SlideShare a Scribd company logo
H. Pengkajian Keperawatan
Fokus dasar pengkajian klien dengan HIV/AIDS meliputi:
No

Fokus Pengkajian

Gejala

Tanda

1

Aktivitas /Istirahat

mudah lelah, toleransi terhadap aktivitas
berkurang, progresi kelelahan/malaise,
perubahan pola tidur

kelemahan otot, menurunnya massa
otot, respon fisiologis terhadap
aktivitas seperti perubahan tensi,
frekuensi jantung, dan pernapasan

2

Sirkulasi

penyembuhan luka lambat (bila anemia),
perdarahan lama pada cedera (jarang terjadi)

Takikardia, perubahan tensi postural,
menurunnya volume nadi perifer,
pucat/ sianosis, perpanjangan
pengisian kapiler

Integritas Ego

faktor stres berhubungan dengan kehilangan,
mis. dukungan keluarga/orang lain,
penghasilan, gaya hidup, distres spiritual,
mengkhawatirkan penampilan; alopesia, lesi
cacat, menurunnya berat bedan (BB).
Mengingkari diagnosa, merasa tidak berdaya,
putus asa, tidak berguna, rasa bersalah,
kehilangan kontrol diri, dan depresi

Mengingkari, cemas, depesi, takut,
menarik diri, perilaku marah, postur
tubuh mengelak, menangis, dan
kontak mata yang kurang. Gagal
menepati janji atau banyak janji untuk
periksa dengan gejala yang sama

Eliminasi

diare yang intermiten, terus menerus,
disertai/tanpa kram abdominal. Nyeri panggul,
rasa terbakar saat miksi

feses encer disertai/tanpa mukus atau
darah, diare pekat yang sering, nyeri
tekan abdominal, lesi atau abses
rektal, perianal, dan perubahan dalam
jumlah, warna, dan karakteristik urin

Makanan/Cairan

bising usus dapat hiperaktif, kurus,
menurunnya lemak subkutan/masa
Tidak napsu makan, mual/muntah, perubahan otot, turgor kulit buruk, lesi pada
kemampuan mengenali makanan, disfagia,
rongga mulut, adanya selaput putih
nyeri retrosternal saat menelan dan penurunan dan perubahan warna pada mulut.
BB yang progresif
Kesehatan gigi/gusi yang buruk,
adanya gigi yang tanggal, dan edema
(umum, dependen)

Higiene

memperlihatkan penampilan yang
tidak rapi, kekurangan dalam
tidak dapat menyelesaikan aktivitas sehari-hari
perawatan diri, dan aktivitas
perawatan diri

Neurosensori

pusing, sakit kepala, perubahan status mental,
berkurangnya kemampuan diri untuk
mengatasi masalah, tidak mampu mengingat
dan konsentrasi menurun. Kerusakan sensasi
atau indera posisi dan getaran, kelemahan
otot, tremor, perubahan ketajaman
penglihatan, kebas, kesemutan pada
ekstrimitas (paling awal pada kaki)

perubahan status mental kacau mental
sampai dimensia, lupa konsentrasi
buruk, kesadaran menurun, apatis,
respon melambat, ide paranoid,
ansietas, harapan yang tidak realistis,
timbul reflak tidak normal,
menurunnya kekuatan otot, gaya
berjalan ataksia, tremor, hemoragi
retina dan eksudat, hemiparesis, dan
kejang

8

Nyeri/Kenyamanan

nyeri umum atau lokal, sakit, rasa terbakar
pada kaki, sakit kepala (keterlibatan SSP),
nyeri dada pleuritis

pembengkakan pada sendi, nyeri pada
kelenjar, nyeri tekan, penurunan
rentang gerak (ROM), perubahan gaya
berjalan/pincang, gerak otot
melindungi bagian yang sakit

9

Pernapasan

napas pendek yang progresif, batuk (sedangparah), batuk produktif/ nonproduktif,
bendungan atau sesak pada dada

takipnea, distres pernapasan,
perubahan bunyi napas/bunyi napas
krakles, sputum kuning (pada

3

4

5

6

7
pneumonia yang menghasilkan
sputum)

10

11

12

Keamanan

perubahan integritas kulit; terpotong,
ruam, mis. ruam, eksim, psoriasis,
riwayat jatuh, terbakar, pingsan, luka lambat
perubahan warna, mudah terjadi
sembuh, riwayat transfusi berulang, riwayat
memar, luka-luka perianal atau abses,
penyakit defisiensi imun (kanker tahap lanjut),
timbul nodul-nodul, pelebaran kelenjar
riwayat infeksi berulang, demam berulang ;
limfe pada dua area atau lebih (mis.
suhu rendah, peningkatan suhu intermiten,
leher, ketiak, paha). Kekuatan umum
berkeringat malam
menurun, perubahan pada gaya
berjalan

Seksualitas

riwayat perilaku berisiko tinggi yaitu hubungan
seksual dengan pasangan positif HIV,
pasangan seksual multipel, aktivitas seksual
yang tidak terlindung, dan seks anal.
Menurunnya libido, terlalu sakit untuk
kehamilan atau resiko terhadap hamil,
melakukan hubungan seksual, dan
pada genetalia manifestasi kulit (mis.
penggunaan kondom yang tidak konsisten.
herpes, kutil), dan rabas
Menggunakan pil KB yang meningkatkan
kerentanan terhadap virus pada wanita yang
diperkirakan dapat terpajan karena
peningkatan kekeringan vagina

Interaksi Sosial

kehilangan kerabat/orang terdekat, rasa takut
untuk mengungkapkan pada orang lain, takut
akan penolakan/kehilangan pendapatan,
isolasi, kesepian, mempertanyakan
kemampuan untuk tetap mandiri, tidak mampu
membuat rencana

perubahan pada interaksi
keluarga/orang terdekat, aktivitas
yang tidak terorganisasi, perubahan
penyusunan tujuan
I. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi
Menurut Smeltzer, Diagnosa Keperawatan Utama pada penderita HIV/AIDS, diantaranya adalah:
No

1

2

3

Diagnosa Keperawatan

Intervensi

Kerusakan integritas kulit berhubungan
dengan manifestasi HIV, ekskoriasi dan
diare pada kulit

Kulit dan mukosa oral harus dinilai secara rutin dari adanya
infeksi dan kerusakan kulit.
Pasien dianjurkan mempertahankan keseimbangan antara
istirahat dan mobilitas.
Bantu mengubah posisi pasien setiap 2 jam bagi yang
imobilisasi.
Pasien diminta untuk tidak menggaruk dan menggunakan sabun
nonabrasif, memakai pelembab tanpa parfum untuk mencegah
kekeringan kulit.
Gunakan losion, salep, dan kasa steril pada kulit yang sakit
sesuai ketentuan dokter.
Obat antipruritus, antibiotik dan analgesik diberikan menurut
ketentuan dokter.
Penggunaan plester harus dihindari.
Menjaga agar kain sprei tidak berkerut dan hindari memakai
pakaian ketat.
Daerah perianal pasien harus sering diperika, bersihkan setiap
kali selesai defekasi dengan sabun nonabrasif.
Rendam duduk atau irigasi secara perlahan-lahan untuk
pembersihan dan meningkatkan kenyamanan.
Pasien dengan keadaan umum yang buruk memerlukan bantuan
untuk memelihara kebersihan diri.

Diare yang berhubungan dengan kuman
patogen usus dan/atau infeksi HIV

Nilai pola defekasi, frekuensi defekasi, dan konsistensi feses
serta pasien yang melaporkan rasa sakit pada perut terkait
dengan defekasi.
Kuantitas dan volume feses cair diukur untuk mencatat
kehilangan volume cairan.
Kultur feses untuk menentukan penyebab diare. Konseling untuk
pengobatan dan asupan makanan yang adekuat.

Risiko terhadap infeksi berhubungan
dengan immunodefisiensi

Kepada pasien dan orang yang merawatnya diminta untuk
memantau tanda dan gejala infeksi, yaitu demam, mengigil,
keringat malam, batuk dengan atau tanpa produksi sputum,
napas pendek, kesulitan bernapas, sakit/sulit menelan, bercak
putih di rongga mulut, penurunan BB yang tidak jelas
penyebabnya, kelenjar limfe membengkak, mual, muntah, diare
persisten, sering berkemih, sulit dan nyeri saat berkemih, sakit
kepala, perubahan visual dan penurunan daya ingat, kemerahan,
keluar sekret pada luka, lesi vaskuler pada wajah, bibir atau
daerah perianal.
Perawat harus memantau hasil laboratorium, seperti hitung
leukosit dan hitung jenis.
Penyuluhan mencakup higiene perorangan, rumah (seperti
kamar, dapur) harus bersih untuk mencegah pertumbuhan
bakteri dan jamur.
Jika harus membersihkan kotoran, pasien harus memakai sarung
tangan.
Pengidap AIDS dan pasangannya harus menghindari kontak
dengan cairan tubuh selama melakukan hubungan seksual dan
selalu menggunakan kondom pada segala bentuk hubungan
seks.
Pentingnya menghindari rokok dan mempertahankan
keseimbangan antara diet, istirahat, dan latihan.
Semua petugas kesehatan harus selalu mempertahankan
tindakan penjagaan universal dalam semua perawatan pasien.

4

Toleransi terhadap aktivitas dinilai dengan memantau
kemampuan pasien untuk bergerak (ambulasi) dan
melaksanakan kegiatan sehari-hari.
Bantuan dalam menyusun rencana rutinitas harian untuk
menjaga keseimbangan antara aktivitas dan istirahat mungkin
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
diperlukan.
keadaan mudah letih, kelemahan,
malnutrisi, gangguan keseimbangan cairan Barang-barang pribadi yang sering digunakan harus ditaruh pada
dan elektrolit, dan hipoksia yang
tempat yang mudah dijangkau.
menyertai infeksi paru
Terapi relaksasi dapat digunakan untuk mengurangi kecemasan
yang turut menimbulkan kelemahan dan keadaan mudah letih.
Kolaborasi dengan tim kesehatan lain mungkin diperlukan,
seperti kelemahan akibat adanya anemia, yang memerlukan
terapi obat-obatan.

5

Perubahan proses pikir berhubungan
dengan penyempitan rentang perhatian,
gangguan daya ingat, kebingungan dan
disorientasi yang menyertai ensefalopati
HIV

Status mental harus dinilai sedini mungkin untuk memberikan
data dasar bagi keperluan pemantauan perubahan perilaku.
Pasien dan keluarga harus dibantu untuk memahami dan
mengatasi semua perubahan yang terjadi dalam proses pikir.
Pasien mungkin memerlukan reorientasi, semua instruksi harus
dengan bahasa yang jelas dan sederhana.

Bersihan jalan napas tidak efektif
berhubungan dengan pneumonia
pneumocystis carinii, peningkatan sekresi
bronkus, dan penurunan kemampuan
untuk batuk yang menyertai kelemahan
serta keadaan mudah letih

Frekuensi, irama, penggunaan otot aksesoris dan suara
pernapasan; status mental; dan warna kulit diperiksa minimal
sekali sehari.
Adanya sputum harus dicatat, batuk, bernapas dalam, drainase
postural, perkusi dan vibrasi dilakukan sedikitnya setiap dua jam
untuk mencegah stasis sekresi dan meningkatkan bersihan
saluran napas.
Berikan posisi fowler tinggi atau semi fowler yang akan
meudahkan pernapasan dan bersihan saluran napas. Evaluasi
status volume cairan untuk mempertahankan terapi hidrasi yang
adekuat.
Suctioning nasofaring atau trakea, intubasi dan ventalasi
mekanis.

Nyeri berhubungan dengan gangguan
integritas kulit perianal akibat diare,
sarkoma kaposi dan neuropati perifer

Nyeri akut adalah keadaan dimana individu mengalami dan
melaporkan adanya ketidaknyamanan, berakhir dari satu detik
sampai kurang dari 6 bulan.
Sedangkan nyeri kronik adalah keadaan dimana individu
mengalami nyeri menetap atau berulang, dalam waktu lebih dari
6 bulan.
Nilai kualitas dan kuantitas nyeri yang berkaitan dengan
terganggunya integritas kulit perineal, lesi sarkoma, dan
neuropati perifer.
Tindakan membersihkan daerah perianal, gunakan anestesi
lokal/salep dapat diresepkan, bantal yang lunak dapat digunakan
untuk meningkatkan rasa nyaman.
Kepada klien diminta menghindari makanan yang mengiritasi
usus, gunakan antispasmodik dan antidiare untuk mengurangi
gangguan rasa nyaman serta frekuensi defekasi.
Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat-obatan.

6

7

8

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan penurunan asupan
oral

Status nutrisi dinilai melalui memantau BB, asupan makanan,
antropometri, kadar albumin, BUN, protein serta transferin dalam
serum.
Pengendalian mual dan muntah dengan obat antiemetik dapat
meningkatkan asupan diet pasien.
Menganjurkan pasien memakan makanan yang mudah ditelan
dan menghindari makanan kasar, pedas atau lengket, serta
terlalu panas atau dingin.
Menganjurkan menjaga higiene oral sebelum dan sesudah
makan.
Jadwal makan harus diatur sehingga tidak jatuh pada saat pasien
baru saja menjalani tindakan yang menyebabkan nyeri dan
dalam keadaan kelelahan.
Konsultasi dengan ahli diet untuk menentukan kebutuhan nutrisi.
Penggunaan suplemen yang khusus dirancang untuk pengidap
AIDS dapat dianjurkan pada pasien.
Bila asupan oral tidak dapat dipertahankan, memerlukan terapi
nutrisi enteral atau parenteral.
Perawat komunitas atau perawatan di rumah (home care) dapat
memberikan pelajaran tambahan serta dukungan setelah pasien
pulang dari rumah sakit.

9

Isolasi sosial adalah pengalaman sendiri individu akibat
perlakuan orang lain dan dianggap sebagai hal yang negatif dan
mengancam status.
Isolasi sosial dapat terjadi akibat adanya penyakit yang
menyeramkan, dan mengakibatkan kegelisahan di suatu
masyarakat, sehingga menyebabkan seseorang diasingkan,
misalnya penyakit tuberkulosis dan AIDS.
Pengidap AIDS menarik diri baik secara fisik maupun emosional
dari kontak sosial, akibat stigmatisasi ganda.
Perawat berada dalam posisi kunci untuk menciptakan suasana
Isolasi sosial berhubungan dengan stigma penerimaan dan pemahaman terhadap pengidap AIDS dan
penyakit, penarikan diri dari sistem
keluarga serta pasangannya.
pendukung, prosedur isolasi dan ketakutan
Pasien dianjurkan untuk mengekspresikan perasaan terisolasi,
bila dirinya menulari orang lain
kesepiannya, dan perawat harus menetramkannya dengan
menjelaskan bahwa semua perasaan ini merupakan hal yang
lazim serta normal.
Berikan informasi tentang cara melindungi diri sendiri dan orang
lain dapat membantu pasien agar tidak menghindari kontak
sosial.
Menjelaskan kepada pasien, keluarga dan sahabatnya bahwa
penyakit AIDS tidak ditularkan melalui kontak biasa.
Pendidikan bagi petugas kesehatan untuk mengurangi faktorfaktor yang membuat pasien merasa terisolasi.
Membantu pasien untuk mengutarakan perasaannya dan
menggali serta mengenali sumber yang bisa memberikan
dukungan dan mekanisme untuk mengatasi persoalan tersebut.
Mendorong pasien untuk mempertahankan kontak dengan
keluarga, sahabatnya dan memanfaatkan kelompok pendukung.
Pasien juga dianjurkan untuk meneruskan kegiatan yang biasa
mereka lakukan.

10

Berduka diantisipasi berhubungan dengan
perubahan gaya hidup serta pernannya,
dan dengan prognosis yang tidak
menyenangkan

11

Pasien, keluarga, dan sahabatnya diberitahu mengenai cara-cara
Kurang pengetahuan berhubungan dengan penularan penyakit AIDS.
cara-cara mencegah penularan HIV dan
Semua ketakutan dan kesalahpahaman harus dibicarakan
perawatan mandiri
dengan seksama.
meningkatkan asupan diet pasien.
Menganjurkan pasien memakan makanan yang mudah ditelan
dan menghindari makanan kasar, pedas atau lengket, serta
terlalu panas atau dingin.
Menganjurkan menjaga higiene oral sebelum dan sesudah
makan.
Jadwal makan harus diatur sehingga tidak jatuh pada saat pasien
baru saja menjalani tindakan yang menyebabkan nyeri dan
dalam keadaan kelelahan.
Konsultasi dengan ahli diet untuk menentukan kebutuhan nutrisi.
Penggunaan suplemen yang khusus dirancang untuk pengidap
AIDS dapat dianjurkan pada pasien.
Bila asupan oral tidak dapat dipertahankan, memerlukan terapi
nutrisi enteral atau parenteral.
Perawat komunitas atau perawatan di rumah (home care) dapat
memberikan pelajaran tambahan serta dukungan setelah pasien
pulang dari rumah sakit.

9

Isolasi sosial adalah pengalaman sendiri individu akibat
perlakuan orang lain dan dianggap sebagai hal yang negatif dan
mengancam status.
Isolasi sosial dapat terjadi akibat adanya penyakit yang
menyeramkan, dan mengakibatkan kegelisahan di suatu
masyarakat, sehingga menyebabkan seseorang diasingkan,
misalnya penyakit tuberkulosis dan AIDS.
Pengidap AIDS menarik diri baik secara fisik maupun emosional
dari kontak sosial, akibat stigmatisasi ganda.
Perawat berada dalam posisi kunci untuk menciptakan suasana
Isolasi sosial berhubungan dengan stigma penerimaan dan pemahaman terhadap pengidap AIDS dan
penyakit, penarikan diri dari sistem
keluarga serta pasangannya.
pendukung, prosedur isolasi dan ketakutan
Pasien dianjurkan untuk mengekspresikan perasaan terisolasi,
bila dirinya menulari orang lain
kesepiannya, dan perawat harus menetramkannya dengan
menjelaskan bahwa semua perasaan ini merupakan hal yang
lazim serta normal.
Berikan informasi tentang cara melindungi diri sendiri dan orang
lain dapat membantu pasien agar tidak menghindari kontak
sosial.
Menjelaskan kepada pasien, keluarga dan sahabatnya bahwa
penyakit AIDS tidak ditularkan melalui kontak biasa.
Pendidikan bagi petugas kesehatan untuk mengurangi faktorfaktor yang membuat pasien merasa terisolasi.
Membantu pasien untuk mengutarakan perasaannya dan
menggali serta mengenali sumber yang bisa memberikan
dukungan dan mekanisme untuk mengatasi persoalan tersebut.
Mendorong pasien untuk mempertahankan kontak dengan
keluarga, sahabatnya dan memanfaatkan kelompok pendukung.
Pasien juga dianjurkan untuk meneruskan kegiatan yang biasa
mereka lakukan.

10

Berduka diantisipasi berhubungan dengan
perubahan gaya hidup serta pernannya,
dan dengan prognosis yang tidak
menyenangkan

11

Pasien, keluarga, dan sahabatnya diberitahu mengenai cara-cara
Kurang pengetahuan berhubungan dengan penularan penyakit AIDS.
cara-cara mencegah penularan HIV dan
Semua ketakutan dan kesalahpahaman harus dibicarakan
perawatan mandiri
dengan seksama.

More Related Content

What's hot

ASKEP SOL DI RSUP. Dr. WAHIDDIN SUDIROHUODO
ASKEP SOL DI RSUP. Dr. WAHIDDIN SUDIROHUODOASKEP SOL DI RSUP. Dr. WAHIDDIN SUDIROHUODO
ASKEP SOL DI RSUP. Dr. WAHIDDIN SUDIROHUODO
Wawan Akibu
 
Laporan pendahuluan askep abses
Laporan pendahuluan askep absesLaporan pendahuluan askep abses
Laporan pendahuluan askep abses
Sujana Pkm
 
Woc gbs
Woc gbsWoc gbs
Woc gbs
dalatunnikmah
 
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem PernafasanPemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
pjj_kemenkes
 
Kti asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoid
Kti  asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoidKti  asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoid
Kti asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoid
warjoyo susilo
 
Asuhan keperawatan chf
Asuhan keperawatan chfAsuhan keperawatan chf
Asuhan keperawatan chf
Hazzan Oratso Aishiteru
 
Resume hd tn.y
Resume hd tn.yResume hd tn.y
Resume hd tn.y
DINARIZ
 
Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri
MeidaElliaPuspita
 
Proses penuaan
Proses penuaanProses penuaan
Proses penuaan
Kampus-Sakinah
 
sistem termoregulasi
sistem termoregulasisistem termoregulasi
sistem termoregulasi
agusmelvian
 
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Fransiska Oktafiani
 
Laporan pendahuluan kolelitiasis
Laporan pendahuluan kolelitiasisLaporan pendahuluan kolelitiasis
Laporan pendahuluan kolelitiasis
Haryani Nuravindari
 
DHF
DHFDHF
Modul 3 kb1 pemeriksaan fisik sistem pencernaan
Modul 3 kb1 pemeriksaan fisik sistem pencernaanModul 3 kb1 pemeriksaan fisik sistem pencernaan
Modul 3 kb1 pemeriksaan fisik sistem pencernaanUwes Chaeruman
 
Asuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAsuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAbdul Ghony
 

What's hot (20)

ASKEP SOL DI RSUP. Dr. WAHIDDIN SUDIROHUODO
ASKEP SOL DI RSUP. Dr. WAHIDDIN SUDIROHUODOASKEP SOL DI RSUP. Dr. WAHIDDIN SUDIROHUODO
ASKEP SOL DI RSUP. Dr. WAHIDDIN SUDIROHUODO
 
Laporan pendahuluan askep abses
Laporan pendahuluan askep absesLaporan pendahuluan askep abses
Laporan pendahuluan askep abses
 
Woc gbs
Woc gbsWoc gbs
Woc gbs
 
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem PernafasanPemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
 
Kti asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoid
Kti  asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoidKti  asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoid
Kti asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoid
 
Asuhan keperawatan chf
Asuhan keperawatan chfAsuhan keperawatan chf
Asuhan keperawatan chf
 
Resume hd tn.y
Resume hd tn.yResume hd tn.y
Resume hd tn.y
 
Askep gigitan ular AKPER PEMKAB MUNA
Askep gigitan ular  AKPER PEMKAB MUNA Askep gigitan ular  AKPER PEMKAB MUNA
Askep gigitan ular AKPER PEMKAB MUNA
 
Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri
 
Proses penuaan
Proses penuaanProses penuaan
Proses penuaan
 
sistem termoregulasi
sistem termoregulasisistem termoregulasi
sistem termoregulasi
 
Sp rpk
Sp rpkSp rpk
Sp rpk
 
Askep diabetes mellitus
Askep diabetes mellitusAskep diabetes mellitus
Askep diabetes mellitus
 
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
 
Laporan pendahuluan kolelitiasis
Laporan pendahuluan kolelitiasisLaporan pendahuluan kolelitiasis
Laporan pendahuluan kolelitiasis
 
Analisa data
Analisa data Analisa data
Analisa data
 
askep demam rematik
askep demam rematikaskep demam rematik
askep demam rematik
 
DHF
DHFDHF
DHF
 
Modul 3 kb1 pemeriksaan fisik sistem pencernaan
Modul 3 kb1 pemeriksaan fisik sistem pencernaanModul 3 kb1 pemeriksaan fisik sistem pencernaan
Modul 3 kb1 pemeriksaan fisik sistem pencernaan
 
Asuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAsuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumonia
 

Similar to Askep hiv aids

Askep anak dengan ensefalitis
Askep anak dengan ensefalitisAskep anak dengan ensefalitis
Askep anak dengan ensefalitisSumadin1112
 
Presentation gagal ginjal kronik
Presentation gagal ginjal kronikPresentation gagal ginjal kronik
Presentation gagal ginjal kronik
frangky hilala
 
Pemakaian Antihistamin secara Rasional
Pemakaian Antihistamin secara RasionalPemakaian Antihistamin secara Rasional
Pemakaian Antihistamin secara Rasional
mataharitimoer MT
 
asuhan keperawatan pada pasien GOUT
asuhan keperawatan pada pasien GOUTasuhan keperawatan pada pasien GOUT
asuhan keperawatan pada pasien GOUTefridorkerinci
 
Askep chf kelompok 1
Askep chf kelompok 1Askep chf kelompok 1
Askep chf kelompok 1
UlfatunN07
 
AKEP HIV AIDS.docx
AKEP HIV AIDS.docxAKEP HIV AIDS.docx
AKEP HIV AIDS.docx
201901117SigitroKedo
 
Asuhan keperawatan dm bu yani
Asuhan keperawatan dm bu yaniAsuhan keperawatan dm bu yani
Asuhan keperawatan dm bu yani
Kampus-Sakinah
 
1. askep thipoid
1. askep  thipoid1. askep  thipoid
1. askep thipoid
EllyeUtami
 
Askep thipoid
Askep  thipoidAskep  thipoid
Askep thipoid
Sumadin1112
 
2. askep anak dengan meningitis
2. askep anak dengan meningitis2. askep anak dengan meningitis
2. askep anak dengan meningitis
EllyeUtami
 
Askep Tb paru,
Askep Tb paru,Askep Tb paru,
Askep Tb paru,f' yagami
 
Sindrom nefrotik
Sindrom nefrotikSindrom nefrotik
Sindrom nefrotikMayah M4y
 

Similar to Askep hiv aids (20)

Askep anak dengan ensefalitis
Askep anak dengan ensefalitisAskep anak dengan ensefalitis
Askep anak dengan ensefalitis
 
ASKEP Diabetes mellitus
ASKEP Diabetes mellitusASKEP Diabetes mellitus
ASKEP Diabetes mellitus
 
Presentation gagal ginjal kronik
Presentation gagal ginjal kronikPresentation gagal ginjal kronik
Presentation gagal ginjal kronik
 
Pemakaian Antihistamin secara Rasional
Pemakaian Antihistamin secara RasionalPemakaian Antihistamin secara Rasional
Pemakaian Antihistamin secara Rasional
 
Rencana askep
Rencana askepRencana askep
Rencana askep
 
asuhan keperawatan pada pasien GOUT
asuhan keperawatan pada pasien GOUTasuhan keperawatan pada pasien GOUT
asuhan keperawatan pada pasien GOUT
 
Askep ensefalitis AKPER PEMDA MUNA
Askep ensefalitis AKPER PEMDA MUNA Askep ensefalitis AKPER PEMDA MUNA
Askep ensefalitis AKPER PEMDA MUNA
 
Askep chf kelompok 1
Askep chf kelompok 1Askep chf kelompok 1
Askep chf kelompok 1
 
Atelektasis iii
Atelektasis iiiAtelektasis iii
Atelektasis iii
 
AKEP HIV AIDS.docx
AKEP HIV AIDS.docxAKEP HIV AIDS.docx
AKEP HIV AIDS.docx
 
Asuhan keperawatan dm bu yani
Asuhan keperawatan dm bu yaniAsuhan keperawatan dm bu yani
Asuhan keperawatan dm bu yani
 
1. askep thipoid
1. askep  thipoid1. askep  thipoid
1. askep thipoid
 
Askep thipoid
Askep  thipoidAskep  thipoid
Askep thipoid
 
Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatanIntervensi keperawatan
Intervensi keperawatan
 
2. askep anak dengan meningitis
2. askep anak dengan meningitis2. askep anak dengan meningitis
2. askep anak dengan meningitis
 
Askep anemia
Askep anemiaAskep anemia
Askep anemia
 
Askep anemia
Askep anemiaAskep anemia
Askep anemia
 
Askep anemia
Askep anemiaAskep anemia
Askep anemia
 
Askep Tb paru,
Askep Tb paru,Askep Tb paru,
Askep Tb paru,
 
Sindrom nefrotik
Sindrom nefrotikSindrom nefrotik
Sindrom nefrotik
 

Recently uploaded

Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
AFMLS
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
MuhammadAlFarizi88
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
jualobat34
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
pinkhocun
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan txPRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
rrherningputriganisw
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
iskandar186656
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
YernimaDaeli1
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
HanifaYR
 
Fracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.pptFracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.ppt
ResidenUrologiRSCM
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
jualobat34
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
hannanbmq1
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
celli4
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
gerald rundengan
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
rifdahatikah1
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
ssuser9f2868
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
 

Recently uploaded (20)

Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan txPRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
 
Fracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.pptFracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.ppt
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
 

Askep hiv aids

  • 1. H. Pengkajian Keperawatan Fokus dasar pengkajian klien dengan HIV/AIDS meliputi: No Fokus Pengkajian Gejala Tanda 1 Aktivitas /Istirahat mudah lelah, toleransi terhadap aktivitas berkurang, progresi kelelahan/malaise, perubahan pola tidur kelemahan otot, menurunnya massa otot, respon fisiologis terhadap aktivitas seperti perubahan tensi, frekuensi jantung, dan pernapasan 2 Sirkulasi penyembuhan luka lambat (bila anemia), perdarahan lama pada cedera (jarang terjadi) Takikardia, perubahan tensi postural, menurunnya volume nadi perifer, pucat/ sianosis, perpanjangan pengisian kapiler Integritas Ego faktor stres berhubungan dengan kehilangan, mis. dukungan keluarga/orang lain, penghasilan, gaya hidup, distres spiritual, mengkhawatirkan penampilan; alopesia, lesi cacat, menurunnya berat bedan (BB). Mengingkari diagnosa, merasa tidak berdaya, putus asa, tidak berguna, rasa bersalah, kehilangan kontrol diri, dan depresi Mengingkari, cemas, depesi, takut, menarik diri, perilaku marah, postur tubuh mengelak, menangis, dan kontak mata yang kurang. Gagal menepati janji atau banyak janji untuk periksa dengan gejala yang sama Eliminasi diare yang intermiten, terus menerus, disertai/tanpa kram abdominal. Nyeri panggul, rasa terbakar saat miksi feses encer disertai/tanpa mukus atau darah, diare pekat yang sering, nyeri tekan abdominal, lesi atau abses rektal, perianal, dan perubahan dalam jumlah, warna, dan karakteristik urin Makanan/Cairan bising usus dapat hiperaktif, kurus, menurunnya lemak subkutan/masa Tidak napsu makan, mual/muntah, perubahan otot, turgor kulit buruk, lesi pada kemampuan mengenali makanan, disfagia, rongga mulut, adanya selaput putih nyeri retrosternal saat menelan dan penurunan dan perubahan warna pada mulut. BB yang progresif Kesehatan gigi/gusi yang buruk, adanya gigi yang tanggal, dan edema (umum, dependen) Higiene memperlihatkan penampilan yang tidak rapi, kekurangan dalam tidak dapat menyelesaikan aktivitas sehari-hari perawatan diri, dan aktivitas perawatan diri Neurosensori pusing, sakit kepala, perubahan status mental, berkurangnya kemampuan diri untuk mengatasi masalah, tidak mampu mengingat dan konsentrasi menurun. Kerusakan sensasi atau indera posisi dan getaran, kelemahan otot, tremor, perubahan ketajaman penglihatan, kebas, kesemutan pada ekstrimitas (paling awal pada kaki) perubahan status mental kacau mental sampai dimensia, lupa konsentrasi buruk, kesadaran menurun, apatis, respon melambat, ide paranoid, ansietas, harapan yang tidak realistis, timbul reflak tidak normal, menurunnya kekuatan otot, gaya berjalan ataksia, tremor, hemoragi retina dan eksudat, hemiparesis, dan kejang 8 Nyeri/Kenyamanan nyeri umum atau lokal, sakit, rasa terbakar pada kaki, sakit kepala (keterlibatan SSP), nyeri dada pleuritis pembengkakan pada sendi, nyeri pada kelenjar, nyeri tekan, penurunan rentang gerak (ROM), perubahan gaya berjalan/pincang, gerak otot melindungi bagian yang sakit 9 Pernapasan napas pendek yang progresif, batuk (sedangparah), batuk produktif/ nonproduktif, bendungan atau sesak pada dada takipnea, distres pernapasan, perubahan bunyi napas/bunyi napas krakles, sputum kuning (pada 3 4 5 6 7
  • 2. pneumonia yang menghasilkan sputum) 10 11 12 Keamanan perubahan integritas kulit; terpotong, ruam, mis. ruam, eksim, psoriasis, riwayat jatuh, terbakar, pingsan, luka lambat perubahan warna, mudah terjadi sembuh, riwayat transfusi berulang, riwayat memar, luka-luka perianal atau abses, penyakit defisiensi imun (kanker tahap lanjut), timbul nodul-nodul, pelebaran kelenjar riwayat infeksi berulang, demam berulang ; limfe pada dua area atau lebih (mis. suhu rendah, peningkatan suhu intermiten, leher, ketiak, paha). Kekuatan umum berkeringat malam menurun, perubahan pada gaya berjalan Seksualitas riwayat perilaku berisiko tinggi yaitu hubungan seksual dengan pasangan positif HIV, pasangan seksual multipel, aktivitas seksual yang tidak terlindung, dan seks anal. Menurunnya libido, terlalu sakit untuk kehamilan atau resiko terhadap hamil, melakukan hubungan seksual, dan pada genetalia manifestasi kulit (mis. penggunaan kondom yang tidak konsisten. herpes, kutil), dan rabas Menggunakan pil KB yang meningkatkan kerentanan terhadap virus pada wanita yang diperkirakan dapat terpajan karena peningkatan kekeringan vagina Interaksi Sosial kehilangan kerabat/orang terdekat, rasa takut untuk mengungkapkan pada orang lain, takut akan penolakan/kehilangan pendapatan, isolasi, kesepian, mempertanyakan kemampuan untuk tetap mandiri, tidak mampu membuat rencana perubahan pada interaksi keluarga/orang terdekat, aktivitas yang tidak terorganisasi, perubahan penyusunan tujuan
  • 3. I. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi Menurut Smeltzer, Diagnosa Keperawatan Utama pada penderita HIV/AIDS, diantaranya adalah: No 1 2 3 Diagnosa Keperawatan Intervensi Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan manifestasi HIV, ekskoriasi dan diare pada kulit Kulit dan mukosa oral harus dinilai secara rutin dari adanya infeksi dan kerusakan kulit. Pasien dianjurkan mempertahankan keseimbangan antara istirahat dan mobilitas. Bantu mengubah posisi pasien setiap 2 jam bagi yang imobilisasi. Pasien diminta untuk tidak menggaruk dan menggunakan sabun nonabrasif, memakai pelembab tanpa parfum untuk mencegah kekeringan kulit. Gunakan losion, salep, dan kasa steril pada kulit yang sakit sesuai ketentuan dokter. Obat antipruritus, antibiotik dan analgesik diberikan menurut ketentuan dokter. Penggunaan plester harus dihindari. Menjaga agar kain sprei tidak berkerut dan hindari memakai pakaian ketat. Daerah perianal pasien harus sering diperika, bersihkan setiap kali selesai defekasi dengan sabun nonabrasif. Rendam duduk atau irigasi secara perlahan-lahan untuk pembersihan dan meningkatkan kenyamanan. Pasien dengan keadaan umum yang buruk memerlukan bantuan untuk memelihara kebersihan diri. Diare yang berhubungan dengan kuman patogen usus dan/atau infeksi HIV Nilai pola defekasi, frekuensi defekasi, dan konsistensi feses serta pasien yang melaporkan rasa sakit pada perut terkait dengan defekasi. Kuantitas dan volume feses cair diukur untuk mencatat kehilangan volume cairan. Kultur feses untuk menentukan penyebab diare. Konseling untuk pengobatan dan asupan makanan yang adekuat. Risiko terhadap infeksi berhubungan dengan immunodefisiensi Kepada pasien dan orang yang merawatnya diminta untuk memantau tanda dan gejala infeksi, yaitu demam, mengigil, keringat malam, batuk dengan atau tanpa produksi sputum, napas pendek, kesulitan bernapas, sakit/sulit menelan, bercak putih di rongga mulut, penurunan BB yang tidak jelas penyebabnya, kelenjar limfe membengkak, mual, muntah, diare persisten, sering berkemih, sulit dan nyeri saat berkemih, sakit kepala, perubahan visual dan penurunan daya ingat, kemerahan, keluar sekret pada luka, lesi vaskuler pada wajah, bibir atau daerah perianal. Perawat harus memantau hasil laboratorium, seperti hitung leukosit dan hitung jenis. Penyuluhan mencakup higiene perorangan, rumah (seperti kamar, dapur) harus bersih untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur. Jika harus membersihkan kotoran, pasien harus memakai sarung tangan. Pengidap AIDS dan pasangannya harus menghindari kontak dengan cairan tubuh selama melakukan hubungan seksual dan selalu menggunakan kondom pada segala bentuk hubungan seks.
  • 4. Pentingnya menghindari rokok dan mempertahankan keseimbangan antara diet, istirahat, dan latihan. Semua petugas kesehatan harus selalu mempertahankan tindakan penjagaan universal dalam semua perawatan pasien. 4 Toleransi terhadap aktivitas dinilai dengan memantau kemampuan pasien untuk bergerak (ambulasi) dan melaksanakan kegiatan sehari-hari. Bantuan dalam menyusun rencana rutinitas harian untuk menjaga keseimbangan antara aktivitas dan istirahat mungkin Intoleransi aktivitas berhubungan dengan diperlukan. keadaan mudah letih, kelemahan, malnutrisi, gangguan keseimbangan cairan Barang-barang pribadi yang sering digunakan harus ditaruh pada dan elektrolit, dan hipoksia yang tempat yang mudah dijangkau. menyertai infeksi paru Terapi relaksasi dapat digunakan untuk mengurangi kecemasan yang turut menimbulkan kelemahan dan keadaan mudah letih. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain mungkin diperlukan, seperti kelemahan akibat adanya anemia, yang memerlukan terapi obat-obatan. 5 Perubahan proses pikir berhubungan dengan penyempitan rentang perhatian, gangguan daya ingat, kebingungan dan disorientasi yang menyertai ensefalopati HIV Status mental harus dinilai sedini mungkin untuk memberikan data dasar bagi keperluan pemantauan perubahan perilaku. Pasien dan keluarga harus dibantu untuk memahami dan mengatasi semua perubahan yang terjadi dalam proses pikir. Pasien mungkin memerlukan reorientasi, semua instruksi harus dengan bahasa yang jelas dan sederhana. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan pneumonia pneumocystis carinii, peningkatan sekresi bronkus, dan penurunan kemampuan untuk batuk yang menyertai kelemahan serta keadaan mudah letih Frekuensi, irama, penggunaan otot aksesoris dan suara pernapasan; status mental; dan warna kulit diperiksa minimal sekali sehari. Adanya sputum harus dicatat, batuk, bernapas dalam, drainase postural, perkusi dan vibrasi dilakukan sedikitnya setiap dua jam untuk mencegah stasis sekresi dan meningkatkan bersihan saluran napas. Berikan posisi fowler tinggi atau semi fowler yang akan meudahkan pernapasan dan bersihan saluran napas. Evaluasi status volume cairan untuk mempertahankan terapi hidrasi yang adekuat. Suctioning nasofaring atau trakea, intubasi dan ventalasi mekanis. Nyeri berhubungan dengan gangguan integritas kulit perianal akibat diare, sarkoma kaposi dan neuropati perifer Nyeri akut adalah keadaan dimana individu mengalami dan melaporkan adanya ketidaknyamanan, berakhir dari satu detik sampai kurang dari 6 bulan. Sedangkan nyeri kronik adalah keadaan dimana individu mengalami nyeri menetap atau berulang, dalam waktu lebih dari 6 bulan. Nilai kualitas dan kuantitas nyeri yang berkaitan dengan terganggunya integritas kulit perineal, lesi sarkoma, dan neuropati perifer. Tindakan membersihkan daerah perianal, gunakan anestesi lokal/salep dapat diresepkan, bantal yang lunak dapat digunakan untuk meningkatkan rasa nyaman. Kepada klien diminta menghindari makanan yang mengiritasi usus, gunakan antispasmodik dan antidiare untuk mengurangi gangguan rasa nyaman serta frekuensi defekasi. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat-obatan. 6 7 8 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan asupan oral Status nutrisi dinilai melalui memantau BB, asupan makanan, antropometri, kadar albumin, BUN, protein serta transferin dalam serum. Pengendalian mual dan muntah dengan obat antiemetik dapat
  • 5. meningkatkan asupan diet pasien. Menganjurkan pasien memakan makanan yang mudah ditelan dan menghindari makanan kasar, pedas atau lengket, serta terlalu panas atau dingin. Menganjurkan menjaga higiene oral sebelum dan sesudah makan. Jadwal makan harus diatur sehingga tidak jatuh pada saat pasien baru saja menjalani tindakan yang menyebabkan nyeri dan dalam keadaan kelelahan. Konsultasi dengan ahli diet untuk menentukan kebutuhan nutrisi. Penggunaan suplemen yang khusus dirancang untuk pengidap AIDS dapat dianjurkan pada pasien. Bila asupan oral tidak dapat dipertahankan, memerlukan terapi nutrisi enteral atau parenteral. Perawat komunitas atau perawatan di rumah (home care) dapat memberikan pelajaran tambahan serta dukungan setelah pasien pulang dari rumah sakit. 9 Isolasi sosial adalah pengalaman sendiri individu akibat perlakuan orang lain dan dianggap sebagai hal yang negatif dan mengancam status. Isolasi sosial dapat terjadi akibat adanya penyakit yang menyeramkan, dan mengakibatkan kegelisahan di suatu masyarakat, sehingga menyebabkan seseorang diasingkan, misalnya penyakit tuberkulosis dan AIDS. Pengidap AIDS menarik diri baik secara fisik maupun emosional dari kontak sosial, akibat stigmatisasi ganda. Perawat berada dalam posisi kunci untuk menciptakan suasana Isolasi sosial berhubungan dengan stigma penerimaan dan pemahaman terhadap pengidap AIDS dan penyakit, penarikan diri dari sistem keluarga serta pasangannya. pendukung, prosedur isolasi dan ketakutan Pasien dianjurkan untuk mengekspresikan perasaan terisolasi, bila dirinya menulari orang lain kesepiannya, dan perawat harus menetramkannya dengan menjelaskan bahwa semua perasaan ini merupakan hal yang lazim serta normal. Berikan informasi tentang cara melindungi diri sendiri dan orang lain dapat membantu pasien agar tidak menghindari kontak sosial. Menjelaskan kepada pasien, keluarga dan sahabatnya bahwa penyakit AIDS tidak ditularkan melalui kontak biasa. Pendidikan bagi petugas kesehatan untuk mengurangi faktorfaktor yang membuat pasien merasa terisolasi. Membantu pasien untuk mengutarakan perasaannya dan menggali serta mengenali sumber yang bisa memberikan dukungan dan mekanisme untuk mengatasi persoalan tersebut. Mendorong pasien untuk mempertahankan kontak dengan keluarga, sahabatnya dan memanfaatkan kelompok pendukung. Pasien juga dianjurkan untuk meneruskan kegiatan yang biasa mereka lakukan. 10 Berduka diantisipasi berhubungan dengan perubahan gaya hidup serta pernannya, dan dengan prognosis yang tidak menyenangkan 11 Pasien, keluarga, dan sahabatnya diberitahu mengenai cara-cara Kurang pengetahuan berhubungan dengan penularan penyakit AIDS. cara-cara mencegah penularan HIV dan Semua ketakutan dan kesalahpahaman harus dibicarakan perawatan mandiri dengan seksama.
  • 6. meningkatkan asupan diet pasien. Menganjurkan pasien memakan makanan yang mudah ditelan dan menghindari makanan kasar, pedas atau lengket, serta terlalu panas atau dingin. Menganjurkan menjaga higiene oral sebelum dan sesudah makan. Jadwal makan harus diatur sehingga tidak jatuh pada saat pasien baru saja menjalani tindakan yang menyebabkan nyeri dan dalam keadaan kelelahan. Konsultasi dengan ahli diet untuk menentukan kebutuhan nutrisi. Penggunaan suplemen yang khusus dirancang untuk pengidap AIDS dapat dianjurkan pada pasien. Bila asupan oral tidak dapat dipertahankan, memerlukan terapi nutrisi enteral atau parenteral. Perawat komunitas atau perawatan di rumah (home care) dapat memberikan pelajaran tambahan serta dukungan setelah pasien pulang dari rumah sakit. 9 Isolasi sosial adalah pengalaman sendiri individu akibat perlakuan orang lain dan dianggap sebagai hal yang negatif dan mengancam status. Isolasi sosial dapat terjadi akibat adanya penyakit yang menyeramkan, dan mengakibatkan kegelisahan di suatu masyarakat, sehingga menyebabkan seseorang diasingkan, misalnya penyakit tuberkulosis dan AIDS. Pengidap AIDS menarik diri baik secara fisik maupun emosional dari kontak sosial, akibat stigmatisasi ganda. Perawat berada dalam posisi kunci untuk menciptakan suasana Isolasi sosial berhubungan dengan stigma penerimaan dan pemahaman terhadap pengidap AIDS dan penyakit, penarikan diri dari sistem keluarga serta pasangannya. pendukung, prosedur isolasi dan ketakutan Pasien dianjurkan untuk mengekspresikan perasaan terisolasi, bila dirinya menulari orang lain kesepiannya, dan perawat harus menetramkannya dengan menjelaskan bahwa semua perasaan ini merupakan hal yang lazim serta normal. Berikan informasi tentang cara melindungi diri sendiri dan orang lain dapat membantu pasien agar tidak menghindari kontak sosial. Menjelaskan kepada pasien, keluarga dan sahabatnya bahwa penyakit AIDS tidak ditularkan melalui kontak biasa. Pendidikan bagi petugas kesehatan untuk mengurangi faktorfaktor yang membuat pasien merasa terisolasi. Membantu pasien untuk mengutarakan perasaannya dan menggali serta mengenali sumber yang bisa memberikan dukungan dan mekanisme untuk mengatasi persoalan tersebut. Mendorong pasien untuk mempertahankan kontak dengan keluarga, sahabatnya dan memanfaatkan kelompok pendukung. Pasien juga dianjurkan untuk meneruskan kegiatan yang biasa mereka lakukan. 10 Berduka diantisipasi berhubungan dengan perubahan gaya hidup serta pernannya, dan dengan prognosis yang tidak menyenangkan 11 Pasien, keluarga, dan sahabatnya diberitahu mengenai cara-cara Kurang pengetahuan berhubungan dengan penularan penyakit AIDS. cara-cara mencegah penularan HIV dan Semua ketakutan dan kesalahpahaman harus dibicarakan perawatan mandiri dengan seksama.