-mengenai-go-jek-
pengendalian.html (11 Juli 2018, jam 22.18)