SlideShare a Scribd company logo
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem integumen adalah suatu sistem yang vital bagi kehidupan seluruh manusia, yang
terletak pada organ tubuh terluar, melindungi bagian dalam tubuh, luas 1,5-2 m2, berat 15 %
BB, yang merupakan cermin kehidupan, dapat dilihat, diraba, dan hidup, sebagai penampilan &
kepribadian. apabila kulit kita mengalami gangguan, tentu saja ini akan mempengaruhi dari
sistem kerja lapisan kulit lainnya dan membuat penampilan yang terkesan jelek. Salah satu dari
penyakit yang menyerang sistem integumen yang disebabkan oleh infeksi mikotik.
Alopesia atau kebotakan dapat terjadi setempat dan berbatas tegas, umumnya pada kepala
atau dapat juga mengenai daerah rambut lainnya, alopesia juga dapat juga terjadi karena
keturunan, pengaruh horman, dan life style, alopesia dapat disebabkan abnormalitas batang
rambut yang menyebabkan rambut mudah putus.
Adapun jenis-jenis alopesia sebagai berikut:
1. Alopesia androgenik
Alopesia androgenik (juga dikenal sebagai androgenetic alopecia, alopecia androtesticleas,
male pattern baldness, common baldness) merupakan sebuah bentuk umum kehilangan rambut
pada laki-laki dan perempuan.
2. Alopesia areata
Kehilangan rambut yang cepat dan komplit sehingga terbentuk bercak satu atau lebih, berupa
bulatan atau oval, biasanya dikepala dan tempat berambut lain.
3. Alopesia prematur
Sering terjadi pada pria berumur dua puluhan dan disertai dermatitis seboroika yang berat.
Sindrom alopesia androgenik mempunyai prevalensi yang tinggi akhir-akhir ini. Alopesia
androgenik merupakan tipe kebotakan yang paling banyak, sekitar 50-80% dialami laki-laki
kaukasia. Pada wanita sekitar 20-40% populasi. Banyak pria usia muda yang mengalami
penipisan rambut kronis dan menjadi botak sebelum masanya.
Angka kejadian pada laki-laki sekitar 50% dan pada perempuan biasanya terjadi usia lebih
dari 40 tahun. Dilaporkan 13% dari perempuan premenopause menderita alopesia androgenik,
namun, insidennya sangat meningkat setelah menopause. Menurut beberapa penulis, 75% dari
perempuan yang berumur lebih dari 65 tahun kemungkinan menderita alopesia androgenik.
Insiden tertinggi pada orang kulit putih, kedua di Asia dan Afrika-Amerika, dan terendah pada
penduduk asli Amerika dan Eskimo. Hampir semua pasien memiliki onset sebelum usia 40
tahun, walaupun banyak pasien (baik laki-laki dan perempuan) menunjukkan bukti gangguan
pada usia 30 tahun.
Sehingga dari peryataan-peryataan diatas penulis tertarik mengangkat makalah yang berjudul
alopesia androgenik.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami tentang konsep dasar alopesia androgenik dan asuhan
keperawatannya
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui konsep dasar penyakit alopesia androgenik
b. Mengetahui asuhan keperawatan penyakit alopesia androgenik
C. Ruang Lingkup Penulisan
Ruang lingkup dari penulisan makalah ini, yaitu asuhan keperawatan pada klien dengan
penyakit alopesia androgenik yang mencakup konsep dasar dan asuhan keperawatan pada
alopesia androgenik secara teoritis.
D. Metode Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini, kelompok menggunakan metode deskriftif yaitu dengan
menggambarkan konsep dasar tentang penyakit alopesia androgenik dan asuhan keperawatan
klien dengan penyakit alopesia androgenik, dengan melakukan tinjauan terhadap beberapa
referensi baik melalui buku literatur yang terdapat di perpustakaan maupun melalui media
informasi online (internet).
E. Sistematika Penulisan
Penulisan makalah ini terdiri dari 4 bab yang meliputi :
BAB I: Pendahuluan : latar belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup, metode
penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II: Tinjauan teoritis : anatomi fisiologi kulit, anatomi fisiologi rambut, konsep dasar
alopesia androgenetik dan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan rambut : alopesia
androgenetik.
BAB III: Asuhan Keperawatan Klien dengan kelainan rambut : Alopesia Androgenetik
BAB IV: Penutup : Kesimpulan dan Saran.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Anatomi dan fisiologi
1. Anatomi Kulit
Kulit merupakan pembungkus yang elastik yang melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan.
Kulit juga merupakan alat tubuh yang terberat dan terluas ukurannya, yaitu 15% dari berat tubuh
dan luasnya 1,50-1,75 m2. Rata-rata tebal kulit 1-2 mm. Paling tebal (6 mm) terdapat di telapak
tangan dan kaki, dan paling tipis (0,5 mm) terdapat di bagian genetalia.
Kulit terbagi atas tiga lapisan pokok, yaitu:
a. Epidermis
Epidermis terbagi menjadi empat lapisan :
1. Lapisan basal atau stratum germinativum
2. Lapisan malpighi atau startum spinosum
3. Lapisan granula atau stratum granulosum
4. Lapisan tanduk atau stratum korneum
b. Dermis
Dermis atau korium merupakan lapisan di bawah epidermis dan di atas jaringan subkutan.
Dermis terdiri dari jaringan ikat yang di lapisan atas terjalin rapat (pars papillaris), sedangkan di
bagian bawah terjalin lebih longgar (pars reticularis). Lapisan pars reticularis mengandung
pembuluh darah, saraf, rambut, kelenjar keringat, dan kelenjar sebaseus.
c. Subkutan
Jaringan subkutan merupakn lapisan yang langsung di bawah dermis. Batas antara jaringan
subkutan dan dermis tidak tegas. Sel-sel yang terbanyak adalah liposit yang menghasilkan
banyak lemak. Jaringan subkutan mengandung saraf, pembuluh darah, dan limfe, kandung
rambut, dan dilapisan atas jaringan subkutan terdapat kelenjar keringat. Fungsi jaringan subkutan
adalah penyekat panas, bantalan terhadap trauma, dan tempat penumpukan energi.
2. Fisiologi Kulit
Fungsi kulit sebagai berikut :
1) Pelindung
Jaringan tanduk sel-sel epidermis paling luar membatasi masuknya benda-benda dan keluarnya
cairan berlebihan dari tubuh.
2) Pengatur suhu
Di waktu suhu dingin, peredaran darah dikulit berkurang untuk mempertahankan suhu badan.
3) Penyerap
Kulit dapat menyerap bahan-bahan tertentu seperti gas, dan zat yang larut dalam lemak, tetapi air
dan elektrolit sukar masuk melalui kulit.
4) Indra perasa
Indra perasa dikulit terjadi karena rangsangan terhadap saraf sensoris dalam kulit.
5) Faal pergetahan (faal secretoris)
Kulit diliputi oleh dua jenis pergetahan, yaitu sebum dan keringat (prof. Dr. Marwali Harahap,
2000 hal 2).
3. Anatomi Rambut
Rambut merupakan salah satu adneksa kulit yang terdapat pada seluruh tubuh kecuali telapak
tangan, telapak kaki, kuku, ujung zakar, permukaan dalam bibir-bibir kemaluan wanita, dan
bibir. Jenis rambut pada manusia pada garis besarnya dapat digolongkan 2 jenis:
1. Rambut terminal, rambut kasar yang mengandung banyak pigmen. Terdapat di kepala, alis,
bulu mata, ketiak, dan genitalia eksterna. Rambut terminal diproduksi oleh folikel-folikel
rambut besar yang ada di lapisan subkutis. Secara umum diameter rambut > 0,03 mm.
2. Rambut velus, rambut halus sedikit mengandung pigmen, terdapat 16drene di seluruh tubuh.
Rambut velus diproduksi oleh folikel-folike rambut yang sangat kecil yang ada di lapisan
dermis, diameternya < 0,03 mm. (Soepardiman, Lily. 2010; Kusumadewi, dkk; Olsen, E. A.
1994)
Rambut dapat dibedakan menjadi bagian-bagian sebagai berikut:
a. Folikel Rambut, yaitu suatu tonjolan epidermis ke dalam berupa tabung yang meliputi:
1) Akar rambut (folliculus pili), yaitu bagian rambut yang tertanam secara miring dalam kulit.
2) Umbi rambut (bulbus pili), yaitu pelebaran bagian terbawah akar rambut (Kusumadewi,
dkk; Brown, Robin Graham dan Tony Burns).
b. Batang Rambut, yaitu bagian rambut yang berada diatas permukaan kulit. Batang rambut
terdiri atas 3 bagian, yaitu kutikula (selaput rambut), korteks (kulit rambut), dan medulla
(sumsum rambut) (Soepardiman, Lily. 2010; Kusumadewi, dkk; Pusponegoro, Erdina H.D.
2002).
c. Otot Penegak Rambut (muskulus arector pili), merupakan otot polos yang berasal dari
batas dermo-epidermis dan melekat di bagian bawah kandung rambut. Otot-otot ini dipersarafi
oleh saraf-saraf 17drenergic dan berperan untuk menegakkan rambut bila kedinginan serta
sewaktu mengalami tekanan emosional. (Kusumadewi, dkk; Brown, Robin Graham dan Tony
Burns)
4. Fisiologi Rambut
1. Pengaturan Suhu Badan
2. Dalam kondisi dingin, pori-pori rambut akan mengecil. Dalam kondisi panas, maka
kondisi tersebut berlaku sebaliknya (Kusumadewi, dkk; Ridwan, Muhammad).
Fungsi Sebagai Alat Perasa
Rambut memperbesar efek rangsang sentuhan terhadap kulit. Sentuhan terhadap bulu
mata menimbulkan reflex menutup kelopak mata (Kusumadewi, dkk).
B. Konsep dasar penyakit alopesia androgenetika
1. Pengertian
Alopesia ini timbul pada pria usia 30-40 tahun atau lebih, berupa keguguran rambut bertahap
dari bagian verteks dan frontal.garis rambut anterior berangsur masuk ke dalam ( mundur),
sehingga dahi terlihat bertatmbah lebar. ( prof. Dr. Marwali Harahap,200 hal 164 ).
Alopesia atau kerontokan rambut dapat terjadi akibat banyak keadaan seperti infeksi kulit
kepala, pemakaian obat pewarna rambut, penambahan usia, pemakaian obat-obatan dan
perubahan kadar hormon androgen. Alopesia andrgogenetik dapat terjadi pada laki-laki dan
wanita. Meskipun kebotakan pola laki-laki lazim dijumpai, wanita dapat pula mengalami
kerontokan rambut dengan pola yang sama. Karena rambut merupakan bagian tubuh yang sangat
visible dan menjadi bagian dari citra tubuh serta harga diri seseorang, kerontokan rambut dapat
menimbulkan permasalahan emosional dan social yang cukup serius bagi laki-laki maupun
perempuan. (Smeltzer & Bare, 2001 hal : 1907)
Alopesia androgenik (juga dikenal sebagai androgenetic alopecia, alopecia androtesticleas,
male pattern baldness, common baldness) merupakan sebuah bentuk umum kehilangan rambut
pada laki-laki dan perempuan.
Alopesia Androgenik adalah gangguan yang sangat umum yang mempengaruhi baik laki-laki
dan perempuan. Insiden ini umumnya dianggap lebih besar pada laki-laki daripada perempuan,
meskipun beberapa bukti menunjukkan bahwa perbedaan insiden merupakan cerminan dari
ekspresi berbeda pada pria dan wanita. Kebotakan pada laki-laki (alopesia androgenik) dianggap
normal pada laki-laki dewasa.
Jika di lihat dari pengertian di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa alopesia androgenetik
adalah suatu gangguan yang bersifat umum ditandai dengan hilangnya rambut, dan dapat terjadi
pada laki-laki maupun perempuan.
2. Etiologi
Mekanisme yang tepat untuk terjadinya alopesi androgenik ini belum jelas,tetapi diduga
alopesia ini disebabkan stimulasi hormon androgen terhadap folikel rambut yang mempunyai
predisposisi. Predisposisi ini dipengaruhi faktor genetik dan faktor peningkatan usia. ( prof. Dr.
Marwali Harahap, 2000 hal : 165 ).
1) Karena demam
Hal ini akan menyebabkan kentalnya darah, di samping itu penguapan air sel, yang
disebut juga dengan dedikasi, sehingga menyebabkan akar rambut rontok dan kusam
2) Gangguan keseimbangan hormone
3) Bila hormon tidak seimbang atau mengalami gangguan, maka hal ini akan menampakkan
kelainan pada akar rambut dan kulit kepala.
4) Ketidakseimbangan makanan
5) Makanan sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan rambut. Orang yang menu makanannya
tidak seimbang atau menyukai makanan-makanan yang disenangi saja atau kekurangan
protein maupun kelebihan vitamin A, jelas akan membuat kelainan-kelainan pada rambut.
6) Keracunan makanan atau obat ;
Misalnya banyak menelan obat-obat kanker. Hal ini akan menyebabkan kerontokan
rambut. Sehubungan dengan beberapa kelainan yang sering ditemukan pada rambut
manusia, apakah kelainan itu datang dari dalam maupun yang datang dari luar seperti
yang telah dijelaskan, maka apabila kelainan-kelainan tersebut kurang diperhatikan tentu
akan berubah menjadi penyakit, baik itu penyakit rambut atau bahkan meluas menjadi
penyakit kulit kepala.
Berkaitan dengan penjelasan di atas tentang kelainan-kelainan yang ditemukan pada kulit
kepala dan rambut, maka bila kita kurang memperhatikan tentu akan berakibat lebih fatal
terhadap kondisi rambut.Kelainan-kelainan pada rambutharuslah mendapat perhatian
khusus, bila kita menginginkan rambut sehat dan subur.
4. KLASIFIKASI
1. Penyakit rambut yang menular, yakni:
a. Dendruff/ketombe/sindap, ada 2 macam ketombe antara lain:
a) ketombe kering(pityriasis capitis simplex), Ketombe kering (Pityriasis Sicca) berupa
sebagian sisik-sisik ketombe melekat erat dan sebagian terlepas di sekitarnya
b) ketombe basah (pityriasis steatiodes), Ketombe basah (Pityriasis Steodeos) berupa
lapisan sisik berwarna putih kekuning-kuningan yang menempel kuat dan menyerap sebum kulit
kepala, bila dikelupas timbul bekas merah disertai rasa gatal.
b. Kutu kepala menimbulkan problema lebih parah daripada gangguan ketombe. Kutu betina
berukuran sekitar 3-4 mm sedikit lebih besar daripada kutu jantan, bertelur antara 7-10 butir
dalam satu bulan masa hidupnya.
2. Penyakit rambut yang tidak menular:
a. Piebaldism
kelainan kongenital, diturunkan autosomal dominan, jarang ditemukan. Ditandai dengan uban
terlokalisir pada daerah dahi dan makula melanotik yang menyerupai vitiligo
b. Hipertrikosis
Penambahan jumlah rambut pada tempat2 yang biasanya juga ditumbuhi rambut.
Bisa karena kelainan bawaan, obat2an. Jika terjadi setempat bisa dikarenakan oleh pemakaian
salep kortikosteroid
c. Hirsutisme
Pertumbuhan rambut berlebihan pada wanita dan anak2 pada tempat seks sekunderKumis,
janggut, cambangKarena obat mengandung hormon dan kelaianan endokrin
d. Uban Prematur
ditemukan pada usia sebelum 20 tahun. Diduga akibat kelainan genetik dan biasanya ditemukan
sebagai kelainan autosomal dominan. Canitis/Uban, yang bisa di sebabkan karena faktor usia
atau semakin berkurangnya melamin (butiran-butiran zat pigmen) pada akar rambut. Tidak ada
cara lain untuk menanggulangnya kecuali dengan cara mewarnai. Tapi pastikan perawatan
rambut setelah pengecatan harus dilakukan dengan benar supaya rambut tidak rusak
e. Albinisme
Diturunkan secara genetik, tidak ditemukan atau sangat sedikit pigmen pada rambut. Secara
autosomal resesif
f. Canitis/Uban,
Yang bisa di sebabkan karena faktor usia atau semakin berkurangnya melamin (butiran-butiran
zat pigmen) pada akar rambut. Tidak ada cara lain untuk menanggulangnya kecuali dengan cara
mewarnai. Tapi pastikan perawatan rambut setelah pengecatan harus dilakukan dengan benar
supaya rambut tidak rusak
g. Alopecia/kebotakan
Akar rambut yang kurang kuat dapat mengakibatkan kerontokan rambut selain itu penggunaan
sampo yang tidak sesuai, stess dan mengikat rambut terlalu kencang juga merupakan sumber
masalah kerontokan rambut Kehilangan rambut yang terjadi secara cepat,yang dapat terjadi
secara autoimmun,hormonal,genetik,dan stress emosional.Adapun tipe-tipe Alopesia yaitu :
Adapun jenis-jenis alopesia sebagai berikut:
1. Alopesia androgenik
Alopesia androgenik (juga dikenal sebagai androgenetic alopecia, alopecia androtesticleas, male
pattern baldness, common baldness) merupakan sebuah bentuk umum kehilangan rambut pada
laki-laki dan perempuan.
2. Alopesia areata
Kehilangan rambut yang cepat dan komplit sehingga terbentuk bercak satu atau lebih, berupa
bulatan atau oval, biasanya dikepala dan tempat berambut lain.
3. Alopesia prematur
Sering terjadi pada pria berumur dua puluhan dan disertai dermatitis seboroika yang berat.
Sindrom alopesia androgenik mempunyai prevalensi yang tinggi akhir-akhir ini. Alopesia
androgenik merupakan tipe kebotakan yang paling banyak, sekitar 50-80% dialami laki-laki
kaukasia. Pada wanita sekitar 20-40% populasi. Banyak pria usia muda yang mengalami
penipisan rambut kronis dan menjadi botak sebelum masanya. Angka kejadian pada laki-laki
sekitar 50% dan pada perempuan biasanya terjadi usia lebih dari 40 tahun. Dilaporkan 13% dari
perempuan premenopause menderita alopesia androgenik, namun, insidennya sangat meningkat
setelah menopause. Menurut beberapa penulis, 75% dari perempuan yang berumur lebih dari 65
tahun kemungkinan menderita alopesia androgenik. Insiden tertinggi pada orang kulit putih,
kedua di Asia dan Afrika-Amerika, dan terendah pada penduduk asli Amerika dan Eskimo.
Hampir semua pasien memiliki onset sebelum usia 40 tahun, walaupun banyak pasien (baik laki-
laki dan perempuan) menunjukkan bukti gangguan pada usia 30 tahun.
3. Patofisologi
Alopesia Androgenetik disebabkan oleh efek Hormon – hormon Androgenik yang
mempengaruhi pertumbuhan rambut kepala pada Pria dan Wanita yang rentan secara
Genetik.Folikel-folikel yang membentuk rambut terminal perlahan-lahan berubah menjadi
folikel yang mirip Velus.;pada tahap-tahap akhir ,folikel akhirnya menjadi atropik,Alopesia
Androgenetik diatur oleh satu Gen autosomal dominan,terbatas jenis kelamin,yang dapat
terekspresi tak lengkap akibat faktor-faktor poligenik yang mengubahnya.
4. Manifestasi klinis
Adapun gejala klinis alofesia androgenik menurut hamilton:
Tipe I : rambut masih penuh
Tipe II : tampak pengurangan pada rambut pada kedua bagian temporal
Tipe III : Border line
Tipe IV : pengurangan rambut daerah frontotemporal
Tipe V : tipe IV yang menjadi lebih berat
Tipe VI : seluruh kelainan menjadi satu
Tipe VII : alopesia luas di batasi pita rambut jarang
Tipe VIII : alopesia frontotemporal menjadi satu dengan bagian vertex
5. Prognosis
Prognosis kebotakan (alopesia) tergantung penyebabnya. Namun, prognosis androgenetik
alopesia tidak diketahui. Pada umumnya lebih mudah rambut rontok daripada rambut tumbuh.
6. Diagnosis banding
a. Alopesia Areata : Penyebabnya belum diketahui, namun sering dihubungkan dengan
adanya infeksi fokal, kelainan endokrin dan stres emosional. Gejala klinis ditandai adanya bercak
dengan kerontokan rambut pada kulit kepala, alis, janggut, dan bulu mata.(2,18)
b. Trikotilomania : Alopesia neurosis, rambut ditarik berulang kali sehingga putus. Sering
pada gadis yang mengalami depresi. Kulit kepala normal tanpa peradangan atau parut.(2)
c. Tinea Kapitis : Kelainan pada kulit dan rambut kepala yang disebabkan oleh spesies
dermatofita seperti T. rubrum, T. Mentagrophytes, M. gypseum. Gejala ini ditandai dengan lesi
bersisik, kemerah-merahan, alopesia, dan kadang-kadang terjadi gambaran klinis yang lebih
berat, yang disebut kerion.(3,16,18)
d. Telogen Efluvium : adanya kerontokan rambut terlalu cepat dan terlalu banyak pada folikel
rambut yang normal. Kelainan ini terjadi karena adanya rangsangan yang mempercepat fase
anagen menjadi fase telogen. Keadaan ini terjadi pada pascapartum,pascanatal, stress,
pascafebris akut.
7. Komplikasi
Rambut rontok dapat menyebabkan gangguan kosmetik, mempengaruhi secara psikologis
(kecemasan) dan jarang monosymptomatic hypochondriasis. Kulit kepala botak mudah terpapar
sinar matahari (sinar ultraviolet), dan menimbulkan Multipel Actinic Keratosis.
8. Penatalaksanaan Medis
1. Preparat topikal minoksidil 2 % (Rogaine)
2. (Olsen, 1994 dalam Smeltzer & Bare, 2001 hal : 1908).
3. Preparat tropikal tretinoin
4. Transplantasi Rambut
5. Punch grafting
6. Sclep reduction atau pengurangan kulit kepala
( prof. Dr. Marwali Harahap,200 hal 165 )
9. Pemeriksaan penunjang
a. Analisis laboratorium dehydroepiandrosterone (DHEA)-sulfate dan testosteron perlu
dilakukan, hal tersebut dilakukan untuk mengetahui hubungan kelebihan hormon androgen
dengan alopesia androgenik.
b. Biopsi jarang dibutuhkan untuk membuat diagnosis. Jika satu spesimen biopsi diperoleh,
itu umumnya dipotong melintang jika pola alopesia dicurigai.
10. Proses pencegahan :
• Makan makanan dengan gizi seimbang.
• Perlakukan rambut secara alami. Ketika memungkinkan, biarkan rambut kering secara alami.
• Hindari penataan yang ketat, seperti mengepang, menyanggul, dan mengikat ekor kuda.
• Hindari untuk memutar, menggosok atau menarik rambut anda.
• Periksa pada ahli perawatan rambut mengenai bagaimana menghias rambut atau teknik
penataan yang membantu dari efek kebotakan.
• Gunakan nonprescription medication minoxidil (Rogaine) yang mendorong tumbuhnya rambut
baru dan mencegah kerontokan pada orang-orang. Produk hair growth yang dijual bebas
lain terbukti tidak membawa hasil.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN RAMBUT :
ALOPESIA ANDROGENETIKA
A. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian keperawatan menurut Raharyani (1990), Anemnesis dilakukan untuk
mengklasifikasikan suatu pemahaman sehingga perlu ada kesepakatan antara pemeriksa dan
pasien. Wawancara harus efektif dan harus memahami perasaan pasien sehingga pasien lebih
terbuka. Dibawah ini adalah wawancara pada pasien gangguan sistem integumen, sebagai data
fokus.
1. Biodata
2. Keluhan utama
3. Riwayat penyakit sekarang
a. Kapan pasien pertama kali mengetahui masalah rambut ini?
b. Apa ada gejala yang lain?
c. Pada rambut bagian mana tempat pertama kali terkena?
d. Apakah terdapat kerontokan?
e. Apakah masalah tersebut menjadi bertambah parah pada waktu tertentu?
f. Apakah pasien dapat menjelaskan bagaimana kelainan tersebut berawal?
g. Obat-obatan apa yang anda gunakan?
4. Riwayat penyakit dahulu
Apakah masalah penyakit rambut yang dideritanya pernah terjadi sebelumnya?
5. Riwayat penyakit keluarga
Apakah ada diantara anggota keluarga anda yang mengalami masalah rambut seperti ini?
6. Riwayat psikososial
7. Kebiasaan sehari-hari
8. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Pasien berada dalam ruangan dalam penerangan yang baik.
1. Catat warna rambut klien
2. Lesi yang abnormal
3. Mobilitas kondisi rambut
4. Gejala gatal-gatal
5. Kerontokan rambut
b. Palpasi
Dalam melakukan tindakan ini pemeriksa harus menggunakan sarung tangan. Tindakan ini
dimaksudkan untuk memeriksa:
1) Sibak rambut klien untuk melihat distribusi
2) Tekstur rambut
3) kerontokan
B. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan konsep diri (body image) b.d perubahan penampilan fisik
2. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan penyakit (alopesia androgenetik)
3. Kurang pengetahuan terhadap penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan b.d
kesalahan interpretasi, kurang informasi
C. Rencana Keperawatan
NO Diagnosa
Keperawatan
Tujuan & Kriteria
Hasil
Intervensi Rasional
1. Gangguan
konsep diri
(body image)
berhubungan
dengan
perubahan
fisik.
Ds :
- klien
mengatakan
malu dengan
keadaan
rambutnya
- klien
mengatakan
tidak
menerima
dengan
keadaannya
Do :
- klien
tampak
Setelah dilakukan
tindakan asuhan
keperawatan selama
1x24 jam, diharapkan
tidak terjadi gangguan
body image. Dengan
kriteria hasil:
- Menyatakan
penerimaan situasi
diri.
- Bicara dengan
keluarga/orang
terdekat tentang
situasi, perubahan
yang terjadi.
a. Berikan
kesempatan pada
klien untuk
mengungkapkan
perasaan tentang
perubahan citra
tubuh.
b. Nilai rasa
keprihatinan dan
ketakutan klien.
c. Bantu klien dalam
mengembangkan
kemampuan untuk
menilai diri dan
mengenali serta
mengatasi masalah.
d. Mendukung upaya
klien untuk
memperbaiki citra
diri, mendorong
a. Klien
membutuhkan
pengalaman
didengarkan dan
dipahami dalam
proses peningkatan
kepercayaan diri.
b. Memberikan
kesempatan kepada
perawat untuk
menetralkan
kecemasan dan
memulihkan
realitas situasi.
c. Kesan seseorang
terhadap dirinya
sangat berpengaruh
dalam
pengembalian
kepercayaan diri.
minder.
- klien
kurang
percaya diri
sosialisasi dengan
orang lain dan
membantu klien ke
arah penerimaan diri.
d. Pendekatan dan
saran yang positif
dapat membantu
menguatkan usaha
dan kepercayaan
yang dilakukan.
2. Kurang
pengetahuan
terhadap
penyakit,
prognosis dan
kebutuhan
pengobatan
berhubungan
dengan
kurang
pemajanan,
kesalahan
interpretasi,
kurang
informasi.
Ds :- klien
mengatakn
tidak
mengetahui
kenapa
rambut rontok
hingga
menyebabkan
kebotakan
-Klien
mengatakan
tidak tau
harus berbuat
apa
Do : -klien
bingung saat
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 1x 24 jam di
harapkan pasien dapat
mengerti tentang
penyakit dan
pengobatan yang
berhubungan dengan
penyakitnya.
Dengan kriteria hasil :
pasien mengerti dan
paham tentang
kondisi, prognosis,
dan pengobatan.
pasien dapat mengerti
tentang tindakan
pengobatan dan terapi
melakukan perubahan
pola hidup tertentu
dan berpartisipasi
dalam program
pengobatan.
a. Kaji ulang
prognosis dan
harapan yang akan
datang.
b. diskusikan
bagaimana
perawatan pada
rambutnya yang
mengalami
kerontokan
c. penkes tentang
alopesia
a. Memberikan
dasar pengetahuan
dimana pasien
dapat membuat
pilihan berdasarkan
informasi.
b. Agar klien dapat
merawat
rambutnya
c. Agar klien
mengetahui tentang
alopesia, penyebab,
tanda dan gejala
dan pengobatannya
ditanya
perawat
3. Resiko
kerusakan
integritas kulit
berhubungan
dengan
penyakit
(alopesia
androgenetik).
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 2 x 24 jam
diharapkan tidak
tejadi kerusakan pada
integritas kulit kepala
klien dengan criteria
hasil :
Ds :
- Klien mengatakan
tidak merasa panas di
kepalanya.
- Klien mengatakan
tidak terasa gatal di
kepalanya.
Do :
- Klien tampak
nyaman.
- Tidak terjadi iritasi
pada kulit kepala
klien.
a. Kaji keadaan kulit
kepala
b. Anjurkan klien
menggunakan
pelindung kepala (
topi / rambut palsu ).
c. Berikan penkes
tentang bahaya sinar
UV
d. Kolaborasi dengan
dokter kulit.
a. Untuk mengetahui
keadaan kulit
kepala klien
b. Untuk
memberikan
perlindungan pada
kepala klien agar
tidak terpapar sinar
matahari secara
lansung.
c. Agar klien
mengetahui bahaya
sinar UV.
d. Untuk
mencegah/mengeta
hui apakah kulit
kepala klien terjadi
gangguan atau
tidak.
DAFTAR PUSTAKA
1. E.Doenges,Marilynn dan Mary Frances, dkk.2000.Rencana Asuhan Keperawatan Edisi
3.Jakarta.EGC
2. Buxton Paul K.2003.ABC of Dermatology Fourth Edition.London:Publishing Group Ltd.
NANDA Internasional.2012.Diagnosa Keperawatan 2012-2014.Jakarta:EGC.
ASKEP PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN
PENYAKIT ALLOPESIA ADROGENETIKL
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK III
1. HERNA WULANSARI
2. AMRAN SUJANA
3. NUR BIBI SUSIANTI
4. RUSMINI
5. SARNANDI
6. KAMSIR SALIM
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AMANAH MAKASAR KELAS
RAHA
2014

More Related Content

What's hot

Askep pada pasien apnea sleep
Askep pada pasien apnea sleepAskep pada pasien apnea sleep
Askep pada pasien apnea sleep
Sri Nala
 
Obesitas.ppt
Obesitas.pptObesitas.ppt
Obesitas.ppt
シズカ 近松
 
Kebutuhan Gizi Pada Dewasa
Kebutuhan Gizi Pada DewasaKebutuhan Gizi Pada Dewasa
Kebutuhan Gizi Pada Dewasa
Khoirul Ummah
 
Intelegensi dan Kreativitas
Intelegensi dan KreativitasIntelegensi dan Kreativitas
Intelegensi dan Kreativitas
pjj_kemenkes
 
Emosi, Stress dan Adaptasi
Emosi, Stress dan AdaptasiEmosi, Stress dan Adaptasi
Emosi, Stress dan Adaptasi
pjj_kemenkes
 
Pathways diabetes
Pathways diabetesPathways diabetes
Pathways diabetes
Yabniel Lit Jingga
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
masantian
 
Kumpulan patofisiologi
Kumpulan patofisiologiKumpulan patofisiologi
Kumpulan patofisiologi
Operator Warnet Vast Raha
 
Penyakit Degeneratif
Penyakit DegeneratifPenyakit Degeneratif
Penyakit Degeneratif
BEM FKM UNSRI
 
askep diabetes melitus
askep diabetes melitusaskep diabetes melitus
askep diabetes melitus
So Ra
 
Askep stroke
Askep strokeAskep stroke
Askep stroke
Yabniel Lit Jingga
 
Askep dm AKPER PEMDA MUNA
Askep dm AKPER PEMDA MUNA Askep dm AKPER PEMDA MUNA
Askep dm AKPER PEMDA MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
Askep Kolitis Ulseratif
Askep Kolitis UlseratifAskep Kolitis Ulseratif
Askep Kolitis Ulseratif
Sri Nala
 
Asuhan keperawatan-anak-dengan-dermatitis-atopik
Asuhan keperawatan-anak-dengan-dermatitis-atopikAsuhan keperawatan-anak-dengan-dermatitis-atopik
Asuhan keperawatan-anak-dengan-dermatitis-atopikTeye Onti
 
Makalah stroke
Makalah strokeMakalah stroke
Makalah stroke
Septian Muna Barakati
 
Perkembangan Masa Dewasa Akhir
Perkembangan Masa Dewasa AkhirPerkembangan Masa Dewasa Akhir
Perkembangan Masa Dewasa AkhirAi Nurhasanah
 
DIET PADA PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
DIET PADA PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAHDIET PADA PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
DIET PADA PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
pjj_kemenkes
 
Masalah gizi pada lansia
Masalah gizi pada lansiaMasalah gizi pada lansia
Masalah gizi pada lansia
eka1400
 
Ilmu gizi lemak
Ilmu gizi lemakIlmu gizi lemak
Ilmu gizi lemak
Khomsha Sholikhah
 
Soal ukom perawat dan kunci jawaban
Soal ukom perawat dan kunci jawaban Soal ukom perawat dan kunci jawaban
Soal ukom perawat dan kunci jawaban
Aidil Fitrisyah
 

What's hot (20)

Askep pada pasien apnea sleep
Askep pada pasien apnea sleepAskep pada pasien apnea sleep
Askep pada pasien apnea sleep
 
Obesitas.ppt
Obesitas.pptObesitas.ppt
Obesitas.ppt
 
Kebutuhan Gizi Pada Dewasa
Kebutuhan Gizi Pada DewasaKebutuhan Gizi Pada Dewasa
Kebutuhan Gizi Pada Dewasa
 
Intelegensi dan Kreativitas
Intelegensi dan KreativitasIntelegensi dan Kreativitas
Intelegensi dan Kreativitas
 
Emosi, Stress dan Adaptasi
Emosi, Stress dan AdaptasiEmosi, Stress dan Adaptasi
Emosi, Stress dan Adaptasi
 
Pathways diabetes
Pathways diabetesPathways diabetes
Pathways diabetes
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
 
Kumpulan patofisiologi
Kumpulan patofisiologiKumpulan patofisiologi
Kumpulan patofisiologi
 
Penyakit Degeneratif
Penyakit DegeneratifPenyakit Degeneratif
Penyakit Degeneratif
 
askep diabetes melitus
askep diabetes melitusaskep diabetes melitus
askep diabetes melitus
 
Askep stroke
Askep strokeAskep stroke
Askep stroke
 
Askep dm AKPER PEMDA MUNA
Askep dm AKPER PEMDA MUNA Askep dm AKPER PEMDA MUNA
Askep dm AKPER PEMDA MUNA
 
Askep Kolitis Ulseratif
Askep Kolitis UlseratifAskep Kolitis Ulseratif
Askep Kolitis Ulseratif
 
Asuhan keperawatan-anak-dengan-dermatitis-atopik
Asuhan keperawatan-anak-dengan-dermatitis-atopikAsuhan keperawatan-anak-dengan-dermatitis-atopik
Asuhan keperawatan-anak-dengan-dermatitis-atopik
 
Makalah stroke
Makalah strokeMakalah stroke
Makalah stroke
 
Perkembangan Masa Dewasa Akhir
Perkembangan Masa Dewasa AkhirPerkembangan Masa Dewasa Akhir
Perkembangan Masa Dewasa Akhir
 
DIET PADA PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
DIET PADA PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAHDIET PADA PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
DIET PADA PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
 
Masalah gizi pada lansia
Masalah gizi pada lansiaMasalah gizi pada lansia
Masalah gizi pada lansia
 
Ilmu gizi lemak
Ilmu gizi lemakIlmu gizi lemak
Ilmu gizi lemak
 
Soal ukom perawat dan kunci jawaban
Soal ukom perawat dan kunci jawaban Soal ukom perawat dan kunci jawaban
Soal ukom perawat dan kunci jawaban
 

Viewers also liked

Askep Luka Bakar
Askep Luka BakarAskep Luka Bakar
Askep Luka Bakar
Jayanti Sekar Wangi
 
asuhan keperawatan pada luka bakar
 asuhan keperawatan pada luka bakar asuhan keperawatan pada luka bakar
asuhan keperawatan pada luka bakar
pjj_kemenkes
 
Askep pada klien dengan gangguan sistem integumen penyakit allopesia adrogene...
Askep pada klien dengan gangguan sistem integumen penyakit allopesia adrogene...Askep pada klien dengan gangguan sistem integumen penyakit allopesia adrogene...
Askep pada klien dengan gangguan sistem integumen penyakit allopesia adrogene...
Operator Warnet Vast Raha
 
Keterampilan kegawatdaruratan sistem integumen
Keterampilan kegawatdaruratan sistem integumenKeterampilan kegawatdaruratan sistem integumen
Keterampilan kegawatdaruratan sistem integumen
Yani West
 
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN STEVEN JOHNSON
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN STEVEN JOHNSONASUHAN KEPERAWATAN PASIEN STEVEN JOHNSON
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN STEVEN JOHNSON
pjj_kemenkes
 
Modul 1 kb 2
Modul 1 kb 2Modul 1 kb 2
Modul 1 kb 2
Riefni Riftianingrum
 
Luka bakar inhalasi
Luka bakar inhalasiLuka bakar inhalasi
Kb 2 asuhan keperawatan medikal bedah, luka bakar, keracunan
Kb 2 asuhan keperawatan medikal bedah, luka bakar, keracunanKb 2 asuhan keperawatan medikal bedah, luka bakar, keracunan
Kb 2 asuhan keperawatan medikal bedah, luka bakar, keracunan
pjj_kemenkes
 
Pp.....anfis sistem integumen
Pp.....anfis sistem integumenPp.....anfis sistem integumen
Pp.....anfis sistem integumen
arniwianti
 
asuhan keperawatan pada Steven Johnson
asuhan keperawatan pada Steven Johnsonasuhan keperawatan pada Steven Johnson
asuhan keperawatan pada Steven Johnson
pjj_kemenkes
 
Asuhan keperawatan luka bakar
Asuhan keperawatan luka bakarAsuhan keperawatan luka bakar
Asuhan keperawatan luka bakar
pt.cingursapi
 
Farmakologi Penyakit Kulit
Farmakologi Penyakit KulitFarmakologi Penyakit Kulit
Farmakologi Penyakit Kulit
Dedi Kun
 
Modul 1 kb 1
Modul 1 kb 1Modul 1 kb 1
Modul 1 kb 1
Riefni Riftianingrum
 
Asuhan keperawatan pada masalah sistem persyarafan
Asuhan keperawatan pada masalah sistem persyarafanAsuhan keperawatan pada masalah sistem persyarafan
Asuhan keperawatan pada masalah sistem persyarafan
Septian Muna Barakati
 

Viewers also liked (20)

Askep Luka Bakar
Askep Luka BakarAskep Luka Bakar
Askep Luka Bakar
 
asuhan keperawatan pada luka bakar
 asuhan keperawatan pada luka bakar asuhan keperawatan pada luka bakar
asuhan keperawatan pada luka bakar
 
Pengkajian sistem integumen
Pengkajian sistem integumenPengkajian sistem integumen
Pengkajian sistem integumen
 
Anatomi dan fisiologi kulit
Anatomi dan fisiologi kulitAnatomi dan fisiologi kulit
Anatomi dan fisiologi kulit
 
Askep pada klien dengan gangguan sistem integumen penyakit allopesia adrogene...
Askep pada klien dengan gangguan sistem integumen penyakit allopesia adrogene...Askep pada klien dengan gangguan sistem integumen penyakit allopesia adrogene...
Askep pada klien dengan gangguan sistem integumen penyakit allopesia adrogene...
 
Keterampilan kegawatdaruratan sistem integumen
Keterampilan kegawatdaruratan sistem integumenKeterampilan kegawatdaruratan sistem integumen
Keterampilan kegawatdaruratan sistem integumen
 
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN STEVEN JOHNSON
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN STEVEN JOHNSONASUHAN KEPERAWATAN PASIEN STEVEN JOHNSON
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN STEVEN JOHNSON
 
Modul 1 kb 2
Modul 1 kb 2Modul 1 kb 2
Modul 1 kb 2
 
Luka bakar inhalasi
Luka bakar inhalasiLuka bakar inhalasi
Luka bakar inhalasi
 
Kb 2 asuhan keperawatan medikal bedah, luka bakar, keracunan
Kb 2 asuhan keperawatan medikal bedah, luka bakar, keracunanKb 2 asuhan keperawatan medikal bedah, luka bakar, keracunan
Kb 2 asuhan keperawatan medikal bedah, luka bakar, keracunan
 
Sistem Integumen
Sistem Integumen Sistem Integumen
Sistem Integumen
 
Askep luka bakar
Askep luka bakarAskep luka bakar
Askep luka bakar
 
Pp.....anfis sistem integumen
Pp.....anfis sistem integumenPp.....anfis sistem integumen
Pp.....anfis sistem integumen
 
Askep luka bakar asli
Askep luka bakar asliAskep luka bakar asli
Askep luka bakar asli
 
asuhan keperawatan pada Steven Johnson
asuhan keperawatan pada Steven Johnsonasuhan keperawatan pada Steven Johnson
asuhan keperawatan pada Steven Johnson
 
3. perawatan luka AKPER PEMKAB MUNA
3. perawatan luka AKPER PEMKAB MUNA 3. perawatan luka AKPER PEMKAB MUNA
3. perawatan luka AKPER PEMKAB MUNA
 
Asuhan keperawatan luka bakar
Asuhan keperawatan luka bakarAsuhan keperawatan luka bakar
Asuhan keperawatan luka bakar
 
Farmakologi Penyakit Kulit
Farmakologi Penyakit KulitFarmakologi Penyakit Kulit
Farmakologi Penyakit Kulit
 
Modul 1 kb 1
Modul 1 kb 1Modul 1 kb 1
Modul 1 kb 1
 
Asuhan keperawatan pada masalah sistem persyarafan
Asuhan keperawatan pada masalah sistem persyarafanAsuhan keperawatan pada masalah sistem persyarafan
Asuhan keperawatan pada masalah sistem persyarafan
 

Similar to Askep pada klien dengan gangguan sistem integumen penyakit allopesia adrogenetikl

laporan-kasus-alopesia-areataa-pptx.pptx
laporan-kasus-alopesia-areataa-pptx.pptxlaporan-kasus-alopesia-areataa-pptx.pptx
laporan-kasus-alopesia-areataa-pptx.pptx
VindiNazhifa
 
Makalah zull
Makalah zullMakalah zull
Makalah zull
Makalah zullMakalah zull
Makalah zull
Septian Muna Barakati
 
Sistem Integumen dan Muskuloskeletal
Sistem Integumen dan MuskuloskeletalSistem Integumen dan Muskuloskeletal
Sistem Integumen dan Muskuloskeletal
pjj_kemenkes
 
pengkajian-fisik-sistem-integumen pada manusiappt
pengkajian-fisik-sistem-integumen pada manusiapptpengkajian-fisik-sistem-integumen pada manusiappt
pengkajian-fisik-sistem-integumen pada manusiappt
dianawati65
 
Kulit dan cara kerjanya
Kulit dan cara kerjanyaKulit dan cara kerjanya
Kulit dan cara kerjanya
Riski Eka
 
Makalah kulit
Makalah kulitMakalah kulit
Makalah kulit
Warnet Raha
 
Sistem integumen (1)
Sistem integumen (1)Sistem integumen (1)
Sistem integumen (1)
Putri Cavaluna
 
KELOMPOK 3 HAIR TREATMENT .pptx
KELOMPOK 3 HAIR TREATMENT .pptxKELOMPOK 3 HAIR TREATMENT .pptx
KELOMPOK 3 HAIR TREATMENT .pptx
balqistaazzahra
 
Tugas pp tik
Tugas pp tikTugas pp tik
ANATOMI SISTEM INTEGUMEN Budi Antoro.ppt
ANATOMI SISTEM INTEGUMEN Budi Antoro.pptANATOMI SISTEM INTEGUMEN Budi Antoro.ppt
ANATOMI SISTEM INTEGUMEN Budi Antoro.ppt
MeilanySasti
 
Adneksa kulit
Adneksa kulitAdneksa kulit
Adneksa kulit
Emil Fitrah
 
Askep gigitan ular AKPER PEMKAB MUNA
Askep gigitan ular  AKPER PEMKAB MUNA Askep gigitan ular  AKPER PEMKAB MUNA
Askep gigitan ular AKPER PEMKAB MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
Kak fitra
Kak fitraKak fitra
Askep gigitan ular
Askep gigitan ularAskep gigitan ular
Askep gigitan ular
Operator Warnet Vast Raha
 

Similar to Askep pada klien dengan gangguan sistem integumen penyakit allopesia adrogenetikl (20)

laporan-kasus-alopesia-areataa-pptx.pptx
laporan-kasus-alopesia-areataa-pptx.pptxlaporan-kasus-alopesia-areataa-pptx.pptx
laporan-kasus-alopesia-areataa-pptx.pptx
 
Makalah zull
Makalah zullMakalah zull
Makalah zull
 
Makalah kulit
Makalah kulitMakalah kulit
Makalah kulit
 
Makalah zull
Makalah zullMakalah zull
Makalah zull
 
Sistem Integumen dan Muskuloskeletal
Sistem Integumen dan MuskuloskeletalSistem Integumen dan Muskuloskeletal
Sistem Integumen dan Muskuloskeletal
 
pengkajian-fisik-sistem-integumen pada manusiappt
pengkajian-fisik-sistem-integumen pada manusiapptpengkajian-fisik-sistem-integumen pada manusiappt
pengkajian-fisik-sistem-integumen pada manusiappt
 
Kulit dan cara kerjanya
Kulit dan cara kerjanyaKulit dan cara kerjanya
Kulit dan cara kerjanya
 
Makalah kulit
Makalah kulitMakalah kulit
Makalah kulit
 
Sistem integumen (1)
Sistem integumen (1)Sistem integumen (1)
Sistem integumen (1)
 
KELOMPOK 3 HAIR TREATMENT .pptx
KELOMPOK 3 HAIR TREATMENT .pptxKELOMPOK 3 HAIR TREATMENT .pptx
KELOMPOK 3 HAIR TREATMENT .pptx
 
Tugas pp tik
Tugas pp tikTugas pp tik
Tugas pp tik
 
Tugas pp tik
Tugas pp tikTugas pp tik
Tugas pp tik
 
Tugas pp tik
Tugas pp tikTugas pp tik
Tugas pp tik
 
Kak fitra AKPER PEMKAB MUNA
Kak fitra AKPER PEMKAB MUNAKak fitra AKPER PEMKAB MUNA
Kak fitra AKPER PEMKAB MUNA
 
ANATOMI SISTEM INTEGUMEN Budi Antoro.ppt
ANATOMI SISTEM INTEGUMEN Budi Antoro.pptANATOMI SISTEM INTEGUMEN Budi Antoro.ppt
ANATOMI SISTEM INTEGUMEN Budi Antoro.ppt
 
Adneksa kulit
Adneksa kulitAdneksa kulit
Adneksa kulit
 
Askep gigitan ular AKPER PEMKAB MUNA
Askep gigitan ular  AKPER PEMKAB MUNA Askep gigitan ular  AKPER PEMKAB MUNA
Askep gigitan ular AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep gigitan ular
Askep gigitan ularAskep gigitan ular
Askep gigitan ular
 
Kak fitra
Kak fitraKak fitra
Kak fitra
 
Askep gigitan ular
Askep gigitan ularAskep gigitan ular
Askep gigitan ular
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
Operator Warnet Vast Raha
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
Operator Warnet Vast Raha
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
Operator Warnet Vast Raha
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Operator Warnet Vast Raha
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
Operator Warnet Vast Raha
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
Operator Warnet Vast Raha
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
Operator Warnet Vast Raha
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
Operator Warnet Vast Raha
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
Operator Warnet Vast Raha
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
Operator Warnet Vast Raha
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
Operator Warnet Vast Raha
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
Operator Warnet Vast Raha
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
Operator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Recently uploaded

Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
nurfaridah271
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
SABDA
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
margagurifma2023
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
 
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Thahir9
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
NavaldiMalau
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
SABDA
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
YongYongYong1
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
Kanaidi ken
 
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdfKONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
AsyeraPerangin1
 

Recently uploaded (20)

Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
 
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
 
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdfKONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
 

Askep pada klien dengan gangguan sistem integumen penyakit allopesia adrogenetikl

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem integumen adalah suatu sistem yang vital bagi kehidupan seluruh manusia, yang terletak pada organ tubuh terluar, melindungi bagian dalam tubuh, luas 1,5-2 m2, berat 15 % BB, yang merupakan cermin kehidupan, dapat dilihat, diraba, dan hidup, sebagai penampilan & kepribadian. apabila kulit kita mengalami gangguan, tentu saja ini akan mempengaruhi dari sistem kerja lapisan kulit lainnya dan membuat penampilan yang terkesan jelek. Salah satu dari penyakit yang menyerang sistem integumen yang disebabkan oleh infeksi mikotik. Alopesia atau kebotakan dapat terjadi setempat dan berbatas tegas, umumnya pada kepala atau dapat juga mengenai daerah rambut lainnya, alopesia juga dapat juga terjadi karena keturunan, pengaruh horman, dan life style, alopesia dapat disebabkan abnormalitas batang rambut yang menyebabkan rambut mudah putus. Adapun jenis-jenis alopesia sebagai berikut: 1. Alopesia androgenik Alopesia androgenik (juga dikenal sebagai androgenetic alopecia, alopecia androtesticleas, male pattern baldness, common baldness) merupakan sebuah bentuk umum kehilangan rambut pada laki-laki dan perempuan. 2. Alopesia areata Kehilangan rambut yang cepat dan komplit sehingga terbentuk bercak satu atau lebih, berupa bulatan atau oval, biasanya dikepala dan tempat berambut lain. 3. Alopesia prematur Sering terjadi pada pria berumur dua puluhan dan disertai dermatitis seboroika yang berat. Sindrom alopesia androgenik mempunyai prevalensi yang tinggi akhir-akhir ini. Alopesia androgenik merupakan tipe kebotakan yang paling banyak, sekitar 50-80% dialami laki-laki kaukasia. Pada wanita sekitar 20-40% populasi. Banyak pria usia muda yang mengalami penipisan rambut kronis dan menjadi botak sebelum masanya. Angka kejadian pada laki-laki sekitar 50% dan pada perempuan biasanya terjadi usia lebih dari 40 tahun. Dilaporkan 13% dari perempuan premenopause menderita alopesia androgenik, namun, insidennya sangat meningkat setelah menopause. Menurut beberapa penulis, 75% dari perempuan yang berumur lebih dari 65 tahun kemungkinan menderita alopesia androgenik. Insiden tertinggi pada orang kulit putih, kedua di Asia dan Afrika-Amerika, dan terendah pada penduduk asli Amerika dan Eskimo. Hampir semua pasien memiliki onset sebelum usia 40 tahun, walaupun banyak pasien (baik laki-laki dan perempuan) menunjukkan bukti gangguan pada usia 30 tahun.
  • 2. Sehingga dari peryataan-peryataan diatas penulis tertarik mengangkat makalah yang berjudul alopesia androgenik. B. Tujuan 1. Tujuan Umum Mahasiswa mampu memahami tentang konsep dasar alopesia androgenik dan asuhan keperawatannya 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui konsep dasar penyakit alopesia androgenik b. Mengetahui asuhan keperawatan penyakit alopesia androgenik C. Ruang Lingkup Penulisan Ruang lingkup dari penulisan makalah ini, yaitu asuhan keperawatan pada klien dengan penyakit alopesia androgenik yang mencakup konsep dasar dan asuhan keperawatan pada alopesia androgenik secara teoritis. D. Metode Penulisan Dalam penyusunan makalah ini, kelompok menggunakan metode deskriftif yaitu dengan menggambarkan konsep dasar tentang penyakit alopesia androgenik dan asuhan keperawatan klien dengan penyakit alopesia androgenik, dengan melakukan tinjauan terhadap beberapa referensi baik melalui buku literatur yang terdapat di perpustakaan maupun melalui media informasi online (internet). E. Sistematika Penulisan Penulisan makalah ini terdiri dari 4 bab yang meliputi : BAB I: Pendahuluan : latar belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup, metode penulisan dan sistematika penulisan. BAB II: Tinjauan teoritis : anatomi fisiologi kulit, anatomi fisiologi rambut, konsep dasar alopesia androgenetik dan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan rambut : alopesia androgenetik. BAB III: Asuhan Keperawatan Klien dengan kelainan rambut : Alopesia Androgenetik BAB IV: Penutup : Kesimpulan dan Saran.
  • 3. BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Anatomi dan fisiologi 1. Anatomi Kulit Kulit merupakan pembungkus yang elastik yang melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan. Kulit juga merupakan alat tubuh yang terberat dan terluas ukurannya, yaitu 15% dari berat tubuh dan luasnya 1,50-1,75 m2. Rata-rata tebal kulit 1-2 mm. Paling tebal (6 mm) terdapat di telapak tangan dan kaki, dan paling tipis (0,5 mm) terdapat di bagian genetalia. Kulit terbagi atas tiga lapisan pokok, yaitu: a. Epidermis Epidermis terbagi menjadi empat lapisan : 1. Lapisan basal atau stratum germinativum 2. Lapisan malpighi atau startum spinosum 3. Lapisan granula atau stratum granulosum 4. Lapisan tanduk atau stratum korneum b. Dermis Dermis atau korium merupakan lapisan di bawah epidermis dan di atas jaringan subkutan. Dermis terdiri dari jaringan ikat yang di lapisan atas terjalin rapat (pars papillaris), sedangkan di bagian bawah terjalin lebih longgar (pars reticularis). Lapisan pars reticularis mengandung pembuluh darah, saraf, rambut, kelenjar keringat, dan kelenjar sebaseus. c. Subkutan Jaringan subkutan merupakn lapisan yang langsung di bawah dermis. Batas antara jaringan subkutan dan dermis tidak tegas. Sel-sel yang terbanyak adalah liposit yang menghasilkan banyak lemak. Jaringan subkutan mengandung saraf, pembuluh darah, dan limfe, kandung rambut, dan dilapisan atas jaringan subkutan terdapat kelenjar keringat. Fungsi jaringan subkutan adalah penyekat panas, bantalan terhadap trauma, dan tempat penumpukan energi. 2. Fisiologi Kulit Fungsi kulit sebagai berikut : 1) Pelindung Jaringan tanduk sel-sel epidermis paling luar membatasi masuknya benda-benda dan keluarnya cairan berlebihan dari tubuh. 2) Pengatur suhu Di waktu suhu dingin, peredaran darah dikulit berkurang untuk mempertahankan suhu badan. 3) Penyerap
  • 4. Kulit dapat menyerap bahan-bahan tertentu seperti gas, dan zat yang larut dalam lemak, tetapi air dan elektrolit sukar masuk melalui kulit. 4) Indra perasa Indra perasa dikulit terjadi karena rangsangan terhadap saraf sensoris dalam kulit. 5) Faal pergetahan (faal secretoris) Kulit diliputi oleh dua jenis pergetahan, yaitu sebum dan keringat (prof. Dr. Marwali Harahap, 2000 hal 2). 3. Anatomi Rambut Rambut merupakan salah satu adneksa kulit yang terdapat pada seluruh tubuh kecuali telapak tangan, telapak kaki, kuku, ujung zakar, permukaan dalam bibir-bibir kemaluan wanita, dan bibir. Jenis rambut pada manusia pada garis besarnya dapat digolongkan 2 jenis: 1. Rambut terminal, rambut kasar yang mengandung banyak pigmen. Terdapat di kepala, alis, bulu mata, ketiak, dan genitalia eksterna. Rambut terminal diproduksi oleh folikel-folikel rambut besar yang ada di lapisan subkutis. Secara umum diameter rambut > 0,03 mm. 2. Rambut velus, rambut halus sedikit mengandung pigmen, terdapat 16drene di seluruh tubuh. Rambut velus diproduksi oleh folikel-folike rambut yang sangat kecil yang ada di lapisan dermis, diameternya < 0,03 mm. (Soepardiman, Lily. 2010; Kusumadewi, dkk; Olsen, E. A. 1994) Rambut dapat dibedakan menjadi bagian-bagian sebagai berikut: a. Folikel Rambut, yaitu suatu tonjolan epidermis ke dalam berupa tabung yang meliputi: 1) Akar rambut (folliculus pili), yaitu bagian rambut yang tertanam secara miring dalam kulit. 2) Umbi rambut (bulbus pili), yaitu pelebaran bagian terbawah akar rambut (Kusumadewi, dkk; Brown, Robin Graham dan Tony Burns). b. Batang Rambut, yaitu bagian rambut yang berada diatas permukaan kulit. Batang rambut terdiri atas 3 bagian, yaitu kutikula (selaput rambut), korteks (kulit rambut), dan medulla (sumsum rambut) (Soepardiman, Lily. 2010; Kusumadewi, dkk; Pusponegoro, Erdina H.D. 2002). c. Otot Penegak Rambut (muskulus arector pili), merupakan otot polos yang berasal dari batas dermo-epidermis dan melekat di bagian bawah kandung rambut. Otot-otot ini dipersarafi oleh saraf-saraf 17drenergic dan berperan untuk menegakkan rambut bila kedinginan serta sewaktu mengalami tekanan emosional. (Kusumadewi, dkk; Brown, Robin Graham dan Tony Burns) 4. Fisiologi Rambut 1. Pengaturan Suhu Badan 2. Dalam kondisi dingin, pori-pori rambut akan mengecil. Dalam kondisi panas, maka kondisi tersebut berlaku sebaliknya (Kusumadewi, dkk; Ridwan, Muhammad).
  • 5. Fungsi Sebagai Alat Perasa Rambut memperbesar efek rangsang sentuhan terhadap kulit. Sentuhan terhadap bulu mata menimbulkan reflex menutup kelopak mata (Kusumadewi, dkk). B. Konsep dasar penyakit alopesia androgenetika 1. Pengertian Alopesia ini timbul pada pria usia 30-40 tahun atau lebih, berupa keguguran rambut bertahap dari bagian verteks dan frontal.garis rambut anterior berangsur masuk ke dalam ( mundur), sehingga dahi terlihat bertatmbah lebar. ( prof. Dr. Marwali Harahap,200 hal 164 ). Alopesia atau kerontokan rambut dapat terjadi akibat banyak keadaan seperti infeksi kulit kepala, pemakaian obat pewarna rambut, penambahan usia, pemakaian obat-obatan dan perubahan kadar hormon androgen. Alopesia andrgogenetik dapat terjadi pada laki-laki dan wanita. Meskipun kebotakan pola laki-laki lazim dijumpai, wanita dapat pula mengalami kerontokan rambut dengan pola yang sama. Karena rambut merupakan bagian tubuh yang sangat visible dan menjadi bagian dari citra tubuh serta harga diri seseorang, kerontokan rambut dapat menimbulkan permasalahan emosional dan social yang cukup serius bagi laki-laki maupun perempuan. (Smeltzer & Bare, 2001 hal : 1907) Alopesia androgenik (juga dikenal sebagai androgenetic alopecia, alopecia androtesticleas, male pattern baldness, common baldness) merupakan sebuah bentuk umum kehilangan rambut pada laki-laki dan perempuan. Alopesia Androgenik adalah gangguan yang sangat umum yang mempengaruhi baik laki-laki dan perempuan. Insiden ini umumnya dianggap lebih besar pada laki-laki daripada perempuan, meskipun beberapa bukti menunjukkan bahwa perbedaan insiden merupakan cerminan dari ekspresi berbeda pada pria dan wanita. Kebotakan pada laki-laki (alopesia androgenik) dianggap normal pada laki-laki dewasa. Jika di lihat dari pengertian di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa alopesia androgenetik adalah suatu gangguan yang bersifat umum ditandai dengan hilangnya rambut, dan dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan. 2. Etiologi Mekanisme yang tepat untuk terjadinya alopesi androgenik ini belum jelas,tetapi diduga alopesia ini disebabkan stimulasi hormon androgen terhadap folikel rambut yang mempunyai predisposisi. Predisposisi ini dipengaruhi faktor genetik dan faktor peningkatan usia. ( prof. Dr. Marwali Harahap, 2000 hal : 165 ). 1) Karena demam Hal ini akan menyebabkan kentalnya darah, di samping itu penguapan air sel, yang disebut juga dengan dedikasi, sehingga menyebabkan akar rambut rontok dan kusam
  • 6. 2) Gangguan keseimbangan hormone 3) Bila hormon tidak seimbang atau mengalami gangguan, maka hal ini akan menampakkan kelainan pada akar rambut dan kulit kepala. 4) Ketidakseimbangan makanan 5) Makanan sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan rambut. Orang yang menu makanannya tidak seimbang atau menyukai makanan-makanan yang disenangi saja atau kekurangan protein maupun kelebihan vitamin A, jelas akan membuat kelainan-kelainan pada rambut. 6) Keracunan makanan atau obat ; Misalnya banyak menelan obat-obat kanker. Hal ini akan menyebabkan kerontokan rambut. Sehubungan dengan beberapa kelainan yang sering ditemukan pada rambut manusia, apakah kelainan itu datang dari dalam maupun yang datang dari luar seperti yang telah dijelaskan, maka apabila kelainan-kelainan tersebut kurang diperhatikan tentu akan berubah menjadi penyakit, baik itu penyakit rambut atau bahkan meluas menjadi penyakit kulit kepala. Berkaitan dengan penjelasan di atas tentang kelainan-kelainan yang ditemukan pada kulit kepala dan rambut, maka bila kita kurang memperhatikan tentu akan berakibat lebih fatal terhadap kondisi rambut.Kelainan-kelainan pada rambutharuslah mendapat perhatian khusus, bila kita menginginkan rambut sehat dan subur. 4. KLASIFIKASI 1. Penyakit rambut yang menular, yakni: a. Dendruff/ketombe/sindap, ada 2 macam ketombe antara lain: a) ketombe kering(pityriasis capitis simplex), Ketombe kering (Pityriasis Sicca) berupa sebagian sisik-sisik ketombe melekat erat dan sebagian terlepas di sekitarnya b) ketombe basah (pityriasis steatiodes), Ketombe basah (Pityriasis Steodeos) berupa lapisan sisik berwarna putih kekuning-kuningan yang menempel kuat dan menyerap sebum kulit kepala, bila dikelupas timbul bekas merah disertai rasa gatal. b. Kutu kepala menimbulkan problema lebih parah daripada gangguan ketombe. Kutu betina berukuran sekitar 3-4 mm sedikit lebih besar daripada kutu jantan, bertelur antara 7-10 butir dalam satu bulan masa hidupnya. 2. Penyakit rambut yang tidak menular: a. Piebaldism kelainan kongenital, diturunkan autosomal dominan, jarang ditemukan. Ditandai dengan uban terlokalisir pada daerah dahi dan makula melanotik yang menyerupai vitiligo b. Hipertrikosis Penambahan jumlah rambut pada tempat2 yang biasanya juga ditumbuhi rambut. Bisa karena kelainan bawaan, obat2an. Jika terjadi setempat bisa dikarenakan oleh pemakaian salep kortikosteroid
  • 7. c. Hirsutisme Pertumbuhan rambut berlebihan pada wanita dan anak2 pada tempat seks sekunderKumis, janggut, cambangKarena obat mengandung hormon dan kelaianan endokrin d. Uban Prematur ditemukan pada usia sebelum 20 tahun. Diduga akibat kelainan genetik dan biasanya ditemukan sebagai kelainan autosomal dominan. Canitis/Uban, yang bisa di sebabkan karena faktor usia atau semakin berkurangnya melamin (butiran-butiran zat pigmen) pada akar rambut. Tidak ada cara lain untuk menanggulangnya kecuali dengan cara mewarnai. Tapi pastikan perawatan rambut setelah pengecatan harus dilakukan dengan benar supaya rambut tidak rusak e. Albinisme Diturunkan secara genetik, tidak ditemukan atau sangat sedikit pigmen pada rambut. Secara autosomal resesif f. Canitis/Uban, Yang bisa di sebabkan karena faktor usia atau semakin berkurangnya melamin (butiran-butiran zat pigmen) pada akar rambut. Tidak ada cara lain untuk menanggulangnya kecuali dengan cara mewarnai. Tapi pastikan perawatan rambut setelah pengecatan harus dilakukan dengan benar supaya rambut tidak rusak g. Alopecia/kebotakan Akar rambut yang kurang kuat dapat mengakibatkan kerontokan rambut selain itu penggunaan sampo yang tidak sesuai, stess dan mengikat rambut terlalu kencang juga merupakan sumber masalah kerontokan rambut Kehilangan rambut yang terjadi secara cepat,yang dapat terjadi secara autoimmun,hormonal,genetik,dan stress emosional.Adapun tipe-tipe Alopesia yaitu : Adapun jenis-jenis alopesia sebagai berikut: 1. Alopesia androgenik Alopesia androgenik (juga dikenal sebagai androgenetic alopecia, alopecia androtesticleas, male pattern baldness, common baldness) merupakan sebuah bentuk umum kehilangan rambut pada laki-laki dan perempuan. 2. Alopesia areata Kehilangan rambut yang cepat dan komplit sehingga terbentuk bercak satu atau lebih, berupa bulatan atau oval, biasanya dikepala dan tempat berambut lain. 3. Alopesia prematur Sering terjadi pada pria berumur dua puluhan dan disertai dermatitis seboroika yang berat. Sindrom alopesia androgenik mempunyai prevalensi yang tinggi akhir-akhir ini. Alopesia androgenik merupakan tipe kebotakan yang paling banyak, sekitar 50-80% dialami laki-laki kaukasia. Pada wanita sekitar 20-40% populasi. Banyak pria usia muda yang mengalami penipisan rambut kronis dan menjadi botak sebelum masanya. Angka kejadian pada laki-laki sekitar 50% dan pada perempuan biasanya terjadi usia lebih dari 40 tahun. Dilaporkan 13% dari perempuan premenopause menderita alopesia androgenik, namun, insidennya sangat meningkat
  • 8. setelah menopause. Menurut beberapa penulis, 75% dari perempuan yang berumur lebih dari 65 tahun kemungkinan menderita alopesia androgenik. Insiden tertinggi pada orang kulit putih, kedua di Asia dan Afrika-Amerika, dan terendah pada penduduk asli Amerika dan Eskimo. Hampir semua pasien memiliki onset sebelum usia 40 tahun, walaupun banyak pasien (baik laki- laki dan perempuan) menunjukkan bukti gangguan pada usia 30 tahun. 3. Patofisologi Alopesia Androgenetik disebabkan oleh efek Hormon – hormon Androgenik yang mempengaruhi pertumbuhan rambut kepala pada Pria dan Wanita yang rentan secara Genetik.Folikel-folikel yang membentuk rambut terminal perlahan-lahan berubah menjadi folikel yang mirip Velus.;pada tahap-tahap akhir ,folikel akhirnya menjadi atropik,Alopesia Androgenetik diatur oleh satu Gen autosomal dominan,terbatas jenis kelamin,yang dapat terekspresi tak lengkap akibat faktor-faktor poligenik yang mengubahnya. 4. Manifestasi klinis Adapun gejala klinis alofesia androgenik menurut hamilton: Tipe I : rambut masih penuh Tipe II : tampak pengurangan pada rambut pada kedua bagian temporal Tipe III : Border line Tipe IV : pengurangan rambut daerah frontotemporal Tipe V : tipe IV yang menjadi lebih berat Tipe VI : seluruh kelainan menjadi satu Tipe VII : alopesia luas di batasi pita rambut jarang Tipe VIII : alopesia frontotemporal menjadi satu dengan bagian vertex 5. Prognosis Prognosis kebotakan (alopesia) tergantung penyebabnya. Namun, prognosis androgenetik alopesia tidak diketahui. Pada umumnya lebih mudah rambut rontok daripada rambut tumbuh. 6. Diagnosis banding a. Alopesia Areata : Penyebabnya belum diketahui, namun sering dihubungkan dengan adanya infeksi fokal, kelainan endokrin dan stres emosional. Gejala klinis ditandai adanya bercak dengan kerontokan rambut pada kulit kepala, alis, janggut, dan bulu mata.(2,18) b. Trikotilomania : Alopesia neurosis, rambut ditarik berulang kali sehingga putus. Sering pada gadis yang mengalami depresi. Kulit kepala normal tanpa peradangan atau parut.(2) c. Tinea Kapitis : Kelainan pada kulit dan rambut kepala yang disebabkan oleh spesies dermatofita seperti T. rubrum, T. Mentagrophytes, M. gypseum. Gejala ini ditandai dengan lesi bersisik, kemerah-merahan, alopesia, dan kadang-kadang terjadi gambaran klinis yang lebih berat, yang disebut kerion.(3,16,18) d. Telogen Efluvium : adanya kerontokan rambut terlalu cepat dan terlalu banyak pada folikel rambut yang normal. Kelainan ini terjadi karena adanya rangsangan yang mempercepat fase
  • 9. anagen menjadi fase telogen. Keadaan ini terjadi pada pascapartum,pascanatal, stress, pascafebris akut. 7. Komplikasi Rambut rontok dapat menyebabkan gangguan kosmetik, mempengaruhi secara psikologis (kecemasan) dan jarang monosymptomatic hypochondriasis. Kulit kepala botak mudah terpapar sinar matahari (sinar ultraviolet), dan menimbulkan Multipel Actinic Keratosis. 8. Penatalaksanaan Medis 1. Preparat topikal minoksidil 2 % (Rogaine) 2. (Olsen, 1994 dalam Smeltzer & Bare, 2001 hal : 1908). 3. Preparat tropikal tretinoin 4. Transplantasi Rambut 5. Punch grafting 6. Sclep reduction atau pengurangan kulit kepala ( prof. Dr. Marwali Harahap,200 hal 165 ) 9. Pemeriksaan penunjang a. Analisis laboratorium dehydroepiandrosterone (DHEA)-sulfate dan testosteron perlu dilakukan, hal tersebut dilakukan untuk mengetahui hubungan kelebihan hormon androgen dengan alopesia androgenik. b. Biopsi jarang dibutuhkan untuk membuat diagnosis. Jika satu spesimen biopsi diperoleh, itu umumnya dipotong melintang jika pola alopesia dicurigai. 10. Proses pencegahan : • Makan makanan dengan gizi seimbang. • Perlakukan rambut secara alami. Ketika memungkinkan, biarkan rambut kering secara alami. • Hindari penataan yang ketat, seperti mengepang, menyanggul, dan mengikat ekor kuda. • Hindari untuk memutar, menggosok atau menarik rambut anda. • Periksa pada ahli perawatan rambut mengenai bagaimana menghias rambut atau teknik penataan yang membantu dari efek kebotakan. • Gunakan nonprescription medication minoxidil (Rogaine) yang mendorong tumbuhnya rambut baru dan mencegah kerontokan pada orang-orang. Produk hair growth yang dijual bebas lain terbukti tidak membawa hasil.
  • 10. BAB III ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN RAMBUT : ALOPESIA ANDROGENETIKA A. Pengkajian Keperawatan Pengkajian keperawatan menurut Raharyani (1990), Anemnesis dilakukan untuk mengklasifikasikan suatu pemahaman sehingga perlu ada kesepakatan antara pemeriksa dan pasien. Wawancara harus efektif dan harus memahami perasaan pasien sehingga pasien lebih terbuka. Dibawah ini adalah wawancara pada pasien gangguan sistem integumen, sebagai data fokus. 1. Biodata 2. Keluhan utama 3. Riwayat penyakit sekarang a. Kapan pasien pertama kali mengetahui masalah rambut ini? b. Apa ada gejala yang lain? c. Pada rambut bagian mana tempat pertama kali terkena? d. Apakah terdapat kerontokan? e. Apakah masalah tersebut menjadi bertambah parah pada waktu tertentu? f. Apakah pasien dapat menjelaskan bagaimana kelainan tersebut berawal? g. Obat-obatan apa yang anda gunakan? 4. Riwayat penyakit dahulu Apakah masalah penyakit rambut yang dideritanya pernah terjadi sebelumnya? 5. Riwayat penyakit keluarga Apakah ada diantara anggota keluarga anda yang mengalami masalah rambut seperti ini? 6. Riwayat psikososial 7. Kebiasaan sehari-hari 8. Pemeriksaan fisik a. Inspeksi Pasien berada dalam ruangan dalam penerangan yang baik. 1. Catat warna rambut klien 2. Lesi yang abnormal 3. Mobilitas kondisi rambut 4. Gejala gatal-gatal 5. Kerontokan rambut
  • 11. b. Palpasi Dalam melakukan tindakan ini pemeriksa harus menggunakan sarung tangan. Tindakan ini dimaksudkan untuk memeriksa: 1) Sibak rambut klien untuk melihat distribusi 2) Tekstur rambut 3) kerontokan B. Diagnosa keperawatan 1. Gangguan konsep diri (body image) b.d perubahan penampilan fisik 2. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan penyakit (alopesia androgenetik) 3. Kurang pengetahuan terhadap penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan b.d kesalahan interpretasi, kurang informasi C. Rencana Keperawatan NO Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional 1. Gangguan konsep diri (body image) berhubungan dengan perubahan fisik. Ds : - klien mengatakan malu dengan keadaan rambutnya - klien mengatakan tidak menerima dengan keadaannya Do : - klien tampak Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 1x24 jam, diharapkan tidak terjadi gangguan body image. Dengan kriteria hasil: - Menyatakan penerimaan situasi diri. - Bicara dengan keluarga/orang terdekat tentang situasi, perubahan yang terjadi. a. Berikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang perubahan citra tubuh. b. Nilai rasa keprihatinan dan ketakutan klien. c. Bantu klien dalam mengembangkan kemampuan untuk menilai diri dan mengenali serta mengatasi masalah. d. Mendukung upaya klien untuk memperbaiki citra diri, mendorong a. Klien membutuhkan pengalaman didengarkan dan dipahami dalam proses peningkatan kepercayaan diri. b. Memberikan kesempatan kepada perawat untuk menetralkan kecemasan dan memulihkan realitas situasi. c. Kesan seseorang terhadap dirinya sangat berpengaruh dalam pengembalian kepercayaan diri.
  • 12. minder. - klien kurang percaya diri sosialisasi dengan orang lain dan membantu klien ke arah penerimaan diri. d. Pendekatan dan saran yang positif dapat membantu menguatkan usaha dan kepercayaan yang dilakukan. 2. Kurang pengetahuan terhadap penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurang pemajanan, kesalahan interpretasi, kurang informasi. Ds :- klien mengatakn tidak mengetahui kenapa rambut rontok hingga menyebabkan kebotakan -Klien mengatakan tidak tau harus berbuat apa Do : -klien bingung saat Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 24 jam di harapkan pasien dapat mengerti tentang penyakit dan pengobatan yang berhubungan dengan penyakitnya. Dengan kriteria hasil : pasien mengerti dan paham tentang kondisi, prognosis, dan pengobatan. pasien dapat mengerti tentang tindakan pengobatan dan terapi melakukan perubahan pola hidup tertentu dan berpartisipasi dalam program pengobatan. a. Kaji ulang prognosis dan harapan yang akan datang. b. diskusikan bagaimana perawatan pada rambutnya yang mengalami kerontokan c. penkes tentang alopesia a. Memberikan dasar pengetahuan dimana pasien dapat membuat pilihan berdasarkan informasi. b. Agar klien dapat merawat rambutnya c. Agar klien mengetahui tentang alopesia, penyebab, tanda dan gejala dan pengobatannya
  • 13. ditanya perawat 3. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan penyakit (alopesia androgenetik). Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan tidak tejadi kerusakan pada integritas kulit kepala klien dengan criteria hasil : Ds : - Klien mengatakan tidak merasa panas di kepalanya. - Klien mengatakan tidak terasa gatal di kepalanya. Do : - Klien tampak nyaman. - Tidak terjadi iritasi pada kulit kepala klien. a. Kaji keadaan kulit kepala b. Anjurkan klien menggunakan pelindung kepala ( topi / rambut palsu ). c. Berikan penkes tentang bahaya sinar UV d. Kolaborasi dengan dokter kulit. a. Untuk mengetahui keadaan kulit kepala klien b. Untuk memberikan perlindungan pada kepala klien agar tidak terpapar sinar matahari secara lansung. c. Agar klien mengetahui bahaya sinar UV. d. Untuk mencegah/mengeta hui apakah kulit kepala klien terjadi gangguan atau tidak.
  • 14. DAFTAR PUSTAKA 1. E.Doenges,Marilynn dan Mary Frances, dkk.2000.Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3.Jakarta.EGC 2. Buxton Paul K.2003.ABC of Dermatology Fourth Edition.London:Publishing Group Ltd. NANDA Internasional.2012.Diagnosa Keperawatan 2012-2014.Jakarta:EGC.
  • 15. ASKEP PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN PENYAKIT ALLOPESIA ADROGENETIKL DI SUSUN OLEH : KELOMPOK III 1. HERNA WULANSARI 2. AMRAN SUJANA 3. NUR BIBI SUSIANTI 4. RUSMINI 5. SARNANDI 6. KAMSIR SALIM SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AMANAH MAKASAR KELAS RAHA 2014