Miniere dan labirinitis merupakan gangguan pada telinga tengah yang ditandai dengan tiga gejala utama yaitu gangguan pendengaran, tinnitus, dan serangan vertigo. Penyakit ini dipengaruhi oleh faktor neurokimia, gangguan elektrolit dalam cairan labirin, atau reaksi alergi. Pemeriksaan seperti tes gliserin dan audiogram dapat membantu diagnosis. Pengobatan meliputi istirahat, diet rendah garam, pemberian diuret
Format pengkajian keperawatan untuk Ny. S yang dirawat dengan diagnosis gastroenteritis akut dan dehidrasi ringan mencakup data demografi, keluhan utama, riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, diagnosa keperawatan, dan rencana tindakan.
Pneumonia pada Ny. S menyebabkan berbagai gejala seperti sesak nafas, batuk berdahak, dan lemah. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda infeksi paru seperti nafas cepat dan bunyi ronki. Hasil laboratorium menunjukkan leukosit tinggi yang mendukung diagnosis pneumonia.
Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem PernafasanVituuuut
Dokumen tersebut merupakan catatan asuhan keperawatan mengenai pasien bernama Ny. "S" yang dirawat di RS Hasan Sadikin Bandung karena didiagnosis menderita Tuberkulosis Paru. Pasien mengeluh sesak nafas dan batuk berdahak, serta memiliki riwayat penyakit serupa beberapa bulan sebelumnya. Berdasarkan pengkajian, ditemukan beberapa masalah keperawatan seperti bersihan jalan nafas tidak efektif
Format pengkajian keperawatan untuk Ny. S yang dirawat dengan diagnosis gastroenteritis akut dan dehidrasi ringan mencakup data demografi, keluhan utama, riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, diagnosa keperawatan, dan rencana tindakan.
Pneumonia pada Ny. S menyebabkan berbagai gejala seperti sesak nafas, batuk berdahak, dan lemah. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda infeksi paru seperti nafas cepat dan bunyi ronki. Hasil laboratorium menunjukkan leukosit tinggi yang mendukung diagnosis pneumonia.
Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem PernafasanVituuuut
Dokumen tersebut merupakan catatan asuhan keperawatan mengenai pasien bernama Ny. "S" yang dirawat di RS Hasan Sadikin Bandung karena didiagnosis menderita Tuberkulosis Paru. Pasien mengeluh sesak nafas dan batuk berdahak, serta memiliki riwayat penyakit serupa beberapa bulan sebelumnya. Berdasarkan pengkajian, ditemukan beberapa masalah keperawatan seperti bersihan jalan nafas tidak efektif
Neuroma akustik adalah tumor jinak yang tumbuh di saraf akustik dan dapat menyebabkan gangguan pendengaran, keseimbangan, dan nyeri kepala. Tiga diagnosa keperawatan utama adalah gangguan sensori auditori, nyeri, dan risiko kekurangan gizi. Intervensi mencakup mengurangi stimulasi berlebihan, mengelola nyeri, memantau nutrisi, dan mencegah cidera.
1. Seorang perawat sedang mengkaji sebuah keluarga dimana salah satu anggotanya terinfeksi HIV. Anggota keluarga yang lain cenderung menjauhi anggota yang sakit. Pengkajian yang seharusnya dilakukan meliputi pengkajian biologis, psikis, spiritual, dan sosial.
2. Masalah keperawatan utama keluarga tersebut adalah resiko infeksi.
3. Ringkasan dalam 3 kalimat atau kurang yang memberikan
Pasien laki-laki berusia 8 bulan datang dengan keluhan diare selama 12 hari. Pemeriksaan menemukan status gizi kurang, tanda-tanda dehidrasi ringan, dan bakteri pada feses. Diagnosis kerja adalah diare akut virus dengan dehidrasi ringan sedang.
Pasien laki-laki berusia 1 tahun 5 bulan dirawat karena dehidrasi akut berat setelah beberapa minggu muntah dan diare. Pemeriksaan menunjukkan gizi kurang, encefalopati metabolik, dan kemungkinan kolitis akibat overgrowth bakteri setelah antibiotik. Pasien diberi cairan infus dan antibiotik metronidazole.
Dokumen tersebut berisi 20 soal pilihan ganda tentang sistem kekebalan tubuh dan penyakit-penyakit tertentu. Soal-soal tersebut mencakup berbagai kondisi medis seperti hepatitis, demam berdarah, herpes, dan lainnya. Dokumen ini bertujuan untuk membantu pemahaman tentang penyakit dan diagnosis medis.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang kasus pasien laki-laki berusia 49 tahun dengan keluhan kesulitan menelan. Pasien didiagnosis menderita kanker laring setelah pemeriksaan menemukan benjolan di leher. Dokumen ini meliputi pengkajian medik pasien, analisis data, diagnosa keperawatan, intervensi yang direncanakan, serta implementasi dan evaluasi tindakan.
Presentasi kasus diare akut dehidrasi ringansedang : Sub SMF/Divisi Tropik In...Soroy Lardo
Kontribusi Sub SMF/Divisi Tropik Infeksi Departemen Penyakit Dalam untuk IDC (Infectious Diseases Community) Indonesia Army Central Hospital Gatot Soebroto
Presentasi ca laring dahlia 4 kelompok 17Ulyas Rahim
Pasien laki-laki berusia 76 tahun menjalani operasi laringektomi akibat kanker laring. Pasien mengalami kesulitan bernapas dan menelan serta kelemahan umum yang membatasi aktivitas sehari-hari. Perawat merencanakan tindakan untuk membersihkan saluran napas, memenuhi kebutuhan gizi, meningkatkan kemandirian, dan memfasilitasi komunikasi nonverbal.
Dokumen tersebut merupakan asuhan keperawatan pasien laki-laki berusia 67 tahun dengan diagnosis BPH dan batu ginjal yang menjalani operasi TURP. Dokumen tersebut meliputi pengkajian pasien secara keseluruhan termasuk identitas, keluhan utama, riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan terapi yang diberikan.
1. Pasien mengalami gangguan emosional akibat kecelakaan yang dialaminya.
2. Pasien diduga mengalami gangguan jiwa karena mulai mendengar suara-suara yang tidak nyata.
3. Diagnosa keperawatan utama pada kasus ini adalah gangguan personal higiene.
Ringkasan dokumen tersebut adalah: Labirinitis adalah inflamasi telinga dalam yang disebabkan oleh bakteri atau virus, yang menyebabkan gejala seperti vertigo, gangguan pendengaran, dan tinnitus. Penyakit ini dapat diakibatkan oleh infeksi telinga tengah atau virus seperti campak dan influenza.
1. Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar penyakit impaksi serumen, yang disebabkan oleh penumpukan serumen di liang telinga yang menyebabkan rasa tertekan dan gangguan pendengaran. Dokumen ini juga membahas gejala, pemeriksaan, dan penatalaksanaan dari penyakit tersebut.
Neuroma akustik adalah tumor jinak yang tumbuh di saraf akustik dan dapat menyebabkan gangguan pendengaran, keseimbangan, dan nyeri kepala. Tiga diagnosa keperawatan utama adalah gangguan sensori auditori, nyeri, dan risiko kekurangan gizi. Intervensi mencakup mengurangi stimulasi berlebihan, mengelola nyeri, memantau nutrisi, dan mencegah cidera.
1. Seorang perawat sedang mengkaji sebuah keluarga dimana salah satu anggotanya terinfeksi HIV. Anggota keluarga yang lain cenderung menjauhi anggota yang sakit. Pengkajian yang seharusnya dilakukan meliputi pengkajian biologis, psikis, spiritual, dan sosial.
2. Masalah keperawatan utama keluarga tersebut adalah resiko infeksi.
3. Ringkasan dalam 3 kalimat atau kurang yang memberikan
Pasien laki-laki berusia 8 bulan datang dengan keluhan diare selama 12 hari. Pemeriksaan menemukan status gizi kurang, tanda-tanda dehidrasi ringan, dan bakteri pada feses. Diagnosis kerja adalah diare akut virus dengan dehidrasi ringan sedang.
Pasien laki-laki berusia 1 tahun 5 bulan dirawat karena dehidrasi akut berat setelah beberapa minggu muntah dan diare. Pemeriksaan menunjukkan gizi kurang, encefalopati metabolik, dan kemungkinan kolitis akibat overgrowth bakteri setelah antibiotik. Pasien diberi cairan infus dan antibiotik metronidazole.
Dokumen tersebut berisi 20 soal pilihan ganda tentang sistem kekebalan tubuh dan penyakit-penyakit tertentu. Soal-soal tersebut mencakup berbagai kondisi medis seperti hepatitis, demam berdarah, herpes, dan lainnya. Dokumen ini bertujuan untuk membantu pemahaman tentang penyakit dan diagnosis medis.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang kasus pasien laki-laki berusia 49 tahun dengan keluhan kesulitan menelan. Pasien didiagnosis menderita kanker laring setelah pemeriksaan menemukan benjolan di leher. Dokumen ini meliputi pengkajian medik pasien, analisis data, diagnosa keperawatan, intervensi yang direncanakan, serta implementasi dan evaluasi tindakan.
Presentasi kasus diare akut dehidrasi ringansedang : Sub SMF/Divisi Tropik In...Soroy Lardo
Kontribusi Sub SMF/Divisi Tropik Infeksi Departemen Penyakit Dalam untuk IDC (Infectious Diseases Community) Indonesia Army Central Hospital Gatot Soebroto
Presentasi ca laring dahlia 4 kelompok 17Ulyas Rahim
Pasien laki-laki berusia 76 tahun menjalani operasi laringektomi akibat kanker laring. Pasien mengalami kesulitan bernapas dan menelan serta kelemahan umum yang membatasi aktivitas sehari-hari. Perawat merencanakan tindakan untuk membersihkan saluran napas, memenuhi kebutuhan gizi, meningkatkan kemandirian, dan memfasilitasi komunikasi nonverbal.
Dokumen tersebut merupakan asuhan keperawatan pasien laki-laki berusia 67 tahun dengan diagnosis BPH dan batu ginjal yang menjalani operasi TURP. Dokumen tersebut meliputi pengkajian pasien secara keseluruhan termasuk identitas, keluhan utama, riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan terapi yang diberikan.
1. Pasien mengalami gangguan emosional akibat kecelakaan yang dialaminya.
2. Pasien diduga mengalami gangguan jiwa karena mulai mendengar suara-suara yang tidak nyata.
3. Diagnosa keperawatan utama pada kasus ini adalah gangguan personal higiene.
Ringkasan dokumen tersebut adalah: Labirinitis adalah inflamasi telinga dalam yang disebabkan oleh bakteri atau virus, yang menyebabkan gejala seperti vertigo, gangguan pendengaran, dan tinnitus. Penyakit ini dapat diakibatkan oleh infeksi telinga tengah atau virus seperti campak dan influenza.
1. Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar penyakit impaksi serumen, yang disebabkan oleh penumpukan serumen di liang telinga yang menyebabkan rasa tertekan dan gangguan pendengaran. Dokumen ini juga membahas gejala, pemeriksaan, dan penatalaksanaan dari penyakit tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang gangguan pendengaran konduktif dan sensorineural serta tanda-tandanya, tes diagnostik pendengaran, dan penatalaksanaannya yang meliputi membersihkan telinga, pemberian antibiotika, dan tindakan operasi."
Dokumen tersebut membahas tentang impaksi serumen, yaitu gangguan pendengaran yang timbul akibat penumpukan serumen di liang telinga. Dokumen menjelaskan pengertian, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, pemeriksaan fisik dan penunjang, serta penatalaksanaan impaksi serumen. Dokumen juga membahas konsep dasar asuhan keperawatan untuk pasien dengan gangguan tersebut, meliputi pengkajian, diagnosa
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Impaksi serumen adalah gangguan pendengaran yang timbul akibat penumpukan serumen di liang telinga.
2. Gejala yang dirasakan antara lain pendengaran berkurang, nyeri di telinga, dan vertigo.
3. Penatalaksanaannya meliputi membersihkan serumen menumpuk dengan kapas atau alat khusus, serta mengomplitasi program terapi.
Lembar format pengkajian yang paling lengkap untuk melakukan observasi pasien di ruang perawatan rumah sakit umum dengan diagnosa medis Fistel enterocutaneous
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut merupakan asuhan keperawatan untuk klien dengan diagnosis emfisema.
2. Klien mengeluh sesak napas, batuk, dan nyeri dada. Pemeriksaan menunjukkan hipoksia dan hiperkapnia.
3. Diagnosa keperawatan meliputi gangguan pertukaran gas, pola pernapasan tidak efektif, bersihan jalan napas tidak efektif, dan intoleransi aktivitas.
Dokumen tersebut menjelaskan aktiviti pengamatan pendengaran untuk membezakan perkataan "kelapa" dan "kepala". Guru mengajar murid lagu dan mengulanginya dengan menukar perkataan, kemudian menunjukkan gambar dan kad perkataan serta menguji pemahaman murid secara lisan dan individu. Dokumen kedua membincangkan definisi pendengaran dan pengamatan pendengaran serta kelemahan-kelemahan yang berkaitan.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai definisi, etiologi, faktor risiko, gejala, dan tindakan yang dilakukan pada pasien stroke non hemoragik. Dokumen tersebut juga menjelaskan masalah-masalah keperawatan yang dihadapi pasien dan intervensi yang dilakukan untuk mengatasinya.
Ensefalitis adalah infeksi sistem saraf pusat yang disebabkan virus atau mikroorganisme lain. Virus masuk tubuh melalui kulit, saluran nafas atau saluran pencernaan lalu menyebar ke seluruh tubuh dan sistem saraf. Gejala umum ensefalitis adalah demam, sakit kepala, muntah, gangguan kesadaran hingga kejang. Diagnosa didasarkan pada pemeriksaan cairan serebrospinal dan EEG. Pengobatan ber
1. Dokumen tersebut membahas tentang konsep penyakit tetanus, termasuk pengertian, etiologi, patofisiologi, gejala, komplikasi, diagnosis, dan penatalaksanaan penyakit tetanus.
2. Tetanus adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh toksin Clostridium tetani, dengan gejala kejang otot dan kaku. Penyakit ini biasanya disebabkan oleh luka dalam yang terkontaminasi.
3. Diagnosis tetanus
Este documento parece ser una lista de nombres y direcciones. Contiene más de 200 entradas con los nombres de personas y parejas, seguidos de sus direcciones. Las direcciones incluyen nombres de calles, pueblos y ciudades en Indonesia.
Proposal ini meminta dana sebesar Rp1.750.000 untuk seragam, biaya pendaftaran, dan konsumsi tim sepak bola Garlo FC dalam mengikuti turnamen di Laiworu pada 3 Maret 2017 guna mengembangkan bakat pemuda dan memajukan sepak bola di masyarakat.
Surat pernyataan yang berisi 10 poin pernyataan dari Lilis Fitra Saswati Arsil tentang statusnya yang tidak pernah dihukum, diberhentikan tidak hormat, menjadi calon pegawai, menjadi pengurus partai, terikat kerja, bersedia tidak menikah dan ditempatkan di seluruh Indonesia, serta bersedia mengembalikan biaya seleksi dan pelatihan jika mengundurkan diri.
Surat pernyataan yang ditandatangani oleh Fajar Aswati yang menyatakan bahwa dirinya tidak pernah dihukum, diberhentikan tidak hormat, menjadi calon pegawai negeri, menjadi pengurus partai politik, sedang terikat kontrak kerja, bersedia tidak menikah selama 6 bulan, ditempatkan di seluruh Indonesia, mengembalikan biaya seleksi jika mengundurkan diri, dan mengganti biaya enam kali lipat jika mengundurkan
This document contains reports from midwives at the Paramata Raha Midwifery Academy in Muna Regency on their targets for antenatal care, infant care, postnatal care, and family planning in 2017. The reports provide the midwife's name, student ID number, and academic institution for each of their assigned targets.
Dokumen tersebut membahas tentang makromolekul yang terdiri dari berbagai jenis seperti karbohidrat, lipid, dan protein. Karbohidrat dibagi menjadi monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Lipid terdiri dari lemak, fosfolipid, dan steroid. Sedangkan protein tersusun atas kombinasi asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Ketiga makromolekul ini memainkan peran penting dalam struktur dan metabolisme sel.
Pemimpin perlu memahami karakteristik karyawan sesuai teori X, Y, dan Z McGregor. Teori X mengasumsikan karyawan malas, teori Y mengasumsikan karyawan akan bekerja keras jika kondisinya tepat, teori Z menekankan partisipasi karyawan. Pemimpin harus mengembangkan kompetensi karyawan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Membangun budaya kepemimpinan penting agar kaderisasi terj
Tes akhir semester mata pelajaran Seni Budaya di SMK Kelautan dan Perikanan Raha meliputi berbagai aspek seni seperti seni rupa, musik, tari, dan drama. Soal-soalnya mencakup pengetahuan tentang sejarah seni, tokoh-tokoh seniman, unsur-unsur karya seni, dan fungsi seni dalam kehidupan. Ujian ini dimaksudkan untuk menilai pemahaman siswa terhadap berbagai aspek seni.
1. Karsinoma tulang adalah pertumbuhan sel ganas abnormal pada tulang dan jaringan terkaitnya.
2. Penyebabnya belum jelas tetapi kemungkinan termasuk genetik, radiasi, bahan kimia, dan trauma.
3. Gejalanya berupa nyeri tulang, bengkak, dan fraktur patologis yang dapat menyebar ke organ lain.
Undangan sosialisasi program tanaman jagung kuning kecamatan Lasalepa yang akan diselenggarakan pada tanggal 7 Maret 2017 pukul 09.00 di Balai Pertemuan Desa Labone. Kehadiran para tokoh masyarakat, tokoh agama, kelompok tani, dan aparat desa sangat diharapkan.
1. Miniere dan labirinitis
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Telinga adalah organ penginderaan dengan fungsi ganda dan kompleks (pendengaran
dan keseimbanga Anatominya juga sangat rumit . Indera pendengaran berperan penting
pada partisipasi seseorang dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Sangat penting untuk
perkembangan normal dan pemeliharaan bicara, dan kemampuan berkomunikasi dengan
orang lain melalui bicara tergantung pada kemampuan mendengar. Deteksi awal dan
diagnosis akurat gangguan otologik sangat penting.
Secara garis besar anatomi telinga di bagi atas telinga luar, telinga tengah, dan telinga
dalam. Telinga tengah tersusun atas membran timpani (gendang telinga) di sebelah lateral
dan kapsul otik di sebelah medial celah telinga tengah terletak di antara kedua Membrana
timpani terletak pada akhiran kanalis aurius eksternus dan menandai batas lateral telinga,
Membran ini sekitar 1 cm dan selaput tipis normalnya berwarna kelabu mutiara dan
translulen.Telinga tengah merupakan rongga berisi udara merupakan rumah bagi osikuli
(tulang telinga tengah) dihubungkan dengan tuba eustachii ke nasofaring berhubungan
dengan beberapa sel berisi udara di bagian mastoid tulang temporal. Jika cairan
mengalami kebocoran ke telinga tengah kondisi ini dinamakan fistula perilimfe ataupun
kondisi atau gagguan lainnya.
Pada askep ini kami akan membahas mengenai gangguan pada bagian telinga tengah
Meniere Dan Labirinitis
B. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan askep ini yaitu :
Mengetahui gangguan pada telinga seperti Meniere Dan Labirinitis
Mengetahui konsep medis dari penyakit tersebut
Mengetahui konsep askep dari penyakit tersebut
C. Rumusan Masalah
Pada askep ini beberapa masalah yang kami bahas yaitu :
Konsep Medis
- Defenisi dari Meniere Dan Labirinitis
- Etiologi dari Meniere Dan Labirinitis
- Patofisiologi dari Meniere Dan Labirinitis
- Tanda dan Gejala dari Meniere Dan Labirinitis
- Pemeriksaan Penunjang dari Meniere Dan Labirinitis
- Komplikasi dari Meniere Dan Labirinitis
- Penatalaksanaan Meniere Dan Labirinitis
Konsep Askep
- Pengkajian
- Diagnosa Keperawatan
- Intervensi
D. Metode Penulisan
2. Miniere dan labirinitis
Pada askep ini metode pembuatan yang kami gunakan adalah Library Resarch
Method, di mana sebelum kami membuat makalah ini terlebih dahulu kami menyadur
informasi-informasi yang relevan dari berbagai sumber buku atau pustaka juga dengan
menggunakan media elektronik (internet).
BAB II
3. Miniere dan labirinitis
PEMBAHASAN
A. KONSEP PENYAKIT
1. Pengertian
Penyakit meniere adalah suatu kelainan labirin yang etiologinya belum
diketahui dan mempunyai trias gejala yang khas,yaitu gangguan
pendengaran,tinnitus dan serangan vertigo (Kapita Selekta Edisi 3).
2. Etiologi
Etilogi dari penyakit ini belum diketahui secara pasti namun diduga adalah
merupakan:
Pengaruh neurokimia dan hormonal abnormal pada aliran darah yang
menuju ke labirin.
Gangguan elektrolit dalam cairan labirin.
Reaksi alergi.
Gangguan autoimun.
3. Patofisiologi.
Hidrops (pembengkakan) endolif akibat endolif dalam skala media oleh
stria vaskularis terhambat.
4. Manifestasi Klinik
Meniere ditandai oleh 4 (empat) gejala :
Kehilangan pendengaran sensorineoral progresif.
Plukteatif
Tinitus atau suara berdenging.
Veritgo
5. Pemeriksaan Penunjang
Tes gliserin :pasien diberikan minuman gliserin 1,2 ml/kg BB setelah
diperiksa tes kalori dan audiogram.setelah dua jam diperiksa kembali
dan dibandingkan.
.Audiogram :tuli sensorineural,terutama nada rendah dan selanjutnya
dapat ditemukan rekrutinen.
6. Penatalaksanaan
Pasien harus dirawat di rumah sakit, berbaring dalam posisi yang
meringankan keluhan diberikan diet rendah garam dan pemberian diuretik
ringan.obat-obatan sistomatik anti vertigo seperti dimenhidrinat 3x50 mg
atau prometazin 3x25 mg,obat vasodilator perofer seperti papaverin dan
betahistin,atau operasi shunt.dapat pulah diberikan obat antiiskemia dan
neurotonik.adaptasi dengan latihan dan fisioterapi.
4. Miniere dan labirinitis
B. Konsep askep
1. Pengkajian
a. Pengumpulan data
Aktivitas dan istrahat
Gejalah
- Klien menyatakan tidak dapat beraktifitas.
- Klien menyatakan badannya lemas
Tanda
- Aktivitas tanpa di bantu
- Keadaan umum lemah
Makanan dan cairan
Gejalah
- Klien menyatakan mual /muntah
Tanda
- Klien tampak pucat
Neorosensorik
Gejalah
- Klien menyatakan pusing
- Klien menyatakan setiap kali berusaha untuk berdiri terasa berputar
- Klien menyatakan terasa berdengung pada telinganya
Tanda
- Tuli saraf
- Gangguan pendengaran
Integritas ego
Gejalah
- Klien menyatakan stres terhadap penyakitnya
- Klien menyatakan takut akan dirinya.
Tanda
- Klien nampak lemas
- Klien nampak berkeringat dan kolaps.
b. Pengelompokkan data
DS:
- Klien menyatakan mual yang terus menerus
- Klien menyatakan pusing
- Klien menyatakan serasa berputar tiap kali ingin berdiri
- Klien menyatakan benrdengung pad telinga
- Klien menyatakan stres pada pnyekitnya
- Klien menyatakan takut akn dirinya
- Klien menyatakan tidak mampu beraktivitas banyak.
DO:
- Klien nampak pucat
- Klien namak lemas
5. Miniere dan labirinitis
- Aktivitas tanpak dibantu
- Tuli saraf
- Gangguan saraf
- Klien tampak berkeringat dan kolaps
c. Analisa data
Problem Etiologi Symtom
Kekurangan volume cairan Perubahan polume endolimfe
Penimbunan cairan endolimfe
Pelebaran dan perubahan
morfoligi pada memrane
resiner
Menekan urikulus
Menekan SSP
Hypothalamus
Meransang mual/munta
Anoraksia
Kekurangan volume cairan
DS: klien menyatakan mual
yang terus menerus
DO:
-klien nampak pucat
-klien nampak lemas
Gangguan persepsi
pendengaran
Perubahan polume endolimfe
Penimbunan cairan endolimf
Pelebaran dan perubahan
morfoligi pada memrane
resiner
Sakulus mengalami pelebaran
sehingga menekan urikulus
DS:
- Klien menyatakan
bunyi berdengung
pada telinga
DO:
- Tuli saraf
- Adanyan gangguan
pendengaran
6. Miniere dan labirinitis
Gangguan basal koglea
Tuli saraf
Gangguan persepsi
pendengaran
Intoleransi aktivitas Perubahan polume endolimfe
Penimbunan cairan endolimfe
Pelebaran dan perubahan
morfoligi pada memrane
resiner
Menekan urikulus
Menekan SSP
Hypothalamus
Meransang mual/munta
Anoraksia
Kurang pembentukan ATP
jaringan
Kelemahan
Intoleransi aktifitas
DS:
- klien menyatakan
pusing
- klien menyatakan
setiap kali berusaha
berdiri selalu
berputar
- klie menyatakan
tidak bisa
beraktivitas berat
DO:
- aktivitas tampak di
bantu
Ansietas Perubahan status kesehatan
Kurang terpajar informasi
Tidak tau tentang
penyakitnya
Ds:
- Klien Menyatakan
Sters Dengan
Penyakitnya
Do:
- Klien Tampak
Cemas
7. Miniere dan labirinitis
Stres psikologi
Ansietas
2. Diagnosa Keperawatan
A. kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual munta ditandai dengan
:
DS:
o klien menyatakan mual munta terus menerus
DO :
o klien nampak pucat
o klien nampak lemas
B. Gangguan persepsi pendengaran berhubungan dengan tuli saraf yang ditandai
dengan :
DS: klien menyatakan dengar bunyi berdengung pada telinga
DO:
o Tuli saraf
o Adanya gangguan pendengaran
C. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelmahan ditandai dengan :
DS:
o Klien menyatakan pusing
o Klien menyatakan setiap kali berusaha untuk berdiri merasa berputar
o Klien menyatakan tidak bisa beraktivitas
DO :
o Aktivitas nampak di bantu.
D. Ansietas berhubungan dengan stres psikologi ditandai dengan:
o Klien menyatakan stres terhadap penyakitnya
DO:
o Klien tampak cemas
3. Perencanaan
No Tujuan Intervensi Rasional
1. Tupan : setelah
diberikan tindakan
keperawatan selama 6
hari, kebutuhan cairan
terpenuhi
Tepen : setelah
diberikan tindakan
keperawatan selama 3
hari, kebutuhan cairan
beransur-ansur
membaik dengan
1. Kaji masusakn dan
haluran cairan
2. Tingkatkan masukan
cairan oral sesuai
indikasi
3. Kolaborasi dalam
pemberian obat
ematic sesuai indikasi
1. perencanaan yang
akurat merupakan dasar
untuk penggantian cairan
2. penggantian cairan
oral harus dimulai
sesegera untuk
mengganti kehilangan
cairan tubuh.
3. anti emetic dapat
mengurangi mula dan
munta.
8. Miniere dan labirinitis
kriteria :
- Mual munta
berkurang
- Peningkatan
pemasukan
cairan dengan
tubuh.
2. Tupan : setelah
diberikan tindakan
keperawatan selama 5
hari pendengaran klien
kembali normal.
Tupen : setelah
diberikan tindakan
keperawatan selama 2
hari , pendengaran klien
beransur- ansur normal
Dengan kriteria :
- Bunyi seperti
berdengung2
berkurang
- Bunyi hilang
timbul
1. Pantau kemampuan
pendengaran
2. Beri motivasi kepada
klien untk sering
beradaptasi
3. Kolaborasi dalam
pemberian alat bantu
pendengaran
1. Untuk mengetahui
sejau mana
kemampuan klien
untuk medengar
2. Dapat memberi
semangat kepada
klienuntuk
beradaptasi dengan
lingkungannya
3. Untuk dapat
memeperjelas
pendengaran klien
3. Tupan : setelah
diberikan tindakan
keperawatan selama 5
hari , klien sudah bisa
beraktivitas kembali.
Tupen : setelah
diberikan tindakan
keperawatan selama 3
hari, klien sudah mulai
berektivitas sendiri
dengan kriteria:
- Semua aktivitas
klien tidak
dibantu lg
dengan orang
lain.
1. Berikan lingkungan
yng tenang dalam
priode istirahat tanpa
gangguan
2. Kaji tingkat dan jenis
aktivitas pengalih
untuk merencanakan
aktivitas yang sesuai
3. Diskusikan pola
aktivitas pengalih
yang biasa denga
pasien dan diberikan
kesempatan untuk
melanjudkan aktivitas
kembali.
1. Menghemat enrgi
untuk aktivitas
2. Untuk mengetahui
tingkat kebosanan
klien
3. Menyediakn
invormasi mengenai
stressor yang nyata
maupun yang
dirasakan yang
mempengaruhi
tingkat aktivitas
Tupan : setelah
diberikan tindakan
keperawatan selama 5
hari ansietas teratasi .
Tupen : setelah
diberikan tindakan
keperawatan selama 2
hari anietas mulai
berkurang dengan
kriteria :
1. Kaji tingkat aktivitas
2. Beri informasi tentag
penyakitnya dan
proses
keperawatannya
3. Intruksikan pasien
dalam aspek program
pengobatan
1. Membantu intervensi
terapeutik dan
partisipasi perawatan
diri
2. Meningkatkan
pengetahuan dan
mengurangi ansietas
3. Pengetahuan klien
mengurangi ansietas
9. Miniere dan labirinitis
- Klien
menyatakan
tidak cemas lagi
dengan
penyakitnya
- Ekspresi wajah
rileks
Labirintis
10. Miniere dan labirinitis
A. Konsep penyakit
1. Pengertian
Labirinitis adalah inflamasi telinga dalam dan dapat disebabkan bakteri maupun
virus
2. Etiologi
Bakteri
Virus
3. Patofisiologi
Labirinitas terjadi karna adanya penyebaran infeksi keruang persilimfa, kemudian
berkembang hingga telinga dalam melalui kanalis auditorius internus . infeksi
bakteri disebabkan oleh otitis media, kolesteotoma dapat memasuki telinga tenga
dapat menembus membrane jendela bulat atau oval yang dapat mempengaruhi
baik itu keseimbangan ataupun proses pendengaran,virus yang paling sering
teriridentifikasi adalah gandongan, rubella,rubeola, dan infulenza serta penyakit
viral saluran nafas atas yang diketahui penyebab labirinitis.
4. Menifestasi klinis
Awitan mendadak vertigo
Mual dan munta
Kehilangan pendengaran
Tinnitus
5. Komplikasi
Otitis media akut
Meningitis
6. Pengobatan
Pengobatan labirinitis bakterial
o Terapi antibiotik intervena
o Penggantian cairan
o Pemberian sepresar vestibuler
o Obat anti muntah
Pengobatan labirinitis viral
o Obat anti emetic
o Anti vertigo
B. Konsep askep
1. Pengkajian
a. Pengumpulan data
* Aktivitas/istrahat
Gejalah :
Klien mentyatakan susah tidur pada saat tertentu karna kepanasan
Tanda
Gelisa
* Nyeri/ kenyamanan
Gejalah
Klien mengeluh nyeri pada bagian kepala
11. Miniere dan labirinitis
Tanda
Wajah nampak meringis
Distagmus
* Sirkulasi
Gejalah
Klien menyatakn tubuhnya panas
Tenda
Klien tampak gelisa
Suhu tubuh 38,5
* Neorosensori
Gejalah
Klien susah membedakan bunyi
Klien menyatakan kadang-kadang telinganya berdengung sampai-
sampai tidak mendengar
Tanda
Tuli saraf
Klien tampak tidak mendengar bila di panggil
Ataksia
* Integritas ego
Gejalah
Klien enyatakn iya kawatir terhadap penyakitnya
Klien menyatakan takut denga keadaan dirinya
Tanda
Klien tampak gelisa
Klien tampak bingung.
b. Pengelompokkan data
Ds :
Klien menyatakan nyeri pada bagian kepala
Klien menyatakan tubuhnya panas
Klien menyatakan susah tidur pada saat tertentu karna tubuhnya
kepanasan ‘
Klien menyatakan sulit membedakan bunyi
Klien menyatakan kadang – kadang telinga berdengung sampai tidak
mendengar
Klien menyatakan kawatir denga penyakitnya
Klie menyatakan takut aka keadaan dirinya
Do:
Klien nampak meringis
Distagmus
Klien nampak gelisah
Suhu tubuh 38,5
tuli saraf
12. Miniere dan labirinitis
Klien tidak dapat mendengar
Ataksia
Klien sering bertanya tentang penyakitnya
Klien nampak bingung.
c. Analisa data
Problem Etiologi Symtom
Gangguan nyaman
nyeri
Adanya bakteri/virus
Metastasi infeksi pada bagian
telinga dalam(labirin)
Terjadi inflamasi
Udema
Penekanan sekitar sistem saraf
pusat
Respon thalamus
Nyeri dipersepsikan
Ds :
o Klien menyatakan nyeri
pada bagian kepala
Do :
o Klien nampak meringis
o Distagmus
Hipertermi Adanya bakteri/virus
Metastasi infeksi pada bagian
telinga dalam(labirin)
Terjadi inflamasi
Udema
Reaksi tubuh mengeluarkan zat-
zat kimia(baradikinin serotonin)
Peningkatan suhu tubuh
Hipertermi
Ds:
o Klien menyatakan
tubuhnya panas
o Klien menyatakan susah
tidur saat-saat tertentu
karna tubuhnya kepanasan
Do:
o Klie nampak gelisah
o Suhu tubuh 38,5
Gangguan persepsi
pendengaran
Adanya bakteri/virus Ds:
o Klien menyatakan
sulin membedakan
13. Miniere dan labirinitis
Metastasi infeksi pada bagian
telinga dalam(labirin)
Terjadi inflamasi
Perubahan dengeneratif traktus
auditorius mulai dari sel-sel
serabut getar koklea sampai
kepusat saraf pendengaran
Gangguan persepsi pendengaran
bunyi
o kadang berdengung
sampai tidak
mendengar.
Do:
o Tuli saraf
o Kien tidak dapat
mendengar
o Ataksia
Ansietas Kurang interaksi dengan
likngkunag sekitar
Kurang terpajang informasi
Kien kurang memahami proses
penyakitnya
Stres psikologi
Ansietas
Ds:
o Klien menyatakan iya
kawatir engan
penyakitnya
o Klien menyatakan takut
akn kedaan dirinya
Do :
o Klien sering bertanya
tentang penyakitnya
o Klien nampak bingung
dan cemas .
2. Diagnosa keperawatan
a. Gangguan nyaman nyeri berhubungan dengan metastasi pada bagian telinga
ditandai dengan :
Ds :
Klien menyatakan nyeri pada bagian kepala
Do :
Klien nampak meringis
Distagmus
b. Hipertermi berhubungan dengan terjadinya inflamasi ditandai dengan :
Ds:
Klien menyatakan tubuhnya panas
Klien menyatakan susah tidur saat-saat tertentu karna tubuhnya
kepanasan
Do:
Klie nampak gelisah
Suhu tubuh 38,5
14. Miniere dan labirinitis
c. Gangguan persepsi sensori pendengaran berhubungan dengan Perubahan
dengeneratif traktus auditorius yang ditandai dengan
Ds:
Klien menyatakan sulin membedakan bunyi
Klien menyatakan kadang berdengung sampai tidak mendengar.
Do:
Tuli saraf
Kien tidak dapat mendengar
Ataksia
d. Ansietas berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi yang ditandai
dengan:
Ds:
Klien menyatakan iya kawatir engan penyakitnya
Klien menyatakan takut akn kedaan dirinya
Do :
Klien sering bertanya tentang penyakitnya
Klien nampak bingung dan cemas .
3. Perencanaan
N
o
Tujuan Intervensi Rasional
1. Tupan : setelah
diberkan tinkep selam 7
hari , nyeri teratasi
Tupen : setelah
diberikan tinkep selama
3 hari nyeri beransur
ansur berkurang dengan
kriteria :
o Klien menyatakan
tidak nyeri lagi
o Ekspresi wajah
rileks
1. Kaji tingkat nyeri,
catat lokasi dan
faktor yang
memperberat
keadaan
2. Berikan teknik
distraksi
3. Atur posisi yang
nyaman bagi klien
4. Kolaborasi dengan
tim medis dalam
pemberian obat
anelgesik
1. Untuk
mengidentivikasi
dan memudahkan
dalam menentukan
intervensi
selanjudnya
2. Dapat mengalihkan
perhatian dan
meminimalkan
respobsive terhadap
masalah yang
dialaminya
3. Dapat membantu
meminimalkan tasa
nyeri yang dialami
klien
4. Obat analgesik
dapat membantu
dan mengurangi
rasa nyeri
2. Tupan : setelah 1. Ukur dan monitori 1. Dapat mengatasi
15. Miniere dan labirinitis
diberiakan tinkep
selama 6 hari suhu
tubuh normal
Tupan: setelah
diberikan tinkep selama
3 hari, suhu tubuh
beransur ansur normal
Denga kriteria
o Suhu tubuh
normal
o Klien tidak
menyatakan
tubuhnya tidak
panas lagi
TTV terutama suhu
tubuh
2. Anjurjan ada klien
untuk menggunakn
pakaian tipis dan
upayakan muda
menyerap keringat
3. Beri HE pada klie
maupun keluarga
untuk banyak minum
air putih
4. Kolaborasi denga
dokter dan tim
kesehatan laonnya
dalam dalam
pemberian
antipiuretik
keefektifan
tindakan intervensi
selanjudnya
2. Memudahkan
proses pelepasan
suhu kelingkunag
serta menjaga
keseimbangan
tubuh dan
mengurangi
terjadinya panas
3. Inteka cairan yang
masuk kedalam
tubuh dapat
membantu
menurunkan suhu
dan menganti cairan
yang hilang.
4. Antipiuretik dapat
membantu
menurunkan panas.
3. Tupan : setelah
diberikan tinkep srlama
5 hari gangguan fungsi
pendengaran teratasi
Tupen : setelah diberi
tinkep selama 2 hari
gangguan fungsi
pendengaran beransur-
ansur membaijk
Dengan kriteria:
o Klien sudah dapat
membedakan
bunyi
1. Pantau kemampuan
proses pendengaran
klien
2. Anjurkan klien untuk
mengikuti instruksi
perawat dalam
pengeluaran benda asing
yang menganggu
prosespendengaran klien
3. Berikan suport pada klie
untuk tetap beradaptasi
dengan lingkungannya
4. Kolaborasi dalam
pemberian alat bantu
pendengaran
1. Untuk mengetahui
sejau mana
kemampuan klien
untuk mendengar
2. Mengurangi benda
asing yang terdapat
didalam telinga
klien serta proses
pendengaran klien
3. Dapat memberikan
semangat pada klien
untuk beradaptasi
dengan
lingkungannya.
4. Dapat memperjelas
proses pendengaran
klien
4. Tupan: setelah
diberikan tikep selama
4 hari ansietas mulai
hilang.
Tupen :
Setelah diberikan
tinkep selama 2 hari
ansietas beransur ansur
hilang denga kriteria :
o Klien menyatakan
tidak takut lagi
dengan keadaanya
1. Kaji tentang pemahaman
klien tentang
penyakitnya
2. Beri penjelasan kepada
klien dan proses
penyakitnya
3. Beri dukungan spritual
berupa pendekatan
terhadap Tuhan Yang
Maha Esa
4. Beri kesempatan kepada
klien untuk
1. Memudahkan
dalam menentukan
tindakan
selanjudnya
2. Dapat mengurangi
kecemasan klien
3. Dapat membuat
jiwanya lebih
tenang
4. Menambah proses
pemahaman klien
tentang penyakitnya
16. Miniere dan labirinitis
mendiskusikan
penyakitnya
5. Jelaskan kepada klien
tentang prosedur dan
tindakan serta tujuan
tindakannya
6. Peri penguat positif
terhadap kemajuan klien
5. Klien mengoperatif
untuk prosedur
pengobatan
6. Dapat mendukung
terjadinya
perubahan prilaku
positeif terhadap
klien.
BAB III
PENUTUP
17. Miniere dan labirinitis
A. Kesimpulan
Penyakit meniere adalah suatu kelainan labirin yang etiologinya belum diketahui
dan mempunyai trias gejala yang khas,yaitu gangguan pendengaran,tinnitus dan
serangan vertigo (Kapita Selekta Edisi 3).
Labirinitis adalah inflamasi telinga dalam dan dapat disebabkan bakteri maupun
virus
B. Saran
Adapun saran yang dapat kami sampaikan pada askep ini yaitu :
Dengan adanya askep mengenai gangguan pada telinga Meniere Dan Labirinitis ini
dapat membuka cakrawala berfikir khususnya bagi calon-calon perawat pemula.
Dengan adanya askep ini dapat mempermudah pemahaman mengenai peradangan
mata dan dapat di manfaatkan dalam pengkajian keperawatan lebih lanjut.